MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
BE & GG, Alim Suciana, Hapzi Ali, Etik bisnis panca sila, Universitas Mercu Buana, 2017
1. PANCA SILA SEBAGAI DASAR ETIK BISNIS
Indonesia adalah negri yang didiami oleh berbagai macam suku.
Dalam keharmonisan bernegara ini dikenal dengan falsafah Panca
Sila sebagai falsafah kehidupan bernegara. Istilah Bhineka Tunggal
Ika pun didefinisikan sebagai berbagai macam suku, bahasa dan
agama harus bisa hidup berdampingan dalam negara kesatuan
republik Indonesia secara harmonis, sinergis dan saling tolong
menolong secara gotong royong yang sebagai dasar Etik hidup
Bernegara.
Panca Sila sebagai hasil buah pemikiran para pendahulu dan pendiri
negri ini, bermaksud supaya antar warganya atau dengan warga
negara lain mempunyai Ciri Etik atau sopan santun dalam
berhubungan, baik urusan bisnis, sosial, politik, budaya dan religi
yang harus dipertanggung jawabkan masing masing individu atau
kumpulan individu dalam Corporate ( perusahan) ataupun
governance ( penguasa ) kepada masing masing stakeholder ( yang
berkepentingan ) dan alam semesta dan terutama Tuhan yang Maha
Esa sang Pencipta.
Makna Panca ada dalam tiap sila sila sebagai berikut :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan.
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Jika kita membandingkan dengan teori umum dalam dunia akademis
tentang aspek aspek pokok Ethic Corporation and Governance
yaitu :
1. Aspek Etik Ekonomi yaitu segala bentuk aktifitas hubungan baik
corporate ataupun governance yang sudut pandangnaya adalah
saling menguntungkan dan bermanafaat secara berkesinambungan.
2. Aspek Etik Moral yaitu segala bentuk aktifitas hubungan baik
corporate ataupun governance yang sudut pandangnya adalah
2. saling introspeksi diri melanggar norma norma kepatutan seperti
kepatutan umum, budaya, agama, atau hati nurani yang biasanya
telah diberikan oleh sang pencipta dalam bentuk hati nurani.
3. Aspek Etik Hukum yaitu segala bentuk aktifitas hubungan baik
corporate ataupun governance yang sudut pandangnya adalah
aturan baik yang tersurat dalam bentuk Undang Undang yang
disepakati dan disahkan, ataupun Undang Undang yang tersirat
berupa aturan adat istiadat setempat yang berbeda beda namun
mempunyai punishment (hukuman ) jika dilanggar.
Etka sebagai aturan sangat dibutuhkan dan harus diterapkan kepada
setiap pribadi sebagai mahluk sosial yang selalu ingin bersosialisasi
dan berhubungan dengan sesamanya. Apalagi jika menyangkut
hubungan bisnis baik secara perorangan, corporate ( perusahan)
ataupun governance ( Pemerintah ) sehingga hasil dari interaksi
hubungan itu adalah saling menguntungkan.
Agar supaya proses hubungan Bisnis ini saling menguntungkan dan
berkesinambungan secara efektif, maka perlu setiap pribadi,
ataupun corporate ( perusahan ) ataupun governance ( pemerintah )
mempunyai cara atau methde yang efektif untuk beraktifitas atau
berhubungan yang disebut Strategi Etik atau yang dalam istilah
asing Strategic Ethic Business Corporate and Governance.
Menurut Sonny Keraf ( 1998 ), prinsip prinsip Etika Bisnis adalah
sebagai berikut :
1. Prinsip Otonomi yaitu sikap dan kemampuan manusia mengambil
keputusan dan bertindak berdasarkan tuntunan hati nuraninya,
kesadarannya sendiri mengenai sesuatu kebaikan untuk diberikan
kepada orang lain.
2.Prinsip Kejujuran yaitu dalam setiap tindakan atau perkataan bisnis
merupakan keutamaan. Kejujuran diperlukan dalam pemenuhan
syarat syarat perjanjian dan kontrak. Dalam perikatan perjanjian dan
kontrak tertentu, semua pihak saling percaya satu sam lain, bahwa
masing masing pihak tulus dan jujur membuat perjanjian dan
kontrak, serius, tulus dan jujur melaksanakan perjanjian. Kejujuran
3. sangat penting artinya bagi kepentingan masing masing pihak,
kejujuran sangat menentukan keberlanjutan relasi dan kelangsungan
bisnis selanjutnya.
3. Prinsip Keadilan yaitu tindakan memberikan keadilan terhadap
keterlibatan semua pihak dalam bisnis merupakan praktek
keutamaan . Prinsip keadilan perlu dilakukan agar setiap orang
dalam kegiatan bisnis secara internal maupun eksternal perusahan
diperlakukan sesuai dengan hak dan kewajiban masing masing.
4. Prinsip Salin Menguntungkan yaitu kegiatan bisnis perlu
memberikan keadaan saling menguntungkan kepada keterlibatan
setiap pihak dalam bisnis, hal tersebut merupakan cermian prinsip
keutamaan. Saling menguntungkan merupakan cermin integritas
moral internal pelaku bisnis atau perusahan agar nama baik pribadi
atau nama baik perusahan untuk berbisnis tetap terjaga, dipercaya
dan kompetitif.
Tentu setelah kita merencanakan cara berbisnis beretika yang
disebut dengan Strategi Bisnis baik perorangan, Corporate (
perusahan ) ataupun governance ( Pemerintah ) kita juga harus
mengevaluasi target pencapaian dari penerapan etika itu sendiri
seperti :
1. Peningkatan kreadibilitas kepada pelaku yang saling beraktifitas
dalam berbisnis terutama stakeholder yang terkait.
2. Penghilangan gray area karena adanya keragu raguan bertindak
akibat keterpaksaan keadaan, yang bertentangan dengan hati
nurani.
3. Tanggung jawab sosial dimana yang saling beraktifitas dalam
bisnis ini memberikan dampak sosial yang bermanfaat terutama
lingkungan tempat berkatifitas.
4. Kemandirian yaitu setiap pelaku bisnis mempunyai kemandirian
tanpa paksaan atau intervensi untuk berktifitas dalam bisnis.
Kesimpulanya adalah para pendiri dan pendahulu ini telah
memberikan Etik atau aturan atau tata cara beraktifitas sesuai
dengan budaya aneka ragam atau kebhinekaan warga negara kita
4. yang berbagai macam suku, bahasa dan agama dengan falsafah
panca Sila sebagai falsafah negara harus dipertanggung jawabkan
kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan hati nurani (
sila pertama ) sebagai manusia yang harus adil dan beradab ( sila
kedua ). Etik yang tidak saling merugikan yang menimbulkan
perpecahan dan kebencian tapi sebaliknya yaitu persatuan
Indonesia ( sila ketiga ). Etik yang dibangun atas musyawarah
mufakat jika adanya perbedaan atau perselishan yang biasanya bisa
diwakili oleh masing masing stakeholder yang berkepentingan ( sila
keempat ). Dan Etik yang berkeadilan terhadap stakeholder maupun
lingkungan sosial tempat beraktifitas khususnya di Indonseia ( sila
kelima ).
Daftar Pustaka
Keraf, Sonny, 1998, Etika Bisnis : Tuntunan dan Relevansinya,
Yogyakarta : Kanisius