Dokumen tersebut membahas tentang konsep falsifikasi yang diajukan oleh Karl Popper sebagai demarkasi antara pengetahuan ilmiah dan non-ilmiah. Popper menolak verifikasi sebagai demarkasi karena hal-hal metafisik tidak bermakna menurut positivisme logis, padahal secara historis terbukti empiris. Popper menawarkan falsifikasi sebagai ciri khas ilmu pengetahuan yaitu teori dapat dibuktikan salah melalui percobaan."
3. Pembatas / pembeda pada
pengetahuan ilmiah dan non-
ilmiah adalah dengan verifikasi.
Penyimpulan suatu teori adalah
dengan Generalisasi (Khusu-
Umum)
Kebenaran suatu teori umum
dapat ditentukan dan dibuktikan
melalui prinsip verifikasi. Yaitu
dapat tidaknya dibuktikan secara
empiris
Epistemologi
3
4. Problem
Of Demarcation
Karl Popper menolak Demarkasi berdasarkan prinsip Verifikasi, karena atas
dasar tersebut, hal-hal yang metafisik seperti agama, mistis, dll tidak
bermakna menurut kaum positivisme logis. Padahal secara historis terdapat
beberapa hal metafisik yang terbukti secara empiris.
Maka. Maka Karl Popper menawarkan konsep Falsifikasi (kemungkinan
Salahnya suatu teori) sebagai Demarkasi.
1
5. Problem
Of Induction
Kaum Positivisme Logis dalam mencari pembenaran, hanya menggunakan
observasi, yang kemudian hasilnya adalah pernyataan umum (generalisasi: khusu-
umum) yang kemudian akan dijadikan teori tunggal. Padahal, menurut Popper,
butuh berapa banyak observasi untuk menghasilkan suatu pernyataan tunggal?
Butuh berapa banyak angsa putih untuk membuktikan kalau semua angsa itu
putih? Padahal teori itu langsung gugur jika suatu saat ditemukan satu angsa
hitam. Popper setuju dengan Hume, bahwa peralihan dari yang khusus ke yang
umum secara logis tidak sah. Sebagai jalan keluarnya, Popper mengajukan prinsip
Falsifiabilitas. Artinya ciri khas ilmu pengetahuan adalah bahwa dibuktikan salah.
2
6. Problem
Of Verification
Menurut Kaum positivisme Logis, Kebenaran suatu teori umum dapat ditentukan
dan dibuktikan melalui prinsip verifikasi. Yaitu dapat tidaknya dibuktikan secara
empiris. Maka, Mafhum Mukholafahnya:
Apabila ada teori yang tidak dapat dibuktikan secara empiris, maka teori tersebut
tak dapat diverifikasi. Dan jika tidak dapat diverifikasi, maka bukan ilmiah.
3
7. Menurut
Popper
7
1. Suatu teori pengetahuan bisa dikatakan ilmiah, tidak hanya karena
dibuktikan kebenarannya dengan verifikasi, tetapi juga apabila dapat
diuji dengan percobaan untuk menyangkalnya. Apabila suatu teori dapat
bertaha dari segala penyangkalan, maka di akan kokoh. Tetapi tidak
ilmiah.
2. Setiap teori hanyalah hipotesis (dugaan sementara). Tak ada kebenaran
final. Pasti terbuka untuk diganti teori yang lebih tepat.
3. Suatu teori harus dilihat dari potensi salahnya.
4. Kemajuan pengetahuan tidak bersifat akumulatif dari waktu ke waktu.
Tetapi terjadi akibat eliminasi yang ketat terhadap kemungkinan
salahnya.
8. “
8
Sebagai contoh penerapan gagasan Karl Popper dalam dunia nyata adalah sebagai berikut. Para fisikawan dengan metode
verifikasi terhadap sample-sample di alam membuat kesimpulan bahwa “Semua zat akan memuai jika dipanaskan”. Teori ini
telah menjadi sebuah mitos selama berabad-abad dalam dunia fisika. Namun dalam paradigma filsafat ilmu Popper, teori
tersebut tidaklah dianggap sebagai kebenaran mutlak. Namun ia akan dianggap benar dengan keyakinan yang memadai.
Kemudian terjadi lah penemuan mengenai anomali sifat air. Ternyata dalam rentang suhu 0-4 derajat Celcius, air tidak lah
memuai jika dipanaskan. Air justru menyusut seiring dengan kenaikan suhu antara 0-4 derajat Celcius. Penemuan ini
kemudian serta merta menggugurkan teori “Semua zat akan memuai jika dipanaskan”. Inilah yang dimaksud dengan
falsifikasi oleh Karl Popper.
Dengan adanya penemuan yang menggugurkan teori pemuaian zat tersebut, maka diperolehlah keyakinan bahwa teori
yang selama ini dipegang yang berbunyi “Semua zat akan memuai jika dipanaskan” adalah salah. Oleh karena itu, teori
tersebut berkembang menjadi berbunyi “Semua zat akan memuai jika dipanaskan, kecuali air dalam rentang suhu 0-4
derajat Celcius”. Perlu diketahui juga bahwa teori kedua ini pun tidak akan dianggap sebagai kebenaran mutlak. Yang
dianggap sebagai kebenaran mutlak adalah salahnya teori pertama, bukan benarnya teori kedua. Teori tersebut bisa jadi
akan difalsifikasi lagi dengan adanya penemuan lain. Misalkan saja suatu saat nanti ditemukan bahwa Plutonium akan
menyusut jika dipanaskan di atas suhu 3000 derajat Celcius. Maka teori kedua akan berkembang lagi menjadi teori ketiga
yang berbunyi “Semua zat akan memuai jika dipanaskan, kecuali air dalam rentang suhu 0-4 derajat Celcius dan plutonium
di atas suhu 3000 derajat Celcius”
9. Kelemahan
Kritik oleh Miller, tidak ada eksperimen yang benar-benar menghasilkan teori.
Metode induktif: tidak ada verifikasi yang meyakinkan. Metode deduktif: tidak
ada falsifikasi yang meyakinkan. Ilmiah= dapat difalsifikasi, non-ilmiah= tidak
dapat difalsifikasi. Contoh: uji eksperimen teori Relativitas= dapat difalsifikasi,
tetapi tidak terfalsifikasi dan karenanya diperkokoh. Contoh: Teori Alam Bawah
Sadar Freud= tidak dapat difalsifikasi. Contoh: Teori Sejarah Marx= tidak dapat
difalsifikasi. Apakah berarti teori Freud dan Marx adalah non ilmiah?
Thomas Kuhn mengatakan, jika Popper benar bahwa uji terhadap teori yang
baik ketika dapat difalsifikasi, maka semua teori akan didiskreditkan sepanjang
waktu sebab selalu ada kekosongan yang belum dibuktikan
10. Kelemahan
Sebuah hipotesis tak bisa dipisah untuk diuji secara tersendiri. Teori selalu
datang dalam kelompok yang saling berkaitan. Sebuah teori selalu didukung
dan terkait dengan teori-teori yang lainnya. Inilah yang menyebabkan sebuah
teori tidak bisa difalsifikasi secara utuh.
Falsifikasi sebenarnya juga tidak terlepas dari observasi dan eksperiment,
mengapa? Karena ketika falsifikasi menetapkan ada teori yang dapat dibuktikan
salah berdasarkan hasil observasi dan eksperiment, falsifikasi membutuhkan
observasi itu sendiri untuk membuktikan kesalahan tersebut
11. Kelemahan
Dalam prinsip falsifikasi ditegaskan bahwa hipotesis yang tidak bertahan
terhadap pernyataan-pernyataan eksperimen dan observasi harus mundur
karena tidak lagi penting. Akan tetapi pandangan ini tidak sesuai dengan
kenyataan historis, karena ada hipotesis yang dikemukakan dan tidak konsisten
sesuai dengan pernyataan observasi, tetapi tidak pernah ditolak. Berbagai
hipotesa metafisik dan agama, meski dalam kenyataannya tidak konsisten
dengan penyataan-pernyataan observasi, hingga kini tetap saja menjadi
persoalan yang selalu menarik dan selalu memiliki pendukung setia.