SlideShare a Scribd company logo
1 of 49
KEBENARAN
CARA MANUSIA MENDAPATKAN
KEBENARAN
Dipaparkan Oleh
AMIROH
Dalam FILSAFAT ILMU
Program Doktoral Teknologi Pendidikan
Universitas Negeri Surabaya
AMIROH
230109960019
Media Sosial
Website: http://amiroh.web.id
Facebook: https://www.facebook.com/amiroh.adnan/
Instagram: https://www.instagram.com/amirohadnan/
YouTube: https://www.youtube.com/c/AmirohSKom/
Twitter : https://twitter.com/Amiroh_Adnan
LinkedIn: https://id.linkedin.com/in/amiroh-adnan
Bagian 3 : Teori Kebenaran
HIGHLIGHT
Bagian 1 : Pendahuluan
Bagian 2 : Konsep Kebenaran
Bagian 4 : Karakteristik Kebenaran
Chapter 5 : Cara Memperoleh Kebenaran
Bagian 6 : Kesimpulan
Bagian 1
Pendahuluan
BAGIAN 1 : PENDAHULUAN
Penyebaran
Informasi
yang Massif
Hoax informasi yang belum
terverifikasi sebagai fakta
Benar terverifikasi sebagai fakta
BAGIAN 1 : PENDAHULUAN
Menurut Survey Mastel (2019) dari
1,116 responden
• 14.7% dari menerima hoax
lebih dari satu kali per hari
• 34.6% menerima hoax setiap
hari
• 23.5% menerima hoax
seminggu sekali
• 18.2% menerima hoax sebulan
sekali
14.7% 34.6%
23.5% 18.2%
Bagaimana cara memverifikasi
dan menentukan kebenaran dari
informasi tersebut?
BAGIAN 1 : PENDAHULUAN
Konsep Kebenaran
Bagian 2
Konsep Kebenaran
Konsep kebenaran dalam filsafat
ilmu adalah topik kompleks yang
telah menjadi fokus perdebatan
dan pemikiran filosofis selama
berabad-abad.
Terdapat beberapa pendekatan
yang berbeda terhadap konsep
kebenaran dalam konteks ilmu
pengetahuan.
KEBENARAN DALAM KONTEKS ILMU
PENGETAHUAN
1. REALISME
Misalnya, jika pernyataan
"Bumi berputar mengelilingi
matahari" sesuai dengan fakta-
fakta ilmiah yang ada di alam
semesta, maka pernyataan
tersebut dianggap benar.
Para realis meyakini bahwa objek
dan fenomena di dunia nyata
memiliki eksistensi independen dan
ada di luar pikiran manusia.
Dalam konteks ini, kebenaran
adalah ketika pernyataan atau
konsep sesuai dengan fakta-fakta
atau realitas objektif.
KEBENARAN DALAM KONTEKS ILMU
PENGETAHUAN
2. KONSTRUKTIVISME
Dalam hal ini, kebenaran adalah
hasil dari interpretasi sosial atau
individual terhadap realitas.
Pemahaman yang dianggap
benar mungkin berbeda antara
individu atau kelompok sosial.
Kontrast dengan realisme.
Konstruktivis berpendapat bahwa
pengetahuan dibangun oleh
manusia dan tergantung pada
kerangka interpretasi subjektif.
KEBENARAN DALAM KONTEKS ILMU
PENGETAHUAN
3. EMPIRISME  Kebenaran dalam pandangan
empiris adalah ketika suatu
pernyataan atau hipotesis
dapat diuji dan diuji kembali
melalui observasi atau
eksperimen.
 Jika hasil pengamatan atau
eksperimen sesuai dengan
pernyataan, maka pernyataan
tersebut dianggap benar.
 Empirisme adalah pandangan
yang menekankan pengalaman
sebagai sumber utama
pengetahuan.
KEBENARAN DALAM KONTEKS ILMU
PENGETAHUAN
Pada abad ke-17, fisikawan Sir Isaac Newton mengembangkan
hukum gravitasi yang menyatakan bahwa setiap benda dengan
massa menarik benda lain dengan gaya yang sebanding dengan
massa masing-masing, dan sebaliknya, berbanding terbalik dengan
kuadrat jarak di antara mereka.
CONTOH EMPIRISME
 Kebenaran dalam konteks ini adalah ketika hukum gravitasi ini
dapat diuji dan diobservasi dalam berbagai situasi.
 Newton merumuskan hukum ini berdasarkan pengamatan empiris
terhadap gerakan benda-benda di Bumi dan pengamatan
astronomi terhadap gerakan planet dan benda-benda langit
lainnya.
 Hukum gravitasi ini kemudian diuji kembali dalam eksperimen-
eksperimen laboratorium dan dalam pengamatan benda-benda di
alam semesta.
 Ketika hasil pengamatan dan eksperimen secara konsisten
mendukung dan sesuai dengan hukum gravitasi Newton, maka
hukum tersebut dianggap benar menurut pandangan empiris.
 Namun, ketika ada bukti yang menyimpang atau kontradiksi
dengan hukum tersebut, maka ilmuwan dapat
mempertimbangkan untuk memodifikasi atau menggantinya
dengan teori yang lebih sesuai dengan pengamatan baru.
Salah satu contoh klasik kebenaran empirisme dalam ilmu
pengetahuan adalah hukum gravitasi Newton.
KEBENARAN DALAM KONTEKS ILMU
PENGETAHUAN
4. VERIFIKASI DAN FALSIFIKASI
 Konsep ini dikembangkan oleh filsuf ilmu Karl Popper.
 Popper berpendapat bahwa teori atau pernyataan ilmiah tidak
pernah dapat dibuktikan benar sepenuhnya, tetapi mereka
dapat diuji dan diterima jika tahan terhadap upaya-upaya
untuk membuktikan mereka salah (prinsip falsifikasi)
 Dalam pandangan ini, kebenaran adalah sejauh mana suatu
teori dapat bertahan dari upaya-upaya untuk
mematahkannya.
KEBENARAN DALAM KONTEKS ILMU
PENGETAHUAN
5. KONSENSUS ILMIAH
 Beberapa filsuf ilmu menganggap kebenaran dalam konteks
ilmiah sebagai apa yang diterima oleh komunitas ilmiah yang
relevan.
 Kebenaran dalam ilmu pengetahuan muncul melalui proses
konsensus di antara para ilmuwan yang menguji, mengkritik,
dan memperbaiki teori-teori dan hipotesis.
 Kebenaran dianggap sebagai hasil dari metode ilmiah dan
pengujian yang berkelanjutan.
Bagian 3
TEORI Kebenaran
Teori kebenaran apa
saja yang telah
berkembang saat
ini?
TEORI KEBENARAN
 Menurut Abbas Hamami kata “kebenaran” bisa digunakan sebagai
suatu kata benda yang konkrit maupun abstrak.
 Jika subyek hendak menuturkan kebenaran artinya adalah proposisi
yang benar.
 Proposisi maksudnya adalah makna yang dikandung dalam suatu
pernyataan atau statement.
 Adanya kebenaran itu selalu dihubungkan dengan pengetahuan
manusia (subyek yang mengetahui) mengenai obyek.
 Jadi, kebenaran ada pada seberapa jauh subjek mempunyai
pengetahuan mengenai objek. Sedangkan pengetahuan berasal
mula dari banyak sumber.
 Sumber-sumber itu kemudian sekaligus berfungsi sebagai ukuran
kebenaran.
 Berikut ini adalah teori-teori kebenaran.
1. TEORI KORESPONDENSI
Teori kebenaran korespondensi, Correspondence Theory
of Truth yang kadang disebut dengan accordance theory
of truth.
Merupakan teori yang berpandangan bahwa pernyataan-
pernyataan adalah benar jika sesuai atau koresponden
dengan fakta-fakta yang ada di dunia nyata
Teori kebenaran korespondensi merupakan teori
kebenaran yang paling awal, sehingga dapat
digolongkan ke dalam teori kebenaran tradisional
karena Aristoteles sejak awal (sebelum abad Modern)
mensyaratkan kebenaran pengetahuan harus sesuai
dengan kenyataan atau realitas yang diketahuinya
Dipelopori oleh Plato, Aristoteles, Moore, dan Ramsey
Kesimpulan dari teori korespondensi adalah adanya dua
realitas yang berada dihadapan manusia, yaitu
pernyataan dan kenyataan.
Menurut teori ini, kebenaran adalah kesesuaian antara
pernyataan tentan sesuatu dengan kenyataan sesuatu itu
sendiri.
Contoh
Semarang ibu kota Jawa Tengah. Pernyataan ini disebut
benar apabila pada kenyataannya Semarang memang
ibukota propinsi Jawa Tengah.
Kebenarannya terletak pada pernyataan dan kenyataan
Teori ini berpendapat bahwa kebenaran ialah
kesesuaian antara suatu pernyataan dengan
pernyataan-pernyataan lainnya yang sudah
lebih dahulu diketahui, diterima dan diakui
sebagai benar.
Teori kebenaran koherensi atau konsistensi adalah
teori kebenaran yang didasarkan kepada kriteria
koheren atau konsistensi.
Suatu pernyataan disebut benar bila sesuai dengan
jaringan komprehensif dari pernyataan-pernyataan
yang berhubungan secara logis
Suatu proposisi benar jika proposisi itu berhubungan
(koheren) dengan proposisi-proposisi lain yang benar
atau pernyataan tersebut bersifat koheren atau
konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya
yang dianggap benar
Misal, Semua manusia membutuhkan air
Ahmad adalah seorang manusia
Jadi, Ahmad membutuhkan air
Jika dibandingkan dengan teori
korespondensi, teori koherensi ini kurang diterima secara luas
Teori ini punya banyak kelemahan dan mulai ditinggalkan.
Misalnya, astrologi mempunyai sistem yang sangat koheren, tetapi
kita tidak menganggap astrologi benar. Kebenaran tidak hanya
terbentuk oleh hubungan antara fakta atau realitas saja, tetapi
juga hubungan antara pernyataan-pernyataan itu sendiri.
2. TEORI KOHERENSI
Dengan kata lain, suatu pernyataan adalah
benar apabila konsisten dengan pernyataan-
pernyataan yang terlebih dahulu kita terima
dan kita ketahui kebenarannya.
2. TEORI KOHERENSI
Contoh: Teori Relativitas Einstein
Salah satu contoh terkenal dari teori kebenaran kohesi adalah Teori Relativitas yang
dikembangkan oleh Albert Einstein pada awal abad ke-20. Dalam teori ini, Einstein
mengemukakan dua teori terkait, yaitu Teori Relativitas Khusus dan Teori Relativitas
Umum.
Kebenaran dalam konteks ini terkait dengan kohesi dan konsistensi antara pernyataan-
pernyataan dan prinsip-prinsip yang ditemukan dalam teori ini.
Teori Relativitas Khusus, misalnya, menyatakan bahwa kecepatan cahaya adalah konstan
dalam vakum dan merujuk pada konsep relativitas gerak. Teori ini juga menghasilkan
persamaan terkenal E=mc² yang menghubungkan energi (E), massa (m), dan kecepatan
cahaya (c).
Ketika teori ini pertama kali diusulkan, banyak eksperimen dan
pengamatan yang telah ada sebelumnya, seperti pengamatan
gerak planet-planet di tata surya, sejalan dengan prediksi-
prediksi teori ini.
Hal ini menunjukkan bahwa Teori Relativitas Khusus dan Teori
Relativitas Umum secara kohesif sesuai dengan pengamatan
yang ada dalam fisika dan astronomi
3. TEORI PRAGMATISME
Teori kebenaran pragmatis adalah teori yang berpandangan
bahwa arti dari ide dibatasi oleh referensi pada konsekuensi
ilmiah, personal atau sosial.
Benar tidaknya suatu dalil atau teori tergantung kepada
berfaedah tidaknya dalil atau teori tersebut bagi manusia
untuk kehidupannya.
Kebenaran suatu pernyataan harus bersifat fungsional
dalam kehidupan praktis.
Dipelopori oleh Charles Sander Pierce, William James, John Dewey
3. TEORI PRAGMATISME
Contoh
Jika keyakinan seseorang dalam sebuah obat-obatan
alternatif menyebabkan pemulihan yang nyata, maka
dalam konteks pragmatis, keyakinan tersebut dianggap
benar karena menghasilkan manfaat yang positif.
Dipelopori oleh Charles Sander Pierce, William James, John Dewey
4. TEORI PERFORMATIF
Filsuf-filsuf ini mau menentang teori klasik bahwa
“benar” dan “salah” adalah ungkapan yang hanya menyatakan
sesuatu (deskriptif)
Proposisi yang benar berarti proposisi itu
menyatakan sesuatu yang memang dianggap benar. Demikian
sebaliknya.
Konsep inilah yang ingin ditolak oleh para filsuf ini.
Teori ini berasal dari John Langshaw Austin (1911-1960)
dianut oleh filsuf lain seperti Frank Ramsey, dan Peter Strawson
4. TEORI PERFORMATIF
Teori performatif menjelaskan, suatu pernyataan dianggap
benar jika ia menciptakan realitas.
Jadi pernyataan yang benar bukanlah pernyataan yang
mengungkapkan realitas, tetapi justru dengan pernyataan itu
tercipta atas realitas sebagaimana yang diungkapkan dalam
pernyataan itu.
Teori ini berasal dari John Langshaw Austin (1911-1960)
dianut oleh filsuf lain seperti Frank Ramsey, dan Peter Strawson
4. TEORI PERFORMATIF
Contoh Janji Pernikahan
Ketika seseorang mengucapkan janji pernikahan dalam
upacara pernikahan.
Ucapan "Saya menerima kamu sebagai suami/istri"
bukan sekadar pernyataan informasi, melainkan tindakan
yang menciptakan hubungan pernikahan.
Keberhasilan pernyataan ini membuatnya menjadi benar
dalam konteks pernikahan.
Teori ini berasal dari John Langshaw Austin (1911-1960)
dianut oleh filsuf lain seperti Frank Ramsey, dan Peter Strawson
Contoh Permintaan Maaf
Ketika seseorang mengucapkan permintaan maaf, seperti
"Maafkan saya," pernyataan ini bukan hanya pernyataan
informasi.
Ini adalah tindakan yang menciptakan kesempatan untuk
rekonsiliasi atau pemulihan hubungan.
5. TEORI KEBENARAN AGAMA
Pada hakekatnya, manusia hidup di dunia ini adalah sebagai
makhluk yang suka mencari kebenaran.
Salah satu cara untuk menemukan suatu kebenaran adalah
AGAMA.
Agama dengan karakteristiknya sendiri memberikan jawaban
atas segala persoalan asasi yang dipertanyakan manusia, baik
tentang alam, manusia, maupun tentang Tuhan.
Dalam mendapatkan kebenaran menurut teori agama adalah
wahyu, yang bersumber dari Tuhan.
Manusia dalam mencari dan menentukan kebenaran sesuatu
dalam agama adalah dengan cara mempertanyakan atau mencari
jawaban berbagai masalah kepada kitab Suci.
Dengan demikian, sesuatu hal dianggap Benar apabila
sesuai dengan ajaran agama atau wahyu sebagai penentuk
kebenaran mutlak
Bagian 4
Karakteristik Kebenaran
Dalam filsafat ilmu, kebenaran adalah konsep yang
kompleks dan terkadang kontroversial.
Sifat dan karakteristik kebenaran dalam konteks filsafat
ilmu sering menjadi perdebatan antara berbagai aliran
pemikiran
Berikut ini beberapa sifat dan karakteristik
umum yang berkaitan dengan konsep
kebenaran dalam filsafat ilmu:
Banyak filsuf ilmu menganggap kebenaran sebagai sesuatu
yang objektif, yaitu independen dari pandangan individu
atau perasaan subjektif..
Ini berarti bahwa kebenaran harus dapat diakses dan
diidentifikasi secara sama oleh semua orang yang
mengamati fenomena yang sama.
1. OBYEKTIF OBJEKTIVITAS
KARAKTERISTIK KEBENARAN
Sifat kebenaran dapat terbuka terhadap revisi atau
perubahan berdasarkan bukti baru atau pemahaman
yang lebih baik.
Dalam metode ilmiah, teori atau hipotesis dapat
diubah atau dibatalkan jika bukti baru menunjukkan
bahwa mereka tidak lagi sesuai dengan fenomena
yang diamati.
2. KETERBUKAAN TERHADAP REVISI
KARAKTERISTIK KEBENARAN
Banyak filsuf ilmu menekankan pentingnya verifikasi
empiris dalam menentukan kebenaran.
Ini berarti bahwa klaim atau pernyataan yang
dianggap benar harus dapat diuji dan diverifikasi
melalui observasi, eksperimen, atau bukti empiris
lainnya.
3. VERIFIKASI EMPIRIS
KARAKTERISTIK KEBENARAN
Kebenaran harus bebas dari kontradiksi atau
inkonsistensi.
Dua pernyataan yang bertentangan tidak dapat
keduanya dianggap benar dalam konteks yang sama.
4. KEBEBASAN DARI KONTRADIKSI
KARAKTERISTIK KEBENARAN
Beberapa filsuf ilmu menganggap kebenaran sebagai
sesuatu yang UNIVERSAL, artinya kebenaran harus
berlaku untuk semua tempat dan waktu.
Namun, pendekatan relativisme ilmiah juga mengakui
bahwa apa yang dianggap benar dapat bervariasi
berdasarkan kerangka waktu dan budaya.
5. UNIVERSALITAS
KARAKTERISTIK KEBENARAN
Konsep kebenaran korespondensi mengatakan bahwa
suatu pernyataan atau teori dianggap benar jika
sesuai dengan realitas atau fakta yang ada di dunia.
Ini berarti bahwa kebenaran tergantung pada sejauh
mana pernyataan tersebut mencerminkan dunia
nyata
6. KORESPONDENSI
KARAKTERISTIK KEBENARAN
Dalam beberapa pandangan filsafat ilmu, terdapat
unsur pragmatisme yang menekankan bahwa
kebenaran terkait dengan kegunaannya dalam
praktik.
Teori atau gagasan dianggap benar jika mereka
berhasil dalam mencapai tujuan atau menciptakan
prediksi yang akurat dalam aplikasi praktis.
7. PRAGMATISME
KARAKTERISTIK KEBENARAN
Beberapa filsuf ilmu mengakui bahwa kebenaran
dapat bergantung pada konteks tertentu.
Apa yang dianggap benar dalam satu konteks
mungkin tidak berlaku dalam konteks lain.
8. KONTEKSUALITAS
KARAKTERISTIK KEBENARAN
Pandangan realisme ilmiah menganggap bahwa
dunia nyata ada di luar pemikiran atau persepsi
manusia, dan kebenaran adalah representasi
yang akurat dari realitas ini.
Realisme ilmiah mengasumsikan bahwa fakta-
fakta objektif ada dan dapat ditemukan.
8. REALISME ILMIAH
KARAKTERISTIK KEBENARAN
Bagian 4
Cara Memperoleh Kebenaran
Dalam filsafat ilmu, kebenaran adalah konsep yang
kompleks dan terkadang kontroversial.
Sifat dan karakteristik kebenaran dalam konteks filsafat
ilmu sering menjadi perdebatan antara berbagai aliran
pemikiran
Berikut ini beberapa sifat dan karakteristik
umum yang berkaitan dengan konsep
kebenaran dalam filsafat ilmu:
Metode ilmiah adalah salah satu pendekatan utama
untuk mencari kebenaran dalam ilmu pengetahuan.
Metode ini melibatkan proses pengamatan,
pengumpulan data, pembuatan hipotesis, eksperimen,
analisis data, dan pengujian ulang.
1. METODE ILMIAH
CARA MENCARI KEBENARAN
Dengan metode ini, ilmuwan berusaha untuk
mengidentifikasi pola dan hubungan dalam
fenomena alam yang akan membantu mereka
memahami realitas dengan lebih baik.
Mencari kebenaran sering melibatkan pengujian
empiris, yang melibatkan pengumpulan data melalui
observasi langsung atau eksperimen.
Hasil pengujian empiris ini digunakan untuk
mendukung atau membantah teori atau hipotesis.
2. PENGUJIAN EMPIRIS
CARA MENCARI KEBENARAN
Manusia mencari kebenaran dengan melakukan kritik
dan evaluasi terhadap teori-teori dan gagasan yang ada.
Ini melibatkan peninjauan ulang bukti-bukti, pengujian
argumen, dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan
konsep-konsep yang diajukan.
3. KRITIK DAN EVALUASI
CARA MENCARI KEBENARAN
Pendekatan deduktif melibatkan penarikan kesimpulan
dari prinsip-prinsip umum atau teori-teori yang sudah
ada.
Pendekatan induktif melibatkan penarikan generalisasi
atau teori-teori dari observasi khusus.
4. PENDEKATAN DEDUKTIF DAN
INDUKTIF
CARA MENCARI KEBENARAN
Untuk memastikan kebenaran, penelitian sering harus
dapat direplikasi oleh orang lain.
Hasil penelitian yang dapat diulang oleh berbagai
peneliti dan dalam berbagai konteks mendukung
kebenaran temuan tersebut.
5. REPLIKASI PENELITIAN
CARA MENCARI KEBENARAN
Ilmuwan sering bekerja sama dengan rekan-rekan
mereka dalam menguji dan mengembangkan ide-ide.
Peer review, yaitu proses di mana rekan sejawat
mengevaluasi karya ilmiah sebelum publikasi,
membantu memastikan kualitas dan kebenaran
penelitian.
6. KOLABORASI DAN PEER REVIEW
CARA MENCARI KEBENARAN
Beberapa masalah kompleks memerlukan
pendekatan yang melibatkan berbagai disiplin ilmu.
Dengan menggabungkan pengetahuan dari berbagai
bidang, manusia dapat mencari pemahaman yang
lebih mendalam tentang fenomena tertentu.
7. PENDEKATAN MULTIDISIPLINER
CARA MENCARI KEBENARAN
Cabang filsafat yang secara khusus berkaitan dengan
pertanyaan-pertanyaan tentang metode ilmiah, sifat
ilmu pengetahuan, dan konsep kebenaran.
Ini membantu manusia memahami dasar-dasar
epistemologi dan metodologi ilmiah.
8. FILOSOFI ILMIAH
CARA MENCARI KEBENARAN
Mencari kebenaran dalam filsafat ilmu sering
melibatkan pertanyaan fundamental tentang sifat
realitas, pengetahuan, dan cara kita tahu apa yang
kita tahu.
Ini melibatkan pertimbangan tentang pemahaman
dasar tentang dunia
9. PERTANYAAN FUNDAMENTAL
CARA MENCARI KEBENARAN
Manusia mencari kebenaran dengan
mempertimbangkan etika dalam penelitian.
Ini termasuk pertimbangan tentang penggunaan
subjek penelitian, pengungkapan konflik
kepentingan, dan etika pengambilan keputusan
dalam penelitian.
10. ETIKA DALAM PENELITIAN
CARA MENCARI KEBENARAN
KESIMPULAN
Teori-teori kebenaran yang telah dibahas sebelumnya
menunjukkan bahwa filsafat mengakui keberagaman dalam hal
kebenaran.
Pluralitas standar kebenaran seharusnya membuat masyarakat
tidak lagi melihat validitas kebenaran sebagai hitam-putih atau
benar-salah. Ada kemungkinan bahwa kebenaran dalam suatu
pernyataan dapat memiliki tingkatannya sendiri-sendiri.
Semakin sesuai dengan teori kebenaran yang berlaku, semakin
tinggi validitas kebenaran yang terkandung di dalamnya, dan
sebaliknya.
THANK YOU

More Related Content

Similar to FILSAFAT ILMU - TENTANG KEBENARAN.pptx

ilmu pengetahuan (filsafat sains)
ilmu pengetahuan (filsafat sains)ilmu pengetahuan (filsafat sains)
ilmu pengetahuan (filsafat sains)
Dina Amalina
 
Bab ii landasan teori
Bab ii landasan teoriBab ii landasan teori
Bab ii landasan teori
Cindar Tyas
 
Pertemuan ke 1
Pertemuan ke 1Pertemuan ke 1
Pertemuan ke 1
setiawan02
 
Tugas filsafat 14 teori kebenran
Tugas filsafat 14 teori kebenranTugas filsafat 14 teori kebenran
Tugas filsafat 14 teori kebenran
Susi Yanti
 
Kepastian dan kebenaran ilmu pengetahuan
Kepastian dan kebenaran ilmu pengetahuanKepastian dan kebenaran ilmu pengetahuan
Kepastian dan kebenaran ilmu pengetahuan
Intan El-Durroty
 

Similar to FILSAFAT ILMU - TENTANG KEBENARAN.pptx (20)

Makalah filsafat
Makalah filsafatMakalah filsafat
Makalah filsafat
 
Ppt teori kebenaran filsafat pendidikan kelompok 1
Ppt teori kebenaran filsafat pendidikan kelompok 1Ppt teori kebenaran filsafat pendidikan kelompok 1
Ppt teori kebenaran filsafat pendidikan kelompok 1
 
Tugas 4 Filsafat Pendidikan
Tugas 4 Filsafat PendidikanTugas 4 Filsafat Pendidikan
Tugas 4 Filsafat Pendidikan
 
Logika Hukum - Teori
Logika Hukum - TeoriLogika Hukum - Teori
Logika Hukum - Teori
 
ilmu pengetahuan (filsafat sains)
ilmu pengetahuan (filsafat sains)ilmu pengetahuan (filsafat sains)
ilmu pengetahuan (filsafat sains)
 
Dasar dasar penelitian
Dasar dasar penelitianDasar dasar penelitian
Dasar dasar penelitian
 
Konvergensi sains dan_spiritualitas
Konvergensi sains dan_spiritualitasKonvergensi sains dan_spiritualitas
Konvergensi sains dan_spiritualitas
 
Kebenaran dan Asas Berpikir Dasar Logika.pptx
 Kebenaran dan Asas Berpikir Dasar Logika.pptx Kebenaran dan Asas Berpikir Dasar Logika.pptx
Kebenaran dan Asas Berpikir Dasar Logika.pptx
 
Bab ii landasan teori
Bab ii landasan teoriBab ii landasan teori
Bab ii landasan teori
 
Pertemuan ke 1
Pertemuan ke 1Pertemuan ke 1
Pertemuan ke 1
 
Teori
TeoriTeori
Teori
 
Teori
TeoriTeori
Teori
 
Tugas filsafat 14 teori kebenran
Tugas filsafat 14 teori kebenranTugas filsafat 14 teori kebenran
Tugas filsafat 14 teori kebenran
 
Bab 6 husni
Bab 6 husniBab 6 husni
Bab 6 husni
 
Kepastian dan kebenaran ilmu pengetahuan
Kepastian dan kebenaran ilmu pengetahuanKepastian dan kebenaran ilmu pengetahuan
Kepastian dan kebenaran ilmu pengetahuan
 
Logika deduktif, induktif dan kebanaran
Logika deduktif, induktif dan kebanaranLogika deduktif, induktif dan kebanaran
Logika deduktif, induktif dan kebanaran
 
PENGANTAR FILSAFAT ILMU
PENGANTAR FILSAFAT ILMU PENGANTAR FILSAFAT ILMU
PENGANTAR FILSAFAT ILMU
 
Halaman Seratus
Halaman SeratusHalaman Seratus
Halaman Seratus
 
Filsafat ilmu
Filsafat ilmuFilsafat ilmu
Filsafat ilmu
 
Konsep paradigma thomas kuhn
Konsep paradigma thomas kuhnKonsep paradigma thomas kuhn
Konsep paradigma thomas kuhn
 

Recently uploaded

Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 

Recently uploaded (20)

CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptxPelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 

FILSAFAT ILMU - TENTANG KEBENARAN.pptx

  • 1. KEBENARAN CARA MANUSIA MENDAPATKAN KEBENARAN Dipaparkan Oleh AMIROH Dalam FILSAFAT ILMU Program Doktoral Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Surabaya
  • 2. AMIROH 230109960019 Media Sosial Website: http://amiroh.web.id Facebook: https://www.facebook.com/amiroh.adnan/ Instagram: https://www.instagram.com/amirohadnan/ YouTube: https://www.youtube.com/c/AmirohSKom/ Twitter : https://twitter.com/Amiroh_Adnan LinkedIn: https://id.linkedin.com/in/amiroh-adnan
  • 3. Bagian 3 : Teori Kebenaran HIGHLIGHT Bagian 1 : Pendahuluan Bagian 2 : Konsep Kebenaran Bagian 4 : Karakteristik Kebenaran Chapter 5 : Cara Memperoleh Kebenaran Bagian 6 : Kesimpulan
  • 5. BAGIAN 1 : PENDAHULUAN Penyebaran Informasi yang Massif Hoax informasi yang belum terverifikasi sebagai fakta Benar terverifikasi sebagai fakta
  • 6. BAGIAN 1 : PENDAHULUAN Menurut Survey Mastel (2019) dari 1,116 responden • 14.7% dari menerima hoax lebih dari satu kali per hari • 34.6% menerima hoax setiap hari • 23.5% menerima hoax seminggu sekali • 18.2% menerima hoax sebulan sekali 14.7% 34.6% 23.5% 18.2%
  • 7. Bagaimana cara memverifikasi dan menentukan kebenaran dari informasi tersebut? BAGIAN 1 : PENDAHULUAN Konsep Kebenaran
  • 9. Konsep kebenaran dalam filsafat ilmu adalah topik kompleks yang telah menjadi fokus perdebatan dan pemikiran filosofis selama berabad-abad. Terdapat beberapa pendekatan yang berbeda terhadap konsep kebenaran dalam konteks ilmu pengetahuan.
  • 10. KEBENARAN DALAM KONTEKS ILMU PENGETAHUAN 1. REALISME Misalnya, jika pernyataan "Bumi berputar mengelilingi matahari" sesuai dengan fakta- fakta ilmiah yang ada di alam semesta, maka pernyataan tersebut dianggap benar. Para realis meyakini bahwa objek dan fenomena di dunia nyata memiliki eksistensi independen dan ada di luar pikiran manusia. Dalam konteks ini, kebenaran adalah ketika pernyataan atau konsep sesuai dengan fakta-fakta atau realitas objektif.
  • 11. KEBENARAN DALAM KONTEKS ILMU PENGETAHUAN 2. KONSTRUKTIVISME Dalam hal ini, kebenaran adalah hasil dari interpretasi sosial atau individual terhadap realitas. Pemahaman yang dianggap benar mungkin berbeda antara individu atau kelompok sosial. Kontrast dengan realisme. Konstruktivis berpendapat bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia dan tergantung pada kerangka interpretasi subjektif.
  • 12. KEBENARAN DALAM KONTEKS ILMU PENGETAHUAN 3. EMPIRISME  Kebenaran dalam pandangan empiris adalah ketika suatu pernyataan atau hipotesis dapat diuji dan diuji kembali melalui observasi atau eksperimen.  Jika hasil pengamatan atau eksperimen sesuai dengan pernyataan, maka pernyataan tersebut dianggap benar.  Empirisme adalah pandangan yang menekankan pengalaman sebagai sumber utama pengetahuan.
  • 13. KEBENARAN DALAM KONTEKS ILMU PENGETAHUAN Pada abad ke-17, fisikawan Sir Isaac Newton mengembangkan hukum gravitasi yang menyatakan bahwa setiap benda dengan massa menarik benda lain dengan gaya yang sebanding dengan massa masing-masing, dan sebaliknya, berbanding terbalik dengan kuadrat jarak di antara mereka. CONTOH EMPIRISME  Kebenaran dalam konteks ini adalah ketika hukum gravitasi ini dapat diuji dan diobservasi dalam berbagai situasi.  Newton merumuskan hukum ini berdasarkan pengamatan empiris terhadap gerakan benda-benda di Bumi dan pengamatan astronomi terhadap gerakan planet dan benda-benda langit lainnya.  Hukum gravitasi ini kemudian diuji kembali dalam eksperimen- eksperimen laboratorium dan dalam pengamatan benda-benda di alam semesta.  Ketika hasil pengamatan dan eksperimen secara konsisten mendukung dan sesuai dengan hukum gravitasi Newton, maka hukum tersebut dianggap benar menurut pandangan empiris.  Namun, ketika ada bukti yang menyimpang atau kontradiksi dengan hukum tersebut, maka ilmuwan dapat mempertimbangkan untuk memodifikasi atau menggantinya dengan teori yang lebih sesuai dengan pengamatan baru. Salah satu contoh klasik kebenaran empirisme dalam ilmu pengetahuan adalah hukum gravitasi Newton.
  • 14. KEBENARAN DALAM KONTEKS ILMU PENGETAHUAN 4. VERIFIKASI DAN FALSIFIKASI  Konsep ini dikembangkan oleh filsuf ilmu Karl Popper.  Popper berpendapat bahwa teori atau pernyataan ilmiah tidak pernah dapat dibuktikan benar sepenuhnya, tetapi mereka dapat diuji dan diterima jika tahan terhadap upaya-upaya untuk membuktikan mereka salah (prinsip falsifikasi)  Dalam pandangan ini, kebenaran adalah sejauh mana suatu teori dapat bertahan dari upaya-upaya untuk mematahkannya.
  • 15. KEBENARAN DALAM KONTEKS ILMU PENGETAHUAN 5. KONSENSUS ILMIAH  Beberapa filsuf ilmu menganggap kebenaran dalam konteks ilmiah sebagai apa yang diterima oleh komunitas ilmiah yang relevan.  Kebenaran dalam ilmu pengetahuan muncul melalui proses konsensus di antara para ilmuwan yang menguji, mengkritik, dan memperbaiki teori-teori dan hipotesis.  Kebenaran dianggap sebagai hasil dari metode ilmiah dan pengujian yang berkelanjutan.
  • 16. Bagian 3 TEORI Kebenaran Teori kebenaran apa saja yang telah berkembang saat ini?
  • 17. TEORI KEBENARAN  Menurut Abbas Hamami kata “kebenaran” bisa digunakan sebagai suatu kata benda yang konkrit maupun abstrak.  Jika subyek hendak menuturkan kebenaran artinya adalah proposisi yang benar.  Proposisi maksudnya adalah makna yang dikandung dalam suatu pernyataan atau statement.  Adanya kebenaran itu selalu dihubungkan dengan pengetahuan manusia (subyek yang mengetahui) mengenai obyek.  Jadi, kebenaran ada pada seberapa jauh subjek mempunyai pengetahuan mengenai objek. Sedangkan pengetahuan berasal mula dari banyak sumber.  Sumber-sumber itu kemudian sekaligus berfungsi sebagai ukuran kebenaran.  Berikut ini adalah teori-teori kebenaran.
  • 18. 1. TEORI KORESPONDENSI Teori kebenaran korespondensi, Correspondence Theory of Truth yang kadang disebut dengan accordance theory of truth. Merupakan teori yang berpandangan bahwa pernyataan- pernyataan adalah benar jika sesuai atau koresponden dengan fakta-fakta yang ada di dunia nyata Teori kebenaran korespondensi merupakan teori kebenaran yang paling awal, sehingga dapat digolongkan ke dalam teori kebenaran tradisional karena Aristoteles sejak awal (sebelum abad Modern) mensyaratkan kebenaran pengetahuan harus sesuai dengan kenyataan atau realitas yang diketahuinya Dipelopori oleh Plato, Aristoteles, Moore, dan Ramsey Kesimpulan dari teori korespondensi adalah adanya dua realitas yang berada dihadapan manusia, yaitu pernyataan dan kenyataan. Menurut teori ini, kebenaran adalah kesesuaian antara pernyataan tentan sesuatu dengan kenyataan sesuatu itu sendiri. Contoh Semarang ibu kota Jawa Tengah. Pernyataan ini disebut benar apabila pada kenyataannya Semarang memang ibukota propinsi Jawa Tengah. Kebenarannya terletak pada pernyataan dan kenyataan
  • 19. Teori ini berpendapat bahwa kebenaran ialah kesesuaian antara suatu pernyataan dengan pernyataan-pernyataan lainnya yang sudah lebih dahulu diketahui, diterima dan diakui sebagai benar. Teori kebenaran koherensi atau konsistensi adalah teori kebenaran yang didasarkan kepada kriteria koheren atau konsistensi. Suatu pernyataan disebut benar bila sesuai dengan jaringan komprehensif dari pernyataan-pernyataan yang berhubungan secara logis Suatu proposisi benar jika proposisi itu berhubungan (koheren) dengan proposisi-proposisi lain yang benar atau pernyataan tersebut bersifat koheren atau konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap benar Misal, Semua manusia membutuhkan air Ahmad adalah seorang manusia Jadi, Ahmad membutuhkan air Jika dibandingkan dengan teori korespondensi, teori koherensi ini kurang diterima secara luas Teori ini punya banyak kelemahan dan mulai ditinggalkan. Misalnya, astrologi mempunyai sistem yang sangat koheren, tetapi kita tidak menganggap astrologi benar. Kebenaran tidak hanya terbentuk oleh hubungan antara fakta atau realitas saja, tetapi juga hubungan antara pernyataan-pernyataan itu sendiri. 2. TEORI KOHERENSI Dengan kata lain, suatu pernyataan adalah benar apabila konsisten dengan pernyataan- pernyataan yang terlebih dahulu kita terima dan kita ketahui kebenarannya.
  • 20. 2. TEORI KOHERENSI Contoh: Teori Relativitas Einstein Salah satu contoh terkenal dari teori kebenaran kohesi adalah Teori Relativitas yang dikembangkan oleh Albert Einstein pada awal abad ke-20. Dalam teori ini, Einstein mengemukakan dua teori terkait, yaitu Teori Relativitas Khusus dan Teori Relativitas Umum. Kebenaran dalam konteks ini terkait dengan kohesi dan konsistensi antara pernyataan- pernyataan dan prinsip-prinsip yang ditemukan dalam teori ini. Teori Relativitas Khusus, misalnya, menyatakan bahwa kecepatan cahaya adalah konstan dalam vakum dan merujuk pada konsep relativitas gerak. Teori ini juga menghasilkan persamaan terkenal E=mc² yang menghubungkan energi (E), massa (m), dan kecepatan cahaya (c). Ketika teori ini pertama kali diusulkan, banyak eksperimen dan pengamatan yang telah ada sebelumnya, seperti pengamatan gerak planet-planet di tata surya, sejalan dengan prediksi- prediksi teori ini. Hal ini menunjukkan bahwa Teori Relativitas Khusus dan Teori Relativitas Umum secara kohesif sesuai dengan pengamatan yang ada dalam fisika dan astronomi
  • 21. 3. TEORI PRAGMATISME Teori kebenaran pragmatis adalah teori yang berpandangan bahwa arti dari ide dibatasi oleh referensi pada konsekuensi ilmiah, personal atau sosial. Benar tidaknya suatu dalil atau teori tergantung kepada berfaedah tidaknya dalil atau teori tersebut bagi manusia untuk kehidupannya. Kebenaran suatu pernyataan harus bersifat fungsional dalam kehidupan praktis. Dipelopori oleh Charles Sander Pierce, William James, John Dewey
  • 22. 3. TEORI PRAGMATISME Contoh Jika keyakinan seseorang dalam sebuah obat-obatan alternatif menyebabkan pemulihan yang nyata, maka dalam konteks pragmatis, keyakinan tersebut dianggap benar karena menghasilkan manfaat yang positif. Dipelopori oleh Charles Sander Pierce, William James, John Dewey
  • 23. 4. TEORI PERFORMATIF Filsuf-filsuf ini mau menentang teori klasik bahwa “benar” dan “salah” adalah ungkapan yang hanya menyatakan sesuatu (deskriptif) Proposisi yang benar berarti proposisi itu menyatakan sesuatu yang memang dianggap benar. Demikian sebaliknya. Konsep inilah yang ingin ditolak oleh para filsuf ini. Teori ini berasal dari John Langshaw Austin (1911-1960) dianut oleh filsuf lain seperti Frank Ramsey, dan Peter Strawson
  • 24. 4. TEORI PERFORMATIF Teori performatif menjelaskan, suatu pernyataan dianggap benar jika ia menciptakan realitas. Jadi pernyataan yang benar bukanlah pernyataan yang mengungkapkan realitas, tetapi justru dengan pernyataan itu tercipta atas realitas sebagaimana yang diungkapkan dalam pernyataan itu. Teori ini berasal dari John Langshaw Austin (1911-1960) dianut oleh filsuf lain seperti Frank Ramsey, dan Peter Strawson
  • 25. 4. TEORI PERFORMATIF Contoh Janji Pernikahan Ketika seseorang mengucapkan janji pernikahan dalam upacara pernikahan. Ucapan "Saya menerima kamu sebagai suami/istri" bukan sekadar pernyataan informasi, melainkan tindakan yang menciptakan hubungan pernikahan. Keberhasilan pernyataan ini membuatnya menjadi benar dalam konteks pernikahan. Teori ini berasal dari John Langshaw Austin (1911-1960) dianut oleh filsuf lain seperti Frank Ramsey, dan Peter Strawson Contoh Permintaan Maaf Ketika seseorang mengucapkan permintaan maaf, seperti "Maafkan saya," pernyataan ini bukan hanya pernyataan informasi. Ini adalah tindakan yang menciptakan kesempatan untuk rekonsiliasi atau pemulihan hubungan.
  • 26. 5. TEORI KEBENARAN AGAMA Pada hakekatnya, manusia hidup di dunia ini adalah sebagai makhluk yang suka mencari kebenaran. Salah satu cara untuk menemukan suatu kebenaran adalah AGAMA. Agama dengan karakteristiknya sendiri memberikan jawaban atas segala persoalan asasi yang dipertanyakan manusia, baik tentang alam, manusia, maupun tentang Tuhan. Dalam mendapatkan kebenaran menurut teori agama adalah wahyu, yang bersumber dari Tuhan. Manusia dalam mencari dan menentukan kebenaran sesuatu dalam agama adalah dengan cara mempertanyakan atau mencari jawaban berbagai masalah kepada kitab Suci. Dengan demikian, sesuatu hal dianggap Benar apabila sesuai dengan ajaran agama atau wahyu sebagai penentuk kebenaran mutlak
  • 27. Bagian 4 Karakteristik Kebenaran Dalam filsafat ilmu, kebenaran adalah konsep yang kompleks dan terkadang kontroversial. Sifat dan karakteristik kebenaran dalam konteks filsafat ilmu sering menjadi perdebatan antara berbagai aliran pemikiran Berikut ini beberapa sifat dan karakteristik umum yang berkaitan dengan konsep kebenaran dalam filsafat ilmu:
  • 28. Banyak filsuf ilmu menganggap kebenaran sebagai sesuatu yang objektif, yaitu independen dari pandangan individu atau perasaan subjektif.. Ini berarti bahwa kebenaran harus dapat diakses dan diidentifikasi secara sama oleh semua orang yang mengamati fenomena yang sama. 1. OBYEKTIF OBJEKTIVITAS KARAKTERISTIK KEBENARAN
  • 29. Sifat kebenaran dapat terbuka terhadap revisi atau perubahan berdasarkan bukti baru atau pemahaman yang lebih baik. Dalam metode ilmiah, teori atau hipotesis dapat diubah atau dibatalkan jika bukti baru menunjukkan bahwa mereka tidak lagi sesuai dengan fenomena yang diamati. 2. KETERBUKAAN TERHADAP REVISI KARAKTERISTIK KEBENARAN
  • 30. Banyak filsuf ilmu menekankan pentingnya verifikasi empiris dalam menentukan kebenaran. Ini berarti bahwa klaim atau pernyataan yang dianggap benar harus dapat diuji dan diverifikasi melalui observasi, eksperimen, atau bukti empiris lainnya. 3. VERIFIKASI EMPIRIS KARAKTERISTIK KEBENARAN
  • 31. Kebenaran harus bebas dari kontradiksi atau inkonsistensi. Dua pernyataan yang bertentangan tidak dapat keduanya dianggap benar dalam konteks yang sama. 4. KEBEBASAN DARI KONTRADIKSI KARAKTERISTIK KEBENARAN
  • 32. Beberapa filsuf ilmu menganggap kebenaran sebagai sesuatu yang UNIVERSAL, artinya kebenaran harus berlaku untuk semua tempat dan waktu. Namun, pendekatan relativisme ilmiah juga mengakui bahwa apa yang dianggap benar dapat bervariasi berdasarkan kerangka waktu dan budaya. 5. UNIVERSALITAS KARAKTERISTIK KEBENARAN
  • 33. Konsep kebenaran korespondensi mengatakan bahwa suatu pernyataan atau teori dianggap benar jika sesuai dengan realitas atau fakta yang ada di dunia. Ini berarti bahwa kebenaran tergantung pada sejauh mana pernyataan tersebut mencerminkan dunia nyata 6. KORESPONDENSI KARAKTERISTIK KEBENARAN
  • 34. Dalam beberapa pandangan filsafat ilmu, terdapat unsur pragmatisme yang menekankan bahwa kebenaran terkait dengan kegunaannya dalam praktik. Teori atau gagasan dianggap benar jika mereka berhasil dalam mencapai tujuan atau menciptakan prediksi yang akurat dalam aplikasi praktis. 7. PRAGMATISME KARAKTERISTIK KEBENARAN
  • 35. Beberapa filsuf ilmu mengakui bahwa kebenaran dapat bergantung pada konteks tertentu. Apa yang dianggap benar dalam satu konteks mungkin tidak berlaku dalam konteks lain. 8. KONTEKSUALITAS KARAKTERISTIK KEBENARAN
  • 36. Pandangan realisme ilmiah menganggap bahwa dunia nyata ada di luar pemikiran atau persepsi manusia, dan kebenaran adalah representasi yang akurat dari realitas ini. Realisme ilmiah mengasumsikan bahwa fakta- fakta objektif ada dan dapat ditemukan. 8. REALISME ILMIAH KARAKTERISTIK KEBENARAN
  • 37. Bagian 4 Cara Memperoleh Kebenaran Dalam filsafat ilmu, kebenaran adalah konsep yang kompleks dan terkadang kontroversial. Sifat dan karakteristik kebenaran dalam konteks filsafat ilmu sering menjadi perdebatan antara berbagai aliran pemikiran Berikut ini beberapa sifat dan karakteristik umum yang berkaitan dengan konsep kebenaran dalam filsafat ilmu:
  • 38. Metode ilmiah adalah salah satu pendekatan utama untuk mencari kebenaran dalam ilmu pengetahuan. Metode ini melibatkan proses pengamatan, pengumpulan data, pembuatan hipotesis, eksperimen, analisis data, dan pengujian ulang. 1. METODE ILMIAH CARA MENCARI KEBENARAN Dengan metode ini, ilmuwan berusaha untuk mengidentifikasi pola dan hubungan dalam fenomena alam yang akan membantu mereka memahami realitas dengan lebih baik.
  • 39. Mencari kebenaran sering melibatkan pengujian empiris, yang melibatkan pengumpulan data melalui observasi langsung atau eksperimen. Hasil pengujian empiris ini digunakan untuk mendukung atau membantah teori atau hipotesis. 2. PENGUJIAN EMPIRIS CARA MENCARI KEBENARAN
  • 40. Manusia mencari kebenaran dengan melakukan kritik dan evaluasi terhadap teori-teori dan gagasan yang ada. Ini melibatkan peninjauan ulang bukti-bukti, pengujian argumen, dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan konsep-konsep yang diajukan. 3. KRITIK DAN EVALUASI CARA MENCARI KEBENARAN
  • 41. Pendekatan deduktif melibatkan penarikan kesimpulan dari prinsip-prinsip umum atau teori-teori yang sudah ada. Pendekatan induktif melibatkan penarikan generalisasi atau teori-teori dari observasi khusus. 4. PENDEKATAN DEDUKTIF DAN INDUKTIF CARA MENCARI KEBENARAN
  • 42. Untuk memastikan kebenaran, penelitian sering harus dapat direplikasi oleh orang lain. Hasil penelitian yang dapat diulang oleh berbagai peneliti dan dalam berbagai konteks mendukung kebenaran temuan tersebut. 5. REPLIKASI PENELITIAN CARA MENCARI KEBENARAN
  • 43. Ilmuwan sering bekerja sama dengan rekan-rekan mereka dalam menguji dan mengembangkan ide-ide. Peer review, yaitu proses di mana rekan sejawat mengevaluasi karya ilmiah sebelum publikasi, membantu memastikan kualitas dan kebenaran penelitian. 6. KOLABORASI DAN PEER REVIEW CARA MENCARI KEBENARAN
  • 44. Beberapa masalah kompleks memerlukan pendekatan yang melibatkan berbagai disiplin ilmu. Dengan menggabungkan pengetahuan dari berbagai bidang, manusia dapat mencari pemahaman yang lebih mendalam tentang fenomena tertentu. 7. PENDEKATAN MULTIDISIPLINER CARA MENCARI KEBENARAN
  • 45. Cabang filsafat yang secara khusus berkaitan dengan pertanyaan-pertanyaan tentang metode ilmiah, sifat ilmu pengetahuan, dan konsep kebenaran. Ini membantu manusia memahami dasar-dasar epistemologi dan metodologi ilmiah. 8. FILOSOFI ILMIAH CARA MENCARI KEBENARAN
  • 46. Mencari kebenaran dalam filsafat ilmu sering melibatkan pertanyaan fundamental tentang sifat realitas, pengetahuan, dan cara kita tahu apa yang kita tahu. Ini melibatkan pertimbangan tentang pemahaman dasar tentang dunia 9. PERTANYAAN FUNDAMENTAL CARA MENCARI KEBENARAN
  • 47. Manusia mencari kebenaran dengan mempertimbangkan etika dalam penelitian. Ini termasuk pertimbangan tentang penggunaan subjek penelitian, pengungkapan konflik kepentingan, dan etika pengambilan keputusan dalam penelitian. 10. ETIKA DALAM PENELITIAN CARA MENCARI KEBENARAN
  • 48. KESIMPULAN Teori-teori kebenaran yang telah dibahas sebelumnya menunjukkan bahwa filsafat mengakui keberagaman dalam hal kebenaran. Pluralitas standar kebenaran seharusnya membuat masyarakat tidak lagi melihat validitas kebenaran sebagai hitam-putih atau benar-salah. Ada kemungkinan bahwa kebenaran dalam suatu pernyataan dapat memiliki tingkatannya sendiri-sendiri. Semakin sesuai dengan teori kebenaran yang berlaku, semakin tinggi validitas kebenaran yang terkandung di dalamnya, dan sebaliknya.