SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Download to read offline
PHARMACY, Vol.13 No. 02 Desember 2016 ISSN 1693-3591
162
EVALUASI PROGRAM PENGENDALIAN TUBERKULOSIS MULTI DRUG RESISTANT
(TB-MDR)
DENGAN STRATEGI DOTS DI KABUPATEN BANYUMAS
EVALUATION PROGRAM
FOR CONTROL OF TUBERCULOSIS MULTI DRUG RESISTANT (MDR-TB)
WITH STRATEGY DOTS in DISTRICT BANYUMAS
Dhien Setiani, Much Ilham Novalisa Aji Wibowo
Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Jl. Raya Dukuhwaluh, PO Box 202, Kembaran, Banyumas 53182
Email: dhiengusmanto@gmail.com (Dhien Setiani)
ABSTRAK
Resistensi kuman Mycobacterium tuberculosis terhadap Obat Anti Tuberkulosis (OAT)
merupakan salah satu masalah yang umum ditemui pada pengobatan Tuberkulosis (TB).
Resistensi merupakan keadaan dimana OAT tidak mampu untuk membunuh kuman M.
tubercolusis. Salah satu jenis resistensi dalam pengobatan TB adalah Multi Drug
Resistant (MDR). Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi keberhasilan program
penanganan TB-MDR di wilayah Kabupaten Banyumas meliputi tingkat pengetahuan
petugas TB, kesesuaian tata laksana dengan pedoman nasional dan mendeskripsikan
faktor yang mempengaruhi terlaksananya program TB-MDR. Penelitian ini menggunakan
observasi deskriptif secara prospektif. Analisis kuantitatif menggunakan kuesioner
untuk mengukur tingkat pengetahuan petugas TB dan daftar checklist untuk
kesesuaian tatalaksana program TB-MDR dengan pedoman nasional. Analisis kualitatif
menggunakan metode wawancara terstruktur kepada petugas TB atau kepala
puskesmas untuk menggali faktor penghambat dan pendukung program pengendalian
TB-MDR di puskesmas di Kabupaten Banyumas selama kurang lebih 3 bulan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan petugas TB-MDR di puskesmas di
Kabupaten Banyumas adalah 85,56% masuk dalam kategori tinggi (75%-100%). Tingkat
kesesuaian tata laksana penanganan TB-MDR dengan pedoman nasional sebesar
86,94%. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan program TB-MDR adalah
faktor ekonomi, faktor petugas kesehatan, faktor pasien, dan faktor sarana dan
prasarana.
Kata kunci: evaluasi, OAT (obat antituberkulosis), program, TB-MDR.
ABSTRACT
The emergence of resistance to drugs used to treat TB, and particularly multi-drug-
resistant TB (MDR TB), has become a significant public health problem and an obstacle
to effective TB control. The resistance is a condition where drugs used to treat TB are not
PHARMACY, Vol.13 No. 02 Desember 2016 ISSN 1693-3591
163
able to kill M. tubercolusis. This study aimed to evaluate the success of MDR TB
treatment programs in Banyumas include the level of knowledge of TB officer, suitability
of guidelines health care center in Banyumas with national guidelines and describe the
factors that affect the implementation of MDR TB program. A cross-
sectional descriptive study was conducted for three months. Quantitative analysis using
questionnaires to measure the level of knowledge of TB officers and a checklist for
suitability guidelines health care center in Banyumas with national guidelines.
Qualitative analysis using structured interviews to TB officer or the head of the health
care center to explore factors inhibiting and supporting MDR TB control program in the
district of Banyumas health centers. The results showed that the level of knowledge
officer of MDR was 85.56% in the high category (75%-100%). Level governance suitability
MDR TB treatment with national guidelines of 86.94%. Factors that may affect the
success of MDR TB program are the economic, health workers, patient, facilities, and
infrastructures.
Key words: evaluation, MDR-TB, OAT (antituberculosis drugs), program.
PHARMACY, Vol.13 No. 02 Desember 2016 ISSN 1693-3591
164
Pendahuluan
Resistensi kuman
Mycobacterium tuberculosis terhadap
Obat Anti Tuberculosis (OAT) merupakan
salah satu masalah yang umum ditemui
pada pengobatan TB. Resistensi
merupakan keadaan dimana OAT tidak
mampu untuk membunuh kuman M.
tuberculosis. Salah satu bentuk
resistensinya adalah Multi Drug
Resistant (MDR) (Ebert, 1997). Saat ini
TB-MDR merupakan masalah terbesar
yang dihadapi dunia terhadap
pencegahan dan pemberantasan kasus
TB-MDR. Resistensi obat terjadi akibat
penggunaan OAT yang tidak tepat dosis
pada pasien yang masih sensitif
terhadap rejimen OAT (WHO, 2010).
WHO menyatakan adanya
peningkatan insiden TB-MDR secara
bertahap tiap tahun dengan rerata 2%.
Peningkatan drastis terjadi pada tahun
2005 di Asia Tenggara dengan jumlah
kasus sebanyak 68 kasus TB-MDR tiap
100.000 penduduk dan 3.937 kasus
penderita TB-MDR terjadi pada tahun
2010 dan dapat disimpulkan jumlah
kasus TB-MDR sebanyak 66757 (WHO,
2013). Data kementerian Kesehatan RI
(2010) menyebutkan pada tahun 2006
prevalensi TB-MDR di Indonesia sebesar
253/100.000 penduduk dengan angka
kematian 38/100.000 penduduk, dengan
angka tersebut Indonesia menduduki
peringkat ke-8 dari 27 negara dengan
kasus TB-MDR terbanyak (Depkes RI,
2010).
Seperti yang tercantum pada
Programmatic Management of Drug
Resistance Tuberculosis, diketahui
bahwa insidensi TB-MDR yang tinggi
sebagian besar disebabkan oleh
rendahnya angka keberhasilan
pengobatan TB terutama di fasilitas
pelayanan kesehatan rumah sakit, klinik,
dan praktisi swasta. Hal ini disebabkan
oleh kepatuhan tenaga kesehatan
rendah terhadap standar
penatalaksanaan TB, pemberian
konseling kepada pasien/keluarga,
dukungan jejaring eksternal dalam case
holding, dan pemberian rejimen tidak
tepat oleh tenaga kesehatan, atau
karena kegagalan pasien menyelesaikan
seluruh tahapan pengobatan (Depkes,
2011).
Menindaklanjuti permasalahan
tersebut, pemerintah membentuk tim
Manajemen Terpadu Penanggulangan
Tuberkulosis Resisten Obat (MTPTRO)
yang merupakan bagian integral
program pengendalian TB Nasional.
PHARMACY, Vol.13 No. 02 Desember 2016 ISSN 1693-3591
165
Program ini dimulai pada tahun 2009
dan dikembangkan di seluruh wilayah
Indonesia sehingga seluruh pasien TB-
MDR dapat mengakses penatalaksanaan
TB-MDR yang terstandar dan cepat,
mengurangi angka kesakitan dan
kematian, serta memutus rantai
penularan TB-MDR (Depkes RI, 2014).
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan
observasi deskriptif. Analisis kuantitatif
menggunakan kuesioner untuk
mengukur tingkat pengetahuan petugas
TB dan daftar checklist untuk kesesuaian
tatalaksana program TB-MDR dengan
pedoman nasional. Analisis kualitatif
menggunakan metode wawancara
terstruktur petugas TB atau kepala
puskesmas untuk menggali faktor
penghambat dan pendukung program
pengendalian TB-MDR di puskesmas-
puskesmas di Kabupaten Banyumas
selama tiga bulan.
Hasil dan Pembahasan
Uji Validitas dan Reabilitas Kuesioner
Uji validitas dilakukan
menggunakan program statistik SPSS,
dilakukan dengan cara membandingkan
nilai hitung dengan r table (Dahlan,
2012). Jumlah total kuesioner yang
disebarkan sebanyak 37 kuesioner di
puskesmas, terdapat 7 pernyataan yang
nilai r hitung <0,361 sehingga
pernyataan dinyatakan tidak valid.
Kuesioner dikatakan reliabel jika nilai
Cronbach’s alpha minimal 0,7.
(Sugiyono, 2012). Hasil yang diperoleh
dari uji reabilitas kuesioner adalah 0,766
maka dapat disimpulkan bahwa
kuesioner tersebut reliabel digunakan
untuk mengukur tingkat pengetahuan
petugas TB-MDR di puskesmas.
Karakteristik Pasien
Narasumber yang direncanakan
pada penelitian ini adalah kepala
puskesmas sebagai ketua tim
penanggulangan TB-MDR di setiap
puskesmas serta petugas
penanggungjawab atau koordinator
pengawas minum obat bagi pasien TB-
MDR. Idealnya terdapat 2 narasumber
pada setiap puskesmas dari 8 puskesmas
tersebut tetapi pada penelitian ini
peneliti mendapatkan 12 narasumber
baik dari koordinator maupun dari kepala
puskesmas. Tabel 1 menunjukkan bahwa
narasumber didominasi oleh perempuan
dengan persentase 58,3%. Merujuk pada
data kepegawaian di setiap puskesmas
sampel, mayoritas petugasnya adalah
perempuan dengan rentang umur antara
26 sampai dengan 45 tahun. Sedangkan
PHARMACY, Vol.13 No. 02 Desember 2016 ISSN 1693-3591
166
pada aspek pendidikan 100% petugas tim
TB-MDR sudah berpendidikan minimal
D3 seperti keperawatan dan kebidanan.
Tabel 1. Karakteristik narasumber di puskesmas di Kabupaten Banyumas
Data Frekuensi Persentase (%)
Jenis kelamin:
Laki-laki
Perempuan
5
7
41,6%
58,3%
Usia:
26 – 35
36 – 45
6
6
50%
50%
Pendidikan terakhir:
D3 / S1/Profesi
S2 / S3
12
0
100%
0%
Tabel 2. Analisis tingkat pengetahuan petugas terhadap TB-MDR di puskesmas di
Kabupaten Banyumas tahun 2016
No Puskesmas Nara
Sumber
Jumlah
Benar*
Jumlah
Salah*
%
Benar
%
Salah
1 Sumbang Kepala 20 10 66,67% 33,33%
2 Cilongok Petugas 26 4 86,67% 13,33%
3 Lumbir Petugas 27 3 90,00% 10,00%
4 Pekuncen Kepala 26 4 86,67% 13,33%
Petugas 25 5 83,33% 16,67%
5 Purwokerto Kepala 27 3 90,00% 10,00%
Barat Petugas 26 4 86,67% 13,33%
6 Purwokerto Kepala 27 3 90,00% 10,00%
Timur Petugas 23 7 76,67% 23,33%
7 Sokaraja Kepala 27 3 90,00% 10,00%
Petugas 27 3 90,00% 10,00%
8 Sumpiuh Petugas 27 3 90,00% 10,00%
% Rata-Rata 85,56% 14,44%
Sumber: Data Primer, 2016.
Analisis Tingkat Pengetahuan Petugas
Kesehatan di Puskesmas
Tabel 1 menunjukkan rata-rata
tingkat pengetahuan setelah dikonversi
dalam bentuk persentase adalah 85,5%.
Sejalan dengan penelitian Wahyudi
(2010) bahwa pengetahuan petugas dan
kader TB Paru di Puskesmas Sanakulon
akan berpengaruh positif terhadap
keberhasilan program penanggulangan
TBC pada umumnya. Secara umum
a b c
PHARMACY, Vol.13 No. 02 Desember 2016 ISSN 1693-3591
167
pelatihan yang didapatkan oleh para
petugas puskesmas adalah TB umum
atau mereka lebih sering menyebutnya
adalah TB “biasa” bukan pelatihan
khusus TB-MDR. Bentuk pengetahuan
yang didapatkan adalah pada saat ada
pasien TB-MDR yang datang untuk
melakukan pengobatan di puskesmas
tujuan, maka di puskesmas tersebut
dibentuk tim yang terdiri dari dokter,
apoteker, dan perawat untuk
mendapatkan arahan dari Tim TB-MDR
di rumah sakit rujukan TB-MDR yaitu
RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
Tabel 3. Analisis kesesuaian tata laksana program pengendalian TB-MDR di puskesmas di
Kabupaten Banyumas Tahun 2016
No Puskesmas
Nara
Sumber
Terlaksana Persentase
Sesuai Prosedur
(Poin)
Tidak Sesuai
(Poin)
Sesuai
Prosedur
Tidak
Sesuai
1 Sumbang Kepala 23 7 76,67% 23,33%
2 Cilongok Petugas 28 2 93,33% 6,67%
3 Lumbir Petugas 21 9 70,00% 30,00%
4 Pekuncen Kepala 25 5 83,33% 16,67%
Petugas 24 6 80,00% 20,00%
5 Purwokerto
Barat
Kepala 30 0 100,00% 0,00%
Petugas 27 3 90,00% 10,00%
6 Purwokerto
Timur
Kepala 30 0 100,00% 0,00%
Petugas 26 4 86,67% 13,33%
7 Sokaraja Kepala 28 2 93,33% 6,67%
Petugas 27 3 90,00% 10,00%
8 Sumpiuh Petugas 24 6 80,00% 20,00%
Rata-Rata 86,94% 13,06%
Sumber: Data Primer, 2016.
Analisis Kesesuaian Tata Laksana
Program Pengendalian TB-MDR
Analisis ini menggunakan teknik
pengamatan langsung dengan
instrumentasi kuesioner untuk menilai
kesesuaian pelaksanaan Manajemen
Terpadu Pengendalian Tuberkulosis
Resisten Obat (MTPTRO). MTPTRO
adalah untuk menganalisis relevansi,
efisiensi, efektivitas, dampak dan
keberlanjutan penerapan program. Hasil
yang didapatkan adalah 85,94% sudah
sesuai dengan protap program MTPTRO.
Adapun ketidaksesuaian 13,06%
dikarenakan petugas menjawab sesuai
dengan apa yang dilakukan. Protap yang
terbanyak tidak dilakukan di puskesmas
PHARMACY, Vol.13 No. 02 Desember 2016 ISSN 1693-3591
168
adalah poin 7.4 dan 7.5 yaitu dalam
kategori pencatatan dan pelaporan, poin
5 (petugas puskesmas mencatat dan
melakukan evaluasi monitoring pada
pasien TB-MDR yang telah selesai
pengobatan), dan poin 6 (evaluasi dan
monitoring pasien yang sembuh
dilakukan dengan memantau dan
mencatat hasil pemeriksaan biakan
dalam jangka waktu 30 hari setelah fase
pengobatan lanjut). Narasumber juga
mengatakan bahwa tidak ada kegiatan
monitoring yang terstuktur.
Analisis Faktor yang Mempengaruhi
Terlaksananya Program
Penanggulangan TB-MDR
1. Penemuan kasus
Data penemuan kasus ini
merupakan salah satu indikator
dalam keberhasilan pengendalian TB-
MDR. Informasi narasumber
menyimpulkan bahwa belum ada
pelatihan khsusus TB-MDR tetapi ada
semacam pelatihan kilat atau briefing
dengan tim TB-MDR dari RSUD Dr.
Muwardi Surakarta. Hasil wawancara
yang melakukan sesuai dengan
petunjuk teknis sebagai berikut:
“kalau yang pertama itu, kita dapat
dari penjaringan ke desa-desa case
finding ke rumah-rumah. jika ada
pasien yang menunjukan tanda-tanda
TB-MDR kita langsung rujuk ke
Cilacap.”
Petunjuk cara penemuan kasus TB-
MDR ini sama halnya dengan TB biasa
yaitu melakukan skrining ke rumah
warga.
2. Merujuk suspek
Sistem perujukan pada pasien
TB-MDR adalah terkait dengan
kondisi pasien secara umum akibat
dari efek samping obat, jika keluhan
yang dirasakan pasien masih dalam
kategori ringan maka petugas
puskesmas dalam hal ini dokter dapat
memberikan pengobatan dengan
saran dari tim dokter TB-MDR di
RSUD Dr. Muwardi Surakarta melalui
group media Whatsapp.
3. Meneruskan pengobatan (rawat
jalan)
Pada proses pengobatan pasien
diwajibkan untuk mendapatkan dan
menggunakan obat di puskesmas.
Walaupun secara prosedural tidak
diperbolehkan seorang pasien TB-
MDR membawa pulang obatnya,
tetapi ada puskesmas yang akhirnya
memperbolehkan obat untuk dibawa
pulang. Faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi pasien dalam
melakukan pengobatan rawat jalan
menurut salah seorang petugas
PHARMACY, Vol.13 No. 02 Desember 2016 ISSN 1693-3591
169
kesehatan adalah pendekatan
petugas dan ekonomi pasien. Tetapi
dari sekian narasumber, faktor
ekonomi dari pasienlah yang lebih
dominan mempengaruhi pasien
melanjutkan pengobatan atau tidak.
4. Monitoring ESO
Efek samping yang paling banyak
terjadi adalah mual yang terjadi pada
91 (79,8%) pasien, muntah dan
artralgia yang terjadi pada 90 (78,9%)
pasien. Efek samping yang jarang
terjadi adalah hipokalemia 20 (17,5%)
pasien (MTPTRO, 2014). Dapat
disimpulkan efek samping yang
banyak terjadi pada pasien sesuai
dengan data dari Kementrian
Kesehatan RI, 2014 yang tertuang
dalam Petunjuk Teknis MTPTRO
(2014).
5. KIE (Konseling Informasi dan Edukasi)
Kegiatan ini diberikan kepada
semua pasien dan anggota keluarga
di setiap tingkat fasilitas pelayanan
kesehatan (Fasyankes), mulai dari
Fasyankes satelit sampai kepada
rujukan dan dimulai sejak awal yaitu
sebelum pasien didiagnosis sebagai
TB-MDR dan dilakukan secara terus
menerus pada setiap kunjungan
pasien ke fasyankes dan sudah
berjalan. Menurut narasumber,
pasien mendapatkan sejumlah dana
untuk transportasi dari rumah sampai
ke RSU Dr. Muwardi Surakarta dan
dilakukan setiap bulan selama masa
pengobatan. Berdasarkan informasi
narasumber, faktor pasien
merupakan yang mendukung
keberhasilan program TB-MDR
karena motivasi internal dan
dukungan psikososial kepada pasien
TB Resistan Obat sangat diperlukan
untuk keberhasilan pengobatan,
pengendalian, infeksi, serta pemutus
rantai penularan. Hal ini sesuai
dengan penelitian Munawwaroh dkk.
(2013) yang menyatakan bahwa
peningkatan motivasi menjadi solusi
untuk menurunkan kejadian TB-MDR
6. PMO (Pengawas Minum Obat)
Salah satu fungsi dari Fasyankes
satelit adalah melakukan pengawasan
minum obat yang diutamakan adalah
tenaga kesehatan atau kader
kesehatan terlatih.
“PMO selama ini baru keluarga dan
mantan penderita yang dilatih oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten, cuma
kita sekarang punya kader, jadi kita
bikin kader khusus bukan TB saja tapi
KIA dan TB jadi kita harapkan ada
pengawasan dari lingkungan
terutama untuk penggunaan APD,
PHARMACY, Vol.13 No. 02 Desember 2016 ISSN 1693-3591
170
cuma ya memang kita tidak bisa
membedakan ini TB biasa ini TB-MDR
karena ada kaitan dengan
kerahasiaan dan pasien. Karena ada
keterbatasan jangkauan dan petugas
sehingga kita menggunakan kader
tersebut, cuma si kader tidak diberi
tahu diagnosanya hanya sekedar
memantau saja apakah sudah minum
obat atau belum”.
Dapat disimpulkan bahwa pada
Fasyankes satelit seperti puskesmas
diwajibkan ada PMO TB-MDR
walaupun tidak sama dengan PMO TB
biasa/umum. PMO TB-MDR bertugas
memberikan obat secara injeksi
maupun oral kepada pasien di
ruangan khusus dan Poli Khusus
sehingga pasien tidak melewati jalur
pasien umum agar menghindari
penularan pada pasien beresiko di
puskesmas.
Disimpulkan dari informasi
narasumber bahwa sudah ada sarana
dan prasana yang mendukung
pengobatan TB-MDR, tetapi secara
kualitas belum memenuhi standar.
Faktor yang mendominasi belum
terpenuhi secara kualitas adalah
ketersediaan ruangan di puskesmas
yang akan dijadikan ruangan isolasi
tersebut. Bahkan ada yang harus
dilakukan di rumah dinas dokter yang
tidak digunakan yang letaknya
berjauhan dari puskesmas.
Petugas kesehatan juga memiliki
peran penting dalam kelangsungan
pengobatan. Narasumber
menyatakan ada ketakutan penularan
terhadap dirinya walaupun sudah ada
sistem yang dibentuk agar dapat
meminimalisir keterpaparan kepada
petugas. Menurutnya semua ini
sudah menjadi tugas profesi tenaga
kesehatan sehingga mereka lakukan
tugas dengan sepenuh hati. Petugas
sudah menjalankan tugas dengan
kewaspadaan tinggi dan mengikuti
protap yang sudah ditetapkan.
7. Pendokumentasian dan pencatatan
Tujuan pendokumentasian dan
pencatatan adalah sebagai
pengendalian administratif untuk
melindungi petugas kesehatan,
pengunjung, dan pasien dari
penularan TB-MDR. Informasi ini
sesuai dengan keterangan beberapa
narasumber bahwa pencatatan TB-
MDR sudah terlaksana sebagaimana
mestinya.
Kesimpulan
1. Tingkat petugas TB-MDR di
Puskesmas Kabupaten Banyumas
PHARMACY, Vol.13 No. 02 Desember 2016 ISSN 1693-3591
171
adalah 85,56% masuk dalam
kategori tinggi (75%-100%).
2. Tingkat kesesuaian tata laksana
penanganan TB-MDR dengan
pedoman nasional sebesar 86,94%.
3. Faktor-faktor yang dapat
mendukung keberhasilan program
TB-MDR adalah faktor ekonomi,
faktor petugas kesehatan, faktor
pasien, dan faktor sarana dan
prasarana.
Daftar Pustaka
Dahlan, M.S. 2012. Statistik untuk
Kedokteran dan Kesehatan. Edisi
V. Jakarta: Penerbit Salemba
Medika.
Depkes RI. 2014. Pedoman Nasional
Penanggulangan Tuberkulosis.
Jakarta: Departemen Kesehatan
RI.
Depkes RI. 2011. Programmatic of
Management Drug Resistance
Tuberculosis. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI.
Ebert, S.C. 1997. Tuberculosis. in Dipiro,
Pharmacotherapy: a
Pathophysiologic Approach, 3rd
ed. England: McGraw Hill
Company.
Munawwaroh, R., Leida, I. dan
Wahhiddudin. 2013. Gambaran
Faktor Resiko Pengobatan TB-
MDR RS Labuang Baji Kota Makassar
Tahun 2013. Laporan Penelitian:
Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Universitas Hasanudin.
Wahyudi, E. 2010. Hubungan
pengetahuan, sikap, dan
motivasi kader dengan
penemuan suspek tuberkulosis
paru di Puskesmas Sanankulon.
Tesis. Program Pascasarjana,
Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
World Health Organization. 2014.
Tuberculosis Control in The Sout-
East Asia Region: Annual TB
Report 2014. India: WHO.
World Health Organization. 2010.
Multidrug and Extensively Drug-
Resistant TB (M/XDR-TB): 2010
Global Report on Surveillance
and Response. Geneve: WHO
Press.
WHO. 2015. Global Tuberculosis Control
Report 2011: Toward Universal
Acces to Diagnosis and
Treatment of Multidrug-
Resistant and Extensevly Drug-
Resitant Tuberculosis by 2015.
WHO 2009. WHO Report 2009: Global
Tuberculosis Control
Epidemiology, Strategy,
Financing. Geneva, Switzerland:
WHO Press.
whqlibdoc.who.int/publications/
2009/9789241563802_eng.pdf–
Diakses 1 Maret 2016.

More Related Content

What's hot

Jurnal kesehatan
Jurnal kesehatanJurnal kesehatan
Jurnal kesehatanPanca Titis
 
Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun 2013
Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun  2013Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun  2013
Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun 2013humasditjenppdanpl
 
2. survailens epidemiologi
2. survailens epidemiologi2. survailens epidemiologi
2. survailens epidemiologiagnesnece1
 
10995 article text-35086-1-10-20171001
10995 article text-35086-1-10-2017100110995 article text-35086-1-10-20171001
10995 article text-35086-1-10-20171001FRISKASEPTIAPANJAITA
 
Perbandingan Metode CBIA dan FGD dalam Peningkatan Pengetahuan dan Ketepatan ...
Perbandingan Metode CBIA dan FGD dalam Peningkatan Pengetahuan dan Ketepatan ...Perbandingan Metode CBIA dan FGD dalam Peningkatan Pengetahuan dan Ketepatan ...
Perbandingan Metode CBIA dan FGD dalam Peningkatan Pengetahuan dan Ketepatan ...Aji Wibowo
 
Epidemiologi desktriptif-1
Epidemiologi desktriptif-1Epidemiologi desktriptif-1
Epidemiologi desktriptif-1Qarin Erni
 
Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun 2011
Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun 2011Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun 2011
Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun 2011humasditjenppdanpl
 
Evaluasi Penggunaan Antibiotik Profilaksis pada Operasi Sesar di Rumah Sakit ...
Evaluasi Penggunaan Antibiotik Profilaksis pada Operasi Sesar di Rumah Sakit ...Evaluasi Penggunaan Antibiotik Profilaksis pada Operasi Sesar di Rumah Sakit ...
Evaluasi Penggunaan Antibiotik Profilaksis pada Operasi Sesar di Rumah Sakit ...Aji Wibowo
 
PERAN HOMEPHARMACYCARE PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II PROLANIS TERHADA...
PERAN HOMEPHARMACYCARE PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II PROLANIS TERHADA...PERAN HOMEPHARMACYCARE PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II PROLANIS TERHADA...
PERAN HOMEPHARMACYCARE PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II PROLANIS TERHADA...Aji Wibowo
 
Angka Kejadian dan Penatalaksanaan Keracunan di Instalasi Gawat Darurat RSUD ...
Angka Kejadian dan Penatalaksanaan Keracunan di Instalasi Gawat Darurat RSUD ...Angka Kejadian dan Penatalaksanaan Keracunan di Instalasi Gawat Darurat RSUD ...
Angka Kejadian dan Penatalaksanaan Keracunan di Instalasi Gawat Darurat RSUD ...Aji Wibowo
 
59997 id-hubungan-merokok-dengan-saturasi-oksigen
59997 id-hubungan-merokok-dengan-saturasi-oksigen59997 id-hubungan-merokok-dengan-saturasi-oksigen
59997 id-hubungan-merokok-dengan-saturasi-oksigenElviraYunita2
 
Evaluation of tuberculosis control programs in indonesian community
Evaluation of tuberculosis control programs in indonesian communityEvaluation of tuberculosis control programs in indonesian community
Evaluation of tuberculosis control programs in indonesian communityDoel Hadji Fadly
 
Kepatuhan Minum Obat pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Beberapa Puskesma...
Kepatuhan Minum Obat pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Beberapa Puskesma...Kepatuhan Minum Obat pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Beberapa Puskesma...
Kepatuhan Minum Obat pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Beberapa Puskesma...Aji Wibowo
 

What's hot (19)

Seminar hasil
Seminar  hasilSeminar  hasil
Seminar hasil
 
yuni
yuniyuni
yuni
 
Jurnal kesehatan
Jurnal kesehatanJurnal kesehatan
Jurnal kesehatan
 
197744740 jurnal-1
197744740 jurnal-1197744740 jurnal-1
197744740 jurnal-1
 
Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun 2013
Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun  2013Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun  2013
Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun 2013
 
2. survailens epidemiologi
2. survailens epidemiologi2. survailens epidemiologi
2. survailens epidemiologi
 
10995 article text-35086-1-10-20171001
10995 article text-35086-1-10-2017100110995 article text-35086-1-10-20171001
10995 article text-35086-1-10-20171001
 
Perbandingan Metode CBIA dan FGD dalam Peningkatan Pengetahuan dan Ketepatan ...
Perbandingan Metode CBIA dan FGD dalam Peningkatan Pengetahuan dan Ketepatan ...Perbandingan Metode CBIA dan FGD dalam Peningkatan Pengetahuan dan Ketepatan ...
Perbandingan Metode CBIA dan FGD dalam Peningkatan Pengetahuan dan Ketepatan ...
 
Epidemiologi desktriptif-1
Epidemiologi desktriptif-1Epidemiologi desktriptif-1
Epidemiologi desktriptif-1
 
Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun 2011
Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun 2011Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun 2011
Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun 2011
 
Presentasi epid. studi deskriptif
Presentasi epid. studi deskriptifPresentasi epid. studi deskriptif
Presentasi epid. studi deskriptif
 
Evaluasi Penggunaan Antibiotik Profilaksis pada Operasi Sesar di Rumah Sakit ...
Evaluasi Penggunaan Antibiotik Profilaksis pada Operasi Sesar di Rumah Sakit ...Evaluasi Penggunaan Antibiotik Profilaksis pada Operasi Sesar di Rumah Sakit ...
Evaluasi Penggunaan Antibiotik Profilaksis pada Operasi Sesar di Rumah Sakit ...
 
PERAN HOMEPHARMACYCARE PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II PROLANIS TERHADA...
PERAN HOMEPHARMACYCARE PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II PROLANIS TERHADA...PERAN HOMEPHARMACYCARE PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II PROLANIS TERHADA...
PERAN HOMEPHARMACYCARE PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II PROLANIS TERHADA...
 
Angka Kejadian dan Penatalaksanaan Keracunan di Instalasi Gawat Darurat RSUD ...
Angka Kejadian dan Penatalaksanaan Keracunan di Instalasi Gawat Darurat RSUD ...Angka Kejadian dan Penatalaksanaan Keracunan di Instalasi Gawat Darurat RSUD ...
Angka Kejadian dan Penatalaksanaan Keracunan di Instalasi Gawat Darurat RSUD ...
 
59997 id-hubungan-merokok-dengan-saturasi-oksigen
59997 id-hubungan-merokok-dengan-saturasi-oksigen59997 id-hubungan-merokok-dengan-saturasi-oksigen
59997 id-hubungan-merokok-dengan-saturasi-oksigen
 
Evaluation of tuberculosis control programs in indonesian community
Evaluation of tuberculosis control programs in indonesian communityEvaluation of tuberculosis control programs in indonesian community
Evaluation of tuberculosis control programs in indonesian community
 
BAB I
BAB IBAB I
BAB I
 
Kepatuhan Minum Obat pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Beberapa Puskesma...
Kepatuhan Minum Obat pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Beberapa Puskesma...Kepatuhan Minum Obat pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Beberapa Puskesma...
Kepatuhan Minum Obat pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Beberapa Puskesma...
 
Deskripsi jurnal
Deskripsi jurnalDeskripsi jurnal
Deskripsi jurnal
 

Similar to EVALUASI PROGRAM PENGENDALIAN TUBERKULOSIS MULTI DRUG RESISTANT (TB-MDR) DENGAN STRATEGI DOTS DI KABUPATEN BANYUMAS

Kel.3_Evaluasi Program Kesehatan....pptx
Kel.3_Evaluasi Program Kesehatan....pptxKel.3_Evaluasi Program Kesehatan....pptx
Kel.3_Evaluasi Program Kesehatan....pptxJansenFernando1
 
ppt up maell fixxxx golll_092602.pptx
ppt up maell fixxxx golll_092602.pptxppt up maell fixxxx golll_092602.pptx
ppt up maell fixxxx golll_092602.pptxEncepIzmal2
 
pengendalian tuberculosis resistan obat
pengendalian tuberculosis resistan obatpengendalian tuberculosis resistan obat
pengendalian tuberculosis resistan obativon debian
 
PEDOMAN_PE_KLB_FINAL.pdf
PEDOMAN_PE_KLB_FINAL.pdfPEDOMAN_PE_KLB_FINAL.pdf
PEDOMAN_PE_KLB_FINAL.pdfedisambas1
 
Jurnal Ditjen PP dan PL Tahun 2014
Jurnal Ditjen PP dan PL Tahun 2014Jurnal Ditjen PP dan PL Tahun 2014
Jurnal Ditjen PP dan PL Tahun 2014Ditjen P2P Kemenkes
 
MINI PRO TBC - Fredy.pptx
MINI PRO TBC - Fredy.pptxMINI PRO TBC - Fredy.pptx
MINI PRO TBC - Fredy.pptxYosephAditya2
 
Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun 2012
Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun 2012Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun 2012
Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun 2012humasditjenppdanpl
 
20730 id-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-ketepatan-diagnosis-malaria-di-puske...
20730 id-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-ketepatan-diagnosis-malaria-di-puske...20730 id-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-ketepatan-diagnosis-malaria-di-puske...
20730 id-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-ketepatan-diagnosis-malaria-di-puske...Mr-Ton Drg
 
KAK_P2P_Penyakit_Menular_TBC.pdf
KAK_P2P_Penyakit_Menular_TBC.pdfKAK_P2P_Penyakit_Menular_TBC.pdf
KAK_P2P_Penyakit_Menular_TBC.pdfimroatulazizah22
 
Buku juknis pmdt 2013
Buku juknis pmdt 2013Buku juknis pmdt 2013
Buku juknis pmdt 2013suhodosuhodo
 
6083 article text-15411-1-10-20190317 (2)
6083 article text-15411-1-10-20190317 (2)6083 article text-15411-1-10-20190317 (2)
6083 article text-15411-1-10-20190317 (2)Muflihun24
 
6083 article text-15411-1-10-20190317 (3)
6083 article text-15411-1-10-20190317 (3)6083 article text-15411-1-10-20190317 (3)
6083 article text-15411-1-10-20190317 (3)Muflihun24
 
6083 article text-15411-1-10-20190317 (4)
6083 article text-15411-1-10-20190317 (4)6083 article text-15411-1-10-20190317 (4)
6083 article text-15411-1-10-20190317 (4)Muflihun24
 
13761-58541-1-PBJURNAL AAA.pdf
13761-58541-1-PBJURNAL AAA.pdf13761-58541-1-PBJURNAL AAA.pdf
13761-58541-1-PBJURNAL AAA.pdfDian631634
 
Evaluasi Proses Pemantauan Jentik Daerah Kepadatan Jentik Rendah
Evaluasi Proses Pemantauan Jentik Daerah Kepadatan Jentik RendahEvaluasi Proses Pemantauan Jentik Daerah Kepadatan Jentik Rendah
Evaluasi Proses Pemantauan Jentik Daerah Kepadatan Jentik RendahLidia Fibriana
 

Similar to EVALUASI PROGRAM PENGENDALIAN TUBERKULOSIS MULTI DRUG RESISTANT (TB-MDR) DENGAN STRATEGI DOTS DI KABUPATEN BANYUMAS (20)

Kel.3_Evaluasi Program Kesehatan....pptx
Kel.3_Evaluasi Program Kesehatan....pptxKel.3_Evaluasi Program Kesehatan....pptx
Kel.3_Evaluasi Program Kesehatan....pptx
 
ppt up maell fixxxx golll_092602.pptx
ppt up maell fixxxx golll_092602.pptxppt up maell fixxxx golll_092602.pptx
ppt up maell fixxxx golll_092602.pptx
 
Tb paruuuu
Tb paruuuuTb paruuuu
Tb paruuuu
 
pengendalian tuberculosis resistan obat
pengendalian tuberculosis resistan obatpengendalian tuberculosis resistan obat
pengendalian tuberculosis resistan obat
 
PEDOMAN_PE_KLB_FINAL.pdf
PEDOMAN_PE_KLB_FINAL.pdfPEDOMAN_PE_KLB_FINAL.pdf
PEDOMAN_PE_KLB_FINAL.pdf
 
Jurnal Ditjen PP dan PL Tahun 2014
Jurnal Ditjen PP dan PL Tahun 2014Jurnal Ditjen PP dan PL Tahun 2014
Jurnal Ditjen PP dan PL Tahun 2014
 
Presentasi besok pagi
Presentasi besok pagiPresentasi besok pagi
Presentasi besok pagi
 
MINI PRO TBC - Fredy.pptx
MINI PRO TBC - Fredy.pptxMINI PRO TBC - Fredy.pptx
MINI PRO TBC - Fredy.pptx
 
Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun 2012
Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun 2012Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun 2012
Jurnal Ditjen PP dan PL Kemenkes RI Tahun 2012
 
Jurnal Ditjen P2P Tahun 2016
Jurnal Ditjen P2P Tahun 2016Jurnal Ditjen P2P Tahun 2016
Jurnal Ditjen P2P Tahun 2016
 
20730 id-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-ketepatan-diagnosis-malaria-di-puske...
20730 id-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-ketepatan-diagnosis-malaria-di-puske...20730 id-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-ketepatan-diagnosis-malaria-di-puske...
20730 id-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-ketepatan-diagnosis-malaria-di-puske...
 
KAK_P2P_Penyakit_Menular_TBC.pdf
KAK_P2P_Penyakit_Menular_TBC.pdfKAK_P2P_Penyakit_Menular_TBC.pdf
KAK_P2P_Penyakit_Menular_TBC.pdf
 
Buku juknis pmdt 2013
Buku juknis pmdt 2013Buku juknis pmdt 2013
Buku juknis pmdt 2013
 
Epidemiologi masa depan
Epidemiologi   masa depanEpidemiologi   masa depan
Epidemiologi masa depan
 
6083 article text-15411-1-10-20190317 (2)
6083 article text-15411-1-10-20190317 (2)6083 article text-15411-1-10-20190317 (2)
6083 article text-15411-1-10-20190317 (2)
 
6083 article text-15411-1-10-20190317 (3)
6083 article text-15411-1-10-20190317 (3)6083 article text-15411-1-10-20190317 (3)
6083 article text-15411-1-10-20190317 (3)
 
6083 article text-15411-1-10-20190317 (4)
6083 article text-15411-1-10-20190317 (4)6083 article text-15411-1-10-20190317 (4)
6083 article text-15411-1-10-20190317 (4)
 
13761-58541-1-PBJURNAL AAA.pdf
13761-58541-1-PBJURNAL AAA.pdf13761-58541-1-PBJURNAL AAA.pdf
13761-58541-1-PBJURNAL AAA.pdf
 
Evaluasi Proses Pemantauan Jentik Daerah Kepadatan Jentik Rendah
Evaluasi Proses Pemantauan Jentik Daerah Kepadatan Jentik RendahEvaluasi Proses Pemantauan Jentik Daerah Kepadatan Jentik Rendah
Evaluasi Proses Pemantauan Jentik Daerah Kepadatan Jentik Rendah
 
bab 4.4.pdf
bab 4.4.pdfbab 4.4.pdf
bab 4.4.pdf
 

More from Aji Wibowo

A SYSTEMATIC REVIEW ON SELF-REPORTED QUESTIONNAIRES TO ASSESS MEDICATION ADH...
 A SYSTEMATIC REVIEW ON SELF-REPORTED QUESTIONNAIRES TO ASSESS MEDICATION ADH... A SYSTEMATIC REVIEW ON SELF-REPORTED QUESTIONNAIRES TO ASSESS MEDICATION ADH...
A SYSTEMATIC REVIEW ON SELF-REPORTED QUESTIONNAIRES TO ASSESS MEDICATION ADH...Aji Wibowo
 
Penggunaan off-Label Misoprostol pada Pasien Obstetri-Ginekologi di Rumah Sak...
Penggunaan off-Label Misoprostol pada Pasien Obstetri-Ginekologi di Rumah Sak...Penggunaan off-Label Misoprostol pada Pasien Obstetri-Ginekologi di Rumah Sak...
Penggunaan off-Label Misoprostol pada Pasien Obstetri-Ginekologi di Rumah Sak...Aji Wibowo
 
Pengaruh Konseling dan Alat Bantu Pengingat Pengobatan terhadap Kepatuhan Min...
Pengaruh Konseling dan Alat Bantu Pengingat Pengobatan terhadap Kepatuhan Min...Pengaruh Konseling dan Alat Bantu Pengingat Pengobatan terhadap Kepatuhan Min...
Pengaruh Konseling dan Alat Bantu Pengingat Pengobatan terhadap Kepatuhan Min...Aji Wibowo
 
Pemberdayaan anggota ranting aisyiyah grendeng dalam identifikasi keamanan ja...
Pemberdayaan anggota ranting aisyiyah grendeng dalam identifikasi keamanan ja...Pemberdayaan anggota ranting aisyiyah grendeng dalam identifikasi keamanan ja...
Pemberdayaan anggota ranting aisyiyah grendeng dalam identifikasi keamanan ja...Aji Wibowo
 
Studi Penggunaan Obat Analgesik pada Pasien Pasca Partus Pervaginal dan Secti...
Studi Penggunaan Obat Analgesik pada Pasien Pasca Partus Pervaginal dan Secti...Studi Penggunaan Obat Analgesik pada Pasien Pasca Partus Pervaginal dan Secti...
Studi Penggunaan Obat Analgesik pada Pasien Pasca Partus Pervaginal dan Secti...Aji Wibowo
 
STUDI PROSPEKTIF POTENSI INTERAKSI OBAT GOLONGAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN PEDIA...
STUDI PROSPEKTIF POTENSI INTERAKSI OBAT GOLONGAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN PEDIA...STUDI PROSPEKTIF POTENSI INTERAKSI OBAT GOLONGAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN PEDIA...
STUDI PROSPEKTIF POTENSI INTERAKSI OBAT GOLONGAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN PEDIA...Aji Wibowo
 
Pemberdayaan Remaja Panti Asuhan Putri Muhammadiyah Purwokerto Tentang Kosmet...
Pemberdayaan Remaja Panti Asuhan Putri Muhammadiyah Purwokerto Tentang Kosmet...Pemberdayaan Remaja Panti Asuhan Putri Muhammadiyah Purwokerto Tentang Kosmet...
Pemberdayaan Remaja Panti Asuhan Putri Muhammadiyah Purwokerto Tentang Kosmet...Aji Wibowo
 
Tingkat Kepuasan Pasien dalam Pelayanan Konseling Kefarmasian Berbasis Al-Qur...
Tingkat Kepuasan Pasien dalam Pelayanan Konseling Kefarmasian Berbasis Al-Qur...Tingkat Kepuasan Pasien dalam Pelayanan Konseling Kefarmasian Berbasis Al-Qur...
Tingkat Kepuasan Pasien dalam Pelayanan Konseling Kefarmasian Berbasis Al-Qur...Aji Wibowo
 
The Hepatoprotective Effect of Ethanol Extract of Syzygium campanulatum (Korth...
The Hepatoprotective Effect of Ethanol Extract of Syzygium campanulatum (Korth...The Hepatoprotective Effect of Ethanol Extract of Syzygium campanulatum (Korth...
The Hepatoprotective Effect of Ethanol Extract of Syzygium campanulatum (Korth...Aji Wibowo
 
TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP KINERJA APOTEKER PUSKESMAS DI TIGA KABUPAT...
TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP KINERJA APOTEKER PUSKESMAS   DI TIGA KABUPAT...TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP KINERJA APOTEKER PUSKESMAS   DI TIGA KABUPAT...
TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP KINERJA APOTEKER PUSKESMAS DI TIGA KABUPAT...Aji Wibowo
 
PENGARUH SISTEM MANAJEMEN ISO 9001:2008 TERHADAP PELAYANAN KEFARMASIAN DI P...
PENGARUH SISTEM MANAJEMEN ISO 9001:2008   TERHADAP PELAYANAN KEFARMASIAN DI P...PENGARUH SISTEM MANAJEMEN ISO 9001:2008   TERHADAP PELAYANAN KEFARMASIAN DI P...
PENGARUH SISTEM MANAJEMEN ISO 9001:2008 TERHADAP PELAYANAN KEFARMASIAN DI P...Aji Wibowo
 

More from Aji Wibowo (11)

A SYSTEMATIC REVIEW ON SELF-REPORTED QUESTIONNAIRES TO ASSESS MEDICATION ADH...
 A SYSTEMATIC REVIEW ON SELF-REPORTED QUESTIONNAIRES TO ASSESS MEDICATION ADH... A SYSTEMATIC REVIEW ON SELF-REPORTED QUESTIONNAIRES TO ASSESS MEDICATION ADH...
A SYSTEMATIC REVIEW ON SELF-REPORTED QUESTIONNAIRES TO ASSESS MEDICATION ADH...
 
Penggunaan off-Label Misoprostol pada Pasien Obstetri-Ginekologi di Rumah Sak...
Penggunaan off-Label Misoprostol pada Pasien Obstetri-Ginekologi di Rumah Sak...Penggunaan off-Label Misoprostol pada Pasien Obstetri-Ginekologi di Rumah Sak...
Penggunaan off-Label Misoprostol pada Pasien Obstetri-Ginekologi di Rumah Sak...
 
Pengaruh Konseling dan Alat Bantu Pengingat Pengobatan terhadap Kepatuhan Min...
Pengaruh Konseling dan Alat Bantu Pengingat Pengobatan terhadap Kepatuhan Min...Pengaruh Konseling dan Alat Bantu Pengingat Pengobatan terhadap Kepatuhan Min...
Pengaruh Konseling dan Alat Bantu Pengingat Pengobatan terhadap Kepatuhan Min...
 
Pemberdayaan anggota ranting aisyiyah grendeng dalam identifikasi keamanan ja...
Pemberdayaan anggota ranting aisyiyah grendeng dalam identifikasi keamanan ja...Pemberdayaan anggota ranting aisyiyah grendeng dalam identifikasi keamanan ja...
Pemberdayaan anggota ranting aisyiyah grendeng dalam identifikasi keamanan ja...
 
Studi Penggunaan Obat Analgesik pada Pasien Pasca Partus Pervaginal dan Secti...
Studi Penggunaan Obat Analgesik pada Pasien Pasca Partus Pervaginal dan Secti...Studi Penggunaan Obat Analgesik pada Pasien Pasca Partus Pervaginal dan Secti...
Studi Penggunaan Obat Analgesik pada Pasien Pasca Partus Pervaginal dan Secti...
 
STUDI PROSPEKTIF POTENSI INTERAKSI OBAT GOLONGAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN PEDIA...
STUDI PROSPEKTIF POTENSI INTERAKSI OBAT GOLONGAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN PEDIA...STUDI PROSPEKTIF POTENSI INTERAKSI OBAT GOLONGAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN PEDIA...
STUDI PROSPEKTIF POTENSI INTERAKSI OBAT GOLONGAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN PEDIA...
 
Pemberdayaan Remaja Panti Asuhan Putri Muhammadiyah Purwokerto Tentang Kosmet...
Pemberdayaan Remaja Panti Asuhan Putri Muhammadiyah Purwokerto Tentang Kosmet...Pemberdayaan Remaja Panti Asuhan Putri Muhammadiyah Purwokerto Tentang Kosmet...
Pemberdayaan Remaja Panti Asuhan Putri Muhammadiyah Purwokerto Tentang Kosmet...
 
Tingkat Kepuasan Pasien dalam Pelayanan Konseling Kefarmasian Berbasis Al-Qur...
Tingkat Kepuasan Pasien dalam Pelayanan Konseling Kefarmasian Berbasis Al-Qur...Tingkat Kepuasan Pasien dalam Pelayanan Konseling Kefarmasian Berbasis Al-Qur...
Tingkat Kepuasan Pasien dalam Pelayanan Konseling Kefarmasian Berbasis Al-Qur...
 
The Hepatoprotective Effect of Ethanol Extract of Syzygium campanulatum (Korth...
The Hepatoprotective Effect of Ethanol Extract of Syzygium campanulatum (Korth...The Hepatoprotective Effect of Ethanol Extract of Syzygium campanulatum (Korth...
The Hepatoprotective Effect of Ethanol Extract of Syzygium campanulatum (Korth...
 
TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP KINERJA APOTEKER PUSKESMAS DI TIGA KABUPAT...
TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP KINERJA APOTEKER PUSKESMAS   DI TIGA KABUPAT...TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP KINERJA APOTEKER PUSKESMAS   DI TIGA KABUPAT...
TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP KINERJA APOTEKER PUSKESMAS DI TIGA KABUPAT...
 
PENGARUH SISTEM MANAJEMEN ISO 9001:2008 TERHADAP PELAYANAN KEFARMASIAN DI P...
PENGARUH SISTEM MANAJEMEN ISO 9001:2008   TERHADAP PELAYANAN KEFARMASIAN DI P...PENGARUH SISTEM MANAJEMEN ISO 9001:2008   TERHADAP PELAYANAN KEFARMASIAN DI P...
PENGARUH SISTEM MANAJEMEN ISO 9001:2008 TERHADAP PELAYANAN KEFARMASIAN DI P...
 

Recently uploaded

karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxDiagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxMelisaBSelawati
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiNezaPurna
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUNYhoGa3
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxAcephasan2
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxIrfanNersMaulana
 

Recently uploaded (20)

karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxDiagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 

EVALUASI PROGRAM PENGENDALIAN TUBERKULOSIS MULTI DRUG RESISTANT (TB-MDR) DENGAN STRATEGI DOTS DI KABUPATEN BANYUMAS

  • 1. PHARMACY, Vol.13 No. 02 Desember 2016 ISSN 1693-3591 162 EVALUASI PROGRAM PENGENDALIAN TUBERKULOSIS MULTI DRUG RESISTANT (TB-MDR) DENGAN STRATEGI DOTS DI KABUPATEN BANYUMAS EVALUATION PROGRAM FOR CONTROL OF TUBERCULOSIS MULTI DRUG RESISTANT (MDR-TB) WITH STRATEGY DOTS in DISTRICT BANYUMAS Dhien Setiani, Much Ilham Novalisa Aji Wibowo Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Purwokerto Jl. Raya Dukuhwaluh, PO Box 202, Kembaran, Banyumas 53182 Email: dhiengusmanto@gmail.com (Dhien Setiani) ABSTRAK Resistensi kuman Mycobacterium tuberculosis terhadap Obat Anti Tuberkulosis (OAT) merupakan salah satu masalah yang umum ditemui pada pengobatan Tuberkulosis (TB). Resistensi merupakan keadaan dimana OAT tidak mampu untuk membunuh kuman M. tubercolusis. Salah satu jenis resistensi dalam pengobatan TB adalah Multi Drug Resistant (MDR). Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi keberhasilan program penanganan TB-MDR di wilayah Kabupaten Banyumas meliputi tingkat pengetahuan petugas TB, kesesuaian tata laksana dengan pedoman nasional dan mendeskripsikan faktor yang mempengaruhi terlaksananya program TB-MDR. Penelitian ini menggunakan observasi deskriptif secara prospektif. Analisis kuantitatif menggunakan kuesioner untuk mengukur tingkat pengetahuan petugas TB dan daftar checklist untuk kesesuaian tatalaksana program TB-MDR dengan pedoman nasional. Analisis kualitatif menggunakan metode wawancara terstruktur kepada petugas TB atau kepala puskesmas untuk menggali faktor penghambat dan pendukung program pengendalian TB-MDR di puskesmas di Kabupaten Banyumas selama kurang lebih 3 bulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan petugas TB-MDR di puskesmas di Kabupaten Banyumas adalah 85,56% masuk dalam kategori tinggi (75%-100%). Tingkat kesesuaian tata laksana penanganan TB-MDR dengan pedoman nasional sebesar 86,94%. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan program TB-MDR adalah faktor ekonomi, faktor petugas kesehatan, faktor pasien, dan faktor sarana dan prasarana. Kata kunci: evaluasi, OAT (obat antituberkulosis), program, TB-MDR. ABSTRACT The emergence of resistance to drugs used to treat TB, and particularly multi-drug- resistant TB (MDR TB), has become a significant public health problem and an obstacle to effective TB control. The resistance is a condition where drugs used to treat TB are not
  • 2. PHARMACY, Vol.13 No. 02 Desember 2016 ISSN 1693-3591 163 able to kill M. tubercolusis. This study aimed to evaluate the success of MDR TB treatment programs in Banyumas include the level of knowledge of TB officer, suitability of guidelines health care center in Banyumas with national guidelines and describe the factors that affect the implementation of MDR TB program. A cross- sectional descriptive study was conducted for three months. Quantitative analysis using questionnaires to measure the level of knowledge of TB officers and a checklist for suitability guidelines health care center in Banyumas with national guidelines. Qualitative analysis using structured interviews to TB officer or the head of the health care center to explore factors inhibiting and supporting MDR TB control program in the district of Banyumas health centers. The results showed that the level of knowledge officer of MDR was 85.56% in the high category (75%-100%). Level governance suitability MDR TB treatment with national guidelines of 86.94%. Factors that may affect the success of MDR TB program are the economic, health workers, patient, facilities, and infrastructures. Key words: evaluation, MDR-TB, OAT (antituberculosis drugs), program.
  • 3. PHARMACY, Vol.13 No. 02 Desember 2016 ISSN 1693-3591 164 Pendahuluan Resistensi kuman Mycobacterium tuberculosis terhadap Obat Anti Tuberculosis (OAT) merupakan salah satu masalah yang umum ditemui pada pengobatan TB. Resistensi merupakan keadaan dimana OAT tidak mampu untuk membunuh kuman M. tuberculosis. Salah satu bentuk resistensinya adalah Multi Drug Resistant (MDR) (Ebert, 1997). Saat ini TB-MDR merupakan masalah terbesar yang dihadapi dunia terhadap pencegahan dan pemberantasan kasus TB-MDR. Resistensi obat terjadi akibat penggunaan OAT yang tidak tepat dosis pada pasien yang masih sensitif terhadap rejimen OAT (WHO, 2010). WHO menyatakan adanya peningkatan insiden TB-MDR secara bertahap tiap tahun dengan rerata 2%. Peningkatan drastis terjadi pada tahun 2005 di Asia Tenggara dengan jumlah kasus sebanyak 68 kasus TB-MDR tiap 100.000 penduduk dan 3.937 kasus penderita TB-MDR terjadi pada tahun 2010 dan dapat disimpulkan jumlah kasus TB-MDR sebanyak 66757 (WHO, 2013). Data kementerian Kesehatan RI (2010) menyebutkan pada tahun 2006 prevalensi TB-MDR di Indonesia sebesar 253/100.000 penduduk dengan angka kematian 38/100.000 penduduk, dengan angka tersebut Indonesia menduduki peringkat ke-8 dari 27 negara dengan kasus TB-MDR terbanyak (Depkes RI, 2010). Seperti yang tercantum pada Programmatic Management of Drug Resistance Tuberculosis, diketahui bahwa insidensi TB-MDR yang tinggi sebagian besar disebabkan oleh rendahnya angka keberhasilan pengobatan TB terutama di fasilitas pelayanan kesehatan rumah sakit, klinik, dan praktisi swasta. Hal ini disebabkan oleh kepatuhan tenaga kesehatan rendah terhadap standar penatalaksanaan TB, pemberian konseling kepada pasien/keluarga, dukungan jejaring eksternal dalam case holding, dan pemberian rejimen tidak tepat oleh tenaga kesehatan, atau karena kegagalan pasien menyelesaikan seluruh tahapan pengobatan (Depkes, 2011). Menindaklanjuti permasalahan tersebut, pemerintah membentuk tim Manajemen Terpadu Penanggulangan Tuberkulosis Resisten Obat (MTPTRO) yang merupakan bagian integral program pengendalian TB Nasional.
  • 4. PHARMACY, Vol.13 No. 02 Desember 2016 ISSN 1693-3591 165 Program ini dimulai pada tahun 2009 dan dikembangkan di seluruh wilayah Indonesia sehingga seluruh pasien TB- MDR dapat mengakses penatalaksanaan TB-MDR yang terstandar dan cepat, mengurangi angka kesakitan dan kematian, serta memutus rantai penularan TB-MDR (Depkes RI, 2014). Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan observasi deskriptif. Analisis kuantitatif menggunakan kuesioner untuk mengukur tingkat pengetahuan petugas TB dan daftar checklist untuk kesesuaian tatalaksana program TB-MDR dengan pedoman nasional. Analisis kualitatif menggunakan metode wawancara terstruktur petugas TB atau kepala puskesmas untuk menggali faktor penghambat dan pendukung program pengendalian TB-MDR di puskesmas- puskesmas di Kabupaten Banyumas selama tiga bulan. Hasil dan Pembahasan Uji Validitas dan Reabilitas Kuesioner Uji validitas dilakukan menggunakan program statistik SPSS, dilakukan dengan cara membandingkan nilai hitung dengan r table (Dahlan, 2012). Jumlah total kuesioner yang disebarkan sebanyak 37 kuesioner di puskesmas, terdapat 7 pernyataan yang nilai r hitung <0,361 sehingga pernyataan dinyatakan tidak valid. Kuesioner dikatakan reliabel jika nilai Cronbach’s alpha minimal 0,7. (Sugiyono, 2012). Hasil yang diperoleh dari uji reabilitas kuesioner adalah 0,766 maka dapat disimpulkan bahwa kuesioner tersebut reliabel digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan petugas TB-MDR di puskesmas. Karakteristik Pasien Narasumber yang direncanakan pada penelitian ini adalah kepala puskesmas sebagai ketua tim penanggulangan TB-MDR di setiap puskesmas serta petugas penanggungjawab atau koordinator pengawas minum obat bagi pasien TB- MDR. Idealnya terdapat 2 narasumber pada setiap puskesmas dari 8 puskesmas tersebut tetapi pada penelitian ini peneliti mendapatkan 12 narasumber baik dari koordinator maupun dari kepala puskesmas. Tabel 1 menunjukkan bahwa narasumber didominasi oleh perempuan dengan persentase 58,3%. Merujuk pada data kepegawaian di setiap puskesmas sampel, mayoritas petugasnya adalah perempuan dengan rentang umur antara 26 sampai dengan 45 tahun. Sedangkan
  • 5. PHARMACY, Vol.13 No. 02 Desember 2016 ISSN 1693-3591 166 pada aspek pendidikan 100% petugas tim TB-MDR sudah berpendidikan minimal D3 seperti keperawatan dan kebidanan. Tabel 1. Karakteristik narasumber di puskesmas di Kabupaten Banyumas Data Frekuensi Persentase (%) Jenis kelamin: Laki-laki Perempuan 5 7 41,6% 58,3% Usia: 26 – 35 36 – 45 6 6 50% 50% Pendidikan terakhir: D3 / S1/Profesi S2 / S3 12 0 100% 0% Tabel 2. Analisis tingkat pengetahuan petugas terhadap TB-MDR di puskesmas di Kabupaten Banyumas tahun 2016 No Puskesmas Nara Sumber Jumlah Benar* Jumlah Salah* % Benar % Salah 1 Sumbang Kepala 20 10 66,67% 33,33% 2 Cilongok Petugas 26 4 86,67% 13,33% 3 Lumbir Petugas 27 3 90,00% 10,00% 4 Pekuncen Kepala 26 4 86,67% 13,33% Petugas 25 5 83,33% 16,67% 5 Purwokerto Kepala 27 3 90,00% 10,00% Barat Petugas 26 4 86,67% 13,33% 6 Purwokerto Kepala 27 3 90,00% 10,00% Timur Petugas 23 7 76,67% 23,33% 7 Sokaraja Kepala 27 3 90,00% 10,00% Petugas 27 3 90,00% 10,00% 8 Sumpiuh Petugas 27 3 90,00% 10,00% % Rata-Rata 85,56% 14,44% Sumber: Data Primer, 2016. Analisis Tingkat Pengetahuan Petugas Kesehatan di Puskesmas Tabel 1 menunjukkan rata-rata tingkat pengetahuan setelah dikonversi dalam bentuk persentase adalah 85,5%. Sejalan dengan penelitian Wahyudi (2010) bahwa pengetahuan petugas dan kader TB Paru di Puskesmas Sanakulon akan berpengaruh positif terhadap keberhasilan program penanggulangan TBC pada umumnya. Secara umum a b c
  • 6. PHARMACY, Vol.13 No. 02 Desember 2016 ISSN 1693-3591 167 pelatihan yang didapatkan oleh para petugas puskesmas adalah TB umum atau mereka lebih sering menyebutnya adalah TB “biasa” bukan pelatihan khusus TB-MDR. Bentuk pengetahuan yang didapatkan adalah pada saat ada pasien TB-MDR yang datang untuk melakukan pengobatan di puskesmas tujuan, maka di puskesmas tersebut dibentuk tim yang terdiri dari dokter, apoteker, dan perawat untuk mendapatkan arahan dari Tim TB-MDR di rumah sakit rujukan TB-MDR yaitu RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Tabel 3. Analisis kesesuaian tata laksana program pengendalian TB-MDR di puskesmas di Kabupaten Banyumas Tahun 2016 No Puskesmas Nara Sumber Terlaksana Persentase Sesuai Prosedur (Poin) Tidak Sesuai (Poin) Sesuai Prosedur Tidak Sesuai 1 Sumbang Kepala 23 7 76,67% 23,33% 2 Cilongok Petugas 28 2 93,33% 6,67% 3 Lumbir Petugas 21 9 70,00% 30,00% 4 Pekuncen Kepala 25 5 83,33% 16,67% Petugas 24 6 80,00% 20,00% 5 Purwokerto Barat Kepala 30 0 100,00% 0,00% Petugas 27 3 90,00% 10,00% 6 Purwokerto Timur Kepala 30 0 100,00% 0,00% Petugas 26 4 86,67% 13,33% 7 Sokaraja Kepala 28 2 93,33% 6,67% Petugas 27 3 90,00% 10,00% 8 Sumpiuh Petugas 24 6 80,00% 20,00% Rata-Rata 86,94% 13,06% Sumber: Data Primer, 2016. Analisis Kesesuaian Tata Laksana Program Pengendalian TB-MDR Analisis ini menggunakan teknik pengamatan langsung dengan instrumentasi kuesioner untuk menilai kesesuaian pelaksanaan Manajemen Terpadu Pengendalian Tuberkulosis Resisten Obat (MTPTRO). MTPTRO adalah untuk menganalisis relevansi, efisiensi, efektivitas, dampak dan keberlanjutan penerapan program. Hasil yang didapatkan adalah 85,94% sudah sesuai dengan protap program MTPTRO. Adapun ketidaksesuaian 13,06% dikarenakan petugas menjawab sesuai dengan apa yang dilakukan. Protap yang terbanyak tidak dilakukan di puskesmas
  • 7. PHARMACY, Vol.13 No. 02 Desember 2016 ISSN 1693-3591 168 adalah poin 7.4 dan 7.5 yaitu dalam kategori pencatatan dan pelaporan, poin 5 (petugas puskesmas mencatat dan melakukan evaluasi monitoring pada pasien TB-MDR yang telah selesai pengobatan), dan poin 6 (evaluasi dan monitoring pasien yang sembuh dilakukan dengan memantau dan mencatat hasil pemeriksaan biakan dalam jangka waktu 30 hari setelah fase pengobatan lanjut). Narasumber juga mengatakan bahwa tidak ada kegiatan monitoring yang terstuktur. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Terlaksananya Program Penanggulangan TB-MDR 1. Penemuan kasus Data penemuan kasus ini merupakan salah satu indikator dalam keberhasilan pengendalian TB- MDR. Informasi narasumber menyimpulkan bahwa belum ada pelatihan khsusus TB-MDR tetapi ada semacam pelatihan kilat atau briefing dengan tim TB-MDR dari RSUD Dr. Muwardi Surakarta. Hasil wawancara yang melakukan sesuai dengan petunjuk teknis sebagai berikut: “kalau yang pertama itu, kita dapat dari penjaringan ke desa-desa case finding ke rumah-rumah. jika ada pasien yang menunjukan tanda-tanda TB-MDR kita langsung rujuk ke Cilacap.” Petunjuk cara penemuan kasus TB- MDR ini sama halnya dengan TB biasa yaitu melakukan skrining ke rumah warga. 2. Merujuk suspek Sistem perujukan pada pasien TB-MDR adalah terkait dengan kondisi pasien secara umum akibat dari efek samping obat, jika keluhan yang dirasakan pasien masih dalam kategori ringan maka petugas puskesmas dalam hal ini dokter dapat memberikan pengobatan dengan saran dari tim dokter TB-MDR di RSUD Dr. Muwardi Surakarta melalui group media Whatsapp. 3. Meneruskan pengobatan (rawat jalan) Pada proses pengobatan pasien diwajibkan untuk mendapatkan dan menggunakan obat di puskesmas. Walaupun secara prosedural tidak diperbolehkan seorang pasien TB- MDR membawa pulang obatnya, tetapi ada puskesmas yang akhirnya memperbolehkan obat untuk dibawa pulang. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pasien dalam melakukan pengobatan rawat jalan menurut salah seorang petugas
  • 8. PHARMACY, Vol.13 No. 02 Desember 2016 ISSN 1693-3591 169 kesehatan adalah pendekatan petugas dan ekonomi pasien. Tetapi dari sekian narasumber, faktor ekonomi dari pasienlah yang lebih dominan mempengaruhi pasien melanjutkan pengobatan atau tidak. 4. Monitoring ESO Efek samping yang paling banyak terjadi adalah mual yang terjadi pada 91 (79,8%) pasien, muntah dan artralgia yang terjadi pada 90 (78,9%) pasien. Efek samping yang jarang terjadi adalah hipokalemia 20 (17,5%) pasien (MTPTRO, 2014). Dapat disimpulkan efek samping yang banyak terjadi pada pasien sesuai dengan data dari Kementrian Kesehatan RI, 2014 yang tertuang dalam Petunjuk Teknis MTPTRO (2014). 5. KIE (Konseling Informasi dan Edukasi) Kegiatan ini diberikan kepada semua pasien dan anggota keluarga di setiap tingkat fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes), mulai dari Fasyankes satelit sampai kepada rujukan dan dimulai sejak awal yaitu sebelum pasien didiagnosis sebagai TB-MDR dan dilakukan secara terus menerus pada setiap kunjungan pasien ke fasyankes dan sudah berjalan. Menurut narasumber, pasien mendapatkan sejumlah dana untuk transportasi dari rumah sampai ke RSU Dr. Muwardi Surakarta dan dilakukan setiap bulan selama masa pengobatan. Berdasarkan informasi narasumber, faktor pasien merupakan yang mendukung keberhasilan program TB-MDR karena motivasi internal dan dukungan psikososial kepada pasien TB Resistan Obat sangat diperlukan untuk keberhasilan pengobatan, pengendalian, infeksi, serta pemutus rantai penularan. Hal ini sesuai dengan penelitian Munawwaroh dkk. (2013) yang menyatakan bahwa peningkatan motivasi menjadi solusi untuk menurunkan kejadian TB-MDR 6. PMO (Pengawas Minum Obat) Salah satu fungsi dari Fasyankes satelit adalah melakukan pengawasan minum obat yang diutamakan adalah tenaga kesehatan atau kader kesehatan terlatih. “PMO selama ini baru keluarga dan mantan penderita yang dilatih oleh Dinas Kesehatan Kabupaten, cuma kita sekarang punya kader, jadi kita bikin kader khusus bukan TB saja tapi KIA dan TB jadi kita harapkan ada pengawasan dari lingkungan terutama untuk penggunaan APD,
  • 9. PHARMACY, Vol.13 No. 02 Desember 2016 ISSN 1693-3591 170 cuma ya memang kita tidak bisa membedakan ini TB biasa ini TB-MDR karena ada kaitan dengan kerahasiaan dan pasien. Karena ada keterbatasan jangkauan dan petugas sehingga kita menggunakan kader tersebut, cuma si kader tidak diberi tahu diagnosanya hanya sekedar memantau saja apakah sudah minum obat atau belum”. Dapat disimpulkan bahwa pada Fasyankes satelit seperti puskesmas diwajibkan ada PMO TB-MDR walaupun tidak sama dengan PMO TB biasa/umum. PMO TB-MDR bertugas memberikan obat secara injeksi maupun oral kepada pasien di ruangan khusus dan Poli Khusus sehingga pasien tidak melewati jalur pasien umum agar menghindari penularan pada pasien beresiko di puskesmas. Disimpulkan dari informasi narasumber bahwa sudah ada sarana dan prasana yang mendukung pengobatan TB-MDR, tetapi secara kualitas belum memenuhi standar. Faktor yang mendominasi belum terpenuhi secara kualitas adalah ketersediaan ruangan di puskesmas yang akan dijadikan ruangan isolasi tersebut. Bahkan ada yang harus dilakukan di rumah dinas dokter yang tidak digunakan yang letaknya berjauhan dari puskesmas. Petugas kesehatan juga memiliki peran penting dalam kelangsungan pengobatan. Narasumber menyatakan ada ketakutan penularan terhadap dirinya walaupun sudah ada sistem yang dibentuk agar dapat meminimalisir keterpaparan kepada petugas. Menurutnya semua ini sudah menjadi tugas profesi tenaga kesehatan sehingga mereka lakukan tugas dengan sepenuh hati. Petugas sudah menjalankan tugas dengan kewaspadaan tinggi dan mengikuti protap yang sudah ditetapkan. 7. Pendokumentasian dan pencatatan Tujuan pendokumentasian dan pencatatan adalah sebagai pengendalian administratif untuk melindungi petugas kesehatan, pengunjung, dan pasien dari penularan TB-MDR. Informasi ini sesuai dengan keterangan beberapa narasumber bahwa pencatatan TB- MDR sudah terlaksana sebagaimana mestinya. Kesimpulan 1. Tingkat petugas TB-MDR di Puskesmas Kabupaten Banyumas
  • 10. PHARMACY, Vol.13 No. 02 Desember 2016 ISSN 1693-3591 171 adalah 85,56% masuk dalam kategori tinggi (75%-100%). 2. Tingkat kesesuaian tata laksana penanganan TB-MDR dengan pedoman nasional sebesar 86,94%. 3. Faktor-faktor yang dapat mendukung keberhasilan program TB-MDR adalah faktor ekonomi, faktor petugas kesehatan, faktor pasien, dan faktor sarana dan prasarana. Daftar Pustaka Dahlan, M.S. 2012. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Edisi V. Jakarta: Penerbit Salemba Medika. Depkes RI. 2014. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Depkes RI. 2011. Programmatic of Management Drug Resistance Tuberculosis. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Ebert, S.C. 1997. Tuberculosis. in Dipiro, Pharmacotherapy: a Pathophysiologic Approach, 3rd ed. England: McGraw Hill Company. Munawwaroh, R., Leida, I. dan Wahhiddudin. 2013. Gambaran Faktor Resiko Pengobatan TB- MDR RS Labuang Baji Kota Makassar Tahun 2013. Laporan Penelitian: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanudin. Wahyudi, E. 2010. Hubungan pengetahuan, sikap, dan motivasi kader dengan penemuan suspek tuberkulosis paru di Puskesmas Sanankulon. Tesis. Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta. World Health Organization. 2014. Tuberculosis Control in The Sout- East Asia Region: Annual TB Report 2014. India: WHO. World Health Organization. 2010. Multidrug and Extensively Drug- Resistant TB (M/XDR-TB): 2010 Global Report on Surveillance and Response. Geneve: WHO Press. WHO. 2015. Global Tuberculosis Control Report 2011: Toward Universal Acces to Diagnosis and Treatment of Multidrug- Resistant and Extensevly Drug- Resitant Tuberculosis by 2015. WHO 2009. WHO Report 2009: Global Tuberculosis Control Epidemiology, Strategy, Financing. Geneva, Switzerland: WHO Press. whqlibdoc.who.int/publications/ 2009/9789241563802_eng.pdf– Diakses 1 Maret 2016.