SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Download to read offline
Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat, 2019, Vol. 4 No. 2, Page: 137-144
Open Access | Url: http://ppm.ejournal.id/index.php/pengabdian/article/view/165
JURNAL PENGABDIAN PADA MASYARAKAT is published by
137 LP3M of Universitas Mathla’ul Anwar Banten
Pemberdayaan Anggota Ranting Aisyiyah Grendeng dalam
Identifikasi Keamanan Jamu Tradisional Instan
Much Ilham Novalisa Aji Wibowo1
1 Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Article History ABSTRACT
Received 02.07.2019
Received in revised form
31.07.2019
Accepted 01.08.2019
Available online 20.08.2019
EMPOWERMENT OF AISYIYAH BRANCH MEMBERS OF GRENDENG IN THE
IDENTIFICATION OF INSTANT TRADITIONAL HERBAL MEDICINE SECURITY.
Drug chemicals are still found in some instant powder herbal products even though
BPOM has carried out its supervisory duties. The drug chemicals in instant herbal
mixtures are selling points for unscrupulous manufacturers of traditional medicines
because they offer an instant effect over claims of synthetic chemical drugs. The
harmful effects of consuming traditional medicines containing medicinal chemicals are
felt after 5 to 10 years later with the emergence of various disease conditions resulting
from the addition of medicinal chemicals to herbal medicine. One effort to suppress the
circulation of herbal medicine with drug chemical is to increase public knowledge in
various ways. The activity is an effort to empower the community in identifying safe
and legal Instant Traditional Herbal Medicine. Empowerment activities in this service
activity are carried out in 5 stages with three main stages, namely the first lecture, which
aims to increase public awareness and alertness about Jamu. The second activity is
Group Teaching to add knowledge and information intensively in small groups. The
third activity is Self Empowering in order to increase the independence of the
community to solve the security problems of Traditional Herbal Medicine through
training and peer teaching. The science and technology application program for the
community can significantly improve partner knowledge based on the Paired T-test
statistical test (P < 0.05). It can be concluded that after IbM activities, partners can choose
excellent and right herbs based on the provisions of BPOM RI. Partners can distinguish
herbal products, standardized herbal medicines, and phytopharmaca. Partners can find
out how to use good and right herbs. Knowledge of partners after this activity increased
significantly (P < 0.05) from the knowledge category to less good knowledge.
KEYWORDS:1Drug Chemicals, Empowerment, Traditional Herbs Medicine.
PENDAHULUAN
Bahan kimia obat (BKO) masih ditemukan dalam beberapa produk jamu serbuk
instan walaupun BPOM sudah melakukan tugas pengawasannya. BKO dalam campuran
jamu instan menjadi selling point bagi produsen karena dirasakan efeknya langsung terasa
1
Corresponding author: Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto Jl. Raya Dukuhwaluh PO BOX 202 Kembaran
Purwokerto, Indonesia; Email: aji.wibowo.ump@gmail.com
http://ppm.ejournal.id
JURNAL PENGABDIAN PADA MASYARAKAT
ISSN 2540-8739 (print) || ISSN 2540-8747 (online)
LEMBAGA PENELITIAN, PENGABDIAN, DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MATHLA’UL ANWAR BANTEN
This is an open access article distributed under the terms of the Creative Commons
Attribution 4.0 International License, which permits unrestricted use, distribution,
and reproduction in any medium, provided the original work is properly cited.
© 2019 Much Ilham Novalisa Aji Wibowo.
DOI: 10.30653/002.201942.165
Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat 2019, 4(2), 137-144
138
melebihi klaim obat kimia. Menurut Firdaus (2009) banyak produsen Jamu baru
bermunculan dikarenakan permintaan pasar yang besar. Dampak berbahaya dari
konsumsi obat tradisional ber-BKO ini dirasakan setelah 5 s.d. 10 tahun kemudian dengan
munculnya berbagai penyakit akibat penambahan BKO (BPOM, 2017).
Sejumlah 46 produk Jamu pada tahun 2010 ditarik dari peredaran karena ber-BKO
(Kompas, 2013). Hal serupa juga terulang pada kurun waktu 2015-2016 sejumlah 115
kasus peredaran Obat Tradisional ber-BKO berhasil diungkap oleh BPOM dalam. Salah
satu permasalahan di masyarakat adalah kurangnya pengetahuan berkaitan dengan
produk Jamu. Adanya anggapan di masyarakat bahwa produk dari alam tidak memiliki
efek samping juga turut andil dalam permasalahan tersebut (BPOM, 2017). Salah satu
upaya untuk menekan peredaran Jamu ber-BKO adalah dengan meningkatkan
pengetahuan masyarakat. Salah satu kegiatan tersebut adalah kegiatan memberdayakan
masyarakat dalam mengidentifikasi Jamu Tradisional Instan yang aman/legal. Kegiatan
pemberdayaan ini dilakukan dalam 5 tahap dengan 3 tahap utama yaitu pertama
dilakukan ceramah yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan
masyarakat tentang Jamu. Kedua Group Teaching untuk menambah pengetahuan dan
informasi secara intensif dalam kelompok kecil. Ketiga adalah Self Empowering agar dapat
meningkatkan kemampuan mandiri masyarakat untuk memecahkan masalah melalui
training dan peer teaching.
Survei pendahuluan dilakukan di kelurahan Grendeng, Purwokerto Utara untuk
mengetahui permasalahan kefarmasian di masyarakat. Lokasi ini dipilih berdasarkan
informasi empiris terdapat beberapa penjual Jamu Gendong yang dicampur dengan Jamu
Instan. Salah satu kelompok masyarakat yang aktif berkegiatan di wilayah tersebut adalah
kelompok Aisyiyah Grendeng Purwokerto Utara. Pemberdayaan anggota Aisyiyah
diharapkan akan berdampak lebih luas dikarenakan pengurus melakukan pertemuan di
tingkat RT sampai Kecamatan.
METODE PELAKSANAAN
Pendekatan pembelajaran konstruktivis dipandang tepat digunakan pada kegiatan
ini. Metode konstruktivitis berpusat kepada peserta dalam menemukan fakta, konsep
atau prinsip bagi diri sendiri (Poedjiadi, 2010). Terdapat 5 tahap dalam kegiatan ini,
dengan 3 tahap utama didalamnya. Rangkaian alur proses pelatihan sebagai berikut:
Tahap 1. Pelaksanaan Pre-Test
Pelaksanaan pre-test dimaksudkan untuk mengetahui pemahaman peserta terhadap
materi yang akan diberikan pada proses pembelajaran. Metode evaluasi ini juga dapat
meningkatkan motivasi dan minat belajar mitra sehingga diharapkan hasil kegiatan bisa
meningkat (Effendy, 2016). Rancangan evaluasi pre-test dibuat berdasarkan 4 tingkatan
pengetahuan menurut Notoatmodjo (2010) yaitu Tahu, Paham, Aplikasi dan Evaluasi
yang terdiri dari 15 Pertanyaan.
Tahap 2. Ceramah
Ceramah dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran dan
kewaspadaan masyarakat tentang Jamu Ceramah diawali dengan proses brain storming
yang dapat memicu untuk menstimulasi tanggapan dari peserta. Metode ini dapat
Much Ilham Novalisa Aji Wibowo
139
mengumpulkan informasi dari peserta dalam waktu singkat tentang pengetahuan peserta
(Handayani, 2018). Metode ini efektif dilaksanakan pada kelompok peserta dengan
jumlah besar dengan waktu ceramah 30 menit. Materi ceramah diadaptasi dari BPOM RI.
Kegiatan ini didukung dengan membuat media booklet, media presentasi power point.
Tahap 3. Group Teaching
Group Teaching untuk menambah pengetahuan dan informasi secara intensif dalam
kelompok kecil Media yang digunakan pada group teaching adalah booklet yang sudah
disusun berdasarkan materi keamanan Jamu instan dari BPOM RI (2004). Pada kelompok
juga diberikan permasalahan untuk dipecahkan bersama dan diberikan worksheet
sebagai media pelatihan. Fasilitator membantu dalam proses ini selama 20 menit.
Tahap 4. Self Empowering
Self Empowering agar dapat meningkatkan kemampuan mandiri masyarakat untuk
memecahkan masalah melalui training dan peer teaching. Menurut Saparwadi (2016),
kegiatan pemberdayaan berupaya membantu masyarakat untuk mengetahui
kemampuan yang Ia miliki dan juga mengatasi masalahnya sendiri tidak dapat dilalui
melalui proses singkat. Kegiatan ini dilakukan dengan cara mitra memberikan materi
kegiatan kepada kelompok lain dengan bantuan worksheet dan booklet selama 15 menit
(Mintarti, 2001).
Tahap 5. Evaluasi Post-Test
Pengukuran keberhasilan melalui post-test dengan instrumen kuesioner pengukuran
pengetahuan untuk mengetahui hasil setelah dilakukan kegiatan. Evaluasi ini sebagai
umpan balik untuk menyempurnakan proses pembelajaran selanjutnya. Pertanyaan
dalam Post-Test sama dengan Pre-Test agar dapat mengukur keberhasilan kegiatan.
Khalayak sasaran kegiatan IbM Keamanan Jamu Tradisional Instan adalah anggota
pengurus ranting Aisyiyah Kelurahan Grendeng, Kecamatan Purwokerto Utara. Aisyiyah
merupakan organisasi ortonom bagi wanita Muhammadiyah. Aisyiyah juga memiliki
amal usaha yang bergerak diberbagai bidang yaitu : pendidikan, kesehatan, kesejahteraan
sosial, ekonomi dan pemberdayaan masyarakat. Sejalan dengan hal tersebut menurut
Sukidjo (2000) salah satu sasaran kegiatan IbM adalah kelompok sosial dalam masyarakat
yang masih memerlukan pembinaan, pendidikan, pelatihan dan penyuluhan guna
meningkatkan peran sosialnya di masyarakat. Berdasarkan latar belakang tersebut
penulis menilai khalayak sasaran pada kegiatan IbM ini sudah tepat.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tahapan awal pelaksanaan kegiatan adalah perancangan kerangka kegiatan
berdasarkan pada analisis masalah yang telah dilakukan. Perancangan dilakukan pada
bulan Januari 2019 bekerjasama dengan mitra untuk membuat skala prioritas masalah
yang dihadapi. Penggunaan pendekatan Konstruktivitis diharapkan dapat memperkuat
penyampaian materi kepada mitra sehingga output dari kegiatan dapat tercapai.
Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat 2019, 4(2), 137-144
140
Pelaksanaan kegiatan dengan strategi pembelajaran kontruktivitis dengan metode
student-centered learning. Setelah pre-test dilakukan kegiatan selanjutnya adalah
penyampaian materi dengan cara ceramah, group teaching, self empowering training, peer
teaching. Metode ceramah tepat diterapkan pada kelompok besar karena mudah dan
dapat disampaikan berulang jika mitra tidak mengerti. Disamping itu jumlah peserta
mitra lebih dari 30 orang, sehingga metode ini dipandang tepat diterapkan kepada mitra.
Gambar 1. Ceramah materi Identifikasi Keamanan Jamu Tradisional Instan
Kombinasi metode edukasi akan menyempurnakan metode ceramah, sejalan dengan
pendapat Djamarah (2000) variasi metode dalam penyampaian materi kepada masyarakat
akan menghilangkan kebosanan peserta. Sitepu (2008) dan Handayani (2018) menyatakan
metode ceramah dapat meningkatkan pengetahuan di bidang kesehatan, sehingga sesuai
dengan tema kegiatan ini.
Proses selanjutnya adalah group teaching, kegiatan ini diawali dengan pembagian
kelompok peserta kegiatan. Terdapat 5 kelompok yang beranggotakan 5-7 orang tiap
kelompok. Metode ini mensyaratkan adanya fasilitator pada setiap kelompok yang akan
membagi tugas, bersama-sama mengamati materi, mengevaluasi materi dan saling
mendukung untuk meningkatkan hasil kegiatan (Kisworo, 2000). Dampak positif pada
metode ini adalah mitra akan memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam terhadap
materi kegiatan. Selain itu fasilitator dapat menggali dan mengembangkan potensi mitra
dalam materi kegiatan. Kegiatan group teaching dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Group Teaching materi Identifikasi Keamanan Jamu Tradisional Instan
Much Ilham Novalisa Aji Wibowo
141
Proses selanjutnya adalah self training kegiatan ini didasarkan pada falsafah
andragogi yang mengutamakan penerapan metode experiental learning, dalam proses
belajar mitralah yang aktif menjalani proses belajar dengan bantuan fasilitator (Kolb et al,
2001). Pada proses ini mitra diberikan worksheet untuk mengidentifikasi keamanan Jamu
dari kemasannya. Beberapa contoh Jamu yang ber-BKO dan Jamu yang aman diberikan
kepada setiap kelompok mitra untuk selanjutnya dilakukan penilaian pada worksheet.
Kegiatan self training dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 4. Self Empowering Melalui Training dan Peer Teaching
Setelahnya dilakukan kegiatan peer teaching kepada sesama anggota mitra antar
kelompok, salah satu anggota kelompok 1 akan memberikan materi yang kepada anggota
kelompok lain begitu juga sebaliknya. Menurut Jarvis (2013), kegiatan peer teaching
berpusat pada peserta setelah difasilitasi kesempatan belajar untuk diri sendiri dan orang
lain, sehingga dapat terjadi timbal balik antara teman sebaya.
Evaluasi Kegiatan
Selama pelaksanaan program IbM telah dilaksanakan penelitian untuk
mengevaluasi hasil pelaksanaan program. Tujuan penelitian adalah mengetahui
pengaruh pemberian pelatihan terhadap tingkat pengetahuan mitra. Rancangan dalam
penelitian ini adalah one group pretest-posttest. Hipotesis penelitian diuji dengan uji t untuk
sampel berpasangan (paired sample t test), dengan taraf kepercayaan 95% (Dahlan, 2011)
Analisis pengetahuan peserta IbM Keamanan Jamu Instan Tradisional
Karakteristik Responden
Responden dalam kegiatan berjumlah 32 orang anggota Aisyiyah dengan beragam
usia dan latar belakang. Deskripsi peserta berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 1.
Peserta kegiatan didominasi oleh kelompok usia dewasa akhir (36 - 45 Tahun) dengan
pendidikan mayoritas adalah D3. Menurut Notoatmodjo (2010) salah satu faktor yang
berpengaruh dalam pengisian kuisioner adalah faktor usia dan tingkat pendidikan.
Faktor tersebut akan berpengaruh terhadap cara pandang, pemikiran dan penilaian
terhadap materi kuisioner yang dihubungkan dengan pengalaman yang pernah dialami.
Dengan hasil tersebut diharapkan peserta tidak mengalami kesulitan saat pengisian
kuesioner.
Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat 2019, 4(2), 137-144
142
Tabel 1. Karakteristik Responden Peserta Kegiatan IbM Identifikasi Keamanan Jamu Tradisional
İnstan
Keterangan ∑ %
Usia
Masa dewasa awal (26 - 35 tahun) 9 28,1
Masa dewasa akhir (36 - 45 tahun) 13 40,6
Masa Lansia Awal (46 - 55 tahun) 8 25
Masa lansia akhir (56 - 65 tahun) 2 6,25
Pendidikan
SMP 3 9,4
SMK/SMA/Setingkat 9 28,1
D3 13 40,6
S1 7 21,9
Pengukuran Tingkat Pengetahuan Mitra
Pengukuran pengetahuan menurut Notoatmodjo (2010) setiap jawaban benar dari
masing-masing pertanyaan diberi nilai 1 dan jika salah diberi nilai 0. Penilaian dilakukan
dengan cara membandingkan jumlah skor jawaban dengan skor yang diharapkan
(tertinggi) kemudian dikalikan 100% dan hasilnya berupa prosentase, rumus yang
digunakan sebagai berikut :
Keterangan :
N = Nilai pengetahuan
Sp = Skor yang didapat
Sm = Skor tertinggi maksimum
Rincian spesifik tingkat penguasaan mitra mengenai Identifikasi keamanan Jamu
tradisional instan disajikan pada tabel 2.
Tabel 2. Tingkat Penguasaan Mitra Mengenai Identifikasi Keamanan Jamu Tradisional İnstan
Kategori Pre-test Post-test
Nilai rata-rata 9,625 12,906
Interpretasi pengetahuan Kurang Baik
Nilai terendah 4 10
Nilai tertinggi 13 15
Sumber : Data primer, 2019
Dapat disimpulkan terdapat peningkatan nilai dari pre-test dan post-test. Perbedaan
tersebut terdapat pada 3 komponen kategori nilai yaitu nilai rata-rata, nilai terendah dan
nilai tertinggi. Nilai post test dengan rentang tingkat pengetahuan baik (76%-100%) yaitu
rentang nilai yang diperoleh adalah 11,4-15,00 pada penilaian kuesioner kegiatan ini.
Uji Statistik Pengukuran Tingkat Pengetahuan Mitra
Pengujian diawali dengan uji normalitas data nilai yang diperoleh, nilai signifikansi
data uji normalitas menunjukan nilai probabilitas >0,05. Dapat disimpulkan bahwa data
tingkat penguasaan mitra mengenai identifikasi keamanan Jamu tradisional instan
berdistribusi normal. Uji statistik yang digunakan adalah Uji Paired T Test yang digunakan
Much Ilham Novalisa Aji Wibowo
143
untuk menguji komparatif atau perbedaan apabila skala data kedua variabel adalah
kuantitatif (Dahlan, 2011). Data uji tersebut disajikan pada tabel 3.
Tabel 3. Uji Paired T Test Tingkat Penguasaan Mitra dalam Identifikasi Keamanan Jamu
Tradisional Instan
Hasil uji Pre-test Post-test
Nilai rata-rata 9.625 12.906
Nilai korelasi 0,406
Nilai signifikasi 0.000
Berdasarkan uji statistik Paired T Test dengan nilai probabilitas (0,000 < 0,05) dapat
disimpulkan bahwa kegiatan IbM Keamanan Jamu Tradisional Instan dapat
meningkatkan pengetahuan mitra secara signifikan. Keberhasilan ini dimungkinkan
karena dukungan berbagai pihak terkait selain penggunaan metode yang diterapkan
kepada mitra. Menurut Sujarwo (2011) hal penting dalam pendidikan orang dewasa
adalah: apa yang dipelajari oleh peserta, bukan apa yang diajarkan oleh pengajar.
Terdapat metode Group teaching dengan fasilitator dalam kegiatan IbM akan membawa
peserta pelatihan pada penemuan oleh dirinya sendiri pokok-pokok pembelajaran
(learning points) yang diharapkan akan berdampak signifikan pada meningkatnya
pengetahuan dan kompetensi skill.
SIMPULAN
Keseluruhan rangkaian kegiatan IbM Keamanan Jamu Tradisional Instan
menghasilkan luaran yang telah ditargetkan. Evaluasi Pre dan post test didapatkan rata-
rata pengetahuan meningkat menjadi kategori pengetahuan baik (76%-100%) yaitu
rentang nilai yang diperoleh adalah 11,4 s.d. 15,00 telah tercapai. Berdasarkan
peningkatan pengetahuan tersebut dapat disimpulkan bahwa mitra dapat memilih Jamu
yang baik dan benar berdasarkan ketentuan BPOM RI. Mitra dapat membedakan produk
Jamu, obat herbal terstandar, dan fitofarmaka. Mitra dapat mengetahui cara penggunaan
jamu yang baik dan benar.
REFERENSI
BPOM. (2017). Bahaya bahan kimia obat (BKO) yang dibubuhkan kedalam obat tradisional (jamu).
Retrieved November 25, 2018 from
https://www.pom.go.id/mobile/index.php/view/berita/144/BAHAYA-BAHAN-
KIMIA-OBAT--BKO--YANG-DIBUBUHKAN-KEDALAM-OBAT-TRADISIONAL--
JAMU-.html
BPOM. (2004). Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia
Nomor HK. 00.05.4.2411 tentang Ketentuan Pokok Pengelompokan dan Penandaan Obat
Bahan Alam Indonesia. Jakarta. Badan Pengawas Obat dan Makanan
Dahlan, S. (2011). Statistik untuk kedokteran dan kesehatan (Edisi 5). Jakarta, Salemba Medika.
Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat 2019, 4(2), 137-144
144
Djamarah, S. B. (2000). Guru dan anak didik dalam interaksi edukatif. Jakarta: Rineka cipta.
Effendy, I. (2016). Pengaruh pemberian pre-test dan post-test terhadap hasil belajar mata
diklat HDW. DEV. 100.2. A pada siswa SMK Negeri 2 Lubuk Basung. VOLT: Jurnal
Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro, 1(2), 81-88.
Firdaus, M. I., & Utami, P. I. (2009). Analisis kualitatif parasetamol pada sediaan jamu
serbuk pegal linu yang beredar di Purwokerto. Pharmacy: Jurnal Farmasi
Indonesia, 6(2), 1-5.
Handayani, S., & Astutik, V. Y. (2018). Perbedaan antara pemberian metode pembelajaran
ceramah, presentasi dan resitasi terhadap hasil belajar mahasiswa semester iii
tentang imunisasi dasar pada bayi usia 0-11 bulan. Biomed Science, 1(1), 8-14.
Jarvis, P. (2013). Learning in later life: An introduction for educators and carers. London:
Routledge.
Kisworo. (2000). Team teaching alternatif pembelajaran IPA yang memberi otonomi
siswa. Jurnal Ilmiah Guru Caraka Olah Pikir Edukatif, 4(1), 5-10.
Kolb, D. A., Boyatzis, R. E., & Mainemelis, C. (2001). Experiential learning theory: Previous
research and new directions. Perspectives on Thinking, Learning, and Cognitive
Styles, 1(8), 227-247.
Kompas. (2013). BPOM tarik jamu berbahan kimia obat. Retrieved November 25, 2018
from https://lifestyle.kompas.com/read/2013/11/08/1331226/BPOM.Tarik.59.Jamu.Be
rbahan.Kimia.Obat
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Notoadmodjo, S. (2003). Pendidikan dan perilaku kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta.
Mintarti (2001). Efektivitas booklet makjan sebagai media belajar untuk meningkatkan perilaku
berusa bagi pedagang makanan jajanan. (Tesis). Bogor: Intitut Teknologi Bogor.
Pudjiadi, A. (2010). Pengantar filsafat ilmu bagi pendidik. Bandung: Yayasan Cendrawasih.
Saparwadi (2016). Strategi Pemberdayaan Masyarakat Oleh Pengurus Pemberdayaan dan
Kesejahteraan Keluarga (PKK). (Skripsi). Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga Yogyakarta.
Sunhaji. (2013). Konsep pendidikan orang dewasa. Jurnal Kependidikan, 1(1), 1-11.
Sujarwo. (2011). Pendidikan orang dewasa. Dedikasi: Journal of Community Engagment, 2(3),
79-88.
Sukidjo. (2000). Tujuan dan khalayak sasaran pengabdian pada masyarakat. Aplikasia:
Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama, 2(1), 62-78.

More Related Content

What's hot

Presentasi sidang proposal skripsi, Lutfi Bahtiyar, 2014
Presentasi sidang proposal skripsi, Lutfi Bahtiyar, 2014Presentasi sidang proposal skripsi, Lutfi Bahtiyar, 2014
Presentasi sidang proposal skripsi, Lutfi Bahtiyar, 2014Ns. Lutfi
 
5_Nursing_Education_and_Impact
5_Nursing_Education_and_Impact5_Nursing_Education_and_Impact
5_Nursing_Education_and_ImpactAdelle Brownsky
 
Otonomi vol13no1jan2013-11. mulyanto
Otonomi vol13no1jan2013-11. mulyantoOtonomi vol13no1jan2013-11. mulyanto
Otonomi vol13no1jan2013-11. mulyantoAGUS SETIYONO
 
Jurnal persepsi tentang imunisasi booster balita usia 24 bulan
Jurnal persepsi tentang imunisasi booster balita usia 24 bulanJurnal persepsi tentang imunisasi booster balita usia 24 bulan
Jurnal persepsi tentang imunisasi booster balita usia 24 bulannrukmana rukmana
 
Tugas pharmaceutical care
Tugas pharmaceutical careTugas pharmaceutical care
Tugas pharmaceutical carenisha althaf
 
Review Jurnal Tentang Penerapan Telenursing dalam Keperawatan
Review Jurnal Tentang Penerapan Telenursing dalam KeperawatanReview Jurnal Tentang Penerapan Telenursing dalam Keperawatan
Review Jurnal Tentang Penerapan Telenursing dalam KeperawatanBella Citra H
 
Presentasi sidang rara
Presentasi sidang raraPresentasi sidang rara
Presentasi sidang raraPocut Kasim
 
Rasionalitas penggunaan obat
Rasionalitas penggunaan obat Rasionalitas penggunaan obat
Rasionalitas penggunaan obat nisha althaf
 
Metode Dalam Promosi Kesehatan
Metode Dalam Promosi KesehatanMetode Dalam Promosi Kesehatan
Metode Dalam Promosi Kesehatanpjj_kemenkes
 
Jurnal Fitria Kurniati Agustina
Jurnal Fitria Kurniati AgustinaJurnal Fitria Kurniati Agustina
Jurnal Fitria Kurniati Agustinasapakademik
 
Pedoman obat-bebas-dan-bebas-terbatas
Pedoman obat-bebas-dan-bebas-terbatasPedoman obat-bebas-dan-bebas-terbatas
Pedoman obat-bebas-dan-bebas-terbatasSainal Edi Kamal
 
Studi Kasus Drug Related Problems
Studi Kasus Drug Related ProblemsStudi Kasus Drug Related Problems
Studi Kasus Drug Related ProblemsMaulana Sakti
 
12. evaluasi program promosi kesehatan
12. evaluasi program promosi kesehatan12. evaluasi program promosi kesehatan
12. evaluasi program promosi kesehatanAgus Candra
 

What's hot (19)

Asdfghj
AsdfghjAsdfghj
Asdfghj
 
yuni
yuniyuni
yuni
 
Presentasi sidang proposal skripsi, Lutfi Bahtiyar, 2014
Presentasi sidang proposal skripsi, Lutfi Bahtiyar, 2014Presentasi sidang proposal skripsi, Lutfi Bahtiyar, 2014
Presentasi sidang proposal skripsi, Lutfi Bahtiyar, 2014
 
5_Nursing_Education_and_Impact
5_Nursing_Education_and_Impact5_Nursing_Education_and_Impact
5_Nursing_Education_and_Impact
 
Otonomi vol13no1jan2013-11. mulyanto
Otonomi vol13no1jan2013-11. mulyantoOtonomi vol13no1jan2013-11. mulyanto
Otonomi vol13no1jan2013-11. mulyanto
 
Jurnal persepsi tentang imunisasi booster balita usia 24 bulan
Jurnal persepsi tentang imunisasi booster balita usia 24 bulanJurnal persepsi tentang imunisasi booster balita usia 24 bulan
Jurnal persepsi tentang imunisasi booster balita usia 24 bulan
 
Adan
AdanAdan
Adan
 
Jurnal
JurnalJurnal
Jurnal
 
Tugas pharmaceutical care
Tugas pharmaceutical careTugas pharmaceutical care
Tugas pharmaceutical care
 
Review Jurnal Tentang Penerapan Telenursing dalam Keperawatan
Review Jurnal Tentang Penerapan Telenursing dalam KeperawatanReview Jurnal Tentang Penerapan Telenursing dalam Keperawatan
Review Jurnal Tentang Penerapan Telenursing dalam Keperawatan
 
Presentasi sidang rara
Presentasi sidang raraPresentasi sidang rara
Presentasi sidang rara
 
Rasionalitas penggunaan obat
Rasionalitas penggunaan obat Rasionalitas penggunaan obat
Rasionalitas penggunaan obat
 
Metode Dalam Promosi Kesehatan
Metode Dalam Promosi KesehatanMetode Dalam Promosi Kesehatan
Metode Dalam Promosi Kesehatan
 
Jurnal Fitria Kurniati Agustina
Jurnal Fitria Kurniati AgustinaJurnal Fitria Kurniati Agustina
Jurnal Fitria Kurniati Agustina
 
Pedoman obat-bebas-dan-bebas-terbatas
Pedoman obat-bebas-dan-bebas-terbatasPedoman obat-bebas-dan-bebas-terbatas
Pedoman obat-bebas-dan-bebas-terbatas
 
Studi Kasus Drug Related Problems
Studi Kasus Drug Related ProblemsStudi Kasus Drug Related Problems
Studi Kasus Drug Related Problems
 
Ppt proposal
Ppt proposalPpt proposal
Ppt proposal
 
Bpom
BpomBpom
Bpom
 
12. evaluasi program promosi kesehatan
12. evaluasi program promosi kesehatan12. evaluasi program promosi kesehatan
12. evaluasi program promosi kesehatan
 

Similar to Pemberdayaan anggota ranting aisyiyah grendeng dalam identifikasi keamanan jamu tradisional instan

MATERI PELATIHAN PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MEMILIH OBAT BAGI T...
MATERI PELATIHAN PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MEMILIH OBAT BAGI T...MATERI PELATIHAN PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MEMILIH OBAT BAGI T...
MATERI PELATIHAN PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MEMILIH OBAT BAGI T...Sainal Edi Kamal
 
Power Point mbak nina.pptx
Power Point mbak nina.pptxPower Point mbak nina.pptx
Power Point mbak nina.pptxnormaPintaTama1
 
E modul 3 kelas tutor ciloto
 E modul 3  kelas tutor ciloto E modul 3  kelas tutor ciloto
E modul 3 kelas tutor cilotoMaria Amandit
 
TugasMetopen_11120017_Intan.docx
TugasMetopen_11120017_Intan.docxTugasMetopen_11120017_Intan.docx
TugasMetopen_11120017_Intan.docxIntandelianaPutri
 
Modul 4 kb 4 dokumentasi
Modul 4 kb 4 dokumentasiModul 4 kb 4 dokumentasi
Modul 4 kb 4 dokumentasipjj_kemenkes
 
Modul 4 kb 3 mtbs atau mtbm
Modul 4 kb 3 mtbs atau mtbmModul 4 kb 3 mtbs atau mtbm
Modul 4 kb 3 mtbs atau mtbmpjj_kemenkes
 
PENINGKATAN KAPASITAS PENGETAHUAN PENGURUS PANTI ASUHAN DI KOTA.pptx
PENINGKATAN KAPASITAS PENGETAHUAN PENGURUS PANTI ASUHAN DI KOTA.pptxPENINGKATAN KAPASITAS PENGETAHUAN PENGURUS PANTI ASUHAN DI KOTA.pptx
PENINGKATAN KAPASITAS PENGETAHUAN PENGURUS PANTI ASUHAN DI KOTA.pptxZamharira Muslim
 
Pendidikan Kesehatan di Komunitas dalam Keperawatan Komunitas
Pendidikan Kesehatan di Komunitas dalam Keperawatan KomunitasPendidikan Kesehatan di Komunitas dalam Keperawatan Komunitas
Pendidikan Kesehatan di Komunitas dalam Keperawatan KomunitasMKUmam
 
PENGKAJIAN KEBUTUHAN PROMKES.pdf
PENGKAJIAN KEBUTUHAN PROMKES.pdfPENGKAJIAN KEBUTUHAN PROMKES.pdf
PENGKAJIAN KEBUTUHAN PROMKES.pdfLaili Hidayati
 
SKN MAKALAH.doc berisi latar belakang dari sistem kesehatan nasional
SKN MAKALAH.doc berisi latar belakang dari sistem kesehatan nasionalSKN MAKALAH.doc berisi latar belakang dari sistem kesehatan nasional
SKN MAKALAH.doc berisi latar belakang dari sistem kesehatan nasionalprjzjpy4x7
 
Kpk.m2kb3 promosi kesehatan
Kpk.m2kb3   promosi kesehatanKpk.m2kb3   promosi kesehatan
Kpk.m2kb3 promosi kesehatanppghybrid4
 
Modul 4 kb4 dokumentasi
Modul 4 kb4 dokumentasiModul 4 kb4 dokumentasi
Modul 4 kb4 dokumentasipjj_kemenkes
 

Similar to Pemberdayaan anggota ranting aisyiyah grendeng dalam identifikasi keamanan jamu tradisional instan (20)

Pedoman Pelaksanaan GKSO
Pedoman Pelaksanaan GKSOPedoman Pelaksanaan GKSO
Pedoman Pelaksanaan GKSO
 
MATERI PELATIHAN PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MEMILIH OBAT BAGI T...
MATERI PELATIHAN PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MEMILIH OBAT BAGI T...MATERI PELATIHAN PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MEMILIH OBAT BAGI T...
MATERI PELATIHAN PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MEMILIH OBAT BAGI T...
 
PPT KWU.pptx
PPT KWU.pptxPPT KWU.pptx
PPT KWU.pptx
 
mission statment.docx
mission statment.docxmission statment.docx
mission statment.docx
 
496-973-1-SM.pdf
496-973-1-SM.pdf496-973-1-SM.pdf
496-973-1-SM.pdf
 
Power Point mbak nina.pptx
Power Point mbak nina.pptxPower Point mbak nina.pptx
Power Point mbak nina.pptx
 
Evaluasi program(evrog)
Evaluasi program(evrog)Evaluasi program(evrog)
Evaluasi program(evrog)
 
E modul 3 kelas tutor ciloto
 E modul 3  kelas tutor ciloto E modul 3  kelas tutor ciloto
E modul 3 kelas tutor ciloto
 
TugasMetopen_11120017_Intan.docx
TugasMetopen_11120017_Intan.docxTugasMetopen_11120017_Intan.docx
TugasMetopen_11120017_Intan.docx
 
Makalah_3 Makalah tugas agribisnis 9
Makalah_3 Makalah tugas agribisnis 9Makalah_3 Makalah tugas agribisnis 9
Makalah_3 Makalah tugas agribisnis 9
 
Modul 4 kb 4 dokumentasi
Modul 4 kb 4 dokumentasiModul 4 kb 4 dokumentasi
Modul 4 kb 4 dokumentasi
 
buku-ajar.pdf
buku-ajar.pdfbuku-ajar.pdf
buku-ajar.pdf
 
Modul 4 kb 3 mtbs atau mtbm
Modul 4 kb 3 mtbs atau mtbmModul 4 kb 3 mtbs atau mtbm
Modul 4 kb 3 mtbs atau mtbm
 
PENINGKATAN KAPASITAS PENGETAHUAN PENGURUS PANTI ASUHAN DI KOTA.pptx
PENINGKATAN KAPASITAS PENGETAHUAN PENGURUS PANTI ASUHAN DI KOTA.pptxPENINGKATAN KAPASITAS PENGETAHUAN PENGURUS PANTI ASUHAN DI KOTA.pptx
PENINGKATAN KAPASITAS PENGETAHUAN PENGURUS PANTI ASUHAN DI KOTA.pptx
 
70966-244530-1-PB.pdf
70966-244530-1-PB.pdf70966-244530-1-PB.pdf
70966-244530-1-PB.pdf
 
Pendidikan Kesehatan di Komunitas dalam Keperawatan Komunitas
Pendidikan Kesehatan di Komunitas dalam Keperawatan KomunitasPendidikan Kesehatan di Komunitas dalam Keperawatan Komunitas
Pendidikan Kesehatan di Komunitas dalam Keperawatan Komunitas
 
PENGKAJIAN KEBUTUHAN PROMKES.pdf
PENGKAJIAN KEBUTUHAN PROMKES.pdfPENGKAJIAN KEBUTUHAN PROMKES.pdf
PENGKAJIAN KEBUTUHAN PROMKES.pdf
 
SKN MAKALAH.doc berisi latar belakang dari sistem kesehatan nasional
SKN MAKALAH.doc berisi latar belakang dari sistem kesehatan nasionalSKN MAKALAH.doc berisi latar belakang dari sistem kesehatan nasional
SKN MAKALAH.doc berisi latar belakang dari sistem kesehatan nasional
 
Kpk.m2kb3 promosi kesehatan
Kpk.m2kb3   promosi kesehatanKpk.m2kb3   promosi kesehatan
Kpk.m2kb3 promosi kesehatan
 
Modul 4 kb4 dokumentasi
Modul 4 kb4 dokumentasiModul 4 kb4 dokumentasi
Modul 4 kb4 dokumentasi
 

Recently uploaded

PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptssuser551745
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxkemenaghajids83
 
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxtatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxPoliJantung
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfsrirezeki99
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanFeraAyuFitriyani
 
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfMODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfBangKoko
 
one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)
one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)
one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)AsriSetiawan3
 
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdfnoviarani6
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptxNezaPurna
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATIPPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATIMuhammadAlfiannur2
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdfbendaharadakpkmbajay
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptUserTank2
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptssuserbb0b09
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxZuheri
 
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxFRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxindah849420
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptAcephasan2
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptRekhaDP2
 

Recently uploaded (20)

PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
 
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxtatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
 
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfMODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
 
one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)
one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)
one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)
 
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATIPPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
 
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxFRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
 

Pemberdayaan anggota ranting aisyiyah grendeng dalam identifikasi keamanan jamu tradisional instan

  • 1. Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat, 2019, Vol. 4 No. 2, Page: 137-144 Open Access | Url: http://ppm.ejournal.id/index.php/pengabdian/article/view/165 JURNAL PENGABDIAN PADA MASYARAKAT is published by 137 LP3M of Universitas Mathla’ul Anwar Banten Pemberdayaan Anggota Ranting Aisyiyah Grendeng dalam Identifikasi Keamanan Jamu Tradisional Instan Much Ilham Novalisa Aji Wibowo1 1 Universitas Muhammadiyah Purwokerto Article History ABSTRACT Received 02.07.2019 Received in revised form 31.07.2019 Accepted 01.08.2019 Available online 20.08.2019 EMPOWERMENT OF AISYIYAH BRANCH MEMBERS OF GRENDENG IN THE IDENTIFICATION OF INSTANT TRADITIONAL HERBAL MEDICINE SECURITY. Drug chemicals are still found in some instant powder herbal products even though BPOM has carried out its supervisory duties. The drug chemicals in instant herbal mixtures are selling points for unscrupulous manufacturers of traditional medicines because they offer an instant effect over claims of synthetic chemical drugs. The harmful effects of consuming traditional medicines containing medicinal chemicals are felt after 5 to 10 years later with the emergence of various disease conditions resulting from the addition of medicinal chemicals to herbal medicine. One effort to suppress the circulation of herbal medicine with drug chemical is to increase public knowledge in various ways. The activity is an effort to empower the community in identifying safe and legal Instant Traditional Herbal Medicine. Empowerment activities in this service activity are carried out in 5 stages with three main stages, namely the first lecture, which aims to increase public awareness and alertness about Jamu. The second activity is Group Teaching to add knowledge and information intensively in small groups. The third activity is Self Empowering in order to increase the independence of the community to solve the security problems of Traditional Herbal Medicine through training and peer teaching. The science and technology application program for the community can significantly improve partner knowledge based on the Paired T-test statistical test (P < 0.05). It can be concluded that after IbM activities, partners can choose excellent and right herbs based on the provisions of BPOM RI. Partners can distinguish herbal products, standardized herbal medicines, and phytopharmaca. Partners can find out how to use good and right herbs. Knowledge of partners after this activity increased significantly (P < 0.05) from the knowledge category to less good knowledge. KEYWORDS:1Drug Chemicals, Empowerment, Traditional Herbs Medicine. PENDAHULUAN Bahan kimia obat (BKO) masih ditemukan dalam beberapa produk jamu serbuk instan walaupun BPOM sudah melakukan tugas pengawasannya. BKO dalam campuran jamu instan menjadi selling point bagi produsen karena dirasakan efeknya langsung terasa 1 Corresponding author: Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto Jl. Raya Dukuhwaluh PO BOX 202 Kembaran Purwokerto, Indonesia; Email: aji.wibowo.ump@gmail.com http://ppm.ejournal.id JURNAL PENGABDIAN PADA MASYARAKAT ISSN 2540-8739 (print) || ISSN 2540-8747 (online) LEMBAGA PENELITIAN, PENGABDIAN, DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT UNIVERSITAS MATHLA’UL ANWAR BANTEN This is an open access article distributed under the terms of the Creative Commons Attribution 4.0 International License, which permits unrestricted use, distribution, and reproduction in any medium, provided the original work is properly cited. © 2019 Much Ilham Novalisa Aji Wibowo. DOI: 10.30653/002.201942.165
  • 2. Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat 2019, 4(2), 137-144 138 melebihi klaim obat kimia. Menurut Firdaus (2009) banyak produsen Jamu baru bermunculan dikarenakan permintaan pasar yang besar. Dampak berbahaya dari konsumsi obat tradisional ber-BKO ini dirasakan setelah 5 s.d. 10 tahun kemudian dengan munculnya berbagai penyakit akibat penambahan BKO (BPOM, 2017). Sejumlah 46 produk Jamu pada tahun 2010 ditarik dari peredaran karena ber-BKO (Kompas, 2013). Hal serupa juga terulang pada kurun waktu 2015-2016 sejumlah 115 kasus peredaran Obat Tradisional ber-BKO berhasil diungkap oleh BPOM dalam. Salah satu permasalahan di masyarakat adalah kurangnya pengetahuan berkaitan dengan produk Jamu. Adanya anggapan di masyarakat bahwa produk dari alam tidak memiliki efek samping juga turut andil dalam permasalahan tersebut (BPOM, 2017). Salah satu upaya untuk menekan peredaran Jamu ber-BKO adalah dengan meningkatkan pengetahuan masyarakat. Salah satu kegiatan tersebut adalah kegiatan memberdayakan masyarakat dalam mengidentifikasi Jamu Tradisional Instan yang aman/legal. Kegiatan pemberdayaan ini dilakukan dalam 5 tahap dengan 3 tahap utama yaitu pertama dilakukan ceramah yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan masyarakat tentang Jamu. Kedua Group Teaching untuk menambah pengetahuan dan informasi secara intensif dalam kelompok kecil. Ketiga adalah Self Empowering agar dapat meningkatkan kemampuan mandiri masyarakat untuk memecahkan masalah melalui training dan peer teaching. Survei pendahuluan dilakukan di kelurahan Grendeng, Purwokerto Utara untuk mengetahui permasalahan kefarmasian di masyarakat. Lokasi ini dipilih berdasarkan informasi empiris terdapat beberapa penjual Jamu Gendong yang dicampur dengan Jamu Instan. Salah satu kelompok masyarakat yang aktif berkegiatan di wilayah tersebut adalah kelompok Aisyiyah Grendeng Purwokerto Utara. Pemberdayaan anggota Aisyiyah diharapkan akan berdampak lebih luas dikarenakan pengurus melakukan pertemuan di tingkat RT sampai Kecamatan. METODE PELAKSANAAN Pendekatan pembelajaran konstruktivis dipandang tepat digunakan pada kegiatan ini. Metode konstruktivitis berpusat kepada peserta dalam menemukan fakta, konsep atau prinsip bagi diri sendiri (Poedjiadi, 2010). Terdapat 5 tahap dalam kegiatan ini, dengan 3 tahap utama didalamnya. Rangkaian alur proses pelatihan sebagai berikut: Tahap 1. Pelaksanaan Pre-Test Pelaksanaan pre-test dimaksudkan untuk mengetahui pemahaman peserta terhadap materi yang akan diberikan pada proses pembelajaran. Metode evaluasi ini juga dapat meningkatkan motivasi dan minat belajar mitra sehingga diharapkan hasil kegiatan bisa meningkat (Effendy, 2016). Rancangan evaluasi pre-test dibuat berdasarkan 4 tingkatan pengetahuan menurut Notoatmodjo (2010) yaitu Tahu, Paham, Aplikasi dan Evaluasi yang terdiri dari 15 Pertanyaan. Tahap 2. Ceramah Ceramah dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan masyarakat tentang Jamu Ceramah diawali dengan proses brain storming yang dapat memicu untuk menstimulasi tanggapan dari peserta. Metode ini dapat
  • 3. Much Ilham Novalisa Aji Wibowo 139 mengumpulkan informasi dari peserta dalam waktu singkat tentang pengetahuan peserta (Handayani, 2018). Metode ini efektif dilaksanakan pada kelompok peserta dengan jumlah besar dengan waktu ceramah 30 menit. Materi ceramah diadaptasi dari BPOM RI. Kegiatan ini didukung dengan membuat media booklet, media presentasi power point. Tahap 3. Group Teaching Group Teaching untuk menambah pengetahuan dan informasi secara intensif dalam kelompok kecil Media yang digunakan pada group teaching adalah booklet yang sudah disusun berdasarkan materi keamanan Jamu instan dari BPOM RI (2004). Pada kelompok juga diberikan permasalahan untuk dipecahkan bersama dan diberikan worksheet sebagai media pelatihan. Fasilitator membantu dalam proses ini selama 20 menit. Tahap 4. Self Empowering Self Empowering agar dapat meningkatkan kemampuan mandiri masyarakat untuk memecahkan masalah melalui training dan peer teaching. Menurut Saparwadi (2016), kegiatan pemberdayaan berupaya membantu masyarakat untuk mengetahui kemampuan yang Ia miliki dan juga mengatasi masalahnya sendiri tidak dapat dilalui melalui proses singkat. Kegiatan ini dilakukan dengan cara mitra memberikan materi kegiatan kepada kelompok lain dengan bantuan worksheet dan booklet selama 15 menit (Mintarti, 2001). Tahap 5. Evaluasi Post-Test Pengukuran keberhasilan melalui post-test dengan instrumen kuesioner pengukuran pengetahuan untuk mengetahui hasil setelah dilakukan kegiatan. Evaluasi ini sebagai umpan balik untuk menyempurnakan proses pembelajaran selanjutnya. Pertanyaan dalam Post-Test sama dengan Pre-Test agar dapat mengukur keberhasilan kegiatan. Khalayak sasaran kegiatan IbM Keamanan Jamu Tradisional Instan adalah anggota pengurus ranting Aisyiyah Kelurahan Grendeng, Kecamatan Purwokerto Utara. Aisyiyah merupakan organisasi ortonom bagi wanita Muhammadiyah. Aisyiyah juga memiliki amal usaha yang bergerak diberbagai bidang yaitu : pendidikan, kesehatan, kesejahteraan sosial, ekonomi dan pemberdayaan masyarakat. Sejalan dengan hal tersebut menurut Sukidjo (2000) salah satu sasaran kegiatan IbM adalah kelompok sosial dalam masyarakat yang masih memerlukan pembinaan, pendidikan, pelatihan dan penyuluhan guna meningkatkan peran sosialnya di masyarakat. Berdasarkan latar belakang tersebut penulis menilai khalayak sasaran pada kegiatan IbM ini sudah tepat. HASIL DAN PEMBAHASAN Tahapan awal pelaksanaan kegiatan adalah perancangan kerangka kegiatan berdasarkan pada analisis masalah yang telah dilakukan. Perancangan dilakukan pada bulan Januari 2019 bekerjasama dengan mitra untuk membuat skala prioritas masalah yang dihadapi. Penggunaan pendekatan Konstruktivitis diharapkan dapat memperkuat penyampaian materi kepada mitra sehingga output dari kegiatan dapat tercapai.
  • 4. Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat 2019, 4(2), 137-144 140 Pelaksanaan kegiatan dengan strategi pembelajaran kontruktivitis dengan metode student-centered learning. Setelah pre-test dilakukan kegiatan selanjutnya adalah penyampaian materi dengan cara ceramah, group teaching, self empowering training, peer teaching. Metode ceramah tepat diterapkan pada kelompok besar karena mudah dan dapat disampaikan berulang jika mitra tidak mengerti. Disamping itu jumlah peserta mitra lebih dari 30 orang, sehingga metode ini dipandang tepat diterapkan kepada mitra. Gambar 1. Ceramah materi Identifikasi Keamanan Jamu Tradisional Instan Kombinasi metode edukasi akan menyempurnakan metode ceramah, sejalan dengan pendapat Djamarah (2000) variasi metode dalam penyampaian materi kepada masyarakat akan menghilangkan kebosanan peserta. Sitepu (2008) dan Handayani (2018) menyatakan metode ceramah dapat meningkatkan pengetahuan di bidang kesehatan, sehingga sesuai dengan tema kegiatan ini. Proses selanjutnya adalah group teaching, kegiatan ini diawali dengan pembagian kelompok peserta kegiatan. Terdapat 5 kelompok yang beranggotakan 5-7 orang tiap kelompok. Metode ini mensyaratkan adanya fasilitator pada setiap kelompok yang akan membagi tugas, bersama-sama mengamati materi, mengevaluasi materi dan saling mendukung untuk meningkatkan hasil kegiatan (Kisworo, 2000). Dampak positif pada metode ini adalah mitra akan memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam terhadap materi kegiatan. Selain itu fasilitator dapat menggali dan mengembangkan potensi mitra dalam materi kegiatan. Kegiatan group teaching dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Group Teaching materi Identifikasi Keamanan Jamu Tradisional Instan
  • 5. Much Ilham Novalisa Aji Wibowo 141 Proses selanjutnya adalah self training kegiatan ini didasarkan pada falsafah andragogi yang mengutamakan penerapan metode experiental learning, dalam proses belajar mitralah yang aktif menjalani proses belajar dengan bantuan fasilitator (Kolb et al, 2001). Pada proses ini mitra diberikan worksheet untuk mengidentifikasi keamanan Jamu dari kemasannya. Beberapa contoh Jamu yang ber-BKO dan Jamu yang aman diberikan kepada setiap kelompok mitra untuk selanjutnya dilakukan penilaian pada worksheet. Kegiatan self training dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 4. Self Empowering Melalui Training dan Peer Teaching Setelahnya dilakukan kegiatan peer teaching kepada sesama anggota mitra antar kelompok, salah satu anggota kelompok 1 akan memberikan materi yang kepada anggota kelompok lain begitu juga sebaliknya. Menurut Jarvis (2013), kegiatan peer teaching berpusat pada peserta setelah difasilitasi kesempatan belajar untuk diri sendiri dan orang lain, sehingga dapat terjadi timbal balik antara teman sebaya. Evaluasi Kegiatan Selama pelaksanaan program IbM telah dilaksanakan penelitian untuk mengevaluasi hasil pelaksanaan program. Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh pemberian pelatihan terhadap tingkat pengetahuan mitra. Rancangan dalam penelitian ini adalah one group pretest-posttest. Hipotesis penelitian diuji dengan uji t untuk sampel berpasangan (paired sample t test), dengan taraf kepercayaan 95% (Dahlan, 2011) Analisis pengetahuan peserta IbM Keamanan Jamu Instan Tradisional Karakteristik Responden Responden dalam kegiatan berjumlah 32 orang anggota Aisyiyah dengan beragam usia dan latar belakang. Deskripsi peserta berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 1. Peserta kegiatan didominasi oleh kelompok usia dewasa akhir (36 - 45 Tahun) dengan pendidikan mayoritas adalah D3. Menurut Notoatmodjo (2010) salah satu faktor yang berpengaruh dalam pengisian kuisioner adalah faktor usia dan tingkat pendidikan. Faktor tersebut akan berpengaruh terhadap cara pandang, pemikiran dan penilaian terhadap materi kuisioner yang dihubungkan dengan pengalaman yang pernah dialami. Dengan hasil tersebut diharapkan peserta tidak mengalami kesulitan saat pengisian kuesioner.
  • 6. Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat 2019, 4(2), 137-144 142 Tabel 1. Karakteristik Responden Peserta Kegiatan IbM Identifikasi Keamanan Jamu Tradisional İnstan Keterangan ∑ % Usia Masa dewasa awal (26 - 35 tahun) 9 28,1 Masa dewasa akhir (36 - 45 tahun) 13 40,6 Masa Lansia Awal (46 - 55 tahun) 8 25 Masa lansia akhir (56 - 65 tahun) 2 6,25 Pendidikan SMP 3 9,4 SMK/SMA/Setingkat 9 28,1 D3 13 40,6 S1 7 21,9 Pengukuran Tingkat Pengetahuan Mitra Pengukuran pengetahuan menurut Notoatmodjo (2010) setiap jawaban benar dari masing-masing pertanyaan diberi nilai 1 dan jika salah diberi nilai 0. Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan jumlah skor jawaban dengan skor yang diharapkan (tertinggi) kemudian dikalikan 100% dan hasilnya berupa prosentase, rumus yang digunakan sebagai berikut : Keterangan : N = Nilai pengetahuan Sp = Skor yang didapat Sm = Skor tertinggi maksimum Rincian spesifik tingkat penguasaan mitra mengenai Identifikasi keamanan Jamu tradisional instan disajikan pada tabel 2. Tabel 2. Tingkat Penguasaan Mitra Mengenai Identifikasi Keamanan Jamu Tradisional İnstan Kategori Pre-test Post-test Nilai rata-rata 9,625 12,906 Interpretasi pengetahuan Kurang Baik Nilai terendah 4 10 Nilai tertinggi 13 15 Sumber : Data primer, 2019 Dapat disimpulkan terdapat peningkatan nilai dari pre-test dan post-test. Perbedaan tersebut terdapat pada 3 komponen kategori nilai yaitu nilai rata-rata, nilai terendah dan nilai tertinggi. Nilai post test dengan rentang tingkat pengetahuan baik (76%-100%) yaitu rentang nilai yang diperoleh adalah 11,4-15,00 pada penilaian kuesioner kegiatan ini. Uji Statistik Pengukuran Tingkat Pengetahuan Mitra Pengujian diawali dengan uji normalitas data nilai yang diperoleh, nilai signifikansi data uji normalitas menunjukan nilai probabilitas >0,05. Dapat disimpulkan bahwa data tingkat penguasaan mitra mengenai identifikasi keamanan Jamu tradisional instan berdistribusi normal. Uji statistik yang digunakan adalah Uji Paired T Test yang digunakan
  • 7. Much Ilham Novalisa Aji Wibowo 143 untuk menguji komparatif atau perbedaan apabila skala data kedua variabel adalah kuantitatif (Dahlan, 2011). Data uji tersebut disajikan pada tabel 3. Tabel 3. Uji Paired T Test Tingkat Penguasaan Mitra dalam Identifikasi Keamanan Jamu Tradisional Instan Hasil uji Pre-test Post-test Nilai rata-rata 9.625 12.906 Nilai korelasi 0,406 Nilai signifikasi 0.000 Berdasarkan uji statistik Paired T Test dengan nilai probabilitas (0,000 < 0,05) dapat disimpulkan bahwa kegiatan IbM Keamanan Jamu Tradisional Instan dapat meningkatkan pengetahuan mitra secara signifikan. Keberhasilan ini dimungkinkan karena dukungan berbagai pihak terkait selain penggunaan metode yang diterapkan kepada mitra. Menurut Sujarwo (2011) hal penting dalam pendidikan orang dewasa adalah: apa yang dipelajari oleh peserta, bukan apa yang diajarkan oleh pengajar. Terdapat metode Group teaching dengan fasilitator dalam kegiatan IbM akan membawa peserta pelatihan pada penemuan oleh dirinya sendiri pokok-pokok pembelajaran (learning points) yang diharapkan akan berdampak signifikan pada meningkatnya pengetahuan dan kompetensi skill. SIMPULAN Keseluruhan rangkaian kegiatan IbM Keamanan Jamu Tradisional Instan menghasilkan luaran yang telah ditargetkan. Evaluasi Pre dan post test didapatkan rata- rata pengetahuan meningkat menjadi kategori pengetahuan baik (76%-100%) yaitu rentang nilai yang diperoleh adalah 11,4 s.d. 15,00 telah tercapai. Berdasarkan peningkatan pengetahuan tersebut dapat disimpulkan bahwa mitra dapat memilih Jamu yang baik dan benar berdasarkan ketentuan BPOM RI. Mitra dapat membedakan produk Jamu, obat herbal terstandar, dan fitofarmaka. Mitra dapat mengetahui cara penggunaan jamu yang baik dan benar. REFERENSI BPOM. (2017). Bahaya bahan kimia obat (BKO) yang dibubuhkan kedalam obat tradisional (jamu). Retrieved November 25, 2018 from https://www.pom.go.id/mobile/index.php/view/berita/144/BAHAYA-BAHAN- KIMIA-OBAT--BKO--YANG-DIBUBUHKAN-KEDALAM-OBAT-TRADISIONAL-- JAMU-.html BPOM. (2004). Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor HK. 00.05.4.2411 tentang Ketentuan Pokok Pengelompokan dan Penandaan Obat Bahan Alam Indonesia. Jakarta. Badan Pengawas Obat dan Makanan Dahlan, S. (2011). Statistik untuk kedokteran dan kesehatan (Edisi 5). Jakarta, Salemba Medika.
  • 8. Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat 2019, 4(2), 137-144 144 Djamarah, S. B. (2000). Guru dan anak didik dalam interaksi edukatif. Jakarta: Rineka cipta. Effendy, I. (2016). Pengaruh pemberian pre-test dan post-test terhadap hasil belajar mata diklat HDW. DEV. 100.2. A pada siswa SMK Negeri 2 Lubuk Basung. VOLT: Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro, 1(2), 81-88. Firdaus, M. I., & Utami, P. I. (2009). Analisis kualitatif parasetamol pada sediaan jamu serbuk pegal linu yang beredar di Purwokerto. Pharmacy: Jurnal Farmasi Indonesia, 6(2), 1-5. Handayani, S., & Astutik, V. Y. (2018). Perbedaan antara pemberian metode pembelajaran ceramah, presentasi dan resitasi terhadap hasil belajar mahasiswa semester iii tentang imunisasi dasar pada bayi usia 0-11 bulan. Biomed Science, 1(1), 8-14. Jarvis, P. (2013). Learning in later life: An introduction for educators and carers. London: Routledge. Kisworo. (2000). Team teaching alternatif pembelajaran IPA yang memberi otonomi siswa. Jurnal Ilmiah Guru Caraka Olah Pikir Edukatif, 4(1), 5-10. Kolb, D. A., Boyatzis, R. E., & Mainemelis, C. (2001). Experiential learning theory: Previous research and new directions. Perspectives on Thinking, Learning, and Cognitive Styles, 1(8), 227-247. Kompas. (2013). BPOM tarik jamu berbahan kimia obat. Retrieved November 25, 2018 from https://lifestyle.kompas.com/read/2013/11/08/1331226/BPOM.Tarik.59.Jamu.Be rbahan.Kimia.Obat Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Notoadmodjo, S. (2003). Pendidikan dan perilaku kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta. Mintarti (2001). Efektivitas booklet makjan sebagai media belajar untuk meningkatkan perilaku berusa bagi pedagang makanan jajanan. (Tesis). Bogor: Intitut Teknologi Bogor. Pudjiadi, A. (2010). Pengantar filsafat ilmu bagi pendidik. Bandung: Yayasan Cendrawasih. Saparwadi (2016). Strategi Pemberdayaan Masyarakat Oleh Pengurus Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK). (Skripsi). Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Sunhaji. (2013). Konsep pendidikan orang dewasa. Jurnal Kependidikan, 1(1), 1-11. Sujarwo. (2011). Pendidikan orang dewasa. Dedikasi: Journal of Community Engagment, 2(3), 79-88. Sukidjo. (2000). Tujuan dan khalayak sasaran pengabdian pada masyarakat. Aplikasia: Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama, 2(1), 62-78.