SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
Post Kolonial
Ajeng Illa
Kajian Prosa Fiksi
Ajeng Illa
Kajian Prosa Fiksi
Menurut Ratna (2015:205-220)
menjelaskan bahwa secara
etimologis postkolonial berasal dari
kata “post” dan “kolonial”,
sedangkan kata kolonial itu sendiri
berasal dari akar kata colonia,
bahasa Romawi, yang berarti tanah
pertanian atau pemukiman. Jadi,
secara etimologis kolonial tidak
mengandung arti penjajahan,
penguasaan, pendudukan dan
konotasi eksploitasinya lainnya.
Konotasi negatif kolonial timbul
sesudah terjadi interaksi yang tidak
seimbang antara penduduk pribumi
yang dikuasai dengan penduduk
pendatang sebagai penguasa.
Menurut Shalley Walia (2001:6;
Said, 2003/;58-59) proyek
postkolonialisme pertama kali
dikemukan oleh Frantz Fanon
Yang dimaksudkan dengan teori
postkolonial adala teori yang
digunakan untuk menganalisis
berbagai gejala kultural,
seperti:sejarah, politik, ekonomi,
sastra dan sebagainya, yang terjadi
di negara-negara bekas koloni
Eropah modern. Pada umumnya
gejala-gejala kultural tersebut
terkandung dalam berbagai teks
studi mengenai dunia timur, yang
ditulis oleh para orientalis, yang
disebut teks-teks oriental (dari kata
orien yang berarti timur). Meskipun
demikian, sebagai akibat dominasi
intelektualitas Barat, banyak juga
karya-karya yang melukiskan
ketidakseimbangan hubungan
antara masyarakat Barat dengan
masyarakat Timur yang ditulis oleh
intelektual pribumi yang telah
Secara definitfi (Biil Ashcroft, dkk., 2003: xxii-xxiii) teori
postkolonial lahir sesudah kebanyakan negara-negara
terjaja memperoleh kemerdekaannya. Teori postkolonial
mencakup seluruh khazanah sastra nasional yang
pernah mengalami kekuasaan imperial sejak awal
koloniasasi ingga sekarang. Sastra yang dimaksudkan, di
antaranya: Afrika, Australia, Bangladesh, Canada,
Karibia, India, Malta, Selandia Baru, Pakistan, Singapura,
Kepulauan Pasifik Selatan, Sri Lanka, Malaysia, dan
Indonesia. Postkolonial dengan demikian sangat relevan
untuk menyebutkan kritik lintas budaya sekaligus wacana
yang ditimbulkannya. Tema-tema yang perlu dikaji sangat
luas dan beragam, meliputi hampir seluruh aspek
kebudayaan, diantaranya: politik, ekonomi, kesenian,
etnisitas, bahasa dan sastra, sekaligus dengan bentuk
praktik dilapangan, seperti perbudakan, pendudukan,
pemindaan penduduk, pemaksaan bahasa, dan berbagai
bentuk invasi kultural yang lain. Meskipun demikian,
Analisis wacana postkolonialis bisa digunakan, di satu pihak untuk
menelusuri aspek-aspek yang tersembunyi atau disembunyikan,
seingga dapat diketahui bagaimana kekuasaan itu bekerja, di pihak
lain membongkar disiplin, lembaga, dan ideologi yang
mendasarinya. Dalam hubungan inilah peranan bahasa, sastra, dan
kebudayaan pada umumnya dapat memainkan peran sebab di dalam
ketiga gejala tersebutlah terkandung wacana sebagaimana
diintesikan oleh kelompok kolonialis. Menurut Said (2001: 55)
dekonstruksi terhadap wacana-wacana kolonialis penting untuk
menyadarkan bangsa Eropah, bahwa teks-teks orientalis penuh
dengan bias kultural, sekaligus mengapuskan mitos bahwa
masyarakat barat dinamis sedangkan bangsa Timur statis, barat
memiliki ciri-ciri maskulin sedangkan timur feminin
Teori postkolonial dengan demikian merupakan akumulasi teori dan
kritik yang digunakan untuk menilai kembali aspek-aspek
kebudayaan, yaitu sejarah, politik, ekonomi, sastra, bahkan arsip
pemerintah, sekaligus hubungannya dengan warisan kebudayaan
yang ditinggalkannya. Dalam hubungan inilah dikatakan bahwa teori
postkolonial adala teori untuk mendekonstruksi narasi kolonial. Salah
satu periode sastra Indonesia modern, yaitu sastra Balai Pustaka, di
mana pemerintah kolonial terlibat secara langsung dalam proses
penciptaan, sebagai lembaga sensor, diduga mengandung aspek-
aspek yang dapat dikaji melalui teori postkolonial.
Perbedaan antara teori postkolonial dengan teori postmodernisme.
Apabila, teori postmodernisme dan teori postruktualisme dimanfaatkan
untuk memahami gejala kultural secara universal, teori postkolonial
memusatkan perhatian pada visi dan misi kolonial sebagaimana
terkandung dalam unit-unit wacana kolonial. Ciri penting lainnya, adalah
kenyataan bahwa secara definitif teori postkolonial dimanfaatkan untuk
menganalisis khazanah kultural yang menceritakan peristiwa-peristiwa
yang terjadi di negara-negara pascakolonial, lebih khusus lagi adalah
negara-negara bekas koloni Eropah modern. Indonesia jelas menyediakan
berbagai naskah yang dapat dianalisis melalui teroi postkolonial, baik
naskah dalam bentuk ilmu pengetahuan, seperti: sejarah, antropologi,
sosiologi, hukum dan geografi, maupun dalam bentuk karya sastra.
Paling sedikit terkandung empat alasan mengapa karya sastra
dianggap tepat untuk dianalisis melalui teori-teori postkolonial.
1. Sebagai gejala kultural sastra menampilkan sistem komunikasi antara
pengirim dan penerima, sebagai mediator antara masa lampau dengan
masa sekarang
2. Karya sastra menampilkan berbagai problematika kehidupan,
emosionalitas dan intelektualitas, fiksi dan fakta, karya sastra adalah
masyarakat itu sendiri
3. Karya sastra tidak terikat oleh ruang dan waktu, kontemporaritas adalah
manifestasinya yang paling signifikan.
4. Berbagai masalah yang dimaksudkan dilukiskan secara simbolis,
terselubung, sehinggatujuan-tujuan yang sesungguhnya tidak tampak.
Dalam rangka memperoleh manfaat penelitian melalui
teori postkolonial sebagai sudut pandang yang baru,
sekaligus menemukan objek-objek yang baru, dalam
kerangka multikultural, maka secara definitif analisis-
analisis postkolonial seharusnya dilakukan oleh
intelektual pribumi, bangsa-bangsa yang pernah
menajdi wilayah kekuasaan kaum kolonial. Tujuannya
jelas unutk mengetaui seberapa jauh wacana kolonial
berperanan dalam kaitannya dengan penguasaan
atas kekayaan pribumi, seberapa jauh dampaknya
teradap warisan kolonial yang ditinggalkannya.
Said membagi studi orien menajdi tiga tahap, yaitu : a)
sebagai semata-mata kajian akademis b) sebagai
usaha meraih kekuasaan, dan c) sebagai usaha
menciptakan citra diri, sebagai pusat, dengan cara
menciptkan dikotomi secara laten.
 Dikaitkan dengan tujuannya maka wacana orientalis adalah
wacana yang mewakili sistem ideologi barat dalam kaitannya
untuk menanamkan hegemoni terhadap bangsa timur.
Sebaliknya, wacana postkolonial adalah wacana yang mewakili
sistem ideologi timur untuk menanamkan pemahaman ulang
sekaligus memberikan citra diri yang baru terhadap bangsa timur
mengenai hegemoni barat tersebut. Berakhirnya penjajahan
ternyata masih menyisakan berbagai tradisi kolonial yang dikenal
sebagai egemoni kultural. Warisan lain adalah elite lokal yang
hidup dalam dua dunia, yaitu dunia penjajah dan terjajah. Bagi
mereka, wacana orientalisme dan postkolonialisme justru
merupakan pertarungan yang tidak pernah selesai.
 Ciri khas postkolonialisme dibandingkan dengan teori-teori
postmodernisme yang lain adalah kenyataan bahwa objeknya
adalah teks-teks yang berkaitan dengan wilayah bekas
penjajahan imperium Eropah, khususnya Indonesia. Dengan
masa kolonialisasi yang cukup lama, sekitar tiga setengah abad,
sangat mudah untuk dibayangkan bahwa berbagai kajian telah
tersebar luas baik Eropah maupun Indonesia. Teks yang
dimaksudkan perlu dikaji kembali menurut kaidah-kaidah
postkolonialis, sehingga melahirkan pemahaman yang berbeda,
sesuai dengan kepentingan nasional. Dikaitkan dengan
rendahnya kualitas pengajaran ilmu pengetahuan dan bahasa
Contoh novel
Sebaliknya (Said, 2003:44-45), visi postkolonial
menunjukan bahwa pada masa penjajahan yang
ditanamkan adalah perbedaan, sehingga jurang
pemisah antara kolonial dengan pribumi
bertambah lebar. Bahasa pribumi dianggap
bahasa mati, bahasa lama, sebaliknya bahasa
modern. Dominasi kolonial juga membawa
naskah-naskah lama yang secara fisik seolah-
olah dipenjarakan di musium musium Eropah.
Novel Salah Asuhan karangan Abdoel Moeis,
terbit pertama kali tahun 1928, menceritakan
hubungan antara kebudayaan Barat dan
kebudayaan Timur. Hubungan antara Corrie
dengan Hanafi yang sejak semula telah tidak
disetujui oleh keluarga kedua belah pihak
Oleh sebab itu, teori postkolonial banyak
memfokuskan pada kajian hubungan kebudayaan
yang membagi dua negara yaitu penjajah dan
terjajah yang melahirkan konsep-konsep dalam
teori postkolonial secara sistematis meliputi:
mental terjajah, ideologi penjajah, dampak
penjajahan, pandangan penjajah, pandangan
terjajah, dan kesadaran nasional terjajah.
Youngs (1995).Kajian poskolonial, pada
dasarnya, mem pe lajari berbagai akibat yang
ditimbul kan oleh kolonialisme, pada periode pen
dudukan dan ke ti ka penjajah sudah me
ninggalkan koloni, te tapi masih meninggal kan
budaya dan pengaruh mereka. Penja jahan pada
hakikatnya bukan semata prak tik yang dilakukan
sebuah negara untuk menguasai wilayah sebuah
negara lain melalui ja lan perang dan kekerasan,
melainkan juga pengu asa an melalui hegemoni
politik, budaya, dan eko nomi yang ber langsung
hingga saat ini. Tokoh Afri ka asal Ghana,
Kwamme Nkrumah, pada tahun 1961 menyebut
praktik tersebut dengan istilah neokolonialisme.

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Ppt prosa
Ppt prosaPpt prosa
Ppt prosa
 
Wacana
WacanaWacana
Wacana
 
sistemik holliday
 sistemik holliday sistemik holliday
sistemik holliday
 
Wujud dan Jenis Wacana Bahasa
Wujud dan Jenis Wacana BahasaWujud dan Jenis Wacana Bahasa
Wujud dan Jenis Wacana Bahasa
 
Hubungan semantik pragmatis
Hubungan semantik pragmatisHubungan semantik pragmatis
Hubungan semantik pragmatis
 
Pragmatik Lintas Budaya
Pragmatik Lintas Budaya Pragmatik Lintas Budaya
Pragmatik Lintas Budaya
 
Segi-segi Sastra Bandingan
Segi-segi Sastra BandinganSegi-segi Sastra Bandingan
Segi-segi Sastra Bandingan
 
Materi wacana
Materi wacanaMateri wacana
Materi wacana
 
Jenis-Jenis Semantik
Jenis-Jenis SemantikJenis-Jenis Semantik
Jenis-Jenis Semantik
 
Semantik
SemantikSemantik
Semantik
 
Pengantar linguistik umum
Pengantar linguistik umumPengantar linguistik umum
Pengantar linguistik umum
 
Unsur unsur wacana
Unsur unsur wacanaUnsur unsur wacana
Unsur unsur wacana
 
Kelompok 4 Psikolinguistik - Teori-teori Kognitif
Kelompok 4 Psikolinguistik - Teori-teori KognitifKelompok 4 Psikolinguistik - Teori-teori Kognitif
Kelompok 4 Psikolinguistik - Teori-teori Kognitif
 
Konsep Bahasa dan Fungsi Bahasa Indonesia
Konsep Bahasa dan Fungsi Bahasa IndonesiaKonsep Bahasa dan Fungsi Bahasa Indonesia
Konsep Bahasa dan Fungsi Bahasa Indonesia
 
Bahan presentasi mata kuliah teori sastra
Bahan presentasi mata kuliah teori sastraBahan presentasi mata kuliah teori sastra
Bahan presentasi mata kuliah teori sastra
 
variasi dan jenis bahasa
variasi dan jenis bahasavariasi dan jenis bahasa
variasi dan jenis bahasa
 
Kesalahan berbahasa pada tataran sintaksis
Kesalahan berbahasa pada tataran sintaksisKesalahan berbahasa pada tataran sintaksis
Kesalahan berbahasa pada tataran sintaksis
 
Sintaksis
SintaksisSintaksis
Sintaksis
 
Kel 4 makalah konsep dasar ips sejarah (baru)
Kel 4 makalah konsep dasar ips sejarah (baru)Kel 4 makalah konsep dasar ips sejarah (baru)
Kel 4 makalah konsep dasar ips sejarah (baru)
 
Teori dan Metode dalam Kajian Sastra Bandingan
Teori dan Metode dalam Kajian Sastra BandinganTeori dan Metode dalam Kajian Sastra Bandingan
Teori dan Metode dalam Kajian Sastra Bandingan
 

Similar to POSTKOLONIALISME

Apa itu kajian pascakolonial..
Apa itu kajian pascakolonial..Apa itu kajian pascakolonial..
Apa itu kajian pascakolonial..Cikgu Naza Zaza
 
Periphery and metropole (pinggiran dan metropole dalam sosiologi)
Periphery and metropole (pinggiran dan metropole dalam sosiologi)Periphery and metropole (pinggiran dan metropole dalam sosiologi)
Periphery and metropole (pinggiran dan metropole dalam sosiologi)himae
 
Marxism in literature
Marxism in literatureMarxism in literature
Marxism in literatureputrialda
 
Pendekatan Pengkajian Sastra.ppt
Pendekatan Pengkajian Sastra.pptPendekatan Pengkajian Sastra.ppt
Pendekatan Pengkajian Sastra.pptTiaBronte
 
Catatan mengenai historiograpi sekitar peristiwa 1965
Catatan mengenai  historiograpi sekitar peristiwa 1965Catatan mengenai  historiograpi sekitar peristiwa 1965
Catatan mengenai historiograpi sekitar peristiwa 1965sriyandi djoeweri
 
Berbagai pendekatan-dalam-pengkajian-sastra(1)
Berbagai pendekatan-dalam-pengkajian-sastra(1)Berbagai pendekatan-dalam-pengkajian-sastra(1)
Berbagai pendekatan-dalam-pengkajian-sastra(1)Lailin Luthfiana
 
sejarah perkembangan ilmu sejarah
sejarah perkembangan ilmu sejarahsejarah perkembangan ilmu sejarah
sejarah perkembangan ilmu sejarahLu'lu Almaknuna
 
Slide-LSE-1-Antropologi.ppt
Slide-LSE-1-Antropologi.pptSlide-LSE-1-Antropologi.ppt
Slide-LSE-1-Antropologi.pptNuhaImanudin
 
PPT Filsafat Ilmu (Sejarah Filsafat Barat)
PPT Filsafat Ilmu (Sejarah Filsafat Barat)PPT Filsafat Ilmu (Sejarah Filsafat Barat)
PPT Filsafat Ilmu (Sejarah Filsafat Barat)AldiwaPandu
 
Konsep dan defenisi antropologi
Konsep dan defenisi antropologiKonsep dan defenisi antropologi
Konsep dan defenisi antropologiMuslimin B. Putra
 
sejarah stpm sem 1 - Perkembangan pendidikan dan pemikiran humanisme di eropah
sejarah stpm sem 1 - Perkembangan pendidikan dan pemikiran humanisme di eropahsejarah stpm sem 1 - Perkembangan pendidikan dan pemikiran humanisme di eropah
sejarah stpm sem 1 - Perkembangan pendidikan dan pemikiran humanisme di eropahsaadiah alidrus
 
Strukturalisme dalam perkembangan ilmu sejarah
Strukturalisme dalam perkembangan ilmu sejarahStrukturalisme dalam perkembangan ilmu sejarah
Strukturalisme dalam perkembangan ilmu sejarahOktari Aneliya
 
Teori-Teori Sosiohistoris
Teori-Teori SosiohistorisTeori-Teori Sosiohistoris
Teori-Teori SosiohistorisGideon Repi
 
Kajian maut dan cinta new
Kajian maut dan cinta newKajian maut dan cinta new
Kajian maut dan cinta newNancy Rothstein
 
Perlunya reorientasi sosiologi di indonesi ax
Perlunya reorientasi sosiologi di indonesi axPerlunya reorientasi sosiologi di indonesi ax
Perlunya reorientasi sosiologi di indonesi axrhyzkey
 

Similar to POSTKOLONIALISME (20)

aliran teori sastra
aliran teori sastraaliran teori sastra
aliran teori sastra
 
Apa itu kajian pascakolonial..
Apa itu kajian pascakolonial..Apa itu kajian pascakolonial..
Apa itu kajian pascakolonial..
 
Periphery and metropole (pinggiran dan metropole dalam sosiologi)
Periphery and metropole (pinggiran dan metropole dalam sosiologi)Periphery and metropole (pinggiran dan metropole dalam sosiologi)
Periphery and metropole (pinggiran dan metropole dalam sosiologi)
 
Struktulasime kelompok 4.pdf
Struktulasime kelompok 4.pdfStruktulasime kelompok 4.pdf
Struktulasime kelompok 4.pdf
 
Marxism in literature
Marxism in literatureMarxism in literature
Marxism in literature
 
Makalah sosiologi
Makalah sosiologiMakalah sosiologi
Makalah sosiologi
 
Pendekatan Pengkajian Sastra.ppt
Pendekatan Pengkajian Sastra.pptPendekatan Pengkajian Sastra.ppt
Pendekatan Pengkajian Sastra.ppt
 
Sosiologi sastra
Sosiologi sastraSosiologi sastra
Sosiologi sastra
 
Catatan mengenai historiograpi sekitar peristiwa 1965
Catatan mengenai  historiograpi sekitar peristiwa 1965Catatan mengenai  historiograpi sekitar peristiwa 1965
Catatan mengenai historiograpi sekitar peristiwa 1965
 
Berbagai pendekatan-dalam-pengkajian-sastra(1)
Berbagai pendekatan-dalam-pengkajian-sastra(1)Berbagai pendekatan-dalam-pengkajian-sastra(1)
Berbagai pendekatan-dalam-pengkajian-sastra(1)
 
sejarah perkembangan ilmu sejarah
sejarah perkembangan ilmu sejarahsejarah perkembangan ilmu sejarah
sejarah perkembangan ilmu sejarah
 
Slide-LSE-1-Antropologi.ppt
Slide-LSE-1-Antropologi.pptSlide-LSE-1-Antropologi.ppt
Slide-LSE-1-Antropologi.ppt
 
PPT Filsafat Ilmu (Sejarah Filsafat Barat)
PPT Filsafat Ilmu (Sejarah Filsafat Barat)PPT Filsafat Ilmu (Sejarah Filsafat Barat)
PPT Filsafat Ilmu (Sejarah Filsafat Barat)
 
ANTROPOLOGI.ppt
ANTROPOLOGI.pptANTROPOLOGI.ppt
ANTROPOLOGI.ppt
 
Konsep dan defenisi antropologi
Konsep dan defenisi antropologiKonsep dan defenisi antropologi
Konsep dan defenisi antropologi
 
sejarah stpm sem 1 - Perkembangan pendidikan dan pemikiran humanisme di eropah
sejarah stpm sem 1 - Perkembangan pendidikan dan pemikiran humanisme di eropahsejarah stpm sem 1 - Perkembangan pendidikan dan pemikiran humanisme di eropah
sejarah stpm sem 1 - Perkembangan pendidikan dan pemikiran humanisme di eropah
 
Strukturalisme dalam perkembangan ilmu sejarah
Strukturalisme dalam perkembangan ilmu sejarahStrukturalisme dalam perkembangan ilmu sejarah
Strukturalisme dalam perkembangan ilmu sejarah
 
Teori-Teori Sosiohistoris
Teori-Teori SosiohistorisTeori-Teori Sosiohistoris
Teori-Teori Sosiohistoris
 
Kajian maut dan cinta new
Kajian maut dan cinta newKajian maut dan cinta new
Kajian maut dan cinta new
 
Perlunya reorientasi sosiologi di indonesi ax
Perlunya reorientasi sosiologi di indonesi axPerlunya reorientasi sosiologi di indonesi ax
Perlunya reorientasi sosiologi di indonesi ax
 

More from AjengIlla

mengidentifikasi latar belakang perlunya pendidikan kewarganegaraan
mengidentifikasi latar belakang perlunya pendidikan kewarganegaraanmengidentifikasi latar belakang perlunya pendidikan kewarganegaraan
mengidentifikasi latar belakang perlunya pendidikan kewarganegaraanAjengIlla
 
Semantik ungkapan tabu
Semantik ungkapan tabuSemantik ungkapan tabu
Semantik ungkapan tabuAjengIlla
 
Sejarah sastra-periodisasi tahun 1920-balai pustaka
Sejarah sastra-periodisasi tahun 1920-balai pustakaSejarah sastra-periodisasi tahun 1920-balai pustaka
Sejarah sastra-periodisasi tahun 1920-balai pustakaAjengIlla
 
Puisi dalam pengantar kajian sastra
Puisi dalam pengantar kajian sastraPuisi dalam pengantar kajian sastra
Puisi dalam pengantar kajian sastraAjengIlla
 
Psikolinguistik-bahasa indonesia
Psikolinguistik-bahasa indonesiaPsikolinguistik-bahasa indonesia
Psikolinguistik-bahasa indonesiaAjengIlla
 
Psikolingistik-pengenalan dasar-abdul chaer
Psikolingistik-pengenalan dasar-abdul chaerPsikolingistik-pengenalan dasar-abdul chaer
Psikolingistik-pengenalan dasar-abdul chaerAjengIlla
 
Profesi pendidikan - organisasi profesi keguruan
Profesi pendidikan - organisasi profesi keguruanProfesi pendidikan - organisasi profesi keguruan
Profesi pendidikan - organisasi profesi keguruanAjengIlla
 
Problematika pengembangan paragraf-
Problematika pengembangan paragraf-Problematika pengembangan paragraf-
Problematika pengembangan paragraf-AjengIlla
 
studi wacana-pengajaran wacana
studi wacana-pengajaran wacanastudi wacana-pengajaran wacana
studi wacana-pengajaran wacanaAjengIlla
 
sejarah sastra di indonesia pada tahun 1970 1980
sejarah sastra di indonesia pada tahun 1970 1980sejarah sastra di indonesia pada tahun 1970 1980
sejarah sastra di indonesia pada tahun 1970 1980AjengIlla
 
sastra nusantara - bahasa indonesia-keindonesiaan
sastra nusantara - bahasa indonesia-keindonesiaansastra nusantara - bahasa indonesia-keindonesiaan
sastra nusantara - bahasa indonesia-keindonesiaanAjengIlla
 
sastra nusantara-mite, legenda, dongeng, foklor, upacara adat
sastra nusantara-mite, legenda, dongeng, foklor, upacara adatsastra nusantara-mite, legenda, dongeng, foklor, upacara adat
sastra nusantara-mite, legenda, dongeng, foklor, upacara adatAjengIlla
 
perencanaan pembelajaran-belajar dan tipe belajar
perencanaan pembelajaran-belajar dan tipe belajarperencanaan pembelajaran-belajar dan tipe belajar
perencanaan pembelajaran-belajar dan tipe belajarAjengIlla
 
kompetensi guru-pendidikan
kompetensi guru-pendidikankompetensi guru-pendidikan
kompetensi guru-pendidikanAjengIlla
 
metode penelitian eksperimen
metode penelitian eksperimenmetode penelitian eksperimen
metode penelitian eksperimenAjengIlla
 
pengertian pendekatan, metode, teknik dan model pembelajaran
pengertian pendekatan, metode, teknik dan model pembelajaranpengertian pendekatan, metode, teknik dan model pembelajaran
pengertian pendekatan, metode, teknik dan model pembelajaranAjengIlla
 
sosiolingusitik-pelbagai variasi dan jenis bahasa
sosiolingusitik-pelbagai variasi dan jenis bahasasosiolingusitik-pelbagai variasi dan jenis bahasa
sosiolingusitik-pelbagai variasi dan jenis bahasaAjengIlla
 
sikap bahasa dan pemilihan bahsa - sosiolinguistik
sikap bahasa dan pemilihan bahsa - sosiolinguistiksikap bahasa dan pemilihan bahsa - sosiolinguistik
sikap bahasa dan pemilihan bahsa - sosiolinguistikAjengIlla
 
apresiasi prosa fiksi- angkatan 2000 sampai sekarang
 apresiasi prosa fiksi- angkatan 2000 sampai sekarang apresiasi prosa fiksi- angkatan 2000 sampai sekarang
apresiasi prosa fiksi- angkatan 2000 sampai sekarangAjengIlla
 
kajian intertekstual-kajian drama indonesia
kajian intertekstual-kajian drama indonesiakajian intertekstual-kajian drama indonesia
kajian intertekstual-kajian drama indonesiaAjengIlla
 

More from AjengIlla (20)

mengidentifikasi latar belakang perlunya pendidikan kewarganegaraan
mengidentifikasi latar belakang perlunya pendidikan kewarganegaraanmengidentifikasi latar belakang perlunya pendidikan kewarganegaraan
mengidentifikasi latar belakang perlunya pendidikan kewarganegaraan
 
Semantik ungkapan tabu
Semantik ungkapan tabuSemantik ungkapan tabu
Semantik ungkapan tabu
 
Sejarah sastra-periodisasi tahun 1920-balai pustaka
Sejarah sastra-periodisasi tahun 1920-balai pustakaSejarah sastra-periodisasi tahun 1920-balai pustaka
Sejarah sastra-periodisasi tahun 1920-balai pustaka
 
Puisi dalam pengantar kajian sastra
Puisi dalam pengantar kajian sastraPuisi dalam pengantar kajian sastra
Puisi dalam pengantar kajian sastra
 
Psikolinguistik-bahasa indonesia
Psikolinguistik-bahasa indonesiaPsikolinguistik-bahasa indonesia
Psikolinguistik-bahasa indonesia
 
Psikolingistik-pengenalan dasar-abdul chaer
Psikolingistik-pengenalan dasar-abdul chaerPsikolingistik-pengenalan dasar-abdul chaer
Psikolingistik-pengenalan dasar-abdul chaer
 
Profesi pendidikan - organisasi profesi keguruan
Profesi pendidikan - organisasi profesi keguruanProfesi pendidikan - organisasi profesi keguruan
Profesi pendidikan - organisasi profesi keguruan
 
Problematika pengembangan paragraf-
Problematika pengembangan paragraf-Problematika pengembangan paragraf-
Problematika pengembangan paragraf-
 
studi wacana-pengajaran wacana
studi wacana-pengajaran wacanastudi wacana-pengajaran wacana
studi wacana-pengajaran wacana
 
sejarah sastra di indonesia pada tahun 1970 1980
sejarah sastra di indonesia pada tahun 1970 1980sejarah sastra di indonesia pada tahun 1970 1980
sejarah sastra di indonesia pada tahun 1970 1980
 
sastra nusantara - bahasa indonesia-keindonesiaan
sastra nusantara - bahasa indonesia-keindonesiaansastra nusantara - bahasa indonesia-keindonesiaan
sastra nusantara - bahasa indonesia-keindonesiaan
 
sastra nusantara-mite, legenda, dongeng, foklor, upacara adat
sastra nusantara-mite, legenda, dongeng, foklor, upacara adatsastra nusantara-mite, legenda, dongeng, foklor, upacara adat
sastra nusantara-mite, legenda, dongeng, foklor, upacara adat
 
perencanaan pembelajaran-belajar dan tipe belajar
perencanaan pembelajaran-belajar dan tipe belajarperencanaan pembelajaran-belajar dan tipe belajar
perencanaan pembelajaran-belajar dan tipe belajar
 
kompetensi guru-pendidikan
kompetensi guru-pendidikankompetensi guru-pendidikan
kompetensi guru-pendidikan
 
metode penelitian eksperimen
metode penelitian eksperimenmetode penelitian eksperimen
metode penelitian eksperimen
 
pengertian pendekatan, metode, teknik dan model pembelajaran
pengertian pendekatan, metode, teknik dan model pembelajaranpengertian pendekatan, metode, teknik dan model pembelajaran
pengertian pendekatan, metode, teknik dan model pembelajaran
 
sosiolingusitik-pelbagai variasi dan jenis bahasa
sosiolingusitik-pelbagai variasi dan jenis bahasasosiolingusitik-pelbagai variasi dan jenis bahasa
sosiolingusitik-pelbagai variasi dan jenis bahasa
 
sikap bahasa dan pemilihan bahsa - sosiolinguistik
sikap bahasa dan pemilihan bahsa - sosiolinguistiksikap bahasa dan pemilihan bahsa - sosiolinguistik
sikap bahasa dan pemilihan bahsa - sosiolinguistik
 
apresiasi prosa fiksi- angkatan 2000 sampai sekarang
 apresiasi prosa fiksi- angkatan 2000 sampai sekarang apresiasi prosa fiksi- angkatan 2000 sampai sekarang
apresiasi prosa fiksi- angkatan 2000 sampai sekarang
 
kajian intertekstual-kajian drama indonesia
kajian intertekstual-kajian drama indonesiakajian intertekstual-kajian drama indonesia
kajian intertekstual-kajian drama indonesia
 

Recently uploaded

TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 

Recently uploaded (20)

TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 

POSTKOLONIALISME

  • 1. Post Kolonial Ajeng Illa Kajian Prosa Fiksi Ajeng Illa Kajian Prosa Fiksi
  • 2. Menurut Ratna (2015:205-220) menjelaskan bahwa secara etimologis postkolonial berasal dari kata “post” dan “kolonial”, sedangkan kata kolonial itu sendiri berasal dari akar kata colonia, bahasa Romawi, yang berarti tanah pertanian atau pemukiman. Jadi, secara etimologis kolonial tidak mengandung arti penjajahan, penguasaan, pendudukan dan konotasi eksploitasinya lainnya. Konotasi negatif kolonial timbul sesudah terjadi interaksi yang tidak seimbang antara penduduk pribumi yang dikuasai dengan penduduk pendatang sebagai penguasa. Menurut Shalley Walia (2001:6; Said, 2003/;58-59) proyek postkolonialisme pertama kali dikemukan oleh Frantz Fanon Yang dimaksudkan dengan teori postkolonial adala teori yang digunakan untuk menganalisis berbagai gejala kultural, seperti:sejarah, politik, ekonomi, sastra dan sebagainya, yang terjadi di negara-negara bekas koloni Eropah modern. Pada umumnya gejala-gejala kultural tersebut terkandung dalam berbagai teks studi mengenai dunia timur, yang ditulis oleh para orientalis, yang disebut teks-teks oriental (dari kata orien yang berarti timur). Meskipun demikian, sebagai akibat dominasi intelektualitas Barat, banyak juga karya-karya yang melukiskan ketidakseimbangan hubungan antara masyarakat Barat dengan masyarakat Timur yang ditulis oleh intelektual pribumi yang telah
  • 3. Secara definitfi (Biil Ashcroft, dkk., 2003: xxii-xxiii) teori postkolonial lahir sesudah kebanyakan negara-negara terjaja memperoleh kemerdekaannya. Teori postkolonial mencakup seluruh khazanah sastra nasional yang pernah mengalami kekuasaan imperial sejak awal koloniasasi ingga sekarang. Sastra yang dimaksudkan, di antaranya: Afrika, Australia, Bangladesh, Canada, Karibia, India, Malta, Selandia Baru, Pakistan, Singapura, Kepulauan Pasifik Selatan, Sri Lanka, Malaysia, dan Indonesia. Postkolonial dengan demikian sangat relevan untuk menyebutkan kritik lintas budaya sekaligus wacana yang ditimbulkannya. Tema-tema yang perlu dikaji sangat luas dan beragam, meliputi hampir seluruh aspek kebudayaan, diantaranya: politik, ekonomi, kesenian, etnisitas, bahasa dan sastra, sekaligus dengan bentuk praktik dilapangan, seperti perbudakan, pendudukan, pemindaan penduduk, pemaksaan bahasa, dan berbagai bentuk invasi kultural yang lain. Meskipun demikian,
  • 4. Analisis wacana postkolonialis bisa digunakan, di satu pihak untuk menelusuri aspek-aspek yang tersembunyi atau disembunyikan, seingga dapat diketahui bagaimana kekuasaan itu bekerja, di pihak lain membongkar disiplin, lembaga, dan ideologi yang mendasarinya. Dalam hubungan inilah peranan bahasa, sastra, dan kebudayaan pada umumnya dapat memainkan peran sebab di dalam ketiga gejala tersebutlah terkandung wacana sebagaimana diintesikan oleh kelompok kolonialis. Menurut Said (2001: 55) dekonstruksi terhadap wacana-wacana kolonialis penting untuk menyadarkan bangsa Eropah, bahwa teks-teks orientalis penuh dengan bias kultural, sekaligus mengapuskan mitos bahwa masyarakat barat dinamis sedangkan bangsa Timur statis, barat memiliki ciri-ciri maskulin sedangkan timur feminin Teori postkolonial dengan demikian merupakan akumulasi teori dan kritik yang digunakan untuk menilai kembali aspek-aspek kebudayaan, yaitu sejarah, politik, ekonomi, sastra, bahkan arsip pemerintah, sekaligus hubungannya dengan warisan kebudayaan yang ditinggalkannya. Dalam hubungan inilah dikatakan bahwa teori postkolonial adala teori untuk mendekonstruksi narasi kolonial. Salah satu periode sastra Indonesia modern, yaitu sastra Balai Pustaka, di mana pemerintah kolonial terlibat secara langsung dalam proses penciptaan, sebagai lembaga sensor, diduga mengandung aspek- aspek yang dapat dikaji melalui teori postkolonial.
  • 5. Perbedaan antara teori postkolonial dengan teori postmodernisme. Apabila, teori postmodernisme dan teori postruktualisme dimanfaatkan untuk memahami gejala kultural secara universal, teori postkolonial memusatkan perhatian pada visi dan misi kolonial sebagaimana terkandung dalam unit-unit wacana kolonial. Ciri penting lainnya, adalah kenyataan bahwa secara definitif teori postkolonial dimanfaatkan untuk menganalisis khazanah kultural yang menceritakan peristiwa-peristiwa yang terjadi di negara-negara pascakolonial, lebih khusus lagi adalah negara-negara bekas koloni Eropah modern. Indonesia jelas menyediakan berbagai naskah yang dapat dianalisis melalui teroi postkolonial, baik naskah dalam bentuk ilmu pengetahuan, seperti: sejarah, antropologi, sosiologi, hukum dan geografi, maupun dalam bentuk karya sastra. Paling sedikit terkandung empat alasan mengapa karya sastra dianggap tepat untuk dianalisis melalui teori-teori postkolonial. 1. Sebagai gejala kultural sastra menampilkan sistem komunikasi antara pengirim dan penerima, sebagai mediator antara masa lampau dengan masa sekarang 2. Karya sastra menampilkan berbagai problematika kehidupan, emosionalitas dan intelektualitas, fiksi dan fakta, karya sastra adalah masyarakat itu sendiri 3. Karya sastra tidak terikat oleh ruang dan waktu, kontemporaritas adalah manifestasinya yang paling signifikan. 4. Berbagai masalah yang dimaksudkan dilukiskan secara simbolis, terselubung, sehinggatujuan-tujuan yang sesungguhnya tidak tampak.
  • 6. Dalam rangka memperoleh manfaat penelitian melalui teori postkolonial sebagai sudut pandang yang baru, sekaligus menemukan objek-objek yang baru, dalam kerangka multikultural, maka secara definitif analisis- analisis postkolonial seharusnya dilakukan oleh intelektual pribumi, bangsa-bangsa yang pernah menajdi wilayah kekuasaan kaum kolonial. Tujuannya jelas unutk mengetaui seberapa jauh wacana kolonial berperanan dalam kaitannya dengan penguasaan atas kekayaan pribumi, seberapa jauh dampaknya teradap warisan kolonial yang ditinggalkannya. Said membagi studi orien menajdi tiga tahap, yaitu : a) sebagai semata-mata kajian akademis b) sebagai usaha meraih kekuasaan, dan c) sebagai usaha menciptakan citra diri, sebagai pusat, dengan cara menciptkan dikotomi secara laten.
  • 7.  Dikaitkan dengan tujuannya maka wacana orientalis adalah wacana yang mewakili sistem ideologi barat dalam kaitannya untuk menanamkan hegemoni terhadap bangsa timur. Sebaliknya, wacana postkolonial adalah wacana yang mewakili sistem ideologi timur untuk menanamkan pemahaman ulang sekaligus memberikan citra diri yang baru terhadap bangsa timur mengenai hegemoni barat tersebut. Berakhirnya penjajahan ternyata masih menyisakan berbagai tradisi kolonial yang dikenal sebagai egemoni kultural. Warisan lain adalah elite lokal yang hidup dalam dua dunia, yaitu dunia penjajah dan terjajah. Bagi mereka, wacana orientalisme dan postkolonialisme justru merupakan pertarungan yang tidak pernah selesai.  Ciri khas postkolonialisme dibandingkan dengan teori-teori postmodernisme yang lain adalah kenyataan bahwa objeknya adalah teks-teks yang berkaitan dengan wilayah bekas penjajahan imperium Eropah, khususnya Indonesia. Dengan masa kolonialisasi yang cukup lama, sekitar tiga setengah abad, sangat mudah untuk dibayangkan bahwa berbagai kajian telah tersebar luas baik Eropah maupun Indonesia. Teks yang dimaksudkan perlu dikaji kembali menurut kaidah-kaidah postkolonialis, sehingga melahirkan pemahaman yang berbeda, sesuai dengan kepentingan nasional. Dikaitkan dengan rendahnya kualitas pengajaran ilmu pengetahuan dan bahasa
  • 8. Contoh novel Sebaliknya (Said, 2003:44-45), visi postkolonial menunjukan bahwa pada masa penjajahan yang ditanamkan adalah perbedaan, sehingga jurang pemisah antara kolonial dengan pribumi bertambah lebar. Bahasa pribumi dianggap bahasa mati, bahasa lama, sebaliknya bahasa modern. Dominasi kolonial juga membawa naskah-naskah lama yang secara fisik seolah- olah dipenjarakan di musium musium Eropah. Novel Salah Asuhan karangan Abdoel Moeis, terbit pertama kali tahun 1928, menceritakan hubungan antara kebudayaan Barat dan kebudayaan Timur. Hubungan antara Corrie dengan Hanafi yang sejak semula telah tidak disetujui oleh keluarga kedua belah pihak
  • 9. Oleh sebab itu, teori postkolonial banyak memfokuskan pada kajian hubungan kebudayaan yang membagi dua negara yaitu penjajah dan terjajah yang melahirkan konsep-konsep dalam teori postkolonial secara sistematis meliputi: mental terjajah, ideologi penjajah, dampak penjajahan, pandangan penjajah, pandangan terjajah, dan kesadaran nasional terjajah.
  • 10. Youngs (1995).Kajian poskolonial, pada dasarnya, mem pe lajari berbagai akibat yang ditimbul kan oleh kolonialisme, pada periode pen dudukan dan ke ti ka penjajah sudah me ninggalkan koloni, te tapi masih meninggal kan budaya dan pengaruh mereka. Penja jahan pada hakikatnya bukan semata prak tik yang dilakukan sebuah negara untuk menguasai wilayah sebuah negara lain melalui ja lan perang dan kekerasan, melainkan juga pengu asa an melalui hegemoni politik, budaya, dan eko nomi yang ber langsung hingga saat ini. Tokoh Afri ka asal Ghana, Kwamme Nkrumah, pada tahun 1961 menyebut praktik tersebut dengan istilah neokolonialisme.