SlideShare a Scribd company logo
1 of 61
Oleh Kelompok 4:
Azizoel Metiadini (1510301029)
Nur Laely Hidayah (1510301041)
Hairu Firdaus (1510301044)
Titis Ardyasti (1510301045)
Rosita Rahmawati (1510301046)
Winda Ayu Adnanti (1510301061)
Filla Adyarti (1510301083)
Bintari Arbiyani. C. D (1510301084)
Rini Karyani Asmara (1510301100)
Batasan dan Ciri Nomina
Nomina, sering juga disebut kata benda yang dapat dilihat dari tiga segi,
yaitu segi semantis, segi sintaksis, dan segi bentuk. Dari segi semantis,
dapat dikatakan bahwa nomina adalah kata yang mengacu pada manusia,
binatang, benda, dan konsep atau pengertian. Contoh nomina seperti guru,
kucing, meja, dan kebangsaan. Dari segi sintaktisnya, nomina memiliki ciri-
ciri tertentu,
• Nomina dapat sebagai fungsi subyek, objek, atau pelengkap jika
predikatnya verba. Contohnya, kata pemerintah dan perkembangan
dalam kalimat Pemerintah akan memantapkan perkembangan adalah
nomina. Kata pekerjan dalam kalimat Ayah mencarikan saya pekerjaan
adalah nomina
• Nomina tidak dapat diingkarkan dengan kata tidak. Kata pengingkaran
ialah bukan. Contohnya, untuk mengingkarkan kalimat “ Ayah saya guru”
harus dipakaikan kata bukan menjadi “ Ayah saya bukan guru”.
• Nomina dapat diikuti oleh kalimat adjektiva, baik secara langsung
maupun diantarai oleh kata yang. Contohnya, buku dan rumah adalah
nomina yang dapat bergabung menjadi “buku baru” dan “rumah mewah”
atau “buku yang baru” dan “ rumah yang mewah”.
Nomina
(Kata Benda)
Segi SintaksisSegi Semantis Segi Bentuk
Kata Dasar Turunan
1. Nomina dari Segi Perilaku Semantisnya
Kata dalam bahasa mana pun mengandung fitur-fitur
semantik yang secara universal melekat pada kata
tersebut.
Makna kata “kuda” dalam
budaya mana pun memiliki
fitur-fitur semantik
universal misal:
Kakinya yang empat
Adanya mata yang
berjumlah dua
Warna tubuh hitam, putih,
coklat, atau abu-abu.
Fitur semantik tampak
bersifat kodrati dan sering
tidak diperhatikan.
Fitur-fitur seperti ini penting
dalam bahasa karena
penyimpangan dari sifat
kodrati ini akan
menimbulkan keganjilan,
karena warna badan kuda
hanya bisa hitam, putih,
coklat, atau abu-abu
(mungkin pula belang-
belang atau campuran dari
warna-warna itu) maka
aneh jika ada yang berkata
“kuda saya hijau”, karena
fitur semantiknya “hijau”
tidak ada pada kuda.
Demikian dengan fitur
mata, banyak orang
yang berkata “kuda
saya ada belangnya
akan tetapi, sangat
tidak pas saat ada
yang berkata “kuda
saya ada matanya”
karena, mata
merupakan bagian
yang tidak bisa
terpisahkan dari
pengertian”kuda”
2. Nomina dari Segi Perilaku Sintaksisnya
Sebagai nomina tunggal maupun dalan bentuk frasa, nomina dapat menjadi
subjek (a), objek (b), pelengkap (c), atau keterangan (d), contoh :
a) Manusia pasti mati. Masalah penduduk memerlukan penanganan yang
serius.penjarahan bulan Mei tahun 1998 itu memalukan bangsa.
b) Swastanisasi membutuhkan uang. Perusahaan kami sedang mencari manajer
yang terampil. Demokrasi memerlukan keterbukaan.
c) Petani mulai segan bertanam padi. Itu baru merupakan suatu pendapat. Dia
menyerupai ibunya.
d) Mereka akan datang Minggu pagi. Di belakang rumah tumbuh pohon beringin
yang besar. Kami baru saja kembali dari Padang.
Agar suatu nomina atau frasa nomina dapat berfungsi dengan baik, diperlukan
adanya keserasian semantik antara nomina atau frasa nomina tersebut dengan
predikat atau unsur-unsur lain yang terlihat, contohnya :
•Predikat “merokok” memerlukan subjek nomina yang mempunyai fitur semantik
bernyawa dan manusia.
Karena itulah kalimat mengenai kuda yang merokok itu kita tolak atau kita
anggap aneh.
3. Nomina dari Segi Bentuknya
1.1 Nomina Dasar Umum
Gambar
tahun
Meja pisau
Rumah
tongkat
Malam kesatria
Minggu
hukum
1.2 Nomina Dasar Khusus
Adik Bawuk paman
Atas Farida
Pekalongan
Batang Selasa Pontianak
Bawah butir Kamis
Dalam muka Maret
3.1. Nomina Dasar
Nomina dasar adalah nomina yang hanya terdiri atas satu
morfem. Contoh nomina dasar yang dibagi menjadi nomina
dasar umum dan nomina dasar khusus :
3. Nomina dari Segi Bentuknya
3.2 Nomina Turunan
Nomina dapat diturunkan melalui afiksasi, perulangan, atau
pemajemukan. Afiksasi nomina adalah suatu proses pembentukan
nomina dengan menambahkan afiks tertentu pada kata dasar. Hal
yang perlu diperhatikan dalam penurunan nomina dengan afiksasi
adalah bahwa nomina tersebut memiliki sumber penurunan dan
sumber ini belum tentu berupa kata dasar.Nomina turunan seperti “kebesaran”
memang diturunkan dari kata dasar
besar sebagai sumbernya, tetapi
pembesarnya tidak diturunkan dari
kata dasar yang sama, besar, tetapi,
dari verba membesarkan. Akan
tetapi, makna pembesaran berkaitan
dengan perbuatan membesarkan,
bukan dengan “keadaan besar”.
Karena “pembesaran” diturunkan
bukan dari adjektiva besar tetapi dari
verba “membesarkan”. Contoh
penuran nomina-nomina lain,
Akan tetapi, makna pembesaran berkaitan
dengan perbuatan membesarkan, bukan
dengan “keadaan besar”. Karena
“pembesaran” diturunkan bukan dari
adjektiva besar tetapi dari verba
“membesarkan”. Contoh penuran nomina-
nomina lain,
Contoh Penuran
Nomina-nomina
3. Nomina dari Segi Bentuknya
Dalam bahasa Indonesia sering ada dua verba yang maknanya sangat
dekat. Verba “membesarkan” dan “memperbesar”. Contohnya sama-
sama mengandung makna “menyebabkan sesuatu menjadi besar atau
lebih besar.” Karena hal ini, maka nomina turunan pembesaran tidak
mustahil diturunkan baik dari verba membesarkan maupun
memperbesar.
Darat Mendarat Daratan
Mendarat
Pendaratan
Daratan
Satu
Kesatuan
Bersatu
Persatuan
Menyatukan
Penyatun
3. Nomina dari Segi Bentuknya
Afiks dalam
Penurunan
Nomina
Prefik
s
ke-
per-
pen
g-
Sufiks -an
pe-
pel-
per-
peny
-
pen-
pem-
pe-
peng
e-
peng
-
Prefiks per- ataupun peng- memiliki alomorf yang wujudnya sama,
yaitu: pe-.
Nomina berikut diturunkan dengan memakai dua prefiks yang
berbeda meskipun ujudnya sama :
3. Nomina dari Segi Bentuknya
pe- adalah
alomorf dari
peng-
Pewaris
Pelukis
Pemas
ak
pe- adalah
almorf dari
per-
Pedaga
ng
Petani
Petinju
Kelompok (a) diturunkan
melalui proses morfofonemik
yang teratur, yaitu bahwa di
muka fonem seperti /w, l, m/
prefiks peng- berubah menjadi
pe-.
Kelompok (b) diturunkan
melalui proses morfenemik
yang tidak teratur, yaitu
bentuk pedagang, misalnya,
diturunkan dari verba
berdagang yang mengandung
fonem /r/. Namun dalam
proses pertumbuhan banyak
kata yang tidak lagi memiliki
fonem /r/ ini dalam bentuk
3. Nomina dari Segi Bentuknya
Selain prefiks
dan sufiks,
ada pula infiks
meskipun kini
sudah tidak
produktif lagi.
Infiks-infiks ini
adalah :
-el-
-er-
-in-
-em-
Bahasa juga
memiliki afiks-
afiks yang
berasal dari
bahasa asing,
yaitu :
-wan
-wati
-at
-in
-isme
-(is)asi
-logi
-tas
3. Nomina dari Segi Bentuknya
3.3 Morfofonemik Afiks Nomina
Morfofonemik berkaitan dengan perubahan fonem antara akhir suatu
suku dengan permulaan dari suku lain yang mengikutinya dan dalam
hal penurunan nomina fonem akhir afiks nomina sama dengan fonem
akhir afiks verba. Morfofonemik afiks nomina sama dengan
morfofoemik afiks verba.
Misalnya , dalam verba prefiks meng- berubah
menjadi men- waktu ditempelkan pada suku
yang mulai dengan fonem /d/ (meng- + dapat
– mendapatkan), maka hal yang sama juga
terjadi pada nomina : peng- berubah menjadi
pen- bila diikuti /d/ (peng + datang 
pendatang)
4. Morfologi dan Semantik Nomina Turunan
Dalam bahasa Indonesia, kata dasar tertentu dapat langsung
menjadi nomina dengan memakai afiks tertentu. Kecuali untuk
menyatakan makna orang yang atau alat untuk (verba), yang
umumnya dinyatakan dengan afiks peng, masing-masing kata dasar
atau sumber mempunyai afiks sendiri-sendiri. Kata seperti menang dan
berani dapat dijadikan nomina hanya jika afiks yang dipakai adalah ke-
an sehingga tercipta nomina kemenangan dan keberanian.
Sebaliknya, verba seperti memeriksa dan menghargai hanya
dapat ditautkan dengan peng-an yaitu pemeriksaan dan penghargaan.
Demikian pula hanya dengan per-an pada umumnya bertaut dengan
kata seperti berjuang dan berdagang sehingga diperoleh nomina
seperti perjuangan dan perdagangan.
Namun tidak juga benar bahwa tidak ada kata dasar lain yang
memiliki keanggotaan rangkap. Banyak kata yang dapat bergabung
dengan dua macam afiks atau lebih meskipun diurut dari bentukan
berasal dari sumber yang berbeda. Misalnya kata dasar satu, verbanya
adalah bersatu, dan menyatukan. Nominanya adalah kesatuan,
4. Morfologi dan Semantik Nomina Turunan
4.1 Penurunan Nomina dengan ke-
Nomina yang diturunkan dengan penambahan prefiks ke- tidak banyak. Yang
dapat disebutkan hanyalah ketua, kehendak, kekasih, dan kerangka.
4.2 Penurunan Nomina dengan pel, per, dan pe
Nomina yang diturunkan dengan pel- hanya terbatas pada satu kata dasar yaitu
ajar yang menurunkan nomina pelajar. Sedangkan nomina yang diturunkan
dengan per- itu banyak karena nomina per berkaitan erat dengan verba yang
berafiks ber-. Namun banyak nomina per- yang tidak lagi mempertahankan /r/-
nya sehingga nomina tadi hanya muncul pe saja.
Kata yang masih
mempertahankan bentuk
per-
Pertapa ← bertapa
Persegi ← bersegi
Pertanda ← bertanda
Perlambang ←
berlambang
Nomina-nomina yang
berkaitan dengan verba
ber- tetapi muncul
dengan bentuk pe-
Petani ← bertani
Petinju ← bertinju
Pedagang ←
berdagang
Pejuang ←
berjuang
Pejalan ← berjalan
Pemain ← bermain
Pe- merupakan alomorf
dari per-. Nomina lain
yang masih
mempertahankan per-
Petani ←
pertanian
Petinju ←
pertinjuan
Pedagang ←
perdagangan
Pejuang ←
perjuangan
4. Morfologi dan Semantik Nomina Turunan
4.3 Penurunan nomina dengan peng-
Berbeda dengan prefiks ke-, prefiks peng-, dengan alomorfnya pem-, pen-, peny-,
pe-, peng-, dan penge- sangat produktif dalam bahasa. Pada umumnya sumber
untuk penurunan nomina ini adalah verba atau adjektiva. Arti umum bagi nomina
dengan peng- ialah:
A. Orang atau hal yang
melakukan perbuatan yang
dinyatakan oleh verba.
Contoh:
Pembeli − orang yang
membeli
Pendobrak − orang yang
mendobrak
Pengawas− orang yang
mengawasi
Pemilih − orang yang
memilih
Pengirim − orang yang
mengirim
B. Orang yang pekerjaanya melakukan
kegiatan yang dinyatakan oleh verba.
Makna ini berkaitan erat dengan dengan
semantik dari verba yang dipakai sebagai
sumber.
Contoh:
Pelatih − orang yang pekerjaannya
melatih
Pendobrak − orang yang sedang
mendobrak
Penyanyi − orang yang pekerjaannya
menyanyi
Pelaut − orang yang pekerjaannya
melaut
Pemulung − orang yang pekerjaannya
4. Morfologi dan Semantik Nomina Turunan
C. Orang yang memiliki sifat yang
dinyatakan oleh adjektifa dasarnya
menjadi sumber penurunan yang
berkaitan dengan sifat atau emosi
seseorang.
Contoh:
Pemarah − orang yang sifatnya
mudah marah
Penakut − orang yang sifatnya
mudah takut
Pelupa − orang yang sifatnya
mudah lupa
Pemalas− orang yang sifatnya
malas
Periang − orang yang sifatnya
riang
D. Giat untuk melakukan kegiatan yang
dinyatakan oleh verba.
Contoh:
Penggali − alat untuk atau orang yang
menggali
Penghapus − alat untuk atau orang
yang menghapus
Pembersih − alat untuk atau orang
yang membersihkan
Pendorong − alat untuk atau orang
yang mendorong
Penopang − alat untuk atau orang
yang menopang
Arti ‘orang yang meng...’ pada nomina peng- ada klanya meluas. Nomina
penyakit misalnya, yang semula berarti ‘yang menyakiti’ sudah meluas artinya dan
mencakupi makna ‘gangguan pada bagian tubuh, gangguan kesehatan, kebiasaan
yang buruk, dan yang mendatangkan keburukan. Nomina pembesar tidakmerujukpada
sifatnya yang besar tetapi pada kedudukan sosialnya dalam masyarakat.
Demikian pula halnya dengan makna ‘pelaku’ yang juga tidak selalu
dinyatakan dengan bentuk peng-. Orang yang membeli barang dagangan untuk dijual
lagi tidak dinamakan pengkulak tetapi tengkulak.
4. Morfologi dan Semantik Nomina Turunan
Karena salah satu alamorf peng- adalah
pe-, sedangkan pe- juga merupakan
alamorf dari per-.
Contoh:
Petani ← alomorf dari per- ↔
bertani
Pengawas ← alomorf dari
peng- ↔ mengawasi
Pedagang ← alomorf dari
per- ↔ berdagang
Pelatih ← alomorf dari peng- ↔
melatih
Petinju ← alomorf dari per- ↔
bertinju
Perawat ← alomorf dari peng- ↔
merawat
Perkembangan bahasa
Indonesia memunculkan
bentuk-bentuk baru pada
aspek lain terutama verba.
Contoh:
Penyuruh − yang
menyuruh
Pesuruh − yang
disuruh
Peninju − yang
meninju
Petinju − yang
bertinju
Penyerta − yang
menyertai
Peserta − yang ikut
serta
Penatar − yang
menatar
4. Morfologi dan Semantik Nomina Turunan
4.4 Penurunan nomina dengan –an
Nomina dengan sufiks –an umumnya diturunkan dari sumber verba walaupun
kata dasarnya adalah kelas kata lain. Kata asin, misalnya, memang adjektiva,
tetapi kata ini dijadikan verba lebih dahulu, mengasinkan, sebelum dipakai
sebagai sumber untuk menurunkan nomina asinan. Demikian pula kiloan
diturunkan bukan dari nomina kilo tetapi dari verba mengilo(kan).
Arti umum yang dinyatakan oleh nomina
dengan –an ialah hasil tindakan atau
sesuatu yang dinyatakan oleh verba.
Contoh:
Anjuran − hasil menganjurkan atau
sesuatu yang dianjurkan
Kiriman − hasil mengirim atau
sesuatu yang dikirimkan
Asinan − hasil mengasinkan atau
sesuatu yang diasinkan
Kiloan − hasil mengilo atau
sesuatu yang dikilo(kan)
Nomina dengan –an yang berkaitan
dengan makna lokasi.
Contoh:
Tepian − tempat menepi
Belokan − tempat
membelok
Awalan − yang
ditempatkan di awal
Akhiran − yang
ditempatkan di akhir
4. Morfologi dan Semantik Nomina Turunan
Sub kelompok
nomina dengan –an
yang mengacu pada
waktu berkala.
Contoh:
(surat kabar) harian
Masa Kini
(majalah) mingguan
Sepekan
(jurnal) bulanan
Bahasa
rapat tahunan
(anggota)
Sekelompok nomina yang
lebih kecil lagi merujuk pada
nama buah-buahan yang
mempunyai ciri yang tertera
pada sumbernya:
Contoh:
Durian − buah yang kulitnya
berduri
Rambutan− buah yang
kulitnya berambut
Sekelompok kecil
nomina –an diturunkan
dari nomina dan
maknanya adalah ‘
kumpulan dari nomina’
tersebut.
Contoh:
Sayuran − berbagai
sayur
Lautan − laut yang
luas
4. Morfologi dan Semantik Nomina Turunan
4.5 Penurunan Nomina dengan peng-an
Nomina dengan peng-an umumnya diturunkan dari verba dengan meng-, yang
berstatus transitif. Apabila ada dua verba dengan kata dasar yang sama dan
salah satu verba ini berstatus transitif, sedangkan yang lain taktransitif, maka
verba taktransitiflah yang menjadi sumber penurunan nomina dengan peng-an.
Misalnya dalam bahasa Indonesia kita temukan verba bersatu dan menyatukan.
Nomina penyatuaan tidak diturunkan dari taktransitif bersatu tetapi dari verba
transitif menyatukan.Kesimpulan ini diambil karena:
Adanya keterkaitan makna antara
penyatuan dan menyatukan, yakni
bahwa penyatuan adalah suatu
perbuatan menyatukan
Nominalisasi ini
mempunyaikeselarasan sintaksis
Contoh:
1.Hayam Wuruk menyatukan seluruh
tanah Jawa
2.Seluruh tanah Jawa bersatu
3.Penyatuan tanah Jawa dilakukan
oleh Hayam Wuruk
4.Persatuan tanah Jawa dilakukan
oleh Hayam Wuruk
Dari contoh (3) tampakbahwa nomina penyatuaan merupakan suatu perbuatan yang
dilakukan oleh subjek (Hayam Wuruk). Penolakan terhadap kalimat (4) lebih lagi
mendukung kesimpulan bahwa nomina peng-an diturunkan dari verba transitif.
4. Morfologi dan Semantik Nomina Turunan
Tiap ada verba transitif dapat
diturunkan menjadi nomina peng-an.
Nomina dengan peng- dan peng-an
mempunyai alomorf peng-an, pen-an,
pem-an, penge-an, peny-an, dan pe-an.
Maka yang umum adalah ‘perbuatan
yang dinyatakan oleh verba’.Contoh:
Pemberontakan − perbuatan
memberontak
Pendaftaran − perbuatan
mendaftar
Pengunduran − perbuatan
mengundurkan
Penyajian − perbuatan
menyajikan
Pelampiasan − perbuatan
melampiaskan
pengeboman/pemboman −
perbuatan
Disamping makna umum ‘perbuatan’ ada
pula nomina peng-an yang mengandung
makna ‘hasil perbuatan’ yang dinyatakan
verba.Contoh:
Pengakuan − hasil perbuatan
mengakui
Penghargaan − hasil perbuatan
menghargai
Penyelesaian − hasil perbuatan
menyelesaikan
Pengumuman − hasil perbuatan
mengumumkan
Pemberitaan − hasil perbuatan
memberitakan
Ada pula nomina turunan peng-an yang
maknanya unik sehingga ditentukan
sendiri-sendiri, yang belum tentu berkaitan
dengan verbanya.Contoh:
Pendirian − pendapat yang dinyatakan
Pendapatan − gaji, yang didapat
Pemandangan − panorama
(yang dapat dipandang)
Pendengaran − kemampuan
mendengar(kan)
4. Morfologi dan Semantik Nomina Turunan
4.6 Penurunan Nomina dengan
per-an
Nomina dengan per-an juga
diturunkan dari verba,tetapi
umumnya dari verba taktransitif dan
berawalan ber-.
Akan tetapi. ada pula nomina per-an
yang berkaitan dengan verba meng-
atau memper- yang berstatus transitif.
Contoh:
Perjanjian − berjanji
Pergerakan− bergerak
Perjalanan − berjalan
Pertemuan − bertemu
Perpindahan − berpindah
Contoh:
Perlawanan − melawan
Permintaan − meminta
Percobaan − mencoba
Pergelaran − mempergelarkan
Pertahanan −
mempertahankan
Perjuangan −
berjuang/memeperjuangkan
Makna umum nomina per-an adalah:
a. Hal, keadaan, atau hasil yang
dinyatakan oleh verba
b. Perbuatan yang dinyatakan oleh
verba
c. Hal yang berkaitan dengan kata
dasar
d. Tempat yang dirujukoleh verba atau
kata dasar
4. Morfologi dan Semantik Nomina Turunan
Nomina dapat diturunkan dengan peng-an atau per-an. Di samping kedua cara
ini, ada pula nomina yang diturunkan dengan pe-an seperti pegunungan dan
pedesaan. Bila digabungkan dengan kata dasar dalam, pe-an menimbulkan
kontras dengan peng-an bersaing dengan bentuk per-an tanpa ada perbedaan
makna. Perhatikan bentuk pemukiman dan permukiman diturunkan dari
memukimkan dan permukiman dari bermukim.
 Pergerakan − hal/keadaan
bergerak
Perdagangan − hal
berdagang
Pertanian− hal bertani
Perjuangan − hal berjuang
 Perkelahian − perbuatan
berkelahi
Perkelahian − perbuatan
berkelahi
Perzinaan − perbuatan
berzina
Percakapan − perbuatan
bercakap-cakap
Percobaan − perbuatan
mencoba
Perlawanan − perbuatan
melawan
 Perikanan − yang berkaitan dengan ikan
Perkapalan − yang berkaitan dengan kapal
Perbukuan − yang berkaitan dengan buku
Perburuhan − yang berkaitan dengan buruh
Persuratkabaran − yang
berkaitan dengan surat kabar
 Perapian − tempat membuat api
Perkotaan − tempat mendirikan
kota/berkota
Perkampungan − tempat
mendirikan kampung/berkampung
Perkemahan − tempat berkemah
Perguruan − tempat berguru
4. Morfologi dan Semantik Nomina Turunan
4.7 Penurunan Nomina dengan ke- -an.
Penurunan nomina ke- -an dapat diturunkan dari sumber verba,adjektifa atau
nomina.
Jika bersumber pada nomina maknanya keabstrakan atau
kantor atau wilayah kekuasaan.
Contoh :
Kemanusiaan – hal mengenai manusia.
Kecamatan – wilayah kekuasaan camat.
Jika bersumber pada verba maka maknanya hal atau keadaan
yang berhubungan dengan yang dinyatakan verba.
Contoh :
Keberangkatan – hal yang berhubungan dengan
berangkat.
Keputusan – hal yang berhubungan dengan memutuskan.
Jika bersumber pada adjektifa maknanya hal atau keadaan
yang berhubungan dengan yang dinyatakan adjektifa.
Contoh :
Kekosongan – keadaan kosong.
Kebimbangan – keadaan bimbang.
4. Morfologi dan Semantik Nomina Turunan
4.8 Kontras Antar Nomina.
Karena kata dasar dapat diberi afiks yang
berbeda2 maka harus
mempertimbangkan perbedaan bentuk
dan maknanya.
Contoh :
Persediaan – cadangan.
Penyediaan – perbuatan
menyediakan.
Kesediaan – keadaan
bersedia untuk melakukan sesuatu.
Sediaan – hasil menyediakan.
4.9 Nomina dengan Dasar
Polimorfemis.
Kata turunan yang waktu diturunkan
menjadi nomina tidak menanggalkan
prefiksnya, tetapi menjadi sumber bagi
pengimbuhan yang lebih lanjut.
Contoh :
Sesuai – kesesuaian – penyesuaian –
persesuaian.
Selanjutnya juga ada nomina turunan
yang juga menjadi sumber bagi
penurunan yang lebih lanjut.
Contoh :
Mendidik – pendidik – kependidikan
4. Morfologi dan Semantik Nomina Turunan
4.10 Penurunan Nomina dengan –el, -er, -em, dan -in-.
Imbuhan yang disisipkan tidaklah produktif dalam bahasa jawa.
Contoh :
Suling – seruling.
Tunjuk – telunjuk.
Kuning – kemuning.
Kerja – kinerja.
4.11 Penurunan Nomina dengan –wan/ –wati .
Nomina dengan afiks –wan /–wati mengacu pada orang ahli
dalam bidang tertentu, mata pencaharian tertentu, orang yang
mempunyai sifat khusus. Alomorf -wan dipakai untuk mengacu
pada laki-laki. Sedangkan alomorf –wati dipakai untuk mengacu
pada perempuan.
Contoh :
Budayawan – orang yang ahli dalam bidang budaya.
Wartawan – orang yang pekerjaan nya dalam bidang
pewartaan.
Rupawan – orang yang memiliki rupa elok.
4. Morfologi dan Semantik Nomina Turunan
4.12 Penurunan Nomina dengan –at/ –in
dan –a/ –i .
Nomina yang diturunkan dengan sufiks –at
dan –in maknanya perbedaan jenis
kelamin.
Contoh :
Tunggal/pria Tunggal /wanita
Jamak/ P- W
Muslim Muslimat Muslimin
Ada pula bentuk nomina yang diturunkan
fonem /a/ untuk pria dan fonem /i/ untuk
wanita.
Contoh :
Dewa – Dewi.
Mahasiswa – Mahasiswi.
4.13 Penurunan Nomina dengan –
isme, –is( asi), -logi, dan –tas.
Sufiks –isme dan –tas dipungut dari
bahasa asing namun lambat laun
menjadi produktif sehingga bentuk –
isme, –isasi, –logi, dianggap layak
diterapkan pada kata dasar.
Contoh :
Komunisme.
Modernisasi.
Biologi.
Kualitas.
4. Morfologi dan Semantik Nomina Turunan
4.14 Perulangan Nomina.
Perulangan atau reduplikasi adalah
proses penurunan kata dengan
perulangan baik secara utuh maupun
sebagian. Berikut penurunan
reduplikasi nomina menurut
bentuknya.
Perulangan utuh
Rumah – rumah
Buku – buku
Perulangan salin suara
Warna – warni
Corat – coret
Perulangan sebagian
Orang – orang tua
Rumah – rumah sakit
Perulangan yang disertai
pengafiksan
Padi – padian
Main – mainan
4.15 Pemajemukan nomina dan idiom.
Ada kriteria Perbedaan nomina majemuk
dan nomina idiom yaitu pertama, makna
nomina masih dapat ditelusuri secara
langsung sedangkan nomina idiom
memunculkan makna baru yang tidak
dapat ditelusuri secara langsung.
Misal :
Unjuk rasa : nomina majemuk karena
maknanya masih dapat ditelusuri seperti
makna kata unjuk dan rasa.
Sebaliknya,
Kaki tangan : nomina idiom karena makna
dari gabungan ini tidak ada sangkut
pautnya dengan kaki ataupun tangan.
Pada umumnya nomina majemuk terdiri
dari dua kata, sedangkan nomina idiom
bisa lebih panjang.
Misal :
Ganti rugi : nomina majemuk
4. Morfologi dan Semantik Nomina Turunan
4.15.1 Nomina Majemuk:
Masih dapat ditelusuri secara langsung
dari kata-kata yang digabungkan.
Contoh : unjuk rasa
Unjuk rasa termasuk nomina majemuk
karena maknanya dapat ditelusuri dari
makna kata unjuk dan rasa.
Urutan katanya mengikuti kaidah
sintaksis.
Biasanya terdiri atas dua kata
Contoh: ganti rugi
4.15.2 Nomina Idiom:
Memunculkan makna baru yang tidak
dapat secara langsung ditelurusi dari kata-
kata yang digabungkan.
Contoh: kaki tangan
Kaki tangan termasuk nomina idiom
karena makna dari gabungan kata
tersebut tidak ada sangkut pautnya
dengan kaki dan tangan.
Urutan komponen seolah-olah telah
menjadi satu, sehingga tidak dapat ditukar
tempatnya. Biasanya terdiri dari dua kata
atau lebih
Contoh: patah tumbuh hilang
4.15 Pemajemukan nomina
dan idiom.
4. Morfologi dan Semantik Nomina Turunan
Pembagian Nomina
Majemuk
1. Berdasarkan bentuk morfologis,
a. Nomina majemuk dasar
Nomina majemuk dasar adalah nomina
majemuk yang komponennya terdiri dari
kata dasar.
Contoh :
Suami istri
Anak cucu
Suka duka
Ganti rugi
Lomba lari
Uang muka
Peran serta
b. Nomina Majemuk Berafiks
Nomina majemuk berafiks adalah
nomina majemuk yang salah satu atau
kedua komponennya mempunyai afiks
Contoh:
Sekolah menengah
Orang terpelajar
Penyakit menular
Pedagang eceran
Pekerjaan sambilan
Kakak beradik
4. Morfologi dan Semantik Nomina Turunan
2. Berdasarkan Hubungan
Komponen
a. Nomina Majemuk dari Bentuk
Bebas dan Bentuk Terikat
Nomina majemuk tipe ini terdiri dari
unsur, salah satu di antaranya adalah
unsur terikat, yakni unsur yang tidak
dapat berdiri sendiri. Dalam penulisan,
nomina majemuk seperti ini dituliskan
menjadi satu kata.
Contoh:
Paranormal
Pascasarjana
Pascapanen
Praduga
Prarencana
Reboisasi
Semifinal
Subbab
b. Nomina Majemuk Setara
Nomina majemuk setara, atau
koordinatif, adalah nomina majemuk
yang kedua komponennya memiliki
kedudukan yang sama. Dalam
penyusunannya, nomina majemuk
setara ini tidak dapat diubah
penataannya.
Contoh:
Suami istri
Anak cucu
Suka duka
Doa restu
Sawah ladang
Ibu bapak
Lalu lintas
4. Morfologi dan Semantik Nomina Turunan
c. Nomina Majemuk Bertingkat
Nomina majemuk bertingkat adalah
nomina majemuk yang salah satu
komponennya berfungsi sebagai induk,
sedangkan komponen lainnya sebagai
pewatas. Misalnya, kata lomba lari.
Kata lomba merupakan induknya,
sedangkan kata lari merupakan kata
yang membataasi makna dua kata
tersebut.
Contoh:
Anak kandung
Uang muka
Unjuk rasa
Bola basket
Batasan dan Ciri Pronomina
Pronomina adalah kata yang dipakai untuk mengacu kepada
nomina. Misalnya dia atau ia untuk menggantikan nama seseorang,
profesi seperti perawat dan polisi, -nya untuk menggantikan benda
kepunyaan seseorang.
Ciri :
• Menduduki posisi yang umumnya diduduki oleh nomina, seperti
subjek, objek, dan predikat
• Acuannya dapat berpindah-pindah karena bergantung kepada
siapa yang menjadi pembicara/penulis, siapa yang menjadi
pendengar/pembaca, atau siapa/apa yang dibicarakan.
1. Pronomina Persona
Persona
Makna
Tunggal
Jamak
Netral Eksklusif Inklusif
Pertama
Saya, aku, ku-,
-ku
kami kita
Kedua
Engkau, kamu,
anda, dikau,
kau, -mu
Kalian, kamu
sekalian, anda
sekalian
Ketiga
Ia, dia, beliau, -
nya
mereka
• Pronomina yang dipakai untuk mengacu pada orang.
• Pronomina yg mengacu pada diri sendiri (pronomina persona pertama),
mengacu pada orang yang diajak bicara (pronomina persona kedua) dan
mengacu pada orang yang dibicarakan (pronomina ketiga).
• Di antara pronominal ada yang mengacu pada jumlah 1 atau lebih dar
satu. Ada yg bersifat eksklusif, inklusif dan netral.
Persona Pertama
Persona pertama tunggal bahasa Indonesia adalah saya, aku, dan daku. Saya
adalah bentuk yang formal dan umumnya dipakai dalam tulisan atau ujaran yang
resmi contoh: pidato.
Persona pertama aku lebih banyak dipakai dalam pembicaraan batin dan dalam
situasi yang tidak formal dan lebih banyak menunjukkan keakraban antara pembicara
dan pendengar.
Pronomina persona aku mempunyai variasi bentuk, yaitu –ku dan ku-. Bentuk –
ku dipakai, dalam konstruksi pemilikan dan dalam tulisan dilekatkan pada kata di
depanya. Misalnya, kawanku, sepedaku, dan lain-lain.
Bentuk terikat ku- sama sekali berbeda pemakaiannya dengan –ku. Pertama-
tama, ku- dilekatkan pada kata yang terletak di belakangnya. Kedua, kata yang
terletak di belakang ku- adalah verba. Misalnya:
• kini kutahu kau tak setia padaku
• suratmu telah kukirimkan tadi pagi
Selain persona pertama tunggal, bahasa Indonesia juga mengenal persona pertama
jamak, yaitu kami dan kita. Kami bersifat ekslusif, artinya, pronomina itu mencakupi
pembicara dan orang lain di pihaknya, tetapi tidak mencakupi orang lain di pihak
pendengar. Misalnya, kami akan berangkat pukul enam pagi. Sebaliknya, kita bersifat
inklusif, artinya, pronomina itu mencakupi tidak saja pembicara, tetapi pendengar, dan
1. Pronomina Persona
Persona Kedua
Persona kedua tunggal memiliki beberapa wujud, yaitu engkau,
kamu, Anda, dikau, kau-, dan –mu.
1. Persona kedua engkau, kamu, dan –mu. dipakai oleh:
• orang tua terhadap orang muda yang telah dikenal dengan baik dan
lama.
Misalnya, pukul berapa kamu berangkat ke sekolah, Nak?.
• orang yang status sosialnya lebih tinggi.
Misalnya, mengapa engkau kemarin tidak masuk?.
• orang yang mempunyai hubungan akrab, tanpa memandang umur
atau status sosial.
Misalnya, baru jadi kepala seksi sebulan, kenapa rambutmu sudah
beruban?.
1. Pronomina Persona
1. Pronomina Persona
2. Persona kedua Anda dimaksudkan
untuk menetralkan hubungan, seperti
halnya kata you dalam bahasa Inggris.
Persona kedua Anda dipakai oleh:
• Dalam hubungan tak pribadi, kata
Anda tidak diarahkan pada satu
orang khusus.
Misalnya, sebentar lagi kita akan
mengudara, anda kami mohon
mengenakan sabuk pengaman.
• Dalam hubungan bertatap muka,
tetapi pembicara tidak ingin bersifat
formal atau terlihat akrab.
Misalnya, anda sekarang tinggal
dimana?
3. Seperti halnya dengan daku, dikau juga
dipakai dalam ragam bahasa tertentu,
khusunya ragam sastra. Misalnya, yang
kurindukan hanya dikau seorang.
Persona kedua juga memiliki bentuk
jamak, yaitu kalian dan penambahan kata
sekalian, seperti Anda sekalian dan kamu
sekalian. Pemakaian kamu sekalian atau
Anda sekalian sama dengan pemakaian
untuk pronomina dasarnya, kamu dan
Anda. Contoh:
• kalian mau ke mana liburan mendatang?
• hal ini terserah kepada Anda sekalian.
Persona kedua yang memiliki variasi
bentuk hanya engkau dan kamu yaitu kau-
dan –mu. Semua persona kedua yang
utuh dapat dipakai untuk menyatakan
pemilikan begitu juga dengan –mu,
sedangkan kau- tidak. Contoh:
Persona Ketiga
Ada dua macam persona ketiga tunggal, yaitu (1) ia, dia, atau –nya dan (2) beliau.
Ia dan dia sama-sama dapat dipakai sebagai subjek dan didepan verba. Tetapi jika
berfungsi sebagai objek / terletak disebelah kanan han bentuk dia dan –nya yang
muncul. Contoh:
• ia pandai sekali.
• Saya akan pergi bersamanya.
Pronomina persona ketiga tunggal beliau menyatakan rasa hormat. Misalnya,
• menteri baru saja menelepon dan mengatakan bahwa beliau tidak dapat hadir.
Dari keempat pronominal persona ketiga tunggal hanya dia, -nya, dan beliau yang
dapat dipakai untuk menyatakan milik. Misalnya,
• rumahnya di daerah Kebayoran Baru
• saya tidak tahu alamat dia
• putra beliau belajar di UI.
Persona ketiga dalam bentuk –nya dipakai untuk mengubah kategori suatu verba
menjadi nominal. Misalnya,
• tertangkapnya penjahat itu membuat desa ini aman.
1. Pronomina Persona
Persona ketiga –nya juga dipakai untuk subjek, pada kalimat topik-komen.
Contoh:
• rumah kami atapnya bocor.
Dalam wujud –nya pronominal ini sering dipakai sebagai tanda ketakrifan.
Contoh:
• kemarin pa kali membeli mobil. Bannya baru.
Pronomina persona ketiga jamak adalah mereka. Contoh:
• teman-teman kami akan datang. Mereka akan membawa makanannya
sendiri.
Dalam cerita fiksi, mereka dapat mengacu pada binatang atau benda yang
dianggap bernyawa. Contoh:
• sejak dulu anjing dan kucing selalu bermusuhan. Tiap kali bertemu mereka
selalu berkelahi.
• Pohon mangga dan pohon rambutan ketakutan mendengar pak tani akan
menebangnya. Mereka berjanji akan segera berbuah.
1. Pronomina Persona
1. Pronomina Persona
Pronomina penanya adalah
pronomina yang dipakai
sebagai pemarka
pertanyaan. Dari segi
maknanya, yang ditanyakan
mengenai :
• Orang
Pronomina siapa dipakai
jika yang ditanyakan
adalah orang atau nama
orang.
• Barang
Pronomina apa bila yang
ditanyakan adalah
barang.
• Pilihan
Pronominal mana bila
suatu pilihan tentang
orang atau bahan.
Disamping itu, ada
kata penanya lain
meskipun bukan
pronominal
1.Sebab
2.Waktu
3.Tempat
4.Cara
5.Jumlah atau urutan
Berikut ini adalah kata
penanya sesuai dengan
makna di samping:
1.Siapa
2.Apa
3.Mana
4.Mengapa, kenapa
5.Kapan, bila(mana)
6.Di mana, ke mana,
dari mana
7.Bagaimana
8.Berapa
1. Pronomina Persona
Jika ditinjau dari segi bentuknya, sebenarnya hanya ada dua unsur
yang mendasari semua kata penanya, yakni apa dan siapa. Dua
unsur dasar itu kita kembangkan menjadi bentuk lain dengan
mengikuti pola berikut .
ϴ
Si
Meng-
Ken-
k-n
(ke)ber-
+ apa
Apa
Siapa
Mengapa
Kenapa
Kapan
(ke)berapa
Di
Ke
Dari
Bagai
Bila
+ mana
Di mana
Ke mana
Dari mana
Bagaimana
Bilamana
2. Pronomina Penunjuk
Sebagai unsur dasar dan tambahannya mempunyai hubungan semantis, misalnya
si+apa, dan di+mana. Akan tetapi, untuk sebagian yang lain hubungan seperti itu
tidak ada semata-mata berdasarkan konveksi. Misalnya meng + apa, ken + apa, k +
apa + n.
Apa dan Siapa
Pronomina penanya apamempuyai dua peran yang
berbeda, yakni
• Kata itu semata – mata mengubah kalimat berita menjadi
kalimat tanya. Dalam bahasa baku pemakaian kata apa
ditempatkan pada awal kalimat. Dalam bahas formal
partikel –kah dapat ditambahkan seperti:
Contoh: Kasusnya akan dibawa ke pengadilan
☛Apakah kasusnya akan dibawa ke pengadilan?
• Kata apa dapat menggantikan barang. Jika kata itu
diletakkan di tempat barang atau hal yang digantikan
struktur urutan sepertinya masih tetap sama, seperti
Contoh: Yusyanti membeli mobil ☛ Yusyanti membeli
apa?
Jika kata apa
dipindahkan ke posisi
awal kalimat, maka
seluruh struktur
kalimat mengalami
perubahan dan kata
yang harus
ditambahkan, seperti:
• Yusyanti membeli
apa? ☛Apayang dia
beli?
• Pardi mencuri apa?
☛Apa(kah) yang
dicuri Pardi?
2. Pronomina Penunjuk
Dari contoh di atas, partikel –kah dapat
ditambahkan tetapi penambahan –kah secara
manasuka tidak dapat dipertahankan jika kalimat
itu kita balik susunannya sehingga kata yang
berada di muka kalimat, seperti
• Apa(kah) yang dibeli Yusyanti?
• Yang dibeli Yusyanti apa?
• *Yang dibeli Yusyanti apakah?
Kalimat pertama dapat diubah menjadi kalimat
kedua yakni tanpa kata –kah.Jika partikel
ditambahkan pada kata apa dikalimat ketiga, maka
kalimatnya tidak dapat diterima.
Pemakaian kata yang sesudah kata
apamenyebabkan perubahan urutan subjek dan
predikat dalam kalimat, seperti
• Udang dapat menyebabkan sakit perut. (S-P)
• Apa yang dapat menyebabkan sakit perut? (P-S)
Kata apa dan siapa
berlain halnya:
• Apa mengacu pada
benda hal, dan
binatang.
Sedangkan siapa
mengacu pada
manusia saja.
• Apa berfungsi
semata – mata
sebagai pemarkah
kalimat tanya,
sedangkan siapa
harus menggantikan
nomina dalam
kalimat. Dalam
perilaku
sintaksisnya, siapa
2. Pronomina Penunjuk
Kesimpulan pemakaian pronominal siapa:
• Siapa dapat menggantikan objek tanpa mengubah urutan kata, asalkan tempatnya
sama dengan objek yang digantikannya. Contoh:
Ibu mencari Pak Dahlan ? ☛ Ibu mencari siapa? (S – P)
• Jika siapa sebagai pengganti objek diletakkan di muka kalimat, seluruh konstruksi
kalimat berubah dan siapa menjadi predikat yang diikuti oleh subjek yang berwujud
frasa nominal dengan yang. Contoh:
Ibu mencari siapa? ☛Siapa(kah) yang ibu cari? (P – S)
Dia memukul siapa? ☛Siapa yang dia pukul? (P – S)
• Dalam kalimat yang subjeknya dimulai dengan yang, partikel –kah tidak dapat
dipakai di belakang predikat. Contoh:
Siapakah yang menangis? (P – S)
Yang menangis siapa? (S – P)
*Yang menangis siapakah? (S – P)
• Siapa dapat pula menggantikan subjek dan menduduki posisi awal kalimat sebagai
predikat dengan urutan kata yang sama, tetapi kata yang harus ditambahkan.
Contoh:
Yusyanti membeli mobil. (S – P ) ☛Siapa yang membeli mobil? (P – S)
2. Pronomina Penunjuk
Mana
Pronomina mana pada umumnya digunakan untuk menanyakan suatu pilihan
tentang orang, barang, atau hal. Contoh :
• Penyanyi itu orang mana?
• Buatan mana pompa itu?
• Sepedamu yang mana?
Jika digabungkan dengan preposisi di, ke, dan dari, di mana menanyakan tempat
berada, ke mana tempat yang dituju, dan dari mana tempat asal atau tempat yang
ditinggalkan. Dalam bahasa Indonesia baku, ketiga frasa itu dapat mengisi posisi
keterangan tempat yang digantikannya dan posisinya dapat pada awal kalimat.
Contoh:
• Sekarang Pak Miskun tinggal di Jatinegara?
• Sekarang Pak Miskun tinggal di mana?
Karena keterangan waktu seperti sekarang dan besok dapat pula berada pada akhir
kalimat. Contoh:
• Di mana sekarang pak Miskun tinggal?
2. Pronomina Penunjuk
Mengapa dan Kenapa
Kata tanyamengapa dan
kenapa mempunyai arti
yang sama, yakni
menanyakan sebab
terjadinya sesuatu. Kedua
bentuk itu sama – sama
dipakai, tetapi mengapa
lebih formal daripada
kenapa. Dalam bahasa
Indonesia baku kata
penanya ini diletakkan
pada awal kalimat, dan
urutan kata dalam
mengikuti urutan kalimat
berita. Contoh:
• Angi tidak masuk (karena
sakit)
• Mengapa / kenapa angi
tidak masuk?
Kapan dan Bila(mana)
Kata penyanya kapan
dan bila(mana)
menanyakan waktu
terjadinya suatu
peristiwa. Kata ini
ditempatkan pada awal
kalimat dan dapat pula
diikuti oleh partikel –
kah. Contoh :
• Mereka akan baik haji
minggu depan.
• Kapan / bilamana
mereka akan naik
haji?
Bagaimana
Kata tanyabagaimana
menanyakan keadaan
suatu atau cara untuk
melakukan perbuatan.
Contoh:
• Bagaimana orang tuamu
sekarang?
• Cara memperoleh dana
bagaimana?
Dari dua contoh di atas
tampak bahwa bagaiman
dapat ditempatkan pada
awal atau akhir kalimat.
Dalam bahasa sehari –
hari kata tanya bagaimana
sering diperpendek
menjadi mana, contoh :
2. Pronomina Penunjuk
Berapa
Kata penanya berapa dipakai untuk
menanyakan bilangan atau jumlah.
Kata ini dapat ditempatkan pada
bagian depan, tengah, atau akhir
kalimat. Contoh:
• Berapa harga minyak goreng
sekarang?
Harga minyak goreng berapa
sekarang?
Harga minyak goreng sekarang
berapa?
Kata penanya berapa juga dapat
dipakai sebagai pewatas untuk
nomina dan ditempatkan sebelum
nomina yang diwatasinya. Contoh:
• Berapa hari anda menginap di
Tawangmangu waktu itu?
Dalam gabungannya dengan kata – kkata
tertentu, berapa dapat ditempatkan di
muka atau di belakang nomina yang
diwatasinya, tetapi penempatan ini
memunculkan arti yang berbeda.
Contoh:
• Berapa tahun Pangeran Diponegoro
melawan Belanda?
Tahun berapa Pangeran Diponegoro
melawan Belanda?
Kata penanya berapa dapat pula diberi
prefiks ke- sehingga menjadi keberapa
yang selalu ditempatkan di belakang
nomina yang diwatasinya. Kata ini
merujuk pada bilangan tingkat.
Perhatikan perbedaan kalimat berikut:
• Jam berapa kuliah Pak Anwar
diberikan?
2. Pronomina Penunjuk
Gabungan preposisi dengan kata
tanya
Frasa tanya yang terdiri atas preposisi
tertentu dengan apa dan siapa.
Dengan demikian, kita dapati frasa
dari apa, dari siapa, dengan siapa,
untuk apa, untuk siapa, dan
sebagainya. Pemakaian frasa tanya
seperti ini ditentukan oleh masing –
masing dan tempatnya dalam kalimat
mengikuti kaidah yang telah
digambarkan diatas. Contoh:
• Kue lapis terbuat dari apa?
• Ancaman embargo itu dari siapa?
• Dengan apa kamu kemari?
• Kamu akan berenang dengan siapa?
• Engkau bekerja sampai larut malam
untuk apa?
Apabila pertanyaan mengacu pada
Kata saja dan implikasi kejamakan
Untuk memberikan implikasi jemakan,
kata tanyaapa, siapa, di mana, ke mana,
dan dari mana diikuti kata saja.
Contohnya:
• Kamu tadi pergi dengan siapa?
• Kamu tadi pergi dengan siapa saja?
Pada contoh kalimat tersebut si penanya
hanya mengajukan pertanyaan yang
jawabannya dapat menyangkut satu
orang atau lebih.Bila penjawab ternyata
hanya pergi dengan satu orang,
jawabannya umumnya menjukkan
kekeliruan asumsi tersebut dengan,
misalnya memakai kata hanya, hanya
dengan Ali.
Contoh yang berimplikasi kenetralan
dan kejamakan:
2. Pronomina Penunjuk
Kata saja dan implikasi ketidaktentuan
Frasa apa saja, siapa saja, dan di mana saja
yang dinyatakan di sebelumnya, juga tidak
dapat berfungsi sebagai frasa tanya. Hal ini
terjadi bila frasa itu dipakai dalam kalimat
berita.Maknanya adalah ketidaktentuan. Jadi,
kalimat dia boleh membeli apa saja
mengandung arti bahwa barang yang boleh
dibeli tidak dibatasi macamnya dan mungkin
pula jumlahnya. Contoh:
• Silakan, ambil apa saja yang Anda inginkan.
• Gombloh dapat bergaul dengan siapa saja.
• Ke mana saja orang Belanda itu pergi, anak
– anak mengikutinya.
• Selamat menikmati acara ini, di mana saja
anda berada.
• Ambillah berapa saja yang ibu perlukan
☛ Perlu di catat disini bahwa berapa saja
tidak umum dipakai dalam kalimat tanya,
tetapi lazim dipakai dalam kalimat berita
Karena urutan kata atau
macam kata tanya dalam
kalimat berita dan kalimat
tanya dapat sama, yang
membedakan kalimat satu
dengan yang lain adalah
tanda titik (.) dan tanda
tanya (?) untuk bahan
tulisan dan intonasi untuk
bahasa lisan. Contoh:
• Kami boleh membeli apa
saja?
Kami boleh membeli apa
saja.
• Nita boleh main ke mana
saja?
Nita boleh bermain ke
mana saja.
2. Pronomina Penunjuk
Reduplikasi Apa, Siapa, dan Mana
Apa, siapa, dan mana dapat diulang untuk menyatakan ketidaktentuan :apa – apa,
siapa – siapa, mana – mana. Bentuk seperti ini umumnya dipakai dalam kalimat
berita yang negatif. Contoh:
• Saya tidak membeli apa – apa untuk ibu.
• Dia tidak pergi dengan siapa – siapa, dia pergi sendiri.
• Bapak tidak akan pergi ke mana – mana hari ini.
Di mana dan dari mana dapat pula diulang, tetapi kata itu dipakai dengan arti yang
sama dengan di mana saja dan dari mana saja. Kata tanya seperti itu dapat dipakai
dalam kalimat berita yang tidak negative. Contoh dua pasang kalimat yang masing –
masing mempunyai arti yang sama :
• Barang seperti itu dapat dibeli di mana saja.
Barang seperti itu dapat dibeli di mana – mana.
• Pengungsi itu datang dari mana saja.
Pengungsi itu datang dari mana – mana.
Numeralia / Kata Bilangan
Numeralia / kata bilangan adalah kata yang dipakai untuk menghitung
banyaknya maujud (orang, binatang, atau barang). Frasa seperti lima hari,
setengah abad, orang ketiga, dan beberapa masalah mengandung
numeralia yakni masing-masing lima, setengah, ketiga, dan bebrapa.
Numeralia dalam
Bahasa Indonesia
Numeralia
pokok /
numeralia
kardinal
Numeralia
tingkat /
numeralia
ordinal
Numeralia Pokok
Tentu
Numeralia Kolektif
Numeralia
Distributif
Numeralia Pokok
Taktentu
Numeralia Pokok
Klitika
Numeralia Ukuran
1. Numeralia pokok / numeralia kardinal
Numeralia Pokok Tentu
mengacu pada bilangan
pokok, yakni :
0 – nol 5 - lima
1 – satu 6 - enam
2 – dua 7 - tujuh
3 – tiga 8 - delapan
4 – empat 9 – sembilan
Ada numeralia lain yang
merupakan gugus. Untuk
bilangan di antara sepuluh
dan dua puluh dipakai gugus
yang berkomponen belas.
11 – sebelas 16 – enam
belas
12 – dua belas17 – tujuh
belas
13 – tiga belas 18 –
delapan belas
14 – empat belas 19 –
Bentuk se- dipakai untuk memulai suatu gugus dan
artinya adalah ‘satu’. Kecuali untuk bilangan antara
sebelas sampai sembilan belas, gugus di antara 9
sampai 99 berkomponen puluh. Jika sesudah gugus
itu ada bilangan yang lebih kecil, maka kembali
memakai bilangan pokok.
10 – sepuluh 21 – dua puluh satu
20 – dua puluh 34 – tiga puluh empat
30 – tiga puluh 86 – delapan puluh enam
40 – empat puluh 95 – sembilan puluh lima
50 – lima puluh 99 – sembilan puluh
sembilan
Gugus untuk
bilangan antara
99 dan 999
berkomponen
ratus
100 – seratus
300 – tiga ratus
500 – lima ratus
700 – tujuh ratus
Gugus untuk bilangan antara 999
dan 999.999 berkomponen ribu
1.000 - seribu
7.000 – tujuh ribu
4.200 – empat ribu dua ratus
7.450 – tujuh ribu empat ratus
lima puluh
9.820 – sembilan ribu delapan
ratus dua puluh
2. Pronomina Penunjuk
Di atas bilangan dengan gugus yang berkomponen juta, terdapat dua pengertian di
dunia ini.
Di Indonesia bilangan dengan
sembilan nol mengikuti Amerika
Serikat dengan memakai istilah
miliar, sedangkan untuk
bilangan dengan dua belas nol
mengikuti Amerika Serikat
dengan menggunakan istilah
triliun.
Untuk tiap tiga bilangan dari
belakang dipakai tanda titik
sebagai pemisah. di negeri lain,
seperti Amerika Serikat, orang
memakai tanda koma.
Dalam bahasa Indonesia baku, numeralia pokok
ditempatkan di muka nomina dan dapat diselingi
oleh kata penggolong (orang, ekor, dan buah).
Urutannya menjadi [numeralia – penggolong –
nominal]. Namun ada juga yang tidak memakai
penggolong sehingga numeralia pokok langsung
ditempatkan di muka nomina.
Contoh : Belilah tiga buah buku tulis
Belilah tiga buku tulis
Jika numeralia pokok ditempatkan di belakang
nomina, dalam bahasa baku kata
penggolongannya tidak dapat ditinggalkan.
Contoh : belilah buku tulis tiga
belilah buku tulis tiga buah
Biliun Triliun
Amerika Serikat
Bilangan dengan sembilan nol
(seribu juta)
Bilangan dengan dua belas nol
(sejuta juta)
Eropa
Bilangan dengan dua belas nol
(sejuta juta)
Bilangan dengan delapan belas nol
1. Numeralia pokok / numeralia kardinal
Numeralia Pokok Kolektif
Dibentuk dengan prefiks ke-
yang ditempatkan di muka
nomina yang diterangakan.
Contoh:
• ketiga pemain - semua
pemain dari nomor satu
sampai ke nomor tiga
• Kesepuluh anggota -
anggota nomor satu
sampai dengan 10
Jika tidak diikuti oleh
nomina, biasanya bentuk itu
diulang dan dilengkapi
dengan –nya.
Contoh:
• Anda memilih yang mana?
- Kedua-duanya
• Kita membeli berapa? -
Numeralia pokok kolektif dapat dibentuk juga
dengan cara :
Penambahan prefiks ber- atau kadang-kadang
se- pada nomina tertentu setelah numeralia
Contoh: dua sejoli
tiga bersaudara
Penambahan prefiks ber- pada numeralia pokok
dan hasilnya diletakkan sesudah pronomina
persona kamu, kami, kita, atau mereka.
Contoh: (kamu) berlima (kita) berdua
(kami) berenam (mereka)
bertiga
Pemakaian numeralia yang berprefiks ber- dan
yang diulang
Contoh: berpuluh-puluh berjuta-juta
beribu-ribu bermiliar-miliar
Pemakaian gugus numeralia yang bersufiks –an
Contoh: puluhan belasan
1. Numeralia pokok / numeralia kardinal
Numeralia Pokok Distributif
dapat dibentuk dengan cara mengulang kata bilangan.
Artinya :
‘... demi ...’
‘masing-masing’
Contoh :
satu-satu dua-dua tiga-tiga
Kata (se)tiap, tiap-tiap, dan masing-masing termasuk numeralia distributif juga.
(Se)tiap atau tiap-tiap mempunyai arti yang sangat mirip dengan masing-
masing, tetapi kata masing-masing dapat berdiri sendiri tanpa nomina,
sedangkan (se)tiap dan tiap-tiap tidak.
Kita dapat mengatakan Semua siswa akan mendapat buku, masing-masing
satu buah, tetapi tidak *Semua siswa akan mendapat buku, tiap-tiap satu buah.
Bandingkan juga kalimat Tiap-tiap peserta wajib membayar uang pendaftaran
dengan Masing-masing peserta wajib membayar uang pendaftaran yang
kedua-duanya dapat diterima.
1. Numeralia pokok / numeralia kardinal
Numeralia Pokok Taktentu
Mengacu pada jumlah yang tidak pasti dan sebagian besar numeralia ini tidak
dapat menjadi jawaban atas pertanyaan yang memakai kata tanya berapa.
Yang termasuk ke dalam numeralia taktentu adalah banyak, berbagai,
beberapa, semua, seluruh, segala, dan segenap. Numeralia taktentu
diteampatkan di muka nomina yang diterangkannya.
Contoh :
banyak orang semua jawaban
berbagai masalah seluruh rakyat
sedikit air segenap anggota
Sebagian dari numeralia ini mengacu pada pengertian kejamakan, tetapi dalam
bahasa Indonesia baku konsep kejamakan itu tidak dinyatakan dalam wujud
nomina yang jamak. Jadi, untuk menyatakan jumlah orang yang banyak kita
tidak mengatakan banyak orang-orang, tetapi banyak orang. Demikian pula
halnya ketika kita mengatakan semua jawaban harus dalam bentuk tertulis, dan
bukan *semua jawaban jawaban harus dalam bentuk tertulis.
1. Numeralia pokok / numeralia kardinal
Numeralia Pokok Klitika
Merupakan numeralia yang dipungut dari bahasa Jawa Kuna, tetapi numeralia itu
umumnya berbentuk proklitika. Jadi, numeralia macam itu diletakkan di muka nomina
yang bersangkutan.
Contoh : eka- ‘satu’ : ekamatra
‘satu dimensi’
dwi- ‘dua’ : dwiwarna
‘dua warna’
tri- ‘tiga’ : triwulan ‘tiga bulan’
catur- ‘empat’ : caturwulan
‘empat bulan’
panca- ‘lima’ : pancasila
‘lima sila’
Numeralia Ukuran
Bahasa Indonesia mengenal pula beberapa nomina yang menyatakan ukuran, baik
berkaitan dengan berat, panjang-pendek, maupun jumlah. Misalnya lusin, kodi,
meter, liter atau gram. Nomina ini dapat didahului oleh numeralia sehingga terciptalah
numeralia gabungan.
Contoh: Kalau ke toko, belilah dua lusin piring
Wanita itu membeli kemeja satu kodi
Saya akan memesan bahan baju batik dua meter
2. Numeralia Tingkat
Numeralia pokok dapat diubah menjadi numeralia tingkat. Cara mengubahnya adalah
dengan menambahkan ke- di muka bilangan yang bersangkutan. Khusus untuk
bilangan satu dipakai pula istilah pertama.
Contoh: kesatu atau pertama kelima
Kedua kesepuluh
Karena numeralia kolektif juga dibentuk dengan ke-, bentuk kedua macam numeralia
ini sama. Perbedaannya terletak bagaimana masing-masing dipakai. Sebagai
numeralia kolektif, numeralia ini diletakkan di muka nomina yang diterangkan,
sebagai numeralia tingkat, ia diletakkan di belakang nomina yang diterangkan.
Contoh :
Kolektif Tingkat
Ketiga pemain pemain ketiga
Kedua jawaban itu jawaban kedua itu
Kelima anak saya anak saya kelima
*kesatu suara suara kesatu
*pertama suara suara pertama
Pada numeralia kolektif tidak ada bentuk kesatu atau pertama, sedangkan pada
numeralia tingkat ada.
3. Numeralia Pecahan
Bilangan pokok dapat dipecah menjadi bagian yang lebih kecil yang dinamakan
numeralia pecahan. Cara membentuk ialah dengan memakai per- di antara bilangan
pembagi dan penyebut. Dalam bentuk huruf, per- ditempelkan pada bilangan yang
mengikutinya. Dalam bentuk angka, dipakai garis yang memisahkan kedua bilangan
itu. Contoh:
1/2 – seperdua, setengah, separuh
1/10 – sepersepuluh
1/1000 – seperseribu
3/5 – tiga perlima
Bilangan pecahan dapat mengikuti bilangan pokok. Contoh:
21/2 – dua setengah
76/10 – tujuh enam persepuluh
93/4 – sembilan tiga perempat
Bilangan campuran seperti di atas juga dapat ditulis dengan cara desimal. Contoh:
2,5 – dua setengah atau dua koma lima
7,6 – tujuh enam persepuluh atau tujuh koma enam
9,75 – sembilan tiga perempat atau sembilan koma tujuh lima
3. Frasa Numeralia
Umumnya dibentuk dengan menambahkan kata penggolong.
Contoh :
dua ekor (kerbau)
Lima orang (penjahat)
Tiga buah (apel)
SEKIAN
DAN
TERIMA
KASIH

More Related Content

What's hot

Kb1 dasar logika
Kb1 dasar logikaKb1 dasar logika
Kb1 dasar logikaPet-pet
 
Pengertian wacana
Pengertian wacanaPengertian wacana
Pengertian wacanafebrino
 
Proses morfologi 3
Proses morfologi 3Proses morfologi 3
Proses morfologi 3Hildadp
 
Aliran aliran drama
Aliran aliran dramaAliran aliran drama
Aliran aliran dramaweny maniez
 
Bahasa sebagai sistem
Bahasa sebagai sistemBahasa sebagai sistem
Bahasa sebagai sistemEster Emilia
 
Materi fonologi bahasa indonesia
Materi fonologi bahasa indonesiaMateri fonologi bahasa indonesia
Materi fonologi bahasa indonesiaRakatajasa
 
JENIS-JENIS KALIMAT
JENIS-JENIS KALIMATJENIS-JENIS KALIMAT
JENIS-JENIS KALIMATMagdaNae
 
ppt Kata, Jenis Kata, dan Pembentukkan Kata
ppt Kata, Jenis Kata, dan Pembentukkan Katappt Kata, Jenis Kata, dan Pembentukkan Kata
ppt Kata, Jenis Kata, dan Pembentukkan Katadinitsyh
 
Bab tentang kalimat
Bab tentang kalimatBab tentang kalimat
Bab tentang kalimatIbnu Khoiry
 
9 penulisan dengan ejaan bahasa indonesia yang disempurnakan
9   penulisan dengan ejaan bahasa indonesia yang disempurnakan9   penulisan dengan ejaan bahasa indonesia yang disempurnakan
9 penulisan dengan ejaan bahasa indonesia yang disempurnakanpsikologi klas a
 

What's hot (20)

prefiks/awalan me
prefiks/awalan meprefiks/awalan me
prefiks/awalan me
 
Morfologi 06-1
Morfologi 06-1Morfologi 06-1
Morfologi 06-1
 
Kb1 dasar logika
Kb1 dasar logikaKb1 dasar logika
Kb1 dasar logika
 
Pengertian wacana
Pengertian wacanaPengertian wacana
Pengertian wacana
 
Kalimat efektif ppt
Kalimat efektif pptKalimat efektif ppt
Kalimat efektif ppt
 
Linguistik fonologi
Linguistik fonologi Linguistik fonologi
Linguistik fonologi
 
Proses morfologi 3
Proses morfologi 3Proses morfologi 3
Proses morfologi 3
 
Konsep Bahasa dan Fungsi Bahasa Indonesia
Konsep Bahasa dan Fungsi Bahasa IndonesiaKonsep Bahasa dan Fungsi Bahasa Indonesia
Konsep Bahasa dan Fungsi Bahasa Indonesia
 
Aliran aliran drama
Aliran aliran dramaAliran aliran drama
Aliran aliran drama
 
Bahasa sebagai sistem
Bahasa sebagai sistemBahasa sebagai sistem
Bahasa sebagai sistem
 
Materi fonologi bahasa indonesia
Materi fonologi bahasa indonesiaMateri fonologi bahasa indonesia
Materi fonologi bahasa indonesia
 
JENIS-JENIS KALIMAT
JENIS-JENIS KALIMATJENIS-JENIS KALIMAT
JENIS-JENIS KALIMAT
 
ppt Kata, Jenis Kata, dan Pembentukkan Kata
ppt Kata, Jenis Kata, dan Pembentukkan Katappt Kata, Jenis Kata, dan Pembentukkan Kata
ppt Kata, Jenis Kata, dan Pembentukkan Kata
 
Bab tentang kalimat
Bab tentang kalimatBab tentang kalimat
Bab tentang kalimat
 
Alat ucap manusia
Alat ucap manusiaAlat ucap manusia
Alat ucap manusia
 
9 penulisan dengan ejaan bahasa indonesia yang disempurnakan
9   penulisan dengan ejaan bahasa indonesia yang disempurnakan9   penulisan dengan ejaan bahasa indonesia yang disempurnakan
9 penulisan dengan ejaan bahasa indonesia yang disempurnakan
 
Jenis-Jenis Semantik
Jenis-Jenis SemantikJenis-Jenis Semantik
Jenis-Jenis Semantik
 
KATA DASAR
KATA DASARKATA DASAR
KATA DASAR
 
Ragam Bahasa
Ragam BahasaRagam Bahasa
Ragam Bahasa
 
Ppt bahasa baku dan bahasa nonbaku
Ppt bahasa baku dan bahasa nonbakuPpt bahasa baku dan bahasa nonbaku
Ppt bahasa baku dan bahasa nonbaku
 

Viewers also liked

Tataran linguistik semantik
Tataran linguistik semantikTataran linguistik semantik
Tataran linguistik semantikRomza Baher
 
Tata bahasa indonesia (penggolongan kata)
Tata bahasa indonesia (penggolongan kata)Tata bahasa indonesia (penggolongan kata)
Tata bahasa indonesia (penggolongan kata)Nanik Rahmawati
 
Kaidah kebahasaan teks sejarah
Kaidah kebahasaan teks sejarahKaidah kebahasaan teks sejarah
Kaidah kebahasaan teks sejarahbekti liyasari
 
afiksasi bahasa indonesia
afiksasi bahasa indonesiaafiksasi bahasa indonesia
afiksasi bahasa indonesiaRakha Al
 
semantik dalam bahasa indonesia
semantik dalam bahasa indonesiasemantik dalam bahasa indonesia
semantik dalam bahasa indonesiaNUR DIANA
 
Bahasa Indonesia tentang jenis kata
 Bahasa Indonesia tentang jenis kata  Bahasa Indonesia tentang jenis kata
Bahasa Indonesia tentang jenis kata Puji Winarni
 
Struktur dan kaidah teks ulasan film/drama
Struktur dan kaidah teks ulasan film/dramaStruktur dan kaidah teks ulasan film/drama
Struktur dan kaidah teks ulasan film/dramaAndi Mauliana
 
Morfem, 10 kategori kata, 4 kategori kata menurut gorys keraf
Morfem, 10 kategori kata, 4 kategori kata menurut gorys kerafMorfem, 10 kategori kata, 4 kategori kata menurut gorys keraf
Morfem, 10 kategori kata, 4 kategori kata menurut gorys kerafNaFis NaFis
 
teks ulasan film / drama b.indonesia (oleh siska dewi p)
 teks ulasan film / drama b.indonesia (oleh siska dewi p) teks ulasan film / drama b.indonesia (oleh siska dewi p)
teks ulasan film / drama b.indonesia (oleh siska dewi p)Siska Paramitha
 

Viewers also liked (14)

Tataran linguistik semantik
Tataran linguistik semantikTataran linguistik semantik
Tataran linguistik semantik
 
Drama
DramaDrama
Drama
 
Tata bahasa indonesia (penggolongan kata)
Tata bahasa indonesia (penggolongan kata)Tata bahasa indonesia (penggolongan kata)
Tata bahasa indonesia (penggolongan kata)
 
Kaidah kebahasaan teks sejarah
Kaidah kebahasaan teks sejarahKaidah kebahasaan teks sejarah
Kaidah kebahasaan teks sejarah
 
Afiksasi
AfiksasiAfiksasi
Afiksasi
 
afiksasi bahasa indonesia
afiksasi bahasa indonesiaafiksasi bahasa indonesia
afiksasi bahasa indonesia
 
semantik dalam bahasa indonesia
semantik dalam bahasa indonesiasemantik dalam bahasa indonesia
semantik dalam bahasa indonesia
 
Bahasa Indonesia tentang jenis kata
 Bahasa Indonesia tentang jenis kata  Bahasa Indonesia tentang jenis kata
Bahasa Indonesia tentang jenis kata
 
Kelas kata dalam bahasa indonesia
Kelas kata dalam bahasa indonesiaKelas kata dalam bahasa indonesia
Kelas kata dalam bahasa indonesia
 
Sintaksis
SintaksisSintaksis
Sintaksis
 
Makna kata
Makna kataMakna kata
Makna kata
 
Struktur dan kaidah teks ulasan film/drama
Struktur dan kaidah teks ulasan film/dramaStruktur dan kaidah teks ulasan film/drama
Struktur dan kaidah teks ulasan film/drama
 
Morfem, 10 kategori kata, 4 kategori kata menurut gorys keraf
Morfem, 10 kategori kata, 4 kategori kata menurut gorys kerafMorfem, 10 kategori kata, 4 kategori kata menurut gorys keraf
Morfem, 10 kategori kata, 4 kategori kata menurut gorys keraf
 
teks ulasan film / drama b.indonesia (oleh siska dewi p)
 teks ulasan film / drama b.indonesia (oleh siska dewi p) teks ulasan film / drama b.indonesia (oleh siska dewi p)
teks ulasan film / drama b.indonesia (oleh siska dewi p)
 

Similar to Nomina dalam Bahasa Indonesia

power_point_bahasa_indonesia_kelompok_4.pptx
power_point_bahasa_indonesia_kelompok_4.pptxpower_point_bahasa_indonesia_kelompok_4.pptx
power_point_bahasa_indonesia_kelompok_4.pptxImyLasama
 
Tata bahasa indonesia dasar
Tata bahasa indonesia dasarTata bahasa indonesia dasar
Tata bahasa indonesia dasarDedi Damhudi
 
Beberapa konsep tentang morfologi
Beberapa konsep tentang morfologiBeberapa konsep tentang morfologi
Beberapa konsep tentang morfologinelson fredoline
 
Kalimat Dalam Bahasa Indonesia
Kalimat Dalam Bahasa IndonesiaKalimat Dalam Bahasa Indonesia
Kalimat Dalam Bahasa IndonesiaAbu Ja'far
 
Jenis jenis-frasa-dlm-bhs-indonesia
Jenis jenis-frasa-dlm-bhs-indonesiaJenis jenis-frasa-dlm-bhs-indonesia
Jenis jenis-frasa-dlm-bhs-indonesiastikesby kebidanan
 
7 kelas kata bahasa indonesia
7 kelas kata bahasa indonesia7 kelas kata bahasa indonesia
7 kelas kata bahasa indonesiaChairil Anam
 
Nota Pecutan (Morfologi).pdf
Nota Pecutan (Morfologi).pdfNota Pecutan (Morfologi).pdf
Nota Pecutan (Morfologi).pdfsavithakaur
 
Kalimat dalam bahasa indonesia
Kalimat dalam bahasa indonesiaKalimat dalam bahasa indonesia
Kalimat dalam bahasa indonesiaIsmee Sa'adah
 
Kaidah bahasa indonesia
Kaidah bahasa indonesiaKaidah bahasa indonesia
Kaidah bahasa indonesiasahabatmuslim
 
Jenis Kata dan Klasifikasi Kata.docx
Jenis Kata dan Klasifikasi Kata.docxJenis Kata dan Klasifikasi Kata.docx
Jenis Kata dan Klasifikasi Kata.docxZukét Printing
 
Morfologi pembentukan verba referensi
Morfologi pembentukan verba  referensiMorfologi pembentukan verba  referensi
Morfologi pembentukan verba referensiAbriani Ori Ratnasari
 
Jenis Kata dan Klasifikasi Kata .pdf
Jenis Kata dan Klasifikasi Kata .pdfJenis Kata dan Klasifikasi Kata .pdf
Jenis Kata dan Klasifikasi Kata .pdfZukét Printing
 
Konsep tatabahasa secara umum
Konsep tatabahasa secara umumKonsep tatabahasa secara umum
Konsep tatabahasa secara umumJaf Hussin
 

Similar to Nomina dalam Bahasa Indonesia (20)

power_point_bahasa_indonesia_kelompok_4.pptx
power_point_bahasa_indonesia_kelompok_4.pptxpower_point_bahasa_indonesia_kelompok_4.pptx
power_point_bahasa_indonesia_kelompok_4.pptx
 
Tata bahasa indonesia dasar
Tata bahasa indonesia dasarTata bahasa indonesia dasar
Tata bahasa indonesia dasar
 
Hakikat kata rrtrtrtrtws
Hakikat kata rrtrtrtrtwsHakikat kata rrtrtrtrtws
Hakikat kata rrtrtrtrtws
 
NOTA SINTAKSIS.pdf
NOTA SINTAKSIS.pdfNOTA SINTAKSIS.pdf
NOTA SINTAKSIS.pdf
 
Bm sem 6
Bm sem 6Bm sem 6
Bm sem 6
 
Beberapa konsep tentang morfologi
Beberapa konsep tentang morfologiBeberapa konsep tentang morfologi
Beberapa konsep tentang morfologi
 
Frasa, Klausa dan Kalimat
Frasa, Klausa dan KalimatFrasa, Klausa dan Kalimat
Frasa, Klausa dan Kalimat
 
Kalimat Dalam Bahasa Indonesia
Kalimat Dalam Bahasa IndonesiaKalimat Dalam Bahasa Indonesia
Kalimat Dalam Bahasa Indonesia
 
Kalimatdalambahasaindonesia :)
Kalimatdalambahasaindonesia  :)Kalimatdalambahasaindonesia  :)
Kalimatdalambahasaindonesia :)
 
Jenis jenis-frasa-dlm-bhs-indonesia
Jenis jenis-frasa-dlm-bhs-indonesiaJenis jenis-frasa-dlm-bhs-indonesia
Jenis jenis-frasa-dlm-bhs-indonesia
 
MORFOLOGI
MORFOLOGIMORFOLOGI
MORFOLOGI
 
7 kelas kata bahasa indonesia
7 kelas kata bahasa indonesia7 kelas kata bahasa indonesia
7 kelas kata bahasa indonesia
 
Powerpoint b.indo
Powerpoint b.indoPowerpoint b.indo
Powerpoint b.indo
 
Nota Pecutan (Morfologi).pdf
Nota Pecutan (Morfologi).pdfNota Pecutan (Morfologi).pdf
Nota Pecutan (Morfologi).pdf
 
Kalimat dalam bahasa indonesia
Kalimat dalam bahasa indonesiaKalimat dalam bahasa indonesia
Kalimat dalam bahasa indonesia
 
Kaidah bahasa indonesia
Kaidah bahasa indonesiaKaidah bahasa indonesia
Kaidah bahasa indonesia
 
Jenis Kata dan Klasifikasi Kata.docx
Jenis Kata dan Klasifikasi Kata.docxJenis Kata dan Klasifikasi Kata.docx
Jenis Kata dan Klasifikasi Kata.docx
 
Morfologi pembentukan verba referensi
Morfologi pembentukan verba  referensiMorfologi pembentukan verba  referensi
Morfologi pembentukan verba referensi
 
Jenis Kata dan Klasifikasi Kata .pdf
Jenis Kata dan Klasifikasi Kata .pdfJenis Kata dan Klasifikasi Kata .pdf
Jenis Kata dan Klasifikasi Kata .pdf
 
Konsep tatabahasa secara umum
Konsep tatabahasa secara umumKonsep tatabahasa secara umum
Konsep tatabahasa secara umum
 

Recently uploaded

RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfwalidumar
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 

Recently uploaded (20)

RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 

Nomina dalam Bahasa Indonesia

  • 1. Oleh Kelompok 4: Azizoel Metiadini (1510301029) Nur Laely Hidayah (1510301041) Hairu Firdaus (1510301044) Titis Ardyasti (1510301045) Rosita Rahmawati (1510301046) Winda Ayu Adnanti (1510301061) Filla Adyarti (1510301083) Bintari Arbiyani. C. D (1510301084) Rini Karyani Asmara (1510301100)
  • 2. Batasan dan Ciri Nomina Nomina, sering juga disebut kata benda yang dapat dilihat dari tiga segi, yaitu segi semantis, segi sintaksis, dan segi bentuk. Dari segi semantis, dapat dikatakan bahwa nomina adalah kata yang mengacu pada manusia, binatang, benda, dan konsep atau pengertian. Contoh nomina seperti guru, kucing, meja, dan kebangsaan. Dari segi sintaktisnya, nomina memiliki ciri- ciri tertentu, • Nomina dapat sebagai fungsi subyek, objek, atau pelengkap jika predikatnya verba. Contohnya, kata pemerintah dan perkembangan dalam kalimat Pemerintah akan memantapkan perkembangan adalah nomina. Kata pekerjan dalam kalimat Ayah mencarikan saya pekerjaan adalah nomina • Nomina tidak dapat diingkarkan dengan kata tidak. Kata pengingkaran ialah bukan. Contohnya, untuk mengingkarkan kalimat “ Ayah saya guru” harus dipakaikan kata bukan menjadi “ Ayah saya bukan guru”. • Nomina dapat diikuti oleh kalimat adjektiva, baik secara langsung maupun diantarai oleh kata yang. Contohnya, buku dan rumah adalah nomina yang dapat bergabung menjadi “buku baru” dan “rumah mewah” atau “buku yang baru” dan “ rumah yang mewah”.
  • 3. Nomina (Kata Benda) Segi SintaksisSegi Semantis Segi Bentuk Kata Dasar Turunan
  • 4. 1. Nomina dari Segi Perilaku Semantisnya Kata dalam bahasa mana pun mengandung fitur-fitur semantik yang secara universal melekat pada kata tersebut. Makna kata “kuda” dalam budaya mana pun memiliki fitur-fitur semantik universal misal: Kakinya yang empat Adanya mata yang berjumlah dua Warna tubuh hitam, putih, coklat, atau abu-abu. Fitur semantik tampak bersifat kodrati dan sering tidak diperhatikan. Fitur-fitur seperti ini penting dalam bahasa karena penyimpangan dari sifat kodrati ini akan menimbulkan keganjilan, karena warna badan kuda hanya bisa hitam, putih, coklat, atau abu-abu (mungkin pula belang- belang atau campuran dari warna-warna itu) maka aneh jika ada yang berkata “kuda saya hijau”, karena fitur semantiknya “hijau” tidak ada pada kuda. Demikian dengan fitur mata, banyak orang yang berkata “kuda saya ada belangnya akan tetapi, sangat tidak pas saat ada yang berkata “kuda saya ada matanya” karena, mata merupakan bagian yang tidak bisa terpisahkan dari pengertian”kuda”
  • 5. 2. Nomina dari Segi Perilaku Sintaksisnya Sebagai nomina tunggal maupun dalan bentuk frasa, nomina dapat menjadi subjek (a), objek (b), pelengkap (c), atau keterangan (d), contoh : a) Manusia pasti mati. Masalah penduduk memerlukan penanganan yang serius.penjarahan bulan Mei tahun 1998 itu memalukan bangsa. b) Swastanisasi membutuhkan uang. Perusahaan kami sedang mencari manajer yang terampil. Demokrasi memerlukan keterbukaan. c) Petani mulai segan bertanam padi. Itu baru merupakan suatu pendapat. Dia menyerupai ibunya. d) Mereka akan datang Minggu pagi. Di belakang rumah tumbuh pohon beringin yang besar. Kami baru saja kembali dari Padang. Agar suatu nomina atau frasa nomina dapat berfungsi dengan baik, diperlukan adanya keserasian semantik antara nomina atau frasa nomina tersebut dengan predikat atau unsur-unsur lain yang terlihat, contohnya : •Predikat “merokok” memerlukan subjek nomina yang mempunyai fitur semantik bernyawa dan manusia. Karena itulah kalimat mengenai kuda yang merokok itu kita tolak atau kita anggap aneh.
  • 6. 3. Nomina dari Segi Bentuknya 1.1 Nomina Dasar Umum Gambar tahun Meja pisau Rumah tongkat Malam kesatria Minggu hukum 1.2 Nomina Dasar Khusus Adik Bawuk paman Atas Farida Pekalongan Batang Selasa Pontianak Bawah butir Kamis Dalam muka Maret 3.1. Nomina Dasar Nomina dasar adalah nomina yang hanya terdiri atas satu morfem. Contoh nomina dasar yang dibagi menjadi nomina dasar umum dan nomina dasar khusus :
  • 7. 3. Nomina dari Segi Bentuknya 3.2 Nomina Turunan Nomina dapat diturunkan melalui afiksasi, perulangan, atau pemajemukan. Afiksasi nomina adalah suatu proses pembentukan nomina dengan menambahkan afiks tertentu pada kata dasar. Hal yang perlu diperhatikan dalam penurunan nomina dengan afiksasi adalah bahwa nomina tersebut memiliki sumber penurunan dan sumber ini belum tentu berupa kata dasar.Nomina turunan seperti “kebesaran” memang diturunkan dari kata dasar besar sebagai sumbernya, tetapi pembesarnya tidak diturunkan dari kata dasar yang sama, besar, tetapi, dari verba membesarkan. Akan tetapi, makna pembesaran berkaitan dengan perbuatan membesarkan, bukan dengan “keadaan besar”. Karena “pembesaran” diturunkan bukan dari adjektiva besar tetapi dari verba “membesarkan”. Contoh penuran nomina-nomina lain, Akan tetapi, makna pembesaran berkaitan dengan perbuatan membesarkan, bukan dengan “keadaan besar”. Karena “pembesaran” diturunkan bukan dari adjektiva besar tetapi dari verba “membesarkan”. Contoh penuran nomina- nomina lain, Contoh Penuran Nomina-nomina
  • 8. 3. Nomina dari Segi Bentuknya Dalam bahasa Indonesia sering ada dua verba yang maknanya sangat dekat. Verba “membesarkan” dan “memperbesar”. Contohnya sama- sama mengandung makna “menyebabkan sesuatu menjadi besar atau lebih besar.” Karena hal ini, maka nomina turunan pembesaran tidak mustahil diturunkan baik dari verba membesarkan maupun memperbesar. Darat Mendarat Daratan Mendarat Pendaratan Daratan Satu Kesatuan Bersatu Persatuan Menyatukan Penyatun
  • 9. 3. Nomina dari Segi Bentuknya Afiks dalam Penurunan Nomina Prefik s ke- per- pen g- Sufiks -an pe- pel- per- peny - pen- pem- pe- peng e- peng -
  • 10. Prefiks per- ataupun peng- memiliki alomorf yang wujudnya sama, yaitu: pe-. Nomina berikut diturunkan dengan memakai dua prefiks yang berbeda meskipun ujudnya sama : 3. Nomina dari Segi Bentuknya pe- adalah alomorf dari peng- Pewaris Pelukis Pemas ak pe- adalah almorf dari per- Pedaga ng Petani Petinju Kelompok (a) diturunkan melalui proses morfofonemik yang teratur, yaitu bahwa di muka fonem seperti /w, l, m/ prefiks peng- berubah menjadi pe-. Kelompok (b) diturunkan melalui proses morfenemik yang tidak teratur, yaitu bentuk pedagang, misalnya, diturunkan dari verba berdagang yang mengandung fonem /r/. Namun dalam proses pertumbuhan banyak kata yang tidak lagi memiliki fonem /r/ ini dalam bentuk
  • 11. 3. Nomina dari Segi Bentuknya Selain prefiks dan sufiks, ada pula infiks meskipun kini sudah tidak produktif lagi. Infiks-infiks ini adalah : -el- -er- -in- -em- Bahasa juga memiliki afiks- afiks yang berasal dari bahasa asing, yaitu : -wan -wati -at -in -isme -(is)asi -logi -tas
  • 12. 3. Nomina dari Segi Bentuknya 3.3 Morfofonemik Afiks Nomina Morfofonemik berkaitan dengan perubahan fonem antara akhir suatu suku dengan permulaan dari suku lain yang mengikutinya dan dalam hal penurunan nomina fonem akhir afiks nomina sama dengan fonem akhir afiks verba. Morfofonemik afiks nomina sama dengan morfofoemik afiks verba. Misalnya , dalam verba prefiks meng- berubah menjadi men- waktu ditempelkan pada suku yang mulai dengan fonem /d/ (meng- + dapat – mendapatkan), maka hal yang sama juga terjadi pada nomina : peng- berubah menjadi pen- bila diikuti /d/ (peng + datang  pendatang)
  • 13. 4. Morfologi dan Semantik Nomina Turunan Dalam bahasa Indonesia, kata dasar tertentu dapat langsung menjadi nomina dengan memakai afiks tertentu. Kecuali untuk menyatakan makna orang yang atau alat untuk (verba), yang umumnya dinyatakan dengan afiks peng, masing-masing kata dasar atau sumber mempunyai afiks sendiri-sendiri. Kata seperti menang dan berani dapat dijadikan nomina hanya jika afiks yang dipakai adalah ke- an sehingga tercipta nomina kemenangan dan keberanian. Sebaliknya, verba seperti memeriksa dan menghargai hanya dapat ditautkan dengan peng-an yaitu pemeriksaan dan penghargaan. Demikian pula hanya dengan per-an pada umumnya bertaut dengan kata seperti berjuang dan berdagang sehingga diperoleh nomina seperti perjuangan dan perdagangan. Namun tidak juga benar bahwa tidak ada kata dasar lain yang memiliki keanggotaan rangkap. Banyak kata yang dapat bergabung dengan dua macam afiks atau lebih meskipun diurut dari bentukan berasal dari sumber yang berbeda. Misalnya kata dasar satu, verbanya adalah bersatu, dan menyatukan. Nominanya adalah kesatuan,
  • 14. 4. Morfologi dan Semantik Nomina Turunan 4.1 Penurunan Nomina dengan ke- Nomina yang diturunkan dengan penambahan prefiks ke- tidak banyak. Yang dapat disebutkan hanyalah ketua, kehendak, kekasih, dan kerangka. 4.2 Penurunan Nomina dengan pel, per, dan pe Nomina yang diturunkan dengan pel- hanya terbatas pada satu kata dasar yaitu ajar yang menurunkan nomina pelajar. Sedangkan nomina yang diturunkan dengan per- itu banyak karena nomina per berkaitan erat dengan verba yang berafiks ber-. Namun banyak nomina per- yang tidak lagi mempertahankan /r/- nya sehingga nomina tadi hanya muncul pe saja. Kata yang masih mempertahankan bentuk per- Pertapa ← bertapa Persegi ← bersegi Pertanda ← bertanda Perlambang ← berlambang Nomina-nomina yang berkaitan dengan verba ber- tetapi muncul dengan bentuk pe- Petani ← bertani Petinju ← bertinju Pedagang ← berdagang Pejuang ← berjuang Pejalan ← berjalan Pemain ← bermain Pe- merupakan alomorf dari per-. Nomina lain yang masih mempertahankan per- Petani ← pertanian Petinju ← pertinjuan Pedagang ← perdagangan Pejuang ← perjuangan
  • 15. 4. Morfologi dan Semantik Nomina Turunan 4.3 Penurunan nomina dengan peng- Berbeda dengan prefiks ke-, prefiks peng-, dengan alomorfnya pem-, pen-, peny-, pe-, peng-, dan penge- sangat produktif dalam bahasa. Pada umumnya sumber untuk penurunan nomina ini adalah verba atau adjektiva. Arti umum bagi nomina dengan peng- ialah: A. Orang atau hal yang melakukan perbuatan yang dinyatakan oleh verba. Contoh: Pembeli − orang yang membeli Pendobrak − orang yang mendobrak Pengawas− orang yang mengawasi Pemilih − orang yang memilih Pengirim − orang yang mengirim B. Orang yang pekerjaanya melakukan kegiatan yang dinyatakan oleh verba. Makna ini berkaitan erat dengan dengan semantik dari verba yang dipakai sebagai sumber. Contoh: Pelatih − orang yang pekerjaannya melatih Pendobrak − orang yang sedang mendobrak Penyanyi − orang yang pekerjaannya menyanyi Pelaut − orang yang pekerjaannya melaut Pemulung − orang yang pekerjaannya
  • 16. 4. Morfologi dan Semantik Nomina Turunan C. Orang yang memiliki sifat yang dinyatakan oleh adjektifa dasarnya menjadi sumber penurunan yang berkaitan dengan sifat atau emosi seseorang. Contoh: Pemarah − orang yang sifatnya mudah marah Penakut − orang yang sifatnya mudah takut Pelupa − orang yang sifatnya mudah lupa Pemalas− orang yang sifatnya malas Periang − orang yang sifatnya riang D. Giat untuk melakukan kegiatan yang dinyatakan oleh verba. Contoh: Penggali − alat untuk atau orang yang menggali Penghapus − alat untuk atau orang yang menghapus Pembersih − alat untuk atau orang yang membersihkan Pendorong − alat untuk atau orang yang mendorong Penopang − alat untuk atau orang yang menopang Arti ‘orang yang meng...’ pada nomina peng- ada klanya meluas. Nomina penyakit misalnya, yang semula berarti ‘yang menyakiti’ sudah meluas artinya dan mencakupi makna ‘gangguan pada bagian tubuh, gangguan kesehatan, kebiasaan yang buruk, dan yang mendatangkan keburukan. Nomina pembesar tidakmerujukpada sifatnya yang besar tetapi pada kedudukan sosialnya dalam masyarakat. Demikian pula halnya dengan makna ‘pelaku’ yang juga tidak selalu dinyatakan dengan bentuk peng-. Orang yang membeli barang dagangan untuk dijual lagi tidak dinamakan pengkulak tetapi tengkulak.
  • 17. 4. Morfologi dan Semantik Nomina Turunan Karena salah satu alamorf peng- adalah pe-, sedangkan pe- juga merupakan alamorf dari per-. Contoh: Petani ← alomorf dari per- ↔ bertani Pengawas ← alomorf dari peng- ↔ mengawasi Pedagang ← alomorf dari per- ↔ berdagang Pelatih ← alomorf dari peng- ↔ melatih Petinju ← alomorf dari per- ↔ bertinju Perawat ← alomorf dari peng- ↔ merawat Perkembangan bahasa Indonesia memunculkan bentuk-bentuk baru pada aspek lain terutama verba. Contoh: Penyuruh − yang menyuruh Pesuruh − yang disuruh Peninju − yang meninju Petinju − yang bertinju Penyerta − yang menyertai Peserta − yang ikut serta Penatar − yang menatar
  • 18. 4. Morfologi dan Semantik Nomina Turunan 4.4 Penurunan nomina dengan –an Nomina dengan sufiks –an umumnya diturunkan dari sumber verba walaupun kata dasarnya adalah kelas kata lain. Kata asin, misalnya, memang adjektiva, tetapi kata ini dijadikan verba lebih dahulu, mengasinkan, sebelum dipakai sebagai sumber untuk menurunkan nomina asinan. Demikian pula kiloan diturunkan bukan dari nomina kilo tetapi dari verba mengilo(kan). Arti umum yang dinyatakan oleh nomina dengan –an ialah hasil tindakan atau sesuatu yang dinyatakan oleh verba. Contoh: Anjuran − hasil menganjurkan atau sesuatu yang dianjurkan Kiriman − hasil mengirim atau sesuatu yang dikirimkan Asinan − hasil mengasinkan atau sesuatu yang diasinkan Kiloan − hasil mengilo atau sesuatu yang dikilo(kan) Nomina dengan –an yang berkaitan dengan makna lokasi. Contoh: Tepian − tempat menepi Belokan − tempat membelok Awalan − yang ditempatkan di awal Akhiran − yang ditempatkan di akhir
  • 19. 4. Morfologi dan Semantik Nomina Turunan Sub kelompok nomina dengan –an yang mengacu pada waktu berkala. Contoh: (surat kabar) harian Masa Kini (majalah) mingguan Sepekan (jurnal) bulanan Bahasa rapat tahunan (anggota) Sekelompok nomina yang lebih kecil lagi merujuk pada nama buah-buahan yang mempunyai ciri yang tertera pada sumbernya: Contoh: Durian − buah yang kulitnya berduri Rambutan− buah yang kulitnya berambut Sekelompok kecil nomina –an diturunkan dari nomina dan maknanya adalah ‘ kumpulan dari nomina’ tersebut. Contoh: Sayuran − berbagai sayur Lautan − laut yang luas
  • 20. 4. Morfologi dan Semantik Nomina Turunan 4.5 Penurunan Nomina dengan peng-an Nomina dengan peng-an umumnya diturunkan dari verba dengan meng-, yang berstatus transitif. Apabila ada dua verba dengan kata dasar yang sama dan salah satu verba ini berstatus transitif, sedangkan yang lain taktransitif, maka verba taktransitiflah yang menjadi sumber penurunan nomina dengan peng-an. Misalnya dalam bahasa Indonesia kita temukan verba bersatu dan menyatukan. Nomina penyatuaan tidak diturunkan dari taktransitif bersatu tetapi dari verba transitif menyatukan.Kesimpulan ini diambil karena: Adanya keterkaitan makna antara penyatuan dan menyatukan, yakni bahwa penyatuan adalah suatu perbuatan menyatukan Nominalisasi ini mempunyaikeselarasan sintaksis Contoh: 1.Hayam Wuruk menyatukan seluruh tanah Jawa 2.Seluruh tanah Jawa bersatu 3.Penyatuan tanah Jawa dilakukan oleh Hayam Wuruk 4.Persatuan tanah Jawa dilakukan oleh Hayam Wuruk Dari contoh (3) tampakbahwa nomina penyatuaan merupakan suatu perbuatan yang dilakukan oleh subjek (Hayam Wuruk). Penolakan terhadap kalimat (4) lebih lagi mendukung kesimpulan bahwa nomina peng-an diturunkan dari verba transitif.
  • 21. 4. Morfologi dan Semantik Nomina Turunan Tiap ada verba transitif dapat diturunkan menjadi nomina peng-an. Nomina dengan peng- dan peng-an mempunyai alomorf peng-an, pen-an, pem-an, penge-an, peny-an, dan pe-an. Maka yang umum adalah ‘perbuatan yang dinyatakan oleh verba’.Contoh: Pemberontakan − perbuatan memberontak Pendaftaran − perbuatan mendaftar Pengunduran − perbuatan mengundurkan Penyajian − perbuatan menyajikan Pelampiasan − perbuatan melampiaskan pengeboman/pemboman − perbuatan Disamping makna umum ‘perbuatan’ ada pula nomina peng-an yang mengandung makna ‘hasil perbuatan’ yang dinyatakan verba.Contoh: Pengakuan − hasil perbuatan mengakui Penghargaan − hasil perbuatan menghargai Penyelesaian − hasil perbuatan menyelesaikan Pengumuman − hasil perbuatan mengumumkan Pemberitaan − hasil perbuatan memberitakan Ada pula nomina turunan peng-an yang maknanya unik sehingga ditentukan sendiri-sendiri, yang belum tentu berkaitan dengan verbanya.Contoh: Pendirian − pendapat yang dinyatakan Pendapatan − gaji, yang didapat Pemandangan − panorama (yang dapat dipandang) Pendengaran − kemampuan mendengar(kan)
  • 22. 4. Morfologi dan Semantik Nomina Turunan 4.6 Penurunan Nomina dengan per-an Nomina dengan per-an juga diturunkan dari verba,tetapi umumnya dari verba taktransitif dan berawalan ber-. Akan tetapi. ada pula nomina per-an yang berkaitan dengan verba meng- atau memper- yang berstatus transitif. Contoh: Perjanjian − berjanji Pergerakan− bergerak Perjalanan − berjalan Pertemuan − bertemu Perpindahan − berpindah Contoh: Perlawanan − melawan Permintaan − meminta Percobaan − mencoba Pergelaran − mempergelarkan Pertahanan − mempertahankan Perjuangan − berjuang/memeperjuangkan Makna umum nomina per-an adalah: a. Hal, keadaan, atau hasil yang dinyatakan oleh verba b. Perbuatan yang dinyatakan oleh verba c. Hal yang berkaitan dengan kata dasar d. Tempat yang dirujukoleh verba atau kata dasar
  • 23. 4. Morfologi dan Semantik Nomina Turunan Nomina dapat diturunkan dengan peng-an atau per-an. Di samping kedua cara ini, ada pula nomina yang diturunkan dengan pe-an seperti pegunungan dan pedesaan. Bila digabungkan dengan kata dasar dalam, pe-an menimbulkan kontras dengan peng-an bersaing dengan bentuk per-an tanpa ada perbedaan makna. Perhatikan bentuk pemukiman dan permukiman diturunkan dari memukimkan dan permukiman dari bermukim.  Pergerakan − hal/keadaan bergerak Perdagangan − hal berdagang Pertanian− hal bertani Perjuangan − hal berjuang  Perkelahian − perbuatan berkelahi Perkelahian − perbuatan berkelahi Perzinaan − perbuatan berzina Percakapan − perbuatan bercakap-cakap Percobaan − perbuatan mencoba Perlawanan − perbuatan melawan  Perikanan − yang berkaitan dengan ikan Perkapalan − yang berkaitan dengan kapal Perbukuan − yang berkaitan dengan buku Perburuhan − yang berkaitan dengan buruh Persuratkabaran − yang berkaitan dengan surat kabar  Perapian − tempat membuat api Perkotaan − tempat mendirikan kota/berkota Perkampungan − tempat mendirikan kampung/berkampung Perkemahan − tempat berkemah Perguruan − tempat berguru
  • 24. 4. Morfologi dan Semantik Nomina Turunan 4.7 Penurunan Nomina dengan ke- -an. Penurunan nomina ke- -an dapat diturunkan dari sumber verba,adjektifa atau nomina. Jika bersumber pada nomina maknanya keabstrakan atau kantor atau wilayah kekuasaan. Contoh : Kemanusiaan – hal mengenai manusia. Kecamatan – wilayah kekuasaan camat. Jika bersumber pada verba maka maknanya hal atau keadaan yang berhubungan dengan yang dinyatakan verba. Contoh : Keberangkatan – hal yang berhubungan dengan berangkat. Keputusan – hal yang berhubungan dengan memutuskan. Jika bersumber pada adjektifa maknanya hal atau keadaan yang berhubungan dengan yang dinyatakan adjektifa. Contoh : Kekosongan – keadaan kosong. Kebimbangan – keadaan bimbang.
  • 25. 4. Morfologi dan Semantik Nomina Turunan 4.8 Kontras Antar Nomina. Karena kata dasar dapat diberi afiks yang berbeda2 maka harus mempertimbangkan perbedaan bentuk dan maknanya. Contoh : Persediaan – cadangan. Penyediaan – perbuatan menyediakan. Kesediaan – keadaan bersedia untuk melakukan sesuatu. Sediaan – hasil menyediakan. 4.9 Nomina dengan Dasar Polimorfemis. Kata turunan yang waktu diturunkan menjadi nomina tidak menanggalkan prefiksnya, tetapi menjadi sumber bagi pengimbuhan yang lebih lanjut. Contoh : Sesuai – kesesuaian – penyesuaian – persesuaian. Selanjutnya juga ada nomina turunan yang juga menjadi sumber bagi penurunan yang lebih lanjut. Contoh : Mendidik – pendidik – kependidikan
  • 26. 4. Morfologi dan Semantik Nomina Turunan 4.10 Penurunan Nomina dengan –el, -er, -em, dan -in-. Imbuhan yang disisipkan tidaklah produktif dalam bahasa jawa. Contoh : Suling – seruling. Tunjuk – telunjuk. Kuning – kemuning. Kerja – kinerja. 4.11 Penurunan Nomina dengan –wan/ –wati . Nomina dengan afiks –wan /–wati mengacu pada orang ahli dalam bidang tertentu, mata pencaharian tertentu, orang yang mempunyai sifat khusus. Alomorf -wan dipakai untuk mengacu pada laki-laki. Sedangkan alomorf –wati dipakai untuk mengacu pada perempuan. Contoh : Budayawan – orang yang ahli dalam bidang budaya. Wartawan – orang yang pekerjaan nya dalam bidang pewartaan. Rupawan – orang yang memiliki rupa elok.
  • 27. 4. Morfologi dan Semantik Nomina Turunan 4.12 Penurunan Nomina dengan –at/ –in dan –a/ –i . Nomina yang diturunkan dengan sufiks –at dan –in maknanya perbedaan jenis kelamin. Contoh : Tunggal/pria Tunggal /wanita Jamak/ P- W Muslim Muslimat Muslimin Ada pula bentuk nomina yang diturunkan fonem /a/ untuk pria dan fonem /i/ untuk wanita. Contoh : Dewa – Dewi. Mahasiswa – Mahasiswi. 4.13 Penurunan Nomina dengan – isme, –is( asi), -logi, dan –tas. Sufiks –isme dan –tas dipungut dari bahasa asing namun lambat laun menjadi produktif sehingga bentuk – isme, –isasi, –logi, dianggap layak diterapkan pada kata dasar. Contoh : Komunisme. Modernisasi. Biologi. Kualitas.
  • 28. 4. Morfologi dan Semantik Nomina Turunan 4.14 Perulangan Nomina. Perulangan atau reduplikasi adalah proses penurunan kata dengan perulangan baik secara utuh maupun sebagian. Berikut penurunan reduplikasi nomina menurut bentuknya. Perulangan utuh Rumah – rumah Buku – buku Perulangan salin suara Warna – warni Corat – coret Perulangan sebagian Orang – orang tua Rumah – rumah sakit Perulangan yang disertai pengafiksan Padi – padian Main – mainan 4.15 Pemajemukan nomina dan idiom. Ada kriteria Perbedaan nomina majemuk dan nomina idiom yaitu pertama, makna nomina masih dapat ditelusuri secara langsung sedangkan nomina idiom memunculkan makna baru yang tidak dapat ditelusuri secara langsung. Misal : Unjuk rasa : nomina majemuk karena maknanya masih dapat ditelusuri seperti makna kata unjuk dan rasa. Sebaliknya, Kaki tangan : nomina idiom karena makna dari gabungan ini tidak ada sangkut pautnya dengan kaki ataupun tangan. Pada umumnya nomina majemuk terdiri dari dua kata, sedangkan nomina idiom bisa lebih panjang. Misal : Ganti rugi : nomina majemuk
  • 29. 4. Morfologi dan Semantik Nomina Turunan 4.15.1 Nomina Majemuk: Masih dapat ditelusuri secara langsung dari kata-kata yang digabungkan. Contoh : unjuk rasa Unjuk rasa termasuk nomina majemuk karena maknanya dapat ditelusuri dari makna kata unjuk dan rasa. Urutan katanya mengikuti kaidah sintaksis. Biasanya terdiri atas dua kata Contoh: ganti rugi 4.15.2 Nomina Idiom: Memunculkan makna baru yang tidak dapat secara langsung ditelurusi dari kata- kata yang digabungkan. Contoh: kaki tangan Kaki tangan termasuk nomina idiom karena makna dari gabungan kata tersebut tidak ada sangkut pautnya dengan kaki dan tangan. Urutan komponen seolah-olah telah menjadi satu, sehingga tidak dapat ditukar tempatnya. Biasanya terdiri dari dua kata atau lebih Contoh: patah tumbuh hilang 4.15 Pemajemukan nomina dan idiom.
  • 30. 4. Morfologi dan Semantik Nomina Turunan Pembagian Nomina Majemuk 1. Berdasarkan bentuk morfologis, a. Nomina majemuk dasar Nomina majemuk dasar adalah nomina majemuk yang komponennya terdiri dari kata dasar. Contoh : Suami istri Anak cucu Suka duka Ganti rugi Lomba lari Uang muka Peran serta b. Nomina Majemuk Berafiks Nomina majemuk berafiks adalah nomina majemuk yang salah satu atau kedua komponennya mempunyai afiks Contoh: Sekolah menengah Orang terpelajar Penyakit menular Pedagang eceran Pekerjaan sambilan Kakak beradik
  • 31. 4. Morfologi dan Semantik Nomina Turunan 2. Berdasarkan Hubungan Komponen a. Nomina Majemuk dari Bentuk Bebas dan Bentuk Terikat Nomina majemuk tipe ini terdiri dari unsur, salah satu di antaranya adalah unsur terikat, yakni unsur yang tidak dapat berdiri sendiri. Dalam penulisan, nomina majemuk seperti ini dituliskan menjadi satu kata. Contoh: Paranormal Pascasarjana Pascapanen Praduga Prarencana Reboisasi Semifinal Subbab b. Nomina Majemuk Setara Nomina majemuk setara, atau koordinatif, adalah nomina majemuk yang kedua komponennya memiliki kedudukan yang sama. Dalam penyusunannya, nomina majemuk setara ini tidak dapat diubah penataannya. Contoh: Suami istri Anak cucu Suka duka Doa restu Sawah ladang Ibu bapak Lalu lintas
  • 32. 4. Morfologi dan Semantik Nomina Turunan c. Nomina Majemuk Bertingkat Nomina majemuk bertingkat adalah nomina majemuk yang salah satu komponennya berfungsi sebagai induk, sedangkan komponen lainnya sebagai pewatas. Misalnya, kata lomba lari. Kata lomba merupakan induknya, sedangkan kata lari merupakan kata yang membataasi makna dua kata tersebut. Contoh: Anak kandung Uang muka Unjuk rasa Bola basket
  • 33. Batasan dan Ciri Pronomina Pronomina adalah kata yang dipakai untuk mengacu kepada nomina. Misalnya dia atau ia untuk menggantikan nama seseorang, profesi seperti perawat dan polisi, -nya untuk menggantikan benda kepunyaan seseorang. Ciri : • Menduduki posisi yang umumnya diduduki oleh nomina, seperti subjek, objek, dan predikat • Acuannya dapat berpindah-pindah karena bergantung kepada siapa yang menjadi pembicara/penulis, siapa yang menjadi pendengar/pembaca, atau siapa/apa yang dibicarakan.
  • 34. 1. Pronomina Persona Persona Makna Tunggal Jamak Netral Eksklusif Inklusif Pertama Saya, aku, ku-, -ku kami kita Kedua Engkau, kamu, anda, dikau, kau, -mu Kalian, kamu sekalian, anda sekalian Ketiga Ia, dia, beliau, - nya mereka • Pronomina yang dipakai untuk mengacu pada orang. • Pronomina yg mengacu pada diri sendiri (pronomina persona pertama), mengacu pada orang yang diajak bicara (pronomina persona kedua) dan mengacu pada orang yang dibicarakan (pronomina ketiga). • Di antara pronominal ada yang mengacu pada jumlah 1 atau lebih dar satu. Ada yg bersifat eksklusif, inklusif dan netral.
  • 35. Persona Pertama Persona pertama tunggal bahasa Indonesia adalah saya, aku, dan daku. Saya adalah bentuk yang formal dan umumnya dipakai dalam tulisan atau ujaran yang resmi contoh: pidato. Persona pertama aku lebih banyak dipakai dalam pembicaraan batin dan dalam situasi yang tidak formal dan lebih banyak menunjukkan keakraban antara pembicara dan pendengar. Pronomina persona aku mempunyai variasi bentuk, yaitu –ku dan ku-. Bentuk – ku dipakai, dalam konstruksi pemilikan dan dalam tulisan dilekatkan pada kata di depanya. Misalnya, kawanku, sepedaku, dan lain-lain. Bentuk terikat ku- sama sekali berbeda pemakaiannya dengan –ku. Pertama- tama, ku- dilekatkan pada kata yang terletak di belakangnya. Kedua, kata yang terletak di belakang ku- adalah verba. Misalnya: • kini kutahu kau tak setia padaku • suratmu telah kukirimkan tadi pagi Selain persona pertama tunggal, bahasa Indonesia juga mengenal persona pertama jamak, yaitu kami dan kita. Kami bersifat ekslusif, artinya, pronomina itu mencakupi pembicara dan orang lain di pihaknya, tetapi tidak mencakupi orang lain di pihak pendengar. Misalnya, kami akan berangkat pukul enam pagi. Sebaliknya, kita bersifat inklusif, artinya, pronomina itu mencakupi tidak saja pembicara, tetapi pendengar, dan 1. Pronomina Persona
  • 36. Persona Kedua Persona kedua tunggal memiliki beberapa wujud, yaitu engkau, kamu, Anda, dikau, kau-, dan –mu. 1. Persona kedua engkau, kamu, dan –mu. dipakai oleh: • orang tua terhadap orang muda yang telah dikenal dengan baik dan lama. Misalnya, pukul berapa kamu berangkat ke sekolah, Nak?. • orang yang status sosialnya lebih tinggi. Misalnya, mengapa engkau kemarin tidak masuk?. • orang yang mempunyai hubungan akrab, tanpa memandang umur atau status sosial. Misalnya, baru jadi kepala seksi sebulan, kenapa rambutmu sudah beruban?. 1. Pronomina Persona
  • 37. 1. Pronomina Persona 2. Persona kedua Anda dimaksudkan untuk menetralkan hubungan, seperti halnya kata you dalam bahasa Inggris. Persona kedua Anda dipakai oleh: • Dalam hubungan tak pribadi, kata Anda tidak diarahkan pada satu orang khusus. Misalnya, sebentar lagi kita akan mengudara, anda kami mohon mengenakan sabuk pengaman. • Dalam hubungan bertatap muka, tetapi pembicara tidak ingin bersifat formal atau terlihat akrab. Misalnya, anda sekarang tinggal dimana? 3. Seperti halnya dengan daku, dikau juga dipakai dalam ragam bahasa tertentu, khusunya ragam sastra. Misalnya, yang kurindukan hanya dikau seorang. Persona kedua juga memiliki bentuk jamak, yaitu kalian dan penambahan kata sekalian, seperti Anda sekalian dan kamu sekalian. Pemakaian kamu sekalian atau Anda sekalian sama dengan pemakaian untuk pronomina dasarnya, kamu dan Anda. Contoh: • kalian mau ke mana liburan mendatang? • hal ini terserah kepada Anda sekalian. Persona kedua yang memiliki variasi bentuk hanya engkau dan kamu yaitu kau- dan –mu. Semua persona kedua yang utuh dapat dipakai untuk menyatakan pemilikan begitu juga dengan –mu, sedangkan kau- tidak. Contoh:
  • 38. Persona Ketiga Ada dua macam persona ketiga tunggal, yaitu (1) ia, dia, atau –nya dan (2) beliau. Ia dan dia sama-sama dapat dipakai sebagai subjek dan didepan verba. Tetapi jika berfungsi sebagai objek / terletak disebelah kanan han bentuk dia dan –nya yang muncul. Contoh: • ia pandai sekali. • Saya akan pergi bersamanya. Pronomina persona ketiga tunggal beliau menyatakan rasa hormat. Misalnya, • menteri baru saja menelepon dan mengatakan bahwa beliau tidak dapat hadir. Dari keempat pronominal persona ketiga tunggal hanya dia, -nya, dan beliau yang dapat dipakai untuk menyatakan milik. Misalnya, • rumahnya di daerah Kebayoran Baru • saya tidak tahu alamat dia • putra beliau belajar di UI. Persona ketiga dalam bentuk –nya dipakai untuk mengubah kategori suatu verba menjadi nominal. Misalnya, • tertangkapnya penjahat itu membuat desa ini aman. 1. Pronomina Persona
  • 39. Persona ketiga –nya juga dipakai untuk subjek, pada kalimat topik-komen. Contoh: • rumah kami atapnya bocor. Dalam wujud –nya pronominal ini sering dipakai sebagai tanda ketakrifan. Contoh: • kemarin pa kali membeli mobil. Bannya baru. Pronomina persona ketiga jamak adalah mereka. Contoh: • teman-teman kami akan datang. Mereka akan membawa makanannya sendiri. Dalam cerita fiksi, mereka dapat mengacu pada binatang atau benda yang dianggap bernyawa. Contoh: • sejak dulu anjing dan kucing selalu bermusuhan. Tiap kali bertemu mereka selalu berkelahi. • Pohon mangga dan pohon rambutan ketakutan mendengar pak tani akan menebangnya. Mereka berjanji akan segera berbuah. 1. Pronomina Persona
  • 40. 1. Pronomina Persona Pronomina penanya adalah pronomina yang dipakai sebagai pemarka pertanyaan. Dari segi maknanya, yang ditanyakan mengenai : • Orang Pronomina siapa dipakai jika yang ditanyakan adalah orang atau nama orang. • Barang Pronomina apa bila yang ditanyakan adalah barang. • Pilihan Pronominal mana bila suatu pilihan tentang orang atau bahan. Disamping itu, ada kata penanya lain meskipun bukan pronominal 1.Sebab 2.Waktu 3.Tempat 4.Cara 5.Jumlah atau urutan Berikut ini adalah kata penanya sesuai dengan makna di samping: 1.Siapa 2.Apa 3.Mana 4.Mengapa, kenapa 5.Kapan, bila(mana) 6.Di mana, ke mana, dari mana 7.Bagaimana 8.Berapa
  • 41. 1. Pronomina Persona Jika ditinjau dari segi bentuknya, sebenarnya hanya ada dua unsur yang mendasari semua kata penanya, yakni apa dan siapa. Dua unsur dasar itu kita kembangkan menjadi bentuk lain dengan mengikuti pola berikut . ϴ Si Meng- Ken- k-n (ke)ber- + apa Apa Siapa Mengapa Kenapa Kapan (ke)berapa Di Ke Dari Bagai Bila + mana Di mana Ke mana Dari mana Bagaimana Bilamana
  • 42. 2. Pronomina Penunjuk Sebagai unsur dasar dan tambahannya mempunyai hubungan semantis, misalnya si+apa, dan di+mana. Akan tetapi, untuk sebagian yang lain hubungan seperti itu tidak ada semata-mata berdasarkan konveksi. Misalnya meng + apa, ken + apa, k + apa + n. Apa dan Siapa Pronomina penanya apamempuyai dua peran yang berbeda, yakni • Kata itu semata – mata mengubah kalimat berita menjadi kalimat tanya. Dalam bahasa baku pemakaian kata apa ditempatkan pada awal kalimat. Dalam bahas formal partikel –kah dapat ditambahkan seperti: Contoh: Kasusnya akan dibawa ke pengadilan ☛Apakah kasusnya akan dibawa ke pengadilan? • Kata apa dapat menggantikan barang. Jika kata itu diletakkan di tempat barang atau hal yang digantikan struktur urutan sepertinya masih tetap sama, seperti Contoh: Yusyanti membeli mobil ☛ Yusyanti membeli apa? Jika kata apa dipindahkan ke posisi awal kalimat, maka seluruh struktur kalimat mengalami perubahan dan kata yang harus ditambahkan, seperti: • Yusyanti membeli apa? ☛Apayang dia beli? • Pardi mencuri apa? ☛Apa(kah) yang dicuri Pardi?
  • 43. 2. Pronomina Penunjuk Dari contoh di atas, partikel –kah dapat ditambahkan tetapi penambahan –kah secara manasuka tidak dapat dipertahankan jika kalimat itu kita balik susunannya sehingga kata yang berada di muka kalimat, seperti • Apa(kah) yang dibeli Yusyanti? • Yang dibeli Yusyanti apa? • *Yang dibeli Yusyanti apakah? Kalimat pertama dapat diubah menjadi kalimat kedua yakni tanpa kata –kah.Jika partikel ditambahkan pada kata apa dikalimat ketiga, maka kalimatnya tidak dapat diterima. Pemakaian kata yang sesudah kata apamenyebabkan perubahan urutan subjek dan predikat dalam kalimat, seperti • Udang dapat menyebabkan sakit perut. (S-P) • Apa yang dapat menyebabkan sakit perut? (P-S) Kata apa dan siapa berlain halnya: • Apa mengacu pada benda hal, dan binatang. Sedangkan siapa mengacu pada manusia saja. • Apa berfungsi semata – mata sebagai pemarkah kalimat tanya, sedangkan siapa harus menggantikan nomina dalam kalimat. Dalam perilaku sintaksisnya, siapa
  • 44. 2. Pronomina Penunjuk Kesimpulan pemakaian pronominal siapa: • Siapa dapat menggantikan objek tanpa mengubah urutan kata, asalkan tempatnya sama dengan objek yang digantikannya. Contoh: Ibu mencari Pak Dahlan ? ☛ Ibu mencari siapa? (S – P) • Jika siapa sebagai pengganti objek diletakkan di muka kalimat, seluruh konstruksi kalimat berubah dan siapa menjadi predikat yang diikuti oleh subjek yang berwujud frasa nominal dengan yang. Contoh: Ibu mencari siapa? ☛Siapa(kah) yang ibu cari? (P – S) Dia memukul siapa? ☛Siapa yang dia pukul? (P – S) • Dalam kalimat yang subjeknya dimulai dengan yang, partikel –kah tidak dapat dipakai di belakang predikat. Contoh: Siapakah yang menangis? (P – S) Yang menangis siapa? (S – P) *Yang menangis siapakah? (S – P) • Siapa dapat pula menggantikan subjek dan menduduki posisi awal kalimat sebagai predikat dengan urutan kata yang sama, tetapi kata yang harus ditambahkan. Contoh: Yusyanti membeli mobil. (S – P ) ☛Siapa yang membeli mobil? (P – S)
  • 45. 2. Pronomina Penunjuk Mana Pronomina mana pada umumnya digunakan untuk menanyakan suatu pilihan tentang orang, barang, atau hal. Contoh : • Penyanyi itu orang mana? • Buatan mana pompa itu? • Sepedamu yang mana? Jika digabungkan dengan preposisi di, ke, dan dari, di mana menanyakan tempat berada, ke mana tempat yang dituju, dan dari mana tempat asal atau tempat yang ditinggalkan. Dalam bahasa Indonesia baku, ketiga frasa itu dapat mengisi posisi keterangan tempat yang digantikannya dan posisinya dapat pada awal kalimat. Contoh: • Sekarang Pak Miskun tinggal di Jatinegara? • Sekarang Pak Miskun tinggal di mana? Karena keterangan waktu seperti sekarang dan besok dapat pula berada pada akhir kalimat. Contoh: • Di mana sekarang pak Miskun tinggal?
  • 46. 2. Pronomina Penunjuk Mengapa dan Kenapa Kata tanyamengapa dan kenapa mempunyai arti yang sama, yakni menanyakan sebab terjadinya sesuatu. Kedua bentuk itu sama – sama dipakai, tetapi mengapa lebih formal daripada kenapa. Dalam bahasa Indonesia baku kata penanya ini diletakkan pada awal kalimat, dan urutan kata dalam mengikuti urutan kalimat berita. Contoh: • Angi tidak masuk (karena sakit) • Mengapa / kenapa angi tidak masuk? Kapan dan Bila(mana) Kata penyanya kapan dan bila(mana) menanyakan waktu terjadinya suatu peristiwa. Kata ini ditempatkan pada awal kalimat dan dapat pula diikuti oleh partikel – kah. Contoh : • Mereka akan baik haji minggu depan. • Kapan / bilamana mereka akan naik haji? Bagaimana Kata tanyabagaimana menanyakan keadaan suatu atau cara untuk melakukan perbuatan. Contoh: • Bagaimana orang tuamu sekarang? • Cara memperoleh dana bagaimana? Dari dua contoh di atas tampak bahwa bagaiman dapat ditempatkan pada awal atau akhir kalimat. Dalam bahasa sehari – hari kata tanya bagaimana sering diperpendek menjadi mana, contoh :
  • 47. 2. Pronomina Penunjuk Berapa Kata penanya berapa dipakai untuk menanyakan bilangan atau jumlah. Kata ini dapat ditempatkan pada bagian depan, tengah, atau akhir kalimat. Contoh: • Berapa harga minyak goreng sekarang? Harga minyak goreng berapa sekarang? Harga minyak goreng sekarang berapa? Kata penanya berapa juga dapat dipakai sebagai pewatas untuk nomina dan ditempatkan sebelum nomina yang diwatasinya. Contoh: • Berapa hari anda menginap di Tawangmangu waktu itu? Dalam gabungannya dengan kata – kkata tertentu, berapa dapat ditempatkan di muka atau di belakang nomina yang diwatasinya, tetapi penempatan ini memunculkan arti yang berbeda. Contoh: • Berapa tahun Pangeran Diponegoro melawan Belanda? Tahun berapa Pangeran Diponegoro melawan Belanda? Kata penanya berapa dapat pula diberi prefiks ke- sehingga menjadi keberapa yang selalu ditempatkan di belakang nomina yang diwatasinya. Kata ini merujuk pada bilangan tingkat. Perhatikan perbedaan kalimat berikut: • Jam berapa kuliah Pak Anwar diberikan?
  • 48. 2. Pronomina Penunjuk Gabungan preposisi dengan kata tanya Frasa tanya yang terdiri atas preposisi tertentu dengan apa dan siapa. Dengan demikian, kita dapati frasa dari apa, dari siapa, dengan siapa, untuk apa, untuk siapa, dan sebagainya. Pemakaian frasa tanya seperti ini ditentukan oleh masing – masing dan tempatnya dalam kalimat mengikuti kaidah yang telah digambarkan diatas. Contoh: • Kue lapis terbuat dari apa? • Ancaman embargo itu dari siapa? • Dengan apa kamu kemari? • Kamu akan berenang dengan siapa? • Engkau bekerja sampai larut malam untuk apa? Apabila pertanyaan mengacu pada Kata saja dan implikasi kejamakan Untuk memberikan implikasi jemakan, kata tanyaapa, siapa, di mana, ke mana, dan dari mana diikuti kata saja. Contohnya: • Kamu tadi pergi dengan siapa? • Kamu tadi pergi dengan siapa saja? Pada contoh kalimat tersebut si penanya hanya mengajukan pertanyaan yang jawabannya dapat menyangkut satu orang atau lebih.Bila penjawab ternyata hanya pergi dengan satu orang, jawabannya umumnya menjukkan kekeliruan asumsi tersebut dengan, misalnya memakai kata hanya, hanya dengan Ali. Contoh yang berimplikasi kenetralan dan kejamakan:
  • 49. 2. Pronomina Penunjuk Kata saja dan implikasi ketidaktentuan Frasa apa saja, siapa saja, dan di mana saja yang dinyatakan di sebelumnya, juga tidak dapat berfungsi sebagai frasa tanya. Hal ini terjadi bila frasa itu dipakai dalam kalimat berita.Maknanya adalah ketidaktentuan. Jadi, kalimat dia boleh membeli apa saja mengandung arti bahwa barang yang boleh dibeli tidak dibatasi macamnya dan mungkin pula jumlahnya. Contoh: • Silakan, ambil apa saja yang Anda inginkan. • Gombloh dapat bergaul dengan siapa saja. • Ke mana saja orang Belanda itu pergi, anak – anak mengikutinya. • Selamat menikmati acara ini, di mana saja anda berada. • Ambillah berapa saja yang ibu perlukan ☛ Perlu di catat disini bahwa berapa saja tidak umum dipakai dalam kalimat tanya, tetapi lazim dipakai dalam kalimat berita Karena urutan kata atau macam kata tanya dalam kalimat berita dan kalimat tanya dapat sama, yang membedakan kalimat satu dengan yang lain adalah tanda titik (.) dan tanda tanya (?) untuk bahan tulisan dan intonasi untuk bahasa lisan. Contoh: • Kami boleh membeli apa saja? Kami boleh membeli apa saja. • Nita boleh main ke mana saja? Nita boleh bermain ke mana saja.
  • 50. 2. Pronomina Penunjuk Reduplikasi Apa, Siapa, dan Mana Apa, siapa, dan mana dapat diulang untuk menyatakan ketidaktentuan :apa – apa, siapa – siapa, mana – mana. Bentuk seperti ini umumnya dipakai dalam kalimat berita yang negatif. Contoh: • Saya tidak membeli apa – apa untuk ibu. • Dia tidak pergi dengan siapa – siapa, dia pergi sendiri. • Bapak tidak akan pergi ke mana – mana hari ini. Di mana dan dari mana dapat pula diulang, tetapi kata itu dipakai dengan arti yang sama dengan di mana saja dan dari mana saja. Kata tanya seperti itu dapat dipakai dalam kalimat berita yang tidak negative. Contoh dua pasang kalimat yang masing – masing mempunyai arti yang sama : • Barang seperti itu dapat dibeli di mana saja. Barang seperti itu dapat dibeli di mana – mana. • Pengungsi itu datang dari mana saja. Pengungsi itu datang dari mana – mana.
  • 51. Numeralia / Kata Bilangan Numeralia / kata bilangan adalah kata yang dipakai untuk menghitung banyaknya maujud (orang, binatang, atau barang). Frasa seperti lima hari, setengah abad, orang ketiga, dan beberapa masalah mengandung numeralia yakni masing-masing lima, setengah, ketiga, dan bebrapa. Numeralia dalam Bahasa Indonesia Numeralia pokok / numeralia kardinal Numeralia tingkat / numeralia ordinal Numeralia Pokok Tentu Numeralia Kolektif Numeralia Distributif Numeralia Pokok Taktentu Numeralia Pokok Klitika Numeralia Ukuran
  • 52. 1. Numeralia pokok / numeralia kardinal Numeralia Pokok Tentu mengacu pada bilangan pokok, yakni : 0 – nol 5 - lima 1 – satu 6 - enam 2 – dua 7 - tujuh 3 – tiga 8 - delapan 4 – empat 9 – sembilan Ada numeralia lain yang merupakan gugus. Untuk bilangan di antara sepuluh dan dua puluh dipakai gugus yang berkomponen belas. 11 – sebelas 16 – enam belas 12 – dua belas17 – tujuh belas 13 – tiga belas 18 – delapan belas 14 – empat belas 19 – Bentuk se- dipakai untuk memulai suatu gugus dan artinya adalah ‘satu’. Kecuali untuk bilangan antara sebelas sampai sembilan belas, gugus di antara 9 sampai 99 berkomponen puluh. Jika sesudah gugus itu ada bilangan yang lebih kecil, maka kembali memakai bilangan pokok. 10 – sepuluh 21 – dua puluh satu 20 – dua puluh 34 – tiga puluh empat 30 – tiga puluh 86 – delapan puluh enam 40 – empat puluh 95 – sembilan puluh lima 50 – lima puluh 99 – sembilan puluh sembilan Gugus untuk bilangan antara 99 dan 999 berkomponen ratus 100 – seratus 300 – tiga ratus 500 – lima ratus 700 – tujuh ratus Gugus untuk bilangan antara 999 dan 999.999 berkomponen ribu 1.000 - seribu 7.000 – tujuh ribu 4.200 – empat ribu dua ratus 7.450 – tujuh ribu empat ratus lima puluh 9.820 – sembilan ribu delapan ratus dua puluh
  • 53. 2. Pronomina Penunjuk Di atas bilangan dengan gugus yang berkomponen juta, terdapat dua pengertian di dunia ini. Di Indonesia bilangan dengan sembilan nol mengikuti Amerika Serikat dengan memakai istilah miliar, sedangkan untuk bilangan dengan dua belas nol mengikuti Amerika Serikat dengan menggunakan istilah triliun. Untuk tiap tiga bilangan dari belakang dipakai tanda titik sebagai pemisah. di negeri lain, seperti Amerika Serikat, orang memakai tanda koma. Dalam bahasa Indonesia baku, numeralia pokok ditempatkan di muka nomina dan dapat diselingi oleh kata penggolong (orang, ekor, dan buah). Urutannya menjadi [numeralia – penggolong – nominal]. Namun ada juga yang tidak memakai penggolong sehingga numeralia pokok langsung ditempatkan di muka nomina. Contoh : Belilah tiga buah buku tulis Belilah tiga buku tulis Jika numeralia pokok ditempatkan di belakang nomina, dalam bahasa baku kata penggolongannya tidak dapat ditinggalkan. Contoh : belilah buku tulis tiga belilah buku tulis tiga buah Biliun Triliun Amerika Serikat Bilangan dengan sembilan nol (seribu juta) Bilangan dengan dua belas nol (sejuta juta) Eropa Bilangan dengan dua belas nol (sejuta juta) Bilangan dengan delapan belas nol
  • 54. 1. Numeralia pokok / numeralia kardinal Numeralia Pokok Kolektif Dibentuk dengan prefiks ke- yang ditempatkan di muka nomina yang diterangakan. Contoh: • ketiga pemain - semua pemain dari nomor satu sampai ke nomor tiga • Kesepuluh anggota - anggota nomor satu sampai dengan 10 Jika tidak diikuti oleh nomina, biasanya bentuk itu diulang dan dilengkapi dengan –nya. Contoh: • Anda memilih yang mana? - Kedua-duanya • Kita membeli berapa? - Numeralia pokok kolektif dapat dibentuk juga dengan cara : Penambahan prefiks ber- atau kadang-kadang se- pada nomina tertentu setelah numeralia Contoh: dua sejoli tiga bersaudara Penambahan prefiks ber- pada numeralia pokok dan hasilnya diletakkan sesudah pronomina persona kamu, kami, kita, atau mereka. Contoh: (kamu) berlima (kita) berdua (kami) berenam (mereka) bertiga Pemakaian numeralia yang berprefiks ber- dan yang diulang Contoh: berpuluh-puluh berjuta-juta beribu-ribu bermiliar-miliar Pemakaian gugus numeralia yang bersufiks –an Contoh: puluhan belasan
  • 55. 1. Numeralia pokok / numeralia kardinal Numeralia Pokok Distributif dapat dibentuk dengan cara mengulang kata bilangan. Artinya : ‘... demi ...’ ‘masing-masing’ Contoh : satu-satu dua-dua tiga-tiga Kata (se)tiap, tiap-tiap, dan masing-masing termasuk numeralia distributif juga. (Se)tiap atau tiap-tiap mempunyai arti yang sangat mirip dengan masing- masing, tetapi kata masing-masing dapat berdiri sendiri tanpa nomina, sedangkan (se)tiap dan tiap-tiap tidak. Kita dapat mengatakan Semua siswa akan mendapat buku, masing-masing satu buah, tetapi tidak *Semua siswa akan mendapat buku, tiap-tiap satu buah. Bandingkan juga kalimat Tiap-tiap peserta wajib membayar uang pendaftaran dengan Masing-masing peserta wajib membayar uang pendaftaran yang kedua-duanya dapat diterima.
  • 56. 1. Numeralia pokok / numeralia kardinal Numeralia Pokok Taktentu Mengacu pada jumlah yang tidak pasti dan sebagian besar numeralia ini tidak dapat menjadi jawaban atas pertanyaan yang memakai kata tanya berapa. Yang termasuk ke dalam numeralia taktentu adalah banyak, berbagai, beberapa, semua, seluruh, segala, dan segenap. Numeralia taktentu diteampatkan di muka nomina yang diterangkannya. Contoh : banyak orang semua jawaban berbagai masalah seluruh rakyat sedikit air segenap anggota Sebagian dari numeralia ini mengacu pada pengertian kejamakan, tetapi dalam bahasa Indonesia baku konsep kejamakan itu tidak dinyatakan dalam wujud nomina yang jamak. Jadi, untuk menyatakan jumlah orang yang banyak kita tidak mengatakan banyak orang-orang, tetapi banyak orang. Demikian pula halnya ketika kita mengatakan semua jawaban harus dalam bentuk tertulis, dan bukan *semua jawaban jawaban harus dalam bentuk tertulis.
  • 57. 1. Numeralia pokok / numeralia kardinal Numeralia Pokok Klitika Merupakan numeralia yang dipungut dari bahasa Jawa Kuna, tetapi numeralia itu umumnya berbentuk proklitika. Jadi, numeralia macam itu diletakkan di muka nomina yang bersangkutan. Contoh : eka- ‘satu’ : ekamatra ‘satu dimensi’ dwi- ‘dua’ : dwiwarna ‘dua warna’ tri- ‘tiga’ : triwulan ‘tiga bulan’ catur- ‘empat’ : caturwulan ‘empat bulan’ panca- ‘lima’ : pancasila ‘lima sila’ Numeralia Ukuran Bahasa Indonesia mengenal pula beberapa nomina yang menyatakan ukuran, baik berkaitan dengan berat, panjang-pendek, maupun jumlah. Misalnya lusin, kodi, meter, liter atau gram. Nomina ini dapat didahului oleh numeralia sehingga terciptalah numeralia gabungan. Contoh: Kalau ke toko, belilah dua lusin piring Wanita itu membeli kemeja satu kodi Saya akan memesan bahan baju batik dua meter
  • 58. 2. Numeralia Tingkat Numeralia pokok dapat diubah menjadi numeralia tingkat. Cara mengubahnya adalah dengan menambahkan ke- di muka bilangan yang bersangkutan. Khusus untuk bilangan satu dipakai pula istilah pertama. Contoh: kesatu atau pertama kelima Kedua kesepuluh Karena numeralia kolektif juga dibentuk dengan ke-, bentuk kedua macam numeralia ini sama. Perbedaannya terletak bagaimana masing-masing dipakai. Sebagai numeralia kolektif, numeralia ini diletakkan di muka nomina yang diterangkan, sebagai numeralia tingkat, ia diletakkan di belakang nomina yang diterangkan. Contoh : Kolektif Tingkat Ketiga pemain pemain ketiga Kedua jawaban itu jawaban kedua itu Kelima anak saya anak saya kelima *kesatu suara suara kesatu *pertama suara suara pertama Pada numeralia kolektif tidak ada bentuk kesatu atau pertama, sedangkan pada numeralia tingkat ada.
  • 59. 3. Numeralia Pecahan Bilangan pokok dapat dipecah menjadi bagian yang lebih kecil yang dinamakan numeralia pecahan. Cara membentuk ialah dengan memakai per- di antara bilangan pembagi dan penyebut. Dalam bentuk huruf, per- ditempelkan pada bilangan yang mengikutinya. Dalam bentuk angka, dipakai garis yang memisahkan kedua bilangan itu. Contoh: 1/2 – seperdua, setengah, separuh 1/10 – sepersepuluh 1/1000 – seperseribu 3/5 – tiga perlima Bilangan pecahan dapat mengikuti bilangan pokok. Contoh: 21/2 – dua setengah 76/10 – tujuh enam persepuluh 93/4 – sembilan tiga perempat Bilangan campuran seperti di atas juga dapat ditulis dengan cara desimal. Contoh: 2,5 – dua setengah atau dua koma lima 7,6 – tujuh enam persepuluh atau tujuh koma enam 9,75 – sembilan tiga perempat atau sembilan koma tujuh lima
  • 60. 3. Frasa Numeralia Umumnya dibentuk dengan menambahkan kata penggolong. Contoh : dua ekor (kerbau) Lima orang (penjahat) Tiga buah (apel)