1. MANFAAT DAUN PLETEKAN UNTUK
KESEHATAN
Daun Pleteken
Saya sendiri sebelumnya tidak tahu kalau tanaman yang satu ini namanya pletekan. Pletekan
adalah tanaman liar yang biasa tumbuh di pinggir got atau pinggir sawah, mungkin anda juga
sering melihatnya namun tidak pernah memperhatikan tanaman pletekan ini. Pletekan ini sangat
ampuh untuk mengobati penyakit kencing manis atau diabetes yang banyak diderita oleh
masyarakat kita.
Klasifikasi Tanaman Pletekan
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Asteridae
Ordo: Scrophulariales
Famili: Acanthaceae
Genus: Ruellia
Spesies: Ruellia tuberosa L.
Nama Lokal : Ptetekan, Pletikan, Ceplesan dll.
Daun Pletekan Sembuhkan Luka Borok Kencing Manis Basah
Jika anda terkena kencing manis basah, jika ada luka pastinya susah sembuh dan bisa
meninggalkan borok mirip lubang di tubuh. Untuk Mengobati luka borok kencing manis basah
caranya Ambil daun Pletekan secukupnya tumbuh halus, kemudian tempelkan pada bagian yang
luka, Insya Allah tidak terlalu lama luka kencing manis basah ini akan segera kering dan
sembuh.
Obat Diabetes dan Kencing Batu
Untuk obat Diabetes dan kencing batu dipakai sebanyak kurang lebih 15 gram daun Pletekan
segar, kemudian dicuci sampai bersih. Rebus daun pletekan tadi dengan 2 gelas air sampai
mendidih selama 15 menit, dinginkan dan disaring. Hasil saringan diminum sekaligus.
Konsumsi Ramuan Daun Pletekan Bisa Berbahaya
2. Dari riset terhadap mencit, Daun pletekan yang berbunga ungu mirip bunga terong ini
mengandung senyawa yang berkhasiat menurunkan gula darah. Namun, jangan terlalu sering
minum ramuan daun Pletekan ini, karena berdasar penelitian pada mencit yang diuji, Daun
pletekan mengandung unsur senyawa jenis senobiotik yang berbahaya bagi fungsi hati dan
ginjal. Jadi sebaiknya untuk pemakaian luar saja.
Tanaman Kencana Ungu / Pletekan sebagai
Obat Herbal Diabetes
Pletekan, mungkin masih banyak yang asing dengan nama tanaman ini. Tetapi hampir sebagian
besar orang pernah melihat tanaman ini secara langsung, namun tidak pernah terbayang
sebelumnya akan manfaat besar dari tanaman ini.
Nama lainnya, Ruellia Tuberosa L, pletekan, pletikan, ceplikan (Jawa), Kencana Ungu
(Lampung), Ptetekan, Ceplesan. Untuk daerah lain yang belum diketahui namanya, bisa melihat
dari bentuk tanamannya di gambar berikut:
Ciri khas tanaman ini adalah selain bunganya yang berwarna ungu, bijinya yg berbentuk lonjong
berwarna hijau dan ketika tua berubah berwarna coklat. Letak uniknya adalah pada saat biji yg
berwarna coklat ini dimasukkan ke dalam air, atau terkena air ludah, maka dalam hitungan 3, 4,
atau sekitar 5 detik bijinya akan pecah meletek, salah satu sebab kenapa dinamakan tanaman
pletekan.
Terinspirasi dari thread diskusi di kaskus tentang tanaman yang ampuh untuk diabetes dan
khasiatnya menurunkan gula darah dibuktikan sendiri oleh orang tuanya. Tapi juga ada efek
samping, lihat di akhir artikel.
Dalam trit tersebut, orang tua TS terkena penyakit Diabetes yang sangat tinggi yaitu kisaran 400-
500 sedangkan pada orang normal akan melebihi 120 mg/dl dan penyakit diabetes sudah diderita
orang tuanya selama 4-5 tahun. setelah berobat kemana-mana namun tidak membuahkan hasil
yang memuaskan akhirnya mereka berobat secara alternatif dan disarankan untuk mengkonsumsi
rebusan daun kencana ungu / pletekan secara teratur. Setelah beberapa waktu mengkonsumsi
rebusan daunya orang tua TS ternyata kadar gula darahnya bisa normal kembali.
Berikut ini cara membuatnya:
Alat dan bahan
1. Wadah untuk merebus daun sebaiknya terbuat dari kaca / keramik / tanah liat / stainless steel
2. Air putih bersih (bisa air matang ataupun air mentah).
3. Daun Pletekan secukupnya, kira-kira menutupi permukaan wadah.
Cara membuat
1. Cuci bersih daun pletekan yang sudah dicabuti dari batangnya
3. 2. Rebus daun pletekan dengan air sekitar 500ml sampai mendidih sampai tersisa 1/2 nya.
3. Matikan api setelah air mendidih, dinginkan.
4. Saring air rebusan.
Minum air rebusan yang sudah disaring sebanyak 1 gelas setiap pagi dan sore hari.
Sambil tetap memeriksa kembali gula darah nya 1-2 hari kemudian, jika sudah normal bisa
berhenti konsumsi daun kencana ungu ini.
Khasiat tanaman pletekan sebagai tanaman herbal diabetes ini juga didukung beberapa penelitian
yang menguatkan bukti secara ilmiahnya dalam menurunkan kadar gula pada penderita diabetes.
Dalam pengobatan tradisional, Ruellia tuberosa L telah digunakan sebagai diuretic, anti-diabetes,
antipyretic, analgesic, antihypertensive, serta antidotal agen. (Ullah, 2012) .
Daun dan akar tumbuhan pletekan (Ruellia tuberose L) mengandung saponin. Saponin
merupakan kelompok senyawa dalam bentuk glikosida terpenoid atau steroid. Pembentukan busa
yang mantap sewaktu mengekstrasi tumbuhan atau waktu memekatnya ekstrak tumbuhan
merupakan bukti adanya saponin. Disamping itu, daunnya juga mengandung polifenol dan
akarnya mengandung flavonoida. Ekstrak Ruellia tuberose L dapat berperan sebagai hydrogen
atau electron donor dan bereaksi dengan radikal bebas, mengubahnya kedalam produk yang lebih
stabil sehingga mampu menghentikan reaksi rantai radikal tersebut. Aktivitas antioksidan dari
Ruellia tuberose L merupakan sumber alami phenolic antioksidan untuk antioksidan
nutraceutical. Sehingga, Ruellia tuberosa L dapat dikembangkan sebagai antioksidan yang efektif
untuk melawan beberapa penyakit degenerasi oksidatif seperti kanker ataupun penyakit liver
yang merupakan pemicu timbulnya diabetes mellitus. (B Arirudran et al., 2011)
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ullah, et.al (2011) dengan menggunakan hewan
coba kelinci, diketahui bahwa toksisitas pada penggunaan esktrak methanol dari Ruellia tuberosa
L adalah jika digunakaan melebihi dosis 5000 mg/kg. Hal ini mengindikasikan bahwa tanaman
ini bukanlah tanaman beracun. Lebih lanjut, mereka menyatakan bahwa tidak ada pengaruh yang
timbul dan teramati pada berbagai macam dosis perlakuan hingga penelitian mereka berakhir.
Dari keterangan diatas cukup jelas akan potensi dari tumbuhan tropis ini sebagai obat alternatif
yang bisa dikembangkan untuk menagatasi diabetes mellitus. Mengingat tidak semua orang
cukup punya uang untuk membeli insulin dan melakukan perawatan lain, maka diharapkan
dengan potensi yang tersedia, tumbuhan ini bisa menjadi jawaban akan mahalnya treatment
penyakit diabetes mellitus.
Namun dalam penelitian lainnya, perlu diperhatikan penggunaannya pada penderita diabetes
dengan komplikasi ginjal.
Pengaruh pemberian ekstrak air daun ceplikan (Ruellia Tuberosa L) terhadap kadar kreatinin dan
ureum dalam serum serta gambaran histologis ginjal tikus putih (Rattus Norvegitus) diabetes
mellitus, menyebutkan:
4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh EADC terhadap penurunan ureum dan
kreatinin tikus normal tetapi meningkat secara signifikan pada tikus DM dengan penurunan
fungsi ginjal (p<0,050) ; Organ ginjal tikus DM mengalami kerusakan tubulus secara
bermakna.
Kesimpulan : EADC meningkatkan ureum dan kreatinin serum secara signifikan dan
menimbulkan efek samping terhadap fungsi dan morfologis ginjal tikus DM dengan
penurunan fungsi ginjal, sehingga daun ceplikan bisa digunakan oleh masyarakat sebagai obat
tradional DM pada jalur non formal dengan terlebih dahulu melakukan pemeriksaan fungsi
ginjal dan tetap memperhatikan pengaturan diet dan latihan jasmani secara teratur.