SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Download to read offline
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No. 02 Mei 2013 ISSN 2302 - 2493
61
ANALISIS RHODAMIN B PADA LIPSTIK YANG BEREDAR DI
PASAR KOTA MANADO
Lidya Valda Mamoto. Fatimawali Gayatri Citraningtyas
Program Studi Farmasi Fakultas MIPA UNSRAT Manado
ABSTRACT
Rhodamin B is a synthetic dye that banned for use in cosmetics and is certified as a
hazardous material according to Minister of Health of Indonesian Republic No.
376/Menkes/Per/1990 because it cause liver damage, kidney and lymph glands damage,
followed with anatomy changes such as organ enlargement. Rhodamin B dye is often used
for food and beverage products. The study was conducted to identify Rhodamin B in lipstick
in the market of Manado City. Samples was taken from 3 main market in Manado city,
namely Karombasan market, Pasar 45 market, and Bersehati market. Samples were soaked
with amonia solution, then using wool yarn to extract rhodamin B dye, followed by
identification using thin layer chromatography (TLC) then detected with UV light 254 and
366 nm. Rhodamin B was evaluated using UV-Vis spectrophotometry. The result shows that
9 examined samples doesn’t contain rhodamin B
Keywords : Rhodamin B, Lipstick, thin layer chromatography (TLC), UV-Vis
Spectrophotometry.
ABSTRAK
Rhodamin B merupakan zat warna sintetik yang dilarang penggunaannya dalam kosmetik
dan dinyatakan sebagai bahan yang berbahaya menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
376/Menkes/Per/1990 karena dapat menyebabkan kerusakan hati, ginjal dan limfa diikuti
perubahan anatomi berupa pembesaran organ. Rhodamin B seringkali digunakan untuk
mewarnai suatu produk makanan, minuman, obat-obatan dan kosmetik. Penelitian ini
dilakukan untuk mengidentifikasi dan menentukan kadar rhodamin B pada lipstik yang
beredar di pasaran Kota Manado. Sampel lipstik diambil dari 3 pasar besar yang ada di Kota
Manado yaitu Pasar Karombasan, Pasar 45, dan Pasar Bersehati. Sampel direndam dengan
amonia untuk menarik zat warna rhodamin B menggunakan benang wol, dilanjutkan dengan
identifikasi menggunakan kromatografi lapis tipis (KLT) kemudian dideteksi dengan lampu
UV 254 nm dan 366 nm. Pembacaan kadar rhodamin B menggunakan spektrofotometri UV-
Vis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 9 sampel yang diperiksa tidak teridentifikasi
adanya zat warna rhodamin B.
Kata Kunci : Rhodamin B, Lipstik, KLT dan Spektrofotometri UV-Vis.
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No. 02 Mei 2013 ISSN 2302 - 2493
62
PENDAHULUAN
Di zaman modern ini penggunaan
kosmetik untuk menambah estetika
semakin meningkat. Kosmetika adalah
sediaan atau paduan bahan yang siap
digunakan pada bagian luar badan
(epidemis, rambut, kuku, bibir dan organ
kelamin luar), gigi dan rongga mulut untuk
membersihkan, menambah daya tarik,
mengubah penampakan, melindungi kulit
supaya tetap dalam keadaan baik,
memperbaiki bau badan tetapi tidak
dimaksudkan untuk mengobati atau
menyembuhkan suatu penyakit (Anonim,
1998). Salah satu produk kosmetika yang
sering digunakan khususnya bagi para
wanita yaitu lipstik.
Lipstik adalah sediaan kosmetika
yang digunakan untuk mewarnai bibir
dengan sentuhan artistik sehingga dapat
meningkatkan estetika dalam tata rias
wajah, tetapi tidak boleh menyebabkan
iritasi pada bibir (Mukaromah, 2008).
Menurut Tranggono dan Latifah (2007),
bahan-bahan utama dalam lipstik yaitu
lilin, minyak, lemak, acetoglycerides, zat-
zat pewarna, surfaktan, antioksidan, bahan
pengawet, bahan pewangi. Pewarna pada
lipstik berdasarkan sumbernya ada 2 yaitu,
pewarna alami merupakan zat warna yang
diperoleh dari akar, daun, bunga dan buah.
Seperti zat warna hijau dari daun suji dan
zat warna orange dari wortel. Sedangkan
pewarna sintetis berasal dari reaksi antara
dua atau lebih senyawa kimia contohnya
seperti rhodamin B.
Bahan pewarna ditambahkan dalam
lipstik untuk menambah daya tarik
konsumen terhadap produk tersebut, akan
tetapi banyak oknum-oknum yang tidak
bertanggungjawab menambahkan pewarna
berbahaya pada sediaan lipstik seperti
rhodamin B. Adanya produsen yang masih
menggunakan rhodamin B pada produknya
disebabkan oleh pengetahuan yang tidak
memadai mengenai bahaya penggunaan
bahan kimia tersebut pada kesehatan dan
juga karena tingkat kesadaran masyarakat
yang masih rendah. Selain itu, rhodamin B
sering digunakan sebagai pewarna karena
harganya relatif lebih murah, warna yang
dihasilkan lebih menarik dan tingkat
stabilitas warnanya lebih baik daripada
pewarna alami. Ciri-ciri produk yang
mengandung rhodamin B adalah warnanya
cerah mengkilap dan lebih mencolok,
terkadang warnanya terlihat tidak
homogeny (rata), adanya gumpalan warna
pada produk, pada produk tidak
mencantumkan kode, label, merek,
informasi kandungannya, atau identitas
lengkap lainnya. Pemerintah Indonesia
melalui peraturan Menteri Kesehatan
(PerMenKes) No.239/MenKes/Per/V/1985
menetapkan 30 lebih zat pewarna
berbahaya, salah satunya rhodamin B.
Rhodamin B merupakan pewarna
yang dipakai untuk industri cat, tekstil dan
kertas. Rodamin B merupakan zat warna
sintetis berbentuk serbuk kristal, tidak
berbau, berwarna merah keunguan, dalam
bentuk larutan berwarna merah terang
berpendar (berfluoresensi). Zat warna ini
dapat menyebabkan iritasi pada saluran
pernapasan dan merupakan zat
karsinogenik (dapat menyebabkan kanker)
serta Rhodamin dalam konsentrasi tinggi
dapat menyebabkan kerusakan pada hati.
Kromatografi adalah teknik pemisahan
diantara dua fase, yaitu fase diam (padat
atau cair) dan fase gerak (cair atau gas).
Kromatografi lapis tipis merupakan salah
satu analisis kualitatif dari suatu sampel
yang ingin dideteksi dengan memisahkan
komponen-komponen sampel berdasarkan
perbedaan kepolaran Kromatografi Lapis
Tipis. Spektrofotometri UV/Vis
Penyerapan sinar tampak atau ultraviolet
oleh suatu molekul yang dapat
menyebabkan eksitasi electron dalam
orbital molekul tersebut dari tingkat
energy dasar ke tingkat energi yang lebih
tinggi (Khopkar, S. M., 1990).
Penggunaan rhodamin B tentunya
berbahaya bagi kesehatan. Penumpukkan
rhodamin B dilemak dalam jangka waktu
yang lama jumlahnya terus menerus
bertambah di dalam tubuh dan dapat
menimbulkan kerusakan pada organ tubuh
sampai mengakibatkan kematian (Agus et
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No. 02 Mei 2013 ISSN 2302 - 2493
63
al., 2007). Hal ini mendorong peneliti
untuk melakukan pengujian analisis
kandungan rhodamin B yang beredar di
pasar Kota Manado menggunakan metode
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dan
Spektrofotometri UV-Vis.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan
metode deskriptif laboratorik, yaitu dengan
melakukan observasi pada sampel lipstik
yang dicurigai mengandung rhodamin B
yang dilarang untuk digunakan dan
dilanjutkan dengan melakukan analisis
sampel di Laboratorium (Notoatmodjo,
2010 ; Widana dan Yuningrat, 2007).
Sebagai subyek penelitian adalah 1
K : sampel lipstik pada penjual satu dari
pasar karombasan, 2 K : sampel lipstik
pada penjual dua dari pasar karombasan, 3
K : sampel lipstik pada penjual tiga dari
pasar karombasan, 1 B : sampel lipstik
pada penjual satu dari pasar bersehati, 2 B
: sampel lipstik pada penjual dua dari pasar
bersehati, 3 B : sampel lipstik pada penjual
tiga dari pasar bersehati, 1 45: sampel
lipstik pada penjual satu dari pasar 45, 2
45 : sampel lipstik pada penjual dua dari
pasar 45, 3 45: sampel lipstik pada penjual
tiga dari pasar 45.
Prinsip kerja dalam identifikasi zat
warna rhodamin B pada cakalang fufu
akan menggunakan identifikasi secara
kromatografi lapis tipis (KLT) dan
spektrofotometri UV-Vis.
Alat-alat yang digunakan dalam
penelitian ini ialah Erlenmeyer (Pyrex),
tabung reaksi (Pyrex), timbangan analitik
(Preeisa XB 220A), corong, labu takar
(Pyrex), gelas kimia (Pyrex), gelas ukur
(Pyrex), pipet tetes, pipet kapiler, sendok
tanduk, batang pengaduk (Pyrex), kertas
saring (Whatman No. 1), lempeng
kromatografi lapis tipis (Merck), benang
wol, hot plate (Health Thermostatic
Magnetic Stirre), oven, chamber (Pyrex),
dan spektrofotometer UV-Vis (PG
Instrument T80 UV-Vis).
Adapun bahan-bahan yang
digunakan dalam penelitian ini ialah lipstik
yang berwarna merah yang dijual bebas di
3 pasar besar di kota Manado, aquades,
larutan HCl (Merck), larutan amonia
(Merck), n-butanol (Merck), etil asetat
(Merck), asam asetat (Teknis), etanol 70%.
Tahap pertama, tahap pengambilan dan
penyiapan sampel. Sampel diambil di tiga
pasar yang ada di Kota Manado yaitu
Pasar Karombasan, Pasar Bersehati dan
Pasar 45, dimana disetiap Pasar diambil
pada 3 penjual lipstik.
Tahap kedua, tahap ekstraksi dan
pemurnian yang dilakukan dengan
menggunakan prosedur berdasarkan
penelitian dari Utami dan Suhendi tahun
2009 yang mengambil acuan dari Djalil
dkk tahun 2005.
a. Sebanyak 1 gram sampel (lipstik)
dimasukkan ke dalam Erlenmeyer
kemudian direndam dalam 10 ml
larutan amonia 2% (yang dilarutkan
dalam etanol 70%) selama semalaman.
b. Larutan disaring filtratnya dengan
menggunakan kertas saring whatman
no. 1. Larutan dipindahkan kedalam
gelas kimia kemudian dipanaskan diatas
hot plate. Residu dari penguapan
dilarutkan dalam 10 ml air yang
mengandung asam (larutan asam dibuat
dengan mencampurkan 10 ml air dan 5
ml asam asetat 10%).
c. Benang wol dengan panjang 15 cm
dimasukkan ke dalam larutan asam dan
dididihkan hingga 10 menit, pewarna
akan mewarnai benang wol, kemudian
benang wol diangkat dan dicuci dengan
aquades. Kemudian benang wol
dimasukkan kedalam larutan basa yaitu
10 ml amonia 10% (yang dilarutkan
dalam etanol 70%) dan didihkan.
d. Benang wol akan melepaskan pewarna,
pewarna akan masuk ke dalam larutan
basa. Larutan basa yang didapat
selanjutnya akan digunakan sebagai
cuplikan sampel pada analisis
kromatografi lapis tipis.
Tahap ketiga, tahap pembuatan
larutan baku untuk pembuatan linieritas
kurva kalibrasi. Larutan baku rhodamin B
dibuat dengan konsentrasi 200 ppm. Dari
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No. 02 Mei 2013 ISSN 2302 - 2493
64
larutan baku ini dibuat larutan baku
dengan konsentrasi 0,5; 1; 1,5; 2; 5; 6; 7,5
ppm. Pelarut yang digunakan larutan HCl
0,1 N (Putri, 2009).
Tahap keempat, tahap identifikasi
sampel. Lempeng KLT berukuran 20 x 20
cm diaktifkan dengan cara dipanaskan
dalam oven pada suhu 1000
C selama 30
menit. Sampel ditotolkan pada lempeng
KLT dengan menggunakan pipa kapiler
pada jarak 2 cm dari bagian bawah plat,
jarak antara noda adalah 1,5 cm.
Kemudian dibiarkan beberapa saat hingga
mengering. Lempeng KLT yang telah
mengandung cuplikan dimasukkan ke
dalam chamber yang lebih terdahulu telah
dijenuhkan dengan fase gerak berupa n-
butanol : etil asetat : amonia (10:4:5).
Dibiarkan hingga lempeng terelusi
sempurna, kemudian lempeng KLT
diangkat dan dikeringkan. Diamati warna
secara visual dan dibawah sinar UV, jika
secara visual noda berwarna merah jambu
dan dibawah sinar UV 254 nm dan 366 nm
berfluoresensi kuning atau orange, hal ini
menunjukkan adanya rhodamin B (Ditjen
POM, 2001; Djalil et al dalam Utami dan
Suhendi, 2009; Putri, 2009).
Tahap kelima, Penetapan Kadar
Zat Warna Rhodamin B. Penetapan kadar
rhodamin B dilakukan dengan
spektrofotometri cahaya tampak pada
panjang gelombang 400-800 nm.
Sedangkan untuk menghitung kadar
rhodamin B dalam sampel 37 dihitung
dengan menggunakan kurva kalibrasi
dengan persamaan regresi : y = ax ± b.
PEMBAHASAN
Pemeriksaan Kualitatif Rhodamin B
Pada Sampel
Berdasarkan hasil pemeriksaan
kualitatif rhodamin B pada sampel
diperoleh data, seperti ditunjukkan pada
lampiran 1.
Hasil identifikasi pewarna
rhodamin B pada lipstik dengan metode
kromatografi lapis tipis, pada larutan baku
rhodamin B menghasilkan warna noda
merah jambu secara visual dan di bawah
sinar UV 254 nm dan 366 nm
berfluoresensi kuning atau orange, dengan
tinggi bercak pada lempeng yaitu 16 cm
dan tinggi eluen 17 cm dan nilai Rf 0,94.
Untuk ke 9 sampel lipstik tidak
menunjukkan bercak yang sama dengan
bercak baku rhodamin B serta tidak
menunjukkan adanya noda pada lempeng
KLT.
Penetapan Kadar
1. Panjang Gelomabang
Maksimum Larutan Rhodamin B
Penentuan panjang gelombang
maksimum larutan baku rhodamin B
dengan konsentrasi 3 ppm diperoleh
panjang gelombang 558 nm.
2. Kurva Kalibrasi Larutan
Rhodamin B
Dari hasil perhitungan persamaan
regresi kurva kalibrasi diatas diperoleh
persamaan garis y = 0.1275x + 0.0081
dengan koefisien korelasi (r) sebesar
0,981.
Meskipun tidak teridentifikasi
adanya zat pewarna rhodamin B pada 9
sampel lipstik, namun diperlukan sikap
kehati-hatian dalam pemakaian lipstik
yang berwarna merah pekat yang dijual
bebas dipasaran. Menurut Cahyadi (2008)
bahan pewarna sintetis yang dilarang di
Indonesia yang didasarkan pada
Permenkes RI No.722 /Menkes/ Per/ IX/
1988 tentang bahan pewarna, tidak
diizinkan menggunakan zat warna
rhodamin B karena pewarna ini hanya
digunakan untuk pewarna industri tekstil
seperti kain, kertas dan cat. Rhodamin B
mengandung senyawa klorin (Cl).
Senyawa klorin merupakan senyawa
anorganik yang reaktif dan berbahaya.
Senyawa ini akan berusaha mencapai
kestabilan dalam tubuh dengan cara
mengikat senyawa lain dalam tubuh, hal
inilah yang bersifat racun bagi tubuh
(Depkes, 1999).
Dari 9 sampel yang dianalisis tidak
teridentifikasi adanya zat warna rhodamin
B untuk sampel 3 dari pasar karombasan,
sampel 2 dan sampel 3 dari pasar bersehati
telah mencantumkan nomor batch sesuai
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No. 02 Mei 2013 ISSN 2302 - 2493
65
dengan Keputusan Kepala Badan POM
Republik Indonesia No. HK. 00. 05. 4.
1745 tentang Kosmetik dan Kode
kosmetik. Untuk 6 sampel yang lain tidak
mencantumkan nomor batch pada kemasan
produk tersebut.
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang
dilakukan dapat disimpulkan bahwa pada 9
sampel lipstik yang beredar di pasar Kota
Manado tidak teridentifikasi adanya zat
warna Rhodamin B yang diidentifikasi
dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
dan Spektrofotometri UV-Vis.
SARAN
1. Disarankan untuk tetap adanya sikap
kehati-hatian dalam memilih kosmetik
lipstik agar tidak dapat membahayakan
kesehatan konsumen.
2. Diperlukan penelitian selanjutnya
tentang zat warna rhodamin B pada
kosmetik lain yang berwarna merah.
3. Lanjutkan penelitian rhodamin B
menggunakan metode lain.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1979. Farmakope Indonesia.
Edisi ke-3. Departemen Kesehatan
RI, Jakarta.
Anonim. 1985. Permenkes RI No.
239/Menkes/Per/1985 tentang Zat
Warna Tertentu yang Dinyatakan
sebagai Bahan Berbahaya.
Departemen Kesehatan, Jakarta.
Anonim. 1990. Permenkes RI No.
376/Menkes/Per/1990 tentang
Bahan, Zat Warna, Pengawet dan
tabir Surya pada Kosmetika. Jakarta:
Departemen Kesehatan.
Anonim. 1990. Keputusan Direktur
Jenderal Pengawasan Obat dan
Makanan No. 00386/C/SK/II/90
tentang Perubahan Lampiran
Peraturan Menteri Kesehatan No.
239/Menkes/Per/V/85 tentang Zat
Warna Tertentu yang Dinyatakan
sebagai Bahan Berbahaya.
Departemen Kesehatan, Jakarta.
Anonim. 1995. Farmakope Indonesia.
Edisi ke-4. Departemen Kesehatan
RI, Jakarta.
Cahyadi, W. 2006. Kajian dan Analisis
Bahan Tambahan Pangan.Edisi
Pertama. Bumi Aksara, Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. 1992. Direktorat
Pengawasan Obat dan Makanan,
Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
722/Menkes/Per/IX/1988, Tentang
Bahan Tambahan Makanan. Edisi II,
Jilid II 1992. Departemen Kesehatan
RI, Jakarta.
Ditjen POM RI. 2001. Metode Analisis
PPOMN. Ditjen POM, Jakarta.
Khopkar, S. M. 1990. Konsep Dasar
Kimia Analitik. Jakarta: UI Press.
Mukaromah A. H., Maharani E. T. 2008.
Identifikasi Zat Warna Rhodamin B
Pada Lipstik Berwarna Merah.
Universitas Muhamrnadiyah,
Semarang.
Notoadmojo, S. 2010. Metode Penelitian
Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta.
Tranggono, R. I., dan F. Latifah. 2007.
Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan
Kosmetik. PT. Gramedia, Jakarta.
Utami, W dan Suhendi, A. 2009. Analisis
Rhodamin B dalam Jajanan Pasar
Dengan Metode Kromatografi Lapis
Tipis. Jurnal Penelitian Sains dan
Toksikologi, Vol.10, No.2, halaman
148-155, Surakarta.
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No. 02 Mei 2013 ISSN 2302 - 2493
66
LAMPIRAN
Lampiran 1. Hasil pemeriksaan kualitatif rhodamin B pada sampel
No. Kode Sampel Visual Sinar UV 254 dan 366
Tinggi
Bercak
(cm)
Harga Rf
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Baku pembanding
rhodamin B
1 B
2 B
3 B
1 45
2 45
3 45
1 K
2 K
3 K
Merah
jambu
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Orange
-
-
-
-
-
-
-
-
-
16
-
-
-
-
-
-
-
-
-
0,94
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Lampiran 2. Lempeng KLT yang menunjukkan adanya rhodamin B pada sampel
Lampiran 3. Kurva Kalibrasi Larutan Rhodamin B dengan berbagai konsentrasi secara
spektrofotometri sinar tampak pada panjang gelombang 558 nm
y = 0.1275x + 0.0081
r = 0.981
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Absorbansi
Konsentrasi (ppm)
Filename: 11
Directory: C:Documents and SettingsUserMy Documents
Template: C:Documents and SettingsUserApplication
DataMicrosoftTemplatesNormal.dotm
Title:
Subject:
Author: lidya
Keywords:
Comments:
Creation Date: 5/1/2013 9:43:00 PM
Change Number: 19
Last Saved On: 5/7/2013 1:32:00 PM
Last Saved By: User
Total Editing Time: 189 Minutes
Last Printed On: 5/7/2013 1:32:00 PM
As of Last Complete Printing
Number of Pages: 6
Number of Words: 2,432 (approx.)
Number of Characters: 13,867 (approx.)

More Related Content

Recently uploaded

Lokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptx
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptxLokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptx
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptxHermawati Dwi Susari
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Presentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.doc
Presentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.docPresentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.doc
Presentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.docLeoRahmanBoyanese
 
RPP 1 Lembar Prakarya Kelas 8 Semester 2 (gurusekali.com).docx
RPP 1 Lembar Prakarya Kelas 8 Semester 2 (gurusekali.com).docxRPP 1 Lembar Prakarya Kelas 8 Semester 2 (gurusekali.com).docx
RPP 1 Lembar Prakarya Kelas 8 Semester 2 (gurusekali.com).docxRahmiRauf
 
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptxSlide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptxtressa8
 
Laporan observasi sri handayani lubis.pdf
Laporan observasi sri handayani lubis.pdfLaporan observasi sri handayani lubis.pdf
Laporan observasi sri handayani lubis.pdfSriHandayaniLubisSpd
 
AKSI NYATA fASILITATOR pEMBELAJARAN (.pptx
AKSI NYATA fASILITATOR pEMBELAJARAN (.pptxAKSI NYATA fASILITATOR pEMBELAJARAN (.pptx
AKSI NYATA fASILITATOR pEMBELAJARAN (.pptxAkhyar33
 
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?AdePutraTunggali
 
Revisi Kumpulan LK Workshop perdirjen 7327.pptx
Revisi Kumpulan LK Workshop perdirjen 7327.pptxRevisi Kumpulan LK Workshop perdirjen 7327.pptx
Revisi Kumpulan LK Workshop perdirjen 7327.pptxRazefZulkarnain1
 
Aksi Nyata Pendidikan inklusi-Kompres.pdf
Aksi Nyata Pendidikan inklusi-Kompres.pdfAksi Nyata Pendidikan inklusi-Kompres.pdf
Aksi Nyata Pendidikan inklusi-Kompres.pdfRahayanaDjaila2
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptxPPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptxiwidyastama85
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.4.pdf Ninik Widarsih
Tugas Mandiri 1.4.a.4.4.pdf Ninik WidarsihTugas Mandiri 1.4.a.4.4.pdf Ninik Widarsih
Tugas Mandiri 1.4.a.4.4.pdf Ninik Widarsihninikwidarsih44
 
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang KesehatanMateri Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang KesehatanTitaniaUtami
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Laporan Guru Piket Bukti Dukung PMM - www.kherysuryawan.id (1) (1).pdf
Laporan Guru Piket Bukti Dukung PMM - www.kherysuryawan.id (1) (1).pdfLaporan Guru Piket Bukti Dukung PMM - www.kherysuryawan.id (1) (1).pdf
Laporan Guru Piket Bukti Dukung PMM - www.kherysuryawan.id (1) (1).pdfSriHandayaniLubisSpd
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 

Recently uploaded (20)

Lokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptx
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptxLokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptx
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Presentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.doc
Presentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.docPresentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.doc
Presentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.doc
 
RPP 1 Lembar Prakarya Kelas 8 Semester 2 (gurusekali.com).docx
RPP 1 Lembar Prakarya Kelas 8 Semester 2 (gurusekali.com).docxRPP 1 Lembar Prakarya Kelas 8 Semester 2 (gurusekali.com).docx
RPP 1 Lembar Prakarya Kelas 8 Semester 2 (gurusekali.com).docx
 
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptxSlide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
Slide Kick Off for Public - Google Cloud Arcade Facilitator 2024.pptx
 
Laporan observasi sri handayani lubis.pdf
Laporan observasi sri handayani lubis.pdfLaporan observasi sri handayani lubis.pdf
Laporan observasi sri handayani lubis.pdf
 
AKSI NYATA fASILITATOR pEMBELAJARAN (.pptx
AKSI NYATA fASILITATOR pEMBELAJARAN (.pptxAKSI NYATA fASILITATOR pEMBELAJARAN (.pptx
AKSI NYATA fASILITATOR pEMBELAJARAN (.pptx
 
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
 
Revisi Kumpulan LK Workshop perdirjen 7327.pptx
Revisi Kumpulan LK Workshop perdirjen 7327.pptxRevisi Kumpulan LK Workshop perdirjen 7327.pptx
Revisi Kumpulan LK Workshop perdirjen 7327.pptx
 
Aksi Nyata Pendidikan inklusi-Kompres.pdf
Aksi Nyata Pendidikan inklusi-Kompres.pdfAksi Nyata Pendidikan inklusi-Kompres.pdf
Aksi Nyata Pendidikan inklusi-Kompres.pdf
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptxPPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.4.pdf Ninik Widarsih
Tugas Mandiri 1.4.a.4.4.pdf Ninik WidarsihTugas Mandiri 1.4.a.4.4.pdf Ninik Widarsih
Tugas Mandiri 1.4.a.4.4.pdf Ninik Widarsih
 
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang KesehatanMateri Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Laporan Guru Piket Bukti Dukung PMM - www.kherysuryawan.id (1) (1).pdf
Laporan Guru Piket Bukti Dukung PMM - www.kherysuryawan.id (1) (1).pdfLaporan Guru Piket Bukti Dukung PMM - www.kherysuryawan.id (1) (1).pdf
Laporan Guru Piket Bukti Dukung PMM - www.kherysuryawan.id (1) (1).pdf
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Featured

2024 State of Marketing Report – by Hubspot
2024 State of Marketing Report – by Hubspot2024 State of Marketing Report – by Hubspot
2024 State of Marketing Report – by HubspotMarius Sescu
 
Everything You Need To Know About ChatGPT
Everything You Need To Know About ChatGPTEverything You Need To Know About ChatGPT
Everything You Need To Know About ChatGPTExpeed Software
 
Product Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage EngineeringsProduct Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage EngineeringsPixeldarts
 
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental HealthHow Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental HealthThinkNow
 
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdfAI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdfmarketingartwork
 
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024Neil Kimberley
 
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)contently
 
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024Albert Qian
 
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsSocial Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsKurio // The Social Media Age(ncy)
 
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024Search Engine Journal
 
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summarySpeakerHub
 
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd Clark Boyd
 
Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next Tessa Mero
 
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search IntentGoogle's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search IntentLily Ray
 
Time Management & Productivity - Best Practices
Time Management & Productivity -  Best PracticesTime Management & Productivity -  Best Practices
Time Management & Productivity - Best PracticesVit Horky
 
The six step guide to practical project management
The six step guide to practical project managementThe six step guide to practical project management
The six step guide to practical project managementMindGenius
 
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...RachelPearson36
 

Featured (20)

2024 State of Marketing Report – by Hubspot
2024 State of Marketing Report – by Hubspot2024 State of Marketing Report – by Hubspot
2024 State of Marketing Report – by Hubspot
 
Everything You Need To Know About ChatGPT
Everything You Need To Know About ChatGPTEverything You Need To Know About ChatGPT
Everything You Need To Know About ChatGPT
 
Product Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage EngineeringsProduct Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
 
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental HealthHow Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
 
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdfAI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
 
Skeleton Culture Code
Skeleton Culture CodeSkeleton Culture Code
Skeleton Culture Code
 
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
 
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
 
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
 
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsSocial Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
 
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
 
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
 
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
 
Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next
 
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search IntentGoogle's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
 
How to have difficult conversations
How to have difficult conversations How to have difficult conversations
How to have difficult conversations
 
Introduction to Data Science
Introduction to Data ScienceIntroduction to Data Science
Introduction to Data Science
 
Time Management & Productivity - Best Practices
Time Management & Productivity -  Best PracticesTime Management & Productivity -  Best Practices
Time Management & Productivity - Best Practices
 
The six step guide to practical project management
The six step guide to practical project managementThe six step guide to practical project management
The six step guide to practical project management
 
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
 

Jurnal AOK

  • 1. PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No. 02 Mei 2013 ISSN 2302 - 2493 61 ANALISIS RHODAMIN B PADA LIPSTIK YANG BEREDAR DI PASAR KOTA MANADO Lidya Valda Mamoto. Fatimawali Gayatri Citraningtyas Program Studi Farmasi Fakultas MIPA UNSRAT Manado ABSTRACT Rhodamin B is a synthetic dye that banned for use in cosmetics and is certified as a hazardous material according to Minister of Health of Indonesian Republic No. 376/Menkes/Per/1990 because it cause liver damage, kidney and lymph glands damage, followed with anatomy changes such as organ enlargement. Rhodamin B dye is often used for food and beverage products. The study was conducted to identify Rhodamin B in lipstick in the market of Manado City. Samples was taken from 3 main market in Manado city, namely Karombasan market, Pasar 45 market, and Bersehati market. Samples were soaked with amonia solution, then using wool yarn to extract rhodamin B dye, followed by identification using thin layer chromatography (TLC) then detected with UV light 254 and 366 nm. Rhodamin B was evaluated using UV-Vis spectrophotometry. The result shows that 9 examined samples doesn’t contain rhodamin B Keywords : Rhodamin B, Lipstick, thin layer chromatography (TLC), UV-Vis Spectrophotometry. ABSTRAK Rhodamin B merupakan zat warna sintetik yang dilarang penggunaannya dalam kosmetik dan dinyatakan sebagai bahan yang berbahaya menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 376/Menkes/Per/1990 karena dapat menyebabkan kerusakan hati, ginjal dan limfa diikuti perubahan anatomi berupa pembesaran organ. Rhodamin B seringkali digunakan untuk mewarnai suatu produk makanan, minuman, obat-obatan dan kosmetik. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi dan menentukan kadar rhodamin B pada lipstik yang beredar di pasaran Kota Manado. Sampel lipstik diambil dari 3 pasar besar yang ada di Kota Manado yaitu Pasar Karombasan, Pasar 45, dan Pasar Bersehati. Sampel direndam dengan amonia untuk menarik zat warna rhodamin B menggunakan benang wol, dilanjutkan dengan identifikasi menggunakan kromatografi lapis tipis (KLT) kemudian dideteksi dengan lampu UV 254 nm dan 366 nm. Pembacaan kadar rhodamin B menggunakan spektrofotometri UV- Vis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 9 sampel yang diperiksa tidak teridentifikasi adanya zat warna rhodamin B. Kata Kunci : Rhodamin B, Lipstik, KLT dan Spektrofotometri UV-Vis.
  • 2. PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No. 02 Mei 2013 ISSN 2302 - 2493 62 PENDAHULUAN Di zaman modern ini penggunaan kosmetik untuk menambah estetika semakin meningkat. Kosmetika adalah sediaan atau paduan bahan yang siap digunakan pada bagian luar badan (epidemis, rambut, kuku, bibir dan organ kelamin luar), gigi dan rongga mulut untuk membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampakan, melindungi kulit supaya tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit (Anonim, 1998). Salah satu produk kosmetika yang sering digunakan khususnya bagi para wanita yaitu lipstik. Lipstik adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk mewarnai bibir dengan sentuhan artistik sehingga dapat meningkatkan estetika dalam tata rias wajah, tetapi tidak boleh menyebabkan iritasi pada bibir (Mukaromah, 2008). Menurut Tranggono dan Latifah (2007), bahan-bahan utama dalam lipstik yaitu lilin, minyak, lemak, acetoglycerides, zat- zat pewarna, surfaktan, antioksidan, bahan pengawet, bahan pewangi. Pewarna pada lipstik berdasarkan sumbernya ada 2 yaitu, pewarna alami merupakan zat warna yang diperoleh dari akar, daun, bunga dan buah. Seperti zat warna hijau dari daun suji dan zat warna orange dari wortel. Sedangkan pewarna sintetis berasal dari reaksi antara dua atau lebih senyawa kimia contohnya seperti rhodamin B. Bahan pewarna ditambahkan dalam lipstik untuk menambah daya tarik konsumen terhadap produk tersebut, akan tetapi banyak oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab menambahkan pewarna berbahaya pada sediaan lipstik seperti rhodamin B. Adanya produsen yang masih menggunakan rhodamin B pada produknya disebabkan oleh pengetahuan yang tidak memadai mengenai bahaya penggunaan bahan kimia tersebut pada kesehatan dan juga karena tingkat kesadaran masyarakat yang masih rendah. Selain itu, rhodamin B sering digunakan sebagai pewarna karena harganya relatif lebih murah, warna yang dihasilkan lebih menarik dan tingkat stabilitas warnanya lebih baik daripada pewarna alami. Ciri-ciri produk yang mengandung rhodamin B adalah warnanya cerah mengkilap dan lebih mencolok, terkadang warnanya terlihat tidak homogeny (rata), adanya gumpalan warna pada produk, pada produk tidak mencantumkan kode, label, merek, informasi kandungannya, atau identitas lengkap lainnya. Pemerintah Indonesia melalui peraturan Menteri Kesehatan (PerMenKes) No.239/MenKes/Per/V/1985 menetapkan 30 lebih zat pewarna berbahaya, salah satunya rhodamin B. Rhodamin B merupakan pewarna yang dipakai untuk industri cat, tekstil dan kertas. Rodamin B merupakan zat warna sintetis berbentuk serbuk kristal, tidak berbau, berwarna merah keunguan, dalam bentuk larutan berwarna merah terang berpendar (berfluoresensi). Zat warna ini dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan dan merupakan zat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker) serta Rhodamin dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada hati. Kromatografi adalah teknik pemisahan diantara dua fase, yaitu fase diam (padat atau cair) dan fase gerak (cair atau gas). Kromatografi lapis tipis merupakan salah satu analisis kualitatif dari suatu sampel yang ingin dideteksi dengan memisahkan komponen-komponen sampel berdasarkan perbedaan kepolaran Kromatografi Lapis Tipis. Spektrofotometri UV/Vis Penyerapan sinar tampak atau ultraviolet oleh suatu molekul yang dapat menyebabkan eksitasi electron dalam orbital molekul tersebut dari tingkat energy dasar ke tingkat energi yang lebih tinggi (Khopkar, S. M., 1990). Penggunaan rhodamin B tentunya berbahaya bagi kesehatan. Penumpukkan rhodamin B dilemak dalam jangka waktu yang lama jumlahnya terus menerus bertambah di dalam tubuh dan dapat menimbulkan kerusakan pada organ tubuh sampai mengakibatkan kematian (Agus et
  • 3. PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No. 02 Mei 2013 ISSN 2302 - 2493 63 al., 2007). Hal ini mendorong peneliti untuk melakukan pengujian analisis kandungan rhodamin B yang beredar di pasar Kota Manado menggunakan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dan Spektrofotometri UV-Vis. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode deskriptif laboratorik, yaitu dengan melakukan observasi pada sampel lipstik yang dicurigai mengandung rhodamin B yang dilarang untuk digunakan dan dilanjutkan dengan melakukan analisis sampel di Laboratorium (Notoatmodjo, 2010 ; Widana dan Yuningrat, 2007). Sebagai subyek penelitian adalah 1 K : sampel lipstik pada penjual satu dari pasar karombasan, 2 K : sampel lipstik pada penjual dua dari pasar karombasan, 3 K : sampel lipstik pada penjual tiga dari pasar karombasan, 1 B : sampel lipstik pada penjual satu dari pasar bersehati, 2 B : sampel lipstik pada penjual dua dari pasar bersehati, 3 B : sampel lipstik pada penjual tiga dari pasar bersehati, 1 45: sampel lipstik pada penjual satu dari pasar 45, 2 45 : sampel lipstik pada penjual dua dari pasar 45, 3 45: sampel lipstik pada penjual tiga dari pasar 45. Prinsip kerja dalam identifikasi zat warna rhodamin B pada cakalang fufu akan menggunakan identifikasi secara kromatografi lapis tipis (KLT) dan spektrofotometri UV-Vis. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini ialah Erlenmeyer (Pyrex), tabung reaksi (Pyrex), timbangan analitik (Preeisa XB 220A), corong, labu takar (Pyrex), gelas kimia (Pyrex), gelas ukur (Pyrex), pipet tetes, pipet kapiler, sendok tanduk, batang pengaduk (Pyrex), kertas saring (Whatman No. 1), lempeng kromatografi lapis tipis (Merck), benang wol, hot plate (Health Thermostatic Magnetic Stirre), oven, chamber (Pyrex), dan spektrofotometer UV-Vis (PG Instrument T80 UV-Vis). Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini ialah lipstik yang berwarna merah yang dijual bebas di 3 pasar besar di kota Manado, aquades, larutan HCl (Merck), larutan amonia (Merck), n-butanol (Merck), etil asetat (Merck), asam asetat (Teknis), etanol 70%. Tahap pertama, tahap pengambilan dan penyiapan sampel. Sampel diambil di tiga pasar yang ada di Kota Manado yaitu Pasar Karombasan, Pasar Bersehati dan Pasar 45, dimana disetiap Pasar diambil pada 3 penjual lipstik. Tahap kedua, tahap ekstraksi dan pemurnian yang dilakukan dengan menggunakan prosedur berdasarkan penelitian dari Utami dan Suhendi tahun 2009 yang mengambil acuan dari Djalil dkk tahun 2005. a. Sebanyak 1 gram sampel (lipstik) dimasukkan ke dalam Erlenmeyer kemudian direndam dalam 10 ml larutan amonia 2% (yang dilarutkan dalam etanol 70%) selama semalaman. b. Larutan disaring filtratnya dengan menggunakan kertas saring whatman no. 1. Larutan dipindahkan kedalam gelas kimia kemudian dipanaskan diatas hot plate. Residu dari penguapan dilarutkan dalam 10 ml air yang mengandung asam (larutan asam dibuat dengan mencampurkan 10 ml air dan 5 ml asam asetat 10%). c. Benang wol dengan panjang 15 cm dimasukkan ke dalam larutan asam dan dididihkan hingga 10 menit, pewarna akan mewarnai benang wol, kemudian benang wol diangkat dan dicuci dengan aquades. Kemudian benang wol dimasukkan kedalam larutan basa yaitu 10 ml amonia 10% (yang dilarutkan dalam etanol 70%) dan didihkan. d. Benang wol akan melepaskan pewarna, pewarna akan masuk ke dalam larutan basa. Larutan basa yang didapat selanjutnya akan digunakan sebagai cuplikan sampel pada analisis kromatografi lapis tipis. Tahap ketiga, tahap pembuatan larutan baku untuk pembuatan linieritas kurva kalibrasi. Larutan baku rhodamin B dibuat dengan konsentrasi 200 ppm. Dari
  • 4. PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No. 02 Mei 2013 ISSN 2302 - 2493 64 larutan baku ini dibuat larutan baku dengan konsentrasi 0,5; 1; 1,5; 2; 5; 6; 7,5 ppm. Pelarut yang digunakan larutan HCl 0,1 N (Putri, 2009). Tahap keempat, tahap identifikasi sampel. Lempeng KLT berukuran 20 x 20 cm diaktifkan dengan cara dipanaskan dalam oven pada suhu 1000 C selama 30 menit. Sampel ditotolkan pada lempeng KLT dengan menggunakan pipa kapiler pada jarak 2 cm dari bagian bawah plat, jarak antara noda adalah 1,5 cm. Kemudian dibiarkan beberapa saat hingga mengering. Lempeng KLT yang telah mengandung cuplikan dimasukkan ke dalam chamber yang lebih terdahulu telah dijenuhkan dengan fase gerak berupa n- butanol : etil asetat : amonia (10:4:5). Dibiarkan hingga lempeng terelusi sempurna, kemudian lempeng KLT diangkat dan dikeringkan. Diamati warna secara visual dan dibawah sinar UV, jika secara visual noda berwarna merah jambu dan dibawah sinar UV 254 nm dan 366 nm berfluoresensi kuning atau orange, hal ini menunjukkan adanya rhodamin B (Ditjen POM, 2001; Djalil et al dalam Utami dan Suhendi, 2009; Putri, 2009). Tahap kelima, Penetapan Kadar Zat Warna Rhodamin B. Penetapan kadar rhodamin B dilakukan dengan spektrofotometri cahaya tampak pada panjang gelombang 400-800 nm. Sedangkan untuk menghitung kadar rhodamin B dalam sampel 37 dihitung dengan menggunakan kurva kalibrasi dengan persamaan regresi : y = ax ± b. PEMBAHASAN Pemeriksaan Kualitatif Rhodamin B Pada Sampel Berdasarkan hasil pemeriksaan kualitatif rhodamin B pada sampel diperoleh data, seperti ditunjukkan pada lampiran 1. Hasil identifikasi pewarna rhodamin B pada lipstik dengan metode kromatografi lapis tipis, pada larutan baku rhodamin B menghasilkan warna noda merah jambu secara visual dan di bawah sinar UV 254 nm dan 366 nm berfluoresensi kuning atau orange, dengan tinggi bercak pada lempeng yaitu 16 cm dan tinggi eluen 17 cm dan nilai Rf 0,94. Untuk ke 9 sampel lipstik tidak menunjukkan bercak yang sama dengan bercak baku rhodamin B serta tidak menunjukkan adanya noda pada lempeng KLT. Penetapan Kadar 1. Panjang Gelomabang Maksimum Larutan Rhodamin B Penentuan panjang gelombang maksimum larutan baku rhodamin B dengan konsentrasi 3 ppm diperoleh panjang gelombang 558 nm. 2. Kurva Kalibrasi Larutan Rhodamin B Dari hasil perhitungan persamaan regresi kurva kalibrasi diatas diperoleh persamaan garis y = 0.1275x + 0.0081 dengan koefisien korelasi (r) sebesar 0,981. Meskipun tidak teridentifikasi adanya zat pewarna rhodamin B pada 9 sampel lipstik, namun diperlukan sikap kehati-hatian dalam pemakaian lipstik yang berwarna merah pekat yang dijual bebas dipasaran. Menurut Cahyadi (2008) bahan pewarna sintetis yang dilarang di Indonesia yang didasarkan pada Permenkes RI No.722 /Menkes/ Per/ IX/ 1988 tentang bahan pewarna, tidak diizinkan menggunakan zat warna rhodamin B karena pewarna ini hanya digunakan untuk pewarna industri tekstil seperti kain, kertas dan cat. Rhodamin B mengandung senyawa klorin (Cl). Senyawa klorin merupakan senyawa anorganik yang reaktif dan berbahaya. Senyawa ini akan berusaha mencapai kestabilan dalam tubuh dengan cara mengikat senyawa lain dalam tubuh, hal inilah yang bersifat racun bagi tubuh (Depkes, 1999). Dari 9 sampel yang dianalisis tidak teridentifikasi adanya zat warna rhodamin B untuk sampel 3 dari pasar karombasan, sampel 2 dan sampel 3 dari pasar bersehati telah mencantumkan nomor batch sesuai
  • 5. PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No. 02 Mei 2013 ISSN 2302 - 2493 65 dengan Keputusan Kepala Badan POM Republik Indonesia No. HK. 00. 05. 4. 1745 tentang Kosmetik dan Kode kosmetik. Untuk 6 sampel yang lain tidak mencantumkan nomor batch pada kemasan produk tersebut. KESIMPULAN Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa pada 9 sampel lipstik yang beredar di pasar Kota Manado tidak teridentifikasi adanya zat warna Rhodamin B yang diidentifikasi dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dan Spektrofotometri UV-Vis. SARAN 1. Disarankan untuk tetap adanya sikap kehati-hatian dalam memilih kosmetik lipstik agar tidak dapat membahayakan kesehatan konsumen. 2. Diperlukan penelitian selanjutnya tentang zat warna rhodamin B pada kosmetik lain yang berwarna merah. 3. Lanjutkan penelitian rhodamin B menggunakan metode lain. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi ke-3. Departemen Kesehatan RI, Jakarta. Anonim. 1985. Permenkes RI No. 239/Menkes/Per/1985 tentang Zat Warna Tertentu yang Dinyatakan sebagai Bahan Berbahaya. Departemen Kesehatan, Jakarta. Anonim. 1990. Permenkes RI No. 376/Menkes/Per/1990 tentang Bahan, Zat Warna, Pengawet dan tabir Surya pada Kosmetika. Jakarta: Departemen Kesehatan. Anonim. 1990. Keputusan Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan No. 00386/C/SK/II/90 tentang Perubahan Lampiran Peraturan Menteri Kesehatan No. 239/Menkes/Per/V/85 tentang Zat Warna Tertentu yang Dinyatakan sebagai Bahan Berbahaya. Departemen Kesehatan, Jakarta. Anonim. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi ke-4. Departemen Kesehatan RI, Jakarta. Cahyadi, W. 2006. Kajian dan Analisis Bahan Tambahan Pangan.Edisi Pertama. Bumi Aksara, Jakarta. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1992. Direktorat Pengawasan Obat dan Makanan, Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 722/Menkes/Per/IX/1988, Tentang Bahan Tambahan Makanan. Edisi II, Jilid II 1992. Departemen Kesehatan RI, Jakarta. Ditjen POM RI. 2001. Metode Analisis PPOMN. Ditjen POM, Jakarta. Khopkar, S. M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI Press. Mukaromah A. H., Maharani E. T. 2008. Identifikasi Zat Warna Rhodamin B Pada Lipstik Berwarna Merah. Universitas Muhamrnadiyah, Semarang. Notoadmojo, S. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta. Tranggono, R. I., dan F. Latifah. 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik. PT. Gramedia, Jakarta. Utami, W dan Suhendi, A. 2009. Analisis Rhodamin B dalam Jajanan Pasar Dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis. Jurnal Penelitian Sains dan Toksikologi, Vol.10, No.2, halaman 148-155, Surakarta.
  • 6. PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No. 02 Mei 2013 ISSN 2302 - 2493 66 LAMPIRAN Lampiran 1. Hasil pemeriksaan kualitatif rhodamin B pada sampel No. Kode Sampel Visual Sinar UV 254 dan 366 Tinggi Bercak (cm) Harga Rf 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Baku pembanding rhodamin B 1 B 2 B 3 B 1 45 2 45 3 45 1 K 2 K 3 K Merah jambu - - - - - - - - - Orange - - - - - - - - - 16 - - - - - - - - - 0,94 - - - - - - - - - Lampiran 2. Lempeng KLT yang menunjukkan adanya rhodamin B pada sampel Lampiran 3. Kurva Kalibrasi Larutan Rhodamin B dengan berbagai konsentrasi secara spektrofotometri sinar tampak pada panjang gelombang 558 nm y = 0.1275x + 0.0081 r = 0.981 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 0 1 2 3 4 5 6 7 8 Absorbansi Konsentrasi (ppm)
  • 7. Filename: 11 Directory: C:Documents and SettingsUserMy Documents Template: C:Documents and SettingsUserApplication DataMicrosoftTemplatesNormal.dotm Title: Subject: Author: lidya Keywords: Comments: Creation Date: 5/1/2013 9:43:00 PM Change Number: 19 Last Saved On: 5/7/2013 1:32:00 PM Last Saved By: User Total Editing Time: 189 Minutes Last Printed On: 5/7/2013 1:32:00 PM As of Last Complete Printing Number of Pages: 6 Number of Words: 2,432 (approx.) Number of Characters: 13,867 (approx.)