SlideShare a Scribd company logo
PHARMACON        Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No. 01 Februari 2013 ISSN 2302 - 2493


  ANALISIS ASAM RETINOAT PADA KOSMETIK KRIM PEMUTIH
        YANG BEREDAR DI PASARAN KOTA MANADO
                    Siti Suhartini, Fatimawali, Gayatri Citraningtyas
                       Program Studi Farmasi, FMIPA UNSRAT Manado

                                        ABSTRACT
Cosmetic whitening is a cosmetic that contains the active ingredient intended to bleach and
brighten the skin or whiten the skin. Retinoic acid is used in whitening creams but is
prohibited because it can cause dry skin, burning, and teratogenic (defects in the fetus). The
purpose of this study was to determine whether whitening creams circulating in the city of
Manado contains retinoic acid and to determine the levels of retinoic acid whitening cream
found on the face. The samples studied were lightening cream sample A, sample B, sample
C, sample D and sample E. The qualitative identification of retinoic acid have been done with
Thin Layer Chromatocraphy (TLC) it has been given the dark blood if seen in UV spectrum
254 nm. Quantitative analysis was done by UV spectrophotometric maximum wavelength of
352 nm. The results indicated that three of sample contaided retinoic acid. Retinoic acid
concentration in sample C was 0,021%, sample D was 0,026%, sample E was 0,016% and
product retinoic acid cream (Vitacid) was 0,053%.
Key words : Retinoic acid, Cosmetic whitening, Thin Layer Chromatocraphy (TLC), UV
            spectrophotometric.



                                         ABSTRAK
Kosmetika pemutih adalah kosmetika yang mengandung bahan aktif pemutih dan
penggunaannya bertujuan untuk mencerahkan kulit atau memutihkan kulit. Asam retinoat
dilarang digunakan dalam krim pemutih karena dapat menyebabkan kulit kering, rasa
terbakar, dan teratogenik (cacat pada janin). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
apakah krim pemutih yang beredar di wilayah kota Manado mengandung asam retinoat dan
untuk mengetahui kadar asam retinoat yang terdapat pada krim pemutih wajah tersebut.
Sampel krim pemutih yang diteliti adalah sampel A, sampel B, sampel C, sampel D dan
sampel E. Pemeriksaan kualitatif asam retinoat dilakukan dengan kromatografi lapis tipis
(KLT) yang menghasilkan noda bercak gelap jika dilihat di bawah sinar UV 254 nm.
Penetapan kadar dilakukan secara spektrofotometri UV pada panjang gelombang 352 nm.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari pemeriksaan kualitatif terdapat 3 sampel yang
mengandung asam retinoat. Kadar asam retinoat pada sampel yang diperiksa adalah 0,021%
untuk sampel C, 0,026% untuk sampel D, 0,016% untuk sampel E dan 0,053% untuk sampel
pembanding (Vitacid).
Kata kunci : Asam retinoat, Kosmetika Pemutih, Kromatografi Lapis Tipis (KLT),
             Spektrofotometri UV




                                                                                               1
PHARMACON        Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No. 01 Februari 2013 ISSN 2302 - 2493


PENDAHULUAN                                        hidroquinon, asam retinoat dan zat warna
     Kosmetika        merupakan       suatu        sintetis seperti Rhodamin B dan Merah
komponen sandang yang sangat penting               K3. Bahan-bahan ini sebetulnya telah
peranannya dalam kehidupan masyarakat,             dilarang penggunaannya sejak tahun 1998
dimana masyarakat tertentu sangat                  melalui Peraturan Menteri Kesehatan RI
bergantung pada sediaan kosmetika pada             No. 445/MENKES/PER/V/1998. Sejauh
setiap kesempatan. Di pasaran pada                 ini bahan-bahan kimia tersebut belum
umumnya, banyak beredar sediaan                    tergantikan dengan bahan-bahan lainnya
kosmetika yang berperan untuk keindahan            yang bersifat alami (BPOM RI, 2008).
kulit wajah.        Dalam perkembangan                  Asam Retinoat di label produk kadang
selanjutnya, suatu sediaan kosmetika akan          ditulis sebagai tretinoin. Asam retinoat ini
ditambahkan suatu zat ikutan atau                  dapat menyebabkan kulit kering, rasa
tambahan yang akan menambah nilai                  terbakar, dan teratogenik (cacat pada
artistik dan daya jual produknya, salah            janin). Asam retinoat adalah bentuk asam
satunya dengan penambahan bahan                    dan bentuk aktif dari vitamin A (retinol).
pemutih (Widana dan Yuningrat, 2007).              Disebut juga tretinoin. Asam retinoat ini
     Kosmetik telah menjadi sebuah lahan           sering dipakai sebagai bentuk sediaan
perdagangan yang mempunyai omzet yang              vitamin A topikal, yang hanya dapat
memuaskan.       Kosmetik sendiri sudah            diperoleh dengan resep dokter. Bahan ini
menjadi     bagian     kebutuhan    primer         sering dipakai pada preparat untuk kulit
kebanyakan masyarakat. Banyak dari para            terutama untuk pengobatan jerawat, dan
produsen yang tidak mementingkan                   sekarang banyak dipakai untuk mengatasi
kesehatan     para    konsumen      dengan         kerusakan kulit akibat paparan sinar
mengesampingkan kualitas.          Artinya,        matahari (sundamage) dan untuk pemutih
banyak produk yang kini beredar di                 (Andriyani, 2011).
pasaran mengandung beberapa zat yang                    Menyadari hal tersebut, bahwa asam
tidak    memenuhi       syarat   kelayakan         retinoat dapat membahayakan para
pemakaian (Azhara dan Khasanah, 2011).             konsumen, maka penulis ingin melakukan
     Produk pemutih kulit sendiri terbagi          analisis asam retinoat dalam krim pemutih
menjadi 3 golongan yaitu kosmetik,                 wajah secara kromatografi lapis tipis dan
kosmetisikal,        dan kosmetomedik.             spektrofotometri UV-Vis, karena metode
Golongan pertama disebut kosmetik,                 tersebut sederhana dan juga memiliki
jika produk itu mempengaruhi fisiologi             tingkat ketelitian yang baik.
kulit dan dapat dibeli secara bebas,
contohnya sabun. Golongan kedua disebut            METODOLOGI
kosmetisikal,      jika      produk     itu        Bahan
mempengaruhi fisiologi kulit tapi masih                 Semua bahan yang digunakan dalam
boleh dibeli secara bebas-terbatas tanpa           penelitian ini adalah Metanol, Asam asetat
harus memakai resep dokter, contohnya              glasial, Aseton, Etanol p.a, n-heksan,
produk yang mengandung alpha hydroxy               Asam retinoat, dan Sampel krim pemutih.
acid (AHA), asam glikolat, arbutin dan             Sampel yang digunakan adalah krim
hidrokuinon. Golongan ketiga disebut               pemutih yang terdapat di pasaran kota
kosmetomedik,        produk-produk      ini        Manado. Pengambilan sampel secara acak
mempengaruhi fisiologi kulit dan hanya             didasarkan pada produk krim pemutih
boleh dibeli dengan resep dokter,                  import,      yang     pada     kemasannya
contohnya hidrokuinon diatas 2% dan                menggunakan bahasa selain Bahasa
asam retinoat (Andriyani, 2011).                   Indonesia, tidak memiliki nomor batch
     Dalam beberapa kosmetik dapat                 serta tidak mencantumkan nomor izin
ditemukan berbagai bahan kimia yang                edar. Pengambilan sampel didasarkan atas
berbahaya bagi kulit, seperti merkuri,             pertimbangan bahwa sampel yang diambil

                                                                                               2
PHARMACON        Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No. 01 Februari 2013 ISSN 2302 - 2493


sudah mewakili populasi sampel yang                dengan fase gerak sistem A berupa n-
beredar. Sampel krim pemutih kemudian              heksan – asam asetat glasial 0,33% dalam
diambil sebanyak 5 merek sampel yaitu              etanol p.a (9:1) dan sistem B berupa n-
sampel A, sampel B, sampel C, sampel D,            heksan – aseton (6:4). Dibiarkan fasa
dan sampel E.                                      bergerak naik sampai mendekati batas
                                                   elusi. Kemudian lempeng KLT diangkat
Alat                                               dan dibiarkan kering diudara. Diamati di
     Alat-alat yang digunakan dalam                bawah     sinar   UV254     berfluoresensi
penelitian ini adalah Erlenmeyer, Gelas            memberikan bercak gelap, menunjukkan
kimia, Labu takar, Corong, Pipet volume,           adanya asam retinoat (BPOM, 2011).
Pipet tetes, Pipa kapiler, Batang pengaduk,
Kertas saring Whatman No.41, Aluminium             Penyarian Asam Retinoat
foil, Timbangan analitik, Lampu UV254,                  Ditimbang lebih kurang 20 g sampel
Bejana Kromatografi, Lempeng KLT                   pembanding       (Vitacid),   dimasukkan
silika gel 60F254 siap pakai (20 cm x 20           kedalam gelas kimia, bungkus dengan
cm, tebal 0,25mm), Spektrofotometer UV-            aluminium foil, tambahkan 50 mL metanol
Vis, kuvet.                                        dan kocok hingga homogen. Dinginkan
                                                   dalam es selama 15 menit dan saring
Prosedur Penelitian                                melalui kertas saring Whatman No.41.
                                                   Filtrat dibiarkan pada suhu ruang selama
Pembuatan Larutan Pembanding dan
                                                   16 jam (Ditjen POM, 1995).
Larutan Uji
    Timbang lebih kurang 3 g sampel
pembanding dan sampel uji, masukkan                Pembuatan Larutan Asam Retinoat
kedalam gelas kimia, bungkus dengan                1000 ppm
                                                        Ditimbang lebih kurang 0,01 g Asam
aluminium foil, tambahkan 10 mL metanol
                                                   retinoat, dimasukkan kedalam gelas kimia,
dan kocok hingga homogen. Dinginkan
                                                   kemudian dilarutkan dan diencerkan
dalam es selama 15 menit dan saring
                                                   dengan 10 mL metanol.
melalui kertas saring Whatman No.41.
                                                   Pembuatan Larutan Asam Retinoat 500
Pembuatan Larutan Pengembang
Sistem A: campuran n-heksan – asam                 ppm
                                                       Diambil 25 mL larutan asam retinoat
          asetat glasial 0,33% dalam
                                                   1000 ppm dimasukkan kedalam labu
          etanol p.a (9:1) v/v
                                                   tentukur 50 mL, lalu ditambahkan metanol
Sistem B: campuran n-heksan – aseton
                                                   sampai garis tanda.
          (6:4) v/v
                                                   Penentuan      Panjang       Gelombang
Identifikasi Sampel dengan KLT
     Lempeng KLT yang telah diaktifkan             Maksimum Larutan Asam Retinoat
                                                       Dipipet 3 mL larutan asam retinoat
dengan cara dipanaskan didalam oven
                                                   500 ppm dan dimasukkan kedalam labu
pada suhu 1050C selama 30 menit dengan
membuat batas penotolan dan batas elusi            tentukur 50 mL (konsentrasi 30 ppm), lalu
10 cm. Larutan pembanding dan larutan uji          ditambahkan metanol sampai garis tanda
ditotolkan    secara    terpisah  dengan           dan dihomogenkan. Diukur serapan
menggunakan pipa kapiler pada jarak 1,5            maksimum pada panjang gelombang 200 –
cm dari bagian bawah lempeng. Jarak                400 nm dengan menggunakan blanko.
antar noda adalah 2,5 cm, kemudian                 Blanko digunakan metanol.
dibiarkan beberapa saat hingga mengering.
Lempeng KLT yang telah mengandung                  Penentuan Linieritas Kurva Kalibrasi
cuplikan dimasukkan kedalam bejana KLT                 Dipipet larutan asam retinoat 500 ppm
yang terlebih dahulu telah dijenuhkan              kedalam labu tentukur 50 mL berturut-

                                                                                               3
PHARMACON       Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No. 01 Februari 2013 ISSN 2302 - 2493


turut 1 mL, 2 mL, 3 mL, 4 mL dan 5 mL             aluminium foil, tambahkan 10 mL metanol
(10 ppm, 20 ppm, 30 ppm, 40 ppm dan 50            dan kocok hingga homogen. Dinginkan
ppm). Kedalam masing-masing labu                  dalam es selama 15 menit dan saring
tentukur tersebut ditambahkan metanol             melalui kertas saring Whatman No.41.
sampai garis tanda. Dikocok homogen,              Filtrat ditampung dalam labu tentukur 50
kemudian diukur serapannya pada panjang           mL, lalu ditambahkan metanol sampai
gelombang maksimum yang diperoleh                 garis tanda dan dihomogenkan. Dipipet 2
serta menggunakan larutan blanko.                 mL filtrat hasil pengenceran sampel
                                                  kemudian dimasukkan kedalam labu
Uji Kuantitatif Sampel                            tentukur 25 mL, lalu ditambahkan metanol
    Timbang lebih kurang 3 g sampel               sampai garis tanda dan dihomogenkan.
pembanding dan sampel uji, masukkan               Diukur      serapannya    pada   panjang
kedalam gelas kimia, bungkus dengan               gelombang 352 nm.

HASIL
Analisis Kualitatif Asam Retinoat dengan Metode KLT
Tabel 1: Hasil pemeriksaan kualitatif asam retinoat pada sampel menggunakan metode
           Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dengan larutan pengembang sistem A
                                             Sistem A
              No.          Sampel            Lampu UV254                Harga Rf
                                                                         (cm)
               1.       Pembanding           Bercak gelap              2
                       Asam Retinoat                                         0,2 cm
                                                                      10
               2.           A                     -                         -
               3.           B                     -                         -
               4.           C                Bercak gelap            1,8
                                                                            0,18 cm
                                                                     10
               5.             D              Bercak gelap            1,6
                                                                            0,16 cm
                                                                     10
               6.             E              Bercak gelap            1,7
                                                                            0,17 cm
                                                                     10

Tabel 2:   Hasil pemeriksaan kualitatif asam retinoat pada sampel menggunakan metode
           Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dengan larutan pengembang sistem B
                                             Sistem B
              No.          Sampel            Lampu UV254                Harga Rf
                                                                         (cm)
               1.       Pembanding           Bercak gelap            6,4
                       Asam Retinoat                                       0,64 cm
                                                                     10
               2.           A                     -                        -
               3.           B                     -                        -
               4.           C                Bercak gelap            6,4
                                                                           0,64 cm
                                                                     10
               5.             D              Bercak gelap            6,4
                                                                           0,64 cm
                                                                     10
               6.             E              Bercak gelap            6,4
                                                                           0,64 cm
                                                                     10


                                                                                              4
PHARMACON       Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No. 01 Februari 2013 ISSN 2302 - 2493


Analisis Kuantitatif Asam Retinoat dengan Metode Spektrofotometri UV-Vis
Linieritas Kurva Kalibrasi Larutan Asam Retinoat

                                                Kurva Kalibrasi
                             0.7
                             0.6
                Absorbansi                      y = 0,012x + 0,023
                             0.5
                                                     r² = 0,997
                             0.4
                             0.3
                             0.2
                             0.1
                               0
                                   0       10        20        30        40       50     60
                                                      Konsentrasi (ppm)


Gambar 1. Kurva kalibrasi larutan asam retinoat dengan berbagai konsentrasi secara
          Spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang 352 nm.
     Dari hasil perhitungan persamaan regresi kurva kalibrasi diatas diperoleh persamaan
garis y = 0,012x + 0,023 dengan koevisien korelasi (r) sebesar 0,997.

Penentuan Kuantitatif Sampel
Tabel 3. Hasil analisis asam retinoat dalam krim pemutih wajah dengan metode
           spektrofotometri UV-VIS
                             No.       Sampel         λ (nm)         Absorbansi       Kadar
                                                                                      Asam
                                                                                   Retinoat (%)
                             1     Pembanding 352,1739                 0,054          0,054
                                      Asam                             0,053          0,051
                                     retinoat
                             2      Sampel C  352,1739                 0,036           0,023
                                                                       0,034           0,019
                             3         Sampel D      352,1739          0,038           0,027
                                                                       0,037           0,024
                             4         Sampel E      352,1739          0,031           0,014
                                                                       0,033           0,017


PEMBAHASAN                                                      campuran senyawa secara cepat dan
    Analisis kandungan asam retinoat                            sederhana,       sedangkan       metode
pada krim pemutih wajah yang diambil                            spektrofotometri UV digunakan untuk
dipasaran Kota Manado yaitu sampel A,                           mengukur absorban suatu sampel sebagai
sampel B, sampel C, sampel D dan sampel                         fungsi panjang gelombang (Day, 2002).
E menggunakan metode Kromtografi                                    Pada metode Kromatografi Lapis
Lapis    Tipis   (KLT)     dan   metode                         Tipis (KLT), lempeng KLT diaktifkan
Spektrofotometri       UV.      Metode                          dengan cara dipanaskan di dalam oven
Kromatografi     Lapis   Tipis    (KLT)                         pada suhu 105oC selama 30 menit untuk
digunakan untuk memisahkan suatu                                melepaskan molekul-molekul air yang

                                                                                                     5
PHARMACON         Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No. 01 Februari 2013 ISSN 2302 - 2493


menempati pusat-pusat serapan dari                  yang merupakan noda asam retinoat dan
penjerap, sehingga pada proses elusi                noda yang kedua diduga noda senyawa
lempeng tersebut dapat menyerap dan                 lain selain asam retinoat. Ini disebabkan
berikatan dengan sampel (Anonim, 2010).             terjadinya penguraian senyawa pada
Pemeriksaan dilakukan dengan cara                   lapisan tipis yang disebabkan oleh kerja
menotolkan sampel pada pelat KLT                    katalis fase diam atau karena adanya air
kemudian dielusi dengan menggunakan                 yang terserap ke permukaan penjerap, atau
pengembang sistem A: n-heksan - asam                pengaruh udara (Rohman, 2007). Sampel
asetat glasial 0,33% dalam etanol p.a (9:1),        pembanding pada sistem A memiliki harga
sistem B: n-heksan – aseton (6:4).                  Rf 0,2 cm, pada sistem B harga Rf 0,64 cm.
Kemudian noda hasil KLT dilihat dibawah             Pada sampel C disistem A memiliki harga
penyinaran lampu UV254. Menurut BPOM                Rf 0,18 cm, pada sistem B harga Rf 0,64
RI (2011) penggunaan fase gerak tersebut            cm. Pada sampel D disistem A memiliki
didasarkan pada prosedur penelitian yang            harga Rf 0,16 cm, pada sistem B harga Rf
dilakukan oleh BPOM RI tentang metode               0,64 cm. Pada sampel E disistem A
analisis idetifikasi asam retinoat dalam            memiliki harga Rf 0,17 cm, pada sistem B
kosmetika secara kromatografi lapis tipis           memiliki harga Rf 0,64 cm.
dan kromatografi cair kinerja tinggi.                    Jadi dapat disimpulkan bahwa sampel
Menurut Rohman (2007) penggunaan dua                C, D dan E positif mengandung asam
sistem pengembang bertujuan untuk                   retinoat dan pada sampel A dan B negatif
meyakinkan suatu identifikasi suatu                 atau tidak mengandung asam retinoat. Hal
senyawa. Pengamatan bercak dengan nilai             ini dapat dilihat dari hasil kromatografi
Rf yang diperoleh dengan cara membagi               lapis tipis dengan adanya bercak gelap
jarak yang ditempuh zat terlarut dengan             pada lempeng KLT.
jarak yang ditempuh pelarut (Khopkar,                    Untuk penetapan kadar pada sampel
2003).                                              C, D dan E yang positif mengandung asam
     Suatu senyawa yang mengandung                  retinoat, maka ketiga sampel tersebut
asam retinoat akan mudah diamati.                   dianalisis menggunakan spektrofotometer
Dibawah penyinaran lampu UV akan                    UV. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
berfluoresensi memberikan bercak gelap              nilai absorbansi dan panjang gelombang
(Badan POM, 2011).                                  asam retinoat untuk baku asam retinoat
     Dari tabel 1 dan 2 dapat dilihat bahwa         pada konsentrasi 30 ppm, yaitu λmax 352
ada 3 sampel yang memberikan hasil                  nm dengan absorbansi 0,404. Hal ini
positif jika diamati dibawah penyinaran             sesuai dengan pernyataan menurut
lampu UV254. Ini berarti sampel tersebut            Farmakope Indonesia Edisi IV (1995)
positif mengandung asam retinoat.                   bahwa asam retinoat akan memberikan
Menurut        Gritter    (1991),      untuk        serapan pada panjang gelombang 352 nm.
mengidentifikasi suatu senyawa dapat kita           Nilai absorbansi pada panjang gelombang
lakukan dengan melihat harga Rf – nya.              352 nm untuk sampel pembanding, yaitu
Identifikasi sahih dilakukan jika senyawa           0,054 dan 0,053; untuk sampel C, yaitu
yang dianalisis dibandingkan dengan                 0,036 dan 0,034; untuk sampel D, yaitu
senyawa pembanding pada lapisan yang                0,038 dan 0,037; dan untuk sampel E,
sama.                                               yaitu 0,031 dan 0,033.
     Dari tabel 1 dan 2 dapat dilihat bahwa              Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa kadar
ada 3 sampel yang memberikan harga Rf               asam retinoat pada sampel pembanding
yang      berdekatan     dengan      sampel         dan ketiga sampel uji yaitu kadar pada
pembanding. Pada sistem B terdapat dua              sampel pembanding sebesar 0,054% dan
bercak noda gelap yang dihasilkan oleh              0,051%; kadar pada sampel C sebesar
sampel pembanding, sampel C dan sampel              0,023% dan 0,019%; kadar pada sampel D
E. Noda bercak gelap yang paling ataslah            sebesar 0,027% dan 0,024%; dan kadar

                                                                                                6
PHARMACON         Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No. 01 Februari 2013 ISSN 2302 - 2493


pada sampel E sebesar 0,014% dan                        dapat menyebabkan kulit kering, rasa
0,017%. Setelah dilakukan penelitian                    terbakar, dan teratogenik (cacat pada
kadar asam retinoat pada sampel                         janin).
pembanding yang merupakan produk
vitacid kadar rata-rata asam retinoat adalah        DAFTAR PUSTAKA
0,053% dan ini memiliki perbedaan
dengan etiket yang tercantum pada                   Anonim. 2010. Makalah Kromatografi
kemasan. Untuk kadar rata-rata pada                       Lapis                           Tipis.
sampel C adalah 0,021%; kadar rata-rata                   http://duakatajiefarmasi.blogspot.co
sampel D adalah 0,026%; dan kadar rata-                   m
rata sampel E adalah 0,016%.                        Andriyani, Vina Budi. 2011. Identifikasi
     Menurut BPOM RI (2008) melalui                       Asam Retinoat Dalam Krim Pemutih
Peraturan Menteri Kesehatan RI No.                        Wajah Secara Kromatografi Lapis
445/MENKES/PER/V/1998, asam retinoat                      Tipis. Universitas Sumatra Utara.
termasuk bahan yang telah dilarang                        Medan.
penggunaannya sejak tahun 1998. Asam                Azhara dan Khasanah, Nurul. 2011.
retinoat juga merupakan obat keras yang                   Waspada        Bahaya       Kosmetik.
hanya boleh dibeli dengan resep dokter                    FlashBooks. Yogyakarta.
(Badan POM, 2006). Dari penelitian ini              Badan POM RI. 2006. Kosmetik Pemutih
diperoleh bahwa sampel C, sampel D dan                    (Whitening), Naturakos, Vol. 1 No.
sampel E positif mengandung asam                          1. Edisi Mei 2006. Jakarta.
retinoat dan ini tidak sesuai dengan                Badan POM RI. 2008. Bahan Berbahaya
persyaratan yang ditentukan oleh BPOM                     Dalam Kosmetik. In: Kosmetik
yaitu tentang larangan penggunaan bahan                   Pemutih (Whitening), Naturakos,
berbahaya asam retinoat pada kosmetik                     Vol. III No.8. Edisi Agustus 2008.
yang dapat menyebabkan kulit kering, rasa                 Jakarta.
terbakar, dan teratogenik (cacat pada               Badan POM RI. 2011. Peraturan Kepala
janin).                                                   Badan      Pengawas      Obat     dan
                                                          Makanan Republik Indonesia Nomor
KESIMPULAN                                                HK.03.1.23.08.11.07331         Tahun
1. Krim pemutih wajah dengan analisis                     2011 Tentang Metode Analisis
   kualitatif secara kromatografi lapis                   Kosmetika. Jakarta.
   tipis pada sampel krim pemutih wajah             Day, R.A. and A.L. Underwood. 2002.
   sampel C, D dan E positif                              Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi
   mengandung asam retinoat dengan                        Keenam. Penerbit Erlangga. Jakarta.
   memberikan bercak gelap dibawah                  Ditjen POM. 1995. Farmakope Indonesia,
   penyinaran lampu UV254.                                Edisi IV. Depkes RI. Jakarta.
2. Analisis       kuantitatif     secara            Gritter, Roy J, James M. Robbit. 1991.
   spektrofotometri     UV-Vis,    yaitu                  Pengantar Kromatografi. Terbitan
   kandungan asam retinoat pada krim                      kedua. Penerbit ITB. Bandung.
   pemutih wajah sampel pembanding                  Khopkar, S. M. 2003. Konsep Dasar
   (Vitacid) sebesar 0,053%, sampel C                     Kimia Analitik. Penerbit Universitas
   sebesar 0,021%, sampel D sebesar                       Indonesia. Jakarta.
   0,026% dan sampel E sebesar 0,016%.              Rohman, A. 2007. Kimia Farmasi
   Dari penelitian ini diperoleh bahwa                    Analisis. Cetakan I. Penerbit :
   sampel C, sampel D dan sampel E                        Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
   tidak sesuai dengan persyaratan yang             Widana dan Yuningrat. 2007. Bahan
   ditentukan oleh BPOM yaitu tentang                     Pewarna Berbahaya pada Sediaan
   larangan penggunaan bahan berbahaya                    Kosmetika. Departemen Kesehatan,
   asam retinoat pada kosmetik yang                       Jakarta.

                                                                                                7
Filename:               1
Directory:              G:jurnal pharmaconpharmacon ed.3terbit
Template:               C:Documents and SettingsUserApplication
     DataMicrosoftTemplatesNormal.dotm
Title:
Subject:
Author:                 user
Keywords:
Comments:
Creation Date:          1/2/2013 11:43:00 AM
Change Number:          27
Last Saved On:          1/31/2013 11:26:00 AM
Last Saved By:          User
Total Editing Time:     248 Minutes
Last Printed On:        1/31/2013 11:26:00 AM
As of Last Complete Printing
     Number of Pages: 7
     Number of Words: 2,884 (approx.)
     Number of Characters:      16,443 (approx.)

More Related Content

What's hot

3649 9563-1-pb
3649 9563-1-pb3649 9563-1-pb
3649 9563-1-pb
kusumasalsa
 
Makalah efek samping bedak pemutih berbahaya 3
Makalah efek samping bedak pemutih berbahaya 3Makalah efek samping bedak pemutih berbahaya 3
Makalah efek samping bedak pemutih berbahaya 3
Operator Warnet Vast Raha
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi Kafein
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi KafeinITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi Kafein
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi KafeinFransiska Puteri
 
Laporan Pembuatan coffeine dari teh
Laporan Pembuatan coffeine dari teh Laporan Pembuatan coffeine dari teh
Laporan Pembuatan coffeine dari teh
Atika Fitria Ningrum
 
Kosmetik dan Pembagiannya
Kosmetik dan PembagiannyaKosmetik dan Pembagiannya
Kosmetik dan Pembagiannya
Abulkhair Abdullah
 
Percobaan 3.docx
Percobaan 3.docxPercobaan 3.docx
Percobaan 3.docx
HaInYoo
 
Praktikum fitokimia tugas 1 Identifikasi senyawa alkaloida (ekstrak Alstonia ...
Praktikum fitokimia tugas 1 Identifikasi senyawa alkaloida (ekstrak Alstonia ...Praktikum fitokimia tugas 1 Identifikasi senyawa alkaloida (ekstrak Alstonia ...
Praktikum fitokimia tugas 1 Identifikasi senyawa alkaloida (ekstrak Alstonia ...
Rahmahhutami
 
Uji disolusi dan penetapan kadar tablet loratadin bermerek
Uji disolusi dan penetapan kadar tablet loratadin bermerekUji disolusi dan penetapan kadar tablet loratadin bermerek
Uji disolusi dan penetapan kadar tablet loratadin bermerek
Rina Arina
 
Isolasi piperin b3 fitokimia
Isolasi piperin b3 fitokimiaIsolasi piperin b3 fitokimia
Isolasi piperin b3 fitokimia
LusiaPrisilia
 
Laporan praktikum kimia organik coffeine
Laporan praktikum kimia organik coffeineLaporan praktikum kimia organik coffeine
Laporan praktikum kimia organik coffeine
Ivander Gultom
 
Jurnal AOK
Jurnal AOKJurnal AOK
Jurnal AOK
AdityaPratama278
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 5 Esterifikasi
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 5 EsterifikasiITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 5 Esterifikasi
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 5 EsterifikasiFransiska Puteri
 
Redoks Bromometri
Redoks BromometriRedoks Bromometri
Redoks Bromometri
Erna Nur'aini
 
ISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHON
ISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHONISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHON
ISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHON
Tri Setyo Ningsih
 
Laporan fito 2 kopi (Coffea arabica)
Laporan fito 2 kopi (Coffea arabica)Laporan fito 2 kopi (Coffea arabica)
Laporan fito 2 kopi (Coffea arabica)
Hani Ani
 
Krim betametason
Krim betametasonKrim betametason
Krim betametason
Luluh Armaningtyas
 
lipid- biokimia
lipid- biokimialipid- biokimia
lipid- biokimia
audya nurfadillah
 
Memilih Kosmetika Yang Aman
Memilih Kosmetika Yang AmanMemilih Kosmetika Yang Aman
Memilih Kosmetika Yang Aman
Gregory Budiman
 

What's hot (20)

3649 9563-1-pb
3649 9563-1-pb3649 9563-1-pb
3649 9563-1-pb
 
Makalah efek samping bedak pemutih berbahaya 3
Makalah efek samping bedak pemutih berbahaya 3Makalah efek samping bedak pemutih berbahaya 3
Makalah efek samping bedak pemutih berbahaya 3
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi Kafein
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi KafeinITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi Kafein
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi Kafein
 
Laporan Pembuatan coffeine dari teh
Laporan Pembuatan coffeine dari teh Laporan Pembuatan coffeine dari teh
Laporan Pembuatan coffeine dari teh
 
Kosmetik dan Pembagiannya
Kosmetik dan PembagiannyaKosmetik dan Pembagiannya
Kosmetik dan Pembagiannya
 
Percobaan 3.docx
Percobaan 3.docxPercobaan 3.docx
Percobaan 3.docx
 
Praktikum fitokimia tugas 1 Identifikasi senyawa alkaloida (ekstrak Alstonia ...
Praktikum fitokimia tugas 1 Identifikasi senyawa alkaloida (ekstrak Alstonia ...Praktikum fitokimia tugas 1 Identifikasi senyawa alkaloida (ekstrak Alstonia ...
Praktikum fitokimia tugas 1 Identifikasi senyawa alkaloida (ekstrak Alstonia ...
 
Uji disolusi dan penetapan kadar tablet loratadin bermerek
Uji disolusi dan penetapan kadar tablet loratadin bermerekUji disolusi dan penetapan kadar tablet loratadin bermerek
Uji disolusi dan penetapan kadar tablet loratadin bermerek
 
Isolasi piperin b3 fitokimia
Isolasi piperin b3 fitokimiaIsolasi piperin b3 fitokimia
Isolasi piperin b3 fitokimia
 
Laporan praktikum kimia organik coffeine
Laporan praktikum kimia organik coffeineLaporan praktikum kimia organik coffeine
Laporan praktikum kimia organik coffeine
 
Jurnal AOK
Jurnal AOKJurnal AOK
Jurnal AOK
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 5 Esterifikasi
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 5 EsterifikasiITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 5 Esterifikasi
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 5 Esterifikasi
 
Redoks Bromometri
Redoks BromometriRedoks Bromometri
Redoks Bromometri
 
ISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHON
ISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHONISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHON
ISOLASI GLIKOSIDA FLAVONOID DAUN KETELA POHON
 
Laporan fito 2 kopi (Coffea arabica)
Laporan fito 2 kopi (Coffea arabica)Laporan fito 2 kopi (Coffea arabica)
Laporan fito 2 kopi (Coffea arabica)
 
239 580-1-pb
239 580-1-pb239 580-1-pb
239 580-1-pb
 
Krim betametason
Krim betametasonKrim betametason
Krim betametason
 
lipid- biokimia
lipid- biokimialipid- biokimia
lipid- biokimia
 
Memilih Kosmetika Yang Aman
Memilih Kosmetika Yang AmanMemilih Kosmetika Yang Aman
Memilih Kosmetika Yang Aman
 
Tanin
TaninTanin
Tanin
 

Similar to 879 1744-1-sm

Makalah nanoteknologi alam
Makalah nanoteknologi alamMakalah nanoteknologi alam
Makalah nanoteknologi alam
Futhanul Wwee
 
Ppt emulsi lotion
Ppt emulsi lotionPpt emulsi lotion
Ppt emulsi lotion
Abulkhair Abdullah
 
Formulasi Sediaan Steril Guttae Midiatrik (Atropin Sulfat)
Formulasi Sediaan Steril Guttae Midiatrik (Atropin Sulfat)Formulasi Sediaan Steril Guttae Midiatrik (Atropin Sulfat)
Formulasi Sediaan Steril Guttae Midiatrik (Atropin Sulfat)
Nesha Mutiara
 
Analisis senyawa endocrine disruptors dalam Kosmetik .pdf
Analisis senyawa endocrine disruptors dalam Kosmetik .pdfAnalisis senyawa endocrine disruptors dalam Kosmetik .pdf
Analisis senyawa endocrine disruptors dalam Kosmetik .pdf
CindyAr2
 
jurnal 4.pdf
jurnal 4.pdfjurnal 4.pdf
jurnal 4.pdf
BELLAFIESTA1
 
SESI-13 LOTION.pptx
SESI-13 LOTION.pptxSESI-13 LOTION.pptx
SESI-13 LOTION.pptx
diah72
 
jurnal 1 masker.pdf
jurnal 1 masker.pdfjurnal 1 masker.pdf
jurnal 1 masker.pdf
BELLAFIESTA1
 
Kandungan Kimia Pada Produk Di Dalam Rumah.pdf
Kandungan Kimia Pada Produk Di Dalam Rumah.pdfKandungan Kimia Pada Produk Di Dalam Rumah.pdf
Kandungan Kimia Pada Produk Di Dalam Rumah.pdf
ArchieNmb
 
Kandungan Kimia Pada Produk Di Dalam Rumah.pdf
Kandungan Kimia Pada Produk Di Dalam Rumah.pdfKandungan Kimia Pada Produk Di Dalam Rumah.pdf
Kandungan Kimia Pada Produk Di Dalam Rumah.pdf
vanyazevaletha
 
Kandungan Kimia Pada Produk Di Dalam Rumah.pdf
Kandungan Kimia Pada Produk Di Dalam Rumah.pdfKandungan Kimia Pada Produk Di Dalam Rumah.pdf
Kandungan Kimia Pada Produk Di Dalam Rumah.pdf
vanyazevaletha
 

Similar to 879 1744-1-sm (10)

Makalah nanoteknologi alam
Makalah nanoteknologi alamMakalah nanoteknologi alam
Makalah nanoteknologi alam
 
Ppt emulsi lotion
Ppt emulsi lotionPpt emulsi lotion
Ppt emulsi lotion
 
Formulasi Sediaan Steril Guttae Midiatrik (Atropin Sulfat)
Formulasi Sediaan Steril Guttae Midiatrik (Atropin Sulfat)Formulasi Sediaan Steril Guttae Midiatrik (Atropin Sulfat)
Formulasi Sediaan Steril Guttae Midiatrik (Atropin Sulfat)
 
Analisis senyawa endocrine disruptors dalam Kosmetik .pdf
Analisis senyawa endocrine disruptors dalam Kosmetik .pdfAnalisis senyawa endocrine disruptors dalam Kosmetik .pdf
Analisis senyawa endocrine disruptors dalam Kosmetik .pdf
 
jurnal 4.pdf
jurnal 4.pdfjurnal 4.pdf
jurnal 4.pdf
 
SESI-13 LOTION.pptx
SESI-13 LOTION.pptxSESI-13 LOTION.pptx
SESI-13 LOTION.pptx
 
jurnal 1 masker.pdf
jurnal 1 masker.pdfjurnal 1 masker.pdf
jurnal 1 masker.pdf
 
Kandungan Kimia Pada Produk Di Dalam Rumah.pdf
Kandungan Kimia Pada Produk Di Dalam Rumah.pdfKandungan Kimia Pada Produk Di Dalam Rumah.pdf
Kandungan Kimia Pada Produk Di Dalam Rumah.pdf
 
Kandungan Kimia Pada Produk Di Dalam Rumah.pdf
Kandungan Kimia Pada Produk Di Dalam Rumah.pdfKandungan Kimia Pada Produk Di Dalam Rumah.pdf
Kandungan Kimia Pada Produk Di Dalam Rumah.pdf
 
Kandungan Kimia Pada Produk Di Dalam Rumah.pdf
Kandungan Kimia Pada Produk Di Dalam Rumah.pdfKandungan Kimia Pada Produk Di Dalam Rumah.pdf
Kandungan Kimia Pada Produk Di Dalam Rumah.pdf
 

879 1744-1-sm

  • 1. PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No. 01 Februari 2013 ISSN 2302 - 2493 ANALISIS ASAM RETINOAT PADA KOSMETIK KRIM PEMUTIH YANG BEREDAR DI PASARAN KOTA MANADO Siti Suhartini, Fatimawali, Gayatri Citraningtyas Program Studi Farmasi, FMIPA UNSRAT Manado ABSTRACT Cosmetic whitening is a cosmetic that contains the active ingredient intended to bleach and brighten the skin or whiten the skin. Retinoic acid is used in whitening creams but is prohibited because it can cause dry skin, burning, and teratogenic (defects in the fetus). The purpose of this study was to determine whether whitening creams circulating in the city of Manado contains retinoic acid and to determine the levels of retinoic acid whitening cream found on the face. The samples studied were lightening cream sample A, sample B, sample C, sample D and sample E. The qualitative identification of retinoic acid have been done with Thin Layer Chromatocraphy (TLC) it has been given the dark blood if seen in UV spectrum 254 nm. Quantitative analysis was done by UV spectrophotometric maximum wavelength of 352 nm. The results indicated that three of sample contaided retinoic acid. Retinoic acid concentration in sample C was 0,021%, sample D was 0,026%, sample E was 0,016% and product retinoic acid cream (Vitacid) was 0,053%. Key words : Retinoic acid, Cosmetic whitening, Thin Layer Chromatocraphy (TLC), UV spectrophotometric. ABSTRAK Kosmetika pemutih adalah kosmetika yang mengandung bahan aktif pemutih dan penggunaannya bertujuan untuk mencerahkan kulit atau memutihkan kulit. Asam retinoat dilarang digunakan dalam krim pemutih karena dapat menyebabkan kulit kering, rasa terbakar, dan teratogenik (cacat pada janin). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah krim pemutih yang beredar di wilayah kota Manado mengandung asam retinoat dan untuk mengetahui kadar asam retinoat yang terdapat pada krim pemutih wajah tersebut. Sampel krim pemutih yang diteliti adalah sampel A, sampel B, sampel C, sampel D dan sampel E. Pemeriksaan kualitatif asam retinoat dilakukan dengan kromatografi lapis tipis (KLT) yang menghasilkan noda bercak gelap jika dilihat di bawah sinar UV 254 nm. Penetapan kadar dilakukan secara spektrofotometri UV pada panjang gelombang 352 nm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari pemeriksaan kualitatif terdapat 3 sampel yang mengandung asam retinoat. Kadar asam retinoat pada sampel yang diperiksa adalah 0,021% untuk sampel C, 0,026% untuk sampel D, 0,016% untuk sampel E dan 0,053% untuk sampel pembanding (Vitacid). Kata kunci : Asam retinoat, Kosmetika Pemutih, Kromatografi Lapis Tipis (KLT), Spektrofotometri UV 1
  • 2. PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No. 01 Februari 2013 ISSN 2302 - 2493 PENDAHULUAN hidroquinon, asam retinoat dan zat warna Kosmetika merupakan suatu sintetis seperti Rhodamin B dan Merah komponen sandang yang sangat penting K3. Bahan-bahan ini sebetulnya telah peranannya dalam kehidupan masyarakat, dilarang penggunaannya sejak tahun 1998 dimana masyarakat tertentu sangat melalui Peraturan Menteri Kesehatan RI bergantung pada sediaan kosmetika pada No. 445/MENKES/PER/V/1998. Sejauh setiap kesempatan. Di pasaran pada ini bahan-bahan kimia tersebut belum umumnya, banyak beredar sediaan tergantikan dengan bahan-bahan lainnya kosmetika yang berperan untuk keindahan yang bersifat alami (BPOM RI, 2008). kulit wajah. Dalam perkembangan Asam Retinoat di label produk kadang selanjutnya, suatu sediaan kosmetika akan ditulis sebagai tretinoin. Asam retinoat ini ditambahkan suatu zat ikutan atau dapat menyebabkan kulit kering, rasa tambahan yang akan menambah nilai terbakar, dan teratogenik (cacat pada artistik dan daya jual produknya, salah janin). Asam retinoat adalah bentuk asam satunya dengan penambahan bahan dan bentuk aktif dari vitamin A (retinol). pemutih (Widana dan Yuningrat, 2007). Disebut juga tretinoin. Asam retinoat ini Kosmetik telah menjadi sebuah lahan sering dipakai sebagai bentuk sediaan perdagangan yang mempunyai omzet yang vitamin A topikal, yang hanya dapat memuaskan. Kosmetik sendiri sudah diperoleh dengan resep dokter. Bahan ini menjadi bagian kebutuhan primer sering dipakai pada preparat untuk kulit kebanyakan masyarakat. Banyak dari para terutama untuk pengobatan jerawat, dan produsen yang tidak mementingkan sekarang banyak dipakai untuk mengatasi kesehatan para konsumen dengan kerusakan kulit akibat paparan sinar mengesampingkan kualitas. Artinya, matahari (sundamage) dan untuk pemutih banyak produk yang kini beredar di (Andriyani, 2011). pasaran mengandung beberapa zat yang Menyadari hal tersebut, bahwa asam tidak memenuhi syarat kelayakan retinoat dapat membahayakan para pemakaian (Azhara dan Khasanah, 2011). konsumen, maka penulis ingin melakukan Produk pemutih kulit sendiri terbagi analisis asam retinoat dalam krim pemutih menjadi 3 golongan yaitu kosmetik, wajah secara kromatografi lapis tipis dan kosmetisikal, dan kosmetomedik. spektrofotometri UV-Vis, karena metode Golongan pertama disebut kosmetik, tersebut sederhana dan juga memiliki jika produk itu mempengaruhi fisiologi tingkat ketelitian yang baik. kulit dan dapat dibeli secara bebas, contohnya sabun. Golongan kedua disebut METODOLOGI kosmetisikal, jika produk itu Bahan mempengaruhi fisiologi kulit tapi masih Semua bahan yang digunakan dalam boleh dibeli secara bebas-terbatas tanpa penelitian ini adalah Metanol, Asam asetat harus memakai resep dokter, contohnya glasial, Aseton, Etanol p.a, n-heksan, produk yang mengandung alpha hydroxy Asam retinoat, dan Sampel krim pemutih. acid (AHA), asam glikolat, arbutin dan Sampel yang digunakan adalah krim hidrokuinon. Golongan ketiga disebut pemutih yang terdapat di pasaran kota kosmetomedik, produk-produk ini Manado. Pengambilan sampel secara acak mempengaruhi fisiologi kulit dan hanya didasarkan pada produk krim pemutih boleh dibeli dengan resep dokter, import, yang pada kemasannya contohnya hidrokuinon diatas 2% dan menggunakan bahasa selain Bahasa asam retinoat (Andriyani, 2011). Indonesia, tidak memiliki nomor batch Dalam beberapa kosmetik dapat serta tidak mencantumkan nomor izin ditemukan berbagai bahan kimia yang edar. Pengambilan sampel didasarkan atas berbahaya bagi kulit, seperti merkuri, pertimbangan bahwa sampel yang diambil 2
  • 3. PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No. 01 Februari 2013 ISSN 2302 - 2493 sudah mewakili populasi sampel yang dengan fase gerak sistem A berupa n- beredar. Sampel krim pemutih kemudian heksan – asam asetat glasial 0,33% dalam diambil sebanyak 5 merek sampel yaitu etanol p.a (9:1) dan sistem B berupa n- sampel A, sampel B, sampel C, sampel D, heksan – aseton (6:4). Dibiarkan fasa dan sampel E. bergerak naik sampai mendekati batas elusi. Kemudian lempeng KLT diangkat Alat dan dibiarkan kering diudara. Diamati di Alat-alat yang digunakan dalam bawah sinar UV254 berfluoresensi penelitian ini adalah Erlenmeyer, Gelas memberikan bercak gelap, menunjukkan kimia, Labu takar, Corong, Pipet volume, adanya asam retinoat (BPOM, 2011). Pipet tetes, Pipa kapiler, Batang pengaduk, Kertas saring Whatman No.41, Aluminium Penyarian Asam Retinoat foil, Timbangan analitik, Lampu UV254, Ditimbang lebih kurang 20 g sampel Bejana Kromatografi, Lempeng KLT pembanding (Vitacid), dimasukkan silika gel 60F254 siap pakai (20 cm x 20 kedalam gelas kimia, bungkus dengan cm, tebal 0,25mm), Spektrofotometer UV- aluminium foil, tambahkan 50 mL metanol Vis, kuvet. dan kocok hingga homogen. Dinginkan dalam es selama 15 menit dan saring Prosedur Penelitian melalui kertas saring Whatman No.41. Filtrat dibiarkan pada suhu ruang selama Pembuatan Larutan Pembanding dan 16 jam (Ditjen POM, 1995). Larutan Uji Timbang lebih kurang 3 g sampel pembanding dan sampel uji, masukkan Pembuatan Larutan Asam Retinoat kedalam gelas kimia, bungkus dengan 1000 ppm Ditimbang lebih kurang 0,01 g Asam aluminium foil, tambahkan 10 mL metanol retinoat, dimasukkan kedalam gelas kimia, dan kocok hingga homogen. Dinginkan kemudian dilarutkan dan diencerkan dalam es selama 15 menit dan saring dengan 10 mL metanol. melalui kertas saring Whatman No.41. Pembuatan Larutan Asam Retinoat 500 Pembuatan Larutan Pengembang Sistem A: campuran n-heksan – asam ppm Diambil 25 mL larutan asam retinoat asetat glasial 0,33% dalam 1000 ppm dimasukkan kedalam labu etanol p.a (9:1) v/v tentukur 50 mL, lalu ditambahkan metanol Sistem B: campuran n-heksan – aseton sampai garis tanda. (6:4) v/v Penentuan Panjang Gelombang Identifikasi Sampel dengan KLT Lempeng KLT yang telah diaktifkan Maksimum Larutan Asam Retinoat Dipipet 3 mL larutan asam retinoat dengan cara dipanaskan didalam oven 500 ppm dan dimasukkan kedalam labu pada suhu 1050C selama 30 menit dengan membuat batas penotolan dan batas elusi tentukur 50 mL (konsentrasi 30 ppm), lalu 10 cm. Larutan pembanding dan larutan uji ditambahkan metanol sampai garis tanda ditotolkan secara terpisah dengan dan dihomogenkan. Diukur serapan menggunakan pipa kapiler pada jarak 1,5 maksimum pada panjang gelombang 200 – cm dari bagian bawah lempeng. Jarak 400 nm dengan menggunakan blanko. antar noda adalah 2,5 cm, kemudian Blanko digunakan metanol. dibiarkan beberapa saat hingga mengering. Lempeng KLT yang telah mengandung Penentuan Linieritas Kurva Kalibrasi cuplikan dimasukkan kedalam bejana KLT Dipipet larutan asam retinoat 500 ppm yang terlebih dahulu telah dijenuhkan kedalam labu tentukur 50 mL berturut- 3
  • 4. PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No. 01 Februari 2013 ISSN 2302 - 2493 turut 1 mL, 2 mL, 3 mL, 4 mL dan 5 mL aluminium foil, tambahkan 10 mL metanol (10 ppm, 20 ppm, 30 ppm, 40 ppm dan 50 dan kocok hingga homogen. Dinginkan ppm). Kedalam masing-masing labu dalam es selama 15 menit dan saring tentukur tersebut ditambahkan metanol melalui kertas saring Whatman No.41. sampai garis tanda. Dikocok homogen, Filtrat ditampung dalam labu tentukur 50 kemudian diukur serapannya pada panjang mL, lalu ditambahkan metanol sampai gelombang maksimum yang diperoleh garis tanda dan dihomogenkan. Dipipet 2 serta menggunakan larutan blanko. mL filtrat hasil pengenceran sampel kemudian dimasukkan kedalam labu Uji Kuantitatif Sampel tentukur 25 mL, lalu ditambahkan metanol Timbang lebih kurang 3 g sampel sampai garis tanda dan dihomogenkan. pembanding dan sampel uji, masukkan Diukur serapannya pada panjang kedalam gelas kimia, bungkus dengan gelombang 352 nm. HASIL Analisis Kualitatif Asam Retinoat dengan Metode KLT Tabel 1: Hasil pemeriksaan kualitatif asam retinoat pada sampel menggunakan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dengan larutan pengembang sistem A Sistem A No. Sampel Lampu UV254 Harga Rf (cm) 1. Pembanding Bercak gelap 2 Asam Retinoat 0,2 cm 10 2. A - - 3. B - - 4. C Bercak gelap 1,8 0,18 cm 10 5. D Bercak gelap 1,6 0,16 cm 10 6. E Bercak gelap 1,7 0,17 cm 10 Tabel 2: Hasil pemeriksaan kualitatif asam retinoat pada sampel menggunakan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dengan larutan pengembang sistem B Sistem B No. Sampel Lampu UV254 Harga Rf (cm) 1. Pembanding Bercak gelap 6,4 Asam Retinoat 0,64 cm 10 2. A - - 3. B - - 4. C Bercak gelap 6,4 0,64 cm 10 5. D Bercak gelap 6,4 0,64 cm 10 6. E Bercak gelap 6,4 0,64 cm 10 4
  • 5. PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No. 01 Februari 2013 ISSN 2302 - 2493 Analisis Kuantitatif Asam Retinoat dengan Metode Spektrofotometri UV-Vis Linieritas Kurva Kalibrasi Larutan Asam Retinoat Kurva Kalibrasi 0.7 0.6 Absorbansi y = 0,012x + 0,023 0.5 r² = 0,997 0.4 0.3 0.2 0.1 0 0 10 20 30 40 50 60 Konsentrasi (ppm) Gambar 1. Kurva kalibrasi larutan asam retinoat dengan berbagai konsentrasi secara Spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang 352 nm. Dari hasil perhitungan persamaan regresi kurva kalibrasi diatas diperoleh persamaan garis y = 0,012x + 0,023 dengan koevisien korelasi (r) sebesar 0,997. Penentuan Kuantitatif Sampel Tabel 3. Hasil analisis asam retinoat dalam krim pemutih wajah dengan metode spektrofotometri UV-VIS No. Sampel λ (nm) Absorbansi Kadar Asam Retinoat (%) 1 Pembanding 352,1739 0,054 0,054 Asam 0,053 0,051 retinoat 2 Sampel C 352,1739 0,036 0,023 0,034 0,019 3 Sampel D 352,1739 0,038 0,027 0,037 0,024 4 Sampel E 352,1739 0,031 0,014 0,033 0,017 PEMBAHASAN campuran senyawa secara cepat dan Analisis kandungan asam retinoat sederhana, sedangkan metode pada krim pemutih wajah yang diambil spektrofotometri UV digunakan untuk dipasaran Kota Manado yaitu sampel A, mengukur absorban suatu sampel sebagai sampel B, sampel C, sampel D dan sampel fungsi panjang gelombang (Day, 2002). E menggunakan metode Kromtografi Pada metode Kromatografi Lapis Lapis Tipis (KLT) dan metode Tipis (KLT), lempeng KLT diaktifkan Spektrofotometri UV. Metode dengan cara dipanaskan di dalam oven Kromatografi Lapis Tipis (KLT) pada suhu 105oC selama 30 menit untuk digunakan untuk memisahkan suatu melepaskan molekul-molekul air yang 5
  • 6. PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No. 01 Februari 2013 ISSN 2302 - 2493 menempati pusat-pusat serapan dari yang merupakan noda asam retinoat dan penjerap, sehingga pada proses elusi noda yang kedua diduga noda senyawa lempeng tersebut dapat menyerap dan lain selain asam retinoat. Ini disebabkan berikatan dengan sampel (Anonim, 2010). terjadinya penguraian senyawa pada Pemeriksaan dilakukan dengan cara lapisan tipis yang disebabkan oleh kerja menotolkan sampel pada pelat KLT katalis fase diam atau karena adanya air kemudian dielusi dengan menggunakan yang terserap ke permukaan penjerap, atau pengembang sistem A: n-heksan - asam pengaruh udara (Rohman, 2007). Sampel asetat glasial 0,33% dalam etanol p.a (9:1), pembanding pada sistem A memiliki harga sistem B: n-heksan – aseton (6:4). Rf 0,2 cm, pada sistem B harga Rf 0,64 cm. Kemudian noda hasil KLT dilihat dibawah Pada sampel C disistem A memiliki harga penyinaran lampu UV254. Menurut BPOM Rf 0,18 cm, pada sistem B harga Rf 0,64 RI (2011) penggunaan fase gerak tersebut cm. Pada sampel D disistem A memiliki didasarkan pada prosedur penelitian yang harga Rf 0,16 cm, pada sistem B harga Rf dilakukan oleh BPOM RI tentang metode 0,64 cm. Pada sampel E disistem A analisis idetifikasi asam retinoat dalam memiliki harga Rf 0,17 cm, pada sistem B kosmetika secara kromatografi lapis tipis memiliki harga Rf 0,64 cm. dan kromatografi cair kinerja tinggi. Jadi dapat disimpulkan bahwa sampel Menurut Rohman (2007) penggunaan dua C, D dan E positif mengandung asam sistem pengembang bertujuan untuk retinoat dan pada sampel A dan B negatif meyakinkan suatu identifikasi suatu atau tidak mengandung asam retinoat. Hal senyawa. Pengamatan bercak dengan nilai ini dapat dilihat dari hasil kromatografi Rf yang diperoleh dengan cara membagi lapis tipis dengan adanya bercak gelap jarak yang ditempuh zat terlarut dengan pada lempeng KLT. jarak yang ditempuh pelarut (Khopkar, Untuk penetapan kadar pada sampel 2003). C, D dan E yang positif mengandung asam Suatu senyawa yang mengandung retinoat, maka ketiga sampel tersebut asam retinoat akan mudah diamati. dianalisis menggunakan spektrofotometer Dibawah penyinaran lampu UV akan UV. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berfluoresensi memberikan bercak gelap nilai absorbansi dan panjang gelombang (Badan POM, 2011). asam retinoat untuk baku asam retinoat Dari tabel 1 dan 2 dapat dilihat bahwa pada konsentrasi 30 ppm, yaitu λmax 352 ada 3 sampel yang memberikan hasil nm dengan absorbansi 0,404. Hal ini positif jika diamati dibawah penyinaran sesuai dengan pernyataan menurut lampu UV254. Ini berarti sampel tersebut Farmakope Indonesia Edisi IV (1995) positif mengandung asam retinoat. bahwa asam retinoat akan memberikan Menurut Gritter (1991), untuk serapan pada panjang gelombang 352 nm. mengidentifikasi suatu senyawa dapat kita Nilai absorbansi pada panjang gelombang lakukan dengan melihat harga Rf – nya. 352 nm untuk sampel pembanding, yaitu Identifikasi sahih dilakukan jika senyawa 0,054 dan 0,053; untuk sampel C, yaitu yang dianalisis dibandingkan dengan 0,036 dan 0,034; untuk sampel D, yaitu senyawa pembanding pada lapisan yang 0,038 dan 0,037; dan untuk sampel E, sama. yaitu 0,031 dan 0,033. Dari tabel 1 dan 2 dapat dilihat bahwa Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa kadar ada 3 sampel yang memberikan harga Rf asam retinoat pada sampel pembanding yang berdekatan dengan sampel dan ketiga sampel uji yaitu kadar pada pembanding. Pada sistem B terdapat dua sampel pembanding sebesar 0,054% dan bercak noda gelap yang dihasilkan oleh 0,051%; kadar pada sampel C sebesar sampel pembanding, sampel C dan sampel 0,023% dan 0,019%; kadar pada sampel D E. Noda bercak gelap yang paling ataslah sebesar 0,027% dan 0,024%; dan kadar 6
  • 7. PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No. 01 Februari 2013 ISSN 2302 - 2493 pada sampel E sebesar 0,014% dan dapat menyebabkan kulit kering, rasa 0,017%. Setelah dilakukan penelitian terbakar, dan teratogenik (cacat pada kadar asam retinoat pada sampel janin). pembanding yang merupakan produk vitacid kadar rata-rata asam retinoat adalah DAFTAR PUSTAKA 0,053% dan ini memiliki perbedaan dengan etiket yang tercantum pada Anonim. 2010. Makalah Kromatografi kemasan. Untuk kadar rata-rata pada Lapis Tipis. sampel C adalah 0,021%; kadar rata-rata http://duakatajiefarmasi.blogspot.co sampel D adalah 0,026%; dan kadar rata- m rata sampel E adalah 0,016%. Andriyani, Vina Budi. 2011. Identifikasi Menurut BPOM RI (2008) melalui Asam Retinoat Dalam Krim Pemutih Peraturan Menteri Kesehatan RI No. Wajah Secara Kromatografi Lapis 445/MENKES/PER/V/1998, asam retinoat Tipis. Universitas Sumatra Utara. termasuk bahan yang telah dilarang Medan. penggunaannya sejak tahun 1998. Asam Azhara dan Khasanah, Nurul. 2011. retinoat juga merupakan obat keras yang Waspada Bahaya Kosmetik. hanya boleh dibeli dengan resep dokter FlashBooks. Yogyakarta. (Badan POM, 2006). Dari penelitian ini Badan POM RI. 2006. Kosmetik Pemutih diperoleh bahwa sampel C, sampel D dan (Whitening), Naturakos, Vol. 1 No. sampel E positif mengandung asam 1. Edisi Mei 2006. Jakarta. retinoat dan ini tidak sesuai dengan Badan POM RI. 2008. Bahan Berbahaya persyaratan yang ditentukan oleh BPOM Dalam Kosmetik. In: Kosmetik yaitu tentang larangan penggunaan bahan Pemutih (Whitening), Naturakos, berbahaya asam retinoat pada kosmetik Vol. III No.8. Edisi Agustus 2008. yang dapat menyebabkan kulit kering, rasa Jakarta. terbakar, dan teratogenik (cacat pada Badan POM RI. 2011. Peraturan Kepala janin). Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor KESIMPULAN HK.03.1.23.08.11.07331 Tahun 1. Krim pemutih wajah dengan analisis 2011 Tentang Metode Analisis kualitatif secara kromatografi lapis Kosmetika. Jakarta. tipis pada sampel krim pemutih wajah Day, R.A. and A.L. Underwood. 2002. sampel C, D dan E positif Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi mengandung asam retinoat dengan Keenam. Penerbit Erlangga. Jakarta. memberikan bercak gelap dibawah Ditjen POM. 1995. Farmakope Indonesia, penyinaran lampu UV254. Edisi IV. Depkes RI. Jakarta. 2. Analisis kuantitatif secara Gritter, Roy J, James M. Robbit. 1991. spektrofotometri UV-Vis, yaitu Pengantar Kromatografi. Terbitan kandungan asam retinoat pada krim kedua. Penerbit ITB. Bandung. pemutih wajah sampel pembanding Khopkar, S. M. 2003. Konsep Dasar (Vitacid) sebesar 0,053%, sampel C Kimia Analitik. Penerbit Universitas sebesar 0,021%, sampel D sebesar Indonesia. Jakarta. 0,026% dan sampel E sebesar 0,016%. Rohman, A. 2007. Kimia Farmasi Dari penelitian ini diperoleh bahwa Analisis. Cetakan I. Penerbit : sampel C, sampel D dan sampel E Pustaka Pelajar. Yogyakarta. tidak sesuai dengan persyaratan yang Widana dan Yuningrat. 2007. Bahan ditentukan oleh BPOM yaitu tentang Pewarna Berbahaya pada Sediaan larangan penggunaan bahan berbahaya Kosmetika. Departemen Kesehatan, asam retinoat pada kosmetik yang Jakarta. 7
  • 8. Filename: 1 Directory: G:jurnal pharmaconpharmacon ed.3terbit Template: C:Documents and SettingsUserApplication DataMicrosoftTemplatesNormal.dotm Title: Subject: Author: user Keywords: Comments: Creation Date: 1/2/2013 11:43:00 AM Change Number: 27 Last Saved On: 1/31/2013 11:26:00 AM Last Saved By: User Total Editing Time: 248 Minutes Last Printed On: 1/31/2013 11:26:00 AM As of Last Complete Printing Number of Pages: 7 Number of Words: 2,884 (approx.) Number of Characters: 16,443 (approx.)