Identifikasi risiko merupakan proses mengidentifikasi sumber, penyebab, waktu, dan dampak risiko yang dapat menghambat pencapaian tujuan organisasi. Dilakukan dengan meninjau input seperti rencana proyek, wawancara, brainstorming, dan menganalisis asumsi. Hasilnya dituangkan ke dalam formulir yang meliputi komponen risiko seperti sumber, peristiwa, dan dampak berdasarkan kategori risiko seperti risiko strategis, operas
2. PENGERTIAN IDENTIFIKASI RISIKO
Berdasarkan PMK 191/PMK.09/2008 Tentang
Penerapan Manajemen Risiko di Lingkungan
Departemen Keuangan, identifikasi risiko adalah
proses mengidentifikasi lokasi, waktu, sebab, dan
proses terjadinya peristiwa risiko yang dapat
menghalangi, menurunkan, menunda, atau
meningkatkan tercapainya sasaran unit Eselon I
3. TUJUAN IDENTIFIKASI RISIKO
1. Mengembangkan daftar komprehensif dan menyeluruh
tentang sumber risiko, dan kejadian yang mempunyai
pengaruh terhadap pencapaian sasaran UPR.
2. Melakukan formulasi dan kategorisasi risiko dengan
komponen: apa yang mungkin terjadi (event
identification), penyebab terjadinya risiko, waktu
terjadinya dan dampak negatif dari risiko tersebut.
3. Melakukan penggolongan atau kategorisasi risiko menurut
penyebabnya kedalam jenis risiko sesuai dengan kategori
risiko yang tertuang dalam PMK 191 tahun 2008.
6. INPUT
Faktor Lingkungan Perusahaan
Penerbit Informasi : database-komersial, akademik penelitian,
benchmarking dan studi lainnya yang dipublikasikan yang
tersedia.
Aset Proses Organisasi
Informasi historis dari proyek-proyek sebelumnya (file proyek)
-- organisasi yang terlibat dalam proyek dapat memelihara
catatan hasil proyek sebelumnya yang dapat digunakan untuk
mengidentifikasi risiko.
Rencana Manajemen Risiko
Penugasan peran dan tanggung jawab, anggaran dan jadwal
untuk kegiatan manajemen resiko, kategori resiko (Risk
Breakdown Structure-RBS)
7.
8. INPUT
RENCANA MANAJEMEN PROYEK
Identifikasi risiko membutuhkan pemahaman
misi proyek, ruang lingkup, dan tujuan
dari pemilik, sponsor atau stakeholder. Dokumen
perencanaan proyek harus ditinjau untuk
mengidentifikasi risiko yang mungkin. Dokumen
tersebut meliputi:
Lingkup proyek; struktur rincian kerja; jadwal proyek;
perkiraan biaya; rencana Sumber Daya; rencana
pengadaan; daftar asumsi; daftar kendala.
9. Dalam PMK 191 Tahun 2008, input
dapat berupa:
a. Balanced Score Card;
b. Past Event Data;
c. Laporan kegiatan;
d. SOP;
e. Kuesioner;
f. Hasil wawancara identifikasi risiko;
g. Piagam Manajemen Risiko.
10. METODE & TEKNIK
Documentation reviews
Information-gathering
techniques
Brainstorming
Delphi technique
Interviewing
Root cause Analysis
SWOT analysis
Checklists
Assumptions analysis
Diagramming techniques
Cause-and-effect
diagrams
Influence diagrams
System or process flow
charts
11. METODE & TEKNIK (lanjutan)
Documentation reviews
Melakukan kajian terstruktur terhadap rencana proyek
asumsi. Dimulai dengan file proyek sebelumnya.
Teknik pengumpulan Information
Beberapa metode pengumpulan informasi dapat digunakan
dalam identifikasi risiko. Terdiri dari :
Brainstorming
Mungkin teknik identifikasi risiko ini yang paling sering
digunakan. Tujuannya adalah untuk menyusun daftar
lengkap risiko yang dapat diatasi kemudian dalam proses
analisis risiko.
12. METODE & TEKNIK (lanjutan)
Teknik Delphi
Teknik Delphi adalah metode dimana sebuah
kesepakatan para ahli dapat dicapai pada subjek
seperti risiko proyek. Ahli risiko proyek yang
teridentifikasi namun berpartisipasi secara anonim.
Teknik Delphi membantu mengurangi bias dan
meminimalkan pengaruh satu orang pada hasil
resiko.
13. METODE & TEKNIK (lanjutan)
Wawancara
Risiko dapat diidentifikasi dengan wawancara dengan
manajer proyek yang berpengalaman atau dengan para
ahli di lapangan.
Individu-individu yang tepat dipilih dan diberi
pengarahan tentang proyek. Wawancara dapat
mengidentifikasi risiko proyek berdasarkan
pengalaman mereka, informasi proyek, dan sumber lain
yang mereka anggap berguna
14. METODE & TEKNIK (lanjutan)
SWOT analisis
Memastikan pemeriksaan proyek dari masing
masing perspektif kekuatan, kelemahan, peluang
dan ancaman SWOT untuk meningkatkan luasnya
risiko yang dipertimbangkan
15. METODE & TEKNIK (lanjutan)
Checklists
Organisasi dapat mengembangkan checklist risiko
berdasarkan informasi yang dikumpulkan dari
proyek lampau. Daftar ini merupakan cara cepat
untuk mengidentifikasi risiko dalam proyek baru.
Checklist seharusnya tidak dianggap sebagai
metode yg lengkap dan kemungkinan risiko lainnya
harus diamati.
16. METODE & TEKNIK (lanjutan)
Assumptions
Mempertimbangkan asumsi atau skenario yang
digunakan dalam rencana proyek. Analisis Asumsi
adalah teknik yang mengeksplorasi ketepatan
asumsi tersebut. Metode ini mengidentifikasi
risiko proyek dari ketidakakuratan, inkonsistensi
atau ketidaklengkapan asumsi.
17. METODE & TEKNIK (lanjutan)
Teknik Diagram
Diagram sebab-akibat berguna untuk mengidentifikasi
penyebab risiko.
Sistem atau proses diagram alur --- menunjukkan
bagaimana berbagai elemen sistem saling berhubungan
dan mekanisme sebab-akibat.
Diagram pengaruh --- representasi grafis dari masalah
menunjukkan pengaruh kausal, waktu pemesanan
peristiwa dan hubungan lainnya di antara variabel dan
hasil
19. IDENTIFIKASI RISIKO
Dituangkan
kedalam formulir
2 dari PMK 191
tahun 2008.
Didasarkan pada
konteks yang
telah ditetapkan
pada piagam
manajemen
risiko.
Lebih efektif jika
aktivitas
organisasi dibagi
menjadi beberapa
bagian atau
elemen kunci.
20. Elemen Kunci
• Sekumpulan topik yang lebih kecil dari aktivitas secara
keseluruhan sehingga identifikasi risiko dapat dilakukan
lebih fokus dan mendalam.
Pengertian :
• Proses Bisnis
• Komponen Fisik
• Lokasi Fisik
• Aktivitas Proyek
• Pemangku Kepentingan
Contoh :
21. Komponen-komponen Risiko
Sumber risiko
• Sesuatu yang
memiliki potensi
bahaya.
Apa yang mungkin
terjadi (event)
• Sesuatu yang
terjadi sehingga
sumber risiko
memiliki akibat
atau konsekuensi.
Konsekuensi
• Akibat dari
terjadinya risiko.
Penyebab
• Penyebab yang
langsung dan
mendasar dari
suatu risiko.
22. Metode
Saat identifikasi awal :
• Forum Group Discussion atau Facilitated Workshop.
• Diikuti oleh individu dengan beragam fungsi dan level jabatan sehingga
diperoleh pengetahuan kolektif yang memadai dalam identifikasi risiko.
Negasi IKU (dalam BSC) dengan memperhatikan elemen-
elemen kunci