Kt_Smg _Anemia dan Pemberian Tablet Tambah Darah bagi Remaja Putri.pptx
1. MANFAAT TABLET TAMBAH DARAH
UNTUK REMAJA PUTRI BEBAS ANEMIA
1
Disampaikan pada Kegiatan Pencatatan dan Pelaporan Surveilance Gizi ( E-PPGBM )
Di Kota Semarang, tanggal 3 Agustus 2022
2. Disampaikan
Pujowati, SKM. MPH
Jabfung Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku Ahli Madya
Sie Kesga Gizi – Bidang Kesmas – Dinkes Prov Jateng
081225060500
pujowati@yahoo.co.id
Riwayat Tugas :
1998 Kanwil Depkes Prov. Jateng
2001 Dinkes Prov. Jateng
(PPIH Daker Madinah 2009)
Hobi : Seniman lukis _ geogle search : pujowati pelukis
5. Intervensi Remaja terhadap Anemia:
Usia 15 – 24 tahun anemia
32%
26%Usia 5 – 14 tahun anemia
Intervensi:
Pemberian
TTD secara
blanket
approach
• 29,7% usia 5 – 12 tahun dan
52,5% usia 13 – 18 tahun
dengan Angka kecukupan Energi
<70%
• 29,3% usia 5 – 12 tahun dan
48,1% usia 13 – 18 tahun,
dengan Angka Kecukupan Protein
<80%
• 65% tidak sarapan
• 57% kurang aktivitas
fisik
• 45% tidak cuci tangan
dengan benar
Situasi Anemia Remaja
Faktor Pemberat:
Riskesdas, 2018; GSHS, 2015; SDT, 2014;
SDKI, 2017; Hardinsyah, 2014
Ya:
76,2%
Tidak:
23,8%
Rematri mendapat TTD:
Mendapat TTD di Sekolah
• Ya; 80,9%
• Tidak; 19,1%
98,6% <52 butir
1,4% >52 butir
6. UU Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan
Permenkes No 51 tahun 2016
tentang Standar Suplementasi Gizi
Perpres No 72 Tahun 2021 tentang
Percepatan Penurunan Stunting
7. Indikator Renstra Kemenkes 2020-2024
Indikator Layanan Intervensi Spesifik
Dalam Percepatan Penurunan Stunting (Perpres 72/ 2021)
Indikator Komponen Definisi Operasional
Target
2022 2023 2024
Persentase Remaja
Puteri
mengonsumsi
Tablet Tambah
Darah (TTD)
Renstra Kemenkes
2020-2024
Pemberian dan
konsumsi TTD di
Sekolah SMP dan
SMA / sederajat
Pencatatan –
pelaporan
pemantauan
konsumsi TTD
Remaja Puteri bersekolah di
tingkat SMP-SMA atau
sederajat mengonsumsi TTD
(mengandung zat besi setara
dengan 60 mg besi elemental
dan 0,4 mg asam folat)
secara rutin 1 tablet setiap
minggu.
54% 75% 90%
Perpres
72/2021tentang
Percepatan
Penurunan
Stunting
45% 50% 58%
9. Apa itu anemia?
Kekurangan vitamin dan mineral (zat besi, vitamin
B12, asam folat)
Infeksi parasit
Penyakit (Malaria, Thalasemia)
• Kondisi ketika kadar hemoglobin dalam darah lebih
rendah dari normal.
• Hemoglobin adalah protein kaya zat besi yang
memberikan warna merah darah. Protein ini
membantu sel-sel darah merah membawa oksigen
dari paru-paru ke seluruh tubuh
• Anemia diketahui melalui pemeriksaan kadar
Hemoblobin (Hb) dibawah 12 g/ dl pada wanita tidak
hamil yang berusia ≥ 15 tahun
Penyebab anemia
10. Dampak anemia bagi remaja
Penurunan kekebalan tubuh, konsentrasi, prestasi belajar,
kebugaran remaja dan produktivitas.
Remaja putri yang anemia berisiko lebih tinggi
akan menjadi calon ibu yang anemia
Kematian Ibu, bayi prematur,
Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
• 5 L (Lesu, Letih, Lemah, Lelah, Lalai)
• Mudah mengantuk
• Sulit konsentrasi
• Sering pusing, mata berkunang-kunang
• Pucat pada wajah, kelopak mata, bibir, kulit,
kuku, telapak tangan
11. Remaja putri dan anemia
Sumber: Pedoman Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) Bagi Remaja Putri Pada Masa Pandemi Covid-19, Kementerian Kesehatan RI, 2020
12. Meningkatkan konsumsi zat
besi dari makanan
Fortifikasi makanan
dengan besi
Suplementasi TTD
60 mg elemental besi dan
400 mcg asam folat.
Pengobatan
Penyakit Infeksi
Pencegahan
Anemia
Sumber: Pedoman Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) Bagi Remaja Putri Pada Masa Pandemi Covid-19, Kementerian Kesehatan RI, 2020
13.
14. DETEKSI DINI KESEHATAN REMAJA TAH
Makan sebelum
minum TTD
Vitamin C untuk
meningkatkan
penyerapan zat besi
Jangan minum TTD
bersamaan dengan
teh
Minum dengan
air putih
Pemberian TTD
pada positif covid-
19 ditunda dan
dikonsultasikan ke
dokter terlebih
dahulu
15. Program Pemberian TTD di Sekolah
1. Program TTD rematri di sekolah dimulai sejak tahun 2016
2. Pemberian 1 tablet per minggu sepanjang tahun
3. Diberikan secara blanket approach ( TTD diminum tanpa melihat kadar hb atau
status anemianya)
4. Pemberian TTD di sekolah dilakukan pada remaja putri kelas 7-12 dengan
menentukan hari minum bersama di sekolah
5. Pada saat libur sekolah, remaja putri dibekali dengan TTD
6. Perlu memastikan remaja minum TTD di sekolah setiap minggu
• setelah sarapan atau makan bersama
• Pendidikan gizi bagi remaja dan guru
7. Melibatkan siswa (Kader Kesehatan Sekolah) untuk pencatatan dan pelaporan
dan menyebarkan pesan pentingnya minum TTD
8. Puskesmas membuat kesepakatan dengan sekolah untuk suplai TTD
9. Siswa mengunduh aplikasi ceria “ Cegah Remaja Putri Anemia” di playstore
10. Sekolah dan Puskesmas membuat laporan sesuai format pelaporan
11. Dinas Pendidikan dan Kemenag turut memantau sekolah/madrasah dalam
pelaksanaan, pencatatan dan pelaporan program TTD rematri
16. Pelayanan
Kesehatan
Pembinaan
Lingkungan Sehat
Pendidikan
Kesehatan
•Literasi kesehatan Buku Rapor
Kesehatanku
• Pembiasaan PHBS
• Pendidikan Gizi, Sarapan bersama
• Peningkatan Aktifitas Fisik
• Pendidikan Kesehatan Reproduksi
• Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat
• Pembinaan Kader Kesehatan Sekolah
.
Pendidikan Kesehatan
• Pemeliharaan sanitasi sekolah
• Pengelolaan sampah
• Perawatan Kebun sekolah
• Pembinaan kantin sehat
• Pemberantasan sarang nyamuk
• Penerapan Kawasan sekolah bebas
rokok (KTR), NAPZA (KTN), kekerasan
(KTK)
Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat
▪ Penjaringan Kesehatan
▪ Pemeriksaan Berkala
▪ Imunisasi (BIAS)
▪ Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD)
▪ Pemberian obat cacing
Pelayanan Kesehatan
Fasilitasi implementasi kegiatan Trias UKS/M :
PENCEGAHAN ANEMIA DALAM KEGIATAN UKS Perber 4 Menteri ttg UKS
Kemendagri, Kemenkes,
kemendikbudristek dan
Kemenag
17. Manajemen Pemberian TTD pada Rematri
Perencanaan
dan Persiapan
Peningkatan
kapasitas dan
sosialisasi
Pelaksanaan
Pengawasan
Supportif
Tinjauan
Ulang dan
Umpan Balik
Perencanaan &
persiapan
• Penunjukan
PJ
(Penanggung
Jawab)
program di
Dinkes,
Puskesmas
dan Sekolah
• Koordinasi
antar instansi
• Memastikan
TTD tersedia
cukup
• Menyiapkan
materi
sosialisasi
• Memeriksa
lembar
pelaporan
dan
permintaan
TTD
Peningkatan
kapasitas dan
sosialisasi
• Sosialisasi
program
• Pelatihan
nakes, guru
dan remaja
Kader
Kesehatan
sekolah
Pelaksanaan
• Menentukan
hari pemberian
TTD Rematri di
kabupaten dan
sekolah
• Membagikan
TTD pada
remaja putri
bersama
dengan
program
sarapan
bersama
• Melakukan
pencatatan dan
pelaporan di
sekolah
(melibatkan
kader
Kesehatan
sekolah)
Pengawasan
supportif
• Sekolah
membuat
pelaporan ke
Puskesmas,
dan
puskesmas
melaporkan
ke Dinkes
• Kunjungan
Puskesmas
dan Tim-
Pembina UKS
ke sekolah
• Mencari
solusi untuk
masalah
yang
dihadapi
Tinjauan ulang
dan umpan
balik
• Pertemuan
koordinasi
sekolah,
Puskesmas,
Dinkes dan
TP-UKS
• Evaluasi data
di kabupaten
untuk
cakupan dan
kepatuhan
TTD Rematri
• Perbaikan
program dan
perencanaan
Memastikan Rematri kelas 7-12 /
sederajat Minum TTD
18. Komposisi : Zat besi setara 60 mg besi elemental (dalam
bentuk sediaan Ferro sulfat, Ferro Fumarat atau Ferro
Gluconat); dan Asam Folat 0,400 mg
Spesifikasi produk: Warna: merah tua; Bentuk:
Bulat atau lonjong; Tablet Salut Gula salut film.
Kemasan: Sachet, blister, strip, botol dengan
dimensi yang proporsional.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 88 Tahun 2014 tentang
Standar Tablet Tambah Darah
bagi Wanita Usia Subur dan Ibu Hamil
KOMPOSISI TABLET TAMBAH DARAH
19. Peningkatan efektifitas TTD
• Siswa lapor pada guru PJ jika ada efek
samping
• Menangani efek samping
• Siswa beristirahat di UKS jika tidak
dapat meneruskan proses belajar
• Guru memberikan saran pada siswa
untuk menghindari efek samping
• Jika efek samping berat, guru segera
lapor ke Puskesmas dan membawa
siswa ke Puskesmas
• Koordinasi sekolah, Puskesmas dan
orangtua
Untuk meningkatkan penyerapan zat besi sebaiknya TTD dikonsumsi bersama dengan buah-buahan sumber vit.C/
jus buah dan sumber protein hewani.
Hindari konsumsi TTD bersamaan dengan teh dan kopi, tablet kalsium dosis tinggi, obat sakit maag
22. Praktik Baik Pelaksanaan Program TTD rematri
Sumber: Program Gizi Remaja Aksi Bergizi: dari Kabupaten Percontohan menuju Perluasan Nasional. Kemenkes, Bappenas, UNICEF, 2021
23. Mekanisme Pelaporan TTD Rematri
• Siswi mencatat TTD yang didapat di sekolah maupun diperoleh secara mandiri melalui
kartu suplementasi remaja putri / rapor kesehatan / aplikasi ceria
• Merekap jumlah TTD yang diterima dan diminum (angka 1) serta jumlah minggu yang
dilalui siswi sejak bersekolah ditempat SMP/ SMA / sederajat berdasarkan formulir
pemantauan program TTD rematri
• Menghitung presentase remaja putri yang mendapat dan yang mengonsumsi TTD
terhadap jumlah minggu yang dilalui dan persentase jumlah tablet yang diminum terhadap
jumlah minggu yang dilalui. Perhitungan ini dilakukan setiap 3 bulan (triwulan).
Menentukan kategori persentase rematri menerima TTD dan persentase rematri minum
TTD terhadap seluruh remaja putri yang ada/terdaftar disekolah tersebut
• Sekolah menyampaikan hasil pemantauan kepada Puskesmas, untuk selanjutnya
dilaporkan kepada Dinas Kesehatan baik kabupaten/kota dan provinsi melalui Sistem
Informasi Gizi Terpadu (SIGIZI Terpadu)
• Laporan tahunan menggunakan laporan triwulan ke 4
Sumber: PMK no 14 tahun 2019 tentang Pelaksanaan Teknis Surveilans Gizi
26. Menu Informasi
berisi bahan bacaan
terkait anemia
Halaman
Home
Menu Berita
berisi artikel KIE terkait
anemia
27. AKUN
Tampilan profil pada
Menu Akun
Edit/update informasi data
pribadi
Menu Home
Tampilan muka
akun
Menu Akun
Tampilan awal
login akun
28. AKUN
Pilih ‘Edit Account’ untuk melakukan
update data:
Nama, no KK, NIK, no. HP, Tempat
dan tanggal lahir, Provinsi,
Kabupaten/Kota, Kecamatan,
Puskesmas, Sekolah, Alamat,
Password, Profile Picture
29. INPUT DATA KONSUMSI TTD
Form input konsumsi TTD
Masukkan tanggal konsumsi
Masukkan info jumlah TTD yang
dikonsumsi, BB, TB, Hb, dan LiLa
Untuk pengisian sumber TTD, akan
muncul pilihan berikut
30. INPUT DATA KONSUMSI TTD
Isikan keterangan sumber TTD
nama puskesmas/nama
sekolah/mandiri (pengisian secara
manual)
Hasil input data
minum TTD
31. Gerakan Aksi Bergizi
Program gizi remaja yang terintegrasi dan bersifat responsive gender untuk mendukung pemerintah Indonesia mengatasi
tiga beban gizi pada remaja putri dan putra.
Penelitian:
Identifikasi masalah
(2016-2017)
Konsultasi dengan
Pemerintah:
Penyusunan program
(2017)
Modelling di dua
kabupaten:
Klaten dan Lombok
Barat
(2018-2020)
Malnutrisi pada remaja:
• 25% remaja pendek,
• 8% terlalu kurus,
• 15% obesitas,
• 10% remaja putra dan
23% remaja putri
menderita anemia
Sumber: Global Nutrition Report 2019 &
Riskesdas 2018
32. Komitmen Pemerintah dan Kebijakan
SE pelaksanaan Aksi Bergizi Bupati Lombok Barat dan Klaten