SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
Download to read offline
1
MEMBANGUN BUDAYA ORGANISASI
DPM ITS 2013-2014
Oleh: Abdul Ghofur
Kepala Badan Eksternal DPM ITS 2013-2014
I. PENDAHULUAN
“Tata nilai dan budaya tidak terbantahkan lagi merupakan sebuah elemen penting
dalam perusahaan. Tantangannya adalah bagaimana agar tata nilai ataupun budaya
perusahaan itu bisa terimplementasikan dengan baik, dan meresap ke dalam jiwa seluruh
insan di dalam perusahaan. Itulah yang akan menjadi salah satu kunci keberhasilan
perusahaan sehingga bisa berusia panjang.” – Dwi Soetjipto (Alumnus Tekkim ITS 1980)
dalam bukunya Road to Semen Indonesia
Sengaja saya memakai penggalan isi buku Road to Semen Indonesia: Transformasi
Korporasi – Mengubah Konflik Menjadi Kekuatan karya Pak Dwi untuk mengawali tulisan
singkat saya tentang Membangun Budaya Organisasi DPM ITS 2013-2014. Sebagai sesama
mahasiswa yang belajar di almamater yang sama, semoga kita adalah generasi penerusnya
yang bisa mengikuti prestasinya atau bahkan kelak bisa melebihi apa yang telah dicapainya
selama menjadi pimpinan eksekutif beberapa BUMN di Indonesia.
Selama menjadi anggota DPM ITS, saya banyak belajar tentang bagaimana
memanajemen organisasi ini. Disana saya banyak berdiskusi antar Anggota DPM ITS,
terutama dengan Ketua DPM ITS saat itu – Dita Ahmeta Ferdiansyah. Mulai dari membahas
kembali materi yang pernah saya dapatkan di LKMM Tingkat Menengah XI FTI – ITS 2013,
diskusi langsung dengan para pimpinan ormawa dari berbagai kampus besar di Indonesia
saat menjadi peserta PPSDMS Surabaya, berbagai pengalaman dan pembelajaran yang saya
dapatkan saat masa kaderisasi; saat ‘menghidupkan’ kembali IMAJAYA (Ikatan Mahasiswa
Lumajang di Surabaya) setelah 4 tahun berhenti; saat beraktivitas di UKM; saat menjadi staff
dan calon pimpinan LDJ Ash-Habul Kahfi; saat menjadi staff di Ristek HMMT FTI ITS dan
sejarahnya masuk 3 besar keilmiahan terbaik ITS; saat menjadi staff di Ristek BEM ITS dan
sejarahnya menjadi Juara Umum PIMNAS untuk pertama kalinya; saat mengikuti forum-
forum pemuda tingkat nasional, dan tentunya yang paling menarik adalah dari buku-buku
2
bacaan yang pernah saya baca. Satu hal lagi yang mendasari penulisan ini adalah apa yang
saya dapatkan saat menjalani Kerja Praktek di PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk.
Perusahaan dan organisasi pada dasarnya memiliki kesamaan. Dan itu yang menjadi
poin menarik untuk saya jadikan bahan diskusi dan eksperimen kami selama menjalankan
kinerja DPM ITS masa kepengurusan 2013-2014. Saya akan sedikit berbagi cerita tentang
sebuah kasus perusahaan besar di dunia yang bernama Johnson & Johnson. Kasus dari
perusahaan ini mungkin bisa menjadi sebuah renungan bagaimana tata nilai memberikan
pengaruh besar dalam kelangsungan perusahaan. Penyusunan tata nilai yang tepat dan
implementasinya, terbukti membuat perusahaan mampu melewati sebuah badai besar yang
bisa saja menenggelamkan perusahaan.
Mari kita cermati pernyataan tata nilai Johnson & Johnson berikut ini:
“We believe our first responsibility is to our doctor, nurses, and patients, to mothers and
fathers and all others who use product and services. In meeting their needs, everything we do
must be of high quality.”
Pada tahun 1982, Johnson & Johnson diterpa badai besar ketika salah satu produk
unggulannya, yakni Tylenol terkontaminasi sianida sehingga menyebabkan kematian
sejumlah orang. Apa yang dilakukan Johnson & Johnson? Mereka langsung menarik seluruh
produk Tylenol, sekaligus memberikan bantuan kepada para korban. Tindakan itu memang
sangat menekan perusahaan mengingat Tylenol menguasai 35 persen lebih dari laba Johnson
& Johnson. Namun Johnson & Johnson memilih untuk bertindak sigap menarik produk dan
memberikan kompensasi kepada para korbannya, dengan berlandaskan tata nilai bahwa
mereka memprioritaskan tanggungjawab mereka kepada para pengguna produknya.
Jika pernyataan dalam tata nilai adalah “our first responsibility is to our
shareholders”, maka mungkin Johnson & Johnson tidak akan bertindak sesigap itu karena
mereka harus mengutamakan para pemangku kepentingannya. Bisa jadi mereka tak mau
menarik produk karena akan merugikan. Namun mereka berpegang teguh pada tata nilai yang
sudah disusun. Dan terbukti berkat kesigapan mereka bertindak, dengan berlandaskan tata
nilai, Johnson & Johnson tidak terpuruk akibat kasus besar itu. Bahkan Johnson & Johnson
yang sudah berdiri sejak tahun 1886, hingga kini terus tumbuh menjadi salah satu perusahaan
terbesar di dunia.
3
Keberhasilan Semen Indonesia Group (SMIG) menjadi perusahaan terbesar di Asia
Tenggara dan berhasil menjadi BUMN pertama yang bergelar multinational corporation, tak
terlepas dari tata nilai dan budaya perusahaan yang telah dibangun. Visi SMIG pun di ubah
dari sekadar sebagai perusahaan semen yang bisa bermain di kancah regional menjadi World
Class Engineering Company yang akan tercapai pada tahun 2030. Berikut merupakan tata
nilai yang telah ditetapkan oleh SMIG, terdiri Transparancy, Accountability, Responsibility,
Independency dan Fairness.
Sedangkan di tempat saya menjalani Kerja Praktek (KP), yakni di PT Krakatau Steel
(Persero) Tbk, memiliki tata nilai yang terdiri dari Competence, Integrity, Reliable dan
Innovative atau biasa disingkat dengan CIRI. Perusahaan baja nasional yang berdiri pada 31
Agustus 1970 ini memiliki visi yakni “Perusahaan baja terpadu dengan keunggulan
kompetitif unutk tumbuh dan berkembang secara berkesinambungan menjadi perusahaan
terkemuka di dunia.”
Selama saya menjalani Kerja Praktek hampir satu bulan disana, saya merasakan betul
atmosfer CIRI benar-benar ingin diimplementasikan dan diresapi secara baik oleh setiap
komponen perusahaan. Dan momen Kerja Praktek tersebut, selain saya manfaatkan untuk
memperdalam keilmuan Material dan Metalurgi juga tak mau saya sia-siakan hanya dengan
fokus pada pengerjaan laporan. Saya coba pelajari apa yang ingin di bangun oleh Perusahaan
Baja Terpadu yang termasuk salah satu dari industri strategis nasional ini. Dan banyak hal
yang saya dapatkan.
Penjelasan di atas merupakan sedikit contoh tentang pembangunan budaya
perusahaan di PT Semen Indonesia (Persero) Tbk dan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. Dari
sana, saya ingin mengajak Anda untuk membaca dan memperhatikan tentang pembangunan
budaya organisasi DPM ITS masa kepengurusan 2013-2014 yang pernah saya geluti. Pada
akhirnya, semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan
tentunya menginspirasi para pimpinan organisasi mahasiswa pada khususnya untuk
memperhatikan, mengkaji, meningkatkan dan mengevaluasi setiap potensi-potensi yang ada
di dalam ormawa mereka untuk kebaikan bersama di masa kini dan masa mendatang.
Selamat membaca.
4
II. PENGERTIAN BUDAYA, ORGANISASI DAN BUDAYA ORGANISASI
Sebelum lebih jauh membahas tentang budaya organisasi dan bagaimana cara
membangun budaya organisasi, lebih baik jika kita kembali memahami pengertian dari kata
“budaya” dan “organisasi” itu sendiri. Hal ini menjadi penting karena kita senantiasa
mengesampingkan pentingnya sebuah definisi dari sebuah kata. Dari sini diharapkan
pemahaman kita semakin luas dan mantap mengenai budaya, organisasi dan budaya
organisasi yang akan dibahas selanjutnya.
Bagi orang awam, kata “budaya” biasanya di asosiasikan dengan sebuah tarian,
musik, makanan, hasil kerajinan tangan, pakaian, perhiasan, peralatan, bentuk bangunan, dan
sejenisnya. Namun, sebagai seorang organisatoris dan juga aktivis mahasiswa kita harus
memiliki pemahaman yang lebih baik dan komprehensif mengenai budaya berdasarkan
pengertian dari para ahli yang dapat diterima secara umum. Budaya organisasi yang
dimaksud disini tentu berbeda dengan apa yang disebutkan sebelumnya. Berikut ini beberapa
pengertian tentang budaya organisasi yang bisa kita jadikan acuan dan konsep kedepan dalam
membangun budaya di organisasi kita masing-masing.
Pemahaman dari perspektif bahasa, kata budaya atau kebudayaan berasal dari Bahasa
Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal)
sehingga budaya diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Sedangkan dalam Bahasa Inggris, kata budaya atau kebudayaan disebut culture, yang berasal
dari kata latin yakni colere, yaitu mengolah atau mengerjakan.
Pendalaman lebih lanjut untuk memperluas wawasan dan pemahaman kita mengenai
budaya, berikut ini beberapa pendapat para ahli yang dapat dijadikan sumber pemahaman
yaitu: Koentjaraningrat (1998:5) mengatakan bahwa budaya adalah keseluruhan sistem,
gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang di
miliki diri manusia dengan cara belajar. Budaya atau kebudayaan seperti sebuah piramida
berlapis tiga. Lapisan di atas adalah hal-hal yang dapat dilihat secara kasat mata seperti
bentuk bangunan, pakaian, tarian, musik, teknologi, dan barang-barang lain. Lapisan tengah
adalah perilaku, gerak-gerik dan adat istiadat yang sering kali dapat juga dilihat. Lapisan
bawah adalah kepercayaan-kepercayaan, asumsi, dan nilai-nilai yang mendasari lapisan di
atasnya.
5
Edgar H. Schein (1992:16) dalam karyanya “Organizational Culture and
Leadership” yang banyak menjadi referensi penulisan mengenai budaya organisasi,
mendefinisikan dengan lebih luas bahwa budaya adalah: “A pattern of share basic
assumption that the group learner as it solved its problems of external adaptation and
internal integration, that has worked well enough to be considered valid and therefore, to be
taught to new members as the correct way to perceive, think and feel in relation to these
problems”. Pendapat tersebut diartikan bahwa kebudayaan adalah “suatu pola asumsi dasar
yang diciptakan, ditemukan atau dikembangkan oleh kelompok tertentu sebagai pembelajaran
untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal yang resmi dan terlaksana
dengan baik dan oleh karena itu diajarkan kepada angota-anggota baru sebagai cara yang
tepat untuk memahami, memikirkan dan merasakan terkait dengan masalah-masalah
tersebut”.
Setelah memahami apa itu pengertian budaya, selanjutnya akan diberikan beberapa
pengertian mengenai organisasi. Organisasi didefinisikan sebagai suatu kesatuan sosial dari
sekelompok individu (orang), yang saling berinteraksi menurut suatu pola yang terstruktur
dengan cara tertentu, sehingga setiap anggota organisasi mempunyai tugas dan fungsinya
masing-masing, dan sebagai suatu kesatuan mempunyai tujuan tertentu, dan juga mempunyai
batas-batas yang jelas, sehingga organisasi dapat dipisahkan secara tegas dari lingkungannya
(Lubis, S.B. Hari, Martani Huseini. 2009. Pengantar Teori Organisasi – Suatu Pendekatan
Makro).
Sedangkan pengertian organisasi menurut Gibson (1989:23) dalam Dewi (2006:12)
menyatakan bahwa organisasi merupakan kesatuan yang memungkinkan orang untuk bekerja
sama mencapai tujuan. Sedangkan Robbins (1994:5) menyatakan organisasi merupakan
kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif terus
menerus berpartisipasi secara teratur untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok
tujuan.
Berdasarkan pengertian-pengertian tentang budaya dan organisasi diatas, akhirnya
dapat kita tarik kesimpulan bahwa budaya organisasi adalah apa yang dirasakan, apa
yang diyakini dan apa yang dijalani oleh sebuah organisasi.
6
Budaya organisasi memiliki fungsi utama bagi organisasi itu sendiri. Yang pertama
yakni sebagai proses integrasi internal atau pemersatu dari setiap komponen internal dalam
organisasi. Dan yang kedua yakni sebagai proses adaptasi eksternal atau sebagai sarana untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan luar organisasi. Sedemikian pentingnya fungsi budaya
organisasi, sehingga menjadikan budaya organisasi adalah salah satu hal yang harus dimiliki,
dilaksanakan, dirawat dan di evaluasi oleh sebuah organisasi yang ingin dikatakan sebagai
organisasi yang berhasil.
Ilustrasi yang dapat digambarkan dengan adanya budaya organisasi adalah sebagai
berikut:
Gambar 1 – Manfaat Budaya Organisasi
Dari gambar di atas, dapat dijelaskan bahwa dengan adanya budaya organisasi maka
orang-orang yang ada di dalamnya, yang awalnya memiliki cara pandang dan berbuat yang
berbeda satu sama lain dapat di transformasikan menjadi sekelompok orang dengan nilai-nilai
dan keyakinan baru sesuai dengan budaya dalam organisasi tersebut sehingga bisa bergerak
lebih efektif dan efisien dalam mencapai tujuan organisasi.
Untuk bisa memahami bagaimana cara membangun budaya organisasi, setidaknya ada
3 (tiga) subbab yang perlu untuk dipelajari terlebih dahulu. Ketiga subbab tersebut adalah
mengenal budaya organisasi, nilai budaya organisasi dan mengelola transformasi budaya
organisai.
7
III. MEMBANGUN BUDAYA ORGANISASI
Sampai disini saya rasa Anda sudah cukup memahami apa itu pengertian dari budaya,
pengertian dari organisasi dan tentunya pengertian dari budaya organisasi. Selanjutnya dalam
bagian ini kita akan membahas mengenai apa saja yang dibutuhkan dalam pembangunan
budaya organisasi di lembaga legislatif DPM ITS masa kepengurusan 2013-2014. Ada tiga
subbab yang akan menjadi bahasan utama sebagaimana penjelasan di akhir bagian
pendahuluan di atas.
1. MENGENAL BUDAYA ORGANISASI
Konsep Visi, Misi, Falsafah dan Values
Dalam sebuah organisasi yang bisa dikatakan baik/ berhasil, setidaknya
memiliki beberapa instrument budaya organisasi yang berupa Visi, Misi, Perilaku,
Falsafah, Values, dan Penataan Artefak. Ke enam instrument budaya organisasi tersebut
dapat di gambarkan dalam diagram alur di bawah ini.
Gambar 2 – Diagram alur konsep visi, misi, falsafah dan values
Keterangan:
- Misi
Misi merupakan jalan pilihan untuk menuju ke masa depan
- Perilaku
Perwujudan sebuah visi dilaksanakan dengan perilaku yang dilandasi oleh Keyakinan
dan Nilai Dasar. Perilaku tersebut diantaranya dibentuk melalui penataan artefak dan
lain-lain.
8
- Values
Values adalah nilai-nilai yang di junjung tinggi dalam usaha organisasi untuk
mewujudkan visi melalui misi
- Falsafah
Falsafah adalah keyakinan yang menjiwai pikiran dan tindakan pengurus organisasi
atas kebenaran misi dan cara yang ditempuh untuk mewujudkan visi yang telah di
tetapkan
- Penataan Artefak
Penataan artefak seperti mars, yel-yel, lagu akan dapat memotivasi seseorang untuk
mengartikulasikan perilaku sesuai dengan keyakinan dan nilai dasar dalam organisasi
- Visi
Visi adalah gambaran kondisi masa depan yang hendak diwujudkan
Setelah kita cukup memahami penjelasan ringkas tentang ke enam instrument
di atas, mari kita buka dan baca kembali apa yang menjadi Visi dan Misi dari Dewan
Perwakilan Mahasiswa (DPM) ITS masa kepengurusan 2013-2014.
A. Visi DPM ITS:
“Terwujudnya DPM ITS yang Profesional dan Berintegritas
dengan Semangat Proaktif dan Aspiratif.”
Penjelasan:
DPM ITS yang Profesional dan Berintegritas
DPM ITS masa kepengurusan 2013-2014 mempunyai harapan kedepannya
mampu menjadi organisasi mahasiswa yang profesional. Meski sangat sulit dalam
pelaksanaannya – dalam penyusunan visi ini di depan sudah terbayang bagaimana
sulitnya menjadi organisasi yang profesional – karena seringkali organisasi mahasiswa
dibenturkan antara profesionalisme dan rasa kekeluargaan. Beberapa ormawa di ITS
mayoritas memilih untuk mengedepankan kekeluargaan daripada profesionalitas. Namun,
dalam diskusi yang cukup menarik saat perumusan visi tersebut akhirnya kami bersepakat
untuk memilih kata profesional. Meskipun sempat muncul dan terjadi perdebatan yang
cukup lama apakah memakai kata kredibel (kata ini sempat muncul) atau profesional.
Pembangunan akan profesionalisme dan integritas anggota DPM ITS akan terus
dilakukan dan dijiwai dalam melakukan tugasnya.
9
Semangat Proaktif dan Aspiratif
DPM ITS masa kepengurusan 2013-2014 dalam melaksanakan tugas-tugasnya
harus selalu berupaya untuk bekerja berdasarkan semangat proaktif dan aspiratif. Proaktif
disini adalah tanggap terhadap setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh Presiden BEM ITS
dan juga terhadap pelaksanaan atau eksekusi Undang-Undang dan aturan lain yang
dilakukan oleh BEM ITS secara keseluruhan (sebagai bagian dari fungsi kontrol).
Sedangkan semangat aspiratif harus selalu menjiwai setiap anggota DPM ITS. Dalam
melakukan jaring aspirasi mahasiswa misalnya, setiap Anggota DPM ITS harus bisa
menempatkan dirinya sebagai seorang penjaring aspirasi yang baik, mau menjadi
pendengar yang baik, memberikan feedback dan apresiasi terhadap setiap pertanyaan;
saran; ataupun kritik yang diberikan oleh peserta jaring aspirasi. Sehingga dapat terjalin
trust atau kepercayaan antara dua belah pihak, dan akhirnya tercapailah apa yang menjadi
tujuan bersama.
B. Misi DPM ITS
1. Membangun kebersamaan dan kekeluargaan di internal lembaga DPM ITS
Jika kita ibaratkan misi sebagai guideline ketercapaian dari visi yang dicanangkan,
maka kami DPM ITS masa kepengurusan 2013-2014 menekankan bahwa membangun
kebersamaan dan kekeluargaan di dalam internal lembaga adalah poin penting yang
harus dicapai terlebih dahulu. Mengapa kami menekankan bahwa misi internal harus
tuntas terlebih dahulu? Hal ini tak terlepas dari komposisi tim yang dimiliki oleh
DPM ITS yang beragam dan kebanyakan dalam kondisi tak saling mengenal. Apalagi
di dalam DPM ITS semua anggota memiliki kedudukan yang egaliter. Padahal dalam
suatu organisasi, suatu program akan berhasil jika semua elemen yang ada didalamnya
memiliki pandangan yang sama, dapat memahami perannya masing-masing dan
mampu menjiwai apa yang menjadi tujuan (objective) dari suatu program yang telah
dibuat dan ditetapkan. Jika dan hanya jika kebersamaan dan kekeluargaan itu
terbangun di antara para anggota DPM ITS, maka bukan tidak mungkin penjiwaan
terhadap visi dan program yang dicanangkan sejak awal akan tercapai dengan
sempurna dan gilirannya akan memicu percepatan pada kualitas kerja DPM ITS dan
hasil kinerja yang optimal.
10
2. Membangun sinergisitas antar lembaga organisasi kemahasiswaan di KM ITS
Poin kedua dari misi DPM ITS 2013-2014 adalah sinergi eksternal. Sinergi eksternal
perlu diciptakan sebagai manifestasi semangat proaktif dan aspiratif yang telah kami
canangkan sejak awal dalam visi DPM ITS 2013-2014. Membangun sinergi bukan
berarti menjadikan kita bersikap pasif, namun harus aktif. Aktif dalam arti tidak
menunggu, lebih cenderung terbuka terhadap poin ketercapaian sehingga tidak adanya
monopoli kepentingan salah satu lembaga di dalamnya. KM ITS dibangun
berdasarkan keberagaman yang ada di dalamnya, sehingga tak dapat dipungkiri bahwa
menemukan poin ketercapaian bersama, menjalankan dan mencapainya secara
bersama antar lembaga di KM ITS menjadi esensi penting yang terkadang dilupakan
oleh para pemangku jabatan di KM ITS. Dengan adanya komitmen bersama inilah
yang nantinya akan menguatkan posisi tawar DPM ITS sebagai lembaga perumus
kebijakan strategis di KM ITS.
3. Membentuk public good dengan menyalurkan aspirasi mahasiswa ITS
Poin selanjutnya yang menjadi misi dari DPM ITS 2013-2014 adalah membentuk
public good (kebaikan bersama). Inilah inti keberadaan DPM ITS. Sebagai wakil
(representative) dari anggota KM ITS dalam Pemerintahan KM ITS. Kebaikan
bersama yang dimaksud adalah setiap kebijakan yng nantinya dikeluarkan oleh DPM
ITS haruslah didasari pada aspirasi yang disuarakan dan disampaikan oleh KM ITS.
Setiap langkah gerak dari DPM ITS haruslh mendapat restu dari KM ITS dan yang
paling penting DPM ITS haruslah bersikap open minded dan friendly terhadap setiap
aspirasi yang ada. Karena jiwa seorang wakil adalah sebagai penampung apa yang
diwakilinya. Menampung segala saran yang diberikan, menampung setiap kluh kesah
rakyat yang diwakilinya. Namun terkait tindak lanjut mengenai berbagai aspirasi yang
ada haruslah disesuaikan dengan tujuan yang dicanangkan di awal serta aspek
kebermanfaatan yang akan dihasilkan apabila dilakukan tindak lanjut aspirasi.
4. Proaktif terhadap kebijakan strategis dalam lingkup KM ITS
Poin terakhir yang menjadi misi dari DPM ITS 2013-2014 adalah proaktif terhadap
kebijakan strategis dalam KM ITS. Yang dimaksud proaktif ini adalah memilih secara
aktif untuk merumuskan kebijakan strategis yang dapat membawa KM ITS ke arah
yang lebih baik. Merumuskan di sini bukanlah sekedar merumuskan GBHK bagi
BEM ITS saja, namun juga termasuk dalam melakukan kontrol terhadap implementasi
11
GBHK yang terwujud melalui berbagai tipe Program Kerja yang dilakukan oleh BEM
ITS, baik itu event maupun kebijakan, seperti Keputusan Presiden yang dikeluarkan
oleh Presiden BEM ITS.
2. NILAI-NILAI BUDAYA ORGANISASI
Nilai-nilai merupakan turunan yang bersifat lebih operasional dari falsafah
(keyakinan), yang menunjukkan apa yang diyakini baik atau buruk, benar atau salah,
penting atau tidak penting, dalam kehidupan organisasi DPM ITS 203-2014. Dengan
demikian, nilai-nilai merupakan pedoman bagi para anggota organisasi dalam perilaku
sehari-hari. Dalam praktiknya, nilai-nilai tersebut merupakan sumber bagi norma-norma
perilaku. Ketika seperangkat nilai sudah diterima secara kolektif oleh para anggota
organisasi maka nilai-nilai tersebut menjadi shared-values. Sejumlah nilai yang paling
berpengaruh terhadap perilaku atau menjadi rujukan utama disebut sebagai nilai-nilai
dasar atau nilai-nilai utama (primary values). Dalam budaya organisasi biasanya
dibedakan antara nilai-nilai yang diinginkan (das sollen), yaitu nilai-nilai yang diturunkan
dari visi dan keyakinan dengan nilai-nilai yang berkembang saat ini (das sein). Proses
membangun budaya organisasi pada dasarnya adalah upaya mengatasi kesenjangan antara
das sein dengan das sollen, sehingga pada akhirnya das sein = das sollen.
Berikut ini merupakan tata nilai DPM ITS:
1. Kebersamaan dan Kekeluargaan
Suasana berorganisasi di DPM ITS yang terdiri dari berbagai macam latar belakang
dan karakterisitik yang berbeda, tidak menghalangi para anggota DPM ITS ini untuk
saling mengenal, memahami, membantu dan menanggung “kerasnya” perjuangan
dalam berorganisasi. Bagi mereka seribu kawan terlalu sedikit tapi satu musuh terlalu
banyak, karena itu persahabatan dan persaudaraan selama satu tahun kepengurusan
akan membentuk tim perubahan yang solid selama menjalankan tugas-tugas DPM ITS
dan bahkan sebagai investasi di masa depan.
Meliputi nilai-nilai operasional: [1] Empati; [2] Open minded; [3] Rendah Hati
2. Proaktif
Bersikap proaktif lebih dari sekedar mengambil inisiatif. Bersikap proaktif berarti
bertanggungjawab atas perilaku kita sendiri, baik di masa lalu, masa kini, maupun
masa mendatang. Bersikap proaktif juga berarti mampu membuat pilihan-pilihan
12
berdasarkan prinsip-prinsip serta nilai-nilai yang berlaku. Pemimpin yang proaktif
akan mampu membuat keputusan secara bijak dan bertanggungjawab atas keputusan
tersebut, tanpa terpengaruh suasana hati atau keadaan. Bila dihadapkan dengan
kondisi yang kurang kondusif ataupun keadaan dimana semua orang melakukannya,
pemimpin yang proaktif tidak reaktif, tidak ikut-ikutan, dan tidak menyalahkan orang
lain atas kondisi tersebut.
Meliputi nilai-nilai operasional: [1] Keaktifan; [2] Inisiatif; [3] Bijaksana; dan [4]
Obyektif
3. Terobosan
Dalam bahasa inggrisnya adalah breakthrough. DPM ITS lebih memilih untuk
memakai kata Terobosan daripada Inovatif atau Kreatif. Terobosan adalah suatu
gebrakan baru yang lahir berdasarkan sikap kreatif dan inovatif. Permasalahan yang
ada seringkali adalah dalam bentuk permasalahan yang berulang-ulang, juga tak
sedikit permasalahan-permasalahan baru yang harus membutuhkan cara baru untuk
menyelesaikannya. Dengan selalu berorientasi kepada terobosan, menjadikan DPM
ITS menjadi organisasi yang memiliki kemampuan mendayagunakan budi (akal,
pikiran) dan pekerti (fisik, tenaga) secara baik dan maksimal. Selain itu, terobosan
juga membuat DPM ITS menjadi fleksibel. Artinya mampu bekerja secara
multitasking dan lentur sehingga bisa secara simultan menangkap ide-ide yang out of
the box dan mengolahnya menjadi sebuah inovasi. Kedinamisan dalam melaksanakan
tugas-tugasnya pun menjadi semakin berwarna, mendapatkan hal-hal baru dan
tentunya menghasilkan sesuatu yang baru pula.
Meliputi nilai-nilai operasional: [1] Inovatif; [2] Kreatif; [3] Kecerdasan
4. Integritas
Memiliki kepribadian yang matang dan dewasa, dilandasi oleh kemampuan untuk
menyelaraskan pikiran, perkataan dan perbuatan, berkata dan bertindak jujur, serta
memikul tanggungjawab, sehingga mampu menjadi agen-agen perubahan yang layak
dipercaya. Integritas juga mencerminkan komitmen yang tinggi terhadap setiap
kesepakatan, aturan dan ketentuan serta undang-undang yang berlaku melalui
loyalitas profesi dalam memperjuangkan kepentingan organisasi.
Meliputi nilai-nilai operasional: [1] Kejujuran; [2] Tanggungjawab; [3] Amanah;
dan [4] Kematangan Pribadi/ Kedewasaan
13
3. MENGELOLA TRANSFORMASI BUDAYA ORGANISASI
1. Proses Perubahan Budaya
a. Tetapkan nilai-nilai budaya baru
b. Bentuk tim tansformasi yang kuat
c. Merumuskan strategi dan rencana aksi implementasi
d. Internalisasi untuk setiap anggota DPM ITS
e. Peninjauan semua kebijakan dan sistem apakah sesuai dengan nilai-nilai baru
f. Indoktrinasi nilai-nilai budaya baru anggota DPM ITS
g. Evaluasi hail yang dicapai
2. 3 Elemen Kunci yang Harus Digarap untuk Merubah Budaya Organisasi
Gambar 3 – Elemen pengubah budaya organisasi
a. Individual
1) Nilai dan Keyakinan
2) Sikap dan Perilaku
3) Motivasi Berprestasi
4) Kompetensi
b. Kepemimpinan
1) Visi, Misi dan Nilai yang Jelas
2) Keahlian Komunikasi antar Pribadi
14
3) Keahlian Pembinaan
4) Manajemen Diri
5) Keahlian Mengembangkan Kerjasama
6) Keahlian Terkait Manusia
c. Struktur dan Sistem
1) Alokasi Tugas dan Delegasi Wewenang
2) Penetapan Sasaran Kerja Organisasi dan Tim Individu
3) Penilaian Kinerja
4) Sistem Manajemen SDM lain
3. Program Rinci Perubahan Budaya
Misalnya berisi tentang ragam program yang ingin ditetapkan, metode internalisasi
untuk perubahan mindset, evaluasi dan monitoring.
4. Proses Internalisasi Nilai-Nilai Budaya Organisasi
a. Misalnya adalah pada tahun 2013-2014 adalah masa awareness (membangun
kesadaran) atau ke empat nilai-nilai DPM ITS diketahui arti pentingnya.
b. Tahun 2014-2015 adalah masa understanding (menanamkan pemahaman) atau ke
empat nilai-nilai DPM ITS dipahami dan tumbuh motivasi untuk di terapkan.
c. Tahun 2015-2016 adalah masa buy in (menumbuhkan penerimaan) atau ke empat
nilai-nilai DPM ITS mulai menjadi acuan perilaku
d. Tahun 2016-2017 adalah masa ownership (memupuk komitmen) atau budaya
organisasi DPM ITS tertanam dengan baik/ tegak.
5. Evaluasi
IV. PENUTUP
Sebagai mahasiswa ITS dan bagian dari KM ITS, saya mempunyai harapan besar
kepada setiap orang yang sedang menjalani ujian-Nya berupa amanah jabatan publik ormawa.
Semoga Allah Tuhan Yang Maha Esa menguatkan pundak kawan-kawan untuk senantiasa
melakukan perubahan-perubahan ke arah yang lebih baik dan mampu
mempertanggungjawabkannya di akhirat kelak secara terhormat. Sebagai penutup saya ingin
mengutip pernyataan salah satu idola saya, “Never give up on what you really want to do.
The person with big dreams is more powerful than the one with all the fact”– Albert Einstein.
15
DAFTAR PUSTAKA
Collins, Jim. 2001. Good to Great: Why Some Companies Make the Leap… and Others
Don’t. HarperBusiness
Covey, Stephen R. 2010. 7 Habits of Highly Effective People. Jakarta: Bina Rupa Aksara
_____________. 2012. The Third Alternative. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Kasali, Rhenald. 2007. Re-Code Your Change DNA. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
_____________. 2014. Self Driving – Menjadi Driver atau Passenger?. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama
Soetjipto, Dwi. 2014. Road to Semen Indonesia: Transformasi Korporasi – Mengubah
Konflik Menjadi Kekuatan. Jakarta: Penerbit Buku Kompas
Buku Pedoman Sistem & Manajemen Pembinaan PPSDMS Nurul Fikri 2012-2014
Konstitusi Dasar Keluarga Mahasiswa (KDKM) ITS hasil MUBES IV
Slide materi Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa Tingkat Menengah (LKMM TM)
XI FTI – ITS 2013
Slide materi Membangun Budaya Perusahaan PT Krakatau Steel (Persero)

More Related Content

Similar to MEMBANGUN BUDAYA

Ahmad muhlisin angrianpermana_artikeletoskerjabangsaindonesia_stiebinabangsab...
Ahmad muhlisin angrianpermana_artikeletoskerjabangsaindonesia_stiebinabangsab...Ahmad muhlisin angrianpermana_artikeletoskerjabangsaindonesia_stiebinabangsab...
Ahmad muhlisin angrianpermana_artikeletoskerjabangsaindonesia_stiebinabangsab...STIE BINA BANGSA
 
SIM,IVAN FADHILA, HAPZI ALI, IMPLEMENTASI PERUSAHAAN, MERCUBUANA,2017
SIM,IVAN FADHILA, HAPZI ALI, IMPLEMENTASI PERUSAHAAN, MERCUBUANA,2017SIM,IVAN FADHILA, HAPZI ALI, IMPLEMENTASI PERUSAHAAN, MERCUBUANA,2017
SIM,IVAN FADHILA, HAPZI ALI, IMPLEMENTASI PERUSAHAAN, MERCUBUANA,2017ivanfadhila18
 
Tugas Power Point (Sunnas Gumilang,Manajemen C)
Tugas Power Point (Sunnas Gumilang,Manajemen C)Tugas Power Point (Sunnas Gumilang,Manajemen C)
Tugas Power Point (Sunnas Gumilang,Manajemen C)sunnas1st
 
Mengelola perubahan dan pengembangan organisasi
Mengelola perubahan dan pengembangan organisasiMengelola perubahan dan pengembangan organisasi
Mengelola perubahan dan pengembangan organisasiKimamura Wijaya
 
Makalah Budaya Organisasi
Makalah Budaya OrganisasiMakalah Budaya Organisasi
Makalah Budaya OrganisasiMuhammad Fajar
 
Perubahan Budaya Organisasi dalam Era Milenial
Perubahan Budaya Organisasi dalam Era MilenialPerubahan Budaya Organisasi dalam Era Milenial
Perubahan Budaya Organisasi dalam Era MilenialMuhammad Fajar
 
SIM, Rhosida Desarti Eka Pratiwi, prof. dr. hapzi ali, cma,Implementasi Siste...
SIM, Rhosida Desarti Eka Pratiwi, prof. dr. hapzi ali, cma,Implementasi Siste...SIM, Rhosida Desarti Eka Pratiwi, prof. dr. hapzi ali, cma,Implementasi Siste...
SIM, Rhosida Desarti Eka Pratiwi, prof. dr. hapzi ali, cma,Implementasi Siste...rhosidadesarti
 
SIM, Dimas Luhur, Prof. dr. ir. Hapzi ali,mm,cma,Analisis dan Perancangan Sis...
SIM, Dimas Luhur, Prof. dr. ir. Hapzi ali,mm,cma,Analisis dan Perancangan Sis...SIM, Dimas Luhur, Prof. dr. ir. Hapzi ali,mm,cma,Analisis dan Perancangan Sis...
SIM, Dimas Luhur, Prof. dr. ir. Hapzi ali,mm,cma,Analisis dan Perancangan Sis...dimasluhur111
 
SIM, Dimas Luhur, Prof. dr. ir. Hapzi ali,mm,cma,Analisis dan Perancangan Sis...
SIM, Dimas Luhur, Prof. dr. ir. Hapzi ali,mm,cma,Analisis dan Perancangan Sis...SIM, Dimas Luhur, Prof. dr. ir. Hapzi ali,mm,cma,Analisis dan Perancangan Sis...
SIM, Dimas Luhur, Prof. dr. ir. Hapzi ali,mm,cma,Analisis dan Perancangan Sis...dimasluhur111
 
Reputasi_yang_Berkarakter.pdf
Reputasi_yang_Berkarakter.pdfReputasi_yang_Berkarakter.pdf
Reputasi_yang_Berkarakter.pdfClareyuta
 
Organisasi guru tikom
Organisasi guru tikom Organisasi guru tikom
Organisasi guru tikom sriutari21
 
Organisasi Guru
Organisasi GuruOrganisasi Guru
Organisasi Gurusriutari21
 
Change Management and Handling Conflic
Change Management and Handling ConflicChange Management and Handling Conflic
Change Management and Handling ConflicDianKurniawatii
 
Be & GG, eko agus nurhadi, hapzi ali, corporate social responsibility (csr) u...
Be & GG, eko agus nurhadi, hapzi ali, corporate social responsibility (csr) u...Be & GG, eko agus nurhadi, hapzi ali, corporate social responsibility (csr) u...
Be & GG, eko agus nurhadi, hapzi ali, corporate social responsibility (csr) u...Eko Agus Nurhadi
 

Similar to MEMBANGUN BUDAYA (20)

Ahmad muhlisin angrianpermana_artikeletoskerjabangsaindonesia_stiebinabangsab...
Ahmad muhlisin angrianpermana_artikeletoskerjabangsaindonesia_stiebinabangsab...Ahmad muhlisin angrianpermana_artikeletoskerjabangsaindonesia_stiebinabangsab...
Ahmad muhlisin angrianpermana_artikeletoskerjabangsaindonesia_stiebinabangsab...
 
SIM,IVAN FADHILA, HAPZI ALI, IMPLEMENTASI PERUSAHAAN, MERCUBUANA,2017
SIM,IVAN FADHILA, HAPZI ALI, IMPLEMENTASI PERUSAHAAN, MERCUBUANA,2017SIM,IVAN FADHILA, HAPZI ALI, IMPLEMENTASI PERUSAHAAN, MERCUBUANA,2017
SIM,IVAN FADHILA, HAPZI ALI, IMPLEMENTASI PERUSAHAAN, MERCUBUANA,2017
 
Margono 11a-etos kerja
Margono 11a-etos kerjaMargono 11a-etos kerja
Margono 11a-etos kerja
 
Tik alpiiii
Tik alpiiiiTik alpiiii
Tik alpiiii
 
Tik alpiiii
Tik alpiiiiTik alpiiii
Tik alpiiii
 
Tugas Power Point (Sunnas Gumilang,Manajemen C)
Tugas Power Point (Sunnas Gumilang,Manajemen C)Tugas Power Point (Sunnas Gumilang,Manajemen C)
Tugas Power Point (Sunnas Gumilang,Manajemen C)
 
Mengelola perubahan dan pengembangan organisasi
Mengelola perubahan dan pengembangan organisasiMengelola perubahan dan pengembangan organisasi
Mengelola perubahan dan pengembangan organisasi
 
Makalah Budaya Organisasi
Makalah Budaya OrganisasiMakalah Budaya Organisasi
Makalah Budaya Organisasi
 
Perubahan Budaya Organisasi dalam Era Milenial
Perubahan Budaya Organisasi dalam Era MilenialPerubahan Budaya Organisasi dalam Era Milenial
Perubahan Budaya Organisasi dalam Era Milenial
 
Isi
IsiIsi
Isi
 
pengantar Public Relations
pengantar Public Relationspengantar Public Relations
pengantar Public Relations
 
SIM, Rhosida Desarti Eka Pratiwi, prof. dr. hapzi ali, cma,Implementasi Siste...
SIM, Rhosida Desarti Eka Pratiwi, prof. dr. hapzi ali, cma,Implementasi Siste...SIM, Rhosida Desarti Eka Pratiwi, prof. dr. hapzi ali, cma,Implementasi Siste...
SIM, Rhosida Desarti Eka Pratiwi, prof. dr. hapzi ali, cma,Implementasi Siste...
 
SIM, Dimas Luhur, Prof. dr. ir. Hapzi ali,mm,cma,Analisis dan Perancangan Sis...
SIM, Dimas Luhur, Prof. dr. ir. Hapzi ali,mm,cma,Analisis dan Perancangan Sis...SIM, Dimas Luhur, Prof. dr. ir. Hapzi ali,mm,cma,Analisis dan Perancangan Sis...
SIM, Dimas Luhur, Prof. dr. ir. Hapzi ali,mm,cma,Analisis dan Perancangan Sis...
 
SIM, Dimas Luhur, Prof. dr. ir. Hapzi ali,mm,cma,Analisis dan Perancangan Sis...
SIM, Dimas Luhur, Prof. dr. ir. Hapzi ali,mm,cma,Analisis dan Perancangan Sis...SIM, Dimas Luhur, Prof. dr. ir. Hapzi ali,mm,cma,Analisis dan Perancangan Sis...
SIM, Dimas Luhur, Prof. dr. ir. Hapzi ali,mm,cma,Analisis dan Perancangan Sis...
 
Reputasi_yang_Berkarakter.pdf
Reputasi_yang_Berkarakter.pdfReputasi_yang_Berkarakter.pdf
Reputasi_yang_Berkarakter.pdf
 
Organisasi guru tikom
Organisasi guru tikom Organisasi guru tikom
Organisasi guru tikom
 
Organisasi Guru
Organisasi GuruOrganisasi Guru
Organisasi Guru
 
Change Management and Handling Conflic
Change Management and Handling ConflicChange Management and Handling Conflic
Change Management and Handling Conflic
 
Analisis sdm
Analisis sdmAnalisis sdm
Analisis sdm
 
Be & GG, eko agus nurhadi, hapzi ali, corporate social responsibility (csr) u...
Be & GG, eko agus nurhadi, hapzi ali, corporate social responsibility (csr) u...Be & GG, eko agus nurhadi, hapzi ali, corporate social responsibility (csr) u...
Be & GG, eko agus nurhadi, hapzi ali, corporate social responsibility (csr) u...
 

More from Abdul Ghofur

Visi dan Misi Perusahaan Hebat
Visi dan Misi Perusahaan HebatVisi dan Misi Perusahaan Hebat
Visi dan Misi Perusahaan HebatAbdul Ghofur
 
Teknologi dan Laju Peradaban
Teknologi dan Laju PeradabanTeknologi dan Laju Peradaban
Teknologi dan Laju PeradabanAbdul Ghofur
 
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon TinggiPerbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon TinggiAbdul Ghofur
 
Perbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan Logam
Perbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan LogamPerbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan Logam
Perbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan LogamAbdul Ghofur
 
Perbedaan Mineral, Rock (Batuan), dan Ore (Bijih)
Perbedaan Mineral, Rock (Batuan), dan Ore (Bijih)Perbedaan Mineral, Rock (Batuan), dan Ore (Bijih)
Perbedaan Mineral, Rock (Batuan), dan Ore (Bijih)Abdul Ghofur
 
Oxygen absorber penjelasan, pemanfaatan dan pelaku industrinya di indonesia
Oxygen absorber   penjelasan, pemanfaatan dan pelaku industrinya di indonesiaOxygen absorber   penjelasan, pemanfaatan dan pelaku industrinya di indonesia
Oxygen absorber penjelasan, pemanfaatan dan pelaku industrinya di indonesiaAbdul Ghofur
 
Industri Galvanis di Indonesia: Perkembangan dan Pelaku Industrinya
Industri Galvanis di Indonesia: Perkembangan dan Pelaku IndustrinyaIndustri Galvanis di Indonesia: Perkembangan dan Pelaku Industrinya
Industri Galvanis di Indonesia: Perkembangan dan Pelaku IndustrinyaAbdul Ghofur
 
Daftar Nama Perusahaan Pengumpul dan Pemanfaat Oli Bekas & Limbah B3
Daftar Nama Perusahaan Pengumpul dan Pemanfaat Oli Bekas & Limbah B3Daftar Nama Perusahaan Pengumpul dan Pemanfaat Oli Bekas & Limbah B3
Daftar Nama Perusahaan Pengumpul dan Pemanfaat Oli Bekas & Limbah B3Abdul Ghofur
 
Daftar nama perusahaan nikel (nickel smelter plant) di indonesia
Daftar nama perusahaan nikel (nickel smelter plant) di indonesiaDaftar nama perusahaan nikel (nickel smelter plant) di indonesia
Daftar nama perusahaan nikel (nickel smelter plant) di indonesiaAbdul Ghofur
 
Daftar perusahaan pengumpul/ pengangkut/ pengolah/ pemanfaat/ penimbun limbah...
Daftar perusahaan pengumpul/ pengangkut/ pengolah/ pemanfaat/ penimbun limbah...Daftar perusahaan pengumpul/ pengangkut/ pengolah/ pemanfaat/ penimbun limbah...
Daftar perusahaan pengumpul/ pengangkut/ pengolah/ pemanfaat/ penimbun limbah...Abdul Ghofur
 
List of ceramic proppant testing laboratories
List of ceramic proppant testing laboratoriesList of ceramic proppant testing laboratories
List of ceramic proppant testing laboratoriesAbdul Ghofur
 
Chemical Powder Appearances
Chemical Powder AppearancesChemical Powder Appearances
Chemical Powder AppearancesAbdul Ghofur
 

More from Abdul Ghofur (12)

Visi dan Misi Perusahaan Hebat
Visi dan Misi Perusahaan HebatVisi dan Misi Perusahaan Hebat
Visi dan Misi Perusahaan Hebat
 
Teknologi dan Laju Peradaban
Teknologi dan Laju PeradabanTeknologi dan Laju Peradaban
Teknologi dan Laju Peradaban
 
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon TinggiPerbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
Perbedaan Baja Karbon Rendah, Baja Karbon Menengah, dan Baja Karbon Tinggi
 
Perbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan Logam
Perbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan LogamPerbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan Logam
Perbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan Logam
 
Perbedaan Mineral, Rock (Batuan), dan Ore (Bijih)
Perbedaan Mineral, Rock (Batuan), dan Ore (Bijih)Perbedaan Mineral, Rock (Batuan), dan Ore (Bijih)
Perbedaan Mineral, Rock (Batuan), dan Ore (Bijih)
 
Oxygen absorber penjelasan, pemanfaatan dan pelaku industrinya di indonesia
Oxygen absorber   penjelasan, pemanfaatan dan pelaku industrinya di indonesiaOxygen absorber   penjelasan, pemanfaatan dan pelaku industrinya di indonesia
Oxygen absorber penjelasan, pemanfaatan dan pelaku industrinya di indonesia
 
Industri Galvanis di Indonesia: Perkembangan dan Pelaku Industrinya
Industri Galvanis di Indonesia: Perkembangan dan Pelaku IndustrinyaIndustri Galvanis di Indonesia: Perkembangan dan Pelaku Industrinya
Industri Galvanis di Indonesia: Perkembangan dan Pelaku Industrinya
 
Daftar Nama Perusahaan Pengumpul dan Pemanfaat Oli Bekas & Limbah B3
Daftar Nama Perusahaan Pengumpul dan Pemanfaat Oli Bekas & Limbah B3Daftar Nama Perusahaan Pengumpul dan Pemanfaat Oli Bekas & Limbah B3
Daftar Nama Perusahaan Pengumpul dan Pemanfaat Oli Bekas & Limbah B3
 
Daftar nama perusahaan nikel (nickel smelter plant) di indonesia
Daftar nama perusahaan nikel (nickel smelter plant) di indonesiaDaftar nama perusahaan nikel (nickel smelter plant) di indonesia
Daftar nama perusahaan nikel (nickel smelter plant) di indonesia
 
Daftar perusahaan pengumpul/ pengangkut/ pengolah/ pemanfaat/ penimbun limbah...
Daftar perusahaan pengumpul/ pengangkut/ pengolah/ pemanfaat/ penimbun limbah...Daftar perusahaan pengumpul/ pengangkut/ pengolah/ pemanfaat/ penimbun limbah...
Daftar perusahaan pengumpul/ pengangkut/ pengolah/ pemanfaat/ penimbun limbah...
 
List of ceramic proppant testing laboratories
List of ceramic proppant testing laboratoriesList of ceramic proppant testing laboratories
List of ceramic proppant testing laboratories
 
Chemical Powder Appearances
Chemical Powder AppearancesChemical Powder Appearances
Chemical Powder Appearances
 

Recently uploaded

Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 

MEMBANGUN BUDAYA

  • 1. 1 MEMBANGUN BUDAYA ORGANISASI DPM ITS 2013-2014 Oleh: Abdul Ghofur Kepala Badan Eksternal DPM ITS 2013-2014 I. PENDAHULUAN “Tata nilai dan budaya tidak terbantahkan lagi merupakan sebuah elemen penting dalam perusahaan. Tantangannya adalah bagaimana agar tata nilai ataupun budaya perusahaan itu bisa terimplementasikan dengan baik, dan meresap ke dalam jiwa seluruh insan di dalam perusahaan. Itulah yang akan menjadi salah satu kunci keberhasilan perusahaan sehingga bisa berusia panjang.” – Dwi Soetjipto (Alumnus Tekkim ITS 1980) dalam bukunya Road to Semen Indonesia Sengaja saya memakai penggalan isi buku Road to Semen Indonesia: Transformasi Korporasi – Mengubah Konflik Menjadi Kekuatan karya Pak Dwi untuk mengawali tulisan singkat saya tentang Membangun Budaya Organisasi DPM ITS 2013-2014. Sebagai sesama mahasiswa yang belajar di almamater yang sama, semoga kita adalah generasi penerusnya yang bisa mengikuti prestasinya atau bahkan kelak bisa melebihi apa yang telah dicapainya selama menjadi pimpinan eksekutif beberapa BUMN di Indonesia. Selama menjadi anggota DPM ITS, saya banyak belajar tentang bagaimana memanajemen organisasi ini. Disana saya banyak berdiskusi antar Anggota DPM ITS, terutama dengan Ketua DPM ITS saat itu – Dita Ahmeta Ferdiansyah. Mulai dari membahas kembali materi yang pernah saya dapatkan di LKMM Tingkat Menengah XI FTI – ITS 2013, diskusi langsung dengan para pimpinan ormawa dari berbagai kampus besar di Indonesia saat menjadi peserta PPSDMS Surabaya, berbagai pengalaman dan pembelajaran yang saya dapatkan saat masa kaderisasi; saat ‘menghidupkan’ kembali IMAJAYA (Ikatan Mahasiswa Lumajang di Surabaya) setelah 4 tahun berhenti; saat beraktivitas di UKM; saat menjadi staff dan calon pimpinan LDJ Ash-Habul Kahfi; saat menjadi staff di Ristek HMMT FTI ITS dan sejarahnya masuk 3 besar keilmiahan terbaik ITS; saat menjadi staff di Ristek BEM ITS dan sejarahnya menjadi Juara Umum PIMNAS untuk pertama kalinya; saat mengikuti forum- forum pemuda tingkat nasional, dan tentunya yang paling menarik adalah dari buku-buku
  • 2. 2 bacaan yang pernah saya baca. Satu hal lagi yang mendasari penulisan ini adalah apa yang saya dapatkan saat menjalani Kerja Praktek di PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk. Perusahaan dan organisasi pada dasarnya memiliki kesamaan. Dan itu yang menjadi poin menarik untuk saya jadikan bahan diskusi dan eksperimen kami selama menjalankan kinerja DPM ITS masa kepengurusan 2013-2014. Saya akan sedikit berbagi cerita tentang sebuah kasus perusahaan besar di dunia yang bernama Johnson & Johnson. Kasus dari perusahaan ini mungkin bisa menjadi sebuah renungan bagaimana tata nilai memberikan pengaruh besar dalam kelangsungan perusahaan. Penyusunan tata nilai yang tepat dan implementasinya, terbukti membuat perusahaan mampu melewati sebuah badai besar yang bisa saja menenggelamkan perusahaan. Mari kita cermati pernyataan tata nilai Johnson & Johnson berikut ini: “We believe our first responsibility is to our doctor, nurses, and patients, to mothers and fathers and all others who use product and services. In meeting their needs, everything we do must be of high quality.” Pada tahun 1982, Johnson & Johnson diterpa badai besar ketika salah satu produk unggulannya, yakni Tylenol terkontaminasi sianida sehingga menyebabkan kematian sejumlah orang. Apa yang dilakukan Johnson & Johnson? Mereka langsung menarik seluruh produk Tylenol, sekaligus memberikan bantuan kepada para korban. Tindakan itu memang sangat menekan perusahaan mengingat Tylenol menguasai 35 persen lebih dari laba Johnson & Johnson. Namun Johnson & Johnson memilih untuk bertindak sigap menarik produk dan memberikan kompensasi kepada para korbannya, dengan berlandaskan tata nilai bahwa mereka memprioritaskan tanggungjawab mereka kepada para pengguna produknya. Jika pernyataan dalam tata nilai adalah “our first responsibility is to our shareholders”, maka mungkin Johnson & Johnson tidak akan bertindak sesigap itu karena mereka harus mengutamakan para pemangku kepentingannya. Bisa jadi mereka tak mau menarik produk karena akan merugikan. Namun mereka berpegang teguh pada tata nilai yang sudah disusun. Dan terbukti berkat kesigapan mereka bertindak, dengan berlandaskan tata nilai, Johnson & Johnson tidak terpuruk akibat kasus besar itu. Bahkan Johnson & Johnson yang sudah berdiri sejak tahun 1886, hingga kini terus tumbuh menjadi salah satu perusahaan terbesar di dunia.
  • 3. 3 Keberhasilan Semen Indonesia Group (SMIG) menjadi perusahaan terbesar di Asia Tenggara dan berhasil menjadi BUMN pertama yang bergelar multinational corporation, tak terlepas dari tata nilai dan budaya perusahaan yang telah dibangun. Visi SMIG pun di ubah dari sekadar sebagai perusahaan semen yang bisa bermain di kancah regional menjadi World Class Engineering Company yang akan tercapai pada tahun 2030. Berikut merupakan tata nilai yang telah ditetapkan oleh SMIG, terdiri Transparancy, Accountability, Responsibility, Independency dan Fairness. Sedangkan di tempat saya menjalani Kerja Praktek (KP), yakni di PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, memiliki tata nilai yang terdiri dari Competence, Integrity, Reliable dan Innovative atau biasa disingkat dengan CIRI. Perusahaan baja nasional yang berdiri pada 31 Agustus 1970 ini memiliki visi yakni “Perusahaan baja terpadu dengan keunggulan kompetitif unutk tumbuh dan berkembang secara berkesinambungan menjadi perusahaan terkemuka di dunia.” Selama saya menjalani Kerja Praktek hampir satu bulan disana, saya merasakan betul atmosfer CIRI benar-benar ingin diimplementasikan dan diresapi secara baik oleh setiap komponen perusahaan. Dan momen Kerja Praktek tersebut, selain saya manfaatkan untuk memperdalam keilmuan Material dan Metalurgi juga tak mau saya sia-siakan hanya dengan fokus pada pengerjaan laporan. Saya coba pelajari apa yang ingin di bangun oleh Perusahaan Baja Terpadu yang termasuk salah satu dari industri strategis nasional ini. Dan banyak hal yang saya dapatkan. Penjelasan di atas merupakan sedikit contoh tentang pembangunan budaya perusahaan di PT Semen Indonesia (Persero) Tbk dan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. Dari sana, saya ingin mengajak Anda untuk membaca dan memperhatikan tentang pembangunan budaya organisasi DPM ITS masa kepengurusan 2013-2014 yang pernah saya geluti. Pada akhirnya, semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan tentunya menginspirasi para pimpinan organisasi mahasiswa pada khususnya untuk memperhatikan, mengkaji, meningkatkan dan mengevaluasi setiap potensi-potensi yang ada di dalam ormawa mereka untuk kebaikan bersama di masa kini dan masa mendatang. Selamat membaca.
  • 4. 4 II. PENGERTIAN BUDAYA, ORGANISASI DAN BUDAYA ORGANISASI Sebelum lebih jauh membahas tentang budaya organisasi dan bagaimana cara membangun budaya organisasi, lebih baik jika kita kembali memahami pengertian dari kata “budaya” dan “organisasi” itu sendiri. Hal ini menjadi penting karena kita senantiasa mengesampingkan pentingnya sebuah definisi dari sebuah kata. Dari sini diharapkan pemahaman kita semakin luas dan mantap mengenai budaya, organisasi dan budaya organisasi yang akan dibahas selanjutnya. Bagi orang awam, kata “budaya” biasanya di asosiasikan dengan sebuah tarian, musik, makanan, hasil kerajinan tangan, pakaian, perhiasan, peralatan, bentuk bangunan, dan sejenisnya. Namun, sebagai seorang organisatoris dan juga aktivis mahasiswa kita harus memiliki pemahaman yang lebih baik dan komprehensif mengenai budaya berdasarkan pengertian dari para ahli yang dapat diterima secara umum. Budaya organisasi yang dimaksud disini tentu berbeda dengan apa yang disebutkan sebelumnya. Berikut ini beberapa pengertian tentang budaya organisasi yang bisa kita jadikan acuan dan konsep kedepan dalam membangun budaya di organisasi kita masing-masing. Pemahaman dari perspektif bahasa, kata budaya atau kebudayaan berasal dari Bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) sehingga budaya diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Sedangkan dalam Bahasa Inggris, kata budaya atau kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata latin yakni colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Pendalaman lebih lanjut untuk memperluas wawasan dan pemahaman kita mengenai budaya, berikut ini beberapa pendapat para ahli yang dapat dijadikan sumber pemahaman yaitu: Koentjaraningrat (1998:5) mengatakan bahwa budaya adalah keseluruhan sistem, gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang di miliki diri manusia dengan cara belajar. Budaya atau kebudayaan seperti sebuah piramida berlapis tiga. Lapisan di atas adalah hal-hal yang dapat dilihat secara kasat mata seperti bentuk bangunan, pakaian, tarian, musik, teknologi, dan barang-barang lain. Lapisan tengah adalah perilaku, gerak-gerik dan adat istiadat yang sering kali dapat juga dilihat. Lapisan bawah adalah kepercayaan-kepercayaan, asumsi, dan nilai-nilai yang mendasari lapisan di atasnya.
  • 5. 5 Edgar H. Schein (1992:16) dalam karyanya “Organizational Culture and Leadership” yang banyak menjadi referensi penulisan mengenai budaya organisasi, mendefinisikan dengan lebih luas bahwa budaya adalah: “A pattern of share basic assumption that the group learner as it solved its problems of external adaptation and internal integration, that has worked well enough to be considered valid and therefore, to be taught to new members as the correct way to perceive, think and feel in relation to these problems”. Pendapat tersebut diartikan bahwa kebudayaan adalah “suatu pola asumsi dasar yang diciptakan, ditemukan atau dikembangkan oleh kelompok tertentu sebagai pembelajaran untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal yang resmi dan terlaksana dengan baik dan oleh karena itu diajarkan kepada angota-anggota baru sebagai cara yang tepat untuk memahami, memikirkan dan merasakan terkait dengan masalah-masalah tersebut”. Setelah memahami apa itu pengertian budaya, selanjutnya akan diberikan beberapa pengertian mengenai organisasi. Organisasi didefinisikan sebagai suatu kesatuan sosial dari sekelompok individu (orang), yang saling berinteraksi menurut suatu pola yang terstruktur dengan cara tertentu, sehingga setiap anggota organisasi mempunyai tugas dan fungsinya masing-masing, dan sebagai suatu kesatuan mempunyai tujuan tertentu, dan juga mempunyai batas-batas yang jelas, sehingga organisasi dapat dipisahkan secara tegas dari lingkungannya (Lubis, S.B. Hari, Martani Huseini. 2009. Pengantar Teori Organisasi – Suatu Pendekatan Makro). Sedangkan pengertian organisasi menurut Gibson (1989:23) dalam Dewi (2006:12) menyatakan bahwa organisasi merupakan kesatuan yang memungkinkan orang untuk bekerja sama mencapai tujuan. Sedangkan Robbins (1994:5) menyatakan organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif terus menerus berpartisipasi secara teratur untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan. Berdasarkan pengertian-pengertian tentang budaya dan organisasi diatas, akhirnya dapat kita tarik kesimpulan bahwa budaya organisasi adalah apa yang dirasakan, apa yang diyakini dan apa yang dijalani oleh sebuah organisasi.
  • 6. 6 Budaya organisasi memiliki fungsi utama bagi organisasi itu sendiri. Yang pertama yakni sebagai proses integrasi internal atau pemersatu dari setiap komponen internal dalam organisasi. Dan yang kedua yakni sebagai proses adaptasi eksternal atau sebagai sarana untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan luar organisasi. Sedemikian pentingnya fungsi budaya organisasi, sehingga menjadikan budaya organisasi adalah salah satu hal yang harus dimiliki, dilaksanakan, dirawat dan di evaluasi oleh sebuah organisasi yang ingin dikatakan sebagai organisasi yang berhasil. Ilustrasi yang dapat digambarkan dengan adanya budaya organisasi adalah sebagai berikut: Gambar 1 – Manfaat Budaya Organisasi Dari gambar di atas, dapat dijelaskan bahwa dengan adanya budaya organisasi maka orang-orang yang ada di dalamnya, yang awalnya memiliki cara pandang dan berbuat yang berbeda satu sama lain dapat di transformasikan menjadi sekelompok orang dengan nilai-nilai dan keyakinan baru sesuai dengan budaya dalam organisasi tersebut sehingga bisa bergerak lebih efektif dan efisien dalam mencapai tujuan organisasi. Untuk bisa memahami bagaimana cara membangun budaya organisasi, setidaknya ada 3 (tiga) subbab yang perlu untuk dipelajari terlebih dahulu. Ketiga subbab tersebut adalah mengenal budaya organisasi, nilai budaya organisasi dan mengelola transformasi budaya organisai.
  • 7. 7 III. MEMBANGUN BUDAYA ORGANISASI Sampai disini saya rasa Anda sudah cukup memahami apa itu pengertian dari budaya, pengertian dari organisasi dan tentunya pengertian dari budaya organisasi. Selanjutnya dalam bagian ini kita akan membahas mengenai apa saja yang dibutuhkan dalam pembangunan budaya organisasi di lembaga legislatif DPM ITS masa kepengurusan 2013-2014. Ada tiga subbab yang akan menjadi bahasan utama sebagaimana penjelasan di akhir bagian pendahuluan di atas. 1. MENGENAL BUDAYA ORGANISASI Konsep Visi, Misi, Falsafah dan Values Dalam sebuah organisasi yang bisa dikatakan baik/ berhasil, setidaknya memiliki beberapa instrument budaya organisasi yang berupa Visi, Misi, Perilaku, Falsafah, Values, dan Penataan Artefak. Ke enam instrument budaya organisasi tersebut dapat di gambarkan dalam diagram alur di bawah ini. Gambar 2 – Diagram alur konsep visi, misi, falsafah dan values Keterangan: - Misi Misi merupakan jalan pilihan untuk menuju ke masa depan - Perilaku Perwujudan sebuah visi dilaksanakan dengan perilaku yang dilandasi oleh Keyakinan dan Nilai Dasar. Perilaku tersebut diantaranya dibentuk melalui penataan artefak dan lain-lain.
  • 8. 8 - Values Values adalah nilai-nilai yang di junjung tinggi dalam usaha organisasi untuk mewujudkan visi melalui misi - Falsafah Falsafah adalah keyakinan yang menjiwai pikiran dan tindakan pengurus organisasi atas kebenaran misi dan cara yang ditempuh untuk mewujudkan visi yang telah di tetapkan - Penataan Artefak Penataan artefak seperti mars, yel-yel, lagu akan dapat memotivasi seseorang untuk mengartikulasikan perilaku sesuai dengan keyakinan dan nilai dasar dalam organisasi - Visi Visi adalah gambaran kondisi masa depan yang hendak diwujudkan Setelah kita cukup memahami penjelasan ringkas tentang ke enam instrument di atas, mari kita buka dan baca kembali apa yang menjadi Visi dan Misi dari Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) ITS masa kepengurusan 2013-2014. A. Visi DPM ITS: “Terwujudnya DPM ITS yang Profesional dan Berintegritas dengan Semangat Proaktif dan Aspiratif.” Penjelasan: DPM ITS yang Profesional dan Berintegritas DPM ITS masa kepengurusan 2013-2014 mempunyai harapan kedepannya mampu menjadi organisasi mahasiswa yang profesional. Meski sangat sulit dalam pelaksanaannya – dalam penyusunan visi ini di depan sudah terbayang bagaimana sulitnya menjadi organisasi yang profesional – karena seringkali organisasi mahasiswa dibenturkan antara profesionalisme dan rasa kekeluargaan. Beberapa ormawa di ITS mayoritas memilih untuk mengedepankan kekeluargaan daripada profesionalitas. Namun, dalam diskusi yang cukup menarik saat perumusan visi tersebut akhirnya kami bersepakat untuk memilih kata profesional. Meskipun sempat muncul dan terjadi perdebatan yang cukup lama apakah memakai kata kredibel (kata ini sempat muncul) atau profesional. Pembangunan akan profesionalisme dan integritas anggota DPM ITS akan terus dilakukan dan dijiwai dalam melakukan tugasnya.
  • 9. 9 Semangat Proaktif dan Aspiratif DPM ITS masa kepengurusan 2013-2014 dalam melaksanakan tugas-tugasnya harus selalu berupaya untuk bekerja berdasarkan semangat proaktif dan aspiratif. Proaktif disini adalah tanggap terhadap setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh Presiden BEM ITS dan juga terhadap pelaksanaan atau eksekusi Undang-Undang dan aturan lain yang dilakukan oleh BEM ITS secara keseluruhan (sebagai bagian dari fungsi kontrol). Sedangkan semangat aspiratif harus selalu menjiwai setiap anggota DPM ITS. Dalam melakukan jaring aspirasi mahasiswa misalnya, setiap Anggota DPM ITS harus bisa menempatkan dirinya sebagai seorang penjaring aspirasi yang baik, mau menjadi pendengar yang baik, memberikan feedback dan apresiasi terhadap setiap pertanyaan; saran; ataupun kritik yang diberikan oleh peserta jaring aspirasi. Sehingga dapat terjalin trust atau kepercayaan antara dua belah pihak, dan akhirnya tercapailah apa yang menjadi tujuan bersama. B. Misi DPM ITS 1. Membangun kebersamaan dan kekeluargaan di internal lembaga DPM ITS Jika kita ibaratkan misi sebagai guideline ketercapaian dari visi yang dicanangkan, maka kami DPM ITS masa kepengurusan 2013-2014 menekankan bahwa membangun kebersamaan dan kekeluargaan di dalam internal lembaga adalah poin penting yang harus dicapai terlebih dahulu. Mengapa kami menekankan bahwa misi internal harus tuntas terlebih dahulu? Hal ini tak terlepas dari komposisi tim yang dimiliki oleh DPM ITS yang beragam dan kebanyakan dalam kondisi tak saling mengenal. Apalagi di dalam DPM ITS semua anggota memiliki kedudukan yang egaliter. Padahal dalam suatu organisasi, suatu program akan berhasil jika semua elemen yang ada didalamnya memiliki pandangan yang sama, dapat memahami perannya masing-masing dan mampu menjiwai apa yang menjadi tujuan (objective) dari suatu program yang telah dibuat dan ditetapkan. Jika dan hanya jika kebersamaan dan kekeluargaan itu terbangun di antara para anggota DPM ITS, maka bukan tidak mungkin penjiwaan terhadap visi dan program yang dicanangkan sejak awal akan tercapai dengan sempurna dan gilirannya akan memicu percepatan pada kualitas kerja DPM ITS dan hasil kinerja yang optimal.
  • 10. 10 2. Membangun sinergisitas antar lembaga organisasi kemahasiswaan di KM ITS Poin kedua dari misi DPM ITS 2013-2014 adalah sinergi eksternal. Sinergi eksternal perlu diciptakan sebagai manifestasi semangat proaktif dan aspiratif yang telah kami canangkan sejak awal dalam visi DPM ITS 2013-2014. Membangun sinergi bukan berarti menjadikan kita bersikap pasif, namun harus aktif. Aktif dalam arti tidak menunggu, lebih cenderung terbuka terhadap poin ketercapaian sehingga tidak adanya monopoli kepentingan salah satu lembaga di dalamnya. KM ITS dibangun berdasarkan keberagaman yang ada di dalamnya, sehingga tak dapat dipungkiri bahwa menemukan poin ketercapaian bersama, menjalankan dan mencapainya secara bersama antar lembaga di KM ITS menjadi esensi penting yang terkadang dilupakan oleh para pemangku jabatan di KM ITS. Dengan adanya komitmen bersama inilah yang nantinya akan menguatkan posisi tawar DPM ITS sebagai lembaga perumus kebijakan strategis di KM ITS. 3. Membentuk public good dengan menyalurkan aspirasi mahasiswa ITS Poin selanjutnya yang menjadi misi dari DPM ITS 2013-2014 adalah membentuk public good (kebaikan bersama). Inilah inti keberadaan DPM ITS. Sebagai wakil (representative) dari anggota KM ITS dalam Pemerintahan KM ITS. Kebaikan bersama yang dimaksud adalah setiap kebijakan yng nantinya dikeluarkan oleh DPM ITS haruslah didasari pada aspirasi yang disuarakan dan disampaikan oleh KM ITS. Setiap langkah gerak dari DPM ITS haruslh mendapat restu dari KM ITS dan yang paling penting DPM ITS haruslah bersikap open minded dan friendly terhadap setiap aspirasi yang ada. Karena jiwa seorang wakil adalah sebagai penampung apa yang diwakilinya. Menampung segala saran yang diberikan, menampung setiap kluh kesah rakyat yang diwakilinya. Namun terkait tindak lanjut mengenai berbagai aspirasi yang ada haruslah disesuaikan dengan tujuan yang dicanangkan di awal serta aspek kebermanfaatan yang akan dihasilkan apabila dilakukan tindak lanjut aspirasi. 4. Proaktif terhadap kebijakan strategis dalam lingkup KM ITS Poin terakhir yang menjadi misi dari DPM ITS 2013-2014 adalah proaktif terhadap kebijakan strategis dalam KM ITS. Yang dimaksud proaktif ini adalah memilih secara aktif untuk merumuskan kebijakan strategis yang dapat membawa KM ITS ke arah yang lebih baik. Merumuskan di sini bukanlah sekedar merumuskan GBHK bagi BEM ITS saja, namun juga termasuk dalam melakukan kontrol terhadap implementasi
  • 11. 11 GBHK yang terwujud melalui berbagai tipe Program Kerja yang dilakukan oleh BEM ITS, baik itu event maupun kebijakan, seperti Keputusan Presiden yang dikeluarkan oleh Presiden BEM ITS. 2. NILAI-NILAI BUDAYA ORGANISASI Nilai-nilai merupakan turunan yang bersifat lebih operasional dari falsafah (keyakinan), yang menunjukkan apa yang diyakini baik atau buruk, benar atau salah, penting atau tidak penting, dalam kehidupan organisasi DPM ITS 203-2014. Dengan demikian, nilai-nilai merupakan pedoman bagi para anggota organisasi dalam perilaku sehari-hari. Dalam praktiknya, nilai-nilai tersebut merupakan sumber bagi norma-norma perilaku. Ketika seperangkat nilai sudah diterima secara kolektif oleh para anggota organisasi maka nilai-nilai tersebut menjadi shared-values. Sejumlah nilai yang paling berpengaruh terhadap perilaku atau menjadi rujukan utama disebut sebagai nilai-nilai dasar atau nilai-nilai utama (primary values). Dalam budaya organisasi biasanya dibedakan antara nilai-nilai yang diinginkan (das sollen), yaitu nilai-nilai yang diturunkan dari visi dan keyakinan dengan nilai-nilai yang berkembang saat ini (das sein). Proses membangun budaya organisasi pada dasarnya adalah upaya mengatasi kesenjangan antara das sein dengan das sollen, sehingga pada akhirnya das sein = das sollen. Berikut ini merupakan tata nilai DPM ITS: 1. Kebersamaan dan Kekeluargaan Suasana berorganisasi di DPM ITS yang terdiri dari berbagai macam latar belakang dan karakterisitik yang berbeda, tidak menghalangi para anggota DPM ITS ini untuk saling mengenal, memahami, membantu dan menanggung “kerasnya” perjuangan dalam berorganisasi. Bagi mereka seribu kawan terlalu sedikit tapi satu musuh terlalu banyak, karena itu persahabatan dan persaudaraan selama satu tahun kepengurusan akan membentuk tim perubahan yang solid selama menjalankan tugas-tugas DPM ITS dan bahkan sebagai investasi di masa depan. Meliputi nilai-nilai operasional: [1] Empati; [2] Open minded; [3] Rendah Hati 2. Proaktif Bersikap proaktif lebih dari sekedar mengambil inisiatif. Bersikap proaktif berarti bertanggungjawab atas perilaku kita sendiri, baik di masa lalu, masa kini, maupun masa mendatang. Bersikap proaktif juga berarti mampu membuat pilihan-pilihan
  • 12. 12 berdasarkan prinsip-prinsip serta nilai-nilai yang berlaku. Pemimpin yang proaktif akan mampu membuat keputusan secara bijak dan bertanggungjawab atas keputusan tersebut, tanpa terpengaruh suasana hati atau keadaan. Bila dihadapkan dengan kondisi yang kurang kondusif ataupun keadaan dimana semua orang melakukannya, pemimpin yang proaktif tidak reaktif, tidak ikut-ikutan, dan tidak menyalahkan orang lain atas kondisi tersebut. Meliputi nilai-nilai operasional: [1] Keaktifan; [2] Inisiatif; [3] Bijaksana; dan [4] Obyektif 3. Terobosan Dalam bahasa inggrisnya adalah breakthrough. DPM ITS lebih memilih untuk memakai kata Terobosan daripada Inovatif atau Kreatif. Terobosan adalah suatu gebrakan baru yang lahir berdasarkan sikap kreatif dan inovatif. Permasalahan yang ada seringkali adalah dalam bentuk permasalahan yang berulang-ulang, juga tak sedikit permasalahan-permasalahan baru yang harus membutuhkan cara baru untuk menyelesaikannya. Dengan selalu berorientasi kepada terobosan, menjadikan DPM ITS menjadi organisasi yang memiliki kemampuan mendayagunakan budi (akal, pikiran) dan pekerti (fisik, tenaga) secara baik dan maksimal. Selain itu, terobosan juga membuat DPM ITS menjadi fleksibel. Artinya mampu bekerja secara multitasking dan lentur sehingga bisa secara simultan menangkap ide-ide yang out of the box dan mengolahnya menjadi sebuah inovasi. Kedinamisan dalam melaksanakan tugas-tugasnya pun menjadi semakin berwarna, mendapatkan hal-hal baru dan tentunya menghasilkan sesuatu yang baru pula. Meliputi nilai-nilai operasional: [1] Inovatif; [2] Kreatif; [3] Kecerdasan 4. Integritas Memiliki kepribadian yang matang dan dewasa, dilandasi oleh kemampuan untuk menyelaraskan pikiran, perkataan dan perbuatan, berkata dan bertindak jujur, serta memikul tanggungjawab, sehingga mampu menjadi agen-agen perubahan yang layak dipercaya. Integritas juga mencerminkan komitmen yang tinggi terhadap setiap kesepakatan, aturan dan ketentuan serta undang-undang yang berlaku melalui loyalitas profesi dalam memperjuangkan kepentingan organisasi. Meliputi nilai-nilai operasional: [1] Kejujuran; [2] Tanggungjawab; [3] Amanah; dan [4] Kematangan Pribadi/ Kedewasaan
  • 13. 13 3. MENGELOLA TRANSFORMASI BUDAYA ORGANISASI 1. Proses Perubahan Budaya a. Tetapkan nilai-nilai budaya baru b. Bentuk tim tansformasi yang kuat c. Merumuskan strategi dan rencana aksi implementasi d. Internalisasi untuk setiap anggota DPM ITS e. Peninjauan semua kebijakan dan sistem apakah sesuai dengan nilai-nilai baru f. Indoktrinasi nilai-nilai budaya baru anggota DPM ITS g. Evaluasi hail yang dicapai 2. 3 Elemen Kunci yang Harus Digarap untuk Merubah Budaya Organisasi Gambar 3 – Elemen pengubah budaya organisasi a. Individual 1) Nilai dan Keyakinan 2) Sikap dan Perilaku 3) Motivasi Berprestasi 4) Kompetensi b. Kepemimpinan 1) Visi, Misi dan Nilai yang Jelas 2) Keahlian Komunikasi antar Pribadi
  • 14. 14 3) Keahlian Pembinaan 4) Manajemen Diri 5) Keahlian Mengembangkan Kerjasama 6) Keahlian Terkait Manusia c. Struktur dan Sistem 1) Alokasi Tugas dan Delegasi Wewenang 2) Penetapan Sasaran Kerja Organisasi dan Tim Individu 3) Penilaian Kinerja 4) Sistem Manajemen SDM lain 3. Program Rinci Perubahan Budaya Misalnya berisi tentang ragam program yang ingin ditetapkan, metode internalisasi untuk perubahan mindset, evaluasi dan monitoring. 4. Proses Internalisasi Nilai-Nilai Budaya Organisasi a. Misalnya adalah pada tahun 2013-2014 adalah masa awareness (membangun kesadaran) atau ke empat nilai-nilai DPM ITS diketahui arti pentingnya. b. Tahun 2014-2015 adalah masa understanding (menanamkan pemahaman) atau ke empat nilai-nilai DPM ITS dipahami dan tumbuh motivasi untuk di terapkan. c. Tahun 2015-2016 adalah masa buy in (menumbuhkan penerimaan) atau ke empat nilai-nilai DPM ITS mulai menjadi acuan perilaku d. Tahun 2016-2017 adalah masa ownership (memupuk komitmen) atau budaya organisasi DPM ITS tertanam dengan baik/ tegak. 5. Evaluasi IV. PENUTUP Sebagai mahasiswa ITS dan bagian dari KM ITS, saya mempunyai harapan besar kepada setiap orang yang sedang menjalani ujian-Nya berupa amanah jabatan publik ormawa. Semoga Allah Tuhan Yang Maha Esa menguatkan pundak kawan-kawan untuk senantiasa melakukan perubahan-perubahan ke arah yang lebih baik dan mampu mempertanggungjawabkannya di akhirat kelak secara terhormat. Sebagai penutup saya ingin mengutip pernyataan salah satu idola saya, “Never give up on what you really want to do. The person with big dreams is more powerful than the one with all the fact”– Albert Einstein.
  • 15. 15 DAFTAR PUSTAKA Collins, Jim. 2001. Good to Great: Why Some Companies Make the Leap… and Others Don’t. HarperBusiness Covey, Stephen R. 2010. 7 Habits of Highly Effective People. Jakarta: Bina Rupa Aksara _____________. 2012. The Third Alternative. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Kasali, Rhenald. 2007. Re-Code Your Change DNA. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama _____________. 2014. Self Driving – Menjadi Driver atau Passenger?. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Soetjipto, Dwi. 2014. Road to Semen Indonesia: Transformasi Korporasi – Mengubah Konflik Menjadi Kekuatan. Jakarta: Penerbit Buku Kompas Buku Pedoman Sistem & Manajemen Pembinaan PPSDMS Nurul Fikri 2012-2014 Konstitusi Dasar Keluarga Mahasiswa (KDKM) ITS hasil MUBES IV Slide materi Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa Tingkat Menengah (LKMM TM) XI FTI – ITS 2013 Slide materi Membangun Budaya Perusahaan PT Krakatau Steel (Persero)