Makalah ini membahas tentang organisasi profesi kependidikan di Indonesia, termasuk hakikat organisasi profesi, fungsi organisasi profesi guru, serta bentuk dan misi organisasi guru seperti PGRI, ISPI, dan IPBI."
1. MAKALAH
PROFESI KEPENDIDIKAN
Dosen Pengampu : Rianty, M.Pd
Semester II/E
Oleh :
Sri Utari (037119134)
Pratami Syarah Gunawan (037118145)
Wulan Agustina Fadhilla (037118147)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2019 -2020
2. i
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT. Sholawat dan salam selalu tercurahkan
kepada Rasulullah SAW. Berkat rahmat dan limpahann-nya penyusun mampu
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Profesi
Kependidikan
Dalam penyusunan tugas materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.
Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyususnan materi ini tidak
lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-
kendala yang penulis hadapi teraratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang hakikat
organisasi profesi, fungsi organisasi profesi guru, dan misi organisasi guru di
Indonesia, yang kami sajikan pengamatan dari berbagai sumber informasi,
refernsi, dan berita.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya. Kami sadar bahwa makalah
ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen
pembimbing kami meminta masukannya demi perbaikan makalah di masa yang
akan datang dan mengharapkan kritik dan sarandari pembaca
Bogor, 19 Februari 2019
Penulis
3. ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................i
DAFTAR ISI ..................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................1
B. Rumusan Masalah ................................................................................2
BAB II. PEMBAHASAN................................................................................3
A. Hakikat Organisasi Profesi....................................................................3
B. Fungsi Organisasi ProfesiKependidikan.................................................4
C. Bentuk dan Misi Organisasi di Indonesia................................................5
BAB III. PENUTUP.......................................................................................11
A. Kesimpulan ..........................................................................................11
B. Saran...................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................13
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Profesionalisme merupakan tuntutan bagi para pekerja yang bekerja di
pekerjaan yang telah diakui sebagai profesi. Dengan tuntutan yang semakin
meluas, banyak orang mengharapkan semua pekerjaan harus bertindak atau
bekerja secara profesionalisme padahal masih banyak orang kurang paham apa
yang dimaksud dengan profesionalisme. Dalam bahasa awam pula, seseorang
disebut profesional jika kerjanya baik, cekatan, dan hasilnya memuaskan.
Dalam menuju profesionalisme tersebut, dalam setiap profesi membentuk
organisasi-organisasi yang berfungsi untuk mengayomi, melindungi, dan sebagai
keluh kesah pekerja untuk mendapatkan kehidupan yang layak bagi para profesi.
Fungsi organisasi profesi ini sangat penting bagi para pekerja. Dalam keseharian
orang awam menganggap bahwa organisasi profesi adalah suatu kumpulan profesi
yang terintegrasi dengan baik.
Semakin banyaknya pekerjaan yang diakui sebagai profesi semakin banyak
pula organisasi profesi. Dengan semakin mudahnya orang-orang berkumpul
dalam satu profesi dengan demikian mudahnya orang membentuk organisasi
profesi baru. Tetapi dari pemerintah telah mengakomodasikan dengan membentuk
organisi profesi secara resmi masing-masing profesi yang akan mendapat bantuan
atau petunjuk-petunjuk langsung dari pemerintah.
Peranan organisasi profesi dapat melindungi pekerja. Supaya mendapat
perlindungan dari organisasi profesi, pekerja harus dapat memenuhi kewajiban
sebagai profesi. Dengan demikian pekerja akan mendapatkan hak-hak sebagai
pekerja. Dimana kewajiban dan hak telah diatur oleh pemerintah dalam peraturan
yang jelas.
5. 2
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan hakikat organisasi profesi?
2. Apa fungsi organisasi profesi guru?
3. Apa saja bentuk dan misi organisasi guru di Indonesia?
6. 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Organisasi Profesi
Sebelum membahas mengenai organisasi sebaiknya kita mengetahui tentang
apa itu organisasi dan profesi itu sendiri. W.J.S. Poerwadarminta (dalam Kamus
Umum Bahasa Indonesia) organisasi yaitu susunan dan aturan dari berbagai
bagian sehingga merupakan kesatuan yang teratur. Selanjutnya menurut James D.
Mooney, organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai
tujuan bersama. Chester I. Bernard, organisasi merupakan suatu sistem aktivitas
kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih. Dari berbagai pengertian di
atas dapat kita simpulkan bahwa organisasi merupakan suatu perserikatan
manusia antara dua orang atau lebih yang didalamnya terdapat susunan dan aturan
serta sistem aktivitas kerja untuk mencapai tujuan bersama.
Sedangkan profesi itu sendiri adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan
seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan dan memerlukan keahlian,
kemahiran atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta
memerlukan pendidikan profesi.1 Dari berbagai uraian diatas dapat diambil
kesimpulan bahwa organisasi profesi merupakan suatu organisasi yang didirikan
oleh 2 orang atau lebih yang memiliki profesi yang sama untuk menciptakan
tujuan bersama. Sedangkan Merton mendefinisikan bahwa organisasi profesi
adalah organisasi dari praktisi yang menilai atau mempertimbangkan seseorang
atau yang lain mempunyai kompetensi profesional dan mempunyai ikatan
bersama untuk menyelenggarakan fungsi sosial yang mana tidak dapat
dilaksanakan secara terpisah sebagai individu. Organisasi profesi menyediakan
kendaraan untuk anggotanya dalam menghadapi tantangan yang ada saat ini dan
akan datang serta bekerja kearah positif terhadap perubahan-perubahan profesi
sesuai dengan perubahan sosial.
1 Zahrah aminatul, Kualitas pembelajaran profesionalismeguru,(Bandung: Yrama Widya,2015),
hlm. 23
7. 4
Dalam kehidupan sehari-hari kita mengenal banyak organisasi profesi yang
sengaja didirikan oleh para anggotanya sesuai dengan bidangnya masing-masing
misalnya dalam dunia kesehatan kita mengenal Ikatan Doker Indonesia
(IDI), Ikatan Dokter Gigi Indonesia (IDGI), Ikatan Bidan Indonesia
(IBI), Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI), Persatuan Ahli Farmasi
Indonesia (PAFI), Ikatan Perawat Anestesi Indonesia (IPAI), Persatuan Guru
Republik Indonesia (PGRI) dan lain-lain.
Suatu profesi mengandung unsur pengabdian (Oemar Hamalik) menurutnya,
suatu profesi bukan yang dimaksudkan untuk mencari keuntungan materi belaka,
melainkan untuk pengabdian kepada masyarakat. Pengabdian seorang profesional
menunjuk pada pengutamaan kepentingan orang banyak dari pada kepentingan
diri sendiri.
B. Fungsi Organisasi Profesi Kependidikan
Organisasi profesi kependidikan berfungsi sebagai pemersatu seluruh
anggota profesi dalam kiprahnya menjalankan tugas keprofesiannya dan memiliki
fungsi peningkatan kemampuan profesional guru.
1. Fungsi pemersatu guru
Abin Syamsuddin, yaitu dorongan yang menggerakkan para profesional untuk
membentuk suatu organisasi keprofesian. Motif tersebut begitu bervariasi, ada
yang bersifat sosial, politik ekonomi, kultural, dan falsafah tentang sistem nilai.
Abin Syamsuddin, yaitu motif intrinsik dan ekstrinsik. Intrinsik adalah para
profesional yang terdorong oleh keinginannya untuk mendapatkan kehidupan
yang layak, sesuai dengan tugas profesi yang diembannya. Secara ekstrinsik
mereka terdorong oleh tuntutan masyarakat pengguna jasa suatu profesi.
2. Fungsi peningkatan kemampuan profesional
Fungsi kedua dari organisasi kependidikan adalah meningkatkan kemampuan
profesional pengemban profesi kependidikan ini. Fungsi ini secara jelas tertuang
8. 5
dalam PP No. 38 tahun 1992, pasal 61 yang berbunyi: Tenaga kependidikan dapat
membentuk ikatan profesi sebagai wadah untuk meningkatkan dan
mengembangkan karier, kemampuan, kewenangan profesional, martabat dan
kesejahteraan tenaga kependidikan. Bahkan dalam UUSPN tahun 1989, pasal 31;
ayat 4 dinyatakan bahwa: Tenaga kependidikan berkewajiban untuk berusaha
mengembangkan kemampuan profesionalnya sesuai dengan perkembangan
tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pembangunan bangsa. Abin
Syamsuddin menjelaskan bahwa kompetensi merupakan kecakapan atau
kemampuan mengerjakan kependidikan.
Kurikulum 1994 dapat dilakukan melalui dua program, yaitu program
terstruktur dan tidak terstruktur. Program terstruktur adalah program yang dibuat
dan dilaksanakan sedemikian rupa, mempunyai bahan dan produk kegiatan
belajar yang dapat diakreditasikan secara akademik dalam jumlah SKS tertentu.
Program tidak terstruktur adalah program pembinaan dan pengembangan tenaga
kependidikan yang dibuka berdasarkan kebutuhan tertentu sesuai dengan tuntutan
waktu dan lingkungan yang ada. Terlingkup dalam program tidak terstruktur ini
adalah:
a. Penataran tingkat nasional
b. Supervisi
c. Pembinaan dan pengembangan sejawat
d. Pembinaan dan pengembangan individual
C. Bentuk dan Misi Organisasi Guru di Indonesia
1. Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI)
Lahir pada 25 November 1945, setelah 100 hari proklamasi kemerdekaan
Indonesia. Cikal bakal organisasi PGRI adalah diawali dengan nama
Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) tahun 1912, kemudian berubah
nama menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI) tahun 1932. Pada saat
9. 6
didirikannya, organisasi ini disamping memiliki misi profesi juga ada tiga
misi lainnya, yaitu misi politis-deologis, misi peraturan organisaoris, dan
misi kesejahteraan. Misi profesi PGRI adalah upaya untuk meningkatkan
mutu guru sebagai penegak dan pelaksana pendidikan nasional. Guru
merupakan pioner pendidikan sehinnga dituntut oleh UUSPN tahun 1989:
pasal 31; ayat 4, dan PP No. 38 tahun 1992, pasal 61 agar memasuki
organisasi profesi kependidikan serta selalu meningkatkan dan
mengembagkan kemampuan profesinya.Misi politis-deologis tidak lain dari
upaya penanaman jiwa nasionalise, yaitu komitmen terhadap pernyataan
bahwa kita bangsa yang satu yaitu bangsa indonesia, juga penanaman nilai-
nilai luhur falsafah hidup berbangsa dan benegara, yaiitu panca sila. Itu
sesungguhnya misi politis-ideologis PGRI, yang dalam perjalanannya
dikhawatirkan terjebak dalam area polotik praktis sehingga tidak dipungkiri
bahwa PGRI harus pernah menelan pil pahit, terperangkap oleh kepanjangan
tangan orde baru.Misi peraturan organisasi PGRI merupakan upaya
pengejawantahan peaturan keorgaisasian, terutama dalam menyamakan
persepsi terhadap visi, misi, dan kode etik keelasan sruktur organisasi
sangatlah diperlukan.Dipandang dari segi derajat keeratan dan keterkaitan
antar anggotanya, PGRI berbentuk persatuan (union). Sedangkan struktur
dan kedudukannya bertaraf nasional, kewilayahan, serta kedaerahan.
Keanggotaan organisasi profesi ini bersifat langsung dari setiap pribadi
pengemban profesi kependidikan. Kalau demikian, sesunguhnya PGRI
merupakan organisasi profesi yang memiliki kekuatan dan mengakar
diseluruh penjuru indonesia. Artinya, PGRI memiliki potensi besar untuk
meningkatkan hakikat dan martabat guru, masyarakat, lebih jauh lagi bangsa
dan negara.
2. Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI)
Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) lahir pada pertengahan tahun
1960. Pada awalnya organisasi profesi kependidikan ini bersifat regional
karena berbagai hal menyangkut komunikasi antaranggotanya. Keadaan
10. 7
seperti ini berlangsung cukup lama sampai kongresnya yang pertama di
Jakarta 17-19 Mei 1984.Kongres tersebut menghasilkan tujuh rumusan
tujuan ISPI, yaitu Menghimpun para sarjana pendidikan dari berbagai
spesialisasi di seluruh Indonesia.
3. Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI)
Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI) didirikan di Malang pada tanggal
17 Desember 1975. Organisasi profesi kependidikan yang bersifat keilmuan
dan profesioal ini berhasrat memberikan sumbangan dan ikut serta secara
lebih nyata dan positif dalam menunaikan kewajiban dan tanggung jawabnya
sebagai guru pembimbing. Organisasi ini merupakan himpunan para petugas
bimbingan se Indonesia dan bertujuan mengembangkan serta memajukan
bimbingan sebagai ilmu dan profesi dalam rangka peningkatan mutu
layanannya. Secara rinci tujuan didirikannya Ikatan Petugas Bimbingan
Indonesia (IPBI) adalah sebagai berikut ini.
a) Menghimpun para petugas di bidang bimbingan dalam wadah
organisasi.
b) Mengidentifikasi dan mengiventarisasi tenaga ahli, keahlian dan
keterampilan, teknik, alat dan fasilitas yang telah dikembangkan di
Indonesia di bidang bimbingan, dengan demikian dimungkinkan
pemanfaatan tenaga ahli dan keahlian tersebut dengan sebaik-baiknya.
c) Meningatkan mutu profesi bimbingan, dalam hal ini meliputi
peningkatan profesi dan tenaga ahli, tenaga pelaksana, ilmu bimbingan
sebagai disiplin, maupun program layanan bimbingan (Anggaran Rumah
Tangga IPBI, 1975).
Untuk menopang pencapaian tujuan tersebut dicanangkan empat kegiatan,
yaitu:
a) Pengembangan ilmu dalam bimbingan dan konseling
b) Peningkatan layanan bimbingan dan konseling
c) Pembinaan hubungan dengan organisasi profesi dan lembaga
d) Pembinaan sarana (Anggaran Rumah Tangga IPBI, 1975)
11. 8
4. Ikatan Guru Indonesia (IGI)
Ikatan Guru Indonesia (IGI) merupakan organisasi profesi guru yang disahkan
oleh pemerintah melalui SK Depkumham Nomor AHU-125.AH.01.06. Tahun
2009, pada tanggal 26 November 2009. Melalui wadah IGI, diharapkan para
guru dapat mengubah dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada pihak lain
sekaligus bersiap menjadi lokomotif penggerak perubahan bagi bangsa.
Dengan motto "Sharing and Growing Together". Ikatan Guru Indonesia akan
menjadi komunitas yang tepat bagi para guru dan siapa saja yang tertarik dan
peduli pada pentingnya memajukan dunia pendidikan dan keguruan.
5. Federasi Guru Independen Indonesia (FGII)
FGII adalah Federasi Guru Independen Indonesia, yang di deklarasikan oleh
berbagai guru dan juga organisasi-organisasi guru yang berasal dari seluruh
Indonesia pada tanggal 17 Januari 2002. Organisasi ini diharapkan menjadi
sarana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan membebaskan guru serta
anak didik dari pembodohan secara struktural, maka sudah saatnyalah di era
reformasi sekarang guru harus bangkit untuk menjadi “Sang Pembebas” dan
menjadikan pendidikan sebagai wahana pencerahan dan pembebasan,
sehingga pendidikan tidak lagi menjadi tempat pembodohan dan
pengkerdilan ilmu pengetahuan, melainkan sebagai wahana pengembangan
diri siswa dan guru secara profesional, mandiri, kreatif, inovatif, dan
bertanggung jawab. Untuk itu adalah penting kehadiran Organisasi Guru
yang Independen dan bebas dari campur tangan negara/pemerintah.
6. Federasi Serikat Guru Indnesia (FSGI)
Dalam kurun waktu empat dasawarsa terakhir ini, perjuangan guru dalam
mencapai cita-cita terasa masih jauh dari yang diharapkan. Pembangunan
politik, ekonomi, sosial, dan budaya sering kali mengabaikan peran guru
dalam peningkatan kapasitas dan kualitas guru. Guru-guru Indonesia yang
12. 9
merindukan terwujudnya pendidikan berkualitas dan berkeadilan menyatukan
diri dalam suatu organisasi guru baru yang dinamakan Federasi Serikat Guru
Indonesia (FSGI). Wadah yang terbuka untuk semua guru Indonesia itu
diharapkan mampu memperjuangkan posisi tawar organisasi guru di negeri ini
yang diperhitungkan pemerintah dalam mengambil kebijakan pendidikan di
Tanah Air. Dalam manifesto pendidikan yang diusung FSGI, pendidikan
diyakini sebagai hak warga negara yang mesti dipenuhi pemerintah. Karena
itu, pendidikan berkualitas mesti diterima semua warga negara, tanpa
membeda-bedakan siswa berdasarkan tingkat kecerdasan, kekhususan,
maupun kategori kaya-miskin. FSGI berdiri sekitar awal Januari 2011 yang
dideklarasikan di kantor ICW Jakarta. Walaupun masih “bayi”, tetapi
kelahiran FSGI ini dibidani oleh beberapa tokoh pendidikan dan aktivis LSM.
Ade Irawan (ICW), Lodewijk F. Paat (Koalisi Pendidikan) bersama
saudaranya Jimmy Paat, ada beberapa aktivis LBH Jakarta.
7. Persatuan Guru Madrasah Republik Indonesia (PGMRI)
Dalam dunia pendidikan guru-guru madrasah masih banyak yang belum
berdaya dan belum banyak berperan, sehingga belum bisa dibanggakan. Masih
Banyak guru madrasah yang kurang percaya diri, kurang profesional dan
kurang bangga untuk mengatakan dirinya sebagai guru madrasah. Memang
tidak semua guru madrasah mengalami kondisi seperti itu, tetapi jumlahnya
relatif kecil. Kondisi yang demikian ini mempengaruhi mutu pendidikan
madrasah yang kita harapkan yaitu melahirkan output yang bekualitas, cerdas
dan berakhlak mulia. Sehingga madrasah dapat menjadi tumpuan masyarakat
di bidang pendidikan. Bahkan madrasah dapat dijadikan pusat pembangunan
peradaban. Oleh karena itu harus ada upaya-upaya untuk melakukan
perubahan ke arah terwujudnya guru madrasah yang profesional, sejahtera,
dan bermartabat. Namun demikian, untuk melakukan perubahan itu bukanlah
sesuatu yang mudah karena dihadapkan pada berbagai faktor, seperti kultur,
struktur, pencitraan, dan sebagainya. Oleh karena itu perubahannya harus
dilakukan secara terencana dan terorganisasi. Berdasarkan pemikiran itulah
13. 10
diperlukan adanya sebuah organisasi guru madrasah. Pada awalnya organisasi
ini muncul dengan nama Persatuan Guru Madrasah (PGM), tetapi di dalam
perjalanannya banyak masukan nama, diantaranya Persatuan Guru Madrasah
Republik Indonesia (PGMRI), Persatuan Guru Madrasah Indonesia
(PERGAMI), dan Persatuan Guru Madrasah Indonesia (PGMI). Musyawarah
Guru Mata Pelajaran (MGMP) MGMP merupakan suatu wadah asosiasi atau
perkumpulan bagi guru mata pelajaran yang berada di suatu
sanggar/kabupaten/kota yang berfungsi sebagai sarana untuk saling
berkomunikasi, belajar dan bertukar pikiran dan pengalaman dalam rangka
meningkatkan kinerja guru sebagai praktisi/perilaku perubahan reorientasi
pembelajaran di kelas (Depdiknas,2004: 1).Menurut Mangkoesapoetra MGMP
merupakan forum atau wadah profesional.
Misi pertama adalah misi nasional, yaitu misi untuk mempertahankan,
mengisi, dan mewujudkan cita-cita proklamasi kemerdekaan berupa terwujudnya
masyarakat adil dan makmur. Misi kedua adalah misi pembangunan nasional,
yaitu ikut berperan serta untuk menyukseskan pembangunan nasional sebagai
bagian pengisian kemerdekaan. Misi ketiga adalah misi pendidikan nasional, yaitu
ikut berperan serta secara aktif dalam menyukseskan pendidikan nasional sebagai
bagian pembangunan nasional khususnya dalam upaya mengembangkan sumber
daya manusia. Misi keempat adalah misi profesional, yaitu misi untuk
memperjuangkan perwujudan guru profesional dengan hak dan martabat serta
pengembangan karirnya, memperjuangkan tercapainya kesejahteraan lahir batin
para guru dan tenaga pendidikan. Banyak kendala yang dihadapi oleh Persatuan
Guru Republik Indonesia dalam mewujudkan visi dan mencapai misinya, baik
internal maupun eksternal. Kendala yang paling menonjol adalah keterbatasan
sumber daya manusia untuk mengelola organisasi ini menjadi organisasi modern,
terbatasnya kemampuan pendanaan, belum maksimalnya konstitusi organisasi,
image birokrasi dan beberapa pihak yang kurang menguntungkan Persatuan Guru
Republik Indonesia, dan tuduhan tuduhan politik yang menyesatkan. Bahkan
stigma negatif pernah disandang Persatuan Guru Republik Indonesia.
14. 11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang
dilakukan oleh dua orang atau lebih. Dari berbagai pengertian di atas dapat kita
simpulkan bahwa organisasi merupakan suatu perserikatan manusia antara dua
orang atau lebih yang didalamnya terdapat susunan dan aturan serta sistem
aktivitas kerja untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan profesi itu sendiri
adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan seseorang dan menjadi sumber
penghasilan kehidupan dan memerlukan keahlian, kemahiran atau kecakapan
yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan
profesi.
Fungsi organisasi profesi kependidikan yaitu, fungsi pemersatu guru
dan Fungsi peningkatan kemampuan professional. Bentuk dan Misi Organisasi
Guru di Indonesia yaitu Persatuan Guru Madrasah Republik Indonesia (PGMRI),
Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI), Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia
(IPBI), Ikatan Guru Indonesia (IGI), Federasi Guru Independen Indonesia (FGII),
Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Persatuan Guru Madrasah Republik
Indonesia (PGMRI). Misi pertama adalah misi nasional, yaitu misi untuk
mempertahankan, mengisi, dan mewujudkan cita-cita proklamasi kemerdekaan
berupa terwujudnya masyarakat adil dan makmur. Misi kedua adalah misi
pembangunan nasional, yaitu ikut berperan serta untuk menyukseskan
pembangunan nasional sebagai bagian pengisian kemerdekaan. Misi ketiga adalah
misi pendidikan nasional, yaitu ikut berperan serta secara aktif dalam
menyukseskan pendidikan nasional sebagai bagian pembangunan nasional
khususnya dalam upaya mengembangkan sumber daya manusia. Misi keempat
adalah misi profesional, yaitu misi untuk memperjuangkan perwujudan guru
profesional dengan hak dan martabat serta pengembangan karirnya. Misi yang
kelima adalah misi kesejahteraan, yaitu memperjuangkan tercapainya
kesejahteraan lahir batin para guru dan tenaga pendidikan.
15. 12
B. Saran
Sebagai pendidik kita seharusnya mengetahui tentang organisasi profesi guru ini, karena kita harus meningkatkan
kinerja agar menjadi seorang pendidik atau guru yang profesional, manakala dengan adanya wawasan mengenai organisasi profesi ini
kita dapat meningkatkan serta mengembangkan potensi secara maksimal.
NO NAMA ORGANISASI DI INDONESIA
01 Ikatan Doker Indonesia (IDI
02 Ikatan Dokter Gigi Indonesia (IDGI)
03 Ikatan Bidan Indonesia (IBI
04 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI