1. i
Daftar isi
Kata Pengantar ............................................. i
Pendahuluan ................................................. iii
Isi .................................................................. v
2. ii
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat tuhan yang maha kuasa atas segala limpahan
rahmat inayah taufik dan hinayahnya sehingga saya dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun
isinya yang sangat sedeharna. Semoga makalah ini dapat di
pergunakan sebagai salah satu acuan,petunjuk maupun pedoman
bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi
keguruan.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca,sehingga saya
dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
3. iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Guru merupakan seseorang yang bertugas sebagai pendidik yang bertanggung jawab
penuh didalam kelas maupun diluar kelas selama proses pembelajaran di sekolah. Oleh
sebab itu menjadi seorang guru tidaklah mudah, harus benar-benar memiliki
keterampilan dan profesionalitas yang tinggi agar mampu mengemban tanggung jawab
serta menjalankan amanah yang sesuai dengan ketetapannya sehingga mampu
mencapai tujuan dari proses pembelajaran diruang lingkup lembaga pendidikan.
Namun tidak sedikit dari guru-guru yang tidak mendapatkan haknya. Tanggung jawab
yang begitu besar tidak sesuai dengan hak yang didapatkan. Banyak juga guru-guru
yang diperlakukan tidak sebagaimana mestinya. Sehingga perlu adanya sebuah satu
kesatuan dari guru-guru se Indonesia khususnya untuk membangun sebuah organisasi
yang dapat menyalurkan aspirasi para guru ataupun dapat menyampaikan tujuan-tujuan
yang sama melalui organisasi tersebut. Sehingga diharapkan tanggung jawab dan hak
yang didapatkan itu bisa sesuai. Walaupun jasa seorang guru tidak akan pernah bisa
dibayar dengan apapun. Karena guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Akan tetapi
guru juga hanyalah manusia biasa yang dapat merasakan lapar lelah dan butuh
kehidupan ekonomi yang lebih baik lagi.
Sehingga organisasi profesi amat sangat diperlukan keberadaanya untuk guru-guru
karena dapat sangat membantu para guru untuk bisa menyampaikan semua hal yang
ada dalam ruang lingkup pendidikan kepada pemerintah, baik kehidupan didalam
lembaga pendidikan ataupun diluar lembaga pendidikan sehingga pemerintahpun dapat
menjamin kesejahteraan para guru mulai dari keamanan, kesejahteraan dan lainnya.
Dalam makalah ini akan dibahas tentang apa itu organisasi profesi, tujuan dan
fungsinya dengan lebih terperinci dan lebih jelas lagi. Juga diharapkan pembaca dapat
4. iv
memahami tentang organisasi profesi pemahaman yang lebih baik lagi. Sehingga
tujuan dati dari penulisan makalah inipun dapat tersampaikan
5. v
BAB II
ISI
II.1 Pengertian Organisasi Profesi
1. Pengertian Organisasi
Secara etimologi, organisasi berasal dari kata Organon (Yunani) yang berarti kelompok
orang dalam suatu wadah untuk satu tujuan bersama. Istilah organisasi mempunyai dua
pengertian umum, Pertama, organisasi diartikan sebagai suatu lembaga atau kelompok
fungsional, misalnya sebuah perusahaan, sebuah sekolah, sebuah perkumpulan, badan
badan pemerintah. Kedua, merujuk pada proses pengorganisasian yaitu bagaimana
pekerjaan diatur dan dialokasikan diantara para anggota, sehingga tujuan organisasi
dapat tercapai secara efektif. Menurut Stoner organisasi adalah suatu pola hubungan-
hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manager mengejar
tujuan bersama (Surya Nusantara: 2007). Berdasarkan definisi tersebut jelaslah bahwa
dalam suatu organisasi minimum mengandung tiga elemen yang saling berhubungan.
Ketiga elemen tersebut antara lain sebagai berikut:
a) Sekelompok orang
b) Interaksi dan kerjasama
c) Tujuan bersama.
Sedangkan manfaat dari organisasi itu antara lain:
a) Organisasi sebagai penuntun pencapaian tujuan
b) Organisasi dapat mengubah kehidupan masyarakat
c) Organisasi menawarkan karier
d) Organisasi sebagai cagar ilmu pengetahuan (Surya Nusantara,2007).
Pendapat para ahli tersebut menunjukan bahwa organisasi adalah hubungan struktural
yang mengikat dan kerangka dasar tempat individu individu dikoordinasi yang di
dalamnya dilakukan pembagian kerja, karena adanya bidang kerja yang harus
diselesaikan dan adanya orangorang yang wajib menunaikan tugas tertentu. Manfaat
dari sebuah organisasi akan dapat dirasakan oleh anggota organisasi sendiri pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya apabila terjalin suatu interaksi dan
kerjasama sekelompok orang yang mempunyai kepentingan bersama serta tergabung
dalam satu ikatan norma dan aturan organisasi berupaya untuk mencapai tujuan
bersama.
6. vi
2. Pengertian Profesi
Profesi adalah suatu jenis pekerjaan yang menuntut adanya kriteria tertentu sehingga
tidak semua orang dapat melakukan pekerjaan itu tanpa melalui proses yang benar.
Profesi juga merupakan pekerjaan yang berwujud sebagai jabatan di dalam suatu
hieraki-bioraksi. Profesi menuntut keahlian tertentu serta memiliki etika khusus untuk
jabatan tersebut serta pelayanan baku terhadap masyarakat. Intinya profesi adalah
sseorang harus memiliki keahlian tertentu di dalam masyarakat sederhana,keahlian
tersebut dengan cara meniru dan di turunkan dan di turunkan dari orangtua kepada anak
atau dari kelompok masyarakat ke generasi penerus. Pada masyarakat modern,
keahlian tersebut di peroleh melalui pendidikan dan pelatihan khusus. Suaru profesi
adalah kegiatan seseorang untuk menghidupi kehidupan(supporting life).
II.2 Hakikat Organisasi Profesi Keguruan
Kelahiran suatu organisasi profesi tidak terlepas dari motif yang mendasarinya (Abin
Syamsuddin, 1999:95), yaitu dorongan yang menggerakan para professional untuk
membentuk suatu organisasi keprofesian. Motif tersebut begitu bervariasi, ada yang
bersifat sosial, politik, ekonomi, cultural, dan falsafah tentang system nilai. Namun
pada umumnya dilatarbelakangi oleh dua motif (Abin Syamsuddin, 1999:95), yaitu
motif intrinsik dan ekstrinsik. Secara intrinsik, para professional terdorong oleh
keinginannya mendapatkan kehidupan yang layak, sesuai dengan tugas profesi yang
diembannya. Sedangkan secara ekstrinsik, mereka terdorong oleh tuntutan masyarakat
pengguna jasa suatu profesi yang semakin hari semakin kompleks.
Kedua motif tersebut sekaligus merupakan tantangan bagi pengemban suatu profesi,
yang secara teoris sangat sulit di hadapi dan di selesaikan secara individual. Kesadaran
atas realitas ini menyebabkan para professional membentuk organisasi profesi.
Organisasi pendidikan merupakan wadah yang berfungsi menyelenggarakan proses
pendidikan. Fungsi tersebut adalah warna dari makna pendidikan yang luas dan
komperhensif. Organisasi pendidikan menurut model sistem pendidikan nasional
Indonesia seperti tercantum dalam UUSPN Tahun 1989 sebagai berikut :
1.Berdasarkan jenjangnya, terdiri dari organisasi pendidikan pra sekolah/madrasah,
pendidikan dasar (SD), pendidikan menengah (SMP/MTs) dan pendidikan tinggi
(Universitas).
2. Berdasarkan jalurnya, terdiri dari organisasi pendidikan sekolah/ madrasah, dan
pendidikan luar sekolah; dan
3. Berdasarkan jenisnya, Yaitu organisasi pendidikan umum, pendidikan kejuruan,
pendidikan luar biasa, pendidikan kedinasan, pendidikan keagamaan, pendidikan
akademik, dan pendidikan professional.
7. vii
Bentuk organisasi profesi kependidikan begitu bervariasi di pandang dari segi derajat
keeratan dan keterkaitan antara anggotanya (Abin Syamsuddin, 1999:98). Menurutnya
ada empat bentuk organisasi profesi kependidikan yaitu:
1. Berbentuk Persatuan (Union)
8. viii
2. Berbentuk Federasi (Federation)
3. Berbentuk Aliansi (Alliance)
4. Berbentuk Assosiasi (Association)
Ditinjau dari kategorisasi keanggotaannya, corak organisasi profesi kependidikan beragam pula. Corak organisasi profesi ini dapat
di bedakan berdasarkan :
1. Jenjang pendidikan dimana mereka bertugas (pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi).
2. Satuan penyelenggara kelembagaan pendidikan (Negeri, dan Swasta).
3. Bidang studi keahliannya.
4.Gender ( wanita dan pria).
Berdasarkan struktur dan kedudukannya, organisasi profesi kependidikan terbagi atas tiga kelompok, yaitu:
1. Organisasi profesi kependidikan yang bersifat local (kedaerahan/ kewilayahan).
2. Organisasi profesi kependidikan yang bersifat nasional.
3. Organisasi kependidikan yang bersifat internasional.
Salah satu contoh organisasi profesi kependidikan adalah PGRI, PGRI merupakan organisasi perjuangan, organisasi profesi dan
organisasi ketenagakerjaan yang berfokus pada bidang keguruan. PGRI sebagai tempat berhimpunnya segenap guru dan tenaga
kependidikan lainnya merupakan organisasi perjuangan, organisasi profesi, dan organisasi ketenagakerjaan yang berdasarkan
Pancasila, bersifat independen, dan non politik praktis, secara aktif menjaga, memelihara, mempertahankan, dan meningkatkan
persatuan dan kesatuan bangsa yang dijiwai semangat kekeluargaan, kesetiakawanan sosial yang kokoh serta sejahtera lahir batin,
dan kesetiakawanan organisasi baik nasional maupun internasional. Organisasi ini bersifat unitaristik yang anggotanya terdiri dari
para Guru Bantu, Guru Desa, Kepala Sekolah, dan Penilik Sekolah.
9. ix
Selain PGRI sebagai satu-satunya organisasi guru yang diakui pemerintah sampai saat ini, ada organisasi guru yang disebut dengan
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), yang bertujuan meningkatkan mutu profesionalisme guru dalam kelompoknya
masing-masing. Kegiatan-kegiatan dalam kelompok ini diatur dengan jadwal yang cukup baik.
Adapun pengertian organisasi profesi guru itu sendiri adalah perkumpulan yang berbadan hukum yang di dirikan dan di urus oleh
guru untuk mengembangkan professionalitas guru. Dengan bergabungnya guru dalam suatu organisasi profesi guru di harapkan
dapat membentuk guru yang professional yang memiliki moral dan akhlak yang mulia.
Dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 15 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, dikemukakan bahwa “Organisasi profesi
guru adalah perkumpulan yang berbadan hukum yang di dirikan dan di oleh guru untuk mengembangkan profesionalitas guru”
lebih lanjut dijelaskan sebagai berikut:
Pasal 41
1. Guru dapat membentuk organisasi profesi yang bersifat independen.
2. Organisasi profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berfungsi untuk memajukan profesi, meningkatkan kompetensi, karir,
wawasan kependidikan, perlindungan pada profesi, kesejahteraan dan pengabdian pada masyarakat.
3. Guru wajib menjadi anggota organisasi profesi.
4. Pembentukan organisasi profesi sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai perundang-undangan.
5. Pemerintah dan/atau pemerintah daerah dapat memfasilitasi organisasi profesi guru dalam pelaksanaan pembinaan dan
pengembangan profesi guru.
Pasal 42
Organisasi profesi guru mempunyai kewenangan untuk:
1. Menetapkan dan menegakkan kode etik guru.
10. x
2. Memberikan bantuan hukum pada guru.
3. Memberikan perlindungan profesi guru.
4. Mela
;,/Akukan pembinaan dan pengembangan profesi guru.
5. Memajukan pendidikan nasional.
Syarat guru:a
1. Memiliki kualifikasi akademik minimumS1/D4.
2. Memiliki 1kompetensi sebagai agen pembelajaran yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan professional.
3. Memiliki sertifikat pendidik.
II.4 Misi Organisasi Profesi Guru
Seperti yang telah disebutkan dalam salah satu kriteria jabatan professional, jabatan profesi harus mempunyai wadah untuk
menyatukan gerak langkah dan mengendalikan keseluruuhan profesi, yakni orgsnisasi profesi. Bagi guru di Indonesia wadah ini
telah ada yakni Persatuan Guru Republik Indonesia yang lebih dikenal dengan singkatan PGRI. Di dirikan di Surakarta pada
tanggal 25 November 1945, sebagai perwujudan aspirasi Indonesia dalam mewujudkan cita-cita perjuangan bangsa. PGRI
bertujuan antara lain mempertinggi kesadaran, sikap, mutu dan kegiatan profesi guru serta meningkatkan kesejahteraan mereka
(Basuni, 1986). Selanjutkanya Basuni menguraikan empat misi utama PGRI, yakni:
1. Misi Politis/Ideologis.
2. Misi Persat ``uan/Organisatoris.
3. Misi Profesi.
11. xi
4. Misi Kesejahteraan.
Kelihatannya dari praktek pelaksanaan keempat misi tersebut dua pertama misi politis/ideologis dan misi persatuan/organisator is
lebih menonjol realisasinya dalam program-program PGRI. Ini dapat dibuktikan dengan telah adanya wakil-wakil PGRI dalam
badan legislative seperti DPR dan MPR. Peranan yang lebih menonjol ini dapt kita [pahami sesuai dengan tahap perkembangan
dan pembangunan bangsa dalam era orde baru ini.
Dalam pelaksanaan misi lainnya, misi kesejahteraan kelihatannya masih perlu di tingkatkan. Sementara pelaksanaan misi ke tiga,
misi- profesi nampaknya belum begitu Nampak kiprahnya yang nyata dan belum terlalu melembaga.
Dalam kaitannya dalam pengembangan professional guru, PGRI sampai saat ini masih mengandalkan pihak pemerintah, misalnya
dalam perencanaan dan melakukan program atau kegiatan yang berkaitan dengan perbaikan cara mengajar, peningkatan
pengetahuan dan keterampilan guru peningkatan kualifiksi guru, atau melakukan penelitian ilmiah tentang masalah-masalah
professional yang dihadapi oleh para guru dewasa ini.
Kebanyakan kegiataan yang brkaitan dengan peningkatan musu profesi biasanya dilakukan bersamaan dengan kegiatan peringatan
ulangtahun atau kongres, baik dipusat maupun di daerah. Oleh sebab itu, peran organisasi dalam peningkatan mutu professional
guru belum begitu menonjol.
Setiap organisasi yang didirikan memiliki fungsinya masingmasing. Adapun fungsi dari organisasi profesi berdasarkan
UndangUndang Guru dan Dosen No 14 Tahun 2005 Pasal 42 yaitu memajukan profesi, meningkatkan kompetensi, karir, wawasan
pendidikan, perlindungan profesi, kesejahteraan dan pengabdian kepada masyarakat (Afnil Guza, 2008 : 19). Salah satu karateristik
dari sebu ``[Pah pekerjaan professional yaitu adanya suatu orgaisasi profesi yang menaungi para anggota dari profesi yang
bersangkutan. Dalam organisasi profesi itulah, para anggota profesi hidup dalam kebersamaan dan kesejawatan, bersatu padu
melakukan berbagai upaya untuk mengembangkan profesi yang di gelutinya. Organisasi profesi pada umumnya berpegang pada
apa yang di sebut Tridarma organisasi profesi, yaitu:
1. Ikut serta mengembangkan ilmu dan teknologi profesi;.
2. Meningkatkan mutu pelayanan kepada sasaran layanan.