2. هللا بسم
الرحمن
الرحيم
”.... siapa yang melihat pada cermin sejarah,
membuka lembaran yang tidak sedikit dari ikhwal bangsa-bangsa dan
pasang surut zaman, serta apa saja yang terjadi pada mereka hingga
pada saat-saat kepunahannya, akan mengetahui bahwa kekayaan yang
pernah menggelimang mereka, kebanggaan yang pernah mereka
sandang, dan kemuliaan yang pernah mereka jadikan perhiasan
mereka,
tidak lain adalah karena berkat apa yang secara kukuh mereka
pegang, yaitu mereka bersatu, dalam cita-cita seia sekata, searah
setujuan, dan pikiran-pikiran mereka seiring.
Maka, inilah faktor paling kuat yang mengangkat martabat dan
kedaulatan mereka, dan benteng paling kokoh untuk menjaga
kekuatan dan keselamatan ajaran mereka....”
(Rois Akbar NU, KHM Hasyim Asy'ari, Muqodimah Qonun Asasi)
3. SEJARAH LAHIRNYA NAHDLATUL ULAMA
31 Januari, pada tahun 1926 silam, Nahdlatul Ulama (NU) secara resmi
didirikan. Organisasi Islam terbesar di Indonesia ini digagas oleh para kiai
ternama dari Jawa Timur, Jawa Tengah, Madura, dan Jawa Barat, yang
melakukan pertemuan di rumah K.H Wahab Hasbullah di Surabaya.
Pertemuan yang diberi nama Komite Hijaz ini diprakarsai oleh K.H. Wahab
Hasbullah dan K.H Hasyim Asy’ari. Komite Hijaz inilah yang menjadi cikal bakal
berdirinya NU untuk membahas berbagai macam persoalan keagamaan.
Lahirnya NU merupakan respons dari berbagai problem keagamaan,
peneguhan mazhab, serta alasan-alasan kebangsaan dan sosial masyarakat.
Pada intinya, Komite Hijaz dibentuk sebagai upaya agar Islam tradisional di
Indonesia dapat dipertahankan. Selain itu, panitia ini juga bertugas untuk
mempersiapkan pengiriman delegasi ke Muktamar Islam di Mekkah yang
digagas Ibnu Saud, penguasa baru Hijaz.
4. PARA PENDIRI NU
Didirikan pada tanggal 31 Januari 1926 di Surabaya oleh para ulama dari beberapa daerah di Jawa. Pendirian ini diawali
dengan mengadakan permusyawaratan di rumah KH. Abdul Wahab Chasbulloh berlokasi di kampung Kertopaten Surabaya. Dalam
pertemuan ini hadir para ulama yaitu
K.H. Hasyim Asy’ari (1817-1947), Tebu Ireng Jombang, Pendiri NU & rais Akbar (1926-1947)
K.H. Bisri Syamsuri (1886-1980), Denayar Jombang, Pendiri NU, A’wan pertama (1926) & Rais Aam (1971-1980).
K.H. Abdullah Wahab Chasbullah (1888-1971),Tambak Beras Jombang, Pendiri NU, Katib pertama (1926) & Rais Aam (1947-1971).
K.H. Abdul Chamid Faqih, Sedayu Gresik, Pendidri NU & Pengusul nama NU “Nuhudlul Ulama”.
K.H. Ridwan Abdullah (1884-1962), Surabaya, Pendiri NU & Pencipta lambang NU
K.H. Abdul Halim, Leuwemunding Cirebon, Pendiri NU
K.H. Mas Alwi bin Abdul Aziz, Surabaya, Pendiri NU & pencipta nama NU “Nahdlatul Ulama”.
K.H. Ma’shum (1870-1972), Lasem, Pendiri NU.
K.H. A Dachlan Achjad, Malang, Pendiri NU & Wakil Rais pertama (1926).
K.H. Nachrowi Thahir (1901-1980), Malang, Pendiri NU & A’wan pertama (1926).
K.H. R Asnawi (1861-1959), Kudus, Pendiri NU & Mustasyar pertama (1926).
Syekh Ghanaim (tinggal di Surabaya, asal dari Mesir), Pendiri NU & Mustasyar pertama (1926).
K.H. Abdullah Ubaid (1899-1938), Surabaya, Pendiri NU & A’wan pertama.
5.
6.
7. NAMA BADAN OTONOM NU
NO NAMA BADAN OTONOM
1 Muslimat NU
2 Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor)
3 Fatayat NU
4 Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)
5 Ikatan Pelajar NU (IPNU)
6 Ikatan Pelajar Putri NU (IPPNU)
7 Jamiyatul Qurro wal Huffad NU (JQH NU)
8 Jamiyatut Thoriqoh Mu’tabarah NU (Jatman
NU)
9 Serikat Buruh Muslimin Indonesia NU
(Sarbumusi)
10 Persatuan Guru NU (Pergunu)
11 Ikatan Sarjana NU (ISNU)
12 Ikatan Pencak Silat NU (Pagar Nusa NU)
NO NAMA BADAN KHUSUS
1 Badan Khusus Aswaja NU
2 Badan Khusus Kaderisasi NU
3 Badan Khusus Kesehatan NU
4 Badan Khusus ekonomi NU
5 Badan Khusus Pendidikan NU
6 Badan Halal NU
7 Badan Khusus Aset NU
8 Pusat Data NU dan Perpustakaan NU
9 NU Online dan Risalah (Majalah) NU
10 Radio 164 FM dan TV164 Channel
8. Visi Organisasi
Menjadi jami’yah diniyah Islamiyah yang
memperjuangkan tegaknya ajaran
ahlussunah wal jamaah an nahdliyah,
mewujudkan kemaslahatan masyarakat,
kemajuan bangsa, kesejahteraan, keadilan
dan kemandirian khususnya warga NU serta
terciptanya rahmat bagi semesta dalam
wadah negara kesatuan republik Indonesia
yang berasaskan Pancasila.
9. 1. Mengembangkan gerakan penyebaran Islam ahlussunnah wal
jamaah an nahdliyah untuk mewujudkan umat yang memiliki
karakter tawasuth, tawazun, I’tidal, tasamuh.
2. Mengembangkan beragam Khidmah bagi jama’ah NU guna
meningkatkan kualitas SDM NU dan kesejahteraannya serta
untuk kemandirian jamiyyah NU
3. Mempengaruhi para pengambil kebijakan, agar produk
kebijakan public berpihak kepada kepentingan masyarakat
dalam upaya mewujudkan kesejahteraan dan keadilan
Misi Organisasi NU
10. 1. Terbentuknya karakter pada jamaah NU yang mencerminkan
nilai-nilai karakter tawasuth, tawazun, I’tidal, tasamuh dalam cara
berpikir, bersikap dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari baik
dalam urusan keagamaan maupun duniawi
2. Terbangunnya jami’yah maupun jama’ah yang memiliki
kemandirian bidang ekonomi, social dan politik
3. Menguatnya peran, fungsi dan manajemen kelembagaan,
manajemen sistem informasi di semua tingkatan untuk pencapaian
visi dan misi NU
4. Meningkatnya jaringan dan kerjasama NU dengan berbagai pihak
yang berkepentingan di dalam maupun luar negeri.
Tujuan Organisasi NU
14. Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari - Syaikh Mahfudz at-Termasi. Syaikh Nawawi al-
Bantani - Sayyid Ahmad Zaini Dahlan. Imam Ahmad ad-Dasuqi. Imam Ibrahim al-
Baijuri. Imam Abdullah as-Sanusi. Imam ‘Abduddin al-‘Iji. Imam Muhammad bin
Umar Fakhrurrazi. Imam Abdul Karim asy-Syahrastani. Hujjatul Islam Abu Hamid
Muhammad al-Ghozali. Imam Abdul Malik al-Haramain al-Juwaini. Imam Abubakar
al-Baqillani. Imam Abdullah al-Bahili. Imam Abu al-Hasan Ali al-Asy’ari. Abu Ali al-
Juba’i. Abu Hasyim al-Juba’i. Abu al-Hudzail al-‘Allaf. Ibrahim an-Nadzdzam. Amr
bin Ubaid. Washil bin Atha’. Sayyidina Muhammad bin Ali bin Abi Thalib. Sayyidina
Ali bin Abi Thalib Kw. Sayyidina Rasulullah Muhammad SAW
15. Sanad Ilmu Fikih Nahdlatul Ulama
Sanad Imam Syafi’i (w. 204 H) kepada Rasulullah SAW memiliki 2 Jalur, Jalur Imam Malik dan Jalur Imam Abu Hanifah.
1. Jalur Imam Malik
Imam Malik bin Anas (w. 179 H, Pendiri Madzhab Malikiyah) berguru kepada ① Ibnu Syihab al-Zuhri (w. 124 H), ② Nafi’
Maula Abdillah bin Umar (w. 117 H), ③ Abu Zunad (w. 136 H), ④ Rabiah al-Ra’y (w. 136H), dan ⑤ Yahya bin Said (w. 143 H)
Kesemuanya berguru kepada ① Abdullah bin Abdullah bin Mas’ud (w. 94 H), ② Urwah bin Zubair (w. 94 H), ③ al-Qasim bin
Muhammad bin Abu Bakar (w. 106 H), ④ Said bin Musayyab (w. 94 H), ⑤ Sulaiman bin Yasar (w. 107 H), ⑥ Kharihaj bin Zaid
bin Tsabit (w.100 H), ⑦ dan Salim bin Abdullah bin Umar (w.106 H).
Kesemuanya berguru kepada ① Umar bin Khattab (w. 22 H), ② Utsman bin Affan (w. 35 H),③ Abdullah bin Umar (w. 73 H),
④ Abdullah bin Abbas (w. 68 H), dan ⑤ Zaid bin Tsabit (w. 45 H).
Kesemua Sahabat dari Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam.
16. 2. Jalur Imam Abu Hanifah
Imam Syafii berguru kepada Muhammad bin al-Hasan (w. 189 H), berguru kepada Abu
Hanifah (w. 150 H, Pendiri Madzhab Hanafiyah), berguru kepada Hammad bin Abi
Sulaiman (w. 120 H).
Berguru kepada ① Ibrahim bin Yazid al-Nakhai (w. 95 H), ② al-Hasan al-Basri (w. 110 H),
dan ③ Amir bin Syarahbil (w. 104 H).
Kesemuanya berguru kepada ① Syuraih bin al-Haris al-Kindi (w. 78 H), ② Alqamah bin
Qais al-Nakhai (w. 62 H), ③ Masruq bin al-Ajda’ al-Hamdani (w. 62 H), ④ al-Aswad bin
Yazid bin Qais al-Nakhai (w. 95 H).
Kesemuanya berguru kepada ① Abdullah bin Mas’ud (w. 32 H) dan ② Ali bin Abi Thalib
(w. 40 H)
Kesemua Sahabat dari Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallama.
17. Madzhab Syafi’iyah terdiri dari beberapa generasi.
Thabqah I (Murid-Murid Imam Syafi’i)
Abdullah bin Zubair Abu Bakar al-Humaidi (w. 219 H), Abu Ya’qub Yusuf bin Yahya al-Buwaithi (w.
231 H), Ishaq bin Rahuwaih (w. 238 H), Abu Utsman al-Qadhi Muhammad bin Syafi’i (w. 240 H),
Ahmad bin Hanbal (w. 241 H, Pendiri Madzhab Hanbali), Harmalah bin Yahya bin Abdullah al-Tajibi (w.
243 H), Abu Ali al-Husain bin Ali bin Yazid al-Karabisi (w. 245 H), Abu Tsaur al-Kulabi al-Baghdadi (w.
246 H), Ahmad bin Yahya bin Wazir bin Sulaiman al-Tajibi (w. 250 H), al-Bukhari (w. 256 H), al-Hasan
bin Muhammad bin al-Shabbah al-Za’farani (w. 260 H).
Thabqah II
Abu Ibrahim Ismail bin Yahya al-Muzani (w. 264 H), Ahmad bin al-Sayyar (w. 268 H), al-Rabi’ bin
Sulaiman (w. 270 H), Abu Dawud (w. 275 H), Abu Hatim (w. 277 H), al-Darimi (w. 280 H), Ibnu Abi al-
Dunya (w. 281 H), Abu Abdillah al-Marwazi (w. 294 H), Abu Ja’far al-Tirmidzi (w. 295 H), Al-Junaid al-
Baghdadi (w. 298 H).
18.
19.
20. “Jika diibaratkan, kekuatan
NU itu ibarat meriam, betul-
betul meriam. Siapa yang
masih ragu, silahkan tetap
disana. Saya akan pimpin
sendiri NU ini. Saya hanya
butuh seorang Sekretaris
dan tuan-tuan boleh lihat apa
yang akan saya lakukan.”
Persepsi Terhadap NU
23. LANDASAN ORGANISASI NU
FORUM ORGANISASI KETENTUAN
WAKTU
AGENDA POKOK ORGANISASI
Muktamar NU 5 tahun Ketentuan utk perubahan seluruh
ketetapan dan keputusan organisasi
secara mendasar
Munas dan Konbes NU Minimal 2 kali Ketentuan evaluasi dan perbaikan
Musyawarah Kerja Minimal 3 kali Ketentuan perbaikan dan perencanaan
program kerja
Rapat Pleno 6 bulan sekali Evaluasi program kerja dan perbaikan
Rapat Gabungan Syuriyah
& Tanfidziyah
2 bulan sekali Evaluasi dan penyelesaian
permasalahan organisasi umum
Rapat Harian Sesuai
keperluan
Evaluasi dan penyelesaian
permasalahan organisasi khusus
Rapat Lembaga Sesuai SOP
Lembaga
Evaluasi dan penyelesaian
permasalahan lembaga termasuk
program kerja
25. STRUKTUR ORGANISASI NU
1. PBNU : Pengurus Besar Nahdlatul Ulama
2. PWNU : Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama
3. PCNU : Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama
4. PCINU : Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama
5. MWCNU : Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama
6. PRNU : Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama
7. PARNU : Pengurus Anak Ranting Nahdlatul Ulama
8. Lembaga Nahdlatul Ulama
9. Banom NU : Badan Otonom Nahdlatul Ulama
10. BKNU : Badan Khusus Nahdlatul Ulama
26. NAMA LEMBAGA ORGANISASI NU
NO NAMA LEMBAGA
1 Rabithah Ma’had Islamiyah NU (RMI NU)
2 Lembaga Dakwah NU (LD NU)
3 Lembaga Takmir Masjid NU (LTM NU)
4 Lembaga Zakat, Infaq dan Shodaqoh NU (LAZISNU)
5 Lembaga Waqaf dan Pertanahan NU (LWP NU)
6 Lembaga Ta’lif wan Nasr NU (LTN NU)
7 Lembaga Perekonomian NU (LP NU)
8 Lembaga Kesehatan NU (LK NU)
9 Lembaga Kemaslahatan Keluarga NU (LKK NU)
10 Lembaga Pegembangan Pertanian NU ( LPP NU)
11 Lembaga Pengembangan Sumberdaya NU (Lakpesdam NU)
12 Lembaga Penanggulangan Bencana & Perubahan Iklim NU (LPBI NU)
13 Lembaga Pendidikan Maarif NU (LP Maarif NU)
14 Lembaga Perguruan Tinggi NU (LPT NU)
15 Lembaga Pelayanan dan Bantuan Hukum NU (LPBH NU)
16 Lembaga Falakiah NU (LF NU)
17 Lembaga Bahtsul Masail NU (LBM NU)
28. KEKUATAN NU
1. Struktur NU terdiri dari 33 PWNU, 530 PCNU, 24 PCINU, Ribuan
MWC dan Ranting NU. Di topang dengan Pesantren dan pendidikan
umum dan kekuatan social berupa LSM NU
2. Nilai-nilai Mabadi Khoiri Ummah. Gerakan umat yang mampu
melaksanakan tugas-tugas membangun peradaban dimuka bumi.
Dapat memadukan pendekatan dan tradisi pesantren dengan
pendekatan dan tradisi sekolah umum yang tetap berpijak tradisi
keilmuan NU dan etika tradisi NU.
3. Sebagai pendiri Republik Indonesia dan Pusat keseimbangan yang mampu
menopang faham ASWAJA maupun NKRI. Memperkecil ruang gerak
kelompok: (a) al-mutassidun (kelompok yang menghendaki Indonesia menjadi
negara “Daulah Islamiyah”; (b) al-mutasyahilun (kelompok yang
menghendaki Indonesia menjadi negara sekuler murni