Sebuah Laporan Tentang hasil analisis teknologi yang berjalan di perusahaan BPJS Kesehatan.. info lebih detail dan lihat banyak artikel hanya di http://muzi.pe.hu
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
SISTEM INFORMASI BPJS
1. ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI EKSEKUTIF
PADA LAYANAN PERUSAHAAN BADAN PENYELENGGARA
JAMINAN SOSIAL KESEHATAN MOJOKERTO (BPJS)
Oleh :
Abdul Muiz Khalimi (4115075)
Dosen Pengampu :
Endang Kurniawan, S.Kom., M.M.
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM
JOMBANG
2017
2. i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segenap rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan dengan judul
“Analisis Penerapan Sistem Informasi Eksekutif pada Perusahaan Layanan
Kesehatan Studi Kasus Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan
Mojokerto”.
Penyusunan laporan ini merupakan tugas akhir sebagai syarat Ujian Akhir
Semester mata kuliah Sistem Informasi Eksekutif. Atas tersusunnya laporan tugas
ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan ini masih
terdapat banyak kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun
guna perbaikan dimasa mendatang akan penulis terima dengan senang hati beserta
ucapan terima kasih.
Jombang, 11 November 2017
Penulis
3. ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................iv
BAB I ............................................................................................................................1
PENDAHULUAN ........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................3
1.3 Tujuan dan Manfaat ............................................................................................4
1.4 Batasan Masalah..................................................................................................4
1.5 Metodologi Penelitian.........................................................................................5
BAB II...........................................................................................................................6
LANDASAN TEORI....................................................................................................6
2.1 Sistem Informasi Eksekutif.................................................................................6
2.2 Teknologi Informasi............................................................................................7
2.3 Pendeketan Teknologi Informasi ........................................................................7
2.4 CIO Dalam Perusahaan.......................................................................................8
2.5 Manajemen Strategik ..........................................................................................9
2.6 Teknologi Dalam Manajemen Strategik ...........................................................10
BAB III .......................................................................................................................14
PEMBAHASAN .........................................................................................................14
3.1 Sejarah Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS)....................14
3.2 Visi dan Misi BPJS Kesehatan Mojokerto........................................................15
3.3 Teknologi Informasi yang Digunakan BPJS Kesehatan Mojokerto .................16
3.3.1 Cara Pendaftaran Online ............................................................................18
3.3.2 Peran Devisi Teknologi Informasi Dalam Bisnis.......................................19
3.3.3 Kontribusi Teknologi Untuk Keberhasilan Bisnis.....................................20
4. iii
3.4 Peran CIO Dalam Perusahaan...........................................................................21
BAB IV .......................................................................................................................23
ANALISIS ..................................................................................................................23
4.1 Kegunanaan Teknologi Informasi BPJS Kesehatan Mojokerto........................23
4.2 Sistem Informasi Eksekutif BPJS Kesehatan Mojokerto..................................24
4.3 Peran CIO di Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan .......................26
4.4 Pendekatan Teknologi Informasi di Kantor BPJS Kesehatan Mojokerto dengan
Measurement, Experimentation, Sharing, dan Replication.....................................27
4.4 Implikasi Pergeseran dalam Pandangan Strategis TI untuk Perusahaan BPJS
Kesehatan................................................................................................................28
BAB V.........................................................................................................................30
PENUTUP...................................................................................................................30
5.1 Kesimpulan .......................................................................................................30
5.2 Saran.............................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................31
5. iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Monitoring aplikasi INA-CBGs..............................................................17
Gambar 3.2 Web Portal BPJS Kesehatan ...................................................................18
Gambar 4.1 Hasil Laporan Program dan Keuangan BPJS..........................................25
Gambar 4.2 Jumlah Peserta BPJS Kesehatan .............................................................26
Gambar 4.3 Jumlah FasKes.........................................................................................26
Gambar 4.2 Monitoring Jumlah FasKes .....................................................................27
Gambar 4.3 Web Layanan Sharing.............................................................................28
6. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peranan teknologi informasi khususnya dalam dunia bisnis saat ini lebih
ditekankan kepada usaha revolusi inovasi yang dilakukan secara global dan
hubungannya mengenai riset dan pengembangan, membawa peranan yang sangat
dibutuhkan untuk mewujudkan teknologi informasi berbasis bisnis, karena tidak
hanya sebagai alat utama suatu perusahaan dalam mengahadapi persaingan tetapi
menjadi sebuah prestasi tingkat global yang perlu dicapai oleh sebuah perusahaan
dan keinginan dari setiap Chief Executive Officer (CEO) sebuah perusahaan.
Dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN
maka bangsa Indonesia sebenarnya telah memiliki system jaminan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia. Pasal 5 Undang-Undang tersebut mengamanatkan
pembentukan badan yang disebut Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang
harus dibentuk dengan Undang-Undang.
BPJS merupakan badan hukum dengan tujuan yaitu mewujudkan
terselenggaranya pemberian jaminan untuk terpenuhinya kebutuhan dasar hidup
yang layak bagi setiap peserta dan/atau anggota keluarganya. Dalam
penyelenggaraannya BPJS ini terbagi menjadi dua yaitu BPJS kesehatan dan BPJS
ketenagakerjaan (Tabrany, 2009). Program pemerintah Jaminan Kesehatan Nasional
ini telah genap berjalan satu tahun. Namun seiring dengan pelaksanaannya masih
terdapat banyak tanda tanya besar apakah program JKN ini akan survive ataukah
program ini akan gagal. Mari kita review sejenak dengan performance JKN selama
tahun 2014 lalu. Dalam rangka starting up, JKN di tahun 2014 berusaha
7. 2
mengupayakan percepatan pembangunan di berbagai dimensi, mulai dari
pembangunan infrastruktur, persiapan distribusi SDM, serta penetapan berbagai
regulasi tentang pengelolaan keuangan maupun pengawasan terkait
implementasinya. JKN gencar menjalin kerjasama dengan provider, melakukan
perekrutan besar SDM, serta merevisi berbagai regulasi yang menuai kontroversi.
Dari semua dimensi, hal yang paling krusial untuk diperhatikan adalah sistem
pembayaran yang menyangkut tarif pelayanan kesehatan.
Sejak pertama diberlakukan 1 Januari 2014 lalu, di Jakarta tercatat hanya 81
rumah sakit swasta bergabung dengan asuransi kesehatan yang dikelola PT Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) itu. Sebab, dari total 152 RS yang bercokol di
Ibu Kota Jakarta, 71 di antaranya menolak kerja sama. Alasannya, rumah sakit
tersebut tidak mau menampung pasien BPJS karena keberatan dengan premi yang
ditawarkan pemerintah. Mereka beranggapan, biaya yang diatur dalam sistem
Indonesia Case-Base Groups (INA CBGs) terlalu rendah.
INA-CBGs adalah sistem pengelompokan penyakit pasien berdasarkan ciri
klinis yang sama dan sumber daya yang digunakan dalam pengobatan.
Pengelompokan ini ditujukan untuk pembiayaan kesehatan pada penyelenggaraan
jaminan kesehatan sebagai pola pembayaran yang bersifat prospektif.
Manfaatnya untuk menetapkan standar tarif dan lebih memberikan kepastian pada
setiap penyakit yang diderita pasien. Sesuai INA CBGs, premi yang dipatok adalah
Rp19.225 per orang per bulan untuk kelas III. Pengelola rumah sakit swasta
khawatir, pembayaran yang rendah itu akan menurunkan kualitas pengobatan. Selain
itu, peraturan juga tidak mewajibkan RS swasta ikut BPJS. Peraturan Presiden
nomor 12 tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan hanya mengatur rumah sakit
pemerintah. "Rumah sakit swasta itu di Perpres dapat ikut. Artinya, boleh ikut boleh
tidak," ujarnya.
8. 3
Sementara itu, anggota Komisi Kesehatan DPRD DKI Jakarta, Ashraf Ali
mengkritisi sikap rumah sakit swasta yang menolak pasien Kartu Jakarta Sehat
(KJS). Seharusnya, menurut dia, semua RS yang ada di Jakarta mendukung program
pemerintah. Dia meminta, pengelola rumah sakit lebih mengedepankan kepentingan
warga, bukan hanya sekadar mengejar keuntungan. "Fungsi rumah sakit itu kan
bukan untuk bisnis saja, tetapi itu ada fungsi sosialnya," ujarnya. Ashraf mengimbau,
rumah sakit mau membicarakan masalah ini dengan pemerintah untuk mencari jalan
keluarnya. "Itu kan bisa dibicarakan, tetapi jangan rakyat yang dikorbankan dong,"
tegasnya. Masih Kurangnya implementasi BPJS ini dengan banyaknya polemic yang
timbul, Oleh karena itu pada makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai dampak
keuangan penerapan bpjs di rumah sakit terutama pada rumah sakit swasta dalam
penetapan tarif.
BPJS Kesehatan online adalah suatu layanan yang menyedian fitur – fitur
bagi pengguna yang memberikan informasi seperti profil Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial Kesehatan, Berita, Layanan Fasilitas Kesehatan, Alamat BPJS
Kesehatan, Pendaftaran Peserta BPJS, Pendaftaran Faskes, dan Monitoring
Pendaftaran Faskes.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apa perananan teknologi informasi pada Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial Keshatan?
2. Bagaimana bentuk aplikasi yang bekerja pada Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial Keshatan?
9. 4
3. Bagaimana pendekatan teknologi informasi pada BPJS Kesehatan
Mojokerto dengan measurement, experimentation, sharing, dan replication
?
4. Bagaimana peranan teknologi informasi dalam manajemen strategik ?
5. Apa pentingnya peran divisi Teknologi Informasi dalam proses bisnis ?
6. Apa pentingnya CIO dalam instansi ?
1.3 Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dan manfaat dari penelitian adalah sebagai berikut :
1. Memahami peranan teknologi informasi pada Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial Kesehatan.
2. Melihat aplikasi riil penerapan teknologi informasi pada Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial Keshatan.
3. Memahami pendekatan informasi pada Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial Keshatan Mojokerto dengan measurement, experimentation,
sharing, dan replication.
4. Memahami peranan teknologi informasi dalam manajemen strategik.
5. Mempelajari pentingnya divisi Teknologi Informasi dalam proses bisnis.
6. Mengetahui pentingnya peran CIO dalam perusahaan.
1.4 Batasan Masalah
Dalam penulisan laporan ini penulis memberikan beberapa batasan masalah,
agar pembahasan yang ada tidak meluas dan tetap terfokus pada tema atau judul
yang diangkat. Penulis membatasi bahwasanya yang akan dibahas dalam laporan ini
10. 5
adalah bagaimana sistem informasi eksekutif yang ada pada Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial Keshatan.
1.5 Metodologi Penelitian
Dalam menyelesaikan laporan ini, penulis menggunakan 2 metode yang saling
berkaitan, yaitu :
1. Metode Studi Pustaka
Yaitu dengan melakukan pengkajian terhadap sumber-sumber
referensi untuk memperoleh landasan teori yang konseptual dan praktis berkaitan
dengan permasalahan penelitian. Studi pustaka ini dilakukan dengan mendapatkan
data dari literatur berupa buku dan jurnal.
2. Metode Observasi
Yaitu Observasi secara langsung terkait orang-orang yang pernah
meneliti dan berkaitan dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Keshatan.
11. 6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Sistem Informasi Eksekutif
Sistem informasi eksekutif adalah sebuah sistem berbasis komputer yang
menyediakan informasi yang dibutuhkan eksekutif, dimana sistem ini memiliki
akses yang cepat dan akurat untuk mendapatkan informasi dan membuat laporan
manajemen (Turban dan Aronson, 2005).
Sedangkan menurut Whitten & Bentley (2007), Sistem Informasi Eksekutif
adalah sebuah sistem informasi yang mendukung kebutuhan perencanaan dan
penilaian manajer eksekutif. Sistem informasi eksekutif merupakan sebuah sistem
yang menyediakan informasi bagi eksekutif mengenai kinerja perusahaan.
Executive information systems (EIS) adalah tipe SIM yang sesuai untuk
kebutuhan informasi strategis bagi manajemen. Tujuan dari sistem informasi
eksekutif berbasis komputer dalah menyediakan akses yang mudah dan cepat untuk
informasi selektif tentang faktor-faktor kunci dalam menjalankan tujuan strategis
perusahaan bagi manajemen puncak. Jadi executive information systems harus
mudah untuk dioperasikan dan dimengerti (O’Brien, 2000).
Dari beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa
sistem informasi eksekutif adalah sistem informasi yang menyediakan informasi
bagi manajer eksekutif dalam membuat laporan manajemen atau mengambil
keputusan. Sistem informasi eksekutif juga disebut sebagai sistem pendukung
eksekutif. Sistem ini merupakan sistem informasi yang menyediakan fasilitas yang
fleksibel bagi eksekutif dalam mengakses informasi eksternal dan internal yang
12. 7
berguna untuk mengindentifikasi masalah. Sistem Informasi Eksekutif dirancang
untuk membantu eksekutif mencari informasi yang diperlukan pada saat mereka
membutuhkannya dan dalam bentuk apapun yang paling bermanfaat. Kemampuan
drill down yang tersedia pada sistem ini memungkinkan eksekutif dapat melihat
lebih rinci suatu informasi.
2.2 Teknologi Informasi
Teknologi Informasi menurut para ahli teknologi informasi di dunia yaitu :
1. Teknologi Informasi adalah segala bentuk teknologi yang diterapkan untuk
memproses dan mengirimkan informasi dalam bentuk elektronis (Lucas, 2000).
2. Teknologi Informasi adalah teknologi yang menggabungkan komputasi
(komputer) dengan jalur komunikasi berkecepatan tinggi yang membawa data,
suara, dan video (William & Sawyer, 2003).
Jadi pengertian Teknologi Informasi secara sempit adalah istilah berbagai
macam hal dan kemampuan yang di gunakan dalam pembentukan, penyimpanan
dan penyebaran informasi. namun jika kita melihat pengertian Teknologi
Informasi yang lebih luas adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah
data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi
data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu
informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan
pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk
pengambilan keputusan.
2.3 Pendeketan Teknologi Informasi
Brynjolfsson mengungkapkan bahwa TI digunakan hampir diseluruh lini
perusahaan, sehingga hampir seluruh proses yang dilakukan perusahaan dari hulu ke
hilir dapat menerapkan TI. memperkenalkan 4 cara pendekatan implementasi TI ke
dalam perusahaan, yaitu melalui :
13. 8
a. Pengukuran (measurement)
Metode ini menyatakan bahwa perusahaan dapat mengukur aktivitas
pelanggannya menggunakan teknologi informasi, sehingga dengan mudah
perusahaan dapat menentukan strategi bisnis yang akan dipakai.
b. Eksperimen (experimentation)
Perusahaan terkadang membutuhkan percobaan langsung ke pelanggan
terkait dengan fitur-fitur produk atau jasa yang akan diluncurkan. Teknologi
informasi memberikan kemudahan untuk melakukan hal ini. Bisa dikatakan
tahapan ini merupakan langkah berikutnya setelah dilakukan pengukuran.
c. Berbagi (sharing)
Terkadang hanya inovasi-inovasi besar yang diumumkan di muka publik,
akibatnya inovasi sederhana tanpa sadar tertutup. Teknologi informasi membuat
masyarakat dapat melihat nilai-nilai inovasi mulai dari yang paling sederhana
sampai inovasi yang memiliki nilai komersil tinggi. Inovasi sederhana belum
tentu akan memberikan dampak sederhana juga untuk kelangsungan perusahaan,
terkadang inovasi kecil pada tata cara kerja akan memberikan benefit tinggi.
d. Replikasi (replication)
Teknologi informasi akan tinggi nilai gunanya jika sesuai dengan alur sistem
perusahaan. Perusahaan yang mampu menerapkan teknologi informasi yang sesuai,
tentu saja dapat meningkatkan kinerja mereka. Tidak semua lini bisnis perusahaan
berbeda nyata, sehingga dimungkinkan terjadi sharing informasi antar perusahaan.
Dua perusahaan yang karakteristiknya mirip dapat saling meniru teknologi
informasi.
2.4 CIO Dalam Perusahaan
Chief Information Officer (CIO) merupakan salah satu eksekutif tingkat puncak
perusahaan, bertanggung jawab atas salah satu area fungsional utama jasa informasi.
CIO merupakan anggota komite eksekutif dan bekerjasama dengan para eksekutif lain
14. 9
dalam perencanaan strategis. Rencana bisnis strategis menyatukan informasi sebagai
sumber daya yang perlu digunakan untuk mendapatkan keunggulan kompetitif, dan
didukung oleh suatu rencana strategis untuk sumber daya informasi (McLead dan
Schell, 2004).
2.5 Manajemen Strategik
Manajemen strategik merupakan suatu proses sebagai panduan utama untuk
mengalokasikan seluruh sumber daya pada organisasi dengan tetap menjaga sumber
daya manusia dalam kondisi yang terbaik (Hunton et. al, 2004).
Sedangkan Gluck et. al (1999) menjelaskan bahwa manajemen strategi
merupakan suatu konsep yang berkembang, dimana hal ini dapat dilihat dari
perkembangan yang semula berasal dari perencanaan keuangan yang kemudian
berubah menjadi perencanaan berbasis ramalan, dan kemudian menjadi manajemen
strategi.
Wheelen dan Hunger (2004) juga menyatakan bahwa manajemen strategi
mencakup empat elemen yang meliputi:
1. Pemindaian lingkungan (environmental scanning),
2. Perumusan strategi (strategy formulation),
3. Penerapan strategi (strategy implementation), dan
4. Evaluasi dan pengendalian (evaluation and control).
Sedangkan manfaat dari manajemen strategi menurut Wheelen dan Hunger
(2004) adalah:
1. Pemahaman yang lebih baik atas visi organisasi,
15. 10
2. Fokus yang lebih tajam pada apa yang secara strategis lebih penting bagi
organisasi.
3. Meningkatkan pemahaman akan situasi yang terus berubah dengan cepat.
2.6 Teknologi Dalam Manajemen Strategik
Terdapat tiga sasaran utama dari upaya penerapan teknologi informasi dan
sistem informasi dalam suatu organisasi. Pertama, memperbaiki efisiensi kerja
dengan melakukan otomasi berbagai proses yang mengelola informasi. Kedua,
meningkatkan keefektifan manajemen dengan memuaskan kebutuhan informasi
guna pengambilan keputusan. Ketiga, memperbaiki daya saing atau meningkatkan
keunggulan kompetitif organisasi dengan merubah gaya dan cara berbisnis (Ward
and Peppard, 2002).
Sering ditemukan bahwa penerapan teknologi informasi kurang berpengaruh
terhadap peningkatan kinerja dan kesuksesan bisnis organisasi maupun peningkatan
daya saing organisasi. Hal tersebut terjadi akibat penerapan sistem informasi/teknologi
informasi yang hanya berfokus pada teknologinya saja. Oleh karena itu, cara efektif
untuk mendapatkan manfaat strategis dari penerapan teknologi informasi adalah dengan
berkonsentrasi pada kaji ulang bisnis (rethinking business) melalui analisis masalah
bisnis saat ini dan perubahan lingkungannya serta mempertimbangkan teknologi
informasi sebagai bagian solusi (Earl, 1992).
Perencanaan strategis teknologi informasi mempelajari pengaruh teknologi
informasi terhadap kinerja bisnis dan kontribusi bagi organisasi dalam memilih
langkah-langkah strategis. Selain itu, perencanaan strategis teknologi informasi juga
menjelaskan berbagai tools, teknik, dan kerangka kerja bagi manajemen untuk
menyelaraskan strategi teknologi informasi dengan strategi bisnis, bahkan mencari
kesempatan baru melalui penerapan teknologi yang inovatif (Ward & Peppard,
2002)
16. 11
2.7 Bisnis dan Perusahaan
2.7.1 Bisnis
Bisnis adalah usaha yang dijalankan suatu organisasi yang menjual barang
atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara
historis kata bisnis dari bahasa Inggris business, dari kata dasar busy yang berarti
"sibuk" dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian,
sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan.
2.7.2 Perusahaan
Perusahaan adalah tempat terjadinya kegiatan produksi dan berkumpulnya semua
faktor produksi. Setiap perusahaan ada yang terdaftar di pemerintah dan ada pula yang
tidak. Bagi perusahaan yang terdaftar di pemerintah, mereka mempunyai
badan usaha untuk perusahaannya. Badan usaha ini adalah status dari perusahaan
tersebut yang terdaftar di pemerintah secara resmi.
Perusahaan adalah organisasi yang didirikan oleh seseorang atau sekelompok
orang atau badan lain yang kegiatannya melakukan produksi dan distribusi guna
memenuhi kebutuhan ekonomis manusia. Kegiatan produksi dan distribusi
dilakukan dengan menggabungkan berbagai faktor produksi, yaitu manusia, alam
dan modal. Kegiatan produksi dan distribusi umumnya dilakukan untuk
memperoleh laba. Namun ada juga kegiatan produksi yang tujuannya bukan untuk
mencari laba. Seperti yayasan sosial, keagamaan, dll. Hasil suatu produksi dapat
berupa barang dan jasa.
2.7.3 Teknologi Informasi dalam Bisnis
17. 12
Menurut O’brien (2007), saat ini penerapan teknologi informasi dan
komunikasi diperlukan dalam dunia bisnis sebagai alat bantu dalam upaya
memenangkan persaingan. Pembangunan teknologi informasi perusahaan dilakukan
secara bertahap sebelum sebuah sistem holistik atau menyeluruh selesai dibangun,
hal tersebut disesuaikan dengan kekuatan sumber daya yang dimiliki. Dalam
penerapannya rencana strategis teknologi informasi senantiasa diselaraskan dengan
rencana perusahaan, agar setiap penerapan teknologi informasi dapat memberikan
nilai bagi perusahaan.
Sistem informasi secara umum mempunyai beberapa peranan dalam
perusahaan, diantaranya sebagai berikut:
1. Minimize risk
Setiap bisnis memiliki risiko, terutama berkaitan dengan faktor-faktor keuangan.
Pada umumnya risiko berasal dari ketidakpastian dalam berbagai hal dan aspek-
aspek eksternal lain yang berada diluar kontrol perusahaan. Saat ini berbagai jenis
aplikasi telah tersedia untuk mengurangi risiko-risiko yang kerap dihadapi oleh
bisnis seperti forecasting, financial advisory, planning expert dan lain-lain.
Kehadiran teknologi informasi selain harus mampu membantu perusahaan
mengurangi risiko bisnis yang ada, perlu pula menjadi sarana untuk membantu
manajemen dalam mengelola risiko yang dihadapi.
2. Reduce costs
Peranan teknologi informasi sebagai katalisator dalam berbagai usaha pengurangan
biaya-biaya operasional perusahaan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap
profitabilitas perusahaan. Sehubungan dengan hal tersebut biasanya ada empat cara
yang ditawarkan teknologi informasi untuk mengurangi biaya-biaya kegiatan
operasional yaitu:
18. 13
a. Eliminasi proses
b. Simplifikasi proses
c. Integrasi proses
d. Otomatisasi proses
3. Add Value
Peranan selanjutnya dari teknologi informasi adalah untuk menciptakan value bagi
pelanggan perusahaan. Tujuan akhir dari penciptaan value tidak sekedar untuk
memuaskan pelanggan, tetapi lebih jauh lagi untuk menciptakan loyalitas sehingga
pelanggan tersebut bersedia selalu menjadi konsumennya untuk jangka panjang.
4. Create new realities
Perkembangan teknologi informasi terakhir yang ditandai dengan pesatnya
teknologi internet telah mampu menciptakan suatu arena bersaing baru bagi
perusahaan, yaitu di dunia maya. Berbagai konsep e-business semacan e-commerce,
e-procurement, e-customer, e-loyalty, dan lain sebagainya, pada dasarnya
merupakan cara pandang baru dalam menanggapi mekanisme bisnis di era
globalisasi informasi.
19. 14
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Sejarah Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS)
Adanya pengeluaran yang tidak terduga apabila seseorang terkena penyakit,
apalagi tergolong penyakit berat yang menuntut stabilisasi yang rutin seperti
hemodialisa atau biaya operasi yang sangat tinggi. Hal ini berpengaruh pada
penggunaan pendapatan seseorang dari pemenuhan kebutuhan hidup pada umumnya
menjadi biaya perawatan dirumah sakit, obat-obatan, operasi, dan lain lain. Hal ini
tentu menyebabkan kesukaran ekonomi bagi diri sendiri maupun keluarga. Sehingga
munculah istilah “SADIKIN”, sakit sedikit jadi miskin. Dapat disimpulkan, bahwa
kesehatan tidak bisa digantikan dengan uang, dan tidak ada orang kaya dalam
menghadapi penyakit karena dalam sekejap kekayaan yang dimiliki seseorang dapat
hilang untuk mengobati penyakit yang dideritanya.
Begitu pula dengan resiko kecelakaan dan kematian. Suatu peristiwa yang tidak
kita harapkan namun mungkin saja terjadi kapan saja dimana kecelakaan dapat
menyebabkan merosotnya kesehatan, kecacatan, ataupun kematian karenanya kita
kehilangan pendapatan, baik sementara maupun permanen.
Belum lagi menyiapkan diri pada saat jumlah penduduk lanjut usia dimasa
datang semakin bertambah. Pada tahun Pada 2030, diperkirakan jumlah penduduk
Indonesia adalah 270 juta orang. 70 juta diantaranya diduga berumur lebih dari 60
tahun. Dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2030 terdapat 25% penduduk Indonesia
adalah lansia. Lansia ini sendiri rentan mengalami berbagai penyakit degenerative yang
akhirnya dapat menurunkan produktivitas dan berbagai dampak lainnya. Apabila tidak
aday ang menjamin hal ini maka suatu saat hal ini mungkin dapat menjadi masalah
yang besar .
20. 15
Seperti menemukan air di gurun, ketika Presiden Megawati mensahkan UU No.
40/2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) pada 19 Oktober 2004,
banyak pihak berharap tudingan Indonesia sebagai ”negara tanpa jaminan sosial” akan
segera luntur dan menjawab permasalahan di atas.
Munculnya UU SJSN ini juga dipicu oleh UUD Tahun 1945 dan perubahannya
Tahun 2002 dalam Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, Pasal 28H ayat (1), ayat (2) dan ayat (3),
serta Pasal 34 ayat (1) dan ayat (2) mengamanatkan untuk mengembangkan Sistem
Jaminan Sosial Nasional. Hingga disahkan dan diundangkan UU SJSN telah melalui
proses yang panjang, dari tahun 2000 hingga tanggal 19 Oktober 2004.
Diawali dengan Sidang Tahunan MPR RI Tahun 2000, dimana Presiden
Abdurrahman Wahid menyatakan tentang Pengembangan Konsep SJSN. Pernyataan
Presiden tersebut direalisasikan melalui upaya penyusunan konsep tentang Undang-
Undang Jaminan Sosial (UU JS) oleh Kantor Menko Kesra (Kep. Menko Kesra dan
Taskin No. 25KEP/MENKO/KESRA/VIII/2000, tanggal 3 Agustus 2000, tentang
Pembentukan Tim Penyempurnaan Sistem Jaminan Sosial Nasional). Sejalan dengan
pernyataan Presiden, DPA RI melalui Pertimbangan DPA RI No. 30/DPA/2000,
tanggal 11 Oktober 2000, menyatakan perlu segera dibentuk Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial Nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat sejahtera.
3.2 Visi dan Misi BPJS Kesehatan Mojokerto
Visi
“Terwujudnya Jaminan Kesehatan (JKN-KIS) yang berkualitas dan berkesinambungan
bagi seluruh Penduduk Indonesia pada tahun 2019 berlandaskan gotong royong yang
berkeadilan melalui BPJS Kesehatan yang handal, unggul dan terpercaya”
Misi
21. 16
1. Meningkatkan kualitas layanan yang berkeadilan kepada peserta, pemberi pelayanan
kesehatan dan pemangku kepentingan lainnya melalui sistem kerja yang efektif dan
efisien.
2. Memperluas kepesertaan JKN-KIS mencakup seluruh Indonesia paling lambat 1
Januari 2019 melalui peningkatan kemitraan dengan seluruh pemangku kepentingan
dan mendorong partisipasi masyarakat serta meningkatkan kepatuhan kepesertaan.
3. Menjaga kesinambungan program JKN-KIS dengan mengoptimalkan kolektibiltas
iuran, system pembayaran fasilitas kesehatan dan pengelolaan keuangan secara
transparan dan akuntabel.
4. Memperkuat kebijakan dan implementasi program JKN-KIS melalui peningkatan
kerja sama antar lembaga, kemitraan, koordinasi dan komunikasi dengan seluruh
pemangku kepentingan.
5. Memperkuat kapasitas dan tata kelola organisasi dengan didukung dengan SDM
yang profesional, penelitian, perencanaan dan evaluasi, pengelolaan proses bisnis dan
manajemen resiko yang efektif dan efisien serta infrastruktur dan teknologi informasi
yang handal.
3.3 Teknologi Informasi yang Digunakan BPJS Kesehatan Mojokerto
Pada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan atau BPJS sudah
menggunakan sistem kepesertaan berbasis komputer dan online, dikarenakan jumlah
peserta jaminan yang besar (seluruh penduduk Indonesia) maka penggunaan sistem
kepesertaan berbasis komputer dan online menjadi sebuah kebutuhan.
Diperlukan database yang dapat diakses oleh siapapun, di manapun, dan kapanpun saat
dibutuhkan. Database diperlukan untuk mendukung salah satu sifat dari BPJS
Kesehatan, yaitu sifat portabilitas kepesertaan. Langkah ini juga diharapkan dapat
mengurangi kemungkinan terjadinya kepesertaan ganda.
22. 17
Sedengakan untuk penerapan monitoring dan evaluasi pada juga dilakukan oleh
sistem diperlukan monitoring dan evaluasi terhadap aplikas INA-CBGs di PPK. Hal
ini dikarenakan INA-CBGs masih memiliki kekurangan yaitu rawan fraud oleh PPK.
Monitoring dapat dilakukan mulai dari pengadaan pelatihan terkait penggunaan
aplikasi INA-CBGs yang baik dan benar sampai inspeksi mendadak yang dilakukan
secara randomisasi.
Secara umum,Layanan Sistem BPJS Kesehatan Online meliputi beberapa fitur yaitu :
1. Layanan pendaftaran peserta dan badan usaha
2. Layanan pendaftaran faskes
3. Layanan monitoring terhadap aplikasi INA-CBGs
4. Monitoring fasilitas kesehatan
5. Monitoring pendaftaran faskes
Untuk tampilan atau gambar bisa dilihat pada Gambar 3.1
Gambar 3.1 Monitoring aplikasi INA-CBGs
Dari beberapa modul yang ada dalam sistem BPJS di atas, sistem ini saling
terintegrasi pada semua fungsi pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
23. 18
Keshatan atau BPJS Kesehatan. Sedangkan untuk pendaftaran peserta, badan usaha
serta pendaftaran fasilitas kesehatan bisa dilihat pada Gambar 3.1
Gambar 3.2 Web Portal BPJS Kesehatan
3.3.1 Cara Pendaftaran Online
Berikut tat acara pendaftaran peserta BPJS baru dengan menggunakan
teknologi informasi :
1. Siapkan berkas-berkas yang diperlukan yakni Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu
Keluarga (KK), kartu NPWP, serta alamat email dan nomor handphone aktif untuk
konfirmasi pendaftaran.
2. Buka halaman web bpjs-kesehatan.go.id dari browser anda, bisa diakses melalu PC
maupun mobile phones/tablet.
3. Isi data yang telah disediakan yakni identitas yang mencakup data diri serta pilihan
kelas yang ditawarkan, alamat lengkap, fasilitas kesehatan yang mencakup Faskes
Tingkat I dan Faskes Gigi dengan pilihan instansi yang anda pilih sebagai tempat
24. 19
rujukan, dan yang terakhir khusus untuk Warga Negara Asing (WNA) yang ingin
mendapatkan fasilitas BPJS.
4. Pilih biaya iuran perbulan. Ada 3 pilihan dari kelas III hingga kelas I dengan rentang
biaya dari 25.500 hingga 59.500 ribu rupiah perbulannya.
5. Simpan data dan tunggu email notifikasi nomor registrasi di email anda. print lembar
Virtual Accountnya
6. Lakukan pembayaran di bank yang telah ditunjuk seperti BNI, BRI, dan Mandiri.
7. Setelah menyerahkan uang serta Nomor Virtual pada Teller Bank nanti akan
mendapat bukti pembayaran.
8. Sekarang BPJS kesehatan anda sudah aktif, silahkan cek email akan ada balasan dari
BPJS berupa E-ID Card BPJS yang bisa diprint sendiri dan valid, Atau
9. Print kartu BPJS di kantor cabang BPJS terdekat. Ingat, tidak perlu mengambil
nomor antrian lagi di Kantor BPJS, langsung saja ke bagian Print kartu BPJS nya,
cukup memberikan semua data sebelumnya, form isiannya, Virtual account, dan bukti
payment.
3.3.2 Peran Devisi Teknologi Informasi Dalam Bisnis
Departemen teknologi informasi sering kali dipandang sebelah mata karena
merupakan departemen yang hanya bisa menghabiskan uang tanpa bisa menghasilkan
uang, hal inilah yang kadang menjadi problematika tersendiri bagi departemen
teknologi informasi di perusahaan. Terkadang banyak perusahaan memandang sebelah
mata akan peran teknologi informasi dalam menunjang proses di perusahaan tersebut,
memang belum banyak alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur seberapa besar
teknologi informasi berperan atau ikut andil dalam memajukan perusahaan.
Peranan departemen TI di perusahaan dapat diketahui dengan melihat
keuntungan-keuntungan penerapan teknologi TI di perusahaan tersebut, misalnya:
25. 20
1. Proses yang sebelumnya manual menjadi otomatis, dan hal ini mengurangi
biaya untuk tenaga kerjanya, biaya untuk kertas, alat tulis, dan lain-lain.
2. Waktu mengerjakan yang lebih cepat dengan adanya TI. Sebab TI akan
memperpendek rantai birokrasi, yang tadinya selesai dalam 1 minggu dengan
TI hanya butuh waktu 1 hari.
3. Pengambilan keputusan yang lebih cepat, karena dengan TI, informasi yang
dibutuhkan dapat diperoleh dengan cepat. Hal ini tentu saja akan menjadikan
perusahaan lebih kompetitif, sebab pengambilan keputusan yang lambat akan
membuat perusahaan kehilangan right implementation timing.
4. Penghematan biaya promosi dan pemasaran. Teknologi informasi
memungkinkan perusahaan untuk promosi lewat website dengan biaya sangat
murah. Konsumen juga dapat melihat profil perusahaan serta informasi-
informasi umum dari perusahaan dimana pun dan kapan pun.
5. Sistem informasi terintegrasi disemua lini perusahaan, sehingga terjadi
peningkatan kinerja. Pihak manajemen dengan cepat dapat mengetahui kondisi
perusahaannya tanpa harus berkunjung ke kantor cabang yang jauh dan
memakan biaya transportasi.
3.3.3 Kontribusi Teknologi Untuk Keberhasilan Bisnis
Teknologi informasi memiliki peranan yang sangat penting untuk
meningkatkan keberhasilan sebuah bisnis. Peranan utama teknologi informasi adalah
membuat proses bisnis lebih terintegrasi, lebih cepat, tepat, dan informasi yang
dibutuhkan selalu tersedia pada saat dibutuhkan. Perusahaan tanpa teknologi informasi
akan jauh tertinggal dari perusahaan lainnya, sehingga sekarang tanpa disadari
teknologi informasi sudah melekat di semua lini perusahaan.
26. 21
3.4 Peran CIO Dalam Perusahaan
Di dalam buku “Information Systems Management in Practice”, Ralph
Sprague beserta rekannya Barbara McNurlin menjabarkan bahwa setidaknya ada lima
fungsi utama CIO di sebuah perusahaan (Sprague et.al., 1993), yaitu:
1. Memahami Bisnis
Tugas pertama dan utama yang merupakan tanggung jawab eksekutif lain dalam
jajaran direksi adalah mempelajari dan memahami secara menyeluruh dan
mendetail bisnis yang digeluti perusahaan.
2. Membangun Citra Divisi
Tugas kedua yang menjadi tanggung jawab seorang CIO adalah membangun
kredibitilitas direktorat sistem informasi yang dipimpinnya. Hal ini sangat
penting mengingat banyak sekali karyawan yang menilai bahwa penggunaan
sistem informasi secara strategis merupakan ciri perusahaan di masa mendatang,
bukan saat ini.
3. Meningkatkan Mutu Penggunaan Teknologi
Melihat bahwa keberadaan teknologi informasi ditujukan untuk meningkatkan
kualitas kinerja sumber daya manusia (employees empowerment), seorang CIO
memiliki tugas untuk memasyarakatkan teknologi informasi agar dipergunakan
secara aktif untuk para karyawan perusahaan. Selain pemberian program-
program pelatihan (training) yang bersifat edukatif, diperlukan suatu strategi
untuk membuat karyawan tertarik belajar lebih jauh dan memanfaatkan teknologi
informasi yang ada.
4. Mencanangkan Visi Teknologi Informasi
27. 22
Tugas selanjutnya bagi seorang CIO adalah untuk menentukan visi perusahaan
melalui pemanfaatan sistem informasi di masa mendatang. Seorang eksekutif
senior yang baik, adalah yang selalu bersifat proaktif.
5. Pengembangan Sistem Informasi
Misi terakhir dari seorang CIO tentu saja membuat semua hal yang ada di atas
menjadi nyata, yaitu merencanakan dan mengembangkan arsitektur sistem
informasi perusahaan, yang terdiri dari komponen-komponen seperti software,
hardware, brainware, proses dan prosedur, infrastruktur, standard, dan lain
sebagainya. Secara berkesinambungan, seorang CIO harus dapat me-utilisasikan
sistem informasi yang dimiliki perusahaan saat ini secara optimum, sejalan
dengan rencana pengembangannya di masa mendatang.
28. 23
BAB IV
ANALISIS
Seperti yang telah dijelaskan pada bab 3, bahwa teknologi informasi sudah
dijalankan pada Badan Penyelennggara Jaminan Sosial Kesehatan yaitu berupa
aplikasi BPJS Online yang berfungsi untuk memberikan informasi (yang bersifat
intern) kepada departement-departement yang ada dan CIO sebagai dasar
pengambilan keputusan.
4.1 Kegunanaan Teknologi Informasi BPJS Kesehatan Mojokerto
Perusahaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesahatan telah membuat
inovasi baru berbasis teknologi untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat adalah
sebuah web portal dan sistem informasi manajemen bagi perusahaan. Berikut
beberapa kegunaan sistem pada perusahaan BPJS Kesehatan:
1. Mempermudah menyelesaian pekerjaan-pekerjaan administrasi.
2. Akurasi data, apabila dulu dengan sistem manual orang harus memeriksa satu
demi satu transaksi pembayaran, dengan adanyan sistem berbasis teknologi hal
tersebut cukup dilakukan dengan membandingkan laporan antar departement
yang dihasilkan oleh Sistem Informasi Maanajemen.
3. Integrasi data disetiap unit. Bila dengan sistem manual, data pasien peserta
dimasukkan di setiap unit, maka dengan sistem berbasis teknologi data tersebut
cukup sekali dimasukkan di pendaftaran saja.
29. 24
4. Semakin cepat dan akuratnya pelayanan. Sekarang peserta tidak perlu menunggu
lama untuk menyelesaikan administrasinya, baik untuk pendaftaran dan
pembayaran iuran.
5. Peningkatan efisiensi, bila sebelumnya, beban pekerjaan lebih ke arah
klerikal, sekarang beban pekerjaan lebih ke arah analisis.
4.2 Sistem Informasi Eksekutif BPJS Kesehatan Mojokerto
Berdasarkan penjelasan tentang sistem informasi eksekutif dan BPJS online,
ruang lingkup dan bagian-bagian. Bisa kita menarik kesimpulan bahwa yang
dinamakan sistem informasi eksekutif kesehatan adalah sistem informasi yang
menyediakan informasi bagi manajer eksekutif dalam membuat laporan manajemen
atau mengambil keputusan dari beberapa sub sistem yang ada didalam BPJS yang
saling terintegrasi.
Dalam hal ini sistem informasi eksekutif di Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial Kesehatan di gunakan untuk memberikan informasi pada pihak eksekutif
yang ada dalam perusahaan, seperti pada manajer tingkat atas seperti direktur untuk
mendapatkan informasi yang detail dari setiap bagian atau sub sistem yang ada di
dalam perusahaan.
Sistem informasi eksekutif bisa berisikan laporan informasi dari setiap modul
atau sub sistem yang ada di dalam perusahaan dan saling terintegrasi. Misalnya
informasi yang dapat diperoleh oleh manajer eksekutif melalui SIE meliputi :
1. Jumlah peserta BPJS (dengan detail)
2. Jumlah pendaftaran badan usaha
3. Monitoring jumlah fasilitas kesehatan
4. Total iuran peserta (belum atau sudah)
30. 25
5. Laporan program dan keuangan BPJS
6. Laporan pelayanan atau indikator pelayanan
Sehingga dari beberapa informasi yang diperoleh tersebut, pihak eksekutif
bisa melihat informasi secara lebih rinci dari berbagai bagian yang ada di dalam
sistem manajemen rumah sakit kemudian melakukan evaluasi dan mengambil
keputusan atau tindakan untuk kemajuan perusahaan (BPJS Kesehatan) kedepannya.
Adapun tampilan untuk hasil laporan program dan keuangan bisa dilihat pada
Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Hasil Laporan Program dan Keuangan BPJS
Sedangakan untuk monitoring yang berfungsi untuk melihat secara
detail berapa jumlah peserta BPJS Kesehatan bedasarkan pilihan atau status
peserta. Dan bisa dilihat pada gambar 4.2
31. 26
Gambar 4.2 Jumlah Peserta BPJS Kesehatan
Dan untuk monitoring fasilitas kesehatan atau FasKes untuk tampilannya bisa dilihat
pada gambar 4.3
Gambar 4.3 Jumlah FasKes
4.3 Peran CIO di Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan
Sama seperti CIO pada umumnya, CIO pada Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial Kesehatan juga sangat penting dan mutlak keberadaannya. CIO disini adalah
direktur yang memimpin. Tugas utamanya yaitu memimpin dan merumusan
kebijakan perusahaan. Selain itu ada tugas fungsi lain yaitu :
1. Membantu dalam pengelolaan perusahaan dan penyelenggaraan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat.
2. Penyusunan rencana strategik perusahaan BPJS Kesehatan
3. Penyelenggaraan pelayanan umum dibidang kesehatan
32. 27
4.4 Pendekatan Teknologi Informasi di Kantor BPJS Kesehatan Mojokerto
dengan Measurement, Experimentation, Sharing, dan Replication
1. Measurement (Pengukuran)
BPJS Kesehatan mengukur berapa banyak jumlah peserta yang
ditangani perusahaan dan monitoring jumlah badan usaha serta jumlah fasilitas
kesehatan. Dari sini dapat dilihat grafik per periodenya sebagai langkah
pengembangan perusahaan ke depan. Untuk tampilan programnya bisa dilihat
pada gambar 4.1.
Gambar 4.2 Monitoring Jumlah FasKes
2. Experimentation (Percobaan)
Aplikasi BPJS Online ini adalah aplikasi yang digunakan perusahaan
BPJS Kesehatan, sehingga belum ada percobaan aplikasi kedua. Namun dari sini
diketahui bahwa Badan Penyelenggara Jaminan Sosial telah mencoba untuk
menggunakan teknologi informasi dalam bisnisnya sebagai layanan kesehatan
untuk masyarakat Indonesia.
33. 28
3. Sharing (Berbagi)
Perusahaan BPJS Kesehatan sudah melakukan sharing informasinya
tapi yang dibagikan meliputi alamat BPJS, Cek Iuran, Fasilitas Kesehatan dan
seluruh informasi tentang perusahaan BPJS Kesehatan. Untuk tampilan bisa
dilihat pada Gambar 4.2.
Gambar 4.3 Web Layanan Sharing
4. Replication (Replikasi)
BPJS melakukan replikasi produk agar mudah dilihat dari segi detail
aplikasinya. Dengan melibatkan aktor Manajer, Direksi TI dan pengguna atau
peserta BPJS.
4.4 Implikasi Pergeseran dalam Pandangan Strategis TI untuk Perusahaan
BPJS Kesehatan
Semakin berkembangnya peranan teknologi informasi dalam dunia bisnis,
maka menuntut manajemen SI atauTI untuk menghasilkan sistem informasi yang
layak dan mendukung kegiatan bisnis. Untuk itu, dituntut sebuah perubahan dalam
bidang manajemen SI atau TI untuk demikian dengan Peusahaan BPJS Kesehatan
34. 29
Perubahan yang terjadi adalah dengan diterapkannya perancangan strategis
sistem informasi untuk memenuhi tuntutan menghasilkan Sistem Informasi
Manajemes yang mendukung kegiatan bisnis suatu organisasi. Seiring dengan
perkembangan zaman dan dunia bisnis, peningkatan perencanaan strategis sistem
informasi menjadi tantangan serius bagi pihak manajemen SI atau TI.
Sistem dan teknologi informasi sebagai enabler menuntut perusahaan atau
organisasi untuk mengaplikasikan teknologi bukan hanya untuk menjaga eksistensi
bisnisnya melainkan juga untuk menciptakan peluang dalam persaingan.
Pemahaman mengenai peran pengembangan teknologi dan sistem informasi
diperlukan untuk mengelola teknologi dan sistem informasi dalam organisasi itu
sendiri, dimana TI mendukung perusahaan/organisasi pada level:
1. Strategik: relevan dengan target pencapaian jangka panjang dan bisnis secara
keseluruhan.
2. Taktis: diperlukan untuk mencapai rencana dan tujuan strategis dalam rangka
melakukan perubahan menuju sukses.
3. Operasional: proses dan aksi yang harus dilakukan sehari-hari untuk menjaga
kinerja
35. 30
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial ( BPJS ) adalah badan hukum publik yang
dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan social. BPJS terdiri dari BPJS
Kesehatan dan BPJS Ketengakerjaan. Semua penduduk Indonesia wajib menjadi
peserta jaminan kesehatan yang dikelola oleh BPJS termasuk orang asing yang telah
bekerja paling singkat enam bulan di Indonesia dan telah membayar iuran. Peserta
BPJS Kesehatan ada 2 kelompok, yaitu PBI jaminan kesehatan dan bukan PBI jaminan
kesehatan.
Besaran pembayaran kepada fasilitas kesehatan ditentukan berdasarkan
kesepakatan BPJS Kesehatan dengan asosiasi fasilitas kesehatan di wilayah tersebut
dengan mengacu pada standar tarif yang ditetapkan oleh pemerintah. Sistem rujukan
yang ada mengacu pada tingkat strata pelayanan kesehatan dari yang rendah menenuju
pada strata pelayanan yang lebih tinggi.
Hak dan kewajiban serta landasan hukum dari BPJS terdapat Undang-Undang
Nomor 40 Tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial.
5.2 Saran
BPJS kesehatan harus lebih banyak sosialisasi lagi kepada masyarakat secara
terus menerus,sebab masih banyak masyarakat yang belum tau bagaimana tata cara
pendaftaran dan segala sesuatu terkait PBJS itu sendiri
36. 31
DAFTAR PUSTAKA
Dermawan, D. (2013). Sistem Informasi Manajemen. Bandung: Remaja Rosdakarya .
G, D. (2003). SIE Digunakan dalam Konteks Organisasi . Jakarta: Gramedia Pustaka.
Kesehatan, B. (2017, November 1). BPJS Kesehatan. Retrieved from
https://www.bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/index.php/home
Mengko, R. (2001). Memanfaatkan Pentingnya Teknologi Informasi. Solo: Andi
Offset.
Suyanto, M. (2008). Pengantar Teknologi Informasi Untuk Bisnis . Surabaya: Andi
Publisher .
technophoria. (2014, januari 28). Pengertian Aplikasi Berbasis Web - Software.
Retrieved from technophoria jogja: http://www.technophoriajogja.com