2. Pengertian Ergonomi
Ergonomi berasal dari bahasa Yunani, yaitu ergon berarti
kerja dan nomos berarti aturan. Pengertian ergonomi
adalah ilmu yang utamanya mempelajari mengenai
manusia sebagai elemen utama yang terdapat dalam suatu
sistem kerja.
3. Definisi Ergonomi
International Ergonomics Association
Disiplin Ilmu yg terkait dg pham ttg interaksi manusia dg unsur lain
dari suatu sistem, dan profesi yang menerapkan teori, prinsip, data dan
metode untuk merancang untuk mengoptimalkan kesejahteraan
manusia dan sistem secara keseluruhan pertunjukan
Iftikar Z. Sutalaksana
Pengertian ergonomi yakni suatu cabang ilmu sistematis yang digunakan untuk
memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan
keterbatasan manusia dalam merancang suatu sistem kerja sehingga seseorang
dapat menjalankan kehidupan dan bekerja pada suatu sistem dengan baik.
4. Nurmianto, 2003
Ergonomi artinya studi yang mempelajari aspek-aspek manusia dalam
lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi,
engineering, manajemen dan desain atau perancangan untuk mencapai
suasana kerja yang sesuai dengan keadaan manusianya.
Occupational Safety and Health Act (OSHA)
Ergonomi adalah praktek dalam merancang peralatan dan rincian
pekerjaan sesuai dengan kemampuan para pekerja yang bertujuan
untuk mencegah terjadinya cidera atau kecelakaan pada pekerja.
Manuaba A.
Ergonomi adalah ilmu atau pendekatan multidisipliner yang
bertujuan agar sistem manusia dan pekerjaannya dapat berjalan
maksimal sehingga tercipta alat, cara dan lingkungan kerja yang
sehat, aman, nyaman, dan efisien (Manuaba, 1991).
5. Occupational Safety and Health Act (OSHA)
Ergonomi adalah praktek dalam merancang peralatan dan rincian pekerjaan sesuai dengan
kemampuan para pekerja yang bertujuan untuk mencegah terjadinya cidera atau kecelakaan
pada pekerja.
Manuaba A.
Ergonomi adalah ilmu atau pendekatan multidisipliner yang bertujuan agar sistem manusia
dan pekerjaannya dapat berjalan maksimal sehingga tercipta alat, cara dan lingkungan kerja
yang sehat, aman, nyaman, dan efisien (Manuaba, 1991).
Tarwaka, dkk
Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi yang digunakan untuk
menyeimbangkan antara segala fasilitas yang digunakan baik saat beraktifitas
maupun beristirahat sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan anusia baik secara
fisik maupun mental sehingga dapat tercapai kualitas hidup yang lebih baik
(Tarwaka, dkk. 2004).
6. Bidang Kajian Ergonomi
Display
Display adalah alat yang digunakan untuk menyajikan informasi mengenai keadaan
lingkungan sekitar dalam bentuk lambing-lambang atau tanda-tanda. Display dibagi menjadi 2
bagian, yaitu display statis dan display dinamis. Display statis adalah display yang menyajikan
informasi tanpa dipengaruhi oleh variabel waktu, contohnya peta dan papan pengumuman.
Sedangkan, display dinamis adalah display yang menyajikan informasi dengan dipengaruhi
oleh variabel waktu, contohnya speedometer yang menunjukkan kecepatan kendaraan yang
sedang melaju.
Kekuatan Fisik Manusia (Fisiologi)
Penelitian ini mengukur tentang kekuatan atau daya fisik manusia ketika sedang bekerja dan
mempelajari cara kerja suatu peralatan agar perancangannya sesuai dengan kemampuan fisik
manusia ketika melakukan aktifitas menggunakan alat tersebut. Penelitian ini berhubungan
dengan biomekanika.
7. Ukuran atau Dimensi dari Tempat Kerja (Antropometri)
Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan ukuran atau dimensi tempat kerja
yang sesuai dengan ukuran tubuh manusia agar tempat kerja dapat digunakan
dengan baik sesuai dengn kemampuan dan keterbatasan tubuh manusia.
Dalam hal ini, dipelajari dalam antrophometri.
Lingkungan Fisik
Lingkungan fisik meliputi ruangan dan fasilitas yang biasanya digunakan
oleh manusia dalam melakukan suatu pekerjaan. Lingkungan fisik dan
kondisi lingkungan kerja berpengaruh cukup besar kepada tingkah laku
manusia. Hal yang tercakup dalam antara lain perancangan cahaya, suara,
warna, temperature, kelembapan, bau-bauan, dan getaran pada suatu fasilitas
kerja.
8. Pengelompokan bidang ergonomi secara lengkap menurut Dr. Ir. Iftikar Z. Sutalaksana
(1979) sebagai berikut.
Faal Kerja
Bidang kajian yang meneliti tentang energi yang dikeluarkan manusia dalam melakukan suatu
pekerjaan. Tujuan bidang kajian ini adalah untuk merancang sistem kerja yang dapat
meminimalisasi konsumsi energi yang dibutuhkan dalam melakukan suatu pekerjaan.
Antropometri
Bidang kajian yang berhubungan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia untuk
merancang peralatan dan fasilitas sehingga dapat digunakan sesuai dengan kebutuhannya.
Biomekanika
Bidang kajian yang berhubungan dengan mekanisme tubuh dalam melakukan suatu pekerjaan.
Misalnya, keterlibatan otot manusia dalam melakukan pekerjaan.
9. Penginderaan
Bidang kajian yang berkaitan erat dengan sistem penginderaan manusia, mulai
dari penglihatan, penciuman, perasa, pendengaran, hingga peraba.
Psikologi Kerja
Bidang kajian yang berkaitan dengan efek psikologis yang dialami oleh para
pekerja akibat dari pekerjaan yang dilakukannnya. Misalnya, terjadinya stress
dan sebagainya.
10. Penerapan Keilmuan Ergonomi
Penerapan ilmu ergonomi dapat dilakukan pada lingkungan tempat kerja.
Tujuannya untuk mengurangi resiko gangguan muskuloskeletal. Gangguan
muskuloskeletal adalah cedera kumulatif dan kronis dari otot, tendon,
ligament, saraf, sendi, dan pembuluh darah. Contoh gangguan
muskuloskeletal, misalnya sindrom terowongan karpal (CTS), tendinitis, otot
tegang, diskus pecah, dan sebagainya (Resna, 2021).
11. Contoh penerapan ergonomi di tempat kerja antara lain.
Melatih Postur Tubuh yang Baik
Melatih postur tubuh yang baik dan benar menurut aturan kesehatan yang berlaku
bukan berdasarkan rasa nyaman ketika bekerja.
Menggunakan Teknik Kerja yang Benar
Ketika melakukan pekerjaan yang berat, kita harus menggunakan teknik yang tepat
agar tidak terjadi cedera otot saat melakukannya
Membatasi Gerakan Sesuai Kebutuhan
Melakukan gerakan yang berulang-ulang atau memaksakan melakukan kegiatan
yang tidak sesuai dengan porsi tubuh dapat menyebabkan otot-otot menjadi tegang.
Mengatur Posisi Peralatan dengan Baik
Penempatan peralatan kerja harus disesuaikan dengan postur tubuh.
Melindungi Anggota Tubuh
Contohnya, menempatkan monitor sejajar dengan mata, tidak miring, dan mengatur
jarak pandang yang sesuai agar mata terlindungi dari gangguan mata tegang.
12. Standar dan Peraturan terkait Ergonomi
Pembebanan Fisik
Beban kerja membutuhkan energi fisik dari otot manusia. Beban fisik yang boleh diterima tubuh tidak lebih
dari 30%-40% dari kemampuan maksimal seorang pekerja setiap 8 jam kerja per hari. Kemampuan fisik
diukur dengan menggunakan pengukuran denyut nadi dan konsumsi energi.
Sikap Tubuh dalam Bekerja
Sikap tubuh harus sesuai dengan ergonomi agar postur tubuh dapat terus terjaga dengan baik.
Sikap Tubuh Saat Mengangkat dan Mengangkut
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya, yaitu berat beban, intensitas, jarak tempuh, lingkungan kerja,
serta keterampilan dan peralatan yang digunakan.
Sistem Manusia dengan Mesin
Penyesuaian ini dibutuhkan untuk menciptakan rasa nyaman dan meningkatkan efisiensi kerja.
Kalori yang Dibutuhkan
Jumlah kalori yang dibutuhkan tergantung dari jenis pekerjaan dan intensitas waktu yang digunakan selama
melakukan pekerjaan.
13. Pengorganisasian Kerja
Pengorganisasian kerja bertujuan agar pekerjaan dapat berjalan lebih efektif dan efisien. Hal ini
berkaitan dengan waktu kerja, waktu istirahat, dan pengaturan shift kerja.
Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja sangat berpengaruh terhadap produktivitas pekerja yang dapat berupa lingkungan
fisik, kimia, biologi, maupun psikologi.
Rancangan Kerja (Work Design)
Desain kerja (work design) bertujuan untuk memperoleh alokasi fungsi yang sesuai dengan jenis
pekerjaan. Hal ini akan menciptakan sistem kerja yang aman, sehat, nyaman dan efisien. Desain kerja
yang ergonomi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
- Tuntutan Tugas (Task Demands)
Task and material characteristics, organization characteristics, environmental characteristics.
- Kemampuan Kerja (Work Capacity)
Personal capacity, physiological capacity, biomechanical capacity.
- Kinerja (Work Capacity)
Kinerja seseorang bergantung pada rasio dari besarnya tuntutan tugas yang diberikan dengan besarnya
kemampuan yang dimiliki oleh seseorang, dimana semuanya harus seimbang.
14. Tools Ergonomi
Ovako Working Analysis System (OWAS)
Metode Ovako Working Analysis System (OWAS) memberikan output berupa kategori sikap kerja yang
beresiko terhadap terjadinya kecelakaan kerja pada bagian musculoskeletal. Metode OWAS mengkodekan
sikap kerja pada bagian punggung, tangan, kaki, dan berat beban yang mana tiap bagian memiliki
klasifikasi masing-masing dan terdiri dari empat digit.
Rapid Entire Body Assessment (REBA)
Rapid Entire Body Assessment (REBA) adalah suatu metode yang dikembangkan untuk menilai
posisi kerja mulai dari postur leher, punggung, lengan, serta pergelangan tangan dan kaki para
pekerja. Metode ini dipengaruhi oleh faktor coupling, beban eksternal yang ditopang oleh tubuh
serta aktifitas pekerja.
The Rapid Upper Limb Assessment (RULA)
The Rapid Upper Limb Assessment (RULA) adalah metode yang digunakan untuk
menginvestigasi dan menilai posisi kerja yang dilakukan oleh tubuh manusia bagian atas.
Metode ini memberikan penilaian pada postur tubuh berupa leher, punggung dan tubuh bagian
atas. Penilaian degan menggunakan metode ini telah dilakukan oleh McAtamey dan Corlett.
Nordic Body Map (NBM)
Nordic Body Map (NBM) adalah metode pengukuran yang digunakan untuk megukur rasa sakit
otot para pekerja menggunakan kuisioner yang berisik checklist ergonomi. Metode ini
dilakukan dengan memberikan penilaian mengenai keluhan rasa sakit yang dialami
menggunakan 5 skala likert.
15. Hubungan Ergonomi dan Antropometri
Ergonomi dan antropometri merupakan ilmu yang penting untuk dipelajari
oleh para perancang/desainer/manajer agar mereka dapat mengetahui tentang
hal-hal yang dibutuhkan dalam merancang suatu ruang berdasarkan tubuh dan
aktifitas manusia sehingga suatu ruangan dapat berfungsi secara optimal.
Antropometri
Mengukur
postur tubuh
Acuan
membuat
peralatan
atau ruangan
Alat yang memiliki nilai
kenyamanan, keselamatan
dan kesehatan sesuai
ergonomi