Praktikum ini bertujuan untuk memahami pengaruh beban kerja terhadap tubuh dan mengukur konsumsi oksigen dan energi berdasarkan denyut jantung. Mahasiswa melakukan pengukuran denyut jantung saat mengayuh ergometer dan berjalan di treadmill pada kecepatan yang berbeda. Denyut jantung diukur setiap 30 detik selama aktivitas dan pemulihan untuk menentukan konsumsi oksigen dan energi.
1. LAPORAN RESMI MODUL II
PHYSIOLOGICAL PERFORMANCE
LABORATORIUM ERGONOMI DAN PERANCANGAN
SISTEM KERJA
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
2014-2015
LAPORANRESMI
PRAKTIKUMERGONOMI
PERIODESEMESTERGASAL2014
KELOMPOK 26
NAMA : DWI ANDRIYANTO
AYU RAHMAWATI
ACHMAD AGUNG F.
NIM : 130421100011
130421100043
130421100077
SHIFT : 04
ASISTEN : MIFTAKHUL FARIKHAH
2. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan masa sekarang yang sangat berkembang, baik dari segi teknologi,
sumber daya alam yang dimaanfaatkan dengan baik maupun dalam sumber daya manusia
yang berkualitas dalam beraktivitas kerja. Agar dapat mengetahui kualitas kinerja fisik
dari manusia, maka dilakukan pengukuran denyut jantung. Denyut jantung merupakan
jumlah dari denyutan jantung per satuan waktu. Sejumlah konsumsi energi tertentu akan
lebih berat jika hanya ditunjang oleh sejumlah kecil otot relatif terhadap sejumlah besar
otot. Begitu juga untuk konsumsi energi dapat juga untuk menganalisa pembebanan otot
statis dan dinamis. Konsumsi energi dapat menghasilkan denyut jantung yang berbeda-
beda (Nurmianto, 2005).
Dalam melakukan pengukuran denyut jantung dalam ergonomi berhubungan
dengan fisiologi kerja. Fisiologi kerja merupakan studi tentang fungsi organ manusia
yang dipengaruhi stress otot. Saat seseorang melakukan kerja fisik diperlukan gaya otot
dan aktivitas otot ini memerlukan energi dimana suplai energi memberi beban kepada
sistem pernafasan dan sistem kardiovaskular. Sistem pernafasan dibebani oleh kerja fisik
karena adanya peningkatan ventilation (inhalation dan exhalation) untuk mensuplai
kebutuhan oksigen pada otot yang melakukan pekerjaan (Etika, 2013).
Pada praktikum ergonomi modul 2 tentang fisiologi kerja, akan dilakukan
pengujian praktikum dengan cara operator melakukan operasi mengayuh ergocycle pada
tingkat beban kecepatan (20 rpm dan 40 rpm). Operator mengayuh ergocycle selama 8
menit 4 menit pertama untuk kecepatan 20 rpm dan 4 menit selanjutnya untuk kecepatan
40 rpm. Pada saat operator melakukan aktivitas, pengamat mencatat kecepatan denyut
jantung operator setiap 30 detik selama 8 menit. Setelah aktivitas berakhir ukur kembali
kecepatan denyut jantung operator setiap 30 detik sampai denyut jantung kembali
normal. Setelah denyut jantung kembali normal berarti operator sudah recovery.
Kemudian operator melakukan treadmill pada tingkat beban kecepatan (4,0 kmps dan 6,0
kmps). Setelah itu, prosedur kerja yang dilakukan saat treadmill sama seperti saat
operator melakukan ergocycle.
3. 1.2 Tujuan Praktikum
Berikut merupakan tujuan umum dan khusus dari praktikum fisiologi kerja, yaitu:
1.2.1 Tujuan Umum Praktikum
Berikut merupakan tujuan umum dari praktikum fisiologi kerja, yaitu :
1) Praktikan mampu memahami konsep-konsep dasar ergonomic.
2) Praktikan dapat memahami dan menerapkan antropometri dalam
perancangan produk.
3) Praktikan dapat menghitung dan mengklasifikasikan beban kerja
berdasarkan aktivitas kerja.
1.2.2 Tujuan Khusus Praktikum
Berikut merupakan tujuan khusus dari praktikum fisiologi kerja, yaitu :
1) Mampu memahami pengaruh yang ditimbulkan oleh pembebanan kerja
terhadap tubuh selama manusia melakukan aktivitas kerja.
2) Mampu memahami pengaruh yang ditimbulkan oleh pembebanan kerja
terhadap tubuh selama manusia melakukan aktivitas kerja.
3) Mampu memahami pengaruh yang ditimbulkan oleh pembebanan kerja
terhadap tubuh selama manusia melakukan aktivitas kerja.
4) Mampu menentukan konsumsi oksigen dan konsumsi energi berdasarkan
denyut nadi tiap menit secara interpolasi.
4. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Fisiologi Kerja
Pengertian fisiologi kerja merupakan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan
fungsi-fungsi bagian organ tubuh manusia yang dipengaruhi oleh kerja otot saat
melakukan aktivitas atau kegiatan. Setiap kegiatan yang berlangsung pada diri manusia
pasti membutuhkan energi. Kemampuan manusia untuk melakukan berbagai kegiatan
tergantung pada struktur dari fisik tubuhnya sendiri , struktur tulang, otot-otot rangka,
sistem saraf dan proses metabolisme. Dua ratus enam tulang membentuk rangka manusia
yang berfungsi menopang dan melakukan kegiatan-kegiatan fisik. Tulang-tulang tersebut
saling berhubungan satu sama lain dengan sendi-sendi yang merupakan gumpalan-
gumpalan serabut otot yang dapat melakukan kontraksi. Fungsi dari serabut otot adalah
untuk mengubah energi kimia menjadi energi mekanik. Lalu, kegiatan-kegiatan otot
dikontrol oleh sistem saraf menjadi sedemikian rupa sehingga kerja dari otot secara
keseluruhan dapat berlangsung dengan sebaik-baiknya (Purwaningsih, 2007).
2.2 Definisi Denyut Jantung Istirahat, Denyut Jantung Kerja Dan Jantung (Nadi)
Kerja
Menurut Nurmianto (2005), Jantung merupakan salah satu organ tubuh kita yang
βtidak bisaβ kita kendalikan, berdetak sejak sebelum kita lahir. Denyut jantung juga
merupakan gambaran kebugaran kita. Saat kita bergerak, otot yang bekerja memerlukan
pasokan oksigen untuk mengolah energi yang didapat dari makanan. Udara yang dihirup
oleh paru, dihantarkan darah menuju jantung, kemudian oleh jantung dipompakan
keseluruh bagian tubuh, terutama pada otot yang bekerja. Semakin banyak otot yang
bekerja, makin banyak kebutuhan oksigen, makin besar kekerapan denyut jantung kita
perlukan. Jadi, secara tak langsung kita dapat mengendalikan denyut jantung. Sisi
baiknya, selain dipergunakan untuk petanda kebugaran, denyut nadi bisa menjadi
panduan dosis olahraga.
5. Denyut jantung istirahat (total recovery cost or recovery cost) merupakan jumlah
yang diperoleh denyut jantung dari berhentinya denyut pada saat suatu pekerjaan selesai
dikerjakan sampai dengan denyut berada pada kondisi istirahatnya.
Sedangkan, denyut jantung kerja (total work pulse or cardiac cost) merupakan
jumlah yang diperoleh denyut jantung dari mulainya suatu pekerjaan sampai dengan
denyut berada pada kondisi istirahatnya (resting level).
Lalu, denyut jantung selama bekerja (working pulse) merupakan rata-rata yang
diperoleh dari denyut jantung selama ketika seseorang bekerja
2.3 Kerja Fisik dan Konsumsi Energi
Menurut Ismaryati (2009), kerja fisik merupakan sekumpulan atau sejumlah
kegiatan yang harus diselesaikan oleh suatu unit organisasi atau pemegang jabatan dalam
jangka waktu tertentu. Pengukuran beban kerja diartikan sebagai suatu teknik untuk
mendapatkan informasi tentang efisiensi dan efektivitas kerja suatu unit organisasi, atau
pemegang jabatan yang dilakukan secara sistematis dengan menggunakan teknik analisis
jabatan, teknik analisis beban kerja atau teknik manajemen lainnya. Lebih lanjut
dikemukakan pula, bahwa pengukuran beban kerja merupakan salah satu teknik
manajemen untuk mendapatkan informasi jabatan, melalui proses penelitian dan
pengkajian yang dilakukan secara analisis. Informasi jabatan tersebut dimaksudkan agar
dapat digunakan sebagai alas untuk menyempurnakan aparatur baik di bidang
kelembagaan, ketatalaksanaan, dan sumberdaya manusia . pada dasarnya kerja fisik juga
memberikan tekanan (stress) pada tubuh secara teratur, sistematik, dan
berkesinambungan. Agar memberi pengaruh yang berarti, latihan harus dilakukan dalam
jangka waktu yang cukup lama, progresif dan individual. Kerja fisik mengakibatkan
pengeluaran energi yang berhubungan erat dengan konsumsi energi. Konsumsi energi
pada waktu kerja biasanya ditentukan dengan cara tidak langsung.
Menurut Umiyarni (2012), Kecukupan konsumsi energi dan protein dalam
makanan para pekerja sangat menunjang produktivitas dalam pekerjaannya. Pada
penelitian ini sebanyak 50% pekerja mengalami defisit energi. Defisit energi terjadi
karena pekerja mengkonsumsi makanan di bawah AKG, yaitu 1800 kkal-2200 kkal.
Hubungan antara konsumsi energi dengan kelelahan. Hubungan yang terjadi
merupakan hubungan negatif, artinya defisit energi akan meningkatkan peluang
untuk terjadinya kelelahan, demikian juga sebaliknya. Hubungan antara konsumsi
6. energi dengan produtivitas kerja. Konsumsi energi yang defisit akan berdampak pada
berkurangnya pasokan glikogen dan oksigen kepada jaringan otot, akibatnya otot
akan sulit untuk melakukan kontraksi yang diperlukan untuk melakukan. Semakin
banyak aktivitas fisik yang melibatkan fungsi otot, maka akan semakin banyak energi
yang diperlukan. Pencegahan terhadap kelelahan terutama ditujukan kepada upaya
menekan faktor-faktor yang berpengaruh secara negatif pada kelelahan kerja dan
meningkatkan faktor-faktor yang berpengaruh secara positif. Berdasarkan penelitian,
faktor negatif yang perlu ditekan adalah upaya untuk mengurangi terjadinya defisit
konsumsi energi pada pekerja melalui usaha perbaikan gizi pekerja. Sebaiknya ada
penyediaan makan khusus yang diselenggarakan oleh perusahaan dengan kontrol
oleh seorang ahli gizi profesional, sehingga para pekerja dapat memenuhi konsumsi
energi sesuai dengan angka kebutuhan gizinya. Selain itu juga ada upaya untuk
mengurangi terjadinya sakit/keluhan setelah bekerja melalui penyediaan meja dan kursi
kerja yang lebih memenuhi persyaratan ergonomis, serta pemeriksaan kesehatan rutin.
Faktor positif yang perlu dipertahankan/ditingkatkan adalah penyediaan air minum
yang mencukupi bagi pekerja dan pemutaran alunan musik yang dapat meningkatkan
semangat dan motivasi dalam bekerja.
2.4 Konsumsi Oksigen
Menurut Ismaryati (2012), Besarnya konsumsi oksigen maksimal menunjukkan
kondisi daya tahan kardiorespiratori. Daya tahan kardiorespiratori merupakan unsur
kesegaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan seseorang. Kardiorespiratori
merupakan suatu sistem sirkulasi didalam tubuh yang berkenaan dengan kerja paru-
jantung beserta peredaran darah dan darah yang diedarkan ke seluruh tubuh. Dengan
demikian, dapat dimengerti bila kesegaran atau daya tahan kardiorespiratori menjadi
fundamen bagi kesehatan seseorang. Konsumsi oksigen maksimal dapat ditingkatkan
melalui latihan yang teratur, terukur dan berkesinambungan. Dalam kaitannya dengan
latihan untuk meningkatkan konsumsi oksigen maksimal, faktor usia harus benar-benar
diperhatikan, karena faktor tersebut memberikan pengaruh yang berbeda. Nilai puncak
konsumsi oksigen maksimal dicapai pada rentang usia 17-20 tahun, dan kemudian
menurun secara linier dengan meningkatnya usia.
7. 2.5 Pengukuran Denyut Jantung
Menurut Nurmianto (2005), Denyut jantung merupakan jumlah dari denyutan
jantung per satuan waktu. Sejumlah konsumsi energi tertentu akan lebih berat jika hanya
ditunjang oleh sejumlah kecil otot relatif terhadap sejumlah besar otot. Begitu juga untuk
konsumsi energi dapat juga untuk menganalisa pembebanan otot statis dan dinamis.
Konsumsi energi dapat menghasilkan denyut jantung yang berbeda-beda. Pengukuran
denyut jantung dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Denyut jantung pada saat istirahat (resting pulse) merupakan rata-rata denyut jantung
sebelum suatu pekerjaan dimulai.
2. Denyut jantung selama bekerja (working pulse) merupakan rata-rata denyut jantung
selama ketika seseorang bekerja.
3. Denyut jantung untuk bekerja (work pulse) merupakan selisih antara denyut jantung
selama bekerja dan selama istirahat.
4. Denyut jantung selama istirahat total (total recovery cost or recovery cost) merupakan
jumlah aljabar denyut jantung dari berhentinya denyut pada saat suatu pekerjaan
selesai dikerjakan sampai dengan denyut berada pada kondisi istirahatnya.
5. Denyut jantung kerja total (total work pulse or cardiac cost) merupakan jumlah denyut
jantung dari mulainya suatu pekerjaan sampai dengan denyut berada pada kondisi
istirahatnya (resting level).
2.6 Panjang Periode Kerja dan Istirahat
Menurut Bridger (2003), Panjang periode kerja dan istirahat berdasarkan kelelahan
yang dirasakan operator. Istirahat dilakukan dalam rangka memulihkan kelelahan pada
operator setelah beberapa lama bekerja. Periode kerja dan istirahat juga dapat sebagai
tolak ukur ketahanan seorang operator. Waktu saat kita bekerja harus seimbang dengan
waktu saat kita istirahat. Semua orang mempunyai tingkat ketahanannya sendiri. Waktu
istirahat sewaktu kita bekerja dapat kita hitung melalui denyut nadi yang digunakan juga
untuk menghitung energi yang kita konsumsi. Waktu istirahat berfungsi untuk
mengembalikan kondisi tubuh kita untuk kembali pada keadaan semula.
8. 2.7 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kelelahan
Menurut Umiyarni (2012), Definisi umum dari kelelahan kerja adalah suatu kondisi
dimana terjadi pada syaraf dan otot manusia, sehingga tidak dapat berfungsi lagi
sebagaimana mestinya. Kelelahan dipandang dari sudut industri adalah pengaruh dari
kerja pada pikiran dan tubuh manusia yang cenderung untuk mengurangi kecepatan
kerja mereka atau menurunkan kualitas produksi dari performasi optimis seorang
operator. Kelelahan mempunyai empat cakupan yaitu penurunan dalam performasi kerja,
maksudnya adalah pengurangan dalam kecepatan dan kualitas output yang terjadi bila
melewati suatu periode tertentu (fatigue industry). Cakupan kelelahan yang kedua
adalah pengurangan dalam kapasitas kerja, maksudnya adalah perusakkan otot atau
ketidakseimbangan susunan syaraf untuk memberikan stimulus (fatigue fisiologi).
Cakupan kelelahan yang ketiga adalah laporan-laporan subyektif dari pekerja,
berhubungan dengan perasaan gelisah dan bosan (fatigue fisiologi). Cakupan yang
terakhir adalah perubahan-perubahan dalam aktivitas dan kapasitas kerja, maksudnya
adalah perubahan fungsi fisologi atau perubahan dalam kemampuan dalam
melakukan aktivitas fisiologi (fatigue fungsional). Adapun faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi suatu tingkat kelelahan pada pekerja disaat menjalankan operasi atau
melakukan pekerjaannya, adalah sebagai berikut:
1. Penentuan dan lamanya waktu kerja.
2. Penentuan dan lamanya waktu istirahat.
3. Sikap mental pekerja.
4. Besarnya beban tetap.
5. Kemonotonan pekerjaan dalam lingkungan kerja yang tetap.
6. Kondisi tubuh operator pada waktu melaksanakan pekerjaan.
7. Lingkungan fisik kerja.
8. Kecapaian kerja.
9. Jenis dan kebiasaan olahraga atau latihan.
10. Jenis kelamin.
11. Umur.
12. Sikap kerja
9. 2.8 Waktu Recovery
Menurut Nurmianto (2005), Waktu recovery merupakan waktu istirahat yang
dibutuhkan seseorang untuk kembali dalam kondisi normal. Waktu istirahat merupakan
salah satu hal yang penting dalam penjadwalan kerja. Pada saat seseorang bekerja pada
tingkat energi diatas 5.2 kcal per menit, maka pada saat itu akan timbul rasa lelah
(fatigue). Lamanya waktu istirahat diharapkan cukup untuk seseorang dalam
menghasilkan cadangan energy tersebut. Kemudian diasumsikan bahwa selama istirahat
jumlah energy adalah 1,5 kcal per menit. Tingkat energi agar cadangan energy akan dapat
dibangun kembali adalah (5,0 β 1,5 kkal per menit). Adapun waktu recovery dibagi
menjadi dua, yaitu :
1. Waktu recovery percobaan dihitung ketika operator melakukan aktivitas istirahat
setelah melakukan aktivitas kerja. Waktu dihitung setiap 1 menit dengan mengukur
besar denyut jantung. Waktu recovery tidak ditentukan, melainkan berdasarkan
berapa lama denyut jantung operator kembali dalam keadaan sebelum melakukan
aktivitas.
2. Waktu recovery teoritis pada pengambilan data ini adalah waktu istirahat yang
dibutuhkan oleh operator untuk mengembalikan besarnya denyut jantung sesudah
melakukan aktivitas menjadi lebih kecil atau sama dengan denyut jantung awal.
2.9 Kecepatan Denyut Jantung
Menurut Ismaryati (2012), Denyut jantung atau juga dikenal dengan denyut nadi
adalah tanda penting dalam bidang medis yang bermanfaat untuk mengevaluasi dengan
cepat kesehatan atau mengetahui kebugaran seseorang secara umum.
Kecepatan denyut jantung dalam keadaan sehat berbeda-beda, dipengaruhi oleh
kehidupan, pekerjaan, makanan, umur dan emosi. Irama dan denyut jantung sesuai
dengan siklus jantung. Pada orang yang sedang istirahat jantungnya berdebar sekitar 70
kali semenit dan memompa 70 ml setiap denyut (volume denyutan adalah 70 ml), dengan
demikian jumlah darah setiap menit dipompa sekitar 70 x 70 ml atau sekitar 5 liter.
Sedangkan pada waktu banyak bergerak kecepatan jantung dapat menjadi 150 setiap
menit dan volume denyutan lebih dari 150 ml yang membuat daya pompa jantung 20
sampai 25 liter setiap menit.
Pada keadaan normal, jantung dapat menyesuaikan diri terhadap kebutuhan yang
meningkat sampai 6-10 kali lebih besar daripada sewaktu istirahat. Kelebihan daya ini
10. disebut sebagai daya cadang jantung. Jika jantung telah gagal mengatasi beban yang
diterimanya maka keadaan ini menunjukkan bahwa orang tersebut menderita penyakit
gagal jantung.
2.10 Uji ANOVA
ANOVA singkatan dari "analysis of varian". Uji ANOVA merupakan salah satu uji
komparatif yang digunakan untuk menguji perbedaan mean (rata-rata) data lebih dari dua
kelompok. Prinsip uji ANOVA adalah melakukan analisis variabilitas data menjadi dua
sumber variasi yaitu variasi di dalam kelompok (within) dan variasi antar kelompok
(between). Bila variasi within dan between sama (nilai perbandingan kedua varian
mendekati angka satu), maka berarti tidak ada perbedaan efek dari intervensi yang
dilakukan, dengan kata lain nilai mean yang dibandingkan tidak ada perbedaan.
Sebaliknya bila variasi antar kelompok lebih besar dari variasi didalam kelompok, artinya
intervensi tersebut memberikan efek yang berbeda, dengan kata lain nilai mean yang
dibandingkan menunjukkan adanya perbedaan (Andayani, 2007).
11. BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Alat dan Bahan
Berikut merupakan alat dan bahan pada praktikum ergonomi modul 2 tentang
fisiologi kerja, yaitu :
1. Ergocycle (sepeda ergonomic)
2. Treadmills
3. Stopwatch
4. Observation sheet
5. Timbangan badan
6. ECG (electrocardiogram)
3.2. Subyek Praktikum
Dalam praktikum fisiologi kerja, kelompok 26 menggunakan subyek praktikum
sebagai berikut :
1. Nama operator : Achmad Agung Ferrianto
2. Usia : 20 tahun
3. HR normal : 82
4. Jenis kelamin : Laki-Laki
3.3. Prosedur Praktikum
Dalam pelaksanaan praktikum Fisiologi kerja, alat yang digunakan adalah
Ergocycle dan Treadmill, setiap kelompok akan melakukan percobaan menggunakan
ergocycle dan treadmill dengan operator yang sama dengan langkah sebagai berikut:
1. Ergocycle
a. Siapkan satu orang operator, satu orang pengamat sekaligus pencatat waktu. Operator
bertindak sebagai orang yang melakukan percobaan, pengamat bertugas mencatat
kecepatan denyut jantung operator dan memberi aba-aba kepada operator untuk
memulai dan mengakhiri aktivitas.
b. Ukur dan catat berat badan operator.
c. Ukur dan catat denyut jantung awal.
12. d. Operator melakukan operasi mengayuh ergocycle pada tingkat beban kecepatan
(20 rpm dan 40 rpm) .
e. Operator mengayuh ergocycle selama 8 menit dengan kecepatan 20 dan 40 rpm. 4
menit pertama untuk kecepatan 20 rpm dan 4 menit selanjutnya untuk kecepatan 40
rpm.
f. Pada saat operator melakukan aktivitas, pengamat mencatat kecepatan denyut
jantung operator setiap 30 detik selama 8 menit.
g. Setelah aktivitas berakhir ukur kembali kecepatan denyut jantung operator setiap
30 detik sampai denyut jantung kembali normal.
h. Setelah denyut jantung kembali normal berarti operator sudah recovery.
2. Treadmill
a. Siapkan satu orang operator, satu orang pengamat sekaligus pencatat waktu. Operator
bertindak sebagai orang yang melakukan percobaan, pengamat bertugas mencatat
kecepatan denyut jantung operator dan memberi aba-aba kepada operator untuk
memulai dan mengakhiri aktivitas.
b. Ukur dan catat berat badan operator.
c. Ukur dan catat denyut jantung awal.
d. Operator melakukan operasi berlari diatas treadmill pada tingkat beban kecepatan
(4,0 kmps dan 6,0 kmps)
e. Operator berlari diatas treadmill selama 8 menit dengan kecepatan 4,0 dan 6,0 kmps.
4 menit pertama untuk kecepatan 2,0 kmps dan 4 menit selanjutnya untuk
kecepatan 6,0 kmps.
f. Pada saat operator melakukan aktivitas, pengamat mencatat kecepatan denyut
jantung operator setiap 30 detik selama 8 menit.
g. Setelah aktivitas berakhir ukur kembali kecepatan denyut jantung operator setiap
30 detik sampai denyut jantung kembali normal.
h. Setelah denyut jantung kembali normal berarti operator sudah recovery.
13. Mulai
Mempersiapkan Alat dan Bahan
Ukuran HR normal
1. Pengukuran denyut jantung kerja
2. Pengukuran denyut jantung istirahat
3. Pengukuran waktu recovery
1. Working pulse dan work pulse
2. Konsumsi energi dan konsumsi oksigen
3. Kategori beban kerja
4. Waktu recovery teoritis
5. Penilaian beban kerja
6. Pengujian ANOVA
Analisa dan interpretasi data
Kesimpulan
Selesai
Tahap Persiapan
Tahap Persiapan
Tahap Pengumpulan
Data
Tahap Pengolahan
Data
Tahap Analisa dan
Interpretasi Data
Tahap Kesimpulan
Melakukan Ergocycle dan Treadmills
3.4 Flowchart Pelaksanaan Praktikum
Berikut merupakan flowchart pelaksanaan praktikum ergonomi modul 2 tentang
fisiologi kerja, yaitu :
Gambar 2.3.1 Flowchart Pelaksanaan Praktikum Modul 2
29. 4.3.5 Konsumsi Oksigen
Besarnya konsumsi oksigen maksimal menunjukkan kondisi daya tahan
kardiorespiratori. Daya tahan kardiorespiratori merupakan unsur kesegaran jasmani
yang berhubungan dengan kesehatan seseorang (Wignjosoebroto dan Sutalaksana,
2003).
Rumus yang digunakan :
πΎπ = πΎπΈ/4,8
Keterangan :
πΎπ : konsumsi oksigen untuk melakukan suatu pekerjaan (liter/menit)
πΎπΈ : konsumsi energi untuk suatu kegiatan tertentu (Kkal)
Perhitungan manual data nomor 1
πΎ0 = 0,577203196/4,8
= 0,120250666
4.3.5.1 Konsumsi oksigen operator pria saat penggunaan ergocycle
Berikut merupakan konsumsi oksigen operator pria saat menggunakan ergocycle:
Tabel 2.4.21 Data Konsumsi Oksigen Ergocycle
20rpm 0.954386828 0.834136162 0.120250666
40rpm 0.958347359 0.819989329 0.138358031
20rpm 1.380373233 1.246903912 0.13346932
40rpm 1.899285969 1.605792726 0.293493243
20rpm 1.05070708 0.834136162 0.216570917
40rpm 1.354981033 1.015084689 0.339896343
20rpm 0.98034987 0.870363177 0.109986693
40rpm 1.054956302 0.859366083 0.195590219
20rpm 0.659738269 0.596335798 0.063402471
40rpm 0.740846178 0.623103583 0.117742594
20rpm 0.994544951 0.762058106 0.232486845
40rpm 0.900229288 0.634154669 0.266074619
20rpm 1.312519128 1.437317128 0.128132456
40rpm 1.138025612 1.104705317 0.033320296
20rpm 1.258885963 1.057085519 0.201800444
40rpm 1.142520529 0.915457177 0.227063352
20rpm 0.898339622 0.919294861 0.05386492
40rpm 1.002723992 1.078546611 0.273174462
20rpm 0.988442918 0.782099024 0.206343893
40rpm 0.907818663 0.834136162 0.073682501
20rpm 1.052830155 1.583390564 0.532814105
40rpm 1.085044827 0.877755997 0.20728883
20rpm 1.013016895 0.748943188 0.264073707
40rpm 1.046470143 0.990473858 0.055996285
20rpm 0.807772086 0.966305276 0.541940141
40rpm 1.367638743 1.42685313 0.013617838
Konsumsi Oksigen Operasi Kerja Konsumsi Oksigen Istirahat Kegiatan
13 14 Achmad Antonio Pria 19 78
12 13 Juli Elfrianto S ME Pria 19 90
11 12 Rendi Pratama P Pria 19 84
86
9 9 M. Syarifuddin H Pria 19 80
10 11 Adi Ramdhani Pria 19
748 7 S. Beik Dinillah Pria 19
74
6 3 Achmad Mubarok Pria 20 84
7 4 Ana Sektyoko Adji Pria 18
75
4 30 Fahmi Saifuddin Pria 20 91
5 1 Nurholis Pria 21
81
2 27 Moch. Sayyid M Pria 19 84
3 28 A. Nanang Arief Pria 19
Tingkat Pembebanan
1 26 Achmad Agung F Pria 19 82
No Kelompok Nama Jenis Kelamin Umur HR Normal
Dari tabel di atas didapatkan nilai konsumsi oksigen untuk melakukan suatu
kegiatan tertentu (KE) pada setiap tingkat pembebanan dengan menggunakan data sampel
pria yang telah melakukan aktivitas ergocycle.
30. 4.3.5.2 Konsumsi oksigen operator wanita saat penggunaan ergocycle
Berikut merupakan konsumsi oksigen operator wanita saat menggunakan
ergocycle:
Tabel 2.4.22 Data Konsumsi Oksigen Ergocycle
20rpm 1.085044827 1.087217041 0.002309113
40rpm 1.129072634 1.109108098 0.019964537
20rpm 0.911631778 0.75876095 0.152870828
40rpm 1.283080404 1.227892332 0.055188072
20rpm 1.025469728 0.77872816 0.246741568
40rpm 1.0634916 1.040137771 0.023353829
20rpm 0.956365558 0.736024826 0.220340733
40rpm 1.021306499 0.94650262 0.074803879
20rpm 1.082875684 0.874053444 0.208822239
40rpm 1.082875684 0.888937361 0.193938323
Konsumsi Oksigen
Operasi Kerja
Konsumsi Oksigen
Istirahat
Kegiatan
5 10 WahyuDwi Suci Wanita 19 85
4 8 ArinaSabilaHaq Wanita 18 87
3 5 UswatunHasanah Wanita 18 83
762 2 WastinerSinaga Wanita 19
Tingkat
Pembebanan
1 29 Putri Noviyanti M Wanita 20 70
No Kelompok Nama
Jenis
Kelamin
Umur
HR
Normal
Dari tabel di atas didapatkan nilai konsumsi oksigen untuk melakukan suatu
kegiatan tertentu (KE) pada setiap tingkat pembebanan dengan menggunakan data sampel
wanita yang telah melakukan aktivitas ergocycle.
4.3.5.3 Konsumsi oksigen operator pria saat penggunaan treadmills
Berikut merupakan konsumsi oksigen operator pria saat menggunakan treadmills:
Tabel 2.4.23 Data Konsumsi Oksigen Treadmills
4,0kmps 0.736024826 0.852096111 0.113929742
6,0kmps 0.819989329 1.027555949 0.251391013
4,0kmps 1.337389228 1.227892332 0.109496896
6,0kmps 1.738419557 1.32989595 0.408523606
4,0kmps 0.928942816 0.874053444 0.054889372
6,0kmps 0.898339622 1.251687519 0.351390629
4,0kmps 1.349939447 1.181223311 0.168716136
6,0kmps 1.169748004 1.305117986 0.13513091
4,0kmps 1.074229823 0.748943188 0.325286635
6,0kmps 0.80085837 0.680324568 0.120533802
4,0kmps 0.892689052 0.726465043 0.166224009
6,0kmps 0.832357059 0.974312331 0.143347199
4,0kmps 0.775369579 0.966305276 0.141539131
6,0kmps 0.976321773 0.863019496 0.113302276
4,0kmps 1.131306272 0.919294861 0.212011411
6,0kmps 1.04224549 0.974312331 0.067933159
4,0kmps 0.698449071 1.061353168 0.36816319
6,0kmps 0.709225931 0.834136162 0.197213751
4,0kmps 0.970302661 0.930881621 0.03942104
6,0kmps 0.843077747 1.295292793 0.281324179
4,0kmps 1.015084689 0.859366083 0.155718606
6,0kmps 1.181223311 0.885197955 0.296025356
4,0kmps 0.713890653 1.040137771 0.326102817
6,0kmps 0.757116978 1.195095028 0.121533937
4,0kmps 1.566717933 1.28064714 0.286070793
6,0kmps 1.06992532 1.447830264 0.35187239
13
13 Juli Elfrianto S ME Pria 1912
84
Konsumsi Oksigen
Operasi Kerja
Konsumsi Oksigen
Istirahat
Kegiatan
14 Achmad Antonio Pria 19 78
90
11
11 Adi Ramdhani Pria 19
12 Rendi PratamaP Pria 19
8610
9 M. Syarifuddin H Pria 19 80
748
9
7 S. Beik Dinillah Pria 19
74
6 3 Achmad Mubarok Pria 20 84
7 4 AnaSektyoko Adji Pria 18
75
4 30 Fahmi Saifuddin Pria 20 91
5 1 Nurholis Pria 21
81
2 27 Moch. Sayyid M Pria 19 84
3 28 A. Nanang Arief Pria 19
Tingkat
Pembebanan
1 26 Achmad Agung F Pria 19 82
No Kelompok Nama
Jenis
Kelamin
Umur
HR
Normal
31. Dari tabel di atas didapatkan nilai konsumsi oksigen untuk melakukan suatu
kegiatan tertentu (KE) pada setiap tingkat pembebanan dengan menggunakan data sampel
pria yang telah melakukan aktivitas treadmills.
4.3.5.4 Konsumsi oksigen operator wanita saat penggunaan treadmills
Berikut merupakan konsumsi oksigen operator wanita saat menggunakan
treadmills:
Tabel 2.4.24 Data Konsumsi Oksigen Treadmills
4,0kmps 0.646822086 0.978334285 0.351393158
6,0kmps 0.721726613 1.300199247 0.518360101
4,0kmps 0.8394919 0.631373471 0.208118429
6,0kmps 0.763711291 0.788877608 0.025183033
4,0kmps 1.263700282 1.131306272 0.13239401
6,0kmps 0.921218309 0.834136162 0.087082147
4,0kmps 1.172036923 0.75876095 0.413275974
6,0kmps 0.739235989 0.994544951 0.255126194
4,0kmps 0.658290853 1.158349477 0.500731111
6,0kmps 0.767026875 1.2326268 0.469926101
KonsumsiOksigenOperasiKerja KonsumsiOksigenIstirahat Kegiatan
5 10 WahyuDwiSuci Wanita 19 85
4 8 ArinaSabilaHaq Wanita 18 87
3 5 UswatunHasanah Wanita 18 83
762 2 WastinerSinaga Wanita 19
TingkatPembebanan
1 29 PutriNoviyantiM Wanita 20 70
No Kelompok Nama JenisKelamin Umur HRNormal
Dari tabel di atas didapatkan nilai konsumsi oksigen untuk melakukan suatu
kegiatan tertentu (KE) pada setiap tingkat pembebanan dengan menggunakan data sampel
wanita yang telah melakukan aktivitas treadmills.
4.3.6 Kategori Beban Kerja
Pengukuran beban kerja diartikan sebagai suatu teknik untuk mendapatkan
informasi tentang efisiensi dan efektivitas kerja suatu unit organisasi kerja tubuh secara
sistematis.
32. 4.3.6.1 Kategori beban kerja pada pria saat penggunaan ergocycle
Berikut merupakan kategori beban kerja pada pria saat penggunaan ergocycle :
Tabel 2.4.25 Data Beban Kerja Ergocycle
1 2 3 4 5 6 7 8
20rpm 96 103 102 108 102 111 108 108 104.75 Moderate
40rpm 97 92 102 115 110 112 105 107 105 Moderate
20rpm 120 124 124 132 138 127 130 131 128.25 Heavy
40rpm 142 142 146 150 153 157 157 162 151.125 Very Heavy
20rpm 108 116 113 105 111 110 111 111 110.625 Moderate
40rpm 94 109 119 125 133 145 149 142 127 Heavy
20rpm 101 106 78 103 109 117 118 119 106.375 Moderate
40rpm 111 106 112 112 110 107 114 115 110.875 Moderate
20rpm 85 84 83 85 83 80 84 82 83.25 Light
40rpm 88 86 80 89 92 92 97 95 89.875 Light
20rpm 110 115 103 106 110 108 107 99 107.25 Moderate
40rpm 81 100 112 103 105 102 103 104 101.25 Moderate
20rpm 123 118 123 125 129 136 119 126 124.875 Moderate
40rpm 120 132 115 112 107 105 117 117 115.625 Moderate
20rpm 114 120 126 121 123 128 119 126 122.125 Moderate
40rpm 116 117 110 113 117 117 119 118 115.875 Moderate
20rpm 80 87 99 97 97 122 113 114 101.125 Moderate
40rpm 109 106 99 101 104 115 113 115 107.75 Moderate
20rpm 106 109 110 105 105 106 109 105 106.875 Moderate
40rpm 103 101 99 100 102 105 98 106 101.75 Moderate
20rpm 86 114 119 114 114 122 109 108 110.75 Moderate
40rpm 108 103 105 110 118 121 118 118 112.625 Moderate
20rpm 100 101 108 104 113 111 114 116 108.375 Moderate
40rpm 105 111 109 104 112 104 120 118 110.375 Moderate
20rpm 91 72 81 86 109 115 106 99 94.875 Light
40rpm 97 120 126 124 128 128 154 144 127.625 Heavy
Kategori Beban
Kerja
Tingkat
Pembebanan
86
84
90
78
HROperasi ke -
Rata-Rata
75
84
74
74
80
HR
Normal
82
84
81
91
13 14 Achmad Antonio Pria 19
11 12 Rendi PratamaP Pria 19
12 13 Juli Elfrianto S ME Pria 19
9 9 M. Syarifuddin H Pria 19
10 11 Adi Ramdhani Pria 19
8 7 S. Beik Dinillah Pria 19
6 3 Achmad Mubarok Pria 20
7 4 AnaSektyoko Adji Pria 18
4 30 Fahmi Saifuddin Pria 20
5 1 Nurholis Pria 21
2 27 Moch. Sayyid M Pria 19
3 28 A. NanangArief Pria 19
No Kelompok Nama
Jenis
Kelamin
Umur
1 26 Achmad AgungF Pria 19
Dari tabel di atas didapatkan hasil ketentuan kategori beban kerja pada setiap
tingkat pembebanan dengan berdasarkan rata-rata detak jantung pada setiap data sampel
pria yang telah melakukan aktivitas ergocycle. Dari data pada tabel tersebut juga dapat
diketahui kategori beban kerja moderate lebih banyak daripada kategori beban kerja light
dan heavy.
4.3.6.2 Kategori beban kerja pada wanita saat penggunaan ergocycle
Berikut merupakan kategori beban kerja pada wanita saat penggunaan ergocycle:
Tabel 2.4.26 Data Beban Kerja Ergocycle
1 2 3 4 5 6 7 8
20rpm 101 129 116 119 115 112 101 108 112.625 Moderate
40rpm 109 108 111 116 123 118 115 121 115.125 Moderate
20rpm 121 124 113 108 112 78 83 77 102 Moderate
40rpm 102 118 125 128 134 131 126 123 123.375 Moderate
20rpm 99 102 107 110 107 112 121 115 109.125 Moderate
40rpm 112 101 115 121 127 119 84 112 111.375 Moderate
20rpm 96 101 109 109 104 109 104 107 104.875 Moderate
40rpm 107 114 103 111 106 102 113 115 108.875 Moderate
20rpm 103 106 111 113 118 112 116 121 112.5 Moderate
40rpm 105 112 109 121 118 112 111 112 112.5 Moderate
HROperasi ke -
Rata-Rata
Kategori Beban
Kerja
5 10 Wahyu Dwi Suci Wanita 19 85
4 8 ArinaSabilaHaq Wanita 18 87
3 5 Uswatun Hasanah Wanita 18 83
762 2 WastinerSinaga Wanita 19
Tingkat
Pembebanan
1 29 Putri Noviyanti M Wanita 20 70
No Kelompok Nama
Jenis
Kelamin
Umur
HR
Normal
33. Dari tabel di atas didapatkan hasil ketentuan kategori beban kerja pada setiap
tingkat pembebanan dengan berdasarkan rata-rata detak jantung pada setiap data sampel
wanita yang telah melakukan aktivitas ergocycle.
4.3.6.3 Kategori beban kerja pada pria saat penggunaan treadmills
Berikut merupakan kategori beban kerja pada pria saat penggunaan treadmills :
Tabel 2.4.27 Beban Kerja Treadmills
1 2 3 4 5 6 7 8
4,0kmps 108 87 66 90 82 110 82 91 89.5 Light
6,0kmps 101 109 120 107 86 90 77 76 95.75 Light
4,0kmps 114 121 123 124 130 132 130 135 126.125 Heavy
6,0kmps 120 127 136 133 195 145 143 157 144.5 Heavy
4,0kmps 84 89 92 70 87 107 146 150 103.125 Moderate
6,0kmps 103 82 82 153 78 100 98 113 101.125 Moderate
4,0kmps 125 122 125 125 130 130 130 127 126.75 Heavy
6,0kmps 133 127 157 162 109 84 84 83 117.375 Moderate
4,0kmps 112 126 114 124 106 104 106 104 112 Moderate
6,0kmps 90 100 112 83 107 82 95 86 94.375 Light
4,0kmps 99 83 114 114 112 113 102 69 100.75 Moderate
6,0kmps 86 93 83 71 86 101 145 108 96.625 Light
4,0kmps 78 93 82 63 84 109 128 103 92.5 Light
6,0kmps 131 131 160 83 83 93 83 85 106.125 Moderate
4,0kmps 113 121 125 127 101 112 97 126 115.25 Moderate
6,0kmps 121 100 104 122 116 112 100 106 110.125 Moderate
4,0kmps 89 85 86 87 93 87 84 81 86.5 Light
6,0kmps 98 87 82 85 83 71 82 111 87.375 Light
4,0kmps 97 99 89 105 111 114 111 120 105.75 Moderate
6,0kmps 84 103 111 124 120 82 71 84 97.375 Light
4,0kmps 82 118 110 112 108 108 116 114 108.5 Moderate
6,0kmps 117 114 117 117 120 117 122 120 118 Moderate
4,0kmps 86 81 103 90 79 103 83 77 87.75 Light
6,0kmps 93 93 90 86 95 84 88 100 91.125 Light
4,0kmps 99 151 148 141 137 139 142 139 137 Heavy
6,0kmps 99 155 156 141 96 82 83 82 111.75 Moderate
Rata-Rata
KategoriBeban
Kerja
13 14 AchmadAntonio Pria 19 78
12 13 JuliElfriantoSME Pria 19 90
11 12 RendiPratamaP Pria 19 84
10 11 AdiRamdhani Pria 19 86
74
80
8 7 S.BeikDinillah Pria 19 74
9 9 M.SyarifuddinH Pria 19
7 4 AnaSektyokoAdji Pria 18
84
5 1 Nurholis Pria 21 75
6 3 AchmadMubarok Pria 20
4 30 FahmiSaifuddin Pria 20
3 28 A.NanangArief Pria 19
27 Moch.SayyidM Pria 19
91
81
84
Tingkat
Pembebanan
HROperasike-
1 26 AchmadAgungF Pria 19 82
No Kelompok Nama
Jenis
Kelamin
Umur
HR
Normal
2
Dari tabel di atas didapatkan hasil ketentuan kategori beban kerja pada setiap
tingkat pembebanan dengan berdasarkan rata-rata detak jantung pada setiap data sampel
pria yang telah melakukan aktivitas treadmills.
4.3.6.4 Kategori beban kerja pada wanita saat penggunaan treadmills
Berikut merupakan kategori beban kerja pada wanita saat penggunaan treadmills:
34. Tabel 2.4.28 Beban Kerja Treadmills
1 2 3 4 5 6 7 8
4,0kmps 78 75 59 74 86 108 82 95 82.125 Light
6,0kmps 82 93 87 82 113 82 82 86 88.375 Light
4,0kmps 105 103 92 97 82 86 90 122 97.125 Light
6,0kmps 84 82 87 86 83 100 101 110 91.625 Light
4,0kmps 81 126 131 131 130 123 126 131 122.375 Moderate
6,0kmps 85 95 136 114 82 154 77 78 102.625 Moderate
4,0kmps 101 114 100 130 139 115 130 111 117.5 Moderate
6,0kmps 127 82 80 84 93 84 83 85 89.75 Light
4,0kmps 82 85 71 87 82 82 82 94 83.125 Light
6,0kmps 90 93 112 95 96 86 82 81 91.875 Light
Rata-
Rata
KategoriBeban
Kerja
5 10 WahyuDwiSuci Wanita 19 85
4 8 ArinaSabilaHaq Wanita 18 87
3 5 UswatunHasanah Wanita 18 83
2 2 WastinerSinaga Wanita 19 76
Tingkat
Pembebanan
HROperasike-
1 29 PutriNoviyantiM Wanita 20 70
No Kelompok Nama
Jenis
Kelamin
Umur
HR
Normal
Dari tabel di atas didapatkan hasil ketentuan kategori beban kerja pada setiap
tingkat pembebanan dengan berdasarkan rata-rata detak jantung pada setiap data sampel
wanita yang telah melakukan aktivitas treadmills.
4.3.7 Kecepatan Rata-Rata Denyut Jantung
Kecepatan rata-rata denyut jantung dapat dicari dengan rumus
π =
βπ·0+β―+π·π
π+1
Keterangan :
V : kecepatan rata-rata denyut jantung (pulse/menit)
D0 : denyut jantung awal sebelum kerja (pulse/menit)
Dn : denyut jantung pada n menit (pulse/menit)
N : banyaknya menit percobaan
Perhitungan manual pada data nomor 1 ergoycle :
π =
β 82 + 96 + 103 + 102 + 108 + 102 + 111 + 108 + 108
4 + 1
= 184
Perhitungan manual pada data nomor 1 treadmills :
=
β 82 + 108 + 87 + 66 + 90 + 82 + 110 + 182 + 91
4 + 1
= 159.6
4.3.7.1 Kecepatan rata-rata denyut jantung pria saat penggunaan ergocycle
Berikut merupakan kecepatan rata-rata denyut jantung pria saat penggunaan
ergocycle :
37. Dari tabel di atas didapatkan nilai rata-rata denyut jantung pada setiap tingkat
pembebanan dengan memperhatikan nilai HR normal, HR operasi dan HR istirahat pada
setiap data sampel wanita yang digunakan setelah melakukan aktivtas treadmills.
4.3.8 Waktu Recovery
Waktu recovery merupakan waktu istirahat yang dibutuhkan seseorang untuk
kembali dalam kondisi normal. Waktu istirahat merupakan salah satu hal yang penting
dalam penjadwalan kerja.
4.3.8.1 Waktu recovery percobaan
Waktu recovery percobaan dihitung ketika operator melakukan aktivitas
istirahat setelah melakukan aktivitas kerja. Waktu dihitung sesuai dengan waktu
recovery masing-masing operator yaitu dengan cara mengukur besar denyut jantung.
Waktu recovery tidak ditentukan, melainkan berdasarkan berapa lama denyut jantung
operator kembali dalam keadaan sebelum melakukan aktivitas.
a. Waktu recovery percobaan pria saat menggunakan ergocycle
Berikut merupakan waktu recovery percobaan pria saat menggunakan
ergocycle :
Tabel 2.4.33 Data Recovey Percobaan Pria Dengan Ergocycle
20 rpm
40 rpm
20 rpm
40 rpm
20 rpm
40 rpm
20 rpm
40 rpm
20 rpm
40 rpm
20 rpm
40 rpm
20 rpm
40 rpm
20 rpm
40 rpm
20 rpm
40 rpm
20 rpm
40 rpm
20 rpm
40 rpm
20 rpm
40 rpm
20 rpm
40 rpm
2 27 Moch. Sayyid M Pria 19 84
Tingkat Pembebanan
1 26 Achmad Agung F Pria 19 82
No Kelompok Nama Jenis Kelamin Umur HR Normal
4 30 Fahmi Saifuddin Pria 20 91
3 28 A. Nanang Arief Pria 19 81
6 3 Achmad Mubarok Pria 20 84
5 1 Nurholis Pria 21 75
8 7 S. Beik Dinillah Pria 19 74
7 4 Ana Sektyoko Adji Pria 18 74
10 11 Adi Ramdhani Pria 19 86
9 9 M. Syarifuddin H Pria 19 80
Waktu Recovery (menit)
4.51
7.51
4.27
6.95
4.9
13 14 Achmad Antonio Pria 19 78
12 13 Juli Elfrianto S ME Pria 19 90
11 12 Rendi Pratama P Pria 19 84
2
6,38
5,93
12
4.7
2.58
2.33
2
2,25
3,116
5.28
2,417
6.75
4
19
8
12
12
7
7.73
5
Dari tabel di atas didapatkan nilai waktu recovery pada setiap tingkat
pembebanan dengan menggunakan data sampel pria setelah melakukan aktivitas
ergocycle.
38. b. Waktu recovery percobaan wanita saat menggunakan ergocycle
Berikut merupakan waktu recovery percobaan pria saat menggunakan
ergocycle :
Tabel 2.4.34 Data Recovey Percobaan wanita Dengan Ergocycle
20 rpm
40 rpm
20 rpm
40 rpm
20 rpm
40 rpm
20 rpm
40 rpm
20 rpm
40 rpm
Tingkat
Pembebanan
1 29 Putri Noviyanti M Wanita 20 70
No Kelompok Nama
Jenis
Kelamin
Umur
HR
Normal
3 5 Uswatun Hasanah 83
2 2 Wastiner Sinaga Wanita 19 76
Wanita 18
Waktu Recovery
(menit)
18.22
4.6
3,35
5 10 Wahyu Dwi Suci Wanita 19 85
4 8 Arina Sabila Haq Wanita 18 87
7.85
8,617
5,083
7,633
8,14
8,479
2,933
Dari tabel di atas didapatkan nilai waktu recovery pada setiap tingkat
pembebanan dengan menggunakan data sampel wanita setelah melakukan aktivitas
ergocycle.
c. Waktu recovery percobaan pria saat menggunakan treadmills
Berikut merupakan waktu recovery percobaan pria saat menggunakan
treadmills :
Tabel 2.4.35 Data Recovey Percobaan Pria Dengan Treadmills
4,0 kmps
6,0 kmps
4,0 kmps
6,0 kmps
4,0 kmps
6,0 kmps
4,0 kmps
6,0 kmps
4,0 kmps
6,0 kmps
4,0 kmps
6,0 kmps
4,0 kmps
6,0 kmps
4,0 kmps
6,0 kmps
4,0 kmps
6,0 kmps
4,0 kmps
6,0 kmps
4,0 kmps
6,0 kmps
4,0 kmps
6,0 kmps
4,0 kmps
6,0 kmps
2 27 Moch. Sayyid M Pria 19 84
Tingkat
Pembebanan
1 26 Achmad Agung F Pria 19 82
No Kelompok Nama
Jenis
Kelamin
Umur
HR
Normal
4 30 Fahmi Saifuddin Pria 20 91
3 28 A. Nanang Arief Pria 19 81
6 3 Achmad Mubarok Pria 20 84
5 1 Nurholis Pria 21 75
8 7 S. Beik Dinillah Pria 19 74
7 4 Ana Sektyoko Adji Pria 18 74
10 11 Adi Ramdhani Pria 19 86
9 9 M. Syarifuddin H Pria 19 80
Waktu Recovery
(menit)
2.63
3.13
4.23
6.4
3.6
13 14 Achmad Antonio Pria 19 78
12 13 Juli Elfrianto S ME Pria 19 90
11 12 Rendi Pratama P Pria 19 84
7.15
4.18
11.08
3
5.3
5.97
21.17
5.36
4.1
2
2,93
7
5.65
7
14
8.7
5.48
2.19
4
5.63
2
Dari tabel di atas didapatkan nilai waktu recovery pada setiap tingkat
pembebanan dengan menggunakan data sampel pria setelah melakukan aktivitas
treadmills.
39. d. Waktu recovery percobaan wanita saat menggunakan treadmills
Berikut merupakan waktu recovery percobaan wanita saat menggunakan
treadmills :
Tabel 2.4.36 Data Data Recovey Percobaan Wanita Dengan Treadmills
4,0kmps
6,0kmps
4,0kmps
6,0kmps
4,0kmps
6,0kmps
4,0kmps
6,0kmps
4,0kmps
6,0kmps
Tingkat Pembebanan
1 29 Putri Noviyanti M Wanita 20 70
No Kelompok Nama Jenis Kelamin Umur HR Normal
3 5 Uswatun Hasanah 83
2 2 Wastiner Sinaga Wanita 19 76
Wanita 18
Waktu Recovery (menit)
18,85
4,88
2,217
5 10 Wahyu Dwi Suci Wanita 19 85
4 8 Arina Sabila Haq Wanita 18 87
8,817
2,3
4,45
4,717
8,469
11,539
4,883
Dari tabel di atas didapatkan nilai waktu recovery pada setiap tingkat
pembebanan dengan menggunakan data sampel wanita setelah melakukan aktivitas
treadmills.
4.3.8.2 Waktu recovery teoritis
Waktu recovery adalah waktu istirahat yang dibutuhkan oleh operator untuk
mengembalikan besarnya denyut jantung sesudah melakukan aktivitas menjadi lebih
kecil atau sama dengan denyut jantung awal. Adapun rumus yang digunakan adalah
πΉ =
π» (π² β πΊ)
(π² β π, π)
Keterangan :
R : waktu istirahat
T : waktu total kerja
K : energi yang dikeluarkan
S : konstanta
Perhitungan manual data nomor 1
π =
4 (0,577203196 β 5)
(0,577203196 β 1,5)
= 19,17127058
40. a. Waktu recovery teoritis pria saat menggunakan ergocycle
Berikut merupakan waktu recovery teoritis pria saat menggunakan ergocycle:
Tabel 2.4.37 Data Recovery Teoritis Pria Dengan Ergocycle
20 rpm 19.17127058
40 rpm 20.74878652
20 rpm 31.92817417
40 rpm 376.6744842
20 rpm 34.40440487
40 rpm 178.2447012
20 rpm 18.40234572
40 rpm 28.9480123
20 rpm 7.345409869
40 rpm 8.278827452
20 rpm 40.45233926
40 rpm 66.82482956
20 rpm 10.66974619
40 rpm 14.44727328
20 rpm 30.34759138
40 rpm 38.13835546
20 rpm 12.74680116
40 rpm 11.51093685
20 rpm 31.47526034
40 rpm 16.21295204
20 rpm 7.459617645
40 rpm 31.72202485
20 rpm 64.22898912
40 rpm 15.37085545
20 rpm 5.769160542
40 rpm 17.45118773
7813
13 Juli Elfrianto S ME Pria 19 90
14 Achmad Antonio Pria 19
12
12 Rendi Pratama P Pria 19 8411
11 Adi Ramdhani Pria 19 8610
9 M. Syarifuddin H Pria 19
74
8
809
7 S. Beik Dinillah Pria 19 74
7 4 Ana Sektyoko Adji Pria 18
84
5 1 Nurholis Pria 21 75
6 3 Achmad Mubarok Pria 20
4 30 Fahmi Saifuddin Pria 20
3 28 A. Nanang Arief Pria 19
27 Moch. Sayyid M Pria 19
91
81
84
Tingkat
Pembebanan
Waktu Recovery T
(menit)
1 26 Achmad Agung F Pria 19 82
No Kelompok Nama
Jenis
Kelamin
Umur
HR
Normal
2
Dari tabel di atas didapatkan nilai waktu recovery pada setiap tingkat
pembebanan dengan menggunakan data sampel pria setelah melakukan aktivitas
ergocycle.
b. Waktu recovery teoritis wanita saat menggunakan ergocycle
Berikut merupakan waktu recovery teoritis wanita saat menggunakan
ergocycle :
Tabel 2.4.38 Data Recovey Teoritis Wanita Dengan Ergocycle
20 rpm 13.26890439
40 rpm 13.97030115
20 rpm 22.27151409
40 rpm 15.33513976
20 rpm 48.35426129
40 rpm 14.08717028
20 rpm 35.64811036
40 rpm 16.27056903
20 rpm 32.13203761
40 rpm 28.60041666
Waktu Recovery T
(menit)
5 10 Wahyu Dwi Suci Wanita 19 85
4 8 Arina Sabila Haq Wanita 18 87
3 5 Uswatun Hasanah Wanita 18 83
762 2 Wastiner Sinaga Wanita 19
Tingkat
Pembebanan
1 29 Putri Noviyanti M Wanita 20 70
No Kelompok Nama
Jenis
Kelamin
Umur
HR
Normal
Dari tabel di atas didapatkan nilai waktu recovery pada setiap tingkat
pembebanan dengan menggunakan data sampel wanita setelah melakukan aktivitas
ergocycle.