SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Download to read offline
Angga Debby Frayudha / Educational Technology 1 (2) (2016)
ITERASI JACOBI
Angga Debby Frayudha
Program Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
Info Artikel
Sejarah Artikel:
Diterima April 2016
Disetujui April 2016
Dipublikasikan Mei 2016
Keywords:Leaders
hip, compensation,
motivation,
employee
performance.
Abstrak
Persoalan yang melibatkan model matematika banyak muncul dalam berbagai
disiplin ilmu pengetahuan, seperti dalam bidang fisika, kimia, ekonomi, atau pada
persoalan rekayasa. Seringkali model matematika tersebut muncul dalam bentuk yang
rumit yang terkadang tidak dapat diselesaikan dengan rumus-rumus aljabar yang
sudah baku. Solusi SPL secara numeris umumnya selalu (harus) lebih efisien dan
cepat dibandingkan dengan metode-metode analitis, seperti metode Cramer. Namun
demikian, solusi numerik ini secara teknis adakalanya juga berkendala, karena: (1)
ada beberapa persamaan yang mendekati kombinasi linier, akibat adanya “round off
error” dari mesin penghitung pada, (2) suatu tahap perhitungan adanya akumulasi
“round off error” pada proses komputasi akan berakibat domain bilangan nyata (fixed
point) dalam perhitungan akan terlampaui (overflow), biasanya akibat dari jumlah
persamaan yang terlalu besar.
Abstract
Issues involving mathematical models have appeared in a variety of disciplines, such as in the
fields of physics, chemistry, economics, or engineering issues. The mathematical models often
appear in intricate shapes that sometimes can not be solved by algebraic formulas is standard.
SPL solutions numerically generally always (have to) be more efficient and faster than analytical
methods, such as method of Cramer. However, the numerical solution is technically sometimes
also berkendala, because: (1) there are some similarities approaching a linear combination, due
to "round off error" of mechanical calculating machines, (2) a stage of calculation of the
accumulation of "round off error" the computing process will result in domain real numbers
(fixed point) in the calculation will be exceeded (overflow), usually as a result of a number of
equations that are too large.
© 2016 Universitas Negeri Semarang
Alamat korespondensi:
Kampus Unnes Bendan Ngisor, Semarang, 50233
Email : mpyenk@gmail.com Angga Debby
Frayudha
ISSN 2252-7001
Educational Technology 1(2) (2016)
Educational Technology
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eduman
Angga Debby Frayudha / Educational Technology 1 (2) (2016)
PENDAHULUAN
Persoalan yang melibatkan model
matematika banyak muncul dalam berbagai disiplin
ilmu pengetahuan, seperti dalam bidang fisika, kimia,
ekonomi, atau pada persoalan rekayasa. Seringkali
model matematika tersebut muncul dalam bentuk yang
rumit yang terkadang tidak dapat diselesaikan dengan
rumus-rumus aljabar yang sudah baku.
Solusi SPL secara numeris umumnya selalu
(harus) lebih efisien dan cepat dibandingkan dengan
metode-metode analitis, seperti metode Cramer.
Namun demikian, solusi numerik ini secara teknis
adakalanya juga berkendala, karena:
(1) ada beberapa persamaan yang mendekati
kombinasi linier, akibat adanya “round off error” dari
mesin penghitung pada, (2) suatu tahap perhitungan
adanya akumulasi “round off error” pada proses
komputasi akan berakibat domain bilangan nyata
(fixed point) dalam perhitungan akan terlampaui
(overflow), biasanya akibat dari jumlah persamaan
yang terlalu besar.
METODE PENELITIAN
Metode-metode solusi numerik yang banyak
dipakai, dapat diklasifikasikan sebagai:
1. Metode Langsung
a. Metode Langsung Eliminasi Gauss
(EGAUSS), prinsipnya: merupakan operasi eliminasi
dan substitusi variabel-variabelnya sedemikian rupa
sehingga dapat terbentuk matriks segitiga atas, dan
akhirnya solusinya diselesaikan menggunakan teknik
substitusi balik (backsubstitution),
b. Metode Eliminasi Gauss ini. Eliminasi
Gauss-Jordan (EGJ), prinsipnya: mirip sekali dengan
metode EG, namun dalam metode ini jumlah operasi
numerik yang dilakukan jauh lebih besar, karena
matriks A mengalami inversi terlebih dahulu untuk
mendapatkan matriks identitas (I). Karena kendala
tersebut, maka metode ini sangat jarang dipakai,
namun sangat bermanfaat untuk menginversikan
matriks,
c. Dekomposisi LU (DECOLU), prinsipnya:
melakukan dekomposisi matriks A terlebih dahulu
sehingga dapat terbentuk matriks-matrik segitiga atas
dan bawah, kemudian secara mudah dapat melakukan
substitusi balik (backsubstitution) untuk berbagai
vektor VRK (vektor ruas kanan).
d. Solusi sistem TRIDIAGONAL (S3DIAG),
prinsipnya merupakan solusi SPL dengan bentuk matrik
pita (satu diagonal bawah, satu diagonal utama, dan satu
diagonal atas) pada matriks A.
2. Metode Tak-Langsung (Metode Iteratif)
a. Metode Jacobi, prinsipnya: merupakan metode
iteratif yang melakuakn perbaharuan nilai x yang
diperoleh tiap iterasi (mirip metode substitusi berurutan,
successive substitution),
b. Metode Gauss-Seidel, prinsipnya: mirip
metode Jacobi, namun melibatkan perhitungan implisit,
c. Metode Successive Over Relaxation (SOR),
prinsipnya: merupakan perbaikan secara langsung dari
Metode Gauss- Seidel dengan cara menggunakan faktor
relaksasi (faktor pembobot) pada setiap tahap/proses
iterasi.
Metode-metode tak-langsung seperti di atas pada
umunya sangat tidak efisien dan ‘time consuming’
(memerlukan CPU- time) yang jauh lebih besar dari
metode langsung.
Metode Eliminasi Gauss, metode Dekomposisi
LU dan Metode Iterasi Jacobi merupakan metode yang
dapat dijadikan sebagai alternatif untuk menyelesaikan
model matematika. Metode Eliminasi Gauss mereduksi
matriks koefisien A ke dalam bentuk matriks segitiga,
dan nilai-nilai variabel diperoleh dengan teknik
substitusi. Pada metode Dekomposisi LU, matriks A
difaktorkan menjadi matriks L dan matriks U, dimana
dimensi atau ukuran matriks L dan U harus sama
dengan dimensi matriks A.
Pada metode iterasi Jacobi, penyelesaian
dilakukan secara iterasi, dimana proses iterasi dilakukan
sampai dicapai suatu nilai yang konvergen dengan
toleransi yang diberikan. Dari hasil pengujian dapat
diketahui bahwa metode Iterasi Jacobi memiliki hasil
ketelitian yang lebih baik dan waktu komputasi yang
lebih cepat dari metode Eliminasi Gauss dan metode
Dekomposisi LU.
Penggunaan pendekatan dengan pemrograman
MATLAB, salah satu software komputer yang dapat
digunakan untuk memberikan solusi komputasi numerik.
Karena metode – metode numerik dengan bahasa
pemrograman yang sederhana, namun dapat
menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh mereka
yang bergerak dalam bidang matematika maupun
aplikasi matematika.
Angga Debby Frayudha / Educational Technology 1 (2) (2016)
HASIL PEMBAHASAN
A. Iterasi Jacobi
Metode ini merupakan suatu teknik
penyelesaian SPL berukuran n x n, AX = b,
secara iteratif. Proses penyelesaian dimulai
dengan suatu hampiran awal terhadap
penyelesaian, X0, kemudian membentuk suatu
serangkaian vector X1, X2, … yang konvergen
ke X.
Teknik iteratif jarang digunakan untuk
menyelesaikan SPL berukuran kecil karena
metode-metode langsung seperti metode
eliminasi Gauss lebih efisien dari pada metode
iteratif. Akan tetapi, untuk SPL berukuran
besar dengan persentase elemen nol pada
matriks koefisien besar, teknik iteratif lebih
efisien daripada metode langsung dalam hal
penggunaan memori komputer maupun
waktu komputasi. Metode iterasi Jacobi,
prinsipnya: merupakan metode iteratif yang
melakuakn perbaharuan nilai x yang
diperoleh tiap iterasi (mirip metode substitusi
berurutan, successive substitution).
B. Algoritma Iterasi Jacobi
Untuk menyelesaikan system
persamaan linier AX = b dengan A adalah
matriks koefisien n x n, b vector konstan n x 1,
dan X vektor n x 1 yang perlu dicari.
INPUT : n, A, b, dan Himpunan awal Y = (y1
y2 y3…yn)T
, batas toleransi T, dan maksimum
iterasi N.
OUTPUT: X = (x1 x2 x3 ..xn)T
, atau pesan “
gagal “.
LANGKAH – LANGKAH :
1. set penghitung iterasi ke =1
2. WHILE k ≤ n DO
(a) FOR i = 1, 2, 3, ..., n, hitung
ii
ij jiji
i
a
yab
x
∑ ≠
−
=
(b) Set X = (x1 x2 x3 ..xn)T
(c) IF YX − < T THEN STOP
(d) Tambahan penghitung iterasi, k
= k + 1
(e) FOR i = 1, 2, 3, ..., n, Set yi = xi
(f) set Y = (y1 y2 y3 ..yn)T
3. STOP
C. Flow Chart Iterasi Jacobi
D. Iterasi Jacobi dengan Menggunaan Matlab 7
Jika x(k)
menyatakan hampiran ke k
penyelesaian SPL , AX = b, dengan x(0)
adalah
hampiran awal, maka metode iterasi Jacobi
dapat dinyatakan sebagai berikut :








−= ∑≠
−
ij
k
jiji
ii
k
i xab
a
x
)1()( 1
, i = 1,
2, 3, ..., n ; k = 1, 2, 3, ..
Dalam bentuk matriks, rumus iterasi dapat
dinyatakan sebagai
X(k)
= D-1
(b-(L+U)X(k-1)
),
Dengan A = L + D + U ( L matriks
segitiga bawah, D matriks diagonal, U Matriks
segitiga atas).
Berikut adalah gambaran bagaimana
penggunaan metode iterasi Jacobi dengan
sebuah contoh. Misalkan kita ingin
menyelesaikan SPL.
10x1 – x2 + x3 = 6
-x1 + 11x2 – x3 + 3x4 = 25
2x1 – x2 + 10x3 – x4 = - 11
3x2 – x3 + 8x4 = 15
Mula – mulakita nyatakan setiap variabel
dalam ketiga variabel yang lainnya
1. Nyatakan x1 dari persamaan (P1) dalam
x2, x3, dan x4,
2. Nyatakan x2 dari persamaan (P2) dalam
x1, x3, dan x4,
3. Nyatakan x3 dari persamaan (P3) dalam
x1, x3, dan x4,
4. Nyatakan x4 dari persamaan (P4) dalam
x1, x2, dan x3.
Hasilnya adalah SPL
5
3
510
32
1 +−=
xx
x
START
STOP
AX = b
ii
ij iji
i
a
yab
x
∑ ≠
−
=
Input A, b, X0, T,
xi = ( x1 x2 x3 …xn)
[X, g, H]=
jacobi(A,b,X0,T,
Angga Debby Frayudha / Educational Technology 1 (2) (2016)
11
25
11
3
1111
431
2 +−+=
xxx
x
10
11
10105
421
3 −++
−
=
xxx
x
8
15
88
3 32
4 ++
−
=
xx
x
Misalkan kita pilih hapiran penyelesaian
awal (0 0 0 0)T
, maka hampiran pertama
terhadap penyelesaian SPL tersebut adalah
6.0
5
3
1 ==x = 1
2727.2
11
25
2 ==x = 2
1.1
10
11
3 −==x = -1
8750.1
8
15
4 ==x = 2
Sekarang dengan menggunakan nilai –
nilai ini pada ruas kanan persamaan (P5) –
(P8), kita dapat menghitung hampiran kedua.
Proses ini dapat diulang-ulang sampai
keakuratan hampiran yang diinginkan
tercapai. Berikut adalah hasil proses iterasi
dengan menggunakan komputer.
No x1 x2 x3 x4
1
2
3
4
5
6
7
8
0.6
1.04727
0.932636
1.0152
0.988991
1.0032
0.998128
1.00063
2.27273
1.71591
2.05331
1.9537
2.01141
1.99224
2.00231
1.99867
-1.1
-0.805227
-1.04934
-0.968109
-1.01029
-0.994522
-1.00197
-0.999036
1.875
0.885227
1.13088
0.973843
1.02135
0.994434
1.00359
0.998888
Setelah iterasi ke-8 diperoleh hampiran
penyelesaian
x = (1.00063 1.99867 -0.999036 0.998888)T
bandingkan dengan penyelesaian eksaknya, yakni
x = (1 2 -1 1)T
.
Menyelesaikan contoh SPL berikut ini
dengan menggunakan metode iterasi Jacobi.
2x1 – x2 + 10x3 = -11
3x2 – x3 + 8x4 = -11
10x1 – x2 + 2x3 =6
-x1 + 11x2 – x3+ 3x4 = 25
E. Penulisan Logaritma dalam Layar Editor
MATLAB 7
function [X,g,H]= jacobi(A,b,X0,T,N)
H = X0';
n = length(b);
X1 = X0;
for k=1:N,
for i = 1:n,
S = b(i)-A(i,[1:i-1,i+1:n])*X0([1:i-
1,i+1:n]);
X1(i)=S/A(i,i);
end
g = abs(X1-X0);
err = norm(g);
relerr = err/(norm(X1)+ eps);
X0 = X1;
H = [H;X0'];
if (err<T)|(relerr<T),break,end
end
Layar Editor MATLAB 7
F. Hasil Output fungsi MATLAB 7
Berikut adalah contoh pemakaian fungsi
MATLAB 7 jacobi dan hasil keluaran dari yang
diperoleh:
>> A=[2 -1 10 0;0 3 -1 8;10 -1 2 0;-1 11 -1 3]
A =
2 -1 10 0
0 3 -1 8
10 -1 2 0
-1 11 -1 3
>> b=[-11;-11;6;25]
b =
-11
-11
6
25
>> X0=[0;0;0;0]
X0 =
0
0
0
0
>> T=.00001
T =
1.0000e-005
>> N=25
N =
25
>> [X,g,H]=jacobi(A,b,X0,T,N)
X =
1.0e+017*
-4.1950
0.5698
2.1380
0.0451
g =
1.0e+017*
3.7699
0.5442
1.2965
0.1535
H =
1.0e+017*
0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000
0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000
0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000
Angga Debby Frayudha / Educational Technology 1 (2) (2016)
0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000
0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000
0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000
0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000
0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000
0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000
0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000
0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000
0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000
0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000
0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000
0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000
0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000
0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000
0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000
0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000
-0 . 0007 0 . 0000 0 . 0013 -0 . 0002
-0 . 0066 0 . 0009 0 . 0036 0 . 0000
-0 . 0173 0 . 0011 0 . 0333 -0 . 0042
-0 . 1661 0 . 0224 0 . 0873 0 . 0013
-0 . 4251 0 . 0256 0 . 8415 -0 . 1085
-4 . 0000 0 . 5698 2 . 1380 0 . 0451
Dari hasil diatas, metode Jacobi belum
konvergen setelah melakukan iterasi. Untuk
mengetahui penyelesaian SPL kita,
selanjutnya gunakan metode langsung dengan
menggunakan invers matriks A. MATLAB
memberikan penyelesaian sebagai berikut.
>> X=inv(A)*b
X =
1.1039
2.9965
-1.0211
-2.6263
Apakah metode jacobi tidak dapat
menghasilkan penyelesaian tersebut? Dengan
mengubah susunan SPL, yakni persamaan
pertama dan kedua dipindah menjadi
persamaan ketiga dan keempat, metode
Jacobi ternyata berhasil memberikan
penyelesaian tersebut, sebagaimana terlihat
pada hasil keluaran MATLAB berikut.
>> A=[10 -1 2 0;-1 11 -1 3;2 -1 10 0;0 3 -1 8]
A =
10 -1 2 0
-1 11 -1 3
2 -1 10 0
0 3 -1 8
>> b=[6;25;-11;-11]
b =
6
25
-11
-11
>> X0=[-2;1;3;-1]
X0 =
-2
1
3
-1
>> [X,g,H]=jacobi(A,b,X0,T,N)
X =
1.1039
2.9965
-1.0211
-2.6263
g =
0.0795
0.2004
0.0797
0.1511
H =
-2 . 0000 1 . 0000 3 . 0000 -1 . 0000
1 . 1000 2 . 6364 -1 . 6000 -2 . 3750
1 . 9836 2 . 6023 -1 . 8564 -2 . 4386
1 . 0315 2 . 9494 -1 . 0365 -2 . 4579
1 . 1022 2 . 9426 -1 . 0114 -2 . 6106
1 . 1065 2 . 9930 -1 . 0262 -2 . 6049
1 . 1045 2 . 9895 -1 . 0200 -2 . 6256
1 . 1030 2 . 9965 -1 . 0220 -2 . 6236
1 . 1040 2 . 9856 -1 . 0209 -2 . 6264
1 . 1037 2 . 9966 -1 . 0212 -2 . 6260
1 . 1039 2 . 9964 -1 . 0211 -2 . 6264
1 . 1039 2 . 9965 -1 . 0211 -2 . 6263
1 . 1039 2 . 9965 -1 . 0211 -2 . 6263
1 . 1039 2 . 9965 -1 . 0211 -2 . 6263
Iterasi Jacobi konvergen (dengan
menggunakan batas toleransi 0.0001) setelah
iterasi ke-13. Penyelesaian yang diberikan
persis sama dengan yang dihasilkan dengan
metode langsung. Hampiran penyelesaian SPL
kita adalah X = (1.1039 2.9965 -1.0211 -
2.6263)T
.
Layar MATLAB 7 (command window)
Dari contoh di atas bahwa urutan
persamaan di dalam suatu SPL sangat
berpengaruh terhadap penampilan metode
iterasi Jacobi. Kalau kita amati lebih lanjut
contoh di atas, kekonvergenan iterasi Jacobi
pada strategi kedua dikarenakan kita telah
mengubah susunan SPL sedemikian hingga
elemen-elemen aii merupakan elemen-elemen
terbesar pada setiap baris. Dengan kata lain,
apabila matriks koefisien A merupakan matriks
dominan secara diagonal, maka metode iterasi
Jacobi akan konvergen. Suatu matrik A
berukuran n x n dikatakan dominan secara
diagonal apabila
||...||||...|||| ,1,1,1, niiiiiiii aaaaa +++++> +−
untuk i = 1, 2, 3, ..., n.
Angga Debby Frayudha / Educational Technology 1 (2) (2016)
SIMPULAN
Dari pembahasan di atas kita dapat
mengambil kesimpulan bahwa.
1. Urutan persamaan di dalam suatu SPL
sangat berpengaruh terhadap penampilan metode
iterasi Jacobi.
2. Dengan menggunakan pemrograman
MATLAB 7 dapat membantu pemrograman dalam
dalam metode numeric khususnya metode iterasi
Jacobi.
SARAN
1. Dari hasil pembahasan disarankan untuk.
2. 1. Menggunakan metode iterasi Jacobi lebih
efektif untuk memecahkan masalah numerik
dalam SPL berukuran besar.
3. 2. Menggunakan program MATLAB 7 for
Windows dalam membantu pengolahan
metode iterasi Jacobi.
DAFTAR PUSTAKA
.
Angga Debby Frayudha / Educational Technology 1 (2) (2016)

More Related Content

What's hot

Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )
Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )
Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )Kelinci Coklat
 
Metode numerik pada persamaan diferensial (new)
Metode numerik pada persamaan diferensial (new)Metode numerik pada persamaan diferensial (new)
Metode numerik pada persamaan diferensial (new)Khubab Basari
 
Penyelesaian sistem persamaan linear dengan metode iterasi gauss seidel
Penyelesaian sistem persamaan linear dengan metode iterasi gauss seidelPenyelesaian sistem persamaan linear dengan metode iterasi gauss seidel
Penyelesaian sistem persamaan linear dengan metode iterasi gauss seidelBAIDILAH Baidilah
 
3. newton raphson method
3. newton raphson method3. newton raphson method
3. newton raphson methodokti agung
 
Teorema green dalam bidang
Teorema green dalam bidangTeorema green dalam bidang
Teorema green dalam bidangokti agung
 
koordinat tabung dan bola
koordinat tabung dan bolakoordinat tabung dan bola
koordinat tabung dan bolalinda_rosalina
 
Bab 2 perhitungan galat
Bab 2  perhitungan galatBab 2  perhitungan galat
Bab 2 perhitungan galatKelinci Coklat
 
Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )
Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )
Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )Kelinci Coklat
 
Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )
Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )
Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )Kelinci Coklat
 
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)Raden Maulana
 
Bilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkapBilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkapagus_budiarto
 
Contoh soal dan penyelesaian metode biseksi
Contoh soal dan penyelesaian metode biseksiContoh soal dan penyelesaian metode biseksi
Contoh soal dan penyelesaian metode biseksimuhamadaulia3
 
Modul persamaan diferensial 1
Modul persamaan diferensial 1Modul persamaan diferensial 1
Modul persamaan diferensial 1Maya Umami
 

What's hot (20)

Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )
Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )
Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )
 
Geometri analitik ruang
Geometri analitik ruangGeometri analitik ruang
Geometri analitik ruang
 
Metode numerik pada persamaan diferensial (new)
Metode numerik pada persamaan diferensial (new)Metode numerik pada persamaan diferensial (new)
Metode numerik pada persamaan diferensial (new)
 
Interpolasi Newton
Interpolasi  NewtonInterpolasi  Newton
Interpolasi Newton
 
Integral Lipat Tiga
Integral Lipat TigaIntegral Lipat Tiga
Integral Lipat Tiga
 
2. galat
2. galat2. galat
2. galat
 
Modul 6 spl
Modul 6 splModul 6 spl
Modul 6 spl
 
Penyelesaian sistem persamaan linear dengan metode iterasi gauss seidel
Penyelesaian sistem persamaan linear dengan metode iterasi gauss seidelPenyelesaian sistem persamaan linear dengan metode iterasi gauss seidel
Penyelesaian sistem persamaan linear dengan metode iterasi gauss seidel
 
3. newton raphson method
3. newton raphson method3. newton raphson method
3. newton raphson method
 
Teorema green dalam bidang
Teorema green dalam bidangTeorema green dalam bidang
Teorema green dalam bidang
 
Eliminasi gauss
Eliminasi gaussEliminasi gauss
Eliminasi gauss
 
koordinat tabung dan bola
koordinat tabung dan bolakoordinat tabung dan bola
koordinat tabung dan bola
 
Bab 2 perhitungan galat
Bab 2  perhitungan galatBab 2  perhitungan galat
Bab 2 perhitungan galat
 
Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )
Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )
Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )
 
Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )
Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )
Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )
 
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
 
Bilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkapBilangan kompleks lengkap
Bilangan kompleks lengkap
 
Contoh soal dan penyelesaian metode biseksi
Contoh soal dan penyelesaian metode biseksiContoh soal dan penyelesaian metode biseksi
Contoh soal dan penyelesaian metode biseksi
 
Modul persamaan diferensial 1
Modul persamaan diferensial 1Modul persamaan diferensial 1
Modul persamaan diferensial 1
 
Bilangan kompleks
Bilangan kompleksBilangan kompleks
Bilangan kompleks
 

Viewers also liked

Makalah Metode Numerik : Sistem Persamaan Linear
Makalah Metode Numerik : Sistem Persamaan Linear Makalah Metode Numerik : Sistem Persamaan Linear
Makalah Metode Numerik : Sistem Persamaan Linear Kannal Bakti Pakinde
 
INTEGRAL menggunakan MAPLE
INTEGRAL menggunakan MAPLEINTEGRAL menggunakan MAPLE
INTEGRAL menggunakan MAPLEDyas Arientiyya
 
Metode Numerik Trapesium
Metode Numerik TrapesiumMetode Numerik Trapesium
Metode Numerik TrapesiumWahyu Priyanti
 
Tugas sistem informasi manajemen ttg perangkat keras komputer
Tugas sistem informasi manajemen ttg perangkat keras komputerTugas sistem informasi manajemen ttg perangkat keras komputer
Tugas sistem informasi manajemen ttg perangkat keras komputerdesiratnasariLA
 
laporan penguat non inverting
laporan penguat non invertinglaporan penguat non inverting
laporan penguat non invertingDesiani Desiani
 
Modul kuliah-vba-lengkap ok
Modul kuliah-vba-lengkap okModul kuliah-vba-lengkap ok
Modul kuliah-vba-lengkap okAndi Simanjuntak
 
Pendekatan Inversi Linier dengan Matriks Jacobi pada Kasus Permodelan Gravity...
Pendekatan Inversi Linier dengan Matriks Jacobi pada Kasus Permodelan Gravity...Pendekatan Inversi Linier dengan Matriks Jacobi pada Kasus Permodelan Gravity...
Pendekatan Inversi Linier dengan Matriks Jacobi pada Kasus Permodelan Gravity...Fajar Perdana
 
forward & inverse modelling
forward & inverse modellingforward & inverse modelling
forward & inverse modellingEh Ujank
 
Penyelesaian Raytracing dengan Bantuan Inversi Simulated Annealing
Penyelesaian Raytracing dengan Bantuan Inversi Simulated AnnealingPenyelesaian Raytracing dengan Bantuan Inversi Simulated Annealing
Penyelesaian Raytracing dengan Bantuan Inversi Simulated AnnealingFajar Perdana
 
Pendekatan Inversi Linier dengan Matriks Jacobi pada Kasus Perhitungan Hipose...
Pendekatan Inversi Linier dengan Matriks Jacobi pada Kasus Perhitungan Hipose...Pendekatan Inversi Linier dengan Matriks Jacobi pada Kasus Perhitungan Hipose...
Pendekatan Inversi Linier dengan Matriks Jacobi pada Kasus Perhitungan Hipose...Fajar Perdana
 
Eliptic Partial DIfferential Equation
Eliptic Partial DIfferential EquationEliptic Partial DIfferential Equation
Eliptic Partial DIfferential EquationFajar Perdana
 
Metode numerik persamaan non linier
Metode numerik persamaan non linierMetode numerik persamaan non linier
Metode numerik persamaan non linierIzhan Nassuha
 
Konsep SIM ( sistem informasi manajemen)
Konsep SIM ( sistem informasi manajemen)Konsep SIM ( sistem informasi manajemen)
Konsep SIM ( sistem informasi manajemen)ENDANG YADI
 
Modul maple untuk metnum 2014
Modul maple untuk metnum 2014Modul maple untuk metnum 2014
Modul maple untuk metnum 2014Samuel Pinto'o
 
Metode Numerik Penyelesaian Persamaan Linier Simultan
Metode Numerik Penyelesaian Persamaan Linier SimultanMetode Numerik Penyelesaian Persamaan Linier Simultan
Metode Numerik Penyelesaian Persamaan Linier SimultanAururia Begi Wiwiet Rambang
 
Metode numerik untuk menyelesaikan sistem persamaan linier
Metode numerik untuk menyelesaikan sistem persamaan linierMetode numerik untuk menyelesaikan sistem persamaan linier
Metode numerik untuk menyelesaikan sistem persamaan linierahmad puji ardi
 

Viewers also liked (16)

Makalah Metode Numerik : Sistem Persamaan Linear
Makalah Metode Numerik : Sistem Persamaan Linear Makalah Metode Numerik : Sistem Persamaan Linear
Makalah Metode Numerik : Sistem Persamaan Linear
 
INTEGRAL menggunakan MAPLE
INTEGRAL menggunakan MAPLEINTEGRAL menggunakan MAPLE
INTEGRAL menggunakan MAPLE
 
Metode Numerik Trapesium
Metode Numerik TrapesiumMetode Numerik Trapesium
Metode Numerik Trapesium
 
Tugas sistem informasi manajemen ttg perangkat keras komputer
Tugas sistem informasi manajemen ttg perangkat keras komputerTugas sistem informasi manajemen ttg perangkat keras komputer
Tugas sistem informasi manajemen ttg perangkat keras komputer
 
laporan penguat non inverting
laporan penguat non invertinglaporan penguat non inverting
laporan penguat non inverting
 
Modul kuliah-vba-lengkap ok
Modul kuliah-vba-lengkap okModul kuliah-vba-lengkap ok
Modul kuliah-vba-lengkap ok
 
Pendekatan Inversi Linier dengan Matriks Jacobi pada Kasus Permodelan Gravity...
Pendekatan Inversi Linier dengan Matriks Jacobi pada Kasus Permodelan Gravity...Pendekatan Inversi Linier dengan Matriks Jacobi pada Kasus Permodelan Gravity...
Pendekatan Inversi Linier dengan Matriks Jacobi pada Kasus Permodelan Gravity...
 
forward & inverse modelling
forward & inverse modellingforward & inverse modelling
forward & inverse modelling
 
Penyelesaian Raytracing dengan Bantuan Inversi Simulated Annealing
Penyelesaian Raytracing dengan Bantuan Inversi Simulated AnnealingPenyelesaian Raytracing dengan Bantuan Inversi Simulated Annealing
Penyelesaian Raytracing dengan Bantuan Inversi Simulated Annealing
 
Pendekatan Inversi Linier dengan Matriks Jacobi pada Kasus Perhitungan Hipose...
Pendekatan Inversi Linier dengan Matriks Jacobi pada Kasus Perhitungan Hipose...Pendekatan Inversi Linier dengan Matriks Jacobi pada Kasus Perhitungan Hipose...
Pendekatan Inversi Linier dengan Matriks Jacobi pada Kasus Perhitungan Hipose...
 
Eliptic Partial DIfferential Equation
Eliptic Partial DIfferential EquationEliptic Partial DIfferential Equation
Eliptic Partial DIfferential Equation
 
Metode numerik persamaan non linier
Metode numerik persamaan non linierMetode numerik persamaan non linier
Metode numerik persamaan non linier
 
Konsep SIM ( sistem informasi manajemen)
Konsep SIM ( sistem informasi manajemen)Konsep SIM ( sistem informasi manajemen)
Konsep SIM ( sistem informasi manajemen)
 
Modul maple untuk metnum 2014
Modul maple untuk metnum 2014Modul maple untuk metnum 2014
Modul maple untuk metnum 2014
 
Metode Numerik Penyelesaian Persamaan Linier Simultan
Metode Numerik Penyelesaian Persamaan Linier SimultanMetode Numerik Penyelesaian Persamaan Linier Simultan
Metode Numerik Penyelesaian Persamaan Linier Simultan
 
Metode numerik untuk menyelesaikan sistem persamaan linier
Metode numerik untuk menyelesaikan sistem persamaan linierMetode numerik untuk menyelesaikan sistem persamaan linier
Metode numerik untuk menyelesaikan sistem persamaan linier
 

Similar to Metode Iterasi Jacobi untuk Menyelesaikan Sistem Persamaan Linier

METODE ITERASI JACOBI Kelompok 8.pptx
METODE ITERASI JACOBI Kelompok 8.pptxMETODE ITERASI JACOBI Kelompok 8.pptx
METODE ITERASI JACOBI Kelompok 8.pptxHamzahAmirudin
 
James philip montolalu 13021106048
James philip montolalu   13021106048James philip montolalu   13021106048
James philip montolalu 13021106048James Montolalu
 
Aljabar linier-matriks (1)
Aljabar linier-matriks (1)Aljabar linier-matriks (1)
Aljabar linier-matriks (1)Muhammad Gazali
 
Aljabar linier-matriks (1)
Aljabar linier-matriks (1)Aljabar linier-matriks (1)
Aljabar linier-matriks (1)iimpunya3
 
Interpolasi lagrange dan newton
Interpolasi lagrange dan newtonInterpolasi lagrange dan newton
Interpolasi lagrange dan newtonYuni Dwi Utami
 
Kelompok 8 analisis struktur (metode gauss jordan)
Kelompok 8 analisis struktur (metode gauss jordan)Kelompok 8 analisis struktur (metode gauss jordan)
Kelompok 8 analisis struktur (metode gauss jordan)Debora Elluisa Manurung
 
Penyelesaian sistem persamaan linear dengan
Penyelesaian  sistem persamaan  linear  denganPenyelesaian  sistem persamaan  linear  dengan
Penyelesaian sistem persamaan linear denganBAIDILAH Baidilah
 
Laporan alpro
Laporan alproLaporan alpro
Laporan alproBlue Moon
 
Makalah matrik dan sistem persamaan linear
Makalah matrik dan sistem persamaan linearMakalah matrik dan sistem persamaan linear
Makalah matrik dan sistem persamaan linearPertiwi0812
 
Makalah analisa numerik dan komputasi tugas kelompok
Makalah analisa numerik dan komputasi tugas kelompokMakalah analisa numerik dan komputasi tugas kelompok
Makalah analisa numerik dan komputasi tugas kelompokRahmank Sana-sini
 
Slide 1-aljabar-linear
Slide 1-aljabar-linearSlide 1-aljabar-linear
Slide 1-aljabar-linearTaufiq Topik
 
Metode numerik-buku-ajar-unila
Metode numerik-buku-ajar-unilaMetode numerik-buku-ajar-unila
Metode numerik-buku-ajar-unilaAlvin Setiawan
 
Metode numerik-buku-ajar-unila
Metode numerik-buku-ajar-unilaMetode numerik-buku-ajar-unila
Metode numerik-buku-ajar-unilaIbad Ahmad
 
Momen inersia
Momen inersiaMomen inersia
Momen inersiaNia Rahma
 

Similar to Metode Iterasi Jacobi untuk Menyelesaikan Sistem Persamaan Linier (20)

2679 3639-1-sm
2679 3639-1-sm2679 3639-1-sm
2679 3639-1-sm
 
METODE ITERASI JACOBI Kelompok 8.pptx
METODE ITERASI JACOBI Kelompok 8.pptxMETODE ITERASI JACOBI Kelompok 8.pptx
METODE ITERASI JACOBI Kelompok 8.pptx
 
James philip montolalu 13021106048
James philip montolalu   13021106048James philip montolalu   13021106048
James philip montolalu 13021106048
 
Aljabar linier-matriks1
Aljabar linier-matriks1Aljabar linier-matriks1
Aljabar linier-matriks1
 
Aljabar linier-matriks (1)
Aljabar linier-matriks (1)Aljabar linier-matriks (1)
Aljabar linier-matriks (1)
 
Aljabar linier-matriks (1)
Aljabar linier-matriks (1)Aljabar linier-matriks (1)
Aljabar linier-matriks (1)
 
Interpolasi lagrange dan newton
Interpolasi lagrange dan newtonInterpolasi lagrange dan newton
Interpolasi lagrange dan newton
 
Praktikum4 9
Praktikum4 9Praktikum4 9
Praktikum4 9
 
Kelompok 8 analisis struktur (metode gauss jordan)
Kelompok 8 analisis struktur (metode gauss jordan)Kelompok 8 analisis struktur (metode gauss jordan)
Kelompok 8 analisis struktur (metode gauss jordan)
 
Penyelesaian sistem persamaan linear dengan
Penyelesaian  sistem persamaan  linear  denganPenyelesaian  sistem persamaan  linear  dengan
Penyelesaian sistem persamaan linear dengan
 
Matematika Peminatan Kelas X
Matematika Peminatan Kelas XMatematika Peminatan Kelas X
Matematika Peminatan Kelas X
 
Laporan alpro
Laporan alproLaporan alpro
Laporan alpro
 
Makalah matrik dan sistem persamaan linear
Makalah matrik dan sistem persamaan linearMakalah matrik dan sistem persamaan linear
Makalah matrik dan sistem persamaan linear
 
Makalah analisa numerik dan komputasi tugas kelompok
Makalah analisa numerik dan komputasi tugas kelompokMakalah analisa numerik dan komputasi tugas kelompok
Makalah analisa numerik dan komputasi tugas kelompok
 
Bab5KELAS 8.ppt
Bab5KELAS 8.pptBab5KELAS 8.ppt
Bab5KELAS 8.ppt
 
Slide 1-aljabar-linear
Slide 1-aljabar-linearSlide 1-aljabar-linear
Slide 1-aljabar-linear
 
Metode numerik-buku-ajar-unila
Metode numerik-buku-ajar-unilaMetode numerik-buku-ajar-unila
Metode numerik-buku-ajar-unila
 
Metode numerik-buku-ajar-unila
Metode numerik-buku-ajar-unilaMetode numerik-buku-ajar-unila
Metode numerik-buku-ajar-unila
 
Aturan trapesium
Aturan trapesiumAturan trapesium
Aturan trapesium
 
Momen inersia
Momen inersiaMomen inersia
Momen inersia
 

More from Angga Debby Frayudha

Dampak kemiskinan dan kebijakan pendidikan pada pekerja anak di indonesia
Dampak kemiskinan dan kebijakan pendidikan pada pekerja anak di indonesiaDampak kemiskinan dan kebijakan pendidikan pada pekerja anak di indonesia
Dampak kemiskinan dan kebijakan pendidikan pada pekerja anak di indonesiaAngga Debby Frayudha
 
Analsis landasan satuan pendidikan sekolah menengah pertama negeri di daerah ...
Analsis landasan satuan pendidikan sekolah menengah pertama negeri di daerah ...Analsis landasan satuan pendidikan sekolah menengah pertama negeri di daerah ...
Analsis landasan satuan pendidikan sekolah menengah pertama negeri di daerah ...Angga Debby Frayudha
 
Analisis perancangan pendidikan tingkat kabupaten
Analisis perancangan pendidikan tingkat kabupatenAnalisis perancangan pendidikan tingkat kabupaten
Analisis perancangan pendidikan tingkat kabupatenAngga Debby Frayudha
 
PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS, IKLIM ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KO...
PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS, IKLIM ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KO...PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS, IKLIM ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KO...
PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS, IKLIM ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KO...Angga Debby Frayudha
 
PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA DINAS DAN KOMPENSASI MELALUI MOTIVASI KERJA TERH...
PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA DINAS DAN KOMPENSASI MELALUI MOTIVASI KERJA TERH...PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA DINAS DAN KOMPENSASI MELALUI MOTIVASI KERJA TERH...
PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA DINAS DAN KOMPENSASI MELALUI MOTIVASI KERJA TERH...Angga Debby Frayudha
 
Analisis manajemen kearsipan dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi kin...
Analisis manajemen kearsipan dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi kin...Analisis manajemen kearsipan dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi kin...
Analisis manajemen kearsipan dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi kin...Angga Debby Frayudha
 
Analisis satuan pendidikan di rembang
Analisis satuan pendidikan di rembangAnalisis satuan pendidikan di rembang
Analisis satuan pendidikan di rembangAngga Debby Frayudha
 
Pengantar statistik [compatibility mode]
Pengantar statistik [compatibility mode]Pengantar statistik [compatibility mode]
Pengantar statistik [compatibility mode]Angga Debby Frayudha
 
Filsafat ilmu konservasi pendidikan
Filsafat ilmu   konservasi pendidikanFilsafat ilmu   konservasi pendidikan
Filsafat ilmu konservasi pendidikanAngga Debby Frayudha
 
Management education through distance mode of learning
Management education through distance mode of learningManagement education through distance mode of learning
Management education through distance mode of learningAngga Debby Frayudha
 
Manajemen sistem informasi militer
Manajemen sistem informasi militerManajemen sistem informasi militer
Manajemen sistem informasi militerAngga Debby Frayudha
 
Ukuran pemusatan data adalah nilai tunggal yang dapat memberikan gambaran yan...
Ukuran pemusatan data adalah nilai tunggal yang dapat memberikan gambaran yan...Ukuran pemusatan data adalah nilai tunggal yang dapat memberikan gambaran yan...
Ukuran pemusatan data adalah nilai tunggal yang dapat memberikan gambaran yan...Angga Debby Frayudha
 

More from Angga Debby Frayudha (20)

Dampak kemiskinan dan kebijakan pendidikan pada pekerja anak di indonesia
Dampak kemiskinan dan kebijakan pendidikan pada pekerja anak di indonesiaDampak kemiskinan dan kebijakan pendidikan pada pekerja anak di indonesia
Dampak kemiskinan dan kebijakan pendidikan pada pekerja anak di indonesia
 
Analsis landasan satuan pendidikan sekolah menengah pertama negeri di daerah ...
Analsis landasan satuan pendidikan sekolah menengah pertama negeri di daerah ...Analsis landasan satuan pendidikan sekolah menengah pertama negeri di daerah ...
Analsis landasan satuan pendidikan sekolah menengah pertama negeri di daerah ...
 
Analisis perancangan pendidikan tingkat kabupaten
Analisis perancangan pendidikan tingkat kabupatenAnalisis perancangan pendidikan tingkat kabupaten
Analisis perancangan pendidikan tingkat kabupaten
 
Analisis pengelolaan dana bos
Analisis pengelolaan dana bosAnalisis pengelolaan dana bos
Analisis pengelolaan dana bos
 
Analisa sekolah standart nasional
Analisa sekolah standart nasionalAnalisa sekolah standart nasional
Analisa sekolah standart nasional
 
PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS, IKLIM ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KO...
PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS, IKLIM ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KO...PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS, IKLIM ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KO...
PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS, IKLIM ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KO...
 
PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA DINAS DAN KOMPENSASI MELALUI MOTIVASI KERJA TERH...
PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA DINAS DAN KOMPENSASI MELALUI MOTIVASI KERJA TERH...PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA DINAS DAN KOMPENSASI MELALUI MOTIVASI KERJA TERH...
PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA DINAS DAN KOMPENSASI MELALUI MOTIVASI KERJA TERH...
 
Analisis manajemen kearsipan dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi kin...
Analisis manajemen kearsipan dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi kin...Analisis manajemen kearsipan dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi kin...
Analisis manajemen kearsipan dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi kin...
 
Analisis satuan pendidikan di rembang
Analisis satuan pendidikan di rembangAnalisis satuan pendidikan di rembang
Analisis satuan pendidikan di rembang
 
manajemen kesehatan
manajemen kesehatanmanajemen kesehatan
manajemen kesehatan
 
Pengantar statistik [compatibility mode]
Pengantar statistik [compatibility mode]Pengantar statistik [compatibility mode]
Pengantar statistik [compatibility mode]
 
Statistika deskriptif
Statistika deskriptifStatistika deskriptif
Statistika deskriptif
 
Statistik inferensial
Statistik inferensialStatistik inferensial
Statistik inferensial
 
Filsafat ilmu konservasi pendidikan
Filsafat ilmu   konservasi pendidikanFilsafat ilmu   konservasi pendidikan
Filsafat ilmu konservasi pendidikan
 
Etika sebagai cabang filsafat
Etika sebagai cabang filsafatEtika sebagai cabang filsafat
Etika sebagai cabang filsafat
 
Bayi tabung filsafat ilmu
Bayi tabung filsafat ilmuBayi tabung filsafat ilmu
Bayi tabung filsafat ilmu
 
Management education through distance mode of learning
Management education through distance mode of learningManagement education through distance mode of learning
Management education through distance mode of learning
 
Manajemen sistem informasi militer
Manajemen sistem informasi militerManajemen sistem informasi militer
Manajemen sistem informasi militer
 
Manajemen teknologi militer
Manajemen teknologi militerManajemen teknologi militer
Manajemen teknologi militer
 
Ukuran pemusatan data adalah nilai tunggal yang dapat memberikan gambaran yan...
Ukuran pemusatan data adalah nilai tunggal yang dapat memberikan gambaran yan...Ukuran pemusatan data adalah nilai tunggal yang dapat memberikan gambaran yan...
Ukuran pemusatan data adalah nilai tunggal yang dapat memberikan gambaran yan...
 

Metode Iterasi Jacobi untuk Menyelesaikan Sistem Persamaan Linier

  • 1. Angga Debby Frayudha / Educational Technology 1 (2) (2016) ITERASI JACOBI Angga Debby Frayudha Program Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang, Indonesia Info Artikel Sejarah Artikel: Diterima April 2016 Disetujui April 2016 Dipublikasikan Mei 2016 Keywords:Leaders hip, compensation, motivation, employee performance. Abstrak Persoalan yang melibatkan model matematika banyak muncul dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan, seperti dalam bidang fisika, kimia, ekonomi, atau pada persoalan rekayasa. Seringkali model matematika tersebut muncul dalam bentuk yang rumit yang terkadang tidak dapat diselesaikan dengan rumus-rumus aljabar yang sudah baku. Solusi SPL secara numeris umumnya selalu (harus) lebih efisien dan cepat dibandingkan dengan metode-metode analitis, seperti metode Cramer. Namun demikian, solusi numerik ini secara teknis adakalanya juga berkendala, karena: (1) ada beberapa persamaan yang mendekati kombinasi linier, akibat adanya “round off error” dari mesin penghitung pada, (2) suatu tahap perhitungan adanya akumulasi “round off error” pada proses komputasi akan berakibat domain bilangan nyata (fixed point) dalam perhitungan akan terlampaui (overflow), biasanya akibat dari jumlah persamaan yang terlalu besar. Abstract Issues involving mathematical models have appeared in a variety of disciplines, such as in the fields of physics, chemistry, economics, or engineering issues. The mathematical models often appear in intricate shapes that sometimes can not be solved by algebraic formulas is standard. SPL solutions numerically generally always (have to) be more efficient and faster than analytical methods, such as method of Cramer. However, the numerical solution is technically sometimes also berkendala, because: (1) there are some similarities approaching a linear combination, due to "round off error" of mechanical calculating machines, (2) a stage of calculation of the accumulation of "round off error" the computing process will result in domain real numbers (fixed point) in the calculation will be exceeded (overflow), usually as a result of a number of equations that are too large. © 2016 Universitas Negeri Semarang Alamat korespondensi: Kampus Unnes Bendan Ngisor, Semarang, 50233 Email : mpyenk@gmail.com Angga Debby Frayudha ISSN 2252-7001 Educational Technology 1(2) (2016) Educational Technology http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eduman
  • 2. Angga Debby Frayudha / Educational Technology 1 (2) (2016) PENDAHULUAN Persoalan yang melibatkan model matematika banyak muncul dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan, seperti dalam bidang fisika, kimia, ekonomi, atau pada persoalan rekayasa. Seringkali model matematika tersebut muncul dalam bentuk yang rumit yang terkadang tidak dapat diselesaikan dengan rumus-rumus aljabar yang sudah baku. Solusi SPL secara numeris umumnya selalu (harus) lebih efisien dan cepat dibandingkan dengan metode-metode analitis, seperti metode Cramer. Namun demikian, solusi numerik ini secara teknis adakalanya juga berkendala, karena: (1) ada beberapa persamaan yang mendekati kombinasi linier, akibat adanya “round off error” dari mesin penghitung pada, (2) suatu tahap perhitungan adanya akumulasi “round off error” pada proses komputasi akan berakibat domain bilangan nyata (fixed point) dalam perhitungan akan terlampaui (overflow), biasanya akibat dari jumlah persamaan yang terlalu besar. METODE PENELITIAN Metode-metode solusi numerik yang banyak dipakai, dapat diklasifikasikan sebagai: 1. Metode Langsung a. Metode Langsung Eliminasi Gauss (EGAUSS), prinsipnya: merupakan operasi eliminasi dan substitusi variabel-variabelnya sedemikian rupa sehingga dapat terbentuk matriks segitiga atas, dan akhirnya solusinya diselesaikan menggunakan teknik substitusi balik (backsubstitution), b. Metode Eliminasi Gauss ini. Eliminasi Gauss-Jordan (EGJ), prinsipnya: mirip sekali dengan metode EG, namun dalam metode ini jumlah operasi numerik yang dilakukan jauh lebih besar, karena matriks A mengalami inversi terlebih dahulu untuk mendapatkan matriks identitas (I). Karena kendala tersebut, maka metode ini sangat jarang dipakai, namun sangat bermanfaat untuk menginversikan matriks, c. Dekomposisi LU (DECOLU), prinsipnya: melakukan dekomposisi matriks A terlebih dahulu sehingga dapat terbentuk matriks-matrik segitiga atas dan bawah, kemudian secara mudah dapat melakukan substitusi balik (backsubstitution) untuk berbagai vektor VRK (vektor ruas kanan). d. Solusi sistem TRIDIAGONAL (S3DIAG), prinsipnya merupakan solusi SPL dengan bentuk matrik pita (satu diagonal bawah, satu diagonal utama, dan satu diagonal atas) pada matriks A. 2. Metode Tak-Langsung (Metode Iteratif) a. Metode Jacobi, prinsipnya: merupakan metode iteratif yang melakuakn perbaharuan nilai x yang diperoleh tiap iterasi (mirip metode substitusi berurutan, successive substitution), b. Metode Gauss-Seidel, prinsipnya: mirip metode Jacobi, namun melibatkan perhitungan implisit, c. Metode Successive Over Relaxation (SOR), prinsipnya: merupakan perbaikan secara langsung dari Metode Gauss- Seidel dengan cara menggunakan faktor relaksasi (faktor pembobot) pada setiap tahap/proses iterasi. Metode-metode tak-langsung seperti di atas pada umunya sangat tidak efisien dan ‘time consuming’ (memerlukan CPU- time) yang jauh lebih besar dari metode langsung. Metode Eliminasi Gauss, metode Dekomposisi LU dan Metode Iterasi Jacobi merupakan metode yang dapat dijadikan sebagai alternatif untuk menyelesaikan model matematika. Metode Eliminasi Gauss mereduksi matriks koefisien A ke dalam bentuk matriks segitiga, dan nilai-nilai variabel diperoleh dengan teknik substitusi. Pada metode Dekomposisi LU, matriks A difaktorkan menjadi matriks L dan matriks U, dimana dimensi atau ukuran matriks L dan U harus sama dengan dimensi matriks A. Pada metode iterasi Jacobi, penyelesaian dilakukan secara iterasi, dimana proses iterasi dilakukan sampai dicapai suatu nilai yang konvergen dengan toleransi yang diberikan. Dari hasil pengujian dapat diketahui bahwa metode Iterasi Jacobi memiliki hasil ketelitian yang lebih baik dan waktu komputasi yang lebih cepat dari metode Eliminasi Gauss dan metode Dekomposisi LU. Penggunaan pendekatan dengan pemrograman MATLAB, salah satu software komputer yang dapat digunakan untuk memberikan solusi komputasi numerik. Karena metode – metode numerik dengan bahasa pemrograman yang sederhana, namun dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh mereka yang bergerak dalam bidang matematika maupun aplikasi matematika.
  • 3. Angga Debby Frayudha / Educational Technology 1 (2) (2016) HASIL PEMBAHASAN A. Iterasi Jacobi Metode ini merupakan suatu teknik penyelesaian SPL berukuran n x n, AX = b, secara iteratif. Proses penyelesaian dimulai dengan suatu hampiran awal terhadap penyelesaian, X0, kemudian membentuk suatu serangkaian vector X1, X2, … yang konvergen ke X. Teknik iteratif jarang digunakan untuk menyelesaikan SPL berukuran kecil karena metode-metode langsung seperti metode eliminasi Gauss lebih efisien dari pada metode iteratif. Akan tetapi, untuk SPL berukuran besar dengan persentase elemen nol pada matriks koefisien besar, teknik iteratif lebih efisien daripada metode langsung dalam hal penggunaan memori komputer maupun waktu komputasi. Metode iterasi Jacobi, prinsipnya: merupakan metode iteratif yang melakuakn perbaharuan nilai x yang diperoleh tiap iterasi (mirip metode substitusi berurutan, successive substitution). B. Algoritma Iterasi Jacobi Untuk menyelesaikan system persamaan linier AX = b dengan A adalah matriks koefisien n x n, b vector konstan n x 1, dan X vektor n x 1 yang perlu dicari. INPUT : n, A, b, dan Himpunan awal Y = (y1 y2 y3…yn)T , batas toleransi T, dan maksimum iterasi N. OUTPUT: X = (x1 x2 x3 ..xn)T , atau pesan “ gagal “. LANGKAH – LANGKAH : 1. set penghitung iterasi ke =1 2. WHILE k ≤ n DO (a) FOR i = 1, 2, 3, ..., n, hitung ii ij jiji i a yab x ∑ ≠ − = (b) Set X = (x1 x2 x3 ..xn)T (c) IF YX − < T THEN STOP (d) Tambahan penghitung iterasi, k = k + 1 (e) FOR i = 1, 2, 3, ..., n, Set yi = xi (f) set Y = (y1 y2 y3 ..yn)T 3. STOP C. Flow Chart Iterasi Jacobi D. Iterasi Jacobi dengan Menggunaan Matlab 7 Jika x(k) menyatakan hampiran ke k penyelesaian SPL , AX = b, dengan x(0) adalah hampiran awal, maka metode iterasi Jacobi dapat dinyatakan sebagai berikut :         −= ∑≠ − ij k jiji ii k i xab a x )1()( 1 , i = 1, 2, 3, ..., n ; k = 1, 2, 3, .. Dalam bentuk matriks, rumus iterasi dapat dinyatakan sebagai X(k) = D-1 (b-(L+U)X(k-1) ), Dengan A = L + D + U ( L matriks segitiga bawah, D matriks diagonal, U Matriks segitiga atas). Berikut adalah gambaran bagaimana penggunaan metode iterasi Jacobi dengan sebuah contoh. Misalkan kita ingin menyelesaikan SPL. 10x1 – x2 + x3 = 6 -x1 + 11x2 – x3 + 3x4 = 25 2x1 – x2 + 10x3 – x4 = - 11 3x2 – x3 + 8x4 = 15 Mula – mulakita nyatakan setiap variabel dalam ketiga variabel yang lainnya 1. Nyatakan x1 dari persamaan (P1) dalam x2, x3, dan x4, 2. Nyatakan x2 dari persamaan (P2) dalam x1, x3, dan x4, 3. Nyatakan x3 dari persamaan (P3) dalam x1, x3, dan x4, 4. Nyatakan x4 dari persamaan (P4) dalam x1, x2, dan x3. Hasilnya adalah SPL 5 3 510 32 1 +−= xx x START STOP AX = b ii ij iji i a yab x ∑ ≠ − = Input A, b, X0, T, xi = ( x1 x2 x3 …xn) [X, g, H]= jacobi(A,b,X0,T,
  • 4. Angga Debby Frayudha / Educational Technology 1 (2) (2016) 11 25 11 3 1111 431 2 +−+= xxx x 10 11 10105 421 3 −++ − = xxx x 8 15 88 3 32 4 ++ − = xx x Misalkan kita pilih hapiran penyelesaian awal (0 0 0 0)T , maka hampiran pertama terhadap penyelesaian SPL tersebut adalah 6.0 5 3 1 ==x = 1 2727.2 11 25 2 ==x = 2 1.1 10 11 3 −==x = -1 8750.1 8 15 4 ==x = 2 Sekarang dengan menggunakan nilai – nilai ini pada ruas kanan persamaan (P5) – (P8), kita dapat menghitung hampiran kedua. Proses ini dapat diulang-ulang sampai keakuratan hampiran yang diinginkan tercapai. Berikut adalah hasil proses iterasi dengan menggunakan komputer. No x1 x2 x3 x4 1 2 3 4 5 6 7 8 0.6 1.04727 0.932636 1.0152 0.988991 1.0032 0.998128 1.00063 2.27273 1.71591 2.05331 1.9537 2.01141 1.99224 2.00231 1.99867 -1.1 -0.805227 -1.04934 -0.968109 -1.01029 -0.994522 -1.00197 -0.999036 1.875 0.885227 1.13088 0.973843 1.02135 0.994434 1.00359 0.998888 Setelah iterasi ke-8 diperoleh hampiran penyelesaian x = (1.00063 1.99867 -0.999036 0.998888)T bandingkan dengan penyelesaian eksaknya, yakni x = (1 2 -1 1)T . Menyelesaikan contoh SPL berikut ini dengan menggunakan metode iterasi Jacobi. 2x1 – x2 + 10x3 = -11 3x2 – x3 + 8x4 = -11 10x1 – x2 + 2x3 =6 -x1 + 11x2 – x3+ 3x4 = 25 E. Penulisan Logaritma dalam Layar Editor MATLAB 7 function [X,g,H]= jacobi(A,b,X0,T,N) H = X0'; n = length(b); X1 = X0; for k=1:N, for i = 1:n, S = b(i)-A(i,[1:i-1,i+1:n])*X0([1:i- 1,i+1:n]); X1(i)=S/A(i,i); end g = abs(X1-X0); err = norm(g); relerr = err/(norm(X1)+ eps); X0 = X1; H = [H;X0']; if (err<T)|(relerr<T),break,end end Layar Editor MATLAB 7 F. Hasil Output fungsi MATLAB 7 Berikut adalah contoh pemakaian fungsi MATLAB 7 jacobi dan hasil keluaran dari yang diperoleh: >> A=[2 -1 10 0;0 3 -1 8;10 -1 2 0;-1 11 -1 3] A = 2 -1 10 0 0 3 -1 8 10 -1 2 0 -1 11 -1 3 >> b=[-11;-11;6;25] b = -11 -11 6 25 >> X0=[0;0;0;0] X0 = 0 0 0 0 >> T=.00001 T = 1.0000e-005 >> N=25 N = 25 >> [X,g,H]=jacobi(A,b,X0,T,N) X = 1.0e+017* -4.1950 0.5698 2.1380 0.0451 g = 1.0e+017* 3.7699 0.5442 1.2965 0.1535 H = 1.0e+017* 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000
  • 5. Angga Debby Frayudha / Educational Technology 1 (2) (2016) 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 0 . 0000 -0 . 0007 0 . 0000 0 . 0013 -0 . 0002 -0 . 0066 0 . 0009 0 . 0036 0 . 0000 -0 . 0173 0 . 0011 0 . 0333 -0 . 0042 -0 . 1661 0 . 0224 0 . 0873 0 . 0013 -0 . 4251 0 . 0256 0 . 8415 -0 . 1085 -4 . 0000 0 . 5698 2 . 1380 0 . 0451 Dari hasil diatas, metode Jacobi belum konvergen setelah melakukan iterasi. Untuk mengetahui penyelesaian SPL kita, selanjutnya gunakan metode langsung dengan menggunakan invers matriks A. MATLAB memberikan penyelesaian sebagai berikut. >> X=inv(A)*b X = 1.1039 2.9965 -1.0211 -2.6263 Apakah metode jacobi tidak dapat menghasilkan penyelesaian tersebut? Dengan mengubah susunan SPL, yakni persamaan pertama dan kedua dipindah menjadi persamaan ketiga dan keempat, metode Jacobi ternyata berhasil memberikan penyelesaian tersebut, sebagaimana terlihat pada hasil keluaran MATLAB berikut. >> A=[10 -1 2 0;-1 11 -1 3;2 -1 10 0;0 3 -1 8] A = 10 -1 2 0 -1 11 -1 3 2 -1 10 0 0 3 -1 8 >> b=[6;25;-11;-11] b = 6 25 -11 -11 >> X0=[-2;1;3;-1] X0 = -2 1 3 -1 >> [X,g,H]=jacobi(A,b,X0,T,N) X = 1.1039 2.9965 -1.0211 -2.6263 g = 0.0795 0.2004 0.0797 0.1511 H = -2 . 0000 1 . 0000 3 . 0000 -1 . 0000 1 . 1000 2 . 6364 -1 . 6000 -2 . 3750 1 . 9836 2 . 6023 -1 . 8564 -2 . 4386 1 . 0315 2 . 9494 -1 . 0365 -2 . 4579 1 . 1022 2 . 9426 -1 . 0114 -2 . 6106 1 . 1065 2 . 9930 -1 . 0262 -2 . 6049 1 . 1045 2 . 9895 -1 . 0200 -2 . 6256 1 . 1030 2 . 9965 -1 . 0220 -2 . 6236 1 . 1040 2 . 9856 -1 . 0209 -2 . 6264 1 . 1037 2 . 9966 -1 . 0212 -2 . 6260 1 . 1039 2 . 9964 -1 . 0211 -2 . 6264 1 . 1039 2 . 9965 -1 . 0211 -2 . 6263 1 . 1039 2 . 9965 -1 . 0211 -2 . 6263 1 . 1039 2 . 9965 -1 . 0211 -2 . 6263 Iterasi Jacobi konvergen (dengan menggunakan batas toleransi 0.0001) setelah iterasi ke-13. Penyelesaian yang diberikan persis sama dengan yang dihasilkan dengan metode langsung. Hampiran penyelesaian SPL kita adalah X = (1.1039 2.9965 -1.0211 - 2.6263)T . Layar MATLAB 7 (command window) Dari contoh di atas bahwa urutan persamaan di dalam suatu SPL sangat berpengaruh terhadap penampilan metode iterasi Jacobi. Kalau kita amati lebih lanjut contoh di atas, kekonvergenan iterasi Jacobi pada strategi kedua dikarenakan kita telah mengubah susunan SPL sedemikian hingga elemen-elemen aii merupakan elemen-elemen terbesar pada setiap baris. Dengan kata lain, apabila matriks koefisien A merupakan matriks dominan secara diagonal, maka metode iterasi Jacobi akan konvergen. Suatu matrik A berukuran n x n dikatakan dominan secara diagonal apabila ||...||||...|||| ,1,1,1, niiiiiiii aaaaa +++++> +− untuk i = 1, 2, 3, ..., n.
  • 6. Angga Debby Frayudha / Educational Technology 1 (2) (2016) SIMPULAN Dari pembahasan di atas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa. 1. Urutan persamaan di dalam suatu SPL sangat berpengaruh terhadap penampilan metode iterasi Jacobi. 2. Dengan menggunakan pemrograman MATLAB 7 dapat membantu pemrograman dalam dalam metode numeric khususnya metode iterasi Jacobi. SARAN 1. Dari hasil pembahasan disarankan untuk. 2. 1. Menggunakan metode iterasi Jacobi lebih efektif untuk memecahkan masalah numerik dalam SPL berukuran besar. 3. 2. Menggunakan program MATLAB 7 for Windows dalam membantu pengolahan metode iterasi Jacobi. DAFTAR PUSTAKA .
  • 7. Angga Debby Frayudha / Educational Technology 1 (2) (2016)