SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Download to read offline
MANAJEMEN TEKNOLOGI MILITER
Authors Angga Debby Frayudha (09650075)
MANAJEMEN PENDIDIKAN S2 UNNES
mpyenk@gmail.com
Saat ini, teknologi informasi (TI) sudah menyentuh setiap aspek kehidupan manusia. Teknologi
informasi tidak hanya dipakai dalam bidang industri ataupun ekonomi, tetapi juga di bidang
pertahanan dengan implikasi yang sangat luas terutama di tinjau dari perumusan strategi maupun
penerapan manajemen.
Implikasi teknologi informasi dilihat dari sisi strategi dan perumusan doktrin menyebabkan
terjadinya pergeseran apa yang oleh Clausewitz (seorang tentara dan intelektual Prussia) disebut
sebagai "Center of Gravity", yaitu dari konsep penguasaan medan kritik menjadi penguasaan
informasi. Oleh karenanya hakekat ancaman pun, bergeser dari ancaman yang datang dari negara
(state threat) melalui penggunaan senjata pemusnah massal menjadi kelompok (non state threat)
dengan penguasaan teknologi tinggi. Sedangkan dari sisi penerapan manajemen terjadi pergeseran
paradigma dari manajemen yang semula terfokus pada kualitas bergeser menuju reengineering dan
terakhir mengacu pada kecepatan (velocity) melalui konsep Knowledge Management (KM).
Teknologi Informasi dan Strategi
Dewasa ini perkembangan teknologi informasi bukan lagi merupakan evolusi tetapi sudah
merupakan lompatan sangat cepat yang mengagumkan. Data tahun 90-an menunjukan bahwa
peningkatan kemampuan komputer menjadi dua kali lipat setiap delapan belas bulan, dan jumlah
pengguna internet meningkat dua kali lipat setiap setiap tahunnya. Serat optik tunggal mampu
menghantar satu setengah juta percakapan dalam waktu yang bersamaan, sedangkan compact disk
(CD) mampu menyimpan data sangat besar. Kemajuan semacam ini tentunya membawa implikasi
yang sangat luas dalam bidang pertahanan terutama dalam perumusan strategi dan hakekat
ancaman.
1. Perumusan Strategi
Informasi merupakan aset yang strategis bagi setiap organisasi. Inilah yang menyebabkan
mengapa banyak pemerintahan ataupun badan tertentu menghabiskan jutaan bahkan miliaran dolar
untuk mendapatkan informasi mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan ancaman potensial
bagi keamanan mereka. Tanpa informasi yang tepat dapat menyebabkan kegagalan khususnya
dalam bidang pertahanan, sehingga kemampuan untuk menyediakan informasi potensial
merupakan faktor yang sangat menentukan dari kekuatan pertahanan suatu negara.
Dalam doktrin militer, informasi merupakan bagian integral dari komando dan kendali yang
merupakan kunci setiap operasi. Dengan demikian maka setiap langkah yang diambil ditujukan
untuk mencapai keunggulan informasi.
Kemajuan teknologi informasi menyebabkan terjadinya pergeseran konsep memenangkan perang.
Pada awalnya, cukup dengan konsep Komando dan Kendali (Kodal/K2), yang pada prinsipnya
merupakan hubungan intern antara komandan dengan anak buahnya dalam tugas operasi. Tetapi
kemudian, ternyata komunikasi dengan kesatuan lain dalam suatu operasi menjadi suatu
keharusan. Maka lahirlah konsep baru yaitu Komando, Kendali, dan Komunikasi (K3). Dengan
teknologi komunikasi yang semakin mutakhir, keterangan atau data intelijen (K3I)/Command,
control, communications and intelligence (C3I). Di era 90 an, dengan kemajuan teknologi
komputer lahirlah konsep Komando, Kendali, Komunikasi, Komputer dan Intelijen (K4I).
Meskipun di Indonesia, K4I masih menjadi angan-angan tetapi paling menyiratkan adanya suatu
pandangan bahwa sistem informasi yang berbasiskan komputer menjadi fungsi yang sangat
penting dalam peperangan.
Saat ini menurut para analis, ada konsep baru yaitu Komando, Kendali, Komunikasi, Komputer,
Intelijen, dan Manajemen Pertempuran (k4I/MP) sebagai satu kesatuan yang bulat dalam rangka
memenangkan pertempuran. Hal ini menunjukan bahwa ternyata teknologi saja tidak cukup untuk
memenangkan pertempuran tetapi manajemen pertempuran juga memegang peran penting dalam
memenangkan perang.
Clausewitz dengan teori Center of Gravity menyatakan barang siapa menguasai titik berat dialah
yang memenangkan perang. Berdasarkan teori ini, perang berkembang dari waktu ke waktu sesuai
perkembangan teknologi. Pada saat awal perkembangan teknologi, barang siapa menguasai medan
strategis, menguasai suatu wilayah, yang dalam skala yang lebih luas, barang siapa menguasai
daerah Eropa dan Balkan (heart land), menguasai dunia. Dalam tahap selanjutnya, dengan
kemajuan teknologi kelautan, maka barang siapa menguasai lautan, menguasai dunia. Setelah
teknologi kedirgantaraan berkembang, maka barang siapa menguasai udara, menguasai dunia. Ini
terbukti dengan perlombaan yang seru antara negara adidaya untuk memajukan angkatan
udaranya, sehingga doktrin perangnya pun berubah dengan mengedepankan serangan udara
strategis. Dengan perkembangan teknologi kedirgantaraan yang semakin pesat, maka barang siapa
menguasai udara dengan ketinggian 50.000 mil atau lebih, mengasai dunia. Terlebih lagi bila dapat
menguasai lunar libration points atau yang lebih dikenal dengan L4 dan L5 yang merupakan
tempat-tempat dimana gaya gravitasi bulan dan bumi sama besarnya. Kemajuan teknologi ini
mencetuskan konsep Perang Bintang pada jaman presiden Ronald Reagan. Di era 90-an semenjak
perkembangan teknologi informasi menjadi sangat pesat, maka barang siapa menguasai informasi,
menguasai dunia. Inilah yang mendorong negara adidaya untuk berlomba-lomba memasuki medan
peperangan yang baru yaitu perang informasi terutama dengan memanfaatkan media masa dan
jaringan informasi global. Hal ini dapat dibuktikan dengan kejatuhan pemerintahan seperti Haiti
dan Uni Soviet, yang tidak terlepas dari perang informasi global tersebut.
Dengan adanya perubahan konsep perumusan strategi maka sebagai konsekuensinya akan
merubah manajemen terutama dari sisi cara kerja organisasi, skala organisasi, dan integrasi sistem.
Dari sisi cara kerja, organisasi militer saat ini memerlukan personel yang "pintar", untuk
mengawaki teknologi yang cukup canggih. Konsekuensinya personel militer haruslah mengenyam
pendidikan yang lebih tinggi dibandingkan orang bisnis. Sebagai bukti, hasil survei yang
dilaksanakan oleh North Carolina's Center for Creative Leadership menyatakan hanya 19 persen
dari manager di Amerika mempunyai pendidikan post graduate. Jadi, dalam peperangan saat ini
terbukti bahwa tentara tidak hanya sekedar menarik pelatuk saja tetapi harus mempunyai
kemampuan yang cukup tinggi.
Dari sisi skala organisasi, teknologi informasi membuat organisasi militer menjadi lebih flat,
sehingga pengendalian dapat dilakukan dengan lebih longgar. Konsekuensinya, kekuasaan
pengambilan keputusan dapat diserahkan pada tingkat serendah mungkin.
Dari sisi integrasi sistem, teknologi informasi membuat kompleksitas pada organisasi pertahanan
lebih berat dari pada sebelumnya. Kompleksitas ini dapat diatasi dengan menggunakan peranti
lunak yang dirancang untuk keperluan tersebut, terutama peranti lunak Data Base. Dengan
demikian integrasi sistem dalam organisasi militer menjadi lebih baik.
2. Hakekat Ancaman
Kemajuan teknologi pun menyebabkan terjadinya pergeseran hakekat ancaman. Saat ini hakekat
bergeser dari yang sifatnya berasal dari negara (state threat) berideologi tertentu dengan kekuatan
senjata menuju pada kelompok (non state threat) dengan tingkat penguasaan teknologi yang tinggi.
Menurut Robert D. Steele dalam bukunya "The Transformation of War and the Future of the
Corps" saat ini lawan / hakekat ancaman dikelompokkan menjadi :
a. Militer dengan sistem yang canggih dengan dukungan logistik yang sangat kuat (the high-tech
brute).
b. Gabungan antara para penjahat dan teroris seperti penyelundup narkoba (the low-tech brute)
c. Kelompok massa tanpa senjata yang biasanya didorong oleh faktor agama, ideologi/SARA (the
low-tech seer)
d. Gabungan antara para penjahat informasi dan spionase ekonomi dengan penguasaan teknologi
yang tinggi seperti para hacker (the high-tech seer)
Dilihat dari penguasaan teknologi saat ini dunia terbagi menjadi dua kutub yaitu negara
berteknologi tinggi dan negara yang relatif tertinggal secara teknologi. Penguasaan teknologi yang
sangat maju justru menjadi ancaman bagi negara yang bersangkutan. Sebagai contoh, Amerika
Serikat sebagai negara yang menguasai teknologi menyadari bahwa penguasaan teknologi
berpotensi menjadi ancaman bagi negaranya. Seperti yang dinyatakan dalam konferensi tahunan
yang diadakan oleh Army War College tahun 1998 dengan tajuk "Challenging the United State
Symmetrically and Asymmetrically: Can America be Defeated ?." Dari hasil konferensi tersebut
diperoleh jawaban yang jelas yaitu bahwa Amerika tidak akan dapat ditaklukkan melalui serangan
militer yang simetris (seimbang), tetapi Amerika dapat ditaklukkan dengan serangan yang
asimetris (tidak seimbang).
Teknologi berpotensi menjadi ancaman menonjol yang sifatnya asimetris (asymmetric threat).
Ancaman asimetris ini ternyata menjadi kenyataan dengan terjadinya serangan yang dikenal
sebagai 911 terhadap WTC (World Trade Center) oleh kelompok tertentu (low tech seer) dengan
memanfaatkan kecanggihan teknologi transportasi. Sasaran serangan teroris terhadap WTC dan
Pentagon adalah untuk menghancurkan simbol kedigdayaan teknologi Amerika. Dari kejadian ini
dapat ditarik kesimpulan bahwa teknologi canggih disamping merupakan sarana mengungguli
lawan dalam rangka memenangkan perang juga sekaligus merupakan sumber ancaman yang
potensial.
Masih berkaitan dengan teknologi, ancaman yang menonjol pada saat ini dan jangka waktu ke
depan justru berasal bukan dari negara luar tetapi berasal dari kerawanan yang timbul akibat
kemajuan teknologi (non state threat). Sebagai contoh, pembelian komputer dan peralatan
berteknologi tinggi lainnya; pembangunan dam/pusat listrik; industri; jaringan telekomunikasi;
dan sebagainya.
Pemanfaatan dan pembangunan teknologi tinggi seperti ini akan sangat potensial menjadi ancaman
bagi negara bila tidak disertai tindakan pengamanan yang memadahi. Ingat kejadian 911 dilakukan
dengan menggunakan dua "peluru kendali raksasa berawak" dengan kode Boeing 767 yang
merupakan bagian dari industri transportasi Amerika.
. . . . . . . . . . . . . . . .
Perang modern tidak lagi dilakukan secara berhadap-hadapan antara dua pasukan di medan
terbuka. Begitu dimulai, perang ini akan lebih banyak dilakukan secara impersonal dengan
teknologi, dipersiapkan jauh-jauh hari, dikendalikan dari jarak jauh, dan dilakukan malam hari.
Pembantaian dibuat seperti play station, dan sang pembunuh tidak perlu mencium langsung bau
anyir darah. Pada pembantaian di Irak ini, perang sangat teroptimasi dengan teknologi informasi
yang luar biasa.
TI pada pra-operasi militer
Jauh sebelumnya, intelijen AS akan memburu data dari semua penjuru. Satelit mata-mata AS
membuat citra yang paling rinci yang pernah ada. Kalau satelit sipil seperti Ikonos atau Quickbird
hanya mampu membuat citra dengan kehalusan pixel satu atau setengah meter, maka kita harus
yakin bahwa satelit mata-mata akan mampu membaca tulisan koran.
Sementara itu shuttle radar topographic mission telah memetakan topografi seluruh dunia dengan
pixel lima meter. Ini data yang di-release untuk sipil. Berapa akurasi militer yang dirahasiakan,
tidak kita ketahui.
Dengan citra dan topografi ini, AS bisa membuat peta mutakhir daerah manapun tanpa perlu ijin
atau sepengetahuan pemerintah manapun. Memang, dari peta ini beberapa ciri bangunan atau
nama-nama geografis belum bisa diketahui. Untuk itulah AS akan mengirim spion untuk
mengumpulkan informasi objek terutama yang dianggap vital dan tak "terbaca" dari angkasa. Juga
tempat-tempat yang diduga beranjau. Mereka akan "berwisata" sambil merekam objek-objek
"menarik" dengan piranti sistem posisi global (GPS). Piranti ini begitu mungil, bisa ditaruh dalam
jam tangan, atau korek api. Begitu melihat objek menarik, wisatawan gadungan ini akan
mengaktifkan GPS, sehingga objek itu terekam beserta posisinya. Kalau spion ini salah, petanya
juga salah. Akibatnya fatal. Di Beograd jet AS pernah membom kedubes Cina, yang dikiranya
markas Slobodan Milosevic. Di Irak juga ada apartemen yang disangka mes militer. Malah
Saddam sendiri tak diketahui ada di mana.
AS memiliki peta yang lebih rinci dari otoritas nasional manapun di dunia. Dengan data spasial
tiga dimensi ini, pilot-pilot AS bisa melakukan simulasi terbang yang sangat realistis atas kota-
kota di dunia. Mereka juga bisa optimalkan rute gerak pasukan, baik di darat maupun udara. Model
elevasi digital (DEM) yang ada pada sistem ini juga yang menuntun rudal jelajah Tomahawk atau
pesawat Stealth ke sasaran dengan efisien, tanpa takut menabrak gunung atau apapun.
Tapi itu semua belum cukup. AS juga ingin informasi tentang orang-orang yang perlu diawasi.
Untuk itu intelijen AS menyadap informasi yang lalu lalang via jaringan telekomunikasi (dengan
satelit AS), juga data perbankan dan data kartu kredit. Dengan analisis database, maka kebiasaan
orang-orang yang disorot dinas rahasia AS bisa diikuti. Ostrovsky (1990) dalam "By Way of
Deception" melukiskan, bahwa dengan analisis database kartu kredit saja, CIA atau Mossad bisa
mempelajari penerbangan atau hotel apa yang sering dipakai seseorang, berapa pengeluarannya,
apa yang suka dibelinya, siapa yang sering diteleponnya, siapa yang mengirim dana padanya, dan
kapan dia ke mana. Tak heran bahwa dinas-dinas rahasia itu punya background & insider
information yang sangat rinci tentang tokoh-tokoh di negeri Islam. Mungkin di antara mereka ada
yang berbakat jadi pengkhianat.
CIA-World-Fact-Book yang sering jadi referensi, adalah versi sipil dari bank data yang sangat
lengkap. Di situ tersimpan data logistik di tiap daerah, yang di masa perang akan penting.
Misalnya, bahwa di suatu desa ada sekian penduduk, sekian yang bisa perang, sekian janda
(mungkin disiapkan untuk "hiburan" tentara AS), sekian ton pangan, dan sebagainya. Informasi
itu penting untuk manuver pasukan, evakuasi, ataupun menduga lokasi musuh dalam perang
gerilya. Di Indonesia, data seperti ini dikelola Direktorat Topografi TNI-AD dengan
memanfaatkan organnya sampai ke desa, yaitu Babinsa. Bedanya, AS mengumpulkan laporan
geografi militer dari seluruh dunia.
Dengan data yang begitu lengkap, AS bisa membangun sistem informasi geografis (GIS) yang luar
biasa. Mereka bisa simulasi berbagai skenario perang, berapa korban yang akan jatuh dan kerugian
yang ditimbulkan jika suatu senjata canggih seperti gelombang mikro ataupun nuklir digunakan.
Mereka juga bisa berhitung tentang "keuntungan" perang dalam jangka panjang.
Andaikata diijinkan dipakai untuk sipil, sistem semacam ini sangat optimal untuk mempelajari
pola bencana alam seperti banjir, gempa tsunami atau kebakaran hutan. Kapasitas komputasi
sistem ini bisa membantu mengetahui dengan akurat, apa action yang tepat untuk misalnya
mencegah banjir Jakarta: apa benar dengan reboisasi Puncak?; dengan kanal banjir senilai 15
trilyun?; dengan pompanisasi?; dengan pembersihan tepi Ciliwung dari pemukiman liar?; atau
apa? Sayang sistem tadi justru dipakai untuk optimasi pembantaian umat manusia.
Perangkat ini dilengkapi sistem pakar (expert-system) yang akan membantu pengambilan
keputusan. Bisa jadi keputusan kapan perang dimulai, atau suatu rudal diluncurkan, tidak di kepala
George Walker Bush, apalagi PBB, melainkan pada sistem pendukung keputusan (decission
support system), yang tentu hanya mesin pintar berkapasitas besar, tanpa nurani.
TI pada saat perang
Ketika perang, pasukan di garis depan akan dilengkapi alat GPS-telemetri, inframerah dan
telematika. GPS akan memandu ke sasaran. Komando di belakang bisa memantau posisi dan
kondisi pasukannya dari laptopnya. Kalau ada prajurit yang terluka atau tertangkap, posisinya
langsung bisa diketahui.
Sementara itu alat inframerah berguna untuk melihat di kegelapan. Alat ini bisa mendeteksi
manusia, yang tubuhnya memancarkan panas pada spektrum tertentu, meski bersembunyi di balik
semak-semak atau dinding dengan ketebalan tertentu.
Mereka juga dilengkapi piranti telematika, yang akan memasok data-data terakhir ke front, baik
dari satelit, atau analisis komputer atas data intelijen mutakhir. Agar jaringannya tidak disusupi
hacker musuh, maka dilakukan enkripsi cryptografi yang sangat rumit.
Sementara itu senjata yang dipakai pun memiliki kandungan IT yang makin tinggi. Kini ada robot-
robot mungil (dragon-runner) yang memiliki kecerdasan buatan (artificial intelligence). Robot ini
bisa mengambil keputusan mandiri dan terus mengupdate diri dengan "pengalamannya". Ia
dilengkapi kamera dan sejumlah sensor suara, panas atau bau. Dengan software pengenal pola,
maka robot ini bisa mengenali musuh dan secara mandiri menyerangnya.
Sementara itu ada jenis robot lain yang dilengkapi bom dan piranti GPS. Bom itu diprogram untuk
hanya meledak di lokasi yang koordinatnya ada pada daftar. Bom ini bisa juga dicurahkan dari
"mother bomb" sebagai "bom satelit" atau diluncurkan sebagai "position guided missile" (PGM).
Jenis senjata lain adalah senjata radio yang bisa merebut kontrol atas piranti elektronik. Pesawat-
pun bisa dibajak secara elektronik (electronic hijacked) - hal mana diduga kuat terjadi pada
pesawat yang menabrak WTC 11 September 2001. Masih dengan radio adalah gangguan frekuensi
(jamming) sehingga seluruh piranti telekomunikasi musuh terganggu.
Namun teknik jamming ini bisa pula digunakan musuh untuk melawan. Kalau ada ahli elektronik
muslim yang mampu membuat pemancar yang kuat, bisa jadi pasukan AS yang dipandu GPS akan
kehilangan arah, karena sistem GPS-nya ngaco. Karena itu pasukan AS juga dilengkapi sistem
navigasi inersia (INS), yang tidak tergantung pada gelombang radio.

More Related Content

More from Angga Debby Frayudha

Dampak kemiskinan dan kebijakan pendidikan pada pekerja anak di indonesia
Dampak kemiskinan dan kebijakan pendidikan pada pekerja anak di indonesiaDampak kemiskinan dan kebijakan pendidikan pada pekerja anak di indonesia
Dampak kemiskinan dan kebijakan pendidikan pada pekerja anak di indonesiaAngga Debby Frayudha
 
Analsis landasan satuan pendidikan sekolah menengah pertama negeri di daerah ...
Analsis landasan satuan pendidikan sekolah menengah pertama negeri di daerah ...Analsis landasan satuan pendidikan sekolah menengah pertama negeri di daerah ...
Analsis landasan satuan pendidikan sekolah menengah pertama negeri di daerah ...Angga Debby Frayudha
 
Analisis perancangan pendidikan tingkat kabupaten
Analisis perancangan pendidikan tingkat kabupatenAnalisis perancangan pendidikan tingkat kabupaten
Analisis perancangan pendidikan tingkat kabupatenAngga Debby Frayudha
 
PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS, IKLIM ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KO...
PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS, IKLIM ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KO...PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS, IKLIM ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KO...
PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS, IKLIM ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KO...Angga Debby Frayudha
 
PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA DINAS DAN KOMPENSASI MELALUI MOTIVASI KERJA TERH...
PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA DINAS DAN KOMPENSASI MELALUI MOTIVASI KERJA TERH...PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA DINAS DAN KOMPENSASI MELALUI MOTIVASI KERJA TERH...
PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA DINAS DAN KOMPENSASI MELALUI MOTIVASI KERJA TERH...Angga Debby Frayudha
 
Analisis manajemen kearsipan dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi kin...
Analisis manajemen kearsipan dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi kin...Analisis manajemen kearsipan dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi kin...
Analisis manajemen kearsipan dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi kin...Angga Debby Frayudha
 
Analisis satuan pendidikan di rembang
Analisis satuan pendidikan di rembangAnalisis satuan pendidikan di rembang
Analisis satuan pendidikan di rembangAngga Debby Frayudha
 
Pengantar statistik [compatibility mode]
Pengantar statistik [compatibility mode]Pengantar statistik [compatibility mode]
Pengantar statistik [compatibility mode]Angga Debby Frayudha
 
Filsafat ilmu konservasi pendidikan
Filsafat ilmu   konservasi pendidikanFilsafat ilmu   konservasi pendidikan
Filsafat ilmu konservasi pendidikanAngga Debby Frayudha
 
Management education through distance mode of learning
Management education through distance mode of learningManagement education through distance mode of learning
Management education through distance mode of learningAngga Debby Frayudha
 
Manajemen sistem informasi militer
Manajemen sistem informasi militerManajemen sistem informasi militer
Manajemen sistem informasi militerAngga Debby Frayudha
 
Ukuran pemusatan data adalah nilai tunggal yang dapat memberikan gambaran yan...
Ukuran pemusatan data adalah nilai tunggal yang dapat memberikan gambaran yan...Ukuran pemusatan data adalah nilai tunggal yang dapat memberikan gambaran yan...
Ukuran pemusatan data adalah nilai tunggal yang dapat memberikan gambaran yan...Angga Debby Frayudha
 

More from Angga Debby Frayudha (20)

Dampak kemiskinan dan kebijakan pendidikan pada pekerja anak di indonesia
Dampak kemiskinan dan kebijakan pendidikan pada pekerja anak di indonesiaDampak kemiskinan dan kebijakan pendidikan pada pekerja anak di indonesia
Dampak kemiskinan dan kebijakan pendidikan pada pekerja anak di indonesia
 
Analsis landasan satuan pendidikan sekolah menengah pertama negeri di daerah ...
Analsis landasan satuan pendidikan sekolah menengah pertama negeri di daerah ...Analsis landasan satuan pendidikan sekolah menengah pertama negeri di daerah ...
Analsis landasan satuan pendidikan sekolah menengah pertama negeri di daerah ...
 
Analisis perancangan pendidikan tingkat kabupaten
Analisis perancangan pendidikan tingkat kabupatenAnalisis perancangan pendidikan tingkat kabupaten
Analisis perancangan pendidikan tingkat kabupaten
 
Analisis pengelolaan dana bos
Analisis pengelolaan dana bosAnalisis pengelolaan dana bos
Analisis pengelolaan dana bos
 
Analisa sekolah standart nasional
Analisa sekolah standart nasionalAnalisa sekolah standart nasional
Analisa sekolah standart nasional
 
PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS, IKLIM ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KO...
PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS, IKLIM ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KO...PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS, IKLIM ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KO...
PENGARUH SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS, IKLIM ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KO...
 
PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA DINAS DAN KOMPENSASI MELALUI MOTIVASI KERJA TERH...
PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA DINAS DAN KOMPENSASI MELALUI MOTIVASI KERJA TERH...PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA DINAS DAN KOMPENSASI MELALUI MOTIVASI KERJA TERH...
PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA DINAS DAN KOMPENSASI MELALUI MOTIVASI KERJA TERH...
 
Iterasi jacobi
Iterasi jacobiIterasi jacobi
Iterasi jacobi
 
Analisis manajemen kearsipan dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi kin...
Analisis manajemen kearsipan dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi kin...Analisis manajemen kearsipan dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi kin...
Analisis manajemen kearsipan dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi kin...
 
Analisis satuan pendidikan di rembang
Analisis satuan pendidikan di rembangAnalisis satuan pendidikan di rembang
Analisis satuan pendidikan di rembang
 
manajemen kesehatan
manajemen kesehatanmanajemen kesehatan
manajemen kesehatan
 
Pengantar statistik [compatibility mode]
Pengantar statistik [compatibility mode]Pengantar statistik [compatibility mode]
Pengantar statistik [compatibility mode]
 
Statistika deskriptif
Statistika deskriptifStatistika deskriptif
Statistika deskriptif
 
Statistik inferensial
Statistik inferensialStatistik inferensial
Statistik inferensial
 
Filsafat ilmu konservasi pendidikan
Filsafat ilmu   konservasi pendidikanFilsafat ilmu   konservasi pendidikan
Filsafat ilmu konservasi pendidikan
 
Etika sebagai cabang filsafat
Etika sebagai cabang filsafatEtika sebagai cabang filsafat
Etika sebagai cabang filsafat
 
Bayi tabung filsafat ilmu
Bayi tabung filsafat ilmuBayi tabung filsafat ilmu
Bayi tabung filsafat ilmu
 
Management education through distance mode of learning
Management education through distance mode of learningManagement education through distance mode of learning
Management education through distance mode of learning
 
Manajemen sistem informasi militer
Manajemen sistem informasi militerManajemen sistem informasi militer
Manajemen sistem informasi militer
 
Ukuran pemusatan data adalah nilai tunggal yang dapat memberikan gambaran yan...
Ukuran pemusatan data adalah nilai tunggal yang dapat memberikan gambaran yan...Ukuran pemusatan data adalah nilai tunggal yang dapat memberikan gambaran yan...
Ukuran pemusatan data adalah nilai tunggal yang dapat memberikan gambaran yan...
 

Recently uploaded

JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 

Recently uploaded (20)

JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 

Manajemen teknologi militer

  • 1. MANAJEMEN TEKNOLOGI MILITER Authors Angga Debby Frayudha (09650075) MANAJEMEN PENDIDIKAN S2 UNNES mpyenk@gmail.com Saat ini, teknologi informasi (TI) sudah menyentuh setiap aspek kehidupan manusia. Teknologi informasi tidak hanya dipakai dalam bidang industri ataupun ekonomi, tetapi juga di bidang pertahanan dengan implikasi yang sangat luas terutama di tinjau dari perumusan strategi maupun penerapan manajemen. Implikasi teknologi informasi dilihat dari sisi strategi dan perumusan doktrin menyebabkan terjadinya pergeseran apa yang oleh Clausewitz (seorang tentara dan intelektual Prussia) disebut sebagai "Center of Gravity", yaitu dari konsep penguasaan medan kritik menjadi penguasaan informasi. Oleh karenanya hakekat ancaman pun, bergeser dari ancaman yang datang dari negara (state threat) melalui penggunaan senjata pemusnah massal menjadi kelompok (non state threat) dengan penguasaan teknologi tinggi. Sedangkan dari sisi penerapan manajemen terjadi pergeseran paradigma dari manajemen yang semula terfokus pada kualitas bergeser menuju reengineering dan terakhir mengacu pada kecepatan (velocity) melalui konsep Knowledge Management (KM). Teknologi Informasi dan Strategi Dewasa ini perkembangan teknologi informasi bukan lagi merupakan evolusi tetapi sudah merupakan lompatan sangat cepat yang mengagumkan. Data tahun 90-an menunjukan bahwa peningkatan kemampuan komputer menjadi dua kali lipat setiap delapan belas bulan, dan jumlah pengguna internet meningkat dua kali lipat setiap setiap tahunnya. Serat optik tunggal mampu menghantar satu setengah juta percakapan dalam waktu yang bersamaan, sedangkan compact disk (CD) mampu menyimpan data sangat besar. Kemajuan semacam ini tentunya membawa implikasi yang sangat luas dalam bidang pertahanan terutama dalam perumusan strategi dan hakekat ancaman. 1. Perumusan Strategi Informasi merupakan aset yang strategis bagi setiap organisasi. Inilah yang menyebabkan mengapa banyak pemerintahan ataupun badan tertentu menghabiskan jutaan bahkan miliaran dolar
  • 2. untuk mendapatkan informasi mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan ancaman potensial bagi keamanan mereka. Tanpa informasi yang tepat dapat menyebabkan kegagalan khususnya dalam bidang pertahanan, sehingga kemampuan untuk menyediakan informasi potensial merupakan faktor yang sangat menentukan dari kekuatan pertahanan suatu negara. Dalam doktrin militer, informasi merupakan bagian integral dari komando dan kendali yang merupakan kunci setiap operasi. Dengan demikian maka setiap langkah yang diambil ditujukan untuk mencapai keunggulan informasi. Kemajuan teknologi informasi menyebabkan terjadinya pergeseran konsep memenangkan perang. Pada awalnya, cukup dengan konsep Komando dan Kendali (Kodal/K2), yang pada prinsipnya merupakan hubungan intern antara komandan dengan anak buahnya dalam tugas operasi. Tetapi kemudian, ternyata komunikasi dengan kesatuan lain dalam suatu operasi menjadi suatu keharusan. Maka lahirlah konsep baru yaitu Komando, Kendali, dan Komunikasi (K3). Dengan teknologi komunikasi yang semakin mutakhir, keterangan atau data intelijen (K3I)/Command, control, communications and intelligence (C3I). Di era 90 an, dengan kemajuan teknologi komputer lahirlah konsep Komando, Kendali, Komunikasi, Komputer dan Intelijen (K4I). Meskipun di Indonesia, K4I masih menjadi angan-angan tetapi paling menyiratkan adanya suatu pandangan bahwa sistem informasi yang berbasiskan komputer menjadi fungsi yang sangat penting dalam peperangan. Saat ini menurut para analis, ada konsep baru yaitu Komando, Kendali, Komunikasi, Komputer, Intelijen, dan Manajemen Pertempuran (k4I/MP) sebagai satu kesatuan yang bulat dalam rangka memenangkan pertempuran. Hal ini menunjukan bahwa ternyata teknologi saja tidak cukup untuk memenangkan pertempuran tetapi manajemen pertempuran juga memegang peran penting dalam memenangkan perang. Clausewitz dengan teori Center of Gravity menyatakan barang siapa menguasai titik berat dialah yang memenangkan perang. Berdasarkan teori ini, perang berkembang dari waktu ke waktu sesuai perkembangan teknologi. Pada saat awal perkembangan teknologi, barang siapa menguasai medan strategis, menguasai suatu wilayah, yang dalam skala yang lebih luas, barang siapa menguasai daerah Eropa dan Balkan (heart land), menguasai dunia. Dalam tahap selanjutnya, dengan kemajuan teknologi kelautan, maka barang siapa menguasai lautan, menguasai dunia. Setelah teknologi kedirgantaraan berkembang, maka barang siapa menguasai udara, menguasai dunia. Ini terbukti dengan perlombaan yang seru antara negara adidaya untuk memajukan angkatan udaranya, sehingga doktrin perangnya pun berubah dengan mengedepankan serangan udara strategis. Dengan perkembangan teknologi kedirgantaraan yang semakin pesat, maka barang siapa menguasai udara dengan ketinggian 50.000 mil atau lebih, mengasai dunia. Terlebih lagi bila dapat menguasai lunar libration points atau yang lebih dikenal dengan L4 dan L5 yang merupakan
  • 3. tempat-tempat dimana gaya gravitasi bulan dan bumi sama besarnya. Kemajuan teknologi ini mencetuskan konsep Perang Bintang pada jaman presiden Ronald Reagan. Di era 90-an semenjak perkembangan teknologi informasi menjadi sangat pesat, maka barang siapa menguasai informasi, menguasai dunia. Inilah yang mendorong negara adidaya untuk berlomba-lomba memasuki medan peperangan yang baru yaitu perang informasi terutama dengan memanfaatkan media masa dan jaringan informasi global. Hal ini dapat dibuktikan dengan kejatuhan pemerintahan seperti Haiti dan Uni Soviet, yang tidak terlepas dari perang informasi global tersebut. Dengan adanya perubahan konsep perumusan strategi maka sebagai konsekuensinya akan merubah manajemen terutama dari sisi cara kerja organisasi, skala organisasi, dan integrasi sistem. Dari sisi cara kerja, organisasi militer saat ini memerlukan personel yang "pintar", untuk mengawaki teknologi yang cukup canggih. Konsekuensinya personel militer haruslah mengenyam pendidikan yang lebih tinggi dibandingkan orang bisnis. Sebagai bukti, hasil survei yang dilaksanakan oleh North Carolina's Center for Creative Leadership menyatakan hanya 19 persen dari manager di Amerika mempunyai pendidikan post graduate. Jadi, dalam peperangan saat ini terbukti bahwa tentara tidak hanya sekedar menarik pelatuk saja tetapi harus mempunyai kemampuan yang cukup tinggi. Dari sisi skala organisasi, teknologi informasi membuat organisasi militer menjadi lebih flat, sehingga pengendalian dapat dilakukan dengan lebih longgar. Konsekuensinya, kekuasaan pengambilan keputusan dapat diserahkan pada tingkat serendah mungkin. Dari sisi integrasi sistem, teknologi informasi membuat kompleksitas pada organisasi pertahanan lebih berat dari pada sebelumnya. Kompleksitas ini dapat diatasi dengan menggunakan peranti lunak yang dirancang untuk keperluan tersebut, terutama peranti lunak Data Base. Dengan demikian integrasi sistem dalam organisasi militer menjadi lebih baik. 2. Hakekat Ancaman Kemajuan teknologi pun menyebabkan terjadinya pergeseran hakekat ancaman. Saat ini hakekat bergeser dari yang sifatnya berasal dari negara (state threat) berideologi tertentu dengan kekuatan senjata menuju pada kelompok (non state threat) dengan tingkat penguasaan teknologi yang tinggi. Menurut Robert D. Steele dalam bukunya "The Transformation of War and the Future of the Corps" saat ini lawan / hakekat ancaman dikelompokkan menjadi :
  • 4. a. Militer dengan sistem yang canggih dengan dukungan logistik yang sangat kuat (the high-tech brute). b. Gabungan antara para penjahat dan teroris seperti penyelundup narkoba (the low-tech brute) c. Kelompok massa tanpa senjata yang biasanya didorong oleh faktor agama, ideologi/SARA (the low-tech seer) d. Gabungan antara para penjahat informasi dan spionase ekonomi dengan penguasaan teknologi yang tinggi seperti para hacker (the high-tech seer) Dilihat dari penguasaan teknologi saat ini dunia terbagi menjadi dua kutub yaitu negara berteknologi tinggi dan negara yang relatif tertinggal secara teknologi. Penguasaan teknologi yang sangat maju justru menjadi ancaman bagi negara yang bersangkutan. Sebagai contoh, Amerika Serikat sebagai negara yang menguasai teknologi menyadari bahwa penguasaan teknologi berpotensi menjadi ancaman bagi negaranya. Seperti yang dinyatakan dalam konferensi tahunan yang diadakan oleh Army War College tahun 1998 dengan tajuk "Challenging the United State Symmetrically and Asymmetrically: Can America be Defeated ?." Dari hasil konferensi tersebut diperoleh jawaban yang jelas yaitu bahwa Amerika tidak akan dapat ditaklukkan melalui serangan militer yang simetris (seimbang), tetapi Amerika dapat ditaklukkan dengan serangan yang asimetris (tidak seimbang). Teknologi berpotensi menjadi ancaman menonjol yang sifatnya asimetris (asymmetric threat). Ancaman asimetris ini ternyata menjadi kenyataan dengan terjadinya serangan yang dikenal sebagai 911 terhadap WTC (World Trade Center) oleh kelompok tertentu (low tech seer) dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi transportasi. Sasaran serangan teroris terhadap WTC dan Pentagon adalah untuk menghancurkan simbol kedigdayaan teknologi Amerika. Dari kejadian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa teknologi canggih disamping merupakan sarana mengungguli lawan dalam rangka memenangkan perang juga sekaligus merupakan sumber ancaman yang potensial. Masih berkaitan dengan teknologi, ancaman yang menonjol pada saat ini dan jangka waktu ke depan justru berasal bukan dari negara luar tetapi berasal dari kerawanan yang timbul akibat kemajuan teknologi (non state threat). Sebagai contoh, pembelian komputer dan peralatan berteknologi tinggi lainnya; pembangunan dam/pusat listrik; industri; jaringan telekomunikasi; dan sebagainya.
  • 5. Pemanfaatan dan pembangunan teknologi tinggi seperti ini akan sangat potensial menjadi ancaman bagi negara bila tidak disertai tindakan pengamanan yang memadahi. Ingat kejadian 911 dilakukan dengan menggunakan dua "peluru kendali raksasa berawak" dengan kode Boeing 767 yang merupakan bagian dari industri transportasi Amerika. . . . . . . . . . . . . . . . . Perang modern tidak lagi dilakukan secara berhadap-hadapan antara dua pasukan di medan terbuka. Begitu dimulai, perang ini akan lebih banyak dilakukan secara impersonal dengan teknologi, dipersiapkan jauh-jauh hari, dikendalikan dari jarak jauh, dan dilakukan malam hari. Pembantaian dibuat seperti play station, dan sang pembunuh tidak perlu mencium langsung bau anyir darah. Pada pembantaian di Irak ini, perang sangat teroptimasi dengan teknologi informasi yang luar biasa. TI pada pra-operasi militer Jauh sebelumnya, intelijen AS akan memburu data dari semua penjuru. Satelit mata-mata AS membuat citra yang paling rinci yang pernah ada. Kalau satelit sipil seperti Ikonos atau Quickbird hanya mampu membuat citra dengan kehalusan pixel satu atau setengah meter, maka kita harus yakin bahwa satelit mata-mata akan mampu membaca tulisan koran. Sementara itu shuttle radar topographic mission telah memetakan topografi seluruh dunia dengan pixel lima meter. Ini data yang di-release untuk sipil. Berapa akurasi militer yang dirahasiakan, tidak kita ketahui. Dengan citra dan topografi ini, AS bisa membuat peta mutakhir daerah manapun tanpa perlu ijin atau sepengetahuan pemerintah manapun. Memang, dari peta ini beberapa ciri bangunan atau nama-nama geografis belum bisa diketahui. Untuk itulah AS akan mengirim spion untuk mengumpulkan informasi objek terutama yang dianggap vital dan tak "terbaca" dari angkasa. Juga tempat-tempat yang diduga beranjau. Mereka akan "berwisata" sambil merekam objek-objek "menarik" dengan piranti sistem posisi global (GPS). Piranti ini begitu mungil, bisa ditaruh dalam jam tangan, atau korek api. Begitu melihat objek menarik, wisatawan gadungan ini akan mengaktifkan GPS, sehingga objek itu terekam beserta posisinya. Kalau spion ini salah, petanya juga salah. Akibatnya fatal. Di Beograd jet AS pernah membom kedubes Cina, yang dikiranya
  • 6. markas Slobodan Milosevic. Di Irak juga ada apartemen yang disangka mes militer. Malah Saddam sendiri tak diketahui ada di mana. AS memiliki peta yang lebih rinci dari otoritas nasional manapun di dunia. Dengan data spasial tiga dimensi ini, pilot-pilot AS bisa melakukan simulasi terbang yang sangat realistis atas kota- kota di dunia. Mereka juga bisa optimalkan rute gerak pasukan, baik di darat maupun udara. Model elevasi digital (DEM) yang ada pada sistem ini juga yang menuntun rudal jelajah Tomahawk atau pesawat Stealth ke sasaran dengan efisien, tanpa takut menabrak gunung atau apapun. Tapi itu semua belum cukup. AS juga ingin informasi tentang orang-orang yang perlu diawasi. Untuk itu intelijen AS menyadap informasi yang lalu lalang via jaringan telekomunikasi (dengan satelit AS), juga data perbankan dan data kartu kredit. Dengan analisis database, maka kebiasaan orang-orang yang disorot dinas rahasia AS bisa diikuti. Ostrovsky (1990) dalam "By Way of Deception" melukiskan, bahwa dengan analisis database kartu kredit saja, CIA atau Mossad bisa mempelajari penerbangan atau hotel apa yang sering dipakai seseorang, berapa pengeluarannya, apa yang suka dibelinya, siapa yang sering diteleponnya, siapa yang mengirim dana padanya, dan kapan dia ke mana. Tak heran bahwa dinas-dinas rahasia itu punya background & insider information yang sangat rinci tentang tokoh-tokoh di negeri Islam. Mungkin di antara mereka ada yang berbakat jadi pengkhianat. CIA-World-Fact-Book yang sering jadi referensi, adalah versi sipil dari bank data yang sangat lengkap. Di situ tersimpan data logistik di tiap daerah, yang di masa perang akan penting. Misalnya, bahwa di suatu desa ada sekian penduduk, sekian yang bisa perang, sekian janda (mungkin disiapkan untuk "hiburan" tentara AS), sekian ton pangan, dan sebagainya. Informasi itu penting untuk manuver pasukan, evakuasi, ataupun menduga lokasi musuh dalam perang gerilya. Di Indonesia, data seperti ini dikelola Direktorat Topografi TNI-AD dengan memanfaatkan organnya sampai ke desa, yaitu Babinsa. Bedanya, AS mengumpulkan laporan geografi militer dari seluruh dunia. Dengan data yang begitu lengkap, AS bisa membangun sistem informasi geografis (GIS) yang luar biasa. Mereka bisa simulasi berbagai skenario perang, berapa korban yang akan jatuh dan kerugian yang ditimbulkan jika suatu senjata canggih seperti gelombang mikro ataupun nuklir digunakan. Mereka juga bisa berhitung tentang "keuntungan" perang dalam jangka panjang. Andaikata diijinkan dipakai untuk sipil, sistem semacam ini sangat optimal untuk mempelajari pola bencana alam seperti banjir, gempa tsunami atau kebakaran hutan. Kapasitas komputasi sistem ini bisa membantu mengetahui dengan akurat, apa action yang tepat untuk misalnya mencegah banjir Jakarta: apa benar dengan reboisasi Puncak?; dengan kanal banjir senilai 15
  • 7. trilyun?; dengan pompanisasi?; dengan pembersihan tepi Ciliwung dari pemukiman liar?; atau apa? Sayang sistem tadi justru dipakai untuk optimasi pembantaian umat manusia. Perangkat ini dilengkapi sistem pakar (expert-system) yang akan membantu pengambilan keputusan. Bisa jadi keputusan kapan perang dimulai, atau suatu rudal diluncurkan, tidak di kepala George Walker Bush, apalagi PBB, melainkan pada sistem pendukung keputusan (decission support system), yang tentu hanya mesin pintar berkapasitas besar, tanpa nurani. TI pada saat perang Ketika perang, pasukan di garis depan akan dilengkapi alat GPS-telemetri, inframerah dan telematika. GPS akan memandu ke sasaran. Komando di belakang bisa memantau posisi dan kondisi pasukannya dari laptopnya. Kalau ada prajurit yang terluka atau tertangkap, posisinya langsung bisa diketahui. Sementara itu alat inframerah berguna untuk melihat di kegelapan. Alat ini bisa mendeteksi manusia, yang tubuhnya memancarkan panas pada spektrum tertentu, meski bersembunyi di balik semak-semak atau dinding dengan ketebalan tertentu. Mereka juga dilengkapi piranti telematika, yang akan memasok data-data terakhir ke front, baik dari satelit, atau analisis komputer atas data intelijen mutakhir. Agar jaringannya tidak disusupi hacker musuh, maka dilakukan enkripsi cryptografi yang sangat rumit. Sementara itu senjata yang dipakai pun memiliki kandungan IT yang makin tinggi. Kini ada robot- robot mungil (dragon-runner) yang memiliki kecerdasan buatan (artificial intelligence). Robot ini bisa mengambil keputusan mandiri dan terus mengupdate diri dengan "pengalamannya". Ia dilengkapi kamera dan sejumlah sensor suara, panas atau bau. Dengan software pengenal pola, maka robot ini bisa mengenali musuh dan secara mandiri menyerangnya. Sementara itu ada jenis robot lain yang dilengkapi bom dan piranti GPS. Bom itu diprogram untuk hanya meledak di lokasi yang koordinatnya ada pada daftar. Bom ini bisa juga dicurahkan dari "mother bomb" sebagai "bom satelit" atau diluncurkan sebagai "position guided missile" (PGM).
  • 8. Jenis senjata lain adalah senjata radio yang bisa merebut kontrol atas piranti elektronik. Pesawat- pun bisa dibajak secara elektronik (electronic hijacked) - hal mana diduga kuat terjadi pada pesawat yang menabrak WTC 11 September 2001. Masih dengan radio adalah gangguan frekuensi (jamming) sehingga seluruh piranti telekomunikasi musuh terganggu. Namun teknik jamming ini bisa pula digunakan musuh untuk melawan. Kalau ada ahli elektronik muslim yang mampu membuat pemancar yang kuat, bisa jadi pasukan AS yang dipandu GPS akan kehilangan arah, karena sistem GPS-nya ngaco. Karena itu pasukan AS juga dilengkapi sistem navigasi inersia (INS), yang tidak tergantung pada gelombang radio.