Sm,aaron dicky taruna putra,hapzi ali,mampu memamahami teori tentang tipe tipe strategi, bentuk strategi, perencanaan strategi, formulasi strategi dan evaluasi strategi,universitas mercubuana,2018
Ada tiga tipe strategi utama yaitu strategi manajemen, investasi, dan bisnis. Strategi manajemen terkait dengan pengembangan produk dan harga sedangkan strategi investasi berfokus pada pertumbuhan perusahaan. Terdapat tujuh bentuk strategi manajemen berdasarkan proses pembentukannya. Perencanaan strategis digunakan untuk menetapkan prioritas dan tujuan perusahaan sedangkan formulasi strategi merupakan proses penyusunan langkah ke depan untuk
Similar to Sm,aaron dicky taruna putra,hapzi ali,mampu memamahami teori tentang tipe tipe strategi, bentuk strategi, perencanaan strategi, formulasi strategi dan evaluasi strategi,universitas mercubuana,2018
Similar to Sm,aaron dicky taruna putra,hapzi ali,mampu memamahami teori tentang tipe tipe strategi, bentuk strategi, perencanaan strategi, formulasi strategi dan evaluasi strategi,universitas mercubuana,2018 (20)
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Sm,aaron dicky taruna putra,hapzi ali,mampu memamahami teori tentang tipe tipe strategi, bentuk strategi, perencanaan strategi, formulasi strategi dan evaluasi strategi,universitas mercubuana,2018
1. TIPE – TIPE STRATEGI
Pada prinsipnya strategi dapat dikelompokkan berdasarkan tiga tipe strategi, yaitu :
1. Strategi manajemen
Strategi manajemen meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh manajemen dengan orientasi
pengembangan strategi secara mikro. Mislanya strategi pengembangan produk, strategi
penerapan harga, strategi akuisisi, strategi pengembangan pasar, strategi mengenai keuangan,
dan sebagainya.
2. Strategi investasi
Strategi ini merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi. Misalnya apakah perusahaan
ingin melakukan strategi pertumbuhan yang agresif atau berusaha mengadakan penetrasi pasar,
strategi bertahan, strategi pembangunan kembali suatu divisi baru, dan sebagainya
3. Strategi bisnis
Strategi bisnis ini sering juga disebut strategi bisnis secara fungsional karena strategi berorientasi
pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen, misalnya strategi pemasaran, strategi produksi atau
operasional, strategi distribusi, strategi organisasi, dan strategi-strategi yang berhubungan dengan
keuangan.
BENTUK – BENTUK STRATEGI
Strategi manajemen memiliki tujuh macam bentuk berdasarkan terbentuknya yaitu rational,
command, symbolic, transactive, generative, muddling through dan externally dependent.
1. Model Rasional menekankan bahwa strategi manajemen merupakan strategi yang
diarahkan melalui struktur formal dan sistem perencanaan yang baik. Dalam model ini interaksi
pimpinan dan karyawan digambarkan sebagai hubungan boss dan subordinate. Boss bertindak
sebagai pemegang evaluasi dan kontrol perusahaan sedangkan tugas subordinate hanya tinggal
menyesuaikan dan mengikuti sistem bentukan boss.
2. Model kedua yaitu command menekankan kepada pentingnya pemimpin karena strategi
dalam model ini merupakan hasil buah pikir dari pimpinan yang bertindak sebagai komandan.
Komandan kemudian memberikan arahan kepada karyawan yang harus mematuhi perintah
tersebut seperti halnya seorang prajurit kepada komandannya.
3. Bentuk ketiga adalah model simbolik yang menekankan pada pentingnya tujuan dan
orientasi masa depan atau visi dari sebuah strategi. Dalam model ini hubungan atasan dan
bawahan digambarkan sebagai pelatih dan pemain, pelatih memberikan motivasi dan
2. menginspirasi bawahan sedangkan bawahan diharuskan merespon terhadap tantangan yang hadir
dalam dinamika nya.
4. Bentuk keempat adalah model transactive yang menyatakan bahwa strategi datang dari
hasil dinamika proses internal perusahaan dan hasil dari proses saling menyesuaikan di dalam
sistem. Hubungan atasan dan bawahan digambarkan sebagai fasilitator yang bertugas
memberdayakan serta memanfaatkan sumber daya dan peserta yang belajar dan melakukan
arahan tersebut.
5. Model kelima adalah model generatif, dalam model ini strategi manajemen merupakan
hasil dari inisiatif aktor-aktor dalam organisasi sebuah perusahaan. Dalam model ini semua aktor
dan sistem dalam perusahaan diharapkan mampu memberikan kontribusi dan turut serta
membentuk strategi yang efektif.
6. Bentuk keenam adalah model meddling through, strategi dalam model ini dibentuk oleh
kekuatan tawar menawar antara kelompok keepentingan dalam perusahaan.
7. Bentuk terakhir adalah externally dependent yang dari namanya kita dapat lihat bahwa
strategi manajemen dibentuk oleh kekuatan dan tekanan pihak eksternal (Haberberg, et.al,
2008:55-57).
PERENCANAAN STRATEGIS
Perencanaan strategis merupakan kegiatan manajemen organisasi yang digunakan untuk
menetapkan prioritas, memfokuskan energi dan sumber daya, memperkuat operasi, memastikan
bahwa karyawan dan stakeholder lainnya yang bekerja menuju tujuan bersama, membangun
kesepakatan sekitar dimaksudkan hasil / hasil, dan menilai dan menyesuaikan arah organisasi
dalam menanggapi perubahan lingkungan. Ini merupakan upaya disiplin yang menghasilkan
keputusan fundamental dan tindakan yang bentuk dan membimbing bagaimana suatu organisasi,
yang melayani, apa yang dilakukannya, dan mengapa hal itu, dengan fokus pada masa
depan. Perencanaan strategis yang efektif mengartikulasikan tidak hanya di mana organisasi
akan dan tindakan yang diperlukan untuk membuat kemajuan, tetapi juga bagaimana ia akan tahu
jika berhasil
FORMULA STRATEGI
Perumusan strategi atau formulasi strategi merupakan proses penyusunan langkah-langkah ke
depan yang dimaksudkan untuk membangun visi dan misi organisasi, menetapkan tujuan
strategis dan keuangan perusahaan, serta merancang strategi untuk mencapai tujuan tersebut
dalam rangka menyediakancustomer value terbaik.
Morton (1996 : 17-22) mengatakan bahwa ada keterikatan yang saling menunjang
antara Struktur Organisasi & Budaya Perusahaan, Teknologi, Peran Individu, Struktur
Organisasi dan Proses Manajemen yang dipengaruhi oleh Lingkungan Sosio-Ekonomis External
dan Lingkungan Teknologi External dalam metodologi pembentukan Strategi Formulasi seperti
digambarkan dalam gambar berikut:
3. Untuk itu, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan perusahaan sebagai berikut :
1. Identifikasi lingkungan yang akan dimasuki oleh perusahaan pada masa depan. Tentukan
misi perusahaan untuk mencapai visi yang dicita-citakan dalam lingkungan tersebut.
2. Lakukan analisis lingkungan intern dan ekstern untuk mengukur kekuatan dan kelemahan
serta peluang dan ancaman yang akan dihadapi perusahaan dalam menjalani misi dan meraih
keunggulan bersaing (competitive advantage).
3. Rumuskan faktor-faktor penting ukuran keberhasilan (key succes factors) sesuai dengan
perubahan lingkungan yang dihadapi.
Tentukan tujuan dan target terukur, identifikasi dan evaluasi alternatif strategi dan rumuskan
strategi terpilih untuk mencapai tujuan dan ukuran keberhasilan. Dalam tahap ini penyusun
strategi harus melakukan analisis terhadap opsi yang dimiliki perusahaan dengan
mempertimbangkan sumber daya yang dimiliki dengan fakta ekstern yang dihadapi.
Tentukan strategic option yang paling dikehendaki diantara opsi yang ada sesuai dengan misi
organisasi. Tentukan tujuan yang bersifat jangka panjang dan strategi utama untuk mencapai opsi
yang paling dikehendaki. Tentukan target tahunan dan strategi jangka pendek yang sesuai
dengan tujuan jangka panjang dan strategi utama.
EVALUASI STRATEGI
Proses manajemen strategis menghasilkan keputusan yang dapat mempunyai konsekwensi yang
signifikan dan jangka panjang. Keputusan strategis yang salah dapat menimbulkan kerugian
besar, yang akan sulit sekali untuk memperbaikinya.
Oleh karena itu banyak perencana strategi sepakat bahwa mengevaluasi strategi sangat penting
untuk kehidupan organisasi; evaluasi yang tepat waktu dapat memperingatkan manajemen akan
adanya masalah atau potensi masalah sebelum menjadi kritis.
Evaluasi strategi bisa merupakan proses yang rumit dan sensitif. Terlalu banyak kegiatan
mengevaluasi strategi dapat menghabiskan biaya yang sangat mahal dan bisa jadi kontra
produktif. Evaluasi strategi penting untuk memastikan tujuan-tujuan strategi yang dapat
ditetapkan dapat tercapai.
1. Kegiatan Evaluasi strategi
Mengkaji landasan strategi bisnis/perusahaan Membandingkan hasil yang diharapkan dengan
kenyataan Mengambil tindakan korektif untuk memastikan bahwa kinerja sesuai dengan rencana
4. 2. Kreteria Evaluasi Strategi
Konsistensi; sebuah strategi tidak boleh memiliki tujuan dan kebijakan yang tidak konsisten.
Kelayakan; sebuah strategi tidak boleh terlalu banyak membebani sumberdaya yang ada maupun
tidak boleh menciptakan sub masalah yang tidak dapat dipecahkan Kesesuaian; kesesuaian
mengacu pada kebutuhan para perencana strategi untuk mengkaji serangkaian trend maupun
masing-masing tren dalam mengevaluasi strategi.Keunggulan, sebuah strategi harus mendorong
penciptaan dan/atau mempertahankan keunggulan kompetitif dibidang kegiatan tertentu.
3. Alasan perlunya Evaluasi Strategi
Semakin kompleknya masalah lingkunganSemakin sulitnya memprediksi masa organisasi.
Berkurangnya rentang waktu dimana perencanaan dapat dilakukan dengan tingkat ketepatan
tertentu.
4. Proses Evaluasi Strategi
Evaluasi strategi harus mempertanyakan harapan dan asumsi manjerial, harus memicu tinjauan
sasaran dan nilai dan harus merangsang kreativitas dalam menghasilkan alternative dan
memformulasikan kreteria evaluasi.Evaluasi strategi harus dilak asnakan secara berkelanjutan,
bukannya diakhir periode waktu tertentu atau hanya setelah terjadi masalah
5. Mengkaji ulang Landasan strategi
Mengembangkan matrik EFE dan EFI yang telah direvisi. Matrik EFI yang sudah direvisi harus
fokus pada perubahan dalam kekuatan dan kelemahan manajemen, pemasaran,
keuangan/akunting, produksi/operasi, litbang dan SIM Matrik EFE yang sudah direvisi harus
menujukkan seberapa efektif strategi perusahaan dalam merespon peluang dan ancaman utama.
6. Mengukur Kinerja Organiasi
Aktifitas ini termasuk membandingkan hasil yang diharapkan dengan hasil yang sebenarnya,
menyelidiki penyimpangan dari rencana, mengevaluasi prestasi individual dan menyimak
kemajuan yang dibuat kearah pencapaian sasaran yang dinyatakan. Sasaran jangka panjang dan
sasaran tahunan biasanya dipakai dalam proses ini. Kreteria untuk mengevaluasi strategi harus
dapat diukur dan mudah dibuktikan. Evaluasi strategi didasarkan pada kreteria kuantitatif
maunpun kualitatif Kreteria kuantitatif biasanya digunakan untuk mengevaluasi strategi adalah
rasio keuangan; ROI, ROE, Laba per saham, pertumbuhan asset, pangsa pasar, dll.
5. · Empat Kriteria dalam Evaluasi Strategi
Menurut Richard Rumelt (1980) :
1. Kesesuaian ( consonance)
2. Keunggulan ( advantage )
3. Konsistensi ( consistency )
4. Kelayakan ( feasibility )
Kesesuaian :
ü Perlunya mencermati serangkaian trend, termasuk trend individu
ü Kebanyakan tren merupakan hasil interaksi antar tren
Keunggulan :
Keunggulan kompetitif biasanya merupakan hasil dari keunggulan sumber daya, keterampilan
dan posisi
Konsistensi :
Tiga pedoman yang mendasari konsistensi strategi, yaitu persoalan manajerial, keberhasilan
departemen dan isu kebijakan organisasi
Alasan mengapa evaluasi strategi sulit ?
6. 1. Meningkatnya kompleksitas lingkungan
2. Sulit memprediksi masa depan secara akurat
3. Bertambahnya jumlah variabel
4. Cepatnya laju pengusangan suatu rancangan
5. Kejadian dalam negeri dan dunia yang mempengaruhi organisasi
6. Berkurangnya rentang waktu dalam menjalankan perencanaan
Proses Evaluasi Strategi
ü Evaluasi strategi merangsang sikap kritis terhadap ekspektasi dan asumsi yang ada, pengkajian
ulang atas tujuan dan nilai- nilai, serta merangsang kreativitas untuk menghasilkan alternatif dan
merumuskan kriteria evaluasi
ü Evaluasi strategi harus dijalankan secara kontinyu sehingga cepat mengambil tindakan korektif
bila diperlukan.
Proses evaluasi strategi terdapat 3 aktivitas :
A. Mengkaji Ulang Landasan Strategi
ü Buat revisi Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE): Kekuatan & Kelemahan
ü Bandingkan Matriks IFE revisi dengan yang sudah ada
ü Buat revisi Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE): Peluang & Ancaman
ü Bandingkan Matriks EFE revisi dengan yang sudah ada
B. Mengukur Kinerja Organisasi
Mencakup aktivitas pembandingan hasil yang diharapkan dengan hasil yang sebenarnya,
penyelidikan terhadap penyimpangan dari rencana, evaluasi kinerja individu, dan pengamatan
kemajuan yang telah dibuat ke arah pencapaian tujuan yang tersurat
ü Mengukur Kinerja Organisasi
Kriteria Kuantitatif berdasarkan tiga perbandingan :
1. Perbandingan kinerja dari waktu ke waktu
7. 2. Perbandingan kinerja dengan kinerja pesaing
3. Perbandingan kinerja dengan rata-rata industri
Kriteria kuantitatif Rasio Keuangan :
1. Pengembalian atas Investasi / ROI
2. Pengembalian ata Ekuitas / ROE
3. Marjin Laba
4. Pangsa Pasar
5. Pertumbuhan Penjualan
6. Pertumbuhan Asset
7. Laba Per Saham
8. Utang terhadap ekuitas
Persoalan potensial dalam penerapan Evaluasi strategi dengan kriteria kuantitatif :
1. Kriteria kuntitatif sebagian besar menjadi dasar dalam penentuan tujuan tahunan dan tujuan
jangka panjang
2. Metode akuntansi yang berbeda bisa memberikan hasil yang berbeda
3. Penilaian intiutif hampir selalu ada dalam dalam penentuan kriteria kuantitatif
Kriteria Kualitatif :
• Perputaran karyawan (turnover)
• Tingkat kualitas produk
• Kepuasan karyawan
• Pemasaran
8. • Penelitian dan Pengembangan
• Sistem Informasi Manajemen
Enam pertanyaan kualitatif penting dalam evaluasi strategi (Seymour Tilles) :
1. Apakah strategi secara internal konsissten ?
2. Apakah strategi konsisten dengan lingkungan ?
3. Apakah strategi tepat dengan SDM yang ada ?
4. Apakah strategi melibatkan tingkat resiko yang wajar ?
5. Apakah strategi mempunyai kerangka waktu yang benar ?
6. Apakah strategi bisa dijalankan ?
C.Tindakan Korektif
• Diperlukan untuk membuat organisasi tetap berada pada jalur tujuan
• Mendorong organisasi berhasil beradaptasi dengan lingkungan yang sedang berubah
• Tindakan korektif harus membawa organisasi ke posisi yang lebih baik dengan
memanfaatkan kekuatan internal, mengambil keuntungan peluang eksternal utama, mengurangi
/menghindari ancaman eksternal, dan memperbaiki kelemahan internal
Contoh - contoh tindakan korektif :
• Perubahan struktur organisasi
• Pergantian karyawan
• Penjualan saham untuk menggalang modal
• Penciptaan kebijakan baru
• Penetapan atau revisi tujuan
10. Strategi PT. Pertamina Hulu Energi
1. Strategi Corporate
Strategi Korporat adalah garis besar cara PT. PHE dalam mengelola portofolio wilayah kerja
migas eksisting yang optimal.
a. Tujuan Perusahaan Prioritas Untuk Masa Depan :
Pertamina hulu energi mempunyai tujuan untuk menjadi perusahaan minyak hulu nasional kelas
dunia. Pertamina hulu energi dalam usahanya selalu berinovasi melalui gagasan seluruh personel
yang dimilikinya, pelaksanaan riset terhadap kualitas produk BBMnya, serta berusahan untu
mempertahankan standar dan mutu segala produknya serta melakukan kontrol terhadap tingkat
produksinya. Dengan berpegang pada prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko yang handal.
Pertamina hulu energi berharap akan dapat memberikan peluang dan pertumbuhan, sehingga
tetap memberikan kontribusi sebagai perusahaan penyumbang APBN Negara Republik
Indonesia melalui pembayaran pajak maupun deviden kepada Pemerintah.
b. Analisis SWOT :
Ø Strength (Kekuatan)
No. Strength (Kekuatan)
1 Merk pertamina sudah kuat.
3 Kualitas pelayanan kepada pelanggan memuaskan.
4 Dikelola secara profesional.
5 Menghindari benturan kepentingan antar departemen.
6 Tidak mentoleransi suap.
7 Menjunjung tinggi kepercayaan antar karyawan dan pimpinan.
8 Memiliki integritas yang tinggi.
9 Berpedoman pada asas-asas tata kelola korporasi yang baik.
10 Kinerja keuangan yang baik.
11 Kualitas produk yang lebih baik dari pada produk substitusi.
11. 12 Pemasaran perusahaan cukup optimal.
Ø Weakness (Kelemahan)
No. Weakness (Kelemahan)
1 Ketergantungan pasokan pada satu pemasok.
2 Pada saat perusahaan mulai berkembang, mengalami kekurangan modal kerja.
3 Hasil produksi mengakibatkan limbah yang sangat merugikan bagi masyarakat sekitar.
4 Masih minimnya alat-alat produksi sehingga hasil bahan mentah masih harus diolah di
luar negeri.
5 Masih banyak SDM yang belum terampil sehinga harus dilatih agar bias mengolah sendiri
6 Jaringan distribusi nasional yang kurang optimal.
7 Manajemen pengelolaan lapangan yang dimiliki pertamina masih lemah.
8 Keterbatasan sumber daya bahan baku.
Ø Opportunity (Peluang)
No. Opportunity (Peluang)
1 Pertumbuhan ekonomi Indonesia.
2 Pertumbuhan kendaraan bermotor.
3 Pertumbuhan industri Indonesia.
4 Besarnya pasar untuk produk minyak pada dunia internasional.
5 Potensi penghapusan subsidi BBM bagi industri.
6 Undang-undang pemerintah yang melindungi.
7 Tingginya loyalitas dan kepercayaan masyarakat.
8 Masih tingginya tingkat ketergantungan masyarakat pada produk pertamina.
9 Untuk kedepannya, perusahaan kompetitor tidak diberi subsidi oleh pemerintah sehingga
harga produh lebih mahal.
10 Munculnya varian bahan bakar.
12. 11 Adanya modernisasi kilang minyak oleh pemerintah.
Ø Threat (Ancaman)
No. Threat (Ancaman)
1 Kenaikan harga minyak mentah dunia.
2 Munculnya bubble pada ekonomi Indonesia.
3 Adanya persaingan tidak sehat pada dunia industri.
4 Naiknya inflasi di Indonesia.
5 Potensi politik yang tidak stabil di negara penghasil minyak.
6 Munculnya peraturan pembatasan penggunaan BBM.
7 Penurunan cadangan minyak mentah Indonesia.
8 Adanya pihak luar yang campur tangan dalam lifting minyak.
9 Adanya perusahaan minyak asing.
10 Munculnya bahan bakar alternatif.
11 Perusahaan asing memiliki teknologi yang lebih canggih.
Berdasarkan pemetaan dan analisa SWOT, maka strategi korporasi PT PHE
adalah “Pertumbuhan yang Fokus pada Bisnis Migas di Dalam Negeri dan Selektif di Luar
Negeri”.
2. Strategi Bisnis
Strategi bisnis adalah garis besar cara PT PHE agar setiap wilayah kerja migas yang dikelola
dapat memenangkan persaingan (profitable), maka strategi bisnis PT PHE adalah sebagai berikut
:
a. Meningkatkan keuntungan perusahaan melalui :
13. · Penambahan produksi melalui optimalisasi asset eksisting, pengembangan lapangan,
kegiatan EOR dan kegiatan eksplorasi.
· Optimalisasi biaya dengan melakukan evaluasi struktur biaya setiap asset dan mengurangi
biaya produksi.
· Pertumbuhan cadangan melalui kegiatan eksplorasi.
b. Menerapkan HSSE excellence :
- Hasil tertinggi kinerja HSE tercapai melalui pendekatan yang terstruktur.
- Patuh kepada peraturan yang berlaku.
- HSE sebagai bagian dari budaya operasi.
- Pengakuan oleh pihak eksternal.
c. Membangun SDM yang capable and competitive.
Selain tiga hal di atas, saat ini PT. Pertamina Hulu Energi juga melakukan strategi bisnis sebagai
berikut :
ü Memfokuskan pada usaha inti di bidang minyak gas dan bahan bakar nabati.
ü Meletakkan dasar komersial sebagai pertimbangan terpenting dalam semua keputusan
bisnisnya.
ü Menerapkan prinsip-prinsip tata kelola korporasi setara dengan perusahaan public.
ü Mempekerjaan SDM terbaik di bidangnya baik dari dalam maupun dari luar negeri.
ü Membangun lingkungan bisnis yang sehat bersama mitra bisnis yang profesional terpercaya
dan berintegritas.
14. ü Melakukan investasi untuk menopang pertumbuhan dengan kemampuan sendiri maupun
bekerjasama dengan mitra bisnis yang terpercaya.
ü Membangun kemampuan teknologi riset dan pengembangan bersama dengan perguruan tinggi
dan lembaga ilmu pengetahuan lainnya.
Di bisnis hulu, strategi “Aggressive Upstream” diarahkan untuk menjamin keberadaan sumber
energi demi kelangsungan bisnis perseroan maupun demi kepentingan nasional, melalui
peningkatan produksi dan cadangan migas secara organic maupun an-organik.
3. Strategi Fungsional
Pelaksanaan strategi fungsional PT. Pertamina Hulu Energi antara lain yaitu :
Ø Strategi Penguasaan Block dengan Anak Perusahaan
Pengalaman pertamina di sektor hulu memang lebih dikenal sebagai penggarap ladang-ladang
migas di daratan alias onshore. Maka dengan cerdas, pertamina melakukan terobosan masuk ke
offshore, baik shallow maupun deep water. Pertamina menggandeng perusahaan yang sudah
kampiun di bidang ini seperti StatOil, Petrobras, dan Shell untuk beberapa lading offshore
Indonesia.
Ø Strategi Beasiswa Berkelanjutan
Dengan program beasiswa berkelanjutan dari pertamina bagi masyarakat Indonesia (pelajar dan
mahasiswa) akan mendorong perusahaan dipercaya oleh masyarakat, dengan adanya masyarakat
yang merasakan manfaat adanya program ini maka secara tidak langsung masyarakatpun akan
selalu berharap perusahaan tetap bertahan dan terus ada. Pertamina memberikan beasiswa kepada
lebih dari 2200 siswa kurang mampu dari tingkat SD sampai dengan SLTA dan lebih dari 100
mahasiswa Perguruan Tinggi. Selain pendidikan formal, pertamina juga memberikan bantuan
pendidikan ketrampilan kepada lebih dari 2000 orang anak-anak putus sekolah dan turut
mendukung program Education for All (EFA) untuk pendidikan kepada tuan netra.
15. Ø Program Strategi PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan)
Sesuai SK Menteri Keuangan RI No. 316/KMK.016/1994 tanggal 27 Juni 1994, BUMN
termasuk pertamina diwajibkan melakukan pembinaan terhadap usaha kecil dan koperasi dalam
rangka mendukung pemerintah.
Ø Pengembangan SDM
Pengembangan SDM difokuskan kepada penciptaan pekerja yang profesional, berkomitmen,
berdedikasi dan berorientasi bisnis dengan lebih meningkatkan kapabilitas, capacity building.
SDM-nya dididik dan di-training sehingga mereka memberikan nilai tambah yang maksimal
untuk pemegang saham dan perusahaan.
Ø Melaksanakan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan (Good Corporate Governance/ GCG)
dan mengembangkan budaya perusahaan.