Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang KTSP yang terdiri atas dua dokumen dan empat bab yang membahas tentang tujuan, struktur, dan muatan kurikulum KTSP.
2. Bab satu membahas tentang latar belakang, tujuan, dan prinsip pengembangan KTSP. Bab dua membahas tentang tujuan pendidikan. Bab tiga membahas tentang struktur dan muatan kurikulum KTSP.
1. BAB II
DOKUMEN SATU DAN DOKUMEN DUA
KTSP terdiri atas dua dokumen. Dokumen pertama, memuat tentang acuan
pengembangan KTSP memuat latar belakang, tujuan dan prinsip pengembangan,
struktur dan muatan kurikulum, tujuan pendidikan,kalender pendidikan. Dokumen
dua, memuat tentang silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran
Sebagaimana telah disebutkan, dokumen satu terdiri atas 4 bab, yakni
pendahuluan, tujuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum, serta kalender
pendidikan.
BAB 1 Pendahuluan
Pada bab pendahuluan diuraikan mengenai latar belakang, tujuan, dan prinsip
pengembangan KTSP.
1. Latar belakang
Pada latar belakang dikemukakan alasan-alasan perlunya disusun KTSP untuk
sekolah yang meliputi dua alasan, yakni alasan rasional dan dasar hukum penyusunan
KTSP. Alasan rasional berisi untuk menjawab pertanyaan berkaitan dengan mengapa
KTSP perlu disusun, dipandang dari sudut visi dan misi sekolah, kekhasan sekolah yang
bersangkutan serta harapan-harapan dalam pengimplementasian KTSP.
Adapun alasan yang berhubungan dengan dasar hukum adalah berbagai
ketentuan yang tercantum dalam perundang-undangan seperti Undang-Undang No 20
tahun 2003, Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005 dan lain sebagainya.
2. Tujuan pengembangan dan fungsi KTSP
Tujuan pengembangan KTSP dirumuskan adalah untuk menjawab tentang apa
kegunaan dan fungsi KTSP untuk setiap orang yang terlibat dalam proses
pendidikan, khususnya untuk guru.
2. 3. Prinsip-prinsip pengembangan KTSP
Prinsip-prinsip pengembangan KTSP disusun dengan mengacu pada peraturan
perundangan dan kebijakan yang telah menjadi pedoman yang berlaku, khususnya
PP Nomor 19 Tahun 2005. yaitu :
a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, serta kepentingan peserta
didik dan lingkungannya.
b. Beragam dan terpadu.
c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan.
e. Menyeluruh dan bersinambungan.
f. Belajar sepanjang hayat.
g. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
BAB II Tujuan pendidikan
1. Tujuan pendidikan
Tujuan pendidikan dirumuskan dengan selalu mengacu pada Undang-
undang no. 20 tahun 2003, pasal 3, yaitu Tujuan Pendidikan Nasional untuk
berkembangnya potensi peserta didik, agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggung
jawab.
Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah umum
bertujuan untuk meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahlak
mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih
lanjut.
Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah kejuruan
bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahlak
mulia, serta ketrempilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih
lanjut sesuai dengan kejuruannya.
Standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan tinggi bertujuan
untuk mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang berahlak
3. mulia, memiliki pengetahuan, keterampilan, kemandirian, dan sikap untuk
menemukan, mengembangkan, serta menerapkan ilmu, teknologi dan seni, yang
bermanfaat bagi kemanusiaan.
2. Visi dan misi sekolah
Visi adalah sasaran akhir yang terukur dan realistis sesuai dengan potensi
sekolah yang bersangkutan. Visi merupakan sasaran yang dirumuskan oleh
berbagai komponen sekolah yang dapat dijangkau, sehingga kurikulum yang
dikembangkan adalah untuk mencapai sasaran yang telah dirumuskan. Visi
menjawab "apa yang ingin dicapai oleh sekolah"
Adapun misi sekolah adalah berkenaan sebagi jawaban atas pertanyaan
"upaya apa yang dapat dilakukan untuk mencapai visi sekolah". Misi harus
dapat menggambarkan kondisi dan suasana yang dibangun dalam mencapai
suatu visi.
Contoh Visi :
a. Mendidik siswa yang dapat berperilaku sesuai dengan nilai-nilai agama
b. Mendidik siswa yang mempunyai kemampuan akademik yang tinggi untuk
dapat bersaing dan dapat mengikuti jenjang pendidikan yang lebih tinggi
c. Mendidik siswa yang memiliki keterampilan sesuai dengan minat dan
bakatnya sebagai bekal untuk hidup dalam masyarakat.
Contoh Misi sekolah
a. Menciptakan dan menumbuhkan kedisiplinan dalam belajar dengan penuh
tanggung jawab.
b. Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
c. Dan sebagainya
BAB III Struktur dan muatan kurikulum
A. Mata pelajaran
a. Kelompok mata pelajaran
Mengacu pada PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang SNP, kurikulum untuk pendidikan
umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
mencakup
4. 1. Kelompok mata pelajaran agama dan ahlak mulia
2. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
3. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
4. Kelompok mata pelajaran estetika dan
5. Kelompok mata pelajara jasmani, olah raga, dan kesehatan
b. Struktur kurikulum
Struktur Kuirkulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus
ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.Kedalaman muatan
kurikulum dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai
dengan beban belajar yang tercantum dalam struktur kurikulum.Kompetensi tersebut
mencakup standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan
berdasarkan standar kompetensi lulusan. Muatan lokal dan kegiatan pengembangan
diri merupakan bagian integral dari struktur kurikulum pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah. Struktur Kurikulum meliputi :
a. Struktur kurikulum SD/MI
Struktur kurikulum SD/MI meliputi substansi pembelajaranyang ditempuh
dalam satu jenjang pendidikan selama enam tahun mulai Kelas I sampai dengan
Kelas VI
b. Struktur kurikulum SMP/MTS
5. Struktur kurikulum SMP/MTs meliputi substansi pembelajaran yangditempuh
dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun mulaiKelas VII sampai dengan
KelasIX
c. Struktur kurikulum SMA/MA
Kelas X
8. Kelas XI dan XII Jurusan Bahasa
Kelas XI dan XII MA Jurusan Keagamaan
9. d. Struktur kurikulum Pedidikan Kejuruan
Pendidikan kejuruan bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan,kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan peserta didik untuk
hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan program
kejuruannya. Agar dapat bekerja secara efektif dan efisien serta
mengembangkan keahlian dan keterampilan, mereka harus memiliki stamina
yang tinggi, menguasai bidang keahliannya dan dasar-dasar ilmu pengetahuan
dan teknologi, memiliki etos kerja yang tinggi, dan mampu berkomunikasi
sesuai dengan tuntutan pekerjaannya, serta memiliki kemampuan
mengembangkan diri. Struktur kurikulum pendidikan kejuruan dalam hal ini
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK)
diarahkan untuk mencapai tujuan tersebut. Kurikulum SMK/MAK berisi mata
pelajaran wajib, mata pelajaran Kejuruan, Muatan Lokal, dan Pengembangan
Diri seperti tertera pada Tabel 8.
Mata pelajaran wajib terdiri atas Pendidikan Agama, Pendidikan
Kewarganegaraan, Bahasa, Matematika, IPA, IPS, Seni dan Budaya, Pendidikan
Jasmani dan Olahraga, dan Keterampilan/Kejuruan. Mata pelajaran ini bertujuan
untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya dalam spektrum manusia kerja.
Mata pelajaran Kejuruan terdiri atas beberapa mata pelajaran yang bertujuan
untuk menunjang pembentukan kompetensi kejuruan dan pengembangan
kemampuan menyesuaikan diri dalam bidang keahliannya.
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan
kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas, potensi daerah, dan prospek
pengembangan daerah termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat
dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal
ditentukan oleh satuan pendidikan sesuai dengan program keahlian yang
diselenggarakan.
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh
oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada
10. peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan
kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah.
Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru,
atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan
ekstrakurikuler.
Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan
konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial,
belajar, dan pembentukan karier peserta didik. Pengembangan diri bagi peserta
didik SMK/MAK terutama ditujukan untuk pengembangan kreativitas dan
bimbingan karier.
Struktur kurikulum SMK/MAK meliputi substansi pembelajaran yang
ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun atau dapat
diperpanjang hingga empat tahun mulai kelas X sampai dengan kelas XII atau
kelas XIII. Struktur kurikulum SMK/MAK disusun berdasarkan standar
kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran.
Keterangan notasi
11. 1. Durasi waktu adalah jumlah jam minimal yang digunakan oleh setiap program
keahlian. Program keahlian yang memerlukan waktu lebih jam tambahannya
diintegrasikan ke dalam mata pelajaran yang sama, di luar jumlah jam yang
dicantumkan.
2. Terdiri dari berbagai mata pelajaran yang ditentukan sesuai dengan kebutuhan
setiap program keahlian.
3. Jumlah jam Kompetensi Kejuruan pada dasarnya sesuai dengan kebutuhan
standard kompetensi kerja yang berlaku di dunia kerja tetapi tidak boleh kurang
dari 1044 jam.
4. Ekuivalen 2 jam pembelajaran.
B. Muatan local
Dalam hal muatan lokal terdapat beberapa ketentuan yang harus dipenuhi antara lain
1. Muatan Lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi
yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan
daerah,
2. materi muatan lokal tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang
ada.
3. Substansi mata pelajaran muatan lokal dapat ditentukan oleh satuan
pendidikan,tidak terbatas pada mata pelajaran keterampilan.
4. Bentuk penilaian muatan lokal bersifat kuantitatif (angka)
5. Setiap sekolah dapat melaksanakan lebih dari satu jenis setiap semester sesuai
dengan minat siswa dan karakterstik sekolah.
6. setiap siswa dapat mengikuti lebih dari satu kegiatan muatan lokal
7. pembelajaran muatan lokal dapat dilaksanakan oleh guru mata pelajaran, atau
tenaga ahli dari luar sekolah yang memiliki kemampuan relevan dengan
substansi mulok.
8. setiap guru muatan lokal harus mengembangkan silabus dan rencana
pembelajaran.
C. Kegiatan pengembangan diri
12. Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh
guru. Pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran
sebagai bagian integral dari kurikulum sekolah/madrasah.
Kegiatan pengembangan diri merupakan upaya pembentukan watak dan
kepribadian peserta didik yang dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling
berkenaan dengan masalah pribadi dan kehidupan sosial, kegiatan belajar, dan
pengembangan karir, serta kegiatan ekstra kurikuler.Kegiatan pengembangan diri
dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah
diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pembentukan karier peserta didik.
Untuk satuan pendidikan kejuruan, kegiatan pengembangan diri, khususnya
pelayanan konseling ditujukan guna pengembangan kreativitas dan karir. Untuk
satuan pendidikan khusus, pelayanan konseling menekankan peningkatan kecakapan
hidup sesuai dengan kebutuhan khusus peserta didik.
D. Pengaturan beban belajar
1. Beban belajar dalam sistem paket digunakan oleh tingkat satuan pendidikan
SD/MI/SDLB,SMP/MTs/SMPLB baik kategori standar maupun mandiri,
SMA/MA/SMALB /SMK/MAKkategori standar.Beban belajar dalam sistem
kredit semester (SKS) dapat digunakan olehSMP/MTs/SMPLB kategori
mandiri, dan oleh SMA/MA/SMALB/SMK/MAK kategori standar.Beban
belajar dalam sistem kredit semester (SKS) digunakan
olehSMA/MA/SMALB/SMK/MAK kategori mandiri.
2. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket
dialokasikansebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Pengaturan alokasi
waktu untuk setiapmata pelajaran yang terdapat pada semester ganjil dan genap
dalam satu tahun ajarandapat dilakukan secara fleksibel dengan jumlah beban
belajar yang tetap. Satuanpendidikan dimungkinkan menambah maksimum
empat jam pembelajaran per minggusecara keseluruhan. Pemanfaatan jam
pembelajaran tambahan mempertimbangkankebutuhan peserta didik dalam
mencapai kompetensi, di samping dimanfaatkan untukmata pelajaran lain yang
dianggap penting dan tidak terdapat di dalam struktur kurikulumyang tercantum
di dalam Standar Isi.
13. 3. Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur dalam sistem paket untuk SD/MI/SDLB - 40%,
SMP/MTs/SMPLB 0% - 50% dan SMA/MA/SMALB/SMK/MAK 0% - 60%
dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan
alokasi waktu tersebut mempertimbangkan potensi dankebutuhan peserta didik
dalam mencapai kompetensi.
4. Alokasi waktu untuk praktik, dua jam kegiatan praktik di sekolah setara dengan
satu jamtatap muka. Empat jam praktik di luar sekolah setara dengan satu jam
tatap muka.
5. Alokasi waktu untuk tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri
tidakterstruktur untuk SMP/MTs dan SMA/MA/SMK/MAK yang menggunakan
sistem SKSmengikuti aturan sebagai berikut.
o Satu SKS pada SMP/MTs terdiri atas: 40 menit tatap muka, 20 menit
kegiatanterstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.
o (2)Satu SKS pada SMA/MA/SMK/MAK terdiri atas: 45 menit tatap muka,
25 menitkegiatan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur
E. Ketuntasan belajar
Ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu
kompetensi dasar berkisar antara 0-100%. Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-
masing indikator 75%. Satuanpendidikan harus menentukan kriteria ketuntasan
minimal dengan mempertimbangkan tingkatkemampuan rata-rata peserta didik serta
kemampuan sumber daya pendukung dalampenyelenggaraan pembelajaran. Satuan
pendidikan diharapkan meningkatkan kriteriaketuntasan belajar secara terus
menerus untuk mencapai kriteria ketuntasan idea
F. Kenaikan kelas dan kelulusan
G. Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun ajaran. Kriteria kenaikan kelas
diatur oleh masing-masing direktorat teknis terkait.Sesuai dengan ketentuan PP
19/2005 Pasal 72 Ayat (1), peserta didik dinyatakan lulus darisatuan pendidikan
14. pada pendidikan dasar dan menengah setelah:a. menyelesaikan seluruh program
pembelajaran;b. memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh
mata pelajaran kelompokmata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok
kewarganegaraan dan kepribadian,kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok
mata pelajaran jasmani, olahraga, dankesehatan;c. lulus ujian sekolah/madrasah
untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan danteknologi; dand. lulus Ujian
Nasional
H. Penjurusan
Penjurusan dilakukan pada kelas XI dan XII di SMA/MA. Adapun kriteria
penjurusan diatur oleh direktorat teknis terkait Pendidikan kecakapan hidup
1. Kurikulum untuk SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/ SMALB,
SMK/MAK dapatmemasukkan pendidikan kecakapan hidup, yang mencakup
kecakapan pribadi, kecakapansosial, kecakapan akademik dan/atau kecakapan
vokasional.
2. Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian integral dari pendidikan
semua matapelajaran dan/atau berupa paket/modul yang direncanakan secara
khusus.
3. Pendidikan kecakapan hidup dapat diperoleh peserta didik dari satuan
pendidikan yangbersangkutan dan/atau dari satuan pendidikan formal lain
dan/atau nonformal
BAB IVKalender pendidikan
a. Jumlah minggu dan hari efektif
Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam menentukan alokasi waktu
pembelajaran dijelaskan dibawah ini ;
1. Tentukan pada bulan apa kegiatan belajar dimulai dan bulan apa berkhir
pada semester pertama dan kedua
2. Tentukan jumlah minggu efektif pada setiap bulan setelah diambil
mingggu-minggu ujian dan hari libur
3. Tentukan hari belajar efektif dalam setiap minggu. Misalnya bagi
sekolah yang menentukan belajar dimulai dari hari senin sampai jumat
15. berarti hari efektif adalah 5 hari kerja, sedangkan sekolah yang
menentukan hari belajar dari senin sampai sabtu, berarti jumlah hari
efektif kerja adalah 5 hari.
b. Perencanaan program tahunan
Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk dapat mngembangkan
program tahunan adalah:
1. Lihat berapa jam alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran dalam
seminggu dalam struktur kurikulum seperti yang telah ditetapkan
pemerintah.
2. Analisis beberapa minggu efektif dalam setiap semester seperti yang
telah kita tetapkan dalam gambaran alokasi waktu efektif.
c. Rencana program semester
Cara pengisian format diatas adalah sebagai berikut ;
1. Tentukan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) yang
ingin dicapai. Dalam hal ini guru tidak perlu merumuskan SK dan KD,
sebab semuanya sudah ditentukan dalam standar isi (SI), yakni pada
kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang sudah kita kenal,
kecuali kalau kita memang diharuskan merumuskan SK dan KD sendiri,
misalnya dalam merumuskan kurikulum muatan lokal (MULOK)
2. Lihat program tahunan yang telah kita susun untuk menentukan alokasi
waktu atau jumlah jam pelajaran dalam setiap SK dan KD itu.
3. Tentukan pada bulan dan minggu keberapa proses pembelajaran KD itu
untuk dilaksanakan.
Dokumen dua berisi tentang silabus mata pelajaran berisi tentang silabus dan
RPP. Silabus adalah rancangan program pembelajaran satu atau kelompok mata
pelajaran yang berisi tentan standar kompetensi. Manfaatnya sebagai pedoman dalam
menyusun pelaksaan pembelajaran. Prinsip- prinsipnya yaitu:
a. ilmiah
16. b. memadai
c. releva
d. aktual dan konstektual
e. sistematis
f. fleksibel
g. konsisten
h. menyeluruh
RPP adalah program perencanaan yang disusun sebagai pedoman
pelaksanaan pembelajaran untuk setiap kegiatan proses pembelajaran. Komponen-
komponen RPP yaitu:
a. tujuan pembelajaran
b. materi atau isi
c. strategi dan metode pembelajaran
d. media dan sumber belajar
e. evaluasi
Perbedaan Kurikulum KTSP dengan Kurikulum 2013
Dalam kurikulum KTSP masih terdapat dokumen 1 dan dokumen 2. Sedangkan
pada kurikulum 2013 dokumen tersebut tidak ada terdapat dalam kurikulum tersebut.
17. BAB III
PENUTUP
KTSP terdiri atas dua dokumen. Dokumen pertama, memuat tentang acuan
pengembangan KTSP memuat latar belakang, tujuan dan prinsip pengembangan,
struktur dan muatan kurikulum, tujuan pendidikan,kalender pendidikan. Dokumen
dua, memuat tentang silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran.
Dokumen dua berisi tentang silabus mata pelajaran berisi tentang silabus dan
RPP. Silabus adalah rancangan program pembelajaran satu atau kelompok mata
pelajaran yang berisi tentan standar kompetensi. Manfaatnya sebagai pedoman dalam
menyusun pelaksaan pembelajaran.
Dokumen 1 dan 2 hanya terdapat pada kurikulum KTSP.