SlideShare a Scribd company logo
1 of 53
Download to read offline
Nihayatu Thoyyibah
SISTEM EKSKRESI
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa atas terselesaikannya buku ini. Buku ini memuat mata
pelajaran Biologi mengenai Sistem Ekskresi.
Buku ini disajikan secara sistematis dan disertai dengan
gambar-gambar yang relevan, sehingga mempermudah siswa
untuk mempelajarinya. Diakhir bab disajikan pelatihan soal-
soal yang bertujuan untuk menguji pemahaman siswa terhadap
materi yang telah diberikan.
Akhir kata tiada gading yang tak retak, demikian pula
dengan buku ini, masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, saran dan kritik yang membangun tetap penulis nantikan
demi kesempurnaan buku ini.
Jakarta , November 2014
Penulis
3
DAFTAR ISI
Kata pengantar
Bab I Sistem Ekskresi ...................................................... 4
A. Pendahuluan........................................................ 4
B. Limbah hasil metabolisme.................................. 6
1. Amonia........................................................ 6
2. Urea............................................................. 7
3. Asam urat.................................................... 8
C. Sistem ekskresi manusia.................................... 9
1. Ginjal............................................................ 9
2. Paru-paru...................................................... 25
3. Hati............................................................... 26
4. Kulit............................................................. 29
D. Sistem ekskresi hewan........................................ 33
1. Ekskresi pada Invertebrata............................ 33
2. Ekskresi pada Vertebrata.............................. 37
Soal latihan................................................................. 45
Daftar pustaka 53
4
PETA KONSEP
Untuk mengeluarkan
Pada
Menggunakan dari kelompok
Terjadinya berupa berupa berupa misalnya pada
dipengaruhi oleh melalui proses
SISTEM EKSKRESI
Limbah hasil
metabolisme
Manusia Hewan
Ginjal Paru-paru Hati Kulit Invertebrata Vertebrata
Pembentukan urin CO2 dan H2O Empedu Keringat
1. Protozoa
2. Coelenterata
& porifera
3. Cacing pipih
4. Annelida
5. insecta
1. Ikan
2. Amfibi
3. Reptilia
4. Aves
1. Zat-zat diuretik
2. Suhu
3. Volume
4. Larutan
5. emosi
Filtrasi
Reabsorpsi
Augmentasi
5
Mungkin ada diantara kalian yang memiliki anggota
keluarga atau kerabat yang menderita gagal ginjal. Pernahkah
kalian bertanya dalam hati mengapa perlu dilakukan cangkok
ginjal? Bagaimana seseorang dapat menderita gagal ginjal
kronis? Mengapa perlu dilakukan cuci darah? Dan siapakah
yang dapat menjadi donor ginjal? Untuk mengetahui jawaban
dari pertanyaan tersebut, kalian perlu memahami fungsi ginjal
bagi tubuh.
Ginjal yang tidak berfungsi dengan baik menyebabkan
proses ekskresi terganggu karena ginjal merupakan salah satu
organ ekskresi. Ekskresi adalah proses pembebasan sisa-sisa
metabolisme dari tubuh. Kelebihan air, gas, garam-garam dan
material organik diekskresikan keluar, tetapi substansi yang
esensial untuk fungsi tubuh disimpan. Zat yang dikeluarkan
biasanya dalam bentuk terlarut dan diekskresikan melalui suatu
proses filtrasi selektif.
Osmoregulasi berhubungan erat dengan sistem
ekskresi. Pengaturan osmosis dalam tubuh manusia terjadi
melalui banyak sedikitnya air yang dibuang melalui keringat
A. PENDAHULUAN
6
dan urin. Kehilangan air karena penguapan diatasi dengan
reabsorpsi air.
Beberapa zat sisa metabolisme yang bersifat racun
(toksik) bagi tubuh antara lain adalah limbah yang
mengandung nitrogen.
Nitrogen ini dihasilkan ketika makanan diubah menjadi
karbohidarat dan lemak. Sebagian lagi dihasilkan ketika
makanan dirombak menjadi energi. Produk nitrogen itu adalah
amonia yang bersifat sangat toksik. Beberapa hewan mengubah
amonia menjadi urea atau asam urat yang kurang toksik
terlebih dahulu sebelum dikeluarkan dari tubuh.
1. Amonia
Amonia ialah hasil deaminasi yang terjadi terutama di
dalam tubuh, dan bersifat sangat beracun. Jika amonia
tertimbun dalam tubh akan berakibat fatal. Oleh karena itu,
amonia di dalam tubuh harus segera diubah dengan cara
memakainya dengan aminasi asam keto, aminasi asam
glutamat, serta pembentukan urea.
B. LIMBAH HASIL METABOLISME
7
Pada mamalia, amonia terutama berasal dari deminasi
glutamin pada ginjal. Pembentukan amonia pada tubulus
ginjal sangat penting untuk keseimbangan asam basa.
2. Urea
Urea berasal dari bahan organik tertentu seperti asam
amino dan purin. Pembentukan urea terjadi di hati. Sistem
sirkulasi kemudian akan membawa urea ke organ ekskresi,
yaitu ginjal. Urea sangat mudah larut dalam air dan sifat
racunnya 100.000 kali lebih kecil daripada amonia.
Pembentukan urea berasal dari ornitin, sitrulin, dan arginin
yang disebut daur ornitin. Perhatikan daur ornitin pada
Gambar 1.1
Daur Ortinin
Langkah pembentukan urea:
a. Sitrulin dibentuk dengan penambahan CO2 dan amonia
pada ornitin. CO2 dan amonia berasal dari
8
karbamilfosfat. Karbamilfosfat berasal dari CO2 dan
amonia, dan membutuhkan energi dari ATP.
b. Dari sitrulin akan terbentuk arginin dalam dua langkah
intermediet. Langkah pertama, sitrulin dan aspartat
membentuk arginosuksinat yang memerlukan ATP dan
ion Mg. Pada tahap kedua terbentuk arginin dari
arginosuksinat.
3. Asam Urat
Asam urat pada manusia berasal dari pemecahan
asam nukleat. Asam urat tidak diperlukan oleh tubuh.
Asam urat bersifat tidak dapat larut. Pada beberapa
orang, konsentrasi asam urat cukup tinggi sehingga
asam urat mengendap. Kristal asam urat berbentuk
seperti jarum. Jika kristal asam urat terhimpun di
persendian, akan timbul rasa nyeri. Penyakit asam uat
dikenal sebagai “gout” batu ginjal.
9
Alat-alat tubuh yang berfungsi dalam proses
ekskresi termasuk dalam sistem ekskresi. Sisa
metabolisme karbohidrat dan lemak menghasilkan CO2
dan H2O, sisa metabolisme protein berupa amino, NH3,
urea dan asam urat. Contoh alat tubuh manusia yang
dapat mengekskresikan sisa metabolisme adalah paru-
paru, hati, kulit dan ginjal.
1. Ginjal
Alat tubuh yang mempunyai fungsi spesifik untuk
ekskresi sisa metabolisme yang mengandung nitrogen
ialah ginjal.
a. Struktur Ginjal Manusia
Ginjal atau ren berbentuk seperti biji buah kacag
merah (kara/ercis). Ginjal terlatak dikanan dan kiri
tulang pinggang yaitu didalam rongga perut pada
dinding tubuh dorsal. Ginjal berjumlah dua buah dan
berwarna merah keunguan. Ginjal sebelah kiri terletak
agak lebih tinggi daripada ginjal sebelah kanan. Lihat
Gambar 1.2
C. SISTEM EKSKRESI MANUSIA
10
Lapisan ginjal bagian luar disebut kulit ginjal atau
korteks, sedangkan lapisan dalam disebut sumsum
ginjal atau medula. Lapisan paling dalam berupa rongga
ginjal yang disebut pelvis renalis.
Satuan struktural dan fungsional ginjal yang
terkecil disebut nefron. Tiap nefron terdiri atas badan
Malpighi yang tersusun dari kapsul Bowman,
glomerulus yang terdapat dibagian korteks, serta
tubulus-tubulus. Tubulus-tubulus tersebut adalah
tubulus kontortus proksimal, tubulus kortortus distal,
tubulus pengumpul, dan lengkung henle yang terdapat
kurang lebih 1 juta nefron.
Kapsul Bowman berdinding rangkap dengan
glomerulus di dalam cekungan kapsulnya. Glomerulus
11
merupakan untaian pembuluh kapiler darah yang
dindingnya bertaut menjadi satu dengan dinding kapsul
Bowmen sehingga zat-zat yang terlarut dalam darah
merembes ke dalam ruang kapsul Bowmen yang
berdinding rangkap. Pembuluh darah arteri yang
bercabang-cabang menjadi sejumlah arteriola yang
disebut arteriola aferen. Arteriola aferen bercabang-
cabang menjadi kapiler glomerulus. Kapiler
glomerulus bersatu kembali menjadi arteriola aferen da
membelit mengelilingi tubulus proksimal, lengkung
Henle, dan tubulus distal dari suatu nefron. Kapiler
glomerulus kemuadian bermuara ke dalam venula, serta
bergabung menjadi vena renalis menuju vena kava
interior.
Lenkung Henle ialah bagian saluaran ginjal
(tubulus) yang melengkung pada daerah medula yang
berhubungan dengan tubulus proksimal maupun tubulus
distal di daerah korteks. Bagian lengkung Henle ada 2,
yaitu lengkung Henle asendens (menanjak) dan
lengkung Henle desendens (menurun). Pada orang
dewasa, panjang seluruh tubulus ± 7,5-15 km. Lihat
Gambar 1.3
12
Ginjal dilindungi oleh lemak. Ginjal memiliki arteri
renal (arteri ginjal) yang menyuplai darah. Tiap atreri
renal memiliki jaringan pembululuh (kapiler) di bagian
korteks. Sebagai akibatnya, korteks tampak lebih gelap
daripada medula.
Ginjal mengendalikan potensial air pada darah
yang melewatinya. Substansi yang menyebabkan
ketidakseimbangan potensial air pada darah akan
dipisahkan dari darah dan diekskresikan dalam bentuk
urin. Misalnya sisa nitrogen hasil pemecahan asam
amino dan asam nukleat.
13
b. Proses Pembentukan Urin
Proses pembentukan urin dalam ginjal dapat dibagi
menjadi tiga tahap, yaitu filtrasi (penyaringan),
reabsorpsi (penyerapan kembali), dan augmentasi
(pengeluaran zat).
1) Filtrasi (penyaringan)
Filtrasi terjadi pada kapsul Bowmen dan
glomerulus. Untuk memahami bagaimana cara
darah disaring, perhatikan struktur glomerulus pada
Gambar 1.3 Dinding terluar kapsul Bowmen
tersusun dari satu lapis sel epitelium pipih. Antara
dinding luar dengan dinding dalam terdapat ruang
kapsul yang berhubungan dengan lumen tubulus
kontortus proksimal. Dinding dalam kapsul
Browman tersusun dari sel-sel khusus yang disebut
podosit.
1) Proses Filtrasi
Ketika darah masuk ke glomerulus, tekanan
darah menjadi tinggi sehingga mendorong air dan
komponen-komponen yang tidak dapat larut
melewati pori-pori endotelium kapiler, glomerulus,
kemudian menuju membran dasar, dan melewati
14
lempeng filtrasi, lalu masuk ke dalam ruang kapsul
Bowman.
Hasil filtrasi dari glomerulus dan kapsul
Bowman disebut filtrat glomerulus atau urin
primer. Komposisi urin primer dapat dilihat di
Tabel 1.1 berikut
Tabel 1.1 Komposisi Utam Urin Primer
Molekul Kadar per gram
Air 900
Protein 0
Glukosa 1
Asam amino 0,5
Urea 0,3
Ion anorganik 7,2
2) Reabsorpsi (penyerapan kembali)
Penyarapan terjadi di tubulus kontortus
proksimal, lengkung Henle, dan sebagian tubulus
kontortus distal. Reabsorpsi dilakukan oleh sel-sel
epitelium diseluruh tubulus ginjal. Banyaknya zat
yang di reabsorpsi tergantung kebutuhan tubuh saat
itu. Zat-zat yang direabsorpsi antara lain adalah air,
15
glukosa, asam amino, ion-ion Na+
, K+
, Ca2+
, Cl-
,
HCO3
-
, HbO4
2-
dan sebagian urea.
Reabsorpsi terjadi secara transpor aktif dan
transpor pasif. Glukosa dan asam amino
direabsorpsi secara transpor aktif di tubulus
proksimal. Reabsorpsi Na+
, HCO3
-
, dan H2O terjadi
di tubulus kontotus distal.
Tahapan terjadinya reabsorpsi adalah sebagai
berikut: Urin primer masuk dari glomerulus ke
tubulus kontortus proksimal. Urin ini bersifat
hipotonis dibanding plasma darah. Kemudian
terjadi reabsorpsi glukosa dan 67% ion Na+
, selain
itu juga terjadi reabsorpsi air dan ion Cl-
secara
pasif. Bersamaan dengan itu, filtrat menuju
lengkung Henle. Filtrat ini telah berkurang
volumenya dan bersifat isotonis dibandingkan
cairan pada jaringan di sekitar tubulus kontortus
proksimal. Pada lengkung Henle tarjadi sekresi
aktif ion Cl-
ke jaringan disekitarnya. Reabsorpsi
dilanjutkan di tubulus kontortus distal. Pada
tubulus ini terjadi reabsorpsi Na+
dan air dibawah
kontrol ADH (hormon autidiuretik). Disamping
reabsorpsi, di tubulus ini juga terjadi sekresi H+
,
16
NH4
+
, urea, kreatinin, dan obat-obatan yang ada
pada urin.
Hasil reabsorpsi ini berupa urin sekunder yang
mengandung air, garam, urea dan pigmen empedu
yang berfungsi memberi warna dan bau pada urin.
3) Augmentasi (Pengumpulan)
Urin sekunder dari tubulus kontortus distal akan
turun menuju tubulus pengumpu. Pada tubulus
pengumpul ini masih terjadi penyerapan ion
Na+
, Cl-
, dan urea sehingga terbentuklah urin
sesungguhnya. Dari tubulus pengumpul, urin
dibawa ke pelvis renalis. Dari pelvis renalis,
urin mengalir melalui ureter menuju vesika
urinaria (kantong kemih) yang merupakan
tempat penyimpanan sementara urin.
Lihat Gambar 1.4
17
c. Hal-hal yang mempengaruhi produksi urin
Setiap hari, ±1500 liter darah melewati ginjal untuk
disaring, dan membentuk 150-170 liter urin primer.
Akan tetapi, hanya 1-1,5 liter urin yang kita keluarka.
Banyak sedikitnya urin seseorang yang dikeluarkan tiap
harinya dipengaruhi oleh hal-hal berikut.
1) Zat-zat diuretik
Zat-zat diuretik, misalnya kopi, teh, dan alkohol
akan menghambat reabsorpsi ion Na+
. Sebagai
akibatnya, konsentrasi ADH berkurang sehingga
18
reabsorpsi air terhambat dan volume urin meningkat.
Itulah sebabnya jika kita mengonsumsi banyak teh atau
kopi, maka kita akan sering buang air kecil.
Pengeluaran urin secara berlebihan disebut diuresis.
2) Suhu
Jika suhu internal dan eksternal naik di atas normal,
maka kecepatan respirasi meningkat. Ini menyebabkan
pembuluh kutaneus melebar sehingga cairan tubuh
berdifusi dari kapiler ke permukaan kulit. Saat volume
air dalam tubuh menurun, ADH disekresikan sehingga
reabsorpsi air meningkat. Disamping itu peningkatan
suhu merangsang pembuluh abdominal mengerut
sehingga aliran darah di glomerulus dan filtrasi turun.
Meningkatnya reabsorpsi dan berkurangnya aliran
darah di glomerulus mengurangi volume urin. Itulah
sebabnya jika cuaca panas, kita jarang buang air kecil.
Apa yang terjadi jika cuaca dingin.
3) Volume larutan
Volume larutan dalam darah berpengaruh terhadap
produksi urin. Jika kita tidak minum air seharian, maka
konsentrasi air di darah menjadi rendah. Hal ini
merangsang hipofisis mengeluarkan ADH. Hormon ini
19
meningkatkan reabsorpsi air di ginjal sehingga volume
urin turun.
4) Emosi
Emosi tertentu dapat merangsang peningkatan atau
penurunan volume urin
d. Gangguan pada ginjal
Ginjal manusia dapat mengalami gangguan dan
kelainan, antara lain karena serangan bakteri, tumor,
abnormalitas bentuk ginjal atau pembentukan batu
ginjal.
Kelainan dan gangguan fungsi ginjal antar lain
sebagai berikut.
1) Nefritis
Nefritis adalah kerusakan bagian glomerulus ginjal
akibat alergi racun kuman, biasanya disebabkan oleh
bakteri streptococcus. Nefritis menyebabkan seseorang
mengalami uremia dan oedema. Uremia adalah
masuknya kembali asam urin dan urea ke pembuluh
darah. Oedema adalah penimbunan air di kaki karena
reabsorpsi air terganggu.
20
2) Batu ginjal
Batu ginjal terbentuk karena pengandapan garam
kalsium didalam rongga ginjal, saluran ginjal, atau
kantong kemih.batu ginjal ini berbentuk kristal yang
tidak dapat larut. Kandungan batu ginjal adalah kalsium
oksalat, asam urat, dan kristal kalsium kalsium fosfat.
Endapan garam ini terbentuk jika seseorang terlalu
banyak mengonsumsi garam mineral dan terlalu sedikit
mengonsumsi air.
3) Albuminuria
Albuminuria adalah di temukannya albumin pada
urin. Adanya albumin dalam urin merupakan indikasi
adanya kerusakan pada membran kapsul endotelium.
Selain itu dapat juga disebabkan oleh iritasi sel-sel
ginjal kerana masuknya substansi seperti racun bakteri,
eter, atau logam berat
4) Glikosuria
Glikosuria adalah ditemukannya glukosa pada urin.
Adanya glukosa dalam urin menunjukkan adanya
kerusakan pada tabung ginjal.
5) Hematuria
Hematuria adalah ditemukannya sel darah merah
dalam urin. Hematuria disebabkan peradangan pada
21
organ urinaria atau iritasi akibat gesekan pada batu
ginjal.
6) Ketosis
Ketosis adalah ditemukannya senyawa keton di
dalam darah. Hal ini dapat terjadi pada orang yang
melakukan diet karbohidrat.
7) Diabetes Melitus
Diabetes melitus adalah penyakit yang muncul
karena pankreas tidak menghasilkan atau hanya
menghasilkan sedikit sekali insulin. Insulin adalah
hormon yang mampu mengubah glukosa menjadi
glikogen sehingga mengurangi kadar gula dalam darah.
Selain insulin juga membantu jaringan tubuh menyerap
glukosa sehingga dapat digunakan sebagai sumber
energi. Diabetes melitus juga dapat terjadi jika sel-sel
hati, otot, dan lemak memiliki respons rendah terhadap
insulin. Kadar glukosa di urin dan darah penderita
diabetes melitus sangat tinggi. Ini menyebabkan sering
buang air kecil, cepat haus dan lapar, serta
menimbulkan masalah pada metabolisme lemak dan
protein.
22
8)Diabetes insipidus
Diabetes insipidus adalah suatu penyakit yang
menyebabkan penderita mengeluarkan urin terlalu
benyak. Penyakit diabetes insipidus adalah kekurangan
hormon ADH. ADH ini dihasilkan oleh kelenjar
hipofisis bagian belakang. Jika kekurangan ADH,
jumlah urin dapat naik 20-30 kali lipat dari keadaan
normal.
Komposisi urin bervariasi tergantung jenis makanan
dan minuman yang dikonsumsi. Urin normal berwarna
jernih transparan. Warna kuning muda urin berasal dari
zat warna empedu (bilirubin dan biliverdin). Urin
normal pada manusia mengandung air, urea, asam urat,
amonia, kreatin, asam laktat, asam fosfat, asam sulfat,
dan klorida. Selain itu, terdapat pula garam-garam,
terutama garam dapur, zat-zat yang berlebih di dalam
darah, misalnya vitamin C, dan obat-obatan.
Dilihat dari banyaknya macam zat yang terkandung
dalam urin tersebut, ginjal merupakan alat pengeluaran
utama. Fungsi ginjal antara lain adalah sebagai berikut.
a) Membuang sisa metabolisme dari tubuh
b) Mengatur keseimbangan air dan garam di dalam
darah
23
c) Membuang zat-zat yang berbahaya bagi tubuh,
seperti obat-obatan, bakteri, dan zat warna.
d) Mengatur tekanan darah dalam arteri dengan
mengeluarkan kelebihan zat-zat asam atau basa.
Selain itu juga untuk membuang kelebihan bahan
makanan tertentu seperti gula dan vitamin.
e. Dialisis Darah
Pada tahun 1950, peneliti medis menciptakan ginjal
buatan berdasarkan proses dialisis. Proses dialisis
adalah metode untuk memisahkan molekul bardasarkan
ukurannya. Mesin ini bekerja layaknya sebuah ginjal
yang membersihkan darah melalui cara difusi
sederhana. Mesin dilengkapi dengan pipa panjang berisi
larutan yang komposisinya seperti plasma darah.
Larutan ini berada di satu sisi pipa saja yang dibatasi
oleh membran berpori.
Jika mesin dinyalakan, darah pasien yang penuh
dengan sisa metabolisme akan mengalir sepanjang pipa
yang kosong. Setelah darah memenuhi pipa, sisa
metabolisme mengalami difusi ke dalam larutan yang
tersedia dalam pipa tersebut. Setelah disirkulasikan
beberapa kali sepanjang pipa mesin dan arteri tubuh,
24
darah pasien sudah cukup bersih dari sisa metabolisme.
Selama dialisis, darah pasien diberi heparin (agen anti
penggumpalan / anti koagulan) agar darah tidak
membeku selama mengalir di dalam pipa mesin. Pada
saat darah masuk ke dalam vena, darah di beri zat
antikoagulan. Lihat Gambar 1.5
Alternatif pengobatan bagi penderita gagal ginjal
kronis ialah dengan pencangkokan ginjal baru. Secara
teknis, operasi cangkok ginjal cukup sederhana. Ginjal
yang rusak diangkat terlebih dahulu kemudian ginjal
donor ditempatkan di daam rongga perut bagian
bawah, arteri dan vena disambungkan pada arteri
masing-masing. Kemudian ureter dihubungkan dengan
kantong kemih (vesiaka urinaria). Lihat Gambar 1.6
25
Masalah utama pada pencangkokan ginjal adalah
penolakan oleh sistem imun. Sistem imun risipien akan
mengenali ginjal cangkokan itu sebagai “benda asing”
dan kemudian merusaknya. Berbagai obat yang
ditemukan cukup efektif untuk menekan mekanisme
imun tubuh tersebut. Ginjal hasil cangkokan tetap
berfungsi selama bertahun-tahun. Penolakan sistem
imun dapat diminimalisasi bila ginjal berasal dari donor
yang kembaridentik dengan resipien. Pada transplantasi
antarkembar identik, tidak diperlukan obat-obatan
imonusupresif dan ginjalnya dapat bertahan lama.
2. Paru-paru
Ekskret dari paru-paru adalah CO2 dan H2O yang
dihasilkan dari proses pernapasan. Proses pengangkutan
26
CO2 telah dibicarakan dalam proses pernapasan. Pada
prinsipnya, pengangkutan CO2 terjadi melalui tiga cara,
yaitu terlarut dalam plasma darah (7-10%), berikatan
dengan hemoglobin (20%), dan dalam bentuk ion
HCO3
-
(70%) melalui proses berantai yang disebut
pertukaran klorida.
Mekanisme pertukaran klorida adalah sebagai
berikut. Darah pada alveolus paru-paru mengikat O2
dan mengangkutnya ke sel-sel jaringan. Dalam jaringan,
darah mengikat CO2 untuk dikeluarkan bersama H2O
yang dikeluarkan dalam bentuk uap air. Reaksi kimia
tersebut secara ringkas dapat dituliskan sebagai berikut.
CO2 +H2O H2CO3 HCO3
-
+H+
Ion H+
yang bersifat racun diikat oleh hemoglobin,
sedangkan HCO3
-
keluar dari sel darah merah dan
masuk ke dalam plasma darah. Sementara iru pula,
kedudukan HCO3
-
digantikan oleh ion Cl-
(klorida) dan
plasma darah.
3. Hati
Hati (hepar)mengekskresikan kurang lebih ½ liter
empedu setiap hari. Empedu berupa cairan kehijauan
berasa pahit dengan pΗ sekitar 7-7,6; mengandung
27
kolesterol, garam mineral, garam empedu, serta pigmen
(zat warna empedu) yang disebut bilirubrin dan
biliverdin. Lihat Gambar 1.7
Empedu yang dihasilkan oleh hati disimpan dalam
kantong empedu (vesika felea) dan dikeluarkan ke usus
halus untuk membantu sistem pencernaan, misalnya:
a. Pencernaan lemak
b. Mengaktifkan lipase
c. Mengubah zat yang tak larut dalam air menjadi
zat yang dapat larut dalam air
d. Membantu daya adsorpsi lemak pada dinding
usus.
Kurang lebih 10 juta sel darah merah yang telah tua
dan rusk dirombak dalam hati oleh sel-sel khusus yang
28
disebut hiptiosit.hemoglobin sel darah merah dipecah
menjadi zat besi, globin, dan hemin. Zat besi diambil
dan disimpan dalam hati untuk dikembalikan ke
sumsum tulang. Globin digunakan lagi untuk
metabolisme protein atau untuk membentuk Hb baru,
sedangkan hebin diubah menjadi zat wana empedu
berwarna hijau kebiruan yang disebut bilirubrin dan
biliverdin. Zat warna empedu yang dikeluarkan ke usus
dua belas jari dan dioksidasi menjadi urobilin. Urobilin
berwarna kuning cokelat yang berperan memmberi
warna feses dan urin.
Jika pembuluh empedu tersumbat, misalnya oleh
kolesterol yang mengendap dan membentuk batu
empedu, maka warna feses akan menjadi cokelat abu-
abu. Sedangkan darah akan berwarna kekuning-
kuningan karena empedu masuk ke peredaran darah
(disebut penyakit kuning).
Organ merupakan satu-satunya kelenjar yang
menghasilkan enzim arginase yang berfungsi untuk
menguraikan asam amino arginin menjadi asam amino
ornitin dan urea. Ornitin yang terbentuk berfungsi
mengikat NH3 dan CO2 yang bersifat racun. Dalam sel-
29
sel tubuh, ornitin diubah menjadi asam amino sitrulin.
Sitrulin berperan mengikat NH3 menjadi arginin yang
hanya dapat diuraikan dalam hati, sedangkan urea dari
hati diangkut ke ginjal untuk dikeluarkan bersama urin.
4. Kulit
Kulit atau integumen mengekskresikan keringat.
Tebal kulit pada manusia dewasa sekitar 0,01 cm
hingga 0,5 cm. Banyaknya keringat yang dihasilkan
atau dikeluarkan seseorang dipengaruhi antara lain oleh
aktivitas tubuh, suhu lingkungan, makanan, kondisi
kesehatan, dan keadaan emosi.
Keringat manusia terdiri dari air, garam-
garam,terutanma garam dapur (NaCl), sisa metabolisme
sel, urea, serta asam. Kulit (integumen) terdiri dari dua
bagian, yaitu epidermis dan dermis.
Perhatikan Gambar 1.8
30
a. Epidermis (Kulit Ari)
Ketebalan epidermis menentukan ketebalan
kulit. Kulit yang tebal, misalnya pada telapak tangan,
ujung jari, dan telapak kaki,memiliki lima lapisa
epidermis, yaitu stratum basal, stratum spinosum,
stratum granulosum, stratum lusidum, dan stratum
korneum. Kulit yang tipis, seperti yang melapisi tubuh,
tidak memiliki stratum lusidum.
Sel-sel di stratum basal, stratum spinosum, dan
stratum granulosum merupakan sel hidup karena
mendapat nutrien dari kapiler di jaringan ikat (dalam
hal ini adalah dermis). Sebaliknya, sel-sel di stratum
lasidum dan stratum korneum merupakan sel mati
karena kapiler tidak mencapai lapisan ini.
b. Dermis (Kulit Jangat) atau Korium
Dalam dermis terdapat pembuluh darah, akar
rambut, dan ujung saraf. Selain itu, terdapat pula
kelenjar keringat (glandula sudorifera) serta kelenjar
minyak (glandula sebassea) yang terlatak dekat akar
rambut dan berfungsi meminyaki rambut.
Kelenjar keringat berupa pipa terpilin yang
memanjang dari epidermis masuk ke bagian dermis.
Pangkal kelenjarnya menggulung dan dikelilingi oleh
31
kapiler darah dan serabut saraf simpatetik. Dari kapiler
darah inilah kelenjar keringat menyerap cairan jaringan
yang terdiri dari air dan ±1% larutan garam beserta
urea. Cairan jaringan tersebut dikeluarkan sebagai
keringat melalui saluran keringat di permukaan kulit.
Kira-kira 2 juta kelenjar keringat yang tersebar
di seluruh dermis manusia dewasa dapat
menghasilkan keringat ±225 ml setiap harinya.
Kerja kelenjar keringat berada di bawah pengaruh
pusat pengaturan oleh saraf pusat ini dirangsang
oleh perubahan suhu di pembuluh darah.
Fungsi hipotalamus adalah memonitor dan
mengendalikan suhu darah. Jika darah yang melalui
hipotalamus suhunya lebih rendah dari normal, maka
saraf pusat mencapai panas akan mengeluarkan
rangsangan ke kulit untuk menurunkan kecepatan
hilangnya panas. Hal itu dilakukan dengan cara
mengurangi aliran darah yang melewati pembuluh darah
permukaan dan mengurangi pembentukan keringat.
Sebaliknya jika darah yang melewati hipotalamus
suhunya lebih tinggi, maka saraf pusat kehilangan panas
dan akan mengurangi kecepatan metabolisme,
32
menghentikan menggigil, dan meningkatkan kecepatan
hilangnya panas lewat kulit. Perhatikan Gambar 1.9
Pengeluaran keringat yang berlebihan pada pekerja
berat mengakibatkan banyak garam hilang dari darah.
Hal ini dapat mengakibatkan kejang dan pingsan.
Keluarnya keringat yang berlebihan akibat rangsangan
saraf dapat terlihat dengan menjadi merahnya warna kulit
akibat pelebaran pembuluh darah di lapisan dermis.
Sebaliknya, penyempitan pembuluh darah menyebabkan
kulit menjadi pucat, misalnya pada saat ketakutan.
Selain sebagai alat pengeluaran (ekskresi), kulit juga
berfungsi sebagai pengatur suhu tubuh, tempat
penyimpana cadangan bahan makanan berupa lemak,
pelindung untuk mengurangi hilangnya air dalam tubuh,
33
melindungi tubuh dari gesekan, penyinaran panas, zat-zat
kimia, dan kuman-kuman. Kulit juga berperan sebagai
alat indra peraba.
Hewan juga melakukan metabolisme untuk melakukan
aktivitas kehidupan. Metabolisme menghasilkan zat sisa
yang harus diekskresikan dari tubuh. Setiap hewan
memiliki cara yang berbeda untuk mengekskresikan
sisa metabolisme.
1. Ekskresi pada Invertebrata
Pada hewan invertebrata belum terdapat sistem
ekskresi. Akan tetapi, sisa-sisa metabolisme harus
dikeluarkan dari dalam tubuh organisme. Untuk itu,
hewan invertebrata memiliki alat dan cara ekskresi
tersendiri.
a. Sistem Ekskresi Protozoa
Pengeluaran sisa-sisa metabolisme protozoa
dilakukan melalui membran sel secara difusi. Protozoa
mempunyai organel ekskresi berupa vakuola berdenyut
yang bekerja secara periodik untuk mengatur kadar air
dalam sel. Sewaktu mengeluarkan air, sisa-sisa
metabolisme ikut dikeluarkan.
D. SISTEM EKSKRESI HEWAN
34
b. Sistem Ekskresi Coelenterata dan Porifera
Pada Porifera dan Coelenterata, pengeluaran sisa
metabolisme berlangsung secara difusi, dari sel tubuh
ke epidermis, lalu dari epidermis ke lingkungan
hidupnya yang berair.
c. Sistem Ekskresi Cacing Pipih
Pengeluaran sisa metabolisme pada cacing pipih
dan cacing pita dilakukan dengan selenosit yang
disebut juga protonefridum atau sel api. Disebut sel
api karena gerakannya seperti nyala api. Sel api
menyerap sisa metabolisme dari sel-sel disekitarnya,
lalu mengalirkan sisa metabolisme dengan gerakan
silia ke duktus ekskretorius. Lihat Gambar 1.10
d. Sistem Ekskresi Annelida
35
Untuk mempelajari sistem ekskresi pada
annelida, kita ambil contoh cacing tanah. Alat
ekskresi cacing tanah adalah sepasang
metanefridium berbentuk tabung yang terdapat
di setiap segmen tubuhnya. Ujung yang terdapat
dalam segmen, terbuka dan berbentuk corong
bersilia, disebut nefrostom. Ujung lainnya yang
bermuara keluar tubuh disebut nefridiofor.
Pada nefrostom terdapat gulungan tubulus
(tabung) dan bagian yang menggelembung.
Nefridiofor dilewati materi-materi yang
dikeluarkan oleh bagian yang menggelembung
dari nefrostom tersebut. Gulungan tubulus
nefrostom diselubungi pembuluh-pembuluh
darah yang membentuk jaringan.
Materi-materi yang dikeluarkan dari cairan
tubuh anterior menuju nefridium lewat
nefrostom yang terbuka. Akan tetapi, beberapa
materi penting (air dan makanan) diikat
langsung oleh sel-sel pada gulungan tubulus dan
menembus pembuluh darah disekitar tubulus
yang kemudian disirkulasikan lagi. Saat cairan
bergerak disepanjang tubulus, epitelium transpor
36
yang mengelilingi lubang tubulus memompa
garam-garam yang keluar dari tubulus ini di
reabsorpsi oleh darah dalam kapiler pembuluh
darah yang menyelubungi tubulus. Urin yang
dikeluarkan oleh cacing tanah berbentuk cair
dan mencapai 60% dari berat tubuh.
e. Sistem Ekskresi Insecta
Insecta mempunyai alat ekskresi yang
disebut pembuluh malpighi. Pembuluh Malpighi
melekat pada ujung anterior usus belakang.
Zat-zat sisa metabolisme diserpa dari cairan
jaringan oleh pembuluh Malpighi bagian ujung
distal. Dari bagian ini, cairan masuk ke bagian
proksimal pembuluh Malpighi dan membentuk
kristal asam urat yang kemudian masuk ke usus
belakang yang akhirnya keluar bersama feses.
Sebagai zat sisa yang mengandung nitrogen
dimanfaatkan untuk membentuk kitin pada
eksosekeleton (rangka luar), dan dapat ikut
diekskresikan sewaktu molting atau
pengelupasan kulit. Lihat Gambar 1.11
37
2. Ekskresi pada Vertebrata
Alat ekskresi yang utama pada vertebrata adalah
ginjal (ren). Struktur ginjal yang paling primitif
pada vertebrata disebut akrinefros dan holonefros.
Pada prinsipnya, terdapat tiga tipe ginjal pada
vertebrata, yaitu pronefros, mesonefros, dan
metanefros. Pronefros adalah ginjal yang
berkembang pada fase embrio vertebrata selain
mamalia, embrio berudu dan larva Amphibia yang
lain. Selama perkembangan embrio amniota dan
selama metamorfosis Amphibia, pronefros
digantikan oleh mesonefros. Mesonefros
merupakan ginjal pada embrio sebagian vertebrata,
ikan dewasa, dan Amphibia dewasa. Pada reptilia,
burung, dan mamalia dewasa, mesonefros akan
38
berubah menjadi metanefros selama masa
perkembangan embrio.
a. Sistem Ekskresi pada Ikan
Alat ekskresi pada ikan berupa sepasang
ginjal mesonefros yang terikat di sisi dorsal
rongga tubuh. Bentuk ginjal mesonefros sempit
memanjang, berwarna cokelat,dan pada ujung
anteriornya berhubungan dengan sistem
reproduksi.
Tubulus ginjal mengalami modifikasi
menjadi duktus eferen yang menghubungkan
testis dengan duktus mesonefridikus. Selnjutnya,
duktus mesonefridikus menjadi duktus deferens
yang berfungsi untuk mengangkut sperma dan
urin yang bermuara di kloaka.
Mekanisme ekskresi pada ikan yang hidup d
air tawar berbeda dengan mekanisme ekskresi
pada ikan yang hidup di air laut. Cairan tubuh
ikan air tawar bersifat hiperosmotik
dibandingkan air tawar, sehingga air cenderung
masuk ke tubuh ikan. Di saat yang bersamaan,
ion tubuh cenderung keluar air. Untuk mengatasi
masalah kelebihan air atau kekurangan ion, ikan
39
air tawar biasanya tidak banyak minum.
Tubuhnya diselimuti lendir untuk mencegah
masuknya air secara berlebihan. Ikan aktif
menyerap ion anorganik melalui insang dan
mengeluarkan banyak air melalui urin yang
encer.
Ikan yang hidup di air laut mengekskresikan
sampah nitrogen yang kurang beracun, yaitu
trimetilamin oksida (TMO). Zat ini memberi bau
khas air laut. Selain itu, ikan air laut
mengekskresikan ion-ion lewat insang dan
mengeluarkan urin dngan volume kecil. Ginjal
ikan air laut tidak memiliki glomerulus.
Akibatnya tidak terjadi ultrafiltrasi di ginjal, dan
urin terbentuk oleh sekresi garam-garam dan
TMO yang berkaitan dengan osmosis air. Lihat
Gambar 1.12
40
b. Sistem Ekskresi pada Amphibia
Ambhibia memiliki alat ekskresi berupa ginjal
mesonefros. Pada katak jantan, saluran ginjal bersatu
dengan saluran kelamin. Sebaliknya, pada katak betina
saluran ginjal dan saluran kelamin terpisah. Ginjal
Amphibia berhubungan dengan ureter di vesika
urinaria.
Saat Amphibia mengalami metamorfosis, hasil
ekskresi Amphibia juga berubah. Larva Amphibia
mengekresikan amonia, sedangkan berudu dan hewan
dewasa mengekskresikan urea.
41
c. Sistem Ekskresi Reptilia
Alat ekskresi pada Reptilia adalah sepasang ginjal
metanefros. Metanefros berfungsi sebagai pronefros
dan mesonefros yang merupakan alat ekskresi pada
stadium embrional menghilang. Ginjal dihubungkan
oleh ureter ke vesika urinaria (kandung kemih).
Vesika urinaria menyempit ke bagian posterior,
berukuran kecil. Vesika urinaria bermuara langsung ke
koaka.
Pada jenis kura-kura tertentu terdapat sepasang
vesika urinaria tambahan yang juga bermuara
langsung ke kloaka. Vesika urinaria tambahan
berfungsi sebagai organ respirasi. Pada kura-kura
betina, organ respirasi tersebut juga berfungsi
membasahi tanah yang dipersiapkan untuk membuat
sarang sehingga tanah menjadi lunak dan mudah
digali.
Hasil ekskresi reptilia adalah asam urat. Reptilia
hanya menggunakan sedikit air untuk membilas
sampah nitrogen dari darah karena sebagian besar sisa
metabolisme diekskresikan sebagai asam urat yang
tidak beracun. Asam urat yang dikeluarkan oleh
42
reptilia berbentuk pasta (bubur) berwarna putih. Sisa
air direabsorpsi oleh bagian tabung ginjal.
Buaya dan penyu air tawar mengekskresikan asam
urta dan amonia. Pada penyu laut terjadi ekskresi
garam dari sepasang kelenjar garam di kepala yang
bermuara di sudut mata, sehingga penyu laut tampak
seperti mengeluarkan air mata. Buaya tidak
mempunyai vesika urinaria sehingga asam urat keluar
bersama feses. Lihat Gambar 1.13
d. Sistem Ekskresi Aves
Alat ekskresi burung berupa sepasang ginjal
metanefros. Burung tidak memiliki vesika urinaria
sehingga hasil ekskresi dari ginjal disalurkan langsung
ke kloaka melalui ureter. Tabung ginjal burung sangat
banyak sehingga metabolisme bururng aktif. Tiap 1 ml
kubik jaringan korteks ginjal burung mengandung 100
43
sampai dengan 500 tabung ginjal. Tabung ginjal ini
membentuk lengkung Henle kecil.
Air dalam tubuh dieroleh melalui reabsorpsi di
tubulus. Didalam kloaka juga terjadi reabsorpsi air
yang menambah jumlah air dalam tubuh. Sampai
nitrogen dibuang sebagai asam urat yang dikeluarkan
lewat kloaka. Asam urat berbentuk kristal putih yang
bercampur feses.
Pada burung laut misalnya camar, selain
mengekskresikan asam urat juga mengekskresikan
garam. Hal ini disebabkan kerana burung laut
meminum air garam dan makan ikan laut yang banyak
mengandung garam. Burung laut memiliki kelenjar
pengekskresi garam di atas mata. Larutan garam
mengalir ke rongga hidung kemudian keluar lewat
nares luar dan akhirnya garam menetes dari ujung
paruh. Lihat Gambar 1.14
44
Rangkuman
Ekskresi adalah proses pembebasan sisa-sisa
metabolisme dari dalam tubuh. Organ-organ ekskresi dalam
tubuh manusia antara lain sebagai berikut:
1. Kulit (integumen) merupakan organ ekskresi keringat,
minyak, dan gara-garam mineral.
2. Paru-paru mengekskresikan CO2 dan uap air (H2O).
3. Hati mengekskresikan empedu.
Urin terbentuk melalui proses filtrasi, reabsorpsi, dan
augmentasi. Penyakit yang menyerang sistem ekskresi,
contohnya adalah diuresis, nefritis, albuminuria, diabetes
insipidus, diabetes melitus, glikosuria, hematuria, dan ketosis.
Dialisis darah merupakan proses bekerjanya ginjal
buatan untuk menolong penyakit gagal ginjal kronis. Penderita
ginjal kronis dapat diobati dengan trasplantasi ginjal.
Invertebrata memiliki alat ekskresi yang sederhana,
antara lain dengan seluruh permukaan tubuh, vakuola
kontraktil, nefridium, protonefridium, dan metanefridium. Alat
ekskresi pada cacing pipih adalah protonefridium yang
45
memiliki sel api. Alat ekskresi pada cacing tanah adalah
metanefridium. Alat ekskresi insecta adalah buluh Malpighi.
Alat ekskresi pada ikan adalah ginjal mesonefros,
ekskretnya berupa amonia. Ikan yang hidup di laut
mengekskresikantrimetilamin oksida. Alat ekskresi amfibi
adalah ginjal mesonefros, eskretnya adalah asam urat encer.
Alat ekskresi reptilia adalah ginjal metanefros, ekskretnya
adalah asam urat yang berbentuk bubur (pasta) dan berwarna
putih bercampur feses. Alat ekskresi burung adalah ginjal
metanefros, ekskretnya berupa asam urat berbentuk kristal
bercampur feses.
LATIHAN SOAL BAB I
TEKA-TEKI SILANG
MENDATAR
2. protonefridium atau sel api
5. pengubahan amonia menjadi produk yang kurang toksik
8. agen anti penggumpalan/antikoagulan
13. Produk Nitrogen
14. hasil ekskresi reptilia
16. satuan struktural dan fungsional ginjal
17. pengeluaran urin secara berlebihan
18. Pembebasan sisa-sisa metabolisme dari tubuh
19. lapisan dalam ginjal
46
MENURUN
1. bagian lengkung henle
3. sel darah merah dalam urin
4. bagian kulit
6. alat ekskresi reptilia, aves
7. kantong empedu
9. pembentukan urea
10. penyakit asam urat
11. metode untuk memisahkan molekul berdasarkan ukurannya
12. satu-satunya organ ekskresi yang menghasilkan hormon
arginase
15. hasil dari filtrat glomerulus
20. pengeluaran sisa metabolisme pada porifera dan coelenterata
1
2 3
4 5
6 7
8
9 10 11 12
13
14
15
16 17
18
19 20
47
A. Pilihlah satu jawaban yang tepat
1. Perhatikan beberapa organ tubuh manusia di bawah ini!
1. Paru-paru 4. lambung
2. Jantung 5. limpa
3. Ginjal
Diantara organ-organ tersebut yang berfungsi sebagi organ
ekskresi adalah....
A. 1 dan 2 D. 2 dan 5
B. 1 dan 3 E. 3 dan 5
C. 2 dan 4
2. Dibawah ini yang merupakan hasil dari peristiwa ekskresi
adalah....
A. Keringat D. HCl lambung
B. Enzim E. Hormon
C. Saliva
3. Dalam proses metabolisme akan dihasilkan zat sisa:
1. Air 3. Senyawa N 5. Garam mineral
2. CO2 4. Logam berat
Melalui proses metabolisme protein akan dihasilkan zat-zat
sampah antara lain....
A. 1,3, dan 5 D. 1,2, dan 4
48
B. 2,4, dan 5 E. 3,4,dan 5
C. 1,2 dan 3
4. Urutan proses yang terjadi dalam ginjal adalah...
A. Filtrasi-augmentasi-reabsorpsi
B. Augmentasi-filtrasi-reabsorpsi
C. Augmentasi-reabsorpsi-filtrasi
D. Reabsorpsi-filtrasi-augmentasi
E. Filtrasi-reabsorpsi-augmentasi
5. Reabsorpsi zat-zat yang masih berguna berlangsung di dalam
A. Badan Malpighi
B. Glomerulus
C. Tubulus kontortus distal
D. Tubulus kolektus
E. Tubulus kontortus proksimal
6. Badan Malpighi terdiri atas....
A. Glomerulus dan nefron
B. Kapsul Bowman dan glomerulus
C. Nefron dan lengkung Henle
D. Tubulus distal dan nefron
E. Tubulus proksimal dan lengkung Henle
7. Dialisis darah pada mesin ginjal buatan menggunakan
prinsip...
A. Difusi sederhana
49
B. Osmosis
C. Transpor aktif
D. Filtrasi
E. Reabsorpsi
8. Kekurangan hormon antidiuretik menimbulkan penyakit....
A. Diabetes melitus
B. Diabetes insipidus
C. Albuminuria
D. Nefritis
E. Uremia
9. Hasil ekskresi utama insecta adalah....
A. Urea
B. Asam urat
C. Amonia
D. Karbon dioksida
E. Nitrat
10. Untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang, ikan laut...
A. Melakukan akumulasi urea
B. Mempunyai kelenjar ekskresi glukosa
C. Mengonsumsi makanan rendah protein
D. Mengekskresikan banyak urin hipertonis
E. Meminum air laut
11. Protozoa mengeluarkan zat sisa lewat....
50
A. Nefridium
B. Membran sel
C. Buluh Malpighi
D. Nefridiofor
E. Metanefros
12. Alat ekskresi dan bahan yang diekskresikan pada insecta
adalah....
A. Opistonefros dan asam urat
B. Pronefros dan amonia
C. Buluh Malpighi dan asam urat
D. Nefridium dan asam urat
E. Sel api dan amonia
13. Reptilia mengeluarkan zat sisa berupa....
A. Cairan urin
B. Feses
C. Kristal asam urat
D. Amonia
E. Ureum
14. Hasil ekskresi burung bercampur dengan feses karena....
A. Burung hanya memiliki kloaka
B. Urin keluar leewat uretra
C. Organ ekskresi berhubungan dengan organ reproduksi
D. Ginjal burung menyatu dengan usus
51
E. Saluran ginjal buntu
15. Jika urin mengandung protein, kemungkunan kelainan
terjadi pada bagian....
A. Kapsul Bowman
B. Tubulus proksimal
C. Lengkung Henle
D. Tubulus distal
E. Tubulus kolektus
B. Jawablah pertanyaan berikut!
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan filtrasi!
2. Bandingkan plasma darah dengan urin primer!
3. Apa yang dimaksud dengan diuresis?
4. Tuliskan secara berurutan proses pembentukan urin dan
tempat berlangsungnya!
5. Jelaskan mekanisme pengeluaran keringat untuk mengatur
suhu tubuh!
C. Jawablah pertanyaan berikut berdasarkan analisamu!
1. Mengapa adanya protein di dalam urin merupakan pertanda
bahwa ada sesuatu yang salah pada ginjal?
2. Ketika bepergian dengan bus, yogi tidak minum air sama
sekali selam beberapa jam. Menurutmu bagaimana volume
52
urin yang ia keluarkan hari itu dibandingkan dengan hari
biasa? Jelaskan!
3. Mengapa keluarga terdekat lebih diutamakan sebagai donor
untuk cangkok ginjal?
53
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil A., dkk. 2008. Biologi. Edisi ke-8. Terj.
dari: Biologi. Jakarta. Erlangga.
Pearce, Evelyn C., 2013. Anatomi & Fisiologi untuk
Paramedis. Jakarta. Kompas Gramedia.
Pratiwi, D.A., 2007. Biologi. Jakarta. Erlangga.
Scanlon Valeria C., & Tina Sanders. 2005. Buku Ajar Anatomi
& Fisiologi. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC

More Related Content

What's hot

Gymnospermae - Anatomy
Gymnospermae - AnatomyGymnospermae - Anatomy
Gymnospermae - Anatomydewisetiyana52
 
Power Point Biologi SMA Kelas XI Sistem Ekskresi Pada Manusia
Power Point Biologi SMA Kelas XI Sistem Ekskresi Pada ManusiaPower Point Biologi SMA Kelas XI Sistem Ekskresi Pada Manusia
Power Point Biologi SMA Kelas XI Sistem Ekskresi Pada ManusiaRian Maulana
 
Presentasi sistem pernapasan
Presentasi sistem pernapasanPresentasi sistem pernapasan
Presentasi sistem pernapasanArika Sari
 
Laporan Resmi Praktikum Biologi Tahapan Mitosis dan Meiosis Tumbuhan
Laporan Resmi Praktikum Biologi Tahapan Mitosis dan Meiosis TumbuhanLaporan Resmi Praktikum Biologi Tahapan Mitosis dan Meiosis Tumbuhan
Laporan Resmi Praktikum Biologi Tahapan Mitosis dan Meiosis TumbuhanDhiarrafii Bintang Matahari
 
Laporan praktikum 9 strobilus gymnospermae (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 9 strobilus gymnospermae (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 9 strobilus gymnospermae (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 9 strobilus gymnospermae (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
 
Laporan Hasil Praktikum Sistem Peredaran Darah
Laporan Hasil Praktikum Sistem Peredaran DarahLaporan Hasil Praktikum Sistem Peredaran Darah
Laporan Hasil Praktikum Sistem Peredaran DarahAlfian Isnan
 
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi TanamanLaporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanamanshafirasalsa11
 
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
 
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNESLaporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNESdewisetiyana52
 
osmoregulasi pada hewan
osmoregulasi pada hewanosmoregulasi pada hewan
osmoregulasi pada hewanikhsan saputra
 
Laporan praktikum bio (uji kandungan urin)
Laporan praktikum bio (uji kandungan urin)Laporan praktikum bio (uji kandungan urin)
Laporan praktikum bio (uji kandungan urin)Nida Chofiya
 
Sel bawang dan sel pipi
Sel bawang dan sel pipiSel bawang dan sel pipi
Sel bawang dan sel pipiAminah Rahmat
 
Laporan Praktikum Mengamati Sel
Laporan Praktikum Mengamati SelLaporan Praktikum Mengamati Sel
Laporan Praktikum Mengamati SelWien Adithya
 
Laporan Praktikum Respirasi
Laporan Praktikum Respirasi Laporan Praktikum Respirasi
Laporan Praktikum Respirasi Ade Irma Suryani
 
Laporan praktikum porifera kelompok 6
Laporan praktikum porifera kelompok 6Laporan praktikum porifera kelompok 6
Laporan praktikum porifera kelompok 6Nor Hidayati
 

What's hot (20)

Gymnospermae - Anatomy
Gymnospermae - AnatomyGymnospermae - Anatomy
Gymnospermae - Anatomy
 
Power Point Biologi SMA Kelas XI Sistem Ekskresi Pada Manusia
Power Point Biologi SMA Kelas XI Sistem Ekskresi Pada ManusiaPower Point Biologi SMA Kelas XI Sistem Ekskresi Pada Manusia
Power Point Biologi SMA Kelas XI Sistem Ekskresi Pada Manusia
 
Laporan Praktikum 3 Amphibia
Laporan Praktikum 3 AmphibiaLaporan Praktikum 3 Amphibia
Laporan Praktikum 3 Amphibia
 
Presentasi sistem pernapasan
Presentasi sistem pernapasanPresentasi sistem pernapasan
Presentasi sistem pernapasan
 
Aves
AvesAves
Aves
 
Membran sel
Membran selMembran sel
Membran sel
 
Laporan Resmi Praktikum Biologi Tahapan Mitosis dan Meiosis Tumbuhan
Laporan Resmi Praktikum Biologi Tahapan Mitosis dan Meiosis TumbuhanLaporan Resmi Praktikum Biologi Tahapan Mitosis dan Meiosis Tumbuhan
Laporan Resmi Praktikum Biologi Tahapan Mitosis dan Meiosis Tumbuhan
 
Laporan praktikum 9 strobilus gymnospermae (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 9 strobilus gymnospermae (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 9 strobilus gymnospermae (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 9 strobilus gymnospermae (morfologi tumbuhan)
 
Laporan Hasil Praktikum Sistem Peredaran Darah
Laporan Hasil Praktikum Sistem Peredaran DarahLaporan Hasil Praktikum Sistem Peredaran Darah
Laporan Hasil Praktikum Sistem Peredaran Darah
 
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi TanamanLaporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
 
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
 
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNESLaporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
 
osmoregulasi pada hewan
osmoregulasi pada hewanosmoregulasi pada hewan
osmoregulasi pada hewan
 
Buah (fructus)
Buah (fructus)Buah (fructus)
Buah (fructus)
 
Laporan praktikum bio (uji kandungan urin)
Laporan praktikum bio (uji kandungan urin)Laporan praktikum bio (uji kandungan urin)
Laporan praktikum bio (uji kandungan urin)
 
Sel bawang dan sel pipi
Sel bawang dan sel pipiSel bawang dan sel pipi
Sel bawang dan sel pipi
 
Laporan Praktikum Mengamati Sel
Laporan Praktikum Mengamati SelLaporan Praktikum Mengamati Sel
Laporan Praktikum Mengamati Sel
 
Laporan Praktikum Respirasi
Laporan Praktikum Respirasi Laporan Praktikum Respirasi
Laporan Praktikum Respirasi
 
Laporan praktikum porifera kelompok 6
Laporan praktikum porifera kelompok 6Laporan praktikum porifera kelompok 6
Laporan praktikum porifera kelompok 6
 
Aves (Burung)
Aves (Burung)Aves (Burung)
Aves (Burung)
 

Viewers also liked

Tts biologi ipa kls9 smp
Tts biologi ipa kls9 smpTts biologi ipa kls9 smp
Tts biologi ipa kls9 smphome
 
Buku Sistem Ekskresi Manusi dan Hewan
Buku Sistem Ekskresi Manusi dan Hewan Buku Sistem Ekskresi Manusi dan Hewan
Buku Sistem Ekskresi Manusi dan Hewan towikusuma
 
BUKU PENCEMARAN LINGKUNGAN ( YAni Sutriyani )
BUKU PENCEMARAN LINGKUNGAN ( YAni Sutriyani )BUKU PENCEMARAN LINGKUNGAN ( YAni Sutriyani )
BUKU PENCEMARAN LINGKUNGAN ( YAni Sutriyani )Zayyin Nihayah
 
Sistem Ekskresi Pada Reptil dan Aves
Sistem Ekskresi Pada Reptil dan AvesSistem Ekskresi Pada Reptil dan Aves
Sistem Ekskresi Pada Reptil dan AvesTeuku Ichsan
 
Tts fisika
Tts fisikaTts fisika
Tts fisikahome
 
(Spermatophyta) Bio 3 b.19.dela rahma safitra
(Spermatophyta) Bio 3 b.19.dela rahma safitra (Spermatophyta) Bio 3 b.19.dela rahma safitra
(Spermatophyta) Bio 3 b.19.dela rahma safitra Dela Rahma
 
Biologi sistem reproduksi pada manusia
Biologi sistem reproduksi pada manusiaBiologi sistem reproduksi pada manusia
Biologi sistem reproduksi pada manusiaArief Rahman
 
Cabang cabang ilmu biologi
Cabang cabang ilmu biologiCabang cabang ilmu biologi
Cabang cabang ilmu biologiPretty Menur
 
Mind Map Tentang Fotosintesis
Mind Map Tentang FotosintesisMind Map Tentang Fotosintesis
Mind Map Tentang Fotosintesishimabioummy
 
Mind Map Tentang Respirasi
Mind Map Tentang RespirasiMind Map Tentang Respirasi
Mind Map Tentang Respirasihimabioummy
 
Sistem integumen (Struktur Hewan)
Sistem integumen (Struktur Hewan)Sistem integumen (Struktur Hewan)
Sistem integumen (Struktur Hewan)Fitri Riza
 
Rpp ipa kls 9 sm 1 thn 2013
Rpp ipa kls 9 sm 1 thn 2013Rpp ipa kls 9 sm 1 thn 2013
Rpp ipa kls 9 sm 1 thn 2013home
 
Bab 4 fotosintesis
Bab 4 fotosintesisBab 4 fotosintesis
Bab 4 fotosintesisAna Onana
 

Viewers also liked (20)

Tts biologi ipa kls9 smp
Tts biologi ipa kls9 smpTts biologi ipa kls9 smp
Tts biologi ipa kls9 smp
 
Buku Sistem Ekskresi Manusi dan Hewan
Buku Sistem Ekskresi Manusi dan Hewan Buku Sistem Ekskresi Manusi dan Hewan
Buku Sistem Ekskresi Manusi dan Hewan
 
5. terampil ix 01
5. terampil ix 015. terampil ix 01
5. terampil ix 01
 
Teka teki silang ii
Teka teki silang iiTeka teki silang ii
Teka teki silang ii
 
BUKU PENCEMARAN LINGKUNGAN ( YAni Sutriyani )
BUKU PENCEMARAN LINGKUNGAN ( YAni Sutriyani )BUKU PENCEMARAN LINGKUNGAN ( YAni Sutriyani )
BUKU PENCEMARAN LINGKUNGAN ( YAni Sutriyani )
 
Sistem Ekskresi Pada Reptil dan Aves
Sistem Ekskresi Pada Reptil dan AvesSistem Ekskresi Pada Reptil dan Aves
Sistem Ekskresi Pada Reptil dan Aves
 
Teka teki ipa
Teka teki ipaTeka teki ipa
Teka teki ipa
 
Biology Campbell
Biology CampbellBiology Campbell
Biology Campbell
 
Tts fisika
Tts fisikaTts fisika
Tts fisika
 
SMPN 1 BDG_9-11
SMPN 1 BDG_9-11SMPN 1 BDG_9-11
SMPN 1 BDG_9-11
 
(Spermatophyta) Bio 3 b.19.dela rahma safitra
(Spermatophyta) Bio 3 b.19.dela rahma safitra (Spermatophyta) Bio 3 b.19.dela rahma safitra
(Spermatophyta) Bio 3 b.19.dela rahma safitra
 
Biologi sistem reproduksi pada manusia
Biologi sistem reproduksi pada manusiaBiologi sistem reproduksi pada manusia
Biologi sistem reproduksi pada manusia
 
Cabang cabang ilmu biologi
Cabang cabang ilmu biologiCabang cabang ilmu biologi
Cabang cabang ilmu biologi
 
Ekskresi
EkskresiEkskresi
Ekskresi
 
Mind Map Tentang Fotosintesis
Mind Map Tentang FotosintesisMind Map Tentang Fotosintesis
Mind Map Tentang Fotosintesis
 
Kafer kti akper
Kafer kti akperKafer kti akper
Kafer kti akper
 
Mind Map Tentang Respirasi
Mind Map Tentang RespirasiMind Map Tentang Respirasi
Mind Map Tentang Respirasi
 
Sistem integumen (Struktur Hewan)
Sistem integumen (Struktur Hewan)Sistem integumen (Struktur Hewan)
Sistem integumen (Struktur Hewan)
 
Rpp ipa kls 9 sm 1 thn 2013
Rpp ipa kls 9 sm 1 thn 2013Rpp ipa kls 9 sm 1 thn 2013
Rpp ipa kls 9 sm 1 thn 2013
 
Bab 4 fotosintesis
Bab 4 fotosintesisBab 4 fotosintesis
Bab 4 fotosintesis
 

Similar to Sistem Ekskresi

Similar to Sistem Ekskresi (20)

Sistem ekskresi-pada-manusia
Sistem ekskresi-pada-manusiaSistem ekskresi-pada-manusia
Sistem ekskresi-pada-manusia
 
TUGAS ( Ginjal )
TUGAS ( Ginjal )TUGAS ( Ginjal )
TUGAS ( Ginjal )
 
1. rpp sistem ekskresi
1. rpp  sistem ekskresi1. rpp  sistem ekskresi
1. rpp sistem ekskresi
 
Makalah Urinaria
Makalah UrinariaMakalah Urinaria
Makalah Urinaria
 
Ppt sistem ekskresi
Ppt sistem ekskresiPpt sistem ekskresi
Ppt sistem ekskresi
 
POWER POINT SISTEM EKSKRESI MANUSIA
POWER POINT SISTEM EKSKRESI MANUSIA POWER POINT SISTEM EKSKRESI MANUSIA
POWER POINT SISTEM EKSKRESI MANUSIA
 
Sistem ekskresi
Sistem ekskresiSistem ekskresi
Sistem ekskresi
 
Konsep kebutuhan eliminasi Urine
Konsep kebutuhan eliminasi UrineKonsep kebutuhan eliminasi Urine
Konsep kebutuhan eliminasi Urine
 
Sistem ekskresi manusia
Sistem ekskresi manusiaSistem ekskresi manusia
Sistem ekskresi manusia
 
Menu utama2
Menu utama2Menu utama2
Menu utama2
 
Ginjal
GinjalGinjal
Ginjal
 
Sistem ekskresi pada manusia
Sistem ekskresi pada manusiaSistem ekskresi pada manusia
Sistem ekskresi pada manusia
 
Makalah sistem-ekskresi-pada-manusia
Makalah sistem-ekskresi-pada-manusiaMakalah sistem-ekskresi-pada-manusia
Makalah sistem-ekskresi-pada-manusia
 
NIKI PUTRI WIJAYA_MEDIA AJAR PPT_SISTEM EKSKRESI.pdf
NIKI PUTRI WIJAYA_MEDIA AJAR PPT_SISTEM EKSKRESI.pdfNIKI PUTRI WIJAYA_MEDIA AJAR PPT_SISTEM EKSKRESI.pdf
NIKI PUTRI WIJAYA_MEDIA AJAR PPT_SISTEM EKSKRESI.pdf
 
Bab 7 Sistem Ekskresi_ www.kampusimpian.com.pptx
Bab 7 Sistem Ekskresi_ www.kampusimpian.com.pptxBab 7 Sistem Ekskresi_ www.kampusimpian.com.pptx
Bab 7 Sistem Ekskresi_ www.kampusimpian.com.pptx
 
Bab 7 sistem ekskresi
Bab 7 sistem ekskresiBab 7 sistem ekskresi
Bab 7 sistem ekskresi
 
MEKANISME EKSKRESI
MEKANISME EKSKRESIMEKANISME EKSKRESI
MEKANISME EKSKRESI
 
sejarah
sejarahsejarah
sejarah
 
anggota gerak
anggota gerakanggota gerak
anggota gerak
 
Sistem ekskresi pada manusia dan hewan
Sistem ekskresi pada manusia dan hewanSistem ekskresi pada manusia dan hewan
Sistem ekskresi pada manusia dan hewan
 

Recently uploaded

DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptAcemediadotkoM1
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdfsandi625870
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPCMBANDUNGANKabSemar
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPAnaNoorAfdilla
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 

Recently uploaded (20)

DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .pptMateri power point Kepemimpinan leadership .ppt
Materi power point Kepemimpinan leadership .ppt
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
 
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMPPOWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
POWERPOINT BAHAN AJAR SENYAWA KELAS VIII SMP
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 

Sistem Ekskresi

  • 2. 2 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya buku ini. Buku ini memuat mata pelajaran Biologi mengenai Sistem Ekskresi. Buku ini disajikan secara sistematis dan disertai dengan gambar-gambar yang relevan, sehingga mempermudah siswa untuk mempelajarinya. Diakhir bab disajikan pelatihan soal- soal yang bertujuan untuk menguji pemahaman siswa terhadap materi yang telah diberikan. Akhir kata tiada gading yang tak retak, demikian pula dengan buku ini, masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun tetap penulis nantikan demi kesempurnaan buku ini. Jakarta , November 2014 Penulis
  • 3. 3 DAFTAR ISI Kata pengantar Bab I Sistem Ekskresi ...................................................... 4 A. Pendahuluan........................................................ 4 B. Limbah hasil metabolisme.................................. 6 1. Amonia........................................................ 6 2. Urea............................................................. 7 3. Asam urat.................................................... 8 C. Sistem ekskresi manusia.................................... 9 1. Ginjal............................................................ 9 2. Paru-paru...................................................... 25 3. Hati............................................................... 26 4. Kulit............................................................. 29 D. Sistem ekskresi hewan........................................ 33 1. Ekskresi pada Invertebrata............................ 33 2. Ekskresi pada Vertebrata.............................. 37 Soal latihan................................................................. 45 Daftar pustaka 53
  • 4. 4 PETA KONSEP Untuk mengeluarkan Pada Menggunakan dari kelompok Terjadinya berupa berupa berupa misalnya pada dipengaruhi oleh melalui proses SISTEM EKSKRESI Limbah hasil metabolisme Manusia Hewan Ginjal Paru-paru Hati Kulit Invertebrata Vertebrata Pembentukan urin CO2 dan H2O Empedu Keringat 1. Protozoa 2. Coelenterata & porifera 3. Cacing pipih 4. Annelida 5. insecta 1. Ikan 2. Amfibi 3. Reptilia 4. Aves 1. Zat-zat diuretik 2. Suhu 3. Volume 4. Larutan 5. emosi Filtrasi Reabsorpsi Augmentasi
  • 5. 5 Mungkin ada diantara kalian yang memiliki anggota keluarga atau kerabat yang menderita gagal ginjal. Pernahkah kalian bertanya dalam hati mengapa perlu dilakukan cangkok ginjal? Bagaimana seseorang dapat menderita gagal ginjal kronis? Mengapa perlu dilakukan cuci darah? Dan siapakah yang dapat menjadi donor ginjal? Untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan tersebut, kalian perlu memahami fungsi ginjal bagi tubuh. Ginjal yang tidak berfungsi dengan baik menyebabkan proses ekskresi terganggu karena ginjal merupakan salah satu organ ekskresi. Ekskresi adalah proses pembebasan sisa-sisa metabolisme dari tubuh. Kelebihan air, gas, garam-garam dan material organik diekskresikan keluar, tetapi substansi yang esensial untuk fungsi tubuh disimpan. Zat yang dikeluarkan biasanya dalam bentuk terlarut dan diekskresikan melalui suatu proses filtrasi selektif. Osmoregulasi berhubungan erat dengan sistem ekskresi. Pengaturan osmosis dalam tubuh manusia terjadi melalui banyak sedikitnya air yang dibuang melalui keringat A. PENDAHULUAN
  • 6. 6 dan urin. Kehilangan air karena penguapan diatasi dengan reabsorpsi air. Beberapa zat sisa metabolisme yang bersifat racun (toksik) bagi tubuh antara lain adalah limbah yang mengandung nitrogen. Nitrogen ini dihasilkan ketika makanan diubah menjadi karbohidarat dan lemak. Sebagian lagi dihasilkan ketika makanan dirombak menjadi energi. Produk nitrogen itu adalah amonia yang bersifat sangat toksik. Beberapa hewan mengubah amonia menjadi urea atau asam urat yang kurang toksik terlebih dahulu sebelum dikeluarkan dari tubuh. 1. Amonia Amonia ialah hasil deaminasi yang terjadi terutama di dalam tubuh, dan bersifat sangat beracun. Jika amonia tertimbun dalam tubh akan berakibat fatal. Oleh karena itu, amonia di dalam tubuh harus segera diubah dengan cara memakainya dengan aminasi asam keto, aminasi asam glutamat, serta pembentukan urea. B. LIMBAH HASIL METABOLISME
  • 7. 7 Pada mamalia, amonia terutama berasal dari deminasi glutamin pada ginjal. Pembentukan amonia pada tubulus ginjal sangat penting untuk keseimbangan asam basa. 2. Urea Urea berasal dari bahan organik tertentu seperti asam amino dan purin. Pembentukan urea terjadi di hati. Sistem sirkulasi kemudian akan membawa urea ke organ ekskresi, yaitu ginjal. Urea sangat mudah larut dalam air dan sifat racunnya 100.000 kali lebih kecil daripada amonia. Pembentukan urea berasal dari ornitin, sitrulin, dan arginin yang disebut daur ornitin. Perhatikan daur ornitin pada Gambar 1.1 Daur Ortinin Langkah pembentukan urea: a. Sitrulin dibentuk dengan penambahan CO2 dan amonia pada ornitin. CO2 dan amonia berasal dari
  • 8. 8 karbamilfosfat. Karbamilfosfat berasal dari CO2 dan amonia, dan membutuhkan energi dari ATP. b. Dari sitrulin akan terbentuk arginin dalam dua langkah intermediet. Langkah pertama, sitrulin dan aspartat membentuk arginosuksinat yang memerlukan ATP dan ion Mg. Pada tahap kedua terbentuk arginin dari arginosuksinat. 3. Asam Urat Asam urat pada manusia berasal dari pemecahan asam nukleat. Asam urat tidak diperlukan oleh tubuh. Asam urat bersifat tidak dapat larut. Pada beberapa orang, konsentrasi asam urat cukup tinggi sehingga asam urat mengendap. Kristal asam urat berbentuk seperti jarum. Jika kristal asam urat terhimpun di persendian, akan timbul rasa nyeri. Penyakit asam uat dikenal sebagai “gout” batu ginjal.
  • 9. 9 Alat-alat tubuh yang berfungsi dalam proses ekskresi termasuk dalam sistem ekskresi. Sisa metabolisme karbohidrat dan lemak menghasilkan CO2 dan H2O, sisa metabolisme protein berupa amino, NH3, urea dan asam urat. Contoh alat tubuh manusia yang dapat mengekskresikan sisa metabolisme adalah paru- paru, hati, kulit dan ginjal. 1. Ginjal Alat tubuh yang mempunyai fungsi spesifik untuk ekskresi sisa metabolisme yang mengandung nitrogen ialah ginjal. a. Struktur Ginjal Manusia Ginjal atau ren berbentuk seperti biji buah kacag merah (kara/ercis). Ginjal terlatak dikanan dan kiri tulang pinggang yaitu didalam rongga perut pada dinding tubuh dorsal. Ginjal berjumlah dua buah dan berwarna merah keunguan. Ginjal sebelah kiri terletak agak lebih tinggi daripada ginjal sebelah kanan. Lihat Gambar 1.2 C. SISTEM EKSKRESI MANUSIA
  • 10. 10 Lapisan ginjal bagian luar disebut kulit ginjal atau korteks, sedangkan lapisan dalam disebut sumsum ginjal atau medula. Lapisan paling dalam berupa rongga ginjal yang disebut pelvis renalis. Satuan struktural dan fungsional ginjal yang terkecil disebut nefron. Tiap nefron terdiri atas badan Malpighi yang tersusun dari kapsul Bowman, glomerulus yang terdapat dibagian korteks, serta tubulus-tubulus. Tubulus-tubulus tersebut adalah tubulus kontortus proksimal, tubulus kortortus distal, tubulus pengumpul, dan lengkung henle yang terdapat kurang lebih 1 juta nefron. Kapsul Bowman berdinding rangkap dengan glomerulus di dalam cekungan kapsulnya. Glomerulus
  • 11. 11 merupakan untaian pembuluh kapiler darah yang dindingnya bertaut menjadi satu dengan dinding kapsul Bowmen sehingga zat-zat yang terlarut dalam darah merembes ke dalam ruang kapsul Bowmen yang berdinding rangkap. Pembuluh darah arteri yang bercabang-cabang menjadi sejumlah arteriola yang disebut arteriola aferen. Arteriola aferen bercabang- cabang menjadi kapiler glomerulus. Kapiler glomerulus bersatu kembali menjadi arteriola aferen da membelit mengelilingi tubulus proksimal, lengkung Henle, dan tubulus distal dari suatu nefron. Kapiler glomerulus kemuadian bermuara ke dalam venula, serta bergabung menjadi vena renalis menuju vena kava interior. Lenkung Henle ialah bagian saluaran ginjal (tubulus) yang melengkung pada daerah medula yang berhubungan dengan tubulus proksimal maupun tubulus distal di daerah korteks. Bagian lengkung Henle ada 2, yaitu lengkung Henle asendens (menanjak) dan lengkung Henle desendens (menurun). Pada orang dewasa, panjang seluruh tubulus ± 7,5-15 km. Lihat Gambar 1.3
  • 12. 12 Ginjal dilindungi oleh lemak. Ginjal memiliki arteri renal (arteri ginjal) yang menyuplai darah. Tiap atreri renal memiliki jaringan pembululuh (kapiler) di bagian korteks. Sebagai akibatnya, korteks tampak lebih gelap daripada medula. Ginjal mengendalikan potensial air pada darah yang melewatinya. Substansi yang menyebabkan ketidakseimbangan potensial air pada darah akan dipisahkan dari darah dan diekskresikan dalam bentuk urin. Misalnya sisa nitrogen hasil pemecahan asam amino dan asam nukleat.
  • 13. 13 b. Proses Pembentukan Urin Proses pembentukan urin dalam ginjal dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu filtrasi (penyaringan), reabsorpsi (penyerapan kembali), dan augmentasi (pengeluaran zat). 1) Filtrasi (penyaringan) Filtrasi terjadi pada kapsul Bowmen dan glomerulus. Untuk memahami bagaimana cara darah disaring, perhatikan struktur glomerulus pada Gambar 1.3 Dinding terluar kapsul Bowmen tersusun dari satu lapis sel epitelium pipih. Antara dinding luar dengan dinding dalam terdapat ruang kapsul yang berhubungan dengan lumen tubulus kontortus proksimal. Dinding dalam kapsul Browman tersusun dari sel-sel khusus yang disebut podosit. 1) Proses Filtrasi Ketika darah masuk ke glomerulus, tekanan darah menjadi tinggi sehingga mendorong air dan komponen-komponen yang tidak dapat larut melewati pori-pori endotelium kapiler, glomerulus, kemudian menuju membran dasar, dan melewati
  • 14. 14 lempeng filtrasi, lalu masuk ke dalam ruang kapsul Bowman. Hasil filtrasi dari glomerulus dan kapsul Bowman disebut filtrat glomerulus atau urin primer. Komposisi urin primer dapat dilihat di Tabel 1.1 berikut Tabel 1.1 Komposisi Utam Urin Primer Molekul Kadar per gram Air 900 Protein 0 Glukosa 1 Asam amino 0,5 Urea 0,3 Ion anorganik 7,2 2) Reabsorpsi (penyerapan kembali) Penyarapan terjadi di tubulus kontortus proksimal, lengkung Henle, dan sebagian tubulus kontortus distal. Reabsorpsi dilakukan oleh sel-sel epitelium diseluruh tubulus ginjal. Banyaknya zat yang di reabsorpsi tergantung kebutuhan tubuh saat itu. Zat-zat yang direabsorpsi antara lain adalah air,
  • 15. 15 glukosa, asam amino, ion-ion Na+ , K+ , Ca2+ , Cl- , HCO3 - , HbO4 2- dan sebagian urea. Reabsorpsi terjadi secara transpor aktif dan transpor pasif. Glukosa dan asam amino direabsorpsi secara transpor aktif di tubulus proksimal. Reabsorpsi Na+ , HCO3 - , dan H2O terjadi di tubulus kontotus distal. Tahapan terjadinya reabsorpsi adalah sebagai berikut: Urin primer masuk dari glomerulus ke tubulus kontortus proksimal. Urin ini bersifat hipotonis dibanding plasma darah. Kemudian terjadi reabsorpsi glukosa dan 67% ion Na+ , selain itu juga terjadi reabsorpsi air dan ion Cl- secara pasif. Bersamaan dengan itu, filtrat menuju lengkung Henle. Filtrat ini telah berkurang volumenya dan bersifat isotonis dibandingkan cairan pada jaringan di sekitar tubulus kontortus proksimal. Pada lengkung Henle tarjadi sekresi aktif ion Cl- ke jaringan disekitarnya. Reabsorpsi dilanjutkan di tubulus kontortus distal. Pada tubulus ini terjadi reabsorpsi Na+ dan air dibawah kontrol ADH (hormon autidiuretik). Disamping reabsorpsi, di tubulus ini juga terjadi sekresi H+ ,
  • 16. 16 NH4 + , urea, kreatinin, dan obat-obatan yang ada pada urin. Hasil reabsorpsi ini berupa urin sekunder yang mengandung air, garam, urea dan pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan bau pada urin. 3) Augmentasi (Pengumpulan) Urin sekunder dari tubulus kontortus distal akan turun menuju tubulus pengumpu. Pada tubulus pengumpul ini masih terjadi penyerapan ion Na+ , Cl- , dan urea sehingga terbentuklah urin sesungguhnya. Dari tubulus pengumpul, urin dibawa ke pelvis renalis. Dari pelvis renalis, urin mengalir melalui ureter menuju vesika urinaria (kantong kemih) yang merupakan tempat penyimpanan sementara urin. Lihat Gambar 1.4
  • 17. 17 c. Hal-hal yang mempengaruhi produksi urin Setiap hari, ±1500 liter darah melewati ginjal untuk disaring, dan membentuk 150-170 liter urin primer. Akan tetapi, hanya 1-1,5 liter urin yang kita keluarka. Banyak sedikitnya urin seseorang yang dikeluarkan tiap harinya dipengaruhi oleh hal-hal berikut. 1) Zat-zat diuretik Zat-zat diuretik, misalnya kopi, teh, dan alkohol akan menghambat reabsorpsi ion Na+ . Sebagai akibatnya, konsentrasi ADH berkurang sehingga
  • 18. 18 reabsorpsi air terhambat dan volume urin meningkat. Itulah sebabnya jika kita mengonsumsi banyak teh atau kopi, maka kita akan sering buang air kecil. Pengeluaran urin secara berlebihan disebut diuresis. 2) Suhu Jika suhu internal dan eksternal naik di atas normal, maka kecepatan respirasi meningkat. Ini menyebabkan pembuluh kutaneus melebar sehingga cairan tubuh berdifusi dari kapiler ke permukaan kulit. Saat volume air dalam tubuh menurun, ADH disekresikan sehingga reabsorpsi air meningkat. Disamping itu peningkatan suhu merangsang pembuluh abdominal mengerut sehingga aliran darah di glomerulus dan filtrasi turun. Meningkatnya reabsorpsi dan berkurangnya aliran darah di glomerulus mengurangi volume urin. Itulah sebabnya jika cuaca panas, kita jarang buang air kecil. Apa yang terjadi jika cuaca dingin. 3) Volume larutan Volume larutan dalam darah berpengaruh terhadap produksi urin. Jika kita tidak minum air seharian, maka konsentrasi air di darah menjadi rendah. Hal ini merangsang hipofisis mengeluarkan ADH. Hormon ini
  • 19. 19 meningkatkan reabsorpsi air di ginjal sehingga volume urin turun. 4) Emosi Emosi tertentu dapat merangsang peningkatan atau penurunan volume urin d. Gangguan pada ginjal Ginjal manusia dapat mengalami gangguan dan kelainan, antara lain karena serangan bakteri, tumor, abnormalitas bentuk ginjal atau pembentukan batu ginjal. Kelainan dan gangguan fungsi ginjal antar lain sebagai berikut. 1) Nefritis Nefritis adalah kerusakan bagian glomerulus ginjal akibat alergi racun kuman, biasanya disebabkan oleh bakteri streptococcus. Nefritis menyebabkan seseorang mengalami uremia dan oedema. Uremia adalah masuknya kembali asam urin dan urea ke pembuluh darah. Oedema adalah penimbunan air di kaki karena reabsorpsi air terganggu.
  • 20. 20 2) Batu ginjal Batu ginjal terbentuk karena pengandapan garam kalsium didalam rongga ginjal, saluran ginjal, atau kantong kemih.batu ginjal ini berbentuk kristal yang tidak dapat larut. Kandungan batu ginjal adalah kalsium oksalat, asam urat, dan kristal kalsium kalsium fosfat. Endapan garam ini terbentuk jika seseorang terlalu banyak mengonsumsi garam mineral dan terlalu sedikit mengonsumsi air. 3) Albuminuria Albuminuria adalah di temukannya albumin pada urin. Adanya albumin dalam urin merupakan indikasi adanya kerusakan pada membran kapsul endotelium. Selain itu dapat juga disebabkan oleh iritasi sel-sel ginjal kerana masuknya substansi seperti racun bakteri, eter, atau logam berat 4) Glikosuria Glikosuria adalah ditemukannya glukosa pada urin. Adanya glukosa dalam urin menunjukkan adanya kerusakan pada tabung ginjal. 5) Hematuria Hematuria adalah ditemukannya sel darah merah dalam urin. Hematuria disebabkan peradangan pada
  • 21. 21 organ urinaria atau iritasi akibat gesekan pada batu ginjal. 6) Ketosis Ketosis adalah ditemukannya senyawa keton di dalam darah. Hal ini dapat terjadi pada orang yang melakukan diet karbohidrat. 7) Diabetes Melitus Diabetes melitus adalah penyakit yang muncul karena pankreas tidak menghasilkan atau hanya menghasilkan sedikit sekali insulin. Insulin adalah hormon yang mampu mengubah glukosa menjadi glikogen sehingga mengurangi kadar gula dalam darah. Selain insulin juga membantu jaringan tubuh menyerap glukosa sehingga dapat digunakan sebagai sumber energi. Diabetes melitus juga dapat terjadi jika sel-sel hati, otot, dan lemak memiliki respons rendah terhadap insulin. Kadar glukosa di urin dan darah penderita diabetes melitus sangat tinggi. Ini menyebabkan sering buang air kecil, cepat haus dan lapar, serta menimbulkan masalah pada metabolisme lemak dan protein.
  • 22. 22 8)Diabetes insipidus Diabetes insipidus adalah suatu penyakit yang menyebabkan penderita mengeluarkan urin terlalu benyak. Penyakit diabetes insipidus adalah kekurangan hormon ADH. ADH ini dihasilkan oleh kelenjar hipofisis bagian belakang. Jika kekurangan ADH, jumlah urin dapat naik 20-30 kali lipat dari keadaan normal. Komposisi urin bervariasi tergantung jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi. Urin normal berwarna jernih transparan. Warna kuning muda urin berasal dari zat warna empedu (bilirubin dan biliverdin). Urin normal pada manusia mengandung air, urea, asam urat, amonia, kreatin, asam laktat, asam fosfat, asam sulfat, dan klorida. Selain itu, terdapat pula garam-garam, terutama garam dapur, zat-zat yang berlebih di dalam darah, misalnya vitamin C, dan obat-obatan. Dilihat dari banyaknya macam zat yang terkandung dalam urin tersebut, ginjal merupakan alat pengeluaran utama. Fungsi ginjal antara lain adalah sebagai berikut. a) Membuang sisa metabolisme dari tubuh b) Mengatur keseimbangan air dan garam di dalam darah
  • 23. 23 c) Membuang zat-zat yang berbahaya bagi tubuh, seperti obat-obatan, bakteri, dan zat warna. d) Mengatur tekanan darah dalam arteri dengan mengeluarkan kelebihan zat-zat asam atau basa. Selain itu juga untuk membuang kelebihan bahan makanan tertentu seperti gula dan vitamin. e. Dialisis Darah Pada tahun 1950, peneliti medis menciptakan ginjal buatan berdasarkan proses dialisis. Proses dialisis adalah metode untuk memisahkan molekul bardasarkan ukurannya. Mesin ini bekerja layaknya sebuah ginjal yang membersihkan darah melalui cara difusi sederhana. Mesin dilengkapi dengan pipa panjang berisi larutan yang komposisinya seperti plasma darah. Larutan ini berada di satu sisi pipa saja yang dibatasi oleh membran berpori. Jika mesin dinyalakan, darah pasien yang penuh dengan sisa metabolisme akan mengalir sepanjang pipa yang kosong. Setelah darah memenuhi pipa, sisa metabolisme mengalami difusi ke dalam larutan yang tersedia dalam pipa tersebut. Setelah disirkulasikan beberapa kali sepanjang pipa mesin dan arteri tubuh,
  • 24. 24 darah pasien sudah cukup bersih dari sisa metabolisme. Selama dialisis, darah pasien diberi heparin (agen anti penggumpalan / anti koagulan) agar darah tidak membeku selama mengalir di dalam pipa mesin. Pada saat darah masuk ke dalam vena, darah di beri zat antikoagulan. Lihat Gambar 1.5 Alternatif pengobatan bagi penderita gagal ginjal kronis ialah dengan pencangkokan ginjal baru. Secara teknis, operasi cangkok ginjal cukup sederhana. Ginjal yang rusak diangkat terlebih dahulu kemudian ginjal donor ditempatkan di daam rongga perut bagian bawah, arteri dan vena disambungkan pada arteri masing-masing. Kemudian ureter dihubungkan dengan kantong kemih (vesiaka urinaria). Lihat Gambar 1.6
  • 25. 25 Masalah utama pada pencangkokan ginjal adalah penolakan oleh sistem imun. Sistem imun risipien akan mengenali ginjal cangkokan itu sebagai “benda asing” dan kemudian merusaknya. Berbagai obat yang ditemukan cukup efektif untuk menekan mekanisme imun tubuh tersebut. Ginjal hasil cangkokan tetap berfungsi selama bertahun-tahun. Penolakan sistem imun dapat diminimalisasi bila ginjal berasal dari donor yang kembaridentik dengan resipien. Pada transplantasi antarkembar identik, tidak diperlukan obat-obatan imonusupresif dan ginjalnya dapat bertahan lama. 2. Paru-paru Ekskret dari paru-paru adalah CO2 dan H2O yang dihasilkan dari proses pernapasan. Proses pengangkutan
  • 26. 26 CO2 telah dibicarakan dalam proses pernapasan. Pada prinsipnya, pengangkutan CO2 terjadi melalui tiga cara, yaitu terlarut dalam plasma darah (7-10%), berikatan dengan hemoglobin (20%), dan dalam bentuk ion HCO3 - (70%) melalui proses berantai yang disebut pertukaran klorida. Mekanisme pertukaran klorida adalah sebagai berikut. Darah pada alveolus paru-paru mengikat O2 dan mengangkutnya ke sel-sel jaringan. Dalam jaringan, darah mengikat CO2 untuk dikeluarkan bersama H2O yang dikeluarkan dalam bentuk uap air. Reaksi kimia tersebut secara ringkas dapat dituliskan sebagai berikut. CO2 +H2O H2CO3 HCO3 - +H+ Ion H+ yang bersifat racun diikat oleh hemoglobin, sedangkan HCO3 - keluar dari sel darah merah dan masuk ke dalam plasma darah. Sementara iru pula, kedudukan HCO3 - digantikan oleh ion Cl- (klorida) dan plasma darah. 3. Hati Hati (hepar)mengekskresikan kurang lebih ½ liter empedu setiap hari. Empedu berupa cairan kehijauan berasa pahit dengan pΗ sekitar 7-7,6; mengandung
  • 27. 27 kolesterol, garam mineral, garam empedu, serta pigmen (zat warna empedu) yang disebut bilirubrin dan biliverdin. Lihat Gambar 1.7 Empedu yang dihasilkan oleh hati disimpan dalam kantong empedu (vesika felea) dan dikeluarkan ke usus halus untuk membantu sistem pencernaan, misalnya: a. Pencernaan lemak b. Mengaktifkan lipase c. Mengubah zat yang tak larut dalam air menjadi zat yang dapat larut dalam air d. Membantu daya adsorpsi lemak pada dinding usus. Kurang lebih 10 juta sel darah merah yang telah tua dan rusk dirombak dalam hati oleh sel-sel khusus yang
  • 28. 28 disebut hiptiosit.hemoglobin sel darah merah dipecah menjadi zat besi, globin, dan hemin. Zat besi diambil dan disimpan dalam hati untuk dikembalikan ke sumsum tulang. Globin digunakan lagi untuk metabolisme protein atau untuk membentuk Hb baru, sedangkan hebin diubah menjadi zat wana empedu berwarna hijau kebiruan yang disebut bilirubrin dan biliverdin. Zat warna empedu yang dikeluarkan ke usus dua belas jari dan dioksidasi menjadi urobilin. Urobilin berwarna kuning cokelat yang berperan memmberi warna feses dan urin. Jika pembuluh empedu tersumbat, misalnya oleh kolesterol yang mengendap dan membentuk batu empedu, maka warna feses akan menjadi cokelat abu- abu. Sedangkan darah akan berwarna kekuning- kuningan karena empedu masuk ke peredaran darah (disebut penyakit kuning). Organ merupakan satu-satunya kelenjar yang menghasilkan enzim arginase yang berfungsi untuk menguraikan asam amino arginin menjadi asam amino ornitin dan urea. Ornitin yang terbentuk berfungsi mengikat NH3 dan CO2 yang bersifat racun. Dalam sel-
  • 29. 29 sel tubuh, ornitin diubah menjadi asam amino sitrulin. Sitrulin berperan mengikat NH3 menjadi arginin yang hanya dapat diuraikan dalam hati, sedangkan urea dari hati diangkut ke ginjal untuk dikeluarkan bersama urin. 4. Kulit Kulit atau integumen mengekskresikan keringat. Tebal kulit pada manusia dewasa sekitar 0,01 cm hingga 0,5 cm. Banyaknya keringat yang dihasilkan atau dikeluarkan seseorang dipengaruhi antara lain oleh aktivitas tubuh, suhu lingkungan, makanan, kondisi kesehatan, dan keadaan emosi. Keringat manusia terdiri dari air, garam- garam,terutanma garam dapur (NaCl), sisa metabolisme sel, urea, serta asam. Kulit (integumen) terdiri dari dua bagian, yaitu epidermis dan dermis. Perhatikan Gambar 1.8
  • 30. 30 a. Epidermis (Kulit Ari) Ketebalan epidermis menentukan ketebalan kulit. Kulit yang tebal, misalnya pada telapak tangan, ujung jari, dan telapak kaki,memiliki lima lapisa epidermis, yaitu stratum basal, stratum spinosum, stratum granulosum, stratum lusidum, dan stratum korneum. Kulit yang tipis, seperti yang melapisi tubuh, tidak memiliki stratum lusidum. Sel-sel di stratum basal, stratum spinosum, dan stratum granulosum merupakan sel hidup karena mendapat nutrien dari kapiler di jaringan ikat (dalam hal ini adalah dermis). Sebaliknya, sel-sel di stratum lasidum dan stratum korneum merupakan sel mati karena kapiler tidak mencapai lapisan ini. b. Dermis (Kulit Jangat) atau Korium Dalam dermis terdapat pembuluh darah, akar rambut, dan ujung saraf. Selain itu, terdapat pula kelenjar keringat (glandula sudorifera) serta kelenjar minyak (glandula sebassea) yang terlatak dekat akar rambut dan berfungsi meminyaki rambut. Kelenjar keringat berupa pipa terpilin yang memanjang dari epidermis masuk ke bagian dermis. Pangkal kelenjarnya menggulung dan dikelilingi oleh
  • 31. 31 kapiler darah dan serabut saraf simpatetik. Dari kapiler darah inilah kelenjar keringat menyerap cairan jaringan yang terdiri dari air dan ±1% larutan garam beserta urea. Cairan jaringan tersebut dikeluarkan sebagai keringat melalui saluran keringat di permukaan kulit. Kira-kira 2 juta kelenjar keringat yang tersebar di seluruh dermis manusia dewasa dapat menghasilkan keringat ±225 ml setiap harinya. Kerja kelenjar keringat berada di bawah pengaruh pusat pengaturan oleh saraf pusat ini dirangsang oleh perubahan suhu di pembuluh darah. Fungsi hipotalamus adalah memonitor dan mengendalikan suhu darah. Jika darah yang melalui hipotalamus suhunya lebih rendah dari normal, maka saraf pusat mencapai panas akan mengeluarkan rangsangan ke kulit untuk menurunkan kecepatan hilangnya panas. Hal itu dilakukan dengan cara mengurangi aliran darah yang melewati pembuluh darah permukaan dan mengurangi pembentukan keringat. Sebaliknya jika darah yang melewati hipotalamus suhunya lebih tinggi, maka saraf pusat kehilangan panas dan akan mengurangi kecepatan metabolisme,
  • 32. 32 menghentikan menggigil, dan meningkatkan kecepatan hilangnya panas lewat kulit. Perhatikan Gambar 1.9 Pengeluaran keringat yang berlebihan pada pekerja berat mengakibatkan banyak garam hilang dari darah. Hal ini dapat mengakibatkan kejang dan pingsan. Keluarnya keringat yang berlebihan akibat rangsangan saraf dapat terlihat dengan menjadi merahnya warna kulit akibat pelebaran pembuluh darah di lapisan dermis. Sebaliknya, penyempitan pembuluh darah menyebabkan kulit menjadi pucat, misalnya pada saat ketakutan. Selain sebagai alat pengeluaran (ekskresi), kulit juga berfungsi sebagai pengatur suhu tubuh, tempat penyimpana cadangan bahan makanan berupa lemak, pelindung untuk mengurangi hilangnya air dalam tubuh,
  • 33. 33 melindungi tubuh dari gesekan, penyinaran panas, zat-zat kimia, dan kuman-kuman. Kulit juga berperan sebagai alat indra peraba. Hewan juga melakukan metabolisme untuk melakukan aktivitas kehidupan. Metabolisme menghasilkan zat sisa yang harus diekskresikan dari tubuh. Setiap hewan memiliki cara yang berbeda untuk mengekskresikan sisa metabolisme. 1. Ekskresi pada Invertebrata Pada hewan invertebrata belum terdapat sistem ekskresi. Akan tetapi, sisa-sisa metabolisme harus dikeluarkan dari dalam tubuh organisme. Untuk itu, hewan invertebrata memiliki alat dan cara ekskresi tersendiri. a. Sistem Ekskresi Protozoa Pengeluaran sisa-sisa metabolisme protozoa dilakukan melalui membran sel secara difusi. Protozoa mempunyai organel ekskresi berupa vakuola berdenyut yang bekerja secara periodik untuk mengatur kadar air dalam sel. Sewaktu mengeluarkan air, sisa-sisa metabolisme ikut dikeluarkan. D. SISTEM EKSKRESI HEWAN
  • 34. 34 b. Sistem Ekskresi Coelenterata dan Porifera Pada Porifera dan Coelenterata, pengeluaran sisa metabolisme berlangsung secara difusi, dari sel tubuh ke epidermis, lalu dari epidermis ke lingkungan hidupnya yang berair. c. Sistem Ekskresi Cacing Pipih Pengeluaran sisa metabolisme pada cacing pipih dan cacing pita dilakukan dengan selenosit yang disebut juga protonefridum atau sel api. Disebut sel api karena gerakannya seperti nyala api. Sel api menyerap sisa metabolisme dari sel-sel disekitarnya, lalu mengalirkan sisa metabolisme dengan gerakan silia ke duktus ekskretorius. Lihat Gambar 1.10 d. Sistem Ekskresi Annelida
  • 35. 35 Untuk mempelajari sistem ekskresi pada annelida, kita ambil contoh cacing tanah. Alat ekskresi cacing tanah adalah sepasang metanefridium berbentuk tabung yang terdapat di setiap segmen tubuhnya. Ujung yang terdapat dalam segmen, terbuka dan berbentuk corong bersilia, disebut nefrostom. Ujung lainnya yang bermuara keluar tubuh disebut nefridiofor. Pada nefrostom terdapat gulungan tubulus (tabung) dan bagian yang menggelembung. Nefridiofor dilewati materi-materi yang dikeluarkan oleh bagian yang menggelembung dari nefrostom tersebut. Gulungan tubulus nefrostom diselubungi pembuluh-pembuluh darah yang membentuk jaringan. Materi-materi yang dikeluarkan dari cairan tubuh anterior menuju nefridium lewat nefrostom yang terbuka. Akan tetapi, beberapa materi penting (air dan makanan) diikat langsung oleh sel-sel pada gulungan tubulus dan menembus pembuluh darah disekitar tubulus yang kemudian disirkulasikan lagi. Saat cairan bergerak disepanjang tubulus, epitelium transpor
  • 36. 36 yang mengelilingi lubang tubulus memompa garam-garam yang keluar dari tubulus ini di reabsorpsi oleh darah dalam kapiler pembuluh darah yang menyelubungi tubulus. Urin yang dikeluarkan oleh cacing tanah berbentuk cair dan mencapai 60% dari berat tubuh. e. Sistem Ekskresi Insecta Insecta mempunyai alat ekskresi yang disebut pembuluh malpighi. Pembuluh Malpighi melekat pada ujung anterior usus belakang. Zat-zat sisa metabolisme diserpa dari cairan jaringan oleh pembuluh Malpighi bagian ujung distal. Dari bagian ini, cairan masuk ke bagian proksimal pembuluh Malpighi dan membentuk kristal asam urat yang kemudian masuk ke usus belakang yang akhirnya keluar bersama feses. Sebagai zat sisa yang mengandung nitrogen dimanfaatkan untuk membentuk kitin pada eksosekeleton (rangka luar), dan dapat ikut diekskresikan sewaktu molting atau pengelupasan kulit. Lihat Gambar 1.11
  • 37. 37 2. Ekskresi pada Vertebrata Alat ekskresi yang utama pada vertebrata adalah ginjal (ren). Struktur ginjal yang paling primitif pada vertebrata disebut akrinefros dan holonefros. Pada prinsipnya, terdapat tiga tipe ginjal pada vertebrata, yaitu pronefros, mesonefros, dan metanefros. Pronefros adalah ginjal yang berkembang pada fase embrio vertebrata selain mamalia, embrio berudu dan larva Amphibia yang lain. Selama perkembangan embrio amniota dan selama metamorfosis Amphibia, pronefros digantikan oleh mesonefros. Mesonefros merupakan ginjal pada embrio sebagian vertebrata, ikan dewasa, dan Amphibia dewasa. Pada reptilia, burung, dan mamalia dewasa, mesonefros akan
  • 38. 38 berubah menjadi metanefros selama masa perkembangan embrio. a. Sistem Ekskresi pada Ikan Alat ekskresi pada ikan berupa sepasang ginjal mesonefros yang terikat di sisi dorsal rongga tubuh. Bentuk ginjal mesonefros sempit memanjang, berwarna cokelat,dan pada ujung anteriornya berhubungan dengan sistem reproduksi. Tubulus ginjal mengalami modifikasi menjadi duktus eferen yang menghubungkan testis dengan duktus mesonefridikus. Selnjutnya, duktus mesonefridikus menjadi duktus deferens yang berfungsi untuk mengangkut sperma dan urin yang bermuara di kloaka. Mekanisme ekskresi pada ikan yang hidup d air tawar berbeda dengan mekanisme ekskresi pada ikan yang hidup di air laut. Cairan tubuh ikan air tawar bersifat hiperosmotik dibandingkan air tawar, sehingga air cenderung masuk ke tubuh ikan. Di saat yang bersamaan, ion tubuh cenderung keluar air. Untuk mengatasi masalah kelebihan air atau kekurangan ion, ikan
  • 39. 39 air tawar biasanya tidak banyak minum. Tubuhnya diselimuti lendir untuk mencegah masuknya air secara berlebihan. Ikan aktif menyerap ion anorganik melalui insang dan mengeluarkan banyak air melalui urin yang encer. Ikan yang hidup di air laut mengekskresikan sampah nitrogen yang kurang beracun, yaitu trimetilamin oksida (TMO). Zat ini memberi bau khas air laut. Selain itu, ikan air laut mengekskresikan ion-ion lewat insang dan mengeluarkan urin dngan volume kecil. Ginjal ikan air laut tidak memiliki glomerulus. Akibatnya tidak terjadi ultrafiltrasi di ginjal, dan urin terbentuk oleh sekresi garam-garam dan TMO yang berkaitan dengan osmosis air. Lihat Gambar 1.12
  • 40. 40 b. Sistem Ekskresi pada Amphibia Ambhibia memiliki alat ekskresi berupa ginjal mesonefros. Pada katak jantan, saluran ginjal bersatu dengan saluran kelamin. Sebaliknya, pada katak betina saluran ginjal dan saluran kelamin terpisah. Ginjal Amphibia berhubungan dengan ureter di vesika urinaria. Saat Amphibia mengalami metamorfosis, hasil ekskresi Amphibia juga berubah. Larva Amphibia mengekresikan amonia, sedangkan berudu dan hewan dewasa mengekskresikan urea.
  • 41. 41 c. Sistem Ekskresi Reptilia Alat ekskresi pada Reptilia adalah sepasang ginjal metanefros. Metanefros berfungsi sebagai pronefros dan mesonefros yang merupakan alat ekskresi pada stadium embrional menghilang. Ginjal dihubungkan oleh ureter ke vesika urinaria (kandung kemih). Vesika urinaria menyempit ke bagian posterior, berukuran kecil. Vesika urinaria bermuara langsung ke koaka. Pada jenis kura-kura tertentu terdapat sepasang vesika urinaria tambahan yang juga bermuara langsung ke kloaka. Vesika urinaria tambahan berfungsi sebagai organ respirasi. Pada kura-kura betina, organ respirasi tersebut juga berfungsi membasahi tanah yang dipersiapkan untuk membuat sarang sehingga tanah menjadi lunak dan mudah digali. Hasil ekskresi reptilia adalah asam urat. Reptilia hanya menggunakan sedikit air untuk membilas sampah nitrogen dari darah karena sebagian besar sisa metabolisme diekskresikan sebagai asam urat yang tidak beracun. Asam urat yang dikeluarkan oleh
  • 42. 42 reptilia berbentuk pasta (bubur) berwarna putih. Sisa air direabsorpsi oleh bagian tabung ginjal. Buaya dan penyu air tawar mengekskresikan asam urta dan amonia. Pada penyu laut terjadi ekskresi garam dari sepasang kelenjar garam di kepala yang bermuara di sudut mata, sehingga penyu laut tampak seperti mengeluarkan air mata. Buaya tidak mempunyai vesika urinaria sehingga asam urat keluar bersama feses. Lihat Gambar 1.13 d. Sistem Ekskresi Aves Alat ekskresi burung berupa sepasang ginjal metanefros. Burung tidak memiliki vesika urinaria sehingga hasil ekskresi dari ginjal disalurkan langsung ke kloaka melalui ureter. Tabung ginjal burung sangat banyak sehingga metabolisme bururng aktif. Tiap 1 ml kubik jaringan korteks ginjal burung mengandung 100
  • 43. 43 sampai dengan 500 tabung ginjal. Tabung ginjal ini membentuk lengkung Henle kecil. Air dalam tubuh dieroleh melalui reabsorpsi di tubulus. Didalam kloaka juga terjadi reabsorpsi air yang menambah jumlah air dalam tubuh. Sampai nitrogen dibuang sebagai asam urat yang dikeluarkan lewat kloaka. Asam urat berbentuk kristal putih yang bercampur feses. Pada burung laut misalnya camar, selain mengekskresikan asam urat juga mengekskresikan garam. Hal ini disebabkan kerana burung laut meminum air garam dan makan ikan laut yang banyak mengandung garam. Burung laut memiliki kelenjar pengekskresi garam di atas mata. Larutan garam mengalir ke rongga hidung kemudian keluar lewat nares luar dan akhirnya garam menetes dari ujung paruh. Lihat Gambar 1.14
  • 44. 44 Rangkuman Ekskresi adalah proses pembebasan sisa-sisa metabolisme dari dalam tubuh. Organ-organ ekskresi dalam tubuh manusia antara lain sebagai berikut: 1. Kulit (integumen) merupakan organ ekskresi keringat, minyak, dan gara-garam mineral. 2. Paru-paru mengekskresikan CO2 dan uap air (H2O). 3. Hati mengekskresikan empedu. Urin terbentuk melalui proses filtrasi, reabsorpsi, dan augmentasi. Penyakit yang menyerang sistem ekskresi, contohnya adalah diuresis, nefritis, albuminuria, diabetes insipidus, diabetes melitus, glikosuria, hematuria, dan ketosis. Dialisis darah merupakan proses bekerjanya ginjal buatan untuk menolong penyakit gagal ginjal kronis. Penderita ginjal kronis dapat diobati dengan trasplantasi ginjal. Invertebrata memiliki alat ekskresi yang sederhana, antara lain dengan seluruh permukaan tubuh, vakuola kontraktil, nefridium, protonefridium, dan metanefridium. Alat ekskresi pada cacing pipih adalah protonefridium yang
  • 45. 45 memiliki sel api. Alat ekskresi pada cacing tanah adalah metanefridium. Alat ekskresi insecta adalah buluh Malpighi. Alat ekskresi pada ikan adalah ginjal mesonefros, ekskretnya berupa amonia. Ikan yang hidup di laut mengekskresikantrimetilamin oksida. Alat ekskresi amfibi adalah ginjal mesonefros, eskretnya adalah asam urat encer. Alat ekskresi reptilia adalah ginjal metanefros, ekskretnya adalah asam urat yang berbentuk bubur (pasta) dan berwarna putih bercampur feses. Alat ekskresi burung adalah ginjal metanefros, ekskretnya berupa asam urat berbentuk kristal bercampur feses. LATIHAN SOAL BAB I TEKA-TEKI SILANG MENDATAR 2. protonefridium atau sel api 5. pengubahan amonia menjadi produk yang kurang toksik 8. agen anti penggumpalan/antikoagulan 13. Produk Nitrogen 14. hasil ekskresi reptilia 16. satuan struktural dan fungsional ginjal 17. pengeluaran urin secara berlebihan 18. Pembebasan sisa-sisa metabolisme dari tubuh 19. lapisan dalam ginjal
  • 46. 46 MENURUN 1. bagian lengkung henle 3. sel darah merah dalam urin 4. bagian kulit 6. alat ekskresi reptilia, aves 7. kantong empedu 9. pembentukan urea 10. penyakit asam urat 11. metode untuk memisahkan molekul berdasarkan ukurannya 12. satu-satunya organ ekskresi yang menghasilkan hormon arginase 15. hasil dari filtrat glomerulus 20. pengeluaran sisa metabolisme pada porifera dan coelenterata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
  • 47. 47 A. Pilihlah satu jawaban yang tepat 1. Perhatikan beberapa organ tubuh manusia di bawah ini! 1. Paru-paru 4. lambung 2. Jantung 5. limpa 3. Ginjal Diantara organ-organ tersebut yang berfungsi sebagi organ ekskresi adalah.... A. 1 dan 2 D. 2 dan 5 B. 1 dan 3 E. 3 dan 5 C. 2 dan 4 2. Dibawah ini yang merupakan hasil dari peristiwa ekskresi adalah.... A. Keringat D. HCl lambung B. Enzim E. Hormon C. Saliva 3. Dalam proses metabolisme akan dihasilkan zat sisa: 1. Air 3. Senyawa N 5. Garam mineral 2. CO2 4. Logam berat Melalui proses metabolisme protein akan dihasilkan zat-zat sampah antara lain.... A. 1,3, dan 5 D. 1,2, dan 4
  • 48. 48 B. 2,4, dan 5 E. 3,4,dan 5 C. 1,2 dan 3 4. Urutan proses yang terjadi dalam ginjal adalah... A. Filtrasi-augmentasi-reabsorpsi B. Augmentasi-filtrasi-reabsorpsi C. Augmentasi-reabsorpsi-filtrasi D. Reabsorpsi-filtrasi-augmentasi E. Filtrasi-reabsorpsi-augmentasi 5. Reabsorpsi zat-zat yang masih berguna berlangsung di dalam A. Badan Malpighi B. Glomerulus C. Tubulus kontortus distal D. Tubulus kolektus E. Tubulus kontortus proksimal 6. Badan Malpighi terdiri atas.... A. Glomerulus dan nefron B. Kapsul Bowman dan glomerulus C. Nefron dan lengkung Henle D. Tubulus distal dan nefron E. Tubulus proksimal dan lengkung Henle 7. Dialisis darah pada mesin ginjal buatan menggunakan prinsip... A. Difusi sederhana
  • 49. 49 B. Osmosis C. Transpor aktif D. Filtrasi E. Reabsorpsi 8. Kekurangan hormon antidiuretik menimbulkan penyakit.... A. Diabetes melitus B. Diabetes insipidus C. Albuminuria D. Nefritis E. Uremia 9. Hasil ekskresi utama insecta adalah.... A. Urea B. Asam urat C. Amonia D. Karbon dioksida E. Nitrat 10. Untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang, ikan laut... A. Melakukan akumulasi urea B. Mempunyai kelenjar ekskresi glukosa C. Mengonsumsi makanan rendah protein D. Mengekskresikan banyak urin hipertonis E. Meminum air laut 11. Protozoa mengeluarkan zat sisa lewat....
  • 50. 50 A. Nefridium B. Membran sel C. Buluh Malpighi D. Nefridiofor E. Metanefros 12. Alat ekskresi dan bahan yang diekskresikan pada insecta adalah.... A. Opistonefros dan asam urat B. Pronefros dan amonia C. Buluh Malpighi dan asam urat D. Nefridium dan asam urat E. Sel api dan amonia 13. Reptilia mengeluarkan zat sisa berupa.... A. Cairan urin B. Feses C. Kristal asam urat D. Amonia E. Ureum 14. Hasil ekskresi burung bercampur dengan feses karena.... A. Burung hanya memiliki kloaka B. Urin keluar leewat uretra C. Organ ekskresi berhubungan dengan organ reproduksi D. Ginjal burung menyatu dengan usus
  • 51. 51 E. Saluran ginjal buntu 15. Jika urin mengandung protein, kemungkunan kelainan terjadi pada bagian.... A. Kapsul Bowman B. Tubulus proksimal C. Lengkung Henle D. Tubulus distal E. Tubulus kolektus B. Jawablah pertanyaan berikut! 1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan filtrasi! 2. Bandingkan plasma darah dengan urin primer! 3. Apa yang dimaksud dengan diuresis? 4. Tuliskan secara berurutan proses pembentukan urin dan tempat berlangsungnya! 5. Jelaskan mekanisme pengeluaran keringat untuk mengatur suhu tubuh! C. Jawablah pertanyaan berikut berdasarkan analisamu! 1. Mengapa adanya protein di dalam urin merupakan pertanda bahwa ada sesuatu yang salah pada ginjal? 2. Ketika bepergian dengan bus, yogi tidak minum air sama sekali selam beberapa jam. Menurutmu bagaimana volume
  • 52. 52 urin yang ia keluarkan hari itu dibandingkan dengan hari biasa? Jelaskan! 3. Mengapa keluarga terdekat lebih diutamakan sebagai donor untuk cangkok ginjal?
  • 53. 53 DAFTAR PUSTAKA Campbell, Neil A., dkk. 2008. Biologi. Edisi ke-8. Terj. dari: Biologi. Jakarta. Erlangga. Pearce, Evelyn C., 2013. Anatomi & Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta. Kompas Gramedia. Pratiwi, D.A., 2007. Biologi. Jakarta. Erlangga. Scanlon Valeria C., & Tina Sanders. 2005. Buku Ajar Anatomi & Fisiologi. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC