SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Contoh Karya Ilmiah Biologi 
BAB I. 
PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang 
Sistem ekskresi adalah system yang berperan dalam proses pembuangan zat 
yang sudah tidak diperlukan atau zat yang membahayakan tubuh, dalam 
bentuk larutan. Urin atau air seni adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh 
ginjal yang kemudian dikeluarkan dalam tubuh melalui proses urinasi. Urin 
normal berwarna jernih transparan warna kuning muda. Urin beraasal dari 
zat warna empedu. Urine berbau khas jika diberikan agak lama, berbau 
ammonia pada kisar 6.8-7.2. kandungan air, urea, asam urat, ammonia, 
keratin, asam oksalat, asam fosfat, asam sulfat, klorida. Volume urine normal, 
kisaran 900-1200ml 
Manusia memiliki organ atau alat-alat ekskresi yang berfungsi membuang zat 
sisa hasil metabolisme. Zat sisa hasil metabolisme merupakan sisa 
pembongkaran zat makanan, misalnya: karbondioksida (CO2), air (H20), 
amonia (NH3), urea dan zat warna empedu.Zat sisa metabolisme tersebut 
sudah tidak berguna lagi bagi tubuh dan harus dikeluarkan karena bersifat 
racun dan dapat menimbulkan penyakit. 
B. Rumusan Masalah 
Ada beberapa urin yang akan diuji, dari urin tersebut dibuktikan bahwa urin 
mengandung berbagai zat amonia, glukosa, protein, dan kandungan klorida 
C. Tujuan Penelitian 
Mengetahui kandungan amonia, glukosa, protein, kandungan klorida dalam 
urin 
D. Manfaat Penelitian 
Dapat diketahui kandungan amonia, glukosa, protein, kandungan klorida 
dalam urin 
BAB II 
TINJAUAN PUSTAKA 
A. Struktur Ginjal 
Ginjal terdiri atas dua lapisan, yaitu lapisan luar (korteks) yang mengandung 
jutaan alat penyaring (nefron). Setiap nefron terdiri atas badan malpighi 
(renal cospuscle), tubulus kontortus proksimal, bagian tebal dan bagian tipis
lengkung henle, tubulus kontortus distal. 
Badan malpighi terdiri atas berkas kapiler yang disebut glumerulus yang 
dikelilingi kapsul Bowman. Lembaran dalam yang menutupi kapiler 
glomerulus dinamakan lapisan viseral, lembaran luar membentuk batas luar 
tebal malpighi disebut lapissan parietal kapsula Bowmann yang dilapisi sel 
epitel pipih. Antara dua lapisan terdapat ruang kapsula yang menerima 
filtrat. Setiap badan malpighi mempunyai kutub vaskuler tempat arteri 
aferen masuk dan arteri eferen keluar meninggalkan glomerulus, dan kutub 
urinarius, tempat tubulus proksimalis dimulai. 
Lapisan parietal yang berdinding selapis sel epitel pipih begitu sampai di 
kutub urinaria epitel berubah menjadi epitel kubus. Lapisan viseral 
mengalami modivikasi selama perkembangan embrional. Sel-sel lapisan 
internal dinamakan podosid, mempunyai badan sel dimana muncul beberapa 
tonjolan primer. Setiap tonjolan primer mempunyai banyak tonjolan 
sekunder yang menutupi kapiler glomerulus. Tonjolan sekunder ini saling 
bertautan, membatasi ruang yang membentuk celah filtrasi. 
Antara sel-sel endotel kapiler dan podosid yang berlubang-lubang 
merupakan lapisan basalis. Membran ini merupakan struktur struktur 
kontinyu yang memisahkan darah kapiler dari ruang kapsular. Di samping se 
endotel dan podosid, kapiler glomerulus mempunyai sel mesangial. Sel 
mesangial ini bersifat kontraktil dan memainkan peranan dalam regulasi 
filtrasi glumerulus, juga mensekresi berbagai senyawa, mengambil kompleks 
imun dan terlibat dalam produksi penyakit glomerulus, juga bekerja sebagai 
makrofag dan berperan membersihkan lamina basalis dari zat-zat tertentu 
yang tertimbun dalam matrik selama filtrasi. 
Tubulus kontortus proksimal manusia panjangnya + 15mm, dengan diameter 
55μm. Dindingnya dibentuk oleh selapis sel tunggal kuboid yang saling 
menjalin satu dengan yang lain dan disatukan oleh tautan kedap apikal. Pada 
apeks sel yang menghadap ke lumen tubulus terdapat banyak mikrovili yang 
panjangnya 1μm , bentukan ini dinamakan brush border (batas sikat) yang 
berfungsi membantu absorpsi zat-zat (peptida, glukosa) yang keluar dari 
darah selama filtrasi. 
Tubulus proksimal berakhir dengan segmen tipis pars desenden lengkung 
henle yang mempunyai epitel sel pipih yang tipis. Segmen tipis ini berakhir 
dalam segmen tebal pars asenden yang sel-selnya berbentuk kuboid yang 
banyak mengandung mitokondria. Pars asenden tebal lengkung henle 
mencapai glomerulus dan tubulus berdekatan dengan arteriol aferen dan 
eferen, dimana dinding arteriol aferen mengandung sel jukstaglomerulus 
(penskresi renin). Pada titik ini epitel tubulus dimodifikasi membentuk 
makula densa. Sel jukstaglomerulus, makula densa dan sel lapis bergrandula
bersama-sama dikenal sebagai aparatus jukstaglomerulus. 
Tubulus kontortus distal, epitel kuboidnya lebih rendah daripada tubulus 
proksimal, mempunyai mikrovili sedikit. Tubulus distal bersatu membentuk 
tubulus koligen yang berjalan melewati korteks dan medula renalis yang 
akan bermuara di pelvis renalis pada apeks piramid medula. 
B. Proses pembentukan urin 
1. Filtrasi (penyaringan) 
Proses filtrasi terjadi di kapsul Bowman dan glomerulus. Dinding luar kapsul 
Bowman tersusun dari satu lapis sel epitel pipih. Antara dinding luar dan 
dinding dalam terdapat ruang kapsul yang berhubungan dengan lumen 
tubulus kontortus proksimal. Dinding dalam kapsul Bowman tersusun dari 
sel-sel khusus (prodosit). 
Proses filtrasi terjadi karena adanya perbedaan tekanan hidrostatik (tekanan 
darah) dan tekanan onkotik (tekanan osmotik plasma), dimulai ketika darah 
masuk ke glomerulus, tekanan darah menjadi tinggi sehingga mendorong air 
dan komponen-komponen yang tidak dapat larut melewati pori-pori 
endotelium kapiler, glomerulus, kemudian menuju membran dasar, dan 
melewati lempeng filtrasi, lalu masuk ke dalam ruang kapsul Bowman. 
2. Reabsorpsi (penyerapan) 
Proses reabsorpsi terjadi di tubulus kontortus proksimal, lengkung henle, 
dan sebagian tubulus kontortus distal.reabsorpsi dilakukan oleh sel-sel epitel 
di seluruh tubulus ginjal. Banyaknya zat yang direabsorpsi tergantung 
kebutuhan tubuh saat itu. Zat-zat yang direabsorpsi adalah air, glukosa, asam 
amino, ion-ion Na+, K+, Ca2+, Cl-, HCO3-, HbO42-, dan sebagian urea. 
Reabsorpsi terjadi secara transpor aktif dan transpor pasif. Glukosa dan asam 
amino direabsorpsi secara transpor aktif di tubulus proksimal. Reabsorpsi 
Na+, HCO3- dan H2O terjadi di tubulus kontortus distal. 
Proses reabsorpsi dimulai ketika urin primer (bersifat hipotonis dibanding 
plasma darah) masuk ke tubulus kontortus proksimal. Kemudian terjadi 
reabsorpsi glukosa dan 67% ion Na+, selain itu juga terjadi reabsorpsi air dan 
ion Cl- secara pasif. Bersamaan dengan itu, filtrat menuju lengkung henle. 
Filtrat ini telah berkurang volumenya dan bersifat isotonis dibandingkan 
cairan pada jaringan di sekitar tubulus kontortus proksimal. Pada lengkung 
henle terjadi sekresi aktif ion Cl- ke jaringan di sekitarnya. Reabsorpsi 
dilanjutkan di tubulus kontortus distal. Pada tubulus ini terjadi reabsopsi 
Na+ dan air di bawah kontrol ADH (hormon antidiuretik). Di samping 
reabsorpsi, di tubulus ini juga terjadi sekresi H+, NH4+, urea, kreatinin, dan 
obat-obatan yang ada pada urin.
Hasil reabsorpsi ini berupa urin skunder yang memiliki kandungan air, 
garam, urea dan pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan bau 
pada urin. 
3. Augmentasi (pengumpulan) 
Urin sekunder dari tubulus distal akan turun menuju tubulus pengumpul. 
Pada tubulus pengumpul ini masih terjadi penyerapan ion Na+, Cl-, dan urea 
sehingga terbentuklah urin sesungguhnya. Dari tubulus pengumpul, urin 
dibawa ke pelvis renalis, urin mengalir melalui ureter menuju vesika urinaria 
(kantong kemih) yang merupakan tempat penimpanan sementara urin. 
C. Sifat-sifat urin 
Urine memiliki sifat-sifat sebagai berikut: 
1. Volume urin normal orang dewasa 600 – 2500 ml/hari, ini tergantung 
pada masukan air, suhu luar, makanan dan keadaan mental/fisik individu. 
Produk akhir nitrogen dan kopi, teh, alkohol menpunyai efek diuresis. 
2. Berat jenis berkisar antara 1,003 – 1,030. 
3. Reaksi urin biasanya asam dengan pH kurang dari 6 (bekisar 4,7-8). Bila 
masukan protein tinggi, urin menjadi asam sebab fosfat dan sulfat berlebihan 
dari hasil katabolisme protein. Keasaman meningkat pada asidosis dan 
demam. Urin menjadi alkali karena perubahan urea menjadi amonia dan 
kehilangan CO2 di udara. Urin menjadi alkali pada alkaliosis seperti setelah 
banyak muntah. 
4. Warna urin normal adalah kuning pucat atau ambar. Pigmen utamanya 
urokrom, sedikit urolobin dan hematopofirin. Pada keadaan demam, urin 
berwarna kuning tua atau kecoklatan, pada penyakit hati pigmen empedu 
mewarnai urin menjadi hijau, coklat, atau kuning tua. Darah (hemoglobin) 
memberi warna seperti asap sampai merah pada urin. Urin sangat asam 
mengendapakan garam-garam asam urat dengan warna dadu. 
5. Urin segar beraroma sesuai dengan zat-zat yang dimakan. 
D. Unsur-unsur dalam urin 
1. Unsur-unsur normal dalam urin. 
a. Urea (25-30 gram) merupakan hasil akhir dari metabolisme protein pada 
mamalia. 
b. Amonia, pada keadaan normal terdapat sedikit dalam urin segar. Pada 
penderita diabetes millitus, kandungan amonia dalam urinnya sangat tinggi. 
c. Kreatinin dan kreatin (kreatinin : produk pemecahan kreatin), normalnya 
20-26 mg/kg pada laki-laki, dan 14-22 mg/kg pada perempuan. 
d. Asam urat, adalah hasil akhir terpenting oksidasi purin dalam tubuh. Asam 
urat sangat sukar larut dalam air, tetapi mengendap membentuk garam-garam 
yang larut dengan alkali. Pengeluaran asam urat meningkat pada 
penderita leukimia, penyakit hati berat. 
e. Asam amino: hanya sedikit dalam urin. Pada penderita penyakit hati yang 
lanjut karena keracunan, maka jumlah asam amino yang diekskresikan
meningkat. 
f. Klorida (terutama NaCl), pengeluarannya tergantung dari masukan. 
g. Sulfur, berasal dari protein yang mengandung sulfur pada makanan. 
h. Fosfat di urin adalah gabungan dari natrium dan kalium fosfat, berasal dari 
makanan yang mengandung protein berikatan denagn fosfat. 
i. Oksalat dalam urin rendah. Pada penderita hiperoksaluria jumlah oksalat 
relatif tinggi. 
j. Mineral: Na, Ca, K, Mg ada sedikit dalam urin. 
k. Vitamin, hormon dan enzim dalam urin sedikit. 
2. Unsur abnormal dalam urin. 
Protein: Proteinuria (albuminuria) yaitu adanya albumin dan globulin dalam 
urin dengan konsentrasi abnormal. Proteinuria fisiologis terdapat + 0.5% 
protein, ini dapat terjadi setelah latihan berat, setelah makan banyak protein, 
atau sebagai akibat dari gangguan sementara pada sirkulasi ginjal bila 
seseorang berdiri tegak. Kasus kehamilan disertai Proteinuria sebesar 30- 
35%. Proteinuria patologis, disebabkan karena adanya kelainan dari organ 
ginjal karena sakit. 
Misalnya nefrosklerosis suatu bentuk vaskuler penyakit ginjal, dihubungkan 
dengan hipertensi arterial. Proteinuria pada penyakit ini meningkat dengan 
makin beratnya kerusakan ginjal. Proteinuria dapat juga terjadi karena 
keracunan tubulus ginjal oleh logam-logam berat (raksa(Hg), arsen(As), 
bimut(Bi)). 
Glukosa: glukosuria tidak tetap dapat ditemukan setelah stress emosi 
(pertandingan atletik yang menegangkan), 15% kasus glikosuria tidak 
karena diabetes. Galaktosuria dan laktosuria dapat terjadi pada ibu selama 
kehamilan, laktasi maupun menyapih. Pentosuria terjadi sementara sesudah 
makan makanan yang mengandung gula pentosa. Benda-benda keton dapat 
terjadi pada saat kelaparan, diabetes, kehamilan, anestesia eter. Terdapat 
bilirubin, dan adanya kandungan darah karena kerusakan pada ginjal. 
E. Gangguan Pada Ginjal 
Beberapa kelainan dan gangguan fungsi ginjal adalah sebagai berikut. 
1. Nefritis 
Nefritis : kerusakan pada glumerulus akibat alergi racun kuman, biasanya 
disebabkan oleh bakteri Steptococcus. Nefritis mengakibatkan seseorang 
menderita Uremia dan oedema. Uremia: masuknya kembali asam urin dan 
urea ke pembuluh darah. Oedema adalah penimbunan air di kaki karena 
reabsorpsi air terganggu. 
2. Batu ginjal 
Batu ginjal terbentuk karena pengendapan garam kalsium di dalam rongga 
ginjal, saluran ginjal, atau kantong kemih. Batu ginjal berbentuk kristal yang
tidak larut. Kandungan batu ginjal adalah kalsium oksalat, asam urat, dan 
kristal kalsium fosfat. Endapan garam ini terbentuk jika seseorang terlalu 
banyak mengonsumsi garam mineral dan terlalu sedikit mengonsumsi air. 
3. Albuminuria 
Albuminuria adalah ditemukannya albumin pada urin. Adanya albumin 
dalam urin merupakan indikasi adanya kerusakan pada membran kapsul 
endotelium. Selain itu dapat juga disebabkan oleh iritasi sel-sel ginjal karena 
masuknya substansi seperti racun bakteri, eter, atau logam berat. 
4. Glikosuria 
Glikosuria adalah ditemukannya glukosa pada urin. Adanya glukosa dalam 
urin menunjukkan adanya kerusakan pada tabung ginjal. 
5. Hematuria 
Hematuria adalah ditemukannya sel darah merah dalam urin. Hematuria 
disebabkan peradangan pada organ urinaria atau iritasi akibat gesekan pada 
batu ginjal. 
6. Ketosis 
Ketosis adalah ditemukannya senyawa keton di dalam darah. Hal ini dapat 
terjadi pada orang yang melakukan diet karbohidrat. 
7. Diabetes Militus 
Diabetes militus adalah penyakit yang disebabkan pankreas tidak 
menghasilkan atau hanya menghasilkan sedikit insulin. Insulis : hormon yang 
mampu mengubah glukosa menjadi glikogen sehingga mengurangi kadar 
gula dalam darah. Selain itu, Insulis juga membantu jaringan tubuh menyerap 
glukosa sehingga dapat digunakan sebagai sumber energi. Diabetes militus 
juga dapat terjadi jika sel-sel di hati, otot, dan lemak memiliki respons rendah 
terhadap insulin. Kadar glukosa di urin penderita diabetes militus sangat 
tinggi. Ini menyebabkan sering buang air kecil, cepat haus dan lapar, serta 
menimbulkan masalah pada metabolisme lemak dan protein. 
8. Diabetes Insipidus 
Diabetes Insipidus adalah penyakit yang menyebabkan penderita 
mengeluarkan urin terlalu banyak. Penyebabnya adalah kekurangan hormon 
ADH (dihasilkan oleh kelenjar hipofisis bagian belakang). Jika kekurangan 
ADH, jumlah urin dapat naik 20-30 kali lipat dari keadaan normal. 
BAB III. 
METODOLOGI PENELITIAN 
A. Alat dan Bahan :
1. Tabung reaksi 
2. Rak tabung reaksi 
3. Penjepit 
4. Pembakar spritus 
5. Korek 
6. Urin 
7. Larutan biuret 
8. Larutan benedict 
9. Larutan AgNO3 
B. Cara Kerja 
· Kegiatan 1, 
Mengetahui bau amoniak dari hasil penguraian urea dalam urin 
1. Memasukkan 1 ml urin kedalam tabung reaksi 
2. Menjepit dengan penjepit tabung reaksi 
3. Memanaskan sampai mendidih dengan lampu spiritus 
4. Mengetahui baunya 
· Kegiatan 2, 
Mengenal kandungan klorida dalam urin 
1. Memasukkan 2 ml urin kedalam tabung reaksi 
2. Menambahkan 5 tetes larutan AgNO3 
3. Mengetahui perubahan setelah nya 
4. Memberikan alasan kenapa bisa terjadi 
· Kegiatan 3, 
Uji protein 
1. Memasukkan 2 ml urin kedalam tabung reaksi 
2. Menambahkan 5 tetes larutan biuret, dan membiarkan selama 5 menit 
3. Mengamati perubahan warna yang terjadi 
4. Menyimpulkan tentang urin yang telah di uji 
· Kegiatan 4, 
Uji glukosa 
1. Memasukkan 2 ml urin kedalam tabung reaksi 
2. Menambahkan 5 tetes larutan benedict 
3. Menjepit dengan penjepit, kemudian memanaskan dengan lampu spritus 
4. Mencatat perubahan warna yang terjadi 
5. Menyimpulkan tentang urin yang telah di uji. 
Untuk selengkapnya silahkan menuju ke link sumber :

More Related Content

What's hot

PPT Biologi SMA Kelas XI-Sistem Ekskresi Pada Manusia Dan Hewan(Ikan)
PPT Biologi SMA Kelas XI-Sistem Ekskresi Pada Manusia Dan Hewan(Ikan)PPT Biologi SMA Kelas XI-Sistem Ekskresi Pada Manusia Dan Hewan(Ikan)
PPT Biologi SMA Kelas XI-Sistem Ekskresi Pada Manusia Dan Hewan(Ikan)Rian Maulana
 
Sistem ekskresi
Sistem ekskresiSistem ekskresi
Sistem ekskresixempat
 
Sistem ekskresi-pada-manusia(2)
Sistem ekskresi-pada-manusia(2)Sistem ekskresi-pada-manusia(2)
Sistem ekskresi-pada-manusia(2)Brian Fernanda
 
Sistem ekskresi pada manusia
Sistem ekskresi pada manusiaSistem ekskresi pada manusia
Sistem ekskresi pada manusiaPenata Aji
 
BIOLOGI Sistem Ekskresi Manusia dan Hewan
BIOLOGI Sistem Ekskresi Manusia dan HewanBIOLOGI Sistem Ekskresi Manusia dan Hewan
BIOLOGI Sistem Ekskresi Manusia dan Hewanfestiokayasari
 
POWER POINT SISTEM EKSKRESI MANUSIA
POWER POINT SISTEM EKSKRESI MANUSIA POWER POINT SISTEM EKSKRESI MANUSIA
POWER POINT SISTEM EKSKRESI MANUSIA Edi Sutiono Mutiara
 
Makalah sistem-ekskresi-pada-manusia
Makalah sistem-ekskresi-pada-manusiaMakalah sistem-ekskresi-pada-manusia
Makalah sistem-ekskresi-pada-manusiamiamirna
 
Sistem eksresi pada ginjal
Sistem eksresi pada ginjalSistem eksresi pada ginjal
Sistem eksresi pada ginjalErreina Saifa
 
Tugas Biologi: Sistem Eksresi
Tugas Biologi: Sistem EksresiTugas Biologi: Sistem Eksresi
Tugas Biologi: Sistem Eksresidra_amanah
 
Buku Sistem Ekskresi Manusi dan Hewan
Buku Sistem Ekskresi Manusi dan Hewan Buku Sistem Ekskresi Manusi dan Hewan
Buku Sistem Ekskresi Manusi dan Hewan towikusuma
 

What's hot (20)

Sistem ekskresi
Sistem ekskresiSistem ekskresi
Sistem ekskresi
 
PPT Biologi SMA Kelas XI-Sistem Ekskresi Pada Manusia Dan Hewan(Ikan)
PPT Biologi SMA Kelas XI-Sistem Ekskresi Pada Manusia Dan Hewan(Ikan)PPT Biologi SMA Kelas XI-Sistem Ekskresi Pada Manusia Dan Hewan(Ikan)
PPT Biologi SMA Kelas XI-Sistem Ekskresi Pada Manusia Dan Hewan(Ikan)
 
Sistem ekskresi
Sistem ekskresiSistem ekskresi
Sistem ekskresi
 
Sistem ekskresi-pada-manusia(2)
Sistem ekskresi-pada-manusia(2)Sistem ekskresi-pada-manusia(2)
Sistem ekskresi-pada-manusia(2)
 
Bab 8 sistem ekskresi
Bab 8 sistem ekskresiBab 8 sistem ekskresi
Bab 8 sistem ekskresi
 
Sistem ekskresi pada manusia
Sistem ekskresi pada manusiaSistem ekskresi pada manusia
Sistem ekskresi pada manusia
 
BIOLOGI Sistem Ekskresi Manusia dan Hewan
BIOLOGI Sistem Ekskresi Manusia dan HewanBIOLOGI Sistem Ekskresi Manusia dan Hewan
BIOLOGI Sistem Ekskresi Manusia dan Hewan
 
Sistem ekskresi
Sistem ekskresiSistem ekskresi
Sistem ekskresi
 
Ppt urine
Ppt urinePpt urine
Ppt urine
 
POWER POINT SISTEM EKSKRESI MANUSIA
POWER POINT SISTEM EKSKRESI MANUSIA POWER POINT SISTEM EKSKRESI MANUSIA
POWER POINT SISTEM EKSKRESI MANUSIA
 
Ppt ginjal
Ppt ginjalPpt ginjal
Ppt ginjal
 
Kelas xi sistem ekskresi
Kelas xi sistem ekskresiKelas xi sistem ekskresi
Kelas xi sistem ekskresi
 
Ginjal
GinjalGinjal
Ginjal
 
Sistem Ekskresi
Sistem EkskresiSistem Ekskresi
Sistem Ekskresi
 
Makalah sistem-ekskresi-pada-manusia
Makalah sistem-ekskresi-pada-manusiaMakalah sistem-ekskresi-pada-manusia
Makalah sistem-ekskresi-pada-manusia
 
Sistem eksresi pada ginjal
Sistem eksresi pada ginjalSistem eksresi pada ginjal
Sistem eksresi pada ginjal
 
Tugas Biologi: Sistem Eksresi
Tugas Biologi: Sistem EksresiTugas Biologi: Sistem Eksresi
Tugas Biologi: Sistem Eksresi
 
Sist ekskresi
Sist ekskresiSist ekskresi
Sist ekskresi
 
Buku Sistem Ekskresi Manusi dan Hewan
Buku Sistem Ekskresi Manusi dan Hewan Buku Sistem Ekskresi Manusi dan Hewan
Buku Sistem Ekskresi Manusi dan Hewan
 
Sistem Ekskresi Hewan dan Manusia
Sistem Ekskresi Hewan dan ManusiaSistem Ekskresi Hewan dan Manusia
Sistem Ekskresi Hewan dan Manusia
 

Similar to sejarah

Similar to sejarah (20)

Bab 7 Sistem Ekskresi_ www.kampusimpian.com.pptx
Bab 7 Sistem Ekskresi_ www.kampusimpian.com.pptxBab 7 Sistem Ekskresi_ www.kampusimpian.com.pptx
Bab 7 Sistem Ekskresi_ www.kampusimpian.com.pptx
 
Bab 7 sistem ekskresi
Bab 7 sistem ekskresiBab 7 sistem ekskresi
Bab 7 sistem ekskresi
 
Sistem ekskresi-pada-manusia
Sistem ekskresi-pada-manusiaSistem ekskresi-pada-manusia
Sistem ekskresi-pada-manusia
 
Sistem urine adalah suatu sistem organ yang memproduksi
Sistem urine adalah suatu sistem organ yang memproduksiSistem urine adalah suatu sistem organ yang memproduksi
Sistem urine adalah suatu sistem organ yang memproduksi
 
Sistem ekskresi
Sistem ekskresiSistem ekskresi
Sistem ekskresi
 
Sistem ekskresi pada manusia
Sistem ekskresi pada manusiaSistem ekskresi pada manusia
Sistem ekskresi pada manusia
 
Sistem ekskresi manusia
Sistem ekskresi manusiaSistem ekskresi manusia
Sistem ekskresi manusia
 
Materi biologi x ppt bab 8 fix
Materi biologi x ppt bab 8 fixMateri biologi x ppt bab 8 fix
Materi biologi x ppt bab 8 fix
 
Bio bab 8 kelas XI
Bio bab 8 kelas XIBio bab 8 kelas XI
Bio bab 8 kelas XI
 
TUGAS ( Ginjal )
TUGAS ( Ginjal )TUGAS ( Ginjal )
TUGAS ( Ginjal )
 
ppt BAB 8 ekskresi.pptx
ppt BAB 8 ekskresi.pptxppt BAB 8 ekskresi.pptx
ppt BAB 8 ekskresi.pptx
 
PPT Bab 6 Biologi Kelas XI Kur-Merdeka.pptx
PPT Bab 6 Biologi Kelas XI Kur-Merdeka.pptxPPT Bab 6 Biologi Kelas XI Kur-Merdeka.pptx
PPT Bab 6 Biologi Kelas XI Kur-Merdeka.pptx
 
Sistem ekskresi
Sistem ekskresiSistem ekskresi
Sistem ekskresi
 
Ginjal
GinjalGinjal
Ginjal
 
PPT BIOLOGI GINJAL
PPT BIOLOGI GINJAL PPT BIOLOGI GINJAL
PPT BIOLOGI GINJAL
 
Sistem Ekskresi VIII.pdf
Sistem Ekskresi VIII.pdfSistem Ekskresi VIII.pdf
Sistem Ekskresi VIII.pdf
 
Ginjal
GinjalGinjal
Ginjal
 
Powerpoint.alat ekresi2
Powerpoint.alat ekresi2Powerpoint.alat ekresi2
Powerpoint.alat ekresi2
 
Patologi gagal ginjal
Patologi gagal ginjalPatologi gagal ginjal
Patologi gagal ginjal
 
Sistem Urinaria.pptx
Sistem Urinaria.pptxSistem Urinaria.pptx
Sistem Urinaria.pptx
 

Recently uploaded

MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 

Recently uploaded (20)

MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 

sejarah

  • 1. Contoh Karya Ilmiah Biologi BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem ekskresi adalah system yang berperan dalam proses pembuangan zat yang sudah tidak diperlukan atau zat yang membahayakan tubuh, dalam bentuk larutan. Urin atau air seni adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian dikeluarkan dalam tubuh melalui proses urinasi. Urin normal berwarna jernih transparan warna kuning muda. Urin beraasal dari zat warna empedu. Urine berbau khas jika diberikan agak lama, berbau ammonia pada kisar 6.8-7.2. kandungan air, urea, asam urat, ammonia, keratin, asam oksalat, asam fosfat, asam sulfat, klorida. Volume urine normal, kisaran 900-1200ml Manusia memiliki organ atau alat-alat ekskresi yang berfungsi membuang zat sisa hasil metabolisme. Zat sisa hasil metabolisme merupakan sisa pembongkaran zat makanan, misalnya: karbondioksida (CO2), air (H20), amonia (NH3), urea dan zat warna empedu.Zat sisa metabolisme tersebut sudah tidak berguna lagi bagi tubuh dan harus dikeluarkan karena bersifat racun dan dapat menimbulkan penyakit. B. Rumusan Masalah Ada beberapa urin yang akan diuji, dari urin tersebut dibuktikan bahwa urin mengandung berbagai zat amonia, glukosa, protein, dan kandungan klorida C. Tujuan Penelitian Mengetahui kandungan amonia, glukosa, protein, kandungan klorida dalam urin D. Manfaat Penelitian Dapat diketahui kandungan amonia, glukosa, protein, kandungan klorida dalam urin BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Struktur Ginjal Ginjal terdiri atas dua lapisan, yaitu lapisan luar (korteks) yang mengandung jutaan alat penyaring (nefron). Setiap nefron terdiri atas badan malpighi (renal cospuscle), tubulus kontortus proksimal, bagian tebal dan bagian tipis
  • 2. lengkung henle, tubulus kontortus distal. Badan malpighi terdiri atas berkas kapiler yang disebut glumerulus yang dikelilingi kapsul Bowman. Lembaran dalam yang menutupi kapiler glomerulus dinamakan lapisan viseral, lembaran luar membentuk batas luar tebal malpighi disebut lapissan parietal kapsula Bowmann yang dilapisi sel epitel pipih. Antara dua lapisan terdapat ruang kapsula yang menerima filtrat. Setiap badan malpighi mempunyai kutub vaskuler tempat arteri aferen masuk dan arteri eferen keluar meninggalkan glomerulus, dan kutub urinarius, tempat tubulus proksimalis dimulai. Lapisan parietal yang berdinding selapis sel epitel pipih begitu sampai di kutub urinaria epitel berubah menjadi epitel kubus. Lapisan viseral mengalami modivikasi selama perkembangan embrional. Sel-sel lapisan internal dinamakan podosid, mempunyai badan sel dimana muncul beberapa tonjolan primer. Setiap tonjolan primer mempunyai banyak tonjolan sekunder yang menutupi kapiler glomerulus. Tonjolan sekunder ini saling bertautan, membatasi ruang yang membentuk celah filtrasi. Antara sel-sel endotel kapiler dan podosid yang berlubang-lubang merupakan lapisan basalis. Membran ini merupakan struktur struktur kontinyu yang memisahkan darah kapiler dari ruang kapsular. Di samping se endotel dan podosid, kapiler glomerulus mempunyai sel mesangial. Sel mesangial ini bersifat kontraktil dan memainkan peranan dalam regulasi filtrasi glumerulus, juga mensekresi berbagai senyawa, mengambil kompleks imun dan terlibat dalam produksi penyakit glomerulus, juga bekerja sebagai makrofag dan berperan membersihkan lamina basalis dari zat-zat tertentu yang tertimbun dalam matrik selama filtrasi. Tubulus kontortus proksimal manusia panjangnya + 15mm, dengan diameter 55μm. Dindingnya dibentuk oleh selapis sel tunggal kuboid yang saling menjalin satu dengan yang lain dan disatukan oleh tautan kedap apikal. Pada apeks sel yang menghadap ke lumen tubulus terdapat banyak mikrovili yang panjangnya 1μm , bentukan ini dinamakan brush border (batas sikat) yang berfungsi membantu absorpsi zat-zat (peptida, glukosa) yang keluar dari darah selama filtrasi. Tubulus proksimal berakhir dengan segmen tipis pars desenden lengkung henle yang mempunyai epitel sel pipih yang tipis. Segmen tipis ini berakhir dalam segmen tebal pars asenden yang sel-selnya berbentuk kuboid yang banyak mengandung mitokondria. Pars asenden tebal lengkung henle mencapai glomerulus dan tubulus berdekatan dengan arteriol aferen dan eferen, dimana dinding arteriol aferen mengandung sel jukstaglomerulus (penskresi renin). Pada titik ini epitel tubulus dimodifikasi membentuk makula densa. Sel jukstaglomerulus, makula densa dan sel lapis bergrandula
  • 3. bersama-sama dikenal sebagai aparatus jukstaglomerulus. Tubulus kontortus distal, epitel kuboidnya lebih rendah daripada tubulus proksimal, mempunyai mikrovili sedikit. Tubulus distal bersatu membentuk tubulus koligen yang berjalan melewati korteks dan medula renalis yang akan bermuara di pelvis renalis pada apeks piramid medula. B. Proses pembentukan urin 1. Filtrasi (penyaringan) Proses filtrasi terjadi di kapsul Bowman dan glomerulus. Dinding luar kapsul Bowman tersusun dari satu lapis sel epitel pipih. Antara dinding luar dan dinding dalam terdapat ruang kapsul yang berhubungan dengan lumen tubulus kontortus proksimal. Dinding dalam kapsul Bowman tersusun dari sel-sel khusus (prodosit). Proses filtrasi terjadi karena adanya perbedaan tekanan hidrostatik (tekanan darah) dan tekanan onkotik (tekanan osmotik plasma), dimulai ketika darah masuk ke glomerulus, tekanan darah menjadi tinggi sehingga mendorong air dan komponen-komponen yang tidak dapat larut melewati pori-pori endotelium kapiler, glomerulus, kemudian menuju membran dasar, dan melewati lempeng filtrasi, lalu masuk ke dalam ruang kapsul Bowman. 2. Reabsorpsi (penyerapan) Proses reabsorpsi terjadi di tubulus kontortus proksimal, lengkung henle, dan sebagian tubulus kontortus distal.reabsorpsi dilakukan oleh sel-sel epitel di seluruh tubulus ginjal. Banyaknya zat yang direabsorpsi tergantung kebutuhan tubuh saat itu. Zat-zat yang direabsorpsi adalah air, glukosa, asam amino, ion-ion Na+, K+, Ca2+, Cl-, HCO3-, HbO42-, dan sebagian urea. Reabsorpsi terjadi secara transpor aktif dan transpor pasif. Glukosa dan asam amino direabsorpsi secara transpor aktif di tubulus proksimal. Reabsorpsi Na+, HCO3- dan H2O terjadi di tubulus kontortus distal. Proses reabsorpsi dimulai ketika urin primer (bersifat hipotonis dibanding plasma darah) masuk ke tubulus kontortus proksimal. Kemudian terjadi reabsorpsi glukosa dan 67% ion Na+, selain itu juga terjadi reabsorpsi air dan ion Cl- secara pasif. Bersamaan dengan itu, filtrat menuju lengkung henle. Filtrat ini telah berkurang volumenya dan bersifat isotonis dibandingkan cairan pada jaringan di sekitar tubulus kontortus proksimal. Pada lengkung henle terjadi sekresi aktif ion Cl- ke jaringan di sekitarnya. Reabsorpsi dilanjutkan di tubulus kontortus distal. Pada tubulus ini terjadi reabsopsi Na+ dan air di bawah kontrol ADH (hormon antidiuretik). Di samping reabsorpsi, di tubulus ini juga terjadi sekresi H+, NH4+, urea, kreatinin, dan obat-obatan yang ada pada urin.
  • 4. Hasil reabsorpsi ini berupa urin skunder yang memiliki kandungan air, garam, urea dan pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan bau pada urin. 3. Augmentasi (pengumpulan) Urin sekunder dari tubulus distal akan turun menuju tubulus pengumpul. Pada tubulus pengumpul ini masih terjadi penyerapan ion Na+, Cl-, dan urea sehingga terbentuklah urin sesungguhnya. Dari tubulus pengumpul, urin dibawa ke pelvis renalis, urin mengalir melalui ureter menuju vesika urinaria (kantong kemih) yang merupakan tempat penimpanan sementara urin. C. Sifat-sifat urin Urine memiliki sifat-sifat sebagai berikut: 1. Volume urin normal orang dewasa 600 – 2500 ml/hari, ini tergantung pada masukan air, suhu luar, makanan dan keadaan mental/fisik individu. Produk akhir nitrogen dan kopi, teh, alkohol menpunyai efek diuresis. 2. Berat jenis berkisar antara 1,003 – 1,030. 3. Reaksi urin biasanya asam dengan pH kurang dari 6 (bekisar 4,7-8). Bila masukan protein tinggi, urin menjadi asam sebab fosfat dan sulfat berlebihan dari hasil katabolisme protein. Keasaman meningkat pada asidosis dan demam. Urin menjadi alkali karena perubahan urea menjadi amonia dan kehilangan CO2 di udara. Urin menjadi alkali pada alkaliosis seperti setelah banyak muntah. 4. Warna urin normal adalah kuning pucat atau ambar. Pigmen utamanya urokrom, sedikit urolobin dan hematopofirin. Pada keadaan demam, urin berwarna kuning tua atau kecoklatan, pada penyakit hati pigmen empedu mewarnai urin menjadi hijau, coklat, atau kuning tua. Darah (hemoglobin) memberi warna seperti asap sampai merah pada urin. Urin sangat asam mengendapakan garam-garam asam urat dengan warna dadu. 5. Urin segar beraroma sesuai dengan zat-zat yang dimakan. D. Unsur-unsur dalam urin 1. Unsur-unsur normal dalam urin. a. Urea (25-30 gram) merupakan hasil akhir dari metabolisme protein pada mamalia. b. Amonia, pada keadaan normal terdapat sedikit dalam urin segar. Pada penderita diabetes millitus, kandungan amonia dalam urinnya sangat tinggi. c. Kreatinin dan kreatin (kreatinin : produk pemecahan kreatin), normalnya 20-26 mg/kg pada laki-laki, dan 14-22 mg/kg pada perempuan. d. Asam urat, adalah hasil akhir terpenting oksidasi purin dalam tubuh. Asam urat sangat sukar larut dalam air, tetapi mengendap membentuk garam-garam yang larut dengan alkali. Pengeluaran asam urat meningkat pada penderita leukimia, penyakit hati berat. e. Asam amino: hanya sedikit dalam urin. Pada penderita penyakit hati yang lanjut karena keracunan, maka jumlah asam amino yang diekskresikan
  • 5. meningkat. f. Klorida (terutama NaCl), pengeluarannya tergantung dari masukan. g. Sulfur, berasal dari protein yang mengandung sulfur pada makanan. h. Fosfat di urin adalah gabungan dari natrium dan kalium fosfat, berasal dari makanan yang mengandung protein berikatan denagn fosfat. i. Oksalat dalam urin rendah. Pada penderita hiperoksaluria jumlah oksalat relatif tinggi. j. Mineral: Na, Ca, K, Mg ada sedikit dalam urin. k. Vitamin, hormon dan enzim dalam urin sedikit. 2. Unsur abnormal dalam urin. Protein: Proteinuria (albuminuria) yaitu adanya albumin dan globulin dalam urin dengan konsentrasi abnormal. Proteinuria fisiologis terdapat + 0.5% protein, ini dapat terjadi setelah latihan berat, setelah makan banyak protein, atau sebagai akibat dari gangguan sementara pada sirkulasi ginjal bila seseorang berdiri tegak. Kasus kehamilan disertai Proteinuria sebesar 30- 35%. Proteinuria patologis, disebabkan karena adanya kelainan dari organ ginjal karena sakit. Misalnya nefrosklerosis suatu bentuk vaskuler penyakit ginjal, dihubungkan dengan hipertensi arterial. Proteinuria pada penyakit ini meningkat dengan makin beratnya kerusakan ginjal. Proteinuria dapat juga terjadi karena keracunan tubulus ginjal oleh logam-logam berat (raksa(Hg), arsen(As), bimut(Bi)). Glukosa: glukosuria tidak tetap dapat ditemukan setelah stress emosi (pertandingan atletik yang menegangkan), 15% kasus glikosuria tidak karena diabetes. Galaktosuria dan laktosuria dapat terjadi pada ibu selama kehamilan, laktasi maupun menyapih. Pentosuria terjadi sementara sesudah makan makanan yang mengandung gula pentosa. Benda-benda keton dapat terjadi pada saat kelaparan, diabetes, kehamilan, anestesia eter. Terdapat bilirubin, dan adanya kandungan darah karena kerusakan pada ginjal. E. Gangguan Pada Ginjal Beberapa kelainan dan gangguan fungsi ginjal adalah sebagai berikut. 1. Nefritis Nefritis : kerusakan pada glumerulus akibat alergi racun kuman, biasanya disebabkan oleh bakteri Steptococcus. Nefritis mengakibatkan seseorang menderita Uremia dan oedema. Uremia: masuknya kembali asam urin dan urea ke pembuluh darah. Oedema adalah penimbunan air di kaki karena reabsorpsi air terganggu. 2. Batu ginjal Batu ginjal terbentuk karena pengendapan garam kalsium di dalam rongga ginjal, saluran ginjal, atau kantong kemih. Batu ginjal berbentuk kristal yang
  • 6. tidak larut. Kandungan batu ginjal adalah kalsium oksalat, asam urat, dan kristal kalsium fosfat. Endapan garam ini terbentuk jika seseorang terlalu banyak mengonsumsi garam mineral dan terlalu sedikit mengonsumsi air. 3. Albuminuria Albuminuria adalah ditemukannya albumin pada urin. Adanya albumin dalam urin merupakan indikasi adanya kerusakan pada membran kapsul endotelium. Selain itu dapat juga disebabkan oleh iritasi sel-sel ginjal karena masuknya substansi seperti racun bakteri, eter, atau logam berat. 4. Glikosuria Glikosuria adalah ditemukannya glukosa pada urin. Adanya glukosa dalam urin menunjukkan adanya kerusakan pada tabung ginjal. 5. Hematuria Hematuria adalah ditemukannya sel darah merah dalam urin. Hematuria disebabkan peradangan pada organ urinaria atau iritasi akibat gesekan pada batu ginjal. 6. Ketosis Ketosis adalah ditemukannya senyawa keton di dalam darah. Hal ini dapat terjadi pada orang yang melakukan diet karbohidrat. 7. Diabetes Militus Diabetes militus adalah penyakit yang disebabkan pankreas tidak menghasilkan atau hanya menghasilkan sedikit insulin. Insulis : hormon yang mampu mengubah glukosa menjadi glikogen sehingga mengurangi kadar gula dalam darah. Selain itu, Insulis juga membantu jaringan tubuh menyerap glukosa sehingga dapat digunakan sebagai sumber energi. Diabetes militus juga dapat terjadi jika sel-sel di hati, otot, dan lemak memiliki respons rendah terhadap insulin. Kadar glukosa di urin penderita diabetes militus sangat tinggi. Ini menyebabkan sering buang air kecil, cepat haus dan lapar, serta menimbulkan masalah pada metabolisme lemak dan protein. 8. Diabetes Insipidus Diabetes Insipidus adalah penyakit yang menyebabkan penderita mengeluarkan urin terlalu banyak. Penyebabnya adalah kekurangan hormon ADH (dihasilkan oleh kelenjar hipofisis bagian belakang). Jika kekurangan ADH, jumlah urin dapat naik 20-30 kali lipat dari keadaan normal. BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan :
  • 7. 1. Tabung reaksi 2. Rak tabung reaksi 3. Penjepit 4. Pembakar spritus 5. Korek 6. Urin 7. Larutan biuret 8. Larutan benedict 9. Larutan AgNO3 B. Cara Kerja · Kegiatan 1, Mengetahui bau amoniak dari hasil penguraian urea dalam urin 1. Memasukkan 1 ml urin kedalam tabung reaksi 2. Menjepit dengan penjepit tabung reaksi 3. Memanaskan sampai mendidih dengan lampu spiritus 4. Mengetahui baunya · Kegiatan 2, Mengenal kandungan klorida dalam urin 1. Memasukkan 2 ml urin kedalam tabung reaksi 2. Menambahkan 5 tetes larutan AgNO3 3. Mengetahui perubahan setelah nya 4. Memberikan alasan kenapa bisa terjadi · Kegiatan 3, Uji protein 1. Memasukkan 2 ml urin kedalam tabung reaksi 2. Menambahkan 5 tetes larutan biuret, dan membiarkan selama 5 menit 3. Mengamati perubahan warna yang terjadi 4. Menyimpulkan tentang urin yang telah di uji · Kegiatan 4, Uji glukosa 1. Memasukkan 2 ml urin kedalam tabung reaksi 2. Menambahkan 5 tetes larutan benedict 3. Menjepit dengan penjepit, kemudian memanaskan dengan lampu spritus 4. Mencatat perubahan warna yang terjadi 5. Menyimpulkan tentang urin yang telah di uji. Untuk selengkapnya silahkan menuju ke link sumber :