TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
Kangaroo Mother Care
1. PEMBAHASAN
A. Pengertian
Keperawatan metode kanguru adalah perawatan untuk bayi prematur dengan melakukan
kontak langsung antara kulit bayi dengan kulit ibu. Metode ini sangat tepat dan mudah dilakukan
guna mendukung kesehatan dan keselamatan bayi yang lahir prematur maupun aterm.
Kehangatan tubuh ini merupakan sumber panas yang efektif. Hal ini terjadi bila ada kontak
langsung antara kulit ibu dengan kulit bayi. Prinsip ini dikenal sebagai skin to skin contact atau
metode kanguru. Perawatan dengan metode kanguru merupakan cara efektif untuk memenuhi
kebutuhan bayi yang paling mendasar yaitu kehangatan, keselamatan, kasih sayang, ASI,
perlindungan dari infeksi, dan stimulan.
Seorang ibu yang menggendong bayinya untuk kontak kulit ke kulit dalam periode waktu
lebih lama akan menimbulkan dampak yang bermanfaat. Walaupun keuntungan medik yang
paling berarti tampak dalam kenaikan laktasi meternal, beberapa penilitian menyatakan bahwa
kepercayaan ibu dalam merawat bayinya meningkat hasilnya seiring dengan hasrat untuk pulang
dari tempat layanan kesehatan setelah persalinan, dan banyak wanita merasakan kedekatan
dengan anak meningkat dibanding dengan kelompok ibu-ibu kontrol.
Didalam kantung ibu, bayi kanguru dapat merasakan kehangatan, mendapat makanan
(susu), kenyamanan, stimulasi dan perlindungan. Bayi dibawa kemana saja setiap saat tanpa
interupsi.
Ada tiga komponen KC (Kanguru Care); kontak kulit dengan kulit, ASI eksklusif, support atau
dukungan pada bayi hanya dari ibu (interaksi hanya antara ibu dengan bayi).
- Kontak kulit dengan kulit, kontak bagian depan bayi pada dada ibu. Untuk
mendapatkan rasa nyaman dan hangat dipasang selimut dan topi. KC idealnya
dimulai saat bayi lahir dan berlangsung sepanjang pagi dan malam hari.
- ASI eksklusif merupakan pemberian air susu sepanjang dibutuhkan pada bayi tanpa
pemberian makanan lain. Untuk bayi premature, pemberian nutrisi sesuai dengan
indikasinya.
2. - Support untuk berdua (support to the dyade); pada saat dibutuhkan pengobatan,
dukungan emosional, kesejahteraan fisik yang diberikan untuk bayi dan ibu dilakukan
tanpa memisahkan mereka.
B. Hasil Riset Metode Kanguru
a. Studi yang dilakukan oleh Tessier Rejean dkk, di Bagota Columbia pada 1084 bayi
dengan berat < 2001 gram yang lahir antara September 1993 sampai September 1994 di
Clinica San Pedro Claver.
1) Metode; grup kanguru (KC) dan grup metode tradisional (TC) dengan incubator.
2) Kondisi stress lingkungan saat bayi perlu dirawat lama membuat ibu dalam grup
KC lebih kompeten dibandingkan ibu dalam grup TC.
3) Dalam stress situasi juga didapat efek negatif (efek isolasi) yaitu perasaan ibu KC
untuk mendapat dukungan/support saat melakukan KC karena kebutuhan
kesehatan premature yang komplek.
4) Ibu dengan KC lebih responsive terhadap resiko yang dapat terjadi pada bayi
selama di rumah sakit dari pada ibu TC.
5) Mendukung kemampuan ibu KC untuk melanjutkan KC di rumah setalah keluar
dari rumah sakit.
b. Penelitian oleh Whitlow Joy 2003, untuk disertai keperawatan dari Universitas Alabama
Birmingham tentang KC di NIC.
1) Hasil, metode KC yang pada NICU merupakan faktor penting untuk memulai
hubungan antara orang tua dan anak
2) Dengan keberadaan orang tuanya sepenuhnya di NICU dengan metode KC
menumbuhkan semangat dan ras percaya diri ibu pada dirinya untuk mulai merawat
bayi
c. Sheau Heuy Chiu, 2001 dalam studi ingin membuktikan asumsi bahwa kualitas
perkembangan bayi ditentukan dari kualitas ibu dan bayi pada tahun pertama, dilakukan
penelitian melihat efek pemberian KC selama 6 bulan dan tidak hanya pada usia gestasi
41 minggu.
Hasil yang didapat bahwa efek KC yang diberikan selama 6 bulan tidak
berhubungan positif dengan asumsi tersebut.
3. d. Selanjutnya riset keperawatan yang dilakukan Jeba Jothi Priya di India yang dilaporkan
dalam sebuah jurnal keperawatan India September 2004
1) Tujuan menilai kondisi fisiologis dan perilaku bayi BBLR yang dirawat dengan KC
dan perawatan rutin (TC) dan menilai persepsi ibu yang melakukan KC.
2) Hasil suhu bayi dengan KC lebih tinggi dari TC. HR bayi KC lebih tinggi dan saat
mulai interfensi bayi KC dan TC sama-sama bradikardi atau tachikardi.
3) Selama KC, HR teratur dan stabil, episode bradikadi bayi KC sangat rendah dibandng
bayi TC.
4) Respirasi bayi dengan TC lebih cepat, bayi KC respirasi teratur dan dalam, KC dapat
tidur nyenyak (deep quite sleep status) dan kebutuhan oksigen yang diberikan untuk
bayi KC lebih rendah dari bayi TC.
5) Perilaku, bayi KC dapat tidur dengan nyenyak, bayi TC lebih sering menangis dan
periode tidur nyenyak (deep quite sleep status) rendah.
6) Perilaku ibu KC sangat positif dan ingin melanjutkan KC dirumah serta mengatakan
KC sangat merangsang laktasi.
e. Case study keperawatan oleh Arthur J.Engler di RS Conneticut tahun 2005.
Tujuan : menilai bagaimana respon stress ibu terhadap bayi prematurdengan kelainan
fisik melalui KC.
Peneliatian pada seeorang ibu (Ny.A) 30 tahun dan suaminya yang melahirkan secara
normal bayi premature usia gestasi 35 minggu dengan fistula tracheoesophagus dan
atresia esophagus.
1) Bay (Za) di operasi hari pertama kelahiran. Ny A sangat stress mendengarkan kondisi
bayinya dan merasa putus asa terhadap apa yang terjadi.
2) Hari ke 4 usia bayi Za, case studi dilakukan selama 2 jam dan sebelumnya Ny A
sudah menyetujui semua proses dalam riset tersebut untuk menggali efek KC kontak
langsung kult dengan kulit pada stress Ibu.
3) Hasil diketahui ternyata setelah didekap Ny A, bayi Za langsung tertidur, temperature
tubuh meningkat dari 36,5 C menjadi 36,8 C setelah 15 ment kemudian.
4) Saat memulai KC, saturasi 02 100% dengan Fi02 0,30 per nasal canul, setelah 25
menit kemudian Fi02 diturunkan perawat menjadi 0,25 dengan saturasi oksigen
antara 99%-100%.
4. 5) Sebagai parameter perubahan sistemik akibat dilepaskannya kortisol sebagai respon
neuroendokrin akibat stress pada Ny. A di ukur suhu tubuh. Pada 3 menit pertama
KC, suhu tubuh Ny A turun.
6) Dari 96,3 F menjadi 94,8 F, 4 menit kemudian meningkat beberapa derajat karena
stress pengalaman pertama KC, pengalaman pada kondisi yang tidak familiar.
7) Selama KC, Ny A dapat melihat langsung wajah bayinya melalui cermin yang
diletakkan di depan ibu. Sepanjang penelitian beberapa bayi menangis tetapi tidak
mempengaruhi pada Ny A dan bayi Za.
8) Setelah 70 menit KC, Ny A berganti dengan suaminya untuk mendekap bayi Za,
ternyata bayi Za tetap terus tidur dan tidak ada perubahan nilai fisiologis seperti
jumlah heart rate, respirasi dan saturasi 02.
9) Temperatur Ny A tidak mengalami perubahan, sekitar 10 menit kemudian (total 80
menit) dr. bedah masuk dengan menggunakan jas putih, temperature Ny A tiba-tiba
turun walaupun okter membawa kabar baik dan dikenal baik oleh keluarga.
10) Temperatur Ny A meningkat setelah 5 menit kemudian. Saat KC dihentikan (karena
studi dihentikan lebih awal) setelah 23 menit KC (total 103 menit) temperature Ny A
tiba-tiba turun walaupun ia sangat menolak, bayi Za kembali dihangatkan dengan
radian warmer tanpa masalah.
f. Kesimpulan
1) Ny A mengatakan pengalaman pertama KC merupakan kondisi yang terapeutik
baginya dan membuatnya sangat tenang.
2) KC merupakan pengalaman sangat akrab baginya dan Za, dan ingin melakukan KC
lagi jika kondisi memungkinkan.
3) Perubahan suhu tubuh Ny A juga berhubungan dengan efek lingkungan dan orang
disekitar ruangan, pengetahuan tentang KC saat memulai dan mengakhiri, kecemasan
dan ketidakmampuan atau ketika dokter bedah yang mengenakan jas putih
berkunjung.
4) Hasil riset menunjukkan bahwa KC menimbulkan efek positif bagi ibu depresi
postpartum.
5. g. Studi multisenter oleh WHO selama setahun di RS Addis Ababa (Ethiiopia), Yogyakarta
Indonesia), dan Merida (Meksiko), untuk menilai kelayakan, penerimaan, efektivitas, dan
biaya KC kanguru dibandingkan cara konvensional (ruang hangat dan incubator).
1) Hasilnya kejadian hipotermia KC secara signifikan lebih rendah dibandingkan dengan
cara konvensional. Kelompok bayi KC mendapat asi lebih baik, pertambahan berat
badan lebih baik, dan lama perawatan di rumah sakit lebih pendek.
2) KC terbukti lebih hemat dari segi perawatan alat dibandingkan dengan cara
konvensional. KC lebih menyenangkan dan aman.
3) KC dirasa tepat untuk mengatasi masalah perawatan BBLR di Indonesia. Jauh lebih
baik dari perawatan tradisional dengan di dekatkan lampu petromaks atau botol panas
yang berisiko menyebabkan luka bakar pada bayi. (www.halalguide.info).
C. Masalah Keperawatan pada Bayi Prematur
a. Pada bayi premature, potensial komplikasi yang dapat terjadi adalah asidoses, apnea, cold
stress, hiperbilirubin, hipokalsemia, hipoglikemia, pneumonia, sindrom distress
pernapasan, sepsis dan seizure.
b. Diagnosa yang dapat diangkat dan sebagai pertimbangan perawat untuk melakukan KC
secara continue di rumah sakit atau berjeda dan KC dilanjutkan di rumah.
1) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan faktor : oksigenasi tidak adekuat sekunder
insufisiensi respirasi, tidak efektif bersihan jalan napas, sindrom distress pernapasan.
2) Tidak efektif bersihan jalan napas berhubungan dengan faktor aspirasi mekonium,
sekresi trakheobronkial.
3) Resiko aspirasi berhubungan dengan faktor imobilitas, turunnya sekresi, adanya
enteral atau tracheal tube.
4) Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh berhubungan dengan tidak efektifan
termoregulasi.
5) Tidak efektif breastfeeding berhubungan dengan faktor bayi lelah, tidak adekuat
reflek mengisap, interupsi atau frekuensi feeding tidak teratur.
6) Breastfeeding terputus, berhubungan dengan bayi sakit, premature.
6. 7) Tidak efektif pola pernapasan berhubungan dengan faktor kurangnya energi atau
kelelahan sekunder bayi sakit (sepsis, sindrom distress pernapasan), efek pengobatan,
pusat pernapasan yang imatur, ketidakseimbangan metabolik.
8) Menurunnya kardiak output berhubungan dengan faktor meningkatnya beban
ventricular, hypovolemia, anomaly jantung.
9) Terbatasnya peran caregiver berhubungan dengan factor bay premature dengan
kelaianan, penyebab sakitnya bayi tidak diketahui, stress pada keluarga, pada
caregiver kesehatan kurangnya kesiapan, pengetahuan, ketrampilan, atau pengalaman,
komitmen terhadap peran koping tidak efektif.
10) Diare berhubungan dengan factor meningkatnya motilitas intestinal sekunder
inflamasi.
11) Disorganized infant behavior berhubungan dengan factor imatur CNS dan stimulus
lingkungan.
12) Family processes, terputus berhubungan dengan factor sakit atau ketidakmampuan
anggota keluarga, terbatasnya jumlah anggota keluarga.
13) Cemas (orangtua) berhubungan dengan factor penatalaksanaan pada bayi.
14) Definisi volume cairan berhubungan dengan factor perdarahan abnormal, abnormal
kehilangan cairan (diare, diaphoresis), tidak adekuat intake cairan sekunder reflek
mengisap lemah.
15) Kelebihan volume cairan berhubungan dengan factor turunnya urine output sekunder
gagal jantung.
16) Terganggunya pertukaran gas berhubungan dengan : Turunnya fungsi paru sekunder
pneumoni, penyakit paru kronik, ate-lektasis, alveolar capillary membrane changes
secondary to inadequate surfactant, cold stress, immature CNS.
17) Terganggunya home maintenance berhubungan dengan factor, tidak adekuat sistem
imun, kurangnya pengetahuan keluarga, organisasi, dan perencanaan, tindakan
invasive, luka terbuka (sirkumsisi, tali pusat), infeksi dalam uterus.
18) Resiko infeksi (tranmisi) berhubungan dengan factor : Contagious nature of organism
acquired in utero.
7. 19) Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan factor
tidak adekuat reflek mengisap, muntah, intoleransi makanan, tingginya angka
metabolic.
20) Ganggan integritas kulit berhubungan dengan kelenturan kulit, immobilitas, suspek
infeksi, ada atau tidaknya vernix, lemak dan lain-lain.
D. Intervensi Metode Kanguru
Intervensi metode kanguru menurut standar rumah sakit Universitas Carolina Utata
tahun 2004 dan dari Kangaroo Mother Care Promotion.
a. Persipan peralatan : Kursi yang nyaman dengan sandaran punggung dan sandaran tangan
(kursi goyang), Bantal/ganjalan kaki, screen/tirai, selimut bayi dan topi.
b. Langkah-langkah Metode Kanguru
Tetapkan bayi yang tepat untuk mengikuti KC, bayi cukup stabil dan toleran
untuk digendong selama 4 jam, bayi dalam keadaan stabil menggunakan ventilasi,
yang tidak membutuhkan suksioning secara teratur dan alat bantu napas manual
dan bayi stabil dengan kurang dari 50% Fi02 via CPAP atau nasal kanule.
Point kunci ; kontraindikasi ;
- Bayi dengan apnea berat, bayi dengan kondisi vasodilatasi, paralitik atau
pemberian sedative terus menerus melalui infus.
- Bayi dengan chest tube, bayi dengan central lines except PICC dan Broviac.
- Bayi dengan kondisi tidak stabil metabolic. Bayi dalam isolasi karena masalah
dalam resep. Bayi dengan luka pada abdomen atau dengan suspek distensi
abdomen.
- Bayi dengan gastroskisis/omphalocele. Bayi dengan femoral or radial arterial
lines. Bayi dengan PPHN, bayi yang mendapatkan supplemental humidity dan
bayi dengan HFOV.
- Bayi dapat menjadi kandidat KC jika tidak lagi mengalami kondisi diatas
selama 12 jam.
8. Diskusikan konsep KC pada keluarga atau caregiver dan tetapkan
keinginan/kesiapan mereka dan atau kemampuan untuk berpartisipasi segera.
Point kunci : caregiver KC harus bersih, kulit kering, tidak menggunakan parfum,
tidak menggunakan handbody/minyak, tidak merokok/bau rokok, bebas bau
badan, tidak memiliki penyakit kulit dan atau lesi, atau kondisi yang potensial
menimbulkan infeksi.
Siapkan lingkungan yang nyama, kursi dengan bantal dan sandaran kaki. Pakaian
bagian dada dapat dibuka atau dapat menggunakan pakaian rumah sakit.
Point kunci : lingkungan yang nyaman, mendorong caregiver dan bayi menjadi
rileks dan meningkatkan rasa senang selama KC.
Kaji vital sign sebelum memulai KC
Point kunci : temperature, nadi, 02 bayi dalam batas normal.
Siapkan bayi dengan mengenakan popok dan topi pada kepala
Point kunci : kontak kulit dengan kulit, suhu tubuh caregiver dapat mempengaruhi
suhu tubuh bayi.
Letakkan bayi pada dada caregiver, pastikan kondisi alat bantu dalam keadaan
aman (infus, ET dsb).
Dibantu 2 atau lebih perawat jika diperlukan. kc dapat dilaksanakan dalam waktu
yang bervariasi dari 30 menit atau sepanjang hari, tergantung caregiver dan
respon/toleran dari bayi.
Point kunci : kondisi ini mencegah rusak/terganggunya slang infus atau ET
selama transfer bayi.
Posisikan bayi vertical, dada bayi menempel pada dada caregiver (seperti kakak).
Bokong dan punggung bayi ditahan oleh tangan caregiver dengan kaki bayi fleksi.
Kepala dan leher bayi dalam keadaan tegak dan miring ke kiri atau kanan untuk
menjamin saluran pernapasan terbuka.
9. Point kunci : posisi ini merupakan posisi netral untuk bayi, mendorong rasa
nyaman dan baik untuk body mekanik. Posisi ini menjamin pernapasan aman.
Selimuti bayi dengan pakaian caregiver dan selimut jika dibutuhkan
Kaji tanda vital bayi setelah 15 menit dilakukan KC
Bayi <1000 gr, kaji tanda vital setiap 30 menit setelah pengkajian awal. Point
kunci : Hal ini memastikan bayi cukup tolerasi dengan prosedur.Dorong agar caregiver
berfkus pada bayi melakukan kontak padang dan tidak pada alat-alat/teknologi yang ada
di ruangan. Ingatkan caregiver untuk memegang bayi dengan aman.
Dorong caregiver untuk mengenal clue dari bayi
Pastikan segera jika caregiver/keluarga membutuhkan dukungan atau bantuan,
KC dapat diakhiri sesuai permintaan keluarga (monitor reaksi emosi caregiver pada KC)
atau jika bayi tidak toleran dengan prosedur. Feeding dapat diberikan selama KC. Point
kunci : respon segera untuk menjaga keamanan bayi atau keluarga dibutuhkan.
Kaji vital sign dan toleransi bayi pada akhir metode kanguru
Dorong agar ibu bayi dapat menggunakan pompa susu jika ia sedang melakukan
metode kanguru. Point kunci : metode kanguru dapat menstimulasi payudara untuk
produksi asi.
Dokumentasi : catat lamanya metode kanguru dilakukan, respon bayi/toleransinya selama
prosedur, respon caregiver terhadap metode kanguru dan pengajaran pada keluarga. Catat
metode kanguru yang diajarkan pada dokumen pendidikan pesien. Catat vtalsign pada
flow sheet. Catat jumlah ASI/enernal feeding pada slow sheet. (University Of North
Carolina, Hospitals, 2004)
Pada situasi yang memungkinkan dorong stimulasi pendengaran bagi bayi, jika
memungkinkan, anjurkan agar caregiver yang duduk di kursi goyang, goyang
kursi sambil menimang bayi. Anjurkan caregiver untuk menimbang dan
mengusap/membelai bayi dengan tangannya.
Anjurkan caregiver untuk mengurangi aktivitas jika bayi gelisah karena stimulus
berlebihan. Jika caregiver adalah ibu postpartum, dorong agar berubah posisi dan
berdiri tiap 90 menit untuk menghindari trombolik, karena perubahan posisi
banyak membawa manfaat bagi bayi dan ibu.
10. c. Metode Kanguru untuk bayi matur menurut Kangaroo Mother Care Promotion
Gambar model KC Promotion :
1) Kontak kulit dengan kulit, segera setelah lahir, bayi dikeringkan, diletakkan diatas
abdomen atau dada serta segera diselimuti kain.
2) Perawatan rutin dan pengkajian komplit dilakukan cepat dengan bayi diatas bayi.
Setelah bonding 60-90 menit pertama, bayi diambil dari ibu dan dibiarkan
bergerak bebas dengan badannya telah diselimuti kain katun yang longgar.
3) Setelah satu jam kemudian.
Bayi membutuhkan makanan, dan bayi juga ibu membutuhkan istirahat (tidur)
4) Waktu ini tepat untuk bayi kontak kulit dengan kulit pada ibu.
5) Persiapan, bayi memakai topi dan popok. Baju ibu dibuka diletakkan diatas
tempat tidur, diatasnya diletakkan kain katun yang telah dilipat dan ibu berbaring
diatasya.
6) Xiphisternum bayi ditempelkan di xiphisternum ibu. Kain katun yang telah dilipat
diagonal diikat melilit ibu dan bayi memalui bawah aksila ibu, dengan simpul
pengikat dibagian sisi untuk ibu mudah meraihnya. Kain menutupi bawah leher
bayi pinggir dagu, dibawah telinga dan punggungnya, menyatukan bayi pada
sternum ibu.
7) Agar jalan napas tidak tertutup, posisi kepala miring ke satu sisi “Sniffing
position”.
8) Ikat dengan cukup erat sehingga jika ibu berdiri, bayi tidak terjatuh. Ikatan cukup
menjamin abdomen bayi bergerak melakukan pernapasan abdomen ketika ibu
bernapas akan merangsang dada bayi.
9) Kaki dalam posisi fleksi dan abduksi seperti posisi kodok. Selanjutnya ibu bisa
mengenakan pakaian seperti gambar.
10) Model pakaian yang dikenakan dibuat agar ibu bisa melihat bayi, selanjutnya ibu
dianjurkan tidur jika ia menginginkannya. Salah satu efek kontak kulit dengan
kulit adalah merangsang produksi kolesistokinin yang merupakan sedative.
Kontak kulit dengan kulit untuk selanjtnya dapat dilakukan sesuai kebutuhan.
11. d. Metode Kanguru untuk bayi premature, Kangaroo Mother Care Promotion
1) Ibu yang melakukan KC pada bayi premature dan BBLR harus dibawah pengawasan
perawat yang ahli.
2) Masalahnya adalah ibu harus mempertimbangkan dengan baik bahwa sebagai
incubator ia harus menetap di rumah sakit tidak boleh bepergian atau merasa
kejenuhan.
3) Bayi premature dan BBLR embutuhkan perawatan khusus dan berbagai alat
kedokteran sehingga semuanya diberikan bersama saat kontak kulit dengan kulit.
4) Kontak kulit dengan kulit segera setelah lahir, bayi dikeringkan dan siletakkan diatas
abdomen atau dada serta segera diselimuti kain.
5) Perawatan rutin dan pengkajian komplit oleh tim medis dilakukan dengan cepat
dengan bayi diatas ibu. Observasi dan monitoring kebutuhan akan pemasangan alat
bantu yang dapat dilakukan diatas ibu.
6) Jika diharuskan bayi dipisahkan dari ibu, maka harus segera dilakukan.
7) Tetapi peluang untuk kontak kult dengan kulit sedini mungkin penting untuk tetap
dipertimbangkan.
8) Bayi premature belum mampu untuk mengisap, sehingga kolostrum dapat diberikan
dengan sendok atau gelas atau NGT.
9) Untuk bayi premature, ibu harus berbaring/bersandar dengan posisi 30o dan harus
menghindari bergerak terlalu banyak. Pada kondisi ini bayi membantu bayi untuk
bernapas dan situasi yang seimbang. Pada periode ini bayi membutuhkan stimulus
yang sangat sedikit.
10) Setelah 1 jam pertama, bayi-bayi premature 90 menit stabil malalui kotak kulit
dengan kulit dan perlu monitor dan tenaga ahli. Untuk memenuhi kebutuhan cairan,
dan perawatan rutin. Bayi membutuhkan oksigen dengan masker atau dengan CPAP,
drip, dan NGT.
11) Jika bayi stabil dan ibu dalam kondisi yang baik maka KC dapat dilakukan seperti
bayi normal dengan perbedaan penting bahwa bayi membutuhkan susu dengan
frekuensi yang diatur setiap 1-2 jam setiap hari. Rasa nyaman ibu didukung dengan
memompa ASI, popok dan kain pembungkus diganti teratur serta bayi jangan sampai
kedinginan.
12. E. Perhatian dan Kesimpulan
Kebanyakan NICU mengijinkan untuk mulai melakukan KC, selama 1-2 jam sehari.
Kondisi ini membangun rasa percaya diri ibu dan membuat bayi lebih baik.
Setiap jam sehari membuat efek positif untuk bayi dan hanya dengan 10 menit KC dapat
meningkatkan produksi ASI.
Setelah bayi stabil dan BB meningkat, KC dapat digunakan siang dan maam sambil
berjalan atau tidur. Ini merupakan KC yang sesungguhnya.
Setelah 6 minggu, lamaya bayi premature dalam kondisi KC ini tidak sama satu dengan
yang lain bergantung banyak factor. Tetapi sampai BB bayi 1800 gram pemberian
penghangat atau kebutuhan fisiologi yang esensial dan sampai BB diatas 2,2 kg bayi
mudah mengalami hipotermi.
Perlu dipertimbangkan memakai KC
Setelah bayi mencapai berat sekitar 4kg. KC (Kangaroo Care) dapat diganti dengan cara
menggendong atau diletakkan di punggung seperti metode tradisional Afrika. Untuk
perkembangan optimal, bayi harus selalu digendong sampai bisa berjalan.