Dokumen tersebut membahas tentang ciri-ciri umum dan beberapa contoh kelas Turbellaria pada filum Platyhelminthes. Turbellaria adalah kelas cacing pipih yang memiliki tubuh lunak dan pipih serta sistem pencernaan, ekskresi, reproduksi, dan saraf tertentu. Contoh hewan Turbellaria adalah Planaria.
5. Simetri tubuh: bilateral.
Bentuk tubuh: pipih dan lunak.
Segmen tubuh: tidak ada kecuali Cestoda
Terdapat bagian anterior (depan) dan posterior
(belakang).
Lapisan tubuh: bersifat triploblastik, artinya
memiliki tiga lapisan jaringan embrional, yaitu
epidermis, mesodermis, dan endodermis. Belum
memiliki rongga tubuh yang sebenarnya
(acelomata).
6. Habitat: sungai, danau, laut, atau sebagai
parasit di dalam tubuh organisme lain.
Alat ekskresi: sel flame cell (sel api).
Reproduksi: hermaprodit
Alat respirasi: tidak ada
Alat pencernaan: sistem gastrovasculer
Sistem saraf: ganglion.
7. Bentuk tubuh: pipih dorsoventral, lonjong.
Segmen tubuh: tidak bersegmen.
Jarang sebagai parasit.
Tubuh berwarna hitam, cokelat, kelabu, merah
atau hijau.
Ukuran tubuh: 0,5mm-60cm.
Memiliki aurikel
A.CIRI-CIRI
TURBELLARIA
8. Epitel bersilia.
Habitat: di air tawar (sungai, kolam, genangan
air).
Dibagian epidermis banyak mengandung
lendir.
Memiliki rhabdite pada lapisan epidermis.
Sistem reproduksi: hermaprodit.
seksual: mutual
aseksual: membelah diri
Contoh: Planaria (Dugesia tigrina), Bipalium
9. B.Sistem Reproduksi
Turbellaria
Reproduksi seksual terjadi melalui perkawinan
silang. Pada perkawinan silang, dua Planaria
melekatkan diri pada bagian ventral sehingga
lubang kelamin (porus genitalis) berhadapan dan
bersinggungan, maka terjadilah fertilisasi internal.
Hal ini dapat terjadi jika sel kelamin sudah masak.
Planaria bersifat hermafrodit. Akan tetapi, sperma
tidak dapat membuahi sel telur dari tubuhnya
sendiri, karena masa pemasakan sperma dan sel
telur berbeda.
10. Reproduksi aseksual dengan regenerasi,
contohnya pada Stenostomun dan
Microstomun. Pada awalnya individu
membentuk sekata melintang dan tiap
potongan beregenerasi sehingga terbentuk
zooid (bakal cacing). Zooid akan melepaskan
diri dari induknya dan tumbuh menjadi
individu baru. Dugesia tidak menghasilkan
zooid, tetapi bila bagian tubuhnya terpotong,
maka tiap potongan akan melakukan
regenerasi menjadi individu baru.
11. C.Saluran Pencernaan
Turbellaria
Saluran pencernaannya terdiri dari mulut, faring, dan
usus. Hewan ini tidak mempunyai anus. Saluran
pencernaan makanan berawal dari mulut yang terdapat
di bagian ventral, kurang lebih di bagian tengah tubuh.
Faring dapat dijulurkan dan berhubungan dengan anus
(rongga gastrovaskuler). Beberapa Planaria mempunyai
usus yang bercabang tiga: satu cabang ke arah anterior
dan dua cabang ke arah posterior. Tiap-tiap cabang
usus tersebut bercabang lagi ke seluruh tubuh. Ketiga
cabang usus tersebut bergabung kembali di faring.
Makanan masuk melalui mulut, dan hasil pencernaan
diedarkan ke seluruh tubuh melalui cabang-cabang usus,
sedangkan sisa makanan yang tidak tercerna
dikeluarkan melalui mulut.
12. D.Sistem Ekskresi
Turbellaria
Hewan ini mengekskresikan sisa-sisa metabolisme
berupa nitrogen melalui permukaan tubuhnya.
Sistem osmoregulasi berupa protonefridia yang
terdiri dari sel-sel api yang tersebar di tepi tubuh.
Sel-sel api ini berupa pipa berongga yang
dilengkapi seberkas silia. Jika silia bergetar, maka
cairan dalam tubuh terdorong masuk ke dalam
saluran yang berhubungan dengan pori-pori
permukaan tubuh.
13. E.Sistem Saraf
Turbellaria
Sistem saraf terdiri dari ganglia yang terdapat di kepala. Dari
masing-masing ganglia ini terdapat seberkas saraf yang
memanjang ke arah posterior pada bagian tepi/lateral tubuh.
Setiap berkas saraf bercabang-cabang secara horisontal
menghubungkan kedua berkas saraf lateral hingga
membentuk sistem saraf tangga tali. Ganglia ini dapat
dianggap sebagai otak hewan tersebut. Saraf lateral
bercabang-cabang ke arah luar dari tali saraf ke otot-otot
tubuh. Cabang-cabang saraf ini sebagai saraf tepi. Kedua tali
saraf tersebut bertemu di ujung depan dan ujung belakang.
Pada bagian ujung anterior tubuh terdapat alat yang peka
terhadap rangsang cahaya, yakni sepasang bintik mata.
14. F.Contoh
Turbellaria
• Habitat di air tawar
• Pada bagian anterior tubuh
Planaria yang berbentuk segitiga
terdapat:
bintik mata yang berfungsi
untuk membedakan keadaan
gelap
aurikel berupa celah yang
berfungsi sebagai indera
pembau saat Planaria mencari
makanan.
15. • Pada bagian ventral terdapat mulut yang
berbatasan dengan faring. Melalui mulut, faring
dapat dijulurkan keluar untuk menangkap mangsa
yang selanjutnya dicerna di dalam usus.
• Sistem ekskresi berupa protonefridia yang terdiri
dari saluran bercabang-cabang memanjang dari
nefridiofor (pori-pori) yang terdapat pada bagian
dorsal (punggung) sampai ke sel-sel api pada bagian
dalam tubuh.
16. • Sel api berbentuk seperti bola (bulbus) yang
memiliki silia di bagian dalam. Gerakan silia
akan menggerakan air dalam sel sehingga
mengalir dan pengalami penyaringan.
• Reproduksi aseksual dengan regenerasi tubuh
• Reproduksi seksual : zigot yang terbentuk
berkembang tanpa melalui proses periode
larva.