SlideShare a Scribd company logo
1 of 71
Struktur Atom dan 
Sistem Periodik 
By LB & DW_Kimia ITB
Struktur Atom 
 Elektron 
 Inti Atom 
 Gelombang 
 Radiasi Elektromagnet 
 Model Bohr untuk atom Hidrogen 
 Teori Gelombang Elektron 
 Prinsip Ketidakpastian Heisenberg 
 Model Quantum Atom 
 Konfigurasi Elektron 
 Sistem Periodik 
By LB & DW_Kimia ITB
Penemuan Elektron 
 1807 Davy menduga bahwa gaya listriklah yang 
membuat senyawa-senyawa saling berikatan 
 1833 Faraday menghubungkan massa atom dengan 
energi listrik yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu 
unsur selama percobaan elektrolisis 
 1891 Stoney mengajukan teori bahwa listrik dalam atom 
terdapat dalam bentuk yang disebut elektron 
 1897 Thomson pertama kali mengukur sifat elektron 
secara kuantitatif 
By LB & DW_Kimia ITB
Tabung Sinar Katoda 
 Penemuan elektron oleh Thomson berdasarkan hasil 
percobaan menggunakan tabung sinar katoda. 
 Elektron dihasilkan ketikan suatu gas terionisasi 
Gas yang terionisasi 
Katoda Anoda 
By LB & DW_Kimia ITB 
Tonjolan kecil
Percobaan Thomson 
 Thomson mengamati bahwa posisi tonjolan kecil menjadi berubah 
ketika medan listrik maupun medan magnet diterapkan pada tabung 
sinar katoda 
 Thomson tak bisa menentukan massa maupun muatan elektron, 
hanya bisa menentukan rasio massa terhadap muatan = 6 x 10-12 
kg/C 
By LB & DW_Kimia ITB
Muatan Elektron 
 Percobaan Millikan menggunakan tetesan minyak yang 
diberikan arus listrik menunjukkan bahwa tetesan 
minyak memiliki muatan yang merupakan kelipatan dari 
1,5924 x 10-19 C ⇒muatan elektron 
 Muatan elektron yang digunakan sekarang = 
-1,6021773 x 10-19 C 
By LB & DW_Kimia ITB
Massa Elektron 
 Massa elektron dihitung dari hasil percobaan Thomson 
dan Millikan, yaitu dari rasio massa elektron terhadap 
muatan elektron (Thomson) dan muatan elektron 
(Millikan): 
By LB & DW_Kimia ITB 
 Me 
= (rasio massa terhadap muatan) x (muatan) 
= (6 x 10-12 kgC-1) (1,5924 x 10-19 C) 
= 1 x 10-30 kg 
 Massa elektron yang digunakan sekarang adalah: 
9,109390 x 10-31 kg = 5,485799 x 10-4 u
Penemuan Inti Atom 
 Pada tahun 1909 Rutherford membombardir lempengan 
logam tipis dengan partikel alfa (ion helium). 
 Hasil percobaan menunjukkan bahwa sekitar 1 partikel 
alfa dari 8000 partikel dibelokkan oleh lempeng logam. 
 Pembelokan ini menunjukkan keberadaan inti atom yang 
kecil, kompak dan bermuatan positif. 
By LB & DW_Kimia ITB
Penentuan Muatan Inti 
 Rutherford memperkirakan 
muatan inti atom adalah sekitar 
setengahnya dari massa atom. 
 Moseley yang bekerjasama 
dengan Rutherford menemukan 
hubungan langsung antara 
nomor atom dengan akar 
kuadrat dari frekuensi sinar X. 
Kesimpulan: muatan inti atom 
sama dengan elektron, hanya 
berbeda tanda muatan saja 
By LB & DW_Kimia ITB 
Nomor Atom 
(Frekuensi Sinar-X)1/2
Penemuan Neutron dan Proton 
 Pengukuran rasio massa terhadap muatan pada inti 
atom dilakukan serupa dengan pengukuran terhadap 
elektron ⇒ditemukan bahwa rasio ini bergantung pada 
gas yang digunakan dalam percobaan ⇒ Hidrogen 
menghasilkan partikel yang massanya paling rendah 
yang diasumsikan terdapat dalam setiap atom yang 
disebut proton. 
 1932 Chadwick mengamati bahwa ketika berilium-9 
ditembaki partikel alfa, ternyata partikel yang massanya 
sama dengan proton tapi tanpa muatan dilepaskan, 
inilah yang disebut neutron. 
By LB & DW_Kimia ITB
Gelombang 
Beberapa definisi: 
 Panjang gelombang, l: jarak yang ditempuh gelombang 
untuk menyempurnakan satu siklus gelombang. 
 Amplitudo: setengah jarak vertikal dari batas atas dan 
bawah suatu gelombang. 
 Frekuensi,n: jumlah siklus yang dilalui oleh gelombang 
setiap titik per detik. 
By LB & DW_Kimia ITB 
Amplitudo 
Panjang Gelombang, 
l 
Simpul
Radiasi Elektromagnet 
 Adalah suatu bentuk energi yang terdiri dari medan listrik yang 
saling tegak lurus dengan medan magnet pada waktu yang sama 
dan satu fasa dengan waktu. 
 Hubungan antara panjang gelombang dan frekuensi dalam 
radiasi elektromagnet adalah: 
λ n 
= c 
c = kecepatancahayadalamruanghampa 
= 2,998x108m/ s 
By LB & DW_Kimia ITB
Radiasi Elektromagnet (EM) 
 Transmisi: EM akan melewati materi tanpa interaksi 
 Absorpsi: EM akan diserap oleh suatu atom, ion atau 
molekul, sehingga akan berada pada keadaan energi 
yang lebih tinggi 
 Emisi: pelepasan energi oleh suatu atom, ion atau 
molekul sebagai cahaya, sehingga kembali ke tingkat 
energi yang lebih rendah. 
By LB & DW_Kimia ITB
By LB & DW_Kimia ITB 
Sifat Partikel 
 Gelombang EM memiliki sifat 
gelombang sekaligus sifat materi 
sebagai partikel. 
 Efek fotolistrik: pertama kali 
diamati oleh Hertz dan kemudian 
dijelaskan oleh Einstein ⇒ketika 
cahaya mengenai katoda yang 
memiliki permukaan fotoemisif, 
elektron dilepaskan. Elektron 
terkumpul di anoda dan kemudian 
diukur. 
 Studi mengenai efek fotolistrik 
memperkuat sifat partikel 
gelombang yang disebut partikel 
foton. 
 Energi foton berbanding lurus 
dengan frekuensi dan berbanding 
terbalik dengan panjang 
gelombang EM. 
Energi foton = E = hν = hcλ- 1 
h = Tetapan Planck = 6,626x10- 34Js 
Katoda 
Anoda
Contoh Soal Energi Foton 
 Tentukan energi dalam kJ/mol foton cahaya biru-hijau 
dengan panjang gelombang 486 nm 
Jawab: Energi foton = hc/l 
( 6,626 x 10 - 34 Js ) ( 2,998 x 10 
8 ms 
- 
1 
) 
( 4,86 10 
- 
) 
4,09 10 J/foton 
4,09 10 J/foton 6,022 10 foton/mol 
246000 J/mol 
246000 J/mol 1 
( ) ( ) 
( ) 
By LB & DW_Kimia ITB 
7 
19 
19 23 
3 
10 
246 kJ/mol 
x m 
x 
x x 
kJ 
J 
- 
- 
= 
= 
= 
= 
= 
=
Model Atom Bohr 
 Bohr mempelajari spekatrum yang dihasilkan ketika 
atom-atom tereksitasi dalam suatu tabung gas 
awamuatan. 
 Beliau mengamati ternyata tiap unsur menghasilkan 
serangkaian garis-garis spektrum tersendiri. 
 Bohr menyimpulkan bahwa energi elektron terkuantisasi, 
hanya merupakan tingkat-tingkat energi tertentu. 
By LB & DW_Kimia ITB
Model Atom Bohr Energi 
 Dalam model atom Bohr, elektron 
hanya dapat berada pada tingkat 
energi tertentu (orbit). Tiap tingkat 
energi disebut sebagai bilangan 
kuantum utama, n. 
 Balmer kemudian menentukan suatu 
hubungan empiris yang 
menggambarkan garis sepektrum 
pada atom hidrogen. 
 Spektrum-spektrum untuk atom 
lainnya dapat digambarkan dengan 
hubungan yang serupa. 
1 1,097 10 1 1 
l 
By LB & DW_Kimia ITB 
7 1 
2 2 
2 
x m 
2,3,5,... 
n 
n 
= - æç - ö¸ è ø 
=
Model Atom Bohr 
 Model atom Bohr digambarkan sebagai 
sistem planet tata surya. Setiap 
bilangan kuantum utama menunjukkan 
orbit atau lapisan, dengan inti atom 
berada pada pusatnya. 
 Model atom Bohr dapat menjelaskan 
adanya garis-garis spektrum dan 
digunakan untuk menentukan jari-jari 
atom hidrogen. 
 Model atom Bohr tak dapat digunakan 
untuk atom-atom selain hidrogen dan 
tak dapat menjelaskan mengapa energi 
terkuantisasi 
By LB & DW_Kimia ITB
Teori Gelombang Elektron 
 1924 De Broglie menyarankan bahwa elektron memiliki sifat 
gelombang yang menyebabkan energinya terkuantisasi. 
 De Broglie menyimpulkan bahwa semua partikel memiliki 
panjang gelombang sesuai persamaan: 
λ= h mv 
h = Tetapan Planck = 6,626x10- 34Js 
m= massa, kg 
ν = frekuensi, m/ s 
λ = panjang gelombang, m 
 Dengan persamaan De Broglie, panjang gelombang suatu 
elektron dapat dihitung (kecepatan elektron = 2,2 x 106 ms-1): 
34 2 1 
x kgm s 
6,6 10 
( 31 ) ( 6 1 
) 
x kg x ms 
x m 
9,1 10 2, 2 10 
= 3,3 10 
By LB & DW_Kimia ITB 
l 
- - 
- - 
-10 
=
Prinsip Ketidakpastian Heisenberg 
 Untuk dapat mengamati elektron, maka elektron harus ditembaki 
dengan foton dengan panjang gelombang pendek, sehingga 
menghasilkan frekuensi tinggi dan energi yang tinggi. 
 Apabila foton mengenai elektron, maka akan menyebabkan gerakan 
dan kecepatan elektron berubah. 
 Menurut Heisenberg, adalah tidak mungkin untuk dapat mengetahui 
posisi dan kecepatan suatu objek secara bersamaan dengan tepat 
⇒dikembangkan hubungan: 
Semakin kecil massa objek, ketidakpastian posisi dan kecepatannya 
semakin besar. 
By LB & DW_Kimia ITB
Model Kuantum Atom 
 SchrÖdinger mengembangkan suatu persamaan untuk menggambarkan 
perilaku dan energi elektron dalam atom. 
 Persamaan SchrÖdinger digunakan untuk menggambarkan gelombang EM 
dan tiap elektron dapat digambarkan dalam kerangka bilangan kuantumnya. 
 Bilangan Kuantum Utama, n: menggambarkan tingkat energi yang dimiliki 
elektron (orbital). Nilai n = 1, 2, 3, dst. 
 Bilangan Kuantum Azimuth,l: menggambarkan bentuk orbital yang ditempati 
elektron. Nilai l = n-1. Misalnya, jika n = 1, maka l = 0. Nilai l = 0, memiliki 
bentuk orbital s. 
 Bilangan Kuantum Magnet, ml: menggambarkan orientasi atau arah proyeksi 
orbital dalam ruang 3 dimensi. Nilai ml = - l sampai +l (semua bilangan kecuali 0). 
Contoh: jika l = 2, maka ml = -2, - 1,0, 1,2. 
 Bilangan Kuantum Spin, s: menggambarkan arah pergerakan elektron relatif 
terhadap medan magnet, searah atau berlawanan arah dengan jarum jam. Nilai 
s = +1/2 dan -1/2. 
 Pauli membuat aturan bahwa elektron dalam suatu atom tidak boleh 
memiliki bilangan kuantum yang sama (Prinsip Larangan Pauli). 
By LB & DW_Kimia ITB
Bilangan Kuantum 
 Dalam menyusun konfigurasi suatu elektron, maka susunan 
keempat bilangan kuantum harus digunakan, mulai dari tingkat 
energi yang rendah ke yang lebih tinggi (Aturan Aufbau), dan 
pengisian elektron harus satu demi satu sebelum berpasangan 
untuk kestabilan (Aturan Hund). 
Lambang 
Subkulit 
By LB & DW_Kimia ITB 
Jumlah 
Orbital
Fungsi Gelombang Orbital, yn,l,m 
 Setiap orbital memiliki fungsi gelombang tertentu 
yang merupakan kombinasi linier dari ketiga 
bilangan kuantum: n, l, dan m. 
 Penulisan ketiga bilangan kuantum (n, l, dan m) 
pada simbol fungsi gelombang yn,l,m, tidak boleh 
dipertukarkan letaknya. 
 Contoh: orbital 1s = y100; 2s = y200; 2p = y210 
By LB & DW_Kimia ITB 
. 
 Fungsi gelombang ini akan menentukan bentuk 
orbital yang diwakilinya.
Bentuk Orbital 
By LB & DW_Kimia ITB
Bentuk Orbital d 
By LB & DW_Kimia ITB
By LB & DW_Kimia ITB 
Bentuk Orbital f
Bentuk Orbital p 
By LB & DW_Kimia ITB
Konfigurasi Elektron 
Untuk atom hidrogen, bilangan kuantum 
utama menentukan energi orbitalnya. 
Semua subtingkat memiliki 
energi sama 
Jika energi sebesar lebih dari 1312 
kJ/mol ditambahkan, elektron 
akan benar-benar terlepas. 
By LB & DW_Kimia ITB 
Energi
Konfigurasi Elektron 
 Konfigurasi elektron untuk unsur yang memiliki lebih dari 
satu elektron lebih kompleks. 
 Muatan Inti Efektif. Elektron di kulit bagian dalam 
bertindak sebagai pelindung elektron-elektron yang 
terletak pada kulit lebih luar dari interaksi muatan 
positif inti atom. 
 Beberapa orbital mengalami penetrasi pada inti atom 
melebihi yang lain: s > p > d > f. Akibatnya terdapat 
tingkat energi berbeda untuk subtingkat energi 
berbeda dari masing-masing bilangan kuantum utama 
tertentu. 
By LB & DW_Kimia ITB
Konfigurasi Elektron 
By LB & DW_Kimia ITB 
Energi
By LB & DW_Kimia ITB 
Prinsip Aufbau 
 Untuk setiap atom, perlu diketahui bahwa jumlah 
elektron suatu atom netral sama dengan nomor 
atomnya. 
 Pengisian orbital oleh elektron dimulai dari tingkat energi 
lebih rendah ke yang lebih tinggi. 
 Jika terdapat dua atau lebih orbital berada pada tingkat 
energi yang sama akan mengalami penurunan tingkat 
energi. 
 Jangan memasangkan elektron dulu sebelum pada 
subtingkat energi tertentu terisi penuh.
Prinsip Aufbau 
 Aufbau = membangun. Artinya membangun energi 
elektron mulai dari tingkat energi rendah menuju tingkat 
energi lebih tinggi. 
 Aturan pengisian Aufbau: (n + l) 
n 1 2 2 3 3 3 4 4 4 4 5 
l 0 0 1 0 1 2 0 1 2 3 0 
(n+l) 1 2 3 3 4 5 4 5 6 7 5 
s < s < p < s < p < s < d < p < s < d < dst 
¯ ¯ ¯ ¯ ¯ ¯ ¯ ¯ ¯ ¯ 
By LB & DW_Kimia ITB 
dst 
1 2 2 3 3 4 3 4 5 4 ... 
1 2 3 3 4 4 5 5 5 6
Cara Pengisian 
Elektron 
By LB & DW_Kimia ITB
Contoh penerapan Prinsip Aufbau 
By LB & DW_Kimia ITB 
Energi
Aturan Hund 
 Ketika mengisi elektron pada orbital-orbital yang tingkat energinya 
sama, isilah elektron satu per satu terlebih dahulu. 
 Hal ini berhubungan erat dengan kestabilan suatu atom dimana 
atom yang memiliki elektron dalam keadaan penuh atau setengeh 
penuh dalam orbitalnya memiliki kestabilan yang lebih baik. 
 Adanya elektron-elektron yang tak berpasangan dapat diuji 
keberadaannya karena dapat bereaksi sebagai elektromagnet: 
 Paramagnetik – elektron-elektron akan tertarik pada medan 
magnet yang menunjukkan keberadaan elektron tak 
berpasangan. 
 Diamagnetik – elektron-elektron tertolak keluar oleh medan 
magnet yang menunjukkan semua elektron telah berpasangan. 
Contoh: 24Cr: [Ar]4s23d4 (salah) 
Seharusnya: [Ar]4s13d5, karena bersesuaian dengan eksperimen uji 
kemagnetan yang menunjukkan bahwa krom bersifat 
paramagnet (memiliki banyak elektron tak berpasangan). 
By LB & DW_Kimia ITB
Larangan Pauli 
 elektron dalam suatu atom tidak boleh memiliki bilangan kuantum 
yang sama 
Kombinasi 
bilangan kuantum 
terlarang 
Kombinasi bilangan 
kuantum yang 
diperbolehkan 
By LB & DW_Kimia ITB
Sistem Periodik Unsur 
By LB & DW_Kimia ITB
Klasifikasi berdasarkan Subtingkat Energi 
By LB & DW_Kimia ITB
Sistem Periodik Unsur 
 Penempatan unsur-unsur dalam satu periode ditentukan oleh 
bilangan kuantum utama (n) yang terbesar berdasarkan konfigurasi 
elektronnya. 
 Penempatan unsur-unsur dalam satu golongan ditentukan oleh 
banyaknya elektron pada orbital terluar. 
 Cara pengisisan konfigurasi elektron energi dasar suatu unsur : 
 Mulai dengan hidrogen, susunlah unsur-unsur dengan urutan 
kenaikan nomor atom. 
 Sepanjang satu perioda: 
 Tambahkan elektron ke dalam orbital ns ketika berpindah 
dari golongan IA (1) ke IIA (2). 
 Tambahkan elektron ke dalam orbital np ketika berpindah 
dari golongan III A (3) sampai 0 (18). 
 Tambahkan elektron ke dalam orbital (n-1) d ketika 
berpindah dari golongan IIIB (3) ke II B (12) dan tambahkan 
elektron ke dalam orbital (n-2) f ketika menyusuri blok-f 
By LB & DW_Kimia ITB
Penulisan Konfigurasi Elektron 
By LB & DW_Kimia ITB 
Contoh 
Format Inti
Penulisan Konfigurasi Elektron 
 Konfigurasi elektron dapat dituliskan untuk ion-ion: 
 Mulailah dengan menuliskan konfigurasi elektron 
untuk atom pada keadaan dasar. 
 Untuk kation, hilangkan sejumlah elektron dari kulit 
terluar sebanyak muatan kationnya. Contoh Ba2+, 
konfigurasi elektron Ba: [Xe] 6s2 menjadi Ba2+: [Xe] 
atau [Kr]3d10 4s2 4p6 
 Untuk anion, tambahkan sejumlah elektron ke kulit 
terluar sebanyak muatan anion. Contoh: Cl-, 
konfigurasi elektron Cl: [Ne] 3s2 3p5 menjadi Cl-: [Ne] 
3s2 3p6 atau [Ar] 
By LB & DW_Kimia ITB
Keperiodikan 
 Keperiodikan dalam sifat-sifat fisika dan kimia dapat 
dijelaskan dengan konfigurasi elektron. 
 Beberapa contoh penting yang menunjukkan 
keperiodikan sifar-sifat fisika dan kimia unsur adalah 
mencakup: 
 Jari-jari atom 
 Jari-jari ion (kation dan anion) 
 Energi ionisasi pertama 
 Afinitas elektron 
By LB & DW_Kimia ITB
Jari-jari Atom 
Jari-jari (pm) Nomor Atom 
(Gas Mulia tak termasuk) 
By LB & DW_Kimia ITB
Jari-jari Atom untuk 
Unsur Golongan Utama 
By LB & DW_Kimia ITB
Jari-jari Atom Unsur Golongan Utama 
 Jari-jari atom semakin besar dari atas ke bawah dalam 
satu golongan unsur karena terdapat kulit baru yang 
bertambah. 
 Jari-jari atom semakin kecil dari kiri ke kanan dalam satu 
perioda karena inti atom mengandung proton yang lebih 
banyak sehingga muatan positif yang besar semakin 
menarik elektron lebih kuat dan ukuran atom mengecil. 
By LB & DW_Kimia ITB
Jari-jari Ion (pm) 
By LB & DW_Kimia ITB
By LB & DW_Kimia ITB 
Jari-jari Ion 
 Kation: 
 Jari-jari kation lebih kecil daripada atom netralnya. 
 Untuk unsur golongan utama, elektron pada kulit terluar 
terlepas. Ion bermuatan positif dapat juga mengikat 
elektron yang tersisa lebih kuat ke inti atom sehingga 
ukuran kation lebih kecil. 
 Anion: 
 Jari-jari anion lebih besar daripada atom netralnya. 
 Penambahan elektron akan meningkatkan gaya tolak antara 
elektron sehingga ion membutuhkan waktu yang lebih lama 
untuk mengikat elektron pada kulit yang sama menimbulkan 
‘pengembangan’ kulit terluar. Akibatnya inti atom lebih sulit 
menarik elektron-elektron dan jari-jari anion menjadi lebih 
besar.
Konfigurasi Isoelektron 
 Isoelektron: spesi yang memiliki konfigurasi elektron yang sama. 
 Contoh: Setiap spesi berikut memiliki konfigurasi elektron yang 
sama, yaitu 1s2 2s2 2p6: 
O2- F- Ne 
Na+ Mg2+ Al3+ 
 Walaupun konfigurasi elektronnya sama, ukuran jari-jari spesi 
isoelektron tidak persis sama, ada perbedaan bergantung pada 
ukuran atom semula dan besarnya muatan ion yang dimilikinya. 
Contoh: Li+ > Be2+ > B3+ dan Na+ > Mg2+ > Al3+, karena walaupun jumlah 
elektronnya sama namun B3+ dan Al3+ memiliki proton lebih banyak 
sehingga awan elektron akan lebih tertarik ke arah inti yang 
menyebabkan jarijarinya mengecil. 
P3- > S2- > Cl- dan N3- > O2- > F- , karena walaupun jumlah elektronnya 
sama, tapi jumlah proton dalam P3- dan N3- lebih sedikit, sehingga 
awan elektron lebih menyebar menyebabkan jari-jarinya membesar. 
By LB & DW_Kimia ITB
By LB & DW_Kimia ITB 
Energi Ionisasi 
 Energi Ionisasi Pertama: energi yang dibutuhkan untuk 
melepaskan satu elektron dari suatu atom netral dalam 
fasa gas. 
A(g) + Energi Ionisasi Pertama ® A+(g) + e- 
 Hal ini menunjukkan kemudahan untuk membentuk 
suatu kation. Semakin kecil energi ionisasi, semakin 
mudah membentuk kation. 
 Logam cenderung memiliki energi ionisasi pertama 
lebih rendah daripada nonlogam sehingga 
cenderung untuk membentuk kation.
Energi Ionisasi Pertama 
By LB & DW_Kimia ITB 
Energi Ionisasi Pertama (kJ/mol) 
Nomor Atom
Energi Ionisasi Pertama 
Energi yang dibutuhkan untuk melepaskan satu 
e- dari suatu atom netral dalam fasa gas 
By LB & DW_Kimia ITB
Energi Ionisasi 
 Berdasarkan data-data energi ionisasi pertama, kedua, ketiga, 
keempat, dst, kita dapat menentukan bilang oksidasi suatu unsur 
dengan melihat besarnya lompatan besarnya energi ionisasi yang 
satu ke tingkat energi ionisasi berikutnya yang relatif sangat besar 
perbedaannya. 
Contoh: Energi ionisasi (dalam kJ/mol) untuk Na dan Al. 
EI I EI II EI III EI IV EI V EI VI 
Na 495,9 4560 6900 9540 13400 16600 
Al 577,9 1820 2750 11600 14800 18400 
Berdasarkan data energi ionisasi pertama s/d keenam, dapat dilihat bahwa untuk 
unsur Na terjadi lompatan besarnya EI dari yang pertama ke yang kedua (495,5 
kJ/mol ® 4560 kJ/mol sehingga biloks Na adalah +1. 
Untuk unsur Al, terjadi lompatan besarnya EI dari yang ketiga ke yang keempat 
(2750 kJ/mol ® 11600 kJ/mol sehingga biloks Al adalah +3. 
By LB & DW_Kimia ITB
Energi Ionisasi 
 Secara umum, dalam SPU, semakin ke kanan posisi 
unsur, energi ionisasi pertama semakin bear karena 
semakin banyaknya elektron dan semakin kecilnya 
ukuran atom, sehingga elektron semakin sulit untuk 
dilepaskan. 
 Anomali besarnya energi ionisasi pertama disebabkan 
oleh prinsip Hund (pengisian elektron penuh dan 
setengan penuh dalam orbital suatu unsur) yang 
menyebabkan unsur tersebut lebih stabil sehingga 
energi ionisasi lebih besar. 
Contoh: Energi ionisasi pertama Be > B (elektron terisi 
penuh dalam orbital Be) dan N > O (elektron terisi 
setengah penuh dalam orbital N). 
By LB & DW_Kimia ITB
Afinitas Elektron 
 Afinitas elektron: suatu ukuran kecenderungan suatu 
atom untuk menarik elektron dalam fasa gas. 
A(g) + e- ® A-(g) + energi panas 
 Afinitas elektron merupakan fungsi periodik tak 
beraturan dari nomor atom. Secara umum, afinitas 
elektron semakin meningkat dari kiri ke kanan dalam 
satu periode. 
 Gas mulia tidak termasuk karena tidak memiliki 
kecenderungan atau kecil kecenderungannya untuk 
menarik elektron. 
By LB & DW_Kimia ITB
Afinitas Elektron 
Nomor Atom 
By LB & DW_Kimia ITB 
Afinitas Elektron (kJ/mol)
Afinitas Elektron 
Energi yang dilepaskan ketika suatu atom menangkap e- 
By LB & DW_Kimia ITB
Cara-cara Penomoran Golongan 
 Terdapat beberapa metode yang digunakan untuk 
menomori golongan pada tabel periodik: 
 Metode yang digunakan para kimiawan Amerika (American 
Chemical Society, ACS) 
 Sistem IUPAC lama 
 Sistem IUPAC yang berlaku saat ini. 
 Para kimiawan di Amerika (American Chemical Society, 
ACS) juga mengadopsi sistem yang digunakan IUPAC 
By LB & DW_Kimia ITB
Sistem Penomoran untuk Tabel Periodik 
IUPAC lama 
IUPAC dan ACS sekarang 
Sistem AS 
By LB & DW_Kimia ITB
Sifat Kimia dan Tabel Periodik 
 Konfigurasi elektron membantu kita memahami 
perubahan jari-jari atom, energi ionisasi dan afinitas 
elektron. 
 Beberapa kecenderungan dalam kereaktifan yang dapat 
teramati: 
 Logam-logam golongan utama menjadi lebih reaktif dari atas ke 
bawah dalam satu golongan. 
 Kereaktifan unsur-unsur nonlogam berkurang dari atas ke 
bawah dalam satu golongan. 
 Logam-logam transisi menjadi kurang reaktif dari atas ke bawah 
dalam satu golongan. 
By LB & DW_Kimia ITB
Hidrogen 
 Hidrogen adalah unsur non logam pada kondisi normal. 
 Dapat melepaskan satu elektron membentuk H+, dan 
dapat juga menarik elektron membentuk H-. 
> 200 oC 
2Na(l) + H2(g) ® 2NaH(s) 
 Hidrogen biasanya ditempatkan dalam tabel periodik 
pada golongan IA (1) atau diantara golongan IA(1) dan 
VIIA (17) atau tidak di golongan manapun. 
By LB & DW_Kimia ITB
By LB & DW_Kimia ITB 
Gas Mulia 
 Setiap gas mulia memiliki elektron-elektron yang terisi 
pada subtingkat energi s dan p, kecuali helium (hanya s) 
 Semua gas mulia sangat tak reaktif 
 Sejumlah terbatas senyawa gas mulia telah dapat dibuat 
menggunakan unsur Xenon dan Kripton. 
> 250 oC 
Xe(g) + F2(g) ® XeF2(g)
By LB & DW_Kimia ITB 
Logam Alkali 
 Golongan logam IA (1) semuanya memiliki konfigurasi 
elektron terluar ns1. 
 Cenderung melepaskan satu elektron membentuk ion 1+ 
dan dijadikan dasar bagi hampir semua reaksi yang 
melibatkan logam alkali. 
M ® M+ + e- 
 Kereaktifan unsur-unsur logam alkali bertambah dari 
atas ke bawah dalam satu golongan
Logam Alkali Tanah 
 Golongan logam alkali tanah, golongan IIA (2) tidak sereaktif logam 
By LB & DW_Kimia ITB 
alkali. 
 Unsur-unsur logam alkali tanah harus melepaskan dua elektron 
terluarnya untuk mencapai konfigurasi gas mulia. Energi ionisasi 
semakin kecil dari atas ke bawah dalam satu golongan, berarti 
semakin mudah melepaskan elektron. 
M ® M2+ + 2e- 
 Kereaktifan bertambah dari atas ke bawah dalam satu golongan 
 Energi ionisasi logam alkali tanah relatif lebih tinggi dibandingkan 
energi ionisai unsur gologan alkali dan golongan IIIA (3) 
dikarenakan efek terisi penuhnya orbital elektron terluar pada unsur 
alkali tanah, dibandingkan logam alkali dan golongan IIIA(3).
Halogen 
 Sifat umum unsur-unsur golongan VIIA (17) adalah semuanya 
By LB & DW_Kimia ITB 
nonlogam. 
 Semua halogen hanya membutuhkan satu elektron saja untuk 
memenuhi konfigurasi gas mulia 
 Ketika bereaksi dengan logam, unsur-unsur gas mulia membentuk 
ion 1 –, membentuk ikatan ion. 
2Na(s) + Cl2(g) ® 2NaCl(s) 
 Ketika bereaksi dengan unsur nonlogam lainnya, akan saling 
berbagi elektron, membentuk ikatan kovalen. 
O2(g) + 2F2(g) ® 2OF2(g) 
 Unsur diatomiknya bervariasi wujudnya pada kondisi standar (1 
atm, 25 oC): gas (F2 dan Cl2); cair (Br2); padat (I2).
Sifat Asam-Basa 
 Kekuatan Asam biner (asam yang hanya terdiri dari dua unsur 
penyusun) dalam satu golongan adalah semakin meningkat: 
By LB & DW_Kimia ITB 
 H2O < H2S < H2Se< H2Te 
 HF < HCl < HBr < HI 
 Dalam kasus asam biner untuk golongan VII (17), kita tidak dapat 
mengamati dengan jelas perbedaan kekuatan asam antara HCl, 
HBr, dan HI dalam air karena: 
 Ketiganya adalah asam yang lebih kuat daripada H3O+. 
 Setiap asam yang lebih kuat daripada H3O+ akan secara langsung dan 
sempurna bereaksi membentuk H3O+ dalam air. 
 Untuk membedakan kekuatan asam ketiga asam ini diperlukan pelarut 
lain selain air, misalnya dalam aseton
Sifat Asam-Basa 
Asam biner dalam aseton 
Kita dapat 
menggunakan pelarut 
selain air untuk 
melihat perbedaan 
keasamaan 
Pelarut seperti ini 
disebut pelarut 
pembeda 
% Titrasi 
By LB & DW_Kimia ITB
Sifat Asam-Basa 
 Kekuatan asam biner dalam satu perioda dapat dilihat pada tabel 
berikut. Dalam satu perioda, semakin ke kanan pada perioda dalam 
sistem periodik unsur, kekuatan asam bertambah 
Rumus Molekul Ka pKa 
CH4 ~10-49 ~49 
NH3 ~10-35 ~35 
H2O 2 x 10-16 15,7 
HF 6,3 x 10-4 3,20 
By LB & DW_Kimia ITB
Sifat Asam-Basa 
 Kekuatan Asam Biner dalam SPU 
By LB & DW_Kimia ITB
Sifat Asam Basa 
 Logam hidroksida bersifat basa. Kebasaan logam hidroksida dalam 
air bergantung pada kelarutannya dan nilai Kb 
Basa Kelarutan Kebasaan 
LiOH Tinggi Tinggi 
NaOH Tinggi Tinggi 
KOH Tinggi Tinggi 
Mg(OH)2 Rendah Rendah 
Ca(OH)2 Rendah Rendah 
By LB & DW_Kimia ITB
Sifat Asam-Basa 
 Senyawa nonlogam hidroksida berbentuk molekul. 
Keelektronegatifan nonlogam dan oksigen menghasilkan ikatan 
H – O yang sangat polar. 
 Contoh: Asam hipoklorit (HOCl). Ketika asam hipoklorit terionisasi, 
ikatan H – O putus dan terbentuk H3O+: 
HOCl(aq) + H2O(l) ⇌H3O+(aq) + OCl-(aq) 
By LB & DW_Kimia ITB
Sifat Asam-Basa 
 Asam Okso. Banyak senyawa asam anorganik dan asam organik 
yang penting yang merupakan suatu nonlogam hidroksida. Contoh: 
H2SO4, HNO3, H3PO4. 
 Untuk asam okso halogen, semakin banyak jumlah atom O dalam 
molekul asam okso, keasamannya bertambah. Contoh: HClO < 
HClO2 < HClO3 < HClO4. Hal ini disebabkan oleh faktor semakin 
banyaknya resonansi yang menstabilkan ion asam okso yang 
memiliki atom O yang lebih banyak, sehingga ion H+ lebih mudah 
lepas dan keasaman bertambah. 
Asam Sulfat 
By LB & DW_Kimia ITB 
Asam Nitrat 
Asam Asetat 
Asam 
Fosfat

More Related Content

What's hot

Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia Tembaga
Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia TembagaLaporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia Tembaga
Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia TembagaAndrio Suwuh
 
Reaksi dan-pembuatan-senyawa-kompleks fix
Reaksi dan-pembuatan-senyawa-kompleks fixReaksi dan-pembuatan-senyawa-kompleks fix
Reaksi dan-pembuatan-senyawa-kompleks fixSilvia Marceliana
 
Gugus Hidrokarbon tentang Amina
Gugus Hidrokarbon tentang AminaGugus Hidrokarbon tentang Amina
Gugus Hidrokarbon tentang AminaMeri Septiani
 
Bab 11 senyawa kompleks & polimer
Bab 11 senyawa kompleks & polimerBab 11 senyawa kompleks & polimer
Bab 11 senyawa kompleks & polimerImo Priyanto
 
TOM (Teori Orbital Molekul)
TOM (Teori Orbital Molekul)TOM (Teori Orbital Molekul)
TOM (Teori Orbital Molekul)Farikha Uly
 
kalor penguapan sebagai energi pengaktifan
kalor penguapan sebagai energi pengaktifankalor penguapan sebagai energi pengaktifan
kalor penguapan sebagai energi pengaktifanLinda Rosita
 
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misellaporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis miselqlp
 
Ppt spektrofotometri uv vis
Ppt spektrofotometri uv visPpt spektrofotometri uv vis
Ppt spektrofotometri uv visWidya Wirandika
 
Kimia Organik (Alkohol dan eter)
Kimia Organik (Alkohol dan eter) Kimia Organik (Alkohol dan eter)
Kimia Organik (Alkohol dan eter) nailaamaliaa
 
Kinetika kimia (pertemuan 4)
Kinetika kimia (pertemuan 4)Kinetika kimia (pertemuan 4)
Kinetika kimia (pertemuan 4)Utami Irawati
 
Senyawa koordinasi (kompleks)
Senyawa koordinasi (kompleks)Senyawa koordinasi (kompleks)
Senyawa koordinasi (kompleks)Windha Herjinda
 
reaksi benzena dan fenol
reaksi benzena dan fenolreaksi benzena dan fenol
reaksi benzena dan fenolDewiLusita1
 
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) SurfaktanPenentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) SurfaktanAhmad Dzikrullah
 

What's hot (20)

Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia Tembaga
Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia TembagaLaporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia Tembaga
Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia Tembaga
 
Reaksi dan-pembuatan-senyawa-kompleks fix
Reaksi dan-pembuatan-senyawa-kompleks fixReaksi dan-pembuatan-senyawa-kompleks fix
Reaksi dan-pembuatan-senyawa-kompleks fix
 
Kimia koordinasi
Kimia koordinasiKimia koordinasi
Kimia koordinasi
 
Gugus Hidrokarbon tentang Amina
Gugus Hidrokarbon tentang AminaGugus Hidrokarbon tentang Amina
Gugus Hidrokarbon tentang Amina
 
Bab 11 senyawa kompleks & polimer
Bab 11 senyawa kompleks & polimerBab 11 senyawa kompleks & polimer
Bab 11 senyawa kompleks & polimer
 
TOM (Teori Orbital Molekul)
TOM (Teori Orbital Molekul)TOM (Teori Orbital Molekul)
TOM (Teori Orbital Molekul)
 
kalor penguapan sebagai energi pengaktifan
kalor penguapan sebagai energi pengaktifankalor penguapan sebagai energi pengaktifan
kalor penguapan sebagai energi pengaktifan
 
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misellaporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
 
Ppt spektrofotometri uv vis
Ppt spektrofotometri uv visPpt spektrofotometri uv vis
Ppt spektrofotometri uv vis
 
Kimia Organik (Alkohol dan eter)
Kimia Organik (Alkohol dan eter) Kimia Organik (Alkohol dan eter)
Kimia Organik (Alkohol dan eter)
 
Kinetika kimia (pertemuan 4)
Kinetika kimia (pertemuan 4)Kinetika kimia (pertemuan 4)
Kinetika kimia (pertemuan 4)
 
Kd meeting 9 10
Kd meeting 9 10Kd meeting 9 10
Kd meeting 9 10
 
Senyawa koordinasi (kompleks)
Senyawa koordinasi (kompleks)Senyawa koordinasi (kompleks)
Senyawa koordinasi (kompleks)
 
Konformasi isomer
Konformasi isomerKonformasi isomer
Konformasi isomer
 
Resonansi1
Resonansi1Resonansi1
Resonansi1
 
reaksi benzena dan fenol
reaksi benzena dan fenolreaksi benzena dan fenol
reaksi benzena dan fenol
 
Power point reaksi adisi dan eliminasi
Power point reaksi adisi dan eliminasiPower point reaksi adisi dan eliminasi
Power point reaksi adisi dan eliminasi
 
Spektro uv-vis-21
Spektro uv-vis-21Spektro uv-vis-21
Spektro uv-vis-21
 
Sifat koligatif-larutan
Sifat koligatif-larutanSifat koligatif-larutan
Sifat koligatif-larutan
 
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) SurfaktanPenentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
 

Similar to Struktur atom dan sistem periodik

struktur atom, sistem periodik, dan ikatan kimia
struktur atom, sistem periodik, dan ikatan kimiastruktur atom, sistem periodik, dan ikatan kimia
struktur atom, sistem periodik, dan ikatan kimiamfebri26
 
Bab 1 struktur atom, tabel periodik, dan ikatan kimia
Bab 1 struktur atom, tabel periodik, dan ikatan kimia Bab 1 struktur atom, tabel periodik, dan ikatan kimia
Bab 1 struktur atom, tabel periodik, dan ikatan kimia wafiqasfari
 
S T R U K T U R A T O M
S T R U K T U R  A T O MS T R U K T U R  A T O M
S T R U K T U R A T O MIwan Setiawan
 
Pendahuluan dan teori atom
Pendahuluan dan teori atomPendahuluan dan teori atom
Pendahuluan dan teori atomMilla Andista
 
Ringkasan fisika 3 sma smt 2 (fix)
Ringkasan fisika 3 sma smt 2 (fix)Ringkasan fisika 3 sma smt 2 (fix)
Ringkasan fisika 3 sma smt 2 (fix)Saifurrahman Santoso
 
Bab 1 struktur atom,sistem periodik, ikatan kimia kelas xi
Bab 1 struktur atom,sistem periodik, ikatan kimia kelas xiBab 1 struktur atom,sistem periodik, ikatan kimia kelas xi
Bab 1 struktur atom,sistem periodik, ikatan kimia kelas xiSinta Sry
 
Bab1strukturatomsistemperiodikikatankimiakelasxi 141109045814-conversion-gate01
Bab1strukturatomsistemperiodikikatankimiakelasxi 141109045814-conversion-gate01Bab1strukturatomsistemperiodikikatankimiakelasxi 141109045814-conversion-gate01
Bab1strukturatomsistemperiodikikatankimiakelasxi 141109045814-conversion-gate01sanoptri
 
Bab1 struktur atom, sistem periodik dan ikatan kimia | Kimia Kelas XI
Bab1 struktur atom, sistem periodik dan ikatan kimia | Kimia Kelas XIBab1 struktur atom, sistem periodik dan ikatan kimia | Kimia Kelas XI
Bab1 struktur atom, sistem periodik dan ikatan kimia | Kimia Kelas XIBayu Ariantika Irsan
 
Amalia noor farida (tik)
Amalia noor farida (tik)Amalia noor farida (tik)
Amalia noor farida (tik)Paarief Udin
 
Amalia noor farida (tik)
Amalia noor farida (tik)Amalia noor farida (tik)
Amalia noor farida (tik)Paarief Udin
 
Pertemua #2 Mata Kuliah Kimia Terapan 23.pdf
Pertemua #2 Mata Kuliah Kimia Terapan 23.pdfPertemua #2 Mata Kuliah Kimia Terapan 23.pdf
Pertemua #2 Mata Kuliah Kimia Terapan 23.pdftitiek deasy saptaryani
 

Similar to Struktur atom dan sistem periodik (20)

Fsk atom lengkap
Fsk atom lengkapFsk atom lengkap
Fsk atom lengkap
 
struktur atom, sistem periodik, dan ikatan kimia
struktur atom, sistem periodik, dan ikatan kimiastruktur atom, sistem periodik, dan ikatan kimia
struktur atom, sistem periodik, dan ikatan kimia
 
Bab 1 struktur atom, tabel periodik, dan ikatan kimia
Bab 1 struktur atom, tabel periodik, dan ikatan kimia Bab 1 struktur atom, tabel periodik, dan ikatan kimia
Bab 1 struktur atom, tabel periodik, dan ikatan kimia
 
S T R U K T U R A T O M
S T R U K T U R  A T O MS T R U K T U R  A T O M
S T R U K T U R A T O M
 
Pendahuluan dan teori atom
Pendahuluan dan teori atomPendahuluan dan teori atom
Pendahuluan dan teori atom
 
Ringkasan fisika 3 sma smt 2 (fix)
Ringkasan fisika 3 sma smt 2 (fix)Ringkasan fisika 3 sma smt 2 (fix)
Ringkasan fisika 3 sma smt 2 (fix)
 
Bab 1 struktur atom,sistem periodik, ikatan kimia kelas xi
Bab 1 struktur atom,sistem periodik, ikatan kimia kelas xiBab 1 struktur atom,sistem periodik, ikatan kimia kelas xi
Bab 1 struktur atom,sistem periodik, ikatan kimia kelas xi
 
Bab1strukturatomsistemperiodikikatankimiakelasxi 141109045814-conversion-gate01
Bab1strukturatomsistemperiodikikatankimiakelasxi 141109045814-conversion-gate01Bab1strukturatomsistemperiodikikatankimiakelasxi 141109045814-conversion-gate01
Bab1strukturatomsistemperiodikikatankimiakelasxi 141109045814-conversion-gate01
 
Bab1 stru
Bab1 struBab1 stru
Bab1 stru
 
Bab1 struktur atom, sistem periodik dan ikatan kimia | Kimia Kelas XI
Bab1 struktur atom, sistem periodik dan ikatan kimia | Kimia Kelas XIBab1 struktur atom, sistem periodik dan ikatan kimia | Kimia Kelas XI
Bab1 struktur atom, sistem periodik dan ikatan kimia | Kimia Kelas XI
 
Amalia noor farida (tik)
Amalia noor farida (tik)Amalia noor farida (tik)
Amalia noor farida (tik)
 
Amalia noor farida (tik)
Amalia noor farida (tik)Amalia noor farida (tik)
Amalia noor farida (tik)
 
Fisika kuantum
Fisika kuantumFisika kuantum
Fisika kuantum
 
01b model atom
01b model atom01b model atom
01b model atom
 
struktur-atom.pdf
struktur-atom.pdfstruktur-atom.pdf
struktur-atom.pdf
 
Fisika atom sma kelas 12
Fisika atom sma kelas 12Fisika atom sma kelas 12
Fisika atom sma kelas 12
 
2. struktur atom dan molekul
2. struktur atom dan molekul2. struktur atom dan molekul
2. struktur atom dan molekul
 
Pertemua #2 Mata Kuliah Kimia Terapan 23.pdf
Pertemua #2 Mata Kuliah Kimia Terapan 23.pdfPertemua #2 Mata Kuliah Kimia Terapan 23.pdf
Pertemua #2 Mata Kuliah Kimia Terapan 23.pdf
 
Teori atom yang belum direvisi
Teori atom yang belum direvisiTeori atom yang belum direvisi
Teori atom yang belum direvisi
 
Inti atom yang belum direfisi
Inti atom yang belum direfisiInti atom yang belum direfisi
Inti atom yang belum direfisi
 

Recently uploaded

Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPCMBANDUNGANKabSemar
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxMateri Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxshafiraramadhani9
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 

Recently uploaded (20)

Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxMateri Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 

Struktur atom dan sistem periodik

  • 1. Struktur Atom dan Sistem Periodik By LB & DW_Kimia ITB
  • 2. Struktur Atom  Elektron  Inti Atom  Gelombang  Radiasi Elektromagnet  Model Bohr untuk atom Hidrogen  Teori Gelombang Elektron  Prinsip Ketidakpastian Heisenberg  Model Quantum Atom  Konfigurasi Elektron  Sistem Periodik By LB & DW_Kimia ITB
  • 3. Penemuan Elektron  1807 Davy menduga bahwa gaya listriklah yang membuat senyawa-senyawa saling berikatan  1833 Faraday menghubungkan massa atom dengan energi listrik yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu unsur selama percobaan elektrolisis  1891 Stoney mengajukan teori bahwa listrik dalam atom terdapat dalam bentuk yang disebut elektron  1897 Thomson pertama kali mengukur sifat elektron secara kuantitatif By LB & DW_Kimia ITB
  • 4. Tabung Sinar Katoda  Penemuan elektron oleh Thomson berdasarkan hasil percobaan menggunakan tabung sinar katoda.  Elektron dihasilkan ketikan suatu gas terionisasi Gas yang terionisasi Katoda Anoda By LB & DW_Kimia ITB Tonjolan kecil
  • 5. Percobaan Thomson  Thomson mengamati bahwa posisi tonjolan kecil menjadi berubah ketika medan listrik maupun medan magnet diterapkan pada tabung sinar katoda  Thomson tak bisa menentukan massa maupun muatan elektron, hanya bisa menentukan rasio massa terhadap muatan = 6 x 10-12 kg/C By LB & DW_Kimia ITB
  • 6. Muatan Elektron  Percobaan Millikan menggunakan tetesan minyak yang diberikan arus listrik menunjukkan bahwa tetesan minyak memiliki muatan yang merupakan kelipatan dari 1,5924 x 10-19 C ⇒muatan elektron  Muatan elektron yang digunakan sekarang = -1,6021773 x 10-19 C By LB & DW_Kimia ITB
  • 7. Massa Elektron  Massa elektron dihitung dari hasil percobaan Thomson dan Millikan, yaitu dari rasio massa elektron terhadap muatan elektron (Thomson) dan muatan elektron (Millikan): By LB & DW_Kimia ITB  Me = (rasio massa terhadap muatan) x (muatan) = (6 x 10-12 kgC-1) (1,5924 x 10-19 C) = 1 x 10-30 kg  Massa elektron yang digunakan sekarang adalah: 9,109390 x 10-31 kg = 5,485799 x 10-4 u
  • 8. Penemuan Inti Atom  Pada tahun 1909 Rutherford membombardir lempengan logam tipis dengan partikel alfa (ion helium).  Hasil percobaan menunjukkan bahwa sekitar 1 partikel alfa dari 8000 partikel dibelokkan oleh lempeng logam.  Pembelokan ini menunjukkan keberadaan inti atom yang kecil, kompak dan bermuatan positif. By LB & DW_Kimia ITB
  • 9. Penentuan Muatan Inti  Rutherford memperkirakan muatan inti atom adalah sekitar setengahnya dari massa atom.  Moseley yang bekerjasama dengan Rutherford menemukan hubungan langsung antara nomor atom dengan akar kuadrat dari frekuensi sinar X. Kesimpulan: muatan inti atom sama dengan elektron, hanya berbeda tanda muatan saja By LB & DW_Kimia ITB Nomor Atom (Frekuensi Sinar-X)1/2
  • 10. Penemuan Neutron dan Proton  Pengukuran rasio massa terhadap muatan pada inti atom dilakukan serupa dengan pengukuran terhadap elektron ⇒ditemukan bahwa rasio ini bergantung pada gas yang digunakan dalam percobaan ⇒ Hidrogen menghasilkan partikel yang massanya paling rendah yang diasumsikan terdapat dalam setiap atom yang disebut proton.  1932 Chadwick mengamati bahwa ketika berilium-9 ditembaki partikel alfa, ternyata partikel yang massanya sama dengan proton tapi tanpa muatan dilepaskan, inilah yang disebut neutron. By LB & DW_Kimia ITB
  • 11. Gelombang Beberapa definisi:  Panjang gelombang, l: jarak yang ditempuh gelombang untuk menyempurnakan satu siklus gelombang.  Amplitudo: setengah jarak vertikal dari batas atas dan bawah suatu gelombang.  Frekuensi,n: jumlah siklus yang dilalui oleh gelombang setiap titik per detik. By LB & DW_Kimia ITB Amplitudo Panjang Gelombang, l Simpul
  • 12. Radiasi Elektromagnet  Adalah suatu bentuk energi yang terdiri dari medan listrik yang saling tegak lurus dengan medan magnet pada waktu yang sama dan satu fasa dengan waktu.  Hubungan antara panjang gelombang dan frekuensi dalam radiasi elektromagnet adalah: λ n = c c = kecepatancahayadalamruanghampa = 2,998x108m/ s By LB & DW_Kimia ITB
  • 13. Radiasi Elektromagnet (EM)  Transmisi: EM akan melewati materi tanpa interaksi  Absorpsi: EM akan diserap oleh suatu atom, ion atau molekul, sehingga akan berada pada keadaan energi yang lebih tinggi  Emisi: pelepasan energi oleh suatu atom, ion atau molekul sebagai cahaya, sehingga kembali ke tingkat energi yang lebih rendah. By LB & DW_Kimia ITB
  • 14. By LB & DW_Kimia ITB Sifat Partikel  Gelombang EM memiliki sifat gelombang sekaligus sifat materi sebagai partikel.  Efek fotolistrik: pertama kali diamati oleh Hertz dan kemudian dijelaskan oleh Einstein ⇒ketika cahaya mengenai katoda yang memiliki permukaan fotoemisif, elektron dilepaskan. Elektron terkumpul di anoda dan kemudian diukur.  Studi mengenai efek fotolistrik memperkuat sifat partikel gelombang yang disebut partikel foton.  Energi foton berbanding lurus dengan frekuensi dan berbanding terbalik dengan panjang gelombang EM. Energi foton = E = hν = hcλ- 1 h = Tetapan Planck = 6,626x10- 34Js Katoda Anoda
  • 15. Contoh Soal Energi Foton  Tentukan energi dalam kJ/mol foton cahaya biru-hijau dengan panjang gelombang 486 nm Jawab: Energi foton = hc/l ( 6,626 x 10 - 34 Js ) ( 2,998 x 10 8 ms - 1 ) ( 4,86 10 - ) 4,09 10 J/foton 4,09 10 J/foton 6,022 10 foton/mol 246000 J/mol 246000 J/mol 1 ( ) ( ) ( ) By LB & DW_Kimia ITB 7 19 19 23 3 10 246 kJ/mol x m x x x kJ J - - = = = = = =
  • 16. Model Atom Bohr  Bohr mempelajari spekatrum yang dihasilkan ketika atom-atom tereksitasi dalam suatu tabung gas awamuatan.  Beliau mengamati ternyata tiap unsur menghasilkan serangkaian garis-garis spektrum tersendiri.  Bohr menyimpulkan bahwa energi elektron terkuantisasi, hanya merupakan tingkat-tingkat energi tertentu. By LB & DW_Kimia ITB
  • 17. Model Atom Bohr Energi  Dalam model atom Bohr, elektron hanya dapat berada pada tingkat energi tertentu (orbit). Tiap tingkat energi disebut sebagai bilangan kuantum utama, n.  Balmer kemudian menentukan suatu hubungan empiris yang menggambarkan garis sepektrum pada atom hidrogen.  Spektrum-spektrum untuk atom lainnya dapat digambarkan dengan hubungan yang serupa. 1 1,097 10 1 1 l By LB & DW_Kimia ITB 7 1 2 2 2 x m 2,3,5,... n n = - æç - ö¸ è ø =
  • 18. Model Atom Bohr  Model atom Bohr digambarkan sebagai sistem planet tata surya. Setiap bilangan kuantum utama menunjukkan orbit atau lapisan, dengan inti atom berada pada pusatnya.  Model atom Bohr dapat menjelaskan adanya garis-garis spektrum dan digunakan untuk menentukan jari-jari atom hidrogen.  Model atom Bohr tak dapat digunakan untuk atom-atom selain hidrogen dan tak dapat menjelaskan mengapa energi terkuantisasi By LB & DW_Kimia ITB
  • 19. Teori Gelombang Elektron  1924 De Broglie menyarankan bahwa elektron memiliki sifat gelombang yang menyebabkan energinya terkuantisasi.  De Broglie menyimpulkan bahwa semua partikel memiliki panjang gelombang sesuai persamaan: λ= h mv h = Tetapan Planck = 6,626x10- 34Js m= massa, kg ν = frekuensi, m/ s λ = panjang gelombang, m  Dengan persamaan De Broglie, panjang gelombang suatu elektron dapat dihitung (kecepatan elektron = 2,2 x 106 ms-1): 34 2 1 x kgm s 6,6 10 ( 31 ) ( 6 1 ) x kg x ms x m 9,1 10 2, 2 10 = 3,3 10 By LB & DW_Kimia ITB l - - - - -10 =
  • 20. Prinsip Ketidakpastian Heisenberg  Untuk dapat mengamati elektron, maka elektron harus ditembaki dengan foton dengan panjang gelombang pendek, sehingga menghasilkan frekuensi tinggi dan energi yang tinggi.  Apabila foton mengenai elektron, maka akan menyebabkan gerakan dan kecepatan elektron berubah.  Menurut Heisenberg, adalah tidak mungkin untuk dapat mengetahui posisi dan kecepatan suatu objek secara bersamaan dengan tepat ⇒dikembangkan hubungan: Semakin kecil massa objek, ketidakpastian posisi dan kecepatannya semakin besar. By LB & DW_Kimia ITB
  • 21. Model Kuantum Atom  SchrÖdinger mengembangkan suatu persamaan untuk menggambarkan perilaku dan energi elektron dalam atom.  Persamaan SchrÖdinger digunakan untuk menggambarkan gelombang EM dan tiap elektron dapat digambarkan dalam kerangka bilangan kuantumnya.  Bilangan Kuantum Utama, n: menggambarkan tingkat energi yang dimiliki elektron (orbital). Nilai n = 1, 2, 3, dst.  Bilangan Kuantum Azimuth,l: menggambarkan bentuk orbital yang ditempati elektron. Nilai l = n-1. Misalnya, jika n = 1, maka l = 0. Nilai l = 0, memiliki bentuk orbital s.  Bilangan Kuantum Magnet, ml: menggambarkan orientasi atau arah proyeksi orbital dalam ruang 3 dimensi. Nilai ml = - l sampai +l (semua bilangan kecuali 0). Contoh: jika l = 2, maka ml = -2, - 1,0, 1,2.  Bilangan Kuantum Spin, s: menggambarkan arah pergerakan elektron relatif terhadap medan magnet, searah atau berlawanan arah dengan jarum jam. Nilai s = +1/2 dan -1/2.  Pauli membuat aturan bahwa elektron dalam suatu atom tidak boleh memiliki bilangan kuantum yang sama (Prinsip Larangan Pauli). By LB & DW_Kimia ITB
  • 22. Bilangan Kuantum  Dalam menyusun konfigurasi suatu elektron, maka susunan keempat bilangan kuantum harus digunakan, mulai dari tingkat energi yang rendah ke yang lebih tinggi (Aturan Aufbau), dan pengisian elektron harus satu demi satu sebelum berpasangan untuk kestabilan (Aturan Hund). Lambang Subkulit By LB & DW_Kimia ITB Jumlah Orbital
  • 23. Fungsi Gelombang Orbital, yn,l,m  Setiap orbital memiliki fungsi gelombang tertentu yang merupakan kombinasi linier dari ketiga bilangan kuantum: n, l, dan m.  Penulisan ketiga bilangan kuantum (n, l, dan m) pada simbol fungsi gelombang yn,l,m, tidak boleh dipertukarkan letaknya.  Contoh: orbital 1s = y100; 2s = y200; 2p = y210 By LB & DW_Kimia ITB .  Fungsi gelombang ini akan menentukan bentuk orbital yang diwakilinya.
  • 24. Bentuk Orbital By LB & DW_Kimia ITB
  • 25. Bentuk Orbital d By LB & DW_Kimia ITB
  • 26. By LB & DW_Kimia ITB Bentuk Orbital f
  • 27. Bentuk Orbital p By LB & DW_Kimia ITB
  • 28. Konfigurasi Elektron Untuk atom hidrogen, bilangan kuantum utama menentukan energi orbitalnya. Semua subtingkat memiliki energi sama Jika energi sebesar lebih dari 1312 kJ/mol ditambahkan, elektron akan benar-benar terlepas. By LB & DW_Kimia ITB Energi
  • 29. Konfigurasi Elektron  Konfigurasi elektron untuk unsur yang memiliki lebih dari satu elektron lebih kompleks.  Muatan Inti Efektif. Elektron di kulit bagian dalam bertindak sebagai pelindung elektron-elektron yang terletak pada kulit lebih luar dari interaksi muatan positif inti atom.  Beberapa orbital mengalami penetrasi pada inti atom melebihi yang lain: s > p > d > f. Akibatnya terdapat tingkat energi berbeda untuk subtingkat energi berbeda dari masing-masing bilangan kuantum utama tertentu. By LB & DW_Kimia ITB
  • 30. Konfigurasi Elektron By LB & DW_Kimia ITB Energi
  • 31. By LB & DW_Kimia ITB Prinsip Aufbau  Untuk setiap atom, perlu diketahui bahwa jumlah elektron suatu atom netral sama dengan nomor atomnya.  Pengisian orbital oleh elektron dimulai dari tingkat energi lebih rendah ke yang lebih tinggi.  Jika terdapat dua atau lebih orbital berada pada tingkat energi yang sama akan mengalami penurunan tingkat energi.  Jangan memasangkan elektron dulu sebelum pada subtingkat energi tertentu terisi penuh.
  • 32. Prinsip Aufbau  Aufbau = membangun. Artinya membangun energi elektron mulai dari tingkat energi rendah menuju tingkat energi lebih tinggi.  Aturan pengisian Aufbau: (n + l) n 1 2 2 3 3 3 4 4 4 4 5 l 0 0 1 0 1 2 0 1 2 3 0 (n+l) 1 2 3 3 4 5 4 5 6 7 5 s < s < p < s < p < s < d < p < s < d < dst ¯ ¯ ¯ ¯ ¯ ¯ ¯ ¯ ¯ ¯ By LB & DW_Kimia ITB dst 1 2 2 3 3 4 3 4 5 4 ... 1 2 3 3 4 4 5 5 5 6
  • 33. Cara Pengisian Elektron By LB & DW_Kimia ITB
  • 34. Contoh penerapan Prinsip Aufbau By LB & DW_Kimia ITB Energi
  • 35. Aturan Hund  Ketika mengisi elektron pada orbital-orbital yang tingkat energinya sama, isilah elektron satu per satu terlebih dahulu.  Hal ini berhubungan erat dengan kestabilan suatu atom dimana atom yang memiliki elektron dalam keadaan penuh atau setengeh penuh dalam orbitalnya memiliki kestabilan yang lebih baik.  Adanya elektron-elektron yang tak berpasangan dapat diuji keberadaannya karena dapat bereaksi sebagai elektromagnet:  Paramagnetik – elektron-elektron akan tertarik pada medan magnet yang menunjukkan keberadaan elektron tak berpasangan.  Diamagnetik – elektron-elektron tertolak keluar oleh medan magnet yang menunjukkan semua elektron telah berpasangan. Contoh: 24Cr: [Ar]4s23d4 (salah) Seharusnya: [Ar]4s13d5, karena bersesuaian dengan eksperimen uji kemagnetan yang menunjukkan bahwa krom bersifat paramagnet (memiliki banyak elektron tak berpasangan). By LB & DW_Kimia ITB
  • 36. Larangan Pauli  elektron dalam suatu atom tidak boleh memiliki bilangan kuantum yang sama Kombinasi bilangan kuantum terlarang Kombinasi bilangan kuantum yang diperbolehkan By LB & DW_Kimia ITB
  • 37. Sistem Periodik Unsur By LB & DW_Kimia ITB
  • 38. Klasifikasi berdasarkan Subtingkat Energi By LB & DW_Kimia ITB
  • 39. Sistem Periodik Unsur  Penempatan unsur-unsur dalam satu periode ditentukan oleh bilangan kuantum utama (n) yang terbesar berdasarkan konfigurasi elektronnya.  Penempatan unsur-unsur dalam satu golongan ditentukan oleh banyaknya elektron pada orbital terluar.  Cara pengisisan konfigurasi elektron energi dasar suatu unsur :  Mulai dengan hidrogen, susunlah unsur-unsur dengan urutan kenaikan nomor atom.  Sepanjang satu perioda:  Tambahkan elektron ke dalam orbital ns ketika berpindah dari golongan IA (1) ke IIA (2).  Tambahkan elektron ke dalam orbital np ketika berpindah dari golongan III A (3) sampai 0 (18).  Tambahkan elektron ke dalam orbital (n-1) d ketika berpindah dari golongan IIIB (3) ke II B (12) dan tambahkan elektron ke dalam orbital (n-2) f ketika menyusuri blok-f By LB & DW_Kimia ITB
  • 40. Penulisan Konfigurasi Elektron By LB & DW_Kimia ITB Contoh Format Inti
  • 41. Penulisan Konfigurasi Elektron  Konfigurasi elektron dapat dituliskan untuk ion-ion:  Mulailah dengan menuliskan konfigurasi elektron untuk atom pada keadaan dasar.  Untuk kation, hilangkan sejumlah elektron dari kulit terluar sebanyak muatan kationnya. Contoh Ba2+, konfigurasi elektron Ba: [Xe] 6s2 menjadi Ba2+: [Xe] atau [Kr]3d10 4s2 4p6  Untuk anion, tambahkan sejumlah elektron ke kulit terluar sebanyak muatan anion. Contoh: Cl-, konfigurasi elektron Cl: [Ne] 3s2 3p5 menjadi Cl-: [Ne] 3s2 3p6 atau [Ar] By LB & DW_Kimia ITB
  • 42. Keperiodikan  Keperiodikan dalam sifat-sifat fisika dan kimia dapat dijelaskan dengan konfigurasi elektron.  Beberapa contoh penting yang menunjukkan keperiodikan sifar-sifat fisika dan kimia unsur adalah mencakup:  Jari-jari atom  Jari-jari ion (kation dan anion)  Energi ionisasi pertama  Afinitas elektron By LB & DW_Kimia ITB
  • 43. Jari-jari Atom Jari-jari (pm) Nomor Atom (Gas Mulia tak termasuk) By LB & DW_Kimia ITB
  • 44. Jari-jari Atom untuk Unsur Golongan Utama By LB & DW_Kimia ITB
  • 45. Jari-jari Atom Unsur Golongan Utama  Jari-jari atom semakin besar dari atas ke bawah dalam satu golongan unsur karena terdapat kulit baru yang bertambah.  Jari-jari atom semakin kecil dari kiri ke kanan dalam satu perioda karena inti atom mengandung proton yang lebih banyak sehingga muatan positif yang besar semakin menarik elektron lebih kuat dan ukuran atom mengecil. By LB & DW_Kimia ITB
  • 46. Jari-jari Ion (pm) By LB & DW_Kimia ITB
  • 47. By LB & DW_Kimia ITB Jari-jari Ion  Kation:  Jari-jari kation lebih kecil daripada atom netralnya.  Untuk unsur golongan utama, elektron pada kulit terluar terlepas. Ion bermuatan positif dapat juga mengikat elektron yang tersisa lebih kuat ke inti atom sehingga ukuran kation lebih kecil.  Anion:  Jari-jari anion lebih besar daripada atom netralnya.  Penambahan elektron akan meningkatkan gaya tolak antara elektron sehingga ion membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengikat elektron pada kulit yang sama menimbulkan ‘pengembangan’ kulit terluar. Akibatnya inti atom lebih sulit menarik elektron-elektron dan jari-jari anion menjadi lebih besar.
  • 48. Konfigurasi Isoelektron  Isoelektron: spesi yang memiliki konfigurasi elektron yang sama.  Contoh: Setiap spesi berikut memiliki konfigurasi elektron yang sama, yaitu 1s2 2s2 2p6: O2- F- Ne Na+ Mg2+ Al3+  Walaupun konfigurasi elektronnya sama, ukuran jari-jari spesi isoelektron tidak persis sama, ada perbedaan bergantung pada ukuran atom semula dan besarnya muatan ion yang dimilikinya. Contoh: Li+ > Be2+ > B3+ dan Na+ > Mg2+ > Al3+, karena walaupun jumlah elektronnya sama namun B3+ dan Al3+ memiliki proton lebih banyak sehingga awan elektron akan lebih tertarik ke arah inti yang menyebabkan jarijarinya mengecil. P3- > S2- > Cl- dan N3- > O2- > F- , karena walaupun jumlah elektronnya sama, tapi jumlah proton dalam P3- dan N3- lebih sedikit, sehingga awan elektron lebih menyebar menyebabkan jari-jarinya membesar. By LB & DW_Kimia ITB
  • 49. By LB & DW_Kimia ITB Energi Ionisasi  Energi Ionisasi Pertama: energi yang dibutuhkan untuk melepaskan satu elektron dari suatu atom netral dalam fasa gas. A(g) + Energi Ionisasi Pertama ® A+(g) + e-  Hal ini menunjukkan kemudahan untuk membentuk suatu kation. Semakin kecil energi ionisasi, semakin mudah membentuk kation.  Logam cenderung memiliki energi ionisasi pertama lebih rendah daripada nonlogam sehingga cenderung untuk membentuk kation.
  • 50. Energi Ionisasi Pertama By LB & DW_Kimia ITB Energi Ionisasi Pertama (kJ/mol) Nomor Atom
  • 51. Energi Ionisasi Pertama Energi yang dibutuhkan untuk melepaskan satu e- dari suatu atom netral dalam fasa gas By LB & DW_Kimia ITB
  • 52. Energi Ionisasi  Berdasarkan data-data energi ionisasi pertama, kedua, ketiga, keempat, dst, kita dapat menentukan bilang oksidasi suatu unsur dengan melihat besarnya lompatan besarnya energi ionisasi yang satu ke tingkat energi ionisasi berikutnya yang relatif sangat besar perbedaannya. Contoh: Energi ionisasi (dalam kJ/mol) untuk Na dan Al. EI I EI II EI III EI IV EI V EI VI Na 495,9 4560 6900 9540 13400 16600 Al 577,9 1820 2750 11600 14800 18400 Berdasarkan data energi ionisasi pertama s/d keenam, dapat dilihat bahwa untuk unsur Na terjadi lompatan besarnya EI dari yang pertama ke yang kedua (495,5 kJ/mol ® 4560 kJ/mol sehingga biloks Na adalah +1. Untuk unsur Al, terjadi lompatan besarnya EI dari yang ketiga ke yang keempat (2750 kJ/mol ® 11600 kJ/mol sehingga biloks Al adalah +3. By LB & DW_Kimia ITB
  • 53. Energi Ionisasi  Secara umum, dalam SPU, semakin ke kanan posisi unsur, energi ionisasi pertama semakin bear karena semakin banyaknya elektron dan semakin kecilnya ukuran atom, sehingga elektron semakin sulit untuk dilepaskan.  Anomali besarnya energi ionisasi pertama disebabkan oleh prinsip Hund (pengisian elektron penuh dan setengan penuh dalam orbital suatu unsur) yang menyebabkan unsur tersebut lebih stabil sehingga energi ionisasi lebih besar. Contoh: Energi ionisasi pertama Be > B (elektron terisi penuh dalam orbital Be) dan N > O (elektron terisi setengah penuh dalam orbital N). By LB & DW_Kimia ITB
  • 54. Afinitas Elektron  Afinitas elektron: suatu ukuran kecenderungan suatu atom untuk menarik elektron dalam fasa gas. A(g) + e- ® A-(g) + energi panas  Afinitas elektron merupakan fungsi periodik tak beraturan dari nomor atom. Secara umum, afinitas elektron semakin meningkat dari kiri ke kanan dalam satu periode.  Gas mulia tidak termasuk karena tidak memiliki kecenderungan atau kecil kecenderungannya untuk menarik elektron. By LB & DW_Kimia ITB
  • 55. Afinitas Elektron Nomor Atom By LB & DW_Kimia ITB Afinitas Elektron (kJ/mol)
  • 56. Afinitas Elektron Energi yang dilepaskan ketika suatu atom menangkap e- By LB & DW_Kimia ITB
  • 57. Cara-cara Penomoran Golongan  Terdapat beberapa metode yang digunakan untuk menomori golongan pada tabel periodik:  Metode yang digunakan para kimiawan Amerika (American Chemical Society, ACS)  Sistem IUPAC lama  Sistem IUPAC yang berlaku saat ini.  Para kimiawan di Amerika (American Chemical Society, ACS) juga mengadopsi sistem yang digunakan IUPAC By LB & DW_Kimia ITB
  • 58. Sistem Penomoran untuk Tabel Periodik IUPAC lama IUPAC dan ACS sekarang Sistem AS By LB & DW_Kimia ITB
  • 59. Sifat Kimia dan Tabel Periodik  Konfigurasi elektron membantu kita memahami perubahan jari-jari atom, energi ionisasi dan afinitas elektron.  Beberapa kecenderungan dalam kereaktifan yang dapat teramati:  Logam-logam golongan utama menjadi lebih reaktif dari atas ke bawah dalam satu golongan.  Kereaktifan unsur-unsur nonlogam berkurang dari atas ke bawah dalam satu golongan.  Logam-logam transisi menjadi kurang reaktif dari atas ke bawah dalam satu golongan. By LB & DW_Kimia ITB
  • 60. Hidrogen  Hidrogen adalah unsur non logam pada kondisi normal.  Dapat melepaskan satu elektron membentuk H+, dan dapat juga menarik elektron membentuk H-. > 200 oC 2Na(l) + H2(g) ® 2NaH(s)  Hidrogen biasanya ditempatkan dalam tabel periodik pada golongan IA (1) atau diantara golongan IA(1) dan VIIA (17) atau tidak di golongan manapun. By LB & DW_Kimia ITB
  • 61. By LB & DW_Kimia ITB Gas Mulia  Setiap gas mulia memiliki elektron-elektron yang terisi pada subtingkat energi s dan p, kecuali helium (hanya s)  Semua gas mulia sangat tak reaktif  Sejumlah terbatas senyawa gas mulia telah dapat dibuat menggunakan unsur Xenon dan Kripton. > 250 oC Xe(g) + F2(g) ® XeF2(g)
  • 62. By LB & DW_Kimia ITB Logam Alkali  Golongan logam IA (1) semuanya memiliki konfigurasi elektron terluar ns1.  Cenderung melepaskan satu elektron membentuk ion 1+ dan dijadikan dasar bagi hampir semua reaksi yang melibatkan logam alkali. M ® M+ + e-  Kereaktifan unsur-unsur logam alkali bertambah dari atas ke bawah dalam satu golongan
  • 63. Logam Alkali Tanah  Golongan logam alkali tanah, golongan IIA (2) tidak sereaktif logam By LB & DW_Kimia ITB alkali.  Unsur-unsur logam alkali tanah harus melepaskan dua elektron terluarnya untuk mencapai konfigurasi gas mulia. Energi ionisasi semakin kecil dari atas ke bawah dalam satu golongan, berarti semakin mudah melepaskan elektron. M ® M2+ + 2e-  Kereaktifan bertambah dari atas ke bawah dalam satu golongan  Energi ionisasi logam alkali tanah relatif lebih tinggi dibandingkan energi ionisai unsur gologan alkali dan golongan IIIA (3) dikarenakan efek terisi penuhnya orbital elektron terluar pada unsur alkali tanah, dibandingkan logam alkali dan golongan IIIA(3).
  • 64. Halogen  Sifat umum unsur-unsur golongan VIIA (17) adalah semuanya By LB & DW_Kimia ITB nonlogam.  Semua halogen hanya membutuhkan satu elektron saja untuk memenuhi konfigurasi gas mulia  Ketika bereaksi dengan logam, unsur-unsur gas mulia membentuk ion 1 –, membentuk ikatan ion. 2Na(s) + Cl2(g) ® 2NaCl(s)  Ketika bereaksi dengan unsur nonlogam lainnya, akan saling berbagi elektron, membentuk ikatan kovalen. O2(g) + 2F2(g) ® 2OF2(g)  Unsur diatomiknya bervariasi wujudnya pada kondisi standar (1 atm, 25 oC): gas (F2 dan Cl2); cair (Br2); padat (I2).
  • 65. Sifat Asam-Basa  Kekuatan Asam biner (asam yang hanya terdiri dari dua unsur penyusun) dalam satu golongan adalah semakin meningkat: By LB & DW_Kimia ITB  H2O < H2S < H2Se< H2Te  HF < HCl < HBr < HI  Dalam kasus asam biner untuk golongan VII (17), kita tidak dapat mengamati dengan jelas perbedaan kekuatan asam antara HCl, HBr, dan HI dalam air karena:  Ketiganya adalah asam yang lebih kuat daripada H3O+.  Setiap asam yang lebih kuat daripada H3O+ akan secara langsung dan sempurna bereaksi membentuk H3O+ dalam air.  Untuk membedakan kekuatan asam ketiga asam ini diperlukan pelarut lain selain air, misalnya dalam aseton
  • 66. Sifat Asam-Basa Asam biner dalam aseton Kita dapat menggunakan pelarut selain air untuk melihat perbedaan keasamaan Pelarut seperti ini disebut pelarut pembeda % Titrasi By LB & DW_Kimia ITB
  • 67. Sifat Asam-Basa  Kekuatan asam biner dalam satu perioda dapat dilihat pada tabel berikut. Dalam satu perioda, semakin ke kanan pada perioda dalam sistem periodik unsur, kekuatan asam bertambah Rumus Molekul Ka pKa CH4 ~10-49 ~49 NH3 ~10-35 ~35 H2O 2 x 10-16 15,7 HF 6,3 x 10-4 3,20 By LB & DW_Kimia ITB
  • 68. Sifat Asam-Basa  Kekuatan Asam Biner dalam SPU By LB & DW_Kimia ITB
  • 69. Sifat Asam Basa  Logam hidroksida bersifat basa. Kebasaan logam hidroksida dalam air bergantung pada kelarutannya dan nilai Kb Basa Kelarutan Kebasaan LiOH Tinggi Tinggi NaOH Tinggi Tinggi KOH Tinggi Tinggi Mg(OH)2 Rendah Rendah Ca(OH)2 Rendah Rendah By LB & DW_Kimia ITB
  • 70. Sifat Asam-Basa  Senyawa nonlogam hidroksida berbentuk molekul. Keelektronegatifan nonlogam dan oksigen menghasilkan ikatan H – O yang sangat polar.  Contoh: Asam hipoklorit (HOCl). Ketika asam hipoklorit terionisasi, ikatan H – O putus dan terbentuk H3O+: HOCl(aq) + H2O(l) ⇌H3O+(aq) + OCl-(aq) By LB & DW_Kimia ITB
  • 71. Sifat Asam-Basa  Asam Okso. Banyak senyawa asam anorganik dan asam organik yang penting yang merupakan suatu nonlogam hidroksida. Contoh: H2SO4, HNO3, H3PO4.  Untuk asam okso halogen, semakin banyak jumlah atom O dalam molekul asam okso, keasamannya bertambah. Contoh: HClO < HClO2 < HClO3 < HClO4. Hal ini disebabkan oleh faktor semakin banyaknya resonansi yang menstabilkan ion asam okso yang memiliki atom O yang lebih banyak, sehingga ion H+ lebih mudah lepas dan keasaman bertambah. Asam Sulfat By LB & DW_Kimia ITB Asam Nitrat Asam Asetat Asam Fosfat