1. PERENCANAAN
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
TUJUAN TINDAKAN RASIONAL
1.Nyeri b/d luka bekas
operasi
DS:
- Ibu mengatakan ia
operasi untuk
mengeluarkan bayinya.
- Ibu mengatakan luka
bekas operasinya agak
nyeri.
DO:
- Luka operasi masih
nampak basah
- Jahitan sudah
diangkat selang-seling.
- Post operasi SSTP
hari ke 10.
2.Resiko terhadap infeksi
b/d luka operasi.
DS :
- Ibu mengatakan
operasi 10 hari yang
lalu.
DO:
- Ibu operasi SSTP tgl
15 Maret 2003 jam
20.00 wita.
- Luka operasi belum
sembuh, masih tertutup
verban dan nampak
basah.
- Jahitan sudah diangkat
selang-seling.
- Post operasi SSTP hari
ke 10.
3.Nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b/d
ketidakcukupan sumber
keuangan
DO:
- Ibu hanya makan
makanan/menu yang
diberikan di rumah
sakit.
DS:
-
4.Gangguan pola tidur b/d
meneteki bayi pada
malam hari.
Ibu tidak
mengalami nyeri
Kriteria :
Nyeri pada luka
operasi
berkurang.
Ibu tidak
mengalami infeksi.
Kriteria :
Tanda-tanda
vital normal.
Tanda-tanda
infeksi luka
operasi (-).
Luka kering.
Ibu dapat
beradaptasi dengan
perubahan pola
tidur yang terjadi
sehingga
1.1. Kaji tingkat nyeri yang
dialami ibu (skala,
intensitas, durasi, lokasi)
1.2. Jelaskan tentang nyeri
luka operasi.
1.3. Ajarkan ibu teknik
relaksasi serta dorong ibu
untuk melakukannya.
1.4. Anjurkan ibu untuk
mencari posisi baring
yang menyenangkan.
2.1. Anjurkan ibu untuk
menjaga kebersihan
daerah sekitar luka
operasi serta menjaga
agar verban tetap kering.
2.2. Rawat luka dengan
mempertahankan prinsip
aseptik.
2.3. Observasi :
Tanda-tanda vital
Tanda-tanda infeksi
pada luka operasi.
3.1. Kaji pola tidur klien.
3.2. Menganjurkan ibu untuk
tidur selagi bayinya tidur.
Mengetahui tingkat nyeri
yang dialami ibu untuk
menentukan intervensi
selanjutnya.
Pengetahuan ibu bertambah
sehingga ibu kooperatif
pada intervensi selanjutnya.
Mengurangi ketegangan
otot-otot sehingga rasa
nyaman bertambah.
Posisi yang menyenangkan
akan mengurangi penekanan
pada daerah yang sakit.
Mencegah masuknya kuman
melalui luka.
Mencegah masuknya kuman
sehingga mempercepat
proses penyembuhan luka.
Perubahan pada tanda-tanda
vital menunjukan adanya
gangguan pada tubuh.
Tanda-tanda infeksi
merupakan indikator adanya
infeksi.
Mengetahui perubahan pola
tidur yang dialami oleh ibu.
Saat yang tepat bagi ibu
untuk tidur adalah saat
2. DS:
- Ibu mengatakan sering
terbangun di malam
hari.
kebutuhan tidurnya
terpenuhi.
Kriteria :
Ibu mengatakan
bisa tidur.
3.3. Menyarankan keluarga
agar tidak mengganggu
ibu sementara tidur.
3.4. Diskusikan dengan ibu
cara supaya ia bisa tidur
nyenyak.
dimana bayinya tidur.
Keluarga memberi
dukungan positif pada saat
ibu tidur.
Ibu menyatakan cara yang
tepat untuk membantunya
tidur nyenyak.
3. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
No.DP/Tgl J A M IMPLEMENTASI EVALUASI
No.DP 1
No.DP 2
No.DP 3
1.1. Mengkaji tingkat nyeri yang dirasakan ibu.
Menilai nyeri dengan menggunakan rentang
nyeri (0-10): Ibu mengalami nyeri sedang.
1.2. Menjelaskan tentang nyeri luka operasi.
Nyeri pada luka bekas operasi adalah
fisiologis karena terputusnya kontinuitas
jaringan, namun ibu dapat mengugangi
nyeri tersebut dengan teknik relaksasi; ibu
mengerti dan dapat menjelaskan kembali.
1.3. Mengajarkan ibu tentang teknik relaksasi serta
dorong ibu untuk melaksanakannya.
Menarik nafas dalam lewat hidung dan
menghembuskannya dari mulut sebanyak 5
– 6 kali; ibu mengertui dan
mendemonstrasikan kembali.
1.4. Menganjurkan ibu untuk mencari posisi baring
yang menyenangkan.
Menganjurkan ibu untuk mirirng kiri atau
kanan atau posisi baring terlentang sesuai
keinginannya bila posisi tersebut
menyenangkan; ibu setuju dengan usul yang
diberikan dan memutuskan untuk mencari
posisi yang menyenangkan.
2.1. Menganjurkan ibu agar menjaga kebersihan
daerah sekirat operasi serta verban tetap kering.
Verban kering serta daerah sekitar luka
operasi bersih.
Merawat luka operasi dengan
mempertahankan prinsip aseptik,
menggunakan betadin dan NaCl.
2.2. Mengobservasi
Tanda-tanda vital :
TD : 110/70 mmHg N: 80 x/menit
S : 37ºC P : 20 x menit
Tanda-tanda infeksi pada luka operasi :
Tanda-tanda infeksi (-), {merah (-),
bengkak (-), panas (-)}
3.1. Mengkaji pola tidur ibu
Menanyakan ibu tentang bagaimana pola
tidurnya setelah bayinya dirawat gabung;
ibu mengatakan ia sering terbangun di
malam hai untuk meneteki dan mengganti
pokpok bayinya.
26 Maret 2003, jam 09.30 Wita
S:
Ibu mengatakan nyeri pada
luka operasi sudah berkurang,
hanya nyeri kalau ditekan.
Ibu mengatakan nyeri
berkurang bila menarik nafas
dalam.
Ibu mengatakan bila tidur
selalu merubah posisi baring
dan mencari posisi yang
menyenangkan.
O:
Luka operasi masih basah
Post op SSTP hari ke 10
A: Masalah belum teratasi
P: Tingkatan intervensi: 1.1, 1.3.
26 Maret 2003, jam 10.30 Wita
S:
Ibu mengatakan verban masih
agak basah.
O:
Tanda-tanda vital normal;
TD: 110/70 mmHg, N: 80
x/m, S: 37ºC, P: 22 x/m.
Tanda-tanda infeksi (-);
{merah (-), bengkak (-),
panas (-)}
A: Masalah dapat dicegah.
P: Tingkatkan ontervensi : 2.1
26 Maret 2003, jam 10.00 Wita
S:
Ibu mengatakan bila bayinya
tidur ia akan berusaha tidur.
Ibu minum segelas air
susu/teh hangat sebelum
tidur.
4. No.DP/Tgl J A M IMPLEMENTASI EVALUASI
3.2. Menganjurkan ibu tidur selagi bayinya tidur.
Ibu mengatakan ia akan berusaha tidur bila
bayinya tidur.
3.3. Menyarankan keluarga untuk tidak mengganggu
bila ibu sementara tidur.
Keluarga tidak mengajak ibu untuk
berceritera disaat ibu mau tidur, keluarga
mengerti dan mendukung.
3.4. Mendiskusikan dengan ibu cara supaya ibu bisa
tidur nyenyak, misalnya minum segelas susu
atau teh hangat pada saat mau tisur.
Ibu mengatakan ia akan coba minum susu
atau teh hangat pada saat mau tidur.
3.5. Menganjurkan keluarga agar membantu menjaga
bayinya pada saat ibu tidur.
Keluarga mengatakan mereka akan
membantu menjaga bayinya.
Keluarga membantu merawat
bayinya.
O: Ibu nampak segar
P: Dihentikan dan dilanjutkan
oleh ibu.
5. PERENCANAAN
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
TUJUAN TINDAKAN RASIONAL
1.Perubahan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh b/d
bayi dirawat gabung dan
belajar minum ASI.
DS : -
DS :
- Bayi di rawat gabung
dengan ibu
- Bayi belajar minum
ASI
- Puting susu ibu
masuk.
2.Resiko tinggi terhadap
infeksi b/d luka pada tali
pusat.
DS :
DO :
- Tali pusat kering.
-
o
Kebutuhan nutrisi
bayi terpenuhi.
Kriteria :
BB bertambah 20
-30 gr/hari atau
BB tidak turun >
10 % dari BB
lahir.
Bayi mampu
minum ASI
Tanda-tanda vital
dalam batas
normal.
Tidak terjadi
hipoglikemi
ditandai:
- Tubuh bayi
hangat.
- Keringat dingin
(-).
- Akral dingin (-).
Tidak terjadi infeksi.
Kriteria :
Tanda – tanda
vital dalam batas
normal.
Tali pusat tetap
kering
Tanda radang /
infeksi tidak ada
1.1. Timbang BB tiap hari
sebelum dan sesudah
minum ASI/PASI.
1.2. Kaji kemampuan bayi
untuk belajar minum ASI.
1.3. Kaji keseimbangan intake
dan out put.
1.4. Beri minum PASI/ASI
sesuai kebutuhan setiap
hari dalam 24 jam sesuai
BB.
1.5. Ajarkan ibu cara merawat
payudara.
1.6. Ajarkan ibu cara
menyusui yang baik.
2.1. Rawat tali pusat dengan
mempertahankan teknik
septik/ anti septik.
2.2. Monitor tanda-tanda
radang/infeksi.
2.3. Ciptakan lingkungan
yang bersih.
2.4. Ganti popok/pakaian bayi
bila basah.
Mengetahui
kemajuan/penurunan BB
serta sebagai patokan untuk
menghitung jumlah
ASI/PASI yang diberikan.
Mengatahui kemampuan
bayi mengisap/minum ASI.
Deteksi dini dehidrasi.
Kebutuhan bayi minum
harus adekuat guna
mencegah komplikasi dab
menunjang tumbuh
kembang bayi.
Keadaan payudara yang
baik dapat memberikan
nutrisi (ASI) yang adekuat
bagi bayi.
Cara menyusui yang baik
membantu memberikan
asupan nutrisi (ASI) yang
adekuat bagi bayi.
Tali pusat yang tidak bersih
merupakan media tumbuh
kembangnya kuman
terutama kuman gram
negatif seperti : E. Colli dll.
Deteksi dini tanda-tanda
radang / infeksi.
Lingkungan yang kotor
merupakan media untuk
berkembangnya kuman
yang dapat menyebabkn
infeksi.
Pakaian yang basah
merupakan media
berkembangnya kuman
penyebab infeksi.
6. DIAGNOSA
KEPERAWATAN
TUJUAN TINDAKAN RASIONAL
2.5. Cuci tangan sebelum dan
sesudah melakukan
tindakan.
2.6. Kurangi kerantanan bayi
terhadap infeksi dengan
mempertahankan dan
meningkatkan asupan
nutrisi (ASI/PASI)
Mencegah / memutuskan
mata rantai penyebab /
penyebaran kuman
penyebab infeksi.
Asupan Nutrisi yang
adekuat membantu
meningkatkan daya tahan
tubuh sehingga mencegah
terjadinya radang / infeksi.
7. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
No.DP/Tgl J A M IMPLEMENTASI EVALUASI
No.DP 1
Tanggal 27
Maret 2003
No. DP 2
Tanggal 27
Maret 2003
11.00
08.30
1.1. Menimbang BB tiap hari sebelum dan sesudah
memberi minum pada bayi.
1.2. Mengkaji kemampuan bayi untuk belajar minum
ASI.
Bayi belajar minum ASI.
1.3. Mengkaji keseimbangan intake dan out put.
1.4. Memberi minum PASI/ASI sesuai kebutuhan
setiap hari dalam 24 jam.
ASI diberikan pada bayi.
PASI Enfamil 47 cc tiap 3 jam.
BAB 1 kali.
BAK lancar.
1.5. Mengajarkan ibu cara merawat payudara.
1.6. Mengajarkan ibu cara menyusui yang baik.
2.1 Merawat tali pusat dengan mempertahankan
taknik septik dan anti septik.
Merawat tali pusat setelah bayi mandi
menggunakan kasa steril dan betadin.
2.2. Memonitor tanda-tanda radang/infeksi.
2.3. Menciptakan lingkungan yang bersih.
Mengganti kain atau sprei yang basah karena
bayi BAB/ BAK.
2.4. Mengganti popok / pakaian bayi yang basah
karena bayi BAB dan BAK.
Ibu mengganti pokok/pakaian bayi setelah
BAK dan BAB.
2.5. Mencuci tangan sebelum dan sesudah
melakukan tindakan.
Mencuci tangan sebelum dan sesudah
memandikan dan merawat tali pusat bayi
2.6. Mengurangi kerentanan bayi terhadap infeksi
dengan mempertahankan dan meningkatkan
asupan nutrisi (ASI/PASI)
Menganjurkan ibu untuk memberi ASI
kepada bayi secara teratur.
27 Maret 2003, jam 12.00 Wita
S: -
O :
BB : 2940 gr.
Kemampuan mengisap dan
menelan baik.
Bayi minum ASI dan PASI.
Produksi ASI lancar.
Ibu nampak belum terbiasa
memberi ASI pada bayi.
Puting susu menonjol/keluar.
A:
Masalah belum teratasi.
P:
Pertahankan dan tingkatkan
intervensi : 1.1, 1.2, 1.3, 1.4.
27 Maret 2003, jam 10.00 Wita
S: -
O :
Tali pusat kering.
KU bayi : aktif.
Bayi nampak tenang.
Tanda-tanda radang / infeksi
tidak ada.
Tanda-tanda vital: HR: 126
x/m, P: 45 x/m, S: 36,9ºC.
Refleks isap dan menelan
baik.
Muntah (-).
A:
Masalah teratasi.
P:
Intervesi dilanjutkan.