Dokumen tersebut membahas tentang pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja petugas kesehatan. Secara singkat, dibahas definisi kepemimpinan, gaya-gaya kepemimpinan seperti otoriter, demokratis, dan laissez-faire, serta unsur-unsur dalam layanan kesehatan seperti input, proses, dan output. Pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja petugas kesehatan juga dianalisis.
FIRE SAFETY-Lecture Material-Public Health Sriwijaya University 2011
Pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja petugas kesehatan penelitian fiktifku ^^
1. PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PETUGAS
KESEHATAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Layanan kesehatan merupakan salah satu faktor determinan penyakit yang
dikemukakan oleh H.L.Blum. Sebagai faktor determinan kejadian penyakit, layanan
kesehatan tentunya tidak dapat diabaikan. Walaupun tidak menjadi faktor determinan
yang paling dominan, namun layanan kesehatan menjadi salah satu sarana tindakan
preventif kepada masyarakat. Unit pelayanan kesehatan di Indonesia memiliki strukur
kepengurusan yang jelas, mulai dari atasan hingga ke para bawahan. Dalam
menjalankan berbagai program pencegahan penyakit di berbagai tingkatan, Unit
Pelayanan Kesehatan sangat bergantung pada komunikasi dan koordinasi antar atasan
dan bawahan. Karena ini menyangkut hubungan pelimpahan tanggung jawab dan
wewenang dari atasan (pimpinan) kepada bawahan (pegawai/petugas), maka hal ini
tak lepas dari bagaimana kepemimpinan yang diberlakukan oleh pimpinan Unit
Pelayanan Kesehatan yang bersangkutan. Oleh karena itulah saya tertarik untuk
mengetahui bagaimana pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja petugas kesehatan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari kepemimpinan?
2. Apa sajakah macam-macam gaya kepemimpinan?
3. Apa sajakah unsur-unsur dalam layanan kesehatan?
4. Bagaimana meningkatkan kinerja petugas kesehatan dalam rangka mewujudkan
layanan kesehatan yang berkualitas?
5. Bagaimana pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja petugas kesehatan?
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi dari kepemimpinan;
2. Mengetahui macam-macam gaya kepemimpinan;
3. Mengetahui unsur-unsur dalam layanan kesehatan;
4. Agar lebih memahami bagaimana meningkatkan kinerja petugas kesehatan dalam
rangka mewujudkan layanan kesehatan yang berkualitas;
2. 5. Mengetahui dan memahami bagaimana pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja
petugas kesehatan sehingga dapat menentukan gaya kepemimpinan apa yang
sesuai dan tepat diterapkan di Unit Pelayanan Kesehatan setempat.
3. BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Kepemimpinan
Definisi kepemimpinan menurut Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono, 2003) adalah
kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan
pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai
tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.
Kepemimpinan menurut Young (dalam Kartono, 2003) adalah bentuk dominasi yang
didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain
untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki
keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.
Dalam teori kepribadian menurut Moejiono (2002) memandang bahwa kepemimpinan
tersebut sebenarnya sebagai akibat pengaruh satu arah, karena pemimpin mungkin
memiliki kualitas-kualitas tertentu yang membedakan dirinya dengan pengikutnya.
Para ahli teori sukarela (compliance induction theorist) cenderung memandang
kepemimpinan sebagai pemaksaan atau pendesakan pengaruh secara tidak langsung
dan sebagai sarana untuk membentuk kelompok sesuai dengan keinginan pemimpin
(Moejiono, 2002).
B. Gaya Kepemimpinan
Terdapat berbagai teori tentang gaya kepemimpinan. Namun secara umum teori-teori
tersebut dapat diklasifikasikan ke dalam empat kelompok besar, yaitu:
a. Gaya kepemimpinan yang berkesan administrator. Gaya kepemimpinan tipe ini
terkesan kurang inovatif dan telalu kaku pada aturan. Sikapnya konservatif serta
kelihatan sekali takut dalam mengambil resiko dan mereka cenderung mencari aman.
Model kepemimpinan seperti ini jika mengacu kepada analisis perubahan yang
telah kita bahas sebelumnya, hanya cocok pada situasi Continuation, Routine change,
serta Limited change.
b. Gaya kepemimpinan analitis (Analytical). Dalam gaya kepemimpinan tipe
ini, biasanya pembuatan keputusan didasarkan pada proses analisis, terutama analisis
logika pada setiap informasi yang diperolehnya. Gaya ini berorientasi pada hasil dan
4. menekankan pada rencana-rencana rinci serta berdimensi jangka panjang.
Kepemimpinan model ini sangat mengutamakan logika dengan menggunakan
pendekatan-pendekatan yang masuk akal serta kuantitatif.
c. Gaya kemimpinan asertif (Assertive). Gaya kepemimpinan ini sifatnya lebih agresif
dan mempunyai perhatian yang sangat besar pada pengendalian personal
dibandingkan dengan gaya kepemimpinan lainnya. Pemimpin tipe asertif lebih
terbuka dalam konflik dan kritik. Pengambilan keputusan muncul dari proses
argumentasi dengan beberapa sudut pandang sehingga muncul kesimpulan yang
memuaskan.
d. Gaya kepemimpinan entepreneur. Gaya kepemimpinan ini sangat menaruh perhatian
kepada kekuasaan dan hasil akhir serta kurang mengutamakan pada kebutuhan akan
kerjasama. Gaya kepemimpinan model ini biasannya selalu mencari pesaing dan
menargetkan standar yang tinggi.
Selain itu, ada beberapa klasifikasi lain dari gaya kepemimpinan, ialah berikut ini:
Gaya Kepemimpinan Otoriter
Adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil
dari dirinya sendiri secara penuh. Pada gaya kepemimpinan otokrasi ini, pemimpin
mengendalikan semua aspek kegiatan. Pemimpin memberitahukan sasaran apa saja yang
ingin dicapai dan cara untuk mencapai sasaran tersebut, baik itu sasaran utama maupun
sasaran minornya. Pemimpin juga berperan sebagai pengawas terhadap semua aktivitas
anggotanya dan pemberi jalan keluar bila anggota mengalami masalah. Dengan kata lain,
anggota tidak perlu pusing memikirkan apappun. Anggota cukup melaksanakan apa yang
diputuskan pemimpin.Kepemimpinan otokrasi cocok untuk anggota yang memiliki
kompetensi rendah tapi komitmennya tinggi.
Gaya Kepemimpinan Demokratis
Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang memberikan wewenang
secara luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan selalu mengikutsertakan
bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya kepemimpinan demokratis pemimpin
memberikan banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab para bawahannya.
Pada kepemimpinandemokrasi, anggota memiliki peranan yang lebih besar. Pada
kepemimpinan ini seorang pemimpin hanya menunjukkan sasaran yang ingin dicapai
5. saja, tentang cara untuk mencapai sasaran tersebut, anggota yang menentukan. Selain itu,
anggota juga diberi keleluasaan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
Kepemimpinan demokrasi cocok untuk anggota yang memiliki kompetensi tinggi dengan
komitmen yang bervariasi
Gaya Kepemimpinan Laissez Faire ( Kendali Bebas )
Pemimpin jenis ini hanya terlibat delam kuantitas yang kecil di mana para bawahannya
yang secara aktif menentukan tujuan dan penyelesaian masalah yang dihadapi. Gaya
kepemimpinan demokratis kendali bebas merupakan model kepemimpinan yang paling
dinamis. Pada gaya kepemimpinan ini seorang pemimpin hanya menunjukkan sasaran
utama yang ingin dicapai saja. Tiap divisi atau seksi diberi kepercayaan penuh untuk
menentukan sasaran minor, cara untuk mencapai sasaran, dan untuk menyelesaikan
masalah yang dihadapinya sendiri-sendiri. Dengan demikian, pemimpin hanya berperan
sebagai pemantau saja.
Sementara itu, kepemimpinan kendali bebas cocok untuk angggota yang memiliki
kompetensi dan komitmen tinggi. Namun dewasa ini, banyak para ahli yang menawarkan
gaya kepemimpinan yang dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan, dimulai dari
yang paling klasik yaitu teori sifat sampai kepada teori situasional.
Ada juga empat gaya kepemimpinan berdasarkan kepribadian, meliputi :
1. Gaya Kepemimpinan Karismatis
2. Gaya Kepemimpinan Diplomatis
3. Gaya Kepemimpinan Otoriter
4. Gaya Kepemimpinan Moralis
GAYA KEPEMIMPINAN KARISMATIS
Kelebihan gaya kepemimpinan karismatis ini adalah mampu menarik orang. Mereka
terpesona dengan cara berbicaranya yang membangkitkan semangat. Biasanya pemimpin
dengan gaya kepribadian ini visionaris. Mereka sangat menyenangi perubahan dan
tantangan.
Mungkin, kelemahan terbesar tipe kepemimpinan model ini bisa di analogikan dengan
peribahasa Tong Kosong Nyaring Bunyinya. Mereka mampu menarik orang untuk datang
kepada mereka. Setelah beberapa lama, orang – orang yang datang ini akan kecewa
karena ketidak-konsisten-an. Apa yang diucapkan ternyata tidak dilakukan. Ketika
6. diminta pertanggungjawabannya, si pemimpin akan memberikan alasan, permintaan
maaf, dan janji.
GAYA KEPEMIPINAN DIPLOMATIS
Kelebihan gaya kepemimpinan diplomatis ini ada di penempatan perspektifnya. Banyak
orang seringkali melihat dari satu sisi, yaitu sisi keuntungan dirinya. Sisanya, melihat dari
sisi keuntungan lawannya. Hanya pemimpin dengan kepribadian putih ini yang bisa
melihat kedua sisi, dengan jelas! Apa yang menguntungkan dirinya, dan juga
menguntungkan lawannya.
Kesabaran dan kepasifan adalah kelemahan pemimpin dengan gaya diplomatis ini.
Umumnya, mereka sangat sabar dan sanggup menerima tekanan. Namun kesabarannya
ini bisa sangat keterlaluan. Mereka bisa menerima perlakuan yang tidak menyengangkan
tersebut, tetapi pengikut-pengikutnya tidak. Dan seringkali hal inilah yang membuat para
pengikutnya meninggalkan si pemimpin.
GAYA KEPEMIMPINAN OTORITER
Kelebihan model kepemimpinan otoriter ini ada di pencapaian prestasinya. Tidak ada
satupun tembok yang mampu menghalangi langkah pemimpin ini. Ketika dia
memutuskan suatu tujuan, itu adalah harga mati, tidak ada alasan, yang ada adalah hasil.
Langkah – langkahnya penuh perhitungan dan sistematis.
Dingin dan sedikit kejam adalah kelemahan pemimpin dengan kepribadian merah ini.
Mereka sangat mementingkan tujuan sehingga tidak pernah peduli dengan cara. Makan
atau dimakan adalah prinsip hidupnya.
GAYA KEPEMIMPINAN MORALIS
Kelebihan dari gaya kepemimpinan seperti ini adalah umumnya Mereka hangat dan sopan
kepada semua orang. Mereka memiliki empati yang tinggi terhadap permasalahan para
bawahannya, juga sabar, murah hati Segala bentuk kebajikan ada dalam diri pemimpin
ini. Orang – orang yang datang karena kehangatannya terlepas dari segala
kekurangannya.
Kelemahan dari pemimpinan seperti ini adalah emosinya. Rata orang seperti ini sangat
tidak stabil, kadang bisa tampak sedih dan mengerikan, kadang pula bisa sangat
menyenangkan dan bersahabat.
7. Jika saya menjadi pemimpin, Saya akan lebih memilih gaya kepemimpinan demokratis.
Karena melalui gaya kepemimpinan seperti ini semua permasalahan dapat di selesaikan
dengan kerjasama antara atasan dan bawahan. Sehingga hubungan atasan dan bawahan
bisa terjalin dengan baik.
C. Unsur-Unsur dalam Manajemen Layanan Kesehatan
1. INPUT
Input (masukan) adalah segala sesuatu yg dibutuhkan untuk dapat melaksanakan
pekerjaan manajemen
Menurut (Komisi Pendidikan Administrasi Kesehatan Amerika Serikat) input ada 3
macam:
Sumber (resources), adalah segala sesuatu yang dapat dipakai untuk menghasilkan
barang atau jasa.
Sumber (resources) dibagi 3 macam:
a) Sumber tenaga (labour resources):
-Tenaga ahli (skilled): dokter, bidan, perawat
-Tenaga tidak ahli (unskilled): pesuruh, penjaga
b) Sumber modal (capital resources):
-Modal bergerak (working capital): uang, giro
-Modal tidak bergerak (fixed capital): bangunan, tanah, sarana kesehatan
c) Sumber alamiah (natural resources) adalah segala sesuatu yang terdapat
dialam yang tidak termasuk sumber tenaga dan sumber modal
Tatacara (prosedures), adalah berbagai kemajuan ilmu dan teknologi kesehatan
yang dimiliki dan yang diterapkan.
Kesanggupan (capacity), adalah keadaan fisik, mental dan biologis tenaga
pelaksana (petugas).
Menurut Koontz: input manajemen ada 4: Man, Capacity, Managerial,
Technology.
Untuk organisasi yang tidak mencari keuntungan, macam input ada 4M: Man,
Money, Material, Method.
8. Untuk organisasi yang mencari keuntungan, input terdiri atas 6M: Man, Money,
Material, Method, Machinery, Market.
2. PROSES
Proses (process) adalah langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Proses dikenal dengan sebutan fungsi manajemen
Pada umumnya, proses dan ataupun fungsi manajemen merupakan tanggung jawab
pimpinan
Macam fungsi manajemen:
1. Menurut (Komisi Pendidikan Administrasi Kesehatan Amerika Serikat) ada 6:
Planning, Organizing, Directing, Controlling, Coordinating, Evaluation
(PODCCE)
2. Menurut Freeman ada 6: Planning, Actuating, Coordinating, Guidance, Freedom,
Responsibility (PACGFR)
3. Menurut George R. Terry ada 4: Planning, Organizing, Actuating, Controlling
(POAC)
4. Menurut Barton ada 8: Planning, Organizing, Staffing, Budgeting, Implementing,
Coordinating, Reporting, Evaluation (POSBICRE)
5. Menurut Luther M. Gullick ada 7: Planning, Organizing, Staffing, Directing,
Coordinating, Reporting, Budgeting (POSDCoRB)
6. Menurut Hendry Fayol ada 5: Planning, Organizing, Commanding, Coordinating,
Controling (POCCC)
Fungsi utama manajemen:
1. Planning: termasuk penyusunan anggaran belanja
2. Organizing: termasuk penyusunan staff
3. Implementing: termasuk pengarahan, pengkoordinasian, bimbingan, penggerakan
dan pengawasan
4. Penilaian: termasuk penyusunan laporan
3. OUTPUT
Output adalah hasil dari suatu pekerjaan manajemen. Untuk manajemen kesehatan,
9. output dikenal dengan nama pelayanan kesehatan (health services).
Macam pelayanan kesehatan: Upaya Kesehatan Perorangan (UPK) dan Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM).
4. SASARAN
Sasaran (target group) adalah kepada siapa output yang dihasilkan, yakni upaya
kesehatan tersebut ditujukan.
1) UKP untuk perseorangan
2) UKM untuk masyarakat (keluarga dan kelompok)
Macam sasaran:
1) Sasaran langsung (direct target group)
2) Sasaran tidak langsung (indirect target group)
5. IMPACT
Dampak (impact) adalah akibat yang ditimbulkan oleh output. Untuk manajemen
kesehatan dampak yang diharapkan adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan
Peningkatan derajat kesehatan dapat tercapai jika kebutuhan (needs) dan tuntutan
(demands) perseorangan/masyarakat dapat dipenuhi.
Dari penjelasan di atas, tenaga (petugas kesehatan) merupakan salah satu bagian
terpenting dari unsur input dalam manajemen pelayanan kesehatan. Posisi petugas dapat
dikatakan sebagai motor penggerak dari unsur-unsur input lainnya untuk menjalankan
unsur-unsur manajemen pelayanan kesehatan yang selanjutnya (proses, ouput, dan
impact) dan mewujudkan sasaran.
D. Pengaruh Kepemimpinan terhadap Kinerja Petugas Kesehatan
Dari beberapa jurnal dan artikel ilmiah yang saya peroleh, terbukti bahwa:
Gaya kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja (Frecilia Nanda Melvani,
2012).
Ada pengaruh gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja karyawan (Neneng Indra
Avivah, 2009).
10. Ada pengaruh signifikan dari gaya kepemimpinan exploitaive authoritative,
benevolent authoritative, consultative, dan participative group terhadap partisipasi
kerja (Nia Lestarianawati,2009).
Ada pengaruh yang signifikan antara perilaku kepemimpinan partisipatif terhadap
motivasi kerja karyawan (Myke Amalia, 2009).
Dari semua hasil penelitian sebelumnya di atas, dapat kita simpulkan bahwa
kepemimpinan memberikan pengaruh terhadap motivasi kerja dan partisipasi kerja yang
kemudian termainfestasi menjadi wujud kinerja.
E. Upaya Meningkatkan Kinerja Petugas Kesehatan dalam Rangka Mewujudkan
Layanan Kesehatan yang Berkualitas
Penilaian kinerja petugas di Unit Pelayanan Kesehatan perlu dilakukan sebagai evaluasi.
Dan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
857/Menkes/SK/IX/2009, untuk melakukan penilaian kinerja haruslah dengan
mewujudkan kepemimpinan yang efektif terlebih dahulu. Gaya kepemimpinan yang
diterapkan pada Unit Pelayanan Kesehatan sangatlah menentukan kinerja dari semua
petugas kesehatan yang bertugas di sana, serta selanjutnya berdampak pada tingkat
kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat. Oleh karena itulah,
sudah sepatutnya gaya kepemimpinan di Unit Pelayanan Kesehatan haruslah dipilih dan
ditentukan secara hati-hati dan teliti. Pemilihan gaya kepemimpinan yang tepat bertujuan
untuk memacu peningkatan motivasi kerja dan partisipasi kerja para petugas kesehatan di
Unit Pelayanan Kesehatan agar terwujudlah layanan kesehatan yang berkualitas.
12. REFERENSI
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 857/Menkes/SK/IX/2009 Tentang
Pedoman Penilaian Kinerja Sumber Daya Manusia Kesehatan di Puskesmas.
Artikel Publikasi Ilmiah:
Frecilia Nanda Melvani.2012.PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN EFEKTIVITAS
KOMUNIKASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI BADAN PROMOSI DAN PERIZINAN
PENANAMAN MODAL DAERAH ( BP3MD ) PROVINSI SUMATERA
SELATAN.
Jurnal:
Neneng Indra Avivah.2009.PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP MOTIVASI
KERJA KARYAWAN NON MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM PKU
MUHAMMADIYAH BANTUL TAHUN 2008.
Nia Lestarianawati.2009.PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP
PENINGKATAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NON MEDIS BADAN RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH ”45” KUNINGAN.
Myke Amalia.2009.PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN TERHADAP MOTIVASI
KERJA DI RUMAH SAKIT JASA KARTINI TASIKMALAYA 2008.
Link Internet:
http://dr-suparyanto.blogspot.com/2009/11/unsur-pokok-manajemen-pelayanan.html
http://berbagiilmu.wen.ru/pengertian-kepemimpinan-menurut-para-ahli.html
http://www.ut.ac.id/html/suplemen/ekma5309/fproses_certod.htm
http://muslimpoliticians.blogspot.com/2012/10/beberapa-jenis-gaya-kepemimpinan.html
http://felixdeny.wordpress.com/2012/01/07/definisi-kepemimpinan-dan-macam-macam-
gaya-kepemimpinan/