SlideShare a Scribd company logo
1 of 33
DINAMIKA SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA 
SISTEM PEMERINTAHAN 
DOSEN PEMBIMBING KHAMIM, S.HI, S.H, M.H. 
Disusun oleh : 
KELOMPOK II 
Rusdiman 4201314044 
Fitri 4201314013 
Bella Ardilla 4201314023 
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 
JURUSAN AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK 
II A ASP 
D IV Th 2013/2014
KATA PENGANTAR 
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. 
Alhamdulillahi rabbil’alamin, puji dan syukur kami panjatkan Kehadirat Allah SWT 
atas limpahan rahmat, dan karunia-Nya yang telah memberikan kami nikmat serta hidayah- 
Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah 
yang berjudul ‘’ DINAMIKA SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA‘’. 
Kemudian Shalawat beserta Salam tidak lupa kami panjatkan kepada Nabi besar 
junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al- 
Qur’an dan As-Sunnah untuk keselamatan di dunia dan di akhirat. 
Makalahini kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah SISTEM 
PEMERINTAHAN di jurusan AKUNTANSI prodi ASP. Selanjutnya kami mengucapkan 
banyak terima kasih kepada bapak KHAMIM, S.HI, S.H, M.H selaku dosen pembimbing 
mata kuliah SISTEM PEMERINTAHAN dan kepada teman-teman yang telah member 
bantuan berupa dukungan dan semangat agar makalah ini terselesaikan dengan baik, dan juga 
kepada segenap pihak media informasi yang telah memberikan sumber refrensi dalam 
penulisan makalah ini. 
Kami menyadari bahwa makalah ini banyak memiliki kekurangan dalam 
penulisannya, baik dari materi maupun teknik penyajiannya. Maka dari itu kami 
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah 
ini. 
i 
Akhir kata kami ucapakan, 
Wabillahi Taufik Walhidayah Tsummassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. 
Pontianak, 19 Juni 2014 
Penulis
DAFTAR ISI 
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i 
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii 
BAB I PENDAHULUAN 
1.1. Latar Belakang Masalah .............................................................................................. 1 
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 3 
1.3. Tujuan Masalah ............................................................................................................. 3 
BAB II PEMBAHASAN 
2.1. Dinamika Sistem Pemerintahan Di Negara Indonesia ................................................. 4 
2.2. Sistem Pemerintahan Di Negara Indonesia Sebelum Kemerdekaan ............................. 4 
2.2.1. Masa Penjajahan Kolonial Belanda......................................................................... 4 
2.2.2. Masa Penjajahan Jepang ......................................................................................... 7 
2.2.2.1. Sistem Pemerintahan Militer ........................................................................... 7 
2.3. Sistem Pemerintahan Di Negara Indonesia Setelah Kemerdekaan ............................... 10 
2.3.1. Periode Orde Lama ................................................................................................ 10 
2.3.1.1. UUD 1945 ........................................................................................................ 11 
2.3.1.2. Konstitusi RIS 1949 ......................................................................................... 12 
2.3.1.3. UUDS 1950 ..................................................................................................... 13 
2.3.1.4. Berkalunya Kembali UUD 1945 ..................................................................... 15 
2.3.2. Priode Orde Baru .................................................................................................. 16 
2.3.3. Era Reformasi ......................................................................................................... 17 
2.3.3.1. Pemerintahan B.J Habibie ............................................................................... 17 
2.3.3.2. Pemerintahan Abdurahman Wahid (Gus Dur) ................................................ 22 
2.3.3.3. Pemerintahan Megawati Soekarno Putri ......................................................... 23 
2.3.3.4. Pemerintahan Susiolo Bambang Yudhoyono (SBY) ........................................ 24 
BAB IIIPENUTUP 
3.1. Kesimpulan .................................................................................................................. 27 
3.2. Saran & Pendapat .......................................................................................................... 29 
DAFTAR PUSTAKA 
ii
BAB I 
PENDAHULUAN 
1 
1.1 Latar Belakang Masalah 
Sebelum merdeka, negara Indonesia merasakan pahitnya penjajahan oleh beberapa 
negara asing (Portugis, Belanda, Jepang) dan bangsa Indonesia mengalami beberapa 
perubahan terhadap Simtem Pemerintahannya selama masa penjajahan. Dimulai dari portugis 
yang pertama kali tiba di Malaka pada tahun 1509 dan berakhir pada tahun 1602 setelah 
Belanda masuk ke Indonesia. Setelah 350 tahun Belanda menguasai Indonesia, pemerintahan 
Belanda di Indonesia digantikan oleh bangsa Jepang. Belanda menyerah tanpa syarat kepada 
jepang melalui perjanjian Kalijati pada tanggal 8 maret 1942. Masa pendudukan Jepang 
dimulai pada tahun 1942 dan berakhir pada 17 agustus 1945. 
Proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan 
titik puncak perjuangan bangsa Indonesia dan awal dari pemerintahan negara Indonesia secara 
resmi, karena setelah tanggal tersebut dibentuklah Undang-Undang Dasar 1945 sebagai 
sumber hukum tertulis. Artinya, negara Indonesia dengan pemerintahannya yang masih muda 
atau baru berdiri sudah seharusnya mengatur tatanan hukum dan sistem pemerintahannya 
sendiri. 
Sistem pemerintahan Indonesia yang terdapat dalam landasan hukum UUD 1945 : 
 Indonesia adalah negara yang berdasarkan hukum (rechtsstaat), tidak berdasarkan atas 
kekuasaan belaka (machtsstaat). 
 Presiden sebagai penyelenggara pemerintahan di bawah majelis dibantu oleh wakil 
presiden. Dalam menjalankan pemerintahan negara, kekuasaan dan tanggung jawab 
berada di tangan Presiden (concentration of power and responsibility upon the 
president). Selain itu, Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR dan Presiden 
dibantu oleh menteri negara. 
 MPR terdiridari anggota DPR dan DPD yang dipilih melalui pemilu. MPR berfungsi 
untuk mengubah dan menetapkan UUD, melantik Presiden danWakil Presiden. 
 Pemilu dilaksanakan untuk memilih anggota DPR, DPD, DPRD, Presiden, dan Wakil 
Presiden secara langsung oleh rakyat, dan bersifat nasional, tetap, dan mandiri, yang 
diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
 DPR memilikifungsi legislasi, anggaran, dan pengawasan. 
 Presiden tidak bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat, tetapi Presiden 
harus kerjasama atau dapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat dalam 
pembentukan Undang-Undang (gezetzgebung) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja 
Negara (Staatsbegrooting). Presiden berhak mengajukan rancangan undang-undang 
dan mengesahkannya setelah bersama DPR membahas dan menyetujui rancangan 
tersebut. 
 Menteri Negara adalah pembantu Presiden dan diangkat dan diberhentikan oleh 
Presiden. Oleh karena itu, menteri Negara tidak bertanggung jawab kepada Dewan 
Perwakilan Rakyat. 
 Untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Negara diadakan Badan 
Pemeriksa Keuangan (BPK) dan hasil pemeriksaannya diserahkan kepada DPR, DPD, 
dan DPRD. 
 Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang independen untuk menjalankan 
peradilan. Kekuasaan kehakiman dilakukan olehMahkamahAgung dan badan 
peradilan di bawahnya, yaitu Peradilan Umum, Peradilan Militer, Peradilan Tata 
Usaha Negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi. Sedangkan Komisi Yudisial 
bersifat mandiri berwenang dalam pengangkatan Hakim Agung serta menjaga, 
menegakkan kehormatan, keluhuran, martabat, danperilaku hakim. 
Negara Indonesia merupakan negara berkedaulatan rakyat yang telah dijelaskan pada 
pembukaan Undang-undang dasar 1945 alenia IV dan berdasarkan Pasal 1 Ayat 1 UUD 1945, 
Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Jadai berdasar hal itu 
dapat disimpulkan bahwa bentuk negara Indonesia adalah kesatuan, sedangkan bentuk 
pemerintahannya adalah republik yang taat dan patuh terhadap undang-undang dasar negara. 
Pada Pasal 4 Ayat 1 yang berbunyi, “Presiden Republik Indonesia memegang 
kekuasaan pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar.” Selain bentuk negara kesatuan 
dan bentuk pemerintahan republik, Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan 
sebagai kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan. Dengan kata lain Indonesia 
menganut Sistem Pemerintahan Presidensial. 
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara diperlukan suatu sistem pemerintahan 
yang solid. Sistem Pemerintahan mutlak diperlukan agar roda pemerintahan terus berputar. 
2
Suatu system pemerintahan yang diterapkan disebuah Negara memiliki system dan tujuan 
untuk menjaga kestabilan di dalam maupun luar Negara tersebut. 
Secara luas sistem pemerintahan itu berarti menjaga kestabilan masyarakat, menjaga 
tingkah laku kaum mayoritas maupun minoritas, menjaga fondasi pemerintahan, menjaga 
kekuatan politik, pertahanan, ekonomi, keamanan sehingga menjadi sistem yang kontiniu. 
Sampai saat ini hanya sedikit negara yang bisa mempraktikkan sistem pemerintahan itu secara 
menyeluruh. Sistem pemerintahan mempunyai fondasi yang kuat dimana penerapannya 
kebanyakan sudah mendarah daging dalam kebiasaan hidup masyarakatnya dan terkesan tidak 
bisa diubah dan cenderung statis. Jika suatu pemerintahan mempunyai sistem pemerintahan 
yang statis dan berlangsung dalam waktu yang lama maka akan timbul pergesekan dari pihak 
minoritas yang merasa normalitasnya terganggu. 
Secara garis besar, perubahan sistem pemerintahan Indoensia dapat dibagi menjadi 3 
masa, yaitu masa Orde Lama (Sukarno), Orde Baru (Suharto), dan Masa Reformasi 
(sekarang). Orde lama adalah penyebutan bagi masa pemerintahan Presiden Sukarno 
sedangkan Orde Baru adalah penyebutan bagi masa pemerintahan Presiden Suharto. 
3 
1.2 Rumusan Masalah 
 Bagaimanakah Sitem Pemerintahan di Indonesia sebelum dan setelah kemerdekaan? 
 Bagaimanakah Sitem Pemerintahan di Indonesia pada periode Orde Lama? 
 Bagaimanakah Sitem Pemerintahan di Indonesia pada periode Orde Baru? 
 Bagaimanakah Sitem Pemerintahan di Indonesia pada Era Reformasi? 
1.3 Tujuan Masalah 
 Untuk mengetahui Sitem Pemerintahan di Indonesia sebelum dan setelah 
kemerdekaan. 
 Untuk mengetahui Sitem Pemerintahan di Indonesia pada periode Orde Lama. 
 Untuk mengetahui Sitem Pemerintahan di Indonesia pada periode Orde Baru. 
 Untuk mengetahui Sitem Pemerintahan di Indonesia pada Era Reformasi.
BAB II 
PEMBAHASAN 
2.1 Dinamika Sistem Pemerintahan Di Negara Indonesia 
Dalam perkembangan sistem pemerintahan di negara Indonesia sebelum dan sesudah 
merdeka (terutama setelah bangsa Indonesia merdeka) terdapat perubahan-perubahan 
mengenai system pemerintahan di Indonesia dari awal merdeka sampai saat ini. Di Indonesia 
mengalami 3 kali masa pemerintahan yang berebeda, pertama masa Orde Lama, Orde Baru 
dan sekarang Era Reformasi, pada masa yang berbeda terdapat pula perbedaan yang terjadi 
pada sistem pemerintahan yang dianut Negara Indonesia. Dalam lingkup yang lebih luas, 
Sistem Pemerintahan diperlukan agar terjaganya kestabilan didalam masyarakat, mengatur 
tingkah laku serta kehidupan bernegara antar kaum mayoritas dengan minoritas, menjaga 
harmonisasi kehidupan berbangsa dan bernegara, menguatkan pondasi sistem pemerintahan, 
kekuatan politik, pertahanan, ekonomi, keamanan, sosial budaya dan kesejahteraan serta 
keadilan dalam masyarakat. 
2.2 Sistem Pemerintahan Di Negara Indonesia Sebelum Kemerdekaan 
Masuknya bangsa-bangsa asing di Idonesia merupakan masa-masa pahit dimana 
bangsa Indonesia harus terjajah oleh bangsa asing tersbut yang pada awalnya datang ke 
Indonesia untuk berdagang dan mencari rempah-rempah. Dimulai dari bangsa Portugis yang 
pertama kali tiba di Malaka pada tahun 1509 dan berakhir pada tahun 1602 setelah Belanda 
masuk ke Indonesia pada tahun 1596 untuk pertama kalinya mendarat di Banten. Setelah 350 
tahun Belanda menjajah bangsa Indonesia, pemerintahan Belanda akhirnya digantikan oleh 
bangsa Jepang. Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang melalui perjanjian Kalijati 
pada tanggal 8 maret 1942. Masa pendudukan Jepang dimulai pada tahun 1942 dan berakhir 
pada 17 agustus 1945. 
2.2.1 Masa Penjajahan Kolonial Belanda 
Belanda mendarat di Indonesia tepatnya di Banten pada tahun 1596 dengan tujuan 
untuk mendapatkan rempah-rempah. Pada tahun 1602 kongsi-kongsi dagang Belanda 
dipersatukan menjadi sebuah kongsi dagang besar yang diberinama VOC (Verenigde Oost 
Indesche Compagnie ) atau ‘Persekutuan Maskapai Perdagangan Hindia Timur’, pengurus 
4
pusat VOC terdiri dari 17 orang. Dan membuka kantor pertamanya di Banten yang 
dikepalai oleh Francois Witter. Tujuan dibentuknya VOC adalah untuk menghindari 
persaingan tidak sehat diantara sesama pedagang Belanda dan mengambil keuntungan 
maksimal serta memperkuat posisi Belanda dalam menghadapi persaingan,baik dengan 
bangsa-bangsa Eropa lainnya maupun dengan bangsa-bangsa Asia dan juga untuk 
membantu dana pemerintah Belanda yang sedang berjuang menghadapi Spanyol. 
Agar dapat melaksanakan tugasnya dengan leluasa VOC diberi hak-hak istimewa 
5 
oleh pemerintah Belanda : 
a. Memonopoli perdagangan 
b. Mencetak dan mengedarkan uang 
c. Mengangkat dan memperhentikan pegawai 
d. Mengadakan perjanjian dengan raja-raja 
e. Memiliki tentara untuk mempertahankan diri 
f. Mendirikan benteng 
g. Menyatakan perang dan damai 
h. Mengangkat dan memberhentikan penguasa-penguasa setempat. 
Berikut beberapa kebijakan pemerintah Kolonial Belanda dalam melaksanakan 
monopoli perdagangan 
 Verplichte Laverantie : Yaitu penyerahan wajib hasil bumi dengan harga yg telah 
ditetapkan oleh VOC,dan melarang rakyat menjual hasil 
buminya selain kepada VOC. 
 Contingenten : Yaitu kewajiban bagi rakyat untuk membayar pajak berupa 
hasil bumi. 
 Ekstirpasi : Yaitu hak VOC untuk menebang tanaman rempah- rempah 
agar tidak terjadi over produksi yg dapat menyebabkan 
harga rempah-rempah merosot. 
 Pelayaran Hongi : Yaitu pelayaran dengan perahu kora-kora (perahu perang) 
untuk mengawasi pelaksanaan monopoli perdagangan VOC 
dan menindak pelanggarnya. 
Kemunduran VOC terjadi sejak awal abad ke-18 disebabkan oleh : 
1) Banyak korupsi yg dilakukan oleh pegawai-pegawai VOC.
2) Anggaran pegawai terlalu besar sebagai akibat makin luasnya wilayah kekuasaan 
6 
VOC. 
3) Biaya perang untuk memadamkan perlawanan rakyat terlalu besar. 
4) Persaingan dengan konsi dagang negara lain,misalnya dengan EIC milik Inggris. 
5) Hutang VOC yang sangat besar. 
6) Pemberian deviden kepada pemegang saham walaupun usahanya mengalami 
kemunduran 
7) Berkembangnya faham Liberalisme sehingga monopoli perdaganganyg diterapkan 
VOC tidak sesuai lagi untuk diteruskan. 
8) Pendudukan Perancis terhadap negara Belanda pada tahun 1795. 
Kemudian Pada tahun 1795 dibentuk panitia pembubaran VOC dan hak-hak 
istimewa VOC dihapus Pada tanggal 31 desember 1799 VOC dibubarkan dengan saldo 
kerugian sebesar 134,7 juta gulden.Selanjutnya semua hutang dan kekayaan VOC diambil 
alih oleh Pemerintah Kerajaan Belanda. 
Pemerintahan daerah yang bersifat relatif otonom pertama kali didirikan oleh 
Pemerintah kolonial Belanda pada awal abad ke-20 melalui Desentralisasi Wet tahun 1903, 
seluruh wilayah Hindia Belanda diperintah secara sentral oleh Gubernur Jenderal sebagai 
Wakil Raja Belanda di tangan jajahan. Disamping Pemerintahan yang dijalankan oleh 
pihak kolonial Belanda terdapat juga daerah-daerah yang disebut "Swapraja" yang 
diperintah oleh Raja-raja Pribumi setempat, yang diakui haknya untuk memerintah 
menurut adat tradisi di Wilayahnya, asalkan mereka mengakui dan tunduk kepada 
kekuasaan Pemerintah kolonial atas wilayan mereka. Raja-raja tersebut memerintah 
wilayahnya berdasarkan kontrak politik yang ditandatangani bersama wakil Pemerintah 
Belanda dan diberikan tugas untuk menjalankan beberapa tugas atas nama Pemerintah 
kolonial. Beberapa diantara kerajaan tersebut adalah Yogyakarta, Surakarta, Bali dan 
Bone. 
Pada tahun 1922, Pemerintah Kolonial Belanda mengadakan pambaharuan dengan 
maksud untuk memberikan otonomi lebih besar kepada daerah untuk menjadikannya lebih 
efektif dalam menjalankan aktivitas Pemerintahan daerah. Pembaharuan tersebut 
menyangkut hal-hal sebagai berikut : 
a. Memberikan kewenangan lebih besar kapada pejabat-pejabat Balanda yang 
ditugaskan di wilayah Hindia Balanda.
b. Memberikan kawenangan yang lebih besar kepada pejabat-pejabat pribumi. 
c. Melibatkan unsur-unsur progresif yang ada di daerah untuk ikut Berpartisipasi 
dalam menjalankan pemerintahan di daerah. 
Perbedaan sistem Pemerintahan daerah sebelum dan sesudah Undang-Undang 
Desantralisasi Tahun 1903 terletak pada eksistensi Dewan Daerah.Sebelum Undang- 
Undang 1903, tidak terdapat otonomi Pemerintah daerah. Semua unit pemerintahan 
bersifat administratif dengan prinsip dekonsentrasi. Setelah Undang-Undang 1903 
diterbitkan, didirikan Dewan Daerah pada unit-unit Pemerintahan tertentu, dimana kepada 
mereka diberikan kawenangan untuk menggali pendapat daerah guna membiayai 
Pemerintahan daerah. Anggota Dewan Daerah diangkat dari tokoh-tokoh masyarakat 
setempat, namun Kepala Pemerintahan seperti halnya Gubernur, Presiden atau Bupati tetap 
diangkat oleh Pemerintah Pusat Belanda. 
7 
2.2.2 Masa Penjajahan Jepang 
Pada tahun 1942, Pemerintah kolonial Belanda digantikan oleh pendudukan Jepang, 
yang memerintah sampai dengan tahun 1945. Sistem Pemerintahan dibawah tentara 
pendudukan Jepang diatur secara militer. Bagi wilayan Sumatra dan Jawa diperintah 
dibawah Angkatan Darat Jepang yang masing-masing bermarkas di Bukit Tinggi dan 
Jakarta. Di luar Jawa dan Sumatera diperintah di bawah Angkatan Laut Jepang dengan 
markas besar di Makassar. 
Pada dasarnya sistem Pemerintahan dibawah kependudukan tentara Jepang, 
meneruskan sistem Pemerintahan yang diwariskan oleh Pemerintah kolonial Belanda.Unit-unit 
Pemerintahan daerah diatur berdasarkan prinsip dekonsentrasi dan semua kegiatan 
politik dilarang. 
2.2.2.1 Sistem Pemerintahan Militer 
Pada masa pendudukan jepang. Jepang menerapkan sistem pemerintahan militer 
dalam mengatur bangsa Indonesia. Berbeda dengan zaman Hindia Belanda yang hanya 
terdapat satu pemerintahan sipil, pada zaman pendudukan Jepang terdapat tiga 
pemerintahan militer penduudukan sebagai berikut : 
 Pemerintahan Militer Angkatan Darat (Tentara Ke-25) untuk Sumatera, dengan 
pusatnya di Bukittinggi.
 Pemerintahan Militer Angkatan Darat (Tentara Ke-16) untuk Jawa dan Madura, 
8 
dengan pusatnya di Jakarta. 
 Pemerintahan Militer Angkatan Laut (Armada Selatan Ke-2) untuk Sulawesi, 
Kalimantan, dan Maluku, dengan pusatnya di Makassar. 
Panglima Tentara Ke-16 di Pulau Jawa ialah Letnan Jenderal Hitoshi Imamura. 
Kepala Stafnya ialah Mayor Jenderal Seizaburo Okasaki. Mereka mendapat tugas 
membentuk suatu pemerintahan militer di Jawa dan kemudian diangkat sebagai 
Gunseikan (kepala pemerintahan militer). Staf pemerintahan militer pusat disebut 
Gunseikanbu, yang terdiri dari atas 5 macam departemen (bu), yaitu sebagai berikut : 
 Departemen Urusan Umum (Sumobu), 
 Departemen Keuangan (Zaimubu), 
 Departemen Perusahaan, Industri, dan Kerajinan Tangan (Sangyobu), 
 Departemen Lalu Lintas (Kotsubu), 
 Departemen Kehakiman (Shihobu). 
Pada bulan Agustus 1942, pemerintahan militer Jepang meningkatkan penataan 
pemerintahan. Hal ini tampak dengan dikeluarkannya Undang-Undang No. 27 tentang 
aturan pemerintahan daerah dan Undang-Undang No. 28 tentang aturan pemerintahan 
syú dan tókubetsu syi. Kedua undang-undang tersebut menunjukkan dimulainya 
pemerintahan sipil Jepang di Pulau Jawa. 
Menurut Undang-Undang No. 27, seluruh Pulau Jawa dan Madura, kecuali kõci 
(daerah istimewa) Surakarta dan Yogyakarta, dibagi atas tingkatan berikut : 
 Karesidenan (syú) dipimpin oleh seorang syucõ. 
 Kotapraja (syi) dipimpin oleh seorang syicõ. 
 Kabupaten (ken) dipimpin oleh seorang kencõ. 
 Kawedanan atau Distrik (gun) dipimpin oleh seorang guncõ. 
 Kecamatan (son) dipimpin oleh seorang soncõ. 
 Kelurahan atau Desa (ku) dipimpin oleh seorang kucõ. 
Meningkatnya Perang Pasifik semakin melemahkan Angkatan Perang Jepang. 
Guna menahanan serangan Sekutu yang semakin hebat, Jepang mengubah sikapnya 
terhadap negeri-negeri jajahannya. Di depan Sidang Istimewa ke-82 Parlemen di Tokyo
pada tanggal 16 Juni 1943, Perdana Menteri Hideki Tojo mengeluarkan kebijakan 
memberikan kesempatan kepada orang Indonesia untuk turut mengambil bagian dalam 
pemerintahan negara. Selanjutnya pada tanggal 1 Agustus 1943 dikeluarkan 
pengumuman Saikō Shikikan (Panglima Tertinggi) tentang garis-garis besar rencana 
mengikutsertakan orang-orang Indonesia dalam pemerintahan. 
Pengikutsertaan bangsa Indonesia dimulai dengan pengangkatan Prof. Dr. 
Husein Djajadiningrat sebagai Kepala Departemen Urusan Agama pada tanggal 1 
Oktober 1943. Kemudian pada tanggal 10 November 1943, Mas Sutardjo 
Kartohadikusumo dan R.M.T.A Suryo masing-masing diangkat menjadi syúcokan di 
Jakarta dan Bojonegoro. Pengangkatan tujuh penasihat (sanyō) bangsa Indonesia 
dilakukan pada pertengahan bulan September 1943, yaitu sebagai berikut : 
 Ir. Soekarno untuk Departemen Urusan Umum (Somubu). 
 Mr. Suwandi dan dr. Abdul Rasyid untuk Biro Pendidikan dan Kebudayaan dan 
Departemen Dalam Negeri (Naimubu-bunkyōku). 
 Prof. Dr. Mr. Supomo untuk Departemen Kehakiman (Shihōbu). 
 Mochtar bin Prabu Mangkunegoro untuk Departemen Lalu Lintas (Kotsubu). 
 Mr. Muh Yamin untuk Departemen Propaganda (Sendenbu). 
 Prawoto Sumodilogo untuk Departemen Perekonomian (Sangyobu). 
Berikut beberapa badan yang dibentuk dalam pemerintahan pendudukan Jepang, 
antara lain sebagai berikut : 
1) Badan Pertimbangan Pusat (Cuo Sangi In). 
Badan ini bertugas mengajukan usulan kepada pemerintah serta menjawab 
pertanyaan pemerintah mengenai masalah-masalah politik dan memberi saran tindakan-tindakan 
yang perlu dilakukan oleh pemerintah militer Jepang di Indonesia. 
2) Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) 
Dokuritsu Junbi Coosakai atau BPUPKI adalah sebuah badan yang bertugas untuk 
mempelajari dan menyelidiki hal-hl penting dan perlu bagi pembentukan Negara 
Indonesia, misalnya hal-hal yang menyangkut segi ekonomi dan politik. 
3) Panitia persiapan kemerdekaan Indonesia (PPKI) 
PPKI atau dalam bahasa Jepang Dokuritsu Junbi Inkai ini diresmikan pada tanggal 9 
Agustus 1945. Badan ini bertugas untuk menyiapkan segala sesuatu yang berhubungan 
dengan persiapan kemerdekaan. 
9
Ketika Jepang mendekati kekalahan mereka mengijinkan pendirian Dewan 
Daerah dengan tujuan untuk menggalang dukungan kepada bala tentara Jepang. Bahkan 
sebelum mereka menyerah, Jepang mendirikan suatu Komite yang beranggotakan 
pemimpin- pemimpin nasional untuk persiapan kemerdekaan Indonesia, yaitu BPUPKI 
dan PPKI. Pemerintah pendudukan Jepang kemudian berakhir, seiring dengan 
kekalahan mereka dalam perang Asia Timur Raya dan dengan proklamasi kemerdekaan 
tersebut dimulai era Pemerintahan daerah pasca kemerdekaan. 
2.3 Sistem Pemerintahan Di Negara Indonesia Setelah Kemerdekaan 
Indonesia merdeka tanggal 17 bulan Agustus tahun 1945. Setelah proklamasi 
dikumandangkan oleh bapak proklamator kita yaitu Ir. Soekarno, Indonesia mengalami babak 
yang baru di berbagai bidang dengan perubahan yang cukup siginifikasan baik perubahan 
asas, paham, ideologi, maupun doktrin dalam kehidupan berbangsa. 
Didalam sejarah perjalanan politik, Indonesia telah mengalami berbagai pergantian 
sistem pemerintahan. Pergantian tersebut disebabkan karena munculnya aksi dan reaksi dari 
kebijakan pemerintah terhadap rakyatnya. 
Secara garis besar, perubahan sistem pemerintahan Indoensia dapat dibagi menjadi 3 
masa, yaitu masa Orde Lama (Soekarno), Orde Baru (Soeharto), dan Masa Reformasi 
(sekarang) 
10 
2.3.1 Priode Orde Lama 
Masa Pemerintahan Indonesia Orde Lama berlansung sekitar 23 tahun yaitu dari tahu 
1945 – 1968 dibawah kepemimpinan sang proklamator Presiden Soekarno. Penyebutan “Orde 
Lama” merupakan istilah yang diciptakan dibawah rezim Suharto yaitu masa Orde Baru. 
Padahal Sukarno sendiri tidak suka dengan penyebutan “Orde Lama”, karena memang tidak 
sepantasnya disebut Orde Lama, karena di masa itu terjadi transformasi besar-besaran. 
Dalam jangka waktu tersebut, Indonesia mengalami banyak perubahan dalam Sistem 
Pemerintahan diantaranya : 
 UUD 1945 
 Konstitusi RIS 1949 
 UUDS 1950, hingga 
 Berlakunya kembali UUD 1945
2.3.1.1 UUD 1945 (18 Agustus 1945 – 17 Agustus 1949) 
Setelah memproklamasikan diri pada 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia mulai 
membentuk Sistem Pemerintahnya, konstitusi yang digunakan oleh NKRI adalah UUD 
1945 yang secara resmi digunakan sejak 18 Agustus 1945. Dalam UUD 1945 Pasal 1 Ayat 
1 disebutkan bahwa “Negara indonesia adalah kesatuanyang berbentuk Republik”. 
Di Indonesia, pembagian kekuasaan diatur dalam UUD 1945, yang meetapkan hal-hal 
berikut : 
1) Kekuasaan Eksekutif dijalankan oleh Presiden dibantu seorang Wakil Presiden dan 
11 
para Mentri. 
2) Kekusaan Legislatif dijalankan oleh Presiden bersama-sama dengan DPR. 
3) Kekusaan Yudikatif dijalankan ol eh Mahkamah Agung (MA). 
Pada tanggal 2 September 1945 dibentuk kabinet yang pertama kali dengan sistem 
pemerintahan berdsarkan UUD 1945, yaitu SistemKabinet Presidensial. 
Dalam sistem pemerintahan Indonesia terdapat lima lembaga yang mengelola 
negara, yaitu sebagai berikut : 
1) Legislatif, dilakukan oleh DPR. 
2) Eksekutif, dilakukan oleh Presiden. 
3) Konsultatif, dilakukan oleh MK (Mahkamah Konstitusi). 
4) Eksaminatif, dilakukan oleh BPK, termasuk di dalamnya fungsi inspektif dan 
auditatif. 
5) Yudikatif, dilakukan oleh Mahkamah Agung. 
Akan tetapi, pada kenyataannya segala bentuk kekuasaan eksekutif, legislatif, dan 
yudikatif dijalankan oleh satu badan atau lembaga kepresidenan dibantu oleh KNIP 
(Komite Nasional Indonesia Pusat). Pada tanggal 16 Oktober 1945, dilaksanakan Kongres 
Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) di Malang dan Wakil Presiden Drs. Moh.Hatta 
mengeluarkan Maklumat No. X yang intinya memberi wewenang bagi KNIP untuk 
membuat dan menetapkan GBHN. Kemudian melalui maklumat pemerintah tanggal 14 
November 1945 mengenai pergantian kabinet dari Presidendial menjadi Parlementer. Dan 
dibentuk Kabinet Parlementer pertama yang dipimpin oleh Sutan Syahrir sebagai Perdana 
Menteri, dan Menteri-Menteri bertanggung jawab kepada KNIP sebagai pengganti
MPR/DPR. Kemudian sistem pemerintahan Indonesia berubah menjadi Sistem Kabinet 
Parlementer. 
Adapun ciri-ciri dariSistem Pemerintahan Parlementer adalah sebagai berikut : 
1. Perdana Menteri bersama para menteri bertanggung jawab kepada parlementer. 
2. Pembentukan kabinet didasarkan pada kekuatan-kekuatan di dalam parlemen. 
3. Para anggota kabinet, baik seluruh atau sebagian mencerminkan kekuatan yang ada 
12 
di parlemen. 
4. Parlemen dapat membubarkan kabinet dan kepala negara dapat membubarkan 
parlemen dengan saran dari perdana menteri. 
5. Masa jabatan kabinet tidak ditentukan. 
6. Kedudukan kepala negara tidak dapat diganggu gugat dan tidak diminta 
pertanggungjawaban atas jalannya pemerintahan, karena yang bertanggung jawab 
adalah para menteri, baik sendiri maupun bersama-sama. 
2.3.1.2 Konstitusi RIS 1949 (27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950) 
Konstitusi RIS (Republik Indonesia Serikat) merupakan hasil dari pertemuan untuk 
permusyawaratan federal pada tanggal 14 Desember 1949 di Jakarta.Konstitusi RIS mulai 
berlaku pada tanggal 27Desember 1949 dengan penandatangan kedaulatan Indonesia oleh 
Belanda. Bentuk pemerintahan RIS adalah Republik, menurut Pasal 1 ayat 2.Dalam 
konstitusi RIS kekuasaan kedaulatan RIS dilakukan oleh pemerintah bersama-sama dengan 
DPR dan senat. Negara RIS terdiri dari daerah negara dan satuan kenegaraan yang tegak 
sendiri, yaitu : 
a. Daerah Negara adalah negara bagian, yaitu Negara Republik Indonesia, Negara 
Indonesia Timur, Negara Pasundan, Negara Jawa Timur, Negara Madura, Negara 
Sumatera Selatan, dan Negara Sumatera Timur. 
b. Satuan Kenegaraan yang tegak sendiri, yaitu Jawa Tengah, Bangka, Belitung, Riau, 
Kalimantan Barat, Dayak Besar, Daerah Banjar, Kalimantan Tenggara, dan Kalimantan 
Timur. 
Didalam bentuk pemerintahan RIS terdapat 6 alat-alat perlengkapan federal 
(Lembaga Negara) yaitu : 
1. Presiden 
2. Menteri-menteri
13 
3. Senat 
4. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) 
5. Mahkamah Agung Indonesia, dan 
6. Dewan Pengawas Keuangan 
Di antara badan-badan tersebut, terdapat hubungan kerja sama antara lain: 
1. Kekuasaan pembentukan undang-undang dijalankan oleh pemerintah, DPR, dan 
senat. 
2. Kekuasaan pelaksanaan undang-undang atau pemerintahan negara oleh pemerintah. 
3. Kekuasaan mengadili pelanggaran undang-undang, yaitu Pengadilan Negeri, 
Pengadilan Tinggi, dan Mahkamah Agung. 
Dalam konstitusi RIS, sistem pemerintahan Indonesia adalah Sistem Parlementer, 
yaitu kabinet bertanggung jawab kepada parlemen (DPR).Dengan demikian, DPR dapat 
membubarkan kabinet. 
2.3.1.3 UUDS 1950 (17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959) 
Diawali dari tanggal 15 Agustus 1950, Undang-Undang Dasar Sementara Negara 
Kesatuan Republik Indonesia (UUDS NKRI, UU No. 7/1850, LN No. 56/1950) disetujui 
oleh DPR dan Senat RIS. Pada tanggal yang sama pula, DPR dan Senat RIS mengadakan 
rapat di mana dibacakan piagam pernyataan terbentuknya NKRI yang bertujuan: 
a. Pembubaran secara resmi negara RIS yang berbentuk federasi 
b. Pembentukan NKRI yang meliputi seluruh daerah Indonesia dengan UUDS yang 
mulai berlaku pada tanggal 17 Agustus 1950. 
Kemudian sejak tanggal 17 Agustus 1950, berlakulah Undang-Undang Dasar 
Sementara (UUDS) 1950.Pemberlakuan UUD ini ditetapan dengan UU No. 7/1950 tentang 
Perubahan Konstitusi Republik Indonesia Serikat menjadi Undang-Undang Dasar 
Sementara Republik Indonesia.Sistem pemerintahan yang dijalankan adalah Sistem 
Parlementer dengan bentuk negara kembali ke Kesatuan. Kabinet dipimpin oleh Perdana 
Menteri yang bertanggung jawab kepada Parlemen.Dasar hukumnya antara lain adalah: 
a. Pasal 45 : Presiden ialah kepala negara.
b. Pasal 83 Ayat 1 : Presiden dan Wakil Presiden tidak dapat diganggu gugat 
pemerintah, baik bersama-sama untuk seluruhnya maupun masing-masing 
untuk bagiannya sendiri-sendiri. 
c. Pasal 84 : Presiden berhak membubarkan Dewan Perwakilan Rakyat. 
Pembubaran Dewan Perwakilan Rakyat diberlakukan dengan ketentuan harus 
segera dilakukan pemilihan kembali dalam waktu 30 hari. 
Alat-alat kelengkapan Negara berdasarkan UUDS 1950 adalah : 
1) Presiden dan Wakil Presiden 
2) Mentri-Mentri 
3) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), dan 
4) Dewan Pengawas Keuangan 
Dari segi sudut pandang analis pemerintahan sistem ini tentunya tidak dapat 
menopang untuk pemerintahan yang kuat, tetapi umumnya diyakini bahwa struktur 
kepartaian tersebut akan disederhanakan apabila pemilihan umum dilaksanakan. Setelah 
pembentukan NKRI diadakanlah berbagai usaha untuk menyusun Undang-Undang Dasar 
baru dengan membentuk Lembaga Konstituante.Lembaga Konstituante adalah lembaga 
yang diserahi tugas untuk membentuk UUD baru. 
Konstituante diserahi tugas membuat undang-undang dasar yang baru sesuai 
amanat UUDS 1950.Namun sampai tahun 1959 badan ini belum juga bisa membuat 
konstitusi baru.Maka Presiden Soekarno menyampaikan konsepsi tentang Demokrasi 
Terpimpin pada DPR hasil pemilu yang berisi ide untuk kembali pada UUD 1945. 
Akhirnya setelah negara RI dengan UUDS 1950 dan sistem Demokrasi Liberal 
yang berlangsung selama 9 tahun, rakyat Indonesia merasa bahwa UUDS 1950 dengan 
sistem Demokrasi Liberal tidak cocok, karena tidak sesuai dengan jiwa Pancasila dan UUD 
1945. 
Pada masa berlakunya UUDS 1950, pemerintahan Indonesia menjadi tidak 
stabil.Dengan demikian sistem demokrasi di Parlemen dan pada sistem Pemerintahan tidak 
sehat.Selain itu, kekuasaan alat-alat perlengkapan negara dikendalikan oleh lembaga yang 
bersangkutan tanpa dikoordinasikan oleh pemerintah pusat. 
14
15 
2.3.1.4 Berlakunya Kembali UUD 1945 
Mengingat kondisi politik pada masa berlakunya UUDS semakin memanas, pada 
tanggal 22 April 1959 Presiden Soekarno menyampaikan amanat kepada Badan 
Konstitusional untuk kembali ke UUD 1945.Namun, untuk mengembalikan UUD 1945 
secara murni menjadi perdebatan bagi anggota kelompok konstituante. 
Kelompok pertama : Anggota konstituante mau menerima saran untuk kembali kepada 
UUD 1945 secara utuh. 
Kelompok kedua : Anggota konstituante mau menerima kembali UUD 1945 dengan 
persyaratan amandemen, yaitu sila pertama Pancasila pada 
pembukaan UUD 1945 harus diubah dengan sila pertama Pancasila 
seperti tercantum dalam Piagam Jakarta. 
Perdebatan kedua kelompok di dalam badan konstituante itu tidak mencapai titik 
temu. Presiden, yang menurut UUDS 1950 memiliki kemampuan membubarkan Dewan 
Perwakilan Rakyat, akhirnya membubarkan badan konstituante yang dianggap tidak dapat 
menjalankan tugas dengan baik. Kegagalan kontituante merumuskan Undang-Undang 
Dasar mengakibatkan kondisi politik yang membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa. 
Demi kepentingan bangsa, maka pada tanggal 5 Juli 1959 Presiden Sukarno 
mengeluarkan Dekrit yang isinya, sebagai berikut : 
1) Membubarkan Konstituante 
2) Memberlakukan kembali UUD 1945 dan tidak berlakunya UUDS 1950 
3) Membentuk MPRS dan DPRS dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. 
Bubarnya badan konstituante tersebut, secara otomatis tidak adanya lembaga 
pembentuk UU.Situasi ini pula yang mendorong Presiden mengajukan konsep Demokrasi 
Terpimpin agar dapat kembali ke UUD 1945. Peristiwa ini disebut dengan Dekrit Presiden 
5 Juli 1959. Sejak itu berlakulah UUD 1945 dan sistem pemerintahan Demokrasi 
Terpimpin.Akan tetapi, kondisi itu tetap berlaku sampai diangkatnya Jenderal Soeharto 
sebagai pengemban Supersemar (Surat Perintah Sebelas Maret). 
Peranan Supersemar untuk mengambil segala tindakan dalam menjamin keamanan 
dan ketentraman serta stabilitas jalannya pemerintahan, menjadi puncak sejarah hitam 
pemerintahan Presiden Soekarno.Dengan ketetapan MPRS No.IX/MPRS/1966 dikukuhkan
dengan masa berlaku sampai terbentuknya MPR RI hasil pemilu, meskipun penerbitan 
Supersemar sampai sekarang masih kontroversi. 
Oleh karena pemilu 5 Juli 1968 tertunda hingga 5 Juli 1971 dan telah 
dikeluarkannya Ketetapan MPRS No. XXX III/MPRS/1967 tentang Pencabutan 
Kekuasaan Pemerintah Negara dari tangan Presiden Soekarno, maka demi terciptanya 
stabilitas politik (Keseimbangan Politik), ekonomi, dan hukum dikeluarkan Ketetapan 
MPRS No.XLIV/MPRS/1968 tentang Pengangkatan Pengemban Ketetapan MPRS 
No.IX/MPRS/1966.Jenderal Soeharto diangkat sebagai Presiden Republik Indonesia 
hingga terpilihnya Presiden oleh MPR hasil pemilu dan dimulailah masa Orde Baru. 
16 
2.3.2 Priode Orde Baru 
Pemerintahan pada masa Orde Baru berusha menata kembali kehidupan 
ketatanegaraan sesuai dengan ketentuan dalam UUD 1945. Selain menata kehidupan 
ketatanegaraan, pemerintah Orde Baru Juga memacu pembangunan di bidang politik, 
ekonomi, social, budaya, serta pertahanan keamanan. Pembngunan dilaksanakan secara 
bertahap dalam waktu 5 tahun yang dekenal dengan rencana pembangunan 5 tahun 
(Repelita).Pada masa ini bentuk Negara, bentuk Pemerintahan, dan sistem pertahanannya 
adalah sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam UUD 1945. Bentuk Negara adalah 
Kesatuan, bentuk pemerintahan adalah Republik, dan sistem pemrintahannya adalah Sistem 
Kabinet Presidensial. 
Pada masa Orde Baru, sistem pemerintahan Indonesia menitikberatkan pada aspek 
kestabilan politik dalam rangka menunjang pembangunan nasional melalui upaya-upaya 
sebagai berikut : 
1. Konsep dwi fungsi ABRI. 
2. “Menggolkarkan” pemerintahan hingga ke akar-akarnya. 
3. Kekuasaan di tangan eksekutif. 
4. Sistem pengangkatan kabinet melalui lembaga-lembaga perwakilan rakyat. 
5. Konsep massa mengambang (floating mass). 
6. Pengendalian pers nasional. 
Terbukti bahwa selama 32 tahun di masa Orde Baru, Golkar selalu berhasil menjadi 
single majority dan Presiden Soeharto selalu terpilih secara aklamasi.
Dalam sejarah ketatanegaraan yang cukup panjang dan sebagai akibat dari kekuasaan 
serta masa jabatan presiden yang tidak dibatasi kurun waktunya, maka timbullah 
penyalahgunaan kekuasaan. Hal ini terbukti dengan berkembangya korupsi, kolusi,dan 
nepotisme. Makna Demokrasi menjadi semu karena kebebasan mengeluarkan pendapat 
dibatasi dan lembaga negara beralih fungsi menjadi alat kekuasaan pemerinah. Akhirnya 
indonesia dilanda kerisi cukup berat yang diawali kerisi moneter dan ekonomi. 
17 
2.3.3 Era Reformasi 
Ditengah kondisi yang tak menentu, rakyat yang dipelopori oleh mahasiswa 
melakukan demonstrasi dan lahirlah gerakan reformasi yang menghendaki reformasi dalam 
berbagai bidang. Gerekan reformasi makin meluas, sehingga pada tanggal 21 Mei 1998 
Presiden Soeharto menyereahkan kekuasaannya kepada Wakil Presiden Prof. B.J. Habibie. 
2.3.3.1 Pemerintahan B.J. Habibie 
Pada tanggal 20 Mei 1998, Presiden Soeharto mengundang tokoh-tokoh bangsa 
Indonesia untuk dimintai pertimbangannya dalam rangka membentuk Dewan Reformasi 
yang akan diketuai oleh Presiden Soeharto, namun mengalami kegagalan. Pada tanggal 
itu pula, Gedung DPR/MPR semakin penuh sesak oleh para mahasiswa dengan tuntutan 
tetap yaitu reformasi dan turunnya Soeharto dari kursi kepresidenan. 
Pada tanggal 21 Mei 1998, pukul 10.00 WIB bertempat di Istana Negara, Presiden 
Soeharto meletakkan jabatannya sebagai presiden dihadapan ketua dan beberapa anggota 
dari Mahkamah Agung. Pada tanggal itu pula, dan berdasarkan Pasal 8 UUD 1945. 
Presiden menunjuk Wakil Presiden B.J. Habibie untuk menggantikannya menjadi 
presiden, serta pelantikannya dilakukan di depan Ketua Mahkamah Agung dan para 
anggotanya. Maka sejak saat itu, Presiden Republik Indonesia dijabat oleh B.J. Habibie 
sebagai presiden yang ke-3. 
Pada era ini mulai mencuat kebebasan bicara dan kebebasan pers serta banyak 
partai politik yang muncul. Di era reformasi dibentuklah lembaga baru dala sistem 
pemerintahan Indonesia, yaitu Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Pada era reformasi ini, 
terdapat perubahan sistem ketatanegaraan dan supremasi MPR kepada sitem kedaulatan 
rakyat yang diatur dalam UUD 1945. Dalam pasal 3 UUD 1945 setelah amandemen, 
dijelaskan MPR mempunyai wewenang sebagi berikut : 
1) Mengubah dan menetapkan UUD
2) Melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden 
3) Memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam masa jabatan negara 
18 
menurut UUD. 
Pada tanggal 22 Mei 1998, Presiden Republik Indonesia yang ketiga B.J. Habibie 
membentuk kabinet baru yang dinamakan Kabinet Reformasi Pembangunan. Kabinet itu 
terdiri atas 16 orang menteri, dan para menteri itu diambil dari unsur-unsur militer 
(ABRI), Golkar, PPP, PDI. Pada tanggal 25 Mei 1998 diselenggarakan pertemuan 
pertama kabinet habibie. Pertemuan ini berhasil membentuk Komite untuk merancang 
undang-undang politik yang lebih longgar dalam waktu satu tahun dan menyetujui 
pembatasan masa jabatan presiden yaitu maksimal 2 periode (satu periode lamanya 5 
tahun). Upaya terebut mendapat sambutan positif, tetapi dedakan agar pemerintah 
Habibie dapat merealisasikan agenda reformasi tetap muncul. 
Dalam pemerintahannya B.J. Habibie berusaha untuk melakukan pembaharuan-pembaharuan 
dalam beberapa bidang demi untuk menciptakan kehidupan masyarakat 
yang sejahterah dan sesuai dengan UUD 1945. Adapun pembaharuan yang dilakukan 
oleh B.J. Habibie antara lain : 
1.) Bidang Ekonomi 
Untuk menyelesaikan krisis moneter dan perbaikan ekonomi Indonesia, B.J. 
Habibie melakukan langkah-langkah sebagai berikut : 
a. Merekapitulasi perbankan. 
b. Melikuidasi beberapa bank yang bermasalah. 
c. Menaikkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika serikat hingga dibawah 
Rp.10.000,-. 
d. Mengimplementasikan reformasi ekonomi yang diisyaratkan oleh IMF. 
e. Merekonstruksi perekonomian Indonesia. 
f. Membentuk lembaga pemantau dan penyelesaian masalah utang luar negeri. 
g. Mengesahkan UU No. 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktik. Monopoli dan 
Persaingan yang Tidak Sehat. 
h. Mengesahkan UU No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
2.) Bidang Politik 
a. Memberi kebebasan pada rakyat untuk menyalurkan aspirasinya sehingga banyak 
bermunculan partai-partai politik yang baru sebanyak 45 parpol. 
b. Membebaskan narapidana politik seperti Sri Bintang Pamungkas dan Moch. 
19 
Pakpahan. 
c. Mencabut larangan berdirinya serikat-serikat buruh independen. 
d. Membentuk tiga undang-undang demokratis yaitu : 
1) UU No. 2 tahun 1999 tentang Partai Politik 
2) UU No. 3 tahun 1999 tentang Pemilu 
3) UU No. 4 tahun 1999 tentang Susduk DPR/MPR 
e. Menetapkan 12 ketetapan MPR dan ada 4 ketetapan yang mencerminkan jawaban 
dari tuntutan reformasi yaitu : 
1) Tap No. VIII/MPR/1998 tentang Pencabutan Tap No. IV/MPR/1983 tentang 
Referendum. 
2) Tap No. XVIII/MPR/1998 tentang Pencabutan Tap No. II/MPR/1978 tentang 
Pancasila Sebagai Asas Tunggal. 
3) Tap No. XII/MPR/1998 tentang Pencabutan Tap No. V/MPR/1998 tentang 
Presiden Mendapat Mandat dari MPR untuk Memiliki Hak-Hak dan Kebijakan 
di Luar Batas Perundang-undangan. 
4) Tap No. XIII/MPR/1998 tentang Pembatasan Masa Jabatan Presiden dan Wakil 
Presiden Maksimal Hanya Dua Kali Periode. 
3.) Bidang Pers 
Dilakukan pencabutan pembredelan pers dan penyederhanaan permohonan SIUUP 
untuk memberikan kebebasan terhadap pers, sehungga muncul berbagai macam media 
massa cetak, baik surat kabar maupun majalah. 
4.) Bidang Hukum 
Untuk melakukan refomasi hukum, ada beberapa hal yang dilakukan dalam 
pemerintahan B.J. Habibie yaitu : 
a. Melakukan rekonstruksi atau pembongkaran watak hukum Orde Baru, baik berupa 
Undang-Undang, peraturan pemerintah, maupun peraturan menteri. 
b. Melahirkan 69 Undang-undang.
c. Penataan ulang struktur kekuasaan Kehakiman. 
20 
5.) Bidang Hankam 
Di bidang Hankam diadakan pembaharuan dengan cara melakukan pemisahan Polri 
dan ABRI. 
6.) Pembentukan Kabinet 
Presiden B.J. Habibie membentuk kabinet baru yang diberi nama Reformasi 
Pembangunan yang terdiri atas 16 menteri, yang meliputi perwakilan dari ABRI, 
GOLKAR, PPP, dan PDI. 
7.) Kebebasan Menyampaikan pendapat 
Presiden B.J. Habibie memberikan kebebasan dalam menyampaikan pendapat di 
depan umum, baik dalam rapat maupun unjuk rasa. Dan mengatasi terhadap pelanggaran 
dalam penyampaian pendapat ditindak dengan UU No. 28 tahun 1998. 
8.) Masalah Dwifungsi ABRI 
Ada beberapa perubahan yang muncul pada pemerintahan B.J. Habibie, yaitu : 
a. Jumlah anggota ABRI yang duduk di kursi MPR dikurangi, dari 75 orang menjadi 
35 orang 
b. Polri memisahkan diri dari TNI dan menjadi Kepolisian Negara 
c. ABRI diubah menjadi TNI yang terdiri dari Angkatan Udara, Darat, dan Laut. 
9.) Pemilihan Umum 1999 
Untuk melaksanakan Pemilu yang diamanatkan oleh MPR, B.J. Habibie 
mengadakan beberapa perubahan yaitu : 
a. Menggunakan asas Luber dan Jurdil (langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan 
adil) 
b. Mencabut 5 paket undang-undang tentang politik yaitu undang-undang tentang 
Pemilu; Susunan, Kedudukan, Tugas, dan Wewenang MPR/DPR; Partai Politik dan 
Golkar; Referendum; serta Organisasi Massa 
c. Menetapkan 3 undang-undang politik baru yaitu Undang-undang Partai Politik; 
Pemilihan Umum; dan Susunan serta kedudukan MPR, DPR, dan DPRD
d. Badan pelaksana pemilihan umum dilakukan oleh KPU (Komisi Pemilihan Umum) 
yang terdiri atas wakil dari pemerintahan dan partai politik serta pemilihan umum. 
Disamping pembaharuan-pembaharuan di atas, pada masa pemerintahan Presiden 
Habibie juga dijumpai adanya permasalahan-permasalahan baru yang muncul seperti : 
 Berbagai masalah pelanggaran HAM bermunculan 
 Masalah Tragedi Trisakti yang tidak terselesaikan dan masalah Semanggi I dan II 
 Masalah Bank Bali 
 Pertikaian antarkelompok yang disebabkan oleh SARA yang mengancam stabilitas 
21 
politik 
 Status hukum mantan Presiden Soeharto yang belum juga jelas 
 Lepasnya Timor Timur dari wilayah NKRI. 
Masalah-masalah tersebut di atas menyebabkan pemerintahan B.J. Habibie 
dianggap negative dan pidato pertanggungjawaban Presiden Habibie ditolak oleh MPR 
melalui mekanisme votting dengan 355 suara menolak, 322 menerima, 9 abstain, dan 4 
suara tidak sah. Akibat penolakan pertanggungjawaban itu pada Oktober 1999, Habibie 
tidak dapat untuk mencalonkan diri menjadi Presiden Republik Indonesia. 
Kegagalan Habibie menjadi calon Presiden Republik Indonesia sebagai akibat 
ditolaknya pidato pertanggung jawabannya, memunculkan 3 calon presiden yang 
diajukan oleh fraksi-fraksi yang ada di MPR pada tahap pencalonan presiden diantaranya 
Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Megawati Soekarnoputri, dan Yusril Ihza Mahendra. 
Adapun kelebihan-kelebihan dalam masa pemerintahan B.J. Habibie adalahh 
berkaitan dengan semangat demokratisasi, Habibie telah melakukan perubahan dengan 
membangun pemerintahan yang transparan dan diaologis. Prinsip demokrasi juga 
diterapkan dalam kebijakan ekonomi yang disertai penegakan hukum dan ditujukan untuk 
kesejahteraan rakyat. Dalam mengelola kegiatan kabinet sehari-haripun, Habibie 
melakukan perubahan besar. Ia meningkatkan koordinasi dan menghapus egosintesmi 
sekotral antarmenteri. Selain itu sejumlah kreativitas mewarnai gaya kepemimpinan 
Habibie dalam menangani masalah bangsa. Untuk mengatasi persoalan ekonomi, 
misalnya ia mengangkat pengusaha menjadi utusan khusus. Dan pengusaha itu sendiri 
yang menanggung biayanya.
2.3.3.2. Pemerintahan Abdurahman Wahid (Gus Dur) 
Pemerintahan Presiden Wahid meneruskan proses demokratisasi dan 
perkembangan ekonomi di bawah situasi yang menantang. Di samping ketidakpastian 
ekonomi yang terus berlanjut, pemerintahannya juga menghadapi konflik antar etnis dan 
antar agama, terutama di Aceh, Maluku, dan Papua. Di Timor Barat, masalah yang 
ditimbulkan rakyat Timor Timur yang tidak mempunyai tempat tinggal dan kekacauan 
yang dilakukan para militan Timor Timur pro-Indonesia mengakibatkan masalah-masalah 
kemanusiaan dan sosial yang besar. MPR yang semakin memberikan tekanan menantang 
kebijakan-kebijakan Presiden Wahid, menyebabkan perdebatan politik yang meluap-luap. 
22 
1. Politik Luar Nengeri Yang Bebas Aktif 
Salah satu tindakan Gus Dur yang dikritik salah satu tindakan gusdur yang paling 
sering di keritik pada 1999 hingga 2001 adalah hobinya berkunjung ke luar negeri. tidak 
kurang dari negara-negara adean ( mulai dari Thailand hingga Brunei Darussalam), 
Jepang, Amerika Serikat, Qatarm Kuwait, Yordania, Rrc, Inggris, Prancis, Belanda, 
Jerman, Italia, India, Korea Selatan, Timor Leste, Afrika Selatan, Iran, Pakistan, Dan 
Mesir, dikunjung gusdur selama masa pemerintahannya yang singkat. 
Sebenarnya tujuan Gus Dur tersebut adalah untuk memperbaiki citra indonesia 
dimata negara-negara tersebut sekaligus membuka peluang kerjasama (terutama dalam 
perdagangan). akan tetapi, tidak semua orang menyukai pola politik luar negeri ini. 
gusdur sering dianggap membuang-buang uang negara. 
Hampir seluruh negara didunia ia kunjungi. tak peduli dengan kecendrungan politik 
negara tersebut. politik bebas aktif yang menjadi ciri khas bangsa indonesi. begitu 
kentara. 
2. Iklim Politik Yang Demokratis 
Semua orang tahu di masa pemerintahan Gus Dur, susana demokratis mulai tampak 
wujudnya. setelah sebelumnya tenggelam dalam bayang-bayang rezim Soeharto. 
walaupun pada pemerintahan sebelumnya (Presiden Habibie), karena semokrasi 
sudahmulai dibuka. tapi pada masa gusdur begitu terasa. 
Mulai dari penghapusan berbagai aturan yang merugikan kaum minoritas, 
pembubaran instansi negara yang tak lagi efektif (Departemen Penerangan dan Sosial)
hinnga niat gusdur untuk membuka hubungan diplomatik dengan negara 
Israel. 
Meskipun untuk tindakan terakhirnya itu (hubungan diplomatik dengan Israel) 
untuk dilakukan. Tapi, semua tindakannya menggambarkan bagaimana kecenderungan 
pemikiran gusdur. menghargai kebebasan individu dan keberagaman (dasar dari 
demokrasi) serta reformis. 
2.3.3.3. Pemerintahan Megawati Soekarno Putri 
Megawati dilantik menjadi presiden Republik Indonesia pada tanggal 23 juli 
2001. Pada masa pemerintahannya banyak persoalan yang harus dihadapi. Salah satu 
masalah yang amat penting adalah pemulihan ekonomi dan penegakan hukum kebijakan-kebijakan 
yg ditempuh untuk mengatasi persoalan itu antara lain : 
1. Era kepemimpinan soeharto telah mewarisi utang luar negri (pemerintah dn swasta) 
sebesar US$150,80 MILIAR. 
Kebijakan megawati dalam mengatasi masalah ini adalah meminta penundaan 
pembayaran utang sebesar US$5,8 miliar pada pertemuan paris club ke-3 tanggal 12 april 
2002. pada tahun 2003, pemerintah mengakolasikan pembayaran utang luar negri sebesar 
Rp116,3 triliun. 
Melalui kebijakannya tersebut utang luar negri indonesia berkurang menjadi 
US$134.66 miliar. Salah satu keputusan megawati yang sangat penting pula adalah 
Indonesia mengakhiri kerjasamanya dengan IMF. 
23 
2. Krisis Ekonomi melanda Indonesia 
Sejak tahun 1997 mengakibatkan kemerosotan pendapatan perkapita. Pada tahun 
1997 pendapatan perkapita indonesia tinggal US$465. melalui kebijakan pemulihan 
keamanan situasi indonesia menjadi tenang. Presiden megawati berhasil menaikan 
pendapatan perkapita cukup signifikan yaitu sekitar US$930. 
3. Melakukan Privatisasi Terhadap BUMN 
Dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menekan nilai inflasi, presiden 
megawati menempuh langkah yang sangat kontroversi, yaitu Melakukan Privatisasi 
Terhadap BUMN. Pemerintah menjual indosat pada tahun 2003.
Hsil penjualan itu berhasil menaikan pertumbuhan ekonomi indonesia menjadi 
4,1% dan inflansi hanya 5,06%. Privatisasi adalah menjual perusahaan negara didalam 
periode krisis. Tujuannya adalah melindungi perusahaan negara dari interversi kekuatan-kekuatan 
politik dan melunasi pembayaran utang luar negeri. 
24 
4. Memperbaiki Kinerja Ekspor. 
Pada tahun 2002 nilai ekspor mencapai US$57,158 miliar dan import tercatat 
US$31,229 miliar. Pada tahun 2003 ekspor juga menanjak keangka US$61,02 miliar dan 
import meningkat keangka US$32,39 miliar. 
5. Kebijakan presiden megawati untuk melakukan pemberantasan korupsi dengan 
merealisasikan berdirinya Komisi Pemberantas Korusi (KPK). 
Sekalipun telah didirikan KPK karena tidak ada gebrakan konkrit yang menonjol. 
Peringkat RI sebagai negara terkorup tetap memburuk. Pada tahun 2002, dari 102 negara 
indonesia menduduki peringkat ke-4. pada tahun 2003 indonesia menempati peringkat 
ke-6 dari 133 negara pengangkatan jaksa Agung M.A Rachman tidak memberikan arti 
penegakan hukum yang sangat signifikan. Tanpa ada retorika tegas tentang penegakan 
korupsi. Pada Sidang Umum MPR pertama pada Agustus 2000, Presiden Wahid 
memberikan laporan pertanggung jawabannya. Pada 29 Januari2001, ribuan demonstran 
menyerbu MPR dan meminta Presiden agar mengundurkan diri dengan alasan 
keterlibatannya dalam skandal korupsi. Di bawah tekanan dari MPR untuk memperbaiki 
manajemen dan koordinasi di dalam pemerintahannya, dia mengedarkan keputusan 
presiden yang memberikan kekuasaan negara sehari-hari kepada wakil presiden 
Megawati. Megawati mengambil alih jabatan presiden tak lama kemudian.Kabinet pada 
masa pemerintahan Megawati disebut dengan Kabinet Gotong Royong. 
2.3.3.4. Pemerintahan Suslilo Bambang Yudhoyono 
Pada 2004, pemilu satu hari terbesar di dunia diadakan dan Susilo Bambang 
Yudhoyono tampil sebagai presiden baru Indonesia. Pemerintah baru ini pada awal masa 
kerjanya telah menerima berbagai cobaan dan tantangan besar, seperti gempa bumi besar 
di Aceh dan Nias pada Desember 2004 yang meluluh lantakkan sebagian dari Aceh serta 
gempa bumi lain pada awal 2005 yang mengguncang Sumatra.
Pada 17 Juli2005, sebuah kesepakatan bersejarah berhasil dicapai antara 
pemerintah Indonesia dengan Gerakan Aceh Merdeka yang bertujuan mengakhiri konflik 
berkepanjangan selama 30 tahun di wilayah Aceh. Dan sampai saat ini tidak terjadi lagi 
kerusuhan diAceh. 
Tahun 2009 kembali diadakan pemilu dan sekali lagi Susilo Bambang Yudhoyono 
memenangkan pemilu namun dengan wakil yang berbeda,yang dulunya bersama Jusuf 
Kalla dan sekarang bersama Boediono dengan masa pemerintahan 2009-2014. 
Berikut beberapa kebijakan-kebijakan padam pemerintahan SBY : 
1) Pembatasan Bahan Bakar Minyak (BBM) 
2) TK sebagai Pendidikan Pra-Sekolah 
3) Standar Pelayanan Minimal (SPM) TK 
Sesuai dengan kebijakan Pemerintah tentang standarisasi pendidikan, 
penyelenggaran pendidikan TK harus memenuhi standar pelayanan minimal sebagai 
berikut.: 
 Program kegiatan belajar TK merupakan satu kesatuan program kegiatan 
belajar yang utuh dan harus dilandasi oleh pembinaan kehidupan beragama 
untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan anak didik terhadap Tuhan 
Yang Maha Esa. 
 Program kegiatan belajar dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, 
kemampuan dan kondisi daerah dan menekankan pada pembentukan perilaku 
dan pengembangan kemampuan dasar. 
 Prinsip pembelajaran di TK adalah bermain sambil belajar atau belajar seraya 
25 
bermain. 
 Bahasa pengantar dalam pembelajaran di TK adalah bahasa Indonesia, 
sedangkan untuk daerah yang memerlukan bisa menggunakan bahasa daerah 
sebagai pengantar. 
4) Program Peningkatan Mutu dan Relevansi Pendidikan 
Beberapa program yang berkaitan dengan peningkatan mutu dan relevansi 
pendidikan TK antara lain : 
 Peningkatan profesionalisme guru TK melalui kegiatan pelatihan/penataran sistem 
pembinaan profesinal (SPP) baik di tingkat pusat maupun daerah.
 Pengangkatan guru PNS oleh Dinas Pendidikan setempat yang dilaksanakan 
berdasarkan USB TK Negeri Pembina/ Percontohan tingkat Kabupaten/Kota 
dengan kualifikasi pendidikan SPGTK, PGTK dan DII-PGTK. 
 Penerapan paradigma baru dunia pendidikan yakni: schooling ke learning, 
instructive ke fasilitatif, knowledge ke competency based (manajemen berbasis 
sekolah), centralization ke decentralization, dan government role ke community 
role (masyarakat madani). 
 Menyusun materi kegiatan dalam PKB TK sesuai dengan tingkat perkembangan 
peserta didik dan kondisi lingkungannya. 
 Menyelenggarakan TK dengan memperhatian prinsip-prinsip PKB TK, bermain, 
26 
lingkungan anak; 
 Peningkatan Mutu TK Pembina Tingkat Propinsi sebagai Gugus TK Rujukan. 
 Memberikan dana bantuan langsung (block grant) kepada TK untuk peningkatan 
mutu. 
5) Program Peningkatan Efisiensi dan Efektivitas Pendidikan TK 
Beberapa program yang berkaitan dengan peningkatan efisiensi dan efektivitas 
pendidikan TK antara lain: 
 Menetapkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) penyelenggaraan pendidikan TK. 
 Melaksanakan pembinaan Sistem Pembinaan Professional (SPP) melalui gugus 
TK. 
 Menerapkan manajeman berbasis sekolah. 
 Meningkatkan kerjasama tiga komponen pendidikan TK yaitu pemerintah, 
GOPTKI dan IGTKI – PGRI. 
 Penyuluhan dan penyebaran informasi melalui media elektronik dan media cetak 
untuk menyadarkan dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam 
penyelenggaraan pendidikan TK. 
 Membentuk dan memfungsikan Dewan/Komite Sekolah untuk TK. 
 Memberikan dana bantuan langsung (block grant) kepada TK Pembina.
BAB III 
PENUTUP 
27 
3.1 Kesimpulan 
Sistem pemerintahan negara menggambarkan adanya lembaga-lembaga yang bekerja 
dan berjalan saling berhubungan satu sama lain menuju tercapainya tujuan penyelenggaraan 
negara. Lembaga-lembaga negara dalam suatu sistem politik meliputi empat institusi pokok, 
yaitu eksekutif, birokratif, legislatif, dan yudikatif. Selain itu, terdapat lembaga lain atau unsur 
lain seperti parlemen, pemilu, dan dewan menteri. Pembagian sistem pemerintahan negara 
secara modern terbagi dua, yaitu presidensial dan ministerial (parlemen). Pembagian sistem 
pemerintahan presidensial dan parlementer didasarkan pada hubungan antara kekuasaan 
eksekutif dan legislatif. 
Sebelum Indonesia merdeka, negara Indonesia merasakan pahitnya penjajahan oleh 
beberapa negara asing dan bangsa Indonesia mengalami beberapa perubahan terhadap Sistem 
Pemerintahannya selama masa penjajahan. Dimulai dari portugis yang pertama kali tiba di 
Malaka pada tahun 1509 dan berakhir pada tahun 1602 setelah Belanda masuk ke Indonesia 
dengan berbagai macam kebijakan perdagangan monompolinya. Setelah 350 tahun Belanda 
menguasai Indonesia, pemerintahan Belanda di Indonesia digantikan oleh bangsa Jepang. 
Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang melalui perjanjian Lingkarjati pada tanggal 8 
maret 1942. Masa pendudukan Jepang dimulai pada tahun 1942. Kemudian pada masa 
penjajahan bangsa Jepang, Jepang menerapkan Sistem Pemerintahan Militer pada masa 
pendudukannya dan berakhir pada 17 agustus 1945. 
Orde Lama adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden Soekarno di Indonesia. 
Orde Lama berlangsung dari tahun 1945 hingga 1968. Dalam jangka waktu tersebut, 
Indonesia menggunakan bergantian sistem ekonomi liberal dan sistem ekonomi komando. Di 
saat menggunakan sistem ekonomi liberal, Indonesia menggunakan sistem pemerintahan 
parlementer. Presiden Soekarno di gulingkan saat Indonesia menggunakan sistem ekonomi 
komando. 
Orde Baru merupakan masa pemerintahan Presiden Soeharto di Indonesia. Orde Baru 
menggantikan Orde Lama yang merujuk kepada era pemerintahan Soekarno. Orde Baru hadir 
dengan semangat "koreksi total" atas penyimpangan yang dilakukan Orde Lama Soekarno. 
Orde Baru berlangsung dari tahun 1968 hingga 1998. Dalam jangka waktu tersebut, ekonomi
Indonesia berkembang pesat meski hal ini dibarengi praktek korupsi yang merajalela di 
negara ini. Selain itu, kesenjangan antara rakyat yang kaya dan miskin juga semakin melebar. 
Presiden Soeharto memulai "Orde Baru" dalam dunia politik Indonesia dan secara 
dramatis mengubah kebijakan luar negeri dan dalam negeri dari jalan yang ditempuh 
Soekarno pada akhir masa jabatannya. Salah satu kebijakan pertama yang dilakukannya 
adalah mendaftarkan Indonesia menjadi anggota PBB lagi. Eksploitasi sumber daya selama 
masa pemerintahannya, kebijakan-kebijakan ini, dan pengeksploitasian sumber daya alam 
secara besar-besaran menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang besar namun tidak merata di 
Indonesia. Contohnya, jumlah orang yang kelaparan dikurangi dengan besar pada tahun 1970- 
an dan 1980-an. Warga keturunan Tionghoa juga dilarang berekspresi. Sejak tahun 1967, 
Di masa Orde Baru pemerintah sangat mengutamakan persatuan bangsa Indonesia. 
Setiap hari media massa seperti radio dan televisi mendengungkan slogan "Persatuan dan 
Kesatuan Bangsa". 
Pada Era Reformasi mulai mencuat kebebasan bicara dan kebebasan pers serta banyak 
partai politik yang muncul. Di Era Reformasi dibentuklah lembaga baru dala sistem 
pemerintahan Indonesia, yaitu Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Pada Era Reformasi ini, 
terdapat perubahan sistem ketatanegaraan dan supremasi MPR kepada sitem kedaulatan 
rakyat yang diatur dalam UUD 1945. Dalam pasal 3 UUD 1945 setelah amandemen, 
dijelaskan MPR mempunyai wewenang sebagi berikut : 
4) Mengubah dan menetapkan UUD 
5) Melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden 
6) Memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam masa jabatan negara 
28 
menurut UUD. 
Dengan adanya kesepakatan bersama untuk mempertahankan sistem pemerintahan 
presidensial, maka presiden dan wakil presiden harus mempunyai lgeitimasi yang kuat dengan 
jalan presiden dan wakil presiden dipilih secara lansung oleh rakyat. Dalam sistem 
presidensial ini terdapat ciri-ciri, antaralain : 
1) Adanya masa jabatan presiden yang bersifat pasti. 
2) Presiden disamping sebagai kepala negara, sekaligus sebagai kepala pemerintahan. 
3) Adanya mekanisme saling mengawasi dan saling mengimbangi. 
4) Adanya mekanisme impecthment.
Terlepas dari polemik model kepemimpinannya, di era Orde Lama, Presiden Sukarno 
hampir terjerumus ke “lobang” kekuasaan yang diktatorialisme,karena penggunaan hak 
prerogatif yang berlebihan. Demikian juga di era kepresidenan Soeharto yang berlangsung 
hampir 32 tahun, hak prerogatif yang dimilikinya secara akumulatif justru menjatuhkan 
kekuasaannya, akibat desakan gerakan reformasi di tahun 1998, yang intinya tuntutan 
demokrasi dan tegaknya hukum. Namun pada Era Reformasi ini, pergantian presiden terjadi 
berulang kali. Setelah B.J Habibies, jabatan presiden diserahkan kepada Abdurrahman Wahid, 
kemudian dilanjutkan oleh Megawati Soekarno Putrid an hingga akhirnya diteruskan oleh 
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) hingga kini. Sistem pemerintahan yang dijalankan pada 
era ini adalah Sistem Pemerintahan Presidensial yang berlandaskan kembali pada UUD 1945. 
Jadi, tidak ada jaminan penggunaan hak prerogatif yang berlebihan terhadap stabilitas 
jalannya roda pemerintahan. Belajar dari pengalaman sejarah inilah, maka penggunaan hak 
prerogatif memang harus dibatasi. Namun, akan lebih efektif lagi apabila penguatan sistem 
presidensial juga dilakukan dengan membuat payung hukum yang melindungi efektivitas 
kinerja lembaga kepresidenan. Karenanya, kehadiran UU No. 19 Tahun 2006 tentang Dewan 
Pertimbangan Presiden dan pembentukan UU Kementerian Negara serta wacana untuk 
menerbitkan UU Lembaga Kepresidenan menjadi mutlak perlu, sebagai langkah operasional 
dari amanat UUD 1945. Kehadiran UU ini semua akan memberikan jaminan yang pasti 
terhadap stabilitas roda pemerintahan didalam sistem pemerintahan presidensial. Sekaligus 
memberi kepastian atas kelangsungan pelayanan publik, yang dibutuhkan rakyat. 
29 
3.2 Saran & Pendapat 
Berdasarkan kesimpulan tersebut sebaiknya bangsa Indonesia lebih menaati peraturan 
pemerintah supaya sistem pemerintahan di Negara kita ini berjalan dengan baik dan lancar. 
Kami menyadari bahwa makalah ini mempunyai banyak kekurangan dan jauhnya dari 
kesempurnaan, oleh karena itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami 
harapkan terutama dari Bapak Khamim, S.HI, S.H, M.H selaku dosen pembimbing dan 
kepada teman-teman kelas demi kesempurnaan makalah ini dimasa mendatang. Semoga 
makalah ini bermanfaat dan menambah wawasan untuk kita semua.
Daftar Pustaka 
http://shandy07.wordpress.com20100817sejarah- indonesia-sebelum-merdeka 
http://oktadwifernindi.blogspot.com/2012/11/kebijakan-pemerintah-kolonial-belanda.html 
http://indonesian-persons.blogspot.com/2013/11/masa-pendudukan-jepang-di- indonesia.html 
http://ayuocit.blogspot.com201310sistem-pemerintahan-di- indonesia.html 
http://hguntoro11.blogspot.com/2012/05/sistem-pemerintahan-negara-republik.html 
http://dian-dian33.blogspot.com/2011/11/dinamika-politik-sistem-pemerintahan.html 
http://berbagifile22.blogspot.com201210makalah-sistem-pemerintahan- indonesia.html 
http://wulansetiawan.blogspot.com201208sistem-pemerintahan- indonesia-dalam.html 
http://czillagoz.blogspot.com201311sistem-pemerintahan.html 
http://gumilar69.blogspot.com201312perbandingan-sistem-pemerintahan.html 
http://pknburahmaayue.blogspot.com201212bab-2-sistem-pemerintahan.html 
http://munirah-amran.blogspot.com201302masa-pemerintahan-bj-habibie.html 
http://www.anneahira.commasa-pemerintahan-gusdur.htm 
http://totocalegpdip.blogspot.com201303maasa-kepemimpinan-megawati-soekarno.html 
http://anitapurwati.wordpress.com/2012/04/12/pemerintahan-dan-kebijakan-susilo-bambang-yudhoyono/

More Related Content

What's hot

Pengertian pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah
Pengertian pemerintahan pusat dan pemerintahan daerahPengertian pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah
Pengertian pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah
nurulrp
 
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
Ian Setiawan
 
Asas–asas penyelenggaraan pemerintahan
Asas–asas penyelenggaraan pemerintahanAsas–asas penyelenggaraan pemerintahan
Asas–asas penyelenggaraan pemerintahan
Bayu Rizky Aditya
 
Proses pembuatan peraturan perundang
Proses pembuatan peraturan perundangProses pembuatan peraturan perundang
Proses pembuatan peraturan perundang
Idris Miaus
 

What's hot (20)

Hukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi NegaraHukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi Negara
 
Pengertian pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah
Pengertian pemerintahan pusat dan pemerintahan daerahPengertian pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah
Pengertian pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah
 
Sistem Pemerintahan Daerah
Sistem Pemerintahan DaerahSistem Pemerintahan Daerah
Sistem Pemerintahan Daerah
 
3. instrumen dasar pemerintahan
3. instrumen dasar pemerintahan3. instrumen dasar pemerintahan
3. instrumen dasar pemerintahan
 
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
 
Bentuk negara & sistem pemerintahan
Bentuk negara & sistem pemerintahanBentuk negara & sistem pemerintahan
Bentuk negara & sistem pemerintahan
 
Perkembangan demokrasi di indonesia
Perkembangan demokrasi di indonesiaPerkembangan demokrasi di indonesia
Perkembangan demokrasi di indonesia
 
Asas–asas penyelenggaraan pemerintahan
Asas–asas penyelenggaraan pemerintahanAsas–asas penyelenggaraan pemerintahan
Asas–asas penyelenggaraan pemerintahan
 
Review UU No 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Review UU No 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil NegaraReview UU No 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Review UU No 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
 
Sistem pemerintahan
Sistem pemerintahanSistem pemerintahan
Sistem pemerintahan
 
Perbandingan Administrasi Negara Perancis vs. indonesia
Perbandingan Administrasi Negara Perancis vs. indonesiaPerbandingan Administrasi Negara Perancis vs. indonesia
Perbandingan Administrasi Negara Perancis vs. indonesia
 
Proses pembuatan peraturan perundang
Proses pembuatan peraturan perundangProses pembuatan peraturan perundang
Proses pembuatan peraturan perundang
 
Hubungan pancasila dg uud
Hubungan pancasila dg uudHubungan pancasila dg uud
Hubungan pancasila dg uud
 
8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara8. keputusan tata usaha negara
8. keputusan tata usaha negara
 
Demokrasi ppt
Demokrasi pptDemokrasi ppt
Demokrasi ppt
 
Periodisasi berlakunya konstitusi di Indonesia
Periodisasi berlakunya konstitusi di IndonesiaPeriodisasi berlakunya konstitusi di Indonesia
Periodisasi berlakunya konstitusi di Indonesia
 
Sistem kepartaian indonesia
Sistem kepartaian indonesiaSistem kepartaian indonesia
Sistem kepartaian indonesia
 
Fungsi dan Tugas Presiden, MPR, DPR, BPK, MA, MK, dkk
Fungsi dan Tugas Presiden, MPR, DPR, BPK, MA, MK, dkkFungsi dan Tugas Presiden, MPR, DPR, BPK, MA, MK, dkk
Fungsi dan Tugas Presiden, MPR, DPR, BPK, MA, MK, dkk
 
Dinamika Sistem Pemerintahan Indonesia
Dinamika Sistem Pemerintahan IndonesiaDinamika Sistem Pemerintahan Indonesia
Dinamika Sistem Pemerintahan Indonesia
 
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htnPengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
 

Similar to Dinamika Sistem Pemerintahan Indonesia

PKN Kd 3.3 no. 6 12
PKN Kd 3.3 no. 6 12PKN Kd 3.3 no. 6 12
PKN Kd 3.3 no. 6 12
Andi Widya
 
Sistem pemerintahan
Sistem pemerintahanSistem pemerintahan
Sistem pemerintahan
skaw87
 
Perbandingan sistem pemerintahan antara negara indonesia dengan australia
Perbandingan sistem pemerintahan antara negara indonesia dengan australiaPerbandingan sistem pemerintahan antara negara indonesia dengan australia
Perbandingan sistem pemerintahan antara negara indonesia dengan australia
Chaing Saing
 

Similar to Dinamika Sistem Pemerintahan Indonesia (20)

STRUKTUR PEMERINTAHAN INDONESIA MENURUT UUD 1945 (AMANDEMEN)
STRUKTUR PEMERINTAHAN INDONESIA MENURUT UUD 1945 (AMANDEMEN)STRUKTUR PEMERINTAHAN INDONESIA MENURUT UUD 1945 (AMANDEMEN)
STRUKTUR PEMERINTAHAN INDONESIA MENURUT UUD 1945 (AMANDEMEN)
 
SISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA
SISTEM KETATANEGARAAN INDONESIASISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA
SISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA
 
Tugas pkn
Tugas pknTugas pkn
Tugas pkn
 
Sistem Pemerintahan Indonesia
Sistem Pemerintahan IndonesiaSistem Pemerintahan Indonesia
Sistem Pemerintahan Indonesia
 
Pelaksanaan Sistem Pemerintahan di Indonesia
Pelaksanaan Sistem Pemerintahan di IndonesiaPelaksanaan Sistem Pemerintahan di Indonesia
Pelaksanaan Sistem Pemerintahan di Indonesia
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
LEMBAGA LEGISLATIF.pptx
LEMBAGA LEGISLATIF.pptxLEMBAGA LEGISLATIF.pptx
LEMBAGA LEGISLATIF.pptx
 
PKN Kd 3.3 no. 6 12
PKN Kd 3.3 no. 6 12PKN Kd 3.3 no. 6 12
PKN Kd 3.3 no. 6 12
 
Fiat Justitia ed.1 Maret 2013
Fiat Justitia ed.1 Maret 2013Fiat Justitia ed.1 Maret 2013
Fiat Justitia ed.1 Maret 2013
 
SISTEM PEMERINTAHAN DAN DEMOKRASI -KELOMPOK 7
SISTEM PEMERINTAHAN DAN DEMOKRASI -KELOMPOK 7SISTEM PEMERINTAHAN DAN DEMOKRASI -KELOMPOK 7
SISTEM PEMERINTAHAN DAN DEMOKRASI -KELOMPOK 7
 
Sistem pemerintahan
Sistem pemerintahanSistem pemerintahan
Sistem pemerintahan
 
Pentingnya kepemimpinan presiden ideal dalam pemilu 2014
Pentingnya kepemimpinan presiden ideal dalam pemilu 2014Pentingnya kepemimpinan presiden ideal dalam pemilu 2014
Pentingnya kepemimpinan presiden ideal dalam pemilu 2014
 
Makalah pancasila tentang struktur pemerintahan di indonesia berdasarkan uud ...
Makalah pancasila tentang struktur pemerintahan di indonesia berdasarkan uud ...Makalah pancasila tentang struktur pemerintahan di indonesia berdasarkan uud ...
Makalah pancasila tentang struktur pemerintahan di indonesia berdasarkan uud ...
 
Negara Kesatuan Republik
Negara Kesatuan RepublikNegara Kesatuan Republik
Negara Kesatuan Republik
 
K.d 3.3 ppkn
K.d 3.3 ppknK.d 3.3 ppkn
K.d 3.3 ppkn
 
Presentasi tentang MPR
Presentasi tentang MPRPresentasi tentang MPR
Presentasi tentang MPR
 
Sistem pemerintahan
Sistem pemerintahanSistem pemerintahan
Sistem pemerintahan
 
Perbandingan sistem pemerintahan antara negara indonesia dengan australia
Perbandingan sistem pemerintahan antara negara indonesia dengan australiaPerbandingan sistem pemerintahan antara negara indonesia dengan australia
Perbandingan sistem pemerintahan antara negara indonesia dengan australia
 
Organisasi Pemerintahan di Indonesia
Organisasi Pemerintahan di IndonesiaOrganisasi Pemerintahan di Indonesia
Organisasi Pemerintahan di Indonesia
 
Penjelasan UUD 1945
Penjelasan UUD 1945 Penjelasan UUD 1945
Penjelasan UUD 1945
 

More from rusdiman1

More from rusdiman1 (20)

PRESENTASI LAPORAN KEUANGAN MASJID AL-IKHLAS VILA DAGO
PRESENTASI LAPORAN KEUANGAN MASJID AL-IKHLAS VILA DAGOPRESENTASI LAPORAN KEUANGAN MASJID AL-IKHLAS VILA DAGO
PRESENTASI LAPORAN KEUANGAN MASJID AL-IKHLAS VILA DAGO
 
SISTEM AKUNTANSI DAERAH - LAPORAN KONSOLIDASIAN
SISTEM AKUNTANSI DAERAH - LAPORAN KONSOLIDASIANSISTEM AKUNTANSI DAERAH - LAPORAN KONSOLIDASIAN
SISTEM AKUNTANSI DAERAH - LAPORAN KONSOLIDASIAN
 
Evaluasi dbh dan sda
Evaluasi dbh dan sdaEvaluasi dbh dan sda
Evaluasi dbh dan sda
 
MANAJEMEN BUDAYA - BUDAYA ORGANISASI
MANAJEMEN BUDAYA - BUDAYA ORGANISASIMANAJEMEN BUDAYA - BUDAYA ORGANISASI
MANAJEMEN BUDAYA - BUDAYA ORGANISASI
 
Investasi
InvestasiInvestasi
Investasi
 
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 6
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 6HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 6
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 6
 
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 5
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 5HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 5
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 5
 
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 4
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 4HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 4
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 4
 
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 3
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 3HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 3
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 3
 
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARAHAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA
 
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 2
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 2HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 2
HAL-HAL POKOK TAHAPAN PENGURUSAN PIUTANG NEGARA 2
 
Ekonomi Makro Perekonomian Terbuka
Ekonomi Makro Perekonomian TerbukaEkonomi Makro Perekonomian Terbuka
Ekonomi Makro Perekonomian Terbuka
 
Materi Akuntansi Organisasi Nirlaba
Materi Akuntansi Organisasi NirlabaMateri Akuntansi Organisasi Nirlaba
Materi Akuntansi Organisasi Nirlaba
 
Pengantar Akuntansi - BAB IV
Pengantar Akuntansi - BAB IVPengantar Akuntansi - BAB IV
Pengantar Akuntansi - BAB IV
 
Pengantar Akuntansi - BAB III
Pengantar Akuntansi - BAB IIIPengantar Akuntansi - BAB III
Pengantar Akuntansi - BAB III
 
Pengantar Akuntansi - BAB II
Pengantar Akuntansi - BAB IIPengantar Akuntansi - BAB II
Pengantar Akuntansi - BAB II
 
Pengantar Akuntansi - BAB I
Pengantar Akuntansi - BAB IPengantar Akuntansi - BAB I
Pengantar Akuntansi - BAB I
 
PMAN - Materi Kepemimpinan
PMAN - Materi KepemimpinanPMAN - Materi Kepemimpinan
PMAN - Materi Kepemimpinan
 
Geopolitik Nasional Indonesia
Geopolitik Nasional IndonesiaGeopolitik Nasional Indonesia
Geopolitik Nasional Indonesia
 
Geopolitik Nasional Indonesia
Geopolitik Nasional IndonesiaGeopolitik Nasional Indonesia
Geopolitik Nasional Indonesia
 

Recently uploaded

PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
MaskuratulMunawaroh
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
subki124
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
DessyArliani
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
furqanridha
 

Recently uploaded (20)

PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
 
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerakMateri Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
 
Teks Debat Bahasa Indonesia Yang tegas dan lugas
Teks Debat Bahasa Indonesia Yang tegas dan lugasTeks Debat Bahasa Indonesia Yang tegas dan lugas
Teks Debat Bahasa Indonesia Yang tegas dan lugas
 

Dinamika Sistem Pemerintahan Indonesia

  • 1. DINAMIKA SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA SISTEM PEMERINTAHAN DOSEN PEMBIMBING KHAMIM, S.HI, S.H, M.H. Disusun oleh : KELOMPOK II Rusdiman 4201314044 Fitri 4201314013 Bella Ardilla 4201314023 POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK JURUSAN AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK II A ASP D IV Th 2013/2014
  • 2. KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Alhamdulillahi rabbil’alamin, puji dan syukur kami panjatkan Kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, dan karunia-Nya yang telah memberikan kami nikmat serta hidayah- Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ‘’ DINAMIKA SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA‘’. Kemudian Shalawat beserta Salam tidak lupa kami panjatkan kepada Nabi besar junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al- Qur’an dan As-Sunnah untuk keselamatan di dunia dan di akhirat. Makalahini kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah SISTEM PEMERINTAHAN di jurusan AKUNTANSI prodi ASP. Selanjutnya kami mengucapkan banyak terima kasih kepada bapak KHAMIM, S.HI, S.H, M.H selaku dosen pembimbing mata kuliah SISTEM PEMERINTAHAN dan kepada teman-teman yang telah member bantuan berupa dukungan dan semangat agar makalah ini terselesaikan dengan baik, dan juga kepada segenap pihak media informasi yang telah memberikan sumber refrensi dalam penulisan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini banyak memiliki kekurangan dalam penulisannya, baik dari materi maupun teknik penyajiannya. Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. i Akhir kata kami ucapakan, Wabillahi Taufik Walhidayah Tsummassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Pontianak, 19 Juni 2014 Penulis
  • 3. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah .............................................................................................. 1 1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 3 1.3. Tujuan Masalah ............................................................................................................. 3 BAB II PEMBAHASAN 2.1. Dinamika Sistem Pemerintahan Di Negara Indonesia ................................................. 4 2.2. Sistem Pemerintahan Di Negara Indonesia Sebelum Kemerdekaan ............................. 4 2.2.1. Masa Penjajahan Kolonial Belanda......................................................................... 4 2.2.2. Masa Penjajahan Jepang ......................................................................................... 7 2.2.2.1. Sistem Pemerintahan Militer ........................................................................... 7 2.3. Sistem Pemerintahan Di Negara Indonesia Setelah Kemerdekaan ............................... 10 2.3.1. Periode Orde Lama ................................................................................................ 10 2.3.1.1. UUD 1945 ........................................................................................................ 11 2.3.1.2. Konstitusi RIS 1949 ......................................................................................... 12 2.3.1.3. UUDS 1950 ..................................................................................................... 13 2.3.1.4. Berkalunya Kembali UUD 1945 ..................................................................... 15 2.3.2. Priode Orde Baru .................................................................................................. 16 2.3.3. Era Reformasi ......................................................................................................... 17 2.3.3.1. Pemerintahan B.J Habibie ............................................................................... 17 2.3.3.2. Pemerintahan Abdurahman Wahid (Gus Dur) ................................................ 22 2.3.3.3. Pemerintahan Megawati Soekarno Putri ......................................................... 23 2.3.3.4. Pemerintahan Susiolo Bambang Yudhoyono (SBY) ........................................ 24 BAB IIIPENUTUP 3.1. Kesimpulan .................................................................................................................. 27 3.2. Saran & Pendapat .......................................................................................................... 29 DAFTAR PUSTAKA ii
  • 4. BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang Masalah Sebelum merdeka, negara Indonesia merasakan pahitnya penjajahan oleh beberapa negara asing (Portugis, Belanda, Jepang) dan bangsa Indonesia mengalami beberapa perubahan terhadap Simtem Pemerintahannya selama masa penjajahan. Dimulai dari portugis yang pertama kali tiba di Malaka pada tahun 1509 dan berakhir pada tahun 1602 setelah Belanda masuk ke Indonesia. Setelah 350 tahun Belanda menguasai Indonesia, pemerintahan Belanda di Indonesia digantikan oleh bangsa Jepang. Belanda menyerah tanpa syarat kepada jepang melalui perjanjian Kalijati pada tanggal 8 maret 1942. Masa pendudukan Jepang dimulai pada tahun 1942 dan berakhir pada 17 agustus 1945. Proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan titik puncak perjuangan bangsa Indonesia dan awal dari pemerintahan negara Indonesia secara resmi, karena setelah tanggal tersebut dibentuklah Undang-Undang Dasar 1945 sebagai sumber hukum tertulis. Artinya, negara Indonesia dengan pemerintahannya yang masih muda atau baru berdiri sudah seharusnya mengatur tatanan hukum dan sistem pemerintahannya sendiri. Sistem pemerintahan Indonesia yang terdapat dalam landasan hukum UUD 1945 :  Indonesia adalah negara yang berdasarkan hukum (rechtsstaat), tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka (machtsstaat).  Presiden sebagai penyelenggara pemerintahan di bawah majelis dibantu oleh wakil presiden. Dalam menjalankan pemerintahan negara, kekuasaan dan tanggung jawab berada di tangan Presiden (concentration of power and responsibility upon the president). Selain itu, Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR dan Presiden dibantu oleh menteri negara.  MPR terdiridari anggota DPR dan DPD yang dipilih melalui pemilu. MPR berfungsi untuk mengubah dan menetapkan UUD, melantik Presiden danWakil Presiden.  Pemilu dilaksanakan untuk memilih anggota DPR, DPD, DPRD, Presiden, dan Wakil Presiden secara langsung oleh rakyat, dan bersifat nasional, tetap, dan mandiri, yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
  • 5.  DPR memilikifungsi legislasi, anggaran, dan pengawasan.  Presiden tidak bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat, tetapi Presiden harus kerjasama atau dapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat dalam pembentukan Undang-Undang (gezetzgebung) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Staatsbegrooting). Presiden berhak mengajukan rancangan undang-undang dan mengesahkannya setelah bersama DPR membahas dan menyetujui rancangan tersebut.  Menteri Negara adalah pembantu Presiden dan diangkat dan diberhentikan oleh Presiden. Oleh karena itu, menteri Negara tidak bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat.  Untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Negara diadakan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan hasil pemeriksaannya diserahkan kepada DPR, DPD, dan DPRD.  Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang independen untuk menjalankan peradilan. Kekuasaan kehakiman dilakukan olehMahkamahAgung dan badan peradilan di bawahnya, yaitu Peradilan Umum, Peradilan Militer, Peradilan Tata Usaha Negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi. Sedangkan Komisi Yudisial bersifat mandiri berwenang dalam pengangkatan Hakim Agung serta menjaga, menegakkan kehormatan, keluhuran, martabat, danperilaku hakim. Negara Indonesia merupakan negara berkedaulatan rakyat yang telah dijelaskan pada pembukaan Undang-undang dasar 1945 alenia IV dan berdasarkan Pasal 1 Ayat 1 UUD 1945, Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Jadai berdasar hal itu dapat disimpulkan bahwa bentuk negara Indonesia adalah kesatuan, sedangkan bentuk pemerintahannya adalah republik yang taat dan patuh terhadap undang-undang dasar negara. Pada Pasal 4 Ayat 1 yang berbunyi, “Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar.” Selain bentuk negara kesatuan dan bentuk pemerintahan republik, Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan sebagai kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan. Dengan kata lain Indonesia menganut Sistem Pemerintahan Presidensial. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara diperlukan suatu sistem pemerintahan yang solid. Sistem Pemerintahan mutlak diperlukan agar roda pemerintahan terus berputar. 2
  • 6. Suatu system pemerintahan yang diterapkan disebuah Negara memiliki system dan tujuan untuk menjaga kestabilan di dalam maupun luar Negara tersebut. Secara luas sistem pemerintahan itu berarti menjaga kestabilan masyarakat, menjaga tingkah laku kaum mayoritas maupun minoritas, menjaga fondasi pemerintahan, menjaga kekuatan politik, pertahanan, ekonomi, keamanan sehingga menjadi sistem yang kontiniu. Sampai saat ini hanya sedikit negara yang bisa mempraktikkan sistem pemerintahan itu secara menyeluruh. Sistem pemerintahan mempunyai fondasi yang kuat dimana penerapannya kebanyakan sudah mendarah daging dalam kebiasaan hidup masyarakatnya dan terkesan tidak bisa diubah dan cenderung statis. Jika suatu pemerintahan mempunyai sistem pemerintahan yang statis dan berlangsung dalam waktu yang lama maka akan timbul pergesekan dari pihak minoritas yang merasa normalitasnya terganggu. Secara garis besar, perubahan sistem pemerintahan Indoensia dapat dibagi menjadi 3 masa, yaitu masa Orde Lama (Sukarno), Orde Baru (Suharto), dan Masa Reformasi (sekarang). Orde lama adalah penyebutan bagi masa pemerintahan Presiden Sukarno sedangkan Orde Baru adalah penyebutan bagi masa pemerintahan Presiden Suharto. 3 1.2 Rumusan Masalah  Bagaimanakah Sitem Pemerintahan di Indonesia sebelum dan setelah kemerdekaan?  Bagaimanakah Sitem Pemerintahan di Indonesia pada periode Orde Lama?  Bagaimanakah Sitem Pemerintahan di Indonesia pada periode Orde Baru?  Bagaimanakah Sitem Pemerintahan di Indonesia pada Era Reformasi? 1.3 Tujuan Masalah  Untuk mengetahui Sitem Pemerintahan di Indonesia sebelum dan setelah kemerdekaan.  Untuk mengetahui Sitem Pemerintahan di Indonesia pada periode Orde Lama.  Untuk mengetahui Sitem Pemerintahan di Indonesia pada periode Orde Baru.  Untuk mengetahui Sitem Pemerintahan di Indonesia pada Era Reformasi.
  • 7. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Dinamika Sistem Pemerintahan Di Negara Indonesia Dalam perkembangan sistem pemerintahan di negara Indonesia sebelum dan sesudah merdeka (terutama setelah bangsa Indonesia merdeka) terdapat perubahan-perubahan mengenai system pemerintahan di Indonesia dari awal merdeka sampai saat ini. Di Indonesia mengalami 3 kali masa pemerintahan yang berebeda, pertama masa Orde Lama, Orde Baru dan sekarang Era Reformasi, pada masa yang berbeda terdapat pula perbedaan yang terjadi pada sistem pemerintahan yang dianut Negara Indonesia. Dalam lingkup yang lebih luas, Sistem Pemerintahan diperlukan agar terjaganya kestabilan didalam masyarakat, mengatur tingkah laku serta kehidupan bernegara antar kaum mayoritas dengan minoritas, menjaga harmonisasi kehidupan berbangsa dan bernegara, menguatkan pondasi sistem pemerintahan, kekuatan politik, pertahanan, ekonomi, keamanan, sosial budaya dan kesejahteraan serta keadilan dalam masyarakat. 2.2 Sistem Pemerintahan Di Negara Indonesia Sebelum Kemerdekaan Masuknya bangsa-bangsa asing di Idonesia merupakan masa-masa pahit dimana bangsa Indonesia harus terjajah oleh bangsa asing tersbut yang pada awalnya datang ke Indonesia untuk berdagang dan mencari rempah-rempah. Dimulai dari bangsa Portugis yang pertama kali tiba di Malaka pada tahun 1509 dan berakhir pada tahun 1602 setelah Belanda masuk ke Indonesia pada tahun 1596 untuk pertama kalinya mendarat di Banten. Setelah 350 tahun Belanda menjajah bangsa Indonesia, pemerintahan Belanda akhirnya digantikan oleh bangsa Jepang. Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang melalui perjanjian Kalijati pada tanggal 8 maret 1942. Masa pendudukan Jepang dimulai pada tahun 1942 dan berakhir pada 17 agustus 1945. 2.2.1 Masa Penjajahan Kolonial Belanda Belanda mendarat di Indonesia tepatnya di Banten pada tahun 1596 dengan tujuan untuk mendapatkan rempah-rempah. Pada tahun 1602 kongsi-kongsi dagang Belanda dipersatukan menjadi sebuah kongsi dagang besar yang diberinama VOC (Verenigde Oost Indesche Compagnie ) atau ‘Persekutuan Maskapai Perdagangan Hindia Timur’, pengurus 4
  • 8. pusat VOC terdiri dari 17 orang. Dan membuka kantor pertamanya di Banten yang dikepalai oleh Francois Witter. Tujuan dibentuknya VOC adalah untuk menghindari persaingan tidak sehat diantara sesama pedagang Belanda dan mengambil keuntungan maksimal serta memperkuat posisi Belanda dalam menghadapi persaingan,baik dengan bangsa-bangsa Eropa lainnya maupun dengan bangsa-bangsa Asia dan juga untuk membantu dana pemerintah Belanda yang sedang berjuang menghadapi Spanyol. Agar dapat melaksanakan tugasnya dengan leluasa VOC diberi hak-hak istimewa 5 oleh pemerintah Belanda : a. Memonopoli perdagangan b. Mencetak dan mengedarkan uang c. Mengangkat dan memperhentikan pegawai d. Mengadakan perjanjian dengan raja-raja e. Memiliki tentara untuk mempertahankan diri f. Mendirikan benteng g. Menyatakan perang dan damai h. Mengangkat dan memberhentikan penguasa-penguasa setempat. Berikut beberapa kebijakan pemerintah Kolonial Belanda dalam melaksanakan monopoli perdagangan  Verplichte Laverantie : Yaitu penyerahan wajib hasil bumi dengan harga yg telah ditetapkan oleh VOC,dan melarang rakyat menjual hasil buminya selain kepada VOC.  Contingenten : Yaitu kewajiban bagi rakyat untuk membayar pajak berupa hasil bumi.  Ekstirpasi : Yaitu hak VOC untuk menebang tanaman rempah- rempah agar tidak terjadi over produksi yg dapat menyebabkan harga rempah-rempah merosot.  Pelayaran Hongi : Yaitu pelayaran dengan perahu kora-kora (perahu perang) untuk mengawasi pelaksanaan monopoli perdagangan VOC dan menindak pelanggarnya. Kemunduran VOC terjadi sejak awal abad ke-18 disebabkan oleh : 1) Banyak korupsi yg dilakukan oleh pegawai-pegawai VOC.
  • 9. 2) Anggaran pegawai terlalu besar sebagai akibat makin luasnya wilayah kekuasaan 6 VOC. 3) Biaya perang untuk memadamkan perlawanan rakyat terlalu besar. 4) Persaingan dengan konsi dagang negara lain,misalnya dengan EIC milik Inggris. 5) Hutang VOC yang sangat besar. 6) Pemberian deviden kepada pemegang saham walaupun usahanya mengalami kemunduran 7) Berkembangnya faham Liberalisme sehingga monopoli perdaganganyg diterapkan VOC tidak sesuai lagi untuk diteruskan. 8) Pendudukan Perancis terhadap negara Belanda pada tahun 1795. Kemudian Pada tahun 1795 dibentuk panitia pembubaran VOC dan hak-hak istimewa VOC dihapus Pada tanggal 31 desember 1799 VOC dibubarkan dengan saldo kerugian sebesar 134,7 juta gulden.Selanjutnya semua hutang dan kekayaan VOC diambil alih oleh Pemerintah Kerajaan Belanda. Pemerintahan daerah yang bersifat relatif otonom pertama kali didirikan oleh Pemerintah kolonial Belanda pada awal abad ke-20 melalui Desentralisasi Wet tahun 1903, seluruh wilayah Hindia Belanda diperintah secara sentral oleh Gubernur Jenderal sebagai Wakil Raja Belanda di tangan jajahan. Disamping Pemerintahan yang dijalankan oleh pihak kolonial Belanda terdapat juga daerah-daerah yang disebut "Swapraja" yang diperintah oleh Raja-raja Pribumi setempat, yang diakui haknya untuk memerintah menurut adat tradisi di Wilayahnya, asalkan mereka mengakui dan tunduk kepada kekuasaan Pemerintah kolonial atas wilayan mereka. Raja-raja tersebut memerintah wilayahnya berdasarkan kontrak politik yang ditandatangani bersama wakil Pemerintah Belanda dan diberikan tugas untuk menjalankan beberapa tugas atas nama Pemerintah kolonial. Beberapa diantara kerajaan tersebut adalah Yogyakarta, Surakarta, Bali dan Bone. Pada tahun 1922, Pemerintah Kolonial Belanda mengadakan pambaharuan dengan maksud untuk memberikan otonomi lebih besar kepada daerah untuk menjadikannya lebih efektif dalam menjalankan aktivitas Pemerintahan daerah. Pembaharuan tersebut menyangkut hal-hal sebagai berikut : a. Memberikan kewenangan lebih besar kapada pejabat-pejabat Balanda yang ditugaskan di wilayah Hindia Balanda.
  • 10. b. Memberikan kawenangan yang lebih besar kepada pejabat-pejabat pribumi. c. Melibatkan unsur-unsur progresif yang ada di daerah untuk ikut Berpartisipasi dalam menjalankan pemerintahan di daerah. Perbedaan sistem Pemerintahan daerah sebelum dan sesudah Undang-Undang Desantralisasi Tahun 1903 terletak pada eksistensi Dewan Daerah.Sebelum Undang- Undang 1903, tidak terdapat otonomi Pemerintah daerah. Semua unit pemerintahan bersifat administratif dengan prinsip dekonsentrasi. Setelah Undang-Undang 1903 diterbitkan, didirikan Dewan Daerah pada unit-unit Pemerintahan tertentu, dimana kepada mereka diberikan kawenangan untuk menggali pendapat daerah guna membiayai Pemerintahan daerah. Anggota Dewan Daerah diangkat dari tokoh-tokoh masyarakat setempat, namun Kepala Pemerintahan seperti halnya Gubernur, Presiden atau Bupati tetap diangkat oleh Pemerintah Pusat Belanda. 7 2.2.2 Masa Penjajahan Jepang Pada tahun 1942, Pemerintah kolonial Belanda digantikan oleh pendudukan Jepang, yang memerintah sampai dengan tahun 1945. Sistem Pemerintahan dibawah tentara pendudukan Jepang diatur secara militer. Bagi wilayan Sumatra dan Jawa diperintah dibawah Angkatan Darat Jepang yang masing-masing bermarkas di Bukit Tinggi dan Jakarta. Di luar Jawa dan Sumatera diperintah di bawah Angkatan Laut Jepang dengan markas besar di Makassar. Pada dasarnya sistem Pemerintahan dibawah kependudukan tentara Jepang, meneruskan sistem Pemerintahan yang diwariskan oleh Pemerintah kolonial Belanda.Unit-unit Pemerintahan daerah diatur berdasarkan prinsip dekonsentrasi dan semua kegiatan politik dilarang. 2.2.2.1 Sistem Pemerintahan Militer Pada masa pendudukan jepang. Jepang menerapkan sistem pemerintahan militer dalam mengatur bangsa Indonesia. Berbeda dengan zaman Hindia Belanda yang hanya terdapat satu pemerintahan sipil, pada zaman pendudukan Jepang terdapat tiga pemerintahan militer penduudukan sebagai berikut :  Pemerintahan Militer Angkatan Darat (Tentara Ke-25) untuk Sumatera, dengan pusatnya di Bukittinggi.
  • 11.  Pemerintahan Militer Angkatan Darat (Tentara Ke-16) untuk Jawa dan Madura, 8 dengan pusatnya di Jakarta.  Pemerintahan Militer Angkatan Laut (Armada Selatan Ke-2) untuk Sulawesi, Kalimantan, dan Maluku, dengan pusatnya di Makassar. Panglima Tentara Ke-16 di Pulau Jawa ialah Letnan Jenderal Hitoshi Imamura. Kepala Stafnya ialah Mayor Jenderal Seizaburo Okasaki. Mereka mendapat tugas membentuk suatu pemerintahan militer di Jawa dan kemudian diangkat sebagai Gunseikan (kepala pemerintahan militer). Staf pemerintahan militer pusat disebut Gunseikanbu, yang terdiri dari atas 5 macam departemen (bu), yaitu sebagai berikut :  Departemen Urusan Umum (Sumobu),  Departemen Keuangan (Zaimubu),  Departemen Perusahaan, Industri, dan Kerajinan Tangan (Sangyobu),  Departemen Lalu Lintas (Kotsubu),  Departemen Kehakiman (Shihobu). Pada bulan Agustus 1942, pemerintahan militer Jepang meningkatkan penataan pemerintahan. Hal ini tampak dengan dikeluarkannya Undang-Undang No. 27 tentang aturan pemerintahan daerah dan Undang-Undang No. 28 tentang aturan pemerintahan syú dan tókubetsu syi. Kedua undang-undang tersebut menunjukkan dimulainya pemerintahan sipil Jepang di Pulau Jawa. Menurut Undang-Undang No. 27, seluruh Pulau Jawa dan Madura, kecuali kõci (daerah istimewa) Surakarta dan Yogyakarta, dibagi atas tingkatan berikut :  Karesidenan (syú) dipimpin oleh seorang syucõ.  Kotapraja (syi) dipimpin oleh seorang syicõ.  Kabupaten (ken) dipimpin oleh seorang kencõ.  Kawedanan atau Distrik (gun) dipimpin oleh seorang guncõ.  Kecamatan (son) dipimpin oleh seorang soncõ.  Kelurahan atau Desa (ku) dipimpin oleh seorang kucõ. Meningkatnya Perang Pasifik semakin melemahkan Angkatan Perang Jepang. Guna menahanan serangan Sekutu yang semakin hebat, Jepang mengubah sikapnya terhadap negeri-negeri jajahannya. Di depan Sidang Istimewa ke-82 Parlemen di Tokyo
  • 12. pada tanggal 16 Juni 1943, Perdana Menteri Hideki Tojo mengeluarkan kebijakan memberikan kesempatan kepada orang Indonesia untuk turut mengambil bagian dalam pemerintahan negara. Selanjutnya pada tanggal 1 Agustus 1943 dikeluarkan pengumuman Saikō Shikikan (Panglima Tertinggi) tentang garis-garis besar rencana mengikutsertakan orang-orang Indonesia dalam pemerintahan. Pengikutsertaan bangsa Indonesia dimulai dengan pengangkatan Prof. Dr. Husein Djajadiningrat sebagai Kepala Departemen Urusan Agama pada tanggal 1 Oktober 1943. Kemudian pada tanggal 10 November 1943, Mas Sutardjo Kartohadikusumo dan R.M.T.A Suryo masing-masing diangkat menjadi syúcokan di Jakarta dan Bojonegoro. Pengangkatan tujuh penasihat (sanyō) bangsa Indonesia dilakukan pada pertengahan bulan September 1943, yaitu sebagai berikut :  Ir. Soekarno untuk Departemen Urusan Umum (Somubu).  Mr. Suwandi dan dr. Abdul Rasyid untuk Biro Pendidikan dan Kebudayaan dan Departemen Dalam Negeri (Naimubu-bunkyōku).  Prof. Dr. Mr. Supomo untuk Departemen Kehakiman (Shihōbu).  Mochtar bin Prabu Mangkunegoro untuk Departemen Lalu Lintas (Kotsubu).  Mr. Muh Yamin untuk Departemen Propaganda (Sendenbu).  Prawoto Sumodilogo untuk Departemen Perekonomian (Sangyobu). Berikut beberapa badan yang dibentuk dalam pemerintahan pendudukan Jepang, antara lain sebagai berikut : 1) Badan Pertimbangan Pusat (Cuo Sangi In). Badan ini bertugas mengajukan usulan kepada pemerintah serta menjawab pertanyaan pemerintah mengenai masalah-masalah politik dan memberi saran tindakan-tindakan yang perlu dilakukan oleh pemerintah militer Jepang di Indonesia. 2) Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) Dokuritsu Junbi Coosakai atau BPUPKI adalah sebuah badan yang bertugas untuk mempelajari dan menyelidiki hal-hl penting dan perlu bagi pembentukan Negara Indonesia, misalnya hal-hal yang menyangkut segi ekonomi dan politik. 3) Panitia persiapan kemerdekaan Indonesia (PPKI) PPKI atau dalam bahasa Jepang Dokuritsu Junbi Inkai ini diresmikan pada tanggal 9 Agustus 1945. Badan ini bertugas untuk menyiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan persiapan kemerdekaan. 9
  • 13. Ketika Jepang mendekati kekalahan mereka mengijinkan pendirian Dewan Daerah dengan tujuan untuk menggalang dukungan kepada bala tentara Jepang. Bahkan sebelum mereka menyerah, Jepang mendirikan suatu Komite yang beranggotakan pemimpin- pemimpin nasional untuk persiapan kemerdekaan Indonesia, yaitu BPUPKI dan PPKI. Pemerintah pendudukan Jepang kemudian berakhir, seiring dengan kekalahan mereka dalam perang Asia Timur Raya dan dengan proklamasi kemerdekaan tersebut dimulai era Pemerintahan daerah pasca kemerdekaan. 2.3 Sistem Pemerintahan Di Negara Indonesia Setelah Kemerdekaan Indonesia merdeka tanggal 17 bulan Agustus tahun 1945. Setelah proklamasi dikumandangkan oleh bapak proklamator kita yaitu Ir. Soekarno, Indonesia mengalami babak yang baru di berbagai bidang dengan perubahan yang cukup siginifikasan baik perubahan asas, paham, ideologi, maupun doktrin dalam kehidupan berbangsa. Didalam sejarah perjalanan politik, Indonesia telah mengalami berbagai pergantian sistem pemerintahan. Pergantian tersebut disebabkan karena munculnya aksi dan reaksi dari kebijakan pemerintah terhadap rakyatnya. Secara garis besar, perubahan sistem pemerintahan Indoensia dapat dibagi menjadi 3 masa, yaitu masa Orde Lama (Soekarno), Orde Baru (Soeharto), dan Masa Reformasi (sekarang) 10 2.3.1 Priode Orde Lama Masa Pemerintahan Indonesia Orde Lama berlansung sekitar 23 tahun yaitu dari tahu 1945 – 1968 dibawah kepemimpinan sang proklamator Presiden Soekarno. Penyebutan “Orde Lama” merupakan istilah yang diciptakan dibawah rezim Suharto yaitu masa Orde Baru. Padahal Sukarno sendiri tidak suka dengan penyebutan “Orde Lama”, karena memang tidak sepantasnya disebut Orde Lama, karena di masa itu terjadi transformasi besar-besaran. Dalam jangka waktu tersebut, Indonesia mengalami banyak perubahan dalam Sistem Pemerintahan diantaranya :  UUD 1945  Konstitusi RIS 1949  UUDS 1950, hingga  Berlakunya kembali UUD 1945
  • 14. 2.3.1.1 UUD 1945 (18 Agustus 1945 – 17 Agustus 1949) Setelah memproklamasikan diri pada 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia mulai membentuk Sistem Pemerintahnya, konstitusi yang digunakan oleh NKRI adalah UUD 1945 yang secara resmi digunakan sejak 18 Agustus 1945. Dalam UUD 1945 Pasal 1 Ayat 1 disebutkan bahwa “Negara indonesia adalah kesatuanyang berbentuk Republik”. Di Indonesia, pembagian kekuasaan diatur dalam UUD 1945, yang meetapkan hal-hal berikut : 1) Kekuasaan Eksekutif dijalankan oleh Presiden dibantu seorang Wakil Presiden dan 11 para Mentri. 2) Kekusaan Legislatif dijalankan oleh Presiden bersama-sama dengan DPR. 3) Kekusaan Yudikatif dijalankan ol eh Mahkamah Agung (MA). Pada tanggal 2 September 1945 dibentuk kabinet yang pertama kali dengan sistem pemerintahan berdsarkan UUD 1945, yaitu SistemKabinet Presidensial. Dalam sistem pemerintahan Indonesia terdapat lima lembaga yang mengelola negara, yaitu sebagai berikut : 1) Legislatif, dilakukan oleh DPR. 2) Eksekutif, dilakukan oleh Presiden. 3) Konsultatif, dilakukan oleh MK (Mahkamah Konstitusi). 4) Eksaminatif, dilakukan oleh BPK, termasuk di dalamnya fungsi inspektif dan auditatif. 5) Yudikatif, dilakukan oleh Mahkamah Agung. Akan tetapi, pada kenyataannya segala bentuk kekuasaan eksekutif, legislatif, dan yudikatif dijalankan oleh satu badan atau lembaga kepresidenan dibantu oleh KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat). Pada tanggal 16 Oktober 1945, dilaksanakan Kongres Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) di Malang dan Wakil Presiden Drs. Moh.Hatta mengeluarkan Maklumat No. X yang intinya memberi wewenang bagi KNIP untuk membuat dan menetapkan GBHN. Kemudian melalui maklumat pemerintah tanggal 14 November 1945 mengenai pergantian kabinet dari Presidendial menjadi Parlementer. Dan dibentuk Kabinet Parlementer pertama yang dipimpin oleh Sutan Syahrir sebagai Perdana Menteri, dan Menteri-Menteri bertanggung jawab kepada KNIP sebagai pengganti
  • 15. MPR/DPR. Kemudian sistem pemerintahan Indonesia berubah menjadi Sistem Kabinet Parlementer. Adapun ciri-ciri dariSistem Pemerintahan Parlementer adalah sebagai berikut : 1. Perdana Menteri bersama para menteri bertanggung jawab kepada parlementer. 2. Pembentukan kabinet didasarkan pada kekuatan-kekuatan di dalam parlemen. 3. Para anggota kabinet, baik seluruh atau sebagian mencerminkan kekuatan yang ada 12 di parlemen. 4. Parlemen dapat membubarkan kabinet dan kepala negara dapat membubarkan parlemen dengan saran dari perdana menteri. 5. Masa jabatan kabinet tidak ditentukan. 6. Kedudukan kepala negara tidak dapat diganggu gugat dan tidak diminta pertanggungjawaban atas jalannya pemerintahan, karena yang bertanggung jawab adalah para menteri, baik sendiri maupun bersama-sama. 2.3.1.2 Konstitusi RIS 1949 (27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950) Konstitusi RIS (Republik Indonesia Serikat) merupakan hasil dari pertemuan untuk permusyawaratan federal pada tanggal 14 Desember 1949 di Jakarta.Konstitusi RIS mulai berlaku pada tanggal 27Desember 1949 dengan penandatangan kedaulatan Indonesia oleh Belanda. Bentuk pemerintahan RIS adalah Republik, menurut Pasal 1 ayat 2.Dalam konstitusi RIS kekuasaan kedaulatan RIS dilakukan oleh pemerintah bersama-sama dengan DPR dan senat. Negara RIS terdiri dari daerah negara dan satuan kenegaraan yang tegak sendiri, yaitu : a. Daerah Negara adalah negara bagian, yaitu Negara Republik Indonesia, Negara Indonesia Timur, Negara Pasundan, Negara Jawa Timur, Negara Madura, Negara Sumatera Selatan, dan Negara Sumatera Timur. b. Satuan Kenegaraan yang tegak sendiri, yaitu Jawa Tengah, Bangka, Belitung, Riau, Kalimantan Barat, Dayak Besar, Daerah Banjar, Kalimantan Tenggara, dan Kalimantan Timur. Didalam bentuk pemerintahan RIS terdapat 6 alat-alat perlengkapan federal (Lembaga Negara) yaitu : 1. Presiden 2. Menteri-menteri
  • 16. 13 3. Senat 4. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) 5. Mahkamah Agung Indonesia, dan 6. Dewan Pengawas Keuangan Di antara badan-badan tersebut, terdapat hubungan kerja sama antara lain: 1. Kekuasaan pembentukan undang-undang dijalankan oleh pemerintah, DPR, dan senat. 2. Kekuasaan pelaksanaan undang-undang atau pemerintahan negara oleh pemerintah. 3. Kekuasaan mengadili pelanggaran undang-undang, yaitu Pengadilan Negeri, Pengadilan Tinggi, dan Mahkamah Agung. Dalam konstitusi RIS, sistem pemerintahan Indonesia adalah Sistem Parlementer, yaitu kabinet bertanggung jawab kepada parlemen (DPR).Dengan demikian, DPR dapat membubarkan kabinet. 2.3.1.3 UUDS 1950 (17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959) Diawali dari tanggal 15 Agustus 1950, Undang-Undang Dasar Sementara Negara Kesatuan Republik Indonesia (UUDS NKRI, UU No. 7/1850, LN No. 56/1950) disetujui oleh DPR dan Senat RIS. Pada tanggal yang sama pula, DPR dan Senat RIS mengadakan rapat di mana dibacakan piagam pernyataan terbentuknya NKRI yang bertujuan: a. Pembubaran secara resmi negara RIS yang berbentuk federasi b. Pembentukan NKRI yang meliputi seluruh daerah Indonesia dengan UUDS yang mulai berlaku pada tanggal 17 Agustus 1950. Kemudian sejak tanggal 17 Agustus 1950, berlakulah Undang-Undang Dasar Sementara (UUDS) 1950.Pemberlakuan UUD ini ditetapan dengan UU No. 7/1950 tentang Perubahan Konstitusi Republik Indonesia Serikat menjadi Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia.Sistem pemerintahan yang dijalankan adalah Sistem Parlementer dengan bentuk negara kembali ke Kesatuan. Kabinet dipimpin oleh Perdana Menteri yang bertanggung jawab kepada Parlemen.Dasar hukumnya antara lain adalah: a. Pasal 45 : Presiden ialah kepala negara.
  • 17. b. Pasal 83 Ayat 1 : Presiden dan Wakil Presiden tidak dapat diganggu gugat pemerintah, baik bersama-sama untuk seluruhnya maupun masing-masing untuk bagiannya sendiri-sendiri. c. Pasal 84 : Presiden berhak membubarkan Dewan Perwakilan Rakyat. Pembubaran Dewan Perwakilan Rakyat diberlakukan dengan ketentuan harus segera dilakukan pemilihan kembali dalam waktu 30 hari. Alat-alat kelengkapan Negara berdasarkan UUDS 1950 adalah : 1) Presiden dan Wakil Presiden 2) Mentri-Mentri 3) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), dan 4) Dewan Pengawas Keuangan Dari segi sudut pandang analis pemerintahan sistem ini tentunya tidak dapat menopang untuk pemerintahan yang kuat, tetapi umumnya diyakini bahwa struktur kepartaian tersebut akan disederhanakan apabila pemilihan umum dilaksanakan. Setelah pembentukan NKRI diadakanlah berbagai usaha untuk menyusun Undang-Undang Dasar baru dengan membentuk Lembaga Konstituante.Lembaga Konstituante adalah lembaga yang diserahi tugas untuk membentuk UUD baru. Konstituante diserahi tugas membuat undang-undang dasar yang baru sesuai amanat UUDS 1950.Namun sampai tahun 1959 badan ini belum juga bisa membuat konstitusi baru.Maka Presiden Soekarno menyampaikan konsepsi tentang Demokrasi Terpimpin pada DPR hasil pemilu yang berisi ide untuk kembali pada UUD 1945. Akhirnya setelah negara RI dengan UUDS 1950 dan sistem Demokrasi Liberal yang berlangsung selama 9 tahun, rakyat Indonesia merasa bahwa UUDS 1950 dengan sistem Demokrasi Liberal tidak cocok, karena tidak sesuai dengan jiwa Pancasila dan UUD 1945. Pada masa berlakunya UUDS 1950, pemerintahan Indonesia menjadi tidak stabil.Dengan demikian sistem demokrasi di Parlemen dan pada sistem Pemerintahan tidak sehat.Selain itu, kekuasaan alat-alat perlengkapan negara dikendalikan oleh lembaga yang bersangkutan tanpa dikoordinasikan oleh pemerintah pusat. 14
  • 18. 15 2.3.1.4 Berlakunya Kembali UUD 1945 Mengingat kondisi politik pada masa berlakunya UUDS semakin memanas, pada tanggal 22 April 1959 Presiden Soekarno menyampaikan amanat kepada Badan Konstitusional untuk kembali ke UUD 1945.Namun, untuk mengembalikan UUD 1945 secara murni menjadi perdebatan bagi anggota kelompok konstituante. Kelompok pertama : Anggota konstituante mau menerima saran untuk kembali kepada UUD 1945 secara utuh. Kelompok kedua : Anggota konstituante mau menerima kembali UUD 1945 dengan persyaratan amandemen, yaitu sila pertama Pancasila pada pembukaan UUD 1945 harus diubah dengan sila pertama Pancasila seperti tercantum dalam Piagam Jakarta. Perdebatan kedua kelompok di dalam badan konstituante itu tidak mencapai titik temu. Presiden, yang menurut UUDS 1950 memiliki kemampuan membubarkan Dewan Perwakilan Rakyat, akhirnya membubarkan badan konstituante yang dianggap tidak dapat menjalankan tugas dengan baik. Kegagalan kontituante merumuskan Undang-Undang Dasar mengakibatkan kondisi politik yang membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa. Demi kepentingan bangsa, maka pada tanggal 5 Juli 1959 Presiden Sukarno mengeluarkan Dekrit yang isinya, sebagai berikut : 1) Membubarkan Konstituante 2) Memberlakukan kembali UUD 1945 dan tidak berlakunya UUDS 1950 3) Membentuk MPRS dan DPRS dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Bubarnya badan konstituante tersebut, secara otomatis tidak adanya lembaga pembentuk UU.Situasi ini pula yang mendorong Presiden mengajukan konsep Demokrasi Terpimpin agar dapat kembali ke UUD 1945. Peristiwa ini disebut dengan Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Sejak itu berlakulah UUD 1945 dan sistem pemerintahan Demokrasi Terpimpin.Akan tetapi, kondisi itu tetap berlaku sampai diangkatnya Jenderal Soeharto sebagai pengemban Supersemar (Surat Perintah Sebelas Maret). Peranan Supersemar untuk mengambil segala tindakan dalam menjamin keamanan dan ketentraman serta stabilitas jalannya pemerintahan, menjadi puncak sejarah hitam pemerintahan Presiden Soekarno.Dengan ketetapan MPRS No.IX/MPRS/1966 dikukuhkan
  • 19. dengan masa berlaku sampai terbentuknya MPR RI hasil pemilu, meskipun penerbitan Supersemar sampai sekarang masih kontroversi. Oleh karena pemilu 5 Juli 1968 tertunda hingga 5 Juli 1971 dan telah dikeluarkannya Ketetapan MPRS No. XXX III/MPRS/1967 tentang Pencabutan Kekuasaan Pemerintah Negara dari tangan Presiden Soekarno, maka demi terciptanya stabilitas politik (Keseimbangan Politik), ekonomi, dan hukum dikeluarkan Ketetapan MPRS No.XLIV/MPRS/1968 tentang Pengangkatan Pengemban Ketetapan MPRS No.IX/MPRS/1966.Jenderal Soeharto diangkat sebagai Presiden Republik Indonesia hingga terpilihnya Presiden oleh MPR hasil pemilu dan dimulailah masa Orde Baru. 16 2.3.2 Priode Orde Baru Pemerintahan pada masa Orde Baru berusha menata kembali kehidupan ketatanegaraan sesuai dengan ketentuan dalam UUD 1945. Selain menata kehidupan ketatanegaraan, pemerintah Orde Baru Juga memacu pembangunan di bidang politik, ekonomi, social, budaya, serta pertahanan keamanan. Pembngunan dilaksanakan secara bertahap dalam waktu 5 tahun yang dekenal dengan rencana pembangunan 5 tahun (Repelita).Pada masa ini bentuk Negara, bentuk Pemerintahan, dan sistem pertahanannya adalah sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam UUD 1945. Bentuk Negara adalah Kesatuan, bentuk pemerintahan adalah Republik, dan sistem pemrintahannya adalah Sistem Kabinet Presidensial. Pada masa Orde Baru, sistem pemerintahan Indonesia menitikberatkan pada aspek kestabilan politik dalam rangka menunjang pembangunan nasional melalui upaya-upaya sebagai berikut : 1. Konsep dwi fungsi ABRI. 2. “Menggolkarkan” pemerintahan hingga ke akar-akarnya. 3. Kekuasaan di tangan eksekutif. 4. Sistem pengangkatan kabinet melalui lembaga-lembaga perwakilan rakyat. 5. Konsep massa mengambang (floating mass). 6. Pengendalian pers nasional. Terbukti bahwa selama 32 tahun di masa Orde Baru, Golkar selalu berhasil menjadi single majority dan Presiden Soeharto selalu terpilih secara aklamasi.
  • 20. Dalam sejarah ketatanegaraan yang cukup panjang dan sebagai akibat dari kekuasaan serta masa jabatan presiden yang tidak dibatasi kurun waktunya, maka timbullah penyalahgunaan kekuasaan. Hal ini terbukti dengan berkembangya korupsi, kolusi,dan nepotisme. Makna Demokrasi menjadi semu karena kebebasan mengeluarkan pendapat dibatasi dan lembaga negara beralih fungsi menjadi alat kekuasaan pemerinah. Akhirnya indonesia dilanda kerisi cukup berat yang diawali kerisi moneter dan ekonomi. 17 2.3.3 Era Reformasi Ditengah kondisi yang tak menentu, rakyat yang dipelopori oleh mahasiswa melakukan demonstrasi dan lahirlah gerakan reformasi yang menghendaki reformasi dalam berbagai bidang. Gerekan reformasi makin meluas, sehingga pada tanggal 21 Mei 1998 Presiden Soeharto menyereahkan kekuasaannya kepada Wakil Presiden Prof. B.J. Habibie. 2.3.3.1 Pemerintahan B.J. Habibie Pada tanggal 20 Mei 1998, Presiden Soeharto mengundang tokoh-tokoh bangsa Indonesia untuk dimintai pertimbangannya dalam rangka membentuk Dewan Reformasi yang akan diketuai oleh Presiden Soeharto, namun mengalami kegagalan. Pada tanggal itu pula, Gedung DPR/MPR semakin penuh sesak oleh para mahasiswa dengan tuntutan tetap yaitu reformasi dan turunnya Soeharto dari kursi kepresidenan. Pada tanggal 21 Mei 1998, pukul 10.00 WIB bertempat di Istana Negara, Presiden Soeharto meletakkan jabatannya sebagai presiden dihadapan ketua dan beberapa anggota dari Mahkamah Agung. Pada tanggal itu pula, dan berdasarkan Pasal 8 UUD 1945. Presiden menunjuk Wakil Presiden B.J. Habibie untuk menggantikannya menjadi presiden, serta pelantikannya dilakukan di depan Ketua Mahkamah Agung dan para anggotanya. Maka sejak saat itu, Presiden Republik Indonesia dijabat oleh B.J. Habibie sebagai presiden yang ke-3. Pada era ini mulai mencuat kebebasan bicara dan kebebasan pers serta banyak partai politik yang muncul. Di era reformasi dibentuklah lembaga baru dala sistem pemerintahan Indonesia, yaitu Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Pada era reformasi ini, terdapat perubahan sistem ketatanegaraan dan supremasi MPR kepada sitem kedaulatan rakyat yang diatur dalam UUD 1945. Dalam pasal 3 UUD 1945 setelah amandemen, dijelaskan MPR mempunyai wewenang sebagi berikut : 1) Mengubah dan menetapkan UUD
  • 21. 2) Melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden 3) Memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam masa jabatan negara 18 menurut UUD. Pada tanggal 22 Mei 1998, Presiden Republik Indonesia yang ketiga B.J. Habibie membentuk kabinet baru yang dinamakan Kabinet Reformasi Pembangunan. Kabinet itu terdiri atas 16 orang menteri, dan para menteri itu diambil dari unsur-unsur militer (ABRI), Golkar, PPP, PDI. Pada tanggal 25 Mei 1998 diselenggarakan pertemuan pertama kabinet habibie. Pertemuan ini berhasil membentuk Komite untuk merancang undang-undang politik yang lebih longgar dalam waktu satu tahun dan menyetujui pembatasan masa jabatan presiden yaitu maksimal 2 periode (satu periode lamanya 5 tahun). Upaya terebut mendapat sambutan positif, tetapi dedakan agar pemerintah Habibie dapat merealisasikan agenda reformasi tetap muncul. Dalam pemerintahannya B.J. Habibie berusaha untuk melakukan pembaharuan-pembaharuan dalam beberapa bidang demi untuk menciptakan kehidupan masyarakat yang sejahterah dan sesuai dengan UUD 1945. Adapun pembaharuan yang dilakukan oleh B.J. Habibie antara lain : 1.) Bidang Ekonomi Untuk menyelesaikan krisis moneter dan perbaikan ekonomi Indonesia, B.J. Habibie melakukan langkah-langkah sebagai berikut : a. Merekapitulasi perbankan. b. Melikuidasi beberapa bank yang bermasalah. c. Menaikkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika serikat hingga dibawah Rp.10.000,-. d. Mengimplementasikan reformasi ekonomi yang diisyaratkan oleh IMF. e. Merekonstruksi perekonomian Indonesia. f. Membentuk lembaga pemantau dan penyelesaian masalah utang luar negeri. g. Mengesahkan UU No. 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktik. Monopoli dan Persaingan yang Tidak Sehat. h. Mengesahkan UU No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
  • 22. 2.) Bidang Politik a. Memberi kebebasan pada rakyat untuk menyalurkan aspirasinya sehingga banyak bermunculan partai-partai politik yang baru sebanyak 45 parpol. b. Membebaskan narapidana politik seperti Sri Bintang Pamungkas dan Moch. 19 Pakpahan. c. Mencabut larangan berdirinya serikat-serikat buruh independen. d. Membentuk tiga undang-undang demokratis yaitu : 1) UU No. 2 tahun 1999 tentang Partai Politik 2) UU No. 3 tahun 1999 tentang Pemilu 3) UU No. 4 tahun 1999 tentang Susduk DPR/MPR e. Menetapkan 12 ketetapan MPR dan ada 4 ketetapan yang mencerminkan jawaban dari tuntutan reformasi yaitu : 1) Tap No. VIII/MPR/1998 tentang Pencabutan Tap No. IV/MPR/1983 tentang Referendum. 2) Tap No. XVIII/MPR/1998 tentang Pencabutan Tap No. II/MPR/1978 tentang Pancasila Sebagai Asas Tunggal. 3) Tap No. XII/MPR/1998 tentang Pencabutan Tap No. V/MPR/1998 tentang Presiden Mendapat Mandat dari MPR untuk Memiliki Hak-Hak dan Kebijakan di Luar Batas Perundang-undangan. 4) Tap No. XIII/MPR/1998 tentang Pembatasan Masa Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Maksimal Hanya Dua Kali Periode. 3.) Bidang Pers Dilakukan pencabutan pembredelan pers dan penyederhanaan permohonan SIUUP untuk memberikan kebebasan terhadap pers, sehungga muncul berbagai macam media massa cetak, baik surat kabar maupun majalah. 4.) Bidang Hukum Untuk melakukan refomasi hukum, ada beberapa hal yang dilakukan dalam pemerintahan B.J. Habibie yaitu : a. Melakukan rekonstruksi atau pembongkaran watak hukum Orde Baru, baik berupa Undang-Undang, peraturan pemerintah, maupun peraturan menteri. b. Melahirkan 69 Undang-undang.
  • 23. c. Penataan ulang struktur kekuasaan Kehakiman. 20 5.) Bidang Hankam Di bidang Hankam diadakan pembaharuan dengan cara melakukan pemisahan Polri dan ABRI. 6.) Pembentukan Kabinet Presiden B.J. Habibie membentuk kabinet baru yang diberi nama Reformasi Pembangunan yang terdiri atas 16 menteri, yang meliputi perwakilan dari ABRI, GOLKAR, PPP, dan PDI. 7.) Kebebasan Menyampaikan pendapat Presiden B.J. Habibie memberikan kebebasan dalam menyampaikan pendapat di depan umum, baik dalam rapat maupun unjuk rasa. Dan mengatasi terhadap pelanggaran dalam penyampaian pendapat ditindak dengan UU No. 28 tahun 1998. 8.) Masalah Dwifungsi ABRI Ada beberapa perubahan yang muncul pada pemerintahan B.J. Habibie, yaitu : a. Jumlah anggota ABRI yang duduk di kursi MPR dikurangi, dari 75 orang menjadi 35 orang b. Polri memisahkan diri dari TNI dan menjadi Kepolisian Negara c. ABRI diubah menjadi TNI yang terdiri dari Angkatan Udara, Darat, dan Laut. 9.) Pemilihan Umum 1999 Untuk melaksanakan Pemilu yang diamanatkan oleh MPR, B.J. Habibie mengadakan beberapa perubahan yaitu : a. Menggunakan asas Luber dan Jurdil (langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil) b. Mencabut 5 paket undang-undang tentang politik yaitu undang-undang tentang Pemilu; Susunan, Kedudukan, Tugas, dan Wewenang MPR/DPR; Partai Politik dan Golkar; Referendum; serta Organisasi Massa c. Menetapkan 3 undang-undang politik baru yaitu Undang-undang Partai Politik; Pemilihan Umum; dan Susunan serta kedudukan MPR, DPR, dan DPRD
  • 24. d. Badan pelaksana pemilihan umum dilakukan oleh KPU (Komisi Pemilihan Umum) yang terdiri atas wakil dari pemerintahan dan partai politik serta pemilihan umum. Disamping pembaharuan-pembaharuan di atas, pada masa pemerintahan Presiden Habibie juga dijumpai adanya permasalahan-permasalahan baru yang muncul seperti :  Berbagai masalah pelanggaran HAM bermunculan  Masalah Tragedi Trisakti yang tidak terselesaikan dan masalah Semanggi I dan II  Masalah Bank Bali  Pertikaian antarkelompok yang disebabkan oleh SARA yang mengancam stabilitas 21 politik  Status hukum mantan Presiden Soeharto yang belum juga jelas  Lepasnya Timor Timur dari wilayah NKRI. Masalah-masalah tersebut di atas menyebabkan pemerintahan B.J. Habibie dianggap negative dan pidato pertanggungjawaban Presiden Habibie ditolak oleh MPR melalui mekanisme votting dengan 355 suara menolak, 322 menerima, 9 abstain, dan 4 suara tidak sah. Akibat penolakan pertanggungjawaban itu pada Oktober 1999, Habibie tidak dapat untuk mencalonkan diri menjadi Presiden Republik Indonesia. Kegagalan Habibie menjadi calon Presiden Republik Indonesia sebagai akibat ditolaknya pidato pertanggung jawabannya, memunculkan 3 calon presiden yang diajukan oleh fraksi-fraksi yang ada di MPR pada tahap pencalonan presiden diantaranya Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Megawati Soekarnoputri, dan Yusril Ihza Mahendra. Adapun kelebihan-kelebihan dalam masa pemerintahan B.J. Habibie adalahh berkaitan dengan semangat demokratisasi, Habibie telah melakukan perubahan dengan membangun pemerintahan yang transparan dan diaologis. Prinsip demokrasi juga diterapkan dalam kebijakan ekonomi yang disertai penegakan hukum dan ditujukan untuk kesejahteraan rakyat. Dalam mengelola kegiatan kabinet sehari-haripun, Habibie melakukan perubahan besar. Ia meningkatkan koordinasi dan menghapus egosintesmi sekotral antarmenteri. Selain itu sejumlah kreativitas mewarnai gaya kepemimpinan Habibie dalam menangani masalah bangsa. Untuk mengatasi persoalan ekonomi, misalnya ia mengangkat pengusaha menjadi utusan khusus. Dan pengusaha itu sendiri yang menanggung biayanya.
  • 25. 2.3.3.2. Pemerintahan Abdurahman Wahid (Gus Dur) Pemerintahan Presiden Wahid meneruskan proses demokratisasi dan perkembangan ekonomi di bawah situasi yang menantang. Di samping ketidakpastian ekonomi yang terus berlanjut, pemerintahannya juga menghadapi konflik antar etnis dan antar agama, terutama di Aceh, Maluku, dan Papua. Di Timor Barat, masalah yang ditimbulkan rakyat Timor Timur yang tidak mempunyai tempat tinggal dan kekacauan yang dilakukan para militan Timor Timur pro-Indonesia mengakibatkan masalah-masalah kemanusiaan dan sosial yang besar. MPR yang semakin memberikan tekanan menantang kebijakan-kebijakan Presiden Wahid, menyebabkan perdebatan politik yang meluap-luap. 22 1. Politik Luar Nengeri Yang Bebas Aktif Salah satu tindakan Gus Dur yang dikritik salah satu tindakan gusdur yang paling sering di keritik pada 1999 hingga 2001 adalah hobinya berkunjung ke luar negeri. tidak kurang dari negara-negara adean ( mulai dari Thailand hingga Brunei Darussalam), Jepang, Amerika Serikat, Qatarm Kuwait, Yordania, Rrc, Inggris, Prancis, Belanda, Jerman, Italia, India, Korea Selatan, Timor Leste, Afrika Selatan, Iran, Pakistan, Dan Mesir, dikunjung gusdur selama masa pemerintahannya yang singkat. Sebenarnya tujuan Gus Dur tersebut adalah untuk memperbaiki citra indonesia dimata negara-negara tersebut sekaligus membuka peluang kerjasama (terutama dalam perdagangan). akan tetapi, tidak semua orang menyukai pola politik luar negeri ini. gusdur sering dianggap membuang-buang uang negara. Hampir seluruh negara didunia ia kunjungi. tak peduli dengan kecendrungan politik negara tersebut. politik bebas aktif yang menjadi ciri khas bangsa indonesi. begitu kentara. 2. Iklim Politik Yang Demokratis Semua orang tahu di masa pemerintahan Gus Dur, susana demokratis mulai tampak wujudnya. setelah sebelumnya tenggelam dalam bayang-bayang rezim Soeharto. walaupun pada pemerintahan sebelumnya (Presiden Habibie), karena semokrasi sudahmulai dibuka. tapi pada masa gusdur begitu terasa. Mulai dari penghapusan berbagai aturan yang merugikan kaum minoritas, pembubaran instansi negara yang tak lagi efektif (Departemen Penerangan dan Sosial)
  • 26. hinnga niat gusdur untuk membuka hubungan diplomatik dengan negara Israel. Meskipun untuk tindakan terakhirnya itu (hubungan diplomatik dengan Israel) untuk dilakukan. Tapi, semua tindakannya menggambarkan bagaimana kecenderungan pemikiran gusdur. menghargai kebebasan individu dan keberagaman (dasar dari demokrasi) serta reformis. 2.3.3.3. Pemerintahan Megawati Soekarno Putri Megawati dilantik menjadi presiden Republik Indonesia pada tanggal 23 juli 2001. Pada masa pemerintahannya banyak persoalan yang harus dihadapi. Salah satu masalah yang amat penting adalah pemulihan ekonomi dan penegakan hukum kebijakan-kebijakan yg ditempuh untuk mengatasi persoalan itu antara lain : 1. Era kepemimpinan soeharto telah mewarisi utang luar negri (pemerintah dn swasta) sebesar US$150,80 MILIAR. Kebijakan megawati dalam mengatasi masalah ini adalah meminta penundaan pembayaran utang sebesar US$5,8 miliar pada pertemuan paris club ke-3 tanggal 12 april 2002. pada tahun 2003, pemerintah mengakolasikan pembayaran utang luar negri sebesar Rp116,3 triliun. Melalui kebijakannya tersebut utang luar negri indonesia berkurang menjadi US$134.66 miliar. Salah satu keputusan megawati yang sangat penting pula adalah Indonesia mengakhiri kerjasamanya dengan IMF. 23 2. Krisis Ekonomi melanda Indonesia Sejak tahun 1997 mengakibatkan kemerosotan pendapatan perkapita. Pada tahun 1997 pendapatan perkapita indonesia tinggal US$465. melalui kebijakan pemulihan keamanan situasi indonesia menjadi tenang. Presiden megawati berhasil menaikan pendapatan perkapita cukup signifikan yaitu sekitar US$930. 3. Melakukan Privatisasi Terhadap BUMN Dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menekan nilai inflasi, presiden megawati menempuh langkah yang sangat kontroversi, yaitu Melakukan Privatisasi Terhadap BUMN. Pemerintah menjual indosat pada tahun 2003.
  • 27. Hsil penjualan itu berhasil menaikan pertumbuhan ekonomi indonesia menjadi 4,1% dan inflansi hanya 5,06%. Privatisasi adalah menjual perusahaan negara didalam periode krisis. Tujuannya adalah melindungi perusahaan negara dari interversi kekuatan-kekuatan politik dan melunasi pembayaran utang luar negeri. 24 4. Memperbaiki Kinerja Ekspor. Pada tahun 2002 nilai ekspor mencapai US$57,158 miliar dan import tercatat US$31,229 miliar. Pada tahun 2003 ekspor juga menanjak keangka US$61,02 miliar dan import meningkat keangka US$32,39 miliar. 5. Kebijakan presiden megawati untuk melakukan pemberantasan korupsi dengan merealisasikan berdirinya Komisi Pemberantas Korusi (KPK). Sekalipun telah didirikan KPK karena tidak ada gebrakan konkrit yang menonjol. Peringkat RI sebagai negara terkorup tetap memburuk. Pada tahun 2002, dari 102 negara indonesia menduduki peringkat ke-4. pada tahun 2003 indonesia menempati peringkat ke-6 dari 133 negara pengangkatan jaksa Agung M.A Rachman tidak memberikan arti penegakan hukum yang sangat signifikan. Tanpa ada retorika tegas tentang penegakan korupsi. Pada Sidang Umum MPR pertama pada Agustus 2000, Presiden Wahid memberikan laporan pertanggung jawabannya. Pada 29 Januari2001, ribuan demonstran menyerbu MPR dan meminta Presiden agar mengundurkan diri dengan alasan keterlibatannya dalam skandal korupsi. Di bawah tekanan dari MPR untuk memperbaiki manajemen dan koordinasi di dalam pemerintahannya, dia mengedarkan keputusan presiden yang memberikan kekuasaan negara sehari-hari kepada wakil presiden Megawati. Megawati mengambil alih jabatan presiden tak lama kemudian.Kabinet pada masa pemerintahan Megawati disebut dengan Kabinet Gotong Royong. 2.3.3.4. Pemerintahan Suslilo Bambang Yudhoyono Pada 2004, pemilu satu hari terbesar di dunia diadakan dan Susilo Bambang Yudhoyono tampil sebagai presiden baru Indonesia. Pemerintah baru ini pada awal masa kerjanya telah menerima berbagai cobaan dan tantangan besar, seperti gempa bumi besar di Aceh dan Nias pada Desember 2004 yang meluluh lantakkan sebagian dari Aceh serta gempa bumi lain pada awal 2005 yang mengguncang Sumatra.
  • 28. Pada 17 Juli2005, sebuah kesepakatan bersejarah berhasil dicapai antara pemerintah Indonesia dengan Gerakan Aceh Merdeka yang bertujuan mengakhiri konflik berkepanjangan selama 30 tahun di wilayah Aceh. Dan sampai saat ini tidak terjadi lagi kerusuhan diAceh. Tahun 2009 kembali diadakan pemilu dan sekali lagi Susilo Bambang Yudhoyono memenangkan pemilu namun dengan wakil yang berbeda,yang dulunya bersama Jusuf Kalla dan sekarang bersama Boediono dengan masa pemerintahan 2009-2014. Berikut beberapa kebijakan-kebijakan padam pemerintahan SBY : 1) Pembatasan Bahan Bakar Minyak (BBM) 2) TK sebagai Pendidikan Pra-Sekolah 3) Standar Pelayanan Minimal (SPM) TK Sesuai dengan kebijakan Pemerintah tentang standarisasi pendidikan, penyelenggaran pendidikan TK harus memenuhi standar pelayanan minimal sebagai berikut.:  Program kegiatan belajar TK merupakan satu kesatuan program kegiatan belajar yang utuh dan harus dilandasi oleh pembinaan kehidupan beragama untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan anak didik terhadap Tuhan Yang Maha Esa.  Program kegiatan belajar dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, kemampuan dan kondisi daerah dan menekankan pada pembentukan perilaku dan pengembangan kemampuan dasar.  Prinsip pembelajaran di TK adalah bermain sambil belajar atau belajar seraya 25 bermain.  Bahasa pengantar dalam pembelajaran di TK adalah bahasa Indonesia, sedangkan untuk daerah yang memerlukan bisa menggunakan bahasa daerah sebagai pengantar. 4) Program Peningkatan Mutu dan Relevansi Pendidikan Beberapa program yang berkaitan dengan peningkatan mutu dan relevansi pendidikan TK antara lain :  Peningkatan profesionalisme guru TK melalui kegiatan pelatihan/penataran sistem pembinaan profesinal (SPP) baik di tingkat pusat maupun daerah.
  • 29.  Pengangkatan guru PNS oleh Dinas Pendidikan setempat yang dilaksanakan berdasarkan USB TK Negeri Pembina/ Percontohan tingkat Kabupaten/Kota dengan kualifikasi pendidikan SPGTK, PGTK dan DII-PGTK.  Penerapan paradigma baru dunia pendidikan yakni: schooling ke learning, instructive ke fasilitatif, knowledge ke competency based (manajemen berbasis sekolah), centralization ke decentralization, dan government role ke community role (masyarakat madani).  Menyusun materi kegiatan dalam PKB TK sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik dan kondisi lingkungannya.  Menyelenggarakan TK dengan memperhatian prinsip-prinsip PKB TK, bermain, 26 lingkungan anak;  Peningkatan Mutu TK Pembina Tingkat Propinsi sebagai Gugus TK Rujukan.  Memberikan dana bantuan langsung (block grant) kepada TK untuk peningkatan mutu. 5) Program Peningkatan Efisiensi dan Efektivitas Pendidikan TK Beberapa program yang berkaitan dengan peningkatan efisiensi dan efektivitas pendidikan TK antara lain:  Menetapkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) penyelenggaraan pendidikan TK.  Melaksanakan pembinaan Sistem Pembinaan Professional (SPP) melalui gugus TK.  Menerapkan manajeman berbasis sekolah.  Meningkatkan kerjasama tiga komponen pendidikan TK yaitu pemerintah, GOPTKI dan IGTKI – PGRI.  Penyuluhan dan penyebaran informasi melalui media elektronik dan media cetak untuk menyadarkan dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan TK.  Membentuk dan memfungsikan Dewan/Komite Sekolah untuk TK.  Memberikan dana bantuan langsung (block grant) kepada TK Pembina.
  • 30. BAB III PENUTUP 27 3.1 Kesimpulan Sistem pemerintahan negara menggambarkan adanya lembaga-lembaga yang bekerja dan berjalan saling berhubungan satu sama lain menuju tercapainya tujuan penyelenggaraan negara. Lembaga-lembaga negara dalam suatu sistem politik meliputi empat institusi pokok, yaitu eksekutif, birokratif, legislatif, dan yudikatif. Selain itu, terdapat lembaga lain atau unsur lain seperti parlemen, pemilu, dan dewan menteri. Pembagian sistem pemerintahan negara secara modern terbagi dua, yaitu presidensial dan ministerial (parlemen). Pembagian sistem pemerintahan presidensial dan parlementer didasarkan pada hubungan antara kekuasaan eksekutif dan legislatif. Sebelum Indonesia merdeka, negara Indonesia merasakan pahitnya penjajahan oleh beberapa negara asing dan bangsa Indonesia mengalami beberapa perubahan terhadap Sistem Pemerintahannya selama masa penjajahan. Dimulai dari portugis yang pertama kali tiba di Malaka pada tahun 1509 dan berakhir pada tahun 1602 setelah Belanda masuk ke Indonesia dengan berbagai macam kebijakan perdagangan monompolinya. Setelah 350 tahun Belanda menguasai Indonesia, pemerintahan Belanda di Indonesia digantikan oleh bangsa Jepang. Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang melalui perjanjian Lingkarjati pada tanggal 8 maret 1942. Masa pendudukan Jepang dimulai pada tahun 1942. Kemudian pada masa penjajahan bangsa Jepang, Jepang menerapkan Sistem Pemerintahan Militer pada masa pendudukannya dan berakhir pada 17 agustus 1945. Orde Lama adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden Soekarno di Indonesia. Orde Lama berlangsung dari tahun 1945 hingga 1968. Dalam jangka waktu tersebut, Indonesia menggunakan bergantian sistem ekonomi liberal dan sistem ekonomi komando. Di saat menggunakan sistem ekonomi liberal, Indonesia menggunakan sistem pemerintahan parlementer. Presiden Soekarno di gulingkan saat Indonesia menggunakan sistem ekonomi komando. Orde Baru merupakan masa pemerintahan Presiden Soeharto di Indonesia. Orde Baru menggantikan Orde Lama yang merujuk kepada era pemerintahan Soekarno. Orde Baru hadir dengan semangat "koreksi total" atas penyimpangan yang dilakukan Orde Lama Soekarno. Orde Baru berlangsung dari tahun 1968 hingga 1998. Dalam jangka waktu tersebut, ekonomi
  • 31. Indonesia berkembang pesat meski hal ini dibarengi praktek korupsi yang merajalela di negara ini. Selain itu, kesenjangan antara rakyat yang kaya dan miskin juga semakin melebar. Presiden Soeharto memulai "Orde Baru" dalam dunia politik Indonesia dan secara dramatis mengubah kebijakan luar negeri dan dalam negeri dari jalan yang ditempuh Soekarno pada akhir masa jabatannya. Salah satu kebijakan pertama yang dilakukannya adalah mendaftarkan Indonesia menjadi anggota PBB lagi. Eksploitasi sumber daya selama masa pemerintahannya, kebijakan-kebijakan ini, dan pengeksploitasian sumber daya alam secara besar-besaran menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang besar namun tidak merata di Indonesia. Contohnya, jumlah orang yang kelaparan dikurangi dengan besar pada tahun 1970- an dan 1980-an. Warga keturunan Tionghoa juga dilarang berekspresi. Sejak tahun 1967, Di masa Orde Baru pemerintah sangat mengutamakan persatuan bangsa Indonesia. Setiap hari media massa seperti radio dan televisi mendengungkan slogan "Persatuan dan Kesatuan Bangsa". Pada Era Reformasi mulai mencuat kebebasan bicara dan kebebasan pers serta banyak partai politik yang muncul. Di Era Reformasi dibentuklah lembaga baru dala sistem pemerintahan Indonesia, yaitu Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Pada Era Reformasi ini, terdapat perubahan sistem ketatanegaraan dan supremasi MPR kepada sitem kedaulatan rakyat yang diatur dalam UUD 1945. Dalam pasal 3 UUD 1945 setelah amandemen, dijelaskan MPR mempunyai wewenang sebagi berikut : 4) Mengubah dan menetapkan UUD 5) Melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden 6) Memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam masa jabatan negara 28 menurut UUD. Dengan adanya kesepakatan bersama untuk mempertahankan sistem pemerintahan presidensial, maka presiden dan wakil presiden harus mempunyai lgeitimasi yang kuat dengan jalan presiden dan wakil presiden dipilih secara lansung oleh rakyat. Dalam sistem presidensial ini terdapat ciri-ciri, antaralain : 1) Adanya masa jabatan presiden yang bersifat pasti. 2) Presiden disamping sebagai kepala negara, sekaligus sebagai kepala pemerintahan. 3) Adanya mekanisme saling mengawasi dan saling mengimbangi. 4) Adanya mekanisme impecthment.
  • 32. Terlepas dari polemik model kepemimpinannya, di era Orde Lama, Presiden Sukarno hampir terjerumus ke “lobang” kekuasaan yang diktatorialisme,karena penggunaan hak prerogatif yang berlebihan. Demikian juga di era kepresidenan Soeharto yang berlangsung hampir 32 tahun, hak prerogatif yang dimilikinya secara akumulatif justru menjatuhkan kekuasaannya, akibat desakan gerakan reformasi di tahun 1998, yang intinya tuntutan demokrasi dan tegaknya hukum. Namun pada Era Reformasi ini, pergantian presiden terjadi berulang kali. Setelah B.J Habibies, jabatan presiden diserahkan kepada Abdurrahman Wahid, kemudian dilanjutkan oleh Megawati Soekarno Putrid an hingga akhirnya diteruskan oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) hingga kini. Sistem pemerintahan yang dijalankan pada era ini adalah Sistem Pemerintahan Presidensial yang berlandaskan kembali pada UUD 1945. Jadi, tidak ada jaminan penggunaan hak prerogatif yang berlebihan terhadap stabilitas jalannya roda pemerintahan. Belajar dari pengalaman sejarah inilah, maka penggunaan hak prerogatif memang harus dibatasi. Namun, akan lebih efektif lagi apabila penguatan sistem presidensial juga dilakukan dengan membuat payung hukum yang melindungi efektivitas kinerja lembaga kepresidenan. Karenanya, kehadiran UU No. 19 Tahun 2006 tentang Dewan Pertimbangan Presiden dan pembentukan UU Kementerian Negara serta wacana untuk menerbitkan UU Lembaga Kepresidenan menjadi mutlak perlu, sebagai langkah operasional dari amanat UUD 1945. Kehadiran UU ini semua akan memberikan jaminan yang pasti terhadap stabilitas roda pemerintahan didalam sistem pemerintahan presidensial. Sekaligus memberi kepastian atas kelangsungan pelayanan publik, yang dibutuhkan rakyat. 29 3.2 Saran & Pendapat Berdasarkan kesimpulan tersebut sebaiknya bangsa Indonesia lebih menaati peraturan pemerintah supaya sistem pemerintahan di Negara kita ini berjalan dengan baik dan lancar. Kami menyadari bahwa makalah ini mempunyai banyak kekurangan dan jauhnya dari kesempurnaan, oleh karena itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan terutama dari Bapak Khamim, S.HI, S.H, M.H selaku dosen pembimbing dan kepada teman-teman kelas demi kesempurnaan makalah ini dimasa mendatang. Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah wawasan untuk kita semua.
  • 33. Daftar Pustaka http://shandy07.wordpress.com20100817sejarah- indonesia-sebelum-merdeka http://oktadwifernindi.blogspot.com/2012/11/kebijakan-pemerintah-kolonial-belanda.html http://indonesian-persons.blogspot.com/2013/11/masa-pendudukan-jepang-di- indonesia.html http://ayuocit.blogspot.com201310sistem-pemerintahan-di- indonesia.html http://hguntoro11.blogspot.com/2012/05/sistem-pemerintahan-negara-republik.html http://dian-dian33.blogspot.com/2011/11/dinamika-politik-sistem-pemerintahan.html http://berbagifile22.blogspot.com201210makalah-sistem-pemerintahan- indonesia.html http://wulansetiawan.blogspot.com201208sistem-pemerintahan- indonesia-dalam.html http://czillagoz.blogspot.com201311sistem-pemerintahan.html http://gumilar69.blogspot.com201312perbandingan-sistem-pemerintahan.html http://pknburahmaayue.blogspot.com201212bab-2-sistem-pemerintahan.html http://munirah-amran.blogspot.com201302masa-pemerintahan-bj-habibie.html http://www.anneahira.commasa-pemerintahan-gusdur.htm http://totocalegpdip.blogspot.com201303maasa-kepemimpinan-megawati-soekarno.html http://anitapurwati.wordpress.com/2012/04/12/pemerintahan-dan-kebijakan-susilo-bambang-yudhoyono/