UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
gambar teknik - pemotongan gambar
1. Penunjukan Ukuran
1. Tujuan Kegiatan Pembelajaran 3
1. Mahasiswa dapat menjelaskan fungsi penunjukan ukuran.
2. Mahasiswa dapat menyebutkan macam-macam sistem penun-jukan
ukuran pada gambar.
3. Mahasiswa dapat memberikan penunjukan ukuran pada gam-bar benda
teknik secara benar menurut standar.
2. Uraian Materi 3
1. Prinsip-prinsip penunjukan ukuran
Memberi ukuran merupakan kegiatan akhir dalam menyele-saikan suatu
gambar. Ukuran dalam gambar sangat penting, mengingat bahwa semua
bagian dalam gambar haruslah dije-laskan sejelas-jelasnya, sehingga bila
dibaca orang lain mudah dimengerti maksudnya.
Dalam memberikan ukuran pada gambar sebaiknya mem-punyai nilai
seni, disamping mudah dilakukan dengan praktis. Adapun hal-hal yang harus
diperhatikan dan diikuti pada saat memberi ukuran gambar adalah sebagai
berikut:
1. Semua ukuran dalam gambar sebaiknya satuannya sama,
untuk Gambar Teknik Mesin satuannya dalam milimeter. Jika
terpaksa ada satuan yang berbeda, maka harus dijelaskan/
ditulis.
2. Memberi penunjukan ukuran sebaiknya ditempatkan pada
pandangan yang jelas, diutamakan pada pandangan muka
dan tidak diletakkan pada garis tersembunyi (strip-strip).
3. Garis ukuran maupun garis bantu ukuran digambar dengan
garis tipis dan tidak putus-putus.
4. Garis ukuran sebaiknya tidak berpotongan dengan garis
bantu atau garis ukuran yang lain, kecuali sangat terpaksa.
2. 5. Ujung anak panah harus menyinggung garis bantu ukuran.
6. Penunjukan ukuran sebaiknya tidak berulang-ulang, sehing-
ga tidak ada ukuran yang rangkap.
7. Angka ukuran sebaiknya ditempatkan di tengah-tengah dan
di atas garis ukuran.
8. Angka ukuran harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga
dapat dibaca dari bawah gambar (untuk garis ukuran hori-
zontal) dan dari sebelah kanan gambar (untuk garis ukuran
vertikal).
Secara teknis penunjukan ukuran yang meliputi garis ukur-an, garis
bantu ukuran, angka ukuran dan anak panah ditunjuk-kan pada Gambar 38
di bawah.
Gambar 38. Ketentuan teknis
penunjukan ukuran
Keterangan Gambar 38.
1. Tinggi angka ukuran ± 3,5 mm
2. Jarak angka ukuran dengan garis ukuran ± 1 mm
3. Ekor anak panah ukuran ± 2 mm
3. 4. Kelebihan garis bantu ukuran ± 2 mm
5. Jarak garis ukuran terhadap garis benda ± 10 mm
6. Jarak antara garis ukuran ke garis ukuran berikutnya ± 10 mm.
Apa bila ruang gambar tidak memungkinkan, jarak tersebut dapat
dikurangi.
7. Bila anak panah tidak mungkin dibuat, maka dapat diganti dengan
titik.
8. Anak panah dibuat runcing dan diblok hitam, dengan perbandingan
ukuran seperti ditunjukkan pada Gambar 38 (b). L= 12x tebal garis
ukuran.
2. Contoh-contoh penunjukan ukuran
Gambar 39 diberikan contoh cara memberi ukuran dari per-mukaan ke
permukaan. Pada penunjukan semacam ini salah satu permukaan digunakan
sebagai basis/datum.
Gambar 39. Ukuran permukaan ke permukaan
4. Gambar 40 menunjukkan contoh penunjukan ukuran dari per-mukaan ke
garis sumbu dan dari garis sumbu ke garis sumbu. Sa-lah satu permukaan
digunakan sebagai basis.
Gambar 40. Ukuran permukaan ke garis sumbu
Gambar 41 (a) dan (b) menunjukkan cara memberikan ukuran
mendatar/horisontal. Pada penunjukan seperti ini angka ukuran harus
diletakkan di atas garis ukuran. Sementara itu, penunjukan ukuran vertikal
ditunjukkan seperti Gambar 42 (a) dan (b). Angka ukuran diletakkan di sebelah
kiri garis ukuran dan harus dapat terbaca bila dilihat dari arah kanan gambar,
atau bila kertas gam-bar diputar 90o searah jarum jam maka angka ukuran
akan terle-tak di atas garis ukuran.
5. (a) (b)
Gambar 41. Ukuran-ukuran mendatar
(a) (b)
Gambar 42. Ukuran-ukuran vertikal
Jari-jari pembulatan suatu benda, meskipun jari-jarinya kecil harus tetap
diberikan. Umumnya penunjukan jari-jari ditambahkan huruf R di depan angka
ukuran. Gambar 43 (a), (b) dan (c) adalah contoh penunjukan ukuran jari-jari
yang benar. Gambar 43 (b) adalah penunjukan ukuran jari-jari yang kecil,
sehingga diletakkan di luar. Sementara itu, Gambar 43 (d), (e) dan (f) adalah
contoh penunjukan ukuran jari-jari yang salah.
6. Gambar 43. Ukuran radius/jari-jari
Apa bila jari-jari pembulatan itu sangat besar, misalnya pada kepala batang
penggerak pada mesin uap, maka untuk penun-jukan ukurannya diberikan
seperti pada contoh Gambar 44.
Gambar 44. Ukuran radius sangat besar
7. Pada lingkaran konsentris (sepusat) meletakkan ukuran dia-meter tidak
boleh melalui titik pusat, kecuali diameter lingkaran jarak yang ditarik melalui
titik pusat. Dengan demikian contoh Gambar 45 (b) dan (c) adalah cara
penunjukan ukuran yang be-nar.
Gambar 45. Ukuran diameter lingkaran
Untuk menempatkan ukuran jarak dari lubang ke lubang, sela-lu diukur dari
titik tengah ke titik tengah lubang-lubang yang ber-sangkutan, Gambar 46 (b).
(a) (b)
Gambar 46. Ukuran jarak lubang lingkaran
Gambar 47 ditunjukkan contoh lebih lanjut cara memberi u-kuran jarak
lubang dengan salah satu sisi sebagai basis, dan cara memberi ukuran radius.
8. Gambar 47. Jarak lubang dan ukuran radius,
salah satu sisi sebagai basis
Gambar 48 adalah penunjukan ukuran pada benda yang mempunyai
bentuk bola (sphere). Oleh karena itu dalam penun-jukannya harus diberikan
keterangan tersebut, dengan menulis kata “sphere” atau huruf “S” di depan
angka ukurannya
Gambar 48. Ukuran benda berbentuk
bola (sphere)
Suatu benda yang digambar adakalanya mempunyai bagian-bagian yang
berfungsi maupun bagian yang tidak berfungsi. Oleh karena itu dalam
memberikan ukuran harus memperhatikan hal tersebut.
9. Penunjukan ukuran bagian yang berfungsi biasanya diberi tan-da F
(Fungsional), Gambar 49. Pada ukuran fungsional ini juru gambar akan
memberikan toleransi ukuran yang khusus. Penun-jukan ukuran bagian yang
tidak berfungsi biasanya diberi tanda NF (Non Fungsional). Toleransi yang
diberikan pada ukuran yang tidak berfungsi ini adalah toleransi umum.
(a) (b)
Gambar 49. Ukuran Fungsional dan
Non Fungsional
Penunjukan ukuran sebagai ukuran bantu biasanya diberi tan-da H. Semua
ukuran pembantu ini dimaksudkan untuk melengkapi dan menolong, serta
menghindari penjumlahan sendiri yang dila-kukan oleh pekerja dalam bengkel.
Oleh karena itu ukuran bantu sebaiknya diberikan, walaupun terletak di dalam
kurung, Gambar 49 (a).
Contoh penunjukan ukuran bantu dapat dilihat pada Gambar 50 (a) dan
(b).
10. (a) (b)
Gambar 50. Ukuran bantu (ditulis
di dalam kurung)
Adakalanya benda kerja mempunyai bagian-bagian yang ber-sudut,
disamping itu adakalanya ujungnya berbentuk radius. Ada pula yang dibuat rata
ataupun dipotong. Penunjukan ukurannya diberikan contoh sebagaimana pada
Gambar 51 (a) dan (b).
(a) (b)
Gambar 51. Penunjukan ukuran bagian yang
beradius dan bersudut
Penunjukan ukuran benda yang dichamper, dengan sudut champer tidak
sama dengan 45o dapat dilihat pada Gambar 52 (a), (b) dan (c). Sementara itu,
11. untuk benda yang dichamper de-ngan sudut champer 45o ditunjukkan pada
Gambar 53 (a), (b) dan (c).
Gambar 52. Sudut champer tidak sama dengan 45o
Gambar 53. Sudut champer 45o
Ukuran berantai, Gambar 54, digunakan bila jarak antara ba-gian dengan
bagian lebih berfungsi dibanding dengan jarak dari sisi benda ke setiap
bagiannya.
12. Gambar 54. Penunjukan ukuran sistem
berantai/seri
Ukuran paralel, Gambar 55, digunakan bila semua ukuran mempunyai
bidang patokan (referensi) yang sama. Dalam contoh tersebut lubang paling kiri
yang digunakan sebagai patokan. Se-mentara itu, penunjukan ukuran sistem
berurutan/berimpit, Gam-bar 56, digunakan untuk menghemat waktu dan
ruang, di mana cara ini digunakan sebagai pengganti penunjukan ukuran
paralel, dengan mengambil satu bidang patokan. Bidang patokan biasanya
ditandai dengan titik dan angka nol.
Gambar 55. Penunjukan ukur-
an sistem paralel/sejajar Gambar 56. Penunjukan ukuran
sistem berurutan/berimpit
Gambar 57 ditunjukkan contoh penunjukan ukuran sistem ber-urutan, dan
di sini sebagai patokan digunakan lubang terbesar pa-ling kiri.
13. Gambar 57. Ukuran jarak dengan datum/
basis ukuran
Untuk penunjukan ukuran secara kombinasi atau gabungan, ditunjukkan
seperti Gambar 58 (a) dan (b). Dalam contoh ini ga-bungan antara sistem
paralel dan berantai/seri. Cara seperti ini banyak dipakai pada benda-benda
yang dikerjakan dengan mesin bubut.
Gambar 58. Penunjukan ukuran kombinasi
Gambar 59 adalah sebuah plat yang mempunyai beberapa lubang yang
berbeda-beda ukurannya. Penunjukan ukurannya dapat diberikan seperti pada
gambar tersebut. Angka 4 menun-jukkan jumlah lubang yang besar pada plat
dengan diameter 8 mm sebanyak empat lubang. Sementara itu angka 6 adalah
14. jumlah lubang yang berdiameter 5 mm dengan kedalaman 10 mm, sebanyak
enam lubang.
Gambar 59. Ukuran diameter lubang
berbeda-beda
Dalam Gambar 60 diperlihatkan cara-cara pemberian ukuran dimana dalam
gambar diberi tanda huruf. Untuk kelompok A mempunyai diameter yang sama,
demikian pula kelompok B juga mempunyai diameter yang sama. Di sini
diameter lubang kelom-pok A dan B berbeda.
Gambar 60. Penunjukan ukuran diameter
secara kelompok
15. Pada Gambar 61 ditunjukkan ukuran untuk bagian dalam dan bagian luar
sebuah benda yang dipotong. Ukuran-ukuran bagian luar harus dipisahkan dari
ukuran-ukuran bagian dalam (tidak di-campur).
Gambar 61. Ukuran bagian dalam dan luar
(pada benda yang dipotong)
Dalam penunjukan ukuran ketirusan suatu benda, diberikan beberapa cara
yang bisa digunakan, seperti terlihat pada Gambar 62.
16. Gambar 62. Penunjukan ukuran ketirusan
Sementara itu, penunjukan ukuran lubang yang dibuat
dengan counterbore dan countersunk bisa dilihat pada Gambar 63. Gam-bar 63
(a), (b), (c) adalah lubang counterbore, sementara Gambar 63 (d) adalah
lubang countersunk.
17. Gambar 63. Penunjukan lubang counterbore
dan lubang countersunk
Penunjukan ukuran lubang alur yang terdapat pada lubang dan lubang alur
yang terdapat pada poros diperlihatkan pada Gambar 64 (a) dan (b). Pada
lubang alur tersebut digunakan un-tuk penempatan pasak.
Gambar 64. Lubang dan poros beralur pasak
Suatu poros yang mempunyai garis tengah yang berbeda-beda, sedangkan
jaraknya sangat pendek sehingga sulit diberi ukuran. Untuk mengatasi kesulitan
tersebut cara penunjukan ukurannya dapat dilakukan seperti pada Gambar 65.
Setiap garis ukuran diameter ditempatkan di tengah panjang poros dari setiap
tingkat diameter poros tersebut.
18. Gambar 65. Penunjukan diameter berbeda-
beda, jarak pendek
Gambar 66 menunjukkan pemberian ukuran lubang yang ter-dapat pada
besi plat, di mana diameter lubang tersebut sama be-sar dan berjarak antar
lubang sama. Plat mempunyai penampang bulat, sehingga lubang-lubang
tersebut terletak pada pitch circle diameter. Sementara itu, pada gambar 67
ditunjukkan cara mem-beri ukuran jarak antar lubang yang tidak sama.
Penunjukan ukur-an jarak lubang menggunakan ukuran sudut (satuan:
derajat).
Gambar 66. Ukuran lubang
sama, jarak sama
Gambar 67. Ukuran jarak yang
tidak sama
19. Gambar 68 ditunjukkan cara menuliskan angka ukuran yang tidak tepat
horizontal maupun vertikal. Angka ukuran harus ditulis sesuai dengan arah garis
ukurnya. Sedapat mungkin ukuran-ukur-an jangan diletakkan di daerah yang
diarsir, yaitu daerah antara sudut 30o dari garis vertikal.
Gambar 68. Ukuran pada garis
ukur miring
Untuk ukuran sudut ditulis seperti pada Gambar 69 (a) atau (b). Di sini
garis ukurnya berupa garis lengkung. Azas dasar yang harus dipertahankan di
sini adalah bahwa garis ukur harus meru-pakan garis tulis, di mana angka
harus selalu di atas garis tulis (termasuk untuk yang diputar 90o searah jarum
jam).
20. Gambar 69. Ukuran Sudut
Gambar 70 adalah penunjukan ukuran benda yang berbentuk bola
(sphere). Untuk jari-jari bola sama dengan jari-jari batang di-tunjukkan pada
Gambar 70 (a), sementara untuk jari-jari bola le-bih besar daripada jari-jari
batang ditunjukkan pada Gambar 70 (b). Biasanya di depan angka ukuran
diberi huruf S, yaitu sphere.
(a)
(b)
Gambar 70. Ukuran benda berbentuk bola
21. Gambar 71 (a) menunjukkan penunjukan ukuran jarak antar lubang, di
mana jarak antar lubang tersebut sama. Apabila dikha-watirkan masih ada
keragu-raguan, maka bisa ditambahkan ukur-an untuk satu jarak lubang,
Gambar 71 (b).
Gambar 71. Ukuran jarak lubang lingkaran
Sementara itu, penunjukan ukuran jarak antar lubang yang menggunakan
sudut (dalam derajat) ditunjukkan pada Gambar 72.
22. Gambar 72. Ukuran jarak lubang
menggunakan sudut
Bila diperlukan, untuk menghindari penunjukan ukuran yang berulang-ulang
maka penunjukan ukuran dapat dilakukan dengan menggunakan catatan, tabel
atau keterangan, Gambar 73.
X= Ø 20
Y= Ø 15
Gambar 73. Ukuran dalam bentuk catatan
Penunjukan ukuran ulir dalam ditunjukkan pada Gambar 74. Gambar 74 (a)
benda dibor tidak tembus, diberikan ukuran pan-jang lubang yang diulir.
Gambar 74 (b) ditunjukkan ukuran pan-jang lubang yang diulir dan kedalaman
pengeborannya. Garis ulir digambar dengan garis tipis. Sementara itu, Gambar
74 (c) adalah penunjukan ulir dalam yang digambar tidak dalam penampang
po-tong. Lingkaran yang di luar adalah garis ulir, yang digambar de-ngan garis
tipis dan panjangnya ¾ lingkaran lebih sedikit.
23. Gambar 74. Penunjukan lubang berulir
(ulir dalam)
Gambar 75 diberikan contoh cara memberi ukuran poros yang diberi ulir
luar. Garis ulir digambar dengan garis tipis, sementara garis batas mulai
dibuatnya ulir dengan garis tebal.
Gambar 75. Penunjukan ukuran ulir luar
Untuk memberikan ukuran pada bentuk poros yang mempu-nyai bentuk
bujur sangkar dapat diberikan seperti Gambar 76. Sebagai tanda bidang rata
diberi garis diagonal menggunakan ga-ris tipis.
24. Gambar 76. Ukuran bagian poros yang
berbentuk bujur sangkar
1.
2. Rangkuman 3
3. Tugas 3
4. Tes Formatif 3
5. Kunci Jawaban Tes Formatif 3
6. Lembar Kerja 3
s