SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
Penunjukan Ukuran
1. Tujuan Kegiatan Pembelajaran 3
1. Mahasiswa dapat menjelaskan fungsi penunjukan ukuran.
2. Mahasiswa dapat menyebutkan macam-macam sistem penun-jukan
ukuran pada gambar.
3. Mahasiswa dapat memberikan penunjukan ukuran pada gam-bar benda
teknik secara benar menurut standar.
2. Uraian Materi 3
1. Prinsip-prinsip penunjukan ukuran
Memberi ukuran merupakan kegiatan akhir dalam menyele-saikan suatu
gambar. Ukuran dalam gambar sangat penting, mengingat bahwa semua
bagian dalam gambar haruslah dije-laskan sejelas-jelasnya, sehingga bila
dibaca orang lain mudah dimengerti maksudnya.
Dalam memberikan ukuran pada gambar sebaiknya mem-punyai nilai
seni, disamping mudah dilakukan dengan praktis. Adapun hal-hal yang harus
diperhatikan dan diikuti pada saat memberi ukuran gambar adalah sebagai
berikut:
1. Semua ukuran dalam gambar sebaiknya satuannya sama,
untuk Gambar Teknik Mesin satuannya dalam milimeter. Jika
terpaksa ada satuan yang berbeda, maka harus dijelaskan/
ditulis.
2. Memberi penunjukan ukuran sebaiknya ditempatkan pada
pandangan yang jelas, diutamakan pada pandangan muka
dan tidak diletakkan pada garis tersembunyi (strip-strip).
3. Garis ukuran maupun garis bantu ukuran digambar dengan
garis tipis dan tidak putus-putus.
4. Garis ukuran sebaiknya tidak berpotongan dengan garis
bantu atau garis ukuran yang lain, kecuali sangat terpaksa.
5. Ujung anak panah harus menyinggung garis bantu ukuran.
6. Penunjukan ukuran sebaiknya tidak berulang-ulang, sehing-
ga tidak ada ukuran yang rangkap.
7. Angka ukuran sebaiknya ditempatkan di tengah-tengah dan
di atas garis ukuran.
8. Angka ukuran harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga
dapat dibaca dari bawah gambar (untuk garis ukuran hori-
zontal) dan dari sebelah kanan gambar (untuk garis ukuran
vertikal).
Secara teknis penunjukan ukuran yang meliputi garis ukur-an, garis
bantu ukuran, angka ukuran dan anak panah ditunjuk-kan pada Gambar 38
di bawah.
Gambar 38. Ketentuan teknis
penunjukan ukuran
Keterangan Gambar 38.
1. Tinggi angka ukuran ± 3,5 mm
2. Jarak angka ukuran dengan garis ukuran ± 1 mm
3. Ekor anak panah ukuran ± 2 mm
4. Kelebihan garis bantu ukuran ± 2 mm
5. Jarak garis ukuran terhadap garis benda ± 10 mm
6. Jarak antara garis ukuran ke garis ukuran berikutnya ± 10 mm.
Apa bila ruang gambar tidak memungkinkan, jarak tersebut dapat
dikurangi.
7. Bila anak panah tidak mungkin dibuat, maka dapat diganti dengan
titik.
8. Anak panah dibuat runcing dan diblok hitam, dengan perbandingan
ukuran seperti ditunjukkan pada Gambar 38 (b). L= 12x tebal garis
ukuran.
2. Contoh-contoh penunjukan ukuran
Gambar 39 diberikan contoh cara memberi ukuran dari per-mukaan ke
permukaan. Pada penunjukan semacam ini salah satu permukaan digunakan
sebagai basis/datum.
Gambar 39. Ukuran permukaan ke permukaan
Gambar 40 menunjukkan contoh penunjukan ukuran dari per-mukaan ke
garis sumbu dan dari garis sumbu ke garis sumbu. Sa-lah satu permukaan
digunakan sebagai basis.
Gambar 40. Ukuran permukaan ke garis sumbu
Gambar 41 (a) dan (b) menunjukkan cara memberikan ukuran
mendatar/horisontal. Pada penunjukan seperti ini angka ukuran harus
diletakkan di atas garis ukuran. Sementara itu, penunjukan ukuran vertikal
ditunjukkan seperti Gambar 42 (a) dan (b). Angka ukuran diletakkan di sebelah
kiri garis ukuran dan harus dapat terbaca bila dilihat dari arah kanan gambar,
atau bila kertas gam-bar diputar 90o searah jarum jam maka angka ukuran
akan terle-tak di atas garis ukuran.
(a) (b)
Gambar 41. Ukuran-ukuran mendatar
(a) (b)
Gambar 42. Ukuran-ukuran vertikal
Jari-jari pembulatan suatu benda, meskipun jari-jarinya kecil harus tetap
diberikan. Umumnya penunjukan jari-jari ditambahkan huruf R di depan angka
ukuran. Gambar 43 (a), (b) dan (c) adalah contoh penunjukan ukuran jari-jari
yang benar. Gambar 43 (b) adalah penunjukan ukuran jari-jari yang kecil,
sehingga diletakkan di luar. Sementara itu, Gambar 43 (d), (e) dan (f) adalah
contoh penunjukan ukuran jari-jari yang salah.
Gambar 43. Ukuran radius/jari-jari
Apa bila jari-jari pembulatan itu sangat besar, misalnya pada kepala batang
penggerak pada mesin uap, maka untuk penun-jukan ukurannya diberikan
seperti pada contoh Gambar 44.
Gambar 44. Ukuran radius sangat besar
Pada lingkaran konsentris (sepusat) meletakkan ukuran dia-meter tidak
boleh melalui titik pusat, kecuali diameter lingkaran jarak yang ditarik melalui
titik pusat. Dengan demikian contoh Gambar 45 (b) dan (c) adalah cara
penunjukan ukuran yang be-nar.
Gambar 45. Ukuran diameter lingkaran
Untuk menempatkan ukuran jarak dari lubang ke lubang, sela-lu diukur dari
titik tengah ke titik tengah lubang-lubang yang ber-sangkutan, Gambar 46 (b).
(a) (b)
Gambar 46. Ukuran jarak lubang lingkaran
Gambar 47 ditunjukkan contoh lebih lanjut cara memberi u-kuran jarak
lubang dengan salah satu sisi sebagai basis, dan cara memberi ukuran radius.
Gambar 47. Jarak lubang dan ukuran radius,
salah satu sisi sebagai basis
Gambar 48 adalah penunjukan ukuran pada benda yang mempunyai
bentuk bola (sphere). Oleh karena itu dalam penun-jukannya harus diberikan
keterangan tersebut, dengan menulis kata “sphere” atau huruf “S” di depan
angka ukurannya
Gambar 48. Ukuran benda berbentuk
bola (sphere)
Suatu benda yang digambar adakalanya mempunyai bagian-bagian yang
berfungsi maupun bagian yang tidak berfungsi. Oleh karena itu dalam
memberikan ukuran harus memperhatikan hal tersebut.
Penunjukan ukuran bagian yang berfungsi biasanya diberi tan-da F
(Fungsional), Gambar 49. Pada ukuran fungsional ini juru gambar akan
memberikan toleransi ukuran yang khusus. Penun-jukan ukuran bagian yang
tidak berfungsi biasanya diberi tanda NF (Non Fungsional). Toleransi yang
diberikan pada ukuran yang tidak berfungsi ini adalah toleransi umum.
(a) (b)
Gambar 49. Ukuran Fungsional dan
Non Fungsional
Penunjukan ukuran sebagai ukuran bantu biasanya diberi tan-da H. Semua
ukuran pembantu ini dimaksudkan untuk melengkapi dan menolong, serta
menghindari penjumlahan sendiri yang dila-kukan oleh pekerja dalam bengkel.
Oleh karena itu ukuran bantu sebaiknya diberikan, walaupun terletak di dalam
kurung, Gambar 49 (a).
Contoh penunjukan ukuran bantu dapat dilihat pada Gambar 50 (a) dan
(b).
(a) (b)
Gambar 50. Ukuran bantu (ditulis
di dalam kurung)
Adakalanya benda kerja mempunyai bagian-bagian yang ber-sudut,
disamping itu adakalanya ujungnya berbentuk radius. Ada pula yang dibuat rata
ataupun dipotong. Penunjukan ukurannya diberikan contoh sebagaimana pada
Gambar 51 (a) dan (b).
(a) (b)
Gambar 51. Penunjukan ukuran bagian yang
beradius dan bersudut
Penunjukan ukuran benda yang dichamper, dengan sudut champer tidak
sama dengan 45o dapat dilihat pada Gambar 52 (a), (b) dan (c). Sementara itu,
untuk benda yang dichamper de-ngan sudut champer 45o ditunjukkan pada
Gambar 53 (a), (b) dan (c).
Gambar 52. Sudut champer tidak sama dengan 45o
Gambar 53. Sudut champer 45o
Ukuran berantai, Gambar 54, digunakan bila jarak antara ba-gian dengan
bagian lebih berfungsi dibanding dengan jarak dari sisi benda ke setiap
bagiannya.
Gambar 54. Penunjukan ukuran sistem
berantai/seri
Ukuran paralel, Gambar 55, digunakan bila semua ukuran mempunyai
bidang patokan (referensi) yang sama. Dalam contoh tersebut lubang paling kiri
yang digunakan sebagai patokan. Se-mentara itu, penunjukan ukuran sistem
berurutan/berimpit, Gam-bar 56, digunakan untuk menghemat waktu dan
ruang, di mana cara ini digunakan sebagai pengganti penunjukan ukuran
paralel, dengan mengambil satu bidang patokan. Bidang patokan biasanya
ditandai dengan titik dan angka nol.
Gambar 55. Penunjukan ukur-
an sistem paralel/sejajar Gambar 56. Penunjukan ukuran
sistem berurutan/berimpit
Gambar 57 ditunjukkan contoh penunjukan ukuran sistem ber-urutan, dan
di sini sebagai patokan digunakan lubang terbesar pa-ling kiri.
Gambar 57. Ukuran jarak dengan datum/
basis ukuran
Untuk penunjukan ukuran secara kombinasi atau gabungan, ditunjukkan
seperti Gambar 58 (a) dan (b). Dalam contoh ini ga-bungan antara sistem
paralel dan berantai/seri. Cara seperti ini banyak dipakai pada benda-benda
yang dikerjakan dengan mesin bubut.
Gambar 58. Penunjukan ukuran kombinasi
Gambar 59 adalah sebuah plat yang mempunyai beberapa lubang yang
berbeda-beda ukurannya. Penunjukan ukurannya dapat diberikan seperti pada
gambar tersebut. Angka 4 menun-jukkan jumlah lubang yang besar pada plat
dengan diameter 8 mm sebanyak empat lubang. Sementara itu angka 6 adalah
jumlah lubang yang berdiameter 5 mm dengan kedalaman 10 mm, sebanyak
enam lubang.
Gambar 59. Ukuran diameter lubang
berbeda-beda
Dalam Gambar 60 diperlihatkan cara-cara pemberian ukuran dimana dalam
gambar diberi tanda huruf. Untuk kelompok A mempunyai diameter yang sama,
demikian pula kelompok B juga mempunyai diameter yang sama. Di sini
diameter lubang kelom-pok A dan B berbeda.
Gambar 60. Penunjukan ukuran diameter
secara kelompok
Pada Gambar 61 ditunjukkan ukuran untuk bagian dalam dan bagian luar
sebuah benda yang dipotong. Ukuran-ukuran bagian luar harus dipisahkan dari
ukuran-ukuran bagian dalam (tidak di-campur).
Gambar 61. Ukuran bagian dalam dan luar
(pada benda yang dipotong)
Dalam penunjukan ukuran ketirusan suatu benda, diberikan beberapa cara
yang bisa digunakan, seperti terlihat pada Gambar 62.
Gambar 62. Penunjukan ukuran ketirusan
Sementara itu, penunjukan ukuran lubang yang dibuat
dengan counterbore dan countersunk bisa dilihat pada Gambar 63. Gam-bar 63
(a), (b), (c) adalah lubang counterbore, sementara Gambar 63 (d) adalah
lubang countersunk.
Gambar 63. Penunjukan lubang counterbore
dan lubang countersunk
Penunjukan ukuran lubang alur yang terdapat pada lubang dan lubang alur
yang terdapat pada poros diperlihatkan pada Gambar 64 (a) dan (b). Pada
lubang alur tersebut digunakan un-tuk penempatan pasak.
Gambar 64. Lubang dan poros beralur pasak
Suatu poros yang mempunyai garis tengah yang berbeda-beda, sedangkan
jaraknya sangat pendek sehingga sulit diberi ukuran. Untuk mengatasi kesulitan
tersebut cara penunjukan ukurannya dapat dilakukan seperti pada Gambar 65.
Setiap garis ukuran diameter ditempatkan di tengah panjang poros dari setiap
tingkat diameter poros tersebut.
Gambar 65. Penunjukan diameter berbeda-
beda, jarak pendek
Gambar 66 menunjukkan pemberian ukuran lubang yang ter-dapat pada
besi plat, di mana diameter lubang tersebut sama be-sar dan berjarak antar
lubang sama. Plat mempunyai penampang bulat, sehingga lubang-lubang
tersebut terletak pada pitch circle diameter. Sementara itu, pada gambar 67
ditunjukkan cara mem-beri ukuran jarak antar lubang yang tidak sama.
Penunjukan ukur-an jarak lubang menggunakan ukuran sudut (satuan:
derajat).
Gambar 66. Ukuran lubang
sama, jarak sama
Gambar 67. Ukuran jarak yang
tidak sama
Gambar 68 ditunjukkan cara menuliskan angka ukuran yang tidak tepat
horizontal maupun vertikal. Angka ukuran harus ditulis sesuai dengan arah garis
ukurnya. Sedapat mungkin ukuran-ukur-an jangan diletakkan di daerah yang
diarsir, yaitu daerah antara sudut 30o dari garis vertikal.
Gambar 68. Ukuran pada garis
ukur miring
Untuk ukuran sudut ditulis seperti pada Gambar 69 (a) atau (b). Di sini
garis ukurnya berupa garis lengkung. Azas dasar yang harus dipertahankan di
sini adalah bahwa garis ukur harus meru-pakan garis tulis, di mana angka
harus selalu di atas garis tulis (termasuk untuk yang diputar 90o searah jarum
jam).
Gambar 69. Ukuran Sudut
Gambar 70 adalah penunjukan ukuran benda yang berbentuk bola
(sphere). Untuk jari-jari bola sama dengan jari-jari batang di-tunjukkan pada
Gambar 70 (a), sementara untuk jari-jari bola le-bih besar daripada jari-jari
batang ditunjukkan pada Gambar 70 (b). Biasanya di depan angka ukuran
diberi huruf S, yaitu sphere.
(a)
(b)
Gambar 70. Ukuran benda berbentuk bola
Gambar 71 (a) menunjukkan penunjukan ukuran jarak antar lubang, di
mana jarak antar lubang tersebut sama. Apabila dikha-watirkan masih ada
keragu-raguan, maka bisa ditambahkan ukur-an untuk satu jarak lubang,
Gambar 71 (b).
Gambar 71. Ukuran jarak lubang lingkaran
Sementara itu, penunjukan ukuran jarak antar lubang yang menggunakan
sudut (dalam derajat) ditunjukkan pada Gambar 72.
Gambar 72. Ukuran jarak lubang
menggunakan sudut
Bila diperlukan, untuk menghindari penunjukan ukuran yang berulang-ulang
maka penunjukan ukuran dapat dilakukan dengan menggunakan catatan, tabel
atau keterangan, Gambar 73.
X= Ø 20
Y= Ø 15
Gambar 73. Ukuran dalam bentuk catatan
Penunjukan ukuran ulir dalam ditunjukkan pada Gambar 74. Gambar 74 (a)
benda dibor tidak tembus, diberikan ukuran pan-jang lubang yang diulir.
Gambar 74 (b) ditunjukkan ukuran pan-jang lubang yang diulir dan kedalaman
pengeborannya. Garis ulir digambar dengan garis tipis. Sementara itu, Gambar
74 (c) adalah penunjukan ulir dalam yang digambar tidak dalam penampang
po-tong. Lingkaran yang di luar adalah garis ulir, yang digambar de-ngan garis
tipis dan panjangnya ¾ lingkaran lebih sedikit.
Gambar 74. Penunjukan lubang berulir
(ulir dalam)
Gambar 75 diberikan contoh cara memberi ukuran poros yang diberi ulir
luar. Garis ulir digambar dengan garis tipis, sementara garis batas mulai
dibuatnya ulir dengan garis tebal.
Gambar 75. Penunjukan ukuran ulir luar
Untuk memberikan ukuran pada bentuk poros yang mempu-nyai bentuk
bujur sangkar dapat diberikan seperti Gambar 76. Sebagai tanda bidang rata
diberi garis diagonal menggunakan ga-ris tipis.
Gambar 76. Ukuran bagian poros yang
berbentuk bujur sangkar
1.
2. Rangkuman 3
3. Tugas 3
4. Tes Formatif 3
5. Kunci Jawaban Tes Formatif 3
6. Lembar Kerja 3
s

More Related Content

What's hot

Pengukuran ulir bab4
Pengukuran ulir bab4Pengukuran ulir bab4
Pengukuran ulir bab4
LAZY MAGICIAN
 
Presentation1 menerapkan aturan teknik gambar
Presentation1 menerapkan aturan teknik gambarPresentation1 menerapkan aturan teknik gambar
Presentation1 menerapkan aturan teknik gambar
Ahmad Lubis
 
Toleransi linier
Toleransi linierToleransi linier
Toleransi linier
ndirocket
 
gambar teknik - pemotongan gambar part 2
gambar teknik - pemotongan gambar part 2gambar teknik - pemotongan gambar part 2
gambar teknik - pemotongan gambar part 2
Ardy YM
 
Ukuran etiket dan garis tepi menurut standar iso
Ukuran etiket dan garis tepi menurut standar isoUkuran etiket dan garis tepi menurut standar iso
Ukuran etiket dan garis tepi menurut standar iso
Thoharudin Hanafi
 
Perawatan mesin frais
Perawatan mesin fraisPerawatan mesin frais
Perawatan mesin frais
Dwi Purwanto , ST
 

What's hot (20)

Pengukuran ulir bab4
Pengukuran ulir bab4Pengukuran ulir bab4
Pengukuran ulir bab4
 
PRESS TOOL
PRESS TOOLPRESS TOOL
PRESS TOOL
 
Buku belajar inventor
Buku belajar inventorBuku belajar inventor
Buku belajar inventor
 
Rumus perhitungan roda gigi lurus
Rumus perhitungan roda gigi lurusRumus perhitungan roda gigi lurus
Rumus perhitungan roda gigi lurus
 
Memahami Gambar Teknik
Memahami Gambar TeknikMemahami Gambar Teknik
Memahami Gambar Teknik
 
Buku jurus cepat belajar inventor
Buku jurus cepat belajar inventorBuku jurus cepat belajar inventor
Buku jurus cepat belajar inventor
 
Tabel standard ulir
Tabel standard ulirTabel standard ulir
Tabel standard ulir
 
Presentation1 menerapkan aturan teknik gambar
Presentation1 menerapkan aturan teknik gambarPresentation1 menerapkan aturan teknik gambar
Presentation1 menerapkan aturan teknik gambar
 
Toleransi linier
Toleransi linierToleransi linier
Toleransi linier
 
MENGENAL PROSES PENGERJAAN PLAT PADA METODE PIERCING ATAU PUNCHING
MENGENAL PROSES PENGERJAAN PLAT PADA METODE PIERCING ATAU PUNCHINGMENGENAL PROSES PENGERJAAN PLAT PADA METODE PIERCING ATAU PUNCHING
MENGENAL PROSES PENGERJAAN PLAT PADA METODE PIERCING ATAU PUNCHING
 
gambar teknik - pemotongan gambar part 2
gambar teknik - pemotongan gambar part 2gambar teknik - pemotongan gambar part 2
gambar teknik - pemotongan gambar part 2
 
MODUL MASTERCAM DASAR
MODUL MASTERCAM DASARMODUL MASTERCAM DASAR
MODUL MASTERCAM DASAR
 
GAMBAR POTONGAN.pptx
GAMBAR POTONGAN.pptxGAMBAR POTONGAN.pptx
GAMBAR POTONGAN.pptx
 
Bab 5- gambar-teknik
Bab 5- gambar-teknikBab 5- gambar-teknik
Bab 5- gambar-teknik
 
Proses Pembentukan Logam
Proses Pembentukan LogamProses Pembentukan Logam
Proses Pembentukan Logam
 
Gambar teknik mesin
Gambar teknik mesinGambar teknik mesin
Gambar teknik mesin
 
Perawatan Mesin Bubut
Perawatan Mesin Bubut Perawatan Mesin Bubut
Perawatan Mesin Bubut
 
Laporan uji kekerasan
Laporan uji kekerasanLaporan uji kekerasan
Laporan uji kekerasan
 
Ukuran etiket dan garis tepi menurut standar iso
Ukuran etiket dan garis tepi menurut standar isoUkuran etiket dan garis tepi menurut standar iso
Ukuran etiket dan garis tepi menurut standar iso
 
Perawatan mesin frais
Perawatan mesin fraisPerawatan mesin frais
Perawatan mesin frais
 

Similar to gambar teknik - pemotongan gambar

Bab 05a memahami gambar teknik TEKNIK MESIN
Bab 05a memahami gambar teknik TEKNIK MESINBab 05a memahami gambar teknik TEKNIK MESIN
Bab 05a memahami gambar teknik TEKNIK MESIN
Eko Supriyadi
 
teknikgambarmanufaktur.pptx
teknikgambarmanufaktur.pptxteknikgambarmanufaktur.pptx
teknikgambarmanufaktur.pptx
pes20226
 
Bab i-gambar-secara-manual
Bab i-gambar-secara-manualBab i-gambar-secara-manual
Bab i-gambar-secara-manual
Saeful Fajri
 
Modul mesin bubut 7 (5)
Modul mesin bubut 7 (5)Modul mesin bubut 7 (5)
Modul mesin bubut 7 (5)
Eko Supriyadi
 
Matematika Kelas 7 BAB 7 Garis, Sudut, dan Hubungan Antarsudut.pptx.pdf
Matematika Kelas 7 BAB 7 Garis, Sudut, dan Hubungan Antarsudut.pptx.pdfMatematika Kelas 7 BAB 7 Garis, Sudut, dan Hubungan Antarsudut.pptx.pdf
Matematika Kelas 7 BAB 7 Garis, Sudut, dan Hubungan Antarsudut.pptx.pdf
ssuser14f01f
 
Mengenal proses bubut TEKNIK MESIN
Mengenal proses bubut TEKNIK MESINMengenal proses bubut TEKNIK MESIN
Mengenal proses bubut TEKNIK MESIN
Eko Supriyadi
 
Geometri dimensi dua
Geometri dimensi duaGeometri dimensi dua
Geometri dimensi dua
lgede
 
Menggambar teknik dasar banget ars
Menggambar teknik dasar banget arsMenggambar teknik dasar banget ars
Menggambar teknik dasar banget ars
Fasrilah Aris
 
'Review Keliling Bangun Datar Level 3' .ppsx
'Review Keliling Bangun Datar Level 3' .ppsx'Review Keliling Bangun Datar Level 3' .ppsx
'Review Keliling Bangun Datar Level 3' .ppsx
BudiUtomo666963
 
130_20221013021140_Pertemuan ke-4 IUT Sudut- Arah- Azimut dan Jarak (2) Kam...
130_20221013021140_Pertemuan ke-4  IUT Sudut- Arah- Azimut dan Jarak  (2) Kam...130_20221013021140_Pertemuan ke-4  IUT Sudut- Arah- Azimut dan Jarak  (2) Kam...
130_20221013021140_Pertemuan ke-4 IUT Sudut- Arah- Azimut dan Jarak (2) Kam...
TengkuEmrinaldi19700
 

Similar to gambar teknik - pemotongan gambar (20)

Tugas menggambar teknik kelompok 1
Tugas menggambar teknik kelompok 1Tugas menggambar teknik kelompok 1
Tugas menggambar teknik kelompok 1
 
Bab vi-memberikan ukuran-pada_gambar_kerja
Bab vi-memberikan ukuran-pada_gambar_kerjaBab vi-memberikan ukuran-pada_gambar_kerja
Bab vi-memberikan ukuran-pada_gambar_kerja
 
Bab 05a memahami gambar teknik TEKNIK MESIN
Bab 05a memahami gambar teknik TEKNIK MESINBab 05a memahami gambar teknik TEKNIK MESIN
Bab 05a memahami gambar teknik TEKNIK MESIN
 
Materi 3. penunjukan ukuran oleh syaifi ab
Materi 3. penunjukan ukuran oleh syaifi abMateri 3. penunjukan ukuran oleh syaifi ab
Materi 3. penunjukan ukuran oleh syaifi ab
 
MATERI TEKNIK GAMBAR MANUFAKTUR UNTUK SMK MESIN
MATERI TEKNIK GAMBAR MANUFAKTUR UNTUK SMK MESINMATERI TEKNIK GAMBAR MANUFAKTUR UNTUK SMK MESIN
MATERI TEKNIK GAMBAR MANUFAKTUR UNTUK SMK MESIN
 
Modul Teknik gambar manufaktur 2018
Modul Teknik gambar manufaktur 2018Modul Teknik gambar manufaktur 2018
Modul Teknik gambar manufaktur 2018
 
Materi 7 tanda ulir
Materi 7 tanda ulirMateri 7 tanda ulir
Materi 7 tanda ulir
 
teknikgambarmanufaktur.pptx
teknikgambarmanufaktur.pptxteknikgambarmanufaktur.pptx
teknikgambarmanufaktur.pptx
 
Materi Dimensi tiga (SMA)
Materi Dimensi tiga (SMA)Materi Dimensi tiga (SMA)
Materi Dimensi tiga (SMA)
 
gambar persektif.pptx
gambar persektif.pptxgambar persektif.pptx
gambar persektif.pptx
 
Bab i-gambar-secara-manual
Bab i-gambar-secara-manualBab i-gambar-secara-manual
Bab i-gambar-secara-manual
 
Modul mesin bubut 7 (5)
Modul mesin bubut 7 (5)Modul mesin bubut 7 (5)
Modul mesin bubut 7 (5)
 
Rpp gt kelas x
Rpp gt kelas xRpp gt kelas x
Rpp gt kelas x
 
Matematika Kelas 7 BAB 7 Garis, Sudut, dan Hubungan Antarsudut.pptx.pdf
Matematika Kelas 7 BAB 7 Garis, Sudut, dan Hubungan Antarsudut.pptx.pdfMatematika Kelas 7 BAB 7 Garis, Sudut, dan Hubungan Antarsudut.pptx.pdf
Matematika Kelas 7 BAB 7 Garis, Sudut, dan Hubungan Antarsudut.pptx.pdf
 
Materi Gambar Teknik Pemesinan
Materi Gambar Teknik PemesinanMateri Gambar Teknik Pemesinan
Materi Gambar Teknik Pemesinan
 
Mengenal proses bubut TEKNIK MESIN
Mengenal proses bubut TEKNIK MESINMengenal proses bubut TEKNIK MESIN
Mengenal proses bubut TEKNIK MESIN
 
Geometri dimensi dua
Geometri dimensi duaGeometri dimensi dua
Geometri dimensi dua
 
Menggambar teknik dasar banget ars
Menggambar teknik dasar banget arsMenggambar teknik dasar banget ars
Menggambar teknik dasar banget ars
 
'Review Keliling Bangun Datar Level 3' .ppsx
'Review Keliling Bangun Datar Level 3' .ppsx'Review Keliling Bangun Datar Level 3' .ppsx
'Review Keliling Bangun Datar Level 3' .ppsx
 
130_20221013021140_Pertemuan ke-4 IUT Sudut- Arah- Azimut dan Jarak (2) Kam...
130_20221013021140_Pertemuan ke-4  IUT Sudut- Arah- Azimut dan Jarak  (2) Kam...130_20221013021140_Pertemuan ke-4  IUT Sudut- Arah- Azimut dan Jarak  (2) Kam...
130_20221013021140_Pertemuan ke-4 IUT Sudut- Arah- Azimut dan Jarak (2) Kam...
 

Recently uploaded

ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
AgusRahmat39
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
NurindahSetyawati1
 

Recently uploaded (20)

REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 

gambar teknik - pemotongan gambar

  • 1. Penunjukan Ukuran 1. Tujuan Kegiatan Pembelajaran 3 1. Mahasiswa dapat menjelaskan fungsi penunjukan ukuran. 2. Mahasiswa dapat menyebutkan macam-macam sistem penun-jukan ukuran pada gambar. 3. Mahasiswa dapat memberikan penunjukan ukuran pada gam-bar benda teknik secara benar menurut standar. 2. Uraian Materi 3 1. Prinsip-prinsip penunjukan ukuran Memberi ukuran merupakan kegiatan akhir dalam menyele-saikan suatu gambar. Ukuran dalam gambar sangat penting, mengingat bahwa semua bagian dalam gambar haruslah dije-laskan sejelas-jelasnya, sehingga bila dibaca orang lain mudah dimengerti maksudnya. Dalam memberikan ukuran pada gambar sebaiknya mem-punyai nilai seni, disamping mudah dilakukan dengan praktis. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dan diikuti pada saat memberi ukuran gambar adalah sebagai berikut: 1. Semua ukuran dalam gambar sebaiknya satuannya sama, untuk Gambar Teknik Mesin satuannya dalam milimeter. Jika terpaksa ada satuan yang berbeda, maka harus dijelaskan/ ditulis. 2. Memberi penunjukan ukuran sebaiknya ditempatkan pada pandangan yang jelas, diutamakan pada pandangan muka dan tidak diletakkan pada garis tersembunyi (strip-strip). 3. Garis ukuran maupun garis bantu ukuran digambar dengan garis tipis dan tidak putus-putus. 4. Garis ukuran sebaiknya tidak berpotongan dengan garis bantu atau garis ukuran yang lain, kecuali sangat terpaksa.
  • 2. 5. Ujung anak panah harus menyinggung garis bantu ukuran. 6. Penunjukan ukuran sebaiknya tidak berulang-ulang, sehing- ga tidak ada ukuran yang rangkap. 7. Angka ukuran sebaiknya ditempatkan di tengah-tengah dan di atas garis ukuran. 8. Angka ukuran harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga dapat dibaca dari bawah gambar (untuk garis ukuran hori- zontal) dan dari sebelah kanan gambar (untuk garis ukuran vertikal). Secara teknis penunjukan ukuran yang meliputi garis ukur-an, garis bantu ukuran, angka ukuran dan anak panah ditunjuk-kan pada Gambar 38 di bawah. Gambar 38. Ketentuan teknis penunjukan ukuran Keterangan Gambar 38. 1. Tinggi angka ukuran ± 3,5 mm 2. Jarak angka ukuran dengan garis ukuran ± 1 mm 3. Ekor anak panah ukuran ± 2 mm
  • 3. 4. Kelebihan garis bantu ukuran ± 2 mm 5. Jarak garis ukuran terhadap garis benda ± 10 mm 6. Jarak antara garis ukuran ke garis ukuran berikutnya ± 10 mm. Apa bila ruang gambar tidak memungkinkan, jarak tersebut dapat dikurangi. 7. Bila anak panah tidak mungkin dibuat, maka dapat diganti dengan titik. 8. Anak panah dibuat runcing dan diblok hitam, dengan perbandingan ukuran seperti ditunjukkan pada Gambar 38 (b). L= 12x tebal garis ukuran. 2. Contoh-contoh penunjukan ukuran Gambar 39 diberikan contoh cara memberi ukuran dari per-mukaan ke permukaan. Pada penunjukan semacam ini salah satu permukaan digunakan sebagai basis/datum. Gambar 39. Ukuran permukaan ke permukaan
  • 4. Gambar 40 menunjukkan contoh penunjukan ukuran dari per-mukaan ke garis sumbu dan dari garis sumbu ke garis sumbu. Sa-lah satu permukaan digunakan sebagai basis. Gambar 40. Ukuran permukaan ke garis sumbu Gambar 41 (a) dan (b) menunjukkan cara memberikan ukuran mendatar/horisontal. Pada penunjukan seperti ini angka ukuran harus diletakkan di atas garis ukuran. Sementara itu, penunjukan ukuran vertikal ditunjukkan seperti Gambar 42 (a) dan (b). Angka ukuran diletakkan di sebelah kiri garis ukuran dan harus dapat terbaca bila dilihat dari arah kanan gambar, atau bila kertas gam-bar diputar 90o searah jarum jam maka angka ukuran akan terle-tak di atas garis ukuran.
  • 5. (a) (b) Gambar 41. Ukuran-ukuran mendatar (a) (b) Gambar 42. Ukuran-ukuran vertikal Jari-jari pembulatan suatu benda, meskipun jari-jarinya kecil harus tetap diberikan. Umumnya penunjukan jari-jari ditambahkan huruf R di depan angka ukuran. Gambar 43 (a), (b) dan (c) adalah contoh penunjukan ukuran jari-jari yang benar. Gambar 43 (b) adalah penunjukan ukuran jari-jari yang kecil, sehingga diletakkan di luar. Sementara itu, Gambar 43 (d), (e) dan (f) adalah contoh penunjukan ukuran jari-jari yang salah.
  • 6. Gambar 43. Ukuran radius/jari-jari Apa bila jari-jari pembulatan itu sangat besar, misalnya pada kepala batang penggerak pada mesin uap, maka untuk penun-jukan ukurannya diberikan seperti pada contoh Gambar 44. Gambar 44. Ukuran radius sangat besar
  • 7. Pada lingkaran konsentris (sepusat) meletakkan ukuran dia-meter tidak boleh melalui titik pusat, kecuali diameter lingkaran jarak yang ditarik melalui titik pusat. Dengan demikian contoh Gambar 45 (b) dan (c) adalah cara penunjukan ukuran yang be-nar. Gambar 45. Ukuran diameter lingkaran Untuk menempatkan ukuran jarak dari lubang ke lubang, sela-lu diukur dari titik tengah ke titik tengah lubang-lubang yang ber-sangkutan, Gambar 46 (b). (a) (b) Gambar 46. Ukuran jarak lubang lingkaran Gambar 47 ditunjukkan contoh lebih lanjut cara memberi u-kuran jarak lubang dengan salah satu sisi sebagai basis, dan cara memberi ukuran radius.
  • 8. Gambar 47. Jarak lubang dan ukuran radius, salah satu sisi sebagai basis Gambar 48 adalah penunjukan ukuran pada benda yang mempunyai bentuk bola (sphere). Oleh karena itu dalam penun-jukannya harus diberikan keterangan tersebut, dengan menulis kata “sphere” atau huruf “S” di depan angka ukurannya Gambar 48. Ukuran benda berbentuk bola (sphere) Suatu benda yang digambar adakalanya mempunyai bagian-bagian yang berfungsi maupun bagian yang tidak berfungsi. Oleh karena itu dalam memberikan ukuran harus memperhatikan hal tersebut.
  • 9. Penunjukan ukuran bagian yang berfungsi biasanya diberi tan-da F (Fungsional), Gambar 49. Pada ukuran fungsional ini juru gambar akan memberikan toleransi ukuran yang khusus. Penun-jukan ukuran bagian yang tidak berfungsi biasanya diberi tanda NF (Non Fungsional). Toleransi yang diberikan pada ukuran yang tidak berfungsi ini adalah toleransi umum. (a) (b) Gambar 49. Ukuran Fungsional dan Non Fungsional Penunjukan ukuran sebagai ukuran bantu biasanya diberi tan-da H. Semua ukuran pembantu ini dimaksudkan untuk melengkapi dan menolong, serta menghindari penjumlahan sendiri yang dila-kukan oleh pekerja dalam bengkel. Oleh karena itu ukuran bantu sebaiknya diberikan, walaupun terletak di dalam kurung, Gambar 49 (a). Contoh penunjukan ukuran bantu dapat dilihat pada Gambar 50 (a) dan (b).
  • 10. (a) (b) Gambar 50. Ukuran bantu (ditulis di dalam kurung) Adakalanya benda kerja mempunyai bagian-bagian yang ber-sudut, disamping itu adakalanya ujungnya berbentuk radius. Ada pula yang dibuat rata ataupun dipotong. Penunjukan ukurannya diberikan contoh sebagaimana pada Gambar 51 (a) dan (b). (a) (b) Gambar 51. Penunjukan ukuran bagian yang beradius dan bersudut Penunjukan ukuran benda yang dichamper, dengan sudut champer tidak sama dengan 45o dapat dilihat pada Gambar 52 (a), (b) dan (c). Sementara itu,
  • 11. untuk benda yang dichamper de-ngan sudut champer 45o ditunjukkan pada Gambar 53 (a), (b) dan (c). Gambar 52. Sudut champer tidak sama dengan 45o Gambar 53. Sudut champer 45o Ukuran berantai, Gambar 54, digunakan bila jarak antara ba-gian dengan bagian lebih berfungsi dibanding dengan jarak dari sisi benda ke setiap bagiannya.
  • 12. Gambar 54. Penunjukan ukuran sistem berantai/seri Ukuran paralel, Gambar 55, digunakan bila semua ukuran mempunyai bidang patokan (referensi) yang sama. Dalam contoh tersebut lubang paling kiri yang digunakan sebagai patokan. Se-mentara itu, penunjukan ukuran sistem berurutan/berimpit, Gam-bar 56, digunakan untuk menghemat waktu dan ruang, di mana cara ini digunakan sebagai pengganti penunjukan ukuran paralel, dengan mengambil satu bidang patokan. Bidang patokan biasanya ditandai dengan titik dan angka nol. Gambar 55. Penunjukan ukur- an sistem paralel/sejajar Gambar 56. Penunjukan ukuran sistem berurutan/berimpit Gambar 57 ditunjukkan contoh penunjukan ukuran sistem ber-urutan, dan di sini sebagai patokan digunakan lubang terbesar pa-ling kiri.
  • 13. Gambar 57. Ukuran jarak dengan datum/ basis ukuran Untuk penunjukan ukuran secara kombinasi atau gabungan, ditunjukkan seperti Gambar 58 (a) dan (b). Dalam contoh ini ga-bungan antara sistem paralel dan berantai/seri. Cara seperti ini banyak dipakai pada benda-benda yang dikerjakan dengan mesin bubut. Gambar 58. Penunjukan ukuran kombinasi Gambar 59 adalah sebuah plat yang mempunyai beberapa lubang yang berbeda-beda ukurannya. Penunjukan ukurannya dapat diberikan seperti pada gambar tersebut. Angka 4 menun-jukkan jumlah lubang yang besar pada plat dengan diameter 8 mm sebanyak empat lubang. Sementara itu angka 6 adalah
  • 14. jumlah lubang yang berdiameter 5 mm dengan kedalaman 10 mm, sebanyak enam lubang. Gambar 59. Ukuran diameter lubang berbeda-beda Dalam Gambar 60 diperlihatkan cara-cara pemberian ukuran dimana dalam gambar diberi tanda huruf. Untuk kelompok A mempunyai diameter yang sama, demikian pula kelompok B juga mempunyai diameter yang sama. Di sini diameter lubang kelom-pok A dan B berbeda. Gambar 60. Penunjukan ukuran diameter secara kelompok
  • 15. Pada Gambar 61 ditunjukkan ukuran untuk bagian dalam dan bagian luar sebuah benda yang dipotong. Ukuran-ukuran bagian luar harus dipisahkan dari ukuran-ukuran bagian dalam (tidak di-campur). Gambar 61. Ukuran bagian dalam dan luar (pada benda yang dipotong) Dalam penunjukan ukuran ketirusan suatu benda, diberikan beberapa cara yang bisa digunakan, seperti terlihat pada Gambar 62.
  • 16. Gambar 62. Penunjukan ukuran ketirusan Sementara itu, penunjukan ukuran lubang yang dibuat dengan counterbore dan countersunk bisa dilihat pada Gambar 63. Gam-bar 63 (a), (b), (c) adalah lubang counterbore, sementara Gambar 63 (d) adalah lubang countersunk.
  • 17. Gambar 63. Penunjukan lubang counterbore dan lubang countersunk Penunjukan ukuran lubang alur yang terdapat pada lubang dan lubang alur yang terdapat pada poros diperlihatkan pada Gambar 64 (a) dan (b). Pada lubang alur tersebut digunakan un-tuk penempatan pasak. Gambar 64. Lubang dan poros beralur pasak Suatu poros yang mempunyai garis tengah yang berbeda-beda, sedangkan jaraknya sangat pendek sehingga sulit diberi ukuran. Untuk mengatasi kesulitan tersebut cara penunjukan ukurannya dapat dilakukan seperti pada Gambar 65. Setiap garis ukuran diameter ditempatkan di tengah panjang poros dari setiap tingkat diameter poros tersebut.
  • 18. Gambar 65. Penunjukan diameter berbeda- beda, jarak pendek Gambar 66 menunjukkan pemberian ukuran lubang yang ter-dapat pada besi plat, di mana diameter lubang tersebut sama be-sar dan berjarak antar lubang sama. Plat mempunyai penampang bulat, sehingga lubang-lubang tersebut terletak pada pitch circle diameter. Sementara itu, pada gambar 67 ditunjukkan cara mem-beri ukuran jarak antar lubang yang tidak sama. Penunjukan ukur-an jarak lubang menggunakan ukuran sudut (satuan: derajat). Gambar 66. Ukuran lubang sama, jarak sama Gambar 67. Ukuran jarak yang tidak sama
  • 19. Gambar 68 ditunjukkan cara menuliskan angka ukuran yang tidak tepat horizontal maupun vertikal. Angka ukuran harus ditulis sesuai dengan arah garis ukurnya. Sedapat mungkin ukuran-ukur-an jangan diletakkan di daerah yang diarsir, yaitu daerah antara sudut 30o dari garis vertikal. Gambar 68. Ukuran pada garis ukur miring Untuk ukuran sudut ditulis seperti pada Gambar 69 (a) atau (b). Di sini garis ukurnya berupa garis lengkung. Azas dasar yang harus dipertahankan di sini adalah bahwa garis ukur harus meru-pakan garis tulis, di mana angka harus selalu di atas garis tulis (termasuk untuk yang diputar 90o searah jarum jam).
  • 20. Gambar 69. Ukuran Sudut Gambar 70 adalah penunjukan ukuran benda yang berbentuk bola (sphere). Untuk jari-jari bola sama dengan jari-jari batang di-tunjukkan pada Gambar 70 (a), sementara untuk jari-jari bola le-bih besar daripada jari-jari batang ditunjukkan pada Gambar 70 (b). Biasanya di depan angka ukuran diberi huruf S, yaitu sphere. (a) (b) Gambar 70. Ukuran benda berbentuk bola
  • 21. Gambar 71 (a) menunjukkan penunjukan ukuran jarak antar lubang, di mana jarak antar lubang tersebut sama. Apabila dikha-watirkan masih ada keragu-raguan, maka bisa ditambahkan ukur-an untuk satu jarak lubang, Gambar 71 (b). Gambar 71. Ukuran jarak lubang lingkaran Sementara itu, penunjukan ukuran jarak antar lubang yang menggunakan sudut (dalam derajat) ditunjukkan pada Gambar 72.
  • 22. Gambar 72. Ukuran jarak lubang menggunakan sudut Bila diperlukan, untuk menghindari penunjukan ukuran yang berulang-ulang maka penunjukan ukuran dapat dilakukan dengan menggunakan catatan, tabel atau keterangan, Gambar 73. X= Ø 20 Y= Ø 15 Gambar 73. Ukuran dalam bentuk catatan Penunjukan ukuran ulir dalam ditunjukkan pada Gambar 74. Gambar 74 (a) benda dibor tidak tembus, diberikan ukuran pan-jang lubang yang diulir. Gambar 74 (b) ditunjukkan ukuran pan-jang lubang yang diulir dan kedalaman pengeborannya. Garis ulir digambar dengan garis tipis. Sementara itu, Gambar 74 (c) adalah penunjukan ulir dalam yang digambar tidak dalam penampang po-tong. Lingkaran yang di luar adalah garis ulir, yang digambar de-ngan garis tipis dan panjangnya ¾ lingkaran lebih sedikit.
  • 23. Gambar 74. Penunjukan lubang berulir (ulir dalam) Gambar 75 diberikan contoh cara memberi ukuran poros yang diberi ulir luar. Garis ulir digambar dengan garis tipis, sementara garis batas mulai dibuatnya ulir dengan garis tebal. Gambar 75. Penunjukan ukuran ulir luar Untuk memberikan ukuran pada bentuk poros yang mempu-nyai bentuk bujur sangkar dapat diberikan seperti Gambar 76. Sebagai tanda bidang rata diberi garis diagonal menggunakan ga-ris tipis.
  • 24. Gambar 76. Ukuran bagian poros yang berbentuk bujur sangkar 1. 2. Rangkuman 3 3. Tugas 3 4. Tes Formatif 3 5. Kunci Jawaban Tes Formatif 3 6. Lembar Kerja 3 s