Laporan praktikum mengukur kelembaban udara dengan termometer bola kering dan basah. Kelembaban udara lebih tinggi di bawah tajuk tanaman daripada di atasnya karena pengaruh sinar matahari. Suhu termometer bola kering naik di atas tanaman karena pemanasan udara oleh sinar matahari.
1. laporan praktikum kelembaban udara
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam kehidupan di bumi ini kelembaban udara merupakan salah satu unsur penting bagi
manusia, hewan dan tumbuhan. Kelembaban udara juga menentukan bagaimana makhluk
tersebut dapat beradaptasi dengan kelembaban yang ada di
lingkungannya.
Dalam atmosfer senantiasa terdapat uap air. Kadar uap air dalam udara disebut
kelembaban. Kadar ini selalu berubah-ubah tergantung pada temperatur udara setempat.
Kelembaban udara adalah persentase kandungan uap air dalam udara. Kelembaban udara
ditentukan oleh jumlah uap air yang terkandung di dalam udara. Total massa uap air per satuan
volume udara disebut sebagai kelembaban absolut. Perbandingan antara massa uap air dengan
massa udara lembab dalam satuan volume udara tertentu disebut sebagai kelembaban spesifik.
Massa udara lembab adalah total massa dari seluruh gas-gas atmosfer yang terkandung, termasuk
uap air, jika massa uap air tidak diikutkan, maka disebut sebagai massa udara
kering.
Di Indonesia, perhatian dan kerjasama antara para ahli klimatologi dengan ahli pertanian
semakin meningkat terutama dalam rangka menunjang produksi tanaman pangan. Daya hasil
beberapa tanaman pangan di Indonesia masih rendah jika dibandingkan dengan negara-negara
maju seperti Jepang dan Amerika Serikat. Perbedaan ini disebabkan oleh pemakaian teknologi
tinggi dan pengelolan yang baik. Penigkatan produksi tanaman pangan selain dengan panca
usaha tani juga dilakukan dengan pemanfaatan
iklim.
Dalam bidang pertanian kelembaban udara biasanya digunakan untuk meningkatkan
produktifitas dan perkembangan tumbuhan budidaya. Dengan mengetahui kelembaban udara
yang ada di lingkungan tempat yang akan di tanam tumbuhan, kita dapat menentukkan pemilihan
jenis tanaman yang sesuai, misalnya tanaman bakau yang ditanam pada daerah yang
berkelembaban tinggi, bakau tersebut akan berkembang dan berproduktifitas dengan maksimal,
sebaliknya jika bakau tersebut di tanam pada daerah yang mempunyai kelembaban yang rendah
maka bakau tersebut tidak akan berproduktifitas dan berkembang secara maksimal.
Tujuan Adapun tujuan
dari praktikum ini yaitu bagaimana cara mengukur kelembaban udara serta alat-alat apa saja
yang harus digunakan unutuk mengukur kelembaban udara tersebut.
TINJAUAN PUSTAKA
2. Kelembapan udara menyatakan banyaknya uap air dalam udara. jumlah uap air dalam
udara ini sebetulnya hanya merupakan sebagian kecil saja dari seluruh atmosfer, yaitu hanya
kira-kira 2 % dari jumlah masa. Akan tetapi uap air ini merupakan komponen udara yang sangat
penting ditinjau dari segi cuaca dan iklim.
Uap air adalah suatu gas, yang tidak dapat dilihat, yang merupakan salah satu bagian dari
atmosfer. Kabut dan awan adalah titik air atau butir-butir air yang melayang-layang di udara.
Kabut melayang-layang dekat permukaan tanah, sedangkan awan melayang-layang di angkasa.
Banyaknya uap air yang di kandung oleh hawa tergantung pada temperatur. Makin tingggi
temperatur makin banyak uap air yang dapat dikandung oleh hawa (Hardjodinomo, 1975).
Proses perubahan air menjadi uap air disebut penguapan (vaporisasi atau evaporasi).
Molekul-molekul air yang mempunyai energi kinetik yang cukup untuk mengatasi gaya-gaya
tarik yang cenderung untuk menahannya dalam badan air di proyeksikan melalui permukaan air.
Oleh karena energi kinetik bertambah dan tegangan permukaan berkuranng ketika temperatur
naik, maka laju pernguapan naik menurut temperatur. Hampir semua uap di atmosfer adalah
hasil penguapan dari permukaan air (Linsley, 1989). Kelembaban
udara pada ketinggian lebih dati 2 meter dari permukaan menunjukkan perbedaan yang nyata
antara malam dan siang hari. Pada lapisan udara yang lebih tinggi tersebut, pengaruh angin
terjadi lebih besar. Udara lembab dan udara kering dapat tercampur lebih cepat (Benjamin,
1994).
Kelembaban udara disuatu tempat berbeda-beda, tergantung pada tempatnya. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhinya, diantaranya: Jumlah radiasi yang
dipancatkan matahari yang diterima bumi, pengaruh daratan atau lautan, pengaruh ketinggian
(altitude) dan pengaruh angin (Handoko, 1994).
Kelembaban udara yang lebih tinggi pada udara dekat permukaan pada siang hari
disebabkan karena penambahan uap air hasil evapotranspirasi dari permukaan. Proses ini
berlangsung karena permukaan tanah menyerap radiasi matahari selama siang hari tersebut. Pada
malam hari, akan berlangsung proses kondensasi atau pengembunan yang memanfaatkan uap air
yang berasal dari udara. Oleh sebab itu, kandungan uap air di udara dekat permukaan tersebut
akan berkurang (Benjamin, 1994).
Dalam kelembaban ini kita mengenal beberapa istilah yaitu kelembaban mutlak,
kelembaban specifik dan kelembaban relatif. Kelembaban mutlak adalah massa uap air yang
berada dalam satu satuan udara yang dinyatakkan dalam gram/ m, kelembaban specifik
merupakan perbandingan massa uap air di udara dengan satuan massa udara yang dinyatakkan
dalam gram/ kilogram, sedangkan kelembaban relatif merupakan perbandingan jumlah uap air di
udara dengan jumlah maksimum uap air yang kandung panas dan temperatur tertentu yang
dinyatakkan dalam persen ( % ) (Kartasapoetra, 1990). Beberapa
prinsip yang umum digunakan dalam pengukuran kelembaban udara yaitu metode pertambahan
panjang dan berat pada benda-benda higroskopis, serta metode termodinamika. Alat pengukur
kelembaban udara secara umum disebut hygrometer sedangkan yang menggunakan metode
termodinamika disebut psikrometer (Kartasapoetra, 1990).
PROSEDUR PERCOBAAN
3. Alat dan bahan
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini :
A. Termometer bola kering (BK)
B. Termometer bola basah (BB)
C. Tabel konversi kelembaban relatif (RH%)
Cara Kerja
A. Termometer bola kering dan bola basah diletakkan dibawah tajuk tanaman dan di tempat
lapangan terbuka di atas permukaan tanah.s
B. Dicatat suhu bola kering (TBK) dan bola basah (TBB) dengan selang waktu 5 menit dengan 5
kali ulangan pada beberapa tipe lahan.
C. Setelah didapatkan data suhu, lalu dicari selisih antara TBK dan TBB.
D. Nilai RH dapat diketahui dengan melihat selisih TBK dan TBB berdasarkan tabel RH (lampiran).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Tabel 1. Nilai rata-rata kelembaban di bawah tajuk dan di atas tajuk tanaman bunga kertas (Bougenvill)
No Lokasi
Ulangan (0C,%)
I II III IV V Ket
TBK TBB RH TBK TBB RH TBK TBB RH TBK TBB RH TBK TBB RH
1. Di bawah
tajuk 29 26 78 30 27 79 30 26 71 30 26 71 29 26 78 cerah
2. Di atas
tajuk 30 27 79 31 27 73 31 28 79 31 28 79 31 27 73 cerah
Untuk mengetahui nilai RH kita perlu mencari selisih antara TBK dan TBB dengan menggunakan
rumus :
RH = TBK - TBB
Setelah hasil selisih ditemukan kemudian kita melihat nilai RH pada tabel Konversi
Kelembaban Relatif (RH) dengan cara melihat nilai perbandingan TBK dan TBB pada tabel dan
nilai TBB pada tabel sehingga nilai RH dapat kita peroleh.
Contoh :
Pengukuran nilai di bawah tajuk tanaman pada ulangan pertama :
RH = TBK - TBB
= 29 – 26
= 3 ( lihat pada tabel kelembaban nisbi bersamaan dengan nilai TBB = 26 )
= 78%
Gambar 3. Grafik hubungan antara kelembaban udara terhadap ulangan
Gambar 4. Grafik hubungan nilai TBB dan TBK di bawah tajuk tanaman Bougenvill
Gambar 5. Grafik hubungan nilai TBB dan TBK di atas tajuk tanaman Bougenvill
Pembahasan
4. Dari hasil penelitian diatas dapat kita lihat bahwa suhu udara di atas tajuk tanaman lebih
tinggi bila dibandingkan dengan suhu di bawah tajuk tanaman. Hal ini di karenakan suhu udara
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti : radiasi matahari, angin, curah hujan dan vegetasi
tanaman dan awan.
Suhu yang terbaca pada termometer bola basah lebih rendah dari suhu yang dibaca oleh
termometer bola kering, hal ini disebabkan karena sebagian panas pada bagian ujung sensor
termometer ini dipakai dalam proses penguapan (evaporasi) air pada kain lembab yang
membalutnya. Semakin tinggi penguapan maka semakin banyak energi panas yang dipakai,
berarti akan semakin rendah suhu termometer bola basah. Suhu termometer bola basah akan
sama dengan suhu termometer bola kering jika penguapan air pada ujung sensor termometer
tersebut tidak terjadi. Kondisi ini berlangsung jika udara di sekitar jenuh akan uap air.
Kondisi suhu termometer bola kering dan bola basah di bawah tajuk tanaman tidak
mengalami perubahan yang besar dikarenakan suhu di bawah tajuk tanaman lebih konstan karena
tidak dipengaruhi oleh sinar matahari, kelembabannya pun tinggi karena udara di bawah tajuk
tanaman mengandung banyak uap air hasil penguapan dari tanaman itu sendiri dan dari tanah.
Uap –uap air tersebut tetap berada di sekitar tanaman tidak dapat menguap ke udara karena
terhalang oleh tajuk tanaman.
Suhu termometer bola kering meningkat ketika pengukuran di atas tajuk tanaman,
dikarenakan pengaruh dari radiasi matahari yang mulai memanaskan udara sehingga kelembaban
udara tersebut pun menurun akibat uap-uap air yang terkandung di udara menguap ke atas.
KESIMPULAN
5. a. Kelembaban udara adalah persentase kandungan uap air dalam udara. Jumlah uap air yang
ada dalam atmosfer dapat dinyatakan dengan berbagai macam ukuran yaitu: kelembaban
mutlak (absolute), kelembaban istimewa, (spesifik) kelembaban relative (nisbi).
b. Suhu udara di atas tajuk tanaman lebih tinggi bila dibandingkan dengan suhu di bawah
tajuk tanaman. Hal ini di karenakan suhu udara dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti :
radiasi matahari, angin, curah hujan dan vegetasi tanaman dan awan.
c. Suhu termometer bola kering meningkat ketika pengukuran di atas tajuk tanaman,
dikarenakan pengaruh dari radiasi matahari yang mulai memanaskan udara sehingga
kelembaban udara tersebut pun menurun akibat uap-uap air yang terkandung di udara
menguap ke atas.
DAFTAR PUSTAKA
Handoko. 1994. Klimatologi Dasar, landasan pemahaman fisika atmosfer dan unsur-unsur iklim. PT.
Dunia Pustaka Jaya, Jakarta
Hardjodinomo, Soekirno. 1975. Ilmu Iklim dan Pengairan. Binacipta, Bandung.
Kartaspoetra, Gunarsih Ance. 1990. Klimatologi Pengaruh Iklim Terhadap Tanah dan Tanaman. Bumi
Aksara. Jakarta.
Lakitan, Benyamin. 1994. Dasar-Dasar Klimatologi. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Linsley dan kawan-kawan. 1989. Hidrologi Untuk Insinyur. Erlangga. Jakarta.
6. a. Kelembaban udara adalah persentase kandungan uap air dalam udara. Jumlah uap air yang
ada dalam atmosfer dapat dinyatakan dengan berbagai macam ukuran yaitu: kelembaban
mutlak (absolute), kelembaban istimewa, (spesifik) kelembaban relative (nisbi).
b. Suhu udara di atas tajuk tanaman lebih tinggi bila dibandingkan dengan suhu di bawah
tajuk tanaman. Hal ini di karenakan suhu udara dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti :
radiasi matahari, angin, curah hujan dan vegetasi tanaman dan awan.
c. Suhu termometer bola kering meningkat ketika pengukuran di atas tajuk tanaman,
dikarenakan pengaruh dari radiasi matahari yang mulai memanaskan udara sehingga
kelembaban udara tersebut pun menurun akibat uap-uap air yang terkandung di udara
menguap ke atas.
DAFTAR PUSTAKA
Handoko. 1994. Klimatologi Dasar, landasan pemahaman fisika atmosfer dan unsur-unsur iklim. PT.
Dunia Pustaka Jaya, Jakarta
Hardjodinomo, Soekirno. 1975. Ilmu Iklim dan Pengairan. Binacipta, Bandung.
Kartaspoetra, Gunarsih Ance. 1990. Klimatologi Pengaruh Iklim Terhadap Tanah dan Tanaman. Bumi
Aksara. Jakarta.
Lakitan, Benyamin. 1994. Dasar-Dasar Klimatologi. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Linsley dan kawan-kawan. 1989. Hidrologi Untuk Insinyur. Erlangga. Jakarta.