SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
PRAKTIKUM                       :I
JUDUL PRAKTIKUM                 : PENGENALAN ALAT-ALAT ILMU TANAH
HARI/TANGGAL                    : SENIN, 29 OKTOBER 2012
TEMPAT/LOKASI                   : LABORATORIUM TANAH
DOSEN                           : SUPARMAN, Ir., MP.


    TUJUAN
1. Agar mahasiswa mengenal peralatan di bidang ilmu tanah.
2. Mengetahui bagian dan fungsinya dari masing-masing peralatan tersebut.
    MACAM ALAT-ALAT
1. Bor Tanah, yang terbagi ke dalam 3 tipe yaitu :
           TIPE                           FUNGSI                             GAMBAR
                         Untuk mengambil contoh tanah terganggu
     a. Belgi
                         (Disturbed Soil Sample).
                         Untuk mengecek kedalaman solum tanah
     b. Spiral
                         (Horizon A dan B).
                         Untuk mengambil contoh tanah
     c. Bor Gambut
                         gambut/organik.

    Terdiri dari 3 bagian yaitu tangkai pemutar yang diputar searah jarum jam, batang dan mata bor.
2. Ring Sample/Corre Sample, fungsinya yaitu :
    a. Untuk mengambil contoh tanah utuh (Undisturbed Soil Sample).
    b. Menganalais Bulk Density tanah, permeabilitas, dan ruang pori-pori total (distribusi pori-
        pori).
    c. Mengukur tegangan air (UF).
    d. Mangukur kandungan air dalam prosentase volume.
        Ring sample ini memakai tutup diatas dan dibawah, ujungnya runcing pada salah satu mulut,
terbuat dari baja. Gambarnya yaitu :




3. Musell Soil Color Charts, fungsinya yaitu :
    Mengidentifikasi warna tanah yang terdiri dari 3 spektrum warna yang dominan (HUE, VALUE
    dan CHROMA). Semakin tinggi nilai value maka akan semakin terang tanah tersebut, semakin
    tinggi nilai chroma maka akan semakin murni dari tanah tersebut. Gambarnya yaitu :
4. Soil Tester atau PH Tester, fungsinya yaitu :
    Mengukur pH (Power of Hydrogen) dan kelembaban (RH = Relatif Humidity) dari suatu tanah.
    Penggunaannya apabila ditekan maka menunjukan kelembaban dan apabila dilepas menunjukan
    pH tanah yang kadar airnya harus 70%. Gambarnya yaitu :




5. Penetrometer, fungsinya untuk :
    Mengukur kekerasan tanah, ukurannya dalam kg/cm2 atau ton/feet2. Penggunaannya ditekan pada
    tanah dan dilakukan pada profil tanah. Gambarnya yaitu :




6. Saringan Tanah, fungsinya untuk :
    Menyaring tanah yang akan dianalisis. Terdiri dari 2 macam yaitu yang kotaknya 0,2 mm dan 0,5
    cm. Gambarnya yaitu :




7. PH – Meter, fungsinya untuk :
    Mengukur pH tanah. Terdiri dari bagian CPV, kabel dan elektroda gelas. Gambarnya yaitu :




8. Speetrophetometer, fungsinya untuk :
    Mengukur Fospor dan Nitrogen. Gambarnya yaitu :




9. Tingbangan Electrik, fungsinya untuk :
    Menimbang atau mengukur zat-zat kimia yang konsentrasinya rendah seperti IBA. Kepekaannya
    sampai 1/10.000 gram. Gambarnya yaitu :
10. Timbangan Analitik (Dial – 0 – gram), fungsinya untuk :
    Menimbang zat-zat kimia yang lebih berat (lebih dari 10gram). Gambarnya yaitu:




11. Exicator atau Desicator, fungsinys untuk :
    Mendinginkan bahan yang sudah dioven kemudian mau ditimbang. Ini terbuat dari kaca dan
    dibawah saringannya terdapat silica gel yaitu pengawet untuk menyerap air. Gambarnya yaitu :




12. Alat pengocok tanah, fungsinya untuk :
    Mengocok atau mencampurkan tanah yang mau dianalisis. Gambarnya yaitu :




13. Oven, fungsinya untuk :
    Melembabkan tanah atau mengeringkan tanaman. Gambarnya yaitu :




    KESIMPULAN
        Alat-Alat yang disebutkan diatas merupakan alat-alat yang digunakan untuk pelaksaan
praktikum mata kuliah dasar ilmu tanah. Walaupun alat-alat tersebut hanya sebagian saja tetapi
pelaksanaan praktikum dapat terlaksana dengan baik, karena alat-alat tersebut mempunyai fungsi
masing-masing. Dengan masing-masing fungsi tersebut materi yang dipelajari dalam praktikum dapat
dibantu dengan ala-alat yang tersedia.
PRAKTIKUM                         : II
JUDUL PRAKTIKUM                   : PENGAMBILAN CONTOH TANAH
HARI/TANGGAL                      : SENIN, 26 NOFEMBER 2012
TEMPAT/LOKASI                     : LAHAN PRAKTEK
DOSEN                             : SUPARMAN, Ir., MP.


    TUJUAN
        Melatih mahasiswa untuk mengerti dan terampil dalam mengambil contoh tanah di lapangan.
    PENDAHULUAN
        Sifat fisik dan kimia tanah pada suatu tempat itu berbeda-beda. Perbedaan tersebut
disebabkan oleh faktor-faktor pembentuknya, seperti iklim, bahan induk, organisme, topografi
(relief), dan waktu. Oleh karena itu, apabila akan mempelajari keadaan tanah di suatu tempat harus
dilakukan pengambilan contoh tanahnya untuk dianalisis yang betul-betul mewakili tempat tersebut.
        Pengambilan contoh tanah sangat mempengaruhi terhadap tingkat kebenaran hasil analisis di
laboratorium. Metode atau cara pengambilan contoh tanah yang tepat sesuai dengan jenis analisis
yang akan dilakukan merupakan persyaratan penting yang perlu diperhatikan.
        Berdasarkan kebutuhan untuk analisis sifat fisik dan kimia tanah di laboratorium pada
dasarnya ada 2 macam, yaitu pengambilan contoh tanah terganggu/komposit/biasa (disturbed soil
sample) dan pengambilan contoh tanah utuh (undisturbed soil sample).
        Contoh tanah terganggu/komposit/biasa adalah contoh tanah yang strukturnya telah
berubah/hancur dan contoh tanah ini diambil dari beberapa titik contoh tanah individu kemudian
dihancurkan sampai merata dan diambil ± 1 kg tanah. Contoh tanah ini digunakan untuk keperluan
analisis sifat kimia tanah, kadar air (%), berat, tekstur, dan konsistensi.
        Contoh tanah utuh adalah contoh tanah yang struktur tanahnya belum berubah sesuai dengan
bentuk aslinya. Contoh tanah ini digunakan untuk keperluan berbagai analisis sifat fisik tanah, seperti:
bobot isi tanah (bulk density), total porositas tanah, permeabilitas, penentuan nilai pH, penentuan
distribusi pori tanah, kadar air (%), volume.
    ALAT-ALAT
    1. Ring sample/core sample
    2. Bor tanah
    3. Cangkul
    4. Sekop
    5. Pisau belati
    6. Cutter
    7. Kantong plastik
    8. Kertas label
    9. Karet pengikat
PROSEDUR/CARA KERJA
A. Pengambilan contoh tanah terganggu/komposit/biasa (disturbed soil sample)
   1. Sebelum mengambil contoh tanah, sebaiknya dibuat sketsa/gambar mengenai tempat
        yang akan diambil contoh tanahnya. Bila pada tempat tersebut terlihat adanya perbedaan
        mengenai      topografi,    warna    tanah,     terasering/sengkedan,     vegetasi,   perlakuan
        pemupukan/pengapuran, dan perbedaan laon, maka tempat tersebut dapat dibagi-bagi lagi
        menjadi beberapa bagian yang masing-masing bagian menjadi relatif homogen sifat
        tanahnya.
   2. Kemudian dari tiap-tiap bagian yang relatif homogen tersebut diambil 5-20 contoh tanah
        individul (tergantung luas lahan yang akan diambil contoh tanahnya) dengan bor tanah
        sampai kedalaman 0-30 cm (untuk tanaman semusim) dan kalau untuk tanaman
        tahunan/tanaman keras tiap contoh tanah individual diambil dari kedalaman 0-30 cm dan
        30-60 cm (arah pengambilan contoh tanah individual tipe zigzag). Dari tiap-tiap contoh
        tanah individual tersebut kemudian dicampurkan sampai merata dan diambil contoh tanah
        terganggu/komposit sebanyak ± 1 kg, dimasukkan ke dalam kantong plastik dan diberi
        label.
   Cara pengambilan contoh tanah individual :
   a. Bersihkan rerumputan di permukaan tanah pada tempat yang akan diambil contoh
        tanahnya.
   b. Tancapkan bor tanah dengan tegak lurus permukaan tanah. Kemudian diputar searah
        jarum jam sambil ditekan dan dimasukkan sampai kedalaman yang dikehendaki,
        misalnya untuk tanaman semusim kedalamannya 0-30 cm.
   c. Setelah itu cabutlah bor tanah (jangan diputar balik) sampai mata bor berada di
        permukaan tanah. Kemudian tanah yang berada pada mata bor dikeluarkan dan simpan
        pada tempat yang telah dibersihkan dari rerumputan dan kotoran lainnya.
   d. Ulangi seperti poin b dan c pada tempat lain dengan arah titik-titik bor zigzag. Jumlah
        pengambilan contoh tanah individual tergantung pada luasan lahan yang akan diambil
        contoh tanahnya, apabila luasannya sempit, cukup 5 contoh tanah individual saja.
   e. Tanah      dari   tiap-tiap   contoh    tanah     individual    ini    kemudian    disatukan    dan
        dicampuradukkan       sampai    merata.       Setelah   itu   baru     diambil   contoh      tanah
        terganggu/komposit/biasa ± 1 kg dan dimasukan ke dalam kantong plastik yang telah
        disediakan.
   f.   Contoh tanah tersebut kemudian diberi kertas label yang diisi data nomor/kode contoh
        tanah, nama lokasi/tempat contoh tanah itu diambil, ketinggian temapt (dpl), keadaan
        cuaca saat pengambilan contoh tanah, tanggal/bulan/tahun pengambilan contoh tanah,
        vegetasi yang tumbuhnya dominan atau bekas diusahakan tanaman apa, dan siapa yang
        mengambilnya.
g. Jangan mengambil contoh-contoh tanah individual dari temapt-tempat khusus, seperti
           sekitar perumahan, jalan, pematang, selokan/parit, legokan-legokan, tanah bekas
           pembakaran, dan tanah bekas gundukan bahan organik/pupuk kandang.
   B. Pengambilan contoh tanah utuh (undisturbed soil sample)
       1. Ambil 2 buah ring sample. Kemudian ring sample 1 dan tutupnya ditimbang beratnya dan
           dicatat serta diberi kode=R, sedangkan ring sample 2 sebagai alat bantu untuk menekan
           ring sample 1.
       2. Contoh tanah utuh diambil dari tiap bagian lahan yang relatif homogen. Pertaman-tama
           permukaan tanah dibersihkan dari rerumputan dan kotoran lainnya.
       3. Ring sample 1 tanpa penutup diletakkan pada permukaan tanah tersebut dengan bagian
           yang runcingnya di bawah, kemudian buat lingkaran dengan pusat yang sama dengan
           ring sample dengan garis tengah 2x lebih besar.
       4. Lingkaran yang dibuat di luar ring sample tadi kemudian digali sehingga terbentuk
           lubang lingkaran sedalam ± 30 cm, hal ini dimaksudkan agar ring sample dapat dengan
           mudah ditekan dan masuk ke dalam tanah.
       5. Tekan ring sample 1 tadi sampai tiga per empat bagiannya masuk ke dalam tanah.
           Penekanan dan masuknya ring sample diusahakan harus tegak lurus permukaan tanah.
       6. Kemudian letakkan ring sample 2 tepat di atas ring sample 1. Selanjutnya tekan lagi
           sampai bagian bawah ring sample 2 masuk ke dalam tanah dan penekanan dihentikan.
       7. Setelah itu kedua ring sample tersebut digali dan dipotong di bawah ring sample 1 dengan
           pisau belati.
       8. Bersihkan bagian luar ring sample dengan pisau belati, kemudian tanah yang keluar dari
           bagian bawah ring sample 1 dipotong dengan cutter dan permukaannya harus merata.
           Selanjutnya tutup lagi dengan tutup plastik. Setelah itu pisahkan/potong kedua ring
           sample tersebut dengan cutter dan tutup lagi permukaan bagian atas ring sample 1 (ring
           sample 1 yang dipakai sebagai contoh tanah utuh).
       9. Kemudian berilah kertas label dan data-data seperti pada percobaan contoh tanah
           terganggu (disturbed soil sample).


   HASIL
Data yang didapat :
   1. Berat ring sample + tutupnya                     = 193,66 gram
   2. Diameter ring sample                             = 1,5 cm
   3. Jari – jari ring sample                          = 7,5 cm
   4. Tinggi ring sample                               = 4 cm
   5. Berat ring sample + tutup + tanah dari lapangan = 425 gram
   6. Berat contoh tanah terganggu/komposit/biasa      = …… gram
PEMBAHASAN
        Praktikum pengambilan contoh tanah ini dilakukan pada siang hari sekitar pk. 10.00 WIB,
bertempat di kebun percobaan Faperta UNWIM. Cuaca cukup cerah dan terik. Pengambilan contoh
tanah terganggu/komposit/biasa (disturbed soil sample) dilakukan pada 3 tempat yang berbeda.
Kelompok kami mendapat tempat di sekitar area tanaman kastuba (Euphorbia pulcherima). Kami
menggunakan cara pengambilan contoh tanah terganggu secara zigzag dengan jarak antar titik sekitar
1-1,5 m. Bor ditancapkan dan diputar sampai kedalaman ± 30cm, kemudian diangkat dan contoh
tanah dikumpulkan pada kantong plastik. Setelah terkumpul contoh tanah terganggu dari kelima titik
pengeboran, kami kumpulkan dan aduk menjadi satu. Kemudian diambilah sekitar ± 1 kg contoh
tanah terganggu tersebut.
        Untuk pengambilan contoh tanah utuh (undisturbed soil sample), lokasinya juga sama, dekat
tanaman kastuba. Tapi kami mencari area yang sedikit tidak begitu banyak rerumputannya. Sesuai
dengan prosedur, kami membuat lubang sedalam ± 30 cm. Kemudian ring sample 1 ditekan sampai
tiga per empat bagiannya masuk ke dalam tanah. Ring sample 2 diletakkan di atas ring sample 1,
selanjutnya ditekan lagi sampai bagian bawah ring sample 2 masuk ke dalam tanah. Setelah itu kedua
ring sample digali dan dipisahkan. Ring sample 1 diberi tutup plastik. Kemudian ditimbang berat ring
sample, tutup, dan tanah didalamnya, didapatlah angka 425 gram.


    KESIMPULAN
        Jadi kalau kita akan mempelajari keadaan tanah di suatu tempat harus dilakukan pengambilan
contoh tanahnya untuk dianalisis yang betul-betul mewakili sifat fisiknya yaitu warna, tekstur,
struktur, konsistensi, draienase dan pori-pori tanah, maupun sifat kimia seperti pH, KTK tanah dll.
Pengambilan contoh tanah sangat penting karena jenis tanah di setiap daerah berbeda yang
disebabkan oleh faktor-faktor yang membedakan pembentukannya, contoh:
    o Iklim
    o Bahan induk
    o Organisme
    o Topografi
    o Waktu
PRAKTIKUM                        : III
JUDUL PRAKTIKUM                  : PENENTUAN KADAR AIR TANAH DI
                                  LABORATORIUM
HARI/TANGGAL                     : SENIN, 3 DESEMBER 2012
TEMPAT/LOKASI                    : LABORATORIUM TANAH
DOSEN                            : SUPARMAN, Ir., MP.



    TUJUAN
        Melatih mahasiswa untuk mengerti dan terampil dalam mengukur kadar air tanah di
laboratorium.


    PENDAHULUAN
        Air tanah sangat penting bagi pertumbuhan tanaman, karena air dapat berfungsi sebagai unsur
hara tanaman yaitu dalam proses fotosintiesis, sebagai pelarut unsur hara dan sebagai bagian dari sel-
sel tanaman.
        Air di dalam tanah dapat digolongkan menjadi 3 macam, yaitu air adhesi/air higroskopik, air
kohesi/air kapiler dan air gravitasi. Air adhesi/air higroskopik adalah air yang diserap sangat kuat oleh
tanah yaitu berupa selaput tipis (film) yang menyelimuti partikel tanah (merupakan air yang tidak
tersedia bagi tanaman). Air kohesi/air kapiler adalah air yang tertahan diantara pori-pori mikro (pori-
pori tersedia), karena pengaruh gaya kohesi dan adhesi yang lebih kuat daripada gaya gravitasi
(merupakan air yang tersedia bagi tanaman). Air gravitasi adalah air yang berada pada pori-pori
makro dan tidak dapat diatahan oleh massa tanah, akhirnya meresap ke bawah karena pengaruh gaya
gravitasi (tidak tersedia bagi tanaman)
        Penentuan kadar air tanah dapat dilakukan dengan beberapa cara:
a. Cara “gravimetric water content”, yaitu perbandingan berat air tanah terhadap berat tanah kering
    mutlak, dan
b. Cara “volumetric water content”, yaitu perbandingan volume air tanah terhadap volume tanah.
    Dalam praktikum ini akan dilakukan penentuan kadar air tanah total dengan mempergunakan
    oven pada temperatur 1050C.


    ALAT dan BAHAN
    1. Timbangan analitik
    2. Oven
    3. Exicator
    4. Pinggan aluminium atau botol timbang 20 mL
    5. Contoh tanah
PROSEDUR/CARA KERJA
    1. Mula-mula pinggan aluminium/botol timbang dioven dengan suhu 1050C selama 30 menit.
        Kemudian didinginkan selama 10 menit di dalam exicator. Setelah dingin timbang alat
        tersebut dan catat beratnya (berat pinggan aluminium/botol timbang = W).
    2. Selanjutnya masukkan 10 gram contoh tanah ke dalam pinggan aluminium/botol timbang
        tersebut (berat pinggan aluminium/botol timbang + tanah sebelum dioven = W1).
    3. Kemudian pinggan aluminium/botol timbang + tanah dipanaskan dalam oven dengan suhu
        1050C selama ± 24 jam, setiap 3 jam sekali dilakukan penimbangan (sebelum penimbangan
        pinggan aluminium/botol timbang + tanah yang telah dipanaskan didinginkan terlebih dahulu
        di dalam exicator ± selama 10 menit). Setelah ditimbang catat beratnya dan selanjutnya
        dipanaskan lagi di dalam oven.
    4. Perlakuan pemanasan, pendinginan, dan penimbangan dilakukan berulang-ulang seperti pada
        nomor 3 di atas, sampai didapat berat tanah kering yang konstan atau disebut juga Berat
        Tanah Kering Mutlak (berat pinggang aluminium/botol timbang + tanah sesudah dioven =
        W2).
    CARA PENGHITUNGAN
    1. Gravimetric Water Content
            o   Berat kadar air                         = W 1 – W2
            o   Berat Tanah Kering Mutlak (BTKM)        = W2 – W
            o   Kadar Air (%) Berat                     =        x 100%

    2. Volumetric Water Content
    o   Kadar Air (%) Volume = BI x Kadar Air (%) Berat
    HASIL dan PEMBAHASAN
    1. Gravimetric Water Content
            o   W       = 7,04 gram
            o   W1      = 17,04 gram
            o   W2      = 15,21 gram
            o   Berat kadar air                         = W1 – W2 = 17,04-15,21 = 1.83 gram
            o   Berat Tanah Kering Mutlak (BTKM)        = W2 – W = 15,21 – 7,04 = 8,17 gram
            o   Kadar Air (%) Berat      =       x 100% =            x 100% = 22,39%

    2. Volumetric Water Content
    o   Kadar Air (%) Volume = BI x Kadar Air (%) Berat = 1,067 x 22,39% = 23,89%
    KESIMPULAN
        Dengan mengetahui kadar tanah dari hasil penelitian diasumsikan bahwa air yang tersedia
pada areal tertentu dapat diketahui sehinga nantinya dapat diidentifikasi tanaman/komoditi apa yang
cocok dan sesuai dengan keaadan air tersebut yang juga masih dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya.
PRAKTIKUM                        : IV
JUDUL PRAKTIKUM                  : PENENTUAN NILAI BOBOT ISI (Bulk Density),
                                   BOBOT JENIS BUTIR (Particle Density), dan %
                                   PORI - PORI
HARI/TANGGAL                     : SENIN, 3 DESEMBER 2012
TEMPAT/LOKASI                    : LABORATORIUM TANAH
DOSEN                            : SUPARMAN, Ir., MP.


     TUJUAN

        Melatih mahasiswa untuk mengerti dan bisa menghitung bobot isi tanah (Bulk Density), bobot
jenis butir tanah (Particle Density) dan % pori-pori total tanah.


     PENDAHULUAN
        Bobot isi adalah salah satu sifat tanah yang menggambarkan tentang kepadatan suatu tanah.
Makin padat suatu tanah makin tinggi nilai bobot isinya yang berarti makin sulit meneruskan air atau
ditembus akar tanaman. Bobot isi (BI) tanah atau biasa juga disebut “bulk density/apparent density”
adalah perbandingan antara berat suatu masa tanah dalam keadaan kering mutlak dengan volume total
(volume total = isi bagian partikel-partikel tanah dan isi ruang pori-pori tanah). Contoh tanah tersebut
harus diambil dalam keadaan tidak terganggu/utuh (undisturbed soil sample) artinya tanah tersebut
harus diambil dengan alat ring sample/core sample. Satuan bobot isi tanah dinyatakan dalam g/cm3.
Tanah-tanah mineral nilainya berkisar antara 0,70 – 1,6 g/cm3. Bobot isi tanah penting untuk
diketahui, karena dapat digunakan untuk menghitung kebutuhan pupuk dan air per hektarnya yang
didasarkan pada berat tanah per hektar.
        Bobot jenis butir (particle density) adalah perbandingan antara berat suatu masa tanah dalam
keadaan kering mutlak dengan volume bagian padat tanah (volume bagian padat tanah = isi bagian
partikel-partikel tanah saja tidak termasuk ruang pori-porinya). Satuan bobot jenis butir tanah
dinyatakan dalam g/cm3. Tanah-tanah mineral nilainya berkisar antara 2,60 – 2,70 g/cm3.
        Dengan mengetahui besarnya nilai bobot isi (bulk density) dan bobot jenis butir (particle
density) maka dihitung banyaknya (%) pori-pori total tanah.


     ALAT-ALAT DAN BAHAN

        Alat dan Bahan yang dipakai yaitu : Timbangan analitik, Oven, Exicator, Cawan aluminium

dan Contoh tanah.


     PROSEDUR/CARA KERJA

1.    Pengambilan dan penimbangan berat contoh tanah utuh telah dilakukan pada praktikum III-B.
2.    Penentuan kadar air tanah dalam % berat (A) telah dilakukan pada praktikum III.
CARA PERHITUNGAN
    o    Diameter ring sample = d cm
    o    Jari-jari ring sample =     x d cm = r cm
    o    Tinggi ring sample = t cm
    o    π = 3,14
    o    Berat ring sample + tutupnya = R gram
    o    Berat ring sample + tutupnya + tanah dari lapangan = R1 gram
    o    Berat tanah dalam volume ring sample dari lapangan = R1 – R gram
    o    Kadar air tanah dalam % berat = A%

    o    Berat Tanah Kering Mutlak (BTKM) =                x R1 – R gram

    o    Volume atau isi ring sample = π x (r)2 x t cm
    o    Bobot isi tanah (bulk density) (BI) =                   g/cm3

    o    Untuk menghitung % pori-pori total tanah digunakan nilai rata-rata bobot jenis
         butir/kepadatan partikel/particle density tanah (BJB) sebesar 2,65 g/cm3 (nilai real density).
    o    % pori-pori total = ( 1 -   ) x 100%


    HASIL dan PEMBAHASAN
    o   Tinggi ring sample               = 7,5 cm
    o   Jari-jari ring sample            = 3,75 cm
    o   Tinggi ring sample               = 3,9 cm
    o   π                                = 3,14
    o   R                                = 200 gram
    o   R1                               = 425 gram
    o   R1 – R                           = 225 gram
    o   A%                               = 22,39%

    o   BTKM                             =               x 225 = 184,83 gram

    o   Volume ring sample               = 3,14 x (3,75 cm)2 x 3,9 cm = 172, 209 cm3

    o   % pori-pori total                =(1-        ) x 100% = ( 1 -      ) x 100% = 59,8%


    KESIMPULAN
            Dari perhitungan dengan mengandalkan data-data praktikum yang ada, kami dapat
mengetahui cara perhitungan bobot isi tanah (bulk density), bobot jenis butir (particle density), dan %
pori-pori tanah. Berdasarkan data yang didapat, hasil perhitungan menunjukkan bahwa tanah yang
kami dapatkan dalam praktikum sebelumnya memiliki nilai % pori-pori tanah yang cukup besar.
PRAKTIKUM                           :V
JUDUL                               : PENENTUAN TEKSTUR TANAH DI LAHAN
HARI/TANGGAL                        : SENIN, 7 01 JANUARI 2013
TEMPAT/LOKASI                       : KEBUN PERCOBAAN FAPERTA UNWIM
DOSEN                               : SUPARMAN, Ir., MP.


    TUJUAN
         Melatih mahasiswa agar mengerti dan bisa menentukan kelas tekstur tanah dengan perasaan
di lapangan.


    PENDAHULUAN
         Tekstur tanah adalah perbandingan kandungan partikel-partikel tanah primer berupa fraksi
pasir (2 mm – 0,050 mm), debu (0,050 mm – 0,002 mm), dan liat (<0,002 mm) dalam suatu massa
tanah.
         Pembagian kelas tekstur tanah berdasarkan pada gambar segitiga tekstur menurut sistem
United States Departement of Agriculture (USDA) terbagi menjadi 12 kelas tekstur tanah, yaitu :
    1. Pasir (sand)
    2. Pasir berlempung (loamy sand)
    3. Lempung berpasir (sandy loam)
    4. Lempung (loam)
    5. Lempung berdebu (silty loam)
    6. Debu (silt)
    7. Lempung berliat (clay loam)
    8. Lempung liat berpasir (sandy clay loam)
    9. Lempung liat berdebu (silty clay loam)
    10. Liat berpasir (sandy clay)
    11. Liat berdebu (silty clay)
    12. Liat (clay)
         Penentuan kelas tekstur tanah pada dasarnya ada 2 cara, yaitu penentuan kelas tekstur di
laboratorium dan penentuan kelas tekstur di lapangan. Penentuan kelas tekstur tanah di laboratorium
adalah penetapan tekstur secara kuantitatif, yaitu dengan cara mengukur persentase kandungan pasir,
debu, dan liat yang dilakukan dengan metode pipet atau metode hidrometer bouyoucos, selanjutnya
dicocokkan pada gambar segitiga tekstur menurut USDA. Penentuan kelas tekstur tanah di lapangan
adalah penetapan kelas tekstur secara kualitatif yang berdasarkan perasaan, yaitu dengan cara
memirid tanah yang telah sedikit dibasahi diantara ibu jari dan telunjuk.
         Walaupun hasil penentuan kelas tekstur tanah di lapangan tidak seteliti hasil penentuan kelas
tekstur di laboratorium, akan tetapi cukup dapat membantu untuk mengetahui kelas tekstur tanah atau
paling tidak dapat mendekati yang sebenarnya. Apabila dilakukan oleh yang telah berpengalaman
dalam survey tanah, biasanya dapat menentukan dengan tepat dan dapat memberikan hasil yang
relatif sama dengan hasil di laboratorium.


    ALAT-ALAT dan BAHAN
    1. Bor tanah
    2. Pisau belati
    3. Roll meter
    4. Botol semprot plastik berisi air
    5. Serbet/lap tangan
    6. Lapisan-lapisan contoh tanah sedalam 120 cm.


    PROSEDUR/CARA KERJA
    1. Bersihkan permukaan tanah dari rerumputan dan kotoran lain
    2. Kemudian tancapkan bor tanah secara vertikal, tekan dan putar searah jarum jam sampai mata
        bor masuk dan penuh dengan contoh tanah (± sedalam 20 cm). Selanjutnya dicabut (jangan
        diputar balik) dan hasil contoh tanah yang terbawa oleh mata bor tersebut dikeluarkan dengan
        menggunakan pisau belati dan disimpan secara berjajar di atas permukaan tanah yang telah
        dibersihkan.
    3. Mata bor setelah bersih dari tanah lanjutkan pemboran lagi pada lubang yang sama sampai
        mata bor terisi penuh dengan contoh tanah (apabila diputar terasa berat) kemudian cabut dan
        contoh tanah dari mata bor disimpan berjajar menyambung hasil contoh tanah pemboran
        pertama.
    4. Pemboran dilanjutkan sampai kedalaman ± 120 cm atau sampai mencapai batas bahan induk
        tanah (yang kedalaman solum tanahnya < 120 cm) dan dilakukan berulang-ulang seperti pada
        cara kerja no.3, sehingga contoh tanah yang disimpan secara berjajar mencapai panjang 120
        cm atau sampai bahan induk tanah.
    5. Setelah selesai pemboran, kemudian pada sebelah sisi contoh tanah yang berjajar tadi
        disimpan roll meter dengan ukuran 120 cm atau sampai batas bahan induk tanah.
    6. Selanjutnya amati dan tentukan batas lapisan/horizonnya yaitu pertama dengan melihat
        perbedaan warna tanah, apabila warna tanah sama mungkin teksturnya berbeda atau sifat-sifat
        fisik tanah yang lainnya.
    7. Setelah selesai menentukan batas lapisan/horizon tanah, kemudian catat berapa cm batas tiap-
        tiap lapisan/horizonnya dan amati kelas teksturnya secara kualitatif (dengan perasaan).
    8. Cara pengamatan kelas tekstur tanah secara kualitatif/perasaan di lapangan adalah mula-mula
        letakkan sedikit tanah pada jari-jari tangan, basahi sedikit demi sedikit sampai dicapai
        keadaan plastisitas maksimun. Keadaan ini akan menunjukkan saat yang tepat dalam
        pendugaan kelas tekstur tanah. Kemudian tanah tersebut dipirid diantara ibu jari dan telunjuk
        dan dirasakan adanya kekasaran (untuk menunjukan keadaan jumlah pasir di dalam tanah),
        kelicinan (untuk menunjukan keadaan jumlah debu di dalam tanah, apabila terasa licin seperti
memirid sabun berarti jumlah debunya yang banyak), kelengketan dan plastisitas serta
         kemengkilatan tanah (untuk menunjukan keadaan jumlah liat di dalam tanah, apabila terasa
         lengket, mudah dibentuk bola atau gulungan panjang serta mengkilat berarti kandungan
         liatnya banyak).
      9. Setelah merasakan tingkat kekasaran, kelicinan, kelengketan dan plastisitas serta
         kemengkilatan, maka bandingkan hasil pengamatan dengan perasaan tadi dengan penentuan
         kelas tekstur tanah menurut perasaan di lapangan pada Tabel 1., kemudian tentukan kelas
         teksturnya yang cocok.


         Tabel 1. Penentuan Kelas Tekstur Tanah Menurut Perasaan di Lapangan
No.      Kode Tekstur                Kode     Rasa dan Sifat Tanah

1.       Pasir (sand)                s        Rasa kasar sangat jelas, tidak melekat dan tidak dapat
                                              dibentuk bola.
2.       Pasir berlempung            ls       Rasa kasar jelas, sedikit sekali melekat, dapat
         (loamy sand)                         dibentuk bola yang mudah sekali hancur.
3.       Lempung berpasir            sl       Rasa kasar agak jelas, agak melekat, dapat dibentuk
         (sandy loam)                         bola tapi mudah hancur.
4.       Lempung (loam)              l        Rasa tidak kasar dan tidak licin, agak melekat, dapat
                                              dibentuk bola agak teguh, dapat sedikit dibuat
                                              gulungan dengan permukaan mengkilat.
5.       Lempung berdebu (silt       sil      Rasa licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak
         loam)                                teguh dan gulungan dengan permukaan mengkilat.
6.       Debu (silt)                 si       Rasa licin sekali, agak melekat, dapat dibentuk bola
                                              teguh, dapat dibuat gulungan dengan permukaan
                                              mengkilat.
7.       Lempung berliat (clay       cl       Rasa agak licin, agak mengkilat, dapat dibentuk bola
         loam)                                agak teguh, dapat dibentuk gulungan yang agak
                                              mudah hancur.
8.       Lempung liat berpasir       scl      Rasa halus dengan sedikit bagian agak kasar, agak
         (sandy clay loam)                    melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dapat
                                              dibentuk gulungan mudah hancur.
9.       Lempung liat berdebu        sicl     Rasa halus agak licin, melekat, dapat dibentuk bola
         (silty clay loam)                    teguh dan gulungan mengkilat.
10.      Liat berpasir (sandy        sc       Rasa halus, berat tapi terasa sedikit kasar, melekat,
         clay)                                dapat dibentuk bola teguh, mudah digulung.
11.      Liat berdebu (silty clay)   sic      Rasa halus, berat, agak licin, sangat melekat, dapat
                                              dibentuk bola teguh dan mudah digulung.
12.      Liat (clay)                 c        Rasa berat, halus, sangat melekat, dapat dibentuk bola
                                              dengan baik dan mudah digulung.
HASIL
        Tabel 2. Data Hasil Pengamatan Kelas Tekstur Tanah
Nomor        Kedalaman Lapisan         Kode Tekstur               Nama Kelas Tekstur Tanah
Lapisan     (Horizon) Tanah (cm)          Tanah
   I        0 – 13 cm                       sl           Lempung berpasir (sandy loam)
   II       13 – 19 cm                       l           Lempung (loam)
  III       19 – 54 cm                      sil          Lempung berdebu (silty loam)
  IV        54 – 75 cm                      sil          Lempung liat berdebu (silty clay loam)
   V        75 – 101 cm                    sicl          Lempung liat berdebu (silty clay loam)
  VI        101 – 120 cm                   sicl          Lempung liat berdebu (silty clay loam)


    PEMBAHASAN
        Berdasarkan hasil pengamatan dan praktek di lapangan, jenis tanah di daerah sekitar kebun
percobaan Faperta UNWIM memiliki tekstur tanah yang berlempung, atau memiliki kandungan
lempung yang cukup banyak. Seperti terlihat pada tabel, kelas tekstur tanah yang didapat memiliki
unsur lempung. Semakin dalam lapisan tanah (horizon) semakin mengkilat warna permukaan
tanahnya.

    KESIMPULAN
      Setelah pengamatan dilaksanakan serta data hasil pengamatan diperoleh ternyata masing-
masing lapisan tanah mempunyai tekstur tanah yang berbeda-beda sehingga dengan mengetahui
tekstur tanah kita dapat mengetahui pula perbandingan fraksi pasir, liat dan debu.
PRAKTIKUM                         : VI
JUDUL                             : PENENTUAN WARNA TANAH DI LAPANGAN
HARI/TANGGAL                      : SENIN, 7 JANUARI 2013
TEMPAT/LOKASI                     : KEBUN PERCOBAAN FAPERTA UNWIM
DOSEN                             : SUPARMAN, Ir., MP.

    TUJUAN
       Melatih mahasiswa agar mengerti dan bisa menentukan warna tanah di lapangan.

    PENDAHULUAN
          Warna tanah adalah salah satu sifat tanah yang dengan mudah dapat dilihat dan dapat
menunjukan terutama sifat fisiknya. Kadang-kadang dengan mengetahui warna tanah kita dapat
menduga sifat-sifat yang diteliti, misalnya warna tanah gelap menunjukkan kandungan bahan organik
tanah cukup tinggi sampai sangat tinggi yang berarti juga tingkat kesuburan tanahnya lebih baik,
sedangkan warna merah menunjukkan bahwa tanah tersebut sudah mengalami pelapukan yang lebih
lanjut.
          Warna tanah dapat ditentukan dengan cara membandingkan warna contoh tanah dengan
warna baku yang terdapat pada buku “Munsell Soil Color Chart”. Penentuan warna tanah ini meliputi
penetapan warna dasar tanah (matriks), warna bidang struktur dan selaput liat, warna karatan dan
konkresi, warna plintit dan humus.
          Warna tanah dinyatakan dalam tiga satuan/criteria, yaitu kilap (hue), nilai (value), dan kroma
(chroma), menurut nama yang tercantum dalam lajur buku tersebut. Hue adalah warna yang
berhubungan erat dengan panjang gelombang cahaya, value yaitu sangat berhubungan dengan
kebersihan suatu warna dari pengaruh warna lain (gelap/terangnya warna), chroma kadang-kadang
disebut juga dengan kejernihan, yaitu kemurnian relative dari spektrum warna.
          Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penentuan warna tanah di lapangan:
1. Sebelum pengamatan perlu dicatat apakah tanah tersebut dalam keadaan basah, lembab atau
   kering.
2. Pengamatan sebaiknya dilakukan pada tempat yang teduh jangan langsung kena sinar matahari.
3. Contoh tanah tidak boleh mengkilat akibat gesekan dengan benda lain.
4. Contoh tanah ditaruh di bawah lubang spektrum warna pada buku Munsell dengan jari tangan.
5. Menghindari pengamatan sebelum jam 09.00 dan sesudah jam 16.00.
6. Peneliti seharusnya tidak buta warna.
    ALAT-ALAT dan BAHAN
    1. Bor tanah
    2. Pisau belati
    3. Roll meter
    4. Botol semprot plastik berisi air
    5. Serbet/lap tangan
    6. Lapisan-lapisan contoh tanah sedalam 120 cm
PROSEDUR/CARA KERJA
    1. Prosedur kerja mula-mula seperti pada Praktikum V dari no.1 – 7, selanjutnya tiap-tiap
          lapisan tentukan warna tanahnya.
    2. Dari segumpal tanah dam bentuk aslinya diambil sebesar ibu jari (± 2 cm2).
    3. Kemudian warna tanah tersebut dibandingkan/dicocokkan dengan warna-warna yang terdapat
          dalam lembaran buku Munsell Soil Color Chart tadi.
    4. Catat satuan/kode yang terdapat dalam buku tersebut yaitu mengenai kilap (hue), contoh 5
          YR, nilai (value) contoh 5, dan kroma (chroma) contoh /6.
    5. Dari contoh penulisan kode tersebut dicatat secara lengkap yaitu 5 YR             yang berarti
          yellowish red (merah kekuning-kuningan).
    HASIL
          Tabel 3. Data Hasil Pengamatan Warna Tanah
 Nomor            Kedalaman Lapisan (Horizon) Tanah            Kode Warna       Nama Warna Tanah
 Lapisan                        (cm)                             Tanah
    I          0 – 13 cm                                     2,5 YR           Black
    II         13 – 19 cm                                      10 YR          Very Dark Brown
    III        19 – 54 cm                                      5 YR           Dark Reddish Brown
    IV         54 – 75 cm                                      5 YR           Black
    V          75 – 101 cm                                     5 YR           Dark Reddish Brown
    VI         101 – 120 cm                                    5 YR           Black


    PEMBAHASAN
          Pengambilan contoh tanah untuk penentuan warna tanah di lapangan ini dilakukan sekitar Pk.
13.00. Cuaca cukup cerah sehingga cocok sekali untuk diadakannya pengambilan contoh tanah.
Menurut data yang didapat perbedaan warna tanah di lapangan memiliki kemiripan. Warna tanah yag
didapat pada lapisan I adalah tanah hitam (black), pada lapisan II tanah coklat gelap (very dark
brown), dan pada lapisan III dan IV ternyata perbedaannya sangat sedikit, memiliki warna coklat
merah kehitaman (dark reddish brown). Dengan kita mengetahui bagaimana cara menentukan warna
tanah di lapangan akan memudahkan kita memilih jenis tanaman dan tumbuhan yang dapat
dibudidayakan di tanah tersebut.


   KESIMPULAN
          Setelah pengamatan dilaksanakan serta data hasil pengamatan diperoleh ternyata masing-
masing lapisan tanah mempunyai warna tanah yang berbeda-beda sehingga dengan mengetahui warna
tanah kita dapat mengetahui sifat-sifat tanah. Dari sifat-sifat tersebut kita dapat mengertahui berapa
besar bahan organik yang terkandung dalam tanah tersebut.
PRAKTIKUM                       : VII
JUDUL                           : PENENTUAN KONSISTENSI TANAH
HARI/TANGGAL                    : SENIN, 7 JANUARI 2013
TEMPAT/LOKASI                   : KEBUN PERCOBAAN FAPERTA UNWIM
DOSEN                           : SUPARMAN, Ir., MP.

    TUJUAN
       Melatih mahasiswa agar mengerti dan bisa menentukan konsistensi tanah di lapangan.


    PENDAHULUAN
        Konsistensi tanah adalah daya tahan atau ketahanan tanah terhadap pengaruh-pengaruh luar
yang akan mengubah keadaannya. Pengaruh-pengaruh luar tersebut adalah seperti tarikan, dorongan,
tekanan, rabaan, dan gaya gravitasi. Dengan kata lain konsistensi tanah merupakan manifestasi dari
gaya-gaya fisik kohesi dan adhesi yang bekerja dalam tanah pada berbagai keadaan kadar air tanah.
        Konsistensi tanah peranannya penting pada pengolahan tanah. Pengolahan tanah pada
keadaan basah atau sangat basah atau sangat kering akan mengakibatkan rusaknya struktur tanah.
Dalam keadaan basah akan terbentuk lumpur dan setelah kering akan menjadi padat., sedangkan
dalam keadaan sangat kering akan hancur menjadi debu. Kedua keadaan ekstrim ini mengakibatkan
tanah menjadi padat, sehingga sukar menyerap air dan sukar ditembus akar tanaman. Biasanya
pengolahan tanah pada keadaan kandungan air tanah sekitar kapasitas lapang akan memberikan hasil
yang baik.
        Berdasarkan hasil penelitian lapangan, konsistensi tanah itu bermacam-macam tergantung
pada tekstur, kadar bahan organik, koloid (liat humus), dan terutama kelembaban tanah. Pada
dasarnya pengamatan konsistensi tanah di lapangan ditentukan dalam tiga keadaan air tanah, yaitu:
Konsistensi basah, Konsistensi lembab, Konsistensi kering.
    ALAT-ALAT dan BAHAN
    1. Bor tanah
    2. Pisau belati
    3. Roll meter
    4. Botol semprot plastik berisi air
    5. Serbet/lap tangan
    6. Lapisan-lapisan contoh tanah sedalam 120 cm


    PROSEDUR/CARA KERJA
        Prosedur kerja mula-mula seperti pada Praktikum V dari nomor 1-7,selanjutnya tiap-tiap
lapisan tentukan konsistensi tanahnya sesuaikan dengan keadaan air tanah pada saat itu. Sebagai
panduan untuk menentukan konsistensi tanah di lapangan bisa diikuti penjelasan berikut ini :
1. Apabila kadar air tanah dalam keadaan basah, konsistensinya ditentukan dalam
      keadaan basah (Wet Consistency)
      Keadaan basah diartikan sebagai keadaan air tanah lebih besar dari kapasitas lapang.
      Konsistensi tanah dalam keadaan basah ditentukan berdasarkan sifat melekat dan
      plastisitasnya.
      a. Sifat melekat/kelekatannya/derajat adhesi tanah ditentukan dengan cara memijit contoh
          tanah basah di antara ibu jari dan telunjuk, kemudian ibu jari dan telunjuk direnggangkan
          dan nyatakan sifat melekatnya seperti diuaraikan pada Tabel 4.
          Tabel 4. Penentuan Sifat Melekat
Kode               Sifat Melekat                                   Penjelasan
 so        Tidak lekat (non sticky)         Bila kedua jari direnggangkan, contoh tanah terlepas dan
                                            jatuh.
 ss        Agak lekat (slightly sticky)     Bila kedua jari dilepaskan, sebagian kecil contoh tanah
                                            tinggal melekat pada kedua jari.
 s         Lekat (sticky)                   Bila kedua jari direnggangkan, contoh tanah tinggal
                                            melekat dan terasa lengket (gaya adhesi)
 vs        Sangat lekat (very sticky)       Bila kedua jari direnggangkan, contoh tanah melekat
                                            sekali dan tenaga renggang sangat besar.


      b. Sifat plastisitas/kenyal/derajat kohesi tanah, merupakan sifat mudah dibentuk menurut
          keinginan kita tanpa retak atau patah. Misal contoh tanah basah disimpan di antara ibu
          jari dan telunjuk, kemudian buat dalam bentuk pita, atau bulatan. Selanjutnya tentukan
          sifat plastisitasnya seperti terlihat pada tabel 5.
          Tabel 5. Penentuan Sifat Plastisitas
Kode              Sifat Plastisitas                                Penjelasan
 po        Tidak plastis (non plastic)      Contoh tanah tidak dapat dibentuk bulatan atau pita.
 sp        Agak         plastis   (slightly Contoh tanah dapat dibuat bulatan atau pita, tetapi mudah
           plastic)                         sekali merubah bentuknya.
 p         Plastis (plastic)                Contoh tanah dapat dibuat bulatan atau pita, tekanan yang
                                            sedang dapat merubah bentuknya.
 vp        Sangat plastis (very plastic)    Contoh tanah dapat dibentuk bulatan atau pita, tetapi
                                            susah dirubah bentuknya.


2. Apabila kadar air tanah dalam keadaan lembab, konsistensinya ditentukan dalam
      keadaan lembab (moisture consistency)
      Penentuan konsistensi lembab dilakukan pada tanah yang kandungan airnya antara kapasitas
      lapang dan titik layu permanen (kering). Caranya yaitu dengan meremas/memberikan tekanan
pada segumpal contoh tanah lembab dengan jari-jari dan telapak tangan, kemudian tentukan
       konsistensinya seperti pada tabel 6.
       Tabel 6. Penentuan konsistensi dalam keadaan lembab
Kode            Konsistensi Lembab                                      Penjelasan
  l         Lepas (loose)                     Butir-butir tanah terlepas satu dengan yang lainnya, tidak
                                              terikat, tidak melekat bila ditekan.
vfr         Sangat     gembur      (very Remasan dengan sedikit tekanan mudah bercerai, bila
            friable)                          digenggam mudah bergumpal, melekat bila ditekan.
 fr         Gembur (friable)                  Bila diremas massa tanah dapat bercerai, bila digenggam
                                              bergumpal, dan melekat bila ditekan.
 fi         Teguh (firm)                      Massa tanah tahan terhadap remasan, hancur dengan
                                              tekanan besar.
vfi         Sangat teguh (very firm)          Massa tanah tahan terhadap remasan dan tidak mudah
                                              berubah bentuk.
 efi        Sangat      teguh     sekali Massa tanah sangat tahan sekali terhadap remasan, bila
            (extremely firm)                  digenggam bentuk tidak berubah.


3. Apabila kadar air tanah dalam keadaan kering, konsistensinya ditentukan dalam
       keadaan kering (dry consistency)
       Penentuan konsistensi kering dilakukan pada tanah yang kandungan airnya lebih kecil dari
       titik layu permanen. Caranya yaitu dengan meremas/memberikan tekanan pada segumpal
       contoh tanah kering dengan jari-jari dan telapak tangan atau mematahkannya dengan tangan,
       kemudian tentukan konsistensinya seperti diuraikan pada Tabel 7.
       Tabel 7. Penentuan konsistensi dalam keadaan kering
Kode            Konsistensi Kering                                      Penjelasan
 L          Lepas (loose)                     Tanpa kohesi, artinya butir-butir tanah terlepas satu
                                              dengan yang lainnya tidak terikat.
 S          Lunak (soft)                      Dengan tekanan sedikit tanah mudah pecah menjadi
                                              butir-butir, kohesi kecil.
 Sh         Agak keras (slightly hard)        Sedikit tahan terhadap tekanan dengan mudah dapat
                                              dihancurkan dengan telunjuk dan ibu jari.
 H          Keras (hard)                      Tahan terhadap tekanan, massa tanah dapat dipatahkan
                                              dengan tangan (tidak dengan jari)
Vh          Sangat keras (very hard)          Daya tahan sangat besar, dapat dipatahkan dengan susah
                                              payah menggunakan tangan (tidak bisa dipeahkan dengan
                                              telunjuk dan ibu jari).
Eh          Ekstrem keras (extremely Tahan             sekali   terhadap    tekanan   dan   tidak   dapat
            hard)                             dipecahkan dengan tangan.
HASIL
          Tabel 8. Data hasil pengamatan konsistensi tanah
   Nomor             Kedalaman Lapisan         Kode Konsistensi Dalam         Nama Konsistensi
   Lapisan          (Horiszon) Tanah (cm)              Keadaan              Tanah Dalam Keadaan
                                                     ( Lembabh )                 ( Lembab )
      I           0 – 13 cm                              VFr                   Sangat Gembur
      II          13 – 19 cm                              Fr                       Gembur
     III          19 – 54 cm                              Fr                       Gembur
     IV           54 – 75 cm                              Fr                       Gembur
      V           75 – 101 cm                             Fr                       Gembur
     VI           101 – 120 cm                            Fr                       Gembur




   PEMBAHASAN
          Pada saat kami ke lapangan, cuaca cukup cerah, namun masih menyisakan tanda bekas hujan.
Sehingga keadaan tanah cukup lembab. Kami melakukan penggalian kemudian mambandingkan
hasilnya dengan Tabel 6. Karena kondisi tanah dalam keadaan lembab. Kedalaman lapisan (horizon)
tanah yang kami gali terbagi menjadi 4 bagian dengan warna yang berbeda. Saat kami coba
meremas/memberikan tekanan pada segumpal tanah, ternyata tanah cukup melekat saat ditekan,
namun hancur saat diremas. Begitu pun dengan lapisan tanah lainnya.


   KESIMPULAN
          Dari hasil pengamatan yang kami lakukan, ternyata di kebun percobaan Faperta UNWIM ini
jenis konsistensi tanahnya berada pada keadaan lembab (moisture consistency). Dan sebagian besar
konsistensi tanahnya adalah tanah gembur. Kami melakukan penggalian hingga kedalaman sekitar ±
128 cm.
LAPORAN AKHIR
      Dasar Ilmu Tanah




               Oleh :
       TAUFIK HIDAYAH RD
         4122.1.11.11.0005
       AGROTEKNOLOGI S-1



   FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS WINAYA MUKTI
           2012

More Related Content

What's hot

Laporan praktikum ilmu tanah agus ap
Laporan praktikum ilmu tanah  agus apLaporan praktikum ilmu tanah  agus ap
Laporan praktikum ilmu tanah agus apAgus Adipura
 
Laboratorium Uji Tanah - Pengambilan Contoh Tanah
Laboratorium Uji Tanah - Pengambilan Contoh TanahLaboratorium Uji Tanah - Pengambilan Contoh Tanah
Laboratorium Uji Tanah - Pengambilan Contoh TanahReski Aprilia
 
Pertemuan 2 MEKANIKA TANAH II PRAKTIKUM
Pertemuan 2 MEKANIKA TANAH II PRAKTIKUMPertemuan 2 MEKANIKA TANAH II PRAKTIKUM
Pertemuan 2 MEKANIKA TANAH II PRAKTIKUMArlinaphelia
 
20 jasa hand boring tanah di bali
20 jasa hand boring tanah di bali20 jasa hand boring tanah di bali
20 jasa hand boring tanah di baliEdi Supriyanto
 
Nilai perbandingan dispersi (npd)
Nilai perbandingan dispersi (npd)Nilai perbandingan dispersi (npd)
Nilai perbandingan dispersi (npd)Andrew Hutabarat
 
laporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAH
laporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAHlaporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAH
laporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAHAlfian Nopara Saifudin
 
Penelitian tanah di lapangan ppt
Penelitian tanah di lapangan pptPenelitian tanah di lapangan ppt
Penelitian tanah di lapangan pptAyu Fatimah Zahra
 
Laboratorium Uji Tanah - Soil Boring
Laboratorium Uji Tanah - Soil BoringLaboratorium Uji Tanah - Soil Boring
Laboratorium Uji Tanah - Soil BoringReski Aprilia
 
27813 57016-1-sm
27813 57016-1-sm27813 57016-1-sm
27813 57016-1-smAmdMdkr
 
laporan praktikum dastan acara 4 pengamatan tanah dengan indra
laporan praktikum dastan acara 4 pengamatan tanah dengan indralaporan praktikum dastan acara 4 pengamatan tanah dengan indra
laporan praktikum dastan acara 4 pengamatan tanah dengan indraAlfian Nopara Saifudin
 
Fisiologi Tumbuhan- daya ikat partikel tanah
Fisiologi Tumbuhan- daya ikat partikel tanahFisiologi Tumbuhan- daya ikat partikel tanah
Fisiologi Tumbuhan- daya ikat partikel tanahAisAisyah
 

What's hot (18)

Laporan resmi
Laporan resmiLaporan resmi
Laporan resmi
 
Laporan ilmu tanah
Laporan ilmu tanahLaporan ilmu tanah
Laporan ilmu tanah
 
Laporan praktikum ilmu tanah agus ap
Laporan praktikum ilmu tanah  agus apLaporan praktikum ilmu tanah  agus ap
Laporan praktikum ilmu tanah agus ap
 
Laboratorium Uji Tanah - Pengambilan Contoh Tanah
Laboratorium Uji Tanah - Pengambilan Contoh TanahLaboratorium Uji Tanah - Pengambilan Contoh Tanah
Laboratorium Uji Tanah - Pengambilan Contoh Tanah
 
3367 8664-1-sm
3367 8664-1-sm3367 8664-1-sm
3367 8664-1-sm
 
Pertemuan 2 MEKANIKA TANAH II PRAKTIKUM
Pertemuan 2 MEKANIKA TANAH II PRAKTIKUMPertemuan 2 MEKANIKA TANAH II PRAKTIKUM
Pertemuan 2 MEKANIKA TANAH II PRAKTIKUM
 
20 jasa hand boring tanah di bali
20 jasa hand boring tanah di bali20 jasa hand boring tanah di bali
20 jasa hand boring tanah di bali
 
Nilai perbandingan dispersi (npd)
Nilai perbandingan dispersi (npd)Nilai perbandingan dispersi (npd)
Nilai perbandingan dispersi (npd)
 
laporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAH
laporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAHlaporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAH
laporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAH
 
Penelitian tanah di lapangan ppt
Penelitian tanah di lapangan pptPenelitian tanah di lapangan ppt
Penelitian tanah di lapangan ppt
 
Bab v
Bab vBab v
Bab v
 
Dasar Ilmu Tanah
Dasar Ilmu TanahDasar Ilmu Tanah
Dasar Ilmu Tanah
 
Laboratorium Uji Tanah - Soil Boring
Laboratorium Uji Tanah - Soil BoringLaboratorium Uji Tanah - Soil Boring
Laboratorium Uji Tanah - Soil Boring
 
Instrumentasi
InstrumentasiInstrumentasi
Instrumentasi
 
27813 57016-1-sm
27813 57016-1-sm27813 57016-1-sm
27813 57016-1-sm
 
Modul 21
Modul 21Modul 21
Modul 21
 
laporan praktikum dastan acara 4 pengamatan tanah dengan indra
laporan praktikum dastan acara 4 pengamatan tanah dengan indralaporan praktikum dastan acara 4 pengamatan tanah dengan indra
laporan praktikum dastan acara 4 pengamatan tanah dengan indra
 
Fisiologi Tumbuhan- daya ikat partikel tanah
Fisiologi Tumbuhan- daya ikat partikel tanahFisiologi Tumbuhan- daya ikat partikel tanah
Fisiologi Tumbuhan- daya ikat partikel tanah
 

Viewers also liked

Laporan praktikum kelembaban udara
Laporan praktikum kelembaban udaraLaporan praktikum kelembaban udara
Laporan praktikum kelembaban udaraDiajeng Ramadhan
 
Laporan pengenalan alat
Laporan pengenalan alatLaporan pengenalan alat
Laporan pengenalan alatNopye Mariki
 
Tata Ruang Kota Geografi Kelas XII
Tata Ruang Kota Geografi Kelas XIITata Ruang Kota Geografi Kelas XII
Tata Ruang Kota Geografi Kelas XIIafilahs
 
Laporan praktikum ilmu ukur tanah
Laporan praktikum ilmu ukur tanahLaporan praktikum ilmu ukur tanah
Laporan praktikum ilmu ukur tanahfarlisazahra
 
Mekanika tanah dan sifat fisik
Mekanika tanah dan sifat fisikMekanika tanah dan sifat fisik
Mekanika tanah dan sifat fisikInri Pata'dungan
 
Laporan praktikum ilmu ukur tanah theodolit
Laporan praktikum ilmu ukur tanah theodolitLaporan praktikum ilmu ukur tanah theodolit
Laporan praktikum ilmu ukur tanah theodolitRpbowo
 
Laporan praktikum 1 pengenalan alat
Laporan praktikum 1 pengenalan alatLaporan praktikum 1 pengenalan alat
Laporan praktikum 1 pengenalan alatAndi Azizah
 

Viewers also liked (10)

Tanah gambut
Tanah gambut Tanah gambut
Tanah gambut
 
Laporan praktikum kelembaban udara
Laporan praktikum kelembaban udaraLaporan praktikum kelembaban udara
Laporan praktikum kelembaban udara
 
Laporan pengenalan alat
Laporan pengenalan alatLaporan pengenalan alat
Laporan pengenalan alat
 
Laporan tanah 1
Laporan tanah 1Laporan tanah 1
Laporan tanah 1
 
Tata Ruang Kota Geografi Kelas XII
Tata Ruang Kota Geografi Kelas XIITata Ruang Kota Geografi Kelas XII
Tata Ruang Kota Geografi Kelas XII
 
Kelembaban udara
Kelembaban udaraKelembaban udara
Kelembaban udara
 
Laporan praktikum ilmu ukur tanah
Laporan praktikum ilmu ukur tanahLaporan praktikum ilmu ukur tanah
Laporan praktikum ilmu ukur tanah
 
Mekanika tanah dan sifat fisik
Mekanika tanah dan sifat fisikMekanika tanah dan sifat fisik
Mekanika tanah dan sifat fisik
 
Laporan praktikum ilmu ukur tanah theodolit
Laporan praktikum ilmu ukur tanah theodolitLaporan praktikum ilmu ukur tanah theodolit
Laporan praktikum ilmu ukur tanah theodolit
 
Laporan praktikum 1 pengenalan alat
Laporan praktikum 1 pengenalan alatLaporan praktikum 1 pengenalan alat
Laporan praktikum 1 pengenalan alat
 

Similar to Alat Tanah

20 jasa hand boring tanah di bali
20 jasa hand boring tanah di bali20 jasa hand boring tanah di bali
20 jasa hand boring tanah di balisurveyorengineer
 
Laporan fieldtrip dasar ilmutanah i
Laporan fieldtrip dasar ilmutanah iLaporan fieldtrip dasar ilmutanah i
Laporan fieldtrip dasar ilmutanah ifahmiganteng
 
FUNGSI TANAH HUTAN
FUNGSI TANAH HUTANFUNGSI TANAH HUTAN
FUNGSI TANAH HUTANEDIS BLOG
 
PENGUJIAN STANDAR PENETRATION TEST.docx
PENGUJIAN STANDAR PENETRATION TEST.docxPENGUJIAN STANDAR PENETRATION TEST.docx
PENGUJIAN STANDAR PENETRATION TEST.docxMuh. Aksal
 
Acara i pengolahan tanah
Acara i pengolahan tanahAcara i pengolahan tanah
Acara i pengolahan tanahperdos5 cuy
 
PENGARUH PEMBERIAN BAHAN HUMAT DAN KOMPOS SISA TANAMAN TERHADAP SIFAT FISIK T...
PENGARUH PEMBERIAN BAHAN HUMAT DAN KOMPOS SISA TANAMAN TERHADAP SIFAT FISIK T...PENGARUH PEMBERIAN BAHAN HUMAT DAN KOMPOS SISA TANAMAN TERHADAP SIFAT FISIK T...
PENGARUH PEMBERIAN BAHAN HUMAT DAN KOMPOS SISA TANAMAN TERHADAP SIFAT FISIK T...Repository Ipb
 
BATAS-BATAS ATTERBERG.docx
BATAS-BATAS ATTERBERG.docxBATAS-BATAS ATTERBERG.docx
BATAS-BATAS ATTERBERG.docxMuh. Aksal
 
LAND_APLICATION.pdf
LAND_APLICATION.pdfLAND_APLICATION.pdf
LAND_APLICATION.pdfAliRamdani5
 
Bab 9 Tanah dan Keberlangsungan Kehidupan
Bab 9 Tanah dan Keberlangsungan KehidupanBab 9 Tanah dan Keberlangsungan Kehidupan
Bab 9 Tanah dan Keberlangsungan KehidupanLin Hidayati
 
Seminar hasil finis 2
Seminar hasil finis 2Seminar hasil finis 2
Seminar hasil finis 2aries-son
 
2953 9144-4-pb
2953 9144-4-pb2953 9144-4-pb
2953 9144-4-pbAmdMdkr
 
Alsintan laporan 4
Alsintan laporan 4Alsintan laporan 4
Alsintan laporan 4Yuwan Kilmi
 
3250 3577-1-pb
3250 3577-1-pb3250 3577-1-pb
3250 3577-1-pbraranteza
 

Similar to Alat Tanah (20)

20 jasa hand boring tanah di bali
20 jasa hand boring tanah di bali20 jasa hand boring tanah di bali
20 jasa hand boring tanah di bali
 
20 jasa hand boring tanah di bali
20 jasa hand boring tanah di bali20 jasa hand boring tanah di bali
20 jasa hand boring tanah di bali
 
Laporan fieldtrip dasar ilmutanah i
Laporan fieldtrip dasar ilmutanah iLaporan fieldtrip dasar ilmutanah i
Laporan fieldtrip dasar ilmutanah i
 
Pengamilan conto tanah
Pengamilan conto tanahPengamilan conto tanah
Pengamilan conto tanah
 
Sifat fisik tanah1
Sifat fisik tanah1Sifat fisik tanah1
Sifat fisik tanah1
 
FUNGSI TANAH HUTAN
FUNGSI TANAH HUTANFUNGSI TANAH HUTAN
FUNGSI TANAH HUTAN
 
PENGUJIAN STANDAR PENETRATION TEST.docx
PENGUJIAN STANDAR PENETRATION TEST.docxPENGUJIAN STANDAR PENETRATION TEST.docx
PENGUJIAN STANDAR PENETRATION TEST.docx
 
Acara i pengolahan tanah
Acara i pengolahan tanahAcara i pengolahan tanah
Acara i pengolahan tanah
 
PENGARUH PEMBERIAN BAHAN HUMAT DAN KOMPOS SISA TANAMAN TERHADAP SIFAT FISIK T...
PENGARUH PEMBERIAN BAHAN HUMAT DAN KOMPOS SISA TANAMAN TERHADAP SIFAT FISIK T...PENGARUH PEMBERIAN BAHAN HUMAT DAN KOMPOS SISA TANAMAN TERHADAP SIFAT FISIK T...
PENGARUH PEMBERIAN BAHAN HUMAT DAN KOMPOS SISA TANAMAN TERHADAP SIFAT FISIK T...
 
BATAS-BATAS ATTERBERG.docx
BATAS-BATAS ATTERBERG.docxBATAS-BATAS ATTERBERG.docx
BATAS-BATAS ATTERBERG.docx
 
LAND_APLICATION.pdf
LAND_APLICATION.pdfLAND_APLICATION.pdf
LAND_APLICATION.pdf
 
LAND_APLICATION.pptx
LAND_APLICATION.pptxLAND_APLICATION.pptx
LAND_APLICATION.pptx
 
Bab 9 Tanah dan Keberlangsungan Kehidupan
Bab 9 Tanah dan Keberlangsungan KehidupanBab 9 Tanah dan Keberlangsungan Kehidupan
Bab 9 Tanah dan Keberlangsungan Kehidupan
 
Silvika tanah 3
Silvika tanah 3Silvika tanah 3
Silvika tanah 3
 
materialfgf
materialfgfmaterialfgf
materialfgf
 
Seminar hasil finis 2
Seminar hasil finis 2Seminar hasil finis 2
Seminar hasil finis 2
 
2953 9144-4-pb
2953 9144-4-pb2953 9144-4-pb
2953 9144-4-pb
 
Seminar Nasional - Chindy
Seminar Nasional - ChindySeminar Nasional - Chindy
Seminar Nasional - Chindy
 
Alsintan laporan 4
Alsintan laporan 4Alsintan laporan 4
Alsintan laporan 4
 
3250 3577-1-pb
3250 3577-1-pb3250 3577-1-pb
3250 3577-1-pb
 

Alat Tanah

  • 1. PRAKTIKUM :I JUDUL PRAKTIKUM : PENGENALAN ALAT-ALAT ILMU TANAH HARI/TANGGAL : SENIN, 29 OKTOBER 2012 TEMPAT/LOKASI : LABORATORIUM TANAH DOSEN : SUPARMAN, Ir., MP. TUJUAN 1. Agar mahasiswa mengenal peralatan di bidang ilmu tanah. 2. Mengetahui bagian dan fungsinya dari masing-masing peralatan tersebut. MACAM ALAT-ALAT 1. Bor Tanah, yang terbagi ke dalam 3 tipe yaitu : TIPE FUNGSI GAMBAR Untuk mengambil contoh tanah terganggu a. Belgi (Disturbed Soil Sample). Untuk mengecek kedalaman solum tanah b. Spiral (Horizon A dan B). Untuk mengambil contoh tanah c. Bor Gambut gambut/organik. Terdiri dari 3 bagian yaitu tangkai pemutar yang diputar searah jarum jam, batang dan mata bor. 2. Ring Sample/Corre Sample, fungsinya yaitu : a. Untuk mengambil contoh tanah utuh (Undisturbed Soil Sample). b. Menganalais Bulk Density tanah, permeabilitas, dan ruang pori-pori total (distribusi pori- pori). c. Mengukur tegangan air (UF). d. Mangukur kandungan air dalam prosentase volume. Ring sample ini memakai tutup diatas dan dibawah, ujungnya runcing pada salah satu mulut, terbuat dari baja. Gambarnya yaitu : 3. Musell Soil Color Charts, fungsinya yaitu : Mengidentifikasi warna tanah yang terdiri dari 3 spektrum warna yang dominan (HUE, VALUE dan CHROMA). Semakin tinggi nilai value maka akan semakin terang tanah tersebut, semakin tinggi nilai chroma maka akan semakin murni dari tanah tersebut. Gambarnya yaitu :
  • 2. 4. Soil Tester atau PH Tester, fungsinya yaitu : Mengukur pH (Power of Hydrogen) dan kelembaban (RH = Relatif Humidity) dari suatu tanah. Penggunaannya apabila ditekan maka menunjukan kelembaban dan apabila dilepas menunjukan pH tanah yang kadar airnya harus 70%. Gambarnya yaitu : 5. Penetrometer, fungsinya untuk : Mengukur kekerasan tanah, ukurannya dalam kg/cm2 atau ton/feet2. Penggunaannya ditekan pada tanah dan dilakukan pada profil tanah. Gambarnya yaitu : 6. Saringan Tanah, fungsinya untuk : Menyaring tanah yang akan dianalisis. Terdiri dari 2 macam yaitu yang kotaknya 0,2 mm dan 0,5 cm. Gambarnya yaitu : 7. PH – Meter, fungsinya untuk : Mengukur pH tanah. Terdiri dari bagian CPV, kabel dan elektroda gelas. Gambarnya yaitu : 8. Speetrophetometer, fungsinya untuk : Mengukur Fospor dan Nitrogen. Gambarnya yaitu : 9. Tingbangan Electrik, fungsinya untuk : Menimbang atau mengukur zat-zat kimia yang konsentrasinya rendah seperti IBA. Kepekaannya sampai 1/10.000 gram. Gambarnya yaitu :
  • 3. 10. Timbangan Analitik (Dial – 0 – gram), fungsinya untuk : Menimbang zat-zat kimia yang lebih berat (lebih dari 10gram). Gambarnya yaitu: 11. Exicator atau Desicator, fungsinys untuk : Mendinginkan bahan yang sudah dioven kemudian mau ditimbang. Ini terbuat dari kaca dan dibawah saringannya terdapat silica gel yaitu pengawet untuk menyerap air. Gambarnya yaitu : 12. Alat pengocok tanah, fungsinya untuk : Mengocok atau mencampurkan tanah yang mau dianalisis. Gambarnya yaitu : 13. Oven, fungsinya untuk : Melembabkan tanah atau mengeringkan tanaman. Gambarnya yaitu : KESIMPULAN Alat-Alat yang disebutkan diatas merupakan alat-alat yang digunakan untuk pelaksaan praktikum mata kuliah dasar ilmu tanah. Walaupun alat-alat tersebut hanya sebagian saja tetapi pelaksanaan praktikum dapat terlaksana dengan baik, karena alat-alat tersebut mempunyai fungsi masing-masing. Dengan masing-masing fungsi tersebut materi yang dipelajari dalam praktikum dapat dibantu dengan ala-alat yang tersedia.
  • 4. PRAKTIKUM : II JUDUL PRAKTIKUM : PENGAMBILAN CONTOH TANAH HARI/TANGGAL : SENIN, 26 NOFEMBER 2012 TEMPAT/LOKASI : LAHAN PRAKTEK DOSEN : SUPARMAN, Ir., MP. TUJUAN Melatih mahasiswa untuk mengerti dan terampil dalam mengambil contoh tanah di lapangan. PENDAHULUAN Sifat fisik dan kimia tanah pada suatu tempat itu berbeda-beda. Perbedaan tersebut disebabkan oleh faktor-faktor pembentuknya, seperti iklim, bahan induk, organisme, topografi (relief), dan waktu. Oleh karena itu, apabila akan mempelajari keadaan tanah di suatu tempat harus dilakukan pengambilan contoh tanahnya untuk dianalisis yang betul-betul mewakili tempat tersebut. Pengambilan contoh tanah sangat mempengaruhi terhadap tingkat kebenaran hasil analisis di laboratorium. Metode atau cara pengambilan contoh tanah yang tepat sesuai dengan jenis analisis yang akan dilakukan merupakan persyaratan penting yang perlu diperhatikan. Berdasarkan kebutuhan untuk analisis sifat fisik dan kimia tanah di laboratorium pada dasarnya ada 2 macam, yaitu pengambilan contoh tanah terganggu/komposit/biasa (disturbed soil sample) dan pengambilan contoh tanah utuh (undisturbed soil sample). Contoh tanah terganggu/komposit/biasa adalah contoh tanah yang strukturnya telah berubah/hancur dan contoh tanah ini diambil dari beberapa titik contoh tanah individu kemudian dihancurkan sampai merata dan diambil ± 1 kg tanah. Contoh tanah ini digunakan untuk keperluan analisis sifat kimia tanah, kadar air (%), berat, tekstur, dan konsistensi. Contoh tanah utuh adalah contoh tanah yang struktur tanahnya belum berubah sesuai dengan bentuk aslinya. Contoh tanah ini digunakan untuk keperluan berbagai analisis sifat fisik tanah, seperti: bobot isi tanah (bulk density), total porositas tanah, permeabilitas, penentuan nilai pH, penentuan distribusi pori tanah, kadar air (%), volume. ALAT-ALAT 1. Ring sample/core sample 2. Bor tanah 3. Cangkul 4. Sekop 5. Pisau belati 6. Cutter 7. Kantong plastik 8. Kertas label 9. Karet pengikat
  • 5. PROSEDUR/CARA KERJA A. Pengambilan contoh tanah terganggu/komposit/biasa (disturbed soil sample) 1. Sebelum mengambil contoh tanah, sebaiknya dibuat sketsa/gambar mengenai tempat yang akan diambil contoh tanahnya. Bila pada tempat tersebut terlihat adanya perbedaan mengenai topografi, warna tanah, terasering/sengkedan, vegetasi, perlakuan pemupukan/pengapuran, dan perbedaan laon, maka tempat tersebut dapat dibagi-bagi lagi menjadi beberapa bagian yang masing-masing bagian menjadi relatif homogen sifat tanahnya. 2. Kemudian dari tiap-tiap bagian yang relatif homogen tersebut diambil 5-20 contoh tanah individul (tergantung luas lahan yang akan diambil contoh tanahnya) dengan bor tanah sampai kedalaman 0-30 cm (untuk tanaman semusim) dan kalau untuk tanaman tahunan/tanaman keras tiap contoh tanah individual diambil dari kedalaman 0-30 cm dan 30-60 cm (arah pengambilan contoh tanah individual tipe zigzag). Dari tiap-tiap contoh tanah individual tersebut kemudian dicampurkan sampai merata dan diambil contoh tanah terganggu/komposit sebanyak ± 1 kg, dimasukkan ke dalam kantong plastik dan diberi label. Cara pengambilan contoh tanah individual : a. Bersihkan rerumputan di permukaan tanah pada tempat yang akan diambil contoh tanahnya. b. Tancapkan bor tanah dengan tegak lurus permukaan tanah. Kemudian diputar searah jarum jam sambil ditekan dan dimasukkan sampai kedalaman yang dikehendaki, misalnya untuk tanaman semusim kedalamannya 0-30 cm. c. Setelah itu cabutlah bor tanah (jangan diputar balik) sampai mata bor berada di permukaan tanah. Kemudian tanah yang berada pada mata bor dikeluarkan dan simpan pada tempat yang telah dibersihkan dari rerumputan dan kotoran lainnya. d. Ulangi seperti poin b dan c pada tempat lain dengan arah titik-titik bor zigzag. Jumlah pengambilan contoh tanah individual tergantung pada luasan lahan yang akan diambil contoh tanahnya, apabila luasannya sempit, cukup 5 contoh tanah individual saja. e. Tanah dari tiap-tiap contoh tanah individual ini kemudian disatukan dan dicampuradukkan sampai merata. Setelah itu baru diambil contoh tanah terganggu/komposit/biasa ± 1 kg dan dimasukan ke dalam kantong plastik yang telah disediakan. f. Contoh tanah tersebut kemudian diberi kertas label yang diisi data nomor/kode contoh tanah, nama lokasi/tempat contoh tanah itu diambil, ketinggian temapt (dpl), keadaan cuaca saat pengambilan contoh tanah, tanggal/bulan/tahun pengambilan contoh tanah, vegetasi yang tumbuhnya dominan atau bekas diusahakan tanaman apa, dan siapa yang mengambilnya.
  • 6. g. Jangan mengambil contoh-contoh tanah individual dari temapt-tempat khusus, seperti sekitar perumahan, jalan, pematang, selokan/parit, legokan-legokan, tanah bekas pembakaran, dan tanah bekas gundukan bahan organik/pupuk kandang. B. Pengambilan contoh tanah utuh (undisturbed soil sample) 1. Ambil 2 buah ring sample. Kemudian ring sample 1 dan tutupnya ditimbang beratnya dan dicatat serta diberi kode=R, sedangkan ring sample 2 sebagai alat bantu untuk menekan ring sample 1. 2. Contoh tanah utuh diambil dari tiap bagian lahan yang relatif homogen. Pertaman-tama permukaan tanah dibersihkan dari rerumputan dan kotoran lainnya. 3. Ring sample 1 tanpa penutup diletakkan pada permukaan tanah tersebut dengan bagian yang runcingnya di bawah, kemudian buat lingkaran dengan pusat yang sama dengan ring sample dengan garis tengah 2x lebih besar. 4. Lingkaran yang dibuat di luar ring sample tadi kemudian digali sehingga terbentuk lubang lingkaran sedalam ± 30 cm, hal ini dimaksudkan agar ring sample dapat dengan mudah ditekan dan masuk ke dalam tanah. 5. Tekan ring sample 1 tadi sampai tiga per empat bagiannya masuk ke dalam tanah. Penekanan dan masuknya ring sample diusahakan harus tegak lurus permukaan tanah. 6. Kemudian letakkan ring sample 2 tepat di atas ring sample 1. Selanjutnya tekan lagi sampai bagian bawah ring sample 2 masuk ke dalam tanah dan penekanan dihentikan. 7. Setelah itu kedua ring sample tersebut digali dan dipotong di bawah ring sample 1 dengan pisau belati. 8. Bersihkan bagian luar ring sample dengan pisau belati, kemudian tanah yang keluar dari bagian bawah ring sample 1 dipotong dengan cutter dan permukaannya harus merata. Selanjutnya tutup lagi dengan tutup plastik. Setelah itu pisahkan/potong kedua ring sample tersebut dengan cutter dan tutup lagi permukaan bagian atas ring sample 1 (ring sample 1 yang dipakai sebagai contoh tanah utuh). 9. Kemudian berilah kertas label dan data-data seperti pada percobaan contoh tanah terganggu (disturbed soil sample). HASIL Data yang didapat : 1. Berat ring sample + tutupnya = 193,66 gram 2. Diameter ring sample = 1,5 cm 3. Jari – jari ring sample = 7,5 cm 4. Tinggi ring sample = 4 cm 5. Berat ring sample + tutup + tanah dari lapangan = 425 gram 6. Berat contoh tanah terganggu/komposit/biasa = …… gram
  • 7. PEMBAHASAN Praktikum pengambilan contoh tanah ini dilakukan pada siang hari sekitar pk. 10.00 WIB, bertempat di kebun percobaan Faperta UNWIM. Cuaca cukup cerah dan terik. Pengambilan contoh tanah terganggu/komposit/biasa (disturbed soil sample) dilakukan pada 3 tempat yang berbeda. Kelompok kami mendapat tempat di sekitar area tanaman kastuba (Euphorbia pulcherima). Kami menggunakan cara pengambilan contoh tanah terganggu secara zigzag dengan jarak antar titik sekitar 1-1,5 m. Bor ditancapkan dan diputar sampai kedalaman ± 30cm, kemudian diangkat dan contoh tanah dikumpulkan pada kantong plastik. Setelah terkumpul contoh tanah terganggu dari kelima titik pengeboran, kami kumpulkan dan aduk menjadi satu. Kemudian diambilah sekitar ± 1 kg contoh tanah terganggu tersebut. Untuk pengambilan contoh tanah utuh (undisturbed soil sample), lokasinya juga sama, dekat tanaman kastuba. Tapi kami mencari area yang sedikit tidak begitu banyak rerumputannya. Sesuai dengan prosedur, kami membuat lubang sedalam ± 30 cm. Kemudian ring sample 1 ditekan sampai tiga per empat bagiannya masuk ke dalam tanah. Ring sample 2 diletakkan di atas ring sample 1, selanjutnya ditekan lagi sampai bagian bawah ring sample 2 masuk ke dalam tanah. Setelah itu kedua ring sample digali dan dipisahkan. Ring sample 1 diberi tutup plastik. Kemudian ditimbang berat ring sample, tutup, dan tanah didalamnya, didapatlah angka 425 gram. KESIMPULAN Jadi kalau kita akan mempelajari keadaan tanah di suatu tempat harus dilakukan pengambilan contoh tanahnya untuk dianalisis yang betul-betul mewakili sifat fisiknya yaitu warna, tekstur, struktur, konsistensi, draienase dan pori-pori tanah, maupun sifat kimia seperti pH, KTK tanah dll. Pengambilan contoh tanah sangat penting karena jenis tanah di setiap daerah berbeda yang disebabkan oleh faktor-faktor yang membedakan pembentukannya, contoh: o Iklim o Bahan induk o Organisme o Topografi o Waktu
  • 8. PRAKTIKUM : III JUDUL PRAKTIKUM : PENENTUAN KADAR AIR TANAH DI LABORATORIUM HARI/TANGGAL : SENIN, 3 DESEMBER 2012 TEMPAT/LOKASI : LABORATORIUM TANAH DOSEN : SUPARMAN, Ir., MP. TUJUAN Melatih mahasiswa untuk mengerti dan terampil dalam mengukur kadar air tanah di laboratorium. PENDAHULUAN Air tanah sangat penting bagi pertumbuhan tanaman, karena air dapat berfungsi sebagai unsur hara tanaman yaitu dalam proses fotosintiesis, sebagai pelarut unsur hara dan sebagai bagian dari sel- sel tanaman. Air di dalam tanah dapat digolongkan menjadi 3 macam, yaitu air adhesi/air higroskopik, air kohesi/air kapiler dan air gravitasi. Air adhesi/air higroskopik adalah air yang diserap sangat kuat oleh tanah yaitu berupa selaput tipis (film) yang menyelimuti partikel tanah (merupakan air yang tidak tersedia bagi tanaman). Air kohesi/air kapiler adalah air yang tertahan diantara pori-pori mikro (pori- pori tersedia), karena pengaruh gaya kohesi dan adhesi yang lebih kuat daripada gaya gravitasi (merupakan air yang tersedia bagi tanaman). Air gravitasi adalah air yang berada pada pori-pori makro dan tidak dapat diatahan oleh massa tanah, akhirnya meresap ke bawah karena pengaruh gaya gravitasi (tidak tersedia bagi tanaman) Penentuan kadar air tanah dapat dilakukan dengan beberapa cara: a. Cara “gravimetric water content”, yaitu perbandingan berat air tanah terhadap berat tanah kering mutlak, dan b. Cara “volumetric water content”, yaitu perbandingan volume air tanah terhadap volume tanah. Dalam praktikum ini akan dilakukan penentuan kadar air tanah total dengan mempergunakan oven pada temperatur 1050C. ALAT dan BAHAN 1. Timbangan analitik 2. Oven 3. Exicator 4. Pinggan aluminium atau botol timbang 20 mL 5. Contoh tanah
  • 9. PROSEDUR/CARA KERJA 1. Mula-mula pinggan aluminium/botol timbang dioven dengan suhu 1050C selama 30 menit. Kemudian didinginkan selama 10 menit di dalam exicator. Setelah dingin timbang alat tersebut dan catat beratnya (berat pinggan aluminium/botol timbang = W). 2. Selanjutnya masukkan 10 gram contoh tanah ke dalam pinggan aluminium/botol timbang tersebut (berat pinggan aluminium/botol timbang + tanah sebelum dioven = W1). 3. Kemudian pinggan aluminium/botol timbang + tanah dipanaskan dalam oven dengan suhu 1050C selama ± 24 jam, setiap 3 jam sekali dilakukan penimbangan (sebelum penimbangan pinggan aluminium/botol timbang + tanah yang telah dipanaskan didinginkan terlebih dahulu di dalam exicator ± selama 10 menit). Setelah ditimbang catat beratnya dan selanjutnya dipanaskan lagi di dalam oven. 4. Perlakuan pemanasan, pendinginan, dan penimbangan dilakukan berulang-ulang seperti pada nomor 3 di atas, sampai didapat berat tanah kering yang konstan atau disebut juga Berat Tanah Kering Mutlak (berat pinggang aluminium/botol timbang + tanah sesudah dioven = W2). CARA PENGHITUNGAN 1. Gravimetric Water Content o Berat kadar air = W 1 – W2 o Berat Tanah Kering Mutlak (BTKM) = W2 – W o Kadar Air (%) Berat = x 100% 2. Volumetric Water Content o Kadar Air (%) Volume = BI x Kadar Air (%) Berat HASIL dan PEMBAHASAN 1. Gravimetric Water Content o W = 7,04 gram o W1 = 17,04 gram o W2 = 15,21 gram o Berat kadar air = W1 – W2 = 17,04-15,21 = 1.83 gram o Berat Tanah Kering Mutlak (BTKM) = W2 – W = 15,21 – 7,04 = 8,17 gram o Kadar Air (%) Berat = x 100% = x 100% = 22,39% 2. Volumetric Water Content o Kadar Air (%) Volume = BI x Kadar Air (%) Berat = 1,067 x 22,39% = 23,89% KESIMPULAN Dengan mengetahui kadar tanah dari hasil penelitian diasumsikan bahwa air yang tersedia pada areal tertentu dapat diketahui sehinga nantinya dapat diidentifikasi tanaman/komoditi apa yang cocok dan sesuai dengan keaadan air tersebut yang juga masih dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya.
  • 10. PRAKTIKUM : IV JUDUL PRAKTIKUM : PENENTUAN NILAI BOBOT ISI (Bulk Density), BOBOT JENIS BUTIR (Particle Density), dan % PORI - PORI HARI/TANGGAL : SENIN, 3 DESEMBER 2012 TEMPAT/LOKASI : LABORATORIUM TANAH DOSEN : SUPARMAN, Ir., MP. TUJUAN Melatih mahasiswa untuk mengerti dan bisa menghitung bobot isi tanah (Bulk Density), bobot jenis butir tanah (Particle Density) dan % pori-pori total tanah. PENDAHULUAN Bobot isi adalah salah satu sifat tanah yang menggambarkan tentang kepadatan suatu tanah. Makin padat suatu tanah makin tinggi nilai bobot isinya yang berarti makin sulit meneruskan air atau ditembus akar tanaman. Bobot isi (BI) tanah atau biasa juga disebut “bulk density/apparent density” adalah perbandingan antara berat suatu masa tanah dalam keadaan kering mutlak dengan volume total (volume total = isi bagian partikel-partikel tanah dan isi ruang pori-pori tanah). Contoh tanah tersebut harus diambil dalam keadaan tidak terganggu/utuh (undisturbed soil sample) artinya tanah tersebut harus diambil dengan alat ring sample/core sample. Satuan bobot isi tanah dinyatakan dalam g/cm3. Tanah-tanah mineral nilainya berkisar antara 0,70 – 1,6 g/cm3. Bobot isi tanah penting untuk diketahui, karena dapat digunakan untuk menghitung kebutuhan pupuk dan air per hektarnya yang didasarkan pada berat tanah per hektar. Bobot jenis butir (particle density) adalah perbandingan antara berat suatu masa tanah dalam keadaan kering mutlak dengan volume bagian padat tanah (volume bagian padat tanah = isi bagian partikel-partikel tanah saja tidak termasuk ruang pori-porinya). Satuan bobot jenis butir tanah dinyatakan dalam g/cm3. Tanah-tanah mineral nilainya berkisar antara 2,60 – 2,70 g/cm3. Dengan mengetahui besarnya nilai bobot isi (bulk density) dan bobot jenis butir (particle density) maka dihitung banyaknya (%) pori-pori total tanah. ALAT-ALAT DAN BAHAN Alat dan Bahan yang dipakai yaitu : Timbangan analitik, Oven, Exicator, Cawan aluminium dan Contoh tanah. PROSEDUR/CARA KERJA 1. Pengambilan dan penimbangan berat contoh tanah utuh telah dilakukan pada praktikum III-B. 2. Penentuan kadar air tanah dalam % berat (A) telah dilakukan pada praktikum III.
  • 11. CARA PERHITUNGAN o Diameter ring sample = d cm o Jari-jari ring sample = x d cm = r cm o Tinggi ring sample = t cm o π = 3,14 o Berat ring sample + tutupnya = R gram o Berat ring sample + tutupnya + tanah dari lapangan = R1 gram o Berat tanah dalam volume ring sample dari lapangan = R1 – R gram o Kadar air tanah dalam % berat = A% o Berat Tanah Kering Mutlak (BTKM) = x R1 – R gram o Volume atau isi ring sample = π x (r)2 x t cm o Bobot isi tanah (bulk density) (BI) = g/cm3 o Untuk menghitung % pori-pori total tanah digunakan nilai rata-rata bobot jenis butir/kepadatan partikel/particle density tanah (BJB) sebesar 2,65 g/cm3 (nilai real density). o % pori-pori total = ( 1 - ) x 100% HASIL dan PEMBAHASAN o Tinggi ring sample = 7,5 cm o Jari-jari ring sample = 3,75 cm o Tinggi ring sample = 3,9 cm o π = 3,14 o R = 200 gram o R1 = 425 gram o R1 – R = 225 gram o A% = 22,39% o BTKM = x 225 = 184,83 gram o Volume ring sample = 3,14 x (3,75 cm)2 x 3,9 cm = 172, 209 cm3 o % pori-pori total =(1- ) x 100% = ( 1 - ) x 100% = 59,8% KESIMPULAN Dari perhitungan dengan mengandalkan data-data praktikum yang ada, kami dapat mengetahui cara perhitungan bobot isi tanah (bulk density), bobot jenis butir (particle density), dan % pori-pori tanah. Berdasarkan data yang didapat, hasil perhitungan menunjukkan bahwa tanah yang kami dapatkan dalam praktikum sebelumnya memiliki nilai % pori-pori tanah yang cukup besar.
  • 12. PRAKTIKUM :V JUDUL : PENENTUAN TEKSTUR TANAH DI LAHAN HARI/TANGGAL : SENIN, 7 01 JANUARI 2013 TEMPAT/LOKASI : KEBUN PERCOBAAN FAPERTA UNWIM DOSEN : SUPARMAN, Ir., MP. TUJUAN Melatih mahasiswa agar mengerti dan bisa menentukan kelas tekstur tanah dengan perasaan di lapangan. PENDAHULUAN Tekstur tanah adalah perbandingan kandungan partikel-partikel tanah primer berupa fraksi pasir (2 mm – 0,050 mm), debu (0,050 mm – 0,002 mm), dan liat (<0,002 mm) dalam suatu massa tanah. Pembagian kelas tekstur tanah berdasarkan pada gambar segitiga tekstur menurut sistem United States Departement of Agriculture (USDA) terbagi menjadi 12 kelas tekstur tanah, yaitu : 1. Pasir (sand) 2. Pasir berlempung (loamy sand) 3. Lempung berpasir (sandy loam) 4. Lempung (loam) 5. Lempung berdebu (silty loam) 6. Debu (silt) 7. Lempung berliat (clay loam) 8. Lempung liat berpasir (sandy clay loam) 9. Lempung liat berdebu (silty clay loam) 10. Liat berpasir (sandy clay) 11. Liat berdebu (silty clay) 12. Liat (clay) Penentuan kelas tekstur tanah pada dasarnya ada 2 cara, yaitu penentuan kelas tekstur di laboratorium dan penentuan kelas tekstur di lapangan. Penentuan kelas tekstur tanah di laboratorium adalah penetapan tekstur secara kuantitatif, yaitu dengan cara mengukur persentase kandungan pasir, debu, dan liat yang dilakukan dengan metode pipet atau metode hidrometer bouyoucos, selanjutnya dicocokkan pada gambar segitiga tekstur menurut USDA. Penentuan kelas tekstur tanah di lapangan adalah penetapan kelas tekstur secara kualitatif yang berdasarkan perasaan, yaitu dengan cara memirid tanah yang telah sedikit dibasahi diantara ibu jari dan telunjuk. Walaupun hasil penentuan kelas tekstur tanah di lapangan tidak seteliti hasil penentuan kelas tekstur di laboratorium, akan tetapi cukup dapat membantu untuk mengetahui kelas tekstur tanah atau paling tidak dapat mendekati yang sebenarnya. Apabila dilakukan oleh yang telah berpengalaman
  • 13. dalam survey tanah, biasanya dapat menentukan dengan tepat dan dapat memberikan hasil yang relatif sama dengan hasil di laboratorium. ALAT-ALAT dan BAHAN 1. Bor tanah 2. Pisau belati 3. Roll meter 4. Botol semprot plastik berisi air 5. Serbet/lap tangan 6. Lapisan-lapisan contoh tanah sedalam 120 cm. PROSEDUR/CARA KERJA 1. Bersihkan permukaan tanah dari rerumputan dan kotoran lain 2. Kemudian tancapkan bor tanah secara vertikal, tekan dan putar searah jarum jam sampai mata bor masuk dan penuh dengan contoh tanah (± sedalam 20 cm). Selanjutnya dicabut (jangan diputar balik) dan hasil contoh tanah yang terbawa oleh mata bor tersebut dikeluarkan dengan menggunakan pisau belati dan disimpan secara berjajar di atas permukaan tanah yang telah dibersihkan. 3. Mata bor setelah bersih dari tanah lanjutkan pemboran lagi pada lubang yang sama sampai mata bor terisi penuh dengan contoh tanah (apabila diputar terasa berat) kemudian cabut dan contoh tanah dari mata bor disimpan berjajar menyambung hasil contoh tanah pemboran pertama. 4. Pemboran dilanjutkan sampai kedalaman ± 120 cm atau sampai mencapai batas bahan induk tanah (yang kedalaman solum tanahnya < 120 cm) dan dilakukan berulang-ulang seperti pada cara kerja no.3, sehingga contoh tanah yang disimpan secara berjajar mencapai panjang 120 cm atau sampai bahan induk tanah. 5. Setelah selesai pemboran, kemudian pada sebelah sisi contoh tanah yang berjajar tadi disimpan roll meter dengan ukuran 120 cm atau sampai batas bahan induk tanah. 6. Selanjutnya amati dan tentukan batas lapisan/horizonnya yaitu pertama dengan melihat perbedaan warna tanah, apabila warna tanah sama mungkin teksturnya berbeda atau sifat-sifat fisik tanah yang lainnya. 7. Setelah selesai menentukan batas lapisan/horizon tanah, kemudian catat berapa cm batas tiap- tiap lapisan/horizonnya dan amati kelas teksturnya secara kualitatif (dengan perasaan). 8. Cara pengamatan kelas tekstur tanah secara kualitatif/perasaan di lapangan adalah mula-mula letakkan sedikit tanah pada jari-jari tangan, basahi sedikit demi sedikit sampai dicapai keadaan plastisitas maksimun. Keadaan ini akan menunjukkan saat yang tepat dalam pendugaan kelas tekstur tanah. Kemudian tanah tersebut dipirid diantara ibu jari dan telunjuk dan dirasakan adanya kekasaran (untuk menunjukan keadaan jumlah pasir di dalam tanah), kelicinan (untuk menunjukan keadaan jumlah debu di dalam tanah, apabila terasa licin seperti
  • 14. memirid sabun berarti jumlah debunya yang banyak), kelengketan dan plastisitas serta kemengkilatan tanah (untuk menunjukan keadaan jumlah liat di dalam tanah, apabila terasa lengket, mudah dibentuk bola atau gulungan panjang serta mengkilat berarti kandungan liatnya banyak). 9. Setelah merasakan tingkat kekasaran, kelicinan, kelengketan dan plastisitas serta kemengkilatan, maka bandingkan hasil pengamatan dengan perasaan tadi dengan penentuan kelas tekstur tanah menurut perasaan di lapangan pada Tabel 1., kemudian tentukan kelas teksturnya yang cocok. Tabel 1. Penentuan Kelas Tekstur Tanah Menurut Perasaan di Lapangan No. Kode Tekstur Kode Rasa dan Sifat Tanah 1. Pasir (sand) s Rasa kasar sangat jelas, tidak melekat dan tidak dapat dibentuk bola. 2. Pasir berlempung ls Rasa kasar jelas, sedikit sekali melekat, dapat (loamy sand) dibentuk bola yang mudah sekali hancur. 3. Lempung berpasir sl Rasa kasar agak jelas, agak melekat, dapat dibentuk (sandy loam) bola tapi mudah hancur. 4. Lempung (loam) l Rasa tidak kasar dan tidak licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dapat sedikit dibuat gulungan dengan permukaan mengkilat. 5. Lempung berdebu (silt sil Rasa licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak loam) teguh dan gulungan dengan permukaan mengkilat. 6. Debu (silt) si Rasa licin sekali, agak melekat, dapat dibentuk bola teguh, dapat dibuat gulungan dengan permukaan mengkilat. 7. Lempung berliat (clay cl Rasa agak licin, agak mengkilat, dapat dibentuk bola loam) agak teguh, dapat dibentuk gulungan yang agak mudah hancur. 8. Lempung liat berpasir scl Rasa halus dengan sedikit bagian agak kasar, agak (sandy clay loam) melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dapat dibentuk gulungan mudah hancur. 9. Lempung liat berdebu sicl Rasa halus agak licin, melekat, dapat dibentuk bola (silty clay loam) teguh dan gulungan mengkilat. 10. Liat berpasir (sandy sc Rasa halus, berat tapi terasa sedikit kasar, melekat, clay) dapat dibentuk bola teguh, mudah digulung. 11. Liat berdebu (silty clay) sic Rasa halus, berat, agak licin, sangat melekat, dapat dibentuk bola teguh dan mudah digulung. 12. Liat (clay) c Rasa berat, halus, sangat melekat, dapat dibentuk bola dengan baik dan mudah digulung.
  • 15. HASIL Tabel 2. Data Hasil Pengamatan Kelas Tekstur Tanah Nomor Kedalaman Lapisan Kode Tekstur Nama Kelas Tekstur Tanah Lapisan (Horizon) Tanah (cm) Tanah I 0 – 13 cm sl Lempung berpasir (sandy loam) II 13 – 19 cm l Lempung (loam) III 19 – 54 cm sil Lempung berdebu (silty loam) IV 54 – 75 cm sil Lempung liat berdebu (silty clay loam) V 75 – 101 cm sicl Lempung liat berdebu (silty clay loam) VI 101 – 120 cm sicl Lempung liat berdebu (silty clay loam) PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengamatan dan praktek di lapangan, jenis tanah di daerah sekitar kebun percobaan Faperta UNWIM memiliki tekstur tanah yang berlempung, atau memiliki kandungan lempung yang cukup banyak. Seperti terlihat pada tabel, kelas tekstur tanah yang didapat memiliki unsur lempung. Semakin dalam lapisan tanah (horizon) semakin mengkilat warna permukaan tanahnya. KESIMPULAN Setelah pengamatan dilaksanakan serta data hasil pengamatan diperoleh ternyata masing- masing lapisan tanah mempunyai tekstur tanah yang berbeda-beda sehingga dengan mengetahui tekstur tanah kita dapat mengetahui pula perbandingan fraksi pasir, liat dan debu.
  • 16. PRAKTIKUM : VI JUDUL : PENENTUAN WARNA TANAH DI LAPANGAN HARI/TANGGAL : SENIN, 7 JANUARI 2013 TEMPAT/LOKASI : KEBUN PERCOBAAN FAPERTA UNWIM DOSEN : SUPARMAN, Ir., MP. TUJUAN Melatih mahasiswa agar mengerti dan bisa menentukan warna tanah di lapangan. PENDAHULUAN Warna tanah adalah salah satu sifat tanah yang dengan mudah dapat dilihat dan dapat menunjukan terutama sifat fisiknya. Kadang-kadang dengan mengetahui warna tanah kita dapat menduga sifat-sifat yang diteliti, misalnya warna tanah gelap menunjukkan kandungan bahan organik tanah cukup tinggi sampai sangat tinggi yang berarti juga tingkat kesuburan tanahnya lebih baik, sedangkan warna merah menunjukkan bahwa tanah tersebut sudah mengalami pelapukan yang lebih lanjut. Warna tanah dapat ditentukan dengan cara membandingkan warna contoh tanah dengan warna baku yang terdapat pada buku “Munsell Soil Color Chart”. Penentuan warna tanah ini meliputi penetapan warna dasar tanah (matriks), warna bidang struktur dan selaput liat, warna karatan dan konkresi, warna plintit dan humus. Warna tanah dinyatakan dalam tiga satuan/criteria, yaitu kilap (hue), nilai (value), dan kroma (chroma), menurut nama yang tercantum dalam lajur buku tersebut. Hue adalah warna yang berhubungan erat dengan panjang gelombang cahaya, value yaitu sangat berhubungan dengan kebersihan suatu warna dari pengaruh warna lain (gelap/terangnya warna), chroma kadang-kadang disebut juga dengan kejernihan, yaitu kemurnian relative dari spektrum warna. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penentuan warna tanah di lapangan: 1. Sebelum pengamatan perlu dicatat apakah tanah tersebut dalam keadaan basah, lembab atau kering. 2. Pengamatan sebaiknya dilakukan pada tempat yang teduh jangan langsung kena sinar matahari. 3. Contoh tanah tidak boleh mengkilat akibat gesekan dengan benda lain. 4. Contoh tanah ditaruh di bawah lubang spektrum warna pada buku Munsell dengan jari tangan. 5. Menghindari pengamatan sebelum jam 09.00 dan sesudah jam 16.00. 6. Peneliti seharusnya tidak buta warna. ALAT-ALAT dan BAHAN 1. Bor tanah 2. Pisau belati 3. Roll meter 4. Botol semprot plastik berisi air 5. Serbet/lap tangan 6. Lapisan-lapisan contoh tanah sedalam 120 cm
  • 17. PROSEDUR/CARA KERJA 1. Prosedur kerja mula-mula seperti pada Praktikum V dari no.1 – 7, selanjutnya tiap-tiap lapisan tentukan warna tanahnya. 2. Dari segumpal tanah dam bentuk aslinya diambil sebesar ibu jari (± 2 cm2). 3. Kemudian warna tanah tersebut dibandingkan/dicocokkan dengan warna-warna yang terdapat dalam lembaran buku Munsell Soil Color Chart tadi. 4. Catat satuan/kode yang terdapat dalam buku tersebut yaitu mengenai kilap (hue), contoh 5 YR, nilai (value) contoh 5, dan kroma (chroma) contoh /6. 5. Dari contoh penulisan kode tersebut dicatat secara lengkap yaitu 5 YR yang berarti yellowish red (merah kekuning-kuningan). HASIL Tabel 3. Data Hasil Pengamatan Warna Tanah Nomor Kedalaman Lapisan (Horizon) Tanah Kode Warna Nama Warna Tanah Lapisan (cm) Tanah I 0 – 13 cm 2,5 YR Black II 13 – 19 cm 10 YR Very Dark Brown III 19 – 54 cm 5 YR Dark Reddish Brown IV 54 – 75 cm 5 YR Black V 75 – 101 cm 5 YR Dark Reddish Brown VI 101 – 120 cm 5 YR Black PEMBAHASAN Pengambilan contoh tanah untuk penentuan warna tanah di lapangan ini dilakukan sekitar Pk. 13.00. Cuaca cukup cerah sehingga cocok sekali untuk diadakannya pengambilan contoh tanah. Menurut data yang didapat perbedaan warna tanah di lapangan memiliki kemiripan. Warna tanah yag didapat pada lapisan I adalah tanah hitam (black), pada lapisan II tanah coklat gelap (very dark brown), dan pada lapisan III dan IV ternyata perbedaannya sangat sedikit, memiliki warna coklat merah kehitaman (dark reddish brown). Dengan kita mengetahui bagaimana cara menentukan warna tanah di lapangan akan memudahkan kita memilih jenis tanaman dan tumbuhan yang dapat dibudidayakan di tanah tersebut. KESIMPULAN Setelah pengamatan dilaksanakan serta data hasil pengamatan diperoleh ternyata masing- masing lapisan tanah mempunyai warna tanah yang berbeda-beda sehingga dengan mengetahui warna tanah kita dapat mengetahui sifat-sifat tanah. Dari sifat-sifat tersebut kita dapat mengertahui berapa besar bahan organik yang terkandung dalam tanah tersebut.
  • 18. PRAKTIKUM : VII JUDUL : PENENTUAN KONSISTENSI TANAH HARI/TANGGAL : SENIN, 7 JANUARI 2013 TEMPAT/LOKASI : KEBUN PERCOBAAN FAPERTA UNWIM DOSEN : SUPARMAN, Ir., MP. TUJUAN Melatih mahasiswa agar mengerti dan bisa menentukan konsistensi tanah di lapangan. PENDAHULUAN Konsistensi tanah adalah daya tahan atau ketahanan tanah terhadap pengaruh-pengaruh luar yang akan mengubah keadaannya. Pengaruh-pengaruh luar tersebut adalah seperti tarikan, dorongan, tekanan, rabaan, dan gaya gravitasi. Dengan kata lain konsistensi tanah merupakan manifestasi dari gaya-gaya fisik kohesi dan adhesi yang bekerja dalam tanah pada berbagai keadaan kadar air tanah. Konsistensi tanah peranannya penting pada pengolahan tanah. Pengolahan tanah pada keadaan basah atau sangat basah atau sangat kering akan mengakibatkan rusaknya struktur tanah. Dalam keadaan basah akan terbentuk lumpur dan setelah kering akan menjadi padat., sedangkan dalam keadaan sangat kering akan hancur menjadi debu. Kedua keadaan ekstrim ini mengakibatkan tanah menjadi padat, sehingga sukar menyerap air dan sukar ditembus akar tanaman. Biasanya pengolahan tanah pada keadaan kandungan air tanah sekitar kapasitas lapang akan memberikan hasil yang baik. Berdasarkan hasil penelitian lapangan, konsistensi tanah itu bermacam-macam tergantung pada tekstur, kadar bahan organik, koloid (liat humus), dan terutama kelembaban tanah. Pada dasarnya pengamatan konsistensi tanah di lapangan ditentukan dalam tiga keadaan air tanah, yaitu: Konsistensi basah, Konsistensi lembab, Konsistensi kering. ALAT-ALAT dan BAHAN 1. Bor tanah 2. Pisau belati 3. Roll meter 4. Botol semprot plastik berisi air 5. Serbet/lap tangan 6. Lapisan-lapisan contoh tanah sedalam 120 cm PROSEDUR/CARA KERJA Prosedur kerja mula-mula seperti pada Praktikum V dari nomor 1-7,selanjutnya tiap-tiap lapisan tentukan konsistensi tanahnya sesuaikan dengan keadaan air tanah pada saat itu. Sebagai panduan untuk menentukan konsistensi tanah di lapangan bisa diikuti penjelasan berikut ini :
  • 19. 1. Apabila kadar air tanah dalam keadaan basah, konsistensinya ditentukan dalam keadaan basah (Wet Consistency) Keadaan basah diartikan sebagai keadaan air tanah lebih besar dari kapasitas lapang. Konsistensi tanah dalam keadaan basah ditentukan berdasarkan sifat melekat dan plastisitasnya. a. Sifat melekat/kelekatannya/derajat adhesi tanah ditentukan dengan cara memijit contoh tanah basah di antara ibu jari dan telunjuk, kemudian ibu jari dan telunjuk direnggangkan dan nyatakan sifat melekatnya seperti diuaraikan pada Tabel 4. Tabel 4. Penentuan Sifat Melekat Kode Sifat Melekat Penjelasan so Tidak lekat (non sticky) Bila kedua jari direnggangkan, contoh tanah terlepas dan jatuh. ss Agak lekat (slightly sticky) Bila kedua jari dilepaskan, sebagian kecil contoh tanah tinggal melekat pada kedua jari. s Lekat (sticky) Bila kedua jari direnggangkan, contoh tanah tinggal melekat dan terasa lengket (gaya adhesi) vs Sangat lekat (very sticky) Bila kedua jari direnggangkan, contoh tanah melekat sekali dan tenaga renggang sangat besar. b. Sifat plastisitas/kenyal/derajat kohesi tanah, merupakan sifat mudah dibentuk menurut keinginan kita tanpa retak atau patah. Misal contoh tanah basah disimpan di antara ibu jari dan telunjuk, kemudian buat dalam bentuk pita, atau bulatan. Selanjutnya tentukan sifat plastisitasnya seperti terlihat pada tabel 5. Tabel 5. Penentuan Sifat Plastisitas Kode Sifat Plastisitas Penjelasan po Tidak plastis (non plastic) Contoh tanah tidak dapat dibentuk bulatan atau pita. sp Agak plastis (slightly Contoh tanah dapat dibuat bulatan atau pita, tetapi mudah plastic) sekali merubah bentuknya. p Plastis (plastic) Contoh tanah dapat dibuat bulatan atau pita, tekanan yang sedang dapat merubah bentuknya. vp Sangat plastis (very plastic) Contoh tanah dapat dibentuk bulatan atau pita, tetapi susah dirubah bentuknya. 2. Apabila kadar air tanah dalam keadaan lembab, konsistensinya ditentukan dalam keadaan lembab (moisture consistency) Penentuan konsistensi lembab dilakukan pada tanah yang kandungan airnya antara kapasitas lapang dan titik layu permanen (kering). Caranya yaitu dengan meremas/memberikan tekanan
  • 20. pada segumpal contoh tanah lembab dengan jari-jari dan telapak tangan, kemudian tentukan konsistensinya seperti pada tabel 6. Tabel 6. Penentuan konsistensi dalam keadaan lembab Kode Konsistensi Lembab Penjelasan l Lepas (loose) Butir-butir tanah terlepas satu dengan yang lainnya, tidak terikat, tidak melekat bila ditekan. vfr Sangat gembur (very Remasan dengan sedikit tekanan mudah bercerai, bila friable) digenggam mudah bergumpal, melekat bila ditekan. fr Gembur (friable) Bila diremas massa tanah dapat bercerai, bila digenggam bergumpal, dan melekat bila ditekan. fi Teguh (firm) Massa tanah tahan terhadap remasan, hancur dengan tekanan besar. vfi Sangat teguh (very firm) Massa tanah tahan terhadap remasan dan tidak mudah berubah bentuk. efi Sangat teguh sekali Massa tanah sangat tahan sekali terhadap remasan, bila (extremely firm) digenggam bentuk tidak berubah. 3. Apabila kadar air tanah dalam keadaan kering, konsistensinya ditentukan dalam keadaan kering (dry consistency) Penentuan konsistensi kering dilakukan pada tanah yang kandungan airnya lebih kecil dari titik layu permanen. Caranya yaitu dengan meremas/memberikan tekanan pada segumpal contoh tanah kering dengan jari-jari dan telapak tangan atau mematahkannya dengan tangan, kemudian tentukan konsistensinya seperti diuraikan pada Tabel 7. Tabel 7. Penentuan konsistensi dalam keadaan kering Kode Konsistensi Kering Penjelasan L Lepas (loose) Tanpa kohesi, artinya butir-butir tanah terlepas satu dengan yang lainnya tidak terikat. S Lunak (soft) Dengan tekanan sedikit tanah mudah pecah menjadi butir-butir, kohesi kecil. Sh Agak keras (slightly hard) Sedikit tahan terhadap tekanan dengan mudah dapat dihancurkan dengan telunjuk dan ibu jari. H Keras (hard) Tahan terhadap tekanan, massa tanah dapat dipatahkan dengan tangan (tidak dengan jari) Vh Sangat keras (very hard) Daya tahan sangat besar, dapat dipatahkan dengan susah payah menggunakan tangan (tidak bisa dipeahkan dengan telunjuk dan ibu jari). Eh Ekstrem keras (extremely Tahan sekali terhadap tekanan dan tidak dapat hard) dipecahkan dengan tangan.
  • 21. HASIL Tabel 8. Data hasil pengamatan konsistensi tanah Nomor Kedalaman Lapisan Kode Konsistensi Dalam Nama Konsistensi Lapisan (Horiszon) Tanah (cm) Keadaan Tanah Dalam Keadaan ( Lembabh ) ( Lembab ) I 0 – 13 cm VFr Sangat Gembur II 13 – 19 cm Fr Gembur III 19 – 54 cm Fr Gembur IV 54 – 75 cm Fr Gembur V 75 – 101 cm Fr Gembur VI 101 – 120 cm Fr Gembur PEMBAHASAN Pada saat kami ke lapangan, cuaca cukup cerah, namun masih menyisakan tanda bekas hujan. Sehingga keadaan tanah cukup lembab. Kami melakukan penggalian kemudian mambandingkan hasilnya dengan Tabel 6. Karena kondisi tanah dalam keadaan lembab. Kedalaman lapisan (horizon) tanah yang kami gali terbagi menjadi 4 bagian dengan warna yang berbeda. Saat kami coba meremas/memberikan tekanan pada segumpal tanah, ternyata tanah cukup melekat saat ditekan, namun hancur saat diremas. Begitu pun dengan lapisan tanah lainnya. KESIMPULAN Dari hasil pengamatan yang kami lakukan, ternyata di kebun percobaan Faperta UNWIM ini jenis konsistensi tanahnya berada pada keadaan lembab (moisture consistency). Dan sebagian besar konsistensi tanahnya adalah tanah gembur. Kami melakukan penggalian hingga kedalaman sekitar ± 128 cm.
  • 22. LAPORAN AKHIR Dasar Ilmu Tanah Oleh : TAUFIK HIDAYAH RD 4122.1.11.11.0005 AGROTEKNOLOGI S-1 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS WINAYA MUKTI 2012