1. TEORI
PELANGGARAN HARAPAN
EXPECTANCY VIOLATION THEORY (EVT)
Berdasarkan
Penelitian Judee Burgoon
SUDIRMAN
P1400213314
Program Pasca Sarjana Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Hasanuddin
2. LATAR BELAKANG PENEMU
TEORI PELANGGARAN HARAPAN
Teori ini dikreasikan oleh
Judee Burgoon (1978)
Burgoon adalah alumni Iowa
State University (S1), Illinois
State University (S2), dan
West Virginia University (S3).
Saat ini, Burgoon adalah salah
seorang profesor komunikasi
dari University of Arizona.
Selain EVT, Burgoon juga
terlibat dalam terciptanya
Interpersonal Adaptation
Theory dan Interpersonal
Deception Theory
3. TEORI PELANGGARAN HARAPAN
EXPECTANCY VIOLATIONS THEORY (EVT)
Teori ini menyatakan bahwa orang memiliki harapan
mengenai perilaku non verbal orang lain
Teori Pelanggaran Harapan tertarik dengan struktur dari pesanpesan nonverbal. Teori ini menyatakan bahwa ketika normanorma komunikasi dilanggar, pelanggaran ini dapat dipandang
dengan positif atau negatif, tergantung dari persepsi penerima
terhadap si pelanggar.
4. GAGASAN DASAR
TEORI PELANGGARAN HARAPAN
Peranan komunikasi non verbal : Apa yang kita lakukan
dalam sebuah percakapan atau bagaimana cara kita
mengatakan sesuatu dapat menjadi lebih penting dari apa
yang sebenarnya kita katakan.
Salah satu perilaku komunikasi non verbal yang sangat
mempengaruhi komunikasi interpersonal adalah jarak.
Jarak menjadi penting karena perubahan jarak yang tidak
diharapkan bisa menjadi sangat ambigu atau membangkitkan
nuansa tertentu sedangkan pada sisi yang lain setiap orang
diyakini memiliki harapan/sangkaan yang berbeda-beda
tentang jarak dan penggunaannya.
Untuk memahami komunikasi non verbal khusunya jarak
yang diintegrasikan ke dalam ruang personal dan
pengaruhnya terhadap pesan-pesan dalam komunikasi maka
dikembangkanlah Teori Pelanggaran Harapan
5. HUBUNGAN RUANG
Proksemik
• Ilmu tentang penggunaan
ruang oleh seseorang,
membahas cara
seseorang menggunakan
ruang dalam percakapan
mereka dan juga persepsi
orang lain terhadap
penggunaan ruang
6. PREMIS BURGOON (1978)
Afiliasi
Manusia mempunyai dua
kebutuhan yang
berlawanan dalam
hubungan ruang
Manusia senantiasa
memiliki keinginan untuk
dekat dengan orang lain
Ruang Personal
Penggunaan ruang dan
jarak seseorang yang
dapat berubah-ubah
terhadap orang lain
7. ZONA PROKSEMIK
Edward Hall (1996)
dalam studinya
menemukan ada
4 zona proxemik
yang digunakan
oleh manusia
dalam berinteraksi
dengan orang lain.
8. ZONA PROKSEMIK
Jarak Intim
• Zona spasial yang sangat dekat,
mulai dari 0-18 inci (46 cm),
biasanya digunkan untuk pasangan
yang dekat
9. JARAK PERSONAL
Zona spasial yang
berkisar antara 18 inci4 kaki (1,2 meter),
digunakan untuk
keluarga dan teman
12. KEWILAYAHAN
Wilayah Primer
Menunjukkan kepemilikan eksklusif
seseorang terhadap sebuah benda/area
Wilayah Sekunder
Merupakan afiliasi seseorang dengan
sebuah area atau benda
Wilayah Publik
Merupakan tempat-tempat terbuka untuk
semua orang, termasuk pantai dan taman
13. TIGA ASUMSI
TEORI PELANGGARAN HARAPAN
HARAPAN
ASUMSI 1
MENDORONG
TERJADINYA INTERAKSI MANUSIA
Asumsi ini menyatakan bahwa manusia selalu
memiliki harapan-harapan yang akan dibawanya
dalam interaksinya dan mempengaruhi perilakunya
dalam interaksi itu dengan orang lain.
14. Harapan adalah pemikiran dan perilaku yang diantisipasi
dan disetujui dalam percakapan dengan orang lain
Harapan merupakan hasil dari norma- norma sosial,
stereotip, rumor dan sifat idiosinkratik dari
Komunikator (Tim Levine, 2000)
15. FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI HARAPAN
Faktor-faktor indiviudal komunikator
(gender, kepribadian, usia, penampilan
dan reputasi)
Harapan
Faktor-faktor rasional
(sejarah hubungan yg melatarbelakangi,
perbedaan status, tingkat ketertarikan dan rasa
suka)
Faktor konteks
(formalitas/ informalitas, fungsi tugas/ soisal,
batasan lingkungan dan norma-norma budaya)
16. DUA JENIS HARAPAN
Prainteraksional
Pengetahuan atau keahlian yang dibawa oleh
komunikator ke dalam sebuah interaksi
Interaksional
Kemampuan seseorang untuk menjalankan
sebuah interaksi
17. ASUMSI 2
HARAPAN TERHADAP
PERILAKU MANUSIA DIPELAJARI
Asumsi ini menyatakan bahwa harapan bukanlah
bawaan lahir atau bersumber dari sesuatu yang alamiah.
Harapan merupakan sesuatu yang dipelajari manusia dari
budaya masyarakatnya atau individu-individu yang ada
dalam/menjadi anggota dari kebudayaan itu.
Misalnya, dalam budaya Amerika mengajarkan kita
bahwa hubungan antara dosen dan mahasiswa adalah
hubungan rasa hormat profesional.
Contoh dalam budaya kita : Harapan orang tua dalam
interaksi anaknya dengan orang yang lebih tua untuk
melakukan budaya tabe’
18. ASUMSI 3
ORANG MEMBUAT PREDIKSI
MENGENAI PERILAKU NONVERBAL
Asumsi ini menyatakan bahwa perilaku non verbal sangat
mempengaruhi jalannya percakapan dan perilaku ini
mendorong orang lain untuk melakukan prediksi apa yang
akan terjadi berikutnya kemudian memberi reaksi sesuai
dengan pemaknaannya terhadap perilaku non verbal yang
diprediksinya itu.
Contohnya : Seseorang yang menurut anda menarik dan
mengadakan kontak mata langsung dengan anda,
awalnya terasa aneh tapi kemudian anda akan merasa
nyaman …
19. VALENSI PENGHARGAAN KOMUNIKATOR
Jumlah dari karakteristik – karakteristik positif dan
negatif dari seseorang dan potensi bagi orang itu
untuk memberikan penghargaan atau hukuman.
Pelanggaran itu tidak selalu membawa dampak
negatif. Malah bisa jadi positif, semua tergantung
pada valensi penghargaan komunikatornya.
Misalnya, apabila seseorang berdiri terlalu dekat
dengan anda di dalam lift, padahal lift itu
kapasitasnya 12 orang namun saat itu isinya hanya
2 orang saja, mesti anda merasa sangat tidak
nyaman, aneh dan bisa jadi kesal. Tapi, kalau anda
berdiri dengan sangat dekat (jarak intim) dengan
orang asing karena berada di atas bus yang penuh
sesak, anda bisa jadi tidak merasa ada masalah.
20. RANGSANGAN
Rangsangan adalah minat atau perhatian yang
meningkat ketika pelanggaran harapan terjadi
Rangsangan Kognitif
Kesiagaan mental akan adanya penyimpangan
harapan
Rangsangan Fisik
Perilaku yang digunakan sebagai akibat dari
penyimpangan harapan
21. BATAS ANCAMAN
Toleransi bagi pelanggaran jarak
Apabila suatu pelanggaran terhadap harapan
mendatangkan perasaan tidak nyaman, tidak senang,
aneh dalam diri seseorang, maka pelanggaran itu
dianggap sebagai ancaman.
Ketika jarak disamakan dengan ancaman, maka semakin
dekat jarak maka situasi akan dianggap
mengancam/membahayakan, begitu juga sebaliknya.
22. VALENSI PELANGGARAN
Valensi pelanggaran ini adalah pemberian nilai positif atau
negatif dari pelanggaran terhadap harapan.
Valensi Pelanggaran lahir dari proses interpretasi dan
evaluasi.
Artinya, melihat sejauh apa pelanggaran dilakukan, siapa
yang melakukan, dan dalam konteks apa.
Misalnya, saya tidak suka bila ada orang asing duduk
terlalu dekat dengan saya. Apa lagi sampai memasuki jarak
personal saya. Tetapi, ketika yang memasuki jarak
personal saya itu gadis cantik yang kebetulan juga seorang
selebritas nasional, maka saya bisa menganggap
pelanggaran itu sebagai sesuatu yang positif.