SlideShare a Scribd company logo
1 of 38
AKL 2011
STANDARISASI, AKREDITASI,
DAN SERTIFIKASI BIDANG
LINGKUNGAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa mengetahui tentang ;
1. Sejarah dan manfaat standarisasi,akreditasi dan
sertifikasi bidang lingkungan di dunia
2.Sejarah dan manfaat standarisasi,akreditasi dan
sertifikasi bidang lingkungan di Indonesia
DI DUNIA
STADARISASI, AKREDITASI,
DAN SERTIFIKASI BIDANG
LINGKUNGAN
Latar Belakang
Keterkaitan antara dunia usaha dan lingkungan
hidup telah disadari sejak dilaksanakannya
"Conference on Human and Environment" oleh PBB
pada tahun 1972 di Stockholm, yang dilanjutkan di
Nairobi pada tahun 1982.
Konperensi tersebut melahirkan pemikiran bahwa
pembangunan industri yang tidak terkendali akan
mempengaruhi kelangsungan dunia usaha itu
sendiri.
Pemikiran tersebut ditindaklanjuti dengan pembentukan
United Nations Environment Program (UNEP) dan
World Commission on Environment and Development
(WCED). lstilah "Sustainable Development" yang
diperkenalkan dalam laporan WCED pada tahun 1987
juga mencakup pengertian bahwa kalangan industri
sudah harus mulai mengembangkan sistem pengelolaan
lingkungan yang dilaksanakan secara efektif.
Selanjutnya diselenggarakan "United Nations
Conference on Environment and Development
(UNCED)" di Rio de Janeiro pada tahun 1992.
Menindaklanjuti gagasan tersebut, lnggris
mengeluarkan baku-mutu pengelolaan lingkungan
yang pertama kali di dunia pada tahun 1992, yaitu
British Standard (BS) 7750.
Komisi Uni Eropa mulai memberlakukan Eco-
Management and Audit Scheme (EMAS) pada 1993.
Dengan diberlakukannya EMAS, BS 7750 direvisi
dan kembali ditetapkan pada tahun 1994.
Beberapa negara Eropa yang lain juga mulai
mengembangkan standardisasi pengelolaan
lingkungan.
Di tingkat internasional, dengan dorongan kalangan
dunia usaha "International Standardization
Organization" (ISO) dan International
Electrotechnical Commission (IEC) membentuk
"Strategic Advisory Group on the Environment"
(SAGE) pada bulan Agustus 1991.
SAGE merekomendasikan kepada ISO akan
perlunya suatu Technical Committee (TC) yang
khusus bertugas untuk mengembangkan suatu seri
standar pengelolaan lingkungan yang berlaku secara
internasional.
Pada tahun 1993, ISO membentuk TC 207 yang khusus
bertugas mengembangkan baku-mutu (standar)
lingkungan yang dikenal sebagai ISO seri 14000.
Standar yang dikembangkan mencakup rangkaian enam
aspek, yaitu:
1. Environmental Management System (EMS).
2. Environmental Auditing (EA).
3. Environmental Labelling (EL).
4. Environmental Performance Evaluation (EPE).
5. Life Cycle Analysis (LCA).
6. Term and Definitions (TD).
Beberapa pokok pemikiran yang mendasari ISO
seri 14000
1. Menyediakan elemen-elemen dari suatu sistem pengelolaan lingkungan
yang efektif dan dapat dipadukan dengan persyaratan pengelolaan lainnya.
2. Membantu tercapainya tujuan ekonomi dan lingkungan dengan
meningkatkan kinerja lingkungan dan menghilangkan serta mencegah
terjadinya hambatan dalam perdagangan.
3. Tidak dimaksudkan sebagai hambatan perdagangan non-tarif atau untuk
mengubah ketentuan--ketentuan hukum yang harus ditaati.
4. Dapat diterapkan pada semua tipe dan skala organisasi.
5. Agar tujuan dan sasaran lingkungan dapat tercapai maka harus didorong
dengan penggunaan Best Practicable Pollution Control Technology
(Teknologi Pengendalian Pencemaran Terbaik yang Praktis) dan Best
Available Pollution Control Technology EconomicaIly Achieveable
(Teknologi Pengendalian Pencemaran Terbaik yang layak ekonomi).
Sistem Pengelolaan Lingkungan yang dikembangkan oleh
ISO mengambil model "continual improvement”
Process of enhancing the environmental management
system, the purpose of achieving improvements in
overall environmentaI performance, not necessarily
in the areas of activity simultaneously, resulting
from continuous efforts to improve in line with the
organization's environmental policy
Arti dari ISO seri 14000 adalah Sistem Pengelolaan Lingkungan, yang
dalam pelaksanaannya didukung oleh beberapa alat bantu (support tools)
tentang:
1. Kajian pelaksanaan program lingkungan dan Sistem
Pengelolaan Lingkungan: "Environmental Audits",
2.Evaluasi kinerja lingkungan yang dicapai organisasi:
"EnvironmentaI Performance Evaluation",
3.Pemberian label lingkungan terhadap produk:
"Environmental Labelling", dan
4.Kajian tentang daur hidup produk dari bahan mentah,
proses (limbah) hingga pada produk yang tak dapat
dimanfaatkan kembali (sampah), ini disebut dengan Life
Cycle Assessment.
Beberapa keuntungan yang dapat dari pelaksanaan
Sistem Pengelolaan Lingkungan adalah:
1. Optimisasi penghematan biaya dan efisiensi.
2. Mengurangi risiko lingkungan.
3. Meningkatkan citra (image) organisasi.
4. Meningkatkan kepekaan terhadap perhatian
publik.
5. Memperbaiki proses pengambilan keputusan.
DI INDONESIA
STADARISASI, AKREDITASI,
DAN SERTIFIKASI BIDANG
LINGKUNGAN
Dasar Hukum
KEPUTUSAN KEPALA BADAN
PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN
Nomor: Ke- 29/BAPEDAL/05/1997
Istilah
1. Lingkungan adalah kesatuan ruang dengan semua
benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk di
dalamnya manusia dan Perilakunya, yang
mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya
2.Standar bidang lingkungan adalah spesifikisi teknis atau
sesuatu yang dibakukan dalam bidang lingkungan,
disusun berdasarkan konsensus semua pihak yang
terkait dengan memperhatikan syarat-syarat kelestarian
fungsi lingkungan, kesehatan, keselamatan,
perkembangan iImu pengetahuan dan teknologi, serta
berdasarkan pengalaman , perkembangan masa kini dan
masa yang akan datang untuk memperoleh manfaat yang
sebesar-besarnya
Istilah
3. Standardisasi adalah proses merumuskan, merevisi,
menetapkan dan menerapkan standar yang dilaksanakan
secara tertib dan bekerjasama dengan semua pihak
4.Sistem Standardisasi Nasional, yang selanjutnya
disingkat SSN, adalah Sebagai tatanan jaringan sarana
dan kegiatan standardisasi yang serasi, selaras dan
terpadu yang meliputi perumusan standar, penerapan
standar, pembinaan dan pengawasan standardisasi
kerjasama dan informasi, standardisasi,
kerjasama dan informasi standardisasi metrologi dan
akreditasi
Istilah
5. Standar Nasional Indonesia, yang selanjutnya
disebut SNI, adalah standar yang ditetapkan dan
diberlakukan kepala badan Pengendalian dampak
lingkungan setelah mendapat persetujuan dari
dewan standardisasi nasional serta berlaku secara
nasional di Indonesia
Istilah
6.Perumusan standar adalah proses penyusunan SNI yang
menjamin konsensus nasional antara pihak-pihak yang
berkepentingan termasuk instansi pemerintah, swasta,
organisasi profesi/ usaha, kalangan ahli/ pakar,
produsen, konsumen dan pihak terkait lainnya;
7.Konsensus adalah kesepakatan pihak-pihak
berkepentingan terhadap suatu konsep standar baik,
langsung maupun tidak langsung yang menyatakan tidak
berkeberatan menjadi rancangan SNI;
8.Revisi standar adalah kegiatan menyempurnakan
standar sesuai dengan kebutuhan dan dilaksanakan
sesuai dengan perumusan standar;
Istilah
9. Penerapan standar adalah kegiatan menggunakan SNI sebagaimana
yang telah ditetapkan oleh Kepala Badan Pengendalian Dampak
Lingkungan;
10. Akreditati adalah pengakuan formal dari Komite Akreditasi
Nasional, atas nama Dewan Standardisasi Nasional berdasarkan
usul Komite Akreditasi Badan Pengendalian Dampak Lingkungan,
kepada unit / lembaga / institusi/ organisasi/ laboratorium penguji
atas kemampuannya untuk melaksanakan kegiatan tertentu dalam
standardisasi bidang lingkungan , sesuai dengan persyaratan dan
kriteria yang ditetapkan Dewan Standardisasi Nasional;
11.Sertifikasi adalah proses yang berkaitan dengan sertifikat oleh suatu
unit / lembaga / institusi /organisasi / laboratorium Penguji yang
telah diakreditasi;
12.Sertifikat adalah dokumen yang menyatakan kesesuaian hasil
proses sertifikasi terhadap persyaratan yang ditentukan.
Istilah
13. Sertifikasi Sistem Manajemen Lingkungan adalah proses
yang berkaitan dengan pemberian sertifikat Sistem
Manajemen Lingkungan kepada unit/ lembaga /institusi
/organisasi yang telah mampu menerapkan standar Sistem
manajemen Lingkugan;
14.Sertifikasi Label Lingkungan adalah proses yang berkaitan
dengan pemberian sertifikat label Iingkungan kepada unit /
lembaga/ institusi/ organisasi untuk produk atau jasa tertentu
yang telah memenuhi ketentuan atau kriteria label lingkungan
15.Sertifikasi Hasil Uji adalah proses yang berkaitan dengan
pemberian sertifikat yang menyatakan hasil pengujian atas
contoh uji sesuai dengan spesifikasi/metode uji/standar
tertentu;
Istilah
16. Sertifikasi Auditor Lingkungan adalah Proses yang
berkaitan dengan pemberian sertifikat yang menyatakan
bahwa seseorang telah memiliki kualifikasi Auditor
Lingkungan;
17.Lembaga Sertifikasi adalah lembaga yang netral, baik
pemerintah maupun swasta, yang telah diakreditasi
untuk Melaksanakan sertifikasi tertentu:
18.Laboratorium Penguji adalah suatu laboratorium, yang
akreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) untuk
melakukan sertifikasi Hasil Uji berdasarkan ruang
lingkup akreditasi yang ditetapkan;
Istilah
19.Sistem Manajemen Lingkungan adalah bagian dari
keseluruhan sistem manajemen yang meliputi struktur
organisasi , perencanaan kegiatan tanggung jawab, praktek/
pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya untuk
mengembangkan, menerapkan, mencapai, mengkaji dan
memelihara kebijaksanaan lingkungan;
20. Audit Lingkungan adalah suatu alat manajemen yang
meliputi evaluasi secara sistematik, terdokumentasi, periodik
dan objektif tentang bagaimana suatu kinerja organisasi ,
sistem manajemen dan peralatan dengan tujuan
memfasilitasi kontrol manajemen terhadap pelaksanaan
upaya pengendalian dampak lingkungan dan pengkajian
Penataan kebijakan usaha atau kegiatan terhadap peraturan
perundang-undangan tentang pengelolaan lingkungan;
Istilah
21. Auditor lingkungan adalah individu Yang telah disertifikasi
menurut kualifikasi tertentu yang ditetapkan dan/ atau
ditugaskan untuk melaksanakan sebagian atau seluruh fungsi
yang berkaitan dengan penilaian suatu unit / institusi
/produk / jasa dalam rangka kegiatan standardisasi bidang
lingkungan;
22.Label lingkungan adalah pernyataan atau tanda lingkungan
dari produk atau jasa yang menyatakan bahwa produk / jasa
tersebut sesuai dengan ketentuan kriteria yang ditetapkan,
23. Dewan Standardisasi Nasional, yang selanjutnya disebut
DSN, adalah dewan yang dibentuk berdasarkan Keputusan
Presiden Nomor 20 tahun 1984 jo Keputusan Presiden Nomor
7 1989 tentang Dewan Standardisasi Nasional;
Istilah
24.Komite Akreditasi Nasignal, yang selanjutnya disingkat KAN,
adalah suatu wadah non struktural yang bertugas untuk
mengkoordinasikan, mensinkronisasikan, membina dan
mengawasi kegiatan akreditasi dan sertifikasi di Indonesia
yang berkedudukan di bawah dan bertanggung-jawab kepada
DSN.
25. Komite Akreditasi Badan Pengendalian Dampak
Lingkunngan, yang selanjutnya disebut Komite Akreditasi
BAPEDAL adalah suatu wadah non struk-tural di lingktungan
Badan Pengendalian Dampak Lingkungan yang dibentuk
sesuai dengan tugas, persyaratan dan kriteria yang ditetapkan
DSN
26. Logo Akreditasi adalah logo KAN sebagaimana ditetapkan
dalam pedoman DSN;
Istilah
27. Kepala adalah Kepala Badan Pengendalian
Dampak Lingkungan
28.Badan Pengendalian DAMPAK Lingkungan, yang
selanjutnya disebut BAPEDAL, adalah suatu
Lembaga Pemerintah Non Departernen yang
bertugas untuk mengendalikan dampak lingkungan
yang meliputi pencegahan dan penanggulangan
pencemaran dan kerusakan lingkungan, serta
pemulihan kualitas lingkungan sesuai dengan
peraturan perundang- undangan yang berlaku.
KEGIATAN STANDARISASI
1. Perumusan dan pelaksanaan program standardisasi berdasarkan
Kebijaksanaan Standardisasi Nasional yang ditetapkan oleh DSN.
2. Penyusunan dan penetapan tatalaksana dan sistem kelembagaan
standardisasi.
3. Perumusan konsep standar bidang lingkungan untuk dikonsensuskan
menjadi rancangan SNI yang kemudian diajukan kepada DSN untuk
memperoleh persetujuan menjadi SNI.
4. Perumusan dan penetapan peraturan serta pedoman penerapan SNI.
5. Penyelenggaraan kerjasama teknis, pembinaan, pengawasan dan
peningkatan kemampuan teknis dalam rangka penerapan SNI.
6. Penyelenggaraan hubungan internasional dengan koordinasi DSN, publikasi,
publisitas, popularisasi, pendidikan dan pelatihan standardisasi.
7. Pelaksanaan penilaian terhadap pemohon akreditasi atas dasar penugasan
yang diberikan oleh KAN.
8. Penyusunan panduan teknis operasional Komite Akreditasi BAPEDAL dan
persyaratan lembaga sertifikasi serta laboratorium penguji berdasarkan
persyaratan dan pedoman yang ditetapkan DSN.
Penyusunan Program Kebijaksanaan
Standardisasi
(1). BAPEDAL menyampaikan informasi rencana pelaksanaan kegiatan dan
mengajukan usulan program standardisasi kepada DSN sebagai baban untuk
menyusun program dan/atau kebijaksanaan standardisasi nasional.
(2).BAPEDAL memberikan tanggapan, masukan dan saran kepada DSN terhadap
konsep kebijaksanaan dan Standardisasi nasional khususnya bidang lingkungan,
(3). BAPEDAL menyusun kebijaksanaan dan/atau program staridardisasi sesuai
dengan kebijaksanaan dan program standardisasi nasional yang ditetapkan DSN.
(4).BAPEDAL mengkoordinasikan pelaksanaan perumusan standar bidang
lingkungan.
(5). Rancangan standar bidang lingkungan disusun dengan memperhatikan:
a. Upaya menjaga dan melestarikan fungsi lingkungan.
b. Standar internasional atau standar lain di bidang lingkungan.
c. Efisiensi dan efektifitas penggunaan standar dalam rangka mencapai tujuan
pelestarian fungsi lingkungan,
d. Antisipasi diberlakukannya ketentuan-ketentuan lingkungan dalam perdagangan.
Prosedur Perumusan Standar
(1)Prosedur perumusan standar bidang lingkungan dilaksanakan
sesuai dengan SSN yang ditetapkan oleh DSN.
(2) Dalam melaksanakan perumusan standar sesuai dengan prosedur,
BAPEDAL, Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup, instansi
pemerintah, suasta, organisasi profesi / usaha, kalangan ahli/
pakar, produsen, konsumen, dan pihak terkait lainnya.
(3)Konsep standar yang telah dirumuskan olehh Panitia Teknis
Perumusan Standar disebar-luaskan oleh BAPEDAL kepada
instansi terkait lainnya yang bukan anggota panitia teknis untuk
memperoleh tanggapan dan masukan.
(4)Waktu penyebarluasan sekurang-kurangnya 45 (empat puluh
lima) hari sebelum Forum Konsensus diselenggarakan.
(5)Tanggapan dan masukan harus sudah diterima oleh Panitia Teknis
Perumusan Standar paling lambat 14 hari sebelum Forum
Konsensus diselenggarakan.
Forum Konsensus
(1)Forum konsensus adalah forum untuk membahas
konsep standar untuk mencapai kesepakatan
menjadi rancangan SNI.
(2)Forum konsensus yang dibentuk oleh BAPEDAL
terdiri atas PanitiaTeknis Perumusan Standar dan
pihak- lainnya yang berkepentingan.
(3)Ketentuan lebih rinci mengenai Fonun Konsensus
ditetapkan lebih lanjut oleh Kepala.
Penetapan dan penerapan SNI
(1)BAPEDAL menyampaikan rancangan SNI sebagaimana
dimaksud dalam pasal 6 kepada DSN untuk mendapat
persetujuan menjadi SNI.
(2)Berdasarkan persetujuan DSN, kepala menetapkan,
mensahkan dan memberlakukan SNI.
(3)SNI dapat diberlakukan sebagai SNI wajib atau
sukarela.
(4) Penerapan SNI wajib ditentukan oleh Kepala.
(5) Penerapan SNI sukarela dapat ditetapkan
penerapannya seara wajib atas pertimbangan
lingkungan, teknis, ekonomis atau pertimbangan
lainnya.
Peninjauan Kembali SNI
1) SNI ditinjau kembali setiap 5 (lima) tahun sekali atau
setiap saat apabila diperlukan.
(2) Peninjauan kembali dapat berupa perubahan atau
tanpa perubahan atau pencabutan.
(3)Peninjauan kembali dapat diajukan oleh masyarakat
maupun Panitia Teknis Perumusan Standar kepada
Kepala dan dilaksanakan atas pertimbangan lingkungan,
teknis, ekonomis atau pertimbangan lainnya.
(4)Peninjauan kembali dilaksahakan sesuai dengan
pedoman yang ditetapkan DSN.
(5)Berdasarkan persetujuan DSN, Kepala menetapkan,
mensahkan dan memberlakukan perubahan SNI.
Komite Akreditasi BAPEDAL
(1) Akreditasi Lembaga Sertifikasi Sistem Manajemen
Lingkungan, Lembaga Sertifikasi Label Lingkungan, Lembaga
Sertifikasi Auditor Lingkungan dan Laboratorium Penguji
dilaksanakan oleh KAN atas nama DSN berdasarkan usul
Komite Akreditasi BAPEDAL.
(2)Komite Akreditasi BAPEDAL sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) beranggotakan wakil dan unit-unit terkait di
BAPEDAL dan Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup
serta dan kalangan pakar, asosiasi profesi dan pihak terkait
lainnya.
(3). Struktur organisasi Komite Akreditasi BAPEDAL
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) akan ditetapkan lebih
lanjut oleh Kepala sesuai dengan pedoman yang ditetapkan
DSN.
Prosedur Umum Pemberian Akreditasi
(1)Lembaga Sertifikasi / Laboratorium mengajukan permohonan kepada KAN untuk
mendapatkan akreditasi dengan tembusan kepada Komite Akreditasi BAPEDAL.
(2)Atas Penugasan KAN, Komite Akreditasi BAPEDAL melakukan penilaian sesuai
dengan permohonan yang diajukan berdasarkan pedoman yang ditetapkan DSN.
(3)Berdasarkan hasil penilaian sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) Komite
Akreditasi BAPEDAL menyampaikan rekomendasi dan berkas permohonan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) kepada KAN.
(4)Berdasarkan hasil penilaian Komite Akreditasi BAPEDAL, KAN atas nama DSN
memberikan penjelasan tertulis kepada Lembaga Sertifikasi / Laboratorium
Penguji pemohonan yang belum mampu memenuhi persyaratan yang ditetapkan.
(5)KAN atas nama DSN memberikan akreditasi kepada Lembaga Sertifikasi /
Laboratorium Penguji pemohonan yang telah memenuhi persyaratan yang
ditetapkan.
(6)Lembaga Sertifikasi / Laboratorium penguji yang telah diakreditasikan oleh KAN
berhak untuk menggunakan logo akreditasi.
(7)Ketentuan lebih lanjut mengenai akreditasi akan ditetapkan oleh Kepala sesuai
dengan pedoman yang ditetapkan DSN.
Sertifikasi Lingkungan
1. Sertifikasi Sistem Manajemen Lingkungan
dilaksanakan oleh Lembaga Sertifikasi Sistem
Manajemen Lingkungan
2. Sertifikasi Label Lingkungan dilaksanakan oleh
Lembaga Sertifikasi Label Lingkungan
3. Sertifikasi Auditor Lingkungan dilaksanakan oleh
Lembaga Sertifikasi Personil Lingkungan.
4. Sertifikasi Hasil Uji dilaksanakan oleh
Laboratorium Penguji.
Prosedur Umum Pemberian Sertifikasi
(1)Unit / Lembaga / institusi / organisasi / personil mengajukan permohonan kepada
lembaga Sertifikasi untuk mendapatkan Sertifikasi tertentu.
(2)Lembaga Sertifikasi melakukan penilaian sesuai dengan pemohonan yang diajukan
oleh unit / lembaga / institusi / organisasi/personil berdasarkan persyaratan
Sertifikasi yang telah ditetapkan.
(3)Penilaian sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dilaksanakan oleh tim auditor
lingkungan seseai kriteria yang telah ditetapkan.
(4)Atas dasar penilaian seperti tersebut dalam ayat (3) lembaga Sertifikasi
memberikan keputusan hasil penilaian terhadap permohonan Sertifikasi.
(5)Lembaga Sertifikasi memberikan Serfifikasi kepada
unit/lembaga/institusi/organisasi/personil pemohonan sertifikat yang mampu
memenuhi persyaratan Sertifikasi yang telah ditetapkan.
(6). Lembaga sertifikasi memberikan penjelagan tertulis tentang ketidaksesuaian yang
ditemukan dalam penilaian kepada organisasi / perusahaan /unit /personil /
pemohon sertifikat yang belum mampu memenuhi persyaratan sertifikasi yang
telah ditetapkan.
(7)Ketentuan lebih lanjut mengenai sertifikasi oleh KAN atas nama DSN berdasarkan
usul Komite Akreditasi BAPEDAL sesuai dengan Pedoman yang ditetapkan-DSN.
Prosedur Umum Pemberian Sertifikat Hasil Uji
Laboratoriurn
(1)Unit / Lembaga / institusi/organisasi/personil mengajukan
permohonan kepada Laboratorium Penguji untuk mendapatkan
sertifikat.
(2). Laboratorium Penguji melakukan pengujian sesuai dengan
permohonan yang diajukan oleh unit / lembaga / instusi /
organisasi/ personil berdasarkan standar yang telah ditetapkan.
(3). Pengujian sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dilaksanakan
oleh tim penguji/analis sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan.
(4). Laboratorium Penguji memberikan sertifikat hasil uji kepada
unit/ lembaga / instansi / institusi / organisasi /personil yang
mengajukan permohonan pengujian sesuai dengan ketentuan yang
telah ditetapkan.
(5). Atas dasar pengujian seperti ayat (3) laboratorium penguji
memberikan hasil pengujian kepada pemohonan tidak memenuhi
standar atau kriteria yang telah ditetapkan.
Label Lingkungan
Unit / lembaga /Institusi/organisasi yang telah
mempunyai sertifikat dari Lembaga Sertifikasi
berhak untuk mendapatkan surat tanda pendaftaran
dan membubuhkan label lingkungan ataupun nomor
SNI yang sesuai pada produk atau penjelasan profil
organisasi / jasa untuk jangka waktu tertentu yang
telah ditetapkan
Label lingkungan serta Nomor SNI diberlakukan
oleh Kepala atas persetujuan DSN.
Refleksi
1. Apa dasar warga dunia menyepakati adanya
standarisasi, akreditasi, dan sertifikasi bidang
lingkungan ?
2. Apa fungsi standarisasi, akreditasi, dan sertifikasi
bidang lingkungan ?
3. Bagaimana prosedur penentuan SNI ?
4. Bagaimana prosedur sertifikasi lingkungan ?
5. Bagaimana prosedur akreditasi lingkungan ?
6. Apa yang dimaksud label lingkungan ?

More Related Content

What's hot

Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 dan API Spec Q1 di PT. Pipa Mas Puti...
Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 dan API Spec Q1 di PT. Pipa Mas Puti...Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 dan API Spec Q1 di PT. Pipa Mas Puti...
Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 dan API Spec Q1 di PT. Pipa Mas Puti...Universitas Putera Batam
 
Pengenalan ISO 14001
Pengenalan ISO 14001Pengenalan ISO 14001
Pengenalan ISO 14001Dede Andi
 
WEBINAR INTEGRATED MGT SYSTEM 9K 14K 45K [ok]
WEBINAR INTEGRATED MGT SYSTEM 9K 14K 45K  [ok]WEBINAR INTEGRATED MGT SYSTEM 9K 14K 45K  [ok]
WEBINAR INTEGRATED MGT SYSTEM 9K 14K 45K [ok]Ali Fuad R
 
Materi pelatihan iso 9001 iso 14001-2015 2018
Materi pelatihan iso 9001 iso 14001-2015 2018Materi pelatihan iso 9001 iso 14001-2015 2018
Materi pelatihan iso 9001 iso 14001-2015 2018KosasihSomantri
 
dokumen wajib Iso 9001:2015
dokumen wajib Iso 9001:2015dokumen wajib Iso 9001:2015
dokumen wajib Iso 9001:2015Arfi Maulana
 
Materi Training ISO 14001
Materi Training ISO 14001Materi Training ISO 14001
Materi Training ISO 14001Sri Sulastri
 
Pengenalan Ms Iso
Pengenalan Ms IsoPengenalan Ms Iso
Pengenalan Ms Isoaimm reka
 
QMS ISO 9001-2008 Awareness
QMS ISO 9001-2008 AwarenessQMS ISO 9001-2008 Awareness
QMS ISO 9001-2008 AwarenessToyo Gustaman
 
5. dokumentasi smm-2006
5. dokumentasi smm-20065. dokumentasi smm-2006
5. dokumentasi smm-2006Surya Adia
 
AWARENESS ISO 9001:2015
AWARENESS ISO 9001:2015AWARENESS ISO 9001:2015
AWARENESS ISO 9001:2015Arfi Maulana
 
Materi awarenes iso 9001:2015
Materi awarenes  iso 9001:2015Materi awarenes  iso 9001:2015
Materi awarenes iso 9001:2015widi wijatmoko
 
3.1.1.1 materi training awareness iso 14001
3.1.1.1 materi training awareness iso 140013.1.1.1 materi training awareness iso 14001
3.1.1.1 materi training awareness iso 14001Eko Kiswanto
 
Konsep audit dan sistem manajemen lingkungan berdasarkan iso
Konsep audit dan sistem manajemen lingkungan berdasarkan isoKonsep audit dan sistem manajemen lingkungan berdasarkan iso
Konsep audit dan sistem manajemen lingkungan berdasarkan isoRamlah Al Baseri
 
Mengintip standar baru iso 9001
Mengintip standar baru iso 9001Mengintip standar baru iso 9001
Mengintip standar baru iso 9001Padmono Ap
 
Dokumen wajib iso 27001
Dokumen wajib iso 27001Dokumen wajib iso 27001
Dokumen wajib iso 27001Al Marson
 
Quality Management Systems PPT (Prof. Syamsir Abduh)
Quality Management Systems PPT (Prof. Syamsir Abduh)Quality Management Systems PPT (Prof. Syamsir Abduh)
Quality Management Systems PPT (Prof. Syamsir Abduh)Heny Purnama
 

What's hot (20)

Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 dan API Spec Q1 di PT. Pipa Mas Puti...
Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 dan API Spec Q1 di PT. Pipa Mas Puti...Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 dan API Spec Q1 di PT. Pipa Mas Puti...
Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 dan API Spec Q1 di PT. Pipa Mas Puti...
 
MAKALAH SML TE1
MAKALAH SML TE1MAKALAH SML TE1
MAKALAH SML TE1
 
Pengenalan ISO 14001
Pengenalan ISO 14001Pengenalan ISO 14001
Pengenalan ISO 14001
 
WEBINAR INTEGRATED MGT SYSTEM 9K 14K 45K [ok]
WEBINAR INTEGRATED MGT SYSTEM 9K 14K 45K  [ok]WEBINAR INTEGRATED MGT SYSTEM 9K 14K 45K  [ok]
WEBINAR INTEGRATED MGT SYSTEM 9K 14K 45K [ok]
 
Materi pelatihan iso 9001 iso 14001-2015 2018
Materi pelatihan iso 9001 iso 14001-2015 2018Materi pelatihan iso 9001 iso 14001-2015 2018
Materi pelatihan iso 9001 iso 14001-2015 2018
 
dokumen wajib Iso 9001:2015
dokumen wajib Iso 9001:2015dokumen wajib Iso 9001:2015
dokumen wajib Iso 9001:2015
 
Mengadopsi Sistem Manajemen Mutu ISO
Mengadopsi Sistem Manajemen Mutu ISOMengadopsi Sistem Manajemen Mutu ISO
Mengadopsi Sistem Manajemen Mutu ISO
 
Materi Training ISO 14001
Materi Training ISO 14001Materi Training ISO 14001
Materi Training ISO 14001
 
Pengenalan Ms Iso
Pengenalan Ms IsoPengenalan Ms Iso
Pengenalan Ms Iso
 
QMS ISO 9001-2008 Awareness
QMS ISO 9001-2008 AwarenessQMS ISO 9001-2008 Awareness
QMS ISO 9001-2008 Awareness
 
ISO 9001 2015
ISO 9001 2015ISO 9001 2015
ISO 9001 2015
 
5. dokumentasi smm-2006
5. dokumentasi smm-20065. dokumentasi smm-2006
5. dokumentasi smm-2006
 
AWARENESS ISO 9001:2015
AWARENESS ISO 9001:2015AWARENESS ISO 9001:2015
AWARENESS ISO 9001:2015
 
Materi awarenes iso 9001:2015
Materi awarenes  iso 9001:2015Materi awarenes  iso 9001:2015
Materi awarenes iso 9001:2015
 
3.1.1.1 materi training awareness iso 14001
3.1.1.1 materi training awareness iso 140013.1.1.1 materi training awareness iso 14001
3.1.1.1 materi training awareness iso 14001
 
Konsep audit dan sistem manajemen lingkungan berdasarkan iso
Konsep audit dan sistem manajemen lingkungan berdasarkan isoKonsep audit dan sistem manajemen lingkungan berdasarkan iso
Konsep audit dan sistem manajemen lingkungan berdasarkan iso
 
Persiapan ISO 9001
Persiapan ISO 9001Persiapan ISO 9001
Persiapan ISO 9001
 
Mengintip standar baru iso 9001
Mengintip standar baru iso 9001Mengintip standar baru iso 9001
Mengintip standar baru iso 9001
 
Dokumen wajib iso 27001
Dokumen wajib iso 27001Dokumen wajib iso 27001
Dokumen wajib iso 27001
 
Quality Management Systems PPT (Prof. Syamsir Abduh)
Quality Management Systems PPT (Prof. Syamsir Abduh)Quality Management Systems PPT (Prof. Syamsir Abduh)
Quality Management Systems PPT (Prof. Syamsir Abduh)
 

Similar to 6 standarisasi akreditasi_dan_sertifikasi_bidang_lingkungan

1. Pengantar Standarisasi akreditasi.pptx
1. Pengantar Standarisasi akreditasi.pptx1. Pengantar Standarisasi akreditasi.pptx
1. Pengantar Standarisasi akreditasi.pptxdafidriaN
 
Sistem Manajemen Mutu
Sistem Manajemen MutuSistem Manajemen Mutu
Sistem Manajemen MutuSiti Sahati
 
Pertemuan keenam Lanjutan STANDARISASI dan SERTIFIKASI PRODUK.pptx
Pertemuan keenam Lanjutan STANDARISASI dan SERTIFIKASI PRODUK.pptxPertemuan keenam Lanjutan STANDARISASI dan SERTIFIKASI PRODUK.pptx
Pertemuan keenam Lanjutan STANDARISASI dan SERTIFIKASI PRODUK.pptxajidelaux
 
Sistem Manajemen Kualitas Formal
Sistem Manajemen Kualitas FormalSistem Manajemen Kualitas Formal
Sistem Manajemen Kualitas Formalharis fadilah
 
Audit lingkungan
Audit lingkunganAudit lingkungan
Audit lingkunganfirdaus78
 
Tugas Kalibrasi (Bahasa)
Tugas Kalibrasi (Bahasa)Tugas Kalibrasi (Bahasa)
Tugas Kalibrasi (Bahasa)Ika Rizky
 
AUDIT-LINGKUNGAN1.ppt
AUDIT-LINGKUNGAN1.pptAUDIT-LINGKUNGAN1.ppt
AUDIT-LINGKUNGAN1.pptary-red78
 
MANAJEMEN LINGKUNGAN-TUGAS
MANAJEMEN LINGKUNGAN-TUGASMANAJEMEN LINGKUNGAN-TUGAS
MANAJEMEN LINGKUNGAN-TUGASKrisna Setyadi
 
Intrepretasi Klausul 14000
Intrepretasi Klausul 14000Intrepretasi Klausul 14000
Intrepretasi Klausul 14000TRiP Consultant
 
7b pengantar audit_lingkungan
7b pengantar audit_lingkungan7b pengantar audit_lingkungan
7b pengantar audit_lingkunganAgus Candra
 
Audit lingkungan
Audit lingkunganAudit lingkungan
Audit lingkunganrisni sari
 
Manajemen mutu terpadu (total quality management)
Manajemen mutu terpadu (total quality management)Manajemen mutu terpadu (total quality management)
Manajemen mutu terpadu (total quality management)Asyifa Robiatul adawiyah
 
00. Materi 04. MK Sistem Standardisasi (ISO 14001-2015).pdf
00. Materi 04. MK Sistem Standardisasi (ISO 14001-2015).pdf00. Materi 04. MK Sistem Standardisasi (ISO 14001-2015).pdf
00. Materi 04. MK Sistem Standardisasi (ISO 14001-2015).pdfDODDY LOMBARDO, ST, MM, CRP
 
Presentasi Sosialisasi PM SMPI- Bandung 10 Mei 2017
Presentasi Sosialisasi PM SMPI-  Bandung 10 Mei 2017Presentasi Sosialisasi PM SMPI-  Bandung 10 Mei 2017
Presentasi Sosialisasi PM SMPI- Bandung 10 Mei 2017direktoratkaminfo
 
Buku panduan praktis pelaksanaan audit lingkungan
Buku panduan praktis pelaksanaan audit lingkunganBuku panduan praktis pelaksanaan audit lingkungan
Buku panduan praktis pelaksanaan audit lingkunganLianasari Zakaria
 
387821740-ISO-9001-2015-Sistem-Manajeme-Mutu-SMM-Pengenalan-Rev-02-ppt.ppt
387821740-ISO-9001-2015-Sistem-Manajeme-Mutu-SMM-Pengenalan-Rev-02-ppt.ppt387821740-ISO-9001-2015-Sistem-Manajeme-Mutu-SMM-Pengenalan-Rev-02-ppt.ppt
387821740-ISO-9001-2015-Sistem-Manajeme-Mutu-SMM-Pengenalan-Rev-02-ppt.pptHILMANRSAFF
 
387821740-ISO-9001-2015-Sistem-Manajeme-Mutu-SMM-Pengenalan-Rev-02-ppt.ppt
387821740-ISO-9001-2015-Sistem-Manajeme-Mutu-SMM-Pengenalan-Rev-02-ppt.ppt387821740-ISO-9001-2015-Sistem-Manajeme-Mutu-SMM-Pengenalan-Rev-02-ppt.ppt
387821740-ISO-9001-2015-Sistem-Manajeme-Mutu-SMM-Pengenalan-Rev-02-ppt.pptHILMANRSAFF
 

Similar to 6 standarisasi akreditasi_dan_sertifikasi_bidang_lingkungan (20)

1. Pengantar Standarisasi akreditasi.pptx
1. Pengantar Standarisasi akreditasi.pptx1. Pengantar Standarisasi akreditasi.pptx
1. Pengantar Standarisasi akreditasi.pptx
 
6. STANDARISAI.pptx
6. STANDARISAI.pptx6. STANDARISAI.pptx
6. STANDARISAI.pptx
 
Sistem Manajemen Mutu
Sistem Manajemen MutuSistem Manajemen Mutu
Sistem Manajemen Mutu
 
Pertemuan keenam Lanjutan STANDARISASI dan SERTIFIKASI PRODUK.pptx
Pertemuan keenam Lanjutan STANDARISASI dan SERTIFIKASI PRODUK.pptxPertemuan keenam Lanjutan STANDARISASI dan SERTIFIKASI PRODUK.pptx
Pertemuan keenam Lanjutan STANDARISASI dan SERTIFIKASI PRODUK.pptx
 
ISO_14001.ppt
ISO_14001.pptISO_14001.ppt
ISO_14001.ppt
 
Sistem Manajemen Kualitas Formal
Sistem Manajemen Kualitas FormalSistem Manajemen Kualitas Formal
Sistem Manajemen Kualitas Formal
 
Audit lingkungan
Audit lingkunganAudit lingkungan
Audit lingkungan
 
Tugas Kalibrasi (Bahasa)
Tugas Kalibrasi (Bahasa)Tugas Kalibrasi (Bahasa)
Tugas Kalibrasi (Bahasa)
 
AUDIT-LINGKUNGAN1.ppt
AUDIT-LINGKUNGAN1.pptAUDIT-LINGKUNGAN1.ppt
AUDIT-LINGKUNGAN1.ppt
 
MANAJEMEN LINGKUNGAN-TUGAS
MANAJEMEN LINGKUNGAN-TUGASMANAJEMEN LINGKUNGAN-TUGAS
MANAJEMEN LINGKUNGAN-TUGAS
 
Intrepretasi Klausul 14000
Intrepretasi Klausul 14000Intrepretasi Klausul 14000
Intrepretasi Klausul 14000
 
7b pengantar audit_lingkungan
7b pengantar audit_lingkungan7b pengantar audit_lingkungan
7b pengantar audit_lingkungan
 
Audit lingkungan
Audit lingkunganAudit lingkungan
Audit lingkungan
 
Manajemen mutu terpadu (total quality management)
Manajemen mutu terpadu (total quality management)Manajemen mutu terpadu (total quality management)
Manajemen mutu terpadu (total quality management)
 
P5 k3-ohsas
P5 k3-ohsasP5 k3-ohsas
P5 k3-ohsas
 
00. Materi 04. MK Sistem Standardisasi (ISO 14001-2015).pdf
00. Materi 04. MK Sistem Standardisasi (ISO 14001-2015).pdf00. Materi 04. MK Sistem Standardisasi (ISO 14001-2015).pdf
00. Materi 04. MK Sistem Standardisasi (ISO 14001-2015).pdf
 
Presentasi Sosialisasi PM SMPI- Bandung 10 Mei 2017
Presentasi Sosialisasi PM SMPI-  Bandung 10 Mei 2017Presentasi Sosialisasi PM SMPI-  Bandung 10 Mei 2017
Presentasi Sosialisasi PM SMPI- Bandung 10 Mei 2017
 
Buku panduan praktis pelaksanaan audit lingkungan
Buku panduan praktis pelaksanaan audit lingkunganBuku panduan praktis pelaksanaan audit lingkungan
Buku panduan praktis pelaksanaan audit lingkungan
 
387821740-ISO-9001-2015-Sistem-Manajeme-Mutu-SMM-Pengenalan-Rev-02-ppt.ppt
387821740-ISO-9001-2015-Sistem-Manajeme-Mutu-SMM-Pengenalan-Rev-02-ppt.ppt387821740-ISO-9001-2015-Sistem-Manajeme-Mutu-SMM-Pengenalan-Rev-02-ppt.ppt
387821740-ISO-9001-2015-Sistem-Manajeme-Mutu-SMM-Pengenalan-Rev-02-ppt.ppt
 
387821740-ISO-9001-2015-Sistem-Manajeme-Mutu-SMM-Pengenalan-Rev-02-ppt.ppt
387821740-ISO-9001-2015-Sistem-Manajeme-Mutu-SMM-Pengenalan-Rev-02-ppt.ppt387821740-ISO-9001-2015-Sistem-Manajeme-Mutu-SMM-Pengenalan-Rev-02-ppt.ppt
387821740-ISO-9001-2015-Sistem-Manajeme-Mutu-SMM-Pengenalan-Rev-02-ppt.ppt
 

More from Agus Candra

Menulis Naskah Ilmiah
Menulis Naskah IlmiahMenulis Naskah Ilmiah
Menulis Naskah IlmiahAgus Candra
 
Pentingnya Publikasi
Pentingnya PublikasiPentingnya Publikasi
Pentingnya PublikasiAgus Candra
 
13. patient provider communication
13. patient   provider communication13. patient   provider communication
13. patient provider communicationAgus Candra
 
12.developing and testing a media strategy
12.developing and testing a media strategy12.developing and testing a media strategy
12.developing and testing a media strategyAgus Candra
 
10. multimedia world
10. multimedia world10. multimedia world
10. multimedia worldAgus Candra
 
Hak hak kesehatan reproduksi
Hak hak kesehatan reproduksiHak hak kesehatan reproduksi
Hak hak kesehatan reproduksiAgus Candra
 
Manusia dan lingkungan
Manusia dan lingkunganManusia dan lingkungan
Manusia dan lingkunganAgus Candra
 
Eksperimental studi
Eksperimental studiEksperimental studi
Eksperimental studiAgus Candra
 
Ukuran epidemiologi
Ukuran epidemiologiUkuran epidemiologi
Ukuran epidemiologiAgus Candra
 
Pelayanan kesehatan dan pendidikan luar biasa
Pelayanan kesehatan dan pendidikan luar biasaPelayanan kesehatan dan pendidikan luar biasa
Pelayanan kesehatan dan pendidikan luar biasaAgus Candra
 
Pendidikan inklusi
Pendidikan inklusiPendidikan inklusi
Pendidikan inklusiAgus Candra
 
Upaya peningkatan kualitas tumbuh kembang anak
Upaya peningkatan kualitas tumbuh kembang anakUpaya peningkatan kualitas tumbuh kembang anak
Upaya peningkatan kualitas tumbuh kembang anakAgus Candra
 
Aplikasi pestisida2013
Aplikasi pestisida2013Aplikasi pestisida2013
Aplikasi pestisida2013Agus Candra
 

More from Agus Candra (20)

Menulis Naskah Ilmiah
Menulis Naskah IlmiahMenulis Naskah Ilmiah
Menulis Naskah Ilmiah
 
Pentingnya Publikasi
Pentingnya PublikasiPentingnya Publikasi
Pentingnya Publikasi
 
13. patient provider communication
13. patient   provider communication13. patient   provider communication
13. patient provider communication
 
12.developing and testing a media strategy
12.developing and testing a media strategy12.developing and testing a media strategy
12.developing and testing a media strategy
 
10. multimedia world
10. multimedia world10. multimedia world
10. multimedia world
 
Hak hak kesehatan reproduksi
Hak hak kesehatan reproduksiHak hak kesehatan reproduksi
Hak hak kesehatan reproduksi
 
Isbd 12
Isbd 12Isbd 12
Isbd 12
 
Isbd 11
Isbd 11Isbd 11
Isbd 11
 
Manusia dan lingkungan
Manusia dan lingkunganManusia dan lingkungan
Manusia dan lingkungan
 
Case control
Case controlCase control
Case control
 
Eksperimental studi
Eksperimental studiEksperimental studi
Eksperimental studi
 
Ukuran epidemiologi
Ukuran epidemiologiUkuran epidemiologi
Ukuran epidemiologi
 
Kohort studi
Kohort studiKohort studi
Kohort studi
 
Biosfer1
Biosfer1Biosfer1
Biosfer1
 
Sertifikasi 3
Sertifikasi 3Sertifikasi 3
Sertifikasi 3
 
Pelayanan kesehatan dan pendidikan luar biasa
Pelayanan kesehatan dan pendidikan luar biasaPelayanan kesehatan dan pendidikan luar biasa
Pelayanan kesehatan dan pendidikan luar biasa
 
Pendidikan inklusi
Pendidikan inklusiPendidikan inklusi
Pendidikan inklusi
 
Upaya peningkatan kualitas tumbuh kembang anak
Upaya peningkatan kualitas tumbuh kembang anakUpaya peningkatan kualitas tumbuh kembang anak
Upaya peningkatan kualitas tumbuh kembang anak
 
Aplikasi pestisida2013
Aplikasi pestisida2013Aplikasi pestisida2013
Aplikasi pestisida2013
 
Penugasan
PenugasanPenugasan
Penugasan
 

6 standarisasi akreditasi_dan_sertifikasi_bidang_lingkungan

  • 1. AKL 2011 STANDARISASI, AKREDITASI, DAN SERTIFIKASI BIDANG LINGKUNGAN
  • 2. TUJUAN PEMBELAJARAN Mahasiswa mengetahui tentang ; 1. Sejarah dan manfaat standarisasi,akreditasi dan sertifikasi bidang lingkungan di dunia 2.Sejarah dan manfaat standarisasi,akreditasi dan sertifikasi bidang lingkungan di Indonesia
  • 3. DI DUNIA STADARISASI, AKREDITASI, DAN SERTIFIKASI BIDANG LINGKUNGAN
  • 4. Latar Belakang Keterkaitan antara dunia usaha dan lingkungan hidup telah disadari sejak dilaksanakannya "Conference on Human and Environment" oleh PBB pada tahun 1972 di Stockholm, yang dilanjutkan di Nairobi pada tahun 1982. Konperensi tersebut melahirkan pemikiran bahwa pembangunan industri yang tidak terkendali akan mempengaruhi kelangsungan dunia usaha itu sendiri.
  • 5. Pemikiran tersebut ditindaklanjuti dengan pembentukan United Nations Environment Program (UNEP) dan World Commission on Environment and Development (WCED). lstilah "Sustainable Development" yang diperkenalkan dalam laporan WCED pada tahun 1987 juga mencakup pengertian bahwa kalangan industri sudah harus mulai mengembangkan sistem pengelolaan lingkungan yang dilaksanakan secara efektif. Selanjutnya diselenggarakan "United Nations Conference on Environment and Development (UNCED)" di Rio de Janeiro pada tahun 1992.
  • 6. Menindaklanjuti gagasan tersebut, lnggris mengeluarkan baku-mutu pengelolaan lingkungan yang pertama kali di dunia pada tahun 1992, yaitu British Standard (BS) 7750. Komisi Uni Eropa mulai memberlakukan Eco- Management and Audit Scheme (EMAS) pada 1993. Dengan diberlakukannya EMAS, BS 7750 direvisi dan kembali ditetapkan pada tahun 1994. Beberapa negara Eropa yang lain juga mulai mengembangkan standardisasi pengelolaan lingkungan.
  • 7. Di tingkat internasional, dengan dorongan kalangan dunia usaha "International Standardization Organization" (ISO) dan International Electrotechnical Commission (IEC) membentuk "Strategic Advisory Group on the Environment" (SAGE) pada bulan Agustus 1991. SAGE merekomendasikan kepada ISO akan perlunya suatu Technical Committee (TC) yang khusus bertugas untuk mengembangkan suatu seri standar pengelolaan lingkungan yang berlaku secara internasional.
  • 8. Pada tahun 1993, ISO membentuk TC 207 yang khusus bertugas mengembangkan baku-mutu (standar) lingkungan yang dikenal sebagai ISO seri 14000. Standar yang dikembangkan mencakup rangkaian enam aspek, yaitu: 1. Environmental Management System (EMS). 2. Environmental Auditing (EA). 3. Environmental Labelling (EL). 4. Environmental Performance Evaluation (EPE). 5. Life Cycle Analysis (LCA). 6. Term and Definitions (TD).
  • 9. Beberapa pokok pemikiran yang mendasari ISO seri 14000 1. Menyediakan elemen-elemen dari suatu sistem pengelolaan lingkungan yang efektif dan dapat dipadukan dengan persyaratan pengelolaan lainnya. 2. Membantu tercapainya tujuan ekonomi dan lingkungan dengan meningkatkan kinerja lingkungan dan menghilangkan serta mencegah terjadinya hambatan dalam perdagangan. 3. Tidak dimaksudkan sebagai hambatan perdagangan non-tarif atau untuk mengubah ketentuan--ketentuan hukum yang harus ditaati. 4. Dapat diterapkan pada semua tipe dan skala organisasi. 5. Agar tujuan dan sasaran lingkungan dapat tercapai maka harus didorong dengan penggunaan Best Practicable Pollution Control Technology (Teknologi Pengendalian Pencemaran Terbaik yang Praktis) dan Best Available Pollution Control Technology EconomicaIly Achieveable (Teknologi Pengendalian Pencemaran Terbaik yang layak ekonomi).
  • 10. Sistem Pengelolaan Lingkungan yang dikembangkan oleh ISO mengambil model "continual improvement” Process of enhancing the environmental management system, the purpose of achieving improvements in overall environmentaI performance, not necessarily in the areas of activity simultaneously, resulting from continuous efforts to improve in line with the organization's environmental policy
  • 11. Arti dari ISO seri 14000 adalah Sistem Pengelolaan Lingkungan, yang dalam pelaksanaannya didukung oleh beberapa alat bantu (support tools) tentang: 1. Kajian pelaksanaan program lingkungan dan Sistem Pengelolaan Lingkungan: "Environmental Audits", 2.Evaluasi kinerja lingkungan yang dicapai organisasi: "EnvironmentaI Performance Evaluation", 3.Pemberian label lingkungan terhadap produk: "Environmental Labelling", dan 4.Kajian tentang daur hidup produk dari bahan mentah, proses (limbah) hingga pada produk yang tak dapat dimanfaatkan kembali (sampah), ini disebut dengan Life Cycle Assessment.
  • 12. Beberapa keuntungan yang dapat dari pelaksanaan Sistem Pengelolaan Lingkungan adalah: 1. Optimisasi penghematan biaya dan efisiensi. 2. Mengurangi risiko lingkungan. 3. Meningkatkan citra (image) organisasi. 4. Meningkatkan kepekaan terhadap perhatian publik. 5. Memperbaiki proses pengambilan keputusan.
  • 13. DI INDONESIA STADARISASI, AKREDITASI, DAN SERTIFIKASI BIDANG LINGKUNGAN
  • 14. Dasar Hukum KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN Nomor: Ke- 29/BAPEDAL/05/1997
  • 15. Istilah 1. Lingkungan adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan Perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya 2.Standar bidang lingkungan adalah spesifikisi teknis atau sesuatu yang dibakukan dalam bidang lingkungan, disusun berdasarkan konsensus semua pihak yang terkait dengan memperhatikan syarat-syarat kelestarian fungsi lingkungan, kesehatan, keselamatan, perkembangan iImu pengetahuan dan teknologi, serta berdasarkan pengalaman , perkembangan masa kini dan masa yang akan datang untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya
  • 16. Istilah 3. Standardisasi adalah proses merumuskan, merevisi, menetapkan dan menerapkan standar yang dilaksanakan secara tertib dan bekerjasama dengan semua pihak 4.Sistem Standardisasi Nasional, yang selanjutnya disingkat SSN, adalah Sebagai tatanan jaringan sarana dan kegiatan standardisasi yang serasi, selaras dan terpadu yang meliputi perumusan standar, penerapan standar, pembinaan dan pengawasan standardisasi kerjasama dan informasi, standardisasi, kerjasama dan informasi standardisasi metrologi dan akreditasi
  • 17. Istilah 5. Standar Nasional Indonesia, yang selanjutnya disebut SNI, adalah standar yang ditetapkan dan diberlakukan kepala badan Pengendalian dampak lingkungan setelah mendapat persetujuan dari dewan standardisasi nasional serta berlaku secara nasional di Indonesia
  • 18. Istilah 6.Perumusan standar adalah proses penyusunan SNI yang menjamin konsensus nasional antara pihak-pihak yang berkepentingan termasuk instansi pemerintah, swasta, organisasi profesi/ usaha, kalangan ahli/ pakar, produsen, konsumen dan pihak terkait lainnya; 7.Konsensus adalah kesepakatan pihak-pihak berkepentingan terhadap suatu konsep standar baik, langsung maupun tidak langsung yang menyatakan tidak berkeberatan menjadi rancangan SNI; 8.Revisi standar adalah kegiatan menyempurnakan standar sesuai dengan kebutuhan dan dilaksanakan sesuai dengan perumusan standar;
  • 19. Istilah 9. Penerapan standar adalah kegiatan menggunakan SNI sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan; 10. Akreditati adalah pengakuan formal dari Komite Akreditasi Nasional, atas nama Dewan Standardisasi Nasional berdasarkan usul Komite Akreditasi Badan Pengendalian Dampak Lingkungan, kepada unit / lembaga / institusi/ organisasi/ laboratorium penguji atas kemampuannya untuk melaksanakan kegiatan tertentu dalam standardisasi bidang lingkungan , sesuai dengan persyaratan dan kriteria yang ditetapkan Dewan Standardisasi Nasional; 11.Sertifikasi adalah proses yang berkaitan dengan sertifikat oleh suatu unit / lembaga / institusi /organisasi / laboratorium Penguji yang telah diakreditasi; 12.Sertifikat adalah dokumen yang menyatakan kesesuaian hasil proses sertifikasi terhadap persyaratan yang ditentukan.
  • 20. Istilah 13. Sertifikasi Sistem Manajemen Lingkungan adalah proses yang berkaitan dengan pemberian sertifikat Sistem Manajemen Lingkungan kepada unit/ lembaga /institusi /organisasi yang telah mampu menerapkan standar Sistem manajemen Lingkugan; 14.Sertifikasi Label Lingkungan adalah proses yang berkaitan dengan pemberian sertifikat label Iingkungan kepada unit / lembaga/ institusi/ organisasi untuk produk atau jasa tertentu yang telah memenuhi ketentuan atau kriteria label lingkungan 15.Sertifikasi Hasil Uji adalah proses yang berkaitan dengan pemberian sertifikat yang menyatakan hasil pengujian atas contoh uji sesuai dengan spesifikasi/metode uji/standar tertentu;
  • 21. Istilah 16. Sertifikasi Auditor Lingkungan adalah Proses yang berkaitan dengan pemberian sertifikat yang menyatakan bahwa seseorang telah memiliki kualifikasi Auditor Lingkungan; 17.Lembaga Sertifikasi adalah lembaga yang netral, baik pemerintah maupun swasta, yang telah diakreditasi untuk Melaksanakan sertifikasi tertentu: 18.Laboratorium Penguji adalah suatu laboratorium, yang akreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) untuk melakukan sertifikasi Hasil Uji berdasarkan ruang lingkup akreditasi yang ditetapkan;
  • 22. Istilah 19.Sistem Manajemen Lingkungan adalah bagian dari keseluruhan sistem manajemen yang meliputi struktur organisasi , perencanaan kegiatan tanggung jawab, praktek/ pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya untuk mengembangkan, menerapkan, mencapai, mengkaji dan memelihara kebijaksanaan lingkungan; 20. Audit Lingkungan adalah suatu alat manajemen yang meliputi evaluasi secara sistematik, terdokumentasi, periodik dan objektif tentang bagaimana suatu kinerja organisasi , sistem manajemen dan peralatan dengan tujuan memfasilitasi kontrol manajemen terhadap pelaksanaan upaya pengendalian dampak lingkungan dan pengkajian Penataan kebijakan usaha atau kegiatan terhadap peraturan perundang-undangan tentang pengelolaan lingkungan;
  • 23. Istilah 21. Auditor lingkungan adalah individu Yang telah disertifikasi menurut kualifikasi tertentu yang ditetapkan dan/ atau ditugaskan untuk melaksanakan sebagian atau seluruh fungsi yang berkaitan dengan penilaian suatu unit / institusi /produk / jasa dalam rangka kegiatan standardisasi bidang lingkungan; 22.Label lingkungan adalah pernyataan atau tanda lingkungan dari produk atau jasa yang menyatakan bahwa produk / jasa tersebut sesuai dengan ketentuan kriteria yang ditetapkan, 23. Dewan Standardisasi Nasional, yang selanjutnya disebut DSN, adalah dewan yang dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 20 tahun 1984 jo Keputusan Presiden Nomor 7 1989 tentang Dewan Standardisasi Nasional;
  • 24. Istilah 24.Komite Akreditasi Nasignal, yang selanjutnya disingkat KAN, adalah suatu wadah non struktural yang bertugas untuk mengkoordinasikan, mensinkronisasikan, membina dan mengawasi kegiatan akreditasi dan sertifikasi di Indonesia yang berkedudukan di bawah dan bertanggung-jawab kepada DSN. 25. Komite Akreditasi Badan Pengendalian Dampak Lingkunngan, yang selanjutnya disebut Komite Akreditasi BAPEDAL adalah suatu wadah non struk-tural di lingktungan Badan Pengendalian Dampak Lingkungan yang dibentuk sesuai dengan tugas, persyaratan dan kriteria yang ditetapkan DSN 26. Logo Akreditasi adalah logo KAN sebagaimana ditetapkan dalam pedoman DSN;
  • 25. Istilah 27. Kepala adalah Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan 28.Badan Pengendalian DAMPAK Lingkungan, yang selanjutnya disebut BAPEDAL, adalah suatu Lembaga Pemerintah Non Departernen yang bertugas untuk mengendalikan dampak lingkungan yang meliputi pencegahan dan penanggulangan pencemaran dan kerusakan lingkungan, serta pemulihan kualitas lingkungan sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku.
  • 26. KEGIATAN STANDARISASI 1. Perumusan dan pelaksanaan program standardisasi berdasarkan Kebijaksanaan Standardisasi Nasional yang ditetapkan oleh DSN. 2. Penyusunan dan penetapan tatalaksana dan sistem kelembagaan standardisasi. 3. Perumusan konsep standar bidang lingkungan untuk dikonsensuskan menjadi rancangan SNI yang kemudian diajukan kepada DSN untuk memperoleh persetujuan menjadi SNI. 4. Perumusan dan penetapan peraturan serta pedoman penerapan SNI. 5. Penyelenggaraan kerjasama teknis, pembinaan, pengawasan dan peningkatan kemampuan teknis dalam rangka penerapan SNI. 6. Penyelenggaraan hubungan internasional dengan koordinasi DSN, publikasi, publisitas, popularisasi, pendidikan dan pelatihan standardisasi. 7. Pelaksanaan penilaian terhadap pemohon akreditasi atas dasar penugasan yang diberikan oleh KAN. 8. Penyusunan panduan teknis operasional Komite Akreditasi BAPEDAL dan persyaratan lembaga sertifikasi serta laboratorium penguji berdasarkan persyaratan dan pedoman yang ditetapkan DSN.
  • 27. Penyusunan Program Kebijaksanaan Standardisasi (1). BAPEDAL menyampaikan informasi rencana pelaksanaan kegiatan dan mengajukan usulan program standardisasi kepada DSN sebagai baban untuk menyusun program dan/atau kebijaksanaan standardisasi nasional. (2).BAPEDAL memberikan tanggapan, masukan dan saran kepada DSN terhadap konsep kebijaksanaan dan Standardisasi nasional khususnya bidang lingkungan, (3). BAPEDAL menyusun kebijaksanaan dan/atau program staridardisasi sesuai dengan kebijaksanaan dan program standardisasi nasional yang ditetapkan DSN. (4).BAPEDAL mengkoordinasikan pelaksanaan perumusan standar bidang lingkungan. (5). Rancangan standar bidang lingkungan disusun dengan memperhatikan: a. Upaya menjaga dan melestarikan fungsi lingkungan. b. Standar internasional atau standar lain di bidang lingkungan. c. Efisiensi dan efektifitas penggunaan standar dalam rangka mencapai tujuan pelestarian fungsi lingkungan, d. Antisipasi diberlakukannya ketentuan-ketentuan lingkungan dalam perdagangan.
  • 28. Prosedur Perumusan Standar (1)Prosedur perumusan standar bidang lingkungan dilaksanakan sesuai dengan SSN yang ditetapkan oleh DSN. (2) Dalam melaksanakan perumusan standar sesuai dengan prosedur, BAPEDAL, Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup, instansi pemerintah, suasta, organisasi profesi / usaha, kalangan ahli/ pakar, produsen, konsumen, dan pihak terkait lainnya. (3)Konsep standar yang telah dirumuskan olehh Panitia Teknis Perumusan Standar disebar-luaskan oleh BAPEDAL kepada instansi terkait lainnya yang bukan anggota panitia teknis untuk memperoleh tanggapan dan masukan. (4)Waktu penyebarluasan sekurang-kurangnya 45 (empat puluh lima) hari sebelum Forum Konsensus diselenggarakan. (5)Tanggapan dan masukan harus sudah diterima oleh Panitia Teknis Perumusan Standar paling lambat 14 hari sebelum Forum Konsensus diselenggarakan.
  • 29. Forum Konsensus (1)Forum konsensus adalah forum untuk membahas konsep standar untuk mencapai kesepakatan menjadi rancangan SNI. (2)Forum konsensus yang dibentuk oleh BAPEDAL terdiri atas PanitiaTeknis Perumusan Standar dan pihak- lainnya yang berkepentingan. (3)Ketentuan lebih rinci mengenai Fonun Konsensus ditetapkan lebih lanjut oleh Kepala.
  • 30. Penetapan dan penerapan SNI (1)BAPEDAL menyampaikan rancangan SNI sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 kepada DSN untuk mendapat persetujuan menjadi SNI. (2)Berdasarkan persetujuan DSN, kepala menetapkan, mensahkan dan memberlakukan SNI. (3)SNI dapat diberlakukan sebagai SNI wajib atau sukarela. (4) Penerapan SNI wajib ditentukan oleh Kepala. (5) Penerapan SNI sukarela dapat ditetapkan penerapannya seara wajib atas pertimbangan lingkungan, teknis, ekonomis atau pertimbangan lainnya.
  • 31. Peninjauan Kembali SNI 1) SNI ditinjau kembali setiap 5 (lima) tahun sekali atau setiap saat apabila diperlukan. (2) Peninjauan kembali dapat berupa perubahan atau tanpa perubahan atau pencabutan. (3)Peninjauan kembali dapat diajukan oleh masyarakat maupun Panitia Teknis Perumusan Standar kepada Kepala dan dilaksanakan atas pertimbangan lingkungan, teknis, ekonomis atau pertimbangan lainnya. (4)Peninjauan kembali dilaksahakan sesuai dengan pedoman yang ditetapkan DSN. (5)Berdasarkan persetujuan DSN, Kepala menetapkan, mensahkan dan memberlakukan perubahan SNI.
  • 32. Komite Akreditasi BAPEDAL (1) Akreditasi Lembaga Sertifikasi Sistem Manajemen Lingkungan, Lembaga Sertifikasi Label Lingkungan, Lembaga Sertifikasi Auditor Lingkungan dan Laboratorium Penguji dilaksanakan oleh KAN atas nama DSN berdasarkan usul Komite Akreditasi BAPEDAL. (2)Komite Akreditasi BAPEDAL sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) beranggotakan wakil dan unit-unit terkait di BAPEDAL dan Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup serta dan kalangan pakar, asosiasi profesi dan pihak terkait lainnya. (3). Struktur organisasi Komite Akreditasi BAPEDAL sebagaimana dimaksud pada ayat (2) akan ditetapkan lebih lanjut oleh Kepala sesuai dengan pedoman yang ditetapkan DSN.
  • 33. Prosedur Umum Pemberian Akreditasi (1)Lembaga Sertifikasi / Laboratorium mengajukan permohonan kepada KAN untuk mendapatkan akreditasi dengan tembusan kepada Komite Akreditasi BAPEDAL. (2)Atas Penugasan KAN, Komite Akreditasi BAPEDAL melakukan penilaian sesuai dengan permohonan yang diajukan berdasarkan pedoman yang ditetapkan DSN. (3)Berdasarkan hasil penilaian sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) Komite Akreditasi BAPEDAL menyampaikan rekomendasi dan berkas permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) kepada KAN. (4)Berdasarkan hasil penilaian Komite Akreditasi BAPEDAL, KAN atas nama DSN memberikan penjelasan tertulis kepada Lembaga Sertifikasi / Laboratorium Penguji pemohonan yang belum mampu memenuhi persyaratan yang ditetapkan. (5)KAN atas nama DSN memberikan akreditasi kepada Lembaga Sertifikasi / Laboratorium Penguji pemohonan yang telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan. (6)Lembaga Sertifikasi / Laboratorium penguji yang telah diakreditasikan oleh KAN berhak untuk menggunakan logo akreditasi. (7)Ketentuan lebih lanjut mengenai akreditasi akan ditetapkan oleh Kepala sesuai dengan pedoman yang ditetapkan DSN.
  • 34. Sertifikasi Lingkungan 1. Sertifikasi Sistem Manajemen Lingkungan dilaksanakan oleh Lembaga Sertifikasi Sistem Manajemen Lingkungan 2. Sertifikasi Label Lingkungan dilaksanakan oleh Lembaga Sertifikasi Label Lingkungan 3. Sertifikasi Auditor Lingkungan dilaksanakan oleh Lembaga Sertifikasi Personil Lingkungan. 4. Sertifikasi Hasil Uji dilaksanakan oleh Laboratorium Penguji.
  • 35. Prosedur Umum Pemberian Sertifikasi (1)Unit / Lembaga / institusi / organisasi / personil mengajukan permohonan kepada lembaga Sertifikasi untuk mendapatkan Sertifikasi tertentu. (2)Lembaga Sertifikasi melakukan penilaian sesuai dengan pemohonan yang diajukan oleh unit / lembaga / institusi / organisasi/personil berdasarkan persyaratan Sertifikasi yang telah ditetapkan. (3)Penilaian sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dilaksanakan oleh tim auditor lingkungan seseai kriteria yang telah ditetapkan. (4)Atas dasar penilaian seperti tersebut dalam ayat (3) lembaga Sertifikasi memberikan keputusan hasil penilaian terhadap permohonan Sertifikasi. (5)Lembaga Sertifikasi memberikan Serfifikasi kepada unit/lembaga/institusi/organisasi/personil pemohonan sertifikat yang mampu memenuhi persyaratan Sertifikasi yang telah ditetapkan. (6). Lembaga sertifikasi memberikan penjelagan tertulis tentang ketidaksesuaian yang ditemukan dalam penilaian kepada organisasi / perusahaan /unit /personil / pemohon sertifikat yang belum mampu memenuhi persyaratan sertifikasi yang telah ditetapkan. (7)Ketentuan lebih lanjut mengenai sertifikasi oleh KAN atas nama DSN berdasarkan usul Komite Akreditasi BAPEDAL sesuai dengan Pedoman yang ditetapkan-DSN.
  • 36. Prosedur Umum Pemberian Sertifikat Hasil Uji Laboratoriurn (1)Unit / Lembaga / institusi/organisasi/personil mengajukan permohonan kepada Laboratorium Penguji untuk mendapatkan sertifikat. (2). Laboratorium Penguji melakukan pengujian sesuai dengan permohonan yang diajukan oleh unit / lembaga / instusi / organisasi/ personil berdasarkan standar yang telah ditetapkan. (3). Pengujian sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dilaksanakan oleh tim penguji/analis sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. (4). Laboratorium Penguji memberikan sertifikat hasil uji kepada unit/ lembaga / instansi / institusi / organisasi /personil yang mengajukan permohonan pengujian sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. (5). Atas dasar pengujian seperti ayat (3) laboratorium penguji memberikan hasil pengujian kepada pemohonan tidak memenuhi standar atau kriteria yang telah ditetapkan.
  • 37. Label Lingkungan Unit / lembaga /Institusi/organisasi yang telah mempunyai sertifikat dari Lembaga Sertifikasi berhak untuk mendapatkan surat tanda pendaftaran dan membubuhkan label lingkungan ataupun nomor SNI yang sesuai pada produk atau penjelasan profil organisasi / jasa untuk jangka waktu tertentu yang telah ditetapkan Label lingkungan serta Nomor SNI diberlakukan oleh Kepala atas persetujuan DSN.
  • 38. Refleksi 1. Apa dasar warga dunia menyepakati adanya standarisasi, akreditasi, dan sertifikasi bidang lingkungan ? 2. Apa fungsi standarisasi, akreditasi, dan sertifikasi bidang lingkungan ? 3. Bagaimana prosedur penentuan SNI ? 4. Bagaimana prosedur sertifikasi lingkungan ? 5. Bagaimana prosedur akreditasi lingkungan ? 6. Apa yang dimaksud label lingkungan ?