1. Ass. Wr. Wb.Ass. Wr. Wb.
AUDIT
LINGKUNGAN
Soemarno, 2007
Ass. Wr. Wb.Ass. Wr. Wb.
AUDIT
LINGKUNGAN
Soemarno, 2007
2. KEPMEN
LH RI
No. 42/MENLH/11/94
PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN
AUDIT LINGKUNGAN
Setiap bidang usaha atau kegiatan wajib memelihara
kelestarian kemampuan lingkungan hidup untuk menunjang
pembangunan yang berkelanjutan
.
AUDIT LINGKUNGAN mrp alat yang efektif dan bermanfaat
bagi suatu usaha untuk mengelola lingkungan hidup
AUDIT LINGKUNGAN mrp proses kajian sistematis,
terdokumentasi, berkala, dan objektif thd prosedur dan
praktek pengelolaan LH
AUDIT LINGKUNGAN dpt membantu menemukan upaya
penyelesaian yang efektif ttg masalah LH
3. KEPMEN
LH RI
No. 42/MENLH/11/94
PRINSIP & PEDOMAN UMUM
PELAKSANAAN AUDIT LINGKUNGAN
FUNGSI DAN TUJUAN:
Sebagai acuan untuk melaksanakan audit lingkungan
bagi suatu usaha atau kegiatan
Audit lingkungan dilaksanakan secara sukarela, oleh
penanggung-jawab usaha
Merupakan alat pengelolaan dan pemantauan
lingkungan yg bersifat internal
Sehingga KL dan PL lebih baik, lebih terarah, lebih
efektif dan efisien
4. DEFINISI AUDIT LINGKUNGAN
Adalah alat pengelolaan yg digunakan untuk menilai keragaan
lingkungan dari suatu kegiatan pembangunan atas dasar baku mutu
lingkungan yang berlaku
“Suatu proses penilaian dan pelaporan yg terorganisir dg cara wawancara
stakeholder, pemeriksaan fasilitas dan proses di lapangan secara langsung
dan menelaah data/informasi sekunder untuk menyusun analisis keragaan
lingkungan secara akurat dari kegiatan pembangunan”.
LINGKUP A.L.:
1. Identifikasi dan analisis karakteristik & kuantitas limbah kegiatan pembangunan
2. Membandingkan dengan baku mutu limbah buangan yg berlaku
3. Analisis efisiensi penggunaan bahan baku dan kualitas produk
4. Analisis degradasi & kerusakan lingkungan
TUJUAN A.L.:
Membantu pemeliharaan dan peningkatan daya dukung/ kualitas
lingkungan di sekitar lokasi proyek sehingga fungsinya lestari
5. AUDIT LINGKUNGAN
PROSES PRODUKSI, DISTRIBUSI, KONSUMSI
MANFAAT EKONOMI BIAYA LINGKUNGAN
Pembangunan Berkelanjutan
Ramah Lingkungan: Eco-labelling
Audit Lingkungan
ISO 14000
6. FUNGSI &
MANFAAT
A.L.
Fungsi utama: IDENTIFIKASI dan KONFIRMASI.
Konfirmasi bahwa suatu kegiatan proyek telah memenuhi segenap
peraturan lingkungan yg berlaku (mis. Baku mutu , Pengelolaan
limbah).
Identifikasi bahwa setiap proyek senantiasa ada kelemahan dan
kelebihannya ditinjau dari aspek lingkungan hidup:
1. Melindungi proyek dari bahaya lingkungan dan protes masyarakat
sekitar
2. Alat untuk mengetahui potensi dan peluang penghematan biaya
Manfaat ekonomi:
Efisiensi penggunaan bahan baku, biaya pengolahan limbah,
pemeliharaan & operasional, biaya jasa konsultasi hukum, dan
lainnya.
7. PROSES &
MEKANISME
A.L.
Pelaksanaan audit lingkungan:
1. Mobilisasi & mnegarahkan tim audit
2. Evaluasi peraturanpperundangan lingkungan
3. Koordinasi dengan pemrakarsa proyek
4. Penyusunan laporan secara cermat
1. PERSIAPAN
1.1. Pembuatan jadwal audit
1.2. Pemilihan tim audit
1.3. Penentuan tanggung-jawab dab kewenangan setiap anggota tim audit
1.4. Penelaahan segenap peraturan
1.5. Penyerahan kuesioner pre-audit
1.6. Pemberitahuan audit
Kediatan audit di lokasi:
1. Briefing pendahuluan dg manajer lingkungan & staf terkait
2. Tinjauan pendahuluan thd semua fasilitas yg akan diaudit
3. Evaluasi file/ dokumen/ data sekunder
4. Peninjauan lapangan & fasilitas
5. Wawancara dengan key-persons
6. Pertemuan tim audit
7. Briefing ke luar.
8. Implementasi
A.L. di
Indonesia
Dasar Hukum: KEPMEN LH No. 42 tahun 1994
Pelaksanaan Audit Lingkungan bersifat voluntary
atau sukarela (namun dianjurkan)
Pengawasan hasil audit dilakukan melalui proses VERIFIKASI, apabila
akan dipublikasikan
Secara internal hasil audit dpt dipakai unt peningkatan manajemen
lingkungan suatu proyek
AUDIT LINGKUNGAN merupakan alat manajemen yg meliputi
evaluasi secara sistematik, terdokumentasi, periodik dan obyektif
ttg bgm kinerja organisasi, sistem manajemen dan peralatan, dg
tujuan untuk memfasilitasi kontrol terhadap upaya pengendalian
dampak lingkungan dan kajian thd kegiatan pentaatan thd
peraturan pengelolaan lingkungan.
9. RUANG
LINGKUP
IMPLEMENTASI
A.L.
1. Sejarah atau rangkaian kegiatan, rona & kerusakan
lingkungan, pengelaolaan & pemantauan yg dilakukan ,
serta isu-isu lingkungan yang terkait.
2. Perubahan rona lingkungan yg terjadi
3. Penggunaan sumberdaya alam dan proses penanganan bahan sampai dg
penanganan limbah
4. Penanganan dan penyimpanan bahan B3
5. Kajian resiko lingkungan
6. Sistem manajemen penanganan limbah dan kecelakaan
7. Efektifitas alat pengendalian pencemaran
8. Penataan peraturan-perundangan lingkungan
9. Penataan terhadap rekomendasi AMDAL
10.Perencanaan dan prosedur standar (SOP)
11. Rencana minimisasi limbah dan pengendalian pencemaran
12. Program daur ulang
13. Penggunaan enerji, air, dan SDA lainnya
14. Peningkatan kemampuan SDM dan kepedulian lingkungan.
10. CIRI KHAS
A.L.
1. Metodologi yang komprehensif
Pengumpulan data & informasi
Manajemen data & informasi
Analisis data dan pengujian informasi
2. Konsep pembuktian dan pengujian
Metode analisis data,
Metode evaluasi informasi, dan
Teknik interpretasi hasil analisis data
3. PENGUKURAN DAN STANDAR YG SESUAI
Penetapan standar dan metode pengukuran kinerja
lingkungan harus sesuai dg kegiatan proyek yg diaudit
4. Laporan tertulis
Penyajian yang jelas dan akurat, dengan bukti-bukti yang sahih
dan terdokumentasi
11. KUNCI
KEBERHASILAN
A.L.
1. Dukungan Pimpinan
2. Keikut-sertaan semua pihak
3. Kemandirian dan obyektivitas auditor
4. Kesepakatan ttg metodologi dan lingkup audit
Antara auditee dengan auditor
12. TATA
LAKSANA
A.L.
1. DAFTAR ISIAN
2. CHECK-LIST
Menggunakan daftar yg rinci mengenai isu-isu yang akan di audit
3. DAFTAR PERTANYAAN
Auditor mempersia[pkan format baku untuk melaksanakan audit dan
menyusun laporan akhir
4. PEDOMAN
Pedoman ini memuat instruksi dan petunjuk pelaksanaan yang harus
dilaksanakan oleh auditor, serta aspek yang harus diteliti
13. TAHAPAN
TATA
LAKSANA
A.L.
1. PENDAHULUAN
2. PRA AUDIT
3. Kegiatan lapangan
a. Pertemuan Pendahuluan
b. Pemeriksaan Lapangan
c. Pengumpulan Data
4. PENGUJIAN
5. EVALUASI HASIL TEMUAN
6. PENEMUAN AKHIR
14. A.L.
DALAM
PERENCANAAN
PENGELOLAAN
LINGKUNGAN
JENIS AUDIT LINGKUNGAN:
1. Audit Manajemen Lingkungan
2. Audit Pentaatan Lingkungan
(Environmental Compliance Audit)
3. AUDIT FASILITAS TEKNIS
4. AUDIT AMDAL
5. ENVIRONMENTAL IMPAIRMENT LIABILITY
INSURANCE AUDIT
6. AUDIT PEMASARAN LINGKUNGAN
KUNCI KEBERHASILAN AUDIT LINGKUNGAN:
1. Dukungan pihak pimpinan
2. Keikut-sertaan semua pihak
3. Kemandirian dan objektivitas auditor
4. Kesepakatan tentang tata-laksana dan lingkup audit
15. AUDIT
LINGKUNGAN
DAN ANALISIS
EKONOMKI
Audit Lingkungan merupakan penelitian sistematis
terhadap standar kerja yang rutin dan prosedur-
prosedurnya, yang ada kaitannya dengan lingkungan.
Penelitian integratif ini melibatkan aspek teknik,
admnistratif, dan manajemen operasi.
Tujuannya untuk mengetahui sejauh mana masalah lingkungan dan
keselamatan (safety) dapat dikelola dan dikendalikan.
AL juga dapat memberikan indikasi masalah teknologi dan organisasi yg
mengakibatkan proses produksi tidak efisien, dan munculnya limbah dari
proses tersebut
AL juga dimaksudkan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan
efisiensi, sehingga limbah menjadi semakin sedikit, dan biaya produksi
dapat diturunkan
Efisiensi dan efektivitas manajemen produksi, diharapkan dapat
menurunkan biaya produksi dan biaya-biaya sosial yg mungkin timbul
akibat pembuangan limbah
16. Biaya PRIVATE
dan
BIAYA SOSIAL
Biaya (private) merupakan sejumlah dana atau daya yang
diperlukan untuk menghasilkan produk yang bermanfaat
bagi manusia.
Biasanya proses produksi ini merupakan transformasi
sumberdaya alam menjadi barang buatan manusia
Biaya ada dua macam: Biaya untuk investment dan Biaya untuk proses
produksi.
Biaya produksi terdiri atas biaya tetap dan biaya variabel
Total biaya = biaya tetap + biaya variabel
Biaya
. Biaya variabel
Biaya tetap
Volume ( jumlah produksi)
17. Biaya PRIVATE
dan
BIAYA SOSIAL
Biaya sosial adalah biaya yang timbul dan harus ditanggung oleh
masyarakat sebagai akibat sai suatu kegiatan (manusia, industri,
pembangunan dll)
.
EKSTERNALITAS:
Upaya seseorang atau sekelompok orang untuk meningkatkan
kesejahteraannya mengakibatkan kerugian pada orang atau
sekolompok orang lainnya
INPUT PROSES OUTPUT (+)
Limbah Cair (-)
Limbah Padat (-)
Limbah Gas (-)
18. BIAYA
SOSIAL
Biaya-biaya limbah tidak dimasukkan ke dalam biaya produksi
sehingga harus ditanggung oleh orang lain atau masyarakat
Biasanya masyarakat bersifat rentan dan tidak berdaya, sehingga
mudah timbul ketidak-adilan sosial dan masalah pemerataan
Hal yang harus dilakukan adalah INTERNALISASI EKSTERNALITAS:
Yaitu Memasukkan biaya-biaya lingkungan ke dalam biaya produksi
………….. POLLUTER PAYS PRINCIPLE ……………
1. Melalui Instrumen Hukum: COMMAND & CONTROL
Pengaturan dan Pengendalian
2. Melalui Instrumen Ekonomi, memerlukan kesepakatan ttg:
The Ambient Quality Target
The Minimum Cost Principle
The Polluter Pays Principle
The Competitiveness Imperative
Policy Transition
19. INPUT (Xi) PROSES OUTPUT (Y)
Limbah (E)
Kerusakan
Kerugian
Masyarakat
Biaya Sosial
Y = f (Xi)
E = f(Y) …………. E = f‘ (Xi)
TC = FC + VC
VC = f (Xi, Pxi)
VC’ = f(Xi,Pxi; Ei, PEi)
VC’ > VC
TC’ > TC
MC’ > MC
Jadi : MSC > MPC
MSC – MPC = MEC
20. p, C Marginal Social Cost
Demand Marginal Private Cost
p2 S
p0 P
Marginal External Cost
q1 q2 q0
Quantity
21. Externality PENDUGAAN
EXTERNAL BENEFIT & EXTERNAL COST
1. Estimasi Kerusakan dan biaya kontrolnya
2. Bidding game techniques: WTP
3. Travel cost method
4. Hedonic Pricing: indirect effects on market data
( Pencemaran --------- pasar perumahan, sewa rumah, sewa lahan, dll.)
P
S1 S0
0 : sebelum pencemaran
p0 1 : setelah pencemaran
p1
D1 D0
Q
22. Externality PENDUGAAN
EXTERNAL BENEFIT & EXTERNAL COST
1. Estimasi Kerusakan dan biaya kontrolnya
2. Bidding game techniques: WTP
3. Travel cost method
4. Hedonic Pricing: indirect effects on market data
P, C
MSC MPC
net impact
P1
P0
MPB MSB
Q1 Q0 Q
MSC-MPC = Marginal
External Cost pd orang yg
kena dampak negatif akibat
Q1 menjadi Q0
MSB-MPB = Marginal
External Benefit pd orang
yg kena dampak positif,
akibat Q1 menjadi Q0
23. INDIKATOR LINGKUNGAN
Indikator Lingkungan merupakan Kuantitas tunggal yang diturunkan dari
satu variabel polutan dan dipakai untuk mencerminkan
(mempresentasikan) beberapa atribut lingkungan.
Misalnya:
Indikator taraf pencemaran SO2 = banyaknya hari dimana konsentrasi
SO2 atmosfer melampaui baku mutu
Beberapa indikator yang disajikan secara bersamaan untuk memberikan
gambaran tentang kondisi lingkungan, disebut:
PROFIL KUALITAS LINGKUNGAN
Indikator lingkungan dapat disajikan secara individual atau
diagregasikan secara matematik, membentuk suatu INDEKS
LINGKUNGAN
24. PROFIL KUALITAS LINGKUNGAN
Contoh:
PROFIL KUALITAS UDARA PERKOTAAN
PROFIL KUALITAS HUTAN
PROFIL KUALITAS LAHAN SAWAH
PROFIL KUALITAS LINGKUNGAN PEMUKIMAN PANTAI
PROFIL KUALITAS SUNGAI
Dll.
Untuk melaporkan pelanggaran mutu udara DAPAT digunakan dua
indikator:
1. Banyaknya hari selama mana baku mutu udara ambient terlampaui
2. Keparahan taraf pelanggaran baku mutu
Untuk melaporkan pelanggaran mutu air dapat digunakan dua indikator:
1. Panjang sungai yang tidak memenuhi baku mutu ambient
2. Keparahan pelanggaran baku mutu
25. CONTOH: PROFIL LINGKUNGAN SUATU KAWASAN
Komponen Indikator Trend.
AIR Panjang sungai yg tidak sesuai baku mutu x Improving
Keparahan Pelanggaran baku mutu x Improving
UDARA Jumlah hari pelanggaran baku mutu x Improving
Keparahan pelanggaran baku mutu x Improving
RADIASI Near term exposure x Tidak ada
perubahan
PESTISIDA Konsentrasi dalam makanan dan air x Improving
LIMBAH % Populasi yang terpengaruhi x Improving
PADAT
NIOSE Jumlah orang yg terkena dampak Serius Worsening
Keterangan: (x) perlu tindakan penanganan
26. STRUKTUR MATEMATIKA INDEKS
Perhitungan indeks lingkungan terdiri atas dua tahap:
1. Perhitungan sub-indeks untuk peubah-peubah lingkungan yang
digunakan dalam indeks
2. Agregasi sub-indeks menjadi indeks
Agregasi sub-indeks:
I = g (I1, I2, ………………… In); n = 1 – I
Misalnya: ada sebanyak i variabel lingkungan :
Xi = nilai untuk variabel polutan ke i
Sub indeks ke-i : Ii = f(Xi)
Subindeks menyatakan karakteristik lingkungan dari peubah tertentu
27. AGREGASI SUB-INDEKS:
1. Summation
2. Multiplication
3. Maximization, sub-indeks maksimum yang dipakai
Pengukuran Lingkungan
Peubah Lingk. X1
AGREGASI:
I = g(I1,I2,…In)
Peubah Lingk. X2 Peubah Lingk. Xn
Subindeks 1
I1 = f(X1)
Subindeks 2 I2
= f(X2)
Subindeks n
In = f(Xn)
INDEKS I
28. SIKLUS P DALAM PERAIRAN
Jaringa
n
tanama
n
Jaringa
n
binatan
g
DIP
P-
anorganik
larut
Batua
n
fosfat
SEDIMEN Jaringa
n
Bakteri
POP & DOP
particulate &
dissolved
SAMPAHSAMPAH
29. SUB-INDEKS
FUNGSI LINEAR:
I = α X ………………… I : subindeks
X : Variabel polutan
α : Konstante
NON-LINEAR (segmented) FUNCTION:
Power function
Logarithm function
Exponential function
Asymptotic function, etc.
SEGMENTED LINEAR FUNCTION:
Threshold level
Break point, titik kritis, titik belok
30. AGREGASI SUB-INDEKS
1. ADDITIVE FORM:
Linear-sum Unweighted
Linear-sum Weighted
3. ROOT-MEAN-SQUARE
4. MAXIMUM OPERATOR:
I = Max (I1, I2, I3, ………………… In)
5. Multiplicative form
Unweighted : I = ∏ Ii
Weighted : I = ∏ Ii wi
2. ROOT-SUM-POWER
I = √ (I1)2
+ (I2)2
+ ……..+ (In)2
31. KISARAN DO DALAM AIR NORMAL: 7.1 - 14.6 ppm
Kurva fungsional DO
Indeks Kualitas
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0 2 4 6 8
ppm DO
9 ppm : jenuh
Sampah
32. Kurva fungsional BOD
Indeks Kualitas
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
10 20 30 40 50 60 70
ppm BOD
wadu
k
KUALITAS AIR: BOD
Sungai
Sampah
33. VARIABEL ESTETIKAVARIABEL ESTETIKA
UDARA:UDARA:
ODOR & VISUAL QUALITYODOR & VISUAL QUALITY
Kualitas visual
Indeks Kualitas
1.0
0.4
0.0
0.8
Moderat
Polusi berat
Pleasant odor
Jernih/cerah
Lacking odor
Disagreeable odor
47. MANAGEMENT GUIDELINES: PERTANIAN PESISIR
1. Umum
Coastal areas dapat untuk kegiatan pertanian lowlands dan uplands
Aneka kultivar padi agak toleran salinitas
Pertanian lahan kering: Buah-buahan, sayuran, tanaman
industri/perkebunan.
2. Problematik
Ancaman banjir/genangan dan intrusi garam
Tanah mengandung logam-logam toksik bagi tanaman pertanian
Gangguan hama dan penyakit
Perubahan regime salinitas yg dapat membahayakan ekosistem yg sensitif
Dampak bahan agrokimia thd coastal ecosystems
3. Arahan Pengelolaan
Kultivaryang toleran salinitas tinggi
Sarana pengendalian air dan drainage: Flood control, Salt intrusion control, Water table
control, Waterpollution control
Hindari reklamasi “important” coastal ecosystem menjadi lahan pertanian
Minimize the alteration of natural drainage patterns
Good management of irrigation systems
Nonpersistent biocides
48. MANAGEMENT GUIDELINES: Mangrove Forestry
1. Umum
Hasil-hasil ekologis dari ekosistem mangrove biasanya under-valued, sehingga
sering dikonversi menjadi sistem yang lebih ekonomis
Lokasi tumbuh: Seashores, Estuaries, Lagoons, Tidal areas
Rhizophora, Avicennia & Bruquiera
2. Problematik
Over-exploitation: traditional uses
Conversion: Aquaculture, Fish pond, and Residential development
3. Arahan Pengelolaan
Harus dikelola sebagai renewable resources
Harus dianggap sebagai bagian integral dari coastal zones
Aktivitas konversi harus dikendalikan
Proses-proses kritis: Suplai air tawar dan air asin, suplai nutrient, stabilitas substrat
49. MANAGEMENT GUIDELINES: Urban Development
1. Umum
Gangguan thd ekosistem diakibatkan oleh: (1) tingginya intensitas
pembangunan, (2) Terlalu dekatnya masyarakat dengan air, (3) Alterasi garis
pantai, (4) kepekaan ekologis dari coastal ecosystems
2. Problematik
Nutrients dalam limbah buangan menstimulir pertumbuhan jasad akuatik
secara tidak berimbang
Limbah domestik mengandung patogen yg dpt mengkontaminasi shellfish
Konversi lahan mangrove menjadi lahan / kawasan terbangun
Bangunan sipil terlalu dekat dengan garis pantai dapat mendorong erosi dan
menghalangi akses publik
3. Arahan Pengelolaan
Permukiman jauh dari area mangrove
Pengolahan limbah domestik sebelum dibuang ke laut
Mempertahankan foredunes alamiah
Setback line untuk coastal structures
Mengenali karakyteristik dan perilaku ekosistem alamiah
50. MANAGEMENT GUIDELINES: Industrial Siting
1. Umum
Coastal zone dianggap lokasi ideal untuk lokasi industri karena kemudahan
akses thd sistem transportasi laut dan daratan
Banyak industri berlokasi di sekitar dermaga, coastal zones
Biasanya aktivitas industri memerlukan banyak air untuk cooling, washing
dan diluting processes.
2. Problematik
Air limbah buangan industri biasanya mengandung bahan toksik, air panas,
yang membahayakan kehidupan berbagai jenis jasad akuatik
3. Arahan Pengelolaan
Analisis ekonomis dan ekologis diperlukan untuk industrial siting
Site plan harus dilengkapi dengan buffers , dan tidak mengandung sensitive habitat
Natural pattern dari surface-water flow & tidal inundation dipertahankan
Fasilitas pengolahan limbah, termausk limbah air panas
51. MANAGEMENT GUIDELINES: Tourism
1. Umum
Wisata bahari semakin penting sumbangannya bagi pembangunan daerah
Aneka obyek alami di coastal zone mempunyai daya tarik yang unik
2. Problematik
Pencemaran perairan akibat pembuangan limbah melalui aliran sungai atau
langsung ke perairan pantai
Pembangunan aneka fasilitas fisik:
Mengganggu pandangan bebas alamiah
Merusak keindahan alamiah, Limbah buangan
Gangguan terhadap terumbu karang
3. Arahan Pengelolaan
Zoning plans harus memperhatikan kondisi geografis alamiah & kondisi sosial-
ekonomi
Site clearing dilakukan secara hati-hati dan terkendali
Fasilitas akomodasi harus terkonsentrasi pada jarak ideal dari beach
Fasilitas pengelolaan limbah dan sampah