Intervensi kesehatan dan keperawatan dalam bentuk latihan fungsional serta dukungan lingkungan yang positif bagi lanjut usia dapat memelihara kapasitas fungsional dan kualitas hidup lanjut usia. , , , Latihan fungsional dengan intensitas sedang dapat meningkatkan kualitas hidup, vitalitas, dan menurunkan gejala depresi pada lanjut usia secara efektif. Menurut penelitian, program latihan berjalan, mobilitas, dan keseimbangan fleksibel dan statis selama enam minggu dapat meningkatkan kapasitas fungsional lanjut usia. Bentuk program latihan yang memiliki daya ungkit cukup besar terhadap penurunan sindroma gagal-pulih pada lanjut usia adalah perawatan restoratif. Perawatan restoratif merupakan salah satu strategi utama dalam mengatasi sindroma gagal-pulih untuk meningkatkan luaran status kesehatan klien, dan merupakan bentuk intervensi keperawatan yang paling efektif saat ini untuk meningkatkan otonomi dan kemandirian klien.
5. Age 70
53%
30%
5%
12%
Water Fat Bone Mineral Cell Solids
Age 25
61%
14%
6%
19%
Water Fat Bone Mineral Cell Solids
Body Composition in Relation to Age
7. Penyakit Jantung
Stroke
Hypertensi
Dementia
Diabetes Melitus
Kanker
Osteoporosis
Penyakit liver
Penyakit Ginjal
Penyakit saluran napas
PENYAKIT
DEGENERATIF
PENYAKIT
DEGENERATIF
MODEL
LABA-LABA
MODEL
LABA-LABA
FAKTOR
RISIKO
FAKTOR
RISIKO
Penyakit Jantung
Stroke
Hypertensi
Dementia
Diabetes Melitus
Kanker
Osteoporosis
Penyakit liver
Penyakit Ginjal
Penyakit saluran napas
Faktor Risiko dan penyakit degenaratif (FR harus dihindari sedini mungkin supaya lebih berhasil). Boedi –
darmojo, Retirement Speech 6 Januari 2001, Sidang Konsorsium Ilmu Kesehatan (KDK) 2000.
9. DAMPAK UTAMA SINDROMA GAGAL-DAMPAK UTAMA SINDROMA GAGAL-
PULIH :PULIH :
Pemenuhan kebutuhan menurun :
• Aktivitas instrumental kehidupan sehari-
hari (instrumental activities of daily living
/IADL)
• Aktivitas kehidupan sehari-hari (activities
of daily living /ADL)
10. Aktivitas instrumental kehidupan sehari-hari
(instrumental activities of daily living /IADL)
1. Menyiapkan hidangan
2. Mengerjakan pekerjaan rumah tangga
yang ringan (misal: menyapu,
merapikan)
3. Mengerjakan pekerjaan rumah tangga
yang berat (misal: mengepel lantai,
membersihkan jendela)
4. Mencuci dan menyetrika baju
5. Merapikan tempat tidur
6. Belanja
11. Aktivitas kehidupan sehari-hari
(activities of daily living /ADL)
1. Berpakaian
2. Beranjak dari dan ke tempat tidur
3. Beranjak dari kursi
4. Membersihkan diri (lap muka, sisir, gosok gigi)
5. Mandi dan mengeringkan badan
6. Menggunakan toilet (ke/dari WC, menyiram,
menyeka, lepas/pakai celana)
7. Makan
8. Berjalan di dalam rumah termasuk menggunakan
tongkat
9. Naik turun tangga
10. Berjalan di sekitar/luar rumah termasuk
menggunakan tongkat
11. Merawat/melindungi kaki
12. Sindroma Gagal-pulih
• Suatu kondisi tubuh sebagai akibat dari
menurunnya kapasitas multisistem yang
berisiko tinggi terhadap timbulnya berbagai
penyakit, trauma atau kondisi kesehatan negatif
lainnya namun kondisi tersebut dapat dicegah
melalui intervensi tertentu (Fried, et al., 2004)
• Contoh:
– Perawatan diri yang tidak terpelihara karena
mengalami kelemahan dan keletihan (fatigue)
– Seseorang yang sering jatuh karena gaya berjalan yang
tidak seimbang atau lemah
13. Gejala sindroma gagal-pulih
1. Penurunan berat badan secara progresif
2. Kecepatan/gaya berjalan melambat
3. Kekuatan cengkeraman tangan menurun
4. Mengalami keletihan atau daya tahan
menurun
5. Tingkat aktivitas fisik yang rendah
(Eliopoulos, 1997)
14. Tabel 1. Kriteria Gagal-pulih menurut Gill, et al. (2006)
Indikator Kriteria
Penurunan berat
badan
BB turun 4,5 kg atau lebih dalam satu
tahun terakhir namun penyebab tidak
dijelaskan
Keletihan Kelelahan atau daya tahan menurun dalam
3-4 hari terakhir atau sepanjang waktu
Aktivitas fisik
rendah
Skala Minnesota Leisure Time Activity,
pengeluaran kalori untuk aktivitas fisik
dalam seminggu menurut jenis kelamin
Kekuatan otot Tonus otot, hand dynamometer, kriteria Indeks
Massa Tubuh
Kecepatan
berjalan lambat
Latihan kecepatan jalan menurut jenis
kelamin sejauh 4,575 m lebih dari 10 detik
ΤΒ
ΒΒ
2
m
kg
15. Fried, et al., 2004
1. GAGAL-PULIH -- Apabila
seseorang menunjukkan tiga gejala
atau lebih
2. PREGAGAL-PULIH -- apabila
hanya menunjukkan satu atau dua
gejala
3. TAK GAGAL-PULIH -- apabila
tidak menujukkan gejala apapun
NB : Ketiga level tersebut tergantung pada usia, kondisi
penyakit kronis, fungsi kognitif, dan gejala depresif
17. The Canadian Study of Health and Aging
(CSHA) Clinical Frailty Scale (Rockwood et al., 2005)
1. SANGAT FIT — sehat, kuat, tegap, aktif, energik, dan motivasi
kuat; Umumnya seseorang melakukan latihan secara rutin dan
berada pada kondisi kesehatan yang optimal
2. SEHAT — Tidak sedang menderita sakit tetapi kurang fit
dibanding seseorang dengan kategori I
3. SEHAT NAMUN PERNAH MENDERITA SAKIT— gejala
penyakit telah terkontrol bila dibandingkan pada Kategori IV
4. MUDAH TERSERANG PENYAKIT— meskipun tidak
kelihatan tergantung pada orang lain, golongan ini umumnya
mengeluh kapasitas fungsionalnya telah menurun atau telah
memiliki gejala-gejala penyakit
5. GAGAL-PULIH RINGAN— adanya ketergantungan pada salah
satu atau lebih komponen aktivitas instrumental kehidupan sehari-
harinya (IADL)
6. GAGAL-PULIH SEDANG — adanya ketergantungan pada
salah satu atau lebih komponen aktivitas instrumental kehidupan
sehari-hari (IADL) dan aktivitas kehidupan sehari-hari (ADL)
7. GAGAL-PULIH BERAT— ADL tergantung sepenuhnya pada
orang lain atau menderita penyakit terminal
18. PERAWATAN RESTORATIF
• Program latihan untuk meningkatkan kapasitas
fungsional lansia (Lusky, 2002)
• Intervensi keperawatan yang paling efektif untuk
meningkatkan otonomi dan kemandirian klien di
fasilitas kesehatan (Haffenreffer & Gold, 1991)
• Salah satu strategi utama dalam implementasi
keperawatan untuk meningkatkan luaran status
kesehatan klien (Adams & Rentfro, 1991)
• Membantu individu yang tidak mampu
mengembalikan derajat kapasitas fungsionalnya
secara optimal baik dalam aspek fisik maupun
psikologis
19. “Penurunan kapasitas fungsional
lansia dapat distabilkan atau
dikurangi meskipun tidak dapat
pulih seperti sediakala..”
(Beck et al., 1993; Paffenbarger et al., 1993; Blair, 1996; Bijnen
et al., 1998; Wannamethee, Shaper & Walker, 1998; Bijnen et al.,
1999; Ferrucci, 1999; Spillman, 2004).
20. Ambang batas disabilitas
FASE AWALKapasitasFungsional
U m u r
FASE DEWASA FASE LANSIA
Rentang
fungsional
individu
Rehabilitasi dan
jaminan kualitas
hidup
Pertumbuhan dan
perkembangan
Pemeliharaan
kondisi fungsional
yang paling optimal
Pemeliharaan
kemandirian dan
mencegah disabilitas
(Kalachea & Kickbusch, 1997)
21. Tujuan perawatan restoratif
(1) Meningkatkan mobilitas fisik yang optimal
(2) Meningkatkan atau menjaga kekuatan dan
koordinasi otot
(3) Meningkatkan pengawasan diri
(4) Mencegah kontraktur
(5) Meningkatkan kemandirian AKS atau perawatan
diri
(6) Mencegah terjadinya cedera
(7) Meningkatkan aktivitas sosial
(8) Meningkatkan kepekaan terhadap pencapaian
prestasi (sense of accomplishment)
Oida, et al. (2003).
22. Tujuan perawatan restoratif
(9) Mencegah isolasi sosial dan depresi
(10) Mencegah komplikasi
(11) Meningkatkan kemampuan motorik
(12) Meningkatkan kemampuan berkomunikasi
(13) Meningkatkan kesempatan untuk
melakukan aktivitas yang berarti
(14) Meningkatkan martabat dan peran sosial,
dan
(15) Meningkatkan moralitas dan kepuasan
dalam bekerja
(16) Penyesuaian diri dengan keterbatasannya
Oida, et al. (2003).
23. Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh perawat di
saat memberikan perawatan restoratif
(1) Pahami bahwa setiap lanjut usia memiliki
keunikan kapasitas dan keterbatasan fisik, kaji
kapasitas dalam merawat diri, status mental,
motivasi, dan dukungan keluarga;
(2) Prioritas intervensi lebih difokuskan pada
kapasitas yang telah dimiliki atau yang lebih
mudah untuk dipulihkan;
(3) Sesuaikan waktu latihan dengan kebiasaan
lanjut usia;
(4) Berikan penghargaan/pujian apabila lanjut usia
mampu melakukan latihan dengan lebih baik;
24. Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh perawat di
saat memberikan perawatan restoratif
(5) Pemberian latihan sesuaikan dengan kondisi
penyebab gagal-pulih, apakah disebabkan
disabilitas fisik atau disabilitas mental;
(6) Hindarkan adanya komplikasi atau hal-hal yang
berisiko, misalnya cedera, isolasi social,
depresi);
(7) Dorong optimisme dengan harapan yang lebih
baik dan rasa humor; dan
(8) Upaya pemulihan sangat bergantung pada
proses individu dan dukungan tim kesehatan
lainnya
26. Tujuan :
• Menjaga dan meningkatkan
gerakan sendi di seluruh tubuh
• Meningkatkan kekuatan otot
• Menstimulasi peredaran darah
• Menjaga kapasitas fungsional
• Mencegah kontraktur
• Memelihara postur tubuh yang
baik
27. Jenis latihan
1. Latihan rangkaian gerakan
sendi (range of motion)
aktif atau pasif
2. Latihan sambil berdiri
3. Latihan di tempat tidur
4. Latihan di kursi
5. Latihan diwaktu senggang
28. Hal-hal yang perlu diperhatikan
1. Ketika melatih gerakan sendi, putaran
sendi harus memperhatikan kondisi lansia
2. Bentuk latihan sederhana dapat dilakukan
usila di dalam rumah selama 20 s.d. 30
menit
3. Latihan dilakukan secara bertahap sesuai
dengan kemampuan usila
4. Latihan awal dilakukan 3 x seminggu 5
s.d. 10 ulangan. Selanjutnya ditambah 2
s.d. 4 ulangan, penambahan dilakukan
setiap 5 s.d. 10 sekali sampai mendekati
15 s.d. 20 kali ulangan setiap kali latihan
30. Tujuan :
1. Lansia dapat mengontrol berkemih
2. Lansia dapat mengontrol buang air
besar (defekasi)
3. Menghindari kelembaban dan iritasi
pada kulit lansia
4. Menghindari risiko jatuh pada lansia
akibat air kencing (urin) dan kotoran
(feses) yang tercecer
5. Menghindari isolasi sosial bagi
lansia
31. Jenis latihan :
1.Latihan mengontrol
berkemih (bladder training)
2.Latihan mengontrol buang
air besar (bowel training)
3.Latihan Kegel (Kegel’s
exercise)
33. Jenis latihan
1. Terapi lingkungan (milleu therapy)
a. Lingkungan orientasi realitas
b. Keamanan usila
c. Lingkungan intelektual
2. Senam Gerak Latih Otak (SGLO)
35. ADS :
1.1. Transfer. Berpindah dari kursi rodaTransfer. Berpindah dari kursi roda
ke tempat tidur dan sebaliknya,ke tempat tidur dan sebaliknya,
termasuk duduk di tempat tidurtermasuk duduk di tempat tidur
2.2. Berjalan di jalan yang datar (jikaBerjalan di jalan yang datar (jika
tidak mampu berjalan, lakukantidak mampu berjalan, lakukan
dengan kursi roda)dengan kursi roda)
3.3. Aktivitas di toilet (ke/dari WC,Aktivitas di toilet (ke/dari WC,
menyiram, menyeka, lepas/pakaimenyiram, menyeka, lepas/pakai
celana)celana)
4.4. Kebersihan diri (mencuci muka,Kebersihan diri (mencuci muka,
menyisir, mencukur, danmenyisir, mencukur, dan
menggosok gigi)menggosok gigi)
Penuaan adalah suatu proses akumulasi dari kerusakan sel somatik yang diawali oleh adanya disfungsi sel hingga terjadi disfungsi organ dan pada akhirnya akan meningkatkan risiko kematian bagi seseorang (Izaks & Westendorp, 2003).
Apabila dilihat dari sudut pandang yang lebih luas, proses penuaan merupakan suatu perubahan progresif pada organisme yang telah mencapai kematangan intrinsik dan bersifat irreversibel serta menunjukkan adanya kemunduran sejalan dengan waktu