3. Prevalensi Lansia
“Baby Boomer”
Prediksi pada tahun 2050,
jumlah lansia meningkat 3
kali lipat.
Konsekwensimeningkatn
ya kasus penyakit kronik
karena faktor penuaan
4.
5.
6.
7. Proses kemunduran fungsi tubuh atau degeratif
merupakan proses alamiah tubuh manusia yang
harus diperhatikan setiap orang
[QS Al-Hajj (22):5, Yaasin (36):68]
8.
9. Teori Penuaan Telomere
Telomere berfungsi
sebagai pelindung sel
Telomere berhubungan
dengan penuaan,
kerusakan sel, dan atropi
pada usia lanjut.
Panjang dan stabilitas
telomere digunakan
untuk memprediksi
penuaan
12. INDIKATOR PENURUNAN KAPASITAS FISIK &
MENTAL PADA LANSIA
• Bila ditemukan satu atau lebih indikator sbb :
Indikator
Penurunan
kapasitas
fisik
Penurunan
mobilitas
Malnutrisi
Penurunan
penglihatan &
pendengaran
Gangguan
kongintif
Ganguuan
depresi
WHO, 2017
13. Quality of LIFE (kesejahteraan fisik dan psikologis)
sebagai Prediktor HEALTHY AGING
14. Selama 15-25
tahun yg lalu
Penyakit
Degeneratif
Gaya Hidup
buruk
Aktifitas Fisik
kurang
Pola makan
tidak sehat
15. PENYAKIT PADA LANSIA
Di Amerika, Prevalensi penyakit Cerebrovaskuler dan
Neurodegeneratif pada Lansia diproyeksikan
meningkat secara dramatis meningkatkan biaya
pengobatan, perawatan lansia, biaya perawatan
dan penurunan kualitas hidup
(Khavjou et al., 2016; Benjamin et al., 2019).
16. PENYAKIT PADA USIA 60 TAHUN ATAU LEBIH
Population as a wholea 60 years and olderb
Heart disease:
614,348/23.4%
Heart disease:
489,722/22.5%
Malignant neoplasm
(cancer): 591,699/22.5%
Malignant neoplasm
(cancer): 413,885/21.5%
Chronic lower respiratory
disease: 147,101/5.6%
Chronic lower respiratory
disease: 124,693/6.5%
Cerebrovascular disease
(stroke): 133,103/5.1%
Cerebrovascular disease
(stroke): 113,308/5.9%
Alzheimer’s disease:
93,541/3.6%
Alzheimer’s disease:
92,604/4.8%
Others: 39.8% Others: 35.8%
19. Aterosklerosis
merupakan penyebab
PJK . Peningkatan risiko
aterosklerosis sejalan
dengan peningkatan
umur
Faktor yang mempercepat dan
meningkatkan terjadinya
aterosklerosis :
1 Obesitas
2 Hiperlipidemia
3 Dislipidemia
4 Merokok
5 DM
6 Emosi
7 Kurang aktifitas fisik
8 Umur
9 Genetik
10 Jenis Kelamin
11 Kepribadian Tipe A
20. Penyebab penyakit Kardiovaskuler yg dapat diubah
Reversibel
Hipercolesterol
Dislipedemia
Rendah
komsumsi
Serat
Stress
Merokok
Kurang Gerak
22. Pencegahan multimorbiditas dan proses penuaan pada lansia
Pencegahan
multimorbiditas
& ageing
process pada
lansia
Terapi
Farmakologi utk
menghambat
jalur penuaan
Manajemen
Diet
Perubahan Gaya
HidupAktifitas
Fisik
Sumber :
De Cabo R, Carmona-Gutierez
D, Berni M.,et al, ( 2014)
23. Terapi Farmakologi
(Geroprotector)
Geroprotector merupakan
jenis obat yang digunakan untuk
menghambat penuaan dini.
Geroprotector
mempengaruhi akar penyebab
penuaan dan penyakit terkait usia
sehingga memperpanjang masa
hidup
(Ito K, Colley T, Mercado N, 2012)
24. Geroprotector
• Metformin dapat digunakan
untuk meningkatkan health Span
dan Life Span. Cocok untuk
penggunaan jangka panjang dan
mengobati multimorbiditas.
(Martin-Montalxo, 2013; Anisinov Vn, et
al, 2008).
• Diabetisi yg mengkomsusi
Metformin scr signifikan memiliki
mortalitas yg lebih rendah
dibandingkan non diabetisi dan
diabetisi dengan terapi non
metformin
25. Geroprotector
• Spermidinemencegah fibrosis
hati dan hepatocellucer carsinoma
(memperpanjang umur dan
meningkatkan kekebalan).
(Eissenberq T, Knowner H, Schauner A,
2009 )
• Resvevatrol (terkandung dalam
anggur merah)meningkatkan
masa hidup, mencegah penyakit
Cardiovaskuler, DM dan kanker.
• Antioksidan
26. Antioksidan Manfaat Sumber
Beta-karoten
Vit C.
Vit E
Selenium (Se)
Tembaga (Cu)
Seng (Zn)
Likopen
Menurunkan risiko penyakit
kanker : kanker paru, lambung,
k.kemih, kolon, prostat
Menghambat prod. Zat kanker yg
disebabkan radikal bebas,
melindungi mata dari proses
katarak
Melindungi dari peny. Jantung &
kanker, melindungi jaringan dari
proses penuaan
Memberi kemungkinan perlind.
Melawan kanker
Berperan bersama superoxide
dismutase (SOD)
Berperan bersama superoxide
dismutase (SOD)
Perlindungan terhadap kanker
prostat, paru & saluran cernak
Wortel, u.jalar, bayam,
kantalop, sayur hijau, buah &
sayur warna jingga
Jeruk & jus buah, paprika
merah & hijau, kubis mentah,
berries, buah kiwi, kantalop,
dan sayur hijau
Kacang-kacangan, biji-bijian,
raw wheat germ, minyak
sayur & minak ikan
Ayam, sea food, kuning telur,
biji gandum, biji b.matahari,
susu
Biji gandum, kerang, telur,
kacang almon, sayur hijau,
beans
Protein hewani, kerang, jamur,
biji gandum, ragi
Tomat, wortel, ubi merah,
pepaya & apel
Sumber :Majalah Gizi Medik Indonesia
SUMBER ANTIOKSIDAN DARI MAKANAN
28. Pola Makan & Diet
Tidak Sehat
(Unhealthy Diet)
Makanan Tinggi
Kalori
Makanan Tinggi
Lemak
Makanan Tinggi
Garam
Makanan Rendah
Serat
Gunakan Bahan
Perasa Pengawet,
Pewarna Buatan
Makanan Kurang
Calsium
Diabetes
Mellitus
Hiperlipidemi
Obesitas
Hipertensi
Kanker Usus
Osteoporosis
Radikal Bebas
POLA MAKAN YANG TIDAK SEHAT
29. Gizi bagi lansia
Berubah sesuai dengan
kelainan penyakit dan
kelainan organ, setiap saat,
jam, hari
Assessment : Mini Nutritional
assessment (MNA).
Kuesioner, namun tdk
menggunakan indikator
biologis
30. Langkah-langkah penataan gizi lansia
1. Anamnesis :
• Data subjective: riwayat penyakit umum
• Riwayat asuapan zat-zat gizi, sehari-hari sebelum
sakit
• Kebiasaan dan pola makan, makanan yang tidak
dimakan dan keadaan yang mempengaruhinya
• Lamanya penurunan nafsu makan, penurunan BB
31. 2. Penentuan status gizi; pemeriksaan antropometry pada
lansia
• TB, pd lansia umumnya sudah berkurang, akibat :
kompresi vertebra, kyposis, osteoporosis.
• Tinggi badan pada lansia (Rusesel RM dkk, HANES,
laki-laki memendek 2,9 cm dan wanita memendek
4,9 cm.
• Pengukuran TB, digunakan dengan mengukur rentang
panjang ke dua tangan yang terbentang, rumus tinggi
lutut..
• Di Jakarta, rentang panjang ke dua tangan lebih
panjang dibanding tinggi badan (laki-laki) 7,6 Cm dan
(wanita) 7,3 Cm.
32. Tinggi badan lansia
• Rumus tinggi badan
• = (1,83 X TL) Cm – (0,24 X U (Th) + 84,88
• TL dengan alat, posisi tegak.
• TL masukkan dalam rumus, = TB dikala muda.
33. 3. Pemeriksaan BB. Keadaan ini
diperhitungkan apabila ada
dehydrasi & oedem (kg)
Apabila pasien tidak dapat
berdiri dapat di timbang
bersama tempat tidurnya
34. • Kebutuhan energy pada lansia biasanya berkurang dibanding
dengan dewasa muda
• Keadaan ini disebabkan adanya : penurunan aktivitas fisik,
penurunan resting metabolik
• Perhitungan pemberian energy : 30 kcal / Kg BB ideal, ditambah
koreksi proses katabolisme, panas, infeksi (10-20%) dll
(Adelman dkk, 2003)
• Pemberian energy yang rendah, dapat mengganggu
keseimbangan protein. Protein akan dipecah untuk memenuhi
energy.
Menghitung kebutuhan energy LANSIA
35. Menghitung kebutuhan protein Lansia
• Pemberian diberikan 0,6 – 1,5 gr/kg BB
• Pemberian protein pada lansia sama dengan
dewasa muda
• Pemberian paling aman : 0,8 gram per Kg BB
ideal. (Cassel dkk, 2005).
• Penurunan sintesis protein dapat mencapai 28
%.
• Kekurangan proteinSarkopenia,
penurunan respon imun
36. kEBUTUHAN Lemak Lansia
• Pemberian lemak dianjurkan yang tidak jenuh.
Dipilih lemak tumbuh-tumbuhan
• Proporsi masukan lemak untuk masakan Indonesia
dapat ditolerer : lemak pada lansia diperlukan untuk
proses koloid, myelinisasi syaraf
• Lemak pelarut vitamin ADEK, penting untuk lansia
• Mengurangi lemak jenuh
38. Pola Makan Mencegah Penyakit
Kardiovaskuler
• Kurangi komsumsi asam lemak jenuh & kolesterol
• Tingkatkan komsumsi asam lemak essensial
• Asupan kalori sesuai kebutuhan tubuh, dan aktifitas
bila berlebihan obesitas (IMT>30 kg/m2)
menurunkan kadar HDL & meningkatkan kadar LDL
meningkatkan risiko aterosklerosis
40. Diet Mediterania kaya buah,
sayur, anggur merah dan minyak
zaitunmenurunkan penyakit
neurodegeneratif, kardiovaskuler
dan kanker.
(Perez Lopez FR, Chedrau P, Haya, et
al, 2009)
41. Diet Sehat
Diet sehat dikaitkan dengan penurunan risiko
mengembangkan penyakit kronis umum penuaan, seperti
kanker, penyakit jantung, diabetes, dan stroke.
Judith Brown (2016)
43. Evidence and recommendations
Kehilangan mobilitas
Mobilitas : elemen penting kapasitas
fisik LANSIA
Hilangnya massa otot, kekuatan otot,
penurunan fleksibilitas dan masalah
keseimbangan → mengganggu
mobilitas.
Kerusakan mobilitas ditemukan pada
39% LANSIA
Kehilangan mobilitas dapat dideteksi
dan perkembangannya dihentikan atau
diperlambat jika intervensi latihan yang
tepat dimulai pada awal proses.
AKTIFITAS FISIK
44. Kehilangan mobilitas pada lansia ditandai
:
•Penurunan massa otot
•Penurunan kekuatan Otot
•Penurunan kekuatan cengkraman tangan
•Kecepatan berjalan lambat
45. Aktifitas Fisik
Lansia
• Lansia banyak
menghabiskan waktu rata-
rata 10 jam menghabiskan
waktu untuk duduk dan
berbaring Sedentary Life
Style
• Risiko menyebabkan
penyakit Degeneratif : DM,
Penyakit Jantung Koroner,
Hipertensi, Stroke
• Olah raga menurunkan
tekanan darah sistolik 4-9
mmHg.
47. Evidence and recommendations
Latihan multimodal :
Pelatihan ketahanan kekuatan
progresif dan komponen latihan
lainnya (keseimbangan,
fleksibilitas, pelatihan aerobik),
direkomendasikan untuk LANSIA
dengan kapasitas fisik menurun,
yg diukur dengan :
• Kecepatan berjalan yang rendah,
• Kekuatan cengkeraman dan
• Ukuran kinerja fisik lainnya.
48. Jenis Olah Raga Bagi Lansia
Low Impact Exercise
Contoh :
Jalan Kaki
Bersepeda
Berenang
Latihan Kekuatan Otot bagi Lansia
Mengangkat beban 0,5 kg atau
1kg dengan frekwensi 10-15
kalirekomendasi 2 kali selama
1 minggumemperkuat otot
lengan dan otot dada
Modifikasi Latihan Push Up bagi
lansia
49. • Latihan Keseimbangan
• Latihan Kelenturan
Lama tidak olah ragaotot
tegangbutuh peregangan
Putar kepala ke kanan tahan
10 s/d 30 detik, dan
sebaliknya
Ulangi gerakan maksimal 3
kali
50. AKTIFITAS FISIK
Latihan aerobik disarankan untuk Lanjut Usia karena
bermanfaat terhadap ;
1. Profil Lipid
2. Tekanan Darah
3. Toleransi Glukosa
4. Kepadatan Tulang
5. Depresi
6. Kualitas Hidup
Sumber :
(Fleg JL, 2012)
Telomer adalah urutan nukleotida berulang (TTAGGG) di ujung kromosom yang bertindak sebagai pelindung tutup dan cegah hilangnya DNA kritis dan fusi kromosom selama pembelahan sel.
Telomerase adalah kompleks enzim yang mempertahankan panjang telomer
Bagi penderita yang terganggu ginjal berat pemberian diberikan minimal ± 0,6 gr/kg BB
jenis olahraga yang membutuhkan kedua atau setidaknya satu telapak kaki masih menempel di lantai atau suatu permukaan untuk menahan berat tubuh dalam sepanjang sesinya — misalnya jalan kaki.
Low impact exercise tidak memberatkan kinerja persendian tubuh sehingga relatif lebih aman bagi individu yang rentan mengalami cedera dan patah tulang.
Latihan kelenturan :
Apakah Anda merasa kaku dan kemudian hal itu menghambat aktivitas Anda sehari-hari? Atau apakah Anda pernah merasakan otot tegang pada tubuh? Jika ya, maka hal ini menunjukkan bahwa Anda butuh melakukan peregangan. Peregangan adalah hal yang harus Anda lakukan setiap hari untuk mencegah kram otot atau kekakuan pada otot. Sebelum melakukan peregangan, mulailah dengan melakukan pemanasan dengan berjalan santai selama 3 hingga 5 menit. Berikut adalah gerakan peregangan otot leher yang dapat dilakukan bahkan ketika Anda duduk:
Perlahan-lahan putar kepala Anda ke kanan dan tahan selama 10 hingga 30 detik.
Lakukan hal tersebut namun ganti arah menjadi ke kiri.
Ulangi minimal 3 kali gerakan.