Bab 4 membahas teori konsumsi Islam menurut Imam Al-Ghazali. Al-Ghazali mendefinisikan fungsi kesejahteraan masyarakat yang mencakup lima tujuan dasar: agama, hidup, keluarga, harta, dan intelek. Ia juga menjelaskan hierarki kebutuhan, kesenangan, dan kemewahan dalam kerangka ekonomi. Teori ini menekankan pencarian kebaikan dunia dan akhirat sesuai ajaran agama. Bab ini juga memb
2. A. FUNGSI KESEJAHTERAAN,
MAXIMIZER, DAN UTILITAS OLEH IMAM
AL-GHAZALI
Berawal dari adanya konsep maslahat
atau kesejahteraan sosial atau utilitas
(“kebaikan bersama”), sebuah konsep
yang mencakup semua urusan manusia,
baik urusan ekonomi maupun urusan
lainnya, dan yang membuat kaitan yang
erat antara individu dengan masyarakat.
3. Menurut Al-Ghazali, kesejahteraan (maslahat)
dari suatu masyarakat tergantung kepada
pencarian dan pemeliharaan lima tujuan dasar :
1. Agama (al-dien)
2. Hidup atau jiwa (nafs)
3. Keluarga atau keturunan (nasl)
4. Harta atau kekayaan (maal)
5. Intelek atau akal (aql)
Menitikberatkan bahwa sesuai tuntunan wahyu,
“kebaikan dunia ini dan akhirat (maslahat al-din
wa al-dunya) merupakan tujuan utamanya”
4. Ia mendefinisikan aspek ekonomi dari fungsi
kesejahteraan sosialnya dalam kerangka hierarki utilitas
individu dan sosial yang tripartit meliputi :
kebutuhan (daruriat); seperti makanan, pakaian dan
perumahan.
kesenangan atau kenyamanan (hajaat); terdiri dari
semua kegiatan dan hal-hal yang tidak vital bagi tetapi
dibutuhkan untuk menghilangkan rintangan dan
kesukaran dalam hidup.
kemewahan (tahsinaat).; mencakup kegiatan-kegiatan
dan hak-hal yang lebih jauh dari sekadar kenyamanan
saja; meliputi hal-hal yang melengkapi, menerangi atau
menghiasi hidup.
5. Al-Ghazali memandang perkembangan ekonomi sebagai
bagian dari tugas-tugas kewajiban sosial (fard al-kifayah)
yang sudah ditetapkan Allah: jika hal-hal ini tidak
dipenuhi, kehidupan dunia akan runtuh dan
kemanusiaan akan binasa.
Ia mengidentifikasikan tiga alasan mengapa seseorang
harus melakukan aktivitas-aktivitas ekonomi:
1. Mencukupi kebutuhan hidup yang bersangkutan.
2. Mensejahterakan keluarga
3. Membantu orang lain yang membutuhkan.
Tidak terpenuhinya ketiga alasan ini dapat “dipersalahkan”
menurut agama.
6. BAGIAN 2 FUNGSI UTILITY
Dalam ilmu ekonomi tingkat kepuasan
(utility function) digambarkan oleh kurva
indiferen (indifference curve). Biasanya
yang digambarkan adalah utility function
antara dua barang (atau jasa) yang
keduanya memang disukai oleh
konsumen.
Dalam membangun teori utility function,
digunakan tiga aksioma pilihan rasional,
yaitu completeness, transitivity dan
continuity.
7. Kurva indiferen (indifference curve) = IC
Adalah sebuah kurva yang melambangkan
tingkat kepuasan konstan, atau sebagai
tempat kedudukan masing-masing titik
yang melambangkan kombinasi dua
macam komoditas (atau berbagai macam
komoditas) yang memberikan tingkat
kepuasan yang sama.
Kurva indiferen.gambar 4.2. dan 4.3.
8. A. TINGKAT SUBTITUSI
MARGINAL
Tingkat kesediaan untuk menukar komoditas dengan
komoditas lain dikenal dengan tingkat subtitusi marginal
(marginal rate of substitution) x untuk y, atau MRSxy.
MRSxy = ∆y/ ∆x
= jumlah unit Y yang berkurang/jumlah
penambahan satu unit x
Kurva MRS, gambar 4.4
Nilai ciri tambahan yang dimiliki kurva IC yaitu tingkat
subtitusi yang semakin berkurang (the law of diminishing
marginal rate of substitution)
9. B. barang halal, haram dan analisis kurva
indiferen : gambar 4.5. peta Indifference
curve untuk barang halal/haram.
10. C. Increasing Utility
Semakin tinggi IC berarti semakin banyak barang yang
dapat dikonsumsi, yang berarti semakin tinggi tingkat
kepuasan konsumen.
Secara grafis tingkat utilitas yang lebih tinggi
digambarkan dengan Utility function yang letaknya
disebelah kanan. Bagi konsumen, semakin ke kanan
atas utility function semakin baik. Bentuk utility function
yang convex ( cembung terhadap titik O) menunjukkan
adanya diminishing marginal rate of subtitution.
Gambar 4.6. peningkatan IC untuk barang halal X
dengan halal Y
11. Dalam konsep Islam sangat penting adanya pembagian
jenis barang atau jasa antara yang haram dan yang
halal. Utility function untuk dua barang yang salah
satunya tidak disukai digambarkan dengan utility
function yang terbalik seakan diletakkan cermin.
Semakin sedikit barang yang tidak kita sukai akan
memberikan tingkat kepuasan yang lebih tinggi. Hal ini
digambarkan dengan utlility function yang semakin ke
kiri atas semakin tinggi tingkat kepuasan nya. Barang
yang haram adalah barang yang tidak kita sukai.
Gambar 4.7 peningkatan IC untuk barang haram X
dengan halal Y
12. D. Budget Constraint adalah batasan
seseorang dalam memaksimalkan utility
konsumsinya, ditentukan oleh dana yang
tersedia untuk membeli barang yang
diinginkan, disini diasumsi hanya dua jenis
barang.
Formula matematis budget constraint :
I = Px X + Py Y
Gambar 4.8 garis anggaran (budget line)
13. BAGIAN 3 OPTIMAL SOLUTION
Konsumen yang rasional selalu berusaha
menggapai preferensi tertinggi dari
segenap peluang dan manfaat yang
tersedia. Konsumen yang rasional berarti
konsumen yang memilih suatu kombinasi
komoditas yang akan memberikan tingkat
utilitas paling besar.
Optimalisasi konsumen secara matematis;
Mux/Muy = Px/Py
14. Konsumen akan memaksimalkan
pilihannya dengan dua cara :
1. Memaksimalkan utility function pada
budget tertentu : gambar 4.9.
2. Meminimalkan budget line pada utility
function tertentu : gambar 4.10
15. Corner Solution untuk pilihan
Halal-Haram
Pilihan antara barang halal dan barang haram dapat
digambarkan dengan Utility function yang mangkuknya
terbuka ke arah kiri atas, bila kita gambarkan sumbu X
sebagai barang haram, dan sumbu Y sebagai barang
halal, lihat gambar 4.11.
Dalam gambar 4.11 ini, pergerakan utility function ke kiri
atas menunjukkan semakin banyak barang halal yang
dikonsumsi dan semakin sedikit barang haram yang
dikonsumsi. Semakin banyak barang yang halal berarti
menambah utility sedangkan semakin sedikit barang
yang haram berarti mengurangi disutility. Keadaan ini
akan memberikan tingkat kepuasan yang lebih tinggi.