SlideShare a Scribd company logo
1 of 64
Penyelesaian Persamaan Linier
Simultan
Persamaan Linier
Simultan
 Persamaan linier simultan adalah suatu bentuk persamaan-persamaan yang
secara bersama-sama menyajikan banyak variabel bebas
 Bentuk persamaan linier simultan dengan m persamaan dan n variabel bebas
 aij untuk i=1 s/d m dan j=1 s/d n adalah koefisien atau persamaan
simultan
 xi untuk i=1 s/d n adalah variabel bebas pada persamaan simultan
Persamaan Linier
Simultan
 Penyelesaian persamaan linier simultan adalah
penentuan nilai xi untuk semua i=1 s/d n yang
memenuhi semua persamaan yang diberikan.
 AX = B
 Matrik A = Matrik Koefisien/ Jacobian.
 Vektor x = vektor variabel
 vektor B = vektor konstanta.












=
























nnmnmm
n
n
b
b
b
x
x
x
aaa
aaa
aaa
......
...
............
...
...
2
1
2
1
21
22221
11211
Persamaan Linier
Simultan
 Persamaan Linier
Simultan atau Sistem
Persamaan Linier
mempunyai kemungkinan
solusi :
 Tidak mempunyai solusi
 Tepat satu solusi
 Banyak solusi
Augmented Matrix
 matrik yang merupakan perluasan matrik A dengan
menambahkan vector B pada kolom terakhirnya, dan
dituliskan:
 Augmented (A) = [A B]












mmnmmm
n
n
baaaa
baaaa
baaaa
...
..................
...
...
321
22232221
11131211
Contoh 1 :
 Seorang pembuat boneka ingin membuat dua
macam boneka yaitu boneka A dan boneka B. Kedua
boneka tersebut dibuat dengan menggunakan dua
macam bahan yaitu potongan kain dan kancing.
Boneka A membutuhkan 10 potongan kain dan 6
kancing, sedangkan boneka B membutuhkan 8
potongan kain dan 8 kancing.
 Permasalahannya adalah berapa buah
boneka A dan boneka B yang dapat dibuat
dari 82 potongan kain dan 62 kancing ?
Contoh 1
 Permasalahan ini dapat dimodelkan dengan menyatakan :
 x = jumlah boneka A
 y = jumlah boneka B
 Untuk setiap bahan dapat dinyatakan bahwa:
 Potongan kain
10 untuk boneka A + 8 untuk boneka B = 82
 Kancing
6 untuk boneka A + 8 untuk boneka B = 62
 Atau dapat dituliskan dengan :
10 x + 8 y = 82
6 x + 8 y = 62
 Penyelesaian dari permasalahan di atas adalah penentuan nilai x dan y yang
memenuhi kedua persamaan di atas.
Contoh 2 :
 Perhatikan potongan peta yang sudah diperbesar (zoom) sebagai
berikut :
 Perhatikan bahwa pada ke-4 titik tersebut dihubungkan dengan garis
lurus, sehingga tampak kasar.
 Untuk menghaluskannya dilakukan pendekatan garis dengan kurva
yang dibentuk dengan fungsi pendekatan polinomial.
 Dari fungsi polinomial yang dihasilkan kurva dapat digambarkan
dengan lebih halus.
1
2
3
4
Contoh 2 :
 4 titik yang ditunjuk adalah (2,3), (7,6), (8,14) dan (12,10). 4 titik ini
dapat didekati dengan fungsi polinom pangkat 3 yaitu :
 Bila nilai x dan y dari 4 titik dimasukkan ke dalam persamaan di atas
akan diperoleh model persamaan simultan sebagai berikut :
Titik 1  3 = 8 a + 4 b + 2 c + d
Titik 2  6 = 343 a + 49 b + 7 c + d
Titik 3  14 = 512 a + 64 b + 8 c + d
Titik 4  10 = 1728 a + 144 b + 12 c + d
 Nilai a, b, c dan d adalah penyelesaian dari permasalahan di atas.
dcxbxaxy +++= 23
Contoh 2 :
 Setelah nilai a, b, c dan d diperoleh maka persamaan
polinomialnya didapatkan dan dengan menggunakan step x
yang lebih kecil dapat digambarkan grafiknya dengan lebih
halus.
Theorema 4.1.
 Suatu persamaan linier simultan mempunyai
penyelesaian tunggal bila memenuhi syarat-
syarat sebagai berikut.
 Ukuran persamaan linier simultan bujursangkar,
dimana jumlah persamaan sama dengan jumlah
variable bebas.
 Persamaan linier simultan non-homogen dimana
minimal ada satu nilai vector konstanta B tidak nol
atau ada bn ≠ 0.
 Determinan dari matrik koefisien persamaan linier
simultan tidak sama dengan nol.
Metode Analitik
 metode grafis
 aturan Crammer
 invers matrik
Metode Numerik
 Metode Eliminasi Gauss
 Metode Eliminasi Gauss-Jordan
 Metode Iterasi Gauss-Seidel
Metode Eliminasi Gauss
 Metode Eliminasi Gauss merupakan metode yang
dikembangkan dari metode eliminasi, yaitu
menghilangkan atau mengurangi jumlah variable
sehingga dapat diperoleh nilai dari suatu variable
bebas
 matrik diubah menjadi augmented matrik :














nnnn
n
n
b
b
b
aaa
aaa
aaa
...
...
............
...
...
2
1
2n1
22221
11211
Metode Eliminasi Gauss
 ubah matrik menjadi matrik segitiga atas atau
segitiga bawah dengan menggunakan OBE
(Operasi Baris Elementer).
















nnnnnn
n
n
n
baaaa
baaaa
baaaa
baaaa
...
..................
...
...
...
321
33333231
22232221
11131211
















nnn
n
n
n
dc
dcc
dccc
dcccc
...000
..................
...00
...0
...
3333
222322
11131211
Operasi Baris Elementer
 Metode dasar untuk menyelesaikan Sistem
Persamaan Linier adalah mengganti sistem yang ada
dengan sistem yang baru yang mempunyai himp
solusi yang sama dan lebih mudah untuk
diselesaikan
 Sistem yang baru diperoleh dengan serangkaian step
yang menerapkan 3 tipe operasi. Operasi ini disebut
Operasi Baris Elementer
1. Multiply an equation through by an nonzero
constant.
2. Interchange two equation.
3. Add a multiple of one equation to another.
Metode Eliminasi Gauss
 Sehingga penyelesaian dapat diperoleh
dengan:
( )
( )
( )nn
nn
nnnn
nn
n
nn
n
n
xcxcxcd
c
x
xcxcxcd
c
x
dxc
c
x
c
d
x
1132121
11
1
24243232
22
2
1,1
1,1
1
...3
1
...
1
.....................................
1
−−−−=
−−−−=
+−=
=
−−
−−
−
Contoh :
 Selesaikan sistem persamaan berikut:
 Augmented matrik dari persamaan linier simultan
tersebut :
1022
22
6
321
321
321
=++
=−+
=++
xxx
xxx
xxx










−
10212
2121
6111
Contoh :
 Lakukan operasi baris elementer
13
12
2BB
BB
−
−










−−
−−
2010
4210
6111
23 BB +










−−
−−
6200
4210
6111
Contoh :
 Penyelesaian :
( )
( ) 1326
1
1
23)2(4
1
1
3
2
6
1
2
3
=−−=
=−−=
=
−
−
=
x
x
x
Echelon Forms
 This matrix which have following properties is in reduced row-
echelon form (Example 1, 2).
1. If a row does not consist entirely of zeros, then the first nonzero
number in the row is a 1. We call this a leader 1.
2. If there are any rows that consist entirely of zeros, then they are
grouped together at the bottom of the matrix.
3. In any two successive rows that do not consist entirely of zeros,
the leader 1 in the lower row occurs farther to the right than the
leader 1 in the higher row.
4. Each column that contains a leader 1 has zeros everywhere
else.
 A matrix that has the first three properties is said to be in row-
echelon form (Example 1, 2).
 A matrix in reduced row-echelon form is of necessity in row-
echelon form, but not conversely.
Example 1
Row-Echelon & Reduced Row-Echelon
form
 reduced row-echelon form:

















 −




















−
00
00
,
00000
00000
31000
10210
,
100
010
001
,
1100
7010
4001
 row-echelon form:










−



















 −
10000
01100
06210
,
000
010
011
,
5100
2610
7341
Example 2
More on Row-Echelon and Reduced
Row-Echelon form
 All matrices of the following types are in row-echelon
form ( any real numbers substituted for the *’s. ) :




















































*100000000
*0**100000
*0**010000
*0**001000
*0**000*10
,
0000
0000
**10
**01
,
0000
*100
*010
*001
,
1000
0100
0010
0001




















































*100000000
****100000
*****10000
******1000
********10
,
0000
0000
**10
***1
,
0000
*100
**10
***1
,
1000
*100
**10
***1
 All matrices of the following types are in reduced row-
echelon form ( any real numbers substituted for the *’s. ) :
Contoh
Solusi dari Sistem Pers Linier










−
4100
2010
5001
(a)
4
2-
5
=
=
=
z
y
x
Solution (a)
Anggaplah ini adalah matrik dari Sistem Persamaan
Linier yang telah direduksi dengan bentuk row echelon.
Example 3
Solutions of Four Linear Systems (b1)









 −
23100
62010
14001
(b)
Solution (b)
23
62
1-4
43
42
41
=+
=+
=+
xx
xx
xx
leading
variables
free
variables
Example 3
Solutions of Four Linear Systems (b2)
43
42
41
3-2
2-6
4-1-
xx
xx
xx
=
=
=
tx
tx
tx
tx
,32
,26
,41
4
3
2
1
=
−=
−=
−−=
Free variabel kita misalkan dengan t.
Sehingga selanjutnya dapat kita tentukan
leading variabelnya.
Sistem Persamaan Linier
menghasilkan banyak solusi
Example 3
Solutions of Four Linear Systems
(c1)











 −
000000
251000
130100
240061
(c)
25
13
2-46
54
53
521
=+
=+
=++
xx
xx
xxx
Solution (c)
1. Pada baris ke-4 semuanya
nol sehingga persamaan ini
dapat diabaikan
Example 3
Solutions of Four Linear Systems
(c2)
Solution (c)
2. Selesaikan leading variabel
dengan free variabel
3. Free variabel kita misalkan
dengan t (sembarang value).
Sehingga Sistem Persamaan
Linier menghasilkan banyak
solusi
54
53
521
5-2
3-1
4-6-2-
xx
xx
xxx
=
=
=
tx
tx
tx
sx
tsx
=
=
=
=
=
5
4
3
2
1
,5-2
3-1
,4-6-2-
Example 3
Solutions of Four Linear Systems (d)










1000
0210
0001
(d)
Solution (d):
Persamaan terakhir pada Sistem Persamaan
Linier
Karena persamaan ini tidak konsisten, maka
Sistem ini tidak mempunyai solusi
1000 321 =++ xxx
Example 3
Solutions of Four Linear Systems (d)










1000
0210
0001
(d)
Solution (d):
the last equation in the corresponding system of
equation is
Since this equation cannot be satisfied, there is
no solution to the system.
1000 321 =++ xxx
Elimination Methods (1/7)
 We shall give a step-by-step elimination
procedure that can be used to reduce any
matrix to reduced row-echelon form.










−−−
−
−
156542
281261042
1270200
Elimination Methods (2/7)
 Step1. Locate the leftmost column that does not consist
entirely of zeros.
 Step2. Interchange the top row with another row, to bring
a nonzero entry to top of the column found in Step1.










−−−
−
−
156542
281261042
1270200
Leftmost nonzero column










−−−
−
−
156542
1270200
281261042
The 1th and 2th rows in the
preceding matrix were
interchanged.
Elimination Methods (3/7)
 Step3. If the entry that is now at the top of the column
found in Step1 is a, multiply the first row by 1/a in order to
introduce a leading 1.
 Step4. Add suitable multiples of the top row to the rows
below so that all entires below the leading 1 become zeros.










−−−
−
−
156542
1270200
1463521
The 1st row of the preceding
matrix was multiplied by 1/2.










−−
−
−
29170500
1270200
1463521
-2 times the 1st row of the
preceding matrix was added to
the 3rd row.
Elimination Methods (4/7)
 Step5. Now cover the top row in the matrix and begin
again with Step1 applied to the submatrix that
remains. Continue in this way until the entire matrix is
in row-echelon form.










−−−
−
−
29170500
1270200
1463521
The 1st row in the submatrix
was multiplied by -1/2 to
introduce a leading 1.









−−
−−
−
29170500
60100
1463521
2
7
Leftmost nonzero
column in the submatrix
Elimination Methods (5/7)
 Step5 (cont.)










−−
−
210000
60100
1463521
2
7
-5 times the 1st row of the
submatrix was added to the 2nd
row of the submatrix to introduce
a zero below the leading 1.










−−
−
10000
60100
1463521
2
1
2
7










−−
−
10000
60100
1463521
2
1
2
7
The top row in the submatrix was
covered, and we returned again
Step1.
The first (and only) row in the
new submetrix was multiplied
by 2 to introduce a leading 1.
Leftmost nonzero column
in the new submatrix
 The entire matrix is now in row-echelon form.
Elimination Methods (6/7)
 Step6. Beginning with las nonzero row and working upward, add
suitable multiples of each row to the rows above to introduce
zeros above the leading 1’s.










210000
100100
703021
7/2 times the 3rd row of the
preceding matrix was added to
the 2nd row.









 −
210000
100100
1463521









 −
210000
100100
203521
-6 times the 3rd row was
added to the 1st row.
 The last matrix is in reduced row-echelon form.
5 times the 2nd row was
added to the 1st row.
Elimination Methods (7/7)
 Step1~Step5: the above procedure produces a
row-echelon form and is called Gaussian
elimination.
 Step1~Step6: the above procedure produces a
reduced row-echelon form and is called Gaussian-
Jordan elimination.
 Every matrix has a unique reduced row-
echelon form but a row-echelon form of a given
matrix is not unique.
Algoritma Metode
Eliminasi Gauss
Metode Eliminasi Gauss
Jordan
 Metode ini merupakan pengembangan metode
eliminasi Gauss, hanya saja augmented matrik, pada
sebelah kiri diubah menjadi matrik diagonal
 Penyelesaian dari persamaan linier simultan diatas adalah nilai
d1,d2,d3,…,dn dan atau:
















nnnnnn
n
n
n
baaaa
baaaa
baaaa
baaaa
...
..................
...
...
...
321
33333231
22232221
11131211
















nd
d
d
d
1...000
..................
0...100
0...010
0...001
3
2
1
nn dxdxdxdx ==== ,....,,, 332211
Contoh :
 Selesaikan persamaan
linier simultan:
 Augmented matrik dari
persamaan linier
simultan
 Lakukan operasi
baris elementer
842
3
21
21
=+
=+
xx
xx






842
311






−












−
110
201
110
311
2/2
220
311
2
21
12
BB
B
bB
Penyelesaian persamaan linier simultan :
x1 = 2 dan x2 = 1
Contoh :
0563
7172
92
=−+
−=−
=++
zyx
zy
zyx
0563
1342
92
=−+
=−+
=++
zyx
zyx
zyx










−
−
0563
1342
9211










−
−−
0563
17720
9211
B2-2B1
B2-2B1
B3-3B1
B3-3B1
Example 3
Using Elementary row Operations(2/4)
0113
92
2
17
2
7
=−
−=−
=++
zy
zy
zyx
27113
1772
92
−=−
−=−
=++
zy
zy
zyx










−−
−−
271130
17720
9211










−−
−−
271130
10
9211
2
17
2
7
½ B2
½ B2 B3-3B2
B3-3B2
Example 3
Using Elementary row Operations(3/4)
3
92
2
17
2
7
=
−=−
=++
z
zy
zyx
2
3
2
1
2
17
2
7
92
−=−
−=−
=++
z
zy
zyx










−−
−−
2
3
2
1
2
17
2
7
00
10
9211










−−
3100
10
9211
2
17
2
7
-2 B3
-2 B3
B1- B2
B1- B2
Example 3
Using Elementary row Operations(4/4)
3
2
1
=
=
=
z
y
x
3
2
17
2
7
2
35
2
11
=
−=−
=+
z
zy
zx










−−
3100
10
01
2
17
2
7
2
35
2
11










3100
2010
1001
 Solusi x = 1, y=2 dan z=3
B2 + 7/2 B3
B1 - 11/2 B3
B2 + 7/2 B3
B1 - 11/2 B3
Algoritma Metode
Eliminasi Gauss-Jordan
Metode Iterasi Gauss-
Seidel
 Metode interasi Gauss-Seidel adalah metode yang
menggunakan proses iterasi hingga diperoleh nilai-nilai yang
berubah.
 Bila diketahui persamaan linier simultan
nnnnnnn
nn
nn
nn
bxaxaxaxa
bxaxaxaxa
bxaxaxaxa
bxaxaxaxa
=++++
=++++
=++++
=++++
...
.............................................
...
...
...
332211
33333232131
22323222121
11313212111
Metode Iterasi Gauss-
Seidel
 Berikan nilai awal dari setiap xi (i=1 s/d n)
kemudian persamaan linier simultan diatas
dituliskan menjadi:
 ( )
( )
( )112211
23231212
22
2
13132121
11
1
....
1
...............................................................
....
1
....
1
−−−−−−=
−−−−=
−−−−=
nnnnnn
nn
n
nn
nn
xaxaxab
a
x
xaxaxab
a
x
xaxaxab
a
x
Metode Iterasi Gauss-
Seidel
 Dengan menghitung nilai-nilai xi (i=1 s/d n)
menggunakan persamaan-persamaan di atas secara
terus-menerus hingga nilai untuk setiap xi(i=1 s/d n)
sudah sama dengan nilai xi pada iterasi sebelumnya
maka diperoleh penyelesaian dari persamaan linier
simultan tersebut.
 Atau dengan kata lain proses iterasi dihentikan bila
selisih nilai xi (i=1 s/d n) dengan nilai xi pada iterasi
sebelumnya kurang dari nilai tolerasi error yang
ditentukan.
 Untuk mengecek kekonvergenan
Catatan
 Hati-hati dalam menyusun sistem persamaan linier
ketika menggunakan metode iterasi Gauss-Seidel ini.
 Perhatikan setiap koefisien dari masing-masing xi
pada semua persamaan di diagonal utama (aii).
 Letakkan nilai-nilai terbesar dari koefisien untuk
setiap xi pada diagonal utama.
 Masalah ini adalah ‘masalah pivoting’ yang harus
benar-benar diperhatikan, karena penyusun yang
salah akan menyebabkan iterasi menjadi divergen
dan tidak diperoleh hasil yang benar.
Contoh
 Berikan nilai awal : x1 = 0 dan x2 = 0
 Susun persamaan menjadi:
1442
5
21
21
=+
=+
xx
xx
( )12
21
214
4
1
5
xx
xx
−=
−=
(5,1)
(4,3/2)
(7/2,7/4)
Contoh
(13/4 , 15/8)
(25/8 , 31/16)
(49/16 , 63/32 )
(97/32 , 127/64)
Contoh :
 Selesaikan sistem persamaan berikut:
 Augmented matrik dari persamaan linier simultan
tersebut :
1022
22
6
321
321
321
=++
=−+
=++
xxx
xxx
xxx










−
10212
2121
6111
Hasil Divergen
Hasil Konvergen 6
22
1022
321
321
321
=++
=−+
=++
xxx
xxx
xxx
Algoritma Metode Iterasi
Gauss-Seidel
Soal
 Selesaikan dg Eliminasi Gauss-Jordan x1 + x2 + 2x3 = 8
-x1 – 2x1 + 3x3 = 1
3x1 – 7x2 + 4x3 = 10
 x – y + 2z – w = -1
2x + y - 2z -2w = -2
-x + 2y – 4z + w = 1
3x - 3w = -3
0563
1342
92
=−+
=−+
=++
zyx
zyx
zyx
 Selesaikan dg Gauss Seidel
 5x1 + 2x2 + 6x3 = 0
-2x1 + x2 + 3x3 = 0
 X1 – 2x2 + x3 – 4x4 = 1
X1 + 3x2 + 7x3 + 2x4 = 2
X1 – 12x2 – 11x3 – 16x4 = 5
Contoh Penyelesaian
Permasalahan Persamaan Linier
Simultan
 Mr.X membuat 2 macam boneka A dan B. Boneka A memerlukan bahan
10 blok B1 dan 2 blok B2, sedangkan boneka B memerlukan bahan 5 blok
B1 dan 6 blok B2. Berapa jumlah boneka yang dapat dihasilkan bila
tersedia 80 blok bahan B1 dan 36 blok bahan B2.
 Model Sistem Persamaan Linier :
 Variabel yang dicari adalah jumlah boneka, anggap:
x1 adalah jumlah boneka A
x2 adalah jumlah boneka B
 Perhatikan dari pemakaian bahan :
B1: 10 bahan untuk boneka A + 5 bahan untuk boneka B = 80
B2: 2 bahan untuk boneka A + 6 bahan untuk boneka B = 36
 Diperoleh model sistem persamaan linier
10 x1 + 5 x2 = 80
2 x1 + 6 x2 = 36
Contoh 1 :
 metode eliminasi Gauss-Jordan
 Diperoleh x1 = 6 dan x2 = 4, artinya bahan yang tersedia dapat dibuat
6 boneka A dan 4 boneka B.
Contoh 2 :Penghalusan Kurva
Dengan Fungsi Pendekatan
Polinomial
 Perhatikan bahwa pada ke-4 titik tersebut dihubungkan dengan garis
lurus, sehingga tampak kasar. Untuk menghaluskannya dilakukan
pendekatan garis dengan kurva yang dibentuk dengan fungsi
pendekatan polinomial. Dari fungsi polinomial yang dihasilkan kurva
dapat digambarkan dengan lebih halus.
1
2
3
4
Contoh 2 :
 Misalkan pada contoh diatas, 4 titik yang ditunjuk
adalah (2,3), (7,6), (8,14) dan (12,10). 4 titik ini dapat
didekati dengan fungsi polinom pangkat 3 yaitu :
 Bila nilai x dan y dari 4 titik dimasukkan ke dalam
persamaan di atas akan diperoleh model persamaan
simultan sebagai berikut :
 Titik 1  3 = 8 a + 4 b + 2 c + d
 Titik 2  6 = 343 a + 49 b + 7 c + d
 Titik 3  14 = 512 a + 64 b + 8 c + d
 Titik 4  10 = 1728 a + 144 b + 12 c + d
 Dengan menggunakan Metode Eliminasi Gauss-Jordan
a = -0,303
b = 6,39
c = -36,59
d = 53,04
y = -0,303 x3 + 6,39
x2 – 36,59 x + 53,04

More Related Content

What's hot

Makalah metode posisi palsu
Makalah metode posisi palsuMakalah metode posisi palsu
Makalah metode posisi palsuokti agung
 
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)Dyas Arientiyya
 
Metode Numerik Trapesium
Metode Numerik TrapesiumMetode Numerik Trapesium
Metode Numerik TrapesiumWahyu Priyanti
 
persamaan-diferensial-orde-ii
persamaan-diferensial-orde-iipersamaan-diferensial-orde-ii
persamaan-diferensial-orde-iiFaried Doank
 
Matriks eselon baris dan eselon baris tereduksi
Matriks eselon baris dan eselon baris tereduksiMatriks eselon baris dan eselon baris tereduksi
Matriks eselon baris dan eselon baris tereduksiElemantking Daeva
 
metode euler
metode eulermetode euler
metode eulerRuth Dian
 
Soal matstat ngagel+jawabannya
Soal matstat ngagel+jawabannyaSoal matstat ngagel+jawabannya
Soal matstat ngagel+jawabannyaKana Outlier
 
Makalah kelompok 4 metode simpleks
Makalah kelompok 4 metode simpleksMakalah kelompok 4 metode simpleks
Makalah kelompok 4 metode simpleksNila Aulia
 
Aljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.ppt
Aljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.pptAljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.ppt
Aljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.pptrahmawarni
 
Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )
Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )
Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )Kelinci Coklat
 
Forward Difference, Backward Difference, dan Central
Forward Difference, Backward Difference, dan CentralForward Difference, Backward Difference, dan Central
Forward Difference, Backward Difference, dan CentralFerdhika Yudira
 
Persamaan Diferensial Biasa ( Kalkulus 2 )
Persamaan Diferensial Biasa ( Kalkulus 2 )Persamaan Diferensial Biasa ( Kalkulus 2 )
Persamaan Diferensial Biasa ( Kalkulus 2 )Kelinci Coklat
 
Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )
Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )
Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )Kelinci Coklat
 
Sistem Persamaan Linear
 Sistem Persamaan Linear Sistem Persamaan Linear
Sistem Persamaan LinearRizky Wulansari
 

What's hot (20)

Makalah metode posisi palsu
Makalah metode posisi palsuMakalah metode posisi palsu
Makalah metode posisi palsu
 
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
 
Metode Numerik Trapesium
Metode Numerik TrapesiumMetode Numerik Trapesium
Metode Numerik Trapesium
 
Modul 2 pd linier orde n
Modul 2 pd linier orde nModul 2 pd linier orde n
Modul 2 pd linier orde n
 
persamaan-diferensial-orde-ii
persamaan-diferensial-orde-iipersamaan-diferensial-orde-ii
persamaan-diferensial-orde-ii
 
Pengenalan Persamaan Differensial Parsial
Pengenalan Persamaan Differensial ParsialPengenalan Persamaan Differensial Parsial
Pengenalan Persamaan Differensial Parsial
 
Turunan numerik
Turunan numerikTurunan numerik
Turunan numerik
 
Deret Fourier
Deret FourierDeret Fourier
Deret Fourier
 
Matriks eselon baris dan eselon baris tereduksi
Matriks eselon baris dan eselon baris tereduksiMatriks eselon baris dan eselon baris tereduksi
Matriks eselon baris dan eselon baris tereduksi
 
metode euler
metode eulermetode euler
metode euler
 
Soal matstat ngagel+jawabannya
Soal matstat ngagel+jawabannyaSoal matstat ngagel+jawabannya
Soal matstat ngagel+jawabannya
 
Makalah kelompok 4 metode simpleks
Makalah kelompok 4 metode simpleksMakalah kelompok 4 metode simpleks
Makalah kelompok 4 metode simpleks
 
Aljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.ppt
Aljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.pptAljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.ppt
Aljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.ppt
 
Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )
Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )
Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )
 
Forward Difference, Backward Difference, dan Central
Forward Difference, Backward Difference, dan CentralForward Difference, Backward Difference, dan Central
Forward Difference, Backward Difference, dan Central
 
proses poisson
proses poissonproses poisson
proses poisson
 
Calculus 2 pertemuan 1
Calculus 2 pertemuan 1Calculus 2 pertemuan 1
Calculus 2 pertemuan 1
 
Persamaan Diferensial Biasa ( Kalkulus 2 )
Persamaan Diferensial Biasa ( Kalkulus 2 )Persamaan Diferensial Biasa ( Kalkulus 2 )
Persamaan Diferensial Biasa ( Kalkulus 2 )
 
Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )
Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )
Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )
 
Sistem Persamaan Linear
 Sistem Persamaan Linear Sistem Persamaan Linear
Sistem Persamaan Linear
 

Similar to Persamaan Linier Simultan

Bab 2 Penyelesaian Sistem Persamaan Linier.ppt
Bab 2 Penyelesaian Sistem Persamaan Linier.pptBab 2 Penyelesaian Sistem Persamaan Linier.ppt
Bab 2 Penyelesaian Sistem Persamaan Linier.pptssuserb7d229
 
03 - Metode Numerik yah.pptx
03 - Metode Numerik yah.pptx03 - Metode Numerik yah.pptx
03 - Metode Numerik yah.pptxRT011Kedungkampil
 
Linier simultan bridon
Linier simultan bridonLinier simultan bridon
Linier simultan bridonMuhammad Ridho
 
MetNum4-Penyelesaian_Persamaan_Linier_Simultan_baru.ppt
MetNum4-Penyelesaian_Persamaan_Linier_Simultan_baru.pptMetNum4-Penyelesaian_Persamaan_Linier_Simultan_baru.ppt
MetNum4-Penyelesaian_Persamaan_Linier_Simultan_baru.pptRiskiAuliyahAkib
 
MetNum4-Penyelesaian_Persamaan_Linier_Simultan_baru.ppt
MetNum4-Penyelesaian_Persamaan_Linier_Simultan_baru.pptMetNum4-Penyelesaian_Persamaan_Linier_Simultan_baru.ppt
MetNum4-Penyelesaian_Persamaan_Linier_Simultan_baru.pptssuserb7d229
 
PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN
PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAANPERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN
PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAANwulan_handayani02
 
Modul SMK Kurikulum 2013. KD.3.19.Persamaan Fungsi Kuadrat
Modul SMK Kurikulum 2013. KD.3.19.Persamaan Fungsi KuadratModul SMK Kurikulum 2013. KD.3.19.Persamaan Fungsi Kuadrat
Modul SMK Kurikulum 2013. KD.3.19.Persamaan Fungsi KuadratAbdullah Banjary
 
Penyelesaian sistem persamaan linear dengan
Penyelesaian  sistem persamaan  linear  denganPenyelesaian  sistem persamaan  linear  dengan
Penyelesaian sistem persamaan linear denganBAIDILAH Baidilah
 
Materi program linear sederhana
Materi program linear sederhanaMateri program linear sederhana
Materi program linear sederhanaEvanAtok
 
Persamaan linear dan matriks
Persamaan linear dan matriksPersamaan linear dan matriks
Persamaan linear dan matriksyulika usman
 
Sistem persamaan-linier
Sistem persamaan-linierSistem persamaan-linier
Sistem persamaan-linierTaufiq Topik
 
Sistem persamaan linier
Sistem persamaan linierSistem persamaan linier
Sistem persamaan linierBisma Kemal
 
Persamaan & Pertidaksamaan Kuadrat 1.ppt
Persamaan & Pertidaksamaan Kuadrat 1.pptPersamaan & Pertidaksamaan Kuadrat 1.ppt
Persamaan & Pertidaksamaan Kuadrat 1.pptMuhamadGhofar2
 
Persamaan dan pertidaksamaan
Persamaan dan pertidaksamaanPersamaan dan pertidaksamaan
Persamaan dan pertidaksamaandeepsypuss
 

Similar to Persamaan Linier Simultan (20)

Bab 2 Penyelesaian Sistem Persamaan Linier.ppt
Bab 2 Penyelesaian Sistem Persamaan Linier.pptBab 2 Penyelesaian Sistem Persamaan Linier.ppt
Bab 2 Penyelesaian Sistem Persamaan Linier.ppt
 
03 - Metode Numerik yah.pptx
03 - Metode Numerik yah.pptx03 - Metode Numerik yah.pptx
03 - Metode Numerik yah.pptx
 
spdv,spltv,and sptldv
spdv,spltv,and sptldvspdv,spltv,and sptldv
spdv,spltv,and sptldv
 
Draft 2
Draft 2Draft 2
Draft 2
 
Linier simultan bridon
Linier simultan bridonLinier simultan bridon
Linier simultan bridon
 
MetNum4-Penyelesaian_Persamaan_Linier_Simultan_baru.ppt
MetNum4-Penyelesaian_Persamaan_Linier_Simultan_baru.pptMetNum4-Penyelesaian_Persamaan_Linier_Simultan_baru.ppt
MetNum4-Penyelesaian_Persamaan_Linier_Simultan_baru.ppt
 
MetNum4-Penyelesaian_Persamaan_Linier_Simultan_baru.ppt
MetNum4-Penyelesaian_Persamaan_Linier_Simultan_baru.pptMetNum4-Penyelesaian_Persamaan_Linier_Simultan_baru.ppt
MetNum4-Penyelesaian_Persamaan_Linier_Simultan_baru.ppt
 
Adt
AdtAdt
Adt
 
PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN
PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAANPERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN
PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN
 
Modul SMK Kurikulum 2013. KD.3.19.Persamaan Fungsi Kuadrat
Modul SMK Kurikulum 2013. KD.3.19.Persamaan Fungsi KuadratModul SMK Kurikulum 2013. KD.3.19.Persamaan Fungsi Kuadrat
Modul SMK Kurikulum 2013. KD.3.19.Persamaan Fungsi Kuadrat
 
Penyelesaian sistem persamaan linear dengan
Penyelesaian  sistem persamaan  linear  denganPenyelesaian  sistem persamaan  linear  dengan
Penyelesaian sistem persamaan linear dengan
 
Materi program linear sederhana
Materi program linear sederhanaMateri program linear sederhana
Materi program linear sederhana
 
Materi program linear
Materi program linearMateri program linear
Materi program linear
 
Persamaan linear dan matriks
Persamaan linear dan matriksPersamaan linear dan matriks
Persamaan linear dan matriks
 
Sistem persamaan-linier
Sistem persamaan-linierSistem persamaan-linier
Sistem persamaan-linier
 
Fungsi dan-fungsi-linier
Fungsi dan-fungsi-linierFungsi dan-fungsi-linier
Fungsi dan-fungsi-linier
 
Sistem persamaan linier
Sistem persamaan linierSistem persamaan linier
Sistem persamaan linier
 
Persamaan & Pertidaksamaan Kuadrat 1.ppt
Persamaan & Pertidaksamaan Kuadrat 1.pptPersamaan & Pertidaksamaan Kuadrat 1.ppt
Persamaan & Pertidaksamaan Kuadrat 1.ppt
 
Persamaan dan pertidaksamaan
Persamaan dan pertidaksamaanPersamaan dan pertidaksamaan
Persamaan dan pertidaksamaan
 
Sistem persamaan-linier
Sistem persamaan-linierSistem persamaan-linier
Sistem persamaan-linier
 

More from Aururia Begi Wiwiet Rambang (8)

Barisan dan deret
Barisan dan deretBarisan dan deret
Barisan dan deret
 
Tugas 2 Fungsi Kompleks
Tugas 2 Fungsi KompleksTugas 2 Fungsi Kompleks
Tugas 2 Fungsi Kompleks
 
Tgs 9 Geometri I
Tgs 9 Geometri I Tgs 9 Geometri I
Tgs 9 Geometri I
 
Tgs 8 Geometri I
Tgs 8 Geometri I Tgs 8 Geometri I
Tgs 8 Geometri I
 
Presentation prisma & limas
Presentation prisma & limasPresentation prisma & limas
Presentation prisma & limas
 
Tugas I Fungsi Kompleks
Tugas I Fungsi KompleksTugas I Fungsi Kompleks
Tugas I Fungsi Kompleks
 
Fungsi dan Grafik Fungsi Trigonometri
Fungsi dan Grafik Fungsi TrigonometriFungsi dan Grafik Fungsi Trigonometri
Fungsi dan Grafik Fungsi Trigonometri
 
Fungsi dan Grafik Fungsi Trigonometri
Fungsi dan Grafik Fungsi TrigonometriFungsi dan Grafik Fungsi Trigonometri
Fungsi dan Grafik Fungsi Trigonometri
 

Recently uploaded

Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPCMBANDUNGANKabSemar
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 

Recently uploaded (20)

Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 

Persamaan Linier Simultan

  • 2. Persamaan Linier Simultan  Persamaan linier simultan adalah suatu bentuk persamaan-persamaan yang secara bersama-sama menyajikan banyak variabel bebas  Bentuk persamaan linier simultan dengan m persamaan dan n variabel bebas  aij untuk i=1 s/d m dan j=1 s/d n adalah koefisien atau persamaan simultan  xi untuk i=1 s/d n adalah variabel bebas pada persamaan simultan
  • 3. Persamaan Linier Simultan  Penyelesaian persamaan linier simultan adalah penentuan nilai xi untuk semua i=1 s/d n yang memenuhi semua persamaan yang diberikan.  AX = B  Matrik A = Matrik Koefisien/ Jacobian.  Vektor x = vektor variabel  vektor B = vektor konstanta.             =                         nnmnmm n n b b b x x x aaa aaa aaa ...... ... ............ ... ... 2 1 2 1 21 22221 11211
  • 4. Persamaan Linier Simultan  Persamaan Linier Simultan atau Sistem Persamaan Linier mempunyai kemungkinan solusi :  Tidak mempunyai solusi  Tepat satu solusi  Banyak solusi
  • 5. Augmented Matrix  matrik yang merupakan perluasan matrik A dengan menambahkan vector B pada kolom terakhirnya, dan dituliskan:  Augmented (A) = [A B]             mmnmmm n n baaaa baaaa baaaa ... .................. ... ... 321 22232221 11131211
  • 6. Contoh 1 :  Seorang pembuat boneka ingin membuat dua macam boneka yaitu boneka A dan boneka B. Kedua boneka tersebut dibuat dengan menggunakan dua macam bahan yaitu potongan kain dan kancing. Boneka A membutuhkan 10 potongan kain dan 6 kancing, sedangkan boneka B membutuhkan 8 potongan kain dan 8 kancing.  Permasalahannya adalah berapa buah boneka A dan boneka B yang dapat dibuat dari 82 potongan kain dan 62 kancing ?
  • 7. Contoh 1  Permasalahan ini dapat dimodelkan dengan menyatakan :  x = jumlah boneka A  y = jumlah boneka B  Untuk setiap bahan dapat dinyatakan bahwa:  Potongan kain 10 untuk boneka A + 8 untuk boneka B = 82  Kancing 6 untuk boneka A + 8 untuk boneka B = 62  Atau dapat dituliskan dengan : 10 x + 8 y = 82 6 x + 8 y = 62  Penyelesaian dari permasalahan di atas adalah penentuan nilai x dan y yang memenuhi kedua persamaan di atas.
  • 8. Contoh 2 :  Perhatikan potongan peta yang sudah diperbesar (zoom) sebagai berikut :  Perhatikan bahwa pada ke-4 titik tersebut dihubungkan dengan garis lurus, sehingga tampak kasar.  Untuk menghaluskannya dilakukan pendekatan garis dengan kurva yang dibentuk dengan fungsi pendekatan polinomial.  Dari fungsi polinomial yang dihasilkan kurva dapat digambarkan dengan lebih halus. 1 2 3 4
  • 9. Contoh 2 :  4 titik yang ditunjuk adalah (2,3), (7,6), (8,14) dan (12,10). 4 titik ini dapat didekati dengan fungsi polinom pangkat 3 yaitu :  Bila nilai x dan y dari 4 titik dimasukkan ke dalam persamaan di atas akan diperoleh model persamaan simultan sebagai berikut : Titik 1  3 = 8 a + 4 b + 2 c + d Titik 2  6 = 343 a + 49 b + 7 c + d Titik 3  14 = 512 a + 64 b + 8 c + d Titik 4  10 = 1728 a + 144 b + 12 c + d  Nilai a, b, c dan d adalah penyelesaian dari permasalahan di atas. dcxbxaxy +++= 23
  • 10. Contoh 2 :  Setelah nilai a, b, c dan d diperoleh maka persamaan polinomialnya didapatkan dan dengan menggunakan step x yang lebih kecil dapat digambarkan grafiknya dengan lebih halus.
  • 11. Theorema 4.1.  Suatu persamaan linier simultan mempunyai penyelesaian tunggal bila memenuhi syarat- syarat sebagai berikut.  Ukuran persamaan linier simultan bujursangkar, dimana jumlah persamaan sama dengan jumlah variable bebas.  Persamaan linier simultan non-homogen dimana minimal ada satu nilai vector konstanta B tidak nol atau ada bn ≠ 0.  Determinan dari matrik koefisien persamaan linier simultan tidak sama dengan nol.
  • 12. Metode Analitik  metode grafis  aturan Crammer  invers matrik
  • 13. Metode Numerik  Metode Eliminasi Gauss  Metode Eliminasi Gauss-Jordan  Metode Iterasi Gauss-Seidel
  • 14. Metode Eliminasi Gauss  Metode Eliminasi Gauss merupakan metode yang dikembangkan dari metode eliminasi, yaitu menghilangkan atau mengurangi jumlah variable sehingga dapat diperoleh nilai dari suatu variable bebas  matrik diubah menjadi augmented matrik :               nnnn n n b b b aaa aaa aaa ... ... ............ ... ... 2 1 2n1 22221 11211
  • 15. Metode Eliminasi Gauss  ubah matrik menjadi matrik segitiga atas atau segitiga bawah dengan menggunakan OBE (Operasi Baris Elementer).                 nnnnnn n n n baaaa baaaa baaaa baaaa ... .................. ... ... ... 321 33333231 22232221 11131211                 nnn n n n dc dcc dccc dcccc ...000 .................. ...00 ...0 ... 3333 222322 11131211
  • 16. Operasi Baris Elementer  Metode dasar untuk menyelesaikan Sistem Persamaan Linier adalah mengganti sistem yang ada dengan sistem yang baru yang mempunyai himp solusi yang sama dan lebih mudah untuk diselesaikan  Sistem yang baru diperoleh dengan serangkaian step yang menerapkan 3 tipe operasi. Operasi ini disebut Operasi Baris Elementer 1. Multiply an equation through by an nonzero constant. 2. Interchange two equation. 3. Add a multiple of one equation to another.
  • 17. Metode Eliminasi Gauss  Sehingga penyelesaian dapat diperoleh dengan: ( ) ( ) ( )nn nn nnnn nn n nn n n xcxcxcd c x xcxcxcd c x dxc c x c d x 1132121 11 1 24243232 22 2 1,1 1,1 1 ...3 1 ... 1 ..................................... 1 −−−−= −−−−= +−= = −− −− −
  • 18. Contoh :  Selesaikan sistem persamaan berikut:  Augmented matrik dari persamaan linier simultan tersebut : 1022 22 6 321 321 321 =++ =−+ =++ xxx xxx xxx           − 10212 2121 6111
  • 19. Contoh :  Lakukan operasi baris elementer 13 12 2BB BB − −           −− −− 2010 4210 6111 23 BB +           −− −− 6200 4210 6111
  • 20. Contoh :  Penyelesaian : ( ) ( ) 1326 1 1 23)2(4 1 1 3 2 6 1 2 3 =−−= =−−= = − − = x x x
  • 21. Echelon Forms  This matrix which have following properties is in reduced row- echelon form (Example 1, 2). 1. If a row does not consist entirely of zeros, then the first nonzero number in the row is a 1. We call this a leader 1. 2. If there are any rows that consist entirely of zeros, then they are grouped together at the bottom of the matrix. 3. In any two successive rows that do not consist entirely of zeros, the leader 1 in the lower row occurs farther to the right than the leader 1 in the higher row. 4. Each column that contains a leader 1 has zeros everywhere else.  A matrix that has the first three properties is said to be in row- echelon form (Example 1, 2).  A matrix in reduced row-echelon form is of necessity in row- echelon form, but not conversely.
  • 22. Example 1 Row-Echelon & Reduced Row-Echelon form  reduced row-echelon form:                   −                     − 00 00 , 00000 00000 31000 10210 , 100 010 001 , 1100 7010 4001  row-echelon form:           −                     − 10000 01100 06210 , 000 010 011 , 5100 2610 7341
  • 23. Example 2 More on Row-Echelon and Reduced Row-Echelon form  All matrices of the following types are in row-echelon form ( any real numbers substituted for the *’s. ) :                                                     *100000000 *0**100000 *0**010000 *0**001000 *0**000*10 , 0000 0000 **10 **01 , 0000 *100 *010 *001 , 1000 0100 0010 0001                                                     *100000000 ****100000 *****10000 ******1000 ********10 , 0000 0000 **10 ***1 , 0000 *100 **10 ***1 , 1000 *100 **10 ***1  All matrices of the following types are in reduced row- echelon form ( any real numbers substituted for the *’s. ) :
  • 24. Contoh Solusi dari Sistem Pers Linier           − 4100 2010 5001 (a) 4 2- 5 = = = z y x Solution (a) Anggaplah ini adalah matrik dari Sistem Persamaan Linier yang telah direduksi dengan bentuk row echelon.
  • 25. Example 3 Solutions of Four Linear Systems (b1)           − 23100 62010 14001 (b) Solution (b) 23 62 1-4 43 42 41 =+ =+ =+ xx xx xx leading variables free variables
  • 26. Example 3 Solutions of Four Linear Systems (b2) 43 42 41 3-2 2-6 4-1- xx xx xx = = = tx tx tx tx ,32 ,26 ,41 4 3 2 1 = −= −= −−= Free variabel kita misalkan dengan t. Sehingga selanjutnya dapat kita tentukan leading variabelnya. Sistem Persamaan Linier menghasilkan banyak solusi
  • 27. Example 3 Solutions of Four Linear Systems (c1)             − 000000 251000 130100 240061 (c) 25 13 2-46 54 53 521 =+ =+ =++ xx xx xxx Solution (c) 1. Pada baris ke-4 semuanya nol sehingga persamaan ini dapat diabaikan
  • 28. Example 3 Solutions of Four Linear Systems (c2) Solution (c) 2. Selesaikan leading variabel dengan free variabel 3. Free variabel kita misalkan dengan t (sembarang value). Sehingga Sistem Persamaan Linier menghasilkan banyak solusi 54 53 521 5-2 3-1 4-6-2- xx xx xxx = = = tx tx tx sx tsx = = = = = 5 4 3 2 1 ,5-2 3-1 ,4-6-2-
  • 29. Example 3 Solutions of Four Linear Systems (d)           1000 0210 0001 (d) Solution (d): Persamaan terakhir pada Sistem Persamaan Linier Karena persamaan ini tidak konsisten, maka Sistem ini tidak mempunyai solusi 1000 321 =++ xxx
  • 30. Example 3 Solutions of Four Linear Systems (d)           1000 0210 0001 (d) Solution (d): the last equation in the corresponding system of equation is Since this equation cannot be satisfied, there is no solution to the system. 1000 321 =++ xxx
  • 31. Elimination Methods (1/7)  We shall give a step-by-step elimination procedure that can be used to reduce any matrix to reduced row-echelon form.           −−− − − 156542 281261042 1270200
  • 32. Elimination Methods (2/7)  Step1. Locate the leftmost column that does not consist entirely of zeros.  Step2. Interchange the top row with another row, to bring a nonzero entry to top of the column found in Step1.           −−− − − 156542 281261042 1270200 Leftmost nonzero column           −−− − − 156542 1270200 281261042 The 1th and 2th rows in the preceding matrix were interchanged.
  • 33. Elimination Methods (3/7)  Step3. If the entry that is now at the top of the column found in Step1 is a, multiply the first row by 1/a in order to introduce a leading 1.  Step4. Add suitable multiples of the top row to the rows below so that all entires below the leading 1 become zeros.           −−− − − 156542 1270200 1463521 The 1st row of the preceding matrix was multiplied by 1/2.           −− − − 29170500 1270200 1463521 -2 times the 1st row of the preceding matrix was added to the 3rd row.
  • 34. Elimination Methods (4/7)  Step5. Now cover the top row in the matrix and begin again with Step1 applied to the submatrix that remains. Continue in this way until the entire matrix is in row-echelon form.           −−− − − 29170500 1270200 1463521 The 1st row in the submatrix was multiplied by -1/2 to introduce a leading 1.          −− −− − 29170500 60100 1463521 2 7 Leftmost nonzero column in the submatrix
  • 35. Elimination Methods (5/7)  Step5 (cont.)           −− − 210000 60100 1463521 2 7 -5 times the 1st row of the submatrix was added to the 2nd row of the submatrix to introduce a zero below the leading 1.           −− − 10000 60100 1463521 2 1 2 7           −− − 10000 60100 1463521 2 1 2 7 The top row in the submatrix was covered, and we returned again Step1. The first (and only) row in the new submetrix was multiplied by 2 to introduce a leading 1. Leftmost nonzero column in the new submatrix  The entire matrix is now in row-echelon form.
  • 36. Elimination Methods (6/7)  Step6. Beginning with las nonzero row and working upward, add suitable multiples of each row to the rows above to introduce zeros above the leading 1’s.           210000 100100 703021 7/2 times the 3rd row of the preceding matrix was added to the 2nd row.           − 210000 100100 1463521           − 210000 100100 203521 -6 times the 3rd row was added to the 1st row.  The last matrix is in reduced row-echelon form. 5 times the 2nd row was added to the 1st row.
  • 37. Elimination Methods (7/7)  Step1~Step5: the above procedure produces a row-echelon form and is called Gaussian elimination.  Step1~Step6: the above procedure produces a reduced row-echelon form and is called Gaussian- Jordan elimination.  Every matrix has a unique reduced row- echelon form but a row-echelon form of a given matrix is not unique.
  • 39. Metode Eliminasi Gauss Jordan  Metode ini merupakan pengembangan metode eliminasi Gauss, hanya saja augmented matrik, pada sebelah kiri diubah menjadi matrik diagonal  Penyelesaian dari persamaan linier simultan diatas adalah nilai d1,d2,d3,…,dn dan atau:                 nnnnnn n n n baaaa baaaa baaaa baaaa ... .................. ... ... ... 321 33333231 22232221 11131211                 nd d d d 1...000 .................. 0...100 0...010 0...001 3 2 1 nn dxdxdxdx ==== ,....,,, 332211
  • 40. Contoh :  Selesaikan persamaan linier simultan:  Augmented matrik dari persamaan linier simultan  Lakukan operasi baris elementer 842 3 21 21 =+ =+ xx xx       842 311       −             − 110 201 110 311 2/2 220 311 2 21 12 BB B bB Penyelesaian persamaan linier simultan : x1 = 2 dan x2 = 1
  • 42. Example 3 Using Elementary row Operations(2/4) 0113 92 2 17 2 7 =− −=− =++ zy zy zyx 27113 1772 92 −=− −=− =++ zy zy zyx           −− −− 271130 17720 9211           −− −− 271130 10 9211 2 17 2 7 ½ B2 ½ B2 B3-3B2 B3-3B2
  • 43. Example 3 Using Elementary row Operations(3/4) 3 92 2 17 2 7 = −=− =++ z zy zyx 2 3 2 1 2 17 2 7 92 −=− −=− =++ z zy zyx           −− −− 2 3 2 1 2 17 2 7 00 10 9211           −− 3100 10 9211 2 17 2 7 -2 B3 -2 B3 B1- B2 B1- B2
  • 44. Example 3 Using Elementary row Operations(4/4) 3 2 1 = = = z y x 3 2 17 2 7 2 35 2 11 = −=− =+ z zy zx           −− 3100 10 01 2 17 2 7 2 35 2 11           3100 2010 1001  Solusi x = 1, y=2 dan z=3 B2 + 7/2 B3 B1 - 11/2 B3 B2 + 7/2 B3 B1 - 11/2 B3
  • 46.
  • 47. Metode Iterasi Gauss- Seidel  Metode interasi Gauss-Seidel adalah metode yang menggunakan proses iterasi hingga diperoleh nilai-nilai yang berubah.  Bila diketahui persamaan linier simultan nnnnnnn nn nn nn bxaxaxaxa bxaxaxaxa bxaxaxaxa bxaxaxaxa =++++ =++++ =++++ =++++ ... ............................................. ... ... ... 332211 33333232131 22323222121 11313212111
  • 48. Metode Iterasi Gauss- Seidel  Berikan nilai awal dari setiap xi (i=1 s/d n) kemudian persamaan linier simultan diatas dituliskan menjadi:  ( ) ( ) ( )112211 23231212 22 2 13132121 11 1 .... 1 ............................................................... .... 1 .... 1 −−−−−−= −−−−= −−−−= nnnnnn nn n nn nn xaxaxab a x xaxaxab a x xaxaxab a x
  • 49. Metode Iterasi Gauss- Seidel  Dengan menghitung nilai-nilai xi (i=1 s/d n) menggunakan persamaan-persamaan di atas secara terus-menerus hingga nilai untuk setiap xi(i=1 s/d n) sudah sama dengan nilai xi pada iterasi sebelumnya maka diperoleh penyelesaian dari persamaan linier simultan tersebut.  Atau dengan kata lain proses iterasi dihentikan bila selisih nilai xi (i=1 s/d n) dengan nilai xi pada iterasi sebelumnya kurang dari nilai tolerasi error yang ditentukan.  Untuk mengecek kekonvergenan
  • 50. Catatan  Hati-hati dalam menyusun sistem persamaan linier ketika menggunakan metode iterasi Gauss-Seidel ini.  Perhatikan setiap koefisien dari masing-masing xi pada semua persamaan di diagonal utama (aii).  Letakkan nilai-nilai terbesar dari koefisien untuk setiap xi pada diagonal utama.  Masalah ini adalah ‘masalah pivoting’ yang harus benar-benar diperhatikan, karena penyusun yang salah akan menyebabkan iterasi menjadi divergen dan tidak diperoleh hasil yang benar.
  • 51.
  • 52. Contoh  Berikan nilai awal : x1 = 0 dan x2 = 0  Susun persamaan menjadi: 1442 5 21 21 =+ =+ xx xx ( )12 21 214 4 1 5 xx xx −= −= (5,1) (4,3/2) (7/2,7/4)
  • 53. Contoh (13/4 , 15/8) (25/8 , 31/16) (49/16 , 63/32 ) (97/32 , 127/64)
  • 54. Contoh :  Selesaikan sistem persamaan berikut:  Augmented matrik dari persamaan linier simultan tersebut : 1022 22 6 321 321 321 =++ =−+ =++ xxx xxx xxx           − 10212 2121 6111
  • 58. Soal  Selesaikan dg Eliminasi Gauss-Jordan x1 + x2 + 2x3 = 8 -x1 – 2x1 + 3x3 = 1 3x1 – 7x2 + 4x3 = 10  x – y + 2z – w = -1 2x + y - 2z -2w = -2 -x + 2y – 4z + w = 1 3x - 3w = -3 0563 1342 92 =−+ =−+ =++ zyx zyx zyx
  • 59.  Selesaikan dg Gauss Seidel  5x1 + 2x2 + 6x3 = 0 -2x1 + x2 + 3x3 = 0  X1 – 2x2 + x3 – 4x4 = 1 X1 + 3x2 + 7x3 + 2x4 = 2 X1 – 12x2 – 11x3 – 16x4 = 5
  • 60. Contoh Penyelesaian Permasalahan Persamaan Linier Simultan  Mr.X membuat 2 macam boneka A dan B. Boneka A memerlukan bahan 10 blok B1 dan 2 blok B2, sedangkan boneka B memerlukan bahan 5 blok B1 dan 6 blok B2. Berapa jumlah boneka yang dapat dihasilkan bila tersedia 80 blok bahan B1 dan 36 blok bahan B2.  Model Sistem Persamaan Linier :  Variabel yang dicari adalah jumlah boneka, anggap: x1 adalah jumlah boneka A x2 adalah jumlah boneka B  Perhatikan dari pemakaian bahan : B1: 10 bahan untuk boneka A + 5 bahan untuk boneka B = 80 B2: 2 bahan untuk boneka A + 6 bahan untuk boneka B = 36  Diperoleh model sistem persamaan linier 10 x1 + 5 x2 = 80 2 x1 + 6 x2 = 36
  • 61. Contoh 1 :  metode eliminasi Gauss-Jordan  Diperoleh x1 = 6 dan x2 = 4, artinya bahan yang tersedia dapat dibuat 6 boneka A dan 4 boneka B.
  • 62. Contoh 2 :Penghalusan Kurva Dengan Fungsi Pendekatan Polinomial  Perhatikan bahwa pada ke-4 titik tersebut dihubungkan dengan garis lurus, sehingga tampak kasar. Untuk menghaluskannya dilakukan pendekatan garis dengan kurva yang dibentuk dengan fungsi pendekatan polinomial. Dari fungsi polinomial yang dihasilkan kurva dapat digambarkan dengan lebih halus. 1 2 3 4
  • 63. Contoh 2 :  Misalkan pada contoh diatas, 4 titik yang ditunjuk adalah (2,3), (7,6), (8,14) dan (12,10). 4 titik ini dapat didekati dengan fungsi polinom pangkat 3 yaitu :  Bila nilai x dan y dari 4 titik dimasukkan ke dalam persamaan di atas akan diperoleh model persamaan simultan sebagai berikut :  Titik 1  3 = 8 a + 4 b + 2 c + d  Titik 2  6 = 343 a + 49 b + 7 c + d  Titik 3  14 = 512 a + 64 b + 8 c + d  Titik 4  10 = 1728 a + 144 b + 12 c + d
  • 64.  Dengan menggunakan Metode Eliminasi Gauss-Jordan a = -0,303 b = 6,39 c = -36,59 d = 53,04 y = -0,303 x3 + 6,39 x2 – 36,59 x + 53,04