SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
Download to read offline
Fana 
Lampu redup berwarna jingga di kamar berukuran empat kali lima meter membuat suasana kamar nampak aneh. Wewangian dari obat nyamuk bakar murahan dan bau khas dari cat kamar yang belum benar-benar kering membuat aroma di kamar itu tidak karuan. Di tembok berwana merah pucat yang catnya belum benar-benar kering itu sudah tergantung lukisan seorang wanita tanpa identitas yang dibuat oleh tangan amatiran. Seorang remaja yang sedang bingung menyusun rencana nampak berdiri tepat di depan lukisan itu sambil memandanginya tanpa lelah. 
Remaja itu bernama Raga Yeschizophenia. Di tahun ini Raga genap berusia empat belas tahun. Hasrat untuk memiliki pasangan hidup sudah mulai tumbuh pada dirinya. Selain tumbuh dengan alami, hasrat itu pun dirangsang oleh lingkungan di sekitar rumahnya. Memang di lingkungan sekitar rumahnya remaja-remaja yang sebaya dengan dia sudah banyak yang memiliki kekasih. Karena itulah Raga ingin mengungkapkan perasaan cintanya kepada sahabatnya yang bernama Sukma untuk memulai kisah cintanya bersama Sukma. 
Sukma adalah sabahat yang setia menemani Raga saat senang maupun susah dari usia mereka lima tahun sampai sekarang ini. Saking seringnya Raga bermain dengan Sukma sampai Raga tidak memiliki waktu berteman dengan orang lain selain Sukma. Dahulu saat mereka masih kecil, tidak banyak yang tahu tentang persahabatan mereka. Saat usia mereka Raga mengijak dua belas tahun, ibunya memergoki mereka yang sedang bermain di halaman di belakang rumahnya. 
Ibu Raga sangatlah marah sekaligus kecewa saat melihat perhabatan antara anaknya dengan Sukma. Ibu Raga selalu memarahi Raga jika Raga membicarakan sesuatu tentang Sukma. Saking tidak ingin anaknya bertemu dengan Sukma ibunya sampai memberi obat yang dapat membuat Raga tidak memiliki kemampuan untuk bertemu dengan sahabatnya sukma. Sampai saat ini, Raga masih mencari tahu apa yang menjadi alasan Ibunya untuk melarang keras dia untuk tidak bertemu dengan Sukma. Mungkin karena hampir semua orang menjauhinya karena bersahabat dengan sukma. 
Sudah hampir dua tahun Raga tidak bertemu dengan sukma karena ibunya melarang Raga bermain keluar rumah. Sehingga membuat Raga benar-benar rindu kepada sahabatnya Sukma. Karena rindu itu raga pun Raga merencanakan suatu pertemuan secara matang dengan sukma agar tidak diketahui oleh Ibunya. Sekaligus memikirkan rencana untuk mengungkapkan perasaan cintanya kepada Sukma, mengajak sukma untuk menjadi kekasih hatinya. Setelah Raga berhasil menyusun rencana menyatakan cinta dirinya yang terjaga mulai tidur di atas ranjangnya.
*** 
Suara kicauan burung-burung liar dan riuh kebisingan aktivitas manusia mulai beradu menciptakan harmoni yang mengganggu. Bau lelehan mentega yang menempel di wajan logam dan bau telur ayam negeri yang dipecahkan di atas lelehan mentega itu menciptakan asap beraroma nikmat yang melayang masuk menuju hidung. Cahaya sang mentari perlahan menorobos masuk menembus kaca jendela dan kain tirai berwarna cerah menyorot mata Raga yang sedang terpejam. Mengusir bunga tidurnya dan memaksa Raga menghentikan masa tidurnya untuk kembali terjaga di kehidupan nyata. 
Tiba-tiba pintu kamar Raga terbuka saat Raga masih mengumpulkan tenaga untuk tetap terjaga sampai malam tiba. Nampak Ibu Raga masuk ke kamar Raga sambil membawa nampan berisi menu sarapan yang sudah biasa disiapkan untuk Raga. Dia menyimpan nampan itu diatas meja. Ibu Raga membuka tirai agar cahaya mentari semakin terang menyilaukan mata anaknya sehingga anaknya terbangun. Melihat mata anaknya sudah mulai terbuka, Ibu Raga duduk disamping Raga yang masih bermalas-malasan. 
“Raga bangun dan segeralah makan sarapanmu agar kamu bisa meminum obatmu” sambil memengan lembut pundak Raga. 
“Iya bu, aku sudah terbangun” Raga merubah posisinya tidurnya agar tidak diganggu oleh ibunya. 
“cepatlah bangun dan minumlah obatmu, kita harus segera pergi kantor pos untuk mengirim surat kepada ayahmu, kita juga harus kerumah nenek, sudah lama kita tidak melongok kerumahnya, cepatlah mandi dan bersiap-siap” Ibu Raga semakin memaksa. 
Mendengar ibunya akan pergi, Raga benar-benar bahagia karena memliki kesempatan yang sangat jarang dia dapatkan untuk bertemu Sukma. Tetapi saat medengar ibunya akan pergi dia tetap bermalas-malas diatas ranjangnya. 
“Ibu, kepalaku sangat pusing hari ini mungkin karena kemarin malam aku meminum obat itu dua sekaligus karena semalam aku sangat geliah sampai tidak bisa tidur, bolehkah aku tidak ikut Ibu pergi hari ini? Lagi pula aku harus menjaga hewan- hewan peliharaanku”. 
Raga memang memiliki banyak hewan peliharaan yang dia beli dari pasar minggu di dekat rumahnya. Dia memelihara kucing persia jantan yang dia beri nama Tobi, seekor anak anjing kampung yang diberi nama Dogi, sebilan kura-kura yang dia
simpan di dalam bak mandi dalam kamarnya, dan beberapa ulat bulu yang disimpan di dalam akuarium. Semua hewan itu adalah teman sejati Raga karena Raga memang masih dilarang keras oleh ibunya untuk berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya. Namun hewan-hewan itu tidak bisa menggantikan satu-satunya sahabat Raga dari kecil yaitu Sukma. 
“kau tidak boleh meminum obat itu melibihi dosis yang Ibu anjurkan” Ibu Raga sangat cemas mendengar alasan anaknya itu, lalu ibu melanjutkan “ya… kalo begitu ibu tidak bisa berbuat apa-apa lagi, kau harus janji kepada ibu bisa menjaga dirimu di rumah! Dan ingat kau tidak boleh kemana-mana saat ibu pergi”. 
“ya aku berjanji bu!” dengan muka memelas Raga ingin meyakinkan. 
“ya sudah makan sarapanmu lalu jangan lupa minum obat, Ibu harus segera pergi”. 
“baik bu, jangan khawatirkan aku, aku sudah besar sekarang, jangankan menjaga diri sendiri, menjaga seluruh rumah ini pun aku sanggup” Raga mulai terbangun dan mulai menyentuh nampan yang berisi sarapannya. 
Setelah beriap-siap, Ibu Raga pergi dengan meninggalkan beberapa nasihat dan ungkapan kata sayang kepada Raga. Melihat ibunya telah pergi, Raga bergegas mandi dan mengenakan baju terbaiknya yang sebenarnya tidak terlalu bagus. Tidak lupa Raga menyemprotkan beberapa jenis parfum beraroma bunga milik ibunya sampai bau Raga bebenar-benar mirip dengan toko bunga yang berjalan atau makam baru yang diatasnya penuh dengan bunga tujuh rupa. Sebelum pergi Raga dengan sengaja tidak meminum obatnya karena obat itu bisa membuat pertemuan dengan pujaan hatinya gagal. 
Setelah raga merasa semuanya siap, Raga lalu pergi ke taman yang hanya berjarak dua blok dari rumahnya. Di taman itu nampak banyak sekali anak-anak yang melihat Raga dengan pandagan sinis. Mungkin karena merasa asing dengan sosok Raga yang sudah lama tidak berkunjung. Ditambah dengan dandanan Raga yang sangat rapi sekali saking rapinya terlihat aneh. Tapi anak-anak yang sinis terhadap Raga tidak sanggup mengurungkan niat Raga untuk bertemu sahabat lamanya sukma. 
Panas matahari mulai membakar kulit membuat keringat keluar mengalir pelan. Keringat itu meresap kedalam serat kain. Bercampur dengan beberapa zat kimia parfum. Perlahan menguap menjadi gas yang yang berbau aneh. Gas itu terhirup hidung sehigga memberi sensasi pusing di kepala. Tetapi sebelum Raga mati karena bau badannya, diujung jalan sudah telihat Sukma yang berjalan perlahan menghampirinya.
“Sukma… kau terlihat berbeda setelah sekian lama kita tidak betemu” Raga memandang wajah Sukma dengan hati penuh rindu, lalu Raga melanjutkan “kemana saja kamu akhir-akhir ini?”. 
“apa yang berubah dari diriku? Aku tetap aja seperti dulu, aku tidak pernah kemana-mana, kamu saja yang tidak pernah berusaha menemuiku”. 
“lebih baik kita ngobrol di rumahku saja, cuaca disini sangat panas jika kita tetap disini kita akan mati dehidrasi” Raga mencoba mengalihkan pembicaraan. 
“ah sudahlah disini saja, ibumu pasti akan memarahi kamu jika dia tahu kita sedang bersama!”. 
“tidak apa-apa ibuku sedang pergi ke rumah nenek, biasanya jika kerumah nenek dia pulang malam hari”. 
Setibanya dirumah, raga memantau kondisi di dalam rumah. Merasa dirumanya aman Raga mengajak Sukma masuk kedalam rumah. Bukan hanya mengajak Sukma masuk tapi Raga pun mengajak Sukma bermain dan bercanda bersama. mencoba mengulang waktu mereka yang sempat hilang. Berbagi keceriaan bersama sampai tidak terasa siang kini siang telah berubah menjadi sore. 
“Sukma… apakah selama ini kamu merasakan hal yang sama dengan aku ?” tiba-tiba Raga membuka perbincangan serius ketika mereka lelah bermain. 
“ya.. aku merasakan hal yang sama Raga, sebagai satu-satunya sahabat yang kau miliki aku selalu senang ketika kita bermain bersamamu” Sukma menjawabnya sambil tersenyum. 
“aku ingin semua ini belanjut sampai kita menjadi orang-tua untuk anak-anak kita” tangan Raga diletakan di pundak Sukma untuk merangkulnya. 
“maksud kamu, anak kita masing-masingkan?” Sukma menurunkan tangan Raga dari pundaknya. 
“bukan tapi anak kita, kau dan aku, untuk itu aku ingin kau menjadi kekasihku!” Raga memegang kedua tangan Sukma, lalu melanjutkan “hati ini sangat memujamu sampai terkadang dia lupa kepada penciptanya, hati ini juga sering sekali merayu aku untuk menyatakan perasaannya kepadamu, telah dua tahun aku berpura-pura tuli kepada hatiku sendiri namun dia malah membutakan logikaku sehingga aku kehilangan arah tanpa kamu, sekali lagi maukah kau menjadi kekasihku?”. 
“tetapi akulah yang membuatmu kehilangan kepercayaan dari kedua orang- tuamu, aku juga yang menyebabkan kamu tidak memiliki teman”.
“yang dibutukan oleh logikaku yang buta hanyalah kamu bukan mereka”. 
“maafkan aku Raga… aku tidak bisa menerima tawaranmu itu, aku tidak ingin menambah kesepianmu, aku pun tidak ingin membuatmu kehilangan dirimu sendiri” Sukma menarik tangannya dari genggaman tangan Raga. 
“tapi kenapa kamu bisa sekejam itu menolakku hingga menyakiti aku”. 
“bukan aku yang telah menyakiti hatimu, tapi realitaslah yang tega melakukan” Sukma tertunduk merasa bersalah, lalu kembaali meneruskan penjelasannya “sebenarnya aku tidak pernah di ciptakan oleh tuhan, bahkan sebenarnya aku tidak pernah ada di dunia yang sebenarnya, aku hanyalah mimpi yang tidak memiliki hujud, aku hanyalah bayangan maya yang penyakitmu ciptakan”. 
“sejak kapan kamu menjadi pembohong? Bukankah dulu kita telah berjanji untuk tidak penah berbohong dan menjadi orang paling jujur di dunia”. 
“aku tidak pernah berbohong Raga, aku pun pernah tidak ada di dunia” Sukma memandang iba mata Raga yang berkaca dan menguarkan air mata “terimalah kenyataan yang fana ini dan lawanlah penyakitmu!”. 
Mereka berdua terdiam terpaku sampai akhirnya Sukma berdiri mendekati jendela. Memandang mentari yang menghilang ditelan tebalnya awan. Seiring dengan menghilangnya mentari, Tubuh sukma meledak tanpa suara menjadi jutaan partikel- partikel kecil yang sangat lembut. Lalu, ribuan partikel itu terbang ke udara menyusul mentari yang dile awan. 
***

More Related Content

What's hot (19)

A. guardian angel
A. guardian angelA. guardian angel
A. guardian angel
 
Untukmu_aku_ada
  Untukmu_aku_ada  Untukmu_aku_ada
Untukmu_aku_ada
 
merged_document
merged_documentmerged_document
merged_document
 
Adore y ou, my brother chapter 3
Adore y ou, my brother chapter 3Adore y ou, my brother chapter 3
Adore y ou, my brother chapter 3
 
Cerpen - Pelajaran Unik
Cerpen - Pelajaran UnikCerpen - Pelajaran Unik
Cerpen - Pelajaran Unik
 
Andai a lebih dekat dengan z
Andai a lebih dekat dengan zAndai a lebih dekat dengan z
Andai a lebih dekat dengan z
 
Cinta Asya
Cinta AsyaCinta Asya
Cinta Asya
 
Karena aku mencintai manusia setengah dewa onessfee.blogspot.com
Karena aku mencintai manusia setengah dewa onessfee.blogspot.comKarena aku mencintai manusia setengah dewa onessfee.blogspot.com
Karena aku mencintai manusia setengah dewa onessfee.blogspot.com
 
Adore you, my brother chapter 1
Adore you, my brother chapter 1Adore you, my brother chapter 1
Adore you, my brother chapter 1
 
Dear diary di negeri sakura by (seshakri)
Dear diary di negeri sakura by (seshakri)Dear diary di negeri sakura by (seshakri)
Dear diary di negeri sakura by (seshakri)
 
Cerpen d hikayat
Cerpen d hikayatCerpen d hikayat
Cerpen d hikayat
 
Cerpen bahasa indonesia
Cerpen bahasa indonesiaCerpen bahasa indonesia
Cerpen bahasa indonesia
 
Rembulan di Mata Ibu
Rembulan di Mata IbuRembulan di Mata Ibu
Rembulan di Mata Ibu
 
Syal merah
Syal merahSyal merah
Syal merah
 
Adhe
AdheAdhe
Adhe
 
Winna eff-rememberwhen
Winna eff-rememberwhenWinna eff-rememberwhen
Winna eff-rememberwhen
 
Kado buat elisa
Kado buat elisaKado buat elisa
Kado buat elisa
 
Cerpen
CerpenCerpen
Cerpen
 
short story
short storyshort story
short story
 

Similar to SUKMARAGA : Fana

Layu sebelum berkembang
Layu sebelum berkembangLayu sebelum berkembang
Layu sebelum berkembang
desmin
 
Ebook tuhan maha romantis bab 1
Ebook tuhan maha romantis   bab 1Ebook tuhan maha romantis   bab 1
Ebook tuhan maha romantis bab 1
ElviraYunita2
 
211_azkue 2009.doc
211_azkue 2009.doc211_azkue 2009.doc
211_azkue 2009.doc
binovo
 

Similar to SUKMARAGA : Fana (20)

TUGAS BINDO cerpen sma dan pembahasan.pptx
TUGAS BINDO cerpen sma dan pembahasan.pptxTUGAS BINDO cerpen sma dan pembahasan.pptx
TUGAS BINDO cerpen sma dan pembahasan.pptx
 
TEMA DAN PESAN DALAM CERPEN (PUISI) XI.pptx
TEMA DAN PESAN DALAM CERPEN (PUISI) XI.pptxTEMA DAN PESAN DALAM CERPEN (PUISI) XI.pptx
TEMA DAN PESAN DALAM CERPEN (PUISI) XI.pptx
 
Ketika Musim Jamur Tiba
Ketika Musim Jamur Tiba Ketika Musim Jamur Tiba
Ketika Musim Jamur Tiba
 
Layu sebelum berkembang
Layu sebelum berkembangLayu sebelum berkembang
Layu sebelum berkembang
 
Ebook tuhan maha romantis bab 1
Ebook tuhan maha romantis   bab 1Ebook tuhan maha romantis   bab 1
Ebook tuhan maha romantis bab 1
 
Tugas bahasa indonesia
Tugas bahasa indonesiaTugas bahasa indonesia
Tugas bahasa indonesia
 
Tugas bahasa indonesia
Tugas bahasa indonesiaTugas bahasa indonesia
Tugas bahasa indonesia
 
Gadis pemetik jamur (yetti a ka)
Gadis pemetik jamur (yetti a ka)Gadis pemetik jamur (yetti a ka)
Gadis pemetik jamur (yetti a ka)
 
Gadis pemetik jamur (yetti a ka)
Gadis pemetik jamur (yetti a ka)Gadis pemetik jamur (yetti a ka)
Gadis pemetik jamur (yetti a ka)
 
Hujan pagi (dwicipta)
Hujan pagi (dwicipta)Hujan pagi (dwicipta)
Hujan pagi (dwicipta)
 
Hujan pagi (dwicipta)
Hujan pagi (dwicipta)Hujan pagi (dwicipta)
Hujan pagi (dwicipta)
 
Pakaian bagi wanita
Pakaian bagi wanitaPakaian bagi wanita
Pakaian bagi wanita
 
Sampai jumpa di surga
Sampai jumpa di surgaSampai jumpa di surga
Sampai jumpa di surga
 
Persahabatan yang rapuh
Persahabatan yang rapuhPersahabatan yang rapuh
Persahabatan yang rapuh
 
Banyuwangi jenggirat tangi
Banyuwangi jenggirat tangiBanyuwangi jenggirat tangi
Banyuwangi jenggirat tangi
 
cerpen rekomendasi analisis penuh unsur yang bisa di eksplorasi
cerpen rekomendasi analisis penuh unsur yang bisa di eksplorasicerpen rekomendasi analisis penuh unsur yang bisa di eksplorasi
cerpen rekomendasi analisis penuh unsur yang bisa di eksplorasi
 
211_azkue 2009.doc
211_azkue 2009.doc211_azkue 2009.doc
211_azkue 2009.doc
 
NOVEL ESTERRRR.ppt
NOVEL ESTERRRR.pptNOVEL ESTERRRR.ppt
NOVEL ESTERRRR.ppt
 
Kelompok borobudur
Kelompok  borobudurKelompok  borobudur
Kelompok borobudur
 
My cerpen "Kotak Buah"
My cerpen "Kotak Buah"My cerpen "Kotak Buah"
My cerpen "Kotak Buah"
 

Recently uploaded

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 

Recently uploaded (20)

RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMMPenyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
 

SUKMARAGA : Fana

  • 1. Fana Lampu redup berwarna jingga di kamar berukuran empat kali lima meter membuat suasana kamar nampak aneh. Wewangian dari obat nyamuk bakar murahan dan bau khas dari cat kamar yang belum benar-benar kering membuat aroma di kamar itu tidak karuan. Di tembok berwana merah pucat yang catnya belum benar-benar kering itu sudah tergantung lukisan seorang wanita tanpa identitas yang dibuat oleh tangan amatiran. Seorang remaja yang sedang bingung menyusun rencana nampak berdiri tepat di depan lukisan itu sambil memandanginya tanpa lelah. Remaja itu bernama Raga Yeschizophenia. Di tahun ini Raga genap berusia empat belas tahun. Hasrat untuk memiliki pasangan hidup sudah mulai tumbuh pada dirinya. Selain tumbuh dengan alami, hasrat itu pun dirangsang oleh lingkungan di sekitar rumahnya. Memang di lingkungan sekitar rumahnya remaja-remaja yang sebaya dengan dia sudah banyak yang memiliki kekasih. Karena itulah Raga ingin mengungkapkan perasaan cintanya kepada sahabatnya yang bernama Sukma untuk memulai kisah cintanya bersama Sukma. Sukma adalah sabahat yang setia menemani Raga saat senang maupun susah dari usia mereka lima tahun sampai sekarang ini. Saking seringnya Raga bermain dengan Sukma sampai Raga tidak memiliki waktu berteman dengan orang lain selain Sukma. Dahulu saat mereka masih kecil, tidak banyak yang tahu tentang persahabatan mereka. Saat usia mereka Raga mengijak dua belas tahun, ibunya memergoki mereka yang sedang bermain di halaman di belakang rumahnya. Ibu Raga sangatlah marah sekaligus kecewa saat melihat perhabatan antara anaknya dengan Sukma. Ibu Raga selalu memarahi Raga jika Raga membicarakan sesuatu tentang Sukma. Saking tidak ingin anaknya bertemu dengan Sukma ibunya sampai memberi obat yang dapat membuat Raga tidak memiliki kemampuan untuk bertemu dengan sahabatnya sukma. Sampai saat ini, Raga masih mencari tahu apa yang menjadi alasan Ibunya untuk melarang keras dia untuk tidak bertemu dengan Sukma. Mungkin karena hampir semua orang menjauhinya karena bersahabat dengan sukma. Sudah hampir dua tahun Raga tidak bertemu dengan sukma karena ibunya melarang Raga bermain keluar rumah. Sehingga membuat Raga benar-benar rindu kepada sahabatnya Sukma. Karena rindu itu raga pun Raga merencanakan suatu pertemuan secara matang dengan sukma agar tidak diketahui oleh Ibunya. Sekaligus memikirkan rencana untuk mengungkapkan perasaan cintanya kepada Sukma, mengajak sukma untuk menjadi kekasih hatinya. Setelah Raga berhasil menyusun rencana menyatakan cinta dirinya yang terjaga mulai tidur di atas ranjangnya.
  • 2. *** Suara kicauan burung-burung liar dan riuh kebisingan aktivitas manusia mulai beradu menciptakan harmoni yang mengganggu. Bau lelehan mentega yang menempel di wajan logam dan bau telur ayam negeri yang dipecahkan di atas lelehan mentega itu menciptakan asap beraroma nikmat yang melayang masuk menuju hidung. Cahaya sang mentari perlahan menorobos masuk menembus kaca jendela dan kain tirai berwarna cerah menyorot mata Raga yang sedang terpejam. Mengusir bunga tidurnya dan memaksa Raga menghentikan masa tidurnya untuk kembali terjaga di kehidupan nyata. Tiba-tiba pintu kamar Raga terbuka saat Raga masih mengumpulkan tenaga untuk tetap terjaga sampai malam tiba. Nampak Ibu Raga masuk ke kamar Raga sambil membawa nampan berisi menu sarapan yang sudah biasa disiapkan untuk Raga. Dia menyimpan nampan itu diatas meja. Ibu Raga membuka tirai agar cahaya mentari semakin terang menyilaukan mata anaknya sehingga anaknya terbangun. Melihat mata anaknya sudah mulai terbuka, Ibu Raga duduk disamping Raga yang masih bermalas-malasan. “Raga bangun dan segeralah makan sarapanmu agar kamu bisa meminum obatmu” sambil memengan lembut pundak Raga. “Iya bu, aku sudah terbangun” Raga merubah posisinya tidurnya agar tidak diganggu oleh ibunya. “cepatlah bangun dan minumlah obatmu, kita harus segera pergi kantor pos untuk mengirim surat kepada ayahmu, kita juga harus kerumah nenek, sudah lama kita tidak melongok kerumahnya, cepatlah mandi dan bersiap-siap” Ibu Raga semakin memaksa. Mendengar ibunya akan pergi, Raga benar-benar bahagia karena memliki kesempatan yang sangat jarang dia dapatkan untuk bertemu Sukma. Tetapi saat medengar ibunya akan pergi dia tetap bermalas-malas diatas ranjangnya. “Ibu, kepalaku sangat pusing hari ini mungkin karena kemarin malam aku meminum obat itu dua sekaligus karena semalam aku sangat geliah sampai tidak bisa tidur, bolehkah aku tidak ikut Ibu pergi hari ini? Lagi pula aku harus menjaga hewan- hewan peliharaanku”. Raga memang memiliki banyak hewan peliharaan yang dia beli dari pasar minggu di dekat rumahnya. Dia memelihara kucing persia jantan yang dia beri nama Tobi, seekor anak anjing kampung yang diberi nama Dogi, sebilan kura-kura yang dia
  • 3. simpan di dalam bak mandi dalam kamarnya, dan beberapa ulat bulu yang disimpan di dalam akuarium. Semua hewan itu adalah teman sejati Raga karena Raga memang masih dilarang keras oleh ibunya untuk berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya. Namun hewan-hewan itu tidak bisa menggantikan satu-satunya sahabat Raga dari kecil yaitu Sukma. “kau tidak boleh meminum obat itu melibihi dosis yang Ibu anjurkan” Ibu Raga sangat cemas mendengar alasan anaknya itu, lalu ibu melanjutkan “ya… kalo begitu ibu tidak bisa berbuat apa-apa lagi, kau harus janji kepada ibu bisa menjaga dirimu di rumah! Dan ingat kau tidak boleh kemana-mana saat ibu pergi”. “ya aku berjanji bu!” dengan muka memelas Raga ingin meyakinkan. “ya sudah makan sarapanmu lalu jangan lupa minum obat, Ibu harus segera pergi”. “baik bu, jangan khawatirkan aku, aku sudah besar sekarang, jangankan menjaga diri sendiri, menjaga seluruh rumah ini pun aku sanggup” Raga mulai terbangun dan mulai menyentuh nampan yang berisi sarapannya. Setelah beriap-siap, Ibu Raga pergi dengan meninggalkan beberapa nasihat dan ungkapan kata sayang kepada Raga. Melihat ibunya telah pergi, Raga bergegas mandi dan mengenakan baju terbaiknya yang sebenarnya tidak terlalu bagus. Tidak lupa Raga menyemprotkan beberapa jenis parfum beraroma bunga milik ibunya sampai bau Raga bebenar-benar mirip dengan toko bunga yang berjalan atau makam baru yang diatasnya penuh dengan bunga tujuh rupa. Sebelum pergi Raga dengan sengaja tidak meminum obatnya karena obat itu bisa membuat pertemuan dengan pujaan hatinya gagal. Setelah raga merasa semuanya siap, Raga lalu pergi ke taman yang hanya berjarak dua blok dari rumahnya. Di taman itu nampak banyak sekali anak-anak yang melihat Raga dengan pandagan sinis. Mungkin karena merasa asing dengan sosok Raga yang sudah lama tidak berkunjung. Ditambah dengan dandanan Raga yang sangat rapi sekali saking rapinya terlihat aneh. Tapi anak-anak yang sinis terhadap Raga tidak sanggup mengurungkan niat Raga untuk bertemu sahabat lamanya sukma. Panas matahari mulai membakar kulit membuat keringat keluar mengalir pelan. Keringat itu meresap kedalam serat kain. Bercampur dengan beberapa zat kimia parfum. Perlahan menguap menjadi gas yang yang berbau aneh. Gas itu terhirup hidung sehigga memberi sensasi pusing di kepala. Tetapi sebelum Raga mati karena bau badannya, diujung jalan sudah telihat Sukma yang berjalan perlahan menghampirinya.
  • 4. “Sukma… kau terlihat berbeda setelah sekian lama kita tidak betemu” Raga memandang wajah Sukma dengan hati penuh rindu, lalu Raga melanjutkan “kemana saja kamu akhir-akhir ini?”. “apa yang berubah dari diriku? Aku tetap aja seperti dulu, aku tidak pernah kemana-mana, kamu saja yang tidak pernah berusaha menemuiku”. “lebih baik kita ngobrol di rumahku saja, cuaca disini sangat panas jika kita tetap disini kita akan mati dehidrasi” Raga mencoba mengalihkan pembicaraan. “ah sudahlah disini saja, ibumu pasti akan memarahi kamu jika dia tahu kita sedang bersama!”. “tidak apa-apa ibuku sedang pergi ke rumah nenek, biasanya jika kerumah nenek dia pulang malam hari”. Setibanya dirumah, raga memantau kondisi di dalam rumah. Merasa dirumanya aman Raga mengajak Sukma masuk kedalam rumah. Bukan hanya mengajak Sukma masuk tapi Raga pun mengajak Sukma bermain dan bercanda bersama. mencoba mengulang waktu mereka yang sempat hilang. Berbagi keceriaan bersama sampai tidak terasa siang kini siang telah berubah menjadi sore. “Sukma… apakah selama ini kamu merasakan hal yang sama dengan aku ?” tiba-tiba Raga membuka perbincangan serius ketika mereka lelah bermain. “ya.. aku merasakan hal yang sama Raga, sebagai satu-satunya sahabat yang kau miliki aku selalu senang ketika kita bermain bersamamu” Sukma menjawabnya sambil tersenyum. “aku ingin semua ini belanjut sampai kita menjadi orang-tua untuk anak-anak kita” tangan Raga diletakan di pundak Sukma untuk merangkulnya. “maksud kamu, anak kita masing-masingkan?” Sukma menurunkan tangan Raga dari pundaknya. “bukan tapi anak kita, kau dan aku, untuk itu aku ingin kau menjadi kekasihku!” Raga memegang kedua tangan Sukma, lalu melanjutkan “hati ini sangat memujamu sampai terkadang dia lupa kepada penciptanya, hati ini juga sering sekali merayu aku untuk menyatakan perasaannya kepadamu, telah dua tahun aku berpura-pura tuli kepada hatiku sendiri namun dia malah membutakan logikaku sehingga aku kehilangan arah tanpa kamu, sekali lagi maukah kau menjadi kekasihku?”. “tetapi akulah yang membuatmu kehilangan kepercayaan dari kedua orang- tuamu, aku juga yang menyebabkan kamu tidak memiliki teman”.
  • 5. “yang dibutukan oleh logikaku yang buta hanyalah kamu bukan mereka”. “maafkan aku Raga… aku tidak bisa menerima tawaranmu itu, aku tidak ingin menambah kesepianmu, aku pun tidak ingin membuatmu kehilangan dirimu sendiri” Sukma menarik tangannya dari genggaman tangan Raga. “tapi kenapa kamu bisa sekejam itu menolakku hingga menyakiti aku”. “bukan aku yang telah menyakiti hatimu, tapi realitaslah yang tega melakukan” Sukma tertunduk merasa bersalah, lalu kembaali meneruskan penjelasannya “sebenarnya aku tidak pernah di ciptakan oleh tuhan, bahkan sebenarnya aku tidak pernah ada di dunia yang sebenarnya, aku hanyalah mimpi yang tidak memiliki hujud, aku hanyalah bayangan maya yang penyakitmu ciptakan”. “sejak kapan kamu menjadi pembohong? Bukankah dulu kita telah berjanji untuk tidak penah berbohong dan menjadi orang paling jujur di dunia”. “aku tidak pernah berbohong Raga, aku pun pernah tidak ada di dunia” Sukma memandang iba mata Raga yang berkaca dan menguarkan air mata “terimalah kenyataan yang fana ini dan lawanlah penyakitmu!”. Mereka berdua terdiam terpaku sampai akhirnya Sukma berdiri mendekati jendela. Memandang mentari yang menghilang ditelan tebalnya awan. Seiring dengan menghilangnya mentari, Tubuh sukma meledak tanpa suara menjadi jutaan partikel- partikel kecil yang sangat lembut. Lalu, ribuan partikel itu terbang ke udara menyusul mentari yang dile awan. ***