SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
TUGAS PKN MENELAAH
UUD 1945 PASAL 17-22
Nama Kelompok :
Alif Nurahmanda (03)
Andik Purnomo (04)
Berliyan Anggita Putri (05)
Dhimas Ulfa Lathifah (07)
Irma Anisha Ristiani (14)
Titania Intan Permatasari (27)
BAB V
KEMENTRIAN NEGARA
Pasal 17
(1) Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara.
(2) Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan
oleh Presiden.

(3) Setiap menteri membidangi urusan tertentu dalam
pemerintahan.
(4) Pembentukan, pengubahan, dan pembubaran
kementerian negara diatur dalam undang-undang.
Pasal 18A


Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintahan
daerah provinsi, kabupaten, dan kota, atau antara provinsi dan
kabupaten dan kota, diatur dengan undang-undang dengan
memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah.
Ketentuan Pasal 18A ayat (1) ini terkait erat dengan Pasal 4
ayat (1) dengan ketentuan bahwa Daerah dalam mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahannya berlandaskan atau
mengacu pada Pasal 4 ayat (1) yang menyatakan bahwa
Presiden memegang kekuasaan pemerintahan.



(2) Hubungan keuangan, pelayanan umum, peman-faatan sumber
daya alam dan sumber daya lainnya antara pemerintah pusat dan
pemerintahan daerah diatur dan dilaksanakan secara adil dan
selaras berdasarkan undang-undang.
Pasal 18 B


Pasal 18B



(1) Negara mengakui dan menghormati satuansatuan pemerintahan daerah yang bersifat
khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan
undang-undang.
(2) Negara mengakui dan menghormati
kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat
beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih
hidup dan sesuai dengan perkembangan
masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan
Pasal 19
(1) Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dipilih
melalui pemilihan umum.
(2) Susunan Dewan Perwakilan Rakyat diatur
dengan undang-undang.
(3) Dewan Perwakilan Rakyat bersidang
sedikitnya sekali dalam setahun.
Pasal 20
(1) Dewan Perwakilan Rakyat memegang kekuasaan
membentuk undang-undang.
(2) Setiap rancangan undang-undang dibahas oleh
Dewan Perwakilan Rakyat dan Presiden untuk
mendapat persetujuan bersama.
(3) Jika rancangan undang-undang itu tidak
mendapat persetujuan bersama, rancangan undangundang itu tidak boleh diajukan lagi dalam persidangan
Dewan Perwakilan Rakyat masa itu.
(4) Presiden mengesahkan rancangan undangundang yang telah disetujui bersama untuk menjadi
undang-undang.
Pasal 20A
(1) Dewan Perwakilan Rakyat memiliki fungsi legislasi,
fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan.
(2) Dalam melaksanakan fungsinya, selain hak yang
diatur dalam pasal-pasal lain Undang-Undang Dasar ini,
Dewan Perwakilan Rakyat mempunyai hak interpelasi, hak
angket, dan hak menyatakan pendapat.
(3) Selain hak yang diatur dalam pasal-pasal lain
Undang-Undang Dasar ini, setiap anggota Dewan
Perwakilan Rakyat mempunyai hak mengajukan
pertanyaan, menyampaikan usul dan pendapat serta hak
imunitas.
(4) Ketentuan lebih lanjut tentang hak Dewan Perwakilan
Rakyat dan hak anggota Dewan Perwakilan Rakyat diatur
dalam undang-undang.
Pasal 21
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat berhak
mengajukan usul rancangan undang-undang.
Perubahan Pasal 21 ayat (1) ini bersifat redaksional,
yakni mengubah kata memajukan usul menjadi kata
mengajukan usul untuk mengikuti perkembangan
bahasa Indonesia.
Pasal 22
(1) Dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa,
Presiden berhak menetapkan peraturan pemerintah
sebagai pengganti undang-undang.
(2) Peraturan pemerintah itu harus mendapat
persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat dalam
persidangan yang berikut.
(3) Jika tidak mendapat persetujuan, maka
peraturan pemerintah itu harus dicabut.
Pasal 22A
Ketentuan lebih lanjut tentang tata cara pembentukan
undang-undang diatur dengan undang-undang.
Ketentuan itu didasarkan pada pemikiran bahwa
undang-undang yang dikeluarkan oleh DPR bersama
Presiden (pemerintah) akan berlaku umum kepada
masyarakat. Undang-undang sangat kompleks dan juga
menyangkut akibat hukum yang luas. Oleh karena itu,
perlu tata cara yang baku dan lengkap.
Ketentuan itu akan membangun sistem pembentukan
undang-undang dengan pedoman yang baku dan jelas
pada masa yang akan datang.
Pasal 22B
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dapat diber-hentikan dari
jabatannya, yang syarat-syarat dan tata caranya diatur dalam
undang-undang.
Ketentuan itu dilatarbelakangi oleh pemikiran bahwa anggota DPR
tidak kebal hukum sebagai salah satu penerapan paham bahwa
Indonesia adalah negara hukum. Dalam masa jabatannya mungkin
saja terjadi hal atau kejadian atau kondisi yang menyebabkan
anggota DPR dapat diberhentikan sebagai anggota DPR. Agar
pemberhentian anggota DPR tersebut mempunyai dasar hukum
yang baku dan jelas, pemberhentian perlu diatur dalam undangundang. Ketentuan ini merupakan mekanisme kontrol terhadap
anggota DPR.
Adanya pengaturan pemberhentian anggota DPR dalam masa
jabatannya dalam undang-undang akan menghindarkan adanya
pertimbangan lain yang tidak berdasarkan undang-undang.
Ketentuan itu juga sekaligus menunjukkan konsistensi dalam
menerapkan paham supremasi hukum, yaitu bahwa setiap orang
sama di depan hukum, sehingga setiap warga negara harus tunduk
Pasal 22C








(1) Anggota Dewan Perwakilan Daerah dipilih dari
setiap provinsi melalui pemilihan umum.
(2) Anggota Dewan Perwakilan Daerah dari
setiap provinsi jumlahnya sama dan jumlah
seluruh anggota Dewan Perwakilan Daerah itu
tidak lebih dari sepertiga jumlah anggota Dewan
Perwakilan Rakyat.
(3) Dewan Perwakilan Daerah bersidang
sedikitnya sekali dalam setahun.
(4) Susunan dan kedudukan Dewan Perwakilan
Daerah diatur dengan undang-undang.
Pasal 22D


(1) Dewan Perwakilan Daerah dapat mengajukan kepada Dewan Perwakilan
Rakyat rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah,
hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta
penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya
ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan
pusat dan daerah.



(2) Dewan Perwakilan Daerah ikut membahas rancangan undang-undang
yang berkaitan dengan otonomi daerah; hubungan pusat dan daerah;
pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah; pengelolaan sumber
daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta perimbangan keuangan
pusat dan daerah; serta memberikan pertimbangan kepada Dewan
Perwakilan Rakyat atas rancangan undang-undang anggaran pendapatan
dan belanja negara dan rancangan undang-undang yang berkaitan dengan
pajak, pendidikan, dan agama.



(3) Dewan Perwakilan Daerah dapat melakukan pengawasan atas
pelaksanaan undang-undang mengenai : otonomi daerah, pembentukan,
pemekaran dan penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah,
pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya,
pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara, pajak, pendidikan,
dan agama serta menyampaikan hasil pengawasannya itu kepada Dewan
Pasal 22E










(1) Pemilihan umum dilaksanakan secara langsung,
umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil setiap lima tahun
sekali.
(2) Pemilihan umum diselenggarakan untuk memilih
anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan
Daerah, Presiden dan Wakil Presiden dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah.
(3) Peserta pemilihan umum untuk memilih anggota
Dewan Perwakilan Rakyat dan anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah adalah partai politik.
(4) Peserta pemilihan umum untuk memilih anggota
Dewan Perwakilan Daerah adalah perseorangan.
(5) Pemilihan umum diselenggarakan oleh suatu komisi
pemilihan umum yang bersifat nasional, tetap, dan
mandiri.
Contoh Penyimpangan Pasal
22E
1.

Daftar Pemilih tidak akurat;

a. Calon pemilih banyak yang memiliki domisili
lebih dari satu tempat
b. Pelibatan RT/RW dalam pemutakhiran data
pemilih tidak maksimal
c. Para pihak baru peduli atas kekurangakuratan data pemilih ketika sudah ditetapkan
sebagai daftar pemilih tetap atau ketika sudah
mendekati hari pemungutan suara
d. Kontrol Panwaslu untuk akurasi data pemilih
tidak maksimal.
2.

Proses pencalonan yang bermasalah

a. Munculnya dualisme pencalonan dalam tubuh
partai politik.
b. Perseteruan antar kubu calon yang berasal dari
partai yang sama.
c. KPU tidak netral dalam menetapkan pasangan
calon.
d. Tidak ada ruang untuk mengajukan keberatan
dari pasangan calon/Parpol terhadap penetapan
pasangan calon yang ditetapkan oleh KPU.
e. Terhambatnya proses penetapan pasangan
3.

Penyelenggara Pilkada tidak adil dan netral

a. Keberpihakan anggota KPUD dan jajarannya kepada
salah satu pasangan calon.
b. Kewenangan KPUD yang besar dalam menentukan
pasangan calon.
c. Tidak adanya ruang bagi para bakal calon untuk
menguji kebenaran hasil penelitian administrasi
persyaratan calon.
d. Pengambilalihan penyelenggaraan sebagian tahapan
Pilkada oleh KPU di atasnya.
e. Keberpihakan anggota Panwaslu kepada salah satu
pasangan calon
f. Anggota Panwaslu menjadi pembela bagi pasangan
calon yang kalah.

More Related Content

What's hot

DASAR-DASAR PEMBENTUKAN PERDA
DASAR-DASAR PEMBENTUKAN PERDADASAR-DASAR PEMBENTUKAN PERDA
DASAR-DASAR PEMBENTUKAN PERDAAde Suerani
 
Uu nomor 17 tahun 2014 tentang md3
Uu nomor 17 tahun 2014 tentang md3Uu nomor 17 tahun 2014 tentang md3
Uu nomor 17 tahun 2014 tentang md3Winarto Winartoap
 
Peraturan pemerintah-tahun-2000-129-00
Peraturan pemerintah-tahun-2000-129-00Peraturan pemerintah-tahun-2000-129-00
Peraturan pemerintah-tahun-2000-129-00M Alf
 
Keuangan Negara & Daerah ( Endang )
Keuangan Negara & Daerah ( Endang )Keuangan Negara & Daerah ( Endang )
Keuangan Negara & Daerah ( Endang )Aznil Muhammad
 
Makalah BPK dan Kekuasaan Kehakiman
Makalah BPK dan Kekuasaan KehakimanMakalah BPK dan Kekuasaan Kehakiman
Makalah BPK dan Kekuasaan Kehakimanshafirahany22
 
UU no 32 tahun 2004 ttg Pemerintahan daerah
UU no 32 tahun 2004 ttg Pemerintahan daerahUU no 32 tahun 2004 ttg Pemerintahan daerah
UU no 32 tahun 2004 ttg Pemerintahan daerahSuprijanto Rijadi
 
Undang undang republik indonesia nomor 32 tahun 2004 cintayasir
Undang undang republik indonesia nomor 32 tahun 2004 cintayasirUndang undang republik indonesia nomor 32 tahun 2004 cintayasir
Undang undang republik indonesia nomor 32 tahun 2004 cintayasirYasir Partomo
 
Uu32 2004 pemerintahan daerah
Uu32 2004 pemerintahan daerahUu32 2004 pemerintahan daerah
Uu32 2004 pemerintahan daerahSyamsul Noor
 
Uu nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerah
Uu nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerahUu nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerah
Uu nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerahWinarto Winartoap
 
Power poin pasal yg mengatur keuangan
Power poin pasal yg mengatur keuanganPower poin pasal yg mengatur keuangan
Power poin pasal yg mengatur keuanganPak Sugeng
 
Resume RUU Pemilihan Umum
Resume RUU Pemilihan Umum Resume RUU Pemilihan Umum
Resume RUU Pemilihan Umum Dody Wijaya
 
proses pembuatan perundang-undangan Indonesia
proses pembuatan perundang-undangan Indonesiaproses pembuatan perundang-undangan Indonesia
proses pembuatan perundang-undangan IndonesiaAbrar Bilisanimar
 
Struktur pemerintahan daerah
Struktur pemerintahan daerah Struktur pemerintahan daerah
Struktur pemerintahan daerah anggunnrjnnahhh
 
Perimbangan pusat dan daerah
Perimbangan pusat dan daerahPerimbangan pusat dan daerah
Perimbangan pusat dan daerahIyens Syeikhbu
 

What's hot (19)

DASAR-DASAR PEMBENTUKAN PERDA
DASAR-DASAR PEMBENTUKAN PERDADASAR-DASAR PEMBENTUKAN PERDA
DASAR-DASAR PEMBENTUKAN PERDA
 
Panduan tatib dprd
Panduan tatib dprdPanduan tatib dprd
Panduan tatib dprd
 
Uu nomor 17 tahun 2014 tentang md3
Uu nomor 17 tahun 2014 tentang md3Uu nomor 17 tahun 2014 tentang md3
Uu nomor 17 tahun 2014 tentang md3
 
Peraturan pemerintah-tahun-2000-129-00
Peraturan pemerintah-tahun-2000-129-00Peraturan pemerintah-tahun-2000-129-00
Peraturan pemerintah-tahun-2000-129-00
 
Keuangan Negara & Daerah ( Endang )
Keuangan Negara & Daerah ( Endang )Keuangan Negara & Daerah ( Endang )
Keuangan Negara & Daerah ( Endang )
 
Makalah BPK dan Kekuasaan Kehakiman
Makalah BPK dan Kekuasaan KehakimanMakalah BPK dan Kekuasaan Kehakiman
Makalah BPK dan Kekuasaan Kehakiman
 
UU no 32 tahun 2004 ttg Pemerintahan daerah
UU no 32 tahun 2004 ttg Pemerintahan daerahUU no 32 tahun 2004 ttg Pemerintahan daerah
UU no 32 tahun 2004 ttg Pemerintahan daerah
 
Uu no 32
Uu no 32Uu no 32
Uu no 32
 
Undang undang republik indonesia nomor 32 tahun 2004 cintayasir
Undang undang republik indonesia nomor 32 tahun 2004 cintayasirUndang undang republik indonesia nomor 32 tahun 2004 cintayasir
Undang undang republik indonesia nomor 32 tahun 2004 cintayasir
 
Uu32 2004 pemerintahan daerah
Uu32 2004 pemerintahan daerahUu32 2004 pemerintahan daerah
Uu32 2004 pemerintahan daerah
 
Uu 32 2004
Uu 32 2004Uu 32 2004
Uu 32 2004
 
Pp 16 2010
Pp 16 2010Pp 16 2010
Pp 16 2010
 
Uu nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerah
Uu nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerahUu nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerah
Uu nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerah
 
Power poin pasal yg mengatur keuangan
Power poin pasal yg mengatur keuanganPower poin pasal yg mengatur keuangan
Power poin pasal yg mengatur keuangan
 
Resume RUU Pemilihan Umum
Resume RUU Pemilihan Umum Resume RUU Pemilihan Umum
Resume RUU Pemilihan Umum
 
proses pembuatan perundang-undangan Indonesia
proses pembuatan perundang-undangan Indonesiaproses pembuatan perundang-undangan Indonesia
proses pembuatan perundang-undangan Indonesia
 
UU no 32_2004
UU no 32_2004UU no 32_2004
UU no 32_2004
 
Struktur pemerintahan daerah
Struktur pemerintahan daerah Struktur pemerintahan daerah
Struktur pemerintahan daerah
 
Perimbangan pusat dan daerah
Perimbangan pusat dan daerahPerimbangan pusat dan daerah
Perimbangan pusat dan daerah
 

Similar to UUD1945 (20)

Presentasi tia
Presentasi tiaPresentasi tia
Presentasi tia
 
Ppt 6
Ppt 6Ppt 6
Ppt 6
 
Tugas dan wewenang dari lembaga negara
Tugas dan wewenang dari lembaga negaraTugas dan wewenang dari lembaga negara
Tugas dan wewenang dari lembaga negara
 
Makalah dpd
Makalah dpdMakalah dpd
Makalah dpd
 
ppt bab 9 dan 10.pptx
ppt bab 9 dan 10.pptxppt bab 9 dan 10.pptx
ppt bab 9 dan 10.pptx
 
Kedudukan Pembukaan UUD 1945
Kedudukan Pembukaan UUD 1945Kedudukan Pembukaan UUD 1945
Kedudukan Pembukaan UUD 1945
 
Pknotonomidaerahmakalah 131013213916-phpapp01
Pknotonomidaerahmakalah 131013213916-phpapp01Pknotonomidaerahmakalah 131013213916-phpapp01
Pknotonomidaerahmakalah 131013213916-phpapp01
 
Pkn otonomi daerah makalah
Pkn otonomi daerah makalahPkn otonomi daerah makalah
Pkn otonomi daerah makalah
 
uu 15 tahun 2019.pdf
uu 15 tahun 2019.pdfuu 15 tahun 2019.pdf
uu 15 tahun 2019.pdf
 
1 uu nomor 32 tahun 2004
1 uu nomor 32 tahun 20041 uu nomor 32 tahun 2004
1 uu nomor 32 tahun 2004
 
UU NOMOR 32 TAHUN 2004
UU NOMOR 32 TAHUN 2004 UU NOMOR 32 TAHUN 2004
UU NOMOR 32 TAHUN 2004
 
Uu no 32
Uu no 32Uu no 32
Uu no 32
 
Makalah dpd
Makalah dpdMakalah dpd
Makalah dpd
 
Makalah dpd
Makalah dpdMakalah dpd
Makalah dpd
 
Makalah dpd
Makalah dpdMakalah dpd
Makalah dpd
 
Peran para pembentuk peraturan perundang undangan-1
Peran para pembentuk peraturan perundang undangan-1Peran para pembentuk peraturan perundang undangan-1
Peran para pembentuk peraturan perundang undangan-1
 
Lembaga-lembaga negara (Piyantoro dan inddra kurniawan)
Lembaga-lembaga negara (Piyantoro dan inddra kurniawan)Lembaga-lembaga negara (Piyantoro dan inddra kurniawan)
Lembaga-lembaga negara (Piyantoro dan inddra kurniawan)
 
Bahan bu Rahma 13092022.pdf
Bahan bu Rahma 13092022.pdfBahan bu Rahma 13092022.pdf
Bahan bu Rahma 13092022.pdf
 
Bab xv
Bab xvBab xv
Bab xv
 
Bab 3 kewenangan lembaga negar.docx
Bab 3 kewenangan lembaga negar.docxBab 3 kewenangan lembaga negar.docx
Bab 3 kewenangan lembaga negar.docx
 

More from Titania Intan Permatasari

Standardisasi Keselamatan Kerja Studi Kasus Kebakaran
Standardisasi Keselamatan Kerja Studi Kasus KebakaranStandardisasi Keselamatan Kerja Studi Kasus Kebakaran
Standardisasi Keselamatan Kerja Studi Kasus KebakaranTitania Intan Permatasari
 
Memahami Struktur dan Kaidah Kebahasaan Teks Opini atau Editorial
Memahami Struktur dan Kaidah Kebahasaan Teks Opini atau EditorialMemahami Struktur dan Kaidah Kebahasaan Teks Opini atau Editorial
Memahami Struktur dan Kaidah Kebahasaan Teks Opini atau EditorialTitania Intan Permatasari
 
Pengertian bangsa, unsur terbentuknya  bangsa, pengertian negara, unsur terbe...
Pengertian bangsa, unsur terbentuknya  bangsa, pengertian negara, unsur terbe...Pengertian bangsa, unsur terbentuknya  bangsa, pengertian negara, unsur terbe...
Pengertian bangsa, unsur terbentuknya  bangsa, pengertian negara, unsur terbe...Titania Intan Permatasari
 
Membandingkan Teks Negosiasi dengan Teks Drama
Membandingkan Teks Negosiasi dengan Teks DramaMembandingkan Teks Negosiasi dengan Teks Drama
Membandingkan Teks Negosiasi dengan Teks DramaTitania Intan Permatasari
 
Penerapan fungsi manajemen dalam kegiatan sekolah di bidang osis
Penerapan fungsi manajemen dalam kegiatan sekolah di bidang osisPenerapan fungsi manajemen dalam kegiatan sekolah di bidang osis
Penerapan fungsi manajemen dalam kegiatan sekolah di bidang osisTitania Intan Permatasari
 
Hubugan struktural dan fungsional pemerintah pusat dan daerah menurut UUD 1945
Hubugan struktural dan fungsional pemerintah pusat dan daerah menurut UUD 1945Hubugan struktural dan fungsional pemerintah pusat dan daerah menurut UUD 1945
Hubugan struktural dan fungsional pemerintah pusat dan daerah menurut UUD 1945Titania Intan Permatasari
 

More from Titania Intan Permatasari (20)

Penerapan K3 pada Perusahan PT Pertamina
Penerapan K3 pada Perusahan PT PertaminaPenerapan K3 pada Perusahan PT Pertamina
Penerapan K3 pada Perusahan PT Pertamina
 
Standardisasi Keselamatan Kerja Studi Kasus Kebakaran
Standardisasi Keselamatan Kerja Studi Kasus KebakaranStandardisasi Keselamatan Kerja Studi Kasus Kebakaran
Standardisasi Keselamatan Kerja Studi Kasus Kebakaran
 
Memahami Struktur dan Kaidah Kebahasaan Teks Opini atau Editorial
Memahami Struktur dan Kaidah Kebahasaan Teks Opini atau EditorialMemahami Struktur dan Kaidah Kebahasaan Teks Opini atau Editorial
Memahami Struktur dan Kaidah Kebahasaan Teks Opini atau Editorial
 
Pengertian bangsa, unsur terbentuknya  bangsa, pengertian negara, unsur terbe...
Pengertian bangsa, unsur terbentuknya  bangsa, pengertian negara, unsur terbe...Pengertian bangsa, unsur terbentuknya  bangsa, pengertian negara, unsur terbe...
Pengertian bangsa, unsur terbentuknya  bangsa, pengertian negara, unsur terbe...
 
Membandingkan Teks Negosiasi dengan Teks Drama
Membandingkan Teks Negosiasi dengan Teks DramaMembandingkan Teks Negosiasi dengan Teks Drama
Membandingkan Teks Negosiasi dengan Teks Drama
 
Penerapan fungsi manajemen dalam kegiatan sekolah di bidang osis
Penerapan fungsi manajemen dalam kegiatan sekolah di bidang osisPenerapan fungsi manajemen dalam kegiatan sekolah di bidang osis
Penerapan fungsi manajemen dalam kegiatan sekolah di bidang osis
 
Kata Baku dan Kata Tidak Baku
Kata Baku dan Kata Tidak BakuKata Baku dan Kata Tidak Baku
Kata Baku dan Kata Tidak Baku
 
Sistem pembayaran
Sistem pembayaranSistem pembayaran
Sistem pembayaran
 
Majas
MajasMajas
Majas
 
Jamur Merang
Jamur MerangJamur Merang
Jamur Merang
 
Biologi Plantae
Biologi PlantaeBiologi Plantae
Biologi Plantae
 
Cara mengatasi ngantuk di dalam kelas
Cara mengatasi ngantuk di dalam kelasCara mengatasi ngantuk di dalam kelas
Cara mengatasi ngantuk di dalam kelas
 
Proses terjadinya hujan
Proses terjadinya hujanProses terjadinya hujan
Proses terjadinya hujan
 
Hukum dan Peradilan di Indonesia
Hukum dan Peradilan di IndonesiaHukum dan Peradilan di Indonesia
Hukum dan Peradilan di Indonesia
 
SPLDV dan SPLTV
SPLDV dan SPLTVSPLDV dan SPLTV
SPLDV dan SPLTV
 
Klasifikasi makhluk hidup
Klasifikasi makhluk hidupKlasifikasi makhluk hidup
Klasifikasi makhluk hidup
 
Hubugan struktural dan fungsional pemerintah pusat dan daerah menurut UUD 1945
Hubugan struktural dan fungsional pemerintah pusat dan daerah menurut UUD 1945Hubugan struktural dan fungsional pemerintah pusat dan daerah menurut UUD 1945
Hubugan struktural dan fungsional pemerintah pusat dan daerah menurut UUD 1945
 
Lembaga peradilan sebelum amandemen
Lembaga peradilan sebelum amandemenLembaga peradilan sebelum amandemen
Lembaga peradilan sebelum amandemen
 
Manusia purba
Manusia purbaManusia purba
Manusia purba
 
Trigonometri
TrigonometriTrigonometri
Trigonometri
 

Recently uploaded

11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 

Recently uploaded (20)

11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 

UUD1945

  • 1. TUGAS PKN MENELAAH UUD 1945 PASAL 17-22 Nama Kelompok : Alif Nurahmanda (03) Andik Purnomo (04) Berliyan Anggita Putri (05) Dhimas Ulfa Lathifah (07) Irma Anisha Ristiani (14) Titania Intan Permatasari (27)
  • 2. BAB V KEMENTRIAN NEGARA Pasal 17 (1) Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara. (2) Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden. (3) Setiap menteri membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan. (4) Pembentukan, pengubahan, dan pembubaran kementerian negara diatur dalam undang-undang.
  • 3. Pasal 18A  Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah provinsi, kabupaten, dan kota, atau antara provinsi dan kabupaten dan kota, diatur dengan undang-undang dengan memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah. Ketentuan Pasal 18A ayat (1) ini terkait erat dengan Pasal 4 ayat (1) dengan ketentuan bahwa Daerah dalam mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya berlandaskan atau mengacu pada Pasal 4 ayat (1) yang menyatakan bahwa Presiden memegang kekuasaan pemerintahan.  (2) Hubungan keuangan, pelayanan umum, peman-faatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah diatur dan dilaksanakan secara adil dan selaras berdasarkan undang-undang.
  • 4. Pasal 18 B  Pasal 18B  (1) Negara mengakui dan menghormati satuansatuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan undang-undang. (2) Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan
  • 5. Pasal 19 (1) Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dipilih melalui pemilihan umum. (2) Susunan Dewan Perwakilan Rakyat diatur dengan undang-undang. (3) Dewan Perwakilan Rakyat bersidang sedikitnya sekali dalam setahun.
  • 6. Pasal 20 (1) Dewan Perwakilan Rakyat memegang kekuasaan membentuk undang-undang. (2) Setiap rancangan undang-undang dibahas oleh Dewan Perwakilan Rakyat dan Presiden untuk mendapat persetujuan bersama. (3) Jika rancangan undang-undang itu tidak mendapat persetujuan bersama, rancangan undangundang itu tidak boleh diajukan lagi dalam persidangan Dewan Perwakilan Rakyat masa itu. (4) Presiden mengesahkan rancangan undangundang yang telah disetujui bersama untuk menjadi undang-undang.
  • 7. Pasal 20A (1) Dewan Perwakilan Rakyat memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan. (2) Dalam melaksanakan fungsinya, selain hak yang diatur dalam pasal-pasal lain Undang-Undang Dasar ini, Dewan Perwakilan Rakyat mempunyai hak interpelasi, hak angket, dan hak menyatakan pendapat. (3) Selain hak yang diatur dalam pasal-pasal lain Undang-Undang Dasar ini, setiap anggota Dewan Perwakilan Rakyat mempunyai hak mengajukan pertanyaan, menyampaikan usul dan pendapat serta hak imunitas. (4) Ketentuan lebih lanjut tentang hak Dewan Perwakilan Rakyat dan hak anggota Dewan Perwakilan Rakyat diatur dalam undang-undang.
  • 8. Pasal 21 Anggota Dewan Perwakilan Rakyat berhak mengajukan usul rancangan undang-undang. Perubahan Pasal 21 ayat (1) ini bersifat redaksional, yakni mengubah kata memajukan usul menjadi kata mengajukan usul untuk mengikuti perkembangan bahasa Indonesia.
  • 9. Pasal 22 (1) Dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa, Presiden berhak menetapkan peraturan pemerintah sebagai pengganti undang-undang. (2) Peraturan pemerintah itu harus mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat dalam persidangan yang berikut. (3) Jika tidak mendapat persetujuan, maka peraturan pemerintah itu harus dicabut.
  • 10. Pasal 22A Ketentuan lebih lanjut tentang tata cara pembentukan undang-undang diatur dengan undang-undang. Ketentuan itu didasarkan pada pemikiran bahwa undang-undang yang dikeluarkan oleh DPR bersama Presiden (pemerintah) akan berlaku umum kepada masyarakat. Undang-undang sangat kompleks dan juga menyangkut akibat hukum yang luas. Oleh karena itu, perlu tata cara yang baku dan lengkap. Ketentuan itu akan membangun sistem pembentukan undang-undang dengan pedoman yang baku dan jelas pada masa yang akan datang.
  • 11. Pasal 22B Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dapat diber-hentikan dari jabatannya, yang syarat-syarat dan tata caranya diatur dalam undang-undang. Ketentuan itu dilatarbelakangi oleh pemikiran bahwa anggota DPR tidak kebal hukum sebagai salah satu penerapan paham bahwa Indonesia adalah negara hukum. Dalam masa jabatannya mungkin saja terjadi hal atau kejadian atau kondisi yang menyebabkan anggota DPR dapat diberhentikan sebagai anggota DPR. Agar pemberhentian anggota DPR tersebut mempunyai dasar hukum yang baku dan jelas, pemberhentian perlu diatur dalam undangundang. Ketentuan ini merupakan mekanisme kontrol terhadap anggota DPR. Adanya pengaturan pemberhentian anggota DPR dalam masa jabatannya dalam undang-undang akan menghindarkan adanya pertimbangan lain yang tidak berdasarkan undang-undang. Ketentuan itu juga sekaligus menunjukkan konsistensi dalam menerapkan paham supremasi hukum, yaitu bahwa setiap orang sama di depan hukum, sehingga setiap warga negara harus tunduk
  • 12. Pasal 22C     (1) Anggota Dewan Perwakilan Daerah dipilih dari setiap provinsi melalui pemilihan umum. (2) Anggota Dewan Perwakilan Daerah dari setiap provinsi jumlahnya sama dan jumlah seluruh anggota Dewan Perwakilan Daerah itu tidak lebih dari sepertiga jumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat. (3) Dewan Perwakilan Daerah bersidang sedikitnya sekali dalam setahun. (4) Susunan dan kedudukan Dewan Perwakilan Daerah diatur dengan undang-undang.
  • 13. Pasal 22D  (1) Dewan Perwakilan Daerah dapat mengajukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah.  (2) Dewan Perwakilan Daerah ikut membahas rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah; hubungan pusat dan daerah; pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah; pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta perimbangan keuangan pusat dan daerah; serta memberikan pertimbangan kepada Dewan Perwakilan Rakyat atas rancangan undang-undang anggaran pendapatan dan belanja negara dan rancangan undang-undang yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama.  (3) Dewan Perwakilan Daerah dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang mengenai : otonomi daerah, pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara, pajak, pendidikan, dan agama serta menyampaikan hasil pengawasannya itu kepada Dewan
  • 14. Pasal 22E      (1) Pemilihan umum dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil setiap lima tahun sekali. (2) Pemilihan umum diselenggarakan untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. (3) Peserta pemilihan umum untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah partai politik. (4) Peserta pemilihan umum untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Daerah adalah perseorangan. (5) Pemilihan umum diselenggarakan oleh suatu komisi pemilihan umum yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri.
  • 15. Contoh Penyimpangan Pasal 22E 1. Daftar Pemilih tidak akurat; a. Calon pemilih banyak yang memiliki domisili lebih dari satu tempat b. Pelibatan RT/RW dalam pemutakhiran data pemilih tidak maksimal c. Para pihak baru peduli atas kekurangakuratan data pemilih ketika sudah ditetapkan sebagai daftar pemilih tetap atau ketika sudah mendekati hari pemungutan suara d. Kontrol Panwaslu untuk akurasi data pemilih tidak maksimal.
  • 16. 2. Proses pencalonan yang bermasalah a. Munculnya dualisme pencalonan dalam tubuh partai politik. b. Perseteruan antar kubu calon yang berasal dari partai yang sama. c. KPU tidak netral dalam menetapkan pasangan calon. d. Tidak ada ruang untuk mengajukan keberatan dari pasangan calon/Parpol terhadap penetapan pasangan calon yang ditetapkan oleh KPU. e. Terhambatnya proses penetapan pasangan
  • 17. 3. Penyelenggara Pilkada tidak adil dan netral a. Keberpihakan anggota KPUD dan jajarannya kepada salah satu pasangan calon. b. Kewenangan KPUD yang besar dalam menentukan pasangan calon. c. Tidak adanya ruang bagi para bakal calon untuk menguji kebenaran hasil penelitian administrasi persyaratan calon. d. Pengambilalihan penyelenggaraan sebagian tahapan Pilkada oleh KPU di atasnya. e. Keberpihakan anggota Panwaslu kepada salah satu pasangan calon f. Anggota Panwaslu menjadi pembela bagi pasangan calon yang kalah.