SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
LAPORAN PRAKTIKUM
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
TELUR
Oleh :
Nama : Happinessa Brilliant Husni
NRP : 103020037
Kelompok : B
No. Meja : 1 (Satu)
Asisten : Ade Kusnadi
Tanggal Percobaan : 23 Oktober 2012
LABORATORIUM PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2012
Pengetahuan Bahan Pangan Telur
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
TELUR
Happinessa Brilliant Husni, Tiara Intan C., Nolla Pratitik, dan Dede Aji S.
INTISARI
Telur adalah suatu bahan pangan yang dihasilkan hewan.Telur memiliki nilai tinggi karena merupakan
sumber protein dan lemak.
Tujuan percobaan pengamatan parameter mutu telur adalah untuk mengetahui mutu atau kualitas telur
secara objektifmaupun subjektif.Tujuan percobaan pengamatan porositas kulit telur adalah untuk mengetahui
porositas kulit telur sehingga dapat diketahui apakah telur tersebut sudah lama disimpan atau tidak. Tujuan
percobaan spesifik gravity adalah untuk mengetahui kualitas kulit telur.
Prinsip percobaan pengamatan parameter mutu telur yaitu berdasarkan kondisi telur
(keretakan, kebersihan, bentuk, dan tekstur), kantung udara (kedalaman, volume, dan posisi), serta isi telur.
Prinsip percobaan pengamatan porositas kulit telur yaitu berdasarkan adanya pori-pori pada kulit telur
sehingga ketika direndam dengan methilen blue, larutan tersebut akan masuk ke dalam kulit telur. Semakin
banyak jumlah bintik warna yang dihasilkan semakin poros kulit telur tersebut. Prinsip percobaan spesifik
gravity yaitu berdasarkan ketebalan telur dan lamanya penyimpanan telur, dimana dengan penyimpanan lama
pori-pori pada kulit telur akan membesar dan menyebabkan kulit kutikula membesar dan udara dalam telur
keluar sehingga telur dapat mengapung pada larutan garam dengan konsentrasi tertentu.
Hasil pengamatan pengetahuan bahan pangan telur diperoleh bahwa keadaan kulit sampel telur bebek
dalam keadaan tidak baik. Berdasarkan pemeriksaan isi telur secara subjektif dan objektif dip eroleh sampel
telur bebek dalamkeadaan baik dengan kualitas AA. Berdasarkan pengamatan porositas telur diperoleh sampel
telur ayam ras berkualitas kurang baik atau sudah poros. Berdasarkan hasil pengamatan spesifik gravity
diperoleh sampel telur ayam ras berkualitas kurang baik.
Kata kunci : Telur Bebek dan Telur Ayam Ras.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Telur adalah suatu bahan pangan
yang dihasilkan hewan. Telur memiliki
nilai tinggi karena merupakan sumber
protein dan lemak. Telur biasanya
mengandung semua vitamin yang sangat
dibutuhkan, kecuali vitamin C (Muchtadi,
2010).
Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan pengamatan
parameter mutu telur adalah untuk
mengetahui mutu atau kualitas telur secara
objektif maupun subjektif.
Tujuan percobaan pengamatan
porositas kulit telur adalah untuk
mengetahui porositas kulit telur sehingga
dapat diketahui apakah telur tersebut sudah
lama disimpan atau tidak.
Tujuan percobaan spesifik gravity
adalah untuk mengetahui kualitas kulit
telur.
Prinsip Percobaan
Prinsip percobaan pengamatan
parameter mutu telur yaitu berdasarkan
kondisi telur (keretakan, kebersihan,
bentuk, dan tekstur), kantung udara
(kedalaman, volume, dan posisi), serta isi
telur.
Prinsip percobaan pengamatan
porositas kulit telur yaitu berdasarkan
adanya pori-pori pada kulit telur sehingga
ketika direndam dengan methilen blue,
larutan tersebut akan masuk ke dalam kulit
telur. Semakin banyak jumlah bintik warna
yang dihasilkan semakin poros kulit telur
tersebut.
Prinsip percobaan spesifik gravity
yaitu berdasarkan ketebalan telur dan
lamanya penyimpanan telur, dimana
dengan penyimpanan lama pori-pori pada
kulit telur akan membesar dan
menyebabkan kulit kutikula membesar dan
udara dalam telur keluar sehingga telur
Pengetahuan Bahan Pangan Telur
dapat mengapung pada larutan garam
dengan konsentrasi tertentu.
METODE PERCOBAAN
Bahan-bahan yang Digunakan
Bahan yang digunakan dalam
percobaan pengamatan telur adalah telur
bebek dan telur ayam ras.
Alat-alat yang Digunakan
Alat yang digunakan dalam
percobaan pengamatan telur adalah alat
candling, gelas kimia, jangka sorong, kaca,
neraca, penggaris, dan toples.
Pengetahuan Bahan Pangan Telur
METODE PERCOBAAN
1. Parameter Mutu Telur
Prosedur percobaan parameter mutu telur diamati keadaan kulit mulai dari kebersihan
dan keretakan, volume dan posisi kantung udara serta putih dan kuning telur.
Prosedur percobaan pemeriksaan isi telur yaitu ditimbang, dipecahkan diatas kaca dan
diamati secara subjektif seperti kondisi kuning dan putih telur, kebersihan, kejernihan, warna,
dan ketegaran serta secara objektif seperti dihitung indeks kuning dan putih telur, nilai Z, dan
unit hough.
Gambar 1. Metode Percobaan Pemeriksaan Telur Utuh
Gambar 2. Metode Percobaan Pemeriksaan Isi Telur
Pengetahuan Bahan Pangan Telur
2. Pengukuran Kualitas Metode Spesifik Gravity
Amati pada nilai spesifikasi berapa telur mengapung
Jika > 1,075 kualitas telur baik
Prosedur percobaan pengukuran kualitas metode spesifik gravity diamati pada nilai
spesifikasi berapa telur mengapung atau mengambang. Jika mengapung dinilai spesifik
> 1,075, maka kualitas telur baik.
3. Porositas Telur
Prosedur percobaan porositas telur direndam methilen blue, dipecahkan, dan dihitung
jumlah bintik biru pada kulit telur bagian dalam.
Gambar 4. Metode Percobaan Porositas Telur
Gambar 3. Metode Percobaan Spesifik Gravity
Pengetahuan Bahan Pangan Telur
HASIL PERCOBAAN DAN
PEMBAHASAN
Hasil pengamatan pengetahuan
bahan pangan telur dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 1. Hasil Pengamatan Keadaan Kulit Telur
Keterangan Hasil
Sampel Telur Bebek
Keadaan Kulit Halus
Kebersihan Kurang Bersih
Keretakan Retak
Kantung Udara
Di bawah
Volume Kantung Udara Besar
Putih Telur Tidak Terlihat
Kuning Telur Tidak Terlihat
(Sumber : Kelompok B, Meja 1, 2012).
Tabel 2. Hasil Pengamatan Pemeriksaan Isi Telur Secara Subjektif
Keterangan Hasil
Sampel Telur Bebek
Kebersihan
Putih Telur Bersih
Kuning Telur Bersih
Kejernihan
Putih Telur Jernih
Kuning Telur Jernih
Warna
Putih Telur Bening
Kuning Telur Kuning
Ketegaran
Putih Telur Masih Tegar
Kuning Telur Masih Tegar
(Sumber : Kelompok B, Meja 1, 2012).
Pengetahuan Bahan Pangan Telur
Tabel 3. Hasil Pengamatan Pemeriksaan Isi Telur Secara Objektif
Keterangan Hasil
Sampel Telur Bebek
Berat Telur Utuh 52 gram
Tinggi Kuning Telur 11,5 mm
Diameter Kuning Telur 54,5 mm
Index Kuning Telur 0,211
Nilai Z 37
Tinggi Kuning Telur 2,6 mm
Diameter Putih Telur 149,2 mm
Index Putih Telur 0,016
Unit Haugh 138,59
(Sumber : Kelompok B, Meja 1, 2012).
Tabel 4. Hasil Pengamatan Ketebalan Kulit Telur
Keterangan Hasil
Sampel Telur Bebek
Ketebalan Kulit 0,4 mm
(Sumber : Kelompok B, Meja 1, 2012).
Tabel 5. Hasil Pengamatan Porositas Kulit Telur
Keterangan Hasil
Sampel Telur Ayam Ras
Bintik Biru Terdapat Bintik Biru
(Sumber : Kelompok B, Meja 1, 2012).
Tabel 6. Hasil Pengamatan Spesifik Gravity
Keterangan Hasil
Sampel Telur Ayam Ras
Keadaan Telur mengapung pada larutan garam 1,075
(Sumber : Kelompok B, Meja 1, 2012).
Berdasarkan hasil pengamatan
keadaan kulit telur melalui cara candling
diperoleh bahwa sampel telur bebek dalam
keadaan tidak baik yang ditandai dengan
kantung udara yang besar dan kulit telur
kurang bersih dan retak.
Candling adalah pengamatan kondisi
telur utuh dengan menggunakan bantuan
sumber sinar yang cukup sebagai latar
belakang yang digunakan untuk
mengamati kerusakan pada telur dengan
menyinari telur tersebut sehingga bahan
yang ada di dalam kulit telur dapat terlihat
(Muchtadi, 2010).
Contoh sumber sinar yang dapat
digunakan yaitu sinar matahari atau lampu
(Anonim, 2012).
Telur mempunyai struktur yang
sangat khas dan mengandung zat gizi yang
cukup. Komponen pokok telur adalah putih
telur (albumin), kuning telur (yolk), dan
kulit telur (egg shell) (Muchtadi, 2010).
Adapun struktur telur secara
terperinci, sebagai berikut :
Pengetahuan Bahan Pangan Telur
Bagian terluar kulit telur merupakan
mukosa yang menyelubungi seluruh
permukaan kulit yang dinamakan kutikula.
Kutikula tersusun dari zat protein semacam
keratin yang mempunyai struktur sama
dengan kuku, rambut, dan bulu. Kutikula
mengisi pori-pori telur yang berfungsi
sebagai kontrol terhadap jamur, bakteri,
air, dan gas yang dapat melewatinya
(Muchtadi, 2010).
Permukaan kulit mula-mula
diselimuti oleh cairan mukosa yang kental.
Pada saat penelusuran terjadi pengeringan
mukosa. Saat masih basah, mukosa mampu
melindungi telur dari penetrasi air, gas, dan
bakteri melalui kulit. Tapi, setelah
mengering penutupan pori-pori kulit tidak
sempurna lagi. Waktu penyimpanan yang
makin lama menyebabkan pori-pori
tersebut menjadi semakin besar dimana hal
tersebut akan mempengaruhi berbagai
peristiwa. Air, gas, dan bakteri lebih
mudah melewati kulit tanpa ada yang
menghalangi sehingga penguapan semakin
cepat (Muvhtadi, 2010).
Kulit telur terdiri dari 94-97 %
kalsium karbonat dan sisanya berupa
bahan organik dan pigmen. Diseluruh
bagian kulit telur terdapat banyak
pori-pori dengan besar yang
berbeda-beda. Umumnya setiap cm2 kulit
telur ayam atau bebek terdapat 7500 buah
pori dengan penyebaran yang berbeda
(Muchtadi, 2010).
Putih telur menempati 60% dari
seluruh telur yang umumnya terdiri dari
40% dari putih telur merupakan cairan
kental dan sisanya merupakan bahan
setengah padat (Muchtadi, 2010).
Kuning telur terdiri dari lapisan
konsentrik yang disusun dari lapisan
kuning telur gelap dan kuning telur terang.
Kuning telur dilapisi membran vitelin.
Membran ini bersifat permeable terhadap
air dan berfungsi mempertahankan bentuk
kuning telur (Muchtadi, 2010).
Kantung udara terbentuk setelah
ditelurkan oleh ayam betina karena adanya
perbedaan suhu di dalam tubuh ayam
(41 oC) dengan suhu lingkungan (28 oC)
yang lebih rendah. Kantung udara semakin
bertambah besar karena adanya penguapan
atau penyusutan berat telur. Kantung
udara dipengaruhi suhu penyimpanan,
kelembaban, dan perubahan internal telur.
Suhu yang tinggi dan kelembaban yang
rendah dapat menyebabkan kantung udara
membesar akibat adanya penguapan air
dalam telur (IPB, 2012).
Kantung udara terbentuk setelah
ditelurkan oleh ayam betina karena adanya
perbedaan suhu dalam tubuh ayam (41 oC)
dengan suhu lingkungan (28 oC) yang lebih
rendah. Kantung udara semakin bertambah
besar karena adanya penguapan atau
penyusutan berat telur. Kedalaman
kantung udara dapat diukur dari diameter
dan tinggi kantung udara (Anonim, 2012).
Sesaat setelah ditelurkan, besarnya
ruang udara 1/8 inci dan terus bertambah
besar sebanding dengan bertambahnya
waktu yang menyebabkan kehilangan air
dan gas karbon dioksida. Besarnya ruang
udara tersebut dipakai sebagai atribut mutu
telur (Muchtadi, 2010).
Gambar 5. Bagian-bagian Telur
Pengetahuan Bahan Pangan Telur
Kedalaman kantung udara menurut
USDA (2000) ditentukan menjadi kualitas
AA (<0,3 cm), kualitas A (0,3-0,6 cm),
kualitas B ( 0,6 -0,9 cm), dan kualitas C
(>0,9 cm).
Kantung udara dipengaruhi oleh
suhu penyimpanan, kelembaban, dan
perubahan internal telur. Suhu yang tinggi
dan kelembaban yang rendah dapat
menyebabkan kantung udara cepat
membesar akibat adanya penguapan air
dalam telur (Anonim, 2012).
Berdasarkan hasil pengamatan
pemeriksaan isi telur secara subjektif
diperoleh bahwa sampel telur bebek dalam
keadaan baik yang ditandai dengan ciri-ciri
isi telur bersih dan jernih, kuning telur
berwarna kuning, putih telur bening, dan
kuning telur serta putih telur masih dalam
keadaan tegar.
Kuning telur merupakan bagian
terpenting pada telur karena mengandung
zat bergizi tinggi untuk menunjang
kehidupan embrio. Bentuk kuning telur
hampir bulat, terletak ditengah-tengah dan
berwarna jingga atau kuninh. Pigmen
pemberi warna kuning terdiri dari
kriptosantin, xantofil, karoten, dan lutein
(Anonim, 2012).
Kuning telur terbungkus oleh selaput
tipis, kuat, dan elastis, yaitu membran
vitelin dengan ketebalan sekitar 24 mikron.
Membran vitelin terbuat dari protein musin
dan keratin. Disamping itu kuning telur
tersusun dari lapisan-lapisan putih dan
kuning, biasanya berjumlah 6 lapisan
berselang-seling dengan lapisan kuning
yang lebih besar (Anonim, 2012).
Pada bagian pusat kuning telur
terdapat bagian yang berwarna putih yang
disebut latebra dengan diameter sekitar 6
mm dan jumlahnya 0,6% dari seluruh
kuning telur. pH kuning telur sekitar 6,0
lebih asam dibandingkan putih telur
(Anonim, 2012).
Pada permukaan kuning telur
terdapat blastoderm (bintik tempat
pertumbuhan awal embrio). Kuning telur
diikat oleh khalaza sehingga kedudukan
kuning telur tetap stabil ditengah-tengah
(Muchtadi, 2010).
Putih telur terdiri atas dua lapisan,
yaitu lapisan kental dan lapisan encer.
Lapisan kental terdiri atas lapisan kental
dalam dan lapisan kental luar. Lapisan
kental dalam hanya 3% dari volume total
putih telur. Lapisan kental dalam ini
membentuk kalaza yang terpelintir dari
membran kuning telur ke arah kerabang
telur. Kalaza berfungsi sebagai tali untuk
menahan kuning telur tetap berada di
tengah telur. Lapisan kental luar 57 % dari
total outih telur, lapisan ini mengandung
protein dengan karakteristik gel yang
berhubungan dengan jumlah ovomucin
protein. Lapisan encer terdiri atas lapisan
encer dalam dan lapisan encer luar yang
masing-masing mewakili 17 % dan 23 %
dari total jumlah volume putih telur
(Anonim, 2012).
Berdasarkan SNI 01-3926-2008,
indeks putih telur merupakan perbandingan
antara tinggi putih telur dengan diameter
rata-rata putih telur kental. Indeks putih
telur segar berkisar 0,050-0,174. Semakin
tua umur telur semakin lebar diameter
putih telur semakin kecil indeks putih
telur. Perubahan putih telur disebabkan
oleh pertukaran gas antara udara luar
dengan isi telur melalui pori-pori kerabang
telur dan penguapan air akibat lama
penyimpanan, suhu, kelembaban, dan
porositas kerabang telur. Selama
penyimpanan, tinggi putih telur kental
akan menurun secara cepat kemudian
secara lambat. Indeks putih telur akan
Pengetahuan Bahan Pangan Telur
menurun sebesar 40 % dalam 20 jam pada
suhu 32 oC (Anonim, 2012).
SNI 01-3926-2008 menyatakan
indeks kuning telur dapat dihitung dengan
perbandingan tinggi dengan diameter
kuning telur. Indeks kuning telur segar
berkisar 0,33-0,52.
Penyimpanan telur menyebabkan
terjadinya pemindahan air dari putih telur
menuju kuning telur sebanyak 10 mg/hari
pada suhu 10 oC. Tekanan osmotik kuning
telur lebih besar dari putih telur sehingga
air dari putih telur menuju kuning telur.
Perpindahan air secara terus menerus akan
menyebabkan viskositas kuning telur
menurun sehingga kuning telur menjadi
pipih kemudian akan pecah. Perpindahan
air ini tergantung pada kekentalan putih
telur. Kuning telur akan menjadi semakin
lembek sehingga indeks kuning telur
menurun kemudian membran vitelin akan
rusak dan menyebabkan kuning telur pecah
(Anonim, 2012).
Penurunan tinggi kuning telur akan
terjadi setelah tiga bulan penyimpanan
pada suhu 2 oC, namun tinggi kuning telur
menurun lebih cepat setelah tiga minggu
penyimpanan pada suhu 25 oC (Anonim,
2012).
Air dalam albumin selain diserap
oleh kuning telur, juga diuapkan dari
albumin melalui pori-pori kulit. Oleh
karena itu, konsentrasi albumin menjadi
lebih tinggi. Keadaan demikian
menyebabkan pergerakan air kembali dari
kuning telur ke dalam albumin. Keadaan
yang terjadi selanjutnya adalah kuning
telur mengendap atau menempel pada
membran kulit (stuck yolk) sehingga tidak
layak konsumsi lagi. Jika membran vitelin
telah pecah, maka terjadi percampuran
antara putih telur dan kuning telur (mixed
rots) (Muchtadi, 2010).
Perubahan telur dapat juga
disebabkan oleh mikroba yang berasal dari
lingkungan tempat penyimpanan telur.
Sebenarnya telur yang baru dikeluarkan
bersih dan bebas dari mikroba, baik pada
bagian kulit maupun isi telur. Lapisan
kutikula merupakan pelindung yang paling
luar kemudian membarn kulit juga
memiliki bakteriasidal. Demikian pula
pada putih telur yang mengandung
senyawa antibakteri, antara lain lisozim,
conalbumin, riboflavin, avidin, apoprotein,
dan ovoin inhibitor (Muchtadi, 2010).
Bagian kuning telur tidak
mengandung senyawa antibakteri selain itu
komponennya sangat lengkap sehingga
mudah dimanfaatkan oleh mikroba.
Kerusakan-kerusakan pada kuning telur
yang disebabkan mikroorganisme antara
lain red rots yang ditandai dengan warna
kemerahan pada kuning telur dan dapat
dideteksi dengan peneropongan. Albumen
mengalami pengenceran dan berwarna
keabuan yang diselimuti warna kemerahan.
Kerusakan ini disebabkan oleh
Pseudomonas. Green rots atau sour rots
kerusakan terlihat pada bagian albumen,
kuning telur, dan membran vitelin.
Albumen mengalami pengenceran,
berserabut, dan biasanya tampak berwarna
hijau. Kuning telur diselimuti bintik-bintik
berwarna pink atau putih serta mengeras
seperti telah dimasak. Black rots yang
ditandai dengan ruang udara besar,
albumen berwarna coklat kehijauan dan
encer serta kuning telur berwarna hitam.
Dalam kerusakan ini ditemukan
bermacam-macam mikroba antara lain
Proteus alcaligenes dan Escherichia
(Muchtadi, 2010).
Kualitas telur merupakan ciri-ciri
suatu produk yang menentukan derajat
kesempurnaan yang akan mempengaruhi
Pengetahuan Bahan Pangan Telur
penerimaan konsumen. Mutu telur utuh
dapat dinilai dengan cara candling.
Ketentuan standar kualitas telur
ditunjukkan sebagai berikut :
Tabel 7. Persyaratan Tingkat Mutu Telur
No. Faktor Mutu
Tingkatan Mutu
Mutu I Mutu II Mutu III
1. Kondisi Kerabang
a. Bentuk
b. Kehalusan
c. Ketebalan
d. Keutuhan
e. Kebersihan
Normal
Halus
Tebal
Utuh
Bersih
Normal
Halus
Sedang
Utuh
Sedikit noda kotor
Abnormal
Sedikit kasar
Tipis
Utuh
Banyak noda dan
sedikit kotor
2. Kondisi Kantung
Udara
a. Kedalaman
b. Kebebasan
bergerak
<0,5 cm
Tetap di tempat
0,5 -0,9 cm
Bebas bergerak
>0,9 cm
Bebas bergerak
dan dapat
terbentuk
gelembung udara
3. Kondisi Putih Telur
a. Kebersihan
b. Kekentalan
c. Indeks
Bebas bercak
darah atau benda
asing lainnya
Kental
0,134-0,175
Bebas bercak darah
atau benda asing
lainnya
Sedikit encer
0,092-0,133
Ada sedikit bercak
darah, tidak ada
benda asing
lainnya
Encer, kuning telur
belum tercampur
dengan putih telur
0,050-0,091
4. Kondisi Kuning
Telur
a. Bentuk
b. Posisi
c. Penampakan
Batas
d. Kebersihan
e. Indeks
Bulat
Di tengah
Tidak jelas
Bersih
0,458-0,521
Agak pipih
Sedikit bergeser dari
tengah
Agak jelas
Bersih
0,394-0,457
Pipih
Agak ke pinggir
Jelas
Ada sedikit bercak
darah
0,330-0,393
5. Bau Khas Khas Khas
(SNI, 2008).
Pengetahuan Bahan Pangan Telur
Putih telur yang masih baik atau
belum mengalami kerusakan dapat dilihat
dengan memecah telur tersebut kemusian
diukur tinggi putih telur yang kental
setelah dituang pada wadah yang datar
untuk dihitung nilai Unit Haugh. Semakin
tinggi nilai Hu menunjukkan putih telur
belum banyak mengalami perubahan atau
masih baru (Muchtadi, 2010).
Berdasarkan hasil pengamatan telur
yang dibentuk dalam tubuh induk dapat
mengalami penyimpangan-penyimangan
yang disebabkan oleh berbagai faktor.
Penyimpangan secara fisik baik pada
bagian dalam telur maupun bagian luar
telur yang dapat terdeteksi antara lain telur
dengan dua kuning telur, terjadi jika dua
kuning telur dilepaskan pada saat yang
bersamaan atau satu kuning telur masuk
pada saluran telur dibungkus bersama yang
dilepaskan pada hari berikutnya. Telur
tanpa kuning, biasanya terjadi karena
sebagian oviduct terkupas. Telur dalam
telur terjadi jika ada pembalikan arah telur
oleh dinding oviduct. Penyimpangan
warna kuning telur disebabkan oleh
pecahnya sebagian darah pada saat ovulasi.
Penyimpangan flavour (off flavour),
disebabkan oleh penyakit flavor dalam
pakan. Kulit telur lunak, terjadi karena
dikeluarkan prematur sehingga waktu
untuk deposit bahan-bahan kulit kurang.
Kulit telur tipis, dapat disebabkan oleh
kekurangan pakan, penyakit tertentu, atau
keturunan. Bentuk yang tidak normal
disebabkan oleh serangan penyakit
pernafasan pada induk ayam dan dapat
juga oleh perlakuan penyinaran dengan
sinar-X (Muchtadi, 2010).
Bentuk telur bermacam-macam,
umumnya berbentuk hampir bulat sampai
lonjong. Perbedaan bentuk ini terjadi
karena adanya berbagai faktor yang
mempengaruhi antara lain seperti sifat
turun temurun, umur hewan saat bertelur,
umur pembuahan, tubuh induk dan pakan
yang diberikan serta sifat-sifat fisiologis
yang terdapat dalam tubuh induk (Anonim,
2012).
Berdasarkan hasil pengamatan
porositas telur diperoleh sampel telur ayam
ras berkualitas kurang baik yang ditandai
terdapat bintik biru pada kulit telur bagian
dalam.
Porositas kulit berhubungan dengan
kehilangan berat telur selama penyimpanan
(Muchtadi, 2010).
Pada percobaan porositas telur,
Methilen Blue berfungsi sebagai indikator
agar terlihat adanya bintik berwarna atau
tidak pada kulit telur. Methilen Blue dapat
diganti asalkan memiliki ukuran partikel
yang sama dengan Methilen Blue,
contohnya Difenil karbazon dan EBT.
Berdasarkan hasil pengamatan
spesifik gravity diperoleh sampel telur
Gambar 6. Kualitas Kuning dan Putih Telur
Pengetahuan Bahan Pangan Telur
ayam ras berkualitas kurang baik yang
ditandai dengan telur mengapung pada
larutan garam 1,075.
Telur dapat mengapung saat
percobaan spesifik gravity karena
dipengaruhi oleh ketebalan telur. Telur
dengan penyimpanan lama akan
mengakibatkan kulit kutikula membesar
sehingga udara keluar dari dalam telur . hal
tersebut mengakibatkan kantung udara
membesar sehingga telur dapat mengapung
pada larutan garam dengan konsentrasi
tertentu.
Kualitas telur dikatakan baik jika
dapat mengapung pada larutan garam
dengan konsentrasi lebih dari 1,075.
Telur yang disimpan mengalami
penurunan berat jenis. Hal tersebut
disebabkan penurunan berat oleh
penguapan air dan gas karbon dioksida
sedangkan volume telur tetap. Semakin
lama penurunan berat semakin besar yang
dipengaruhi oleh suhu dan kelembaban
ruang penyimpanan. Penurunan berat jenis
dari telur normal 1,008 – 1,095 menjadi
0,825 setelah penyimpanan selama tiga
bulan. Penurunan berat jenis ini dapat
dideteksi dengan menrendam dalam air
biasa, jika tenggelam menandakan
penurunan berat jenis belum sampai
dibawah 1,000 (Muchtadi, 2010).
Penanganan telur bertujuan untuk
mempertahankan penurunan mutu dan
kerusakan telur. Penurunan mutu tersebut
dapat disebabkan oleh penguapan air,
penguapan karbon dioksida, dan aktivitas
mikroba (Muchtadi, 2010).
Faktor-faktor yang mempengaruhi
penyebab kerusakan telur antara lain waktu
penyimpanan, suhu dan kelembaban ruang
penyimpanan, kotoran yang ada pada kulit
telur dan teknik penanganan, serta
peralatan yang digunakan dalam
penanganan (Muchtadi, 2010).
Berikut beberapa cara penanganan
telur yang dapat dilakukan untuk
memperlambat penurunan mutu telur itu
sendiri antara lain pembersihan, proses
pembersihan bertujuan untuk
menghilangkan kotoran dari permukaan
kulit telur. Biasanya telur dibersihkan
dengan larutan deterjen sanitizer.
Pendinginan, pendinginan dilakukan agar
telur dapat disimpan dalam waktu yang
lebih lama. Pelapisan kulit telur dengan
minyak, pelapisan dengan minyak
bertujuan untuk menutupi pori-pori kulit
sehingga penguapan air dan karbon
dioksida terhambat. Pemanansan,
pemanasan telur pada suhu 60oC selama 10
menit dapat digunakan dengan tujuan
pengawetan. Pemanasan tersebut akan
menyebabkan pembentukan lapisan tipis
albumen terkoagulasi (Muchtadi, 2010).
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan
parameter mutu telur, keadaan kulit telur
sampel telur bebek dalam keadaan tidak
baik yang ditandai volume kantung udara
yang besar. Berdasarkan hasil pengamatan
pemeriksaan isi telur secara objektif
disimpulkan sampel telur bebek dalam
keadaan baik yang ditandai dengan isi telur
bersih, putih telur bening, kuning telur
berwarna kuning, serta putih dan kuning
telur masih dalam keadaan tegar.
Berdasarkan percobaan pemeriksaan isi
telur secara objektif disimpulkan sampel
telur bebek berkualitas AA. Berdasarkan
hasil pengamatan ketebalan kulit telur
disimpulkan sampel telur bebek berkualitas
baik.
Berdasarkan hasil pengamatan porositas
kulit telur disimpulkan sampel telur ayam
Pengetahuan Bahan Pangan Telur
ras berkualitas kurang baik. Berdasarkan
hasil pengamatan spesifik gravity sampel
telur ayam ras berkualitas kurang baik.
Saran
Saran untuk pengamatan
pengetahuan bahan pangan telur sebaiknya
setiap prosedur dilakukan dengan baik dan
kebersihan alat yang digunakan
diperhatikan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.(2012). Telur.
http://freeblogspot.com.
Akses : 30 Oktober 2012.
IPB.(2012). Tinjauan Pustaka : Telur
dan Komposisi Telur.
http://repository.ipb.ac.id. Diakses : 30
Oktober 2012.
Muchtadi, T, dkk. (2010). Ilmu
Pengetahuan Bahan Pangan.
Alfabeta : Bandung.
SNI.(2008). Telur Ayam Konsumsi.
BSN : Jakarta.
Pengetahuan Bahan Pangan Telur
LAMPIRAN
1. Index Kuning Telur =
𝑑𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 π‘˜π‘’π‘›π‘–π‘›π‘” π‘‘π‘’π‘™π‘’π‘Ÿ
π‘‘π‘–π‘Žπ‘šπ‘’π‘‘π‘’π‘Ÿ π‘˜π‘’π‘›π‘–π‘›π‘” π‘‘π‘’π‘™π‘’π‘Ÿ
=
11,5
54,5
= 0,211
2. Index Putih Telur =
𝑑𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 π‘π‘’π‘‘π‘–β„Ž π‘‘π‘’π‘™π‘’π‘Ÿ
π‘‘π‘–π‘Žπ‘šπ‘’π‘‘π‘’π‘Ÿ π‘π‘’π‘‘π‘–β„Ž π‘‘π‘’π‘™π‘’π‘Ÿ
=
1,6
149,2
= 0,737
3. Nilai Z =
10 π‘₯ 𝑑𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 π‘˜π‘’π‘›π‘–π‘›π‘” π‘‘π‘’π‘™π‘’π‘Ÿ
3π‘₯ π‘π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘ π‘’π‘‘π‘’β„Ž π‘‘π‘’π‘™π‘’π‘Ÿ
=
10 π‘₯ 11,5
3 π‘₯ 52
= 0,016
4. Unit Haugh = 100 log h – [G(W0,37 – 100)] + 1,9
100
= 100 log (10,17-7,33)
= 45,33

More Related Content

What's hot

ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan MikrobaITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan MikrobaFransiska Puteri
Β 
Laporan praktikum biokimia tm 9
Laporan praktikum biokimia tm 9Laporan praktikum biokimia tm 9
Laporan praktikum biokimia tm 9Raden Saputra
Β 
Laporan praktikum bioKIMIA
Laporan praktikum bioKIMIALaporan praktikum bioKIMIA
Laporan praktikum bioKIMIARaden Saputra
Β 
Daging dan unggas
Daging dan unggasDaging dan unggas
Daging dan unggasAgnescia Sera
Β 
LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik KimiaLaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik KimiaRidha Faturachmi
Β 
Uji Xantoprotein
Uji XantoproteinUji Xantoprotein
Uji XantoproteinErnalia Rosita
Β 
UJI KUALITAS TELUR
UJI KUALITAS TELURUJI KUALITAS TELUR
UJI KUALITAS TELURMuhammad Eko
Β 
Pengecatan bakteri secara sederhana
Pengecatan bakteri secara sederhanaPengecatan bakteri secara sederhana
Pengecatan bakteri secara sederhanaTidar University
Β 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan LipaseLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan LipaseFransiska Puteri
Β 
Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditas
Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditasPenentuan kadar ca dan mg serta turbiditas
Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditasUIN Alauddin Makassar
Β 
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti MikrobaRukmana Suharta
Β 
Laporan praktikum biokimia ii vitamin b
Laporan praktikum biokimia ii   vitamin bLaporan praktikum biokimia ii   vitamin b
Laporan praktikum biokimia ii vitamin bAnnisa Nurul Chaerani
Β 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 5 Pengecatan Sederhana Sel Khamir
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 5 Pengecatan Sederhana Sel KhamirITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 5 Pengecatan Sederhana Sel Khamir
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 5 Pengecatan Sederhana Sel KhamirFransiska Puteri
Β 
Analisis Kualitatif Karbohidrat
Analisis Kualitatif KarbohidratAnalisis Kualitatif Karbohidrat
Analisis Kualitatif Karbohidratvinsencius guntur
Β 
Indra dan pengukuran respon d3 thp 2013
Indra dan pengukuran respon d3 thp 2013Indra dan pengukuran respon d3 thp 2013
Indra dan pengukuran respon d3 thp 2013Melina Eka
Β 
Mikro laporan
Mikro laporanMikro laporan
Mikro laporanFantryKadir
Β 
Biokimia Pangan - Uji barfoed
Biokimia Pangan - Uji barfoedBiokimia Pangan - Uji barfoed
Biokimia Pangan - Uji barfoedanishamidah
Β 

What's hot (20)

analisis protein
analisis protein analisis protein
analisis protein
Β 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan MikrobaITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 3 Perhitungan Mikroba
Β 
Laporan praktikum biokimia tm 9
Laporan praktikum biokimia tm 9Laporan praktikum biokimia tm 9
Laporan praktikum biokimia tm 9
Β 
Laporan praktikum bioKIMIA
Laporan praktikum bioKIMIALaporan praktikum bioKIMIA
Laporan praktikum bioKIMIA
Β 
Daging dan unggas
Daging dan unggasDaging dan unggas
Daging dan unggas
Β 
Uji Vitamin E
Uji Vitamin EUji Vitamin E
Uji Vitamin E
Β 
LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik KimiaLaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
LaporanTitrasi iodometri Teknik Kimia
Β 
Uji Xantoprotein
Uji XantoproteinUji Xantoprotein
Uji Xantoprotein
Β 
UJI KUALITAS TELUR
UJI KUALITAS TELURUJI KUALITAS TELUR
UJI KUALITAS TELUR
Β 
Pengecatan bakteri secara sederhana
Pengecatan bakteri secara sederhanaPengecatan bakteri secara sederhana
Pengecatan bakteri secara sederhana
Β 
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan LipaseLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Β 
Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditas
Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditasPenentuan kadar ca dan mg serta turbiditas
Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditas
Β 
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti Mikroba
Β 
Laporan praktikum biokimia ii vitamin b
Laporan praktikum biokimia ii   vitamin bLaporan praktikum biokimia ii   vitamin b
Laporan praktikum biokimia ii vitamin b
Β 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 5 Pengecatan Sederhana Sel Khamir
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 5 Pengecatan Sederhana Sel KhamirITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 5 Pengecatan Sederhana Sel Khamir
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 5 Pengecatan Sederhana Sel Khamir
Β 
Analisis Kualitatif Karbohidrat
Analisis Kualitatif KarbohidratAnalisis Kualitatif Karbohidrat
Analisis Kualitatif Karbohidrat
Β 
Indra dan pengukuran respon d3 thp 2013
Indra dan pengukuran respon d3 thp 2013Indra dan pengukuran respon d3 thp 2013
Indra dan pengukuran respon d3 thp 2013
Β 
Mikro laporan
Mikro laporanMikro laporan
Mikro laporan
Β 
5. serealia dan kacang kacangan
5. serealia dan kacang kacangan5. serealia dan kacang kacangan
5. serealia dan kacang kacangan
Β 
Biokimia Pangan - Uji barfoed
Biokimia Pangan - Uji barfoedBiokimia Pangan - Uji barfoed
Biokimia Pangan - Uji barfoed
Β 

Similar to Telur Mutu

LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM TEKNOLOGI BAHAN PANGAN
LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM TEKNOLOGI BAHAN PANGANLAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM TEKNOLOGI BAHAN PANGAN
LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM TEKNOLOGI BAHAN PANGANchindest
Β 
07 teknologi telur
07 teknologi telur07 teknologi telur
07 teknologi telurmaner b1
Β 
07 teknologi telur
07 teknologi telur07 teknologi telur
07 teknologi telurmaner b1
Β 
Laporan kualitatif dan kuantitatif telur ayam kampung
Laporan kualitatif dan kuantitatif telur ayam kampungLaporan kualitatif dan kuantitatif telur ayam kampung
Laporan kualitatif dan kuantitatif telur ayam kampungLaode Syawal Fapet
Β 
Laporan praktik penetasan rps kelas xi.1 atu 06112021
Laporan praktik penetasan rps kelas xi.1 atu 06112021Laporan praktik penetasan rps kelas xi.1 atu 06112021
Laporan praktik penetasan rps kelas xi.1 atu 06112021DediKusmana2
Β 
Laporan praktikum
Laporan praktikumLaporan praktikum
Laporan praktikumimambaihaqi20
Β 
Laporan praktikum pembuatan telur asin
Laporan praktikum pembuatan telur asinLaporan praktikum pembuatan telur asin
Laporan praktikum pembuatan telur asinHajraAminah
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Telur Asin - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Telur Asin - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 4 Telur Asin - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Telur Asin - UNPASRahma Sagistiva Sari
Β 
Laporan akhir praktikum penetasan 1 budi
Laporan akhir praktikum penetasan 1 budiLaporan akhir praktikum penetasan 1 budi
Laporan akhir praktikum penetasan 1 budifernandasyahputra1
Β 
Pengaruh macam jenis alas kandang terhadap pertumbuhan dan
Pengaruh macam jenis alas kandang terhadap pertumbuhan danPengaruh macam jenis alas kandang terhadap pertumbuhan dan
Pengaruh macam jenis alas kandang terhadap pertumbuhan danagnesseptiani
Β 
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Hewan: Kultur Sel Embrio Ayam Menggunakan M...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Hewan: Kultur Sel Embrio Ayam Menggunakan M...Laporan Praktikum Kultur Jaringan Hewan: Kultur Sel Embrio Ayam Menggunakan M...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Hewan: Kultur Sel Embrio Ayam Menggunakan M...UNESA
Β 
Bau dan Benda Asing pada Telur
Bau dan Benda Asing pada TelurBau dan Benda Asing pada Telur
Bau dan Benda Asing pada TelurYus Efendi
Β 
Teks Laporan Percobaan.pptx
Teks Laporan Percobaan.pptxTeks Laporan Percobaan.pptx
Teks Laporan Percobaan.pptxTengkuAldyHatta
Β 
Pengujian vigor benih
Pengujian vigor benihPengujian vigor benih
Pengujian vigor benihUnhy Doel
Β 
Pak ade[1]
Pak ade[1]Pak ade[1]
Pak ade[1]maharani04
Β 

Similar to Telur Mutu (20)

LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM TEKNOLOGI BAHAN PANGAN
LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM TEKNOLOGI BAHAN PANGANLAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM TEKNOLOGI BAHAN PANGAN
LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM TEKNOLOGI BAHAN PANGAN
Β 
07 teknologi telur
07 teknologi telur07 teknologi telur
07 teknologi telur
Β 
07 teknologi telur
07 teknologi telur07 teknologi telur
07 teknologi telur
Β 
Laporan kualitatif dan kuantitatif telur ayam kampung
Laporan kualitatif dan kuantitatif telur ayam kampungLaporan kualitatif dan kuantitatif telur ayam kampung
Laporan kualitatif dan kuantitatif telur ayam kampung
Β 
Laporan praktik penetasan rps kelas xi.1 atu 06112021
Laporan praktik penetasan rps kelas xi.1 atu 06112021Laporan praktik penetasan rps kelas xi.1 atu 06112021
Laporan praktik penetasan rps kelas xi.1 atu 06112021
Β 
kajian penetasan telur walet
kajian penetasan telur waletkajian penetasan telur walet
kajian penetasan telur walet
Β 
Laporan praktikum
Laporan praktikumLaporan praktikum
Laporan praktikum
Β 
Acara 1 fix tekben
Acara 1 fix tekbenAcara 1 fix tekben
Acara 1 fix tekben
Β 
Laporan praktikum pembuatan telur asin
Laporan praktikum pembuatan telur asinLaporan praktikum pembuatan telur asin
Laporan praktikum pembuatan telur asin
Β 
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Telur Asin - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Telur Asin - UNPASLaporan Praktikum TPP Materi 4 Telur Asin - UNPAS
Laporan Praktikum TPP Materi 4 Telur Asin - UNPAS
Β 
Laporan akhir praktikum penetasan 1 budi
Laporan akhir praktikum penetasan 1 budiLaporan akhir praktikum penetasan 1 budi
Laporan akhir praktikum penetasan 1 budi
Β 
Pengaruh macam jenis alas kandang terhadap pertumbuhan dan
Pengaruh macam jenis alas kandang terhadap pertumbuhan danPengaruh macam jenis alas kandang terhadap pertumbuhan dan
Pengaruh macam jenis alas kandang terhadap pertumbuhan dan
Β 
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Hewan: Kultur Sel Embrio Ayam Menggunakan M...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Hewan: Kultur Sel Embrio Ayam Menggunakan M...Laporan Praktikum Kultur Jaringan Hewan: Kultur Sel Embrio Ayam Menggunakan M...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Hewan: Kultur Sel Embrio Ayam Menggunakan M...
Β 
Bau dan Benda Asing pada Telur
Bau dan Benda Asing pada TelurBau dan Benda Asing pada Telur
Bau dan Benda Asing pada Telur
Β 
Teks Laporan Percobaan.pptx
Teks Laporan Percobaan.pptxTeks Laporan Percobaan.pptx
Teks Laporan Percobaan.pptx
Β 
Telur
TelurTelur
Telur
Β 
Telur (Egg)
Telur (Egg)Telur (Egg)
Telur (Egg)
Β 
Acara 8 fix tekben
Acara 8 fix tekbenAcara 8 fix tekben
Acara 8 fix tekben
Β 
Pengujian vigor benih
Pengujian vigor benihPengujian vigor benih
Pengujian vigor benih
Β 
Pak ade[1]
Pak ade[1]Pak ade[1]
Pak ade[1]
Β 

More from Happinessa Brilliant (8)

Pengetahuan Bahan Pangan Buah dan sayur
Pengetahuan Bahan Pangan Buah dan sayurPengetahuan Bahan Pangan Buah dan sayur
Pengetahuan Bahan Pangan Buah dan sayur
Β 
Enzim 1
Enzim 1Enzim 1
Enzim 1
Β 
Lemak
LemakLemak
Lemak
Β 
Enzim 2
Enzim 2Enzim 2
Enzim 2
Β 
kompleksometri
kompleksometrikompleksometri
kompleksometri
Β 
permanganometri
permanganometripermanganometri
permanganometri
Β 
gravimetri
gravimetrigravimetri
gravimetri
Β 
thermokimia
thermokimiathermokimia
thermokimia
Β 

Recently uploaded

Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
Β 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
Β 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
Β 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
Β 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)PUNGKYBUDIPANGESTU1
Β 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
Β 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
Β 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
Β 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
Β 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
Β 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
Β 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
Β 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
Β 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
Β 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
Β 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
Β 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasarrenihartanti
Β 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
Β 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptxSirlyPutri1
Β 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
Β 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Β 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
Β 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
Β 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
Β 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
Β 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Β 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
Β 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
Β 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Β 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Β 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
Β 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
Β 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
Β 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Β 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Β 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Β 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
Β 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Β 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
Β 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Β 

Telur Mutu

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM PENGETAHUAN BAHAN PANGAN TELUR Oleh : Nama : Happinessa Brilliant Husni NRP : 103020037 Kelompok : B No. Meja : 1 (Satu) Asisten : Ade Kusnadi Tanggal Percobaan : 23 Oktober 2012 LABORATORIUM PENGETAHUAN BAHAN PANGAN JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG 2012
  • 2. Pengetahuan Bahan Pangan Telur PENGETAHUAN BAHAN PANGAN TELUR Happinessa Brilliant Husni, Tiara Intan C., Nolla Pratitik, dan Dede Aji S. INTISARI Telur adalah suatu bahan pangan yang dihasilkan hewan.Telur memiliki nilai tinggi karena merupakan sumber protein dan lemak. Tujuan percobaan pengamatan parameter mutu telur adalah untuk mengetahui mutu atau kualitas telur secara objektifmaupun subjektif.Tujuan percobaan pengamatan porositas kulit telur adalah untuk mengetahui porositas kulit telur sehingga dapat diketahui apakah telur tersebut sudah lama disimpan atau tidak. Tujuan percobaan spesifik gravity adalah untuk mengetahui kualitas kulit telur. Prinsip percobaan pengamatan parameter mutu telur yaitu berdasarkan kondisi telur (keretakan, kebersihan, bentuk, dan tekstur), kantung udara (kedalaman, volume, dan posisi), serta isi telur. Prinsip percobaan pengamatan porositas kulit telur yaitu berdasarkan adanya pori-pori pada kulit telur sehingga ketika direndam dengan methilen blue, larutan tersebut akan masuk ke dalam kulit telur. Semakin banyak jumlah bintik warna yang dihasilkan semakin poros kulit telur tersebut. Prinsip percobaan spesifik gravity yaitu berdasarkan ketebalan telur dan lamanya penyimpanan telur, dimana dengan penyimpanan lama pori-pori pada kulit telur akan membesar dan menyebabkan kulit kutikula membesar dan udara dalam telur keluar sehingga telur dapat mengapung pada larutan garam dengan konsentrasi tertentu. Hasil pengamatan pengetahuan bahan pangan telur diperoleh bahwa keadaan kulit sampel telur bebek dalam keadaan tidak baik. Berdasarkan pemeriksaan isi telur secara subjektif dan objektif dip eroleh sampel telur bebek dalamkeadaan baik dengan kualitas AA. Berdasarkan pengamatan porositas telur diperoleh sampel telur ayam ras berkualitas kurang baik atau sudah poros. Berdasarkan hasil pengamatan spesifik gravity diperoleh sampel telur ayam ras berkualitas kurang baik. Kata kunci : Telur Bebek dan Telur Ayam Ras. PENDAHULUAN Latar Belakang Telur adalah suatu bahan pangan yang dihasilkan hewan. Telur memiliki nilai tinggi karena merupakan sumber protein dan lemak. Telur biasanya mengandung semua vitamin yang sangat dibutuhkan, kecuali vitamin C (Muchtadi, 2010). Tujuan Percobaan Tujuan percobaan pengamatan parameter mutu telur adalah untuk mengetahui mutu atau kualitas telur secara objektif maupun subjektif. Tujuan percobaan pengamatan porositas kulit telur adalah untuk mengetahui porositas kulit telur sehingga dapat diketahui apakah telur tersebut sudah lama disimpan atau tidak. Tujuan percobaan spesifik gravity adalah untuk mengetahui kualitas kulit telur. Prinsip Percobaan Prinsip percobaan pengamatan parameter mutu telur yaitu berdasarkan kondisi telur (keretakan, kebersihan, bentuk, dan tekstur), kantung udara (kedalaman, volume, dan posisi), serta isi telur. Prinsip percobaan pengamatan porositas kulit telur yaitu berdasarkan adanya pori-pori pada kulit telur sehingga ketika direndam dengan methilen blue, larutan tersebut akan masuk ke dalam kulit telur. Semakin banyak jumlah bintik warna yang dihasilkan semakin poros kulit telur tersebut. Prinsip percobaan spesifik gravity yaitu berdasarkan ketebalan telur dan lamanya penyimpanan telur, dimana dengan penyimpanan lama pori-pori pada kulit telur akan membesar dan menyebabkan kulit kutikula membesar dan udara dalam telur keluar sehingga telur
  • 3. Pengetahuan Bahan Pangan Telur dapat mengapung pada larutan garam dengan konsentrasi tertentu. METODE PERCOBAAN Bahan-bahan yang Digunakan Bahan yang digunakan dalam percobaan pengamatan telur adalah telur bebek dan telur ayam ras. Alat-alat yang Digunakan Alat yang digunakan dalam percobaan pengamatan telur adalah alat candling, gelas kimia, jangka sorong, kaca, neraca, penggaris, dan toples.
  • 4. Pengetahuan Bahan Pangan Telur METODE PERCOBAAN 1. Parameter Mutu Telur Prosedur percobaan parameter mutu telur diamati keadaan kulit mulai dari kebersihan dan keretakan, volume dan posisi kantung udara serta putih dan kuning telur. Prosedur percobaan pemeriksaan isi telur yaitu ditimbang, dipecahkan diatas kaca dan diamati secara subjektif seperti kondisi kuning dan putih telur, kebersihan, kejernihan, warna, dan ketegaran serta secara objektif seperti dihitung indeks kuning dan putih telur, nilai Z, dan unit hough. Gambar 1. Metode Percobaan Pemeriksaan Telur Utuh Gambar 2. Metode Percobaan Pemeriksaan Isi Telur
  • 5. Pengetahuan Bahan Pangan Telur 2. Pengukuran Kualitas Metode Spesifik Gravity Amati pada nilai spesifikasi berapa telur mengapung Jika > 1,075 kualitas telur baik Prosedur percobaan pengukuran kualitas metode spesifik gravity diamati pada nilai spesifikasi berapa telur mengapung atau mengambang. Jika mengapung dinilai spesifik > 1,075, maka kualitas telur baik. 3. Porositas Telur Prosedur percobaan porositas telur direndam methilen blue, dipecahkan, dan dihitung jumlah bintik biru pada kulit telur bagian dalam. Gambar 4. Metode Percobaan Porositas Telur Gambar 3. Metode Percobaan Spesifik Gravity
  • 6. Pengetahuan Bahan Pangan Telur HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Hasil pengamatan pengetahuan bahan pangan telur dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 1. Hasil Pengamatan Keadaan Kulit Telur Keterangan Hasil Sampel Telur Bebek Keadaan Kulit Halus Kebersihan Kurang Bersih Keretakan Retak Kantung Udara Di bawah Volume Kantung Udara Besar Putih Telur Tidak Terlihat Kuning Telur Tidak Terlihat (Sumber : Kelompok B, Meja 1, 2012). Tabel 2. Hasil Pengamatan Pemeriksaan Isi Telur Secara Subjektif Keterangan Hasil Sampel Telur Bebek Kebersihan Putih Telur Bersih Kuning Telur Bersih Kejernihan Putih Telur Jernih Kuning Telur Jernih Warna Putih Telur Bening Kuning Telur Kuning Ketegaran Putih Telur Masih Tegar Kuning Telur Masih Tegar (Sumber : Kelompok B, Meja 1, 2012).
  • 7. Pengetahuan Bahan Pangan Telur Tabel 3. Hasil Pengamatan Pemeriksaan Isi Telur Secara Objektif Keterangan Hasil Sampel Telur Bebek Berat Telur Utuh 52 gram Tinggi Kuning Telur 11,5 mm Diameter Kuning Telur 54,5 mm Index Kuning Telur 0,211 Nilai Z 37 Tinggi Kuning Telur 2,6 mm Diameter Putih Telur 149,2 mm Index Putih Telur 0,016 Unit Haugh 138,59 (Sumber : Kelompok B, Meja 1, 2012). Tabel 4. Hasil Pengamatan Ketebalan Kulit Telur Keterangan Hasil Sampel Telur Bebek Ketebalan Kulit 0,4 mm (Sumber : Kelompok B, Meja 1, 2012). Tabel 5. Hasil Pengamatan Porositas Kulit Telur Keterangan Hasil Sampel Telur Ayam Ras Bintik Biru Terdapat Bintik Biru (Sumber : Kelompok B, Meja 1, 2012). Tabel 6. Hasil Pengamatan Spesifik Gravity Keterangan Hasil Sampel Telur Ayam Ras Keadaan Telur mengapung pada larutan garam 1,075 (Sumber : Kelompok B, Meja 1, 2012). Berdasarkan hasil pengamatan keadaan kulit telur melalui cara candling diperoleh bahwa sampel telur bebek dalam keadaan tidak baik yang ditandai dengan kantung udara yang besar dan kulit telur kurang bersih dan retak. Candling adalah pengamatan kondisi telur utuh dengan menggunakan bantuan sumber sinar yang cukup sebagai latar belakang yang digunakan untuk mengamati kerusakan pada telur dengan menyinari telur tersebut sehingga bahan yang ada di dalam kulit telur dapat terlihat (Muchtadi, 2010). Contoh sumber sinar yang dapat digunakan yaitu sinar matahari atau lampu (Anonim, 2012). Telur mempunyai struktur yang sangat khas dan mengandung zat gizi yang cukup. Komponen pokok telur adalah putih telur (albumin), kuning telur (yolk), dan kulit telur (egg shell) (Muchtadi, 2010). Adapun struktur telur secara terperinci, sebagai berikut :
  • 8. Pengetahuan Bahan Pangan Telur Bagian terluar kulit telur merupakan mukosa yang menyelubungi seluruh permukaan kulit yang dinamakan kutikula. Kutikula tersusun dari zat protein semacam keratin yang mempunyai struktur sama dengan kuku, rambut, dan bulu. Kutikula mengisi pori-pori telur yang berfungsi sebagai kontrol terhadap jamur, bakteri, air, dan gas yang dapat melewatinya (Muchtadi, 2010). Permukaan kulit mula-mula diselimuti oleh cairan mukosa yang kental. Pada saat penelusuran terjadi pengeringan mukosa. Saat masih basah, mukosa mampu melindungi telur dari penetrasi air, gas, dan bakteri melalui kulit. Tapi, setelah mengering penutupan pori-pori kulit tidak sempurna lagi. Waktu penyimpanan yang makin lama menyebabkan pori-pori tersebut menjadi semakin besar dimana hal tersebut akan mempengaruhi berbagai peristiwa. Air, gas, dan bakteri lebih mudah melewati kulit tanpa ada yang menghalangi sehingga penguapan semakin cepat (Muvhtadi, 2010). Kulit telur terdiri dari 94-97 % kalsium karbonat dan sisanya berupa bahan organik dan pigmen. Diseluruh bagian kulit telur terdapat banyak pori-pori dengan besar yang berbeda-beda. Umumnya setiap cm2 kulit telur ayam atau bebek terdapat 7500 buah pori dengan penyebaran yang berbeda (Muchtadi, 2010). Putih telur menempati 60% dari seluruh telur yang umumnya terdiri dari 40% dari putih telur merupakan cairan kental dan sisanya merupakan bahan setengah padat (Muchtadi, 2010). Kuning telur terdiri dari lapisan konsentrik yang disusun dari lapisan kuning telur gelap dan kuning telur terang. Kuning telur dilapisi membran vitelin. Membran ini bersifat permeable terhadap air dan berfungsi mempertahankan bentuk kuning telur (Muchtadi, 2010). Kantung udara terbentuk setelah ditelurkan oleh ayam betina karena adanya perbedaan suhu di dalam tubuh ayam (41 oC) dengan suhu lingkungan (28 oC) yang lebih rendah. Kantung udara semakin bertambah besar karena adanya penguapan atau penyusutan berat telur. Kantung udara dipengaruhi suhu penyimpanan, kelembaban, dan perubahan internal telur. Suhu yang tinggi dan kelembaban yang rendah dapat menyebabkan kantung udara membesar akibat adanya penguapan air dalam telur (IPB, 2012). Kantung udara terbentuk setelah ditelurkan oleh ayam betina karena adanya perbedaan suhu dalam tubuh ayam (41 oC) dengan suhu lingkungan (28 oC) yang lebih rendah. Kantung udara semakin bertambah besar karena adanya penguapan atau penyusutan berat telur. Kedalaman kantung udara dapat diukur dari diameter dan tinggi kantung udara (Anonim, 2012). Sesaat setelah ditelurkan, besarnya ruang udara 1/8 inci dan terus bertambah besar sebanding dengan bertambahnya waktu yang menyebabkan kehilangan air dan gas karbon dioksida. Besarnya ruang udara tersebut dipakai sebagai atribut mutu telur (Muchtadi, 2010). Gambar 5. Bagian-bagian Telur
  • 9. Pengetahuan Bahan Pangan Telur Kedalaman kantung udara menurut USDA (2000) ditentukan menjadi kualitas AA (<0,3 cm), kualitas A (0,3-0,6 cm), kualitas B ( 0,6 -0,9 cm), dan kualitas C (>0,9 cm). Kantung udara dipengaruhi oleh suhu penyimpanan, kelembaban, dan perubahan internal telur. Suhu yang tinggi dan kelembaban yang rendah dapat menyebabkan kantung udara cepat membesar akibat adanya penguapan air dalam telur (Anonim, 2012). Berdasarkan hasil pengamatan pemeriksaan isi telur secara subjektif diperoleh bahwa sampel telur bebek dalam keadaan baik yang ditandai dengan ciri-ciri isi telur bersih dan jernih, kuning telur berwarna kuning, putih telur bening, dan kuning telur serta putih telur masih dalam keadaan tegar. Kuning telur merupakan bagian terpenting pada telur karena mengandung zat bergizi tinggi untuk menunjang kehidupan embrio. Bentuk kuning telur hampir bulat, terletak ditengah-tengah dan berwarna jingga atau kuninh. Pigmen pemberi warna kuning terdiri dari kriptosantin, xantofil, karoten, dan lutein (Anonim, 2012). Kuning telur terbungkus oleh selaput tipis, kuat, dan elastis, yaitu membran vitelin dengan ketebalan sekitar 24 mikron. Membran vitelin terbuat dari protein musin dan keratin. Disamping itu kuning telur tersusun dari lapisan-lapisan putih dan kuning, biasanya berjumlah 6 lapisan berselang-seling dengan lapisan kuning yang lebih besar (Anonim, 2012). Pada bagian pusat kuning telur terdapat bagian yang berwarna putih yang disebut latebra dengan diameter sekitar 6 mm dan jumlahnya 0,6% dari seluruh kuning telur. pH kuning telur sekitar 6,0 lebih asam dibandingkan putih telur (Anonim, 2012). Pada permukaan kuning telur terdapat blastoderm (bintik tempat pertumbuhan awal embrio). Kuning telur diikat oleh khalaza sehingga kedudukan kuning telur tetap stabil ditengah-tengah (Muchtadi, 2010). Putih telur terdiri atas dua lapisan, yaitu lapisan kental dan lapisan encer. Lapisan kental terdiri atas lapisan kental dalam dan lapisan kental luar. Lapisan kental dalam hanya 3% dari volume total putih telur. Lapisan kental dalam ini membentuk kalaza yang terpelintir dari membran kuning telur ke arah kerabang telur. Kalaza berfungsi sebagai tali untuk menahan kuning telur tetap berada di tengah telur. Lapisan kental luar 57 % dari total outih telur, lapisan ini mengandung protein dengan karakteristik gel yang berhubungan dengan jumlah ovomucin protein. Lapisan encer terdiri atas lapisan encer dalam dan lapisan encer luar yang masing-masing mewakili 17 % dan 23 % dari total jumlah volume putih telur (Anonim, 2012). Berdasarkan SNI 01-3926-2008, indeks putih telur merupakan perbandingan antara tinggi putih telur dengan diameter rata-rata putih telur kental. Indeks putih telur segar berkisar 0,050-0,174. Semakin tua umur telur semakin lebar diameter putih telur semakin kecil indeks putih telur. Perubahan putih telur disebabkan oleh pertukaran gas antara udara luar dengan isi telur melalui pori-pori kerabang telur dan penguapan air akibat lama penyimpanan, suhu, kelembaban, dan porositas kerabang telur. Selama penyimpanan, tinggi putih telur kental akan menurun secara cepat kemudian secara lambat. Indeks putih telur akan
  • 10. Pengetahuan Bahan Pangan Telur menurun sebesar 40 % dalam 20 jam pada suhu 32 oC (Anonim, 2012). SNI 01-3926-2008 menyatakan indeks kuning telur dapat dihitung dengan perbandingan tinggi dengan diameter kuning telur. Indeks kuning telur segar berkisar 0,33-0,52. Penyimpanan telur menyebabkan terjadinya pemindahan air dari putih telur menuju kuning telur sebanyak 10 mg/hari pada suhu 10 oC. Tekanan osmotik kuning telur lebih besar dari putih telur sehingga air dari putih telur menuju kuning telur. Perpindahan air secara terus menerus akan menyebabkan viskositas kuning telur menurun sehingga kuning telur menjadi pipih kemudian akan pecah. Perpindahan air ini tergantung pada kekentalan putih telur. Kuning telur akan menjadi semakin lembek sehingga indeks kuning telur menurun kemudian membran vitelin akan rusak dan menyebabkan kuning telur pecah (Anonim, 2012). Penurunan tinggi kuning telur akan terjadi setelah tiga bulan penyimpanan pada suhu 2 oC, namun tinggi kuning telur menurun lebih cepat setelah tiga minggu penyimpanan pada suhu 25 oC (Anonim, 2012). Air dalam albumin selain diserap oleh kuning telur, juga diuapkan dari albumin melalui pori-pori kulit. Oleh karena itu, konsentrasi albumin menjadi lebih tinggi. Keadaan demikian menyebabkan pergerakan air kembali dari kuning telur ke dalam albumin. Keadaan yang terjadi selanjutnya adalah kuning telur mengendap atau menempel pada membran kulit (stuck yolk) sehingga tidak layak konsumsi lagi. Jika membran vitelin telah pecah, maka terjadi percampuran antara putih telur dan kuning telur (mixed rots) (Muchtadi, 2010). Perubahan telur dapat juga disebabkan oleh mikroba yang berasal dari lingkungan tempat penyimpanan telur. Sebenarnya telur yang baru dikeluarkan bersih dan bebas dari mikroba, baik pada bagian kulit maupun isi telur. Lapisan kutikula merupakan pelindung yang paling luar kemudian membarn kulit juga memiliki bakteriasidal. Demikian pula pada putih telur yang mengandung senyawa antibakteri, antara lain lisozim, conalbumin, riboflavin, avidin, apoprotein, dan ovoin inhibitor (Muchtadi, 2010). Bagian kuning telur tidak mengandung senyawa antibakteri selain itu komponennya sangat lengkap sehingga mudah dimanfaatkan oleh mikroba. Kerusakan-kerusakan pada kuning telur yang disebabkan mikroorganisme antara lain red rots yang ditandai dengan warna kemerahan pada kuning telur dan dapat dideteksi dengan peneropongan. Albumen mengalami pengenceran dan berwarna keabuan yang diselimuti warna kemerahan. Kerusakan ini disebabkan oleh Pseudomonas. Green rots atau sour rots kerusakan terlihat pada bagian albumen, kuning telur, dan membran vitelin. Albumen mengalami pengenceran, berserabut, dan biasanya tampak berwarna hijau. Kuning telur diselimuti bintik-bintik berwarna pink atau putih serta mengeras seperti telah dimasak. Black rots yang ditandai dengan ruang udara besar, albumen berwarna coklat kehijauan dan encer serta kuning telur berwarna hitam. Dalam kerusakan ini ditemukan bermacam-macam mikroba antara lain Proteus alcaligenes dan Escherichia (Muchtadi, 2010). Kualitas telur merupakan ciri-ciri suatu produk yang menentukan derajat kesempurnaan yang akan mempengaruhi
  • 11. Pengetahuan Bahan Pangan Telur penerimaan konsumen. Mutu telur utuh dapat dinilai dengan cara candling. Ketentuan standar kualitas telur ditunjukkan sebagai berikut : Tabel 7. Persyaratan Tingkat Mutu Telur No. Faktor Mutu Tingkatan Mutu Mutu I Mutu II Mutu III 1. Kondisi Kerabang a. Bentuk b. Kehalusan c. Ketebalan d. Keutuhan e. Kebersihan Normal Halus Tebal Utuh Bersih Normal Halus Sedang Utuh Sedikit noda kotor Abnormal Sedikit kasar Tipis Utuh Banyak noda dan sedikit kotor 2. Kondisi Kantung Udara a. Kedalaman b. Kebebasan bergerak <0,5 cm Tetap di tempat 0,5 -0,9 cm Bebas bergerak >0,9 cm Bebas bergerak dan dapat terbentuk gelembung udara 3. Kondisi Putih Telur a. Kebersihan b. Kekentalan c. Indeks Bebas bercak darah atau benda asing lainnya Kental 0,134-0,175 Bebas bercak darah atau benda asing lainnya Sedikit encer 0,092-0,133 Ada sedikit bercak darah, tidak ada benda asing lainnya Encer, kuning telur belum tercampur dengan putih telur 0,050-0,091 4. Kondisi Kuning Telur a. Bentuk b. Posisi c. Penampakan Batas d. Kebersihan e. Indeks Bulat Di tengah Tidak jelas Bersih 0,458-0,521 Agak pipih Sedikit bergeser dari tengah Agak jelas Bersih 0,394-0,457 Pipih Agak ke pinggir Jelas Ada sedikit bercak darah 0,330-0,393 5. Bau Khas Khas Khas (SNI, 2008).
  • 12. Pengetahuan Bahan Pangan Telur Putih telur yang masih baik atau belum mengalami kerusakan dapat dilihat dengan memecah telur tersebut kemusian diukur tinggi putih telur yang kental setelah dituang pada wadah yang datar untuk dihitung nilai Unit Haugh. Semakin tinggi nilai Hu menunjukkan putih telur belum banyak mengalami perubahan atau masih baru (Muchtadi, 2010). Berdasarkan hasil pengamatan telur yang dibentuk dalam tubuh induk dapat mengalami penyimpangan-penyimangan yang disebabkan oleh berbagai faktor. Penyimpangan secara fisik baik pada bagian dalam telur maupun bagian luar telur yang dapat terdeteksi antara lain telur dengan dua kuning telur, terjadi jika dua kuning telur dilepaskan pada saat yang bersamaan atau satu kuning telur masuk pada saluran telur dibungkus bersama yang dilepaskan pada hari berikutnya. Telur tanpa kuning, biasanya terjadi karena sebagian oviduct terkupas. Telur dalam telur terjadi jika ada pembalikan arah telur oleh dinding oviduct. Penyimpangan warna kuning telur disebabkan oleh pecahnya sebagian darah pada saat ovulasi. Penyimpangan flavour (off flavour), disebabkan oleh penyakit flavor dalam pakan. Kulit telur lunak, terjadi karena dikeluarkan prematur sehingga waktu untuk deposit bahan-bahan kulit kurang. Kulit telur tipis, dapat disebabkan oleh kekurangan pakan, penyakit tertentu, atau keturunan. Bentuk yang tidak normal disebabkan oleh serangan penyakit pernafasan pada induk ayam dan dapat juga oleh perlakuan penyinaran dengan sinar-X (Muchtadi, 2010). Bentuk telur bermacam-macam, umumnya berbentuk hampir bulat sampai lonjong. Perbedaan bentuk ini terjadi karena adanya berbagai faktor yang mempengaruhi antara lain seperti sifat turun temurun, umur hewan saat bertelur, umur pembuahan, tubuh induk dan pakan yang diberikan serta sifat-sifat fisiologis yang terdapat dalam tubuh induk (Anonim, 2012). Berdasarkan hasil pengamatan porositas telur diperoleh sampel telur ayam ras berkualitas kurang baik yang ditandai terdapat bintik biru pada kulit telur bagian dalam. Porositas kulit berhubungan dengan kehilangan berat telur selama penyimpanan (Muchtadi, 2010). Pada percobaan porositas telur, Methilen Blue berfungsi sebagai indikator agar terlihat adanya bintik berwarna atau tidak pada kulit telur. Methilen Blue dapat diganti asalkan memiliki ukuran partikel yang sama dengan Methilen Blue, contohnya Difenil karbazon dan EBT. Berdasarkan hasil pengamatan spesifik gravity diperoleh sampel telur Gambar 6. Kualitas Kuning dan Putih Telur
  • 13. Pengetahuan Bahan Pangan Telur ayam ras berkualitas kurang baik yang ditandai dengan telur mengapung pada larutan garam 1,075. Telur dapat mengapung saat percobaan spesifik gravity karena dipengaruhi oleh ketebalan telur. Telur dengan penyimpanan lama akan mengakibatkan kulit kutikula membesar sehingga udara keluar dari dalam telur . hal tersebut mengakibatkan kantung udara membesar sehingga telur dapat mengapung pada larutan garam dengan konsentrasi tertentu. Kualitas telur dikatakan baik jika dapat mengapung pada larutan garam dengan konsentrasi lebih dari 1,075. Telur yang disimpan mengalami penurunan berat jenis. Hal tersebut disebabkan penurunan berat oleh penguapan air dan gas karbon dioksida sedangkan volume telur tetap. Semakin lama penurunan berat semakin besar yang dipengaruhi oleh suhu dan kelembaban ruang penyimpanan. Penurunan berat jenis dari telur normal 1,008 – 1,095 menjadi 0,825 setelah penyimpanan selama tiga bulan. Penurunan berat jenis ini dapat dideteksi dengan menrendam dalam air biasa, jika tenggelam menandakan penurunan berat jenis belum sampai dibawah 1,000 (Muchtadi, 2010). Penanganan telur bertujuan untuk mempertahankan penurunan mutu dan kerusakan telur. Penurunan mutu tersebut dapat disebabkan oleh penguapan air, penguapan karbon dioksida, dan aktivitas mikroba (Muchtadi, 2010). Faktor-faktor yang mempengaruhi penyebab kerusakan telur antara lain waktu penyimpanan, suhu dan kelembaban ruang penyimpanan, kotoran yang ada pada kulit telur dan teknik penanganan, serta peralatan yang digunakan dalam penanganan (Muchtadi, 2010). Berikut beberapa cara penanganan telur yang dapat dilakukan untuk memperlambat penurunan mutu telur itu sendiri antara lain pembersihan, proses pembersihan bertujuan untuk menghilangkan kotoran dari permukaan kulit telur. Biasanya telur dibersihkan dengan larutan deterjen sanitizer. Pendinginan, pendinginan dilakukan agar telur dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama. Pelapisan kulit telur dengan minyak, pelapisan dengan minyak bertujuan untuk menutupi pori-pori kulit sehingga penguapan air dan karbon dioksida terhambat. Pemanansan, pemanasan telur pada suhu 60oC selama 10 menit dapat digunakan dengan tujuan pengawetan. Pemanasan tersebut akan menyebabkan pembentukan lapisan tipis albumen terkoagulasi (Muchtadi, 2010). KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan parameter mutu telur, keadaan kulit telur sampel telur bebek dalam keadaan tidak baik yang ditandai volume kantung udara yang besar. Berdasarkan hasil pengamatan pemeriksaan isi telur secara objektif disimpulkan sampel telur bebek dalam keadaan baik yang ditandai dengan isi telur bersih, putih telur bening, kuning telur berwarna kuning, serta putih dan kuning telur masih dalam keadaan tegar. Berdasarkan percobaan pemeriksaan isi telur secara objektif disimpulkan sampel telur bebek berkualitas AA. Berdasarkan hasil pengamatan ketebalan kulit telur disimpulkan sampel telur bebek berkualitas baik. Berdasarkan hasil pengamatan porositas kulit telur disimpulkan sampel telur ayam
  • 14. Pengetahuan Bahan Pangan Telur ras berkualitas kurang baik. Berdasarkan hasil pengamatan spesifik gravity sampel telur ayam ras berkualitas kurang baik. Saran Saran untuk pengamatan pengetahuan bahan pangan telur sebaiknya setiap prosedur dilakukan dengan baik dan kebersihan alat yang digunakan diperhatikan. DAFTAR PUSTAKA Anonim.(2012). Telur. http://freeblogspot.com. Akses : 30 Oktober 2012. IPB.(2012). Tinjauan Pustaka : Telur dan Komposisi Telur. http://repository.ipb.ac.id. Diakses : 30 Oktober 2012. Muchtadi, T, dkk. (2010). Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Alfabeta : Bandung. SNI.(2008). Telur Ayam Konsumsi. BSN : Jakarta.
  • 15. Pengetahuan Bahan Pangan Telur LAMPIRAN 1. Index Kuning Telur = 𝑑𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 π‘˜π‘’π‘›π‘–π‘›π‘” π‘‘π‘’π‘™π‘’π‘Ÿ π‘‘π‘–π‘Žπ‘šπ‘’π‘‘π‘’π‘Ÿ π‘˜π‘’π‘›π‘–π‘›π‘” π‘‘π‘’π‘™π‘’π‘Ÿ = 11,5 54,5 = 0,211 2. Index Putih Telur = 𝑑𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 π‘π‘’π‘‘π‘–β„Ž π‘‘π‘’π‘™π‘’π‘Ÿ π‘‘π‘–π‘Žπ‘šπ‘’π‘‘π‘’π‘Ÿ π‘π‘’π‘‘π‘–β„Ž π‘‘π‘’π‘™π‘’π‘Ÿ = 1,6 149,2 = 0,737 3. Nilai Z = 10 π‘₯ 𝑑𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 π‘˜π‘’π‘›π‘–π‘›π‘” π‘‘π‘’π‘™π‘’π‘Ÿ 3π‘₯ π‘π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘ π‘’π‘‘π‘’β„Ž π‘‘π‘’π‘™π‘’π‘Ÿ = 10 π‘₯ 11,5 3 π‘₯ 52 = 0,016 4. Unit Haugh = 100 log h – [G(W0,37 – 100)] + 1,9 100 = 100 log (10,17-7,33) = 45,33