Campak adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus morbilli. Gejalanya berupa demam disertai ruam merah yang menyebar dari wajah ke tubuh. Penularannya terjadi melalui percikan dari hidung dan mulut penderita. Pencegahan melalui vaksinasi anak yang tercakup dalam program imunisasi nasional.
2.
Pengertian campak menurut WHO adalah
penyakit menular dengan gejala kemerahan
berbentuk mukolo papular selama tiga hari
atau lebih yang disertai panas 38C atau lebih
dan disertai salah satu gejala batuk, pilek, dan
mata merah.
Dikenal dengan nama lain seperti
measles, rubeola, morbili. Dan waktu kecil saya
mengenal dengan nama awamnya adalah
gabag/gabagan.
3.
Campak adalah penyakit infeksi yang menular
atau infeksius disebabkan oleh
paramiksovirus(Morbillivirus).
Cara penularan campak di mulai saat orang
yang rentan menghirup percikan mengandung
virus dari secret yang berasal dari hidung,
mulut maupun tenggorokan penderita
campak.
Penularan Masa inkubasi adalah 10-14 hari
sebelum gejala muncul.
4.
2-4 hari, ditandai dengan demam yang diikuti dengan
batuk, pilek, nyeri menelan, gatal, sariawan, dan mata
merah.
5-6 hari ditandai dengan timbulnya ruam makulopapular. Timbulnya ruam dimulai dari batas rambut di
belakang telinga, kemudian menyebar ke wajah, leher,
dan akhirnya ke ekstrimitas.
Setelah 3 hari ruam berangsur-angsur menghilang
sesuai urutan timbulnya. Ruam kulit menjadi
kehitaman dan mengelupas yang akan menghilang
setelah 1-2 minggu.
Sangat penting untuk menentukan status gizi
penderita, untuk mewaspadai timbulnya komplikasi.
Gizi buruk merupakan risiko komplikasi berat.
5.
Penyakit ini timbul pada masa kanak2 dan
kemudian menyebabkan kekebalan seumur hidup.
Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang pernah
menderita morbili akan mendapatkan kekebalan
secara pasif (melalui plasenta) sampai umur 4-6
bulan dan setelah umur tersebut kekebalan akan
mengurang sehingga si bayi dapat menderita
campak lagi.
6.
7.
Darah tepi : jumlah leukosit normal atau
meningkat apabila ada komplikasi infeksi
bakteri
Pemeriksaan antibodi IgM anti campak
Pemeriksaan untuk komplikasi :
Ensefalopati/ensefalitis : dilakukan pemeriksaan
cairan serebrospinalis, kadar elektrolit darah dan
analisis gas darah
Enteritis : feses lengkap
Bronkopneumonia : dilakukan pemeriksaan foto
dada dan analisis gas darah.
8.
Pengobatan bersifat suportif, terdiri dari :
Pemberian cairan yang cukup
Kalori yang sesuai dan jenis makanan yang disesuaikan dengan
tingkat kesadaran dan adanya komplikasi
Suplemen nutrisi
Antibiotik diberikan apabila terjadi infeksi sekunder
Anti konvulsi apabila terjadi kejang
Pemberian vitamin A.
Indikasi rawat inap : hiperpireksia (suhu > 39,00 C),
dehidrasi, kejang, asupan oral sulit, atau adanya komplikasi.
Campak tanpa komplikasi :
Hindari penularan (isolasi)
Tirah baring di tempat tidur
Vitamin A 100.000 IU, apabila disetai malnutrisi dilanjutkan 1500
IU tiap hari
Diet makanan cukup cairan, kalori yang memadai. Jenis makanan
disesuaikan dengan tingkat kesadaran pasien dan ada tidaknya
komplikasi
9.
Campak dengan komplikasi : Ensefalopati/ensefalitis
Antibiotika bila diperlukan, antivirus dan lainya sesuai
dengan penatalaksanaan ensefalitis
Kortikosteroid, bila diperlukan sesuai dengan
penatalaksanaan ensefalitis
Kebutuhan jumlah cairan disesuaikan dengan kebutuhan
serta koreksi terhadap gangguan elektrolit
Bronkopneumonia :
Antibiotika sesuai dengan penatalaksanaan pneumonia
Oksigen nasal atau dengan masker
Koreksi gangguan keseimbangan asam-basa, gas darah dn
elektrolit
Pada kasus campak dengan komplikasi
bronkhopneumonia dan gizi kurang perlu dipantau
terhadap adanya infeksi TB laten.
Pantau keadaan gizi untuk gizi kurang/buruk.
10.
Imunisasi campak termasuk dalam program imunisasi
nasional sejak tahun 1982, angka cakupan imunisasi
menurun < 80% dalam 3 tahun terakhir sehingga
masih dijumpai daerah kantong risiko tinggi transmisi
virus campak.
Vaksin diberikan secara subkutan dan menyebabkan
imunitas yang berlangsung lama.