SlideShare a Scribd company logo
1 of 78
Download to read offline
PROSEDUR PEMBERIAN IZIN USAHA PERTAMBANGAN
      DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI
          PROVINSI SUMATERA UTARA



                 KERTAS KERJA WAJIB




                            Oleh :

          Nama Mahasiswa   : ENDILO KRYSTI KARO-KARO
          NIM              : 551109 / A
          Jurusan          : TEKNIK UMUM
          Prodi            : KEINSPEKTURAN
          Diploma          : I (SATU)



          KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
  BADANPENDIDIKANDANPELATIHANENERGI DANSUMBERDAYAMINERAL
PERGURUAN TINGGI KEDINASAN AKADEMI MINYAK DAN GAS BUMI-STEM
                 PTK AKAMIGAS-STEM

                   Cepu,              2012




                              1
2
3
4
KATA PENGANTAR

      Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmat dan
berkat-Nya penulis dapat menyelesaikan Kertas Kerja Wajib yang berjudul
“PROSEDUR PEMBERIAN IZIN USAHA PERTAMBANGAN DINAS
PERTAMBANGAN DAN ENERGI PROVINSI SUMATERA UTARA” sebagai
salah satu syarat kelulusan program diploma I pada program studi Keinspekturan I
PTK Akamigas – STEM Cepu.
      Kertas Kerja Wajib (KKW) ini dapat diselesaikan atas dorongan, saran,
bantuan dan pemikiran berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankanlah penulis
mengucapkan terima kasih yang besar - besarnya kepada :
    1. Bapak Ir. Toegas S. Soegiarto, MT. selaku direktur PTK AKAMIGAS
        – STEM Cepu;
    2. Bapak Ir. Untungta Kaban, M.App.Sc. selaku Kepala Dinas
        Pertambangan Energi dan SDM Provinsi Sumatera Utara beserta
        seluruh staf;
    3. Bapak Ir. Zubaidi selaku Kepala Bidang Pertambangan dan Ir. Dharma
        K Purba selaku Kepala Seksi Peizinan Dinas Pertambangan dan Energi
        Provinsi Sumatera Utara;
    4. Bapak Drs. L. Riyatno, MM. selaku ketua program studi
        Keinspekturan I;
    5. Bapak Dr. Sabardi Musliki. selaku dosen pembimbing Kertas Kerja
        Wajib;
    6. Bapak dan Ibu dosen PTK AKAMIGAS – STEM Cepu;
    7. Rekan-rekan di Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera
        Utara yang banyak membantu di lapangan.
    8. Orangtua dan pacar saya yang selama ini membimbing saya dan
        mensupport setiap pekerjaan dan kuliah saya.
    9. Teman-teman seperjuangan di Program Studi Keinspekturan.
       Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Kertas Kerja Wajib ini masih
terdapat kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu, penulis mohon masukan
ataupun saran dari pembaca untuk melakukan perbaikan di masa yang akan
datang. Semoga apa yang dituangkan dalam Kertas Kerja Wajib ini bermanfaat
untuk pembaca dan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.




                                                 Cepu,             2012
                                                         Penulis



                                           ENDILO KRYSTI KARO-KARO
                                                 NIM. 551109 /A


                                       i
INTISARI


Bahan galian adalah senyawa anorganik yang terbentuk di alam, yang
memiliki sifat fisik dan kimia tertentu serta susunan kristal teratur atau
gabungannya yang membentuk batuan, logam, non logam, maupun radio aktif
serta endapan senyawa organik karbonan yang terbentuk secara alamiah dari
sisa-sisa tumbuh-tumbuhan. Di Provinsi Sumatera Utara bahan galian cukup
berpotensi untuk bisa diusahakan. Dengan berlakunya Otonomi Daerah untuk
pengembangan dan pemanfaatan bahan galian harus dioptimalkan untuk
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah, demi menunjang jalannya
pembangunan daerah. Perizinan merupakan hal yang sangat penting yang
harus dipenuhi dalam melakukan kegiatan usaha pertambangan bahan galian.
Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara merupakan Instansi
yang menangani masalah pertambangan, termasuk teknis perizinan usaha
pertambangan bahan galian. Izin Usaha Pertambangan bahan galian Batuan
diterbitkan dalam bentuk Surat Keputusan (SK) yang merupakan Izin Usaha
Pertambangan (IUP). Izin Usaha Pertambangan dapat diperoleh dengan
mengajukan permohonan secara tertulis kepada Gubernur Sumatera Utara
dengan melengkapi berbagai persyaratan yang telah ditentukan melalui Badan
Pelayanan Perijinan Terpadu. Izin Usaha Pertambangan diterbitkan paling
lambat1 (satu) sampai 3 (tiga) bulan sejak diajukannya permohonan yang telah
disetujui, dan berlaku selama lima tahun dengan kewajiban daftar ulang setiap
satu tahun sekali. Gubernur dapat mengabulkan atau menolak permohonan
izin setelah mendapatkan pertimbangan teknis dari Dinas Pertambangan, dan
Energi yang telah melakukan peninjauan lokasi. Setelah Izin Usaha
Pertambangan diterbitkan, pemegang Izin Usaha Pertambangan harus
melaksanakan kewajiban-kewajiban yang tertera di Izin Usaha Pertambangan
dan apabila tidak dilaksanakan maka izin akan dicabut. Perizinan
pertambangan di Provinsi Sumatera Utara belum dapat ditangani secara
maksimal karena Mungkin karena bahan galian yang terdapat di lintas
Kabupaten/Kota termasuk dalam komoditi logam mulia dan luasnya wilayah
administrasi hingga ada beberapa daerah yang belum sempat di kunjungi
untuk dilaksanakan sosialisasi dalam bidang pertambangan lebih khusus
mengenai perizinan, dan belum adanya Peraturan Daerah tentang
pertambangan bahan galian. Hal tersebut juga mengakibatkan lemahnya
pengawasan-pengawasan di lapangan sehingga banyak terjadi beberapa
pelanggaran dalam pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan.




                                   ii
DAFTAR ISI
                                                                                                           Halaman

KATA PENGANTAR .................................................................................                 i
INTISARI ....................................................................................................   ii
DAFTAR ISI ...............................................................................................      iii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................               iv
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................                 v

I.    PENDAHULUAN
      1.1 Latar Belakang Penulisan ................................................................              1
      1.2 Tujuan Penulisan .............................................................................         2
      1.3 Batasan Masalah ..............................................................................         2
      1.4 Sistematika Penulisan ......................................................................           3

II. ORIENTASI UMUM
    2.1 Sejarah Singkat Provinsi Sumatera Utara .......................................                         5
    2.2 Lambang Daerah Provinsi Sumatera Utara......................................                            6
    2.3 Letak Geografis Provinsi Sumatera Utara........................................                         8
    2.4 Keadaan Lingkungan .......................................................................              9
    2.5 Struktur Organisasi Dinas Pertambangan Energi dan SDM
        Provinsi Sumatera Utara..................................................................               14
    2.6 Tugas Pokok dan Fungsi Bidang Pertambagan ...............................                               16
    2.7 Tugas Pokok dan Fungsi Seksi Perizinan dan Pengawasan ............                                      20

III. TINJAUAN PUSTAKA
     3.1 Bahan Galian ...................................................................................       22
     3.2 Cadangan .........................................................................................     24
     3.3 Pertambangan ..................................................................................        24
     3.4 Izin Usaha Pertambangan ................................................................               32
     3.5 Dasar Hukum ...................................................................................        38

IV. PEMBAHASAN
    4.1 Geologi Provinsi Sumatera Utara ...................................................                     40
    4.2 Potensi Bahan Galian di Provinsi Sumatera Utara..........................                               42
    4.3 Kegiatan Pertambangan saat ini .....................................................                    51
    4.4 Tata Cara Permohonan Izin Usaha Pertambangan ..........................                                 52
    4.5 Kewajiban Pemegang Izin ...............................................................                 58
    4.6 Pencabutan Izin Usaha Pertambangan .............................................                        60

V. PENUTUP
   5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 61
   5.2 Saran ................................................................................................ 62

DAFTAR PUSTAKA



                                                          iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar.2.1 Lambang Provinsi Sumatera Utara ........................................                    6
Gambar.2.2 Istana Maimun ........................................................................     10
Gambar.2.3 Candi Bahal ............................................................................   11
Gambar.2.4 Danau Toba.............................................................................    11
Gambar.2.5 Air Terjun Sipiso-piso.............................................................        12
Gambar.2.6 Mejan di Kab. Pakpak Bharat..................................................              13
Gambar.2.7 Stuktur Organisasi Dinas Pertambangan dan Energi
          Provinsi Sumatera Utara..........................................................           15




                                                      iv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A.   Lokasi Wilayah Provinsi Sumatera Utara
Lampiran B.   Peta Potensi Tambang Logam Sumatera Utara
Lampiran C.   Peta Potensi Tambang Non Logam Sumatera Utara
Lampiran D.   Bagan alir proses permohonan IUP Eksplorasi
Lampiran E.   Bagan alir proses permohonan IUP Operasi Produksi




                                     v
I. PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang Penulisan

       Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu Provinsi di pulau sumatera.

Mata pencaharian sebagian besar penduduk Provinsi Sumatera Utara adalah

sebagai petani dan nelayan .Provinsi Sumatera Utara kaya akan sumber daya alam

berupa gas alam di daerah Tandam, Binjai dan minyak bumi di Pangkalan

Brandan, Kabupaten   Langkat yang telah dieksplorasi sejak zaman Hindia

Belanda.Selain itu di Kuala Tanjung, Kabupaten Asahan juga terdapat PT

Inalum yang bergerak dibidang penambangan bijih dan peleburan aluminium yang

merupakan satu-satunya di Asia Tenggara.Sungai-sungai yang berhulu di

pegunungan sekitar Danau Toba juga merupakan sumber daya alam yang cukup

berpotensi untuk dieksploitasi menjadi sumber daya pembangkit listrik tenaga

air. PLTA Asahan yang merupakan PLTA terbesar di Sumatra terdapat

di Kabupaten Toba Samosir. Selain itu, di kawasan pegunungan terdapat banyak

sekali titik-titik panas geotermal yang sangat berpotensi dikembangkan sebagai

sumber energi panas maupun uap yang selanjutnya dapat ditransformasikan

menjadi energi listrik. Selain potensi tersebut Provinsi Sumatera Utara juga

memiliki potensi tambang yang besar dimana dapat dilihat telah adanya tiga

perusahaan tambang terkemuka di Sumatra Utara yaitu Sorikmas Mining (SMM),

Newmont Horas Nauli (PTNHN), Dairi Prima Mineral (DPM).

       Penulis ingin mengetahui tentang bagaimana tata cara mendapatkan izin

usaha pertambangan serta masalah-masalah yang terkait dengan perizinan




                                      1
tersebut, sehingga penulis dapat memberikan saran dan masukan untuk mengatasi

masalah – masalah tersebut.


1.2 Tujuan Penulisan

      Tujuan utama dari penulisan Kertas Kerja Wajib ini adalah sebagai salah

satu syarat kelulusan program diploma I pada program studi Keinspekturan PTK

AKAMIGAS - STEM. Selain itu, penulisan Kertas Kerja Wajib ini bertujuan

untuk :

a. Laporan atau tulisan tentang penerapan ilmu pengetahuan yang diperoleh

   selama kuliah dengan praktek di lapangan.

b. Mempelajari tentang tugas pokok dan fungsi Dinas Pertambagan Energi dan

   SDM Provinsi Sumatera Utara di bidang perijinan, pengawasan dan

   pengusahaan pertambangan.

c. Mengetahui tentang tata cara permohonan dan pemberian Izin Usaha

   Pertambangan di Provinsi Sumatera Utara.

d. Mengetahui masalah – masalah yang terkait dengan perizinan pertambangan

   Minerba di Provinsi Sumatera Utara dan memberikan saran untuk mengatasi

   masalah tersebut.


1.3 Batasan Masalah.

      Pembahasan pada Kertas Kerja Wajib ini dibatasi pada hal-hal yang

berkaitan dengan prosedur pemberian izin usaha pertambangan di Provinsi

Sumatera Utara yang meliputi bentuk – bentuk Izin Usaha Pertambangan,

kewenangan pemberian izin, persyaratan memperoleh izin, batas waktu izin yang




                                      2
diberikan, kewajiban para pemegang Izin Usaha Pertambangan, dan juga hal – hal

yang dapat mengakibatkan izin tersebut dapat dicabut dan kendala – kendala yang

dihadapi serta saran – saran yang diberikan untuk mengatasinya.


1.4 Sistematika Penulisan

      Kertas Kerja Wajib ini terdiri dari lima bab, dengan sistematika sebagai

berikut :

Bab I. Pendahuluan

Menjelaskan mengenai latar belakang penulisan, tujuan penulisan, batasan

masalah yang dibahas di dalam Kertas Kerja Wajib dan sistematika penulisan.

Bab II. Orientasi Umum

Mengulas tentang Sejarah Singkat Provinsi Sumatera Utara, Lambang Daerah

Provinsi Sumatera Utara, Letak Geografis, Keadaan Lingkungan, Struktur

Organisasi Dinas Pertambangan Energi dan SDM Provinsi Sumatera Utara, Tugas

Pokok dan Fungsi Bidang Pertambangan, Tugas Pokok dan Fungsi Seksi Perijinan

dan pengawasan.

Bab III. Dasar Teori

Memberikan penjelasan tentang hal-hal yang berkaitan dengan Bahan Galian,

Cadangan, Pertambangan, Izin Usaha Pertambangan dan Landasan Hukumnya.

Bab IV. Pembahasan

Menguraikan segala sesuatu tentang Potensi Bahan Galian Logam dan Non

Logam di Provinsi Sumatera Utara, Kegiatan Pertambangan saat ini, Kewenangan

pemberian Izin Usaha Pertambangan, Tata cara permohonan Izin Usaha

Pertambangan bahan galian di Provinsi Sumatera Utara meliputi Persyaratan



                                       3
administrasi, teknis, lingkungan dan finansial, Kewajiban pemegang izin,

Pencabutan Izin Usaha Pertambangan, Permasalahan dan penaggulangannya.

Bab V. Penutup

Berisi tentang kesimpulan dari tulisan dan saran – saran untuk pemecahan

masalah yang dapat digunakan sebagai usaha – usaha perbaikan di Pemerintah

Provinsi Sumatera Utara dalam bidang perizinan pertambangan minerba.




                                     4
II. ORIENTASI UMUM


2.1 Sejarah Singkat Provinsi Sumatera Utara

       Pada jaman pemerintahan Belanda, Sumatera Utara merupakan suatu

pemerintahan yang bernama Gouvernement Van Sumatera yang meliputi seluruh

Sumatera yang dikepalai oleh seorang Gubernur berkedudukan di Medan.

       Sumatera Utara terdiri dari daerah-daerah administratif yang dinamakan

keresidenan. Pada Sidang I Komite Nasional Daerah (KND) Provinsi Sumatera

diputuskan untuk dibagi menjadi 3 sub Provinsi yaitu sub Provinsi Sumatera

Utara (yang terdiri dari Keresidenan Aceh, Keresidenan Sumatera Timur dan

Keresidenan Tapanuli), sub Provinsi Sumatera Tengah dan sub Provinsi Sumatera

Selatan.

       Melalui Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1948 tanggal 15 April 1948

pemerintah menetapkan Sumatera menjadi 3 Provinsi yang masing-masing berhak

mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri yaitu Sumatera Utara, Sumatera

Tengah dan Provinsi Sumatera Selatan dan pada tanggal 15 selanjutnya ditetapkan

menjadi hari jadi Provinsi Sumatera Utara.

       Awal tahun 1949 diadakan reorganisasi pemerintahan di Sumatera.

Dengan keputusan Pemerintah Darurat RI tanggal 17 Mei 1949 Nomor

22/Pem/PDRI jabatan Gubernur Sumatera Utara ditiadakan, selanjutnya dengan

ketetapan Pemerintah Darurat RI tanggal 17 Desember 1949 dibentuk Provinsi

Aceh dan Provinsi Tapanuli/Sumatera Timur yang kemudian dengan peraturan

pemerintah pengganti Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1950 tanggal 14 Agustus

1950, ketetapan ini dicabut dan kembali dibentuk Provinsi Sumatera Utara.



                                        5
Tanggal 7 Desember 1956 diundangkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun

1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Provinsi Aceh dan perubahan

peraturan pembentukan Provinsi Sumatera Utara yang intinya Provinsi Sumatera

Utara wilayahnya dikurangi dengan bagian-bagian yang terbentuk sebagai Daerah

Otonomi Provinsi Aceh.


2.2 Lambang Daerah Provinsi Sumatera Utara

       Lambang Daerah Provinsi Sumatera Utara ditetapkan melalui Peraturan

Daerah Nomor 19 Tahun 2009 yang merupakan Perubahan atas Peraturan Daerah

Provinsi Sumatera Utara No. 3 tahun 2007 tentang Bentuk dan Penggunaan

Lambang Daerah Provinsi Sumatera Utara. Peraturan daerah tersebut ditetapkan

di Ratahan pada tanggal 3 Agustus 2009. Rancangan Lambang Daerah Provinsi

Sumatera Utara dibuat oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Utara berdasarkan hasil

sayembara.




              Gambar.2.1 Lambang Provinsi Sumatera Utara




                                      6
Setiap unsur, bentuk, dan corak pada Lambang Daerah Provinsi Sumatera Utara

yang ditetapkan sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 1 yang mengandung

makna dan arti filosofi yaitu :

   1. Kepalan tangan yang diacungkan ke atas dengan menggenggam

       rantai beserta perisainya, adalah lambang kebulatan tekad perjuangan

       rakyat Provinsi Sumatera Utara melawan imperialisme, kolonialisme,

       feodalisme dan komunisme.

   2. Batang bersudut lima, perisai dan rantai, melambangkan kesatuan

       masyarakat di dalam membela dan mempertahankan Pancasila.

   3. Pabrik, pelabuhan, pohon karet, pohon sawit, daun tembakau, ikan.

       daun padi dan tulisan “SUMATERA UTARA”, melambangkan daerah

       yang indah permai, mashur dengan kekakayaan alamnya yang berlimpah-

       limpah.

   4. Tujuh belas, kuntum kapas,        delapan   sudut      sarang    laba-laba

       dan empat puluh lima butir padi, menggambarkan tanggal, bulan dan

       tahun kemerdekaan RI.

   5. Tongkat        di     bawah kepalan     tangan,      melambangkan watak

       kebudayaan yang       mencerminkan    kebesaran     bangsa,    patriotisme,

       pencinta dan pembela keadilan.

   6. Bukit       barisan     yang   berpuncak     lima,      melambangkan tata

       kemasyarakatan yang berkepribadian luhur, bersemangat persatuan,

       kegotong-royongan yang dinamis.

Motto Daerah , adalah Tekun Berkarya, Hidup Sejahtera, Mulia Berbudaya.




                                        7
2.3 Letak Geografis Sumatera Utara

       Wilayah Provinsi Sumatera Utara terletak pada 0º 50' LS - 4º 40' LU dan

96º 40' - 100º 50' BT. Luas daratan Provinsi Sumatera Utara 71.680 km² dan total

luas wilayah keseluruhan 72.981,23 km2.

       Terdapat 419 pulau di propisi Sumatera Utara. Pulau-pulau terluar adalah

pulau Simuk (kepulauan Nias), dan pulau Berhala di selat Sumatera (Malaka).

Kepulauan Nias terdiri dari pulau Nias sebagai pulau utama dan pulau-pulau kecil

lain di sekitarnya. Kepulauan Nias terletak di lepas pantai pesisir barat

di Samudera Hindia. Pusat pemerintahan terletak di Gunung Sitoli. Kepulauan

Batu terdiri dari 51 pulau dengan 4 pulau besar: Sibuasi, Pini, Tanahbala,

Tanahmasa. Pusat pemerintahan di Pulautelo di pulau Sibuasi. Kepulauan Batu

terletak di tenggara kepulauan Nias. Pulau-pulau lain di Sumatera Utara adalah

Imanna, Pasu, Bawa, Hamutaia, Batumakalele, Lego, Masa, Bau, Simaleh,

Makole, Jake, dan Sigata, Wunga.

       Sumatera Utara dibagi kepada 25 kabupaten, 8 kota (dahulu kotamadya),

325 kecamatan, dan 5.456 kelurahan/desa.

Batas adminstratif dari Provinsi Sumatera Utara sebagai berikut :

Sebelah Utara    :    Provinsi Aceh dan Selat Malaka.

Sebelah Timur    :    Provinsi Riau, Provinsi Sumatera Barat, dan Samudera

                      Indonesia

Sebelah Selatan :     Provinsi Aceh dan Samudera Indonesia

Sebelah Barat    :    Selat Malaka




                                        8
2.4 Keadaan Lingkungan

2.4.1 Keadaan Sosial, Ekonomi dan Budaya

      Sumatera Utara merupakan provinsi keempat terbesar jumlah penduduknya

di Indonesia setelah Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Menurut hasil

pencacahan lengkap Sensus Penduduk (SP) 1990, penduduk Sumatera Utara

berjumlah 10,81 juta jiwa, dan pada tahun 2010 jumlah penduduk Sumatera Utara

telah meningkat menjadi 12,98 juta jiwa. Kepadatan penduduk Sumatera Utara

pada tahun 1990 adalah 143 jiwa per km² dan pada tahun 2010 meningkat menjadi

178 jiwa per km².

      Kadar Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Sumatera Utara setiap tahunnya

tidak tetap. Pada tahun 2000 TPAK di daerah ini sebesar 57,34 persen, tahun 2001

naik menjadi 57,70 persen, tahun 2002 naik lagi menjadi 69,45 persen.

      Mata pencaharian penduduk di Provinsi Sumatera Utara mayoritas adalah di

bidang pertanian. Sebagian kecil lainnya bekerja sebagai TNI, Pegawai Negeri

Sipil dan Swasta.

      Provinsi Suamtera Utara memiliki keanekaragaman baik dalam hal agama,

budaya, dan suku. Dimana terdapat beberapa agama diantaranya Islam, Kristen

Protestan, Khatolik, Hindu, Budha, Konghucu, Parmalim, dan Aminisme. Suku

Batak mendominasi diantaranya Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun,

Batak Pakpak, Batak Angkola, Batak Mandailing lalu Suku Melayu , Suku Nias,

Suku Minangkabau, Suku Tionghoa, Suku Tamil, Suku Jawa, dan Suku Aceh.

Walau beranekaragam, kehidupan sosial di Provinsi Sumatera Utara khususnya

kota Medan sebagai ibukota provinsi tentram dan damai.




                                       9
Beberapa daerah wisata dan peninggalan terdapat di sumatera utara

diantaranya:

1.     Istana Maimun

Suku melayu sangat dominan keberadaannya di Kota Medan, dikarenakan

berbatasan langsung dengan Selat Malaka. Suku melayu juga berpartisipasi dalam

menghadapi penjajah, ini ditandai dengan adanya Istana Raja Melayu di kota

Medan yaitu Istana Maimun.




                          Gambar.2.2 Istana Maimun.

2.     Candi Bahal

Selain Kerajaan Melayu, Sumatera Utara juga memiliki peninggalan Candi yang

terletak di daerah Padang Lawas. Dengan adanya peninggalan Candi, dapat kita

artikan kerajaan Hindu maupun Budha juga berperan dalam melawan penjajah di

Sumatera Utara.




                                     10
Gambar. 2.3 Candi Bahal


3.   Danau Toba

     Danau yang terbentuk akibat dari vuklakisme, dan termasuk dalam

     danau terbesar se-Asia, dimana dikelilingi oleh 7 Kabupaten

     diantaranya Tanah Karo, Simalungun, Dairi, Humbahas, Samosir,

     Toba Samosir,Tapanuli Utara.




                      Gambar.2.4 Danau Toba

4.   Air terjun Sipiso-piso

     Merupakan air terjun terbesar di Sumatera Utara dan berada di

     Kecamatan Merek, Kabupaten Tanah Karo.




                               11
Gambar.2.5 Air Terjun Sipiso-piso


5.   Mejan

     Mejan adalah patung batu, merupakan kebanggaan dan kemasyuran

     Suku Pakpak yang mengandung nilai budaya yang sangat tinggi .

     Mejan juga merupakan lambang kebesaran suku / marga Pakpak.

     Jaman dahulu fungsi mejan dijadikan sebagai benteng pertahanan

     terhadap musuh yang akan masuk ke suatu daerah atau kampung.

     Konon pada jaman dahulu Mejan dapat bersuara apabila musuh datang

     memasuki kampung . Mejan juga bersuara apabila suatu kampung

     akan mengalami suatu kejadian. Mengapa mejan bisa bersuara ?

     Karena Mejan pada jaman dahulu diyakini ada Nanggurunya (

     Pengian / Pengisi batu mejan ) . Nangguru yang tinggal di batu

     Mejan itu adalah Roh Nenek Moyang yang dipanggil melalui suatu

     ritual. Membuat mejan membutuhkan waktu yang sangat lama ,biaya

     yang sangat besar dan syarat-syarat spritual . Mejan sangat diyakini

     suku Pakpak dan dapat dibuktikan hasyatnya. Kampung yang memiliki



                                12
mejan terbukti tidak mudah dimasuki musuh. Contohnya seseorang

           yang akan masuk suatu kampung yang memiliki Mejan dan

           mempunyai maksud yang tidak baik dapat berkeliling kampung tanpa

           tahu arah dan tujuan .




                  Gambar.2.6 Mejan di Kab. Pakpak Bharat


2.4.2 Status, Fungsi dan Tata guna Lahan

       Jenis batuan yang ada di Sumatera Utara jika dilihat Dari Peta Geologi dan

Potensi Bahan Galian Sulawesi Utara (Dep. Pertambangan dan Energi, Tahun

1995) berdasarkan faktor Lithologi, wilayah Sumatera Utara terdiri dari jenis

batuan: Alluvium, Basalt, Tefra, Andesit.

      Di Sumatera Utara saat ini terdapat dua taman nasional, yakni Taman

Nasional Gunung Leuser dan Taman Nasional Batang Gadis. Menurut Keputusan

Menteri Kehutanan, Nomor 44 Tahun 2005, luas hutan di Sumatera Utara saat ini

3.742.120 hektare (ha). Yang terdiri dari Kawasan Suaka Alam/Kawasan

Pelestarian Alam seluas 477.070 ha, Hutan Lindung 1.297.330 ha, Hutan Produksi

Terbatas 879.270 ha, Hutan Produksi Tetap 1.035.690 ha dan Hutan Produksi

yang dapat dikonversi seluas 52.760 ha.




                                          13
Sektor pertanian Sumatera Utara dapat dideskripsikan menjadi 5 (lima) sub

sektor, yakni

               sub sektor tanaman pangan,

               sub sektor perkebunan,

               sub sektor kehutanan,

               sub sektor peternakan, dan sub sektor perikanan.


2.5 Struktur Organisasi Dinas Pertambagan dan Energi Provinsi Sumatera

Utara.

      Provinsi Sumatera Utara dipimpin oleh seorang Gubernur dan Wakil

Gubernur yang dalam pelaksanaan tugasnya sehari-hari dibantu oleh aparatur

Pemerintah Daerah meliputi Sekretariat Daerah (Setda), Dinas Instansi serta

Perangkat Daerah lainnya. Kantor Setda Provinsi sebagai pusat pemerintahan

terletak di Jalan Diponegoro No.31 Medan.

      Dinas Pertambagan dan Energi Provinsi dipimpin oleh seorang Kepala

Dinas yang bertanggung jawab sepenuhnya atas jalannya kegiatan operasional

disektor pertambangan, energi dan SDM. Untuk melaksanakan tugas, fungsi dan

tanggung jawab demi kelancaran pelaksanaan tugas, maka Dinas Pertambagan

Energi dan SDM membentuk 4 (empat) Bidang yang dipimpin seorang Kepala

Bidang yang membidangi tugas dan fungsinya masing – masing yaitu :

1. Bidang Pertambangan Umum

2. Bidang Geologi dan Sumber Daya Mineral

3. Bidang Listrik dan Pemanfaatan Energi

4. Bidang Minyak dan Gas Bumi



                                          14
Gambar.2.7 Struktur Organisasi Dinas Pertambangan dan Energi
          Provinsi Sumatera Utara.




                            15
2.6 Tugas Pokok dan Fungsi Bidang Pertambangan

       Adapun Tugas Pokok dan Fungsi Bidang Pertambangan Umum

sebagaimana terdapat pada Peraturan Gubernur Nomor 35 Tahun 2011 Tentang

Organisasi, Tugas, Fungsi dan Uraian Tugas Dinas Pertambangan dan Energi

Provinsi Sumatera Utara, pada Bagian Ketiga Pasal 5 Ayat 1 s/d 4 yaitu:

1)     Kepala    Bidang   Pertambangan      Umum     menyelenggarakan     urusan

       Pemerintah di bidang pelayanan perijinan, pembinaan usaha dan

       pengawasan pertambangan umum dan panas bumi.

2)     Kepala Bidang Pertambangan Umum menyelenggarakan fungsi :

a.     Penyelenggaraan pembinaan pegawai pada lingkup Bidang Pertambangan

       Umum;

b.     Penyelenggaraan arahan bimbingan kepada pejabat struktural pada lingkup

       Bidang Pertambangan Umum;

c.     Penyelenggaraan     instruksi   pelaksanaan    tugas     lingkup   Bidang

       Pertambangan Umum;

d.     Penyelenggaraan    penyusunan     program     kegiatan   lingkup   Bidang

       Pertambangan Umum;

e.     Penyelenggaraan pelaksanaan perijinan, pembinaan usaha dan pengawasan

       pertambangan umum panas bumi;

f.     Penyelenggaraan pengelolaan data dan informasi mineral, batubara dan

       panas bumi serta pengusahaan sistem informasi geografis wilayah kerja

       pertambangan;




                                       16
g.   Penyelenggaraan evaluasi pelayanan perijinan, pembinaan usaha dan

     pengawasan pertambangan umum dan panas bumi;

h.   Penyelenggaraan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas, sesusai

     bidang tugas dan fungsinya;

i.   Penyelengraan pemberian masukan yang perlu kepada Kepala Dinas,

     sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya;

j.   Penyelenggaraan pelaporan dan pertanggung jawaban pelaksanaan tugas

     dan fungsinya, sesuai Stadar yang ditetapkan.

3)   Kepala Bidang Pertambangan Umum, mempunyai uraian tugas:

a.   Menyelenggarakan penyusunan kebijakan di bidang mineral, batubara dan

     panas bumi;

b.   Menyelenggarakan penyusunan data dan informasi usaha pertambangan

     mineral dan batubara serta panas bumi lintas Kabupaten/Kota;

c.   Menyelenggarakan pemberian ijin usaha pertambangan mineral, batubara

     dan panas bumi pada wilayah lintas Kabupaten/Kota dan paling jauh 12

     (dua belas) mil laut diukur dari garis pantai ke arah laut lepas dan/atau ke

     arah perairan kepulauan;

d.   Menyelenggarakan pemberian ijin usaha pertambangan mineral, batubara

     untuk    produk    yang     berdampak      lingkungan    langsung     lintas

     Kabupaten/Kota dan paling jauh 12 (dua belas) mil laut diukur dari garis

     pantai kearah laut lepas dan/atau kearah perairan kepulauan;

e.   Menyelenggarakan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan ijin usaha

     pertambangan mineral, batubara dan panas bumi pada wilayah lintas




                                     17
Kabupaten/Koata dan paling jauh 12 (dua belas) mil laut diukur dari garis

     pantai kearah laut lepas dan/atau kearah perairan kepulauan;

f.   Menyelenggarakan pemberian ijin badan usaha jasa pertambangan

     mineral, batubara dan panas bumi dalam rangka PMA dan PMDN lintas

     Kabupaten/Kota;

g.   Menyelenggarakan pengelolaan, pembinaan dan pengawasan keselamatan

     dan kesehatan kerja, lingkungan pertambangan termasuk reklamasi dan

     pasca tambang konservasi dan peningkatan nilai tambah terhadap usaha

     pertambangan mineral, batubara dan panas bumi pada wilayah

     Kabupaten/Kota atau yang berdampak regional;

h.   Menyelenggarakan pengelolaan, pembinaan dan pengawasan pelaksanaan

     ijin usaha jasa pertambangan mineral, baubara dan panas bumi dalam

     rangka penanaman modal lintas Kabupaten/Kota;

i.   Menyelenggarakan pembinaan dan pengawasan pengusahaan KP ( Kuasa

     Pertambangan) lintas Kabupaten/Kota;

j.   Menyelenggarakan     pembinaan       dan   pengawasan   keselamatan   dan

     kesehatan kerja, lingkungan pertambangan termasuk reklamasi dan pasca

     tambang, konservasi dan peningkatan nilai tambah terhadap KP lintas

     Kabupaten/Kota;

k.   Menyelenggarakan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan ijin usaha

     pertambangan mineral dan batubara untuk operasi produksi, serta yang

     berdampak lingkungan langsung lintas Kabupaten/Kota;




                                     18
l.   Menyelenggarakan pengelolaan data dan informasi mineral, batubara dan
     panas bumi serta pengusahaan dan SIG wilayah kerja pertambangan di
     wilayah provinsi;

m.   Menyelenggarakan penetapan potensi panaas bumi serta neraca sumber
     daya dan cadangan mineral dan batubara di wilayah provinsi;

n.   Menyelenggarakan pengangkatan dan pembinaan Inspektur Tambang serta
     pembinaan jabatan fungsional;

o.   Menyelenggarakan evaluasi rencana pengelolaan lingkungan dan rencana
     pemantauan lingkungan serta analisa mengenai dampak lingkungan;

p.   Menyelenggarakan       pengkoordinasian   perijinan    dan    pengawasan
     penggunaan     bahan   peledak di    wilayah tambang sesuai dengan
     kewenangannya;

q.   Menyelenggarakan pemberian bimbingan, supervisi, dan konsultasi
     terhadap pemegang IUP, IPR, atau IPK lintas Kabupaten/Kota;

r.   Menyelenggarakan proses pengesahan Kepala Teknik Tambang yang
     diangkat oleh perusahaan sebagai pihak yang bertanggungjawab terhadap
     semua kegiatan dilapangan;

s.   Menyelenggarakan proses pemberian ijin Kartu Ijin Meledakkan (KIM);

t.   Menyelenggarakan proses perijinan gudang bahan peledak untuk kegiatan
     usaha pertambangan mineral, batubara dan panas bumi.

4)   Untuk melaksanakan Tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2),
     dan ayat (3) Kepala Bidang Pertambangan Umum dibantu oleh :

     a. Seksi perijinan;

     b. Seksi Pembinaan Usaha;

     c. Seksi Pertambangan Umum.




                                     19
2.7 Tugas Pokok dan Fungsi Seksi Perizinan Dan Pengawasan

A.    Seksi Perijinan mempunyai tugas :

      a.     Melaksanakan pembinaan pegawai pada lingkup Seksi Perijinan;

      b.     Melaksanakan arahan dan bimbingan kepada pegawai pada lingkp

             Seksi Perijinan;

      c.     Melaksanakan Instruksi pelaksanaan tugas lingkuo Seksi perijinan;

      d.     Melaksanakan       penyusunan      dan    peyempurnaan    standard

             Operasional Prosedur (SOP);

      e.     Melaksanakan pengumpulan, pengolahan dan penyusunan data

             informasi usaha pertambangan mineral dan batubara serta panas

             bumi lintas Kabupaten/Kota;

      f.     Melaksanakan pengkajian dan pemeriksaan berkas, dan koordinasi

             dalam rangka pemberian ijin usaha pertambangan mineral,

             batubara dan panas bumi pada wilayah lintas Kabupaten/Kota

             paling jauh 12 (dua belas) mil laut diukur dari garis pantai kearah

             laut lepas;

      g.     Melaksanakan pengkajian dan pemeriksaan berkas, evaluasi

             standar   nasional    pengolahan   lingkungan,   pengkoordinasian,

             pemberian ijin usaha pertambangan mineral dan batubara untuk

             operasi produksi, yang berdampak lingkungan langsung lintas

             Kabupaten/Kota;

      h.     Melaksanakan         pengkajian     dan    pemeriksaan     berkas,

             pengkoordinasian, pemberian ijin badan usaha jasa pertambangan




                                       20
mineral, batubara dan panas bumi dalam rangka PMA dan PMDN

           lintas Kabupaten/Kota;

     i.    Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang

           Pertambangan Umum, sesuai dengan bidang tugasnya;

     j.    Melaksanakan pemberian masukan yang perlu kepada Kepala

           Bidang Pertambangan Umum, seusai dengan bidang tugasnya;

     k.    Melaksanakan      pelaporan     dan       pertanggungjawaban     atas

           pelaksanaan    tugas   dan    fungsinya    kepada   Kepala     Bidang

           Pertambangan Umum, sesuai standar yang ditetapkan.

B.   Seksi Pengawasan mempunyai tugas ;

     a.    Membantu dan bertangung jawab kepada Kepala Bidang;

     b.    Melakukan Pengawasan dan Pembinaan terhadap semua kegiatan

           yang dikenakan Pajak dan Retribusi dibidang Pertambangan,

           Energi dan Sumber Daya Mineral;

     c.    Melakukan     Pengawasan      dan     Pembinaan     terhadap   Usaha

           Pertambangan, Energi dan Sumber Daya Mineral;




                                    21
III. TINJAUAN PUSTAKA


3.1 Bahan Galian

3.1.1    Pengertian Bahan Galian

        Bahan galian adalah senyawa anorganik yang terbentuk di alam, yang

memiliki sifat fisik dan kimia tertentu serrta susunan kristal teratur atau

gabungannya yang membentuk batuan, logam, non logam, maupun radio aktif

serta endapan senyawa organik karbonan yang terbentuk secara alamiah dari sisa-

sisa tumbuh-tumbuhan. Bahan galian merupakan sumber daya alam yang tidak

dapat diperbaharui.    Hal tersebut dikarenakan proses pembentukan yang

membutuhkan waktu yang sangat lama dan untuk memperolehnya pun

membutuhkan ilmu dan cara khusus. Bahan galian terjadi dan dapat ditemukan di

dalam kerak bumi atau lapisan – lapisan batuan yang dimensi dan penyebarannya

tidak teratur dan tidak mengenal batas wilayah administratif. Pengelolaan dan

pemanfaatan bahan galian terutama dalam proses pengambilannya beresiko tinggi

dan dapat merusak lingkungan apabila cara dan teknologi yang digunakan tidak

tepat. Akan tetapi, karena mempunyai nilai ekonomi yang cukup menjanjikan

maka penambangan bahan galian tetap berlangsung.


3.1.2    Penggolongan Bahan Galian

         Dalam Undang-undang nomor 4 tahun 2009 tentang pertambangan

mineral dan batubara. yang dijabarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 23

tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan

Batubara, bahwa Komoditas Tambang dibagi dalam 5 (lima) golongan yaitu;




                                      22
a. Mineral Radio Aktif meliputi radium, thorium, uranium, monasit, dan bahan

   galian radio aktif lainya;

b. Mineral Logam Meliputi litium, berilium, magnesium, kalium, kalsium, emas,

   tembaga, perak, timbal, seng, timah, nikel, mangaan, platina, bismut,

   molibdenum, bauksit, air raksa, wolfram, titanium, barit, vanadium, kromit,

   antimoni, kobalt, tantalum, cadmium, galium, indium, yitrium, magnetit, besi,

   galena, alumina, niobium, zirkonnium, ilmenit, khorm, erbium, ytterbium,

   dysprosium, thorium, cesium, lanthanum, niobium, neodymium, hafnium,

   scandium, aluminium, palladium, rhodium, osmium, ruthenium, iridium,

   selenium, telluride, stronium, germanium, dan zenotin;

c. Mineral Bukan Logam meliputi intan, korondum, grafit, arsen, pasir kuarsa,

   fluorspar, kriolit, yodium, brom, klor, belerang, fosfat, halit, asbes, talk, mika,

   magnesit, yarosit, oker, fluorit, ball clay, fire clay, zeolit, kaolin, feldspar,

   bentonit, gipsum, dolomit, kalsit, rijang, pirofilit, kuarsit, zirkon, wolastonit,

   tawas, batu kuarsa, perlit, garam batu clay, dan batu gamping untuk semen;

d. Batuan meliputi pumice, tras, toseki, obsidian, marmer, perlit, tanah diatome,

   tanah serap (fullers earth), slate, granit, granodiorit, andesit, gabro, peridotit,

   basalt, trakhit, leusit, tanah liat, tanah urug, batu apung, opal, kalsedon, chert

   cristal kuarsa, jasper, krisoprase, kayu terkesikan, gamet, giok, agat, diorit,

   topas, batu gunung quarry besar, kerikil galian dari bukit, kerikil sungai ayak

   tanpa pasir, pasir urug, pasir pasang, kerikil berpasir alami (sirtu), bahan

   timbunan pilihan (tanah), urukan tanah setempat, tanah merah (laterit), batu

   gamping, onik, pasir laut,dan pasir yang tidak mengandung unsur mineral




                                         23
logam atau usur mineral bukan logam dalam jumlah yang berati ditinjau dari

   segi ekonomi pertambangan dan;

e. Batubara meliputi bitumen padat, batuan aspal, batubara, dan gambut


3.2 Cadangan


    Cadangan adalah jumlah berat atau volume endapan mineral atau batubara

    yang mempunyai nilai ekonamis untuk ditambang.


Istilah cadangan pada pertambangan antara lain :

   a) Cadangan hipotetik adalah cadangan yang belum ditemukan tetapi

       beralasan untuk ditemukan pada suatu wilayah pertambangan.

   b) Cadangan terkira adalah cadangan yang secara geologi keberadaannya

       mempunyai tingkat kayakinan rendah.

   c) Cadangan terduga adalah cadangan hasil penafsiran berdasarkan sebagian

       besar dari informasi geologi dilengkapi dengan beberapa contoh singkapan

       secara kuantitatif.

   d) Cadangan tertambang adalah bagian cadangan mineral atau batubara yang

       layak ditambang dengan teknologi saat ini.


3.3 Pertambangan

3.3.1 Pengertian Pertambangan

       Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam

rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang

meliputi   penyelidikan      umum,   eksplorasi,   study   kelayakan,   konstruksi,




                                        24
penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta

kegiatan pasca tambang.

Wilayah Pertarnbangan adalah wilayah yang memiliki potensi mineral atau

batubara dan tidak terikat dengan, batasan administrasi pemerintahan yang

merupakan bagian dari tata ruang nasional.

Wilayah Pertambangan ditetapkan oleh Pemerintah setelah berkoordinasi dengan

pemerintah daerah dan berkonsultasi dengan Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Indonesia. Penetapan Wilayah Pertambangan dilaksanakan dengan:

a. Secara transparan, partisipatif, dan bertanggung jawab;

b. Secara terpadu dengan rnemperhatikan pendapat dari Instansi Pemerintah

terkait, masyarakat, dan dengan mempertimbangkan aspek ekologi, ekonomi, dan

sosial budaya, serta berwawasan lingkungan; dan

c. Dengan rnemperhatikan aspirasi daerah. Pemerintah pusat dan pemerintah

daerah wajib melakukan penyelidikan dan penelitian pertambangan dalam rangka

penyiapan Wilayah Pertambangan.

Ketentuan lebih lanjut mengenai batas, luas, dan rnekanisme penetapan Wilayah

Penambangan diatur dengan peraturan pemerintah.

Wilayah Pertambangan terdiri atas:

a. WUP (Wilayah Usaha Pertambangan).

b. WPR (Wilayah Pertambangan Rakyat).

c. WPN (Wilayah Pencadangan Negara).




                                        25
3.3.2   Tahapan kegiatan dalam Pertambangan

        Tahapan kegiatan pertambangan meliputi kegiatan Penyelidikan umum,

Eksplorasi, Studi Kelayakan, Konstruksi, Penambangan, Pengolahan/Pemurnian,

Pengangkutan, Penjualan dan Reklamasi serta Kegiatan Pascatambang.

   Penyelidikan Umum adalah penyelidikan secara geologi umum atau geofisika,

    di daratan, perairan dan foto udara terhadap segala sesuatu yang ada di bumi

    dengan maksud untuk membuat peta geologi secara umum atau untuk

    menetapkan tanda-tanda adanya kandungan bahan galian di suatu wilyah,

    penyelidikan umum dilaksankan dengan cara ; sumur uji, pemboran uji, parit

    uji, mendulang dan foto udara. Data yang diperoleh dari penyelidikan umum

    masih kasar yang meliputi ; lokasi endapan, jenis endapan, nama endapan dan

    taksiran kualitas atau kadar.

   Eksplorasi adalah segala penyelidikan pertambangan untuk mengetahui secara

    teliti tentang penyebaran endapan bahan galian, besar cadangan dan nilai

    cadangan, eksplorasi dilaksanakan dengan cara ; pemboran, sumur uji,

    trowongan dan shaft, data yang diperoleh antara lain ; kualitas atau kadar,

    penyebaran kadar, bentuk dan letak serta ukuran dan sifat cadangan.

   Studi Kelayakan adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk

    memperoleh informasi secara rinci seluruh aspek yang berkaitan untuk

    menentukan kelayakan ekonomis dan teknis usaha pertambangan, termasuk

    analisis mengenai dampak lingkungan serta perencanaan pascatamnbang.




                                       26
   Konstruksi   adalah     kegiatan     usaha    pertambangan     untuk   melakukan

    pembangunan seluruh fasilitas operasi produksi, termasuk pengendalian

    dampak lingkungan.

   Penambangan       adalah    bagian    kegiatan    usaha    pertambangan    untuk

    memproduksi mineral dan/atau batubara dan mineral ikutannya, ada dua

    sistem penambangan yaitu :

    a) sistem tambang terbuka dan ;

    b) sistem tambang bawah tanah.

   Pengolahan/Pemurnian       adalah     kegiatan    usaha    pertambangan    untuk

    meningkatkan mutu mineral dan/atau batubara serta untuk memanfaatkan dan

    memperoleh    mineral      ikutan,   ada     beberapa   cara   dalam   melakukan

    pengolahan/pemurnian antara lain :

    a) Commminution adalah penghancuran atau pengecilan ukuran, alat yang

       digunakan : Crusher dan Grainder.

    b) Sizing adalah proses pemisahan mineral berdasarkan ukuran butir, sizing

       dilakukan dengan cara : Screening dan Classifying.

    c) Concetration dilakukan dengan cara : pemisahan dengan pencucian,

       pemisahan berdasarkan perbedaan berat isi, Pemisahan berdasarkan sifat

       fisik permukaan butiran, Pemisahan berdasarkan sifat magnit mineral,

       electrostatik Separator.

    d) Dewatering adalah proses pengurangan air dari hasil konsentrasi,

       prosesnya dilakukan dengan cara : pengentalan, penyaringan dan

       pengeringan.




                                          27
   Pengangkutan adalah kegiatan usaha pertambangan untuk memindahkan

    mineral dan/atau batubara dari daerah tambang dan/atau tempat pengolahan

    dan pemurnian sampai tempat penyerahan atau dipasarkan,

    a) pengangkutan laut menggunakan : tug boat dan tongkang serta kapal laut.

    b) pengangkutan didarat memnggunakan : Dump truck dan belt conveyor.

    c) Pengankutan udara menggunakan : pesawat udara.

   Penjualan adalah kegiatan usaha pertambangan untuk menjual hasil

    pertambangan mineral atau batubara baik di dalam negeri atau di luar negeri.

   Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan usaha

    pertambangan untuk menata, memulihkan, dan memperbaiki kualitas

    lingkungan dan ekosistem agar dapat berfungsi kembali sesuai peruntukannya.

   Kegiatan Pascatambang, yang selanjutnya disebut pascatambang, adalah

    kegiatan terencana, sistematis, dan berlanjut setelah akhir sebagian atau

    seluruh kegiatan usaha pertambangan untuk memulihkan fungsi lingkungan

    alam dan fungsi sosial menurut kondisi lokal di seluruh wilayah

    penambangan.

3.3.3   Wilayah Usaha Pertambangan.

        Wilayah Usaha Pertambangan adalah bagian dari Wilayah Pertambangan

yang telah memiliki ketersediaan data potensi, atau informasi geologi. Wilayah

Pertambangan sebagai bagian dari tata ruang nasional merupakan landasan bagi

penetapan kegiatan pertambangan.

        Penetapan Wilayah Usaha Pertambangan dilakukan oleh Pemerintah

setelah berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan disampaikan secara tertulis




                                       28
kepada Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dengan berkoordinasi

dengan pemerintah daerah yang bersangkutan berdasarkan data dan informasi

yang dimiliki Pemerintah dan pemerintah daerah. Pemerintah dapat melimpahkan

sebagian kewenangannya dalam penetapan Wilayah Usaha Pertambangan kepada

pemerintah provinsi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan.

Wilayah Izin Usaha Pertambangan adalah wilayah yang diberikan kepada

pemegang Izin Usaha Pertambangan.

Satu Wilayah Usaha Pertambangan terdiri atas satu atau beberapa Wilayah Izin

Usaha Pertambangan yang berada pada lintas wilayah provinsi, lintas wilayah

kabupaten / kota atau dalam satu wilayah kabupaten atau kota.

Luas dan batas Wilayah Izin Usaha Pertambangan mineral logam dan batubara

ditetapkan oleh Pemerintah berkoordinasi dengan pemerintah daerah berdasarkan

kriteria yang dimiliki oleh Pemerintah.     Kriteria untuk menetapkan satu atau

beberapa Wilayah Izin Usaha Pertambangan dalam satu Wilayah Usaha

Pertambangan adalah sebagai berikut:

a. Letak geografis;

b. Kaidah konservasi;

c. Daya dukung lindungan lingkungan;

d. Optimalisasi sumber daya mineral atau batubara;

e. Tingkat kepadatan penduduk.

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penetapan batas dan luas Wilayah Izin

Usaha Pertambangan diatur dengan peraturan pemerintah.




                                       29
3.3.4   Wilayah Pertambangan Rakyat.

        Wilayah Pertambangan Rakyat adalah bagian dari Wilayah Pertambangan

tempat di lakukan kegiatan.

Usaha Pertambangan Rakyat kegiatan pertambangan rakyat dilaksanakan dalam

suatu Wilayah Pertambangan Rakyat. Wilayah Pertambangan Rakyat ditetapkan

oleh Bupati / walikota setelah berkonsultasi dengan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah kabupaten / kota.

Kriteria untuk menetapkan Wilayah Pertambangan Rakyat adalah.          sebagai

berikut:

a. Mempunyai cadangan mineral sekunder yang terdapat di sungai dan / atau di

antara tepi dan tepi sungai.

b. Mempunyai cadangan primer logam atau batubara dengan kedalaman maksimal

2l5 meter.

c. Endapan teras, dataran banjir, dan endapan sungai purba.

d. Luas maksimal wilayah pertambangan rakyat adalah 25 hektare.

e. Menyebutkan jenis komoditas yang akan ditambang.

f. Merupakan wilayah atau tempat kegiatan tarnbang rakyat yang sudah dikerjakan

sekurang – kurangnya 15 tahun.

Dalam menetapkan Wilayah Pertambangan Rakyat Bupati                / Walikota

berkewajiban melakukan pengumuman mengenai rencana Wilayah Pertambangan

Rakyat kepada masyarakat secara terbuka. Wilayah atau tempat kegiatan tambang

rakyat yang sudah dikerjakan tetapi belum ditetapkan sebagai Wilayah




                                       30
Pertambangan    Rakyat   diprioritaskan    untuk   ditetapkan    sebagai    Wilayah

Pertambangan Rakyat.

Ketentuan lebih lanjut mengenai pedoman, prosedur, dan penetapan Wilayah

Pertambangan Rakyat diatur dengan peraturan pemerintah.

Ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria dan mekanisme penetapan Wilayah

Pertambangan Rakyat diatur dengan peraturan daerah kabupaten / kota.


3.3.5   Wilayah Pencadangan Negara


        Wilayah Pencadangan Negara adalah bagian dari Wilayah Pertambangan

yang dicadangkan untuk kepentingan strategis nasional.          Untuk kepentingan

strategis nasional, Pemerintah dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat

Republik Indonesia dan dengan memperhatikan aspirasi daerah menetapkan

Wilayah Pencadangan Nasional sebagai daerah yang dicadangkan untuk

komoditas tertentu dan daerah konservasi dalam rangka menjaga keseimbangan

ekosistem dan lingkungan.


Wilayah Pencadangan Nasional yang ditetapkan untuk komoditas tertentu dapat

diusahakan sebagian luas wilayahnya dengan persetujuan Dewan Perwakilan

Rakyat Republik Indonesia.

Wilayah Pencadangan Nasional yang ditetapkan untuk konservasi              ditentukan

batasan waktu dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.

Wilayah yang akan diusahakan menjadi Wilayah Percadangan Nasional harus

berubah statusnya menjadi Wilayah Usaha Pertambangan Khusus.




                                      31
Perubahan status Wilayah Pencadangan Nasional menjadi Wilayah Usaha

Pertambangan Khusus, dapat dilakukan dengan mempertimbangkan:

a. Pemenuhan bahan baku industri dan energi dalam negeri.

b. Sumber devisa Negara.

c. Kondisi wilayah didasarkan pada keterbatasan sarana dan prasarana.

d. Berpotensi untuk dikembangkan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi.

e. Daya dukung lingkungan.

f. Penggunaan teknologi tinggi dan modal investasi yang besar.



3.4 Izin Usaha Pertambangan

3.4.1 Pengertian Izin Usaha Pertambangan

       Izin usaha pertambangan adalah pemberian izin untuk melakukan usaha

pertambangan kepada orang pribadi atau badan yang diberikan oleh Pemerintah

Daerah. Izin Usaha Pertambangan diberikan dalam bentuk surat keputusan Izin

Usaha Pertambangan.

       Izin Usaha Pertambangan terdiri atas dua tahap:

       1. Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi meliputi kegiatan penyelidikan

          umum, eksplorasi, dan studi kelayakan.

       2. Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi meliputi kegiatan

          konstruksi,   penambangan,     pengolahan      dan     pemurnian,   serta

          pengangkutan dan penjualan.

       Pemegang Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi dan pemegang Izin Usaha

Pertambangan Operasi Produksi dapat melakukan sebagian atau seluruhnya.




                                        32
Izin Usaha Pertambangan diberikan oleh:

       1. Bupati / Walikota apabila Wilayah Izin Usaha Pertambangan berada di

         dalam satu wilayah kabupaten / kota;

       2. Gubernur apabila Wilayah Izin Usaha Pertambangan berada pada lintas

         wilayah kabupaten / kota dalam 1 provinsi setelah mendapatkan

         rekomendasi dari Bupati / Walikota setempat sesuai dengan ketentuan

         peraturan perundang – undangan.

       3. Menteri apabila Wilayah Izin Usaha Pertambangan berada pada lintas

         wilayah provinsi setelah mendapatkan rekomendasi dari Gubernur dan

         Bupati / Walikota setempat sesuai dengan ketentuan peraturan

         perundang – undangan.

       Izin Usaha Pertambangan diberikan kepada:

       a. Badan usaha.

       b. Koperasi.

       c. Perseorangan.

       Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi meliputi kegiatan Penyelidikan

umum, Eksplorasi, dan Study kelayakan wajib memuat ketentuan sekurang

kurangnya:

             a. Nama perusahaan.

             b. Lokasi dan luas wilayah.

             c. Rencana umum tata ruang.

             d. Jaminan kesungguhan.

             e. Modal investasi.




                                           33
f. Perpanjangan waktu tahap kegiatan.

             g. Hak dan kewajiban pemegang Izin Usaha Pertambangan.

             h. Jangka waktu berlakunya tahap kegiatan.

             i. Jenis usaha yang diberikan.

             j. Rencana pengembangan dan pemberdayaan masyarakat di sekitar

                wilayah pertambangan.

             k. Perpajakan.

             l. Penyelesaian perselisihan.

             m. Iuran tetap dan iuran eksplorasi.

             n. Amdal.

       Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi meliputi kegiatan Konstruksi,

Penambangan, Pengolahan dan Pemurnian wajib memuat ketentuan sekurang –

kurangnya.

             a. Nama perusahaan.

             b. Luas wilayah.

             c. Lokasi penambangan.

             d. Lokasi pengolahan dan pemurnian.

             e. Pengangkutan dan penjualan.

             f. Modal investasi.

             g. Jangka waktu berlakunya Izin Usaha Pertambangan.

             h. Jangka waktu tahap kegiatan.

             i. Penyelesaian masalah pertanahan.

             j. Lingkungan hidup termasuk reklamasi dan pascatambang.




                                         34
k. Dana jaminan reklamasi dan pasca tambang.

           i. Perpanjangan Izin Usaha Pertambangan.

           l. Hak dan kewajiban pemegang Izin Usaha Pertambangan.

           m. Rencana pengembangan dan pernberdayaan masyarakat di sekitar

               wilayah pertambangan.

           n. Perpajakan.

           o. Penerimaan negara bukan pajak yang terdiri atas iuran tetap dan

               iuran produksi.

           p. Penyelesaian perselisihan.

           q. Keselamatan dan kesehatan kerja.

           r. Konservasi mineral atau batubara.

           s. Pemanfaatan barang, jasa, dan teknologi dalam negeri.

           t. Penerapan kaidah keekonomian dan keteknikan pertambangan

               yang baik.

           u. Pengembangan tenaga kerja Indonesia.

           v. Pengelolaan data mineral atau batubara.

           w. Penguasaan,        pengembangan,    dan   penerapan     teknologi

               pertambangan mineral atau batubara.

        Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi meliputi kegiatan Penyelidikan

umum, Eksplorasi, dan Study kelayakan Izin Usaha Pertambangan diberikan

untuk satu jenis mineral atau batubara.

        Pemegang      Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi meliputi kegiatan

Penyelidikan umum, Eksplorasi, dan Study kelayakan Izin Usaha Pertambangan




                                          35
menemukan mineral lain di dalam Wilayah Izin Usaha Pertambangan yang

dikelola diberikan prioritas untuk mengusahakannya.

         Pemegang Izin Usaha Pertambangan mengusahakan mineral adalah Izin

Usaha     Pertambangan    Operasi     Produksi   meliputi    kegiatan   Konstruksi,

Penambangan, wajib mengajukan permohonan Izin Usaha Pertambangan baru

kepada Menteri, Gubernur, dan Bupati / Walikota sesuai dengan kewenangannya.

         Pemegang Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi meliputi kegiatan

Konstruksi, Penambangan, dapat menyatakan tidak berminat untuk mengusahakan

mineral lain yang ditemukan tersebut.

         Pemegang Izin Usaha Pertambangan yang tidak berminat untuk

mengusahakan mineral lain yang ditemukan wajib menjaga mineral lain tersebut

agar tidak dimanfaatkan pihak lain.

         Izin Usaha Pertambangan untuk mineral lain         dapat diberikan kepada

pihak lain oleh Menteri, Gubernur, dan Bupati / Walikota sesuai dengan

kewenangannya.

3.4.2    Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi.

         Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi untuk pertambangan mineral logam

dapat diberikan dalam jangka waktu paling lama delapan tahun.

         Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi untuk pertambangan mineral bukan

logam dapat diberikan paling lama dalam jangka waktu tiga tahun dan mineral

bukan logam jenis tertentu dapat diberikan dalam jangka waktu paling lama tujuh

tahun.




                                        36
Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi untuk pertambangan batuan dapat

diberikan dalam jangka waktu paling lama tiga tahun.

        Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi untuk pertambangan batubara dapat

diberikan dalam jangka waktu paling lama tujuh tahun.

        Dalam hal kegiatan Eksplorasi dan kegiatan studi kelayakan, pemegang

Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi yang mendapatkan mineral atau batubara

yang tergali wajib melaporkan kepada pemberi Izin Usaha Pertambangan.

        Pemegang Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi yang ingin menjual

mineral atau batubara wajib mengajukan izin sementara untuk melakukan

pengangkutan dan penjualan Izin sementara yang diberikan oleh Menteri,

Gubernur, atau Bupati / Walikota sesuai dengan kewenangannya.

        Mineral atau batubara yang tergali dalam hal kegiatan ekpolorasi dan

kegiatan study kelayakan, pemegang Izin Usaha Pertambangan Ekplorasi yang

mendapatkan mineral atau batubara yang tergali wajib melaporkan kepeda

pemberi Izin Usaha Pertambangan dikenai iuran produksi.

3.4.3   Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi.

        Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi adalah izin usaha yang

diberikan setelah selesai pelaksanaan Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi untuk

melakukan tahapan kegiatan operasi produksi.

Setiap pemegang Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi dijamin untuk

memperoleh     Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi sebagai kelanjutan

kegiatan usaha pertambangannya.




                                      37
Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi dapat diberikan kepada badan usaha,

koperasi, atau perseorangan atas hasil pelelangan.

       Pertambangan Tanpa Izin adalah usaha pertambangan yang dilakukan oleh

perseorangan, sekelompok orang, atau perusahaan yayasan berbadan hukum yang

dalam operasinya tidak memiliki Izin dari instansi pemerintah sesuai peraturan

perundang – undangan yang berlaku. Dengan demikian, izin, rekomendasi, atau

surat berbentuk apapun yang diberikan kepada perseorangan, sekelompok orang,

perusahaan atau yayasan oleh instansi pemerintah di luar ketentuan peraturan

perundang – undangan yang berlaku, dapat dikategorikan sebagai Pertambangan

Tanpa Izin.

       Izin Pertambangan Rakyat, yang selanjutnya disebut IPR, adalah izin

untuk melaksanakan usaha pertambangan dalam wilayah pertambangan rakyat

dengan luas wilayah dan investasi terbatas.

3.5 Dasar Hukum

       Dasar hukum perizinan usaha pertambangan bahan galian Batuan di

Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut :

a) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 33

   ayat 3

   ”Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh

   negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.

b) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral dan

   Batubara (LN Tahun 1999 Nomor 4, TLN 4959).




                                        38
c) Peraturan pemerintah republik indonesia Nomor 23 tahun 2010 Tentang

   Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara.

d) Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 37 Tahun 2011 Tentang

   Pendelegasian Kewenangan Pelayanan Perijinan Kepada Badan Pelayanan

   Perijinan Terpadu Provinsi Sumatera Utara.




                                     39
IV. PEMBAHASAN


4.1 Geologi Provinsi Sumatera Utara

4.1.1   Morfologi Sumatera Utara

        Satuan morfologi Provinsi Sumatera Utara terdiri dari 3 satuan morfologi

antara lain :

          Satuan morfologi daratan, dimana terdapat dua pesisir daratan yaitu

           timur dan barat, dimana timur adalah pesisir mulai dari langkat sampai

           dengan Labuhan Batu, sedangkan pesisir barat .

          Satuan morfologi perbukitan yang berjajar di bagian tengah Sumatera

           Utara, yang kita kenal dengan Bukit Barisan.

          Satuan morfologi pegunungan yang meliputi gunung Sinabung,

           Sibayak, Pusu Buhit dan lainnya.

4.1.2   Stratigrafi Sumatera Utara

        Pola geologi dan tatanan stratigrafi regional cekungan Sumatra Utara

secara umum telah banyak diketahui berkat hasil aktivitas eksplorasi minyak dan

gas alam serta pemetaan bersistem pulau Sumatra dalam skala 1:250.000. Keith

(1981)dalam google.co.id cekungan sumatera membuat pembagian stratigrafi

Tersier Cekungan Sumatra Utara menjadi tiga kelompok yaitu Kelompok I

sebagai fase tektonik, pengangkatan dan pengerosian, berumur Eosen hingga

Oligosen Awal. Kelompok II merupakan fase genang laut yang dimulai dengan

pembentukan formasi-formasi dari tua ke muda yaitu Formasi Butar, Rampong,

Bruksah, Bampo, Peutu dan Formasi Baong. Kelompok III adalah perioda regresif

dengan pembentukan kelompok Lhoksukon.



                                        40
Satuan formasi yang ada di Cekungan Sumatera Utara dari yang tua ke

yang paling muda yaitu:

1. Formasi Butar, pembawa endapan bitumen padat, berumur Oligosen akhir

    hingga miosen awal, mengandung 3 lapisan pembawa endapan bitumen

    padat, berada disekitar daerah Tigabinanga.

2. Formasi Rampong, selaras dengan formasi Butar pembawa endapan bitumen

    padat, juga berada di sekitar tigabinanga.

3. Formasi Bruksah, terutama terdiri dari batupasir dan konglomerat basal

    berumur Oligosen. Perkiraan ketebalan sekitar 500m dan berada sekitar

    2000m dibawah permukaan dasar laut.

4. Formasi Bampo (Tib), terdiri atas batulu mpur berwarna hitam dan

    engandung pirit berumur Oligosen akhir sampai Miosen Awal menindih

    selaras Formasi Bruksah, diperkirakan mempunyai ketebalam 1000

    sampai 1200m dan berada pada kedalaman 500 sampai 2000 m di bawah

    permukaan laut


5. Formasi Peutu, didominasi oleh batupasir berumur Miosen Awal sampai

    Miosen Tengah, berada di sekitar cekungan.


   6. Formasi Baong, terdiri dari batulumpur gampingan berumur Miosen

        Tengah berada sekitar cekungan.

4.1.3   Struktur Geologi Sumatera Utara

        Secara litologi Sumatera Utara berada pada jalur sesar semangko, dimana

jalur sesar tersebut masuk pada tiga sekmen patahan yakni sekmen patahan Renun




                                          41
melalui Kabupaten Dairi, Pakpak Bharat, Karo, Langkat, Tobasa, dan Humbang

Hasudutan. Kemudian sekmen patahan Toru yakni melintasi Kabupaten Tapanuli

Utara dan Tapanuli Tengah dan sekmen yang ketiga adalah patahan Angkola

meliputi Kabupaten Tapanuli Selatan dan Madina.

         Akibat dari keadaan diatas Sumatera Utara termasuk dalam daerah rawan

gempa terutama daerah Sumatera Utara bagian barat dari utara ke selatan. Patahan

tersebut diatas juga dapat memicu aktivitas kegiatan vulkanisme, karena sebagian

besar daerah yang dilalui jalur patahan tersebut adalah daerah pegunungan.

4.2      Potensi Bahan Galian di Provinsi Sumatera Utara

         Dalam Undang-undang nomor 4 tahun 2009 tentang pertambangan mineral

dan batubara. yang dijabarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2010

tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara, bahwa

Komoditas Tambang dibagi dalam 5 (lima) golongan yaitu Radio Aktif, Mineral

Logam, Mineral Non Logam, Batuan dan Batubara, untuk Provinsi Sumatera

Utara sendiri hanya terdapat 3 (tiga) potensi bahan galian yaitu Batuan, Logam

dan Non Logam. Tidak menutup kemungkinan dikemudian hari ditemukan

potensi komoditas tambang selain ketiga potensi yang ada. Adapun potensi bahan

galian yang ada di Provinsi Sumatera Utara antara lain :

1.    Potensi bahan galian Batuan yang terdapat di Provinsi Sumatera Utara

      meliputi :

a. Batu Gamping

      Batu gamping merupakan batuan sedimen karbonat yang terdapat di alam

      dengan rumus kimia CaCO3. Ciri khas dari batugamping yaitu bila ditetesi




                                        42
dengan larutan HCl akan berbuih karena terjadi reaksi dan mengakibatkan

   keluarnya gas CO2.    Batu gamping banyak dimanfaatkan sebagai bahan

   bangunan, industri kertas, bahan baku industri semen, keramik dan industri

   gula.   Batu gamping yang ada di Provinsi Sumatera Utara terdapat di

   Kecamatan Barus (Cadangan hipotetik 900.000.000 Ton) dan Kecamatan

   Sitahuis (cadangan hipotetik 18.000.000 Ton) Kabupaten Tapanuli Tengah,

   Desa Siraisan ( cadangan hipotetik 6.250.000), Kecamatan Batang toru

   (cadangan hipotetik 125.000.000 Ton) dan Kecamatan Batang Onan

   (cadangan hipotetik 300.000.000 Ton) Kabupaten Tapanuli Selatan, di Desa

   Tanjunh Naman (cadangan tereka 58.000.000 Ton) dan Desa Bukit Lawang

   (cadangan hipotetik 58.000.000 Ton) Kecamatan Bahorok Kabupaten

   Langkat, Kecamatan Lintong Nihuta( cadangan hipotetik 493.853.800 Ton),

   Kecamatan Sipoholon (cadangan tereka 5.000.000 Ton), Kecamatan Tarutung

   (cadangan tereka 5.700.000 Ton) Kabupaten Tapanuli Utara, Kecamatan

   Payung ( cadangan terunjuk 9.293.000 Ton), Kecamatan Kuta Buluh

   (cadangan tereka 1.522.233 Ton) Kabupaten Karo, Desa Penen Kabupaten

   Deli Serdang (cadangan hipotetik 5.000.000 Ton), Kecamatan Balige

   Kabupaten Tobasa (cadangan tereka 5.400.000 Ton).

b. Pasir Kwarsa

   Terjadi sebagai rombakan batuan asam seperti granit, granodiorit sebagai

   endapan sedimen lepas. Manfaat dari pasir kuarsa adalah sebagai komponen

   alat listrik, gelas, kaca, pengeboran, pengolahan asbes, keramik, dll.

   Keberadaan pasir kuarsa di provinsi Sumatera Utara berada di Kecamatan




                                     43
Belige Kabupaten Tobasa ( cadangan hipotetik 318.000.000 Ton), Kecamatan

   Sorkam Barat (cadangan hipotetik 47.240.000 Ton), Kecamatan Mela

   (cadangan hipotetik 49.000.000 Ton), Kecamatan Lumut (cadangan hipotetik

   400.000 Ton), Kecamatan Sibuluan (cadangan hipotetik 300.000 Ton)

   Kabupaten Tapanuli Tengah, Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan

   ( cadangan hipotetik 464.000.000 Ton).

c. Batu Apung

   Batu apung ialah istilah tekstural untuk batuan vulkanik yang merupakan lava

   berbuih terpadatkan yang tersusun atas piroklastik kaca yang amat

   mikrovesikular dengan dinding batuan beku gunung berapi ekstrusif yang

   bergelembung, amat tipis dan tembus cahaya. Batu apung adalah produk

   umum letusan gunung (pembentukan Plinius dann ignimbrit) dan umumnya

   membentuk zona-zona di bagian atas lava silikat.      Batu apung bervariasi

   dalam hal kepadatannya menurut ketebalan bahan padat antar gelombang;

   yang berada di Provinsi Sumatera Utara berada di kecamatan Sidempuan

   Timur Kabupaten Tapanuli Selatan ( cadangan hipotetik 12.800.000 Ton),

   Kecamatan Onan Ganjang (cadangan hipotetik 41.385.000 Ton) Kecamatan

   Parmonangan ( cadangan Hipotetik 1.094.000 Ton) Kabupaten Tapanuli

   Utara.

d. Lempung/ Tanah liat

   Lempung merupakan hasil rombakan batuan yang lebih tua dengan butiran

   halus dan kandungan mineral pengotor yang bervariasi. Tanah liat digunakan

   sebagai bahan dasar pembuatan genteng dan batu bata. Bahan galian lempung




                                      44
yang ada di Provinsi Sumatera Utara menyebar di Kecamatan Sipirok (

   cadangan hipotetik 22.790.000 Ton), Kecamatan Sitahuis ( cadangan hipotetik

   4.000.000 Ton), Kecamatan Sorkam Barat ( cadangan hipotetik 5.5-0.000

   Ton) Kabupaten Tapanuli Selatan, Kecamtan Sibuluan ( cadangan hipotetik

   7.000.000 Ton), Kecamatan Lumut ( cadangan hipotetik 1.000.000 Ton),

   Kecamatan Sihaporas ( cadangan hipotetik 3.000.000 Ton), Kecamatan

   Sitahuis ( cadangan hipotetik 2.500.000 Ton) Kabupaten Tapanuli Tengah,

   Kecamatan Onan Ganjang Kabupaten Humbahas ( cadangan hipotetik

   22.310.000 Ton), Kecamatan Kolang Kabupaten Tapanuli Utara (cadangan

   hipotetik 2.300.000 Ton).

e. Trass

   Trass merupakan hasil pelapukan endapan vulkanik sebagian besar

   mengandung silica, besi dan alumina dengan ikatan gugus oksida. Sifat Trass

   mempunyai warna putih kemerahan, kecoklatan, kehitaman, kelabu, kekuning

   – kuningan, coklat tua, coklat muda, abu-abu. Dalam keadaan sendiri tidak

   mempunyai sifat mengeras, bila ditambah kapur tohor dan air akan memiliki

   masa seperti semen dan tidak larut dalam air. Hal ini disebabkan karena

   senyawa silica aktif dan senyawa alumina reaktif. Trass yang ada di Provinsi

   Sumatera Utara menyebar di Kecamatan Sidempuan Timur ( cadangan

   hipotetik 34.000.000 Ton), Kecamatan Sosopan ( cadangan 20.000.000 Ton),

   Kecamatan Sipirok( 8.300.000 Ton), Kecamatan Batang Angkola ( cadangan

   hipotetik 3.750.000 Ton), Kecamatan P.Bolak ( cadangan hipotetik 7.000.000

   Ton) Kabupaten Tapanuli Selatan, Kecamatan Sitahuis ( cadangan hipotetik




                                      45
10.100.000 Ton), Kecamatan Sosor Godang (cadangan hipotetik 7.500.000

   Ton) Kabupaten Tapanuli Tengah.

f. Andesit

   Andesit termasuk jenis batuan beku kategori menengah sebagai hasil bentukan

   lelehan magma diorit.    Nama andesit sendiri diambil berdasarkan tempat

   ditemukan, yaitu di daerah Pegunungan Andes, Amerika Selatan. Peranan

   bahan galian ini penting sekali di sektor konstruksi, terutama dalam

   pembangunan infrastruktur, seperti jalan raya, gedung, jembatan, saluran

   air/irigasi dan lainnya. Dalam pemanfaatannya dapat berbentuk batu belah,

   split dan abu batu.   Sebagai negara yang sedang membangun, Indonesia

   membutuhkan bahan galian ini setiap tahun. Andesit yang berada di Provinsi

   Sumatera Utara terdapat di Kecamatan Sitahuis (cadangan hipotetik

   28.000.000 Ton), Kecamatan Kolang ( cadangan hipotetik 55.000.000 Ton)

   Kabupaten Tapanuli Tengah, Kecamatan Sipirok Kabupaten Padang Lawas

   Utara ( cadangan hipotetik 11.250.000 Ton).

g. Granit

   Terjadi dari proses pembekuan magma bersifat asam. Warna batuan beraneka

   ragam tergantung komposisi meneral pembentuknya. Warnanya antara lain

   warna merah hati, merah bata, abu-abu, dan putih keabuabuan. Manfaat dari

   Granit adalah sebagai bahan bangunan, tegel, ornament, dll. Granit di wilayah

   Provinsi Sumatera Utara terdapat di Kecamatan Batang Toru ( cadangan

   hipotetik 47.000.000 Ton), Kecamatan Sipirok ( cadangan hipotetik 1.800.000

   Ton), Kecamatan Batang Angkola ( cadangan hipotetik 320.000 Ton)




                                      46
Kabupaten Tapanuli Selatan, Kecamatan Bonan Dolok ( cadangan hipotetik

     410.000.000 Ton), Kecamatan Sihaporas Batang (cadangan hipotetik 67.000

     Ton) Kabupaten Tapanuli Tengah.

h. Diatomea

     Berada di Kecamatan Pangururuan (cadangan hipotetik 130.694.000 ton),

     Kecamatan Siminindo (cadangan tereka 2.000.000 ton), Kecamtan Pagaran

     (cadangan hipotetik 2.000.000 ton) Kabupaten Samosir.

i. Marmer

     Terjadi karena proses metamorfosa dari batu gamping, bermanfaat untuk

     bahan bangunan, tegel, ornamen dll. Berada di Kecamatan Kuta Buluh

     Kabupaten Karo dengan jumlah cadangan hipotetik 4.191.000 ton.

j. Obsidian

     Berada di Kecamatan Tarutung dan Muara Kabupaten Tapanuli Utara denga

     jumlah cadangan hipotetik 120.750 ton.

2.   Potensi bahan galian Logam yang terdapat di Provinsi Sumatera Utara

     meliputi :

a.   Emas

     Emas merupakan jenis logam yang bersifat lunak dan mudah ditempa,

     kekerasannya berkisar antara 2,3 – 5 skala Mohs, serta berat jenisnya

     tergantung pada jenis dan kandungan logam lain yang berpadu dengannya.

     Emas terbentuk dari proses magmatisme atau pengkonsentrasian di

     permukaan.    Beberapa endapan terbentuk karena proses metasomatisme

     kontak dan larutan hidrotermal, sedangkan pengkosentrasian secara mekanis




                                       47
menghasilkan endapan letakan atau placer. Kegunaan Emas sebagai standar

     keuangan di banyak negara dan juga digunakan sebagai perhiasan dan

     elektronik.   Emas yang ada di Provinsi Sumatera Utara terdapat di dua

     Kabupaten, yaitu Kabupaten Madina dimana sedang dilakukan eksplorasi

     adapun cadangan terukur sekitar 57.420 ton, dan Kabupaten Tapanuli Selatan

     juga sedang dilakukan eksplorasi.

b.   Tembaga

     Erat hubungannya dengan batuan vulkanis, kapur, dan intrusi batuan asam.

     Mineral tembaga berada pada urat kuarsa berasosiasi dengan magnetit

     (Fe2O3) dan hematit (Fe3O4) dapat dimanfaatkan untuk kabel listrik, pabrik

     accu, perkakas, campuran logam untuk perhiasan. Menurut keterdapatannya

     berada di Kota Nopan dengan cadangan terukur 865.000 ton dan di

     Kecamatan M. Sipongi cadangan terukur sekitar 25.420 ton, ada beberapa

     kabupaten yang diperkirakan adanya keterdapatan tembaga diantaranya

     Kabupaten Labuhan Batu, Humbahas, dan Tapanuli Tengah.

c.   Bauksit

     Terjadi dari proses pelapukan (laterisasi) batuan induk yang mengandung

     alumunium seperti granit. Sehingga keterdapatannya sangat erat dengan

     batuan granit.Bermanfaat untuk bahan baku alumina untuk menghasilkan

     aluminium, bata tahan api. Berada di Kecamatan Kota Pinang Kabupaten

     Labuhan Batu dengan jumlah cadangan tereka 27.647.399 ton, di perkirakan

     terdapat bauksit putih dan merah muda.




                                         48
d.   Timbal

     Keterdapatan logam ini berdampingan dengan seng, di Sumatera Utara ada

     beberapa lokasi diantaranya di Kecamatan Silima Pungga-pungga dan

     Tigalingga Kabupaten Dairi, Kecamatan Kota Nopan          ( cadangan terukur

     800.000 ton), Muara Sipongi, Panyabungan Kabupaten Madina.

e.   Mangan

     Keterdapatannya berada di sekitar pantai timur Sumatera Utara ( Asahan dan

     Labuhan Batu), dan juga perpotongan jalan Natal 23 Km barat daya

     Kecamatan Natal Kabupaten Madina.

f.   Timah

     Keterdapatannya berada di lokasi 25Km barat laut Rantau Prapat dimana

     dijumpai konsentrat dulang, sedangkan di desa Aek labil kecamatan Sibolga

     Kabupaten Tapanuli Tengah Wolframit dijumpai dalam test pit.

3.   Potensi bahan galian non Logam yang terdapat di Provinsi Sumatera Utara

     meliputi :

a.   Bentonit

     Bentonit adalah istilah pada lempung yang mengandung monmorillonit dalam

     dunia perdagangan dan termasuk kelompok dioktohedral. Penamaan jenis

     lempung tergantung dari penemu atau peneliti, misal ahli geologi, mineralogi,

     mineral industri dan lain-lain. Bentonit dapat dibagi menjadi dua golongan

     berdasarkan kandungan alu-munium silikat hydrous, yaitu activated clay dan

     fuller's Earth. Activated clay adalah lempung yang kurang memiliki daya

     pemucat, tetapi daya pemucatnya dapat ditingkatkan melalui pengolahan




                                        49
tertentu.   Sementara itu, fuller's earth digunakan di dalam fulling atau

     pembersih bahan wool dari lemak. Bentonit yang ada di Kabupaten Minhasa

     Tenggara tersebar di wilayah Kecamatan Sidempuan Timur (cadangan

     hipotetik 25.000.000 Ton), Kecamatan Batang Angkola (cadangan hipotetik

     20.000 Ton) Kabupaten Tapanuli Selatan, Kecamatan Tarutung Kabupaten

     Tapanuli Utara (cadangan hipotetik 2.000.000 Ton).

b.    Belerang

      Belerang atau sulfur adalah mineral yang dihasilkan oleh proses vulkanisme,

      sifat fisik belerang antara lain ; mempunyai kristal berwarna kuning, kuning

      kegelapan dan kehitam – hitaman, karena pengaruh unsur pengotornya dan

      kekerasan dari belerang berkisar antara 1,5 – 2,5 skala Mohs. Penggunaan

      belerang banyak digunakan di industri pupuk, kertas, cat, plastik, bahan

      sintetis, industri karet dan ban dan lain – lain. Belerang yang ada di Provinsi

      Sumatera Utara terdapat di sekitar kawah gunung Sinabung (banyaknya

      cadangan belum teliti) dan Gunung Sibayak(cadangan tereka1.000.000 Ton)

      Kabupaten Karo, Gunung Sorik Merapi Kabupaten Tapanuli Selatan

      (cadangan tereka 220.000 Ton), Kecamatan Sibaganding Kabupaten Tapanuli

      Utara (cadangan tereka 106.835 Ton), Kecamatan Pangururan Kabupaten

      Samosir (cadangan tereka 330.000 Ton).

c. Feldspar

     Terbentuk bersamaan dg terbentuknya batuan beku yang umumnya berasosiasi

     dengan batuan asam, dapat dimanfaatkan menjadi Keramik, porselen, industri

     kaca lembaran, gelas berwarna. Berada di Kecamatan G. Sipayan Bolon




                                          50
(cadangan tereka 390.000.000 ton), Kecamatan Raya (cadangan tereka

  257.400.000 ton) Kabupaten Simalungun, Kecamatan Sianjur Mula-mula

  Kabupaten Samosir (cadangan tereka 487.500.000 ton), Kecamatan Parbuluan

  ( cadangan tereka 234.000.000 ton), Kecamatan Sumbul (cadangan tereka

  416.000.000 ton) Kabupaten Dairi, Kecamatan Parlilitan Kabupaten Humbahas

  (cadangan tereka 87.500.000 ton), Kecamatan Lumban Julu Kabupaten Tobasa

  (cadangan tereka 124.800.000 ton).

d. Kaolin

  Dapat terjadi karena proses sedimentasi dari endapan yang mengandung

  feldsfar, granit, tufa dll. Bisa dimanfaatkan untuk pembuatan keramik, glassier,

  semen, kapur tulis, industri ban, kertas, kosmetika, obat-obatan, pestisida.

  Berada di Kecamatan Tarutung(cadangan tereka 2.300.000 ton), Kecamatan

  Pahae Julu (cadangan tereka 5.720.000 ton) Kabupaten Tapanuli Utara,

  Kecamatan Bandar Pulau Kabupaten Asahan ( cadangan tereka 1.500.000 ton).

4.3 Kegiatan Pertambangan saat ini

   Kegiatan pertambangan bahan galian yang ada di Provinsi Sumatera Utara

   saat ini, antara lain ;

   Bahan galian logam :

       1. Jenis              : Emas

            Lokasi           : Kabupaten Mandailing Natal

            Status           : Eksplorasi oleh PT. Sorikmas Minning

                              (Kontrak Karya)




                                       51
2. Jenis                : Emas

             Lokasi             : Kabupaten Tapanuli Selatan

             Status             : Eksplorasi PT. Agincourt Resource

                                 (Kontrak Karya)

        3. Jenis                : Timbal

             Lokasi             : Kabupaten Dairi

             Status             : Eksplorasi oleh PT. Prima Dairi Mineral

                                 (Kontrak Karya)

4.4 Tata Cara Permohonan Izin Usaha Pertambangan

4.4.1 Persyaratan Permohonan Izin.

        Syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam permohonan Izin Usaha

Pertambangan di Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut :

a. Administratif;

b. Teknis;

c. Lingkungan; dan

d. Finansial.

A. Persyaratan administratif

1. Untuk badan usaha untuk IUP Eksplorasi dan IUP Operasi Produksi

        Mineral logam dan batubara:

a. Surat permohonan;

b. Susunan Direksi dan daftar pemegang saham;

c. Surat keterangan domisili.




                                           52
   Mineral bukan logam dan batuan :

a. Surat permohonan;

b. Profil badan usaha;

c. Akte pendirian badan usaha yang bergerak di bidang usaha pertambangan yang

telah disahkan oleh pejabat yang berwenang;

d. Nomor pokok wajib pajak;

e. Susunan direksi dan daftar pemegang saham; dan

f. Surat keterangan domisili.

2. Untuk koperasi untuk IUP Eksplorasi dan IUP Operasi Produksi

       Mineral logam dan batubara:

a. Surat permohonan;

b. Surat susunan pengurus;

c. Surat keterangan domisili.

       Mineral bukan logam dan batuan meliputi:

a. Surat permohonan;

b. Profil koperasi;

c. Akte pendirian koperasi yang bergerak di bidang usaha pertambangan yang

telah disahkan oleh pejabat yang berwenang;

d. Nomor pokok wajib pajak;

e. Susunan pengurus; dan

f. Surat keterangan domisili.

3. Untuk perseorangan untuk IUP Eksplorasi dan IUP Operasi Produksi

       Mineral logam dan batubara:




                                      53
a. Surat permohonan;

b. Surat keterangan domisili.

       Mineral bukan logam dan batuan :

a. Surat permohonan;

b. Kartu tanda penduduk;

c. Nomor pokok wajib pajak; dan

d. Surat keterangan domisili.

4. Untuk perusahaan firma dan perusahaan komanditer untuk IUP Eksplorasi dan

IUP Operasi Produksi

       Mineral logam dan batubara:

a. Surat permohonan;

b. Susunan pengurus dan daftar pemegang saham;

c. Surat keterangan domisili.

       Mineral bukan logam dan batuan :

a. Surat permohonan;

b. Profil perusahaan;

c. Akte pendirian perusahaan yang bergerak di bidang usaha pertambangan;

d. Nomor pokok wajib pajak;

e. Susunan pengurus dan daftar pemegang saham; dan

f. Surat keterangan domisili.

B. Persyaratan teknis meliputi:

1. IUP eksplorasi ;




                                      54
a. Daftar riwayat hidup dan surat pernyataan tenaga ahli pertambangan dan/atau

geologi yang berpengalaman paling sedikit 3 (tiga) tahun;

b. Peta WIUP yang dilengkapi dengan batas koordinat geografis lintang dan bujur

sesuai dengan ketentuan sistem informasi geografi yang berlaku secara nasional.

2. IUP operasi produksi ;

a. Peta wilayah dilengkapi dengan batas koordinat geografis lintang dan bujur

sesuai dengan ketentuan sistem informasi geografi yang berlaku secara nasional;

b. Laporan lengkap eksplorasi;

c. Laporan studi kelayakan;

d. Rencana reklamasi dan pascatambang;

e. Rencana kerja dan anggaran biaya;

f. Rencana pembangunan sarana dan prasarana penunjang kegiatan operasi

produksi; dan

g. Tersedianya tenaga ahli pertambangan dan/atau geologi yang berpengalaman

paling sedikit 3 (tiga) tahun.

C. Persyaratan lingkungan meliputi:

1.   Untuk IUP Eksplorasi meliputi pernyataan untuk mematuhi ketentuan

peraturan perundang-undangan di bidang perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup.

2. IUP Operasi Produksi ;

a. Pernyataan kesanggupan untuk mematuhi ketentuan peraturan perundang –

undangan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup; dan




                                       55
b. Persetujuan dokumen lingkungan hidup sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang – undangan.

D. Persyaratan finansial meliputi:

1. IUP Eksplorasi ;

a. Bukti penempatan jaminan kesungguhan pelaksanaan kegiatan eksplorasi; dan

b. Bukti pembayaran harga nilai kompensasi data informasi hasil lelang WIUP

mineral logam atau batubara sesuai dengan nilai penawaran lelang atau bukti

pembayaran biaya pencadangan wilayah dan pembayaran pencetakan peta WIUP

mineral bukan logam atau batuan atas permohonan wilayah.

2. IUP Operasi Produksi ;

a. Laporan keuangan tahun terakhir yang telah diaudit oleh akuntan publik;

b. Bukti pembayaran iuran tetap 3 (tiga) tahun terakhir; dan

c. Bukti pembayaran pengganti investasi sesuai dengan nilai penawaran lelang

bagi pemenang lelang WIUP yang telah berakhir.

4.4.2 Tahap-tahap Permohonan Izin Usaha Pertambangan di Provinsi

      Sumatera Utara.

      Tahap-tahap yang dilalui dalam permohonan Izin Usaha Pertambangan di

Provinsi Sumatera Utara sesuai dengan Peraturan Gubernur Sumatera Utara

Nomor 37 tahun 2011Tentang Pendelegasian Kewenangan Pelayanan Perijinan

Kepada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu sampai diterbitkannya IUP tersebut

adalah :




                                        56
1. Pemohon mengajukan permohonan secara tertulis kepada Gubernur Sumatera

   Utara melalui Badan Pelayanan Perijinan Terpadu dengan melampirkan

   syarat-syarat yang telah ditetapkan.

2. Setelah permohonan tertulis diterima oleh Badan Pelayanan Perijinan Terpadu

   maka Badan Pelayanan Perijinan Terpadu mengundang tim teknis Dinas

   Pertambangan dan Energi dan beberapa tim teknis dari Dinas Pekerjaan

   Umum, Dinas Kehutanan dan Dinas Lingkungan Hidup yang tergabung di

   dalamnya, untuk rapat dan kemudian akan melakukan peninjauan lokasi

   pertambangan untuk memastikan keadaan di lokasi tersebut layak atau tidak

   layak untuk melakukan usaha pertambangan.

3. Kemudian izin akan segera diolah / diproses dan dapat diterbitkan selambat –

   lambatnya 1 (satu) sampai 3 (tiga) bulan sejak diterimanya permohonan.

4. Gubernur melalui Badan Pelayanan Perijinan terpadu dapat mengabulkan atau

   menolak permohonan izin setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim dari

   Dinas Pertambangan dan Energi serta beberapa tim teknis dari Dinas

   Pekerjaan Umum, Dinas Kehutanan dan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi

   Sumatera Utara yang telah melakukan peninjauan lokasi.

   Izin diterbitkan berupa Surat Keputusan Gubernur Sumatera Utara dan tidak

   dapat dipindah tangankan kepada pihak lain.

4.4.3 Jangka Waktu Izin Usaha Pertambangan

     Izin Usaha Pertambangan di Provinsi Sumatera Utara sesuai Undang-

undang nomor 4 tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara untuk

IUP Eksplorasi pertambangan untuk mineral logam dapat diberikan dalam jangka




                                          57
waktu paling lama 8 (delapan) tahun, untuk mineral bukan logam diberikan dalam

jangka waktu 3(tiga) tahun, sedangkan mineral bukan logam tertentu dalam

jangka waktu 7(tujuh) tahun, untuk batuan dapat diberikan dalam jangka waktu

paling lama 3 (tiga) tahun.

      Sedangkan IUP Operasi Produksi pertambangan untuk mineral logam

diterbitkan dan berlaku selama sampai dengan 20 (dua puluh) tahun, dan dapat

diperpanjang 2 (dua) kali masing-masing 10 (sepuluh) tahun, untuk mineral bukan

logam berlaku selama 10 (sepuluh) tahun dan diperpanjang 2 (dua) kali masing-

masing 5 (lima) tahun, sedangkan untuk bukan logam jenis tertentu diberikan

waktu sama dengan logam, dan untuk batuan diterbitkan dan berlaku selama

sampai dengan 5 (lima) tahun diperpanjang 2 (dua) kali masing-masing 5 (lima)

tahun dengan kewajiban daftar ulang setiap 1 (satu) tahun sekali dan apabila

selama dalam jangka waktu diperkirakan lahan masih berpotensi pemohonan

harus mengajukan permohonan diperpanjang paling lambat dalam jangka waktu 6

(enam) bulan sebelum berakhirnya jangka waktu IUP

4.5 Kewajiban Pemegang Izin.

      Sesuai yang tercantum di dalam Izin Usaha Pertambangan bahan galian

Provinsi Sumatera Utara, maka pemegang izin dalam melaksanakan kegiatan

penambangan bahan galian diwajibkan :

1. Menyampaikan laporan produksi setiap bulan tentang pelaksanaan kegiatan

    usaha penambangan bahan galian batuan. jika selama 3(tiga) bulan terhitung

    sejak terbitnya IUP ini tidak melakukan kegiatan dan tidak melapor, maka

    IUP ini dinyatakan tidak berlaku lagi.




                                        58
2. Setiap bulan membayar pajak pengambilan dan pengolahan bahan galian.

3. Selambat-lambatnya dalam jangka waktu 1 (satu) bulan terhitung sejak

   tanggal ditetapkan keputusan ini, sudah melaksanakan pematokan batas-batas

   wilayah izin untuk melakukan usaha penambangan bahan galian batuan.

4. Memberikan keluasan memakai jalan tambang yang sudah ada termasuk

   pembuatan jalan tambang baru bagi pemegang IUP pada lokasi berikutnya.

5. Penambangan tidak diperkenankan dibantaran sungai melainkan hanya pada

   palung sungai sedalam maksimal 1 (satu) meter.

6. Mereklamasikan bantaran sungai yang sudah terganggu.

7. Mengamankan, melestarikan fungsi sungai dan lingkunganya termasuk

   bangunan-bangunan pengairan dan bangunan – bangunan umum lainnya yang

   ada disekitarnya.

8. Memperhatikan morfologi sungai, bantaran sungai, palung sungai, tebing

   sebagai akibat penggalian bahan galian batuan yang dapat menimbulkan

   gangguan bagi masyarakat.

9. Mencegah terjadinya pencemaran/erosi sebagai akibat penggalian bahan

   galian batuan yang dapat menimbulkan gangguan bagi masyarakat.

10. Melaksanakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

11. Menaati semua peraturan Perundang-undangan yang berlaku, khususnya

   sungai serta lahan kiri kanan sungai. Mencegah terjadinya pencemaran/erosi

   berkaitan dengan bidang Pertambangan dan Energi.




                                     59
4.6 Pencabutan Izin Usaha Pertambangan

      Izin Usaha Pertambangan secara otomatis tidak berlaku apabila masa

berlakunya habis dan tidak diperpanjang lagi. Akan tetapi, Gubernur Sumatera

Utara dapat mencabut Izin Usaha Pertambangan bahan Galian apabila ditemukan

pelanggaran-pelanggaran dalam pelaksanaan usaha pertambangan. Pelanggaran-

pelanggaran tersebut antara lain :

-   Pemegang izin tidak melaksanakan kewajiban-kewajiban yang tertera di

    dalam Izin Usaha Pertambangan.

-   Apabila dalam kegiatan evaluasi pertambangan yang dilakukan Tim

    Pertambangan menemukan bahwa kegiatan pertambangan yang lebih lanjut

    akan mengakibatkan dampak kerusakan lingkungan yang fatal.

-   Terjadi kecurangan atau pemalsuan data tentang hasil produksi pertambangan

    yang berkaitan dengan pembayaran pajak dan royalti kepada pemerintah.

-   Pemegang izin tidak mentaati dan melaksanakan ketentuan perundang-

    undangan yang berlaku.




                                      60
V. PENUTUP


5.1 Simpulan

      Dari hasil pembahasan – pembahasan di atas maka diperoleh kesimpulan

sebagai berikut :

a. Izin Usaha Pertambangan bahan galian batuan di Provinsi Sumatera Utara

   diterbitkan dalam bentuk   surat Keputusan Gubernur Tentang Izin Usaha

   Pertambangan.

b. Pelaksana teknis yang menangani masalah pertambangan khususnya perizinan

   usaha tambang adalah Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera

   Utara pada Bidang Pertambagan lebih khusus pada Seksi Perizinan dan

   Pengawasan dan dikeluarkan/diterbitkan oleh Badan Pelayanan Perijinan

   Terpadu.

c. Orang atau badan usaha yang mempunyai usaha tambang dapat memperoleh

   Izin Usaha Pertambangan dengan cara mengajukan permohonan secara tertulis

   kepada Gubernur Sumatera Utara melalui Badan Pelayanan Perijinan Terpadu

   dan direkomendasikan ke Dinas Pertambangan, Energi dan SDM, dan

   memenuhi semua persyaratan yang telah ditentukan.

d. Masih banyak terjadi penambangan liar di Kabupaten/Kota se-Sumatera Utara




                                     61
5.2 Saran

     Saran yang dapat penulis sampaikan kepada Pemerintah Daerah Provinsi

Sumatera Utara kepada Dinas Pertambangan dan Energi adalah sebagai berikut :

a. Melakukan pembinaan dan penyuluhan tentang pentingnya masalah izin

   pertambangan terutama yang berhubungan dengan dampak lingkungan serta

   memberikan sosialisasi tentang keselamatan dan kesehatan kerja dalam

   melaksanakan kegiatan usaha pertambangan.

b. Melakukan pengawasan dan penertiban terhadap usaha pertambangan yang

   tidak mempunyai izin dan menghimbau agar segera mendapatkan Izin Usaha

   Pertambangan.

c. Perlunya membuat Peraturan Daerah       khusus tetang Pertambangan yang

   menjadi wewenang Provinsi Sumatera Utara.

d. Perlu penempatan/diperbantukan staf dari Dinas Pertambangan dan Energi ke

   Badan Pelayanan Perijinan Terpadu untuk menciptakan pelayanan yang lebih

   prima.




                                     62
DAFTAR PUSTAKA



1. ..........., 1995,” www.google.co.id/cekungan sumatera

2. ..........., 2009,” Undang - undang nomor 4. Tentang Pertambangan Mineral

   dan Batubara

3. .........., 2010,” Peraturan Pemerintah nomor 23. Tentang Pelaksanaan Kegiatan

   Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara

4. .........., 2011,” Peraturan Gubernur Sumatera Utara nomor 37. Tentang

   Pendelegasian Kewenangan kepada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu

   Provinsi Sumatera Utara.

5. Apud Djadjuli, 2011,” Teknik Tambang Minerba, Diktat Kuliah PTK

   Akamigas-STEM, Cepu.

6. Sabardi Musliki, 2011,” Geologi Lapangan, Diktat Kuliah PTK Akamigas-

   STEM, Cepu.
LAMPIRAN
Lampiran A




LOKASI WILAYAH PROVINSI SUMATERA UTARA
LAMPIRAN B
Lampiran C
Lampiran D


                Bagan alir proses permohonan IUP Eksplorasi


                            Permohonan diajukan
                                    .




                           Persyaratan lengkap




                                START



                                 BPPT
                           merekomendasikan ke
                              DISTAMBEN



Pindah lokasi                                                      Pemohon
                                                Ya
                            Peninjauan lokasi




                Ya            Ada masalah




                                                     Tidak
                            IUP dikabulkan




                                 STOP
Lampiran E

              Bagan alir proses permohonan IUP Operasi Produksi

                                     Permohonan
                                     Diajukan




1. Laporan eksplorasi

2. Laporan study kelayakan

3. Amdal/UKL, UPL
                                    Persyaratan lengkap                   Lengkapi
4. Rekom. Pertanahan                                                     persyaratan

5. Rekomendasi kehutanan
(wilayah hutan)                                            Tidak
6. Rekomendasi PU
  (wilayah sungai)

7. Persyaratan lain sesuai
   peraturan yang berlaku                START




                                                      Ya
                                                                                Pemohon
                                     Peninjauan lokasi
                                       (tim terpadu)



          Pindah lokasi



                             Ya
                                        Ada masalah




                                                      Tidak

                                     IUP dikabulkan




                                         STOP

More Related Content

What's hot

Pengertian dan Alat-alat Hauling
Pengertian dan Alat-alat HaulingPengertian dan Alat-alat Hauling
Pengertian dan Alat-alat HaulingArif Wicaksono
 
Laporan pengenalan alat
Laporan pengenalan alatLaporan pengenalan alat
Laporan pengenalan alatNopye Mariki
 
ASPAL - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
ASPAL - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITAASPAL - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
ASPAL - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITABonita Susimah
 
Proposal kegiatan perencanaan pemboran
Proposal kegiatan perencanaan pemboranProposal kegiatan perencanaan pemboran
Proposal kegiatan perencanaan pemboranLeonardoSitorus
 
Koreksi Geometrik, Digitasi, Dan Pembuatan Kenampakan 3D Dengan Aplikasi Goog...
Koreksi Geometrik, Digitasi, Dan Pembuatan Kenampakan 3D Dengan Aplikasi Goog...Koreksi Geometrik, Digitasi, Dan Pembuatan Kenampakan 3D Dengan Aplikasi Goog...
Koreksi Geometrik, Digitasi, Dan Pembuatan Kenampakan 3D Dengan Aplikasi Goog...Rusdianto
 
Peta. latber impk 2013
Peta. latber impk 2013Peta. latber impk 2013
Peta. latber impk 2013Resti Ws
 
Tugas makalah ilmu ukur tambang
Tugas makalah ilmu ukur tambangTugas makalah ilmu ukur tambang
Tugas makalah ilmu ukur tambangSylvester Saragih
 
Tahapan pemetaan geologi
Tahapan pemetaan geologiTahapan pemetaan geologi
Tahapan pemetaan geologiIndahPasaribu1
 
Survey Hidrografi (Ganes permata)
Survey Hidrografi (Ganes permata)Survey Hidrografi (Ganes permata)
Survey Hidrografi (Ganes permata)afifsalim12
 
Praktikum Geomorfologi + software
Praktikum Geomorfologi + softwarePraktikum Geomorfologi + software
Praktikum Geomorfologi + softwareJihad Brahmantyo
 
Panduan pengguna google earth pro
Panduan pengguna google earth proPanduan pengguna google earth pro
Panduan pengguna google earth proMaruduts
 
insitu dan induce stress.pptx
 insitu  dan induce stress.pptx insitu  dan induce stress.pptx
insitu dan induce stress.pptxarrrrsss
 
Sistem Proyeksi Peta
Sistem Proyeksi PetaSistem Proyeksi Peta
Sistem Proyeksi PetaLaili Aidi
 
Pertambangan : Peran Survei Pemetaan di Tambang
Pertambangan : Peran Survei Pemetaan di TambangPertambangan : Peran Survei Pemetaan di Tambang
Pertambangan : Peran Survei Pemetaan di TambangWachidatin N C
 
Tambang eksplorasi
Tambang eksplorasiTambang eksplorasi
Tambang eksplorasioilandgas24
 

What's hot (20)

Pengertian dan Alat-alat Hauling
Pengertian dan Alat-alat HaulingPengertian dan Alat-alat Hauling
Pengertian dan Alat-alat Hauling
 
Studi Kelayakan Tambang: Pengantar
Studi Kelayakan Tambang: PengantarStudi Kelayakan Tambang: Pengantar
Studi Kelayakan Tambang: Pengantar
 
Sistem ventilasi tbt
Sistem ventilasi tbtSistem ventilasi tbt
Sistem ventilasi tbt
 
Laporan pengenalan alat
Laporan pengenalan alatLaporan pengenalan alat
Laporan pengenalan alat
 
ASPAL - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
ASPAL - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITAASPAL - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
ASPAL - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
 
Proposal kegiatan perencanaan pemboran
Proposal kegiatan perencanaan pemboranProposal kegiatan perencanaan pemboran
Proposal kegiatan perencanaan pemboran
 
Koreksi Geometrik, Digitasi, Dan Pembuatan Kenampakan 3D Dengan Aplikasi Goog...
Koreksi Geometrik, Digitasi, Dan Pembuatan Kenampakan 3D Dengan Aplikasi Goog...Koreksi Geometrik, Digitasi, Dan Pembuatan Kenampakan 3D Dengan Aplikasi Goog...
Koreksi Geometrik, Digitasi, Dan Pembuatan Kenampakan 3D Dengan Aplikasi Goog...
 
Peta. latber impk 2013
Peta. latber impk 2013Peta. latber impk 2013
Peta. latber impk 2013
 
Tugas makalah ilmu ukur tambang
Tugas makalah ilmu ukur tambangTugas makalah ilmu ukur tambang
Tugas makalah ilmu ukur tambang
 
ANALISA EKSPLORASI PERTAMBANGAN EMAS
ANALISA EKSPLORASI PERTAMBANGAN EMAS ANALISA EKSPLORASI PERTAMBANGAN EMAS
ANALISA EKSPLORASI PERTAMBANGAN EMAS
 
Tahapan pemetaan geologi
Tahapan pemetaan geologiTahapan pemetaan geologi
Tahapan pemetaan geologi
 
Jalan Angkut Tambang
Jalan Angkut TambangJalan Angkut Tambang
Jalan Angkut Tambang
 
Survey Hidrografi (Ganes permata)
Survey Hidrografi (Ganes permata)Survey Hidrografi (Ganes permata)
Survey Hidrografi (Ganes permata)
 
Pemboran tambang
Pemboran tambangPemboran tambang
Pemboran tambang
 
Praktikum Geomorfologi + software
Praktikum Geomorfologi + softwarePraktikum Geomorfologi + software
Praktikum Geomorfologi + software
 
Panduan pengguna google earth pro
Panduan pengguna google earth proPanduan pengguna google earth pro
Panduan pengguna google earth pro
 
insitu dan induce stress.pptx
 insitu  dan induce stress.pptx insitu  dan induce stress.pptx
insitu dan induce stress.pptx
 
Sistem Proyeksi Peta
Sistem Proyeksi PetaSistem Proyeksi Peta
Sistem Proyeksi Peta
 
Pertambangan : Peran Survei Pemetaan di Tambang
Pertambangan : Peran Survei Pemetaan di TambangPertambangan : Peran Survei Pemetaan di Tambang
Pertambangan : Peran Survei Pemetaan di Tambang
 
Tambang eksplorasi
Tambang eksplorasiTambang eksplorasi
Tambang eksplorasi
 

Viewers also liked

Aturan baru pertambangan minerba 2017
Aturan baru pertambangan minerba 2017Aturan baru pertambangan minerba 2017
Aturan baru pertambangan minerba 2017081233676730
 
Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan Pajak Bahan Galian C
Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan Pajak Bahan Galian CPajak Mineral Bukan Logam dan Batuan Pajak Bahan Galian C
Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan Pajak Bahan Galian CUniversity of Sumatera Utara
 
Sosialisasi pajak minerba
Sosialisasi pajak minerbaSosialisasi pajak minerba
Sosialisasi pajak minerbaFormasi Org
 
Sosialisasi pajak restoran
Sosialisasi pajak restoranSosialisasi pajak restoran
Sosialisasi pajak restoranFormasi Org
 
Pajak Sarang Burung Walet
Pajak Sarang Burung WaletPajak Sarang Burung Walet
Pajak Sarang Burung WaletPT Lion Air
 
Kebijakan Perizinan Pertambangan Minerba berdasarkan UU 23/2014 tentang Pemer...
Kebijakan Perizinan Pertambangan Minerba berdasarkan UU 23/2014 tentang Pemer...Kebijakan Perizinan Pertambangan Minerba berdasarkan UU 23/2014 tentang Pemer...
Kebijakan Perizinan Pertambangan Minerba berdasarkan UU 23/2014 tentang Pemer...Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 

Viewers also liked (6)

Aturan baru pertambangan minerba 2017
Aturan baru pertambangan minerba 2017Aturan baru pertambangan minerba 2017
Aturan baru pertambangan minerba 2017
 
Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan Pajak Bahan Galian C
Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan Pajak Bahan Galian CPajak Mineral Bukan Logam dan Batuan Pajak Bahan Galian C
Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan Pajak Bahan Galian C
 
Sosialisasi pajak minerba
Sosialisasi pajak minerbaSosialisasi pajak minerba
Sosialisasi pajak minerba
 
Sosialisasi pajak restoran
Sosialisasi pajak restoranSosialisasi pajak restoran
Sosialisasi pajak restoran
 
Pajak Sarang Burung Walet
Pajak Sarang Burung WaletPajak Sarang Burung Walet
Pajak Sarang Burung Walet
 
Kebijakan Perizinan Pertambangan Minerba berdasarkan UU 23/2014 tentang Pemer...
Kebijakan Perizinan Pertambangan Minerba berdasarkan UU 23/2014 tentang Pemer...Kebijakan Perizinan Pertambangan Minerba berdasarkan UU 23/2014 tentang Pemer...
Kebijakan Perizinan Pertambangan Minerba berdasarkan UU 23/2014 tentang Pemer...
 

Similar to Prosedur pemberian izin usaha pertambangan dinas pertambangan dan energi provinsi sumatera utara

Prosedur perizinan pembuatan pltmh di kabupaten banjarnegara
Prosedur perizinan pembuatan pltmh di kabupaten banjarnegaraProsedur perizinan pembuatan pltmh di kabupaten banjarnegara
Prosedur perizinan pembuatan pltmh di kabupaten banjarnegaraMas Niban
 
KKW Ak. 1 (Potensi bahan galian pasir besi kab. talaud)
KKW Ak. 1 (Potensi bahan galian pasir besi kab. talaud)KKW Ak. 1 (Potensi bahan galian pasir besi kab. talaud)
KKW Ak. 1 (Potensi bahan galian pasir besi kab. talaud)YOHANIS SAHABAT
 
POTENSI BAHAN GALIAN PASIR BESI KEC. BEO DAN TAMPAN'AMMA, KAB. KEPL. TALAUD, ...
POTENSI BAHAN GALIAN PASIR BESI KEC. BEO DAN TAMPAN'AMMA, KAB. KEPL. TALAUD, ...POTENSI BAHAN GALIAN PASIR BESI KEC. BEO DAN TAMPAN'AMMA, KAB. KEPL. TALAUD, ...
POTENSI BAHAN GALIAN PASIR BESI KEC. BEO DAN TAMPAN'AMMA, KAB. KEPL. TALAUD, ...YOHANIS SAHABAT
 
'KERTAS KERJA WAJIB' AK.II, STEM Akamigas Cepu
'KERTAS KERJA WAJIB' AK.II, STEM Akamigas Cepu'KERTAS KERJA WAJIB' AK.II, STEM Akamigas Cepu
'KERTAS KERJA WAJIB' AK.II, STEM Akamigas CepuYOHANIS SAHABAT
 
Kerangka acuan-pt.-bigslim-kapur
Kerangka acuan-pt.-bigslim-kapurKerangka acuan-pt.-bigslim-kapur
Kerangka acuan-pt.-bigslim-kapurGilang K
 
4. audit teknis + aknop danau embung (kab.minahasa)
4. audit teknis + aknop danau embung (kab.minahasa)4. audit teknis + aknop danau embung (kab.minahasa)
4. audit teknis + aknop danau embung (kab.minahasa)QeedzVandemorth
 
Penyusunan Audit Teknis & AKNOP Danau & Embung di Kab. Minahasa & Kab. Minaha...
Penyusunan Audit Teknis & AKNOP Danau & Embung di Kab. Minahasa & Kab. Minaha...Penyusunan Audit Teknis & AKNOP Danau & Embung di Kab. Minahasa & Kab. Minaha...
Penyusunan Audit Teknis & AKNOP Danau & Embung di Kab. Minahasa & Kab. Minaha...Agung Noorsamsi
 
Batubara Aceh Terhadap PAD dan Devisa Negara
Batubara Aceh Terhadap PAD dan Devisa Negara Batubara Aceh Terhadap PAD dan Devisa Negara
Batubara Aceh Terhadap PAD dan Devisa Negara isyagori
 
Laporan PKPA PBF PT Indofarma Global Medika Cabang Medan
Laporan PKPA PBF PT Indofarma Global Medika Cabang MedanLaporan PKPA PBF PT Indofarma Global Medika Cabang Medan
Laporan PKPA PBF PT Indofarma Global Medika Cabang MedanMaulana Sakti
 
Laporan kp cipta kridatama
Laporan kp cipta kridatamaLaporan kp cipta kridatama
Laporan kp cipta kridatamaAndrea Fender
 
ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PRODUKSI KIP TIMAH 15 DAN KIP TIMAH 16 UNIT LAU...
ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PRODUKSI KIP TIMAH 15 DAN KIP TIMAH 16 UNIT LAU...ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PRODUKSI KIP TIMAH 15 DAN KIP TIMAH 16 UNIT LAU...
ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PRODUKSI KIP TIMAH 15 DAN KIP TIMAH 16 UNIT LAU...Adhytia Rian Pratama
 
Fuel sistem excavator 320 d aldi
Fuel sistem excavator 320 d aldiFuel sistem excavator 320 d aldi
Fuel sistem excavator 320 d aldiMulianiAni2
 
Halaman pengesahan
Halaman pengesahanHalaman pengesahan
Halaman pengesahanAdul Imau
 
SMK-MAK kelas10 smk kimia industri suparmi sari
SMK-MAK kelas10 smk kimia industri suparmi sariSMK-MAK kelas10 smk kimia industri suparmi sari
SMK-MAK kelas10 smk kimia industri suparmi sarisekolah maya
 
Laporan Prakerin Kelompok 7 (Vers. 1)
Laporan Prakerin Kelompok 7 (Vers. 1)Laporan Prakerin Kelompok 7 (Vers. 1)
Laporan Prakerin Kelompok 7 (Vers. 1)Karina Natallia
 
Dokumen amdal studi_kasus_analisis_dampa
Dokumen amdal studi_kasus_analisis_dampaDokumen amdal studi_kasus_analisis_dampa
Dokumen amdal studi_kasus_analisis_dampaFahmi Gagap
 

Similar to Prosedur pemberian izin usaha pertambangan dinas pertambangan dan energi provinsi sumatera utara (20)

Prosedur perizinan pembuatan pltmh di kabupaten banjarnegara
Prosedur perizinan pembuatan pltmh di kabupaten banjarnegaraProsedur perizinan pembuatan pltmh di kabupaten banjarnegara
Prosedur perizinan pembuatan pltmh di kabupaten banjarnegara
 
KKW Ak. 1 (Potensi bahan galian pasir besi kab. talaud)
KKW Ak. 1 (Potensi bahan galian pasir besi kab. talaud)KKW Ak. 1 (Potensi bahan galian pasir besi kab. talaud)
KKW Ak. 1 (Potensi bahan galian pasir besi kab. talaud)
 
POTENSI BAHAN GALIAN PASIR BESI KEC. BEO DAN TAMPAN'AMMA, KAB. KEPL. TALAUD, ...
POTENSI BAHAN GALIAN PASIR BESI KEC. BEO DAN TAMPAN'AMMA, KAB. KEPL. TALAUD, ...POTENSI BAHAN GALIAN PASIR BESI KEC. BEO DAN TAMPAN'AMMA, KAB. KEPL. TALAUD, ...
POTENSI BAHAN GALIAN PASIR BESI KEC. BEO DAN TAMPAN'AMMA, KAB. KEPL. TALAUD, ...
 
'KERTAS KERJA WAJIB' AK.II, STEM Akamigas Cepu
'KERTAS KERJA WAJIB' AK.II, STEM Akamigas Cepu'KERTAS KERJA WAJIB' AK.II, STEM Akamigas Cepu
'KERTAS KERJA WAJIB' AK.II, STEM Akamigas Cepu
 
Kerangka acuan-pt.-bigslim-kapur
Kerangka acuan-pt.-bigslim-kapurKerangka acuan-pt.-bigslim-kapur
Kerangka acuan-pt.-bigslim-kapur
 
4. audit teknis + aknop danau embung (kab.minahasa)
4. audit teknis + aknop danau embung (kab.minahasa)4. audit teknis + aknop danau embung (kab.minahasa)
4. audit teknis + aknop danau embung (kab.minahasa)
 
Penyusunan Audit Teknis & AKNOP Danau & Embung di Kab. Minahasa & Kab. Minaha...
Penyusunan Audit Teknis & AKNOP Danau & Embung di Kab. Minahasa & Kab. Minaha...Penyusunan Audit Teknis & AKNOP Danau & Embung di Kab. Minahasa & Kab. Minaha...
Penyusunan Audit Teknis & AKNOP Danau & Embung di Kab. Minahasa & Kab. Minaha...
 
Batubara Aceh Terhadap PAD dan Devisa Negara
Batubara Aceh Terhadap PAD dan Devisa Negara Batubara Aceh Terhadap PAD dan Devisa Negara
Batubara Aceh Terhadap PAD dan Devisa Negara
 
Galo2 kp
Galo2 kpGalo2 kp
Galo2 kp
 
Laporan PKPA PBF PT Indofarma Global Medika Cabang Medan
Laporan PKPA PBF PT Indofarma Global Medika Cabang MedanLaporan PKPA PBF PT Indofarma Global Medika Cabang Medan
Laporan PKPA PBF PT Indofarma Global Medika Cabang Medan
 
Laporan kp cipta kridatama
Laporan kp cipta kridatamaLaporan kp cipta kridatama
Laporan kp cipta kridatama
 
67782206200906271
6778220620090627167782206200906271
67782206200906271
 
ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PRODUKSI KIP TIMAH 15 DAN KIP TIMAH 16 UNIT LAU...
ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PRODUKSI KIP TIMAH 15 DAN KIP TIMAH 16 UNIT LAU...ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PRODUKSI KIP TIMAH 15 DAN KIP TIMAH 16 UNIT LAU...
ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PRODUKSI KIP TIMAH 15 DAN KIP TIMAH 16 UNIT LAU...
 
Fuel sistem excavator 320 d aldi
Fuel sistem excavator 320 d aldiFuel sistem excavator 320 d aldi
Fuel sistem excavator 320 d aldi
 
Halaman pengesahan
Halaman pengesahanHalaman pengesahan
Halaman pengesahan
 
SMK-MAK kelas10 smk kimia industri suparmi sari
SMK-MAK kelas10 smk kimia industri suparmi sariSMK-MAK kelas10 smk kimia industri suparmi sari
SMK-MAK kelas10 smk kimia industri suparmi sari
 
Laporan Prakerin Kelompok 7 (Vers. 1)
Laporan Prakerin Kelompok 7 (Vers. 1)Laporan Prakerin Kelompok 7 (Vers. 1)
Laporan Prakerin Kelompok 7 (Vers. 1)
 
Laporan pkl rustam
Laporan pkl rustamLaporan pkl rustam
Laporan pkl rustam
 
70 si-ta-2013
70 si-ta-201370 si-ta-2013
70 si-ta-2013
 
Dokumen amdal studi_kasus_analisis_dampa
Dokumen amdal studi_kasus_analisis_dampaDokumen amdal studi_kasus_analisis_dampa
Dokumen amdal studi_kasus_analisis_dampa
 

Recently uploaded

Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptxSirlyPutri1
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptAgusRahmat39
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiaNILAMSARI269850
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 

Recently uploaded (20)

Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 

Prosedur pemberian izin usaha pertambangan dinas pertambangan dan energi provinsi sumatera utara

  • 1. PROSEDUR PEMBERIAN IZIN USAHA PERTAMBANGAN DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI PROVINSI SUMATERA UTARA KERTAS KERJA WAJIB Oleh : Nama Mahasiswa : ENDILO KRYSTI KARO-KARO NIM : 551109 / A Jurusan : TEKNIK UMUM Prodi : KEINSPEKTURAN Diploma : I (SATU) KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL BADANPENDIDIKANDANPELATIHANENERGI DANSUMBERDAYAMINERAL PERGURUAN TINGGI KEDINASAN AKADEMI MINYAK DAN GAS BUMI-STEM PTK AKAMIGAS-STEM Cepu, 2012 1
  • 2. 2
  • 3. 3
  • 4. 4
  • 5. KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmat dan berkat-Nya penulis dapat menyelesaikan Kertas Kerja Wajib yang berjudul “PROSEDUR PEMBERIAN IZIN USAHA PERTAMBANGAN DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI PROVINSI SUMATERA UTARA” sebagai salah satu syarat kelulusan program diploma I pada program studi Keinspekturan I PTK Akamigas – STEM Cepu. Kertas Kerja Wajib (KKW) ini dapat diselesaikan atas dorongan, saran, bantuan dan pemikiran berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang besar - besarnya kepada : 1. Bapak Ir. Toegas S. Soegiarto, MT. selaku direktur PTK AKAMIGAS – STEM Cepu; 2. Bapak Ir. Untungta Kaban, M.App.Sc. selaku Kepala Dinas Pertambangan Energi dan SDM Provinsi Sumatera Utara beserta seluruh staf; 3. Bapak Ir. Zubaidi selaku Kepala Bidang Pertambangan dan Ir. Dharma K Purba selaku Kepala Seksi Peizinan Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara; 4. Bapak Drs. L. Riyatno, MM. selaku ketua program studi Keinspekturan I; 5. Bapak Dr. Sabardi Musliki. selaku dosen pembimbing Kertas Kerja Wajib; 6. Bapak dan Ibu dosen PTK AKAMIGAS – STEM Cepu; 7. Rekan-rekan di Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara yang banyak membantu di lapangan. 8. Orangtua dan pacar saya yang selama ini membimbing saya dan mensupport setiap pekerjaan dan kuliah saya. 9. Teman-teman seperjuangan di Program Studi Keinspekturan. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Kertas Kerja Wajib ini masih terdapat kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu, penulis mohon masukan ataupun saran dari pembaca untuk melakukan perbaikan di masa yang akan datang. Semoga apa yang dituangkan dalam Kertas Kerja Wajib ini bermanfaat untuk pembaca dan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Cepu, 2012 Penulis ENDILO KRYSTI KARO-KARO NIM. 551109 /A i
  • 6. INTISARI Bahan galian adalah senyawa anorganik yang terbentuk di alam, yang memiliki sifat fisik dan kimia tertentu serta susunan kristal teratur atau gabungannya yang membentuk batuan, logam, non logam, maupun radio aktif serta endapan senyawa organik karbonan yang terbentuk secara alamiah dari sisa-sisa tumbuh-tumbuhan. Di Provinsi Sumatera Utara bahan galian cukup berpotensi untuk bisa diusahakan. Dengan berlakunya Otonomi Daerah untuk pengembangan dan pemanfaatan bahan galian harus dioptimalkan untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah, demi menunjang jalannya pembangunan daerah. Perizinan merupakan hal yang sangat penting yang harus dipenuhi dalam melakukan kegiatan usaha pertambangan bahan galian. Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara merupakan Instansi yang menangani masalah pertambangan, termasuk teknis perizinan usaha pertambangan bahan galian. Izin Usaha Pertambangan bahan galian Batuan diterbitkan dalam bentuk Surat Keputusan (SK) yang merupakan Izin Usaha Pertambangan (IUP). Izin Usaha Pertambangan dapat diperoleh dengan mengajukan permohonan secara tertulis kepada Gubernur Sumatera Utara dengan melengkapi berbagai persyaratan yang telah ditentukan melalui Badan Pelayanan Perijinan Terpadu. Izin Usaha Pertambangan diterbitkan paling lambat1 (satu) sampai 3 (tiga) bulan sejak diajukannya permohonan yang telah disetujui, dan berlaku selama lima tahun dengan kewajiban daftar ulang setiap satu tahun sekali. Gubernur dapat mengabulkan atau menolak permohonan izin setelah mendapatkan pertimbangan teknis dari Dinas Pertambangan, dan Energi yang telah melakukan peninjauan lokasi. Setelah Izin Usaha Pertambangan diterbitkan, pemegang Izin Usaha Pertambangan harus melaksanakan kewajiban-kewajiban yang tertera di Izin Usaha Pertambangan dan apabila tidak dilaksanakan maka izin akan dicabut. Perizinan pertambangan di Provinsi Sumatera Utara belum dapat ditangani secara maksimal karena Mungkin karena bahan galian yang terdapat di lintas Kabupaten/Kota termasuk dalam komoditi logam mulia dan luasnya wilayah administrasi hingga ada beberapa daerah yang belum sempat di kunjungi untuk dilaksanakan sosialisasi dalam bidang pertambangan lebih khusus mengenai perizinan, dan belum adanya Peraturan Daerah tentang pertambangan bahan galian. Hal tersebut juga mengakibatkan lemahnya pengawasan-pengawasan di lapangan sehingga banyak terjadi beberapa pelanggaran dalam pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan. ii
  • 7. DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ................................................................................. i INTISARI .................................................................................................... ii DAFTAR ISI ............................................................................................... iii DAFTAR GAMBAR ................................................................................... iv DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... v I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan ................................................................ 1 1.2 Tujuan Penulisan ............................................................................. 2 1.3 Batasan Masalah .............................................................................. 2 1.4 Sistematika Penulisan ...................................................................... 3 II. ORIENTASI UMUM 2.1 Sejarah Singkat Provinsi Sumatera Utara ....................................... 5 2.2 Lambang Daerah Provinsi Sumatera Utara...................................... 6 2.3 Letak Geografis Provinsi Sumatera Utara........................................ 8 2.4 Keadaan Lingkungan ....................................................................... 9 2.5 Struktur Organisasi Dinas Pertambangan Energi dan SDM Provinsi Sumatera Utara.................................................................. 14 2.6 Tugas Pokok dan Fungsi Bidang Pertambagan ............................... 16 2.7 Tugas Pokok dan Fungsi Seksi Perizinan dan Pengawasan ............ 20 III. TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Bahan Galian ................................................................................... 22 3.2 Cadangan ......................................................................................... 24 3.3 Pertambangan .................................................................................. 24 3.4 Izin Usaha Pertambangan ................................................................ 32 3.5 Dasar Hukum ................................................................................... 38 IV. PEMBAHASAN 4.1 Geologi Provinsi Sumatera Utara ................................................... 40 4.2 Potensi Bahan Galian di Provinsi Sumatera Utara.......................... 42 4.3 Kegiatan Pertambangan saat ini ..................................................... 51 4.4 Tata Cara Permohonan Izin Usaha Pertambangan .......................... 52 4.5 Kewajiban Pemegang Izin ............................................................... 58 4.6 Pencabutan Izin Usaha Pertambangan ............................................. 60 V. PENUTUP 5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 61 5.2 Saran ................................................................................................ 62 DAFTAR PUSTAKA iii
  • 8. DAFTAR GAMBAR Gambar.2.1 Lambang Provinsi Sumatera Utara ........................................ 6 Gambar.2.2 Istana Maimun ........................................................................ 10 Gambar.2.3 Candi Bahal ............................................................................ 11 Gambar.2.4 Danau Toba............................................................................. 11 Gambar.2.5 Air Terjun Sipiso-piso............................................................. 12 Gambar.2.6 Mejan di Kab. Pakpak Bharat.................................................. 13 Gambar.2.7 Stuktur Organisasi Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara.......................................................... 15 iv
  • 9. DAFTAR LAMPIRAN Lampiran A. Lokasi Wilayah Provinsi Sumatera Utara Lampiran B. Peta Potensi Tambang Logam Sumatera Utara Lampiran C. Peta Potensi Tambang Non Logam Sumatera Utara Lampiran D. Bagan alir proses permohonan IUP Eksplorasi Lampiran E. Bagan alir proses permohonan IUP Operasi Produksi v
  • 10. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu Provinsi di pulau sumatera. Mata pencaharian sebagian besar penduduk Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai petani dan nelayan .Provinsi Sumatera Utara kaya akan sumber daya alam berupa gas alam di daerah Tandam, Binjai dan minyak bumi di Pangkalan Brandan, Kabupaten Langkat yang telah dieksplorasi sejak zaman Hindia Belanda.Selain itu di Kuala Tanjung, Kabupaten Asahan juga terdapat PT Inalum yang bergerak dibidang penambangan bijih dan peleburan aluminium yang merupakan satu-satunya di Asia Tenggara.Sungai-sungai yang berhulu di pegunungan sekitar Danau Toba juga merupakan sumber daya alam yang cukup berpotensi untuk dieksploitasi menjadi sumber daya pembangkit listrik tenaga air. PLTA Asahan yang merupakan PLTA terbesar di Sumatra terdapat di Kabupaten Toba Samosir. Selain itu, di kawasan pegunungan terdapat banyak sekali titik-titik panas geotermal yang sangat berpotensi dikembangkan sebagai sumber energi panas maupun uap yang selanjutnya dapat ditransformasikan menjadi energi listrik. Selain potensi tersebut Provinsi Sumatera Utara juga memiliki potensi tambang yang besar dimana dapat dilihat telah adanya tiga perusahaan tambang terkemuka di Sumatra Utara yaitu Sorikmas Mining (SMM), Newmont Horas Nauli (PTNHN), Dairi Prima Mineral (DPM). Penulis ingin mengetahui tentang bagaimana tata cara mendapatkan izin usaha pertambangan serta masalah-masalah yang terkait dengan perizinan 1
  • 11. tersebut, sehingga penulis dapat memberikan saran dan masukan untuk mengatasi masalah – masalah tersebut. 1.2 Tujuan Penulisan Tujuan utama dari penulisan Kertas Kerja Wajib ini adalah sebagai salah satu syarat kelulusan program diploma I pada program studi Keinspekturan PTK AKAMIGAS - STEM. Selain itu, penulisan Kertas Kerja Wajib ini bertujuan untuk : a. Laporan atau tulisan tentang penerapan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama kuliah dengan praktek di lapangan. b. Mempelajari tentang tugas pokok dan fungsi Dinas Pertambagan Energi dan SDM Provinsi Sumatera Utara di bidang perijinan, pengawasan dan pengusahaan pertambangan. c. Mengetahui tentang tata cara permohonan dan pemberian Izin Usaha Pertambangan di Provinsi Sumatera Utara. d. Mengetahui masalah – masalah yang terkait dengan perizinan pertambangan Minerba di Provinsi Sumatera Utara dan memberikan saran untuk mengatasi masalah tersebut. 1.3 Batasan Masalah. Pembahasan pada Kertas Kerja Wajib ini dibatasi pada hal-hal yang berkaitan dengan prosedur pemberian izin usaha pertambangan di Provinsi Sumatera Utara yang meliputi bentuk – bentuk Izin Usaha Pertambangan, kewenangan pemberian izin, persyaratan memperoleh izin, batas waktu izin yang 2
  • 12. diberikan, kewajiban para pemegang Izin Usaha Pertambangan, dan juga hal – hal yang dapat mengakibatkan izin tersebut dapat dicabut dan kendala – kendala yang dihadapi serta saran – saran yang diberikan untuk mengatasinya. 1.4 Sistematika Penulisan Kertas Kerja Wajib ini terdiri dari lima bab, dengan sistematika sebagai berikut : Bab I. Pendahuluan Menjelaskan mengenai latar belakang penulisan, tujuan penulisan, batasan masalah yang dibahas di dalam Kertas Kerja Wajib dan sistematika penulisan. Bab II. Orientasi Umum Mengulas tentang Sejarah Singkat Provinsi Sumatera Utara, Lambang Daerah Provinsi Sumatera Utara, Letak Geografis, Keadaan Lingkungan, Struktur Organisasi Dinas Pertambangan Energi dan SDM Provinsi Sumatera Utara, Tugas Pokok dan Fungsi Bidang Pertambangan, Tugas Pokok dan Fungsi Seksi Perijinan dan pengawasan. Bab III. Dasar Teori Memberikan penjelasan tentang hal-hal yang berkaitan dengan Bahan Galian, Cadangan, Pertambangan, Izin Usaha Pertambangan dan Landasan Hukumnya. Bab IV. Pembahasan Menguraikan segala sesuatu tentang Potensi Bahan Galian Logam dan Non Logam di Provinsi Sumatera Utara, Kegiatan Pertambangan saat ini, Kewenangan pemberian Izin Usaha Pertambangan, Tata cara permohonan Izin Usaha Pertambangan bahan galian di Provinsi Sumatera Utara meliputi Persyaratan 3
  • 13. administrasi, teknis, lingkungan dan finansial, Kewajiban pemegang izin, Pencabutan Izin Usaha Pertambangan, Permasalahan dan penaggulangannya. Bab V. Penutup Berisi tentang kesimpulan dari tulisan dan saran – saran untuk pemecahan masalah yang dapat digunakan sebagai usaha – usaha perbaikan di Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dalam bidang perizinan pertambangan minerba. 4
  • 14. II. ORIENTASI UMUM 2.1 Sejarah Singkat Provinsi Sumatera Utara Pada jaman pemerintahan Belanda, Sumatera Utara merupakan suatu pemerintahan yang bernama Gouvernement Van Sumatera yang meliputi seluruh Sumatera yang dikepalai oleh seorang Gubernur berkedudukan di Medan. Sumatera Utara terdiri dari daerah-daerah administratif yang dinamakan keresidenan. Pada Sidang I Komite Nasional Daerah (KND) Provinsi Sumatera diputuskan untuk dibagi menjadi 3 sub Provinsi yaitu sub Provinsi Sumatera Utara (yang terdiri dari Keresidenan Aceh, Keresidenan Sumatera Timur dan Keresidenan Tapanuli), sub Provinsi Sumatera Tengah dan sub Provinsi Sumatera Selatan. Melalui Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1948 tanggal 15 April 1948 pemerintah menetapkan Sumatera menjadi 3 Provinsi yang masing-masing berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri yaitu Sumatera Utara, Sumatera Tengah dan Provinsi Sumatera Selatan dan pada tanggal 15 selanjutnya ditetapkan menjadi hari jadi Provinsi Sumatera Utara. Awal tahun 1949 diadakan reorganisasi pemerintahan di Sumatera. Dengan keputusan Pemerintah Darurat RI tanggal 17 Mei 1949 Nomor 22/Pem/PDRI jabatan Gubernur Sumatera Utara ditiadakan, selanjutnya dengan ketetapan Pemerintah Darurat RI tanggal 17 Desember 1949 dibentuk Provinsi Aceh dan Provinsi Tapanuli/Sumatera Timur yang kemudian dengan peraturan pemerintah pengganti Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1950 tanggal 14 Agustus 1950, ketetapan ini dicabut dan kembali dibentuk Provinsi Sumatera Utara. 5
  • 15. Tanggal 7 Desember 1956 diundangkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Provinsi Aceh dan perubahan peraturan pembentukan Provinsi Sumatera Utara yang intinya Provinsi Sumatera Utara wilayahnya dikurangi dengan bagian-bagian yang terbentuk sebagai Daerah Otonomi Provinsi Aceh. 2.2 Lambang Daerah Provinsi Sumatera Utara Lambang Daerah Provinsi Sumatera Utara ditetapkan melalui Peraturan Daerah Nomor 19 Tahun 2009 yang merupakan Perubahan atas Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara No. 3 tahun 2007 tentang Bentuk dan Penggunaan Lambang Daerah Provinsi Sumatera Utara. Peraturan daerah tersebut ditetapkan di Ratahan pada tanggal 3 Agustus 2009. Rancangan Lambang Daerah Provinsi Sumatera Utara dibuat oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Utara berdasarkan hasil sayembara. Gambar.2.1 Lambang Provinsi Sumatera Utara 6
  • 16. Setiap unsur, bentuk, dan corak pada Lambang Daerah Provinsi Sumatera Utara yang ditetapkan sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 1 yang mengandung makna dan arti filosofi yaitu : 1. Kepalan tangan yang diacungkan ke atas dengan menggenggam rantai beserta perisainya, adalah lambang kebulatan tekad perjuangan rakyat Provinsi Sumatera Utara melawan imperialisme, kolonialisme, feodalisme dan komunisme. 2. Batang bersudut lima, perisai dan rantai, melambangkan kesatuan masyarakat di dalam membela dan mempertahankan Pancasila. 3. Pabrik, pelabuhan, pohon karet, pohon sawit, daun tembakau, ikan. daun padi dan tulisan “SUMATERA UTARA”, melambangkan daerah yang indah permai, mashur dengan kekakayaan alamnya yang berlimpah- limpah. 4. Tujuh belas, kuntum kapas, delapan sudut sarang laba-laba dan empat puluh lima butir padi, menggambarkan tanggal, bulan dan tahun kemerdekaan RI. 5. Tongkat di bawah kepalan tangan, melambangkan watak kebudayaan yang mencerminkan kebesaran bangsa, patriotisme, pencinta dan pembela keadilan. 6. Bukit barisan yang berpuncak lima, melambangkan tata kemasyarakatan yang berkepribadian luhur, bersemangat persatuan, kegotong-royongan yang dinamis. Motto Daerah , adalah Tekun Berkarya, Hidup Sejahtera, Mulia Berbudaya. 7
  • 17. 2.3 Letak Geografis Sumatera Utara Wilayah Provinsi Sumatera Utara terletak pada 0º 50' LS - 4º 40' LU dan 96º 40' - 100º 50' BT. Luas daratan Provinsi Sumatera Utara 71.680 km² dan total luas wilayah keseluruhan 72.981,23 km2. Terdapat 419 pulau di propisi Sumatera Utara. Pulau-pulau terluar adalah pulau Simuk (kepulauan Nias), dan pulau Berhala di selat Sumatera (Malaka). Kepulauan Nias terdiri dari pulau Nias sebagai pulau utama dan pulau-pulau kecil lain di sekitarnya. Kepulauan Nias terletak di lepas pantai pesisir barat di Samudera Hindia. Pusat pemerintahan terletak di Gunung Sitoli. Kepulauan Batu terdiri dari 51 pulau dengan 4 pulau besar: Sibuasi, Pini, Tanahbala, Tanahmasa. Pusat pemerintahan di Pulautelo di pulau Sibuasi. Kepulauan Batu terletak di tenggara kepulauan Nias. Pulau-pulau lain di Sumatera Utara adalah Imanna, Pasu, Bawa, Hamutaia, Batumakalele, Lego, Masa, Bau, Simaleh, Makole, Jake, dan Sigata, Wunga. Sumatera Utara dibagi kepada 25 kabupaten, 8 kota (dahulu kotamadya), 325 kecamatan, dan 5.456 kelurahan/desa. Batas adminstratif dari Provinsi Sumatera Utara sebagai berikut : Sebelah Utara : Provinsi Aceh dan Selat Malaka. Sebelah Timur : Provinsi Riau, Provinsi Sumatera Barat, dan Samudera Indonesia Sebelah Selatan : Provinsi Aceh dan Samudera Indonesia Sebelah Barat : Selat Malaka 8
  • 18. 2.4 Keadaan Lingkungan 2.4.1 Keadaan Sosial, Ekonomi dan Budaya Sumatera Utara merupakan provinsi keempat terbesar jumlah penduduknya di Indonesia setelah Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Menurut hasil pencacahan lengkap Sensus Penduduk (SP) 1990, penduduk Sumatera Utara berjumlah 10,81 juta jiwa, dan pada tahun 2010 jumlah penduduk Sumatera Utara telah meningkat menjadi 12,98 juta jiwa. Kepadatan penduduk Sumatera Utara pada tahun 1990 adalah 143 jiwa per km² dan pada tahun 2010 meningkat menjadi 178 jiwa per km². Kadar Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Sumatera Utara setiap tahunnya tidak tetap. Pada tahun 2000 TPAK di daerah ini sebesar 57,34 persen, tahun 2001 naik menjadi 57,70 persen, tahun 2002 naik lagi menjadi 69,45 persen. Mata pencaharian penduduk di Provinsi Sumatera Utara mayoritas adalah di bidang pertanian. Sebagian kecil lainnya bekerja sebagai TNI, Pegawai Negeri Sipil dan Swasta. Provinsi Suamtera Utara memiliki keanekaragaman baik dalam hal agama, budaya, dan suku. Dimana terdapat beberapa agama diantaranya Islam, Kristen Protestan, Khatolik, Hindu, Budha, Konghucu, Parmalim, dan Aminisme. Suku Batak mendominasi diantaranya Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun, Batak Pakpak, Batak Angkola, Batak Mandailing lalu Suku Melayu , Suku Nias, Suku Minangkabau, Suku Tionghoa, Suku Tamil, Suku Jawa, dan Suku Aceh. Walau beranekaragam, kehidupan sosial di Provinsi Sumatera Utara khususnya kota Medan sebagai ibukota provinsi tentram dan damai. 9
  • 19. Beberapa daerah wisata dan peninggalan terdapat di sumatera utara diantaranya: 1. Istana Maimun Suku melayu sangat dominan keberadaannya di Kota Medan, dikarenakan berbatasan langsung dengan Selat Malaka. Suku melayu juga berpartisipasi dalam menghadapi penjajah, ini ditandai dengan adanya Istana Raja Melayu di kota Medan yaitu Istana Maimun. Gambar.2.2 Istana Maimun. 2. Candi Bahal Selain Kerajaan Melayu, Sumatera Utara juga memiliki peninggalan Candi yang terletak di daerah Padang Lawas. Dengan adanya peninggalan Candi, dapat kita artikan kerajaan Hindu maupun Budha juga berperan dalam melawan penjajah di Sumatera Utara. 10
  • 20. Gambar. 2.3 Candi Bahal 3. Danau Toba Danau yang terbentuk akibat dari vuklakisme, dan termasuk dalam danau terbesar se-Asia, dimana dikelilingi oleh 7 Kabupaten diantaranya Tanah Karo, Simalungun, Dairi, Humbahas, Samosir, Toba Samosir,Tapanuli Utara. Gambar.2.4 Danau Toba 4. Air terjun Sipiso-piso Merupakan air terjun terbesar di Sumatera Utara dan berada di Kecamatan Merek, Kabupaten Tanah Karo. 11
  • 21. Gambar.2.5 Air Terjun Sipiso-piso 5. Mejan Mejan adalah patung batu, merupakan kebanggaan dan kemasyuran Suku Pakpak yang mengandung nilai budaya yang sangat tinggi . Mejan juga merupakan lambang kebesaran suku / marga Pakpak. Jaman dahulu fungsi mejan dijadikan sebagai benteng pertahanan terhadap musuh yang akan masuk ke suatu daerah atau kampung. Konon pada jaman dahulu Mejan dapat bersuara apabila musuh datang memasuki kampung . Mejan juga bersuara apabila suatu kampung akan mengalami suatu kejadian. Mengapa mejan bisa bersuara ? Karena Mejan pada jaman dahulu diyakini ada Nanggurunya ( Pengian / Pengisi batu mejan ) . Nangguru yang tinggal di batu Mejan itu adalah Roh Nenek Moyang yang dipanggil melalui suatu ritual. Membuat mejan membutuhkan waktu yang sangat lama ,biaya yang sangat besar dan syarat-syarat spritual . Mejan sangat diyakini suku Pakpak dan dapat dibuktikan hasyatnya. Kampung yang memiliki 12
  • 22. mejan terbukti tidak mudah dimasuki musuh. Contohnya seseorang yang akan masuk suatu kampung yang memiliki Mejan dan mempunyai maksud yang tidak baik dapat berkeliling kampung tanpa tahu arah dan tujuan . Gambar.2.6 Mejan di Kab. Pakpak Bharat 2.4.2 Status, Fungsi dan Tata guna Lahan Jenis batuan yang ada di Sumatera Utara jika dilihat Dari Peta Geologi dan Potensi Bahan Galian Sulawesi Utara (Dep. Pertambangan dan Energi, Tahun 1995) berdasarkan faktor Lithologi, wilayah Sumatera Utara terdiri dari jenis batuan: Alluvium, Basalt, Tefra, Andesit. Di Sumatera Utara saat ini terdapat dua taman nasional, yakni Taman Nasional Gunung Leuser dan Taman Nasional Batang Gadis. Menurut Keputusan Menteri Kehutanan, Nomor 44 Tahun 2005, luas hutan di Sumatera Utara saat ini 3.742.120 hektare (ha). Yang terdiri dari Kawasan Suaka Alam/Kawasan Pelestarian Alam seluas 477.070 ha, Hutan Lindung 1.297.330 ha, Hutan Produksi Terbatas 879.270 ha, Hutan Produksi Tetap 1.035.690 ha dan Hutan Produksi yang dapat dikonversi seluas 52.760 ha. 13
  • 23. Sektor pertanian Sumatera Utara dapat dideskripsikan menjadi 5 (lima) sub sektor, yakni  sub sektor tanaman pangan,  sub sektor perkebunan,  sub sektor kehutanan,  sub sektor peternakan, dan sub sektor perikanan. 2.5 Struktur Organisasi Dinas Pertambagan dan Energi Provinsi Sumatera Utara. Provinsi Sumatera Utara dipimpin oleh seorang Gubernur dan Wakil Gubernur yang dalam pelaksanaan tugasnya sehari-hari dibantu oleh aparatur Pemerintah Daerah meliputi Sekretariat Daerah (Setda), Dinas Instansi serta Perangkat Daerah lainnya. Kantor Setda Provinsi sebagai pusat pemerintahan terletak di Jalan Diponegoro No.31 Medan. Dinas Pertambagan dan Energi Provinsi dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang bertanggung jawab sepenuhnya atas jalannya kegiatan operasional disektor pertambangan, energi dan SDM. Untuk melaksanakan tugas, fungsi dan tanggung jawab demi kelancaran pelaksanaan tugas, maka Dinas Pertambagan Energi dan SDM membentuk 4 (empat) Bidang yang dipimpin seorang Kepala Bidang yang membidangi tugas dan fungsinya masing – masing yaitu : 1. Bidang Pertambangan Umum 2. Bidang Geologi dan Sumber Daya Mineral 3. Bidang Listrik dan Pemanfaatan Energi 4. Bidang Minyak dan Gas Bumi 14
  • 24. Gambar.2.7 Struktur Organisasi Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara. 15
  • 25. 2.6 Tugas Pokok dan Fungsi Bidang Pertambangan Adapun Tugas Pokok dan Fungsi Bidang Pertambangan Umum sebagaimana terdapat pada Peraturan Gubernur Nomor 35 Tahun 2011 Tentang Organisasi, Tugas, Fungsi dan Uraian Tugas Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara, pada Bagian Ketiga Pasal 5 Ayat 1 s/d 4 yaitu: 1) Kepala Bidang Pertambangan Umum menyelenggarakan urusan Pemerintah di bidang pelayanan perijinan, pembinaan usaha dan pengawasan pertambangan umum dan panas bumi. 2) Kepala Bidang Pertambangan Umum menyelenggarakan fungsi : a. Penyelenggaraan pembinaan pegawai pada lingkup Bidang Pertambangan Umum; b. Penyelenggaraan arahan bimbingan kepada pejabat struktural pada lingkup Bidang Pertambangan Umum; c. Penyelenggaraan instruksi pelaksanaan tugas lingkup Bidang Pertambangan Umum; d. Penyelenggaraan penyusunan program kegiatan lingkup Bidang Pertambangan Umum; e. Penyelenggaraan pelaksanaan perijinan, pembinaan usaha dan pengawasan pertambangan umum panas bumi; f. Penyelenggaraan pengelolaan data dan informasi mineral, batubara dan panas bumi serta pengusahaan sistem informasi geografis wilayah kerja pertambangan; 16
  • 26. g. Penyelenggaraan evaluasi pelayanan perijinan, pembinaan usaha dan pengawasan pertambangan umum dan panas bumi; h. Penyelenggaraan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas, sesusai bidang tugas dan fungsinya; i. Penyelengraan pemberian masukan yang perlu kepada Kepala Dinas, sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya; j. Penyelenggaraan pelaporan dan pertanggung jawaban pelaksanaan tugas dan fungsinya, sesuai Stadar yang ditetapkan. 3) Kepala Bidang Pertambangan Umum, mempunyai uraian tugas: a. Menyelenggarakan penyusunan kebijakan di bidang mineral, batubara dan panas bumi; b. Menyelenggarakan penyusunan data dan informasi usaha pertambangan mineral dan batubara serta panas bumi lintas Kabupaten/Kota; c. Menyelenggarakan pemberian ijin usaha pertambangan mineral, batubara dan panas bumi pada wilayah lintas Kabupaten/Kota dan paling jauh 12 (dua belas) mil laut diukur dari garis pantai ke arah laut lepas dan/atau ke arah perairan kepulauan; d. Menyelenggarakan pemberian ijin usaha pertambangan mineral, batubara untuk produk yang berdampak lingkungan langsung lintas Kabupaten/Kota dan paling jauh 12 (dua belas) mil laut diukur dari garis pantai kearah laut lepas dan/atau kearah perairan kepulauan; e. Menyelenggarakan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan ijin usaha pertambangan mineral, batubara dan panas bumi pada wilayah lintas 17
  • 27. Kabupaten/Koata dan paling jauh 12 (dua belas) mil laut diukur dari garis pantai kearah laut lepas dan/atau kearah perairan kepulauan; f. Menyelenggarakan pemberian ijin badan usaha jasa pertambangan mineral, batubara dan panas bumi dalam rangka PMA dan PMDN lintas Kabupaten/Kota; g. Menyelenggarakan pengelolaan, pembinaan dan pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja, lingkungan pertambangan termasuk reklamasi dan pasca tambang konservasi dan peningkatan nilai tambah terhadap usaha pertambangan mineral, batubara dan panas bumi pada wilayah Kabupaten/Kota atau yang berdampak regional; h. Menyelenggarakan pengelolaan, pembinaan dan pengawasan pelaksanaan ijin usaha jasa pertambangan mineral, baubara dan panas bumi dalam rangka penanaman modal lintas Kabupaten/Kota; i. Menyelenggarakan pembinaan dan pengawasan pengusahaan KP ( Kuasa Pertambangan) lintas Kabupaten/Kota; j. Menyelenggarakan pembinaan dan pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja, lingkungan pertambangan termasuk reklamasi dan pasca tambang, konservasi dan peningkatan nilai tambah terhadap KP lintas Kabupaten/Kota; k. Menyelenggarakan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan ijin usaha pertambangan mineral dan batubara untuk operasi produksi, serta yang berdampak lingkungan langsung lintas Kabupaten/Kota; 18
  • 28. l. Menyelenggarakan pengelolaan data dan informasi mineral, batubara dan panas bumi serta pengusahaan dan SIG wilayah kerja pertambangan di wilayah provinsi; m. Menyelenggarakan penetapan potensi panaas bumi serta neraca sumber daya dan cadangan mineral dan batubara di wilayah provinsi; n. Menyelenggarakan pengangkatan dan pembinaan Inspektur Tambang serta pembinaan jabatan fungsional; o. Menyelenggarakan evaluasi rencana pengelolaan lingkungan dan rencana pemantauan lingkungan serta analisa mengenai dampak lingkungan; p. Menyelenggarakan pengkoordinasian perijinan dan pengawasan penggunaan bahan peledak di wilayah tambang sesuai dengan kewenangannya; q. Menyelenggarakan pemberian bimbingan, supervisi, dan konsultasi terhadap pemegang IUP, IPR, atau IPK lintas Kabupaten/Kota; r. Menyelenggarakan proses pengesahan Kepala Teknik Tambang yang diangkat oleh perusahaan sebagai pihak yang bertanggungjawab terhadap semua kegiatan dilapangan; s. Menyelenggarakan proses pemberian ijin Kartu Ijin Meledakkan (KIM); t. Menyelenggarakan proses perijinan gudang bahan peledak untuk kegiatan usaha pertambangan mineral, batubara dan panas bumi. 4) Untuk melaksanakan Tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) Kepala Bidang Pertambangan Umum dibantu oleh : a. Seksi perijinan; b. Seksi Pembinaan Usaha; c. Seksi Pertambangan Umum. 19
  • 29. 2.7 Tugas Pokok dan Fungsi Seksi Perizinan Dan Pengawasan A. Seksi Perijinan mempunyai tugas : a. Melaksanakan pembinaan pegawai pada lingkup Seksi Perijinan; b. Melaksanakan arahan dan bimbingan kepada pegawai pada lingkp Seksi Perijinan; c. Melaksanakan Instruksi pelaksanaan tugas lingkuo Seksi perijinan; d. Melaksanakan penyusunan dan peyempurnaan standard Operasional Prosedur (SOP); e. Melaksanakan pengumpulan, pengolahan dan penyusunan data informasi usaha pertambangan mineral dan batubara serta panas bumi lintas Kabupaten/Kota; f. Melaksanakan pengkajian dan pemeriksaan berkas, dan koordinasi dalam rangka pemberian ijin usaha pertambangan mineral, batubara dan panas bumi pada wilayah lintas Kabupaten/Kota paling jauh 12 (dua belas) mil laut diukur dari garis pantai kearah laut lepas; g. Melaksanakan pengkajian dan pemeriksaan berkas, evaluasi standar nasional pengolahan lingkungan, pengkoordinasian, pemberian ijin usaha pertambangan mineral dan batubara untuk operasi produksi, yang berdampak lingkungan langsung lintas Kabupaten/Kota; h. Melaksanakan pengkajian dan pemeriksaan berkas, pengkoordinasian, pemberian ijin badan usaha jasa pertambangan 20
  • 30. mineral, batubara dan panas bumi dalam rangka PMA dan PMDN lintas Kabupaten/Kota; i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pertambangan Umum, sesuai dengan bidang tugasnya; j. Melaksanakan pemberian masukan yang perlu kepada Kepala Bidang Pertambangan Umum, seusai dengan bidang tugasnya; k. Melaksanakan pelaporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada Kepala Bidang Pertambangan Umum, sesuai standar yang ditetapkan. B. Seksi Pengawasan mempunyai tugas ; a. Membantu dan bertangung jawab kepada Kepala Bidang; b. Melakukan Pengawasan dan Pembinaan terhadap semua kegiatan yang dikenakan Pajak dan Retribusi dibidang Pertambangan, Energi dan Sumber Daya Mineral; c. Melakukan Pengawasan dan Pembinaan terhadap Usaha Pertambangan, Energi dan Sumber Daya Mineral; 21
  • 31. III. TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Bahan Galian 3.1.1 Pengertian Bahan Galian Bahan galian adalah senyawa anorganik yang terbentuk di alam, yang memiliki sifat fisik dan kimia tertentu serrta susunan kristal teratur atau gabungannya yang membentuk batuan, logam, non logam, maupun radio aktif serta endapan senyawa organik karbonan yang terbentuk secara alamiah dari sisa- sisa tumbuh-tumbuhan. Bahan galian merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Hal tersebut dikarenakan proses pembentukan yang membutuhkan waktu yang sangat lama dan untuk memperolehnya pun membutuhkan ilmu dan cara khusus. Bahan galian terjadi dan dapat ditemukan di dalam kerak bumi atau lapisan – lapisan batuan yang dimensi dan penyebarannya tidak teratur dan tidak mengenal batas wilayah administratif. Pengelolaan dan pemanfaatan bahan galian terutama dalam proses pengambilannya beresiko tinggi dan dapat merusak lingkungan apabila cara dan teknologi yang digunakan tidak tepat. Akan tetapi, karena mempunyai nilai ekonomi yang cukup menjanjikan maka penambangan bahan galian tetap berlangsung. 3.1.2 Penggolongan Bahan Galian Dalam Undang-undang nomor 4 tahun 2009 tentang pertambangan mineral dan batubara. yang dijabarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara, bahwa Komoditas Tambang dibagi dalam 5 (lima) golongan yaitu; 22
  • 32. a. Mineral Radio Aktif meliputi radium, thorium, uranium, monasit, dan bahan galian radio aktif lainya; b. Mineral Logam Meliputi litium, berilium, magnesium, kalium, kalsium, emas, tembaga, perak, timbal, seng, timah, nikel, mangaan, platina, bismut, molibdenum, bauksit, air raksa, wolfram, titanium, barit, vanadium, kromit, antimoni, kobalt, tantalum, cadmium, galium, indium, yitrium, magnetit, besi, galena, alumina, niobium, zirkonnium, ilmenit, khorm, erbium, ytterbium, dysprosium, thorium, cesium, lanthanum, niobium, neodymium, hafnium, scandium, aluminium, palladium, rhodium, osmium, ruthenium, iridium, selenium, telluride, stronium, germanium, dan zenotin; c. Mineral Bukan Logam meliputi intan, korondum, grafit, arsen, pasir kuarsa, fluorspar, kriolit, yodium, brom, klor, belerang, fosfat, halit, asbes, talk, mika, magnesit, yarosit, oker, fluorit, ball clay, fire clay, zeolit, kaolin, feldspar, bentonit, gipsum, dolomit, kalsit, rijang, pirofilit, kuarsit, zirkon, wolastonit, tawas, batu kuarsa, perlit, garam batu clay, dan batu gamping untuk semen; d. Batuan meliputi pumice, tras, toseki, obsidian, marmer, perlit, tanah diatome, tanah serap (fullers earth), slate, granit, granodiorit, andesit, gabro, peridotit, basalt, trakhit, leusit, tanah liat, tanah urug, batu apung, opal, kalsedon, chert cristal kuarsa, jasper, krisoprase, kayu terkesikan, gamet, giok, agat, diorit, topas, batu gunung quarry besar, kerikil galian dari bukit, kerikil sungai ayak tanpa pasir, pasir urug, pasir pasang, kerikil berpasir alami (sirtu), bahan timbunan pilihan (tanah), urukan tanah setempat, tanah merah (laterit), batu gamping, onik, pasir laut,dan pasir yang tidak mengandung unsur mineral 23
  • 33. logam atau usur mineral bukan logam dalam jumlah yang berati ditinjau dari segi ekonomi pertambangan dan; e. Batubara meliputi bitumen padat, batuan aspal, batubara, dan gambut 3.2 Cadangan Cadangan adalah jumlah berat atau volume endapan mineral atau batubara yang mempunyai nilai ekonamis untuk ditambang. Istilah cadangan pada pertambangan antara lain : a) Cadangan hipotetik adalah cadangan yang belum ditemukan tetapi beralasan untuk ditemukan pada suatu wilayah pertambangan. b) Cadangan terkira adalah cadangan yang secara geologi keberadaannya mempunyai tingkat kayakinan rendah. c) Cadangan terduga adalah cadangan hasil penafsiran berdasarkan sebagian besar dari informasi geologi dilengkapi dengan beberapa contoh singkapan secara kuantitatif. d) Cadangan tertambang adalah bagian cadangan mineral atau batubara yang layak ditambang dengan teknologi saat ini. 3.3 Pertambangan 3.3.1 Pengertian Pertambangan Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, study kelayakan, konstruksi, 24
  • 34. penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pasca tambang. Wilayah Pertarnbangan adalah wilayah yang memiliki potensi mineral atau batubara dan tidak terikat dengan, batasan administrasi pemerintahan yang merupakan bagian dari tata ruang nasional. Wilayah Pertambangan ditetapkan oleh Pemerintah setelah berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan berkonsultasi dengan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. Penetapan Wilayah Pertambangan dilaksanakan dengan: a. Secara transparan, partisipatif, dan bertanggung jawab; b. Secara terpadu dengan rnemperhatikan pendapat dari Instansi Pemerintah terkait, masyarakat, dan dengan mempertimbangkan aspek ekologi, ekonomi, dan sosial budaya, serta berwawasan lingkungan; dan c. Dengan rnemperhatikan aspirasi daerah. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah wajib melakukan penyelidikan dan penelitian pertambangan dalam rangka penyiapan Wilayah Pertambangan. Ketentuan lebih lanjut mengenai batas, luas, dan rnekanisme penetapan Wilayah Penambangan diatur dengan peraturan pemerintah. Wilayah Pertambangan terdiri atas: a. WUP (Wilayah Usaha Pertambangan). b. WPR (Wilayah Pertambangan Rakyat). c. WPN (Wilayah Pencadangan Negara). 25
  • 35. 3.3.2 Tahapan kegiatan dalam Pertambangan Tahapan kegiatan pertambangan meliputi kegiatan Penyelidikan umum, Eksplorasi, Studi Kelayakan, Konstruksi, Penambangan, Pengolahan/Pemurnian, Pengangkutan, Penjualan dan Reklamasi serta Kegiatan Pascatambang.  Penyelidikan Umum adalah penyelidikan secara geologi umum atau geofisika, di daratan, perairan dan foto udara terhadap segala sesuatu yang ada di bumi dengan maksud untuk membuat peta geologi secara umum atau untuk menetapkan tanda-tanda adanya kandungan bahan galian di suatu wilyah, penyelidikan umum dilaksankan dengan cara ; sumur uji, pemboran uji, parit uji, mendulang dan foto udara. Data yang diperoleh dari penyelidikan umum masih kasar yang meliputi ; lokasi endapan, jenis endapan, nama endapan dan taksiran kualitas atau kadar.  Eksplorasi adalah segala penyelidikan pertambangan untuk mengetahui secara teliti tentang penyebaran endapan bahan galian, besar cadangan dan nilai cadangan, eksplorasi dilaksanakan dengan cara ; pemboran, sumur uji, trowongan dan shaft, data yang diperoleh antara lain ; kualitas atau kadar, penyebaran kadar, bentuk dan letak serta ukuran dan sifat cadangan.  Studi Kelayakan adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk memperoleh informasi secara rinci seluruh aspek yang berkaitan untuk menentukan kelayakan ekonomis dan teknis usaha pertambangan, termasuk analisis mengenai dampak lingkungan serta perencanaan pascatamnbang. 26
  • 36. Konstruksi adalah kegiatan usaha pertambangan untuk melakukan pembangunan seluruh fasilitas operasi produksi, termasuk pengendalian dampak lingkungan.  Penambangan adalah bagian kegiatan usaha pertambangan untuk memproduksi mineral dan/atau batubara dan mineral ikutannya, ada dua sistem penambangan yaitu : a) sistem tambang terbuka dan ; b) sistem tambang bawah tanah.  Pengolahan/Pemurnian adalah kegiatan usaha pertambangan untuk meningkatkan mutu mineral dan/atau batubara serta untuk memanfaatkan dan memperoleh mineral ikutan, ada beberapa cara dalam melakukan pengolahan/pemurnian antara lain : a) Commminution adalah penghancuran atau pengecilan ukuran, alat yang digunakan : Crusher dan Grainder. b) Sizing adalah proses pemisahan mineral berdasarkan ukuran butir, sizing dilakukan dengan cara : Screening dan Classifying. c) Concetration dilakukan dengan cara : pemisahan dengan pencucian, pemisahan berdasarkan perbedaan berat isi, Pemisahan berdasarkan sifat fisik permukaan butiran, Pemisahan berdasarkan sifat magnit mineral, electrostatik Separator. d) Dewatering adalah proses pengurangan air dari hasil konsentrasi, prosesnya dilakukan dengan cara : pengentalan, penyaringan dan pengeringan. 27
  • 37. Pengangkutan adalah kegiatan usaha pertambangan untuk memindahkan mineral dan/atau batubara dari daerah tambang dan/atau tempat pengolahan dan pemurnian sampai tempat penyerahan atau dipasarkan, a) pengangkutan laut menggunakan : tug boat dan tongkang serta kapal laut. b) pengangkutan didarat memnggunakan : Dump truck dan belt conveyor. c) Pengankutan udara menggunakan : pesawat udara.  Penjualan adalah kegiatan usaha pertambangan untuk menjual hasil pertambangan mineral atau batubara baik di dalam negeri atau di luar negeri.  Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan usaha pertambangan untuk menata, memulihkan, dan memperbaiki kualitas lingkungan dan ekosistem agar dapat berfungsi kembali sesuai peruntukannya.  Kegiatan Pascatambang, yang selanjutnya disebut pascatambang, adalah kegiatan terencana, sistematis, dan berlanjut setelah akhir sebagian atau seluruh kegiatan usaha pertambangan untuk memulihkan fungsi lingkungan alam dan fungsi sosial menurut kondisi lokal di seluruh wilayah penambangan. 3.3.3 Wilayah Usaha Pertambangan. Wilayah Usaha Pertambangan adalah bagian dari Wilayah Pertambangan yang telah memiliki ketersediaan data potensi, atau informasi geologi. Wilayah Pertambangan sebagai bagian dari tata ruang nasional merupakan landasan bagi penetapan kegiatan pertambangan. Penetapan Wilayah Usaha Pertambangan dilakukan oleh Pemerintah setelah berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan disampaikan secara tertulis 28
  • 38. kepada Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dengan berkoordinasi dengan pemerintah daerah yang bersangkutan berdasarkan data dan informasi yang dimiliki Pemerintah dan pemerintah daerah. Pemerintah dapat melimpahkan sebagian kewenangannya dalam penetapan Wilayah Usaha Pertambangan kepada pemerintah provinsi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan. Wilayah Izin Usaha Pertambangan adalah wilayah yang diberikan kepada pemegang Izin Usaha Pertambangan. Satu Wilayah Usaha Pertambangan terdiri atas satu atau beberapa Wilayah Izin Usaha Pertambangan yang berada pada lintas wilayah provinsi, lintas wilayah kabupaten / kota atau dalam satu wilayah kabupaten atau kota. Luas dan batas Wilayah Izin Usaha Pertambangan mineral logam dan batubara ditetapkan oleh Pemerintah berkoordinasi dengan pemerintah daerah berdasarkan kriteria yang dimiliki oleh Pemerintah. Kriteria untuk menetapkan satu atau beberapa Wilayah Izin Usaha Pertambangan dalam satu Wilayah Usaha Pertambangan adalah sebagai berikut: a. Letak geografis; b. Kaidah konservasi; c. Daya dukung lindungan lingkungan; d. Optimalisasi sumber daya mineral atau batubara; e. Tingkat kepadatan penduduk. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penetapan batas dan luas Wilayah Izin Usaha Pertambangan diatur dengan peraturan pemerintah. 29
  • 39. 3.3.4 Wilayah Pertambangan Rakyat. Wilayah Pertambangan Rakyat adalah bagian dari Wilayah Pertambangan tempat di lakukan kegiatan. Usaha Pertambangan Rakyat kegiatan pertambangan rakyat dilaksanakan dalam suatu Wilayah Pertambangan Rakyat. Wilayah Pertambangan Rakyat ditetapkan oleh Bupati / walikota setelah berkonsultasi dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten / kota. Kriteria untuk menetapkan Wilayah Pertambangan Rakyat adalah. sebagai berikut: a. Mempunyai cadangan mineral sekunder yang terdapat di sungai dan / atau di antara tepi dan tepi sungai. b. Mempunyai cadangan primer logam atau batubara dengan kedalaman maksimal 2l5 meter. c. Endapan teras, dataran banjir, dan endapan sungai purba. d. Luas maksimal wilayah pertambangan rakyat adalah 25 hektare. e. Menyebutkan jenis komoditas yang akan ditambang. f. Merupakan wilayah atau tempat kegiatan tarnbang rakyat yang sudah dikerjakan sekurang – kurangnya 15 tahun. Dalam menetapkan Wilayah Pertambangan Rakyat Bupati / Walikota berkewajiban melakukan pengumuman mengenai rencana Wilayah Pertambangan Rakyat kepada masyarakat secara terbuka. Wilayah atau tempat kegiatan tambang rakyat yang sudah dikerjakan tetapi belum ditetapkan sebagai Wilayah 30
  • 40. Pertambangan Rakyat diprioritaskan untuk ditetapkan sebagai Wilayah Pertambangan Rakyat. Ketentuan lebih lanjut mengenai pedoman, prosedur, dan penetapan Wilayah Pertambangan Rakyat diatur dengan peraturan pemerintah. Ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria dan mekanisme penetapan Wilayah Pertambangan Rakyat diatur dengan peraturan daerah kabupaten / kota. 3.3.5 Wilayah Pencadangan Negara Wilayah Pencadangan Negara adalah bagian dari Wilayah Pertambangan yang dicadangkan untuk kepentingan strategis nasional. Untuk kepentingan strategis nasional, Pemerintah dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dan dengan memperhatikan aspirasi daerah menetapkan Wilayah Pencadangan Nasional sebagai daerah yang dicadangkan untuk komoditas tertentu dan daerah konservasi dalam rangka menjaga keseimbangan ekosistem dan lingkungan. Wilayah Pencadangan Nasional yang ditetapkan untuk komoditas tertentu dapat diusahakan sebagian luas wilayahnya dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. Wilayah Pencadangan Nasional yang ditetapkan untuk konservasi ditentukan batasan waktu dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. Wilayah yang akan diusahakan menjadi Wilayah Percadangan Nasional harus berubah statusnya menjadi Wilayah Usaha Pertambangan Khusus. 31
  • 41. Perubahan status Wilayah Pencadangan Nasional menjadi Wilayah Usaha Pertambangan Khusus, dapat dilakukan dengan mempertimbangkan: a. Pemenuhan bahan baku industri dan energi dalam negeri. b. Sumber devisa Negara. c. Kondisi wilayah didasarkan pada keterbatasan sarana dan prasarana. d. Berpotensi untuk dikembangkan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi. e. Daya dukung lingkungan. f. Penggunaan teknologi tinggi dan modal investasi yang besar. 3.4 Izin Usaha Pertambangan 3.4.1 Pengertian Izin Usaha Pertambangan Izin usaha pertambangan adalah pemberian izin untuk melakukan usaha pertambangan kepada orang pribadi atau badan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah. Izin Usaha Pertambangan diberikan dalam bentuk surat keputusan Izin Usaha Pertambangan. Izin Usaha Pertambangan terdiri atas dua tahap: 1. Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi meliputi kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, dan studi kelayakan. 2. Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi meliputi kegiatan konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, serta pengangkutan dan penjualan. Pemegang Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi dan pemegang Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi dapat melakukan sebagian atau seluruhnya. 32
  • 42. Izin Usaha Pertambangan diberikan oleh: 1. Bupati / Walikota apabila Wilayah Izin Usaha Pertambangan berada di dalam satu wilayah kabupaten / kota; 2. Gubernur apabila Wilayah Izin Usaha Pertambangan berada pada lintas wilayah kabupaten / kota dalam 1 provinsi setelah mendapatkan rekomendasi dari Bupati / Walikota setempat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan. 3. Menteri apabila Wilayah Izin Usaha Pertambangan berada pada lintas wilayah provinsi setelah mendapatkan rekomendasi dari Gubernur dan Bupati / Walikota setempat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan. Izin Usaha Pertambangan diberikan kepada: a. Badan usaha. b. Koperasi. c. Perseorangan. Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi meliputi kegiatan Penyelidikan umum, Eksplorasi, dan Study kelayakan wajib memuat ketentuan sekurang kurangnya: a. Nama perusahaan. b. Lokasi dan luas wilayah. c. Rencana umum tata ruang. d. Jaminan kesungguhan. e. Modal investasi. 33
  • 43. f. Perpanjangan waktu tahap kegiatan. g. Hak dan kewajiban pemegang Izin Usaha Pertambangan. h. Jangka waktu berlakunya tahap kegiatan. i. Jenis usaha yang diberikan. j. Rencana pengembangan dan pemberdayaan masyarakat di sekitar wilayah pertambangan. k. Perpajakan. l. Penyelesaian perselisihan. m. Iuran tetap dan iuran eksplorasi. n. Amdal. Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi meliputi kegiatan Konstruksi, Penambangan, Pengolahan dan Pemurnian wajib memuat ketentuan sekurang – kurangnya. a. Nama perusahaan. b. Luas wilayah. c. Lokasi penambangan. d. Lokasi pengolahan dan pemurnian. e. Pengangkutan dan penjualan. f. Modal investasi. g. Jangka waktu berlakunya Izin Usaha Pertambangan. h. Jangka waktu tahap kegiatan. i. Penyelesaian masalah pertanahan. j. Lingkungan hidup termasuk reklamasi dan pascatambang. 34
  • 44. k. Dana jaminan reklamasi dan pasca tambang. i. Perpanjangan Izin Usaha Pertambangan. l. Hak dan kewajiban pemegang Izin Usaha Pertambangan. m. Rencana pengembangan dan pernberdayaan masyarakat di sekitar wilayah pertambangan. n. Perpajakan. o. Penerimaan negara bukan pajak yang terdiri atas iuran tetap dan iuran produksi. p. Penyelesaian perselisihan. q. Keselamatan dan kesehatan kerja. r. Konservasi mineral atau batubara. s. Pemanfaatan barang, jasa, dan teknologi dalam negeri. t. Penerapan kaidah keekonomian dan keteknikan pertambangan yang baik. u. Pengembangan tenaga kerja Indonesia. v. Pengelolaan data mineral atau batubara. w. Penguasaan, pengembangan, dan penerapan teknologi pertambangan mineral atau batubara. Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi meliputi kegiatan Penyelidikan umum, Eksplorasi, dan Study kelayakan Izin Usaha Pertambangan diberikan untuk satu jenis mineral atau batubara. Pemegang Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi meliputi kegiatan Penyelidikan umum, Eksplorasi, dan Study kelayakan Izin Usaha Pertambangan 35
  • 45. menemukan mineral lain di dalam Wilayah Izin Usaha Pertambangan yang dikelola diberikan prioritas untuk mengusahakannya. Pemegang Izin Usaha Pertambangan mengusahakan mineral adalah Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi meliputi kegiatan Konstruksi, Penambangan, wajib mengajukan permohonan Izin Usaha Pertambangan baru kepada Menteri, Gubernur, dan Bupati / Walikota sesuai dengan kewenangannya. Pemegang Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi meliputi kegiatan Konstruksi, Penambangan, dapat menyatakan tidak berminat untuk mengusahakan mineral lain yang ditemukan tersebut. Pemegang Izin Usaha Pertambangan yang tidak berminat untuk mengusahakan mineral lain yang ditemukan wajib menjaga mineral lain tersebut agar tidak dimanfaatkan pihak lain. Izin Usaha Pertambangan untuk mineral lain dapat diberikan kepada pihak lain oleh Menteri, Gubernur, dan Bupati / Walikota sesuai dengan kewenangannya. 3.4.2 Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi. Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi untuk pertambangan mineral logam dapat diberikan dalam jangka waktu paling lama delapan tahun. Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi untuk pertambangan mineral bukan logam dapat diberikan paling lama dalam jangka waktu tiga tahun dan mineral bukan logam jenis tertentu dapat diberikan dalam jangka waktu paling lama tujuh tahun. 36
  • 46. Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi untuk pertambangan batuan dapat diberikan dalam jangka waktu paling lama tiga tahun. Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi untuk pertambangan batubara dapat diberikan dalam jangka waktu paling lama tujuh tahun. Dalam hal kegiatan Eksplorasi dan kegiatan studi kelayakan, pemegang Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi yang mendapatkan mineral atau batubara yang tergali wajib melaporkan kepada pemberi Izin Usaha Pertambangan. Pemegang Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi yang ingin menjual mineral atau batubara wajib mengajukan izin sementara untuk melakukan pengangkutan dan penjualan Izin sementara yang diberikan oleh Menteri, Gubernur, atau Bupati / Walikota sesuai dengan kewenangannya. Mineral atau batubara yang tergali dalam hal kegiatan ekpolorasi dan kegiatan study kelayakan, pemegang Izin Usaha Pertambangan Ekplorasi yang mendapatkan mineral atau batubara yang tergali wajib melaporkan kepeda pemberi Izin Usaha Pertambangan dikenai iuran produksi. 3.4.3 Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi. Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi adalah izin usaha yang diberikan setelah selesai pelaksanaan Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi untuk melakukan tahapan kegiatan operasi produksi. Setiap pemegang Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi dijamin untuk memperoleh Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi sebagai kelanjutan kegiatan usaha pertambangannya. 37
  • 47. Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi dapat diberikan kepada badan usaha, koperasi, atau perseorangan atas hasil pelelangan. Pertambangan Tanpa Izin adalah usaha pertambangan yang dilakukan oleh perseorangan, sekelompok orang, atau perusahaan yayasan berbadan hukum yang dalam operasinya tidak memiliki Izin dari instansi pemerintah sesuai peraturan perundang – undangan yang berlaku. Dengan demikian, izin, rekomendasi, atau surat berbentuk apapun yang diberikan kepada perseorangan, sekelompok orang, perusahaan atau yayasan oleh instansi pemerintah di luar ketentuan peraturan perundang – undangan yang berlaku, dapat dikategorikan sebagai Pertambangan Tanpa Izin. Izin Pertambangan Rakyat, yang selanjutnya disebut IPR, adalah izin untuk melaksanakan usaha pertambangan dalam wilayah pertambangan rakyat dengan luas wilayah dan investasi terbatas. 3.5 Dasar Hukum Dasar hukum perizinan usaha pertambangan bahan galian Batuan di Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut : a) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 33 ayat 3 ”Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”. b) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (LN Tahun 1999 Nomor 4, TLN 4959). 38
  • 48. c) Peraturan pemerintah republik indonesia Nomor 23 tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara. d) Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 37 Tahun 2011 Tentang Pendelegasian Kewenangan Pelayanan Perijinan Kepada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Provinsi Sumatera Utara. 39
  • 49. IV. PEMBAHASAN 4.1 Geologi Provinsi Sumatera Utara 4.1.1 Morfologi Sumatera Utara Satuan morfologi Provinsi Sumatera Utara terdiri dari 3 satuan morfologi antara lain :  Satuan morfologi daratan, dimana terdapat dua pesisir daratan yaitu timur dan barat, dimana timur adalah pesisir mulai dari langkat sampai dengan Labuhan Batu, sedangkan pesisir barat .  Satuan morfologi perbukitan yang berjajar di bagian tengah Sumatera Utara, yang kita kenal dengan Bukit Barisan.  Satuan morfologi pegunungan yang meliputi gunung Sinabung, Sibayak, Pusu Buhit dan lainnya. 4.1.2 Stratigrafi Sumatera Utara Pola geologi dan tatanan stratigrafi regional cekungan Sumatra Utara secara umum telah banyak diketahui berkat hasil aktivitas eksplorasi minyak dan gas alam serta pemetaan bersistem pulau Sumatra dalam skala 1:250.000. Keith (1981)dalam google.co.id cekungan sumatera membuat pembagian stratigrafi Tersier Cekungan Sumatra Utara menjadi tiga kelompok yaitu Kelompok I sebagai fase tektonik, pengangkatan dan pengerosian, berumur Eosen hingga Oligosen Awal. Kelompok II merupakan fase genang laut yang dimulai dengan pembentukan formasi-formasi dari tua ke muda yaitu Formasi Butar, Rampong, Bruksah, Bampo, Peutu dan Formasi Baong. Kelompok III adalah perioda regresif dengan pembentukan kelompok Lhoksukon. 40
  • 50. Satuan formasi yang ada di Cekungan Sumatera Utara dari yang tua ke yang paling muda yaitu: 1. Formasi Butar, pembawa endapan bitumen padat, berumur Oligosen akhir hingga miosen awal, mengandung 3 lapisan pembawa endapan bitumen padat, berada disekitar daerah Tigabinanga. 2. Formasi Rampong, selaras dengan formasi Butar pembawa endapan bitumen padat, juga berada di sekitar tigabinanga. 3. Formasi Bruksah, terutama terdiri dari batupasir dan konglomerat basal berumur Oligosen. Perkiraan ketebalan sekitar 500m dan berada sekitar 2000m dibawah permukaan dasar laut. 4. Formasi Bampo (Tib), terdiri atas batulu mpur berwarna hitam dan engandung pirit berumur Oligosen akhir sampai Miosen Awal menindih selaras Formasi Bruksah, diperkirakan mempunyai ketebalam 1000 sampai 1200m dan berada pada kedalaman 500 sampai 2000 m di bawah permukaan laut 5. Formasi Peutu, didominasi oleh batupasir berumur Miosen Awal sampai Miosen Tengah, berada di sekitar cekungan. 6. Formasi Baong, terdiri dari batulumpur gampingan berumur Miosen Tengah berada sekitar cekungan. 4.1.3 Struktur Geologi Sumatera Utara Secara litologi Sumatera Utara berada pada jalur sesar semangko, dimana jalur sesar tersebut masuk pada tiga sekmen patahan yakni sekmen patahan Renun 41
  • 51. melalui Kabupaten Dairi, Pakpak Bharat, Karo, Langkat, Tobasa, dan Humbang Hasudutan. Kemudian sekmen patahan Toru yakni melintasi Kabupaten Tapanuli Utara dan Tapanuli Tengah dan sekmen yang ketiga adalah patahan Angkola meliputi Kabupaten Tapanuli Selatan dan Madina. Akibat dari keadaan diatas Sumatera Utara termasuk dalam daerah rawan gempa terutama daerah Sumatera Utara bagian barat dari utara ke selatan. Patahan tersebut diatas juga dapat memicu aktivitas kegiatan vulkanisme, karena sebagian besar daerah yang dilalui jalur patahan tersebut adalah daerah pegunungan. 4.2 Potensi Bahan Galian di Provinsi Sumatera Utara Dalam Undang-undang nomor 4 tahun 2009 tentang pertambangan mineral dan batubara. yang dijabarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara, bahwa Komoditas Tambang dibagi dalam 5 (lima) golongan yaitu Radio Aktif, Mineral Logam, Mineral Non Logam, Batuan dan Batubara, untuk Provinsi Sumatera Utara sendiri hanya terdapat 3 (tiga) potensi bahan galian yaitu Batuan, Logam dan Non Logam. Tidak menutup kemungkinan dikemudian hari ditemukan potensi komoditas tambang selain ketiga potensi yang ada. Adapun potensi bahan galian yang ada di Provinsi Sumatera Utara antara lain : 1. Potensi bahan galian Batuan yang terdapat di Provinsi Sumatera Utara meliputi : a. Batu Gamping Batu gamping merupakan batuan sedimen karbonat yang terdapat di alam dengan rumus kimia CaCO3. Ciri khas dari batugamping yaitu bila ditetesi 42
  • 52. dengan larutan HCl akan berbuih karena terjadi reaksi dan mengakibatkan keluarnya gas CO2. Batu gamping banyak dimanfaatkan sebagai bahan bangunan, industri kertas, bahan baku industri semen, keramik dan industri gula. Batu gamping yang ada di Provinsi Sumatera Utara terdapat di Kecamatan Barus (Cadangan hipotetik 900.000.000 Ton) dan Kecamatan Sitahuis (cadangan hipotetik 18.000.000 Ton) Kabupaten Tapanuli Tengah, Desa Siraisan ( cadangan hipotetik 6.250.000), Kecamatan Batang toru (cadangan hipotetik 125.000.000 Ton) dan Kecamatan Batang Onan (cadangan hipotetik 300.000.000 Ton) Kabupaten Tapanuli Selatan, di Desa Tanjunh Naman (cadangan tereka 58.000.000 Ton) dan Desa Bukit Lawang (cadangan hipotetik 58.000.000 Ton) Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat, Kecamatan Lintong Nihuta( cadangan hipotetik 493.853.800 Ton), Kecamatan Sipoholon (cadangan tereka 5.000.000 Ton), Kecamatan Tarutung (cadangan tereka 5.700.000 Ton) Kabupaten Tapanuli Utara, Kecamatan Payung ( cadangan terunjuk 9.293.000 Ton), Kecamatan Kuta Buluh (cadangan tereka 1.522.233 Ton) Kabupaten Karo, Desa Penen Kabupaten Deli Serdang (cadangan hipotetik 5.000.000 Ton), Kecamatan Balige Kabupaten Tobasa (cadangan tereka 5.400.000 Ton). b. Pasir Kwarsa Terjadi sebagai rombakan batuan asam seperti granit, granodiorit sebagai endapan sedimen lepas. Manfaat dari pasir kuarsa adalah sebagai komponen alat listrik, gelas, kaca, pengeboran, pengolahan asbes, keramik, dll. Keberadaan pasir kuarsa di provinsi Sumatera Utara berada di Kecamatan 43
  • 53. Belige Kabupaten Tobasa ( cadangan hipotetik 318.000.000 Ton), Kecamatan Sorkam Barat (cadangan hipotetik 47.240.000 Ton), Kecamatan Mela (cadangan hipotetik 49.000.000 Ton), Kecamatan Lumut (cadangan hipotetik 400.000 Ton), Kecamatan Sibuluan (cadangan hipotetik 300.000 Ton) Kabupaten Tapanuli Tengah, Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan ( cadangan hipotetik 464.000.000 Ton). c. Batu Apung Batu apung ialah istilah tekstural untuk batuan vulkanik yang merupakan lava berbuih terpadatkan yang tersusun atas piroklastik kaca yang amat mikrovesikular dengan dinding batuan beku gunung berapi ekstrusif yang bergelembung, amat tipis dan tembus cahaya. Batu apung adalah produk umum letusan gunung (pembentukan Plinius dann ignimbrit) dan umumnya membentuk zona-zona di bagian atas lava silikat. Batu apung bervariasi dalam hal kepadatannya menurut ketebalan bahan padat antar gelombang; yang berada di Provinsi Sumatera Utara berada di kecamatan Sidempuan Timur Kabupaten Tapanuli Selatan ( cadangan hipotetik 12.800.000 Ton), Kecamatan Onan Ganjang (cadangan hipotetik 41.385.000 Ton) Kecamatan Parmonangan ( cadangan Hipotetik 1.094.000 Ton) Kabupaten Tapanuli Utara. d. Lempung/ Tanah liat Lempung merupakan hasil rombakan batuan yang lebih tua dengan butiran halus dan kandungan mineral pengotor yang bervariasi. Tanah liat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan genteng dan batu bata. Bahan galian lempung 44
  • 54. yang ada di Provinsi Sumatera Utara menyebar di Kecamatan Sipirok ( cadangan hipotetik 22.790.000 Ton), Kecamatan Sitahuis ( cadangan hipotetik 4.000.000 Ton), Kecamatan Sorkam Barat ( cadangan hipotetik 5.5-0.000 Ton) Kabupaten Tapanuli Selatan, Kecamtan Sibuluan ( cadangan hipotetik 7.000.000 Ton), Kecamatan Lumut ( cadangan hipotetik 1.000.000 Ton), Kecamatan Sihaporas ( cadangan hipotetik 3.000.000 Ton), Kecamatan Sitahuis ( cadangan hipotetik 2.500.000 Ton) Kabupaten Tapanuli Tengah, Kecamatan Onan Ganjang Kabupaten Humbahas ( cadangan hipotetik 22.310.000 Ton), Kecamatan Kolang Kabupaten Tapanuli Utara (cadangan hipotetik 2.300.000 Ton). e. Trass Trass merupakan hasil pelapukan endapan vulkanik sebagian besar mengandung silica, besi dan alumina dengan ikatan gugus oksida. Sifat Trass mempunyai warna putih kemerahan, kecoklatan, kehitaman, kelabu, kekuning – kuningan, coklat tua, coklat muda, abu-abu. Dalam keadaan sendiri tidak mempunyai sifat mengeras, bila ditambah kapur tohor dan air akan memiliki masa seperti semen dan tidak larut dalam air. Hal ini disebabkan karena senyawa silica aktif dan senyawa alumina reaktif. Trass yang ada di Provinsi Sumatera Utara menyebar di Kecamatan Sidempuan Timur ( cadangan hipotetik 34.000.000 Ton), Kecamatan Sosopan ( cadangan 20.000.000 Ton), Kecamatan Sipirok( 8.300.000 Ton), Kecamatan Batang Angkola ( cadangan hipotetik 3.750.000 Ton), Kecamatan P.Bolak ( cadangan hipotetik 7.000.000 Ton) Kabupaten Tapanuli Selatan, Kecamatan Sitahuis ( cadangan hipotetik 45
  • 55. 10.100.000 Ton), Kecamatan Sosor Godang (cadangan hipotetik 7.500.000 Ton) Kabupaten Tapanuli Tengah. f. Andesit Andesit termasuk jenis batuan beku kategori menengah sebagai hasil bentukan lelehan magma diorit. Nama andesit sendiri diambil berdasarkan tempat ditemukan, yaitu di daerah Pegunungan Andes, Amerika Selatan. Peranan bahan galian ini penting sekali di sektor konstruksi, terutama dalam pembangunan infrastruktur, seperti jalan raya, gedung, jembatan, saluran air/irigasi dan lainnya. Dalam pemanfaatannya dapat berbentuk batu belah, split dan abu batu. Sebagai negara yang sedang membangun, Indonesia membutuhkan bahan galian ini setiap tahun. Andesit yang berada di Provinsi Sumatera Utara terdapat di Kecamatan Sitahuis (cadangan hipotetik 28.000.000 Ton), Kecamatan Kolang ( cadangan hipotetik 55.000.000 Ton) Kabupaten Tapanuli Tengah, Kecamatan Sipirok Kabupaten Padang Lawas Utara ( cadangan hipotetik 11.250.000 Ton). g. Granit Terjadi dari proses pembekuan magma bersifat asam. Warna batuan beraneka ragam tergantung komposisi meneral pembentuknya. Warnanya antara lain warna merah hati, merah bata, abu-abu, dan putih keabuabuan. Manfaat dari Granit adalah sebagai bahan bangunan, tegel, ornament, dll. Granit di wilayah Provinsi Sumatera Utara terdapat di Kecamatan Batang Toru ( cadangan hipotetik 47.000.000 Ton), Kecamatan Sipirok ( cadangan hipotetik 1.800.000 Ton), Kecamatan Batang Angkola ( cadangan hipotetik 320.000 Ton) 46
  • 56. Kabupaten Tapanuli Selatan, Kecamatan Bonan Dolok ( cadangan hipotetik 410.000.000 Ton), Kecamatan Sihaporas Batang (cadangan hipotetik 67.000 Ton) Kabupaten Tapanuli Tengah. h. Diatomea Berada di Kecamatan Pangururuan (cadangan hipotetik 130.694.000 ton), Kecamatan Siminindo (cadangan tereka 2.000.000 ton), Kecamtan Pagaran (cadangan hipotetik 2.000.000 ton) Kabupaten Samosir. i. Marmer Terjadi karena proses metamorfosa dari batu gamping, bermanfaat untuk bahan bangunan, tegel, ornamen dll. Berada di Kecamatan Kuta Buluh Kabupaten Karo dengan jumlah cadangan hipotetik 4.191.000 ton. j. Obsidian Berada di Kecamatan Tarutung dan Muara Kabupaten Tapanuli Utara denga jumlah cadangan hipotetik 120.750 ton. 2. Potensi bahan galian Logam yang terdapat di Provinsi Sumatera Utara meliputi : a. Emas Emas merupakan jenis logam yang bersifat lunak dan mudah ditempa, kekerasannya berkisar antara 2,3 – 5 skala Mohs, serta berat jenisnya tergantung pada jenis dan kandungan logam lain yang berpadu dengannya. Emas terbentuk dari proses magmatisme atau pengkonsentrasian di permukaan. Beberapa endapan terbentuk karena proses metasomatisme kontak dan larutan hidrotermal, sedangkan pengkosentrasian secara mekanis 47
  • 57. menghasilkan endapan letakan atau placer. Kegunaan Emas sebagai standar keuangan di banyak negara dan juga digunakan sebagai perhiasan dan elektronik. Emas yang ada di Provinsi Sumatera Utara terdapat di dua Kabupaten, yaitu Kabupaten Madina dimana sedang dilakukan eksplorasi adapun cadangan terukur sekitar 57.420 ton, dan Kabupaten Tapanuli Selatan juga sedang dilakukan eksplorasi. b. Tembaga Erat hubungannya dengan batuan vulkanis, kapur, dan intrusi batuan asam. Mineral tembaga berada pada urat kuarsa berasosiasi dengan magnetit (Fe2O3) dan hematit (Fe3O4) dapat dimanfaatkan untuk kabel listrik, pabrik accu, perkakas, campuran logam untuk perhiasan. Menurut keterdapatannya berada di Kota Nopan dengan cadangan terukur 865.000 ton dan di Kecamatan M. Sipongi cadangan terukur sekitar 25.420 ton, ada beberapa kabupaten yang diperkirakan adanya keterdapatan tembaga diantaranya Kabupaten Labuhan Batu, Humbahas, dan Tapanuli Tengah. c. Bauksit Terjadi dari proses pelapukan (laterisasi) batuan induk yang mengandung alumunium seperti granit. Sehingga keterdapatannya sangat erat dengan batuan granit.Bermanfaat untuk bahan baku alumina untuk menghasilkan aluminium, bata tahan api. Berada di Kecamatan Kota Pinang Kabupaten Labuhan Batu dengan jumlah cadangan tereka 27.647.399 ton, di perkirakan terdapat bauksit putih dan merah muda. 48
  • 58. d. Timbal Keterdapatan logam ini berdampingan dengan seng, di Sumatera Utara ada beberapa lokasi diantaranya di Kecamatan Silima Pungga-pungga dan Tigalingga Kabupaten Dairi, Kecamatan Kota Nopan ( cadangan terukur 800.000 ton), Muara Sipongi, Panyabungan Kabupaten Madina. e. Mangan Keterdapatannya berada di sekitar pantai timur Sumatera Utara ( Asahan dan Labuhan Batu), dan juga perpotongan jalan Natal 23 Km barat daya Kecamatan Natal Kabupaten Madina. f. Timah Keterdapatannya berada di lokasi 25Km barat laut Rantau Prapat dimana dijumpai konsentrat dulang, sedangkan di desa Aek labil kecamatan Sibolga Kabupaten Tapanuli Tengah Wolframit dijumpai dalam test pit. 3. Potensi bahan galian non Logam yang terdapat di Provinsi Sumatera Utara meliputi : a. Bentonit Bentonit adalah istilah pada lempung yang mengandung monmorillonit dalam dunia perdagangan dan termasuk kelompok dioktohedral. Penamaan jenis lempung tergantung dari penemu atau peneliti, misal ahli geologi, mineralogi, mineral industri dan lain-lain. Bentonit dapat dibagi menjadi dua golongan berdasarkan kandungan alu-munium silikat hydrous, yaitu activated clay dan fuller's Earth. Activated clay adalah lempung yang kurang memiliki daya pemucat, tetapi daya pemucatnya dapat ditingkatkan melalui pengolahan 49
  • 59. tertentu. Sementara itu, fuller's earth digunakan di dalam fulling atau pembersih bahan wool dari lemak. Bentonit yang ada di Kabupaten Minhasa Tenggara tersebar di wilayah Kecamatan Sidempuan Timur (cadangan hipotetik 25.000.000 Ton), Kecamatan Batang Angkola (cadangan hipotetik 20.000 Ton) Kabupaten Tapanuli Selatan, Kecamatan Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara (cadangan hipotetik 2.000.000 Ton). b. Belerang Belerang atau sulfur adalah mineral yang dihasilkan oleh proses vulkanisme, sifat fisik belerang antara lain ; mempunyai kristal berwarna kuning, kuning kegelapan dan kehitam – hitaman, karena pengaruh unsur pengotornya dan kekerasan dari belerang berkisar antara 1,5 – 2,5 skala Mohs. Penggunaan belerang banyak digunakan di industri pupuk, kertas, cat, plastik, bahan sintetis, industri karet dan ban dan lain – lain. Belerang yang ada di Provinsi Sumatera Utara terdapat di sekitar kawah gunung Sinabung (banyaknya cadangan belum teliti) dan Gunung Sibayak(cadangan tereka1.000.000 Ton) Kabupaten Karo, Gunung Sorik Merapi Kabupaten Tapanuli Selatan (cadangan tereka 220.000 Ton), Kecamatan Sibaganding Kabupaten Tapanuli Utara (cadangan tereka 106.835 Ton), Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir (cadangan tereka 330.000 Ton). c. Feldspar Terbentuk bersamaan dg terbentuknya batuan beku yang umumnya berasosiasi dengan batuan asam, dapat dimanfaatkan menjadi Keramik, porselen, industri kaca lembaran, gelas berwarna. Berada di Kecamatan G. Sipayan Bolon 50
  • 60. (cadangan tereka 390.000.000 ton), Kecamatan Raya (cadangan tereka 257.400.000 ton) Kabupaten Simalungun, Kecamatan Sianjur Mula-mula Kabupaten Samosir (cadangan tereka 487.500.000 ton), Kecamatan Parbuluan ( cadangan tereka 234.000.000 ton), Kecamatan Sumbul (cadangan tereka 416.000.000 ton) Kabupaten Dairi, Kecamatan Parlilitan Kabupaten Humbahas (cadangan tereka 87.500.000 ton), Kecamatan Lumban Julu Kabupaten Tobasa (cadangan tereka 124.800.000 ton). d. Kaolin Dapat terjadi karena proses sedimentasi dari endapan yang mengandung feldsfar, granit, tufa dll. Bisa dimanfaatkan untuk pembuatan keramik, glassier, semen, kapur tulis, industri ban, kertas, kosmetika, obat-obatan, pestisida. Berada di Kecamatan Tarutung(cadangan tereka 2.300.000 ton), Kecamatan Pahae Julu (cadangan tereka 5.720.000 ton) Kabupaten Tapanuli Utara, Kecamatan Bandar Pulau Kabupaten Asahan ( cadangan tereka 1.500.000 ton). 4.3 Kegiatan Pertambangan saat ini Kegiatan pertambangan bahan galian yang ada di Provinsi Sumatera Utara saat ini, antara lain ; Bahan galian logam : 1. Jenis : Emas Lokasi : Kabupaten Mandailing Natal Status : Eksplorasi oleh PT. Sorikmas Minning (Kontrak Karya) 51
  • 61. 2. Jenis : Emas Lokasi : Kabupaten Tapanuli Selatan Status : Eksplorasi PT. Agincourt Resource (Kontrak Karya) 3. Jenis : Timbal Lokasi : Kabupaten Dairi Status : Eksplorasi oleh PT. Prima Dairi Mineral (Kontrak Karya) 4.4 Tata Cara Permohonan Izin Usaha Pertambangan 4.4.1 Persyaratan Permohonan Izin. Syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam permohonan Izin Usaha Pertambangan di Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut : a. Administratif; b. Teknis; c. Lingkungan; dan d. Finansial. A. Persyaratan administratif 1. Untuk badan usaha untuk IUP Eksplorasi dan IUP Operasi Produksi  Mineral logam dan batubara: a. Surat permohonan; b. Susunan Direksi dan daftar pemegang saham; c. Surat keterangan domisili. 52
  • 62. Mineral bukan logam dan batuan : a. Surat permohonan; b. Profil badan usaha; c. Akte pendirian badan usaha yang bergerak di bidang usaha pertambangan yang telah disahkan oleh pejabat yang berwenang; d. Nomor pokok wajib pajak; e. Susunan direksi dan daftar pemegang saham; dan f. Surat keterangan domisili. 2. Untuk koperasi untuk IUP Eksplorasi dan IUP Operasi Produksi  Mineral logam dan batubara: a. Surat permohonan; b. Surat susunan pengurus; c. Surat keterangan domisili.  Mineral bukan logam dan batuan meliputi: a. Surat permohonan; b. Profil koperasi; c. Akte pendirian koperasi yang bergerak di bidang usaha pertambangan yang telah disahkan oleh pejabat yang berwenang; d. Nomor pokok wajib pajak; e. Susunan pengurus; dan f. Surat keterangan domisili. 3. Untuk perseorangan untuk IUP Eksplorasi dan IUP Operasi Produksi  Mineral logam dan batubara: 53
  • 63. a. Surat permohonan; b. Surat keterangan domisili.  Mineral bukan logam dan batuan : a. Surat permohonan; b. Kartu tanda penduduk; c. Nomor pokok wajib pajak; dan d. Surat keterangan domisili. 4. Untuk perusahaan firma dan perusahaan komanditer untuk IUP Eksplorasi dan IUP Operasi Produksi  Mineral logam dan batubara: a. Surat permohonan; b. Susunan pengurus dan daftar pemegang saham; c. Surat keterangan domisili.  Mineral bukan logam dan batuan : a. Surat permohonan; b. Profil perusahaan; c. Akte pendirian perusahaan yang bergerak di bidang usaha pertambangan; d. Nomor pokok wajib pajak; e. Susunan pengurus dan daftar pemegang saham; dan f. Surat keterangan domisili. B. Persyaratan teknis meliputi: 1. IUP eksplorasi ; 54
  • 64. a. Daftar riwayat hidup dan surat pernyataan tenaga ahli pertambangan dan/atau geologi yang berpengalaman paling sedikit 3 (tiga) tahun; b. Peta WIUP yang dilengkapi dengan batas koordinat geografis lintang dan bujur sesuai dengan ketentuan sistem informasi geografi yang berlaku secara nasional. 2. IUP operasi produksi ; a. Peta wilayah dilengkapi dengan batas koordinat geografis lintang dan bujur sesuai dengan ketentuan sistem informasi geografi yang berlaku secara nasional; b. Laporan lengkap eksplorasi; c. Laporan studi kelayakan; d. Rencana reklamasi dan pascatambang; e. Rencana kerja dan anggaran biaya; f. Rencana pembangunan sarana dan prasarana penunjang kegiatan operasi produksi; dan g. Tersedianya tenaga ahli pertambangan dan/atau geologi yang berpengalaman paling sedikit 3 (tiga) tahun. C. Persyaratan lingkungan meliputi: 1. Untuk IUP Eksplorasi meliputi pernyataan untuk mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. 2. IUP Operasi Produksi ; a. Pernyataan kesanggupan untuk mematuhi ketentuan peraturan perundang – undangan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup; dan 55
  • 65. b. Persetujuan dokumen lingkungan hidup sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan. D. Persyaratan finansial meliputi: 1. IUP Eksplorasi ; a. Bukti penempatan jaminan kesungguhan pelaksanaan kegiatan eksplorasi; dan b. Bukti pembayaran harga nilai kompensasi data informasi hasil lelang WIUP mineral logam atau batubara sesuai dengan nilai penawaran lelang atau bukti pembayaran biaya pencadangan wilayah dan pembayaran pencetakan peta WIUP mineral bukan logam atau batuan atas permohonan wilayah. 2. IUP Operasi Produksi ; a. Laporan keuangan tahun terakhir yang telah diaudit oleh akuntan publik; b. Bukti pembayaran iuran tetap 3 (tiga) tahun terakhir; dan c. Bukti pembayaran pengganti investasi sesuai dengan nilai penawaran lelang bagi pemenang lelang WIUP yang telah berakhir. 4.4.2 Tahap-tahap Permohonan Izin Usaha Pertambangan di Provinsi Sumatera Utara. Tahap-tahap yang dilalui dalam permohonan Izin Usaha Pertambangan di Provinsi Sumatera Utara sesuai dengan Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 37 tahun 2011Tentang Pendelegasian Kewenangan Pelayanan Perijinan Kepada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu sampai diterbitkannya IUP tersebut adalah : 56
  • 66. 1. Pemohon mengajukan permohonan secara tertulis kepada Gubernur Sumatera Utara melalui Badan Pelayanan Perijinan Terpadu dengan melampirkan syarat-syarat yang telah ditetapkan. 2. Setelah permohonan tertulis diterima oleh Badan Pelayanan Perijinan Terpadu maka Badan Pelayanan Perijinan Terpadu mengundang tim teknis Dinas Pertambangan dan Energi dan beberapa tim teknis dari Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Kehutanan dan Dinas Lingkungan Hidup yang tergabung di dalamnya, untuk rapat dan kemudian akan melakukan peninjauan lokasi pertambangan untuk memastikan keadaan di lokasi tersebut layak atau tidak layak untuk melakukan usaha pertambangan. 3. Kemudian izin akan segera diolah / diproses dan dapat diterbitkan selambat – lambatnya 1 (satu) sampai 3 (tiga) bulan sejak diterimanya permohonan. 4. Gubernur melalui Badan Pelayanan Perijinan terpadu dapat mengabulkan atau menolak permohonan izin setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim dari Dinas Pertambangan dan Energi serta beberapa tim teknis dari Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Kehutanan dan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara yang telah melakukan peninjauan lokasi. Izin diterbitkan berupa Surat Keputusan Gubernur Sumatera Utara dan tidak dapat dipindah tangankan kepada pihak lain. 4.4.3 Jangka Waktu Izin Usaha Pertambangan Izin Usaha Pertambangan di Provinsi Sumatera Utara sesuai Undang- undang nomor 4 tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara untuk IUP Eksplorasi pertambangan untuk mineral logam dapat diberikan dalam jangka 57
  • 67. waktu paling lama 8 (delapan) tahun, untuk mineral bukan logam diberikan dalam jangka waktu 3(tiga) tahun, sedangkan mineral bukan logam tertentu dalam jangka waktu 7(tujuh) tahun, untuk batuan dapat diberikan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) tahun. Sedangkan IUP Operasi Produksi pertambangan untuk mineral logam diterbitkan dan berlaku selama sampai dengan 20 (dua puluh) tahun, dan dapat diperpanjang 2 (dua) kali masing-masing 10 (sepuluh) tahun, untuk mineral bukan logam berlaku selama 10 (sepuluh) tahun dan diperpanjang 2 (dua) kali masing- masing 5 (lima) tahun, sedangkan untuk bukan logam jenis tertentu diberikan waktu sama dengan logam, dan untuk batuan diterbitkan dan berlaku selama sampai dengan 5 (lima) tahun diperpanjang 2 (dua) kali masing-masing 5 (lima) tahun dengan kewajiban daftar ulang setiap 1 (satu) tahun sekali dan apabila selama dalam jangka waktu diperkirakan lahan masih berpotensi pemohonan harus mengajukan permohonan diperpanjang paling lambat dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sebelum berakhirnya jangka waktu IUP 4.5 Kewajiban Pemegang Izin. Sesuai yang tercantum di dalam Izin Usaha Pertambangan bahan galian Provinsi Sumatera Utara, maka pemegang izin dalam melaksanakan kegiatan penambangan bahan galian diwajibkan : 1. Menyampaikan laporan produksi setiap bulan tentang pelaksanaan kegiatan usaha penambangan bahan galian batuan. jika selama 3(tiga) bulan terhitung sejak terbitnya IUP ini tidak melakukan kegiatan dan tidak melapor, maka IUP ini dinyatakan tidak berlaku lagi. 58
  • 68. 2. Setiap bulan membayar pajak pengambilan dan pengolahan bahan galian. 3. Selambat-lambatnya dalam jangka waktu 1 (satu) bulan terhitung sejak tanggal ditetapkan keputusan ini, sudah melaksanakan pematokan batas-batas wilayah izin untuk melakukan usaha penambangan bahan galian batuan. 4. Memberikan keluasan memakai jalan tambang yang sudah ada termasuk pembuatan jalan tambang baru bagi pemegang IUP pada lokasi berikutnya. 5. Penambangan tidak diperkenankan dibantaran sungai melainkan hanya pada palung sungai sedalam maksimal 1 (satu) meter. 6. Mereklamasikan bantaran sungai yang sudah terganggu. 7. Mengamankan, melestarikan fungsi sungai dan lingkunganya termasuk bangunan-bangunan pengairan dan bangunan – bangunan umum lainnya yang ada disekitarnya. 8. Memperhatikan morfologi sungai, bantaran sungai, palung sungai, tebing sebagai akibat penggalian bahan galian batuan yang dapat menimbulkan gangguan bagi masyarakat. 9. Mencegah terjadinya pencemaran/erosi sebagai akibat penggalian bahan galian batuan yang dapat menimbulkan gangguan bagi masyarakat. 10. Melaksanakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). 11. Menaati semua peraturan Perundang-undangan yang berlaku, khususnya sungai serta lahan kiri kanan sungai. Mencegah terjadinya pencemaran/erosi berkaitan dengan bidang Pertambangan dan Energi. 59
  • 69. 4.6 Pencabutan Izin Usaha Pertambangan Izin Usaha Pertambangan secara otomatis tidak berlaku apabila masa berlakunya habis dan tidak diperpanjang lagi. Akan tetapi, Gubernur Sumatera Utara dapat mencabut Izin Usaha Pertambangan bahan Galian apabila ditemukan pelanggaran-pelanggaran dalam pelaksanaan usaha pertambangan. Pelanggaran- pelanggaran tersebut antara lain : - Pemegang izin tidak melaksanakan kewajiban-kewajiban yang tertera di dalam Izin Usaha Pertambangan. - Apabila dalam kegiatan evaluasi pertambangan yang dilakukan Tim Pertambangan menemukan bahwa kegiatan pertambangan yang lebih lanjut akan mengakibatkan dampak kerusakan lingkungan yang fatal. - Terjadi kecurangan atau pemalsuan data tentang hasil produksi pertambangan yang berkaitan dengan pembayaran pajak dan royalti kepada pemerintah. - Pemegang izin tidak mentaati dan melaksanakan ketentuan perundang- undangan yang berlaku. 60
  • 70. V. PENUTUP 5.1 Simpulan Dari hasil pembahasan – pembahasan di atas maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut : a. Izin Usaha Pertambangan bahan galian batuan di Provinsi Sumatera Utara diterbitkan dalam bentuk surat Keputusan Gubernur Tentang Izin Usaha Pertambangan. b. Pelaksana teknis yang menangani masalah pertambangan khususnya perizinan usaha tambang adalah Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara pada Bidang Pertambagan lebih khusus pada Seksi Perizinan dan Pengawasan dan dikeluarkan/diterbitkan oleh Badan Pelayanan Perijinan Terpadu. c. Orang atau badan usaha yang mempunyai usaha tambang dapat memperoleh Izin Usaha Pertambangan dengan cara mengajukan permohonan secara tertulis kepada Gubernur Sumatera Utara melalui Badan Pelayanan Perijinan Terpadu dan direkomendasikan ke Dinas Pertambangan, Energi dan SDM, dan memenuhi semua persyaratan yang telah ditentukan. d. Masih banyak terjadi penambangan liar di Kabupaten/Kota se-Sumatera Utara 61
  • 71. 5.2 Saran Saran yang dapat penulis sampaikan kepada Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Utara kepada Dinas Pertambangan dan Energi adalah sebagai berikut : a. Melakukan pembinaan dan penyuluhan tentang pentingnya masalah izin pertambangan terutama yang berhubungan dengan dampak lingkungan serta memberikan sosialisasi tentang keselamatan dan kesehatan kerja dalam melaksanakan kegiatan usaha pertambangan. b. Melakukan pengawasan dan penertiban terhadap usaha pertambangan yang tidak mempunyai izin dan menghimbau agar segera mendapatkan Izin Usaha Pertambangan. c. Perlunya membuat Peraturan Daerah khusus tetang Pertambangan yang menjadi wewenang Provinsi Sumatera Utara. d. Perlu penempatan/diperbantukan staf dari Dinas Pertambangan dan Energi ke Badan Pelayanan Perijinan Terpadu untuk menciptakan pelayanan yang lebih prima. 62
  • 72. DAFTAR PUSTAKA 1. ..........., 1995,” www.google.co.id/cekungan sumatera 2. ..........., 2009,” Undang - undang nomor 4. Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara 3. .........., 2010,” Peraturan Pemerintah nomor 23. Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara 4. .........., 2011,” Peraturan Gubernur Sumatera Utara nomor 37. Tentang Pendelegasian Kewenangan kepada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Provinsi Sumatera Utara. 5. Apud Djadjuli, 2011,” Teknik Tambang Minerba, Diktat Kuliah PTK Akamigas-STEM, Cepu. 6. Sabardi Musliki, 2011,” Geologi Lapangan, Diktat Kuliah PTK Akamigas- STEM, Cepu.
  • 74. Lampiran A LOKASI WILAYAH PROVINSI SUMATERA UTARA
  • 77. Lampiran D Bagan alir proses permohonan IUP Eksplorasi Permohonan diajukan . Persyaratan lengkap START BPPT merekomendasikan ke DISTAMBEN Pindah lokasi Pemohon Ya Peninjauan lokasi Ya Ada masalah Tidak IUP dikabulkan STOP
  • 78. Lampiran E Bagan alir proses permohonan IUP Operasi Produksi Permohonan Diajukan 1. Laporan eksplorasi 2. Laporan study kelayakan 3. Amdal/UKL, UPL Persyaratan lengkap Lengkapi 4. Rekom. Pertanahan persyaratan 5. Rekomendasi kehutanan (wilayah hutan) Tidak 6. Rekomendasi PU (wilayah sungai) 7. Persyaratan lain sesuai peraturan yang berlaku START Ya Pemohon Peninjauan lokasi (tim terpadu) Pindah lokasi Ya Ada masalah Tidak IUP dikabulkan STOP