Batubara merupakan sumber daya alam yang sangat berpotensi untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan devisa negara. Aceh memiliki cadangan batubara yang besar sekitar 700 juta ton, yang dapat dikelola dengan baik untuk memberikan manfaat ekonomi bagi pemerintah daerah maupun negara. Pertambangan batubara perlu diatur dengan kebijakan yang tepat agar dapat berkelanjutan dan memberikan manfaat optimal bagi se
1. 1
BATUBARA ACEH UNTUK PAD DAN DEVISA NEGARA
DISUSUN OLEH :
Inggrid Syagori Pane (1504108010003)
Abi Ariandi (1504108010004)
Nurliana (1504108010008)
Dosen Pembimbing : Muhammad Hardi,S.T.,MT
Mata Kuliah : Valuasi Tambang
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2018
2. 2
KATA PENGANTAR
Assalamu'alaikum wr, wb.
Puji serta syukur mari kita limpahkan kepada yang Maha Kuasa karena atas
segala kemurahan-Nya kami dapat menyelesaikan laporan ini, shalawat serta salam
kepada junjungan kita semua, Nabi besar kita Muhammad Saw. Dalam laporan ini
kami akan membahas tentang " Batubara Aceh Untuk PAD Dan Devisa Negara ".
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari
materi maupun dari teknik penyajian, mengingat kurangnya pengetahuan dan
pengalaman penulis maka dari itu kami mohon kritik dan saran dari teman-teman
maupun dosen demi tercapainya makalah yang sempurna.
Semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi ilmu pengetahuan kita
khususnya kami penyusun umumnya kita semua yang membacanya.
Wassalamu'alaikum wr, wb.
Banda Aceh, 17 November 2018
Penulis
3. 3
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................ii
Daftar Isi ..........................................................................................................iii
Daftar Gambar ................................................................................................iv
Daftar Tabel ....................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................7
1.2 Maksud dan Tujuan ................................................................................8
1.3 Metodologi ............................................................................................8
BAB II TINJAUAN UMUM
2.1 Sumber Daya Batubara ...........................................................................9
2.2 Produksi Batubara Di Indonesia ..........................................................10
2.3 Konsumsi Batubara Di Indonesia ......................................................11
2.4 Peluang Sektor Pertambangan ..............................................................12
2.5 Tantangan Sektor Pertambangan ..........................................................13
2.6 Manfaat Ekonomi Kegiatan Pertambangan...........................................14
2.7 Pendapatan Asli Daerah .......................................................................16
BAB III PERTAMBANGAN BATUBARA DI ACEH
3.1 IUP Pertambangan di Aceh ..................................................................16
3.2 Kondisi Pertambangan Aceh Saat Ini ..................................................16
3.3 Kebijakan Di Daerah ...........................................................................17
3.4 Pertambangan Batubara ...................................................................... 18
3.5 Batubara ................................................................................................18
3.6 Estimasi Cadangan Batubara ...............................................................19
3.7 Mutu Batubara .....................................................................................19
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum PT Mifa Bersaudara ...............................................21
4.2 Kontribusi Pertambangan Batubara Terhadap Perekonomian .............21
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ...........................................................................................24
5.2 Saran .....................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................26
4. 4
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Peta Persebaran Batubara di Indonesia ....................................................8
Gambar 2.2 Sumber Daya dan Cadangan Batubara di Indonesia.........................................9
Gambar 3.1 Gambar Fisik Batubara ..........................................................................15
Gambar 3.2 Kegiatan Pertambangan Batubara............................................................16
5. 5
DAFTAR TABEL
Tabel 2.3 Konsumsi Batubara Indonesia Berdasarkan Pengguna...............................10
Tabel 4.1 Kontribusi sektor pertambangan/lapangan usaha terhadap PDRB Kabupaten
Aceh Barat tahun 2010-2017.......................................................................................22
Tabel 4.2 Penerimaan Daerah dan Dampak Ekonomi PT MBA tahun 2013 .............23
6. 6
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Batubara adalah salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya adalah
batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya
adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan. Unsur-unsur
utamanya terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen. Batu bara juga adalah batuan
organik yang memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang kompleks yang dapat ditemui
dalam berbagai bentuk.
Pemerintah Kabupaten Aceh Barat mengklaim kawasannya memiliki
cadangan batu bara sebanyak 700 juta ton. Umumnya, kualitas batu bara yang ada
berkalori rendah sekitar 3.000 kkal/kg hingga 5.000 kkal/kg. Yang terbesar ada di
areal tambang milik PT Mifa Bersaudara sebanyak 340 juta ton, dan PT Indonesia
Pasifik Energi 190 juta ton.
Pergerakan harga batubara ditentukan oleh faktor supply dan demand.
pemerintah menginginkan produksi batubara lebih stabil dan bisa diprediksi untuk
tahun depan. Perkiraan dari semua itu, kenaikan produksi batubara akan terbatas.
Produksi dialokasikan untuk kebutuhan domestik, dan sebagian untuk pasar ekspor.
Pemerintah mengendalikan produksi batubara dalam rangka konservasi, optimalisasi
ekspor, dan peningkatan pemanfaatan domestik untuk meningkatkan kedaulatan
energi.
Sumber daya alam milik Aceh yang sangat melimpah, namun potensi itu tidak
memberi manfaat lebih kalau tidak dikelola dengan baik. Lima aspek yang
menentukan kesuksesan suatu investasi yaitu niat, kompetensi dalam investasi,
komitmen, ikut aturan yang berlaku, dan menjalankannya dengan rencana yang tepat.
7. 7
Dalam dampak positif sektor industri ini mampu meningkatkan pendapatan
asli daerah (PAD), menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat, meningkatkan
ekonomi dan pembangunan. Sedangkan dampak negatif dalam ranah sosial,
lingkungan, politik dan budaya yang ditimbulkan sektor industri ini pun sangat luar
biasa.
UU 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah, memberi hak otonomi yang
lebih luas kepada Pemerintah Provinsi untuk mengatur dan mengelola sendiri potensi
sumber daya alam di daerahnya termasuk pengelolaan pertambangan mineral dan
batubara. Pemerintah Provinsi diberikan kewenangan dapat mengeluarkan berbagai
regulasi dan perizinan yang berkaitan dengan Izin Usaha Pertambangan (IUP) baik
izin dalam tahap proses eksplorasi maupun tahap eksploitasi sesuai dengan
kewenangannya masing-masing.
Banyaknya pemberian IUP secara terus menerus tanpa dibarengi dengan
pengelolaan pertambangan yang baik dan efektif akan menimbulkan permasalahan
tata kelola yang memberikan dampak negatif pada masyarakat dan lingkungan
1.2 Maksud dan Tujuan
Tujuan dari penulisan ini penulis ingin mengetahui untuk mengetahui prospek
batubara Aceh bagi PAD dan Devisa Negara.
1.3 Metodologi
Dalam pembuatan tugas makalah ini, penulis melakukan metode pengambilan
data untuk penyusunan laporan, yaitu :
1. Studi Literatur
a. Literatur di perpustakaan
b. Informasi-informasi
8. 8
BAB II
TINJAUAN UMUM
2.1 Sumber Daya Batubara
Batubara merupakan bahan bakar fosil yang terbentuk dari sisa tumbuhan
pada jaman pra- sejarah yang berubah bentuk. Pada awalnya sisa tumbuhan
berakumulasi di rawa dan lahan gambut yang terkubur di kedalaman tertentu dan
mengalami suhu dan tekanan tinggi yang menyebabkan tumbuhan tersebut
mengalami proses perubahan fisika dan kimia. Batubara yang terbentuk mempunyai
beberpa kelas (rank) berdasarkan waktu pembentukannya. Kelas batubara dilihat
dari pembentukannya berurutan dari mulai yang paling muda, antara lain : lignite –
sub bituminous – bituminous – antrachite.
Sumberdaya batubara adalah keseluruhan endapan batubara yang
terkandung di bawah permukaan bumi, sedangkan cadangan batubara adalah bagian
dari sumberdaya batubara yang jumlah dan keberadaannya telah diketahui dengan
pasti serta dapat diproduksi ke atas permukaan bumi dengan teknologi yang ada saat
ini. Sumberdaya dan cadangan batubara volumenya bersifat dinamis yang selalu
berubah dengan adanya kegiatan eksplorasi dan poduksi.
Semua bahan bakar yang berasal dari fosil akhirnya akan habis. Oleh karena
itu penting sekali untuk mengelola sumberdaya batubara secara efisien, sehingga
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam jangka waktu yang lama.
Pengelolaan yang baik dilakukan mulai tahapan eksplorasi sampai dengan
pemanfaatan. Pada tahap eksplorasi adalah dengan meningkatkan penemuan
cadangan-cadangan baru melalui kegiatan eksplorasi yang sudah berjalan. Pada
tahap eksploitasi perlu dikembangkan pembaharuan dalam teknik-teknik
penambangan, sehingga dapat memperoleh cadangan-cadangan yang sebelumnya
tidak bisa dicapai. Sedangkan pada pemanfaatannya dilakukan pengembangan-
9. 9
pengembangan penting mengenai penggunaan batu bara secara efisien sehingga
dapat diperoleh energi yang lebih banyak dari setiap ton batu bara yang
diproduksi.
Sumber : Dari hasil kajian Badan Geologi, Departemen Energi dan Sumber Daya
Mineral (ESDM) per 1 januari 2010
Gambar 2.1: Peta Persebaran Batubara di Indonesia
2.2 Produksi Batubara Indonesia
Pada 10 tahun terakhir terjadi perkembangan produksi batubara yang luar
biasa, mulai tahun 1995 sejumlah 40 juta ton menjadi 193 juta ton pada tahun 2006.
Dalam kurun waktu tersebut, produksi batubara Indonesia mengalami kenaikan
produksi hampir 5 kali lipat. Kenaikan produksi batubara tersebut dipacu oleh
keberadaan pembangkit listrik (PLTU) yang menggunakan batubara sebagai bahan
10. 10
bakarnya serta mulai dilakukannya perdagangan batubara Indonesia ke pasar
internasional sejak awal tahun 1990-an.
Perkembangan produksi batubara diperkirakan akan terus meningkat dari
tahun ke tahun. Dengan masih banyaknya kontraktor batubara yang belum
berproduksi dan cadangan batubara yang masih besar, diperkirakan pertumbuhan
produksi batubara pada tahun-tahun mendatang masih cukup tinggi.
Gambar 2.2: Sumber Daya dan Cadangan Batubara di Indonesia
2.1 Konsumsi Batubara Indonesia
Di Indonesia batubara digunakan untuk keperluan sumber energi, antara lain
untuk pembangkit tenaga listrik, keperluan sektor industri seperti industri semen,
industri pengolahan logam (metalurgi), industri kertas, dll. Penggunaan batubara
kokas untuk keperluan industri baja di indonesia masih terbatas, sehingga
batubara kokas yang dihasilkan sebagian besar dijual di pasar ekspor.
Sektor pembangkit tenaga listrik merupakan pengguna batubara terbesar
di Indonesia. Usaha pembangkitan tidak hanya dilakukan oleh PT PLN (Persero)
11. 11
namun juga ditawarkan kepada swasta. Imbasnya adalah berdirinya pembangkit
tenaga listrik yang menggunakan tenaga batubara.
Untuk sektor industri, batubara digunakan untuk keperluan penghasil energi.
Industri yang menggunakan batubara sebagai sumber energi dalam jumlah besar
antara lain industri semen, industri metalurgi, dan industri kertas. Batubara
digunakan sebagai sumber energi karena biaya pembangkitan energinya lebih murah
daripada minyak bumi.
Tabel Gambar 2.3: Konsumsi Batubara Indonesia Berdasarkan Pengguna
2.2 Peluang Sektor Pertambangan Batubara
Sektor pertambangan batubara di Indonesia akan terus berkembang pada
waktu mendatang. Faktor-faktor yang menyebabkan berkembangnya sektor
pertambangan batubara di Indonesia antara lain :
Pertumbuhan konsumsi batubara di dalam negeri
Batubara merupakan salah satu sumber energi yang digunakan sebagai faktor
produksi barang dan jasa dalam perekonomian. Sementara itu perekonomian yang
mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun diukur dari output yang dikeluarkan
oleh para pelaku ekonomi.
12. 12
Kebijakan pemerintah masalah energi
Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 5 Tahun 2005
pemerintah menetapkan pada energi mix tersebut peranan minyak bumi dalam pemenuhan
energi nasional akan dikurangi menjadi dibawah 20%. Sementara itu, peranan batubara
akan dinaikkan menjadi lebih dari 33%.an Kebijakan Energi Nasional.
Pertumbuhan Pasar di Asia Pasific
Penggunaan batubara di dunia khusnya di Asia Pasifik akan terus mengalami
peningkatan, walaupun pada beberapa negara di dunia justru mengganti penggunaan
batubara sebagai sumber energi dengan gas alam. Batubara akan terus digunakan
sebagian besar untuk pembangkit listrik dan bahan bakar untuk industri. Pasar
batubara di Asia Pasifik didominasi oleh Jepang sebagai konsumen yang paling besar,
diikuti oleh negara-negara industri seperti Asutralia, Taiwan, dan Korea Selatan.
Tak ketinggalan juga China yang sedang membangun sektor industrinya.
Negara-negara tersebut memanfaatkan batubara tidak hanya sebagai
pembangkit listrik saja, namun juga menggunakannya untuk keperluan industri baja.
China dan Jepang merupakan dua negara yang menjadi produsen baja terbesar.
2.3 Tantangan Sektor Pertambangan Batubara
Konservasi sumber daya alam
Konservasi merupakan usaha penghematan saat ini demi pemakaian
masa depan. Konservasi sering dikaitkan dengan moral tanggung jawab lembaga
untuk melindungi sumberdaya alam demi kepentingan generasi mendatang.
Pembangunan berkelanjutan
Pengelolaan sumberdaya batubara harus dilakukan secara berkelanjutan,
artinya harus bijaksana melestarikan persediaan sumberdaya tersebut sehingga
generasi sekarang dan mendatang dapat menikmati hasil pemanfaatan
sumberdaya tersebut. Konsep pengelolaan sumbedaya alam yang berkelanjutan
13. 13
berangkat pada fakta bahwa sumberdaya ini terbatas dalam memenuhi kebutuhan
manusia yang tidak terbatas. Oleh karena itu, sumberdaya batubara perlu dikelola
secara bertanggung jawab sedemikian rupa sehingga generasi kini dan
mendatang dapat memanfaatkan hasil-hasil yang telah diperoleh dari
pemanfaatan sumberdaya batubara tersebut.
Keselamatan kerja penambangan
Keselamatan kerja merupakan salah satu issue yang berkembang pada
sektor pertambangan. Faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja tambang
adalah faktor manusia dan alam. Faktor manusia seperti kecelakaan dalam
pengoperasian alat berat biasanya merupakan human error (kelalaian manusia).
Sementara faktor karena alam disebabkan karena keberadaan bahan galian (batubara)
itu sendiri. Untuk batubara yang ditambang dengan tambang terbuka, maka timbul
potensi kelongsoran lereng penambangan. Sedangkan untuk batubara yang perlu
ditambang dengan tambang bawah tanah, timbul potensi keruntuhan dan meledak
(karena pada batubara terdapat gas metana).
Sampai dengan tingkat produksi saat ini batubara di Indonesia
banyak diproduksi dengan sistem tambang terbuka. Untuk ke depan, seiring
dengan berkurangnya cadangan batubara yang terletak di permukaan, maka
batubara Indonesia akan banyak diproduksi dengan sistem tambang bawah
tanah.
2.4 Manfaat Ekonomi Kegiatan Pertambangan
Mengemukakan manfaat ekonomi kegiatan pertambangan. Manfaat ekomoni
kegiatan pertambangan dibagi menjadi dua manfaat yaitu manfaat langsung dan
manfaat tidak langsung. (Salim: 2012:70-71).
14. 14
Manfaat langsung merupakan faedah atau kegunaan yang terus dirasakan, baik
oleh pemerintah, pemerintah daerah maupun masyarakat akibat adanya kegiatan
pertambangan batu bara manfaat langsung itu, meliputi :
a. Penerimaan pajak dan royalti
Kontribusi pajak dan royalti bagi pemerintah pusat dan daerah. Menjadi sumber dana
pembangunan untuk kesejahteraan masyarakat.
b. Penciptaan lapangan kerja
Rekruitmen masyarakat lokal dan daerah akan meningkatkan pendapan perkapita,
kualitas hidup, serta keterampilan masyarakat
c. Bahan tambang untuk industry pengolahan
Tambang yang dihasilkan dalam bentuk ore, menjadi bahan mentah yang bisa
digunakan oleh industri-industri pengolahan hingga menjadi akhir yang baik (final
good).
Manfaat tidak langsung merupakan manfaat tidak dinikmati secara langsung
oleh masyarakat, namun masyarakat dapat menikmati dan meraskan akibat adanya
kegiatan pertambangan batubara. Manfaat tidak langsung dari kegiatan
pertambangan itu, disajikan berikut ini :
a. Sirkulasi barang dan jasa
Belanja kebutuhan operasi dan karyawan akan menjadi penggerak ekonomi
masyarakat lokal, regional dan nasional.
b. Pembangunan infrastruktur
Keberadaan kegiatan tambang akan diikuti dengan pembangunan infrastruktur,
seperti jalan, pelabuhan, dan infrastruktur lain, rumah sakit, sekolah, sarana ibadah
dan lainnya. Keberadaan infrastruktur akan dinikmati oleh masyarakat yang berada di
lingkar tambang maupun di luar wilayah pertambangan.
15. 15
c. Munculnya usaha pendukung
Lokasi tambang akan melahirkan usaha pendukung untuk memasok kebutuhan
pangan, sandang, dan pangan karyawan.
d. Industri pengolahan tambang
Keberadaan tambang akan melahirkan industri-industri pengolahan hasil tambang,
yang juga memiliki manfaat langsung dan tidak langsung, dan rantai nilai tambah
yang sangat panjang dan dapat menciptakan lapangan pekerjaan, produk-produk
turunan, dan sebagainya.
2.5 PAD (Pendapatan Asli Daerah)
Pemegang IUP dan IUPK wajib membayar pendapatan negara dan pendapatan
daerah yang terdiri atas penerimaan pajak penerimaan negara bukan pajak (PNBP).
Pajak meliputi : pajak, bea masuk dan cukai
PNBP : iuran tetap, iuran eksplorasi,iuran produksi, dan kompensasi
data informasi
Pendapatan Daerah : pajak daerah, retribusi daerah, dan pendapatan lain.
16. 16
BAB III
PERTAMBANGAN BATUBARA DI ACEH
3.1 IUP Pertambangan Di Aceh
Izin Usaha Pertambangan (IUP) ialah izin yang diberikan untuk melaksanakan
usaha pertambangan. Pemerintah Aceh perlu mengevaluasi kembali pemberian izin
usaha kepada sejumlah perusahaan pertambangan yang beroperasi di Aceh. Evaluasi
dinilai penting karena keberadaan perusahaan tambang yang seharusnya berkontribusi
positif .
Tabel 3.1 Daftar IUP Pertambangan Di Aceh
Sumber: https://s3.amazonaws.com/rgi
3.2 Kondisi Pertambangan Aceh saat ini
Hasil kajian koordinasi dan supervisi untuk SDA di Provinsi Aceh setidaknya
ditemukan beberapa permasalahan terhadap evaluasi IUP.
17. 17
Pertama, ada sebanyak 4 IUP masuk dalam kawasan hutan konservasi dengan
total seluas 31.316 Ha. Ini meliputi wilayah kabupaten Aceh Tengah seluas 31 ribu
Ha; Gayo Lues 198 Ha dan Aceh Selatan 87 Ha. Kemudian dikawasan hutan lindung
tercatat total 399.959 Ha meliputi 65 IUP/KK.
Kedua masih banyaknya IUP yang belum clear and clear (CNC), dari total 138
IUP (per tahun 2014), 84 IUP atau 61% belum Clean and Clear (CNC), sisanya
sebanyak 54 sudah mendapatkan CNC.
Ketiga adanya dugaan piutang negara dari Penerimaan Negara Bukan Pajak
(PNBP) per tahun 2014 sebesar Rp 10,8M dan naik secara sifnifikan tahun 2015
sebesar Rp 24,7M sedangkan sampai dengan tahun 2018 total tunggakan sebesar
Rp.42 M
Tahapan pengurangan dan perbaikan tata kelola menjadi salah satu kebijakan
yang sangat baik pasca lahirnya kebijakan UU 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah, kebijakan perizinan atas IUP dialihkan menjadi kebijakan di tingkat provinsi.
Hal ini sesuai dengan kewenangan yang diamanahkan UU, sehingga dampak ini
cukup terlihat atas adanya keberhasilan mendorong moratorium izin pertambangan
selama berlangsung empat tahun pelaksanaan 2014-2018 (per Mei).
3.3 Kebijakan berlaku di Daerah
Perubahan pemberlakukan UU 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah dari
sebelumnya UU 32 Tahun 2004 dan UU 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan
Mineral dan Batu Bara, memberi hak otonomi yang lebih luas kepada Pemerintah
Provinsi untuk mengatur dan mengelola sendiri potensi sumber daya alam di
daerahnya termasuk pengelolaan pertambangan mineral dan batubara. Pemerintah
Provinsi diberikan kewenangan dapat mengeluarkan berbagai regulasi dan perizinan
yang berkaitan dengan Izin Usaha Pertambangan (IUP) baik izin dalam tahap proses
eksplorasi maupun tahap eksploitasi sesuai dengan kewenangannya masing-masing.
18. 18
3.4 Pertambangan Batubara
Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka
penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi
penyelidikan umum,eksploitasi,studi kelayakan,kontruksi,pertambangan, pengolahan
dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan serta kegiatan pascatambang. (Salim,
2012:15)
Sumber : https://www.google.co.id/search?safe=strict&biw=
Gambar 3.2 Kegiatan Pertambangan Batubara
3.5 Batubara
Batubara adalah satuan batuan sedimen organik berasal dari penguraian sisa
berbagai tumbuhan yang merupakan campuran yan heterogen antara senyawa organik
dan zat organic yang menyatu di bawah beban strata yang menghimpitnya
(Muchijidin, 2006:2)
19. 19
Sumber : https://www.google.co.id/search?safe=strict&biw=
Gambar 3.1 Gambar Fisik Batubara
3.6 Estimasi Cadangan Batubara Aceh
Hadiyanto dan Deddy Amarullah (Sub Direktorat Eksplorasi batubara dan
Gambut, Bandung) eksplorasi pendahuluan batubara di daerah Meulaboh, Aceh
Barat. Hasil yang dicapai setelah mengadakan pemboran, didapatkan cadangan
sementara sebesar 500 juta ton terunjuk (indicated reserve) dan 769 juta ton tereka
(infered reserve). Hasil analisa nilai kalori 3900-5050 cal/gram dan total sulphur
0,10% - 1,23%.
3.7 Mutu Batubara Aceh
Sebagai studi banding, berdasarkan studi acuan, analisa Batubara dari contoh
batuan di beberapa daerah Wilayah Meulaboh, Nanggoe Aceh Darussalam, mengenai
kwalitas batubara diperoleh beberapa informasi, antara lain, di daerah Tanjung, Buloh
dan Kulam Ubit bernilai kalori 3900 – 5100 cal/gr dan total sulfur 0,08% - 1,23%
(Hanif R.-1983). Hadiyanto dan Deddy, di daerah Meulaboh, pada umumnya
mempunyai nilai kalori 3900-5050 cal/gram dan total sulfur 0.10% - 1,23%.
20. 20
Indonesia Coal (Direktorat Sumber Daya mineral, 2003) di Nanggroe Aceh
Darussalam kwalitas batubara 5100-6100 cal/gr, adb. (untuk Medium), sedang untuk
kwalitas rendah kurang dar 5100cal/gr,adb.
21. 21
BAB IV
PEMBAHASAN DAN STUDI KASUS
4.1 Gambaran umum PT Mifa Bersaudara di Kabupaten Aceh Barat
Pemerintah Kabupaten Aceh Barat memberikan hak konsesi pertambangan
kepada PT MBA dengan luas konsesi sebesar 3.134 ha berdasarkan Surat Keputusan
Bupati Aceh Barat Nomor 117 Tahun 2011. PT Mifa Bersaudara merupakan salah
satu anak perusahaan dari PT MDB yang memiliki hak pertambangan ekslusif lebih
dari 4.629 ha area konsesi di Provinsi Aceh. Konsesi lahan PT Mifa Bersaudara
diperkirakan memiliki cadangan batubara terbukti sebesar 7 juta ton dan cadangan
batubara terkira sebesar 209 juta ton sehingga total cadangan batubara PT Mifa
Bersaudara sebesar 216 juta tondengan perkiraan lapisan penutup sebesar 1,15 milyar
Bank Cubic Meter (BCM) selama 19 tahun. Cadangan batubara PT Mifa Bersaudara
sebesar 216 juta ton, direncanakan akan dieksploitasi selama kurun waktu 2012
hingga 2031, batubara yang dieksplorasi oleh PT Mifa Bersaudara memiliki kualitas
rendah antara 4.885 Kkal/kg hingga 5.350 Kkal/kg.
4.2 Kontribusi Pertambangan Batubara Terhadap Perekonomian
Kehadiran perusahaan pertambangan batubara memberi kan dampak kepada
penerimaan daerah berupa pajak dan royalti. Menurut UU No. 5 Tahun 1984
kehadiran industri bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara
bertahap, mengubah struktur perekonomian ke arah yang lebih baik, maju, sehat, dan
lebih seimbang sebagai upaya untuk mewujudkan dasar yang lebih kuat dan lebih
luas bagi pertumbuhan ekonomi pada umumnya, serta memberikan nilai tambah bagi
pertumbuhan industri pada khususnya. Laju kontribusi sektor pertambangan terus
mengalami peningkatan sejak Pemerintah Kabupaten Aceh Barat memberikan. Izin
22. 22
Usaha Pertambangan yaitu tahun 2010, Tabel 4.1. Kontribusi sektor pertambangan
dan penggalian terhadap PDRB Kabupaten Aceh Barat 2010-2017.
Kontribusi sektor pertambangan batubara dan penggalian terhadap PDRB
Kabupaten Aceh Barat pada tahun 2009 adalah sebesar -0.23 persen sebelum izin
pertambangan batubara diterbitkan oleh pemerintah Kabupaten Aceh Barat. Pada
tahun 2010, terjadi peningkatan kontribusi dari sektor pertambangan dan penggalian
yaitu sebesar 5.20 persen dalam PDRB Aceh Barat dan terus mengalami peningkatan
hingga mencapai 115.76 persen terhadap PDRB Kabuapten Aceh Barat, di karenakan
banyaknya perusahaan pertambangan yang mulai melakukan kegiatan ekplorasi dan
ekploitasi. Kegiatan pertambangan batubara yang dilakukan oleh PT Mifa Bersaudara
memberikan dampak ekonomi lokal pada desa-desa sekitar.
Dampak ekonomi dapat dilihat dari perubahan kegiatan ekonomi masyarakat
lokal. Kegatan perekonomian masyarakat disekitar area pertambangan pada mulanya
ditumpu oleh sektor pertanian, akan tetapi setelah kehadiran perusahaan
pertambangan batubara masyarakat sebagian mulai beralih pada sektor jasa dengan
menjadi tenaga kerja dan penyedia barang serta jasa untuk tenaga kerja dan
perusahaan pertambangan batu bara.
Tabel 4.1: Kontribusi sektor pertambangan/lapangan usaha terhadap PDRB Kabupaten Aceh Barat
tahun 2010-2017
Sumber : BPS Kabupaten Aceh Barat
23. 23
Tabel 4.2 Penerimaan Daerah dan Dampak Ekonomi dari Kegaiatan Pertambangan
PT Mifa Bersaudara tahun 2013
Hasil penelitian menunjukan bahwa kontribusi PT Mifa Bersaudara terhadap
penerimaan daerah Kabupaten Aceh Barat pada tahun 2013 adalah sebesar Rp.
1.261.821.501, kontribusi tersebut tentunya akan terus mengalami peningkatan
seiring dengan peningkatan produksi PT Mifa Bersaudara. Dampak ekonomi
langsung dari kegiatan pertambangan batubara pada tahun 2013 adalah sebesar Rp.
9.373.439.876, desa yang memperoleh dampak ekonomi langsung tertinggi adalah
Desa Balee, sedangkan desa yang memperoleh dampak ekonomi terendah adalah
Desa Buloh. Dampak ekonomi tidak langsung dari kegiatan pertambangan batubara
adalah sebesar Rp.1.080.960.000 pada tahun 2013. Desa yang memperoleh dampak
ekonomi tidak langsung tertinggi adalah Desa Sumber Batu, sedangkan desa yang
memperoleh dampak ekonomi terendah adalah Desa Pucok Reudep. Dampak
ekonomi lanjut dari kegiatan pertambangan batubara adalah sebesar Rp. 939.310.124
pada tahun 2013. Dampak ekonomi lanjut tertinggi berada pada Desa Belee,
sedangkan dampak ekonomi lanjut terendah berada pada Desa Pucok Reudep.
Kehadiran perusahaan pertambangan batubara dipandang positif oleh
sebagian besar masyarakat sekitar area konsesi. Hal tersebut disebabkan oleh
terciptanya peluang kerja dan peningkatan aktifitas ekonomi lokal. Walaupun
demikian kegiatan pertambangan batubara memberikan dampak negatif terhadap
kondisi sosial masyarakat dan lingkungan.
24. 24
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
a. Eksplorasi pendahuluan batubara di daerah Meulaboh, Aceh Barat. Hasil yang
dicapai setelah mengadakan pemboran, didapatkan cadangan sementara
sebesar 500 juta ton terunjuk (indicated reserve) dan 769 juta ton tereka
(infered reserve). Hasil analisa nilai kalori 3900-5050 cal/gram dan total
sulphur 0,10% - 1,23%.
b. Dampak ekonomi dapat dilihat dari perubahan kegiatan ekonomi masyarakat
lokal. Kegatan perekonomian masyarakat disekitar area pertambangan pada
mulanya ditumpu oleh sektor pertanian, akan tetapi setelah kehadiran
perusahaan pertambangan batubara masyarakat sebagian mulai beralih pada
sektor jasa dengan menjadi tenaga kerja dan penyedia barang serta jasa untuk
tenaga kerja dan perusahaan pertambangan batu bara
c. Hasil penelitian menunjukan bahwa kontribusi PT Mifa Bersaudara terhadap
penerimaan daerah Kabupaten Aceh Barat pada tahun 2013 adalah sebesar
Rp. 1.261.821.501, kontribusi tersebut tentunya akan terus mengalami
peningkatan seiring dengan peningkatan produksi PT Mifa Bersaudara.
d. Kehadiran perusahaan pertambangan batubara dipandang positif oleh
sebagian besar masyarakat sekitar area konsesi. Hal tersebut disebabkan oleh
terciptanya peluang kerja dan peningkatan aktifitas ekonomi lokal
e. Dari studi kasus diatas disimpulkan bahwa kegiatan pertambangan
meningkatkan PAD terhadap daerah dan pemerintah berupa devisa negara.
f. Walaupun demikian kegiatan pertambangan batubara memberikan dampak
negatif terhadap kondisi sosial masyarakat dan lingkungan. Tidak dapat
dipungkiri setiap kegiatan memiliki dampak positif dan negatif.
25. 25
5.2 Saran
Bagi pemerintah tetap meningkatkan pembukaan lapangan kerja bagi masyrakat
dengan hadirnya industri pertambangan yang dapat membuka peluang kerja,
meningkatkan PAD dan devisa negara tetap sesuai peraturan yang berlaku yang telah
ditetapkan tidak juga mengabaikan dampak negatifnya.
26. 26
DAFTAR PUSTAKA
Fachlevi, T.A., Putri, E.I.K., & Simanjuntak, S.H. (2015). Dampak Dan Evaluasi
Kebijakan Pertambangan Batubara Di Kecamatan Mereubo. Jurnal Risalah
Kebijakan Pertanian dan Lingkungan, Vol. 2 No. 2, 171-180.
Dipatunggoro,G. (2007). Sumberdaya Batubara Kawasan Blok PT. Teunom
Resources, Kab. Aceh Barat, Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Bulletin
of Scientific Contribution Journal, Vol. 5, No. 1, 49-60
Mansyah,N. (2013). Studi Tentang Dampak Pertambangan Batu Bara Bagi
Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kelurahan Jawa Kecamatan
Sangasanga. Administrasi Negara Jurnal, Vol. 1 (3): 843-857
H.S.,Salim. (2012). Hukum Pertambangan Mineral dan Batubara. Jakarta: PT Sinar
Grafika. hal 15 & 70-71.
Muchijidin.(2006). Pengendalian Mutu Dalam Industri Batubara. ITB:Mitra Ahmad.
hal 2.
Hadiyanto, & Amarullah,D. (1984). Eksplorasi Pendahuluan Endapan Batubara di
daerah Meulaboh Aceh Barat Sub.Eks.Batubara dan
Gambut.Bandung.DSDM.
Hanif, R.,dkk. (1983). Laporan Penyelidikan Pendahuluan Endapan Batubara
daerah Kawai XVI Seunagan dan Kuala. Meulaboh,Aceh Barat. DSDM.