Manfaat Konservasi dan Restorasi Mangrove terhadap mata Pencaharian, Ketahanan Pangan, dan Gizi Masyarakat (Benefits of Mangrove Conservation and Restoration on Community Livelihoods, Food Security and Nutrition)
Presented by Mulia Nurhasan, Scientist, CIFOR in sub-national workshop on Increasing Capacity of Local Community and Sub-National Government on Mangrove Restoration and Food Security on 12 July 2022
A Wide Range of Eco System Services with MangrovesCIFOR-ICRAF
More Related Content
Similar to Manfaat Konservasi dan Restorasi Mangrove terhadap mata Pencaharian, Ketahanan Pangan, dan Gizi Masyarakat (Benefits of Mangrove Conservation and Restoration on Community Livelihoods, Food Security and Nutrition)
Similar to Manfaat Konservasi dan Restorasi Mangrove terhadap mata Pencaharian, Ketahanan Pangan, dan Gizi Masyarakat (Benefits of Mangrove Conservation and Restoration on Community Livelihoods, Food Security and Nutrition) (20)
Manfaat Konservasi dan Restorasi Mangrove terhadap mata Pencaharian, Ketahanan Pangan, dan Gizi Masyarakat (Benefits of Mangrove Conservation and Restoration on Community Livelihoods, Food Security and Nutrition)
1. Manfaat Konservasi dan Restorasi Mangrove
terhadap Mata Pencaharian, Ketahanan Pangan dan
Gizi Masyarakat Pesisir
Mulia Nurhasan, PhD
Semarang, 12 Juli 2022
2. • Konservasi mangrove besar manfaatnya untuk
mitigasi bencana dan perubahan iklim
• Namun adakah manfaat nya bagi masyarakat
local secara langsung dan sehari-hari?
• Ekosistem mangrove juga berperan dalam
perikanan produktif
• Ikan dan hewan air lainnya mengandung zat gizi
mikro yang tinggi dan beragam. Konsumsi ikan
terbukti berkaitan dengan status gizi yang lebih
baik.
• Apa manfaat mangrove bagi mata pencaharian,
ketahanan pangan dan gizi masyarakat
sekitarnya?
Foto: CIFOR
3. Workstream 3: Ketahanan pangan, gizi, dan mata-
pencaharian
• untuk memahami dan mengkuantifikasi keuntungan dari hutan
bakau yang sehat bagi masyarakat local
• Lokasi studi: Banyuwangi & Demak
• Mitra untuk kajian mata pencaharian
- Yayasan Hutan Biru
- Fakultas pertanian dan perikanan, Universitas 17 Agustus
1945, Banyuwangi
• Mitra untuk kajian pangan dan gizi
- Departemen Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas
Dipenogoro, Semarang
- Departemen Gizi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas
Brawijaya, Malang
Foto: Mulia Nurhasan
5. Demak
• Desa Tambakbulusan, Kec.
Karang Tengah
• Desa Betahwalang &
Morodemak, Kec. Bonang
• Desa Gojoyo, Kec. Wedung
Banyuwangi
• Desa Kedungringin &
Wringinputih, Kec. Muncar
• Desa Kedungasri &
Kedunggebang, Kec. Tegaldlimo
Copyright: CIFOR/Agus Muhammad Maulana
8. • Lebih dari 85% responden bermatapencaharian utama
sebagai nelayan di sekitar mangrove
• Rata-rata responden bekerja sebagai nelayan selama
16 tahun
• Melakukan 6 trip dalam seminggu
• Jarak dari rumah responden ke lokasi penangkapan
ikan terdekat di Demak: mangrove dan tambak dan
Banyuwangi: mangrove
• Lokasi penangkapan ikan dan HASI di:
• Demak, banyak nya di mangrove, muara sungai,
bibir pantai dan tambak
• Banyuwangi, di mangrove dan teluk
Foto: CIFOR
9. Lebih dari 60% nelayan menggunakan kapal. Secara umum, kapal nelayan di Demak lebih
besar dari pada di Banyuwangi. Di Banyuwangi, dominasi kapal tangkapan ukuran 2-5
PK, dan di Demak ukuran 5-7 PK.
Foto: Mulia Nurhasan Foto: Mulia Nurhasan
10. Demak
• Jenis hasil tangkapan terbesar adalah udang, ikan, keong,
kerang.
• Persentase hasil tangkapan yang di jual adalah 88%, dan
yang dimakan 12%
Banyuwangi
• Jenis hasil tangkapan terbesar adalah ikan, cumi dan kerang
• Persentase hasil tangkapan yang di jual adalah 95%, dan
yang dimakan 5%
Foto: UNIBRAW
Foto: CIFOR
11. Jumlah responden yang mengonsumsi ikan dan hewan air selain ikan (HASI)
selama 24 jam hari terakhir
Demak
• 66% ibu dan 51% anak mengonsumsi ikan dalam 24 jam
terakhir
• 27% ibu dan 23% anak mengonsumsi HASI dalam 24
jam terakhir
Banyuwangi
• 47% ibu dan 33% anak mengonsumsi ikan dalam 24 jam
terakhir
• 22% ibu dan 20% anak mengonsumsi HASI dalam 24
jam terakhir
12. Variabel Demak Banyuwangi
Konsumsi Ikan 94% 91%
Konsumsi HASI 72% 75%
Rata-rata konsumsi ikan
ibu dan anak
4 jenis 2 jenis
Jumlah jenis ikan
tersedia
52 jenis 53 jenis*
Jenis terbanyak
dikonsumsi ibu & anak
Belanak
Mujaer
Bloso
Lemuru
Tongkol
Belanak
Konsumsi ikan dan HASI selama 7 hari terakhir
*termasuk 5 jenis ikan yang belum bisa didentifikasi
Foto: Mulia Nurhasan
13. Foto: CIFOR
• Sebagian besar dari ikan dan HASI
yang dikonsumsi responden
seminggu terakhir adalah hasil
tangkapan keluarganya sendiri
• 77% responden di Demak dan 59%
di Banyuwangi mengonsumsi ikan
yang didapat dari menangkap
sendiri
• 64% responden di Demak dan 73%
di Banyuwangi mengonsumsi hewan
air selain ikan (HASI) yang didapat
dari menangkap sendiri
14. 53
22
14 14
3
54
5 5
16
34
3
64
tambak pasar teman/tetangga warung lainnya area mangrove
% Darimana mendapatkan ikan dalam 7 hari terakhir?
Demak Banyuwangi
15. 45
10 10 10
1
43
7
2
10
19
4
73
tambak pasar teman/tetangga warung lainnya area mangrove
%
Darimana mendapatkan hewan air selain ikan (HASI)
dalam 7 hari terakhir?
Demak Banyuwangi
17. Mengapa Ikan penting untuk gizi kita?
• Dietary diversity atau keanekaragaman pangan adalah cara penialain kualitas makanan
• Keanekaragaman pangan dalam makanan anak berhubungan dengan status gizi mereka
(stunting, wasting, dll), terlepas dari factor sosio-ekonomi.
• The World Health Organization (WHO) mengakui metode ini dan merekomendasikan pangan
beragam.
• Stunting dan wasting juga berhubungan dengan kurangnya makanan hewani. Anak yang
mengonsumsi makanan hewani lebih banyak, tubuhnya cenderung lebih tinggi, lebih berat
dan memiliki kemampuan kognitif lebih baik.
• Ikan adalah sumber makanan hewani yang paling penting di Indonesia, namun anak anak
belum tentu diberi makan ikan
• Ikan di perairan Indonesia mengandung zat gizi mikro yang tinggi
• Ikan merupakan sumber asam lemak tak jenuh ganda seperti DHA, EPA sangat penting
untuk pertumbuhan dan maintenance otak
19. Persepsi tentang perubahan: Hampir 50% responden di kedua lokasi berpendapat
bahwa ketersediaan SDA berkurang dalam 15 tahun terakhir:
Foto: CIFOR
Foto: CIFOR
Foto: CIFOR
21. Kesimpulan
• Temuan awal kami menunjukkan bahwa
ikan dan hewan air lainnya dari mangrove
berkontribusi besar terhadap penghasilan,
ketahanan pangan dan gizi masyarakat
lokal di Banyuwangi dan Demak.
• Konservasi dan restorasi mangrove akan
menguntungkan masyarakat lokal
Foto: CIFOR
22. Rencana kedepan
• Berapa jumlah (gram, kalori, protein)
makanan dari mangrove?
• Berapa penghasilan bersih dari mangrove?
• Apakah ada korelasi antara penghasilan
dan konsumsi hewan air dari mangrove
dengan factor-factor tertentu (jarak ke
mangrove, kondisi mangrove, alat tangkap,
lokasi menangkap, dlsb)?
Foto: CIFOR
23. cifor-icraf.org | globallandscapesforum.org | resilient-landscapes.org
The Center for International Forestry Research (CIFOR) and World Agroforestry (ICRAF) envision a more equitable world
where trees in all landscapes, from drylands to the humid tropics, enhance the environment and well-being for all. CIFOR
and ICRAF are CGIAR Research Centers.
Terimakasih
• The David & Lucille Packard Foundation
• Yayasan Hutan Biru
• Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi
• Universitas Dipenogoro Semarang
• Universitas Brawijaya Malang
• Pemerintah Desa Tambakbulusan, Desa Betahwalang,
Desa Morodemak, Desa Gojoyo, Desa Kedungringin, Desa
Wringinputih, Desa Kedungasri & Desa Kedunggebang
• Masyarakat dan tokoh masyarakat sekitar mangrove Teluk
Pang Pang dan Demak