Bee Jay Bakau Resort merupakan kawasan mangrove yang menjadi habitat ikan gelodok. Ikan gelodok (Mudskipper) merupakan salah satu jenis biota lokal yang mendiami kawasan mangrove. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi potensi Mudskipper berdasarkan karakter morfologi dan peranannya di Bee Jay Bakau Resort. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui evaluasi karakter morfologi, morfometrik, dan meristik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat satu spesies ikan gelodok, yaitu Periopthalmus modestus. Jumlah ikan yang ditemukan sedikit yaitu 4 ekor. Hal ini menunjukkan bahwa ikan gelodok di Bee Jay Bakau Resort tidak melimpah. Hal ini disebabkan oleh kondisi ekologi mangrove yang kurang sesuai dengan habitat Mudskipper. Peran ikan gelodok sebagai filter feeder diketahui dari kemampuan memompa air melalui rongga mantel sehingga dapat menyaring bahan organik yang ada di dasar pantai berlumpur yang ada di hutan mangrove.
Reptil adalah sebuah kelompok hewan vertebrata yang berdarah dingin dan memiliki sisik yang menutupi tubuhnya. Reptilia adalah tetrapoda dan menelurkan telur yang embrionya diselubungi oleh membran amniotik
Berdasarkan hasil praktikum mengenai produktivitas primer yang telah dilakukan di danau UNESA Ketintang, dapat diketahui bahwa:
1. Nilai kadar fotosintesis perairan sebesar 0,596 mg/L
2. Nilai kadar respirasi perairan sebesar 0,542 mg/L
3. Nilai kadar produktivitas primer perairan sebesar 0,054 mg/L
4. Nilai kadar produktivitas total perairan sebesar 1,138 mg/L
Jadi, laju fotosintesis pada perairan lebih tinggi daripada laju respirasi pada perairan.
Ikan karang mempunyai nilai dan arti yang sangat penting dari segi sosial ekonomi dan budaya, karena hampir sepertiga penduduk Indonesia yang tinggal di daerah pesisir menggantungkan hidupnya dari perikanan laut dangkal.
Komposisi telur dan larva ikan pelagis pada perairan terumbu karang kawasan b...Mujiyanto -
Kawasan barat kepulauan karimunjawa memiliki ekosistem terumbu karang dalam kondisi baik. Hal ini menjadikan kawasan tersebut memiliki potensi besar dalam bidang sumberdaya perikanan. Terumbu karang merupakan salah satu ekosistem yang berfungsi sebagai tempat mencari makan, tempat pembiakan dan pembesaran bagi berbagai macam organisme perairan terutama ikan. Ikan-ikan akan merasa nyaman berada di ekosistem terumbu karang disebabkan tersedianya makanan dalam jumlah yang banyak dan adanya perlindungan dari pemangsa sehingga ikan dapat berkembang biak dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komposisi dan kelimpahan telur serta larva ikan di perairan terumbu karang kawasan barat Kepulauan Karimunjawa Kabupaten Jepara. Pengumpulan data dilakukan pada Bulan Juni, September dan Desember 2012 dengan menyisir kolom perairan terumbu karang menggunakan larvanet mesh size 500µ yang ditarik kapal dengan kecepatan 2 knot selama 10 menit sejajar garis pantai. Hasil tangkapan selama penelitian didominasi oleh telur ikan 26856 butir (96,43%) sementara larva ikan yang tertangkap sebanyak 981 individu (3,57%) yang terdiri dari larva ikan non-ekonomis sebanyak 636 individu dari 18 famili (2,34%) dan larva ikan ekonomis sebanyak 287 individu (1,02%). Bulan September merupakan bulan puncak pemijahan dengan angka kelimpahan telur ikan berkisar 830 – 13326 ind/1000m3 dan kelimpahan larva ikan berkisar antara 14 – 366 ind/1000 m3
Reptil adalah sebuah kelompok hewan vertebrata yang berdarah dingin dan memiliki sisik yang menutupi tubuhnya. Reptilia adalah tetrapoda dan menelurkan telur yang embrionya diselubungi oleh membran amniotik
Berdasarkan hasil praktikum mengenai produktivitas primer yang telah dilakukan di danau UNESA Ketintang, dapat diketahui bahwa:
1. Nilai kadar fotosintesis perairan sebesar 0,596 mg/L
2. Nilai kadar respirasi perairan sebesar 0,542 mg/L
3. Nilai kadar produktivitas primer perairan sebesar 0,054 mg/L
4. Nilai kadar produktivitas total perairan sebesar 1,138 mg/L
Jadi, laju fotosintesis pada perairan lebih tinggi daripada laju respirasi pada perairan.
Ikan karang mempunyai nilai dan arti yang sangat penting dari segi sosial ekonomi dan budaya, karena hampir sepertiga penduduk Indonesia yang tinggal di daerah pesisir menggantungkan hidupnya dari perikanan laut dangkal.
Komposisi telur dan larva ikan pelagis pada perairan terumbu karang kawasan b...Mujiyanto -
Kawasan barat kepulauan karimunjawa memiliki ekosistem terumbu karang dalam kondisi baik. Hal ini menjadikan kawasan tersebut memiliki potensi besar dalam bidang sumberdaya perikanan. Terumbu karang merupakan salah satu ekosistem yang berfungsi sebagai tempat mencari makan, tempat pembiakan dan pembesaran bagi berbagai macam organisme perairan terutama ikan. Ikan-ikan akan merasa nyaman berada di ekosistem terumbu karang disebabkan tersedianya makanan dalam jumlah yang banyak dan adanya perlindungan dari pemangsa sehingga ikan dapat berkembang biak dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komposisi dan kelimpahan telur serta larva ikan di perairan terumbu karang kawasan barat Kepulauan Karimunjawa Kabupaten Jepara. Pengumpulan data dilakukan pada Bulan Juni, September dan Desember 2012 dengan menyisir kolom perairan terumbu karang menggunakan larvanet mesh size 500µ yang ditarik kapal dengan kecepatan 2 knot selama 10 menit sejajar garis pantai. Hasil tangkapan selama penelitian didominasi oleh telur ikan 26856 butir (96,43%) sementara larva ikan yang tertangkap sebanyak 981 individu (3,57%) yang terdiri dari larva ikan non-ekonomis sebanyak 636 individu dari 18 famili (2,34%) dan larva ikan ekonomis sebanyak 287 individu (1,02%). Bulan September merupakan bulan puncak pemijahan dengan angka kelimpahan telur ikan berkisar 830 – 13326 ind/1000m3 dan kelimpahan larva ikan berkisar antara 14 – 366 ind/1000 m3
Telah dilakukan penelitian pada bulan November - Januari 2018 dikawasan Hutan Lindung Angke Kapuk (HLAK), Jakarta. Luas hutan Mangrove di kawasan HLAK mencapai luasan 44,76 Ha. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Biodiversitas Gastropoda sebagai Bioindikator kualitas perairan di kawasan mangrove Hutan Lindung Angke Kapuk (HLAK), Jakarta. Pengambilan sampel ditentukan secara Random Sampling, dimana lokasi terdiri dari 3 stasiun pengamatan. Pengamatan tiap stasiun dilakukan dengan menggunakan metode transek dengan ukuran 10 x 10 m. Analisis data yang dilakukan meliputi keanekaragaman dan Bioindikator kualitas air berdasarkan indeks keanekaragaman. Hasil penelitian pada 3 Stasiun ditemukan 4 jenis Mollusca yang mewakili 2 famili dari kelas Gastropoda, yakni Cassidula aurisfelis, Ellobium aurismidae, Pythia Sp, dan Littoraria Scabra. Keanekaragaman Gastropoda dihitung dengan menggunakan indeks Shannon-Weiner (H’). Keanekaragaman Gastropoda dihitung dengan menggunakan indeks Shannon-Weiner dengan hasil berkisar antara 0,37 – 0,54 masuk dalam kategori rendah. Kualitas perairan dengan menggunakan indeks keanekaragaman menunjukan bahwa kawasan mangrove Hutan Lindung Angke Kapuk (HLAK) memiliki kualitas air sangat tercemar yang mana sumber pengaruhnya berasal dari limbah sampah.
Kajian komunitas larva ikan pada ekosistem padang lamun di kawasan pulau para...Mujiyanto -
Kawasan Pulau Parang adalah gugusan pulau di Kepulauan Karimunjawa yang memiliki ekosistem laut yang dinilai masih baik, salah satunya adalah ekosistem lamun yang memiliki fungsi sebagai daerah memijah, daerah asuhan dan daerah mencari makan bagi ikan-ikan di laut. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji komposisi, struktur komunitas juga keterkaitan antara faktor lingkungan dengan keberadaan larva ikan di ekosistem lamun di Kawasan Pulau Parang. Penelitian dilakukan di 5 lokasi di Kawasan Pulau Parang, yakni Legon Boyo, Watu Merah, Pulau Kumbang, Pulau Nyamuk dan Pulau Kembar. Sampling dilakukan pada bulan Juni 2012, September 2012 dan Desember 2012 sebagai perwakilan 3 musim laut, yaitu musim timur, musim peralihan dan musim barat. Sampling larva ikan menggunakan alat modifikasi dari bongonet dengan ukuran mata jaring 500 µm yang ditarik sejauh 50 m sejajar pantai. Larva ikan yang tertangkap selama penelitian sebanyak 375 individu, yang terdiri dari 14 famili dengan dominasi famili Gerreidae (68%), Gobiidae (10,13%), Labridae (8,27%), Blennidae (5,6%) dan Atherinidae (3,47%). Hasil analisa indeks biologi secara temporal, keanekaragaman (H’) larva ikan tertinggi ada di musim peralihan (1,742), nilai keseragaman (E) rendah (0,312) dan nilai dominansi 0,498. Secara spasial, keanekaragaman (H’) tertinggi terdapat di Legonboyo (1,294), Pulau Nyamuk (1,231) dan Pulau Kembar (0,947). Selama kegiatan penelitian berlangsung kualitas perairan suhu 28,5 o C - 31,14 o C; salinitas 29,5 o / oo - 34 o / ; pH 7,5 – 8; DO 3,37 ppt – 12,92 ppt; amonium 0,016 – 0,959 mg/L; Nitrat 0.003 – 0,877 mg/L; Nitrit 0,003 – 0,036 mg/L; Orthofosfat 0,000 – 0,089 mg/L; dan BOT air 0,088 – 244,932. Hasil analisa PCA (Principal Component Analysis) terhadap stasiun menunjukkan bahwa ditiap musimnya, ke 5 stasiun dikelompokkan menjadi 4 kelompok dengan ciri parameternya masing-masing. Parameter perairan nitrit hampir diseluruh lokasi penelitian dimusim barat menunjukkan korelasi negatif terhadap kelimpahan larva ikan.
Struktur komunitas gastropoda pada ekosistem mangrove di kawasan desa parang,...Mujiyanto -
Gastropoda adalah salah satu kelas moluska yang sangat mudah ditemukan di ekosistem mangrove. Di ekosistem ini, gastropoda berperan dalam membantu proses dekomposisi serasah. Informasi tentang struktur komunitas gastropoda pada ekosistem mangrove di Kawasan Desa Parang belum ada, sehingga perlu adanya kajian tentang struktur komunitas gastropoda di kawasan tersebut sebagai acuan untuk pengelolaan. Pada bulan Juni-Desember 2012 telah dilakukan penelitian tentang struktur komunitas gastropoda di Kawasan Desa Parang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di ekosistem mangrove Kawasan Desa Parang ditemukan 29 jenis dari 16 famili gastropoda. Kelimpahan rata-rata gastropoda berkisar antara 2,10–18,85 ind/m 2 . Indeks keanekaragaman berkisar antara 0,35–1,45 yang termasuk dalam kategori rendah sampai sedang. Nilai Indeks Keseragaman masuk dalam kategori rendah sampai tinggi dengan nilai berkisar antara 0,12–0,62 dan kisaran Indeks Dominasi antara 0,50–0,84 masuk dalam kategori terdapat spesies yang mendominasi. Littoraria scabra adalah jenis gastropoda yang mendominasi di ekosistem mangrove Kawasan Desa Parang.
Bioekologi ikan bolo bolo (atherinomorus lacunosus) di area mangrove kepulaua...Mujiyanto -
Mangrove merupakan salah satu ekosistem yang memiliki fungsi ekologis penting dan kompleks serta menyediakan habitat bagi beragam biota aquatik, khususnya ikan. Penelitian dilakukan bulan JuniDesember 2012 untuk menentukan bioekologi ikan Bolo-bolo (A. lacunosus). Pengambilan sampel dilakukan di bagian barat Kepulauan Karimunjawa yang memiliki ekosistem mangrove, dengan menggunakan eksperiment gill net ukuran 11/4 inchi. Nilai hubungan panjang dan berat ikan Bolo-bolo (2.142) jantan dan (3.552) ikan betina, sesuai dengan hasil uji-t bahwa t-tabel > t-hitung, ikan Bolobolo bersifat isometri dan faktor kondisi rata-rata jantan dan betina Bolo-bolo adalah 0.926 dan 0.481. TKG ikan Bolo-bolo diperoleh II-IV, 33 ekor ikan betina ber-TKG III dan IV, kisaran panjang antara 7.99cm, berat 4-8gram pada TKG III dan 7.2-10.5cm, 2-12gram pada TKG IV. Fekunditas ikan berkisar antara 233-424 butir pada TKG III dan 220-2530 butir pada TKG IV, telur rata-rata 1256 TKG III serta 17131 TKG IV, dengan diameter telur menunjukan pemijahan yang berbeda antara 1 individu dan individu yang lain yaitu ada yang terjadi hanya satu kali dan ada yang terjadi tiga kali (3 puncak). Sex rasio ikan jantan dan betina adalah 1:1 menunjukan kondisi dalam keadaan seimbang. Ikan Bolo-bolo termasuk kategori ikan omnivora. faktor fisika kimia perairan Kepulauan Karimunjawa masih dalam kondisi normal keberlangsungan hidup ikan Bolo-bolo.
Struktur komunitas sumber daya ikan demersal berdasarkan kedalaman perairan d...robert peranginangin
Informasi mengenai persebaran dan struktur komunitas sumber daya ikan demersal penting sebagai bahan masukan untuk pengelolaan perikanan demersal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat keanekaragaman dan persebaran sumber daya ikan demersal berdasarkan perbedaan kedalaman perairan, serta keterkaitannya dengan lingkungan. Penelitian dilaksanakan di Laut Cina Selatan pada bulan Mei sampai Juni 2015 dengan mengoperasikan alat tangkap pukat ikan di stasiun yang telah ditetapkan. Metode analisis keanekaragaman hayati ikan demersal menggunakan beberapa indeks ekologi yaitu indeks kekayaan jenis Margalef, indeks keanekaragaman Shannon-Wiener, indeks keseragaman Pielou, dan indeks dominansi Simpson. Nilai indeks ekologi tersebut kemudian dikaitkan dengan kondisi lingkungan, menggunakan analisis komponen utama. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kestabilan komunitas sumber daya ikan demersal semakin baik seiring dengan meningkatnya kedalaman. Kedalaman, suhu, dan salinitas merupakan parameter yang paling memengaruhi tingkat kekayaan jenis serta persebaran sumber daya ikan demersal, sedangkan persebaran kelimpahan ikan sangat terkait dengan oksigen terlarut dan kecerahan perairan. Implikasinya, kondisi lingkungan perairan sangat memengaruhi persebaran dan kelimpahan ikan demersal.
Similar to PKM AI: Potensi Jenis Ikan Gelodok (Mudskipper) dan PerannyaSebagai Filter Feeder di Area Mangrove BJBE Probolinggo (20)
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa DNA pada sampel tumbuhan muda yaitu daun muda jambu biji berhasil diisolasi secara sederhana dengan menggunakan metode sederhana.
Bentuk DNA yang dihasilkan adalah berupa benang-benang transparan.
PPT Manajemen Quality Control: PT. Campina Ice Cream IndustryUNESA
Struktur manajemen quality control di PT. Campina terdiri dari 3 laboratorium yaitu, Mikrobiologi, Fisika Kimia, dan Distribusi.
Kualitas quality control di PT. Campina masih belum berstandar ISO tetapi laboratorium rutin mengikuti Uji Profisiensi Nasional.
Strategi mempertahankan mutu produk dari PT. Campina adalah dengan mengendalikan kualitas mutu bahan baku, kualitas proses produksi, kualitas barang jadi dan distribusi.
Pemasaran produk di PT. Campina yaitu dengan cara menganalisa produk yang digemari oleh pasar, selalu mencoba menetapkan harga yang ekonomis, penerimaan kunjungan kepabrik untuk melihat proses produksi, dan mendistribusi ke tempat yang strategis dengan persyaratan dan ketentuan.
Penanganan produk out of specification dengan cara yang sama dengan kriteria limbah padat atau cair sehingga dibuang dengan prosedur yang sama.
ISO 17025 adalah perpaduan antara persyaratan manajemen dan persyaratan teknis yang harus dipenuhi oleh laboratorium pengujian dan laboratorium kalibrasi.
Penerapan standar ISO 17025 biasanya dihubungkan dengan proses akreditasi laboratorium.
Indonesia mengadopsi ISO 17025:2005.
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah upaya perlindungan yang ditujukan agar tenaga kerja dan orang lainnya di tempat kerja/perusahaan selalu dalam keadaan selamat dan sehat, serta agar setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien (Kepmenaker Nomor 463/MEN/1993).
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yaitu bagian
dari system manajemen secara keseluruhan
Makalah Manajemen Quality Control: Laboratorium Quality Control Yang IdealUNESA
Secara garis besarnya, prinsip berlaboratorium yang ideal dicirikan dengan dimilikinya sarana, metode, peralatan dan kemampuan analisis, serta sistem pengorganisasian.
Cara berlaboratorium pengawasan mutu yang baik (Good Laboratory Practices/GLP) adalah sebagai berikut:
1. Bangunan dan Fasilitas
2. Personil
3. Peralatan
4. Pereaksi dan Media Perbenihan
5. Baku Pembanding
6. Penandaan
7. Hewan Pengujian
8. Spesifikasi dan Prosedur Pengujian
9. Catatan Analisis
Mutasi adalah perubahan pada DNA yang bersifat permanen. Perubahan tersebut dapat dilihat dari fenotipe suatu organisme yang ditandai dengan perubahan satu atau lebih nukleotida. Mutasi digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu mutasi spontan dan mutasi buatan, dimana pada mutasi spontan disebabkan oleh suatu faktor atau beberapa faktor yang tidak diketahui penyebabnya, sedangkan mutasi buatan sengaja dibuat sehingga dapat diketahui secara pasti penyebabnya.
1. Pemberian perlakuan gelap dapat memengaruhi
jumlah bakteri Escherichia coli. Hal tersebut
berdasarkan data bahwa jumlah koloni bakteri E. Coli
yang mengalami mutasi dengan perlakuan gelap lebih
banyak daripada ketika diberi perlakuan spontan dan
perlakuan terang.
2. Semakin besar frekuensinya maka semakin sering
terjadi mutasi dan semakin sedikit koloni bakteri.
Laporan Praktikum Genetika: Mutasi Pada BakteriUNESA
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dibahas maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
1. Pemberian perlakuan gelap dapat memengaruhi jumlah bakteri Escherichia coli. Hal tersebut berdasarkan data bahwa jumlah koloni bakteri E. Coli yang mengalami mutasi dengan perlakuan gelap lebih banyak daripada ketika diberi perlakuan spontan dan perlakuan terang.
2. Semakin besar frekuensinya maka semakin sering terjadi mutasi dan semakin sedikit koloni bakteri.
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...UNESA
1. Ada 145 botol media steril yang dihasilkan dari praktikum pembutan media MS (Murashige & Skoog), yaitu media A sejumlah 47 botol, media B sejumlah 50 botol, dan media C sejumlah 48 botol, dan tidak ada yang mengalami kontaminasi.
2. Pada eksplan embrio Kacang Tanah (Arachis hypogaea) yang ditanam pada botol media MS (Murashige & Skoog) ada 3 eksplan dan semuanya mengalami kontaminasi bakteri yang dapat dilihat dari warna akar dan tunas kacang tanah yang berwarna jingga.
3. Faktor-faktor penyebab kontaminasi dalam kultur jaringan pada praktikum ini adalah:
- Organisme kecil yang masuk ke dalam media berupa bakteri
- Botol kultur atau alat-alat tanam yang kurang steril
- Lingkungan kerja dan ruang kultur yang kotor
- Kecerobohan dalam pelaksanaan
Laporan Praktikum Kultur Jaringan: Pembuatan Media Sederhana, Isolasi, dan In...UNESA
1. Ada 141 botol media steril yang dihasilkan dari praktikum pembutan media sederhana, namun 2 diantaranya mengalami kontaminasi bakteri yaitu warna media berubah menjadi kuning kecoklatan.
2. Pada eksplan daun Lemon (Citrus Limon (L.)) hanya ada 1 eksplan dalam kondisi baik, namun tidak tumbuh kalus. Terjadi kontaminasi oleh bakteri pada 3 eksplan, hal ini ditunjukkan dengan warna media dibawah eksplan daun yang berubah warna menjadi bening membentuk “pulau-pulau”.
3. Faktor-faktor penyebab kontaminasi dalam kultur jaringan pada praktikum ini adalah:
- Organisme kecil yang masuk ke dalam media berupa bakteri
- Botol kultur atau alat-alat tanam yang kurang steril
- Lingkungan kerja dan ruang kultur yang kotor
- Kecerobohan dalam pelaksanaan
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Hewan: Kultur Sel Embrio Ayam Menggunakan M...UNESA
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut :
1. Perkembangan sel fibroblas embrio ayam umur 6 hari yang diamati menggunakan mikroskop inverted mengalami pertumbuhan dan tampak bahwa jumlah sel bertambah. Jumlah sel embrio ayam pada cawan 1 sebanyak 1861, lebih banyak daripada jumlah sel embrio ayam pada cawan 2 yaitu sebanyak 329. Dengan viabilitas sel pada cawan 1 sebesar 70,23 %, dan viabilitas sel pada cawan 2 sebesar 25 %.
2. Faktor yang memepngaruhi pertumbuhan dan perkembangan kultur sel fibroblast embrio ayam yang berumur 6 hari adalah lingkungan kultur seperti kondisi psikokimia dan fisiologis dari medium penumbuh sel serta lingkungan di inkubator, jenis sel primer yang akan dikultur, usia sampel, teknik pengerjaan kultur dan faktor kontaminasi.
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...UNESA
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Aklimatisasi anggrek dari in vitro ke in vivo dilakukan secara bertahap menggunakan community pot dengan media arang dan sabut kelapa, kemudian ditutup dengan plastik. Sebelum diaklimatisasi, planlet anggrek dikeluarkan dari botol dan dicuci hingga bersih sampai tidak ada media agar yang masih menempel pada akar.
2. Pada penyilangan (Anggrek Dendrobium melintir >< Anggrek Dendrobium sp.) anggrek disilangkan dengan sesamanya dengan menempelkan serbuk sari pada putik bunga anggrek dengan menggunakan tusuk gigi, kemudian diberi label yang berisi nama spesies jantan dan betina anggrek yang disilangkan dengan tanggal saat melakukan penyilangan.
Untuk mengetahui sel akar bawang merah (Alium cepa L.) yang mengalami poliploidi akibat perendaman kolkisin dari tanaman sungsang (Gloriosa superba).
Berdasarkan praktikum dapat diketahui bahwa sel akar bawang merah (Alium cepa L.) telah mengalami poliploidi pada hari ketiga yang diinduksi kolkisin berbahan tanaman sungsang (Gloriosa superba).
Untuk menerapkan hukum Hardy-Weinberg pada berbagai sistem penggolongan darah pada manusia
Untuk menghitung frekuensi alel IA, IB, I0 dari populasi kelas
Pada Kelas Biologi 2017 D:
Golongan darah O memiliki frekuensi tertinggi (48%)
Golongan darah B mendominasi kedua (31%)
Golongan darah A pada urutan ketiga (21%)
Golongan darah AB pada urutan terakhir (0%)
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pengaruh Suhu Lingkungan Terhadap Denyut J...UNESA
Berdasarkan praktikum yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa:
Cara mengukur frekuensi denyut jantung Daphnia sp. menggunakan rumus : Q10 = (A pada (T0+10)°C)/(A pada (T0)°C)
Semakin tinggi suhu, frekuensi denyut jantung Daphnia sp. semakin cepat, sedangkan semakin rendah suhu akan menyebabkan koefisien energi semakin tinggi.
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pembuluh Darah Pada Ekor Ikan Kepala TimahUNESA
Berdasarkan praktikum yang kami lakukan, kami dapat menyimpulkan,
1. Arteri memiliki besar pembuluh yang sangat besar dan kapiler memiliki besar pembuluh yang kecil.
2. Arah aliran yang meninggalkan jantung ke seluruh tubuh adalah arteri dan arteriol, sedangkan yang menuju ke arah jantung adalah vena dan venula. Kapiler memiliki arah dari seluruh tubuh dan jantung.
3. Arteri memiliki kecepatan aliran yang sangat cepat, sedangkan kapiler memiliki kecepatan aliran yang lambat.
4. Jumlah darah yang banyak dapat melewati pembuluh arteri, sedangkan pembuluh kapiler dilewati sedikit darah.
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Refleks Pupil dan Bintik Buta Pada MamaliaUNESA
Berdasarkan hasil praktikum, dapat disimpulkan bahwa refleks pupil terhadap intensitas cahaya yaitu semakin terang suatu lingkungan, maka semakin kecil diameter pupil, dan begitu juga sebaliknya. Untuk refleks pupil terhadap akomodasi mata yaitu semakin jauh suatu benda, maka semakin besar diameter pupil dan begitu juga sebaliknya. Dan semakin jauh jarak benda, maka semakin besar bayangan yang jatuh pada bintik buta mata.
Makalah Fisiologi Hewan: Asam Amino, Vitamin, dan MineralUNESA
Metabolisme merupakan reaksi dalam sel yang dikatalisis oleh enzim-enzim. Pada umumnya, metabolisme terdiri dari proses sintesis materi yang biasa disebut anabolisme dan proses pembongkaran materi yang biasa disebut dengan katabolisme. Materi yang direaksikan yaitu berupa karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Untuk mengoptimalkan terjadinya reaksi diatas diperlukan adanya senyawa yang berfungsi sebagai katalis. Mineral dan vitamin merupakan katalis reaksi tersebut.
Vitamin merupakan nutrien organic yang dibutuhkan dalam jumlah kecil untuk berbagai fungsi biokimiawi dan yang umumnya tidak disintesis oleh tubuh sehingga harus dipasok dari makanan. Sifat larut dalam lemak atau larut dalam air dipakai sebagai dasar klasifikasi vitamin yaitu vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak. Sedangkan mineral merupakan komponen anorganik yang terdapat dalam tubuh manusia. Berdasarkan kebutuhannya, mineral dibagi menjadi 2, yaitu mineral makro dan mineral mikro.
PKM: Efektivitas Teripang Hitam (Holothuria atra) Sebagai Suplemen Pakan Ikan...UNESA
Ikan Nila (Oreochromis niloticus) merupakan jenis ikan air tawar yang banyak diminati oleh konsumen ikan air tawar. Usaha budidaya ikan nila sangat berkembang pesat di Indonesia. Pakan ikan nila di habitat asli berupa plankton, perifiton, dan tumbuh-tumbuhan lunak, seperti Hydrilla dan ganggang. Salah satu input yang penting dalam bidudaya ikan adalah pakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian teripang hitam (Holothuria atra) pada suplemen pakan ikan terhadap upaya peningkatan budidaya ikan nila (Oreochromis niloticus). Pakan yang optimal akan mendukung pertumbuhan ikan nila. Salah satu pakan alami yang sering digunakan yaitu teripang. Kualitas pakan yang diberikan pada ikan berhubungan dengan komponen pakan yang terdapat didalamnya diantaranya adalah protein, karbohidrat, lemak, serat, vitamin dan mineral. Teripang merupakan salah satu biota laut yang mempunyai potensi yang cukup besar untuk dikembangkan sebagai salah satu bahan makanan alami dari laut. Sebagai bahan pangan, teripang mempunyai nilai gizi yang cukup tinggi. Kandungan nutrisi teripang dalam kondisi kering terdiri dari protein sebanyak 82%, lemak 1,7%, kadar air 8,9%, kadar abu 8,6%, dan karbohidrat 4,8%. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan metode rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan dengan masing-masing perlakuan diberi 3 kali ulangan. Hasil penelitian berupa pembuatan produk suplemen pada pakan ikan yang menggunakan teripang hitam (Holothuria atra) sebagai sumber pakan alami bagi para pembudidaya ikan nila untuk meningkatkan hasil produksi.
Makalah Filsafat IPA: Hubungan IPA Dengan Kebudayaan Serta IPA dan Pengembang...UNESA
Ilmu pengetahuan dan budaya memiliki hubungan yang saling ketergantungan satu dengan yang lainnya. Ilmu dan kebudayaan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dilepaskan dan saling memberikan pengaruh satu sama lain. Ilmu pengetahuan adalah unsur dari kebudayaan, maka ilmu pengetahuan dengan sendirinya menjadi bagian dari kebudayaan. Dengan berkembangan Ilmu pengetahuan alam, tentunya kebudayaan nasional juga akan mengalami pergeseran dari suatu yang tradisional kini berubah menjadi hal yang modern.
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Komunitas klimaks adalah komunitas terakhir dan stabil (tidak berubah) yang mencapai keseimbangan ekosistem.
2. Terdapat 3 teori klimaks yaitu teori monoklimaks, teori poliklimaks dan teori informasi.
3. Sifat fasa klimaks antara lain komposisi jenis pada fasa klimaks relatif tetap, tidak ada akumulasi tahunan berlebihan dan fasa klimaks dapat mengelola diri sendiri atau mandiri.
4. Komunitas klimaks dipengaruhi oleh faktor yaitu musim dan biasanya komposisinya bercirikan spesies yang dominan.
5. Proses terjadinya komunitas klimaks terjadi dalam 3 tahapan yaitu tahap perintis, tahap intermediet dan tahap klimaks.
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
PKM AI: Potensi Jenis Ikan Gelodok (Mudskipper) dan PerannyaSebagai Filter Feeder di Area Mangrove BJBE Probolinggo
1. PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
“POTENSI JENIS IKAN GELODOK (MUDSKIPPER) DAN PERANNYA
SEBAGAI FILTER FEEDER DI AREA MANGROVE BJBR
PROBOLINGGO”
BIDANG KEGIATAN:
PKM ARTIKEL ILMIAH
TIM PENGUSUL
Fauziah Khoirun Nisa 17030244003/ 2017
Mita Endah Widyawati 17030244015/ 2017
Aulia Rahma Wijayanti 18030244007/ 2018
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
SURABAYA
2018
2. PENGESAHAN PROPOSAL PKM ARTIKEL ILMIAH
1. Judul Kegiatan : Potensi Jenis Ikan Gelodok
(Mudskipper) dan Perannya Sebagai
Filter Feeder di Area Mangrove BJBR
Probolinggo.
2. Bidang Kegiatan : PKM ARTIKEL ILMIAH
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Fauziah Khoirun Nisa
b. NIM : 17030244003
c. Jurusan : Biologi
d. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Negeri Surabaya
e. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jl. Tidar No. 342 Surabaya
/085730770400
f. Email : fauziahkn@yahoo.com
4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 2 orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Dwi Anggorowati Rahayu, S.Si., M.Si.
b. NIDN : 0009098904
c. Alamat Rumah dan No. Tel./HP : Jl. Ketintang Barat III Rumah Cluster
No.4 Jambangan/081235407983
Surabaya, 5 November 2018
Menyetujui
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaaan
dan Alumni FMIPA Unesa
(Dr. Tatag Yuli Eko Siswono, M.Pd)
NIP 197107082000031001
Ketua Pelaksana Kegiatan,
(Fauziah Khoirun Nisa)
NIM 17030244003
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaaan
dan Alumni Unesa
(Dr. Ketut Prasetyo, M.S.)
NIP 196005121986011003
Dosen Pendamping,
(Dwi Anggorowati Rahayu, S.Si., M.Si.)
NIDN 0009098904
3. Potensi Jenis Ikan Gelodok (Mudskipper) dan Perannya Sebagai Filter
Feeder di Area Mangrove BJBR Probolinggo
Fauziah Khoirun Nisa1, Mita Endah Widyawati, Aulia Rahma Wijayanti
Jurusan Biologi-Fakultas MIPA Universitas Negeri Surabaya
Jalan Ketintang, Gayungan, Kota Surabaya, Jawa Timur, 60231
ABSTRAK
Bee Jay Bakau Resort merupakan kawasan mangrove yang menjadi
habitat ikan gelodok. Ikan gelodok (Mudskipper) merupakan salah satu jenis biota
lokal yang mendiami kawasan mangrove. Penelitian ini bertujuan untuk
mengevaluasi potensi Mudskipper berdasarkan karakter morfologi dan
peranannya di Bee Jay Bakau Resort. Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah melalui evaluasi karakter morfologi, morfometrik, dan
meristik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat satu spesies ikan gelodok,
yaitu Periopthalmus modestus. Jumlah ikan yang ditemukan sedikit yaitu 4 ekor.
Hal ini menunjukkan bahwa ikan gelodok di Bee Jay Bakau Resort tidak
melimpah. Hal ini disebabkan oleh kondisi ekologi mangrove yang kurang sesuai
dengan habitat Mudskipper. Peran ikan gelodok sebagai filter feeder diketahui
dari kemampuan memompa air melalui rongga mantel sehingga dapat menyaring
bahan organik yang ada di dasar pantai berlumpur yang ada di hutan mangrove.
Kata Kunci: Ikan Gelodok, Filter Feeder, Mangrove, Bee Jay Bakau Resort
.
ABSTRACT
Bee Jay Bakau Resort is a mangrove area which is a habitat for gelodok
fish. Gelodok fish (Mudskipper) is one type of local biota that live in the
mangrove area. This research is intinded to explore the potential relativeness of
Mudskipper at Bee Jay Bakau Resort. Data collection technique used in this
research were through morphological, morphometric, and meristic measurements.
The results of research indicated that there was one species of Mudskipper, that is
Periopthamus modestus. The total number of fish caught were 4 individu. This
research showed that gelodok fish at Bee Jay Bakau Resort is not overflow. This
is due to the ecological conditions of the mangroves that are not suitable for
Mudskipper live. The role of Mudskipper as a filter feeder is known from the
ability to pump water through the mantle cavity so that it can filter out organic
material at the bottom of muddy beaches in mangrove forests.
Keywords: Gelodok Fish, Filter Feeder, Mangrove, Bee Jay Bakau Resort.
1Penulis Korespondensi:
Surel : fauziahkn@yahoo.com
4. PENDAHULUAN
Mangrove adalah tanaman pepohonan atau komunitas tanaman yang hidup
di antara laut dan daratan yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Hutan
Mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, didominasi oleh beberapa
spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada daerah
pasang surut pantai berlumpur. Selain dirambah atau dialihfungsikan, kawasan
mangrove di beberapa daerah termasuk di Bee Jay Bakau Resort kota Probolinggo
untuk kepentingan wisata kini marak terjadi. Akibat yang ditimbulkan adalah
terganggunya peranan fungsi kawasan mangrove sebagai habitat biota laut, salah
satunya yaitu rendahnya jumlah ikan gelodok (Mudskipper) yang ditemukan di
Bee Jay Bakau Resort.
Ikan gelodok atau istilah asing disebut dengan Mudskipper merupakan
salah satu jenis biota lokal yang mendiami kawasan hutan mangrove. Ikan
gelodok tergolong anggota famili Gobidae Subfamili Oxudercinae yang terbagi
menjadi 10 genus dan 36 spesies yang sebagian besar terdistribusi di wilayah
Indo-Pasific dan Oceania (Takita et al., 1999). Anggota subfamili Oxudercinae
mempunyai beberapa perbedaan dan persamaan struktur tubuh serta pola hidup di
daerah akuatik. Ikan gelodok termasuk jenis ikan amphibious yang dapat
menggunakan sirip pektoralnya untuk berjalan di atas tanah. Sebagai amphibious
ikan ini dapat menyesuaikan diri secara unik ke habitat intertidal. Keistimewaan
ikan gelodok yakni hanya dapat dijumpai dikawasan pesisir hutan mangrove serta
memiliki kemampuan merangkak naik ke darat atau bertengger pada akar
mangrove (Surnani, 2017: 125).
Ikan gelodok (Mudskipper) memiliki peran bagi kehidupan manusia dan
lingkungan. Menurut Polgar dan Lim (2011), ikan gelodok merupakan jenis ikan
yang berukuran kecil yang menempati posisi konsumen primer dan sekunder
dalam rantai makanan. Selain itu, ikan gelodok juga merupakan bioindikator
pencemaran lingkungan pada ekosistem mangrove. Ikan ini termasuk toleran
terhadap amoniak. Di India, ikan ini dikonsumsi oleh nelayan sebagai obat
tradisional untuk menghilangkan sering buang air kecil pada anak-anak (Ravi dan
Rajagopal, 2009). Jenis ikan ini sangat potensial untuk diperdagangkan, baik
sebagai ikan konsumsi maupun sebagai bahan baku untuk makanan ternak dan
ikan. Selain itu, ikan gelodok berperan sebagai filter feeder yaitu dapat
membersihkan air dari pertikel tersuspensi dan menjaga air tetap jernih, namun
mereka sangat rentan terhadap pencemaran. Mereka memakan materi organik dan
makhluk hidup yang tersuspensi air melalui struktur penyaring yang dimiliki.
Hingga saat ini belum ada data ilmiah atau publikasi ilmiah terkait ikan
gelodok (Mudskipper) di Bee Jay Bakau Resort. Hal ini akan memberikan
kekhawatiran ikan ini punah sebelum diidentifikasi jenisnya. Sehingga, penelitian
ini memberikan terobosan dan alternatif solusi mengevaluasi potensi berdasarkan
jenis dan peranan ikan gelodok (Mudskipper) di Bee Jay Bakau Resort.
5. TUJUAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi potensi ikan gelodok
(Mudskipper) melalui identifikasi jenis berdasarkan karakter morfologi, meristik,
morfometrik dan karakter khusus serta perannya sebagai filter feeder di area
mangrove Bee Jay Bakau Resort Probolinggo.
METODE
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, dengan pendekatan survey.
Deskriptif kualitatif menjelaskan identifikasi jenis ikan gelodok (Mudskipper).
Pengambilan sampel ikan gelodok dilaksanakan pada tanggal 23 September 2018
di Beejay Bakau Resort Probolinggo saat air laut surut (Gambar 1). Pengambilan
sampel dilakukan secara acak dan sampel diambil seluruhnya dari total tangkapan
di daerah berlumpur atau berair dangkal di sekitar hutan bakau. Peralatan yang
digunakan pada saat di lapangan yaitu jaring, kaca pembesar (loop), sarung
tangan, pH, refraktometer, pengukur salinitas air, kamera digital, penggaris,
pulpen, toples, ember. Bahan yang diperlukan yaitu alkohol dan formalin 70%.
Gambar 1. Area ditemukannya ikan gelodok (Mudskipper)
Alat-alat yang digunakan untuk pengambilan sampel antara lain jaring,
botol kaca, ember, label, kantong plastik, pH meter, termometer dan
refraktometer. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu alkohol 70%, formalin 4
%, air pantai, dan air biasa. Sebelum mengambil sampel, dilakukan pengambilan
data ekologi meliputi suhu yang diukur dengan termometer, pH diukur dengan pH
meter dan salinitas air yang diukur dengan refraktometer. Pengambilan sampel
dilakukan menunggu surut air laut. Metode yang digunakan ialah dengan
melakukan teknik penyisiran sepanjang titik pantai yang telah ditentukan. Sampel
ikan gelodok diperoleh dengan melakukan pengamatan atau observasi
menggunakan kamera dan hand sampling dengan menggunakan jaring sebagai
alat untuk menangkap ikan gelodok. Setelah mendapatkan sampel, ikan
Ket:
: Area
ditemukanikan
gelodok
6. dimasukkan dalam botol kaca berisi air pantai, kemudian dilakukan pembiusan
dengan cara ikan gelodok (Mudskipper) difiksasi selama 1 x 24 jam menggunakan
formalin 4%, setelah itu dibilas dengan air tawar. Sampel kemudian dipindahkan
ke dalam botol kaca yang sudah dilabeli dan berisi alkohol 70% untuk diawetkan.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
melalui pengukuran morfologi. Karakter morfologi meliputi studi morfometrik,
meristik dan karakter khusus ikan. Morfometrik adalah ciri yang berkaitan dengan
ukuran tubuh atau bagian tubuh ikan misalnya panjang total dan panjang baku.
Sedangkan karakter meristik adalah ciri yang berkaitan dengan jumlah bagian
tubuh ikan, misalnya jumlah sisik pada garis rusuk, jumlah jari-jari keras dan
lemah pada sirip punggung (Affandi dkk., 1992).
Gambar 2. Karakter morfometrik yang diukur (Nugroho dkk., 2016).
Karakter morfometrik yang diamati dan diukur sebanyak 23 karakter,
antara lain TL (Total Length), SL (Standart Length), BD (Body Depth), LLS
(Lateral Line), HL (Head Length), HW (Headt Width), HD (Head Diameter), SNL
(Snout Length), PD1L (Pre Dorsal 1 Length), PD2L (Pre Dorsal 2 Length), D1L
(Dorsal 1 Length), D2L (Dorsal 2 Length), PVL (Pre Ventral length), VL (Ventral
Length), VFL (Ventral Fin Length), PPL (Pre Pectoral Length), PFL (Pectoral Fin
Length), PAL (Pre Anal Length), AFL (Anal Fin Length), CPL (Caudal Peduncle
Length), CFL (Caudal Fin Length), CD (Caudal Diameter).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian terhadap jenis ikan gelodok (Mudskipper)
yang tertangkap di Bee Jay Bakau Resort diperoleh jumlah total ikan yang
tertangkap adalah 4 ekor. Hal ini menujukkan bahwa ikan gelodok di Bee Jay
Bakau Resort tidak melimpah yang berarti semakin sedikit individu yang berada
di daerah tersebut. Odum (1971) mengemukakan habitat pada kondisi lingkungan
yang relatif tetap atau tidak berubah-ubah memiliki jumlah spesies yang tinggi.
7. Sebaliknya, habitat dengan kondisi lingkungan yang berubah-ubah memiliki
jumlah spesies yang rendah. Habitat ikan gelodok yaitu daerah mangrove yang
merupakan daerah yang sangat baik bagi kehidupan ikan gelodok, karena daerah
tersebut merupakan kawasan mangrove yang merupakan habitat bagi ikan
tersebut. Menurut Jaafar et al., (2009) menyatakan bahwa ikan gelodok
(Mudskipper) hidup di habitat mangrove atau rawa air tawar, yang beradaptasi
penuh di perairan terbuka. Gambar 3 di bawah ini menunjukkan ikan gelodok
(Mudskipper) yang ditemukan di Bee Jay Bakau Resort:
Periopthalmus cantoensis (Osbeck, 1765)
Periopthalmus modestus (Cantor, 1842)
Gambar 3. Periopthalmus modestus, SL=48 mm, Bee Jay Bakau Resort,
Probolinggo, Jawa Timur Indonesia. A. Morfologi umum ikan, B.
Jari-jari sirip dorsal pertama dan kedua, C. Sirip ventral dengan
frenum, D. Karakter tipe sisik stenoid.
Hasil penelitian dan identifikasi ikan gelodok (Mudskipper) berdasarkan
ciri morfologi di Bee Jay Bakau Resort yaitu tipe sisik stenoid (terdiri dari radien,
lingkaran, dan duri), tipe ekor membulat, ukuran tubuh ikan (total length) 55 mm,
jari-jari sirip dorsal pertama lebih pendek daripada jari-jari sirip dorsal kedua,
bagian ujung jari-jari sirip membulat, awal dasar jari-jari dorsal kedua lebih
panjang dari awal dasar sirip anal, jumlah jari-jari sirip dorsal D1 IX, D2 6, jumlah
jari-jari sirip pektoral P15, jumlah jari-jari sirip anal A 9. Jumlah sisik
longitudinal SS L=188, jumlah sisik ventral SS V=8, dan jumlah sisik pre dorsal=
25, sirip caudal 16.
Warna tubuh abu-abu kecoklatan dengan belang-belang hitam. Warna sirip
dorsal putih dengan beberapa spot hitam pada jari-jari sirip, bagian ventral tubuh
pucat. Persebaran ikan gelodok (Mudskipper) di Bee Jay Bakau Resort pada
daerah bakau yaitu didominasi jenis Periopthalmus modestus.
A
14 mm
B
12 mm
2 mm
C D
8. Selain mengidentifikasi ikan dengan morfologi, juga digunakan
identifikasi secara morfometrik. Berikut ini dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Karakter morfometrik ikan gelodok (Mudskipper)
Berdasarkan data morfologi, karakter khusus, dan morfometrik dapat
disimpulkan bahwa ikan gelodok yang ditemukan di Bee Jay Bakau Resort
termasuk kedalam kingdom Animalia, filum Chordata, subfilum Vertebrata,
superkelas Gnathostomata, kelas Actinopterygii, ordo Perciformes, subordo
Gobioidei, famili Gobiidae, subfamili Oxudercinae, genus Periopthalmus, dan
spesies Periopthalmus modestus (Cantor, 1842).
Selain dievaluasi jenis ikan gelodok berdasarkan karakter morfologi, pada
penelitian ini juga dilakukan evaluasi pengukuran habitat ikan gelodok. Hasil
pengukuran parameter lingkungan diperoleh kisaran suhu rata-rata 34,3°C dan pH
rata-rata 8,2 dan salinitas rata-rata 31 ppt. Hal ini tidak sesuai dengan pernyataan
yang di kemukakan oleh Djumanto et al., (2012) yang menyatakan bahwa kisaran
suhu perairan bagi ikan gelodok yakni pada pagi hari berkisar antara 28°C sampai
31°C. Kandungan pH tanah yang di ukur dengan menggunakan pH (H2O) berkisar
No Morfometri Rentangan
1 TL (Total Length) 35.85 - 57.65
2 SL (Standart Length) 24.72 - 49.78
3 BD (Body Depth) 6.50 - 12.50
4 LLS (Lateral Line) 21.35 - 34.15
5 HL (Head Length) 8.88 - 14.62
6 HW (Head Width) 6.17 – 9.83
7 HD (Head Diameter) 6.59 – 10.41
8 ED (Eye diameter) 0.75 - 1.75
9 SNL (Snout Length) 0.79 - 2.71
10 PD1L (Pre Dorsal 1 Length) 11.06 - 16.94
11 PD2L (Pre Dorsal 2 Length) 13.56 – 23.94
12 D1L (Dorsal 1 Length) 3.03 - 7.47
13 D2L (Dorsal 2 Length) 7.38 - 13.12
14 PVL (Pre Ventral Length) 10.18 - 11.82
15 VL (Ventral Length) 3.25 - 4.25
16 VFL (Ventral Fin Length) 6.84 - 11.16
17 PPL (Pre Pectoral Length) 7.99 - 10.51
18 PFL (Pectoral Fin Length) 5.54 - 8.96
19 PAL (Pre Anal Length) 18.01 – 29.49
20 AFL (Anal Fin Length) 4.85 - 10.15
21 CPL (Caudal Peduncle Length) 4.38 - 12.62
22 CFL (Caudal Fin Length) 5.69 - 9.81
23 CD (Caudal Diamater) 3.18 - 4.82
9. antara 6,5 sampai 7,0 berarti bahwa kondisi perairan untuk kehidupan ikan
gelodok berada pada kisaran netral. Jadi, habitat di pantai Bee Jay Bakau Resort
kurang memenuhi habitat ideal sebagai tempat tinggal ikan gelodok
(Mudskipper), sehingga spesies yang ditemukan hanya ada satu saja dan
jumlahnya sedikit. Selain itu, faktor yang memengaruhi rendahnya jumlah ikan
gelodok (Mudskipper) yang ditemukan adalah kondisi substrat yang cukup keras
dan kering karena jarang dimasuki air membuatnya kurang sesuai dengan tempat
tinggal yang diinginkan ikan gelodok (Mudskipper).
Ikan gelodok (Mudskipper) memanfaatkan ekosistem mangrove sebagai
tempat mencari makan. Peran ikan gelodok di ekosistem mangrove diduga yaitu
sebagai filter feeder, dimana cara mendapatkan makanan dengan memompa air
melalui rongga mantel sehingga mendapatkan partikel-partikel yang ada dalam
air. Ikan gelodok ditemukan pada ekosistem mangrove karena seluruh siklus
hidupnya dijalankan di daerah mangrove (ikan penetap sejati) dan feeding habit
dari ikan gelodok umumnya adalah bahan organik yang ada di dasar
perairan/substrat (Redjeki, 2013). Hal ini diperkuat dengan pernyataan Gunarto
(2004), bahwa daerah atau substrat lumpur merupakan habitat berbagai nekton,
yang menandakan daerah tersebut kaya akan sumber pakan. Menurut Sasekumer
dan Chong (1998), ikan gelodok merupakan ikan yang sangat aktif pada saat air
surut dan banyak beristirahat di habitat mangrove. Hutan mangrove sangat
penting untuk mendukung populasi ikan tersebut, karena menyediakan bahan
organik untuk sumber makanan.
KESIMPULAN
Ikan gelodok (Mudskipper) yang ditemukan di Bee Jay Bakau Resort
berdasarkan karakter morfologi termasuk kedalam famili Gobiidae, subfamili
Oxudercinae, genus Periopthalmus, dan spesies Periopthalmus modestus. Peran
ikan gelodok sebagai filter feeder diketahui dari kemampuan memompa air
melalui rongga mantel sehingga dapat menyaring bahan organik yang ada di dasar
pantai berlumpur di hutan mangrove.
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dwi Anggorowati Rahayu,
S.Si., M.Si selaku dosen pendamping dan juga pada Ibu Reni Ambarwati, S.Si.,
M.Sc. dan Ibu Ulfi Faizah, S.Pd., M.Si selaku dosen mata kuliah Sistematika
Hewan. Tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada rekan-rekan yang turut
berkontribusi selama penelitian berlangsung.
10. DAFTAR PUSTAKA
Affandi R, Djadja S.S, Rahardjo M.F, Sulistiono. 1992. Iktiologi, suatu pedoman
kerja laboratorium. IPB. 344 hlm.
Cantor. 1842. WoRMS taxon details: Periopthalmus modestus. World
Register of Marine Species. 2 January 2002.
http://www.marinespecies.org/aphia.php?p=taxdetails&id=209267,
diakses tanggal 27 Oktober 2018.
Djumanto, Eko S, Rudiansyah. 2012. Fekunditas Ikan Glodok,
Beleophthalmus boddarti (Pallas 1770) di Pantai Brebes. Jurnal
Iktiologi Indonesia 12(1):59-71.
Gunarto. 2004. Konservasi Mangrove Sebagai Pendukung Sumber Daya Hayati
Perikanan Pantai. Jurnal Litbang Pertanian. 23: 15-21.
Jaafar Z, Perrig M, and Chau L.M. (2009). "Periophthalmus variabilis (Teleostei:
Gobiidae: Oxudercinae), a valid species of mudskipper, and a re-diagnosis
of Periophthalmus novemradiatus". Zoological Science 26: 309–314.
Nugroho, Endik Deni, Ibrahim, Dwi Anggoro Rahayu, Darius Rupa. 2016. Studi
Morfologi Ikan Mudskipper (Gobiidae: Oxuddercinae) Sebagai Upaya
Karakterisasi Biodiversitas Lokal Pulau Tarakan. Jurnal Harpodon
Borneo. Vol. 9. No.1. April. 2016. ISSN: 2087-121X.
Odum E.P. (1971). Dasar-dasar Ekologi Edisi Ketiga Gadjah Mada University
Press Yogyakarta.
Polgar, G. dan R. Lim. 2011. Mudskipper: Human Use, Ecotoxicology And
Biomonitoring of Mangrove And Other Soft Bottom Intertidal Ecosystems.
Institute of Biological Science. Institute of Ocean and Earth Sciences,
Faculty of Science, University of Malaya Kuala Lumpur. Malaysia.
Ravi, V dan S. Rajagopal. 2009. Mudskipper. Centre of Advanced Study in
Marine Biology. Annamalai University. 397-401.
Redjeki, Sri. 2013. Komposisi dan Kelimpahan Ikan di Ekosistem Mangrove di
Kedung Malang, Jepara. Jurnal Ilmu Kelautan. 18 (1): 54-60.
Sasekumar, A. dan V.C. Chong. 1998. Faunal Diversity of Malayan Mangroves.
Global Ecology and Biogeography Letters. Vol. 7, No.1.
Surnani, Modesta R. Maturbougs. 2017. Biodiversitas dan Kelimpahan Ikan
Gelodok (Mudskipper) di Intertidal Pantai Payumb, Merauke. Prosiding
Seminar Nasional Kemaritiman dan Sumberdaya Pulau-Pulau Kecil, 1 (1)
125-131 (diakses tanggal 27 Oktober 2018).
Takita T, Agusnimar, Ali AB. 1999. Distribution and habitat requirements of
oxudercine gobies (Gobiidae: Oxudercinae) along the Straits of
Malacca. Ichthyol Res, 46, 131-138.