SlideShare a Scribd company logo
1 of 27
Tugas Terstruktur Dosen Pengampu
Pengantar Psikodiagnostik Sri Wahyuni, M.A, M.Psi
MAKALAH TES GRAFIS, WARTEG, DAN EPPS
DISUSUN OLEH :
AI SITI NURHASANAH
NADIATUL HUSNA
RIEAN MASLINI
RIA RAMADHANI
JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM
RIAU
2012
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam dekade terakhir, pemeriksaan psikologi mempunyai pengaruh besar
pada kehidupan manusia Indonesia. Kebanyakan dari mereka yang bersekolah, masuk
perguruan tinggi, melamar pekerjaan, ikut seleksi untuk menduduki jabatan tertentu,
pernah mengikuti suatu pemeriksaan psikologi. Pemeriksaan psikologi yang mereka
jalani tidak selalu sama, tergantung dari tujuan pemeriksaan dan alat pemeriksaan yang
digunakanpun berlainan. Misalnya siswa Taman Kanak-kanak menjalani pemeriksaan
psikologi agar dapat diketahui kesiapan anak untuk mengikuti pelajaran di Sekolah.
Tes yang berbeda dipakai untuk siswa kelas I Sekolah Menengah Umum yang
bertujuan untuk menentukan apakah yang bersangkutan lebih sesuai untuk jurusan A1,
A2, A3 atau A4. Dengan semakin meningkatnya penggunaan jasa psikologi dalam
berbagai bidang, maka tidaklah mengherankan apabila muncul banyak biro psikologi
dan meningkatnya peminat untuk mengikuti pendidikan psikologi karena psikologi
kini dianggap sebagai lahan yang dapat memberikan penghasilan yang layak.
Meskipun istilah kepribadian kadang kala di gunakan dalam pengertian lebih luas,
dalam terminologi sikometri konfensional tes-tes kepribadian adalah instrumen untuk
mengukur ciri-ciri emosi, motivasi, antar pribadi dan sikap yang dibedakan dari
kemampuan.
Meskipun sejumlah tes kepribadian digunakan sebagai instrumen penyaringan
kelompok, kerbanyakan diterapkan dalam lingkungan klinis dan konseling. Dalam
keadaan yang berkembang dewasa ini kebanyakan tes kepribadian seharusnya dipandang
sebagai bantuan dalam penafsiran individu atau sebagai instrumen risert.
BAB II
PEMBAHASAN
A. TES GRAFIS
Tes Grafis adalah segala macam dan bentuk urutan tulisan tangan, gambar dan
lukisan-lukisan yang dikerjakan dan dihasilkan atas akibat pengaruh tak sadar terhadap
dirinya ataupun karena adanya kendali dalam dirinya.
Tes Grafis merupakan proyeksi dari :
Self concept
Attitude (sikap) terhadap seseorang dalam lingkungan
Ideal self images
Ekspresi dari pola-pola kebiasaan (habit pattern)
Ekspresi dari emotional tone (irama emosional)
Attitude subjek terhadap pemeriksa atau terhadap situasi tes yang berlaku
Ekspresi dari attitude terhadap hidup atau masyarakat
Tes Grafis dipengaruhi oleh :
1. Determinan : Berbagai unsur, keadaan apapun yang ada di luar individu atau
person
2. Variabel : Unsur-unsur yang sifatnya intrinsik yang ada di dalam kepribadian
yang mempersatukan dinamika psikis individu tsb dan bisa dilihat dari hasil
gambar
Karakteristik Pokok Tes Grafis :
1. Gerak : memberi petunjuk mengenai energetis/kekuatan yang mencakup potensi-
potensi dan kekuatan-kekuatan, dorongan, vitalitas serta arah dari penyaluran
dorongan tsb.
2. Bentuk :memberi petunjuk pada kemantapan pribadi dan tipe-tipe pribadi
3. Ruang : memberi petunjuk pada orientasi orang dalam hubungannya dengan
lingkungan sosialnya
4. Tema : memberi petunjuk luasnya perhatian orang pada lingkungan aktualnya.
5. Warna : memberi petunjuk aspek-aspek emosi individu
Gerak
Elemen Gerak :
Sifat coretan :
- Garis lengkung : berkaitan dengan sifat-sifat feminin - introversif
- Garis lurus / tegas : berkaitan dengan sifat-sifat maskulin - ekstraversif
Arah coretan : keluar atau ke dalam
Tekanan :tekanan lemah/kuat
Ciri khas dari gambar dan sambungan : kelancaran dan kecepatan gerak
Ruang
Elemen dari ruang :
Besarnya jangkauan coretan : gambar besar atau kecil
Kedudukan gambar :
Secara vertikal
- Bagian atas : berkaitan dengan intelektual,kerohanian, etika, norma, religius,
obsesi, idealisme
- Bagian Tengah : berkaitan dengan sensitivitas, altruisme
- Bagian bawah : berkaitan dengan hal-hal di bawah sadar meliputi kehidupan
erotik, dorongan seksual, mimpi-mimpi
Secara horizontal
- Kecenderungan ke kiri : indikasi intraversif. Jika ekstrim : sensitif
- Kecenderungan ke kanan : indikasi ekstraversif. Jika ekstrim : altruisme
Warna
- Hitam / goresan : dikaitkan dengan banyak sedikitnya dorongan-dorongan pada
individu yang terhambat yaitu : kecemasan
- Warna memiliki arti khusus :
o Warna ekstravert : merah, jingga, kuning
o Warna intravert : Hijau, Biru dan ungu
Warna (Lusher Heiss) :
Mengarah pada afeksi: Merah/hijau
Mengarah pada kognisi : Biru dan kuning
Mengarah pada drive/dorongan : Coklat, jingga, ungu
Mengarah pada defense : putih, abu-abu, hitam
a. Jenis – Jenis Tes Grafis
1. Tes BAUM ( Menggambar Pohon )
Diciptakan oleh : Emil Jucker awalnya untuk pemilihan jurusan di
sekolah-sekolah. Dikembangkan oleh : Charles Koch Mengapa harus Pohon????,
Jucker mengatakan : Pohon itu memiliki karakteristik yang hampir sama seperti
manusia. Pohon selalu tumbuh & berkembang dan untuk hidup pohon memerlukan
makanan dan minuman. Dari hasil penelitian budaya dikatakan pohon memiliki arti
dan makna yang penting bagi manusia. Oleh karena itu pohon dianggap mewakili
manusia.
Tiga ( 3 ) pendekatan untuk menjelaskan Tes BAUM :
Psikoanalisa menekankan pada masalah-masalah ketidaksadaran diri.
Pohon termasuk dalam tes proyeksif karena dapat memancing hal-hal yang
tidak disadari oleh orang tersebut
Fenomenologis Sesuatu yang dibuat orang merupakan gejala yang
ditampilkan. Gejala tsb memiliki makna bagi orang tersebut
Perkembangan Sifatnya eksperimental. Pada usia tertentu ternyata
gambar-gambarnya sama
Bagian-bagian dalam Tes BAUM :
- Mahkota (crown) : Daun, Bunga & Buah
- Cabang (branch)
- Batang
- Pangkal Batang
- Akar
Fungsi bagian-bagian gambar Tes BAUM :
Akar
Fungsi : tempat menghisap makanan dan menopang pohon
Interpretasi : Makanan adalah energi. Energi itu adalah Id yang menyangkut
primitivitas, instingtif
Batang
Fungsi : Penyalur makanan dari akar dan daun, tempat rambatan tumbuhan lain
dan menopang pohon
Interpretasi : Menyangkut ego, sebagai usaha untuk menyalurkan keluar (fungsi
ego)
Mahkota
Fungsi : Untuk memperindah pohon, melindungi/sebagai peneduh, memasak
makanan melalui fotosintesis
Interpretasi : Yang paling banyak berhubungan dengan dunia luar. Hubungan diri
dengan lingkungan merupakan fungsi dari superego, menyangkut kognitif, rohani
a. Administrasi dalam Tes BAUM
1. Alat-alat yang digunakan :
- Kertas putih, ukuran 8,5 X 11 inch (folio)
- Pensil HB
- Meja
- Tempat duduk yang nyaman
- Penerangan yang cukup
2. Hal-hal yang perlu diperhatikan :
- Identitas : Nama, usia, jenis kelamin, tk pendidikan
- Waktu : 10 menit
b. Intruksi dalam Tes BAUM
Gambarlah pohon berkayu selain jenis rumput-rumputan, perdu-perduan, pisang-
pisangan, cemara/pinus, kapuk/randu, kelapa/palma, pohon bambu, pohon singkong”.
c. Aspek Perkembangan dalam Tes BAUM
1. Umur 2 tahun
Pohon tidak menyerupai pohon biasanya hanya berupa coretan pendek karena
belum mampu mengekpresikan sesuatu
2. Umur 3 tahun
Sudah mulai timbul coretan yang naik-turun yang sifatnya melingkar
Seringkali batang digambarkan 1 garis, demikian juga dahan. Batang menyerupai
huruf T (T stamp) pohon cemara
Dahan di gambar horizontal (bukan arah pertumbuhan kiri – kanan
Dimulai dari atas ke bawah
3. Umur 4 tahun
Posisi mulai naik ke atas
Dahan yang semula mendatar mulai naik ke atas
4. Umur 5 tahun
Mulai mengenal apa yang disebut sebagai kompensasi (hambatan dalam
menggambar)
Di atasi dengan menggambar rumah dulu, sedang gambar pohon persis seperti
anak 4 tahun
Posisi mulai naik ke atas
Dahan dan ranting menyiku
Posisi gambar makin mendekati pertengahan atas
5. Umur 6 tahun
Gambar pohon sama dengan anak usia 5 tahun, namun sudah lebih besar
Ranting mulai diberi buah
Tekanan mulai lebih tebal dan hitam
6. Umur 7 tahun
Gambar pohon seperti umur 6 tahun akan tetapi ranting yang mendatar dan
mentiku mulai hilang
Coret dahan mulai ke arah pertumbuhan dan gejala dasar mulai timbul
Garis dasar menunjukkan orientasi ruang yang berkaitan dengan dasar berpijak /
berdiri
Mungkin aksesoris timbul (12%), ex : burung kecil, dll
7. Umur 8 tahun
Mulai timbul batang bergaris rata
Dari batang tumbuh dahan dan ranting yang masih garis tunggal tetapi batang
dengan bentuk T mulai hilang
2. Tes DAP ( Draw A Person )
a. Sejarah Tes DAP
- Tahun 1885 : Awal digunakan untuk memahami kepribadian seseorang di
bidang Psikologi
- Tokoh : Ebenezer Cooke
- Objek : Anak
- Asumsi : Gambar yang dihasilkan anak menggambarkan karakteristik
kepribadian anak tersebut
- Tahun 1900-1915 : 2 proyek penelitian mengawali studi tentang hasil gambar
yang dibuat oleh anak
- Tahun 1920 : Florence L. Goodenough menulis tentang “Measurement of
Intelegence by Drawings”
- Tahun-tahun berikutnya muncul tokoh-tokoh : Bemder, Buck Hammer, Jolles,
Levy dan Machover
- Orang pertama yang menggunakan tes menggambar untuk keperluan
pemeriksaan kepribadian : Machover (1949)
b. Asumsi- Asumsi dalam Tes DAP
1. Bahwa setiap perilaku mempunyai arti (psikoanalitik), termasuk tingkah laku
saat tes, yaitu :
- Gestures
- Facial Expresion
- Doodling (gumaman)
- Motor Movement/gerakan-gerakan kaki yang lainnya
2. Tidak menganggap DAP sebagai sesutau yang main-main
c. Administrasi Tes DAP
1. Peralatan
 Kertas putih berukuran 8,5” x 11 “ (kwarto/folio)
 Pensil HB
2. Instruksi
“Draw a Person” : Silahkan anda menggambar orang
d. Hal – Hal Yang Harus Diingat :
- Yang tidak boleh dilakukan tester : “Memberikan jawaban yang bisa
memancing ketegangan, mengarahkan atau jawaban yang bersifat normatif
dan evaluatif”
- Jika ada subjek Yang mengatakan : “Saya tidak bisa menggambar”
Jawaban tester : “Gambarlah semampu anda
- Jika muncul kembali komentar : “Saya tidak bisa menggambar dengan baik”
o Jawaban tester : “Tidak apa-apa, bukan baik dan jelek yang dilihat
dari gambar tsb”
o Jawaban tester : “Gambarlah semampu anda”
- Gambar yang benar : “orang yang lengkap”
- Apabila testee menggambar yang lain : Gambar pertama diterima, beri angka
romawi I. Beri instruksi dan kertas baru : “ulangi instruksi”
- Apabila masih salah : Terima gambar kedua, beri angka romawi II. Beri kertas
baru dan instruksi lagi : “Gambarlah seorang manusia seperti yang dihayati
sehari-hari
- Bila subjek menggambar jenis kelamin yang berbeda : “Silahkan anda
gambar orang yang jenis kelaminnya berlawanan dari gambar yang tadi”
e. Minta Testee DAP untuk Menuliskan :
1. Siapa Orang yang digambar
2. Berapa usianya & apa jenis kelaminnya
3. Apa yang sedang ia lakukan
4. Apa cita – cita / keinginan yang terpendam dari orang tersebut
5. Uraikan kelebihan-kelebihan dan kelemahan - kelemahan pribadi orang
tersebut
6. Bagaimana upaya orang tersebut dalam mengatasi kelemahannya
f. Penting dalam Interpretasi :
a) Kesan Awal
Apakah yang digambar tua atau muda
Sedih atau gembira
Kuat atau Lemah
Agresif atau pasif
b) Observasi pelaksanaan tes : Negativistik (menolak instruksi) atau tidak?
g. Bagian- Bagian Tes DAP :
- Kepala
- Lengan, tangan, bahu dan dada
- Torso / trunk of the body
- Tungkai / paha dan kaki
1. Tes HTP ( House, Tree, Person )
- Tes HTP merupakan tes proyektif dimana testee diminta untuk menggambar 3 objek
yaitu : rumah, pohon, dan orang (Buck 1948, 1981).
- Hampir sama dengan DAP, awalnya untuk mengukur performansi optimal
(intelegensi) namun sampai saat ini banyak digunakan untuk melihat kepribadian
seseorang.
- Guna : mengetahui hubungan keluarga
- Tujuan : mengukur keseluruhan pribadi
- Interpretasi : menekankan keseluruhan yaitu apakah setiap bagiannya digambar scr
harmonis atau tidak.
Penting dalam Interpretasi HTP :
1. Kesan umum :
- Proporsional atau tidak? (proporsi gambar secara keseluruhan)
- Kesatuan atau keterpisahan? (masing-masing gambar membentuk kesatuan
atau keterpisahan)
- Rasional atau tidak? (penempatan atau komposisi gambar)
Kelengkapan bagian Tes Grafis
Apakah ada bagian-bagian yang tidak digambar
- Setiap bagian yang hilang / rusak dapat mengartikan “subjek memiliki
permasalahan yang berhubungan dengan bagian yang rusak/hilang tersebut
- Biasanya menggambarkan konflik dalam diri
- Adanya shading atau penghapusan harus dieksplor lebih lanjut
B. TES WARTEG
Tes Warteg adalah bentuk pemeriksaan kepribadian dengan menggunakan
gambar-gambar yang diperoleh melalui sarana tes. Sarana ini berisi sejumlah elemen
grafis kecil yang berfungsi sebagai suatu seri tema-tema formal yang harus
dikembangkan menurut cara subjek itu sendiri.
Penelitian Kinget:
Kinget mengunakan 383 orang dewasa(18-50 thn) sebagai kelompok eksperimen.
Selain diberi DCT, dibuat 3 macam data validasi. Dua diantaranya bersifat self report
(terdiri dari kuesioner dan tes pilihan). Yang ketiga adalh rating scale (diisi oleh teman
dan kenalan yang kenal baik dengan Subjek). Hasilnya analisis mengenai signifikansi
deskriptif dan diagnostik.
Tujuan utama dari tekhnik ini adalah untuk mengeksplorasi struktur kepribadian
terutama fungsi-fungsi dasar yang meliputi emosi, imajinasi, dinamisme, kontrol dan
fungsi realitas yang terdapat pd semua individu ttp dengan intensitas yang berbeda dan
interelasi yang berlainan.
Sifat Tes : Setiap elemen dari gambar yang dibuat, tidak dapat dilihat secara terpisah
satu dengan lainnya, tetapi harus dalam keseluruhan gambar dgn mempertimbangkan
data lain, seperti : usia, tingkat pendidikan, pekerjaan subjek.
Nilai Tes : DCT ( Draw Completion Test ) menggunakan sejumlah qualities yang
memberikan keuntungan khusus dan membenarkan pemunculannya dalam sejumlah
tekhnik proyektif.
Qualities dari tes DCT adalah :
1. Sebagai alat diagnostik
2. Praktis
Alasan Ukuran Kertas:
Membantu subjek untuk memusatkan perhatian pada bidang yang terbatas dan
kemudian pada rangsang
Ukuran ini memungkinkan kita melihat semua gambar pada satu halaman.
Dengan demikian mempermudah perbandingan yang dilakukan dalam skoring
dan interpretasi hasil
Catatan : Kerangka hitam & tebal yang dirancang adalah untuk membantu
konsentrasi pikiran subjek pada rangsang.
Administrasi Tes Warteg
1. Tes ini dapat diberikan secara kelompok maupun individual
2. Nilai diagnostiknya terletak pada grafis individu
3. Pengambilan tes secara individual akan lebih menguntungkan karena kontak
langsung antara pemeriksa dan subjek serta verbalisasi yang cenderung terjadi
selama tes
4. “NO” hiasan dinding pd ruangan krn dapat menurunkan nilai proyektif dari
gambar
Peralatan :
1. Pensil HB
2. Kertas yang berisi 8 kotak (disediakan olh tester)
Intruksi Tes:
“ Pada kertas ini saudara lihat 8 buah kotak. Di dalam setiap kotak terdapat tanda kecil.
Tanda-tanda ini tidak memiliki arti khusus karena mereka hanya bagian dari gambar yang
akan atau harus anda buat nanti dalam tiap kotak. Anda boleh menggambar apa saja dan
dari kotak mana saja. Anda tidak perlu mengikuti urutan kotak-kotak seperti pada kertas
ini, tetapi anda diminta untuk memberi nomor urut pada gambar-gambar yang anda buat
sesuai dengan urutan anda menggambar”.
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
Menuliskan apa yang digambarnya
Memberikan tanda (+) pada gambar yang paling disukai, tanda (-) pada
gambar yang paling tidak disukai, tanda (M) pada gambar yang paling mudah,
tanda (S) pada gambar yang dianggap paling sulit
Mencatat waktu yang digunakan subjek untuk menyelesaikan seluruh gambar
Untuk subjek yang menolak menggambar dengan alasan tidak dapat menggambar
maka tester dapat berkata :”Kami tidak melihat keindahan dari gambar yang anda
buat karena tes ini tidak untuk melihat kemampuan menggambar”.
SKEMA EMPAT DIMENSI
WARTEG
ASPEK FUNGSI
EMOSI Out going Seclusive
IMAJINASI Combining Creative
INTELEK Practical Speculative
WILL Dinamis Terkontrol
 Emosi Out going/ Ekstraversi : Orientasi ke dunia luar, mudah bergaul, ramah,
gembira, easy going, bebas dari ketegangan, mudah menyesuaikan diri, emosi
dangkal, minat banyak tapi fluktuatif sehingga tdk efisien dan prestasi terhambat.
 Emosi Seclusive/ Intraversi : Orientasi ke dlm diri, melihat dgn kaca mata pribadi,
sgt peka, mudah depresif, menarik diri dan lari ke dunia impian, penuh spekulasi,
spiritualitas, penuh kesan thd pengalaman2, reflektif, cenderung berpikir, cenderung
mengembangkan konflik dan kekhawatiran, tampak kurang merasa puas, punya
sesuatu yang khas.
 Imajinasi Kombinasi : Berdasarkan nilai-nilai objektif, sesuai pengalaman sensorial,
berdasarkan persepsi dan orientasi ke arah realitas, produk yang dihasilkan cenderung
estetis walau konvensional.
 Imajinasi Kreatif : Kurang kontak dengan realitas yg dpt diamati, menyenangi
konstruk abstrak/simbol-simbol yang bersifat emosional, filosofis atau mistis. Bila
imajinasi terlalu kreatif dapat menjadi ganjalan untuk penyesuaian dalam kehidupan
sehari-hari.
 Intelektualitas Praktis : Orientasi pada persepsi dan observasi (orientasi pada fakta,
kenyataan konkrit) dan ditandai dengan adanya kesadaran yang jernih, cara berpikir
teratur.
 Intelektual Spekulatif : Orientasi pada prinsip-prinsip, logika dan teori. Jika subjek
pd tipe ini memiliki taraf kecerdasan tinggi, maka ia suka membuat teori.
 Aktivitas Dinamis : Mudah masuk pd usaha–usaha baru, memiliki passion
padapekerjaan yg dilakukan, energi besar.
 Aktivitas Terkontrol : Pengambilan keputusan mantap, perilaku konsisten, hati-hati,
penuh perencanaan, senang keheningan dan keteraturan perilakunya tampak
konsisten, seragam dan tenang.
a. SDR rangsang 1 : Titik
- Sesuatu yang kecil, ringan,bundar, sentral, tidak menyolok dan mudah terlewati
(tidak terlihat oleh subjek yang kurang perseptif dan kurang sensitif).
- Posisinya yang di tengah membuatnya penting, meminta perhatian dan
pengakuan.
b. SDR rangsang 2 : Garis Lengkung Kecil
- Memberi sugesti sesuatu yang hidup, bergerak, lepas, bergetar, tumbuh dan
mengalir.
- Sifat rangsang ini menolak perlakuan matter of fact atau penggunaan teknis dan
menuntut integrasi menjadi sesuatu yang organis atau dinamis.
c. SDR rangsang 3 : tiga garis vertikal Sejajar Bertahap dari Rendah ke Tinggi
- Menyatakan sifat-sifat kekakuan, kekerasan, keteraturan, keurutan dan kemajuan.
- Menghasilkan sesuatu yang rumit dari suatu pengaturan yang dinamis,
perkembangan bertahap, konstruksi dan konsep-konsep serupa.
d. SDR rangsang 4 : Segi Empat Hitam
- Nampak berat, kokoh, kaku, dan statis serta membangkitkan materialitas kongkrit,
inorganis, pasif, mempunyai penampilan yang muram, menghasilkan asosiasi
yang depresif atau kadangkala bersifat mengancam.
e. SDR rangsang 5 : Dua Garis Miring Berlawanan
- Menyatakan ide, konflik dan dinamisme, memperlihatkan perlawanan /
pertentangan, sugesti ke arah konstruksi dan penggunaan teknis.
f. SDR rangsang 6 : Garis Vertikal & Horizontal
- Mempunyai aspek matter of fact (tidak berbelat-belit), sederhana, kaku,
membosankan dan tidak memberi ilham
- Selintas hanya cocok untuk menyelesaikan pola-pola geometrik sederhana atau
objek-objek elementer
- Posisi yang tidak di tengah dari dua garis ini membuat penyelesaian sesuatu yang
seimbang menjadi tugas sukar, yang menuntut kegiatan perencanaan yang cukup
kuat.
g. SDR rangsang 7 : Titik-titik yang Membentuk Setengah Lingkaran
- Memberi sugesti sesuatu yang halus, bulat, lembut dan lentur.
- Lokasinya agak janggal dalam kotak seakan menolak perlakuan kasar atau biasa.
h. SDR rangsang 8 : Garis Lengkung Lebar
- Tenang, besar, lancar dan mudah diselesaikan
- Memberi sugesti penyelesaian menjadi sesuatu yang organis, animate atau
inanimate.
- Gerakan melengkung ke bawah dan lokasi mengandung arti menutup, naungan,
perlindungan,
- Ukuran yang relatif besar juga membangkitkan ekspansi dan kekuasaan.
Interpretasi :
Dalam penilaian/analisis, tiap elemen harus dipertimbangkan dalam konteks
seluruh gambar dengan memperhitungkan: Usia, jenis kelamin, taraf pendidikan,
pekerjaan dan mungkin latar belakang budaya subyek dalam melakukan interpretasi
ada 3 tahap yang harus dilakukan yaitu:
1. Stimulus Drawing Relation, yaitu bagaimana hubungan antara rangsang
dengan gambar yang dibuat. Apakah rangsang merupakan bagian dari
gambar atau terlepas dari gambar? SDR merupakan dasar untuk eksplorasi
struktus persepsi dan afektivitas.
2. Vontent atau Isi, merupakan manifestasi dari asosiasi bebas. Gambar
mempunyai isi apabila mewakili sebagian dunia fisik yang dapat dilihat.
Manifestasi asosiasi bebas mengungkapkan pandangan ke orientas yang
lebih kuat dari kecenderungan-kecenderungan, minat dan pekerjaan
subyek dan ini merupakan sumber data proyektif tes.
3. Execution (pelaksanaan), yakni meliputi Bagaimana gambar dibuat? Penuh,
kosong? Adakah ekspansi? Tes Warteg mencoba untuk mencari tahu pola
reaksi yang permanen dari kepribadian si penggambar. Dari penilaian
kuantitatif dapat dibuat suatu profil kepribadian dalam istilah fungsi-fungsi
yaitu emosi, imajinasi, dinamisme, kontrol dan reality function yang ada pada
tiap manusia.
C. Tes EPPS ( Edwards Personal Preference Schedule )
Tes Edwards Personal Preference Schedule (EPPS) adalah tes kepribadian yang
diturunkan dari teori H.A.Murray yang mengukur tingkat individu dalam 15 kebutuhan
dan motivasi umum.
Dalam tes EPPS ini tak ada jawaban yang benar dan jawaban yang salah. Namun
hanya merupakan tes yang mengetahui tipe-tipe motivasi, kebutuhan dan kesukaan
pribadi. Dalam dunia kerja tes EPPS ini dipergunakan untuk mengetahui karakter
masing-masing karyawan ataupun calon karyawan sehingga perusahaan dapat
menempatkannya pada bidang yang tepat sehingga kelebihan dan kemampuannya dapat
dioptimalkan. Psikotes EPPS ini adalah tes yang tidak memakai gambar, namun memakai
sejumlah pertanyaan, sehingga tergolong "Psikotes Kuesioner"
a. Aspek - Aspek Dalam Tes EPPS
Dalam pembuatan tes EPPS ini seorang tester harus memperhatikan 15 aspek
dalam pengukurannya. Aspek – aspek yang di ukur adalah sebagai berikut :
Variabel Skor Tinggi Skor Rendah
Achievement
(ach)
Dorongan untuk bertindak
lebih baik, tertarik dengan
tugas menantang dan rumit.
Dorongan untuk meraih prestasi rendah,
cepat menyerah dengan situasi rumit atau
menghindar apabila dihadapkan pada
situasi kompleks.
Deference
(def)
Kecenderungan pribadi mudah
terpengaruh oleh orang lain,
ketertarikan akan kesuksesan
orang lain, banyak tergantung
dari orang lain.
Tidak tertarik dengan kesuksesan orang
lain, fokus pada diri sendiri, sulit patuh
terhadap orang lain dan cenderung
melakukan dengan caranya sendiri.
Order (ord) Kecenderungan memiliki
keteraturan yang tinggi,
terorganisir, rapi termasuk
dalam perencanaan dan
aktivitasnya.
Cara kerja atau bertindak cenderung tidak
teratur, lebih dikuasai oleh situasi perasaan,
kurang terencana dalam bertindak dan
sikapnya mudah berubah-ubah.
Exhibition
(exh)
Kecenderungan tinggi untuk
pamer, menampilkan apa yang
dimiliki ke lingkungan sekitar.
Ketidaktertarikan dengan situasi sosial,
cenderung tidak peduli dengan apa yang
terjadi di sekitarnya, acuh terhadap apa
yang dialami oleh orang lain.
Autonomy
(aut)
Kemudahan pribadi untuk
bertindak sesuai keinginan,
tidak tergantung dari orang
lain.
Ketergantungan tinggi dengan figur lain,
harus mencari persetujuan orang lain untuk
bertindak, menghindari tindakan yang
dapat menjadi perhatian sosial dan
cenderung mencari figur perlindungan
sebelum bertindak.
Affiliation
(aff)
Loyalitas tinggi terhadap
situasi sosial, mudah
berpartisipasi dan beraktivitas.
Pribadi tertutup, introversi tinggi, sulit
bergaul dan tidak senang dengan aktivitas
sosial.
Intraception
(int)
Mudah untuk berintrospeksi,
menilai dan mengevaluasi diri
dan perasaannya.
Terlalu mengabaikan perasaan, hampir
tidak pernah mengevaluasi setiap tindakan
berdasarkan perasaan, sikap lebih
didominasi atas dasar logika atau kognitif.
Succorance
(suc)
Ketergantungan tinggi
terhadap orang lain, mencari
support orang lain untuk
meyakinkan tindakannya
dengan meraih afeksi dan
keramahan dari orang lain.
Pribadi yang independen, tidak tergantung
dengan situasi sosial, senang dengan
aktivitas diri dan mengacuhkan situasi
sosial meskipun dirinya menjadi pusat
perhatian
Dominance
(dom)
Dominasi tinggi terhadap
situasi sosial, mudah
mengendalikan dan
mengarahkan kelompok,
termasuk memimpin untuk
bertindak sesuai keinginannya.
Pribadi pengikut dalam kelompok, yes-man
terhadap otoritas, mudah dikendalikan.
Sulit untuk mengatakan tidak terhadap
situasi kelompok.
Abasement
(aba)
Kecenderungan pribadi mudah
merasa bersalah, menyesali
diri, layak untuk dihukum
akibat tindakannya. Pribadinya
mengarah pada inferioritas.
Pribadi yang berpikir positif, tidak terlalu
mempedulikan kesalahan yang telah
dilakukan, terbuka, mudah memaafkan dan
meminta maaf apabila terjadi kesalahan
yang telah dilakukannya.
Nurturance
(nur)
Pribadi terbuka, mudah
membantu orang lain, santun
dan mudah bersimpati.
Ketertutupan pribadinya dianggap sebagai
individu yang kaku, sulit bersimpati dan
mudah berkata kasar.
Change (chg) Ketertarikan tinggi pada situasi
baru, berubah-ubah termasuk
dalam tindakannya bekerja
berupaya dengan cara baru.
Situasi rutin menjadikan dirinya nyaman,
tenang dengan aktivitas harian yang
monoton, mementingkan prosedur dan cara
kerja berdasarkan kebiasaan.
Endurance
(end)
Tanggung jawab tinggi
terhadap pekerjaan,
menyelesaikan apa yang telah
dimulai. Tekun dan tidak
mudah jenuh dengan situasi
yang dihadapi.
Daya tahan rendah terhadap situasi yang
menekan;konflik, ketidakjelasan situasi
atau tujuan, mudah menyerah dan cepat
jenuh terhadap situasi yang tidak nyaman.
Heterosexualit
y (het)
Ketertarikan tinggi untuk
bergaul dengan lawan jenis,
berupaya mendapatkan afeksi
dan perhatian terhadap lawan
jenis.
Tidak mudah tertarik dengan lawan jenis,
tidak terlalu terpengaruh dengan lawan
jenis, sulit dipengaruhi oleh figur lawan
jenis.
Aggression
(agg)
Dorongan agresi tinggi, mudah
terpicu dengan konflik dan
senang dengan konfrontasi
apabila terjadi perbedaan
pendapat.
Pribadi tenang, mengandalkan kedamaian,
saling menerima, menghindari konflik dan
konfrontasi.
b. Cara Menyajikan Tes EPPS
1. Berikan lembar jawaban pada subjek, kemudian minta subjek untuk mengisi
identitas (nama, umur, jenis kelamin, dan tanggal tes)
2. Bagikan buku soal pada subjek
3. Penguji memberikan petunjuk kepada Subjek bagaimana cara mengerjakan tes
4. Penguji menanyakan kembali apakah subjek ada pertanyaan sebelum
mengerjakan tes
5. Sebelum tes berakhir ada baiknya penguji meminta subjek untuk mengecek
kembali apakah ada soal yang terlewati.
6. Pastikan Penguji menyajikan tes sesuai waktu yang ditentukan, untuk Indonesia
lebih kurang 60 menit.
Contoh soal EPPS :
1. Soal pertama
a. Saya suka menolong teman - teman saya, bila mereka berada dalam kesulitan
b. Saya ingin melakukan pekerjaan apa saja sebaik mungkin
2. Soal kedua:
a. Saya suka memuji orang yang saya kagumi
b. Saya ingin merasa bebas untuk melakukan apa saja yang saya kehendak.
Testee diminta untuk memilih salah satu kecenderungan yang menurutnya ada pada diri
testee.
c. Penilaian / Skoring Alat Tes EPPS
Cara pemberian penilaian dalam tes ini adalah sebagai berikut :
1. Periksa jangan ada item yang telewat
2. Buatlah garis merah melalui
No. 1, 7, 13, 19, 25
No. 101, 107, 113, 119, 125
No. 201, 207, 213, 219, 225
3. Buatlah garis biru melalui
No. 26, 32, 38, 44, 50
No. 51, 57, 63, 69, 75
No. 151, 157, 163, 169, 175
4. Disebelah kanan ada kolom bertuliskan :
a. n (need)
b. r (raw)
Dihitung secara horisontal
Hanya dihitung A yang dilingkari, kecuali A yang terkena garis merah tdk
dihitung (baik yg dilingkari atau tdk)
c. c (column)
Dihitung secara vertikal
Hanya dihitung B yang dilingkari, kecuali yang terkena garis merah
d. s (sum )
Jumlah r + c
Cara menghitung konsistensi pada Tes EPPS ini adalah :
1. Membandingkan jawaban A/B yg kena garis merah dengan jawaban A/B yg kena
garis biru
2. Bila sama dalam kotak di bawah beri tanda bila berbeda tidak diberi tanda apa-
apa
sama  yg kena garis merah A, yg biru juga A
atau  yg kena garis merah B, yg biru juga B
3. Jumlahkan kotak yang diberi tanda
4. Tulis jumlah tanda pada con (consistency)
5. Maksimal 15 dan Minimal 10
Tips Mengerjakan EPPS :
1. Sebelum mengerjakan tes hendaknya melakukan istirahat yang cukup
2. Cermati betul dan lakukan yang diminta penguji anda
3. Jangan pernah asal-asalan dalam menjawab soal, karena jawaban anda sangat
berpengaruh sekali dengan hasil tes.
4. Jangan pernah melakukan kebohongan pada saat menjawab soal. Percuma saja
anda berbohong karena tes EPPS ini telah disusun sedemikian rupa oleh
penyusunnya, korelasi yang tinggi antara keadaan keluar dengan keadaan
“dalamnya” dan menyajikan dua pernyataan yang mengungkapkan trait yang
berbeda dalam setiap nomor.
5. Kerjakan soal dengan rileks, dengan itu anda mampu mengerjakan dengan
baik
Kekurangan Alat Tes EPPS :
1. Cara pengskoringnya butuh ketelitian serta kejelian.
2. Ada kemungkinan orang bosan mengerjakan , karena jumlah item soal yang
tidak sedikit.
3. Ada beberapa pertanyaan yang kadang tidak dapat menggambarkan apa yang
dirasakan testee sebenarnya.
4. Lembar jawaban yang membingungkan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tes Grafis adalah salah satu teknik proyeksi yangdigunakan untuk memahami
kepribadian seseorang dalam bentuk gambar.Tes grafis terdiri dari : BAUM (gambar
pohon), DAP (Draw a Person), HTP (House Tree Person ) serta Tes Warteg juga
termasuk ke dalam jenis tes grafis. Adapun hal-hal umum yang perlu di perhatikan dalam
menginterpretasi gambar dari suatu tes grafis antara lain :
1. Garis, meliputi : tarikan garis, konsistensi garis, tekanan garis.
2. Warna atau shading, shading tebal atau tipis.
3. Posisi gambar, atas, tengah atau bawah. Kiri, tengah atau kanan.
4. Proporsi dan komposisi.
5. Gerak.
6. Eksekusi atau penyelesaian gambar, detail atau global, selesai atau tidak.
7. Ukuran gambar, kecil, sedang, atau besar.
8. Indikator lain, cara menggambar, posisi kertas, urutan menggambar, gambar lain yang
tidak diminta, tulisan.
Tes EPPS juga digunakan untuk mengukur tingkat kepribadian seseorang, tetapi
tidak dalam bentuk gambar melainkan dalam bentuk pertanyaan – pertanyaan.
B. Saran
Dalam penggunaan alat ataupun jenis tes yang telah di sebutkan diatas, terster
harus memiliki kecermatan dalam memberikan penilaian maupun interpretasi. Karena
kesalahan dalam menginterpretasikan suatu hasil tes akan berakibat fatal dan merugikan
testee.
Tambahan psikodiagnostik

More Related Content

What's hot

teori kepribadian Erich fromm
teori kepribadian Erich frommteori kepribadian Erich fromm
teori kepribadian Erich frommNaeya Hasbi
 
psikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosialpsikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosialMunna Hab
 
Psikologi Kepribadian Gordon Allport
Psikologi Kepribadian Gordon AllportPsikologi Kepribadian Gordon Allport
Psikologi Kepribadian Gordon AllportWulandari Rima Kumari
 
Raven progressive matrices ( RPM )
Raven progressive matrices ( RPM )Raven progressive matrices ( RPM )
Raven progressive matrices ( RPM )Ai Nurhasanah
 
Metode Testing atau Psikotes (Psikologi Umum)
Metode Testing atau Psikotes (Psikologi Umum)Metode Testing atau Psikotes (Psikologi Umum)
Metode Testing atau Psikotes (Psikologi Umum)atone_lotus
 
Pertemuan ke-13 GeoRge A Kelly
Pertemuan ke-13 GeoRge A KellyPertemuan ke-13 GeoRge A Kelly
Pertemuan ke-13 GeoRge A KellyVivia Maya Rafica
 
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERSTEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERSIlma Urrutyana
 
Teori kepribadian dan Big five Factors
Teori kepribadian dan Big five FactorsTeori kepribadian dan Big five Factors
Teori kepribadian dan Big five FactorsAdhi Kurniawan
 
Teori Neo Psikoanalisis (Alfred Adler)
Teori Neo Psikoanalisis (Alfred Adler)Teori Neo Psikoanalisis (Alfred Adler)
Teori Neo Psikoanalisis (Alfred Adler)Amalianur_rizki
 
Psikodiagnostik observasi
Psikodiagnostik observasiPsikodiagnostik observasi
Psikodiagnostik observasiSeta Wicaksana
 
Jenis-Jenis Pertanyaan
Jenis-Jenis PertanyaanJenis-Jenis Pertanyaan
Jenis-Jenis Pertanyaanachmadk12
 
INTERVENSI PSIKOLOGI KLINIS
INTERVENSI PSIKOLOGI KLINISINTERVENSI PSIKOLOGI KLINIS
INTERVENSI PSIKOLOGI KLINISHusna Sholihah
 
Tahap-Tahap Penelitian Psikologi Eksperimen By GustiGina Psikologi Unlam
Tahap-Tahap Penelitian Psikologi Eksperimen By GustiGina Psikologi UnlamTahap-Tahap Penelitian Psikologi Eksperimen By GustiGina Psikologi Unlam
Tahap-Tahap Penelitian Psikologi Eksperimen By GustiGina Psikologi UnlamGusti Gina
 
Pendekatan konseling psikoanalisis
Pendekatan konseling psikoanalisisPendekatan konseling psikoanalisis
Pendekatan konseling psikoanalisissafutri nurhidayah
 

What's hot (20)

teori kepribadian Erich fromm
teori kepribadian Erich frommteori kepribadian Erich fromm
teori kepribadian Erich fromm
 
Psikologi Industri
Psikologi IndustriPsikologi Industri
Psikologi Industri
 
Personologi
PersonologiPersonologi
Personologi
 
psikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosialpsikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosial
 
Psikologi Kepribadian Gordon Allport
Psikologi Kepribadian Gordon AllportPsikologi Kepribadian Gordon Allport
Psikologi Kepribadian Gordon Allport
 
Raven progressive matrices ( RPM )
Raven progressive matrices ( RPM )Raven progressive matrices ( RPM )
Raven progressive matrices ( RPM )
 
Metode Testing atau Psikotes (Psikologi Umum)
Metode Testing atau Psikotes (Psikologi Umum)Metode Testing atau Psikotes (Psikologi Umum)
Metode Testing atau Psikotes (Psikologi Umum)
 
Pertemuan ke-13 GeoRge A Kelly
Pertemuan ke-13 GeoRge A KellyPertemuan ke-13 GeoRge A Kelly
Pertemuan ke-13 GeoRge A Kelly
 
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERSTEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
 
B.F. Skinner
B.F. SkinnerB.F. Skinner
B.F. Skinner
 
Teori kepribadian dan Big five Factors
Teori kepribadian dan Big five FactorsTeori kepribadian dan Big five Factors
Teori kepribadian dan Big five Factors
 
Teori Neo Psikoanalisis (Alfred Adler)
Teori Neo Psikoanalisis (Alfred Adler)Teori Neo Psikoanalisis (Alfred Adler)
Teori Neo Psikoanalisis (Alfred Adler)
 
Psikodiagnostik observasi
Psikodiagnostik observasiPsikodiagnostik observasi
Psikodiagnostik observasi
 
Jenis-Jenis Pertanyaan
Jenis-Jenis PertanyaanJenis-Jenis Pertanyaan
Jenis-Jenis Pertanyaan
 
Gordon Allport
Gordon AllportGordon Allport
Gordon Allport
 
INTERVENSI PSIKOLOGI KLINIS
INTERVENSI PSIKOLOGI KLINISINTERVENSI PSIKOLOGI KLINIS
INTERVENSI PSIKOLOGI KLINIS
 
Tahap-Tahap Penelitian Psikologi Eksperimen By GustiGina Psikologi Unlam
Tahap-Tahap Penelitian Psikologi Eksperimen By GustiGina Psikologi UnlamTahap-Tahap Penelitian Psikologi Eksperimen By GustiGina Psikologi Unlam
Tahap-Tahap Penelitian Psikologi Eksperimen By GustiGina Psikologi Unlam
 
Tes kepribadian
Tes kepribadianTes kepribadian
Tes kepribadian
 
Emosi
EmosiEmosi
Emosi
 
Pendekatan konseling psikoanalisis
Pendekatan konseling psikoanalisisPendekatan konseling psikoanalisis
Pendekatan konseling psikoanalisis
 

Viewers also liked

Tes baum
Tes baumTes baum
Tes baumnugpra
 
Tat & rorschach full MAKALAH
Tat & rorschach full MAKALAHTat & rorschach full MAKALAH
Tat & rorschach full MAKALAHDD's Dindils
 
Makalah psikologi islam
Makalah psikologi islamMakalah psikologi islam
Makalah psikologi islamAi Nurhasanah
 
Sentence completion
Sentence completionSentence completion
Sentence completionlcg22
 
3 soal psikotest-2
3 soal psikotest-23 soal psikotest-2
3 soal psikotest-2Fadli
 
Sach sentence completion
Sach sentence completionSach sentence completion
Sach sentence completionEyeFrani
 
TES KEPRIBADIAN / INVENTORI
TES KEPRIBADIAN / INVENTORITES KEPRIBADIAN / INVENTORI
TES KEPRIBADIAN / INVENTORIDD's Dindils
 
Ssct interpretation and scoring
Ssct interpretation and scoringSsct interpretation and scoring
Ssct interpretation and scoringBless Maramag
 
H-T-P (House Tree Person)
H-T-P (House Tree Person)H-T-P (House Tree Person)
H-T-P (House Tree Person)Ella Mae Ayen
 
Goodenough scoring (Psychometrics)
Goodenough scoring (Psychometrics)Goodenough scoring (Psychometrics)
Goodenough scoring (Psychometrics)hawraaalromani
 

Viewers also liked (12)

Tes baum
Tes baumTes baum
Tes baum
 
Tat & rorschach full MAKALAH
Tat & rorschach full MAKALAHTat & rorschach full MAKALAH
Tat & rorschach full MAKALAH
 
Makalah psikologi islam
Makalah psikologi islamMakalah psikologi islam
Makalah psikologi islam
 
Tes pauli
Tes pauliTes pauli
Tes pauli
 
Sentence completion
Sentence completionSentence completion
Sentence completion
 
3 soal psikotest-2
3 soal psikotest-23 soal psikotest-2
3 soal psikotest-2
 
Sach sentence completion
Sach sentence completionSach sentence completion
Sach sentence completion
 
TES KEPRIBADIAN / INVENTORI
TES KEPRIBADIAN / INVENTORITES KEPRIBADIAN / INVENTORI
TES KEPRIBADIAN / INVENTORI
 
Ssct interpretation and scoring
Ssct interpretation and scoringSsct interpretation and scoring
Ssct interpretation and scoring
 
Dap (1)
Dap (1)Dap (1)
Dap (1)
 
H-T-P (House Tree Person)
H-T-P (House Tree Person)H-T-P (House Tree Person)
H-T-P (House Tree Person)
 
Goodenough scoring (Psychometrics)
Goodenough scoring (Psychometrics)Goodenough scoring (Psychometrics)
Goodenough scoring (Psychometrics)
 

Similar to Tambahan psikodiagnostik

Psikodiagnostika-5-Grafis-Pertemuan-2..ppt
Psikodiagnostika-5-Grafis-Pertemuan-2..pptPsikodiagnostika-5-Grafis-Pertemuan-2..ppt
Psikodiagnostika-5-Grafis-Pertemuan-2..pptjumatrihollong96
 
95565211 sensory-stimulation-theory-untuk-pembelajaran-aktif
95565211 sensory-stimulation-theory-untuk-pembelajaran-aktif95565211 sensory-stimulation-theory-untuk-pembelajaran-aktif
95565211 sensory-stimulation-theory-untuk-pembelajaran-aktifJeya Devi
 
MK PK Pengertian Kepribadian.ppt
MK PK Pengertian Kepribadian.pptMK PK Pengertian Kepribadian.ppt
MK PK Pengertian Kepribadian.pptAurelLerie
 
Makalah metode penelitian dalam Psikologi Sosial
Makalah metode penelitian dalam Psikologi SosialMakalah metode penelitian dalam Psikologi Sosial
Makalah metode penelitian dalam Psikologi SosialAnis Qurli
 
Ringkasan psikologi pendidikan Sejarah, pengertian, ruang lingkup psikologi p...
Ringkasan psikologi pendidikan Sejarah, pengertian, ruang lingkup psikologi p...Ringkasan psikologi pendidikan Sejarah, pengertian, ruang lingkup psikologi p...
Ringkasan psikologi pendidikan Sejarah, pengertian, ruang lingkup psikologi p...rissashahtyca
 
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-2 Sesi Ke-2.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-2 Sesi Ke-2.pdfEstetika Humanisme Diskusi Modul Ke-2 Sesi Ke-2.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-2 Sesi Ke-2.pdfHendroGunawan8
 
Pengertian dan metode personality test dalam psikologi
Pengertian dan metode personality test dalam psikologiPengertian dan metode personality test dalam psikologi
Pengertian dan metode personality test dalam psikologiSyandi Gafri
 
Pengertian dan metode personality test dalam psikologi
Pengertian dan metode personality test dalam psikologiPengertian dan metode personality test dalam psikologi
Pengertian dan metode personality test dalam psikologiSyandi Gafri
 
Persepsi diri
Persepsi diriPersepsi diri
Persepsi dirielmakrufi
 
Profil perkembangan masa remaja akhir (sma)
Profil perkembangan masa remaja akhir (sma)Profil perkembangan masa remaja akhir (sma)
Profil perkembangan masa remaja akhir (sma)Yeti Rohayati
 

Similar to Tambahan psikodiagnostik (20)

Psikodiagnostika-5-Grafis-Pertemuan-2..ppt
Psikodiagnostika-5-Grafis-Pertemuan-2..pptPsikodiagnostika-5-Grafis-Pertemuan-2..ppt
Psikodiagnostika-5-Grafis-Pertemuan-2..ppt
 
Assignment terapi
Assignment terapiAssignment terapi
Assignment terapi
 
panduan psikotest-1.pdf
panduan psikotest-1.pdfpanduan psikotest-1.pdf
panduan psikotest-1.pdf
 
Psikologi Sosial
Psikologi SosialPsikologi Sosial
Psikologi Sosial
 
Persepsi Sosial
Persepsi SosialPersepsi Sosial
Persepsi Sosial
 
Hbse 2011.ppt erikson
Hbse 2011.ppt eriksonHbse 2011.ppt erikson
Hbse 2011.ppt erikson
 
95565211 sensory-stimulation-theory-untuk-pembelajaran-aktif
95565211 sensory-stimulation-theory-untuk-pembelajaran-aktif95565211 sensory-stimulation-theory-untuk-pembelajaran-aktif
95565211 sensory-stimulation-theory-untuk-pembelajaran-aktif
 
MK PK Pengertian Kepribadian.ppt
MK PK Pengertian Kepribadian.pptMK PK Pengertian Kepribadian.ppt
MK PK Pengertian Kepribadian.ppt
 
Rpp kelas 1
Rpp kelas 1Rpp kelas 1
Rpp kelas 1
 
Makalah metode penelitian dalam Psikologi Sosial
Makalah metode penelitian dalam Psikologi SosialMakalah metode penelitian dalam Psikologi Sosial
Makalah metode penelitian dalam Psikologi Sosial
 
Ringkasan psikologi pendidikan Sejarah, pengertian, ruang lingkup psikologi p...
Ringkasan psikologi pendidikan Sejarah, pengertian, ruang lingkup psikologi p...Ringkasan psikologi pendidikan Sejarah, pengertian, ruang lingkup psikologi p...
Ringkasan psikologi pendidikan Sejarah, pengertian, ruang lingkup psikologi p...
 
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-2 Sesi Ke-2.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-2 Sesi Ke-2.pdfEstetika Humanisme Diskusi Modul Ke-2 Sesi Ke-2.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Modul Ke-2 Sesi Ke-2.pdf
 
Psikologi perkembangan
Psikologi perkembanganPsikologi perkembangan
Psikologi perkembangan
 
Proses Berpikir Dan Penelitian
Proses Berpikir Dan PenelitianProses Berpikir Dan Penelitian
Proses Berpikir Dan Penelitian
 
Pengertian dan metode personality test dalam psikologi
Pengertian dan metode personality test dalam psikologiPengertian dan metode personality test dalam psikologi
Pengertian dan metode personality test dalam psikologi
 
Pengertian dan metode personality test dalam psikologi
Pengertian dan metode personality test dalam psikologiPengertian dan metode personality test dalam psikologi
Pengertian dan metode personality test dalam psikologi
 
Persepsi diri
Persepsi diriPersepsi diri
Persepsi diri
 
Evaluasi aud 2011
Evaluasi aud 2011Evaluasi aud 2011
Evaluasi aud 2011
 
Profil perkembangan masa remaja akhir (sma)
Profil perkembangan masa remaja akhir (sma)Profil perkembangan masa remaja akhir (sma)
Profil perkembangan masa remaja akhir (sma)
 
Modul 5 kb 2
Modul 5 kb 2Modul 5 kb 2
Modul 5 kb 2
 

Recently uploaded

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 

Recently uploaded (20)

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 

Tambahan psikodiagnostik

  • 1. Tugas Terstruktur Dosen Pengampu Pengantar Psikodiagnostik Sri Wahyuni, M.A, M.Psi MAKALAH TES GRAFIS, WARTEG, DAN EPPS DISUSUN OLEH : AI SITI NURHASANAH NADIATUL HUSNA RIEAN MASLINI RIA RAMADHANI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU 2012
  • 2. BAB I PENDAHULUAN Dalam dekade terakhir, pemeriksaan psikologi mempunyai pengaruh besar pada kehidupan manusia Indonesia. Kebanyakan dari mereka yang bersekolah, masuk perguruan tinggi, melamar pekerjaan, ikut seleksi untuk menduduki jabatan tertentu, pernah mengikuti suatu pemeriksaan psikologi. Pemeriksaan psikologi yang mereka jalani tidak selalu sama, tergantung dari tujuan pemeriksaan dan alat pemeriksaan yang digunakanpun berlainan. Misalnya siswa Taman Kanak-kanak menjalani pemeriksaan psikologi agar dapat diketahui kesiapan anak untuk mengikuti pelajaran di Sekolah. Tes yang berbeda dipakai untuk siswa kelas I Sekolah Menengah Umum yang bertujuan untuk menentukan apakah yang bersangkutan lebih sesuai untuk jurusan A1, A2, A3 atau A4. Dengan semakin meningkatnya penggunaan jasa psikologi dalam berbagai bidang, maka tidaklah mengherankan apabila muncul banyak biro psikologi dan meningkatnya peminat untuk mengikuti pendidikan psikologi karena psikologi kini dianggap sebagai lahan yang dapat memberikan penghasilan yang layak. Meskipun istilah kepribadian kadang kala di gunakan dalam pengertian lebih luas, dalam terminologi sikometri konfensional tes-tes kepribadian adalah instrumen untuk mengukur ciri-ciri emosi, motivasi, antar pribadi dan sikap yang dibedakan dari kemampuan. Meskipun sejumlah tes kepribadian digunakan sebagai instrumen penyaringan kelompok, kerbanyakan diterapkan dalam lingkungan klinis dan konseling. Dalam keadaan yang berkembang dewasa ini kebanyakan tes kepribadian seharusnya dipandang sebagai bantuan dalam penafsiran individu atau sebagai instrumen risert.
  • 3. BAB II PEMBAHASAN A. TES GRAFIS Tes Grafis adalah segala macam dan bentuk urutan tulisan tangan, gambar dan lukisan-lukisan yang dikerjakan dan dihasilkan atas akibat pengaruh tak sadar terhadap dirinya ataupun karena adanya kendali dalam dirinya. Tes Grafis merupakan proyeksi dari : Self concept Attitude (sikap) terhadap seseorang dalam lingkungan Ideal self images Ekspresi dari pola-pola kebiasaan (habit pattern) Ekspresi dari emotional tone (irama emosional) Attitude subjek terhadap pemeriksa atau terhadap situasi tes yang berlaku Ekspresi dari attitude terhadap hidup atau masyarakat Tes Grafis dipengaruhi oleh : 1. Determinan : Berbagai unsur, keadaan apapun yang ada di luar individu atau person 2. Variabel : Unsur-unsur yang sifatnya intrinsik yang ada di dalam kepribadian yang mempersatukan dinamika psikis individu tsb dan bisa dilihat dari hasil gambar Karakteristik Pokok Tes Grafis : 1. Gerak : memberi petunjuk mengenai energetis/kekuatan yang mencakup potensi- potensi dan kekuatan-kekuatan, dorongan, vitalitas serta arah dari penyaluran dorongan tsb. 2. Bentuk :memberi petunjuk pada kemantapan pribadi dan tipe-tipe pribadi 3. Ruang : memberi petunjuk pada orientasi orang dalam hubungannya dengan lingkungan sosialnya
  • 4. 4. Tema : memberi petunjuk luasnya perhatian orang pada lingkungan aktualnya. 5. Warna : memberi petunjuk aspek-aspek emosi individu Gerak Elemen Gerak : Sifat coretan : - Garis lengkung : berkaitan dengan sifat-sifat feminin - introversif - Garis lurus / tegas : berkaitan dengan sifat-sifat maskulin - ekstraversif Arah coretan : keluar atau ke dalam Tekanan :tekanan lemah/kuat Ciri khas dari gambar dan sambungan : kelancaran dan kecepatan gerak Ruang Elemen dari ruang : Besarnya jangkauan coretan : gambar besar atau kecil Kedudukan gambar : Secara vertikal - Bagian atas : berkaitan dengan intelektual,kerohanian, etika, norma, religius, obsesi, idealisme - Bagian Tengah : berkaitan dengan sensitivitas, altruisme - Bagian bawah : berkaitan dengan hal-hal di bawah sadar meliputi kehidupan erotik, dorongan seksual, mimpi-mimpi Secara horizontal - Kecenderungan ke kiri : indikasi intraversif. Jika ekstrim : sensitif - Kecenderungan ke kanan : indikasi ekstraversif. Jika ekstrim : altruisme
  • 5. Warna - Hitam / goresan : dikaitkan dengan banyak sedikitnya dorongan-dorongan pada individu yang terhambat yaitu : kecemasan - Warna memiliki arti khusus : o Warna ekstravert : merah, jingga, kuning o Warna intravert : Hijau, Biru dan ungu Warna (Lusher Heiss) : Mengarah pada afeksi: Merah/hijau Mengarah pada kognisi : Biru dan kuning Mengarah pada drive/dorongan : Coklat, jingga, ungu Mengarah pada defense : putih, abu-abu, hitam a. Jenis – Jenis Tes Grafis 1. Tes BAUM ( Menggambar Pohon ) Diciptakan oleh : Emil Jucker awalnya untuk pemilihan jurusan di sekolah-sekolah. Dikembangkan oleh : Charles Koch Mengapa harus Pohon????, Jucker mengatakan : Pohon itu memiliki karakteristik yang hampir sama seperti manusia. Pohon selalu tumbuh & berkembang dan untuk hidup pohon memerlukan makanan dan minuman. Dari hasil penelitian budaya dikatakan pohon memiliki arti dan makna yang penting bagi manusia. Oleh karena itu pohon dianggap mewakili manusia. Tiga ( 3 ) pendekatan untuk menjelaskan Tes BAUM : Psikoanalisa menekankan pada masalah-masalah ketidaksadaran diri. Pohon termasuk dalam tes proyeksif karena dapat memancing hal-hal yang tidak disadari oleh orang tersebut
  • 6. Fenomenologis Sesuatu yang dibuat orang merupakan gejala yang ditampilkan. Gejala tsb memiliki makna bagi orang tersebut Perkembangan Sifatnya eksperimental. Pada usia tertentu ternyata gambar-gambarnya sama Bagian-bagian dalam Tes BAUM : - Mahkota (crown) : Daun, Bunga & Buah - Cabang (branch) - Batang - Pangkal Batang - Akar Fungsi bagian-bagian gambar Tes BAUM : Akar Fungsi : tempat menghisap makanan dan menopang pohon Interpretasi : Makanan adalah energi. Energi itu adalah Id yang menyangkut primitivitas, instingtif Batang Fungsi : Penyalur makanan dari akar dan daun, tempat rambatan tumbuhan lain dan menopang pohon Interpretasi : Menyangkut ego, sebagai usaha untuk menyalurkan keluar (fungsi ego) Mahkota Fungsi : Untuk memperindah pohon, melindungi/sebagai peneduh, memasak makanan melalui fotosintesis Interpretasi : Yang paling banyak berhubungan dengan dunia luar. Hubungan diri dengan lingkungan merupakan fungsi dari superego, menyangkut kognitif, rohani a. Administrasi dalam Tes BAUM 1. Alat-alat yang digunakan : - Kertas putih, ukuran 8,5 X 11 inch (folio)
  • 7. - Pensil HB - Meja - Tempat duduk yang nyaman - Penerangan yang cukup 2. Hal-hal yang perlu diperhatikan : - Identitas : Nama, usia, jenis kelamin, tk pendidikan - Waktu : 10 menit b. Intruksi dalam Tes BAUM Gambarlah pohon berkayu selain jenis rumput-rumputan, perdu-perduan, pisang- pisangan, cemara/pinus, kapuk/randu, kelapa/palma, pohon bambu, pohon singkong”. c. Aspek Perkembangan dalam Tes BAUM 1. Umur 2 tahun Pohon tidak menyerupai pohon biasanya hanya berupa coretan pendek karena belum mampu mengekpresikan sesuatu 2. Umur 3 tahun Sudah mulai timbul coretan yang naik-turun yang sifatnya melingkar Seringkali batang digambarkan 1 garis, demikian juga dahan. Batang menyerupai huruf T (T stamp) pohon cemara Dahan di gambar horizontal (bukan arah pertumbuhan kiri – kanan Dimulai dari atas ke bawah 3. Umur 4 tahun Posisi mulai naik ke atas Dahan yang semula mendatar mulai naik ke atas 4. Umur 5 tahun Mulai mengenal apa yang disebut sebagai kompensasi (hambatan dalam menggambar) Di atasi dengan menggambar rumah dulu, sedang gambar pohon persis seperti anak 4 tahun Posisi mulai naik ke atas Dahan dan ranting menyiku
  • 8. Posisi gambar makin mendekati pertengahan atas 5. Umur 6 tahun Gambar pohon sama dengan anak usia 5 tahun, namun sudah lebih besar Ranting mulai diberi buah Tekanan mulai lebih tebal dan hitam 6. Umur 7 tahun Gambar pohon seperti umur 6 tahun akan tetapi ranting yang mendatar dan mentiku mulai hilang Coret dahan mulai ke arah pertumbuhan dan gejala dasar mulai timbul Garis dasar menunjukkan orientasi ruang yang berkaitan dengan dasar berpijak / berdiri Mungkin aksesoris timbul (12%), ex : burung kecil, dll 7. Umur 8 tahun Mulai timbul batang bergaris rata Dari batang tumbuh dahan dan ranting yang masih garis tunggal tetapi batang dengan bentuk T mulai hilang 2. Tes DAP ( Draw A Person ) a. Sejarah Tes DAP - Tahun 1885 : Awal digunakan untuk memahami kepribadian seseorang di bidang Psikologi - Tokoh : Ebenezer Cooke - Objek : Anak - Asumsi : Gambar yang dihasilkan anak menggambarkan karakteristik kepribadian anak tersebut - Tahun 1900-1915 : 2 proyek penelitian mengawali studi tentang hasil gambar yang dibuat oleh anak - Tahun 1920 : Florence L. Goodenough menulis tentang “Measurement of Intelegence by Drawings” - Tahun-tahun berikutnya muncul tokoh-tokoh : Bemder, Buck Hammer, Jolles, Levy dan Machover
  • 9. - Orang pertama yang menggunakan tes menggambar untuk keperluan pemeriksaan kepribadian : Machover (1949) b. Asumsi- Asumsi dalam Tes DAP 1. Bahwa setiap perilaku mempunyai arti (psikoanalitik), termasuk tingkah laku saat tes, yaitu : - Gestures - Facial Expresion - Doodling (gumaman) - Motor Movement/gerakan-gerakan kaki yang lainnya 2. Tidak menganggap DAP sebagai sesutau yang main-main c. Administrasi Tes DAP 1. Peralatan  Kertas putih berukuran 8,5” x 11 “ (kwarto/folio)  Pensil HB 2. Instruksi “Draw a Person” : Silahkan anda menggambar orang d. Hal – Hal Yang Harus Diingat : - Yang tidak boleh dilakukan tester : “Memberikan jawaban yang bisa memancing ketegangan, mengarahkan atau jawaban yang bersifat normatif dan evaluatif” - Jika ada subjek Yang mengatakan : “Saya tidak bisa menggambar” Jawaban tester : “Gambarlah semampu anda - Jika muncul kembali komentar : “Saya tidak bisa menggambar dengan baik” o Jawaban tester : “Tidak apa-apa, bukan baik dan jelek yang dilihat dari gambar tsb” o Jawaban tester : “Gambarlah semampu anda” - Gambar yang benar : “orang yang lengkap”
  • 10. - Apabila testee menggambar yang lain : Gambar pertama diterima, beri angka romawi I. Beri instruksi dan kertas baru : “ulangi instruksi” - Apabila masih salah : Terima gambar kedua, beri angka romawi II. Beri kertas baru dan instruksi lagi : “Gambarlah seorang manusia seperti yang dihayati sehari-hari - Bila subjek menggambar jenis kelamin yang berbeda : “Silahkan anda gambar orang yang jenis kelaminnya berlawanan dari gambar yang tadi” e. Minta Testee DAP untuk Menuliskan : 1. Siapa Orang yang digambar 2. Berapa usianya & apa jenis kelaminnya 3. Apa yang sedang ia lakukan 4. Apa cita – cita / keinginan yang terpendam dari orang tersebut 5. Uraikan kelebihan-kelebihan dan kelemahan - kelemahan pribadi orang tersebut 6. Bagaimana upaya orang tersebut dalam mengatasi kelemahannya f. Penting dalam Interpretasi : a) Kesan Awal Apakah yang digambar tua atau muda Sedih atau gembira Kuat atau Lemah Agresif atau pasif b) Observasi pelaksanaan tes : Negativistik (menolak instruksi) atau tidak? g. Bagian- Bagian Tes DAP : - Kepala - Lengan, tangan, bahu dan dada - Torso / trunk of the body - Tungkai / paha dan kaki
  • 11. 1. Tes HTP ( House, Tree, Person ) - Tes HTP merupakan tes proyektif dimana testee diminta untuk menggambar 3 objek yaitu : rumah, pohon, dan orang (Buck 1948, 1981). - Hampir sama dengan DAP, awalnya untuk mengukur performansi optimal (intelegensi) namun sampai saat ini banyak digunakan untuk melihat kepribadian seseorang. - Guna : mengetahui hubungan keluarga - Tujuan : mengukur keseluruhan pribadi - Interpretasi : menekankan keseluruhan yaitu apakah setiap bagiannya digambar scr harmonis atau tidak. Penting dalam Interpretasi HTP : 1. Kesan umum : - Proporsional atau tidak? (proporsi gambar secara keseluruhan) - Kesatuan atau keterpisahan? (masing-masing gambar membentuk kesatuan atau keterpisahan) - Rasional atau tidak? (penempatan atau komposisi gambar) Kelengkapan bagian Tes Grafis Apakah ada bagian-bagian yang tidak digambar - Setiap bagian yang hilang / rusak dapat mengartikan “subjek memiliki permasalahan yang berhubungan dengan bagian yang rusak/hilang tersebut - Biasanya menggambarkan konflik dalam diri - Adanya shading atau penghapusan harus dieksplor lebih lanjut B. TES WARTEG Tes Warteg adalah bentuk pemeriksaan kepribadian dengan menggunakan gambar-gambar yang diperoleh melalui sarana tes. Sarana ini berisi sejumlah elemen
  • 12. grafis kecil yang berfungsi sebagai suatu seri tema-tema formal yang harus dikembangkan menurut cara subjek itu sendiri. Penelitian Kinget: Kinget mengunakan 383 orang dewasa(18-50 thn) sebagai kelompok eksperimen. Selain diberi DCT, dibuat 3 macam data validasi. Dua diantaranya bersifat self report (terdiri dari kuesioner dan tes pilihan). Yang ketiga adalh rating scale (diisi oleh teman dan kenalan yang kenal baik dengan Subjek). Hasilnya analisis mengenai signifikansi deskriptif dan diagnostik. Tujuan utama dari tekhnik ini adalah untuk mengeksplorasi struktur kepribadian terutama fungsi-fungsi dasar yang meliputi emosi, imajinasi, dinamisme, kontrol dan fungsi realitas yang terdapat pd semua individu ttp dengan intensitas yang berbeda dan interelasi yang berlainan. Sifat Tes : Setiap elemen dari gambar yang dibuat, tidak dapat dilihat secara terpisah satu dengan lainnya, tetapi harus dalam keseluruhan gambar dgn mempertimbangkan data lain, seperti : usia, tingkat pendidikan, pekerjaan subjek. Nilai Tes : DCT ( Draw Completion Test ) menggunakan sejumlah qualities yang memberikan keuntungan khusus dan membenarkan pemunculannya dalam sejumlah tekhnik proyektif. Qualities dari tes DCT adalah : 1. Sebagai alat diagnostik 2. Praktis Alasan Ukuran Kertas: Membantu subjek untuk memusatkan perhatian pada bidang yang terbatas dan kemudian pada rangsang Ukuran ini memungkinkan kita melihat semua gambar pada satu halaman. Dengan demikian mempermudah perbandingan yang dilakukan dalam skoring dan interpretasi hasil
  • 13. Catatan : Kerangka hitam & tebal yang dirancang adalah untuk membantu konsentrasi pikiran subjek pada rangsang. Administrasi Tes Warteg 1. Tes ini dapat diberikan secara kelompok maupun individual 2. Nilai diagnostiknya terletak pada grafis individu 3. Pengambilan tes secara individual akan lebih menguntungkan karena kontak langsung antara pemeriksa dan subjek serta verbalisasi yang cenderung terjadi selama tes 4. “NO” hiasan dinding pd ruangan krn dapat menurunkan nilai proyektif dari gambar Peralatan : 1. Pensil HB 2. Kertas yang berisi 8 kotak (disediakan olh tester) Intruksi Tes: “ Pada kertas ini saudara lihat 8 buah kotak. Di dalam setiap kotak terdapat tanda kecil. Tanda-tanda ini tidak memiliki arti khusus karena mereka hanya bagian dari gambar yang akan atau harus anda buat nanti dalam tiap kotak. Anda boleh menggambar apa saja dan dari kotak mana saja. Anda tidak perlu mengikuti urutan kotak-kotak seperti pada kertas ini, tetapi anda diminta untuk memberi nomor urut pada gambar-gambar yang anda buat sesuai dengan urutan anda menggambar”. Hal-hal yang perlu diperhatikan : Menuliskan apa yang digambarnya Memberikan tanda (+) pada gambar yang paling disukai, tanda (-) pada gambar yang paling tidak disukai, tanda (M) pada gambar yang paling mudah, tanda (S) pada gambar yang dianggap paling sulit Mencatat waktu yang digunakan subjek untuk menyelesaikan seluruh gambar
  • 14. Untuk subjek yang menolak menggambar dengan alasan tidak dapat menggambar maka tester dapat berkata :”Kami tidak melihat keindahan dari gambar yang anda buat karena tes ini tidak untuk melihat kemampuan menggambar”. SKEMA EMPAT DIMENSI WARTEG ASPEK FUNGSI EMOSI Out going Seclusive IMAJINASI Combining Creative INTELEK Practical Speculative WILL Dinamis Terkontrol  Emosi Out going/ Ekstraversi : Orientasi ke dunia luar, mudah bergaul, ramah, gembira, easy going, bebas dari ketegangan, mudah menyesuaikan diri, emosi dangkal, minat banyak tapi fluktuatif sehingga tdk efisien dan prestasi terhambat.  Emosi Seclusive/ Intraversi : Orientasi ke dlm diri, melihat dgn kaca mata pribadi, sgt peka, mudah depresif, menarik diri dan lari ke dunia impian, penuh spekulasi, spiritualitas, penuh kesan thd pengalaman2, reflektif, cenderung berpikir, cenderung mengembangkan konflik dan kekhawatiran, tampak kurang merasa puas, punya sesuatu yang khas.
  • 15.  Imajinasi Kombinasi : Berdasarkan nilai-nilai objektif, sesuai pengalaman sensorial, berdasarkan persepsi dan orientasi ke arah realitas, produk yang dihasilkan cenderung estetis walau konvensional.  Imajinasi Kreatif : Kurang kontak dengan realitas yg dpt diamati, menyenangi konstruk abstrak/simbol-simbol yang bersifat emosional, filosofis atau mistis. Bila imajinasi terlalu kreatif dapat menjadi ganjalan untuk penyesuaian dalam kehidupan sehari-hari.  Intelektualitas Praktis : Orientasi pada persepsi dan observasi (orientasi pada fakta, kenyataan konkrit) dan ditandai dengan adanya kesadaran yang jernih, cara berpikir teratur.  Intelektual Spekulatif : Orientasi pada prinsip-prinsip, logika dan teori. Jika subjek pd tipe ini memiliki taraf kecerdasan tinggi, maka ia suka membuat teori.  Aktivitas Dinamis : Mudah masuk pd usaha–usaha baru, memiliki passion padapekerjaan yg dilakukan, energi besar.  Aktivitas Terkontrol : Pengambilan keputusan mantap, perilaku konsisten, hati-hati, penuh perencanaan, senang keheningan dan keteraturan perilakunya tampak konsisten, seragam dan tenang.
  • 16.
  • 17. a. SDR rangsang 1 : Titik - Sesuatu yang kecil, ringan,bundar, sentral, tidak menyolok dan mudah terlewati (tidak terlihat oleh subjek yang kurang perseptif dan kurang sensitif). - Posisinya yang di tengah membuatnya penting, meminta perhatian dan pengakuan. b. SDR rangsang 2 : Garis Lengkung Kecil - Memberi sugesti sesuatu yang hidup, bergerak, lepas, bergetar, tumbuh dan mengalir. - Sifat rangsang ini menolak perlakuan matter of fact atau penggunaan teknis dan menuntut integrasi menjadi sesuatu yang organis atau dinamis. c. SDR rangsang 3 : tiga garis vertikal Sejajar Bertahap dari Rendah ke Tinggi - Menyatakan sifat-sifat kekakuan, kekerasan, keteraturan, keurutan dan kemajuan.
  • 18. - Menghasilkan sesuatu yang rumit dari suatu pengaturan yang dinamis, perkembangan bertahap, konstruksi dan konsep-konsep serupa. d. SDR rangsang 4 : Segi Empat Hitam - Nampak berat, kokoh, kaku, dan statis serta membangkitkan materialitas kongkrit, inorganis, pasif, mempunyai penampilan yang muram, menghasilkan asosiasi yang depresif atau kadangkala bersifat mengancam. e. SDR rangsang 5 : Dua Garis Miring Berlawanan - Menyatakan ide, konflik dan dinamisme, memperlihatkan perlawanan / pertentangan, sugesti ke arah konstruksi dan penggunaan teknis. f. SDR rangsang 6 : Garis Vertikal & Horizontal - Mempunyai aspek matter of fact (tidak berbelat-belit), sederhana, kaku, membosankan dan tidak memberi ilham - Selintas hanya cocok untuk menyelesaikan pola-pola geometrik sederhana atau objek-objek elementer - Posisi yang tidak di tengah dari dua garis ini membuat penyelesaian sesuatu yang seimbang menjadi tugas sukar, yang menuntut kegiatan perencanaan yang cukup kuat. g. SDR rangsang 7 : Titik-titik yang Membentuk Setengah Lingkaran - Memberi sugesti sesuatu yang halus, bulat, lembut dan lentur. - Lokasinya agak janggal dalam kotak seakan menolak perlakuan kasar atau biasa. h. SDR rangsang 8 : Garis Lengkung Lebar - Tenang, besar, lancar dan mudah diselesaikan - Memberi sugesti penyelesaian menjadi sesuatu yang organis, animate atau inanimate. - Gerakan melengkung ke bawah dan lokasi mengandung arti menutup, naungan, perlindungan, - Ukuran yang relatif besar juga membangkitkan ekspansi dan kekuasaan. Interpretasi : Dalam penilaian/analisis, tiap elemen harus dipertimbangkan dalam konteks seluruh gambar dengan memperhitungkan: Usia, jenis kelamin, taraf pendidikan,
  • 19. pekerjaan dan mungkin latar belakang budaya subyek dalam melakukan interpretasi ada 3 tahap yang harus dilakukan yaitu: 1. Stimulus Drawing Relation, yaitu bagaimana hubungan antara rangsang dengan gambar yang dibuat. Apakah rangsang merupakan bagian dari gambar atau terlepas dari gambar? SDR merupakan dasar untuk eksplorasi struktus persepsi dan afektivitas. 2. Vontent atau Isi, merupakan manifestasi dari asosiasi bebas. Gambar mempunyai isi apabila mewakili sebagian dunia fisik yang dapat dilihat. Manifestasi asosiasi bebas mengungkapkan pandangan ke orientas yang lebih kuat dari kecenderungan-kecenderungan, minat dan pekerjaan subyek dan ini merupakan sumber data proyektif tes. 3. Execution (pelaksanaan), yakni meliputi Bagaimana gambar dibuat? Penuh, kosong? Adakah ekspansi? Tes Warteg mencoba untuk mencari tahu pola reaksi yang permanen dari kepribadian si penggambar. Dari penilaian kuantitatif dapat dibuat suatu profil kepribadian dalam istilah fungsi-fungsi yaitu emosi, imajinasi, dinamisme, kontrol dan reality function yang ada pada tiap manusia. C. Tes EPPS ( Edwards Personal Preference Schedule ) Tes Edwards Personal Preference Schedule (EPPS) adalah tes kepribadian yang diturunkan dari teori H.A.Murray yang mengukur tingkat individu dalam 15 kebutuhan dan motivasi umum. Dalam tes EPPS ini tak ada jawaban yang benar dan jawaban yang salah. Namun hanya merupakan tes yang mengetahui tipe-tipe motivasi, kebutuhan dan kesukaan pribadi. Dalam dunia kerja tes EPPS ini dipergunakan untuk mengetahui karakter masing-masing karyawan ataupun calon karyawan sehingga perusahaan dapat menempatkannya pada bidang yang tepat sehingga kelebihan dan kemampuannya dapat dioptimalkan. Psikotes EPPS ini adalah tes yang tidak memakai gambar, namun memakai sejumlah pertanyaan, sehingga tergolong "Psikotes Kuesioner"
  • 20. a. Aspek - Aspek Dalam Tes EPPS Dalam pembuatan tes EPPS ini seorang tester harus memperhatikan 15 aspek dalam pengukurannya. Aspek – aspek yang di ukur adalah sebagai berikut : Variabel Skor Tinggi Skor Rendah Achievement (ach) Dorongan untuk bertindak lebih baik, tertarik dengan tugas menantang dan rumit. Dorongan untuk meraih prestasi rendah, cepat menyerah dengan situasi rumit atau menghindar apabila dihadapkan pada situasi kompleks. Deference (def) Kecenderungan pribadi mudah terpengaruh oleh orang lain, ketertarikan akan kesuksesan orang lain, banyak tergantung dari orang lain. Tidak tertarik dengan kesuksesan orang lain, fokus pada diri sendiri, sulit patuh terhadap orang lain dan cenderung melakukan dengan caranya sendiri. Order (ord) Kecenderungan memiliki keteraturan yang tinggi, terorganisir, rapi termasuk dalam perencanaan dan aktivitasnya. Cara kerja atau bertindak cenderung tidak teratur, lebih dikuasai oleh situasi perasaan, kurang terencana dalam bertindak dan sikapnya mudah berubah-ubah. Exhibition (exh) Kecenderungan tinggi untuk pamer, menampilkan apa yang dimiliki ke lingkungan sekitar. Ketidaktertarikan dengan situasi sosial, cenderung tidak peduli dengan apa yang terjadi di sekitarnya, acuh terhadap apa yang dialami oleh orang lain. Autonomy (aut) Kemudahan pribadi untuk bertindak sesuai keinginan, tidak tergantung dari orang lain. Ketergantungan tinggi dengan figur lain, harus mencari persetujuan orang lain untuk bertindak, menghindari tindakan yang dapat menjadi perhatian sosial dan cenderung mencari figur perlindungan sebelum bertindak.
  • 21. Affiliation (aff) Loyalitas tinggi terhadap situasi sosial, mudah berpartisipasi dan beraktivitas. Pribadi tertutup, introversi tinggi, sulit bergaul dan tidak senang dengan aktivitas sosial. Intraception (int) Mudah untuk berintrospeksi, menilai dan mengevaluasi diri dan perasaannya. Terlalu mengabaikan perasaan, hampir tidak pernah mengevaluasi setiap tindakan berdasarkan perasaan, sikap lebih didominasi atas dasar logika atau kognitif. Succorance (suc) Ketergantungan tinggi terhadap orang lain, mencari support orang lain untuk meyakinkan tindakannya dengan meraih afeksi dan keramahan dari orang lain. Pribadi yang independen, tidak tergantung dengan situasi sosial, senang dengan aktivitas diri dan mengacuhkan situasi sosial meskipun dirinya menjadi pusat perhatian Dominance (dom) Dominasi tinggi terhadap situasi sosial, mudah mengendalikan dan mengarahkan kelompok, termasuk memimpin untuk bertindak sesuai keinginannya. Pribadi pengikut dalam kelompok, yes-man terhadap otoritas, mudah dikendalikan. Sulit untuk mengatakan tidak terhadap situasi kelompok. Abasement (aba) Kecenderungan pribadi mudah merasa bersalah, menyesali diri, layak untuk dihukum akibat tindakannya. Pribadinya mengarah pada inferioritas. Pribadi yang berpikir positif, tidak terlalu mempedulikan kesalahan yang telah dilakukan, terbuka, mudah memaafkan dan meminta maaf apabila terjadi kesalahan yang telah dilakukannya. Nurturance (nur) Pribadi terbuka, mudah membantu orang lain, santun dan mudah bersimpati. Ketertutupan pribadinya dianggap sebagai individu yang kaku, sulit bersimpati dan mudah berkata kasar.
  • 22. Change (chg) Ketertarikan tinggi pada situasi baru, berubah-ubah termasuk dalam tindakannya bekerja berupaya dengan cara baru. Situasi rutin menjadikan dirinya nyaman, tenang dengan aktivitas harian yang monoton, mementingkan prosedur dan cara kerja berdasarkan kebiasaan. Endurance (end) Tanggung jawab tinggi terhadap pekerjaan, menyelesaikan apa yang telah dimulai. Tekun dan tidak mudah jenuh dengan situasi yang dihadapi. Daya tahan rendah terhadap situasi yang menekan;konflik, ketidakjelasan situasi atau tujuan, mudah menyerah dan cepat jenuh terhadap situasi yang tidak nyaman. Heterosexualit y (het) Ketertarikan tinggi untuk bergaul dengan lawan jenis, berupaya mendapatkan afeksi dan perhatian terhadap lawan jenis. Tidak mudah tertarik dengan lawan jenis, tidak terlalu terpengaruh dengan lawan jenis, sulit dipengaruhi oleh figur lawan jenis. Aggression (agg) Dorongan agresi tinggi, mudah terpicu dengan konflik dan senang dengan konfrontasi apabila terjadi perbedaan pendapat. Pribadi tenang, mengandalkan kedamaian, saling menerima, menghindari konflik dan konfrontasi. b. Cara Menyajikan Tes EPPS 1. Berikan lembar jawaban pada subjek, kemudian minta subjek untuk mengisi identitas (nama, umur, jenis kelamin, dan tanggal tes) 2. Bagikan buku soal pada subjek 3. Penguji memberikan petunjuk kepada Subjek bagaimana cara mengerjakan tes 4. Penguji menanyakan kembali apakah subjek ada pertanyaan sebelum mengerjakan tes
  • 23. 5. Sebelum tes berakhir ada baiknya penguji meminta subjek untuk mengecek kembali apakah ada soal yang terlewati. 6. Pastikan Penguji menyajikan tes sesuai waktu yang ditentukan, untuk Indonesia lebih kurang 60 menit. Contoh soal EPPS : 1. Soal pertama a. Saya suka menolong teman - teman saya, bila mereka berada dalam kesulitan b. Saya ingin melakukan pekerjaan apa saja sebaik mungkin 2. Soal kedua: a. Saya suka memuji orang yang saya kagumi b. Saya ingin merasa bebas untuk melakukan apa saja yang saya kehendak. Testee diminta untuk memilih salah satu kecenderungan yang menurutnya ada pada diri testee. c. Penilaian / Skoring Alat Tes EPPS Cara pemberian penilaian dalam tes ini adalah sebagai berikut : 1. Periksa jangan ada item yang telewat 2. Buatlah garis merah melalui No. 1, 7, 13, 19, 25 No. 101, 107, 113, 119, 125 No. 201, 207, 213, 219, 225 3. Buatlah garis biru melalui No. 26, 32, 38, 44, 50 No. 51, 57, 63, 69, 75 No. 151, 157, 163, 169, 175 4. Disebelah kanan ada kolom bertuliskan : a. n (need) b. r (raw) Dihitung secara horisontal Hanya dihitung A yang dilingkari, kecuali A yang terkena garis merah tdk dihitung (baik yg dilingkari atau tdk) c. c (column)
  • 24. Dihitung secara vertikal Hanya dihitung B yang dilingkari, kecuali yang terkena garis merah d. s (sum ) Jumlah r + c Cara menghitung konsistensi pada Tes EPPS ini adalah : 1. Membandingkan jawaban A/B yg kena garis merah dengan jawaban A/B yg kena garis biru 2. Bila sama dalam kotak di bawah beri tanda bila berbeda tidak diberi tanda apa- apa sama  yg kena garis merah A, yg biru juga A atau  yg kena garis merah B, yg biru juga B 3. Jumlahkan kotak yang diberi tanda 4. Tulis jumlah tanda pada con (consistency) 5. Maksimal 15 dan Minimal 10 Tips Mengerjakan EPPS : 1. Sebelum mengerjakan tes hendaknya melakukan istirahat yang cukup 2. Cermati betul dan lakukan yang diminta penguji anda 3. Jangan pernah asal-asalan dalam menjawab soal, karena jawaban anda sangat berpengaruh sekali dengan hasil tes. 4. Jangan pernah melakukan kebohongan pada saat menjawab soal. Percuma saja anda berbohong karena tes EPPS ini telah disusun sedemikian rupa oleh penyusunnya, korelasi yang tinggi antara keadaan keluar dengan keadaan “dalamnya” dan menyajikan dua pernyataan yang mengungkapkan trait yang berbeda dalam setiap nomor. 5. Kerjakan soal dengan rileks, dengan itu anda mampu mengerjakan dengan baik
  • 25. Kekurangan Alat Tes EPPS : 1. Cara pengskoringnya butuh ketelitian serta kejelian. 2. Ada kemungkinan orang bosan mengerjakan , karena jumlah item soal yang tidak sedikit. 3. Ada beberapa pertanyaan yang kadang tidak dapat menggambarkan apa yang dirasakan testee sebenarnya. 4. Lembar jawaban yang membingungkan.
  • 26. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Tes Grafis adalah salah satu teknik proyeksi yangdigunakan untuk memahami kepribadian seseorang dalam bentuk gambar.Tes grafis terdiri dari : BAUM (gambar pohon), DAP (Draw a Person), HTP (House Tree Person ) serta Tes Warteg juga termasuk ke dalam jenis tes grafis. Adapun hal-hal umum yang perlu di perhatikan dalam menginterpretasi gambar dari suatu tes grafis antara lain : 1. Garis, meliputi : tarikan garis, konsistensi garis, tekanan garis. 2. Warna atau shading, shading tebal atau tipis. 3. Posisi gambar, atas, tengah atau bawah. Kiri, tengah atau kanan. 4. Proporsi dan komposisi. 5. Gerak. 6. Eksekusi atau penyelesaian gambar, detail atau global, selesai atau tidak. 7. Ukuran gambar, kecil, sedang, atau besar. 8. Indikator lain, cara menggambar, posisi kertas, urutan menggambar, gambar lain yang tidak diminta, tulisan. Tes EPPS juga digunakan untuk mengukur tingkat kepribadian seseorang, tetapi tidak dalam bentuk gambar melainkan dalam bentuk pertanyaan – pertanyaan. B. Saran Dalam penggunaan alat ataupun jenis tes yang telah di sebutkan diatas, terster harus memiliki kecermatan dalam memberikan penilaian maupun interpretasi. Karena kesalahan dalam menginterpretasikan suatu hasil tes akan berakibat fatal dan merugikan testee.